Rumah Penyembuhan Mata Merry dipenuhi kabut air mata dan kelelahan ketika mereka mendekatireruntuhan Gerbang Minas Tirith. Ia hampir tidak memperhatikan puing-puing danmayat-mayat yang bergelimpangan di mana-mana. Api, asap, dan bau busukmenggantung di udara; sebab banyak alat-alat perang yang dibakar atau dibuangke dalam api, juga banyak mayat dari mereka yang tewas, sementara di sana-sinimenggeletak bangkai-bangkai hewan besar Southron yang mengerikan, setengahterbakar, atau mati kena lemparan batu, atau ditembak matanya oleh pemanah-pemanah berani dari Morthond. Hujan deras sudah reda untuk sementara, danmatahari bersinar di atas; tapi kota bagian bawah masih terselubung asap berbaubusuk. Orang-orang sudah mulai bekerja membuat jalan untuk melewati reruntuhanbekas pertempuran; kini beberapa dari mereka keluar dari Gerbang sambilmembawa tandu. Dengan hati-hati mereka meletakkan Eowyn di atas bantalbantallembut; tubuh Raja mereka selimuti dengan kain emas besar, dan merekamembawa obor-obor di sekitarnya; nyala api pucat di bawah sinar matahariberkelip ditiup angin. Begitulah Theoden dan Eowyn datang ke Kota Gondor; semua yang melihatmereka menundukkan kepala dan membungkuk; mereka melewati abu dan asaplingkaran kota yang terbakar, terus mendaki jalan batu. Merry merasa pendakian itubagai berlangsung berabad-abad lamanya, perjalanan sia-sia dalam mimpi yangtidak menyenangkan, berlangsung terus sampai suatu akhir suram yang tak bisadicapai oleh ingatan. Perlahan-lahan cahaya obor-obor di depannya berkelip dan padam, dan Iaberjalan dalam kegelapan; ia berpikir: “Ini terowongan yang menuju kuburan; disana kita akan tinggal untuk selamanya.” Tapi tiba-tiba dalam mimpinya terdengarsuara orang hidup. la menengadah, dan kabut di depan matanya agak tersingkap.Itu Pippin! Mereka berhadapan muka di sebuah lorong sempit, dan hanya adamereka berdua di lorong itu. la menyeka matanya. “Di mana Raja?” katanya. “Dan Eowyn?” Lalu Ia tersandung dan duduk diambang sebuah pintu, lalu mulai menangis lagi. “Mereka sudah naik ke Benteng,” kata Pippin. “Kupikir kau tertidur sambilberjalan, dan mengambil tikungan yang salah. Ketika kami menyadari kau tidakbersama mereka, Gandalf mengirimku untuk mencarimu. Merry yang malang! Akubahagia sekali melihatmu lagi! Tapi kau tentu kelelahan, dan aku tidak akanHalaman | 138 The Lord of The Rings
mengganggumu dengan omonganku. Tapi katakan padaku, apakah kau terluka,atau cedera?” “Tidak,” kata Merry. “Well, kukira tidak. Tapi aku tak bisa memakai tangankananku, Pippin, sejak aku menusuknya. Dan pedangku hangus musnah sepertisepotong kayu.” Wajah Pippin kelihatan cemas. “Nah, sebaiknya kau ikut akusecepat mungkin,” katanya. “Seandainya aku bisa menggotongmu. Kau sudahtidak kuat berjalan. Semestinya mereka tidak membiarkanmu berjalan sama sekali;tapi kau harus memaafkan mereka. Begitu banyak kejadian mengerikan yangterjadi di Kota, Merry, sehingga satu hobbit malang yang datang dari pertempurangampang sekali terabaikan.” “Tidak selalu merugikan kalau tidak diperhatikan,” kata Merry. “Tadi aku tidakdiperhatikan oleh … tidak, tidak, aku tak bisa membicarakannya. Tolong aku,Pippin! Semuanya jadi gelap lagi, dan tanganku dingin sekali.” “Bersandarlah padaku, Merry kawanku!” kata Pippin. “Ayo! Langkah demilangkah. Tidak jauh lagi.” “Apakah kau akan menguburku?” kata Merry. “Oh, bukan, tentu tidak!” kataPippin, berusaha kedengaran gembira, meski hatinya dipelintir rasa takut dankasihan. “Tidak, kita akan pergi ke Rumah Penyembuhan.” Mereka keluar dari lorong yang menjulur di antara rumah-rumah tinggi dandinding luar lingkar keempat, dan mereka sampai kembali ke jalan utama yangmendaki ke Benteng. Langkah demi langkab mereka berjalan, sambil Merryterhuyung-huyung dan menggumam seperti orang mengigau dalam tidurnya. “Aku tak sanggup membawanya ke sana,” pikir Pippin. “Tak adakah yang bisamembantuku? Aku tak bisa meninggalkanya di disni.” Tepat pada saat itu Iaterkejut melihat seorang anak lelaki datang berlari dari belakangnya, dan saat Iamenyusul, Ia mengenali Bergil, putra Beregond. “Halo, Bergil!” teriaknya. “Ke mana kau pergi? Senang melihatmu lagi, masihhidup!” “Aku sedang bertugas untuk para Penyembuh,” kata Bergil. “Aku tidak bisadiam di sini.” “Jangan!” kata Pippin. “Tapi beritahu mereka di atas sana bahwa ada hobbitsakit di sini bersamaku, seorang perian, camkan itu, yang baru datang dari medantempur. Kupikir dia tak mampu berjalan sejauh itu. Kalau Mithrandir ada di sana, Iaakan senang menerima pesan itu.” Bergil terus berlari. “Sebaiknya aku menunggudi sini saja,” pikir Pippin. Jadi, ia membiarkan Merry rebah perlahan ke atas ubinKembalinya Sang Raja Halaman | 139
batu di tengah seberkas sinar matahari, lalu Ia duduk di sampingnya, danmeletakkan kepala Merry di pangkuannya. la meraba-raba tubuh dan tungkai Merrydengan lembut, dan memegang tangan kawannya. Tangan kanan Merry terasa dingin seperti es. Tak lama kemudian Gandalfsendiri datang mencari mereka. la membungkuk di atas Merry dan membelaidahinya; lalu diangkatnya Merry dengan hati-hati. “Seharusnya dia dibawa masuk dengan penuh penghormatan ke kota ini,”katanya. “Dia sudah membalas kepercayaanku dengan balk; kalau Elrond tidakmenyerah pada saranku, kalian berdua takkan ikut dalam petualangan ini; lalubencana yang .terjadi hari ini akan jauh lebih pedih.” Ia mengeluh. “Tapi sekarangada beban lain lagi di tanganku, sementara pertempuran dalam keadaan takmenentu.” Maka akhirnya Faramir, Eowyn, dan Meriadoc dibaringkan di tempat tidur diRumah Penyembuhan; di sana mereka dirawat dengan baik. Sebab meski semuapengetahuan di masa kini sudah sangat merosot, tidak sesempurna di masalampau, tapi ilmu penyembuhan Gondor masih tinggi, dan sangat manjur dalammenyembuhkan luka dan cedera, serta segala macam penyakit yang seringdiderita manusia yang berdiam di wilayah timur Lautan. Kecuali usia tua. Untuk itumereka tak punya obat; dan memang jangka waktu hidup mereka sekarang sudahmenyusut sampai hampir sama dengan manusia lainnya, dan di antara merekasemakin sedikit yang usianya bisa mencapai lima hitungan tahun dengan sehat,kecuali dalam beberapa kelompok keturunan darah murni. Tapi kini seni danpengetahuan mereka dibingungkan oleh banyaknya penderita penyakit yang takbisa disembuhkan; mereka menyebutnya kena Bayang-Bayarg Gelap, karenaberasal dari para Nazgul. Mereka yang tertimpa penyakit itu lambat laun terbenam mimpi yang semakindalam, lalu masuk ke dalam suatu kesunyian dan kedinginan mematikan, hinggaakhirnya tak tertolong lagi. Mereka yang merawat orang-orang sakit, melihat bahwapenyakit itu menyerang Halfling dan Lady dari Rohan dengan hebat. Namun ketikahari semakin siang, kadang-kadang mereka berbicara, menggumam sambilbermimpi; sang penjaga mendengarkan semua yang mereka katakan, berharapbisa mengetahui sesuatu untuk membantu memahami penyakit mereka. Tapi taklama kemudian mereka jatuh ke dalam kegelapan, dan ketika matahari beranjak kebarat, bayangan kelabu mulai menutupi wajah mereka.Halaman | 140 The Lord of The Rings
Sementara Faramir masih terbakar oleh demam yang tak mau surut. Gandalfmengunjungi mereka bergantian dengan penuh perhatian, dan kepadanya parapenjaga menceritakan semua yang mereka dengar. Demikianlah hari itu berlalu,sementara pertempuran di luar masih berlangsung dalam harapan silih bergantidan kabar-kabar aneh; Gandalf masih menunggu dan menunggu dan tak jugapergi; sampai akhirnya cahaya matahari merah memenuhi seluruh langit,binarbinarnya masuk melalui jendela, jatuh ke atas wajah kelabu orang-orang sakit. Mereka yang berdiri di dekat si sakit melihat wajah keduanya seolah mulaimemerah perlahan, seakan-akan sudah kembali sehat, tapi mereka tertipu harapanpalsu. Lalu seorang wanita tua, Ioreth, wanita paling tua yang bertugas di RumahPenyembuhan itu, menangis saat memandang wajah elok Faramir, karena semuaorang mencintainya. Dan Ia berkata, “Sayang sekali kalau dia mati! Seandainya ada raja-raja di Gondor, seperti dizaman lampau, begitulah kata orang-orang! Sebab menurut ilmu kuno: Tanganseorang raja adalah tangan penyembuh. Dengan begitu, raja yang berhak bisadikenali.” Dan Gandalf yang berdiri di dekatnya, berkata, “Kata-katamu itu akanselalu diingat orang, joreth! Karena di dalamnya ada harapan. Mungkin seorangraja memang sudah kembali ke Gondor; atau kau belum mendengar kabar-kabaraneh yang datang ke Kota?” “Aku sudah terlalu sibuk dengan ini-itu untuk memperhatikan semua teriakandan seruan,” jawabnya. “Yang kuharapkan hanya agar setan-setan pembantai itutidak masuk ke Rumah ini dan mengganggu mereka yang sakit.” Lalu Gandalf keluar bergegas, api di langit mulai padam, dan bukit-bukitmembara mulai suram, sementara senja kelabu seperti abu merangkak di padang-padang. Ketika matahari sedang terbenam, Aragorn, Eomer, dan Imrahil mendekatiKota dengan kapten-kapten dan ksatria-ksatria mereka; saat mereka sampai didepan Gerbang, Aragorn berkata, “Lihatlah Matahari terbenam dikelilingi api berkobar! Itu pertanda akhir dankejatuhan dari banyak perkara, dan perubahan keadaan dunia. Tapi Kota danwilayah sudah lama berada di bawah tanggung jawab para Pejabat, dan akukhawatir bila aku masuk tanpa dipanggil, keraguan dan perdebatan mungkin timbul;ini tak boleh terjadi sementara perang masih berkecamuk. Aku takkan masuk, ataumenuntut hak, sampai sudah jelas apakah kita atau Mordor yang menang. Orang-orang akan memasang kemah-kemahku di atas padang, dan di sinilah aku akanKembalinya Sang Raja Halaman | 141
menunggu penyambutan oleh Penguasa Kota.” Tapi Eomer berkata, “Kau sudahmengibarkan panji para Raja dan lambang-lambang Istana Elendil. Apakah kautidak keberatan kalau panji dan lambang itu ditentang?” “Tidak,” kata Aragorn. “Tapi menurutku saatnya belum tepat; dan aku tak inginbertikai, kecuali dengan Musuh dan budak-budaknya.” Dan Pangeran Imrahil berkata, “Kata-katamu, Lord, sangatlah bijak, kalau akusebagai saudara Lord Denethor boleh memberi saran dalam hal ini. Dia punyakemauan keras dan angkuh, tapi dia sudah tua; dan suasana hatinya aneh sekalisejak putranya cedera. Tapi aku tak ingin kau tetap di luar seperti pengemis didepan pintu.” “Bukan pengemis,” kata Aragorn. “Anggap saja aku ini kapten kaum PenjagaHutan, yang tidak terbiasa dengan kehidupan di kota dan rumah-rumah batu.” Iamemerintahkan panjinya digulung, lalu ia melepaskan Bintang Kerajaan Utara danmemberikannya pada putra-putra Elrond untuk disimpan. Lalu Pangeran Imrahil dan Eomer dari Rohan meninggalkannya dan masuk keKota melewati kerumunan orang yang hiruk-pikuk, naik ke Benteng; merekamemasuki Balairung di Menara, mencari sang pejabat. Tapi mereka menemukankursinya kosong, dan di depan panggung berbaring Theoden, Raja dari, Mark, di tempat tidur kehormatan; dua belas obor mengelilinginya,serta dua belas pengawal, ksatria-ksatria dari Rohan dan Gondor. Hiasan hijau danputih menggantung dari tempat tidur, tapi tubuh Raja tertutup kain emas sampai kedada, dan di atas kain itu terletak pedangnya yang terhunus, serta perisai di dekatkakinya. Cahaya obor-obor berkilauan di rambut putihnya, seperti cahaya mataharidalam semburan halus air mancur; wajahnya elok dan tampak muda,memancarkan kedamaian yang tak mungkin diraihnya semasa muda; dan Iakelihatan seperti sedang tidur. Setelah beberapa saat berdiri diam di samping Raja,Imrahil berkata, “Di mana Pejabat itu? Dan di mana Mithrandir?” Salah satu pengawalmenjawab, “Pejabat Gondor ada di Rumah Penyembuhan.” Tapi Eomer berkata, “Di mana Lady Eowyn, adikku; bukankah seharusnya diaberbaring di samping Raja, dengan penghormatan yang setidaknya sama? Dimana mereka membaringkannya?” Imrahil berkata, “Tapi Lady Eowyn masih hidup ketika mereka membawanyakemari. Tidakkah kau tahu?” Hati Eomer melonjak gembira oleh harapan, yangHalaman | 142 The Lord of The Rings
seketika diikuti kekhawatiran serta ketakutan; Ia tidak berkata apa-apa lagi,melainkan membalikkan badan dan dengan cepat keluar dari balairung; PangeranImrahil mengikutinya. Di luar malam sudah merebak, banyak bintang gemerlap dilangit. Gandalf datang berjalan kaki, bersama seseorang berjubah kelabu; merekabertemu di depan pintu Rumah Penyembuhan. Mereka menyalami Gandalf dan berkata, “Kami mencari sang Pejabat, dankatanya beliau ada di sini. Cederakah dia? Dan Lady Eowyn, di mana dia?”Gandalf menjawab, “Dia berbaring di dalam dan belum mati, tapi dia sudah hampirmati. Lord Faramir luka oleh panah beracun, seperti telah kaudengar. Sekarangdialah sang Pejabat, sebab Denethor sudah mati, dan kuburannya sudah hangusmenjadi abu.” Mereka pun sedih dan heran mendengar cerita itu. Tapi Imrahil berkata, “Jadi,kemenangan ini sudah kehilangan kegembiraannya, dan sudah dibeli denganmahal, kalau Gondor maupun Rohan di hari yang sama kehilangan penguasamereka. Eomer memimpin kaum Rohirrim. Siapa yang akan memimpin Kotasementara ini? Tidakkah sebaiknya kita sekarang memanggil Lord Aragorn?” Orang berjubah itu berbicara dan katanya, “Dia sudah datang.” Dan ketika iamaju ke bawah cahaya lentera dekat pintu, mereka melihat bahwa dialah Aragorn,berpakaian jubah kelabu Lorien di atas baju besinya, dan hanya memakai lambangbatu, hijau dart Galadriel. “Aku datang karena Gandalf memintaku,” katanya. “Tapi untuk sementara akuhanya Kapten kaum Dunedain dari Arnor; penguasa Dol Amroth akan memerintahKota sampai Faramir bangun. Tapi kusarankan sebaiknya Gandalf yang memimpinkita semua di hari-hari mendatang dan dalam pertikaian kita dengan Musuh.” Mereka semua setuju. Lalu Gandalf berkata, “Janganlah kita tetap di depanpintu ini, karena waktu sangat mendesak. mari kita masuk! Sebab hanyakedatangan Aragorn yang bisa membawa harapan bagi mereka yang sakit didalam Rumah Penyembuhan. Begitulah kata loreth, wanita bijak dari Gondor:Tangan seorang raja adalah tangan penyembuh, dan dengan demikian raja yangasli bisa dikenali. “ Aragorn masuk lebih dulu, yang lain mengikuti. Di pintu ada dua pengawalberpakaian seragam Benteng: satu jangkung, tapi satunya lagi hampir tidak lebihtinggi daripada anak lelaki kecil; ketika melihat mereka, Ia berteriak keras karenakaget dan gembira.Kembalinya Sang Raja Halaman | 143
“Strider! Hebat! Aku sudah menduga kaulah yang berada di kapal-kapal hitamitu. Tapi mereka semua berteriak corsair dan tak mau mendengarkan aku.Bagaimana kau melakukannya?” Aragorn tertawa dan memegang tangan hobbititu. “Selamat bertemu kembali!” katanya. “Tapi belum ada waktu untuk kisah-kisahperjalanan.” Lalu Imrahil berkata pada Eomer, “Begitukah caranya kita berbicara denganraja-raja? Tapi mungkin dia akan memakai mahkotanya dengan menggunakannama lain!” Aragorn yang mendengar perkataannya, berputar dan berkata, “Benar,sebab dalam bahasa klasik kuno aku adalah Elessar, Permata Peri, danEnvinyatar, sang Pembaru”; ia mengangkat batu hijau di dadanya. “Tapi Striderakan menjadi nama keluargaku, kalau suatu saat nanti terbentuk. Dalam bahasaklasik nama itu tidak terdengar jelek, dan terlontar akan menjadi julukanku sertasemua pewaris keturunanku.” Lalu mereka masuk ke Rumah Penyembuhan; sambil melangkah ke ruangtempat kaum sakit dirawat, Gandalf menceritakan tindakan Eowyn dan Meriadoc.“Sebab aku mendampingi mereka lama sekali,” katanya, “mulamula mereka banyakberbicara sambil mimpi, sebelum tenggelam ke dalam kegelapan kelam. Aku jugabisa melihat kejadian-kejadian yang jauh.” Mula-mula Aragorn mendekati Faramir, kemudian Lady Eowyn, dan terakhirMerry. Setelah melihat wajah-wajah mereka dan mengamati cedera masingmasing,Ia mengembuskan napas panjang. “Aku harus mengerahkan seluruh kekuatan dankemahiran yang sudah diberikan padaku,” katanya. “Aku ingin sekali Elrond ada disini, karena dia yang tertua dan seluruh ras kami, dan mempunyai kekuatanterbesar.” Eomer, yang melihat Aragorn sangat sedih dan letih, berkata, “Kau harusistirahat dulu, dan setidaknya makan dulu sedikit?” Tapi Aragorn menjawab, “Tidak,untuk mereka bertiga, dan paling cepat untuk Faramir, waktu sudah mulai habis.Perlu bertindak cepat.” Lalu ia memanggil loreth dan berkata, “Kau punyasimpanan tanaman obat di sini?” “Ya, Tuan,” jawabnya, “tapi kukira tidak cukup untuk semua yangmembutuhkannya. Aku tidak tahu di mana kita bisa menemukan lebih banyak;semuanya kacau di masa sulit ini, akibat kebakaran-kebakaran. Hanya sedikitanak-anak yang bisa disuruh ke sana kemari, dan semua jalan ditutup. Sudahberhari-hari sejak kurir terakhir dari Lossarnach datang ke pasar! Tapi kamiHalaman | 144 The Lord of The Rings
berusaha memanfaatkan sebaik mungkin apa yang ada di Rumah ini, dan akuyakin Tuanku tahu itu.” “Aku akan menilai hal itu kalau aku sudah melihatnya,” kata Aragorn. “Satuhal lagi, tak banyak waktu untuk berbicara. Kau punya athelas?” “Aku tidak tahu, Tuanku,” jawabnya, “setidaknya tidak dengan nama itu. Akuakan pergi menanyakannya pada ahli obat-obatan; dia tahu semua nama lama.” “Tanaman itu juga disebut kingsfoil,” kata Aragorn; “mungkin kaumengenalnya dengan nama itu, karena begitulah penduduk desa menyebutnyabelakangan ini.” “Oh, itu!” kata Ioreth. “Kalau Tuanku mengatakannya sejak awal,aku bisa memberitahu. Tidak, kami tidak punya itu, aku yakin. Wah, aku belumpernah dengar bahwa tanaman itu punya khasiat bagus; bahkan aku sering berkatapada saudara-saudaraku ketika kami menemukannya di hutan. 'Kingsfoil,' kataku,'itu nama aneh, dan aku heran mengapa disebut begitu; kalau aku jadi raja, akuingin tanaman yang lebih cerah di kebunku.' Tapi memang baunya wangi kalaudiremas, bukankah begitu? Kalau wangi adalah istilah yang tepat: . mungkin katasehat lebih tepat.” “Memang menyehatkan,” kata Aragorn. “Dan sekarang, Nyonya, kalau kaumenyayangi Lord Faramir, larilah secepat lidahmu berbicara dan ambilkan kingsfoiluntukku, kalau masih ada daun itu di Kota.” “Dan kalau tidak ada,” kata Gandalf, “aku akan berkuda ke Lossamachdengan loreth di belakangku. Dia akan membawaku ke hutan, tapi tidak kesaudara-saudaranya. Shadowfax akan menunjukkan kecepatannya berlari.” Setelah loreth pergi, Aragorn meminta wanita-wanita lainnya memanaskan air.Lalu ia memegang tangan Faramir, dan dengan tangan satunya ia menyentuh dahisi sakit. Dahi Faramir basah oleh keringat, tapi Faramir sama sekali tidak bergerakatau memberi isyarat, dan kelihatannya hampir tidak bernapas. “Keadaannya sudah gawat sekali,” kata Aragorn pada Gandalf. “Tapi ini bukankarena lukanya. Lihat! Lukanya sudah mulai sembuh. Seandainya dia kena panahNazgul, seperti kauduga, dia pasti sudah mati malam itu. Luka ini disebabkanpanah Southron, kurasa. Siapa yang mencabutnya? Apakah panahnya disimpan?” “Aku yang mencabutnya,” kata Imrahil, “dan membebat lukanya. Tapi akutidak menyimpan panah itu, sebab banyak yang harus kami lakukan ketika itu.Panahnya seingatku seperti yang dipakai kaum Southron. Tapi aku mendugadatangnya dari Bayang-Bayang di atas, sebab bila tidak, tak mungkin dia demamKembalinya Sang Raja Halaman | 145
dan sakit seperti ini, sebab lukanya tidak dalam atau mematikan. Menurutmu apapenyebab sebenamya?” “Keletihan, kesedihan karena sikap ayahnya, luka, dan terutama … NapasHitam,” kata Aragorn. “Dia berhati teguh, sebab dia sudah pernah mendekatiBayang-Bayang itu sebelum pergi bertempur di tembok perbatasan. Pasti lambatlaun kegelapan menyergapnya, saat dia bertempur dang berjuang untukmempertahankan pos luarnya. Ah, seandainya aku datang lebih awal!” Lalu ahli obat-obatan masuk. “Tuanku menanyakan kingsfoil, seperti orang-orang dusun menamainya,” katanya; “atau athelas dalam bahasa tinggi, atau bagimereka yang tahu sedikit tentang Valinorean …” “Aku tahu,” kata Aragorn, “dan aku tak peduli apakah kau mengatakan aseaaranion atau kingsfoil, asal kau punya beberapa.” “Maaf, Tuanku!” kata pria itu. “Ternyata kau juga seorang ilmuwan, bukanhanya kapten perang. Tapi sayang sekali, Sir! Kami tidak menyimpan benda ini diRumah Penyembuhan, di mana hanya mereka yang terluka parah atau sakit gawatyang dirawat. Sebab setahu kami kingsfoil tidak mempunyai khasiat, kecualimungkin untuk menyegarkan udara pengap, atau mengusir rasa berat menekan.Kecuali kalau kau mempercayai sajak-sajak zaman lampau yang diucapkan wanita-wanita kami seperti loreth, tanpa mengerti maknanya. Ketika napas hitam mengentak dan bayang-bayang kematian merebak dansemua cahaya padam tanpa bekas, datanglah athelas! datanglah athelas!Kehidupan bagi yang sekarat Di tangan raja ia terdapat! Kupikir itu hanya sajak tak bermutu, yang sudah terbalik-balik dalam ingatanpara wanita tua. Maknanya terserah penilaianmu, kalau memang ada artinya. Tapiorang-orang tua masih menggunakan ramuannya untuk meringankan sakit kepala.” “Kalau begitu, atas nama Raja, pergi dan cari orang tua yang pengetahuanilmunya kurang, tapi kebijakannya lebih besar, yang masih menyimpan tanaman inidi rumahnya!” seru Gandalf. Sekarang Aragorn berlutut di samping Faramir, dan meletakkan tangan didahinya. Mereka yang memperhatikan, merasa sebuah perjuangan besar sedangberlangsung. Wajah Aragorn menjadi kelabu karena keletihan; sesekali Ia memanggil nama Faramir, tapi makin lama suaranya makin redup,seolah-olah Aragorn sendiri menjauh dari mereka, dan berjalan jauh di suatulembah gelap, memanggil-manggil seseorang yang hilang.Halaman | 146 The Lord of The Rings
Akhirnya Bergil datang berlari, membawa enam helai daun dibungkus kain. “Inikingsfoil, Sir,” katanya, “tapi tidak segar. Paling tidak sudah dua minggu yang laludipetik. Kuharap masih bisa dimanfaatkan, Sir?” Ketika melihat Faramir, airmatanya menetes deras tak terbendung. Tapi Aragorn tersenyum. “Masih bisadimanfaatkan,” katanya. “Keadaan yang paling gawat sudah lewat. Tetaplah di sini dan rasakankenyamanan!” Aragorn mengambil dua lembar daun, meletakkannya di tangannya,dan mengembuskan napas di atasnya, lalu meremasnya. Seketika suatukesegaran yang hidup memenuhi ruangan, seakan-akan udara bangun bergetar,penuh percik kegembiraan. Aragorn memasukkan daun-daun itu ke dalammangkuk berisi air panas, dan semua langsung merasa gembira. Keharuman yangmenyebar dan daun itu. Berbagai kenangan pada pagi berembun di bawah sinarmatahari yang tidak terselubung, di suatu negeri yang melebihi keindahan dunia diMusim Semi. Aragorn tampak segar kembali, matanya tersenyum ketika iamemegang mangkuk itu di depan wajah Faramir yang masih bermimpi. “Wah!Siapa sangka?” kata Ioreth pada wanita yang berdiri di sampingnya. “Tanaman itulebih hebat daripada yang kusangka. Mengingatkan aku pada mawar-mawar ImlothMelui ketika aku masih gadis remaja. Tak ada yang lebih bagus yang bisa dimintaseorang raja.” Tiba-tiba Faramir bergerak dan membuka mata. la memandang Aragorn yangmembungkuk di atasnya; sorot mengenali dan kasih sayang terpancar dari dalammatanya, dan ia berbicara perlahan. “Tuanku, kau memanggilku. Aku datang. Apa yang kauperintahkan, Raja?”“Jangan lagi berjalan dalam kegelapan, tapi bangunlah!” kata Aragorn. “Kau letih.Istirahatlah dulu, dan makanlah. Bila aku kembali, kau harus sudah siap.” “Akan kulakukan, Tuanku,” kata Faramir. “Siapa yang mau berbaring danmenganggur bila Raja sudah kembali?” “Selamat berpisah untuk sementara!” kata Aragorn. “Aku harus pergi ke yanglain, yang membutuhkan aku.” Ia meninggalkan ruangan itu bersama Gandalf danImrahil; tapi Beregond dan putranya tetap di sana, dengan kegembiraan meluap-luap. Saat mengikuti Gandalf dan menutup pintu, Pippin mendengar loreth berseru,“Raja! Kaudengar itu? Apa kataku? Tangan seorang penyembuh, kataku.” Segeratersiar keluar dari Rumah Penyembuhan, bahwa Raja sudah datang di antaraKembalinya Sang Raja Halaman | 147
mereka, membawa penyembuhan setelah perang; dan kabar itu pun menyebar keseluruh Kota. Lalu Aragorn mendatangi Eowyn, dan berkata, “Dia mengalami cederamenyedihkan dan pukulan berat. Lengan yang patah sudah dirawat dan akansembuh pada waktunya, kalau dia bisa bertahan hidup. Lengan perisailah yangsudah dilumpuhkan; tapi bencana terberat menimpa lengan pedang. Sekaranglengan itu sama sekali tidak kelihatan hidup, meski tidak patah.” “Sayang sekali! Dia menentang musuh yang melebihi kekuatan Pikiran atautubuhnya. Dan mereka yang mengangkat senjata terhadap musuh semacam ituharus lebih kokoh daripada baja, kalau tidak benturan itu akan menghancurkanmereka. Malapetaka besar telab menempatkannya di jalan musuh. Karena diagadis cantik, tercantik dari keturunan ratu-ratu. Entah apa harus kukatakan tentangdia. Ketika aku pertama kali melihatnya dan menyadari kesedihannya, rasanya diaseperti sekuntum bunga putih yang berdiri tegak dan angkuh, indah seperti bungalili, tapi keras seperti ditempa dari baja oleh pandai besi Peri. Atau terkena embunbeku yang berubab menjadi es, dan demikianlah dia berdiri, pahit-manis, masihindah dipandang, tapi sudah terpukul, dan segera akan jatuh dan mati?Penyakitnya sebenarnya berawal jauh sebelum ini, bukankah begitu, Eomer?” “Aku heran kau menanyakan itu padaku, Tuan,” jawab Eomer. “Sebab dalamhal ini aku tidak menyalahkanmu, seperti juga dalam semua hal lain; tapi aku tidaktahu apakah adikku Eowyn, sudah tersentuh embun beku, sampai pertama kali diamemandangmu. Dia mengalami kesedihan dan kengerian yang dibaginyabersamaku di masa Wormtongue masih menancapkan pengaruhnya pada Raja;dan dia merawat Raja dengan rasa takut yang semakin besar. Tapi bukan itu yangmembawanya pada keadaan ini!” “Sahabatku,” kata Gandalf, “kau mempunyai kuda-kuda, kau bisa bertarungmengangkat senjata, dan keluar ke padang-padang bebas; tapi dia, yang lahirdalam tubuh seorang wanita, mempunyai semangat dan keberanian setidaknyasama besar denganmu. Namun dia ditakdirkan menunggui seorang pria tua yangdisayanginya seperti seorang ayah, dan dia melihat pria itu jatuh ke dalam usialanjut dalam keadaan menyedihkan; dia merasa perannya sangat hina, lebih hinadaripada tongkat yang dipakai Raja untuk penopang.” “Apa kaukira Wormtongue hanya menyebarkan racun untuk telinga Theoden?Tua bangka! Istana Eorl tak lebih dari sebuah gubuk beratap jerami di mana paraperampok minum di tengah bau busuk, dan anak-anak mereka berguling-guling diHalaman | 148 The Lord of The Rings
lantai, di tengah-tengah anjing-anjing. Apa kau tak pernah mendengar kata-kataitu? Saruman yang mengucapkannya, guru Wormtongue. Meski aku tak ragubahwa di rumahmu Wormtongue. membungkus makna itu dalam kata-kata yanglebih cerdik. Tuanku, seandainya cinta kasih adikmu terhadapmu, dankepatuhannya terhadap tugas, tidak menahan bibirnya, mungkin kau juga akanmendengar ucapan semacam itu keluar dari mulutnya. Tapi siapa yang tahu apayang dikatakannya pada kegelapan, saat dia sedang sendirian, dalam penantiangetir di malam hari, ketika seluruh hidupnya terasa menyusut dan dindingdindingkamar mengepungnya seperti kandang untuk mengungkung binatang liar?” Eomerterdiam dan menatap adiknya, seakan merenungi kembali seluruh masa lampauhidup mereka bersama. Tapi Aragorn berkata, “Aku juga melihat apa yang kaulihat, Eomer. Di antarabegini banyak kesedihan serta keburukan-keburukan dunia ini, tak ada yang lebihpahit dan memalukan bagi hati seorang pria, daripada menyaksikan cinta seorangwanita yang begitu cantik dan berani, yang tak bisa dibalasnya. Kesedihan danrasa iba meliputiku sejak aku rneninggalkannya dalam keputusasaan diDunharrow,. saat aku pergi ke Jalan Orang-Orang Mati; Kami takut membayangkanapa yang akan terjadi pada dirinya. Tapi, Eomer, rasa sayangnya padamu lebihmurni daripada cintanya padaku; sebab dia mengenalmu sepenuhnya; sementaracintanya padaku hanya berupa bayang-bayang dan angan-angan: harapan akankegemilangan dan perbuatan-perbuatan hebat, serta negerinegeri yang jauh daripadang-padang Rohan.” “Mungkin aku punya kekuatan untuk menyembuhkan tubuhnya, danmemanggilnya keluar dari lembah gelap. Tapi apa yang akan ditemukannyasetelah dia terjaga: harapan, atau kealpaan, atau keputusasaan, aku tidak tahu.Dan kalau keputusasaan yang ditemukannya; maka dia akan mati, kecuali adapenyembuhan lain yang tak bisa kuberikan. Oooh! Tindakannya telahmenempatkan dirinya setara dengan para ratu termasyhur.” Lalu Aragorn membungkuk dan menatap wajah Eowyn, dan memangwajahnya putih pucat seperti bunga lili; dingin seperti embun beku, dan kerasseperti patung batu. Aragorn membungkuk dan mengecup keningnya, memanggilnya denganlembut, “Eowyn putri Eomund, bangunlah! Sebab musuhmu sudah mati!” Eowyntak bergerak, tapi kini mulai bernapas lagi, sehingga dadanya naik turun di bawahseprai putih. Sekali lagi Aragorn meremas dua lembar daun athelas danmelemparkannya ke dalam air mendidih; Ia mengusap kening Eowyn dengan airKembalinya Sang Raja Halaman | 149
itu, juga lengan kanannya yang terbaring dingin dan beku di atas selimut. Lalu,entah karena Aragorn memang mempunyai kekuatan Westernesse yang sudahterlupakan, atau karena kata-katanya tentang Lady Eowyn merasuki diri mereka,ketika pengaruh dedaunan itu menyebar di dalam ruangan tersebut, mereka yangberdiri di sana merasa seolah-olah ada angin tajam bertiup melalui jendela, tidakmengantar bau wangi, tapi merupakan udara segar, bersih, dan mumi, seakan-akan belum pernah dihirup makhluk hidup dan baru saja datang dari pegununganbersalju tinggi di bawah kubah berbintang, atau dari pantai-pantai perak nun jauh disana, yang disapu oleh lautan berbuih. “Bangun, Eowyn, Lady dari Rohan!” kata Aragorn lagi; Ia mengambil tangankanan gadis itu dan merasakan kehangatan kembali mengalir di dalamnya. “Bangun! Bayang-Bayang itu sudah pergi, dan seluruh kegelapan sudahdibasuh bersih!” Lalu ia meletakkan tangan Eowyn di tangan Eomer dan,melangkah mundur. “Panggillah dia!” katanya, dan Ia keluar diam-diam dari kamar itu. “Eowyn,Eowyn!” seru Eomer sambil menangis. Eowyn membuka matanya dan berkata,“Eomer! Aku sangat bahagia! Mereka bilang kau sudah tewas. Oh … bukan, ituhanya suara-suara gelap dalam mimpiku. Sudah berapa lama aku bermimpi?” “Tidak lama, adikku,” kata Eomer. “Tapi jangan kaupikirkan lagi!” “Aku merasa lelah sekali,” kata Eowyn. “Aku perlu istirahat dulu. Tapibagaimana dengan Penguasa Mark? Aduh! Jangan katakan itu hanya mimpi;sebab aku tahu itu bukan mimpi. Dia sudah mati, seperti telah diramalkannyasendiri.” “Dia sudah mati,” kata Eomer, “tapi dia berpesan padaku untuk mengirimsalam pamit kepada Eowyn, yang disayanginya melebihi anak sendiri. Sekarangdia dibaringkan dengan penghormatan penuh di Benteng Gondor.” “Menyedihkan sekali,” kata Eowyn. “Tapi itu lebih baik daripada yang beranikuharapkan di masa gelap, ketika rasanya kehormatan Istana Eorl sudah jatuhbegitu rendah, lebih rendah daripada tempat tidur seorang gembala. Danbagaimana dengan pendamping Raja, si Halfling? Eomer, kau harusmengukuhkannya sebagai ksatria dari Riddermark, karena dia begitu gagahberani!” “Dia berbaring tak jauh dari sini, di Rumah Penyembuhan ini juga, dan akuakan pergi menemuinya,” kata Gandalf “Eomer akan tetap di sini untuk beberapaHalaman | 150 The Lord of The Rings
saat. Tapi janganlah membicarakan perang atau kesedihan, sampai kau sembuhbenar. Sangat membahagiakan melihatmu bangun lagi menyongsong kesehatandan harapan, wanita yang begitu gagah berani!” “Kesehatan?” kata Eowyn. ““Mudah-mudahan begitu. Setidaknya selamamasih ada pelana kosong milik seorang penunggang yang bisa kuisi, dan banyaktugas yang bisa kulakukan. Tapi harapan? Aku belum tahu.” Gandalf dan Pippin masuk ke kamar Merry. Di sana mereka menemukanAragorn berdiri di samping tempat tidur. “Merry yang malang!” teriak Pippin, dan Iaberlari ke samping tempat tidur, karena Ia melihat temannya itu tampak lebih gawatdan wajahnya kelabu, seolah-olah beban duka bertahun-tahun menekannya; tiba-tiba Pippin ketakutan bahwa Merry akan mati. “Jangan cemas,” kata Aragorn. “Aku datang tepat pada waktunya, dan akusudah memanggilnya kembali. Dia letih sekali sekarang, dan sedih, dan diamenderita cedera seperti Lady Eowyn, karena dia sudah berani melukai makhlukberbahaya itu. Tapi cedera seperti ini bisa disembuhkan, dia punya semangat kuatdan hati yang ceria. Dia tidak akan melupakan kesedihannya; tapi itu tidak akanmembuat hatinya dirundung kegelapan, justru akan mengajarinya kebijaksanaan.” Lalu Aragorn meletakkan tangannya ke atas kepala Merry, dan sambilmengusap rambut keritingnya dengan lembut, ia menyentuh kelopak mata Merrydan memanggil namanya. Saat keharuman athelas menyebar di ruangan itu,seperti keharuman kebun buah-buahan dan semak heather di bawah sinarmatahari penuh kumbang, mendadak Merry bangun dan berkata, “Aku lapar. Jamberapa sekarang?” “Sudah lewat waktu makan malam sekarang,” kata Pippin, “tapi aku yakin bisamembawakanmu makanan, kalau mereka mengizinkan.” “Mereka akan mengizinkanmu,” kata Gandalf. “Dan apa pun yang dikehendakiPenunggang dari Rohan ini, yang bisa ditemukan di Minas Tirith, di mana namanyasangat dihormati.” “Bagus!” kata Merry. “Kalau begitu aku ingin makan malam dulu, setelah ituaku mau mengisap pipa.” Tapi wajahnya merengut. “Tidak, jangan pipa. Rasanyaaku tidak akan pernah mengisap pipa lagi.” “Mengapa tidak?” kata Pippin. “Well,” jawab Merry perlahan. “Dia sudah mail.Pipa itu membuatku teringat semuanya. Dia bilang dia menyesal belum. sempatmembicarakan ilmu tanaman denganku. Itulah di antaranya kata-kata terakhir yangKembalinya Sang Raja Halaman | 151
dia ucapkan. Aku takkan pernah bisa merokok lagi tanpa memikirkan dia, dan hariitu, Pippin, ketika datang ke Isengard, dia bersikap begitu sopan.” “Merokok sajalah dan ingatlah dia!” kata Aragorn. “Sebab dia berhati lembutdan raja yang hebat; dia memenuhi sumpahnya, dan dia naik dari dalam bayangangelap ke suatu pagi indah terakhir. Meski layananmu kepadanya singkat saja, tapiakan menjadi kenangan bahagia dan terhormat sampai akhir hayatmu.” Merrytersenyum. “Nah,” katanya, “kalau Strider menyediakan apa yang dibutuhkan, aku akanmerokok dan berpikir. Aku bawa sedikit tembakau terbaik milik Saruman diranselku, tapi apa yang terjadi dengannya di tengah pertempuran, aku tidak tahu.” “Master Meriadoc,” kata Aragorn, “kalau kaupikir aku melintasi pegunungandan wilayah Gondor dengan api dan pedang hanya untuk membawakan tanamanbagi seorang serdadu yang lalai, yang membuang perlengkapannya, maka kaukeliru. Kalau ranselmu tidak ditemukan, kau harus memanggil ahli obat Rumah ini.Dan dia akan menceritakan kepadamu bahwa dia tidak tahu tanaman yang kau carimempunyai khasiat, tapi bahwa tanaman itu disebut westmansweed oleh orang-orang kasar, dan galenas oleh kaum bangsawan, dan nama-nama lain dalambahasa-bahasa yang lebih terpelajar, dan setelah menambahkan beberapa sajakyang sepanih terlupakan, yang tidak dia mengerti, dengan menyesal dia akanmemberitahumu bahwa tanaman itu sama sekali tidak ada di Rumah ini, dan diaakan membiarkanmu merenungi sejarah bahasa-bahasa. Itulah yang haruskulakukan sekarang. Sebab aku belum tidur di tempat tidur seperti ini. sejak akupergi dari Dunharrow, juga belum makan sejak menjelang fajar.” Merry meraih tangan Aragorn dan mengecupnya. “Aku sangat menyesal,”katanya. “Pergilah segera! Sejak malam di Bree itu kami sudah menjadi bebanbagimu. Tapi memang sudah watak bangsaku untuk berbicara dengan entengseperti itu, padahal bukan maksud kami menyinggung perasaan. Kami takut bicaraterlalu banyak. Karena kami jadi kehilangan kata-kata yang tepat bila suatu kelakartidak pada tempatnya.” “Aku tahu betul hal itu, kalau tidak aku tidak akan bicara denganmu dengancara yang sama,” kata Aragorn. “Semoga Shire hidup selamanya dan tak pernahlayu!” Sambil mencium Merry Ia pergi keluar, dan Gandalf pergi bersamanya. Pippin masih tinggal di sana. “Pernah adakah orang seperti dia?” katanya.“Kecuali Gandalf, tentu. Bodohku yang kusayangi, ranselmu ada di samping tempattidurmu, dan kau menyandangnya di punggungmu ketika aku bertemu denganmu.Halaman | 152 The Lord of The Rings
Pasti Strider sudah melihatnya selama berbicara denganmu. Selain itu, aku punyasedikit tembakau. Ayolah! Jenisnya Longbottom Leaf. Nikmatilah sambil akumencari makanan. Lalu mari kita santai sejenak. Wah, wah! Kita kaum Took danBrandybuck, kita tak bisa hidup lama di antara para petinggi.” “Tidak,” kata Merry. “Aku tak bisa. Setidaknya belum. Tapi setidaknya, Pippin,kita sekarang bisa melihat dan menghormati mereka. Sebaiknya memangmencintai apa yang pantas kita cintai: kita harus mulai di suatu tempat danmempunyai akar, dan tanah Shire cukup dalam. Bagaimanapun, ada hal-hal yanglebih dalam dan tinggi; dan tak ada orang tua yang bisa merawat kebunnya dengantenang dan damai kalau bukan karena mereka, meski dia tahu atau tidak tentangmereka. Aku senang tahu sedikit tentang mereka. Tapi aku tidak tahu mengapaaku berbicara seperti ini. Di mana daunnya? Dan keluarkan pipaku dari ranselku,kalau belum patah.” Aragorn dan Gandalf sekarang pergi ke Pengawas Rumah Penyembuhan,memberitahukan bahwa Faramir dan Eowyn harus tetap di sana dan masih harusdirawat dengan penuh perhatian untuk beberapa hari. “Lady Eowyn,” kata Aragorn, “pasti ingin segera bangun dan pergi; tapi janganizinkan dulu, kalau kau bisa menahannya dengan cara apa pun, sampai sekurang-kurangnya sepuluh hari.” “Kalau Faramir,” kata Gandalf, “dia harus segera tahu bahwa ayahnya sudahmati. Tapi cerita selengkapnya tentang kegilaan Denethor jangan disampaikandulu, sampai dia sudah sembuh dan harus bertugas. Jagalah agar Beregond danperian yang berada bersamanya tidak membahas dulu hal-hal itu dengannya!” “Dan perian satunya, Meriadoc, yang ada dalam perawatanku, bagaimanadengan dia?” kata Pengawas. “Mungkin besok pagi dia sudah cukup sehat untukbangun sejenak,” kata Aragorn. “Biarkan dia bangun, kalau dia menghendakinya.Dia boleh berjalanjalan sedikit, sambil diawasi teman-temannya.” “Mereka bangsa yang hebat,” kata Pengawas, sambil menganggukkan kepala.“Sangat kuat otot-ototnya.” Di dekat pintu Rumah Penyembuhan sudah banyak orang berkerumun untukmelihat Aragorn, dan mereka mengikutinya ketika akhirnya ia makan malam,orang-orang berdatangan dan memohonnya untuk menyembuhkan saudara-saudara atau teman-teman mereka yang hidupnya terancam bahaya, karenaterluka atau cedera, atau yang berada di bawah pengaruh Bayang-Bayang Hitam.Aragorn bangkit dan keluar, memanggil putra-putra Elrond, dan bersama-samaKembalinya Sang Raja Halaman | 153
mereka bekerja keras sampai larut malam. Dan kabar yang menyebar di Kota,“Raja memang sudah datang.” Mereka menamakannya Elfstone, Permata Peri,karena batu hijau yang dipakainya; dengan demikian, nama yang pada saatkelahirannya sudah diramalkan akan disandangnya, dipilih oleh rakyatnya sendiri.Ketika sudah tak kuat lagi bekerja, Aragorn menutupi diri dengan jubahnya, danmenyelinap keluar dari kota, pergi ke kemahnya persis sebelum fajar, dan tidursejenak. Pagi harinya papji Dol Amroth, kapal putih seperti bangsa di atas air biru,berkibar dari atas Menara. Orang-orang melihat ke atas dan bertanya-tanyaapakah kedatangan Raja bukan hanya mimpi.Halaman | 154 The Lord of The Rings
Perbincangan Terakhir Pagi setelah pertempuran ternyata cerah, dengan awan-awan ringan danangin yang bertiup ke arah barat. Legolas dan Gimli sudah bangun pagi-pagisekali, dan minta izin masuk ke Kota; mereka sudah tak sabar ingin bertemu Merrydan Pippin. “Senang sekali mereka ternyata masih hidup,” kata Gimli, “demi mereka kitasudah bersusah payah melewati padang Rohan, dan aku tak ingin jerih payahsemacam itu terbuang sia-sia.” Bersama-sama, Peri dan Kurcaci masuk ke Minas Tirith, dan orang-orangyang melihat mereka kagum sekali memandang keduanya; karena wajah Legolassangat elok, melampaui ukuran manusia, dan ia menyanyikan lagu Peri dengansuara jernih sambil berjalan di pagi hari itu; Gimli berjalan kaku di sampingnya,mengelus-elus janggutnya dan melihat-lihat sekeliling. “Cukup banyak karya batu bagus di sini,” katanya sambil memandangitembok-tembok, “tapi juga banyak yang kurang bagus, dan jalan jalan sebenarnyabisa dibuat lebih baik. Kalau Aragorn sudah menerima takhta yang menjadi haknya,aku akan menawarkan jasa para pengrajin batu dari pegunungan kepadanya, dankami akan membuat kota ini patut dibanggakan.” “Mereka butuh lebih banyak kebun,” kata Legolas. “Rumah-rumah di sini mati,terlalu sedikit yang bertumbuh dan bersuka ria. Kalau Aragorn sudah menerimakembali takhta warisannya, penduduk Hutan akan membawakannya burung-burung yang bernyanyi dan pohon-pohon yang tidak akan mati.” Akhirnya mereka bertemu Pangeran Imrahil. Legolas memandangnya danmembunekuk rendah, karena ia melihat bahwa darah Peri memang mengalir dalamdiri pria itu. “Hidup, Lord!” katanya. “Sudah lama orang-orang Nimrodelmeninggalkan hutan-hutan Lorien, tapi ternyata belum semua berlayar pergi danpelabuhan Amroth ke barat, melintasi lautan.” “Begitulah kabarnya dalam kisah-kisah kuno negeriku,” kata sang pangeran,“tapi sudah bertahun-tahun di sana tak lagi terlihat salah satu bangsa Peri yangelok. Dan aku kagum sekali melihat satu di sini sekarang, di tengahtengah dukadan peperangan. Apa yang kaucari?” “Aku salah satu dari Sembilan Pejalan Kaki yang berangkat bersamaMithrandir dari Imladris,” kata Legolas, “dan bersama Kurcaci ini, temanku, akuKembalinya Sang Raja Halaman | 155
datang bersama Lord Aragorn. Tapi kini kami ingin menjumpai kawankawan kami,Meriadoc dan Peregrin, yang berada di bawah kekuasaanmu, begitulah kamidengar.” “Kalian akan menemukan mereka di Rumah Penyembuhan, dan aku akanmengantar kalian ke sana,” kata Imrahil. “Sudah cukup bila kau mengirim salahseorang pemandu untuk mengantar kami, Lord,” kata Legolas. “Sebab Aragornmengirimkan pesan ini padamu. Dia tidak mau masuk lagi ke Kota kali ini. Tapipara kapten perlu segera berunding, dan dia memohon agar kau dan Eomerdatang ke kemahnya sesegera mungkin. Mithrandir sudah berada di sana.” “Kami akan datang,” kata Imrahil; dan mereka berpisah dengan kata-katasopan. “Dia seorang bangsawan gagah dan kapten hebat,” kata Legolas. “KalauGondor mempunyai orang-orang seperti dia di masa sedang surut kejayaannya,pasti kegemilangan mereka luar biasa di masa jaya.” “Dan pasti karya-karya batu yang bagus berasal dari zaman yang lebih lama,dan dibuat dalam masa pembangunan pertama,” kata Gimli. “Selalu begitu halnyadengan benda-benda yang diawali oleh Manusia: ada embun beku di Musim Semi,atau kutukan di Musim. Panas, dan mereka tak bisa memenuhi janji mereka.” “Tapimereka jarang gagal dalam pembenihan,” kata Legolas. “Benihnya akantersembunyi dalam debu dan membusuk, kemudian muncul lagi di saat dan ditempat yang tak terduga. Perbuatan-perbuatan Manusia akan melampaui masahidup kita, Gimli.” “Tapi kuduga pada akhirnya tidak akan menghasilkan apa pun, kecualikemungkinan-kemungkinan yang tidak terbukti,” kata si Kurcaci. “Bangsa Peri tidaktahu jawaban atas ucapan itu,” kata Legolas. Setelah berkata begitu, pelayan Pangeran datang dan mengantar mereka keRumah Penyembuhan; teman-teman mereka ada di kebun, dan pertemuan merekasangat menggembirakan. Untuk beberapa saat mereka berjalan-jalan danbercakap-cakap, bercengkrama sejenak dalam kedamaian pagi hari jauh tinggi diatas, di lingkar Kota yang berkelok-kelok itu. Ketika Merry letih, mereka pergi dudukdi atas tembok, halaman hijau Rumah Penyembuhan terhampar di belakang; jauhdi depan mereka, di sebelah selatan, Sungai Anduin kemilau dalam cahayamatahari, mengalir jauh hingga di luar batas penglihatan Legolas, sampai ke tanahdatar dan kabut hijau Lebennin serta Ithilien Selatan. Kini Legolas terdiam,sementara yang lain terus berbincang-bincang. la memandang menerawangHalaman | 156 The Lord of The Rings
menentang cahaya matahari, dan ketika itu Ia melihat burung-burung laut putihterbang di atas Sungai. “Lihat!” teriaknya. “Burung camar! Mereka terbang jauh ke darat.Mengherankan sekaligus menyusahkan hati. Sepanjang hidupku belum pernah akumelihat mereka, sampai kita tiba di Pelargir, dan di sana aku mendengar merekaberteriak-teriak di udara ketika kita pergi ke pertempuran kapal-kapal. Lalu akuberdiri diam, lupa perang di Dunia Tengah; sebab suara mereka yang melengkingkelu bercerita padaku tentang Laut. Laut! Sayang sekali! Aku belum pernahmelihatnya. Tapi jauh di dalam hatiku dan semua saudaraku, ada kerinduanmendalam kepada Laut, yang berbahaya kalau dikobarkan. Sayang sekali! Gara-gara burung-burung camar itu, aku takkan bisa menemukan kedamaian lagi dibawah pohon elm maupun pohon beech.” “Jangan berbicara begitu!” kata Gimli. “Masih banyak hal yang tak terhitungbanyaknya untuk dilihat di Dunia Tengah, dan banyak perbuatan besar masih perludilakukan. Tapi kalau semua bangsa elok pergi ke Havens, dunia akan menjadisangat menjemukan bagi mereka yang terpaksa tetap tinggal.” “Menjemukan dan suram!” kata Merry. “Jangan pergi ke Havens, Legolas.Akan selalu ada orang-orang, besar maupun kecil, bahkan kurcaci bijak sepertiGimli, yang membutuhkanmu. Setidaknya aku berharap begitu. Meski aku merasabagian terburuk peperangan ini masih harus terjadi. Aku sangat berharap semua inisudah berlalu, dan berlalu dengan baik!” “Jangan murung begitu!” seru Pippin.“Matahari bersinar, dan kita masih berkumpul, setidaknya untuk sehari dua hari.Aku ingin mendengar lebih banyak tentang kalian semua. Ayo, Gimli! Kau danLegolas sudah sering sekali menyebut-nyebut perjalanan kalian yang anehbersama Strider, sepanjang pagi ini. Tapi kau belum menceritakan pun tentang itu.Matahari bersinar di sini,” kata Gimli, “tapi banyak kenangan jalan-jalan dalam kegelapan itu yang takingin kuingat kembali. Seandainya aku tahu apa yang menunggu di depanku,kurasa aku takkan mau mengambil Jalan Orang-Orang Mati, biar demi perbuatanmana pun.” “Jalan Orang-Orang Mati?” kata Pippin. “Aku mendengar Aragorn mengatakanitu, dan aku bertanya-tanya apakah artinya. Tidakkah kau mau menceritakan lebihbanyak?” “Tidak dengan senang hati,” kata Gimli. “Sebab di jalan itu aku dipermalukan:Gimli putra Gloin, yang menganggap dirinya lebih tabah daripada Manusia, danKembalinya Sang Raja Halaman | 157
lebih ulet di bawah tanah daripada Peri. Tapi aku tak bisa membuktikan keduanya;aku tetap bertahan di jalan hanya karena dorongan tekad Aragorn.” “Juga karena rasa sayangmu padanya,” kata Legolas. “Semua yangmegenalnya, menyayangi dia apa adanya, bahkan perawan dingin dari Rohirrim itu.Pagi-pagi sekali, di hari sebelum kau datang ke sana, Merry, ketika kamimeninggalkan Dunharrow dan ketakutan mencekam semua orang, tak ada yangmau mengantar keberangkatan kami kecuali Lady Eowyn, yang sekarang cederadan berbaring di Rumah Penyembuhan di bawah. Banyak duka dalam perpisahanitu, dan aku sedih melihatnya.” “Aduh! Ternyata aku hanya memperhatikan diriku sendiri,” kata Gimli. “Sudah,sudah, jangan! Aku tidak mau membicarakan perjalanan itu.” Ia terdiam, tapi Pippindan Merry begitu bergairah ingin mendengar kisahnya, sampai akhirnya Legolasberkata, “Aku akan menceritakan secukupnya demi ketenangan kalian; sebab akutidak merasakan kengerian, dan tidak takut pada bayangan manusia, karenakuanggap mereka tak berdaya dan lemah.” Dengan cepat Ia menceritakan jalanangker dan berhantu di bawah pegunungan, pertemuan gelap di Erech, danperjalanan berkuda yang panjang sesudahnya, sembilan puluh tiga league kePelargir di Anduin. “Empat hari empat malam, terus sampai malam kelima, kami berkuda dariBatu Hitam,” katanya. “Dan aneh! Justru dalam kegelapan Mordor harapankubangkit; sebab dalam kegelapan itu Pasukan Bayangan malah semakin kuat danlebih mengerikan untuk dilihat. Kulihat beberapa di antara mereka berkuda,beberapa berjalan kaki, tapi semuanya bergerak dengan kecepatan tinggi yangsama. Mereka di air, tapi mata mereka bersinar-sinar. Di dataran tinggi Lamedonmereka menyusul kuda-kuda kami, dan berjalan di sekitar kami, dari sudah akanmendahului kami kalau tidak dilarang oleh Aragorn.” “Atas perintahnya mereka menahan langkah sampai berjalan di belakangkami. Bahkan bayang-bayang Manusia pun menaati kehendak Aragorn, begitupikirku. Mungkin mereka masih akan berguna untuk melayaninya!” “Kami meneruskan perjalanan di suatu hari yang penuh cahaya, kemudiandatanglah hari tanpa fajar, dan kami masih terus melaju, melintasi Ciril dan Ringlo;hari ketiga kami sampai ke Linhir di atas mulut Gilrain. Di sana orang-orangLamedon sedang memperebutkan arungan dengan orang-orang jahat dari Umbardan Harad yang berlayar di sungai. Tapi pembela dan musuh sama-samamenghentikan pertempuran dan melarikan diri ketika kami datang, sambil berteriakHalaman | 158 The Lord of The Rings
bahwa Raja Kematian menyerang mereka. Hanya Angbor, Penguasa Lamedon,yang berani mematuhi kami; dan Aragorn memintanya mengumpulkan rakyatnyadan mengikuti kami, kalau berani, setelah Pasukan Kelabu lewat.” “'Di Pelargir, pewaris Isildur membutuhkanmu,”' katanya. “Jadi kami melintasiGilrain, mendorong sekutu-sekutu Mordor bergerak mundur di depan kami; lalukami istirahat sebentar. Tapi tak lama kemudian Aragorn bangkit, sambil berkata,'Lihat! Minas Tirith sudah diserbu. Aku khawatir dia sudah jatuh sebelum kitasampai ke sana.' Maka kami berangkat lagi sebelum malam lewat, dan pergidengan kecepatan paling tinggi, sekuat kuda kami bisa bertahan di padang-padangLebennin.” Legolas diam sejenak dan mengeluh, sambil menengok ke selatanperlahan Ia bernyanyi, Bagai perak mengalir sungai dari Celos ke Erui Di padanghijau Lebennin! Rumput tinggi tumbuh di sana. Dalam tiupan angin Laut Bunga liliputih bergoyang, Dan lonceng-lonceng emas pun berguguran Di padang-padanghyau Lebennin Dalam embusan angin dari Laut! “Padang-padang itu hijau dalam lagu-lagu bangsaku; tapi saat itu ternyatawarnanya gelap, tanah gersang kelabu dalam kegelapan di depan kami. Danmelintasi daratan luas, sambil menginjak rumput dan bunga tanpa peduli, kamimemburu musuh sehari semalam, sampai akhirnya kami tiba di Sungai Besar.” “Dalam hati kupikir kami sudali mendekati Laut; sebab dalam kegelapan airnyatampak sangat luas, burung-burung laut yang tak terhitung banyaknya berteriak dipantainya. Aduh, ratapan burung-burung camar! Bukankah sang Lady sudahmemperingatkan aku untuk waspada terhadapnya? Dan kini aku tak bisamelupakannya.” “Kalau aku, aku tidak memperhatikan mereka,” kata Gimli, “sebab akhirnyakami terlibat pertempuran serius. Di Pelargir armada utama Umbar berlabuh, limapuluh kapal besar dan kapal-kapal lebih kecil yang tak terhitung banyaknya.Banyak di antara mereka yang kami kejar sudah mencapai pelabuhan lebih dulu,dengan membawa serta perasaan takut mereka; beberapa kapal sudah berangkat,berupaya lolos lewat sungai atau untuk mencapai pantai seberang; banyak kapalyang lebih kecil sudah terbakar. Tapi kaum Haradrim, yang sekarang sudahterdorong sampai ke tebing, tetap bertahan, dan dalam keputusasaan merekamenjadi sangat garang; mereka menertawakan kami ketika melihat kami, karenapasukan mereka masih besar sekali.” “Tapi Aragorn berhenti dan berteriak lantang, 'Sekarang maju! Demi BatuHitam aku memanggil kalian!' Dan mendadak Pasukan Bayang-Bayang yangKembalinya Sang Raja Halaman | 159
berjalan di belakang selama ini, muncul bagai gelombang pasang kelabu, menyapubersih semua yang menghalangi. Aku mendengar teriakan samarsamar, dangumaman seperti suara-suara dari jauh, bagai gema pertempuran yang sudahterlupakan di Tahun-Tahun Kegelapan lama berselang. Pedangpedang pucatdihunus, tapi aku tidak tahu apakah mata pedang itu masih bisa menusuk, sebabOrang-Orang Mati tidak membutuhkan senjata apa pun kecuali rasa takut. Tak adayang bisa bertahan melawan mereka.” “Mereka mendekati setiap kapal yang sedang berlayar, lalu mengarungi airuntuk mendekati kapal-kapal yang tertambat; semua pelaut terserang kegilaankarena ngeri dan mereka pun melompat keluar, kecuali para budak yang terikatpada dayung-dayung. Dengan nekat kami melaju menerobos musuh-musuh yangberlarian, mendorong mereka bagai daun-daun, sampai kami tiba di pantai. LaluAragorn mengirim satu Dunedain ke setiap kapal yang masih tertinggal, danmereka menenangkan tawanan-tawanan yang ada di atasnya, meminta paratawanan menghilangkan rasa takut dan membebaskan diri.” “Sebelum hari gelap itu berakhir, tak ada lagi musuh tersisa yang akanmelawan kami; semuanya sudah tenggelam, atau lari ke selatan dengan harapanakan sampai ke negeri mereka sendiri dengan berjalan kaki. Menurutku aneh danhebat sekali bahwa rencana Mordor malah dikalahkan oleh hantu-hantu ketakutandan kegelapan. Dengan senjatanya sendiri dia digulingkan.” “Memang aneh sekah,” kata Legolas. “Saat itu aku menatap Aragorn danberpikir bahwa dia bisa menjadi penguasa hebat dan dahsyat dengan kehendaknyayang kuat, seandainya dia mengambil cincin itu untuk dirinya sendiri. Bukan tanpaalasan Mordor takut kepadanya. Tapi jiwanya lebih mulia daripada yang bisadipahami Sauron; sebab bukankah dia keturunan Luthien? Garis keturunan itutakkan pernah gagal, meski zaman bergulir tanpa akhir.” “Ramalan-ramalan semacam itu ada di luar kemampuan mata kaum Kurcaci,”kata Gimli. “Tapi memang Aragorn hari itu sangat hebat. Lihat! Seluruh armadahitam ada di tangannya; dia memilih kapal terbesar untuk dirinya sendiri, dan dianaik ke dalamnya. Lalu dia menyuruh bunyikan sederet terompet yang direbut darimusuh; dan Pasukan Bayang-Bayang mundur ke pantai. Di sana mereka berdiridiam, nyaris tak tampak, kecuali sinar merah di mata mereka yang menangkapnyala api yang membakar kapal-kapal. Dan Aragorn berbicara dengan suaranyaring kepada Orang-orang Mati; teriaknya,”Halaman | 160 The Lord of The Rings
“Dengarkan sekarang kata-kata Pewaris Isildur! Sumpahmu sudah terpenuhi.Kembalilah dan jangan pernah mengganggu lembah lagi! Pergilah dan istirahatlahdengan tenang!” “Setelah itu Raja Orang-Orang Mati berdiri di depan pasukannya,mematahkan tombaknya dan membuangnya. Lalu Ia membungkuk danmembalikkan badan; dengan cepat seluruh pasukan kelabu pergi, menghilangbagai kabut ditiup angin mendadak; dan aku merasa seperti terbangun dari mimpi.” “Malam itu kami istirahat sementara yang lainnya bekerja keras. Banyaktawanan dibebaskan, dan banyak budak dilepaskan, yang pernah menjadipenduduk Gondor dan diangkut ketika terjadi serangan-serangan; segera sajabanyak orang dari Lebennin dan Ethir berkumpul, dan Angbor dari Lamedondatang bersama semua orang berkuda yang bisa dikumpulkannya. Ketikaketakutan pada Orang-Orang Mati sudah hilang, mereka datang untuk membantukami dan untuk melihat Pewaris Isildur; sebab selentingan tentang nama itu sudahmenjalar seperti nyala api dalam gelap.” “Kita hampir sampai ke akhir cerita.Karena sepanjang sore dan malaln itu banyak kapal dipersiapkan dan dipenuhiawak kapal; di pagi hari berangkatlah armada itu. Rasanya sudah lama berlalu,padahal baru pagi sebelum kemarin, hari keenam sejak kami berangkat dariDunharrow. Tapi Aragorn masih khawatir bahwa waktu sudah terlalu pendek.” “'Masih empat puluh league dari Pelargir sampai ke dermaga Sarlonct,Katanya. bagaimanapun, kita harus sampai ke Hariond besok, atau gagal samasekali.” “Kini dayung-dayung sudah dikayuh oleh orang-orang bebas, dan merekabekerja keras; namun kami menganmgi Sungai Besar dengan sangat lambat,karena kami melawan arus, dan meski arusnya tidak begitu deras di Selatan, takada bantuan angin. Kalau saja Legolas tidak tertawa mendadak, hatiku sebenarnyaterasa berat sekali, meski semua kemenangan sudah kami raih di pelabuhan.” “Ayo tegakkan janggutmu, putra Durin!” katanya. “Sebab ada ungkapan begini:Sering harapan lahir ketika semua sudah hilang. Tapi harapan apa yang sudahdilihatnya dari jauh, dia tidak mau katakan. Ketika malam tiba, kegelapan malahsemakin pekat, dan hati kami sangat panas, sebab jauh di Utara kami melihatcahaya merah di bawah awan, dan Aragorn berkata, 'Minas Tirith terbakar.’” “Tapi tengah malam harapan baru timbul. Pelaut-pelaut dari Ethir yangmemandang ke selatan, mengatakan ada perubahan dengan datangnya anginsegar dan Laut. Jauh sebelum fajar kapal-kapal membentangkan layar, dankecepatan kami bertambah, sampai fajar memutihkan buih di haluan kapal kami.Kembalinya Sang Raja Halaman | 161
Dan demikianlah, seperti sudah kauketahui, kami datang di jam ketiga pagi haridengan angin bagus dan membawa matahari, dan kami pun menggelar panji besardalam pertempuran. Hari dan jam yang hebat, apa pun yang akan terjadisesudahnya.” “Apa pun yang akan terjadi nanti, perbuatan besar tidak berkurang nilainya,”kata Legolas. “Menapaki Jalan Orang-Orang Mati adalah perbuatan besar, dantetap akan besar, meski takkan ada orang tersisa di Gondor yang bisamenyanyikan lagu tentang itu di masa-masa mendatang.” “Dan itu sangat mungkin terjadi,” kata Gimli. “Karena wajah Aragorn danGandalf sangat suram. Aku sangat ingin tahu apa yang dibahas di tendatenda dibawah. Aku sendiri, seperti mereka, sangat berharap bahwa dengan kemenanganini perang sudah berakhir. Tapi apa pun yang masih harus dilakukan, aku berharapmasih bisa berperan serta, demi kehormatan bangsa dari Gunung Sunyi.” “Dan aku, demi bangsa dari Hutan Besar,” kata Legolas, “dan demi cintakepada Pohon Putih.” Lalu para sahabat itu terdiam, tapi untuk beberapa saatmereka duduk saja di tempat tinggi itu, masing-masing asyik merenung sendiri,sernentara para Kapten berembuk. Ketika Pangeran Imrahil berpisah dengan Legolas dan Gimli, ia segeramemanggil Eomer; berdua mereka keluar dari Kota, dan datang ke kemah Aragornyang didirikan di padang tak jauh dari tempat Raja Theoden jatuh. Di sana merekaberembuk dengan Gandalf dan Aragorn serta putra-putra Elrond. “Tuan-Tuan,” kata Gandalf, “dengarkan kata-kata Pejabat Gondor sebelum diameninggal: Mungkin kau menang di padang Pelennor untuk sehari, tapi melawanKekuatan yang sekarang sudah bangkit, takkan ada kemenangan. Aku takmeminta kalian putus asa seperti dia, tapi kuminta renungkanlah kebenaran yangterkandung dalam kata-kata itu. “Batu Penglihatan tidak berbohong, bahkanPenguasa Barad-dur tak bisa memaksa mereka melakukannya. Dengankehendaknya dia bisa memilih halhal yang bisa terlihat oleh pikiran yang lebihlemah, atau menyebabkan mereka salah paham tentang makna hal yang merekalihat. Namun tak diragukan lagi bahwa ketika Denethor melihat kekuatan besarsudah disusun di Mordor untuk menentangnya, dan lebih banyak lagi kekuatansedang dikumpulkan, dia memang melihat yang sebenarnya terjadi.” “Kekuatan kita nyaris tak cukup untuk menepis serangan besar pertama. Yangberikutnya akan lebih besar. Kalau begitu perang ini tanpa harapan, seperti dilihatDenethor. Kemenangan tak bisa dicapai dengan senjata, entah kau duduk di siniHalaman | 162 The Lord of The Rings
untuk menahan serangan demi serangan, atau maju keluar sampai kewalahan diseberang sungai. Kau hanya punya pilihan yang semuanya buruk; kalau kaubijaksana, kau akan memperkuat tempat-tempat pertahanan kuat yang sudahkaupunyai, dan menunggu serangan di sana; dengan demikian kau punya waktulebih panjang menjelang akhir.” “Kalau begitu maksudmu kita harus mundur ke Minas Tirith, atau Dol Amroth,atau ke Dunharrow, dan duduk di sana seperti anak-anak kecil di atas istana pasirsementara gelombang pasang sudah datang?” kata Imrahil. “Itu bukan saran baru,”kata Gandalf. “Bukankah ini yang kaulakukan, dan tak lebih daripada itu di masapemerintahan Denethor? Tapi tidak! Tadi kukatakan ini tindakan bijaksana. Tapiaku bukan menyarankan kebijaksanaan. Kukatakan bahwa kemenangan tak bisadiraih dengan senjata. Aku masih mengharapkan kemenangan, tapi bukan dengansenjata. Karena di tengah semua rencana ini ada Cincin Kekuasaan, fondasiBaraddur, dan harapan Sauron.” “Tentang benda ini, Tuan-Tuan, sekarang kalian semua sudah tahu cukupbanyak untuk memahami keadaan kita, dan keadaan Sauron. Kalau dia berhasilmengambilnya kembali, maka keberanian kalian sia-sia, dan kemenangannya akancepat dan sempurna: begitu sempurna sehingga tak ada yang bisa meramalakhirnya, sementara dunia ini masih bertahan. Kalau Cincin itu dihancurkan, diaakan jatuh; dan kejatuhannya akan begitu rendah sampai tak ada yang bisameramal kebangkitannya lagi. Dia akan kehilangan bagian terbesar kekuatanaslinya yang dia miliki pada awalnya, dan semua yang dibuat atau diawali dengankekuatan itu akan runtuh, dan dia akan runtuh selamanya, menjadi roh jahat yangmenggerogoti dirinya sendiri dalam kegelapan, tapi tak bisa lagi tumbuh ataumengambil wujud. Dengan demikian kejahatan besar di dunia ini akan tersingkir.” “Masih ada kejahatan lain yang bisa datang; karena Sauron sendiri hanyaseorang pelayan atau utusan. Tapi bukan peran kita untuk menguasai semuagelombang pasang dunia ini; cukuplah kita bertindak sesuai kemampuan demimembantu masa di mana kita ditempatkan, membasmi kejahatan di padang-padang yang kita kenal, agar mereka yang hidup setelah kita bisa mengolah tanahyang bersih. Cuaca apa yang akan mereka alami, sudah bukan lagi dalamkekuasaan kita.” “Sauron sudah tahu semua ini, dan dia tahu bahwa benda berharga yanghilang darinya sudah ditemukan; tapi dia belum tahu di mana benda itu berada,atau begitulah harapanku. Jadi, sebenamya dia bimbang. Sebab kalau kita sudahmenemukan benda ini, maka di antara kita ada yang memiliki kekuatan cukupKembalinya Sang Raja Halaman | 163
besar untuk menggunakannya. Kalau aku tidak salah duga, Aragorn, kau sudahmenunjukkan dirimu padanya dalam Batu Orthanc?” “benar, sebelum aku pergi ke Hornburg,” jawab Aragorn. “Kuanggap sudahsaatnya, dan bahwa batu itu datang padaku untuk tujuan itu. Waktu itu sudahsepuluh hari sejak Pembawa Cincin pergi ke timur dari Rauros, dan kupikir MataSauron harus ditarik keluar dari negerinya sendiri. Terlalu jarang dia ditantangsejak dia kembali ke Menara-nya. Meski seandainya aku tahu betapa cepatserbuannya datang sebagai balasan, mungkin aku takkan beram menunjukkan diri.Sangat singkat waktu yang diberikan padaku untuk datang membantumu.” “Tapi bagaimana ini?” tanya Eomer. “Semuanya sia-sia, katamu, kalau diamemegang Cincin. Mengapa bukan dia yang berpikir semua akan sia-sia kalau kitayang memegang Cincin?” “Dia belum yakin,” kata Gandalf, “dan dia tidak membangun kekuatannyadengan menunggu sampai semua musuhnya menjadi kuat, seperti yang kitalakukan. Begitu juga kita tak mungkin belajar bagaimana menggunakan kekuatanitu sepenuhnya dalam waktu singkat. Memang kekuatan itu hanya bisa digunakanoleh satu penguasa, bukan oleh banyak pihak sekaligus; dan dia akan mencarisaat pertikaian, sebelum salah satu orang hebat di antara kita menjadikan dirinyapenguasa dan mencampakkan yang lainnya. Di saat seperti itu, Cincin bisamembantunya, kalau dia bertindak mendadak.” “Dia sedang memperhatikan. Dia melihat dan mendengar banyak; Nazgul-nyamasih berkeliaran. Mereka melintasi padang ini sebelum matahari terbit, meskihanya sedikit di antara yang letih dan tidur yang menyadari kehadiran mereka. Diamempelajari tanda-tanda: Pedang yang merebut hartanya sudah ditempa kembali;angin keberuntungan berbalik menguntungkan kita, dan kekalahan tak terdugamenimpanya dalam serangannya yang pertama; kejatuhan Kapten-nya yanghebat.” “Keraguannya akan semakin bertambah, bahkan saat kita berbincang di sini.Matanya sekarang tertuju ke arah kita, hampir buta terhadap semua hal lain yangbergerak. Kita harus berusaha mempertahankan situasi ini. Di situlah terletakharapan kita. Begini saranku, Cincin itu tak ada pada kita. Entah bijaksana ataubodoh, kita sudah mengirimkannya untuk dihancurkan, agar benda itu tidakmenghancurkan kita. Tanpa Cincin itu kita tak bisa mengalahkan kekuatannyadengan kekuatan juga. Tapi bagaimanapun kita harus mengalihkan matanya daribahaya yang sebenarnya mengancam dia. Kita tak bisa meraih kemenanganHalaman | 164 The Lord of The Rings
dengan senjata, tapi dengan senjata kita bisa memberikan kesempatan satu-satunya pada Pembawa Cincin, meski lemah sekali.” “Seperti sudah dimulai oleh Aragorn, dengan cara itulah kita harusmelanjutkannya. Kita harus mendesak Sauron sampai ke lemparan dadunya yangterakhir. Kita harus menarik keluar kekuatannya yang tersembunyi, agar diamengosongkan negerinya. Kita harus segera pergi menantangnya. Kita harusmemasang diri kita sebagai umpan, meski rahangnya akan dia katupkan untukmenelan kita. Dia pasti akan menangkap umpan itu, dengan penuh harap dankeserakahan, karena dia akan mengira bahwa Penguasa Cincin yang baru, denganpenuh kesombongan akan bertindak sembrono, dan dia akan berkata, 'Nah! Diasudah terlalu berani dan terlalu cepat menjulurkan lehernya. Biarkan dia majuterus, dan lihat saja nanti, aku akan menjebaknya ke dalam perangkap, dan diatakkan bisa lolos. Lalu aku akan menghancurkannya, dan apa yang sudahdiambilnya dengan begitu kurang ajar, akan menjadi milikku lagi selamanya.” “Kitaharus masuk ke dalam jebakan itu dengan mata terbuka, dengan keberanian,tanpa banyak harapan bagi diri kita sendiri. Sebab, Tuan-Tuan, sangat mungkinterjadi bahwa kita sendiri akan binasa dalam pertempuran berat, jauh dari negeriorang-orang hidup; kalaupun Barad-dur hancur, kita pun takkan hidup untukmenyaksikan zaman baru. Tapi menurutku inilah tugas kita. Dan lebih baik begitu,daripada binasa tanpa perlawanan kita akan binasa kalau hanya duduk di sini danmenyadari di saat kematian bahwa takkan ada zaman baru.” Mereka diam selama beberapa saat. Akhirnya Aragorn berbicara. “Aku akanmeneruskan apa yang sudah kumulai. Sekarang kita sudah sampai ke ujung, dimana harapan dan keputusasaan menjadi sama. Bila ragu, kita akan jatuh.Janganlah kita menolak saran-saran Gandalf, di saat upaya kerasnya untukmenentang Sauron akan diuji. Kalau bukan karena dia, semuanya sudah sejaklama binasa. Tapi aku tidak memerintah siapa pun. Silakan memilih sesuai kehendak masing-masing.” Lalu Elrohir berkata, “Kamidatang dari Utara dengan tujuan ini, dan Elrond ayah kami juga memberikan saranyang sama. Kami tidak akan mundur.” “Kalau menyangkut diriku,” kata Eomer, “aku tak punya cukup pengetahuantentang masalah-masalah berat seperti ini; tapi sebenarnya aku tidakmembutuhkannya. Sudah cukup bagiku bahwa temanku Aragorn membantuku danrakyatku,. maka aku akan membantunya bila dia memintaku. Aku akan pergibersamanya.”Kembalinya Sang Raja Halaman | 165
“Sedangkan aku,” kata Imrahil, “bagiku Lord Aragorn adalah penguasaku yangharus kutaati, entah dia menuntut atau tidak. Bagiku harapannya adalah perintah.Aku juga akan pergi. Tapi untuk sementara ini, aku menggantikan kedudukanPejabat Gondor, dan pertama-tama aku harus memikirkan nasib rakyatnya.Kebijaksanaan masih perlu diperhatikan. Kita harus siap menghadapi segalakemurigkinan, baik maupun buruk. Nah, mungkin kita akan memperolehkemenangan, dan sementara masih ada harapan, Gondor harus dilindungi. Aku takingin kita kembali dengan membawa kemenangan ke Kota yang sudah menjadipuing dan negeri yang porak-poranda di belakang kita. Sedangkan dari kaumRohirrim kita dengar masih ada pasukan di sisi utara yang belum kita lawan.” “Benar sekali,” kata Gandalf. “Aku tidak menyarankan kau meninggalkan kotatanpa pasukan bersenjata sama sekali. Bahkan kekuatan yang akan kita bawa ketimur tak perlu besar untuk serangan Sungguh-sungguh ke Mordor; cukuplahsekadar untuk menantang bertempur. Dan pasukan itu harus segera bergerak.Karena itu aku bertanya kepada para Kapten: kekuatan macam apa yang bisa kitakerahkan dan berangkatkan paling lambat dalam waktu dua hari?” Mereka haruslahorang-orang tabah yang pergi dengan sukarela, dan tahu bahaya yangmengancam.” “Semuanya letih, banyak sekali yang terluka, ringan ataupun parah,” kataEomer, “kita juga kehilangan sejumlah besar kuda, dan itu sulit diatasi. Kalau kitaharus segera pergi, rasanya tak mungkin aku bisa menyertakan dua ribu orang,sekaligus menyiapkan orang sama banyaknya untuk mempertahankan Kota.” “Bukan hanya mereka yang bertempur di padang sini, yang perlu dihitung,”kata Aragorn. “Kekuatan baru sedang dalam perjalanan dari padang-padangselatan, karena pantai-pantai sudah disapu bersih dari musuh. Sudah empat ribuyang kusuruh berjalan dari Pelargir melalui Lossarnach, dua hari yang lalu; danAngbor si pemberani berjalan di depan mereka. Kalau kita berangkat dua hari lagi,mereka pasti sudah berada dekat sini sebelum kita berangkat. Lagi pula, banyakyang sudah kuminta mengikuti aku mengarungi Sungai, naik kapal apa saja yangbisa mereka kumpulkan; dengan angin ini mereka akan segera tiba, bahkanbeberapa kapal sudah tiba di Hariond. Menurut perkiraanku kita bisa mengantarsekitar tujuh ribu yang berkuda maupun berjalan kaki, dan masih bisameninggalkan Kota dengan pertahanan lebih kuat daripada ketika pertama kaliserangan musuh dimulai.” “Gerbang sudah hancur,” kata Imrahil, “dan di mana kita bisa menemukanahli-ahli untuk membangunnya kembali?”Halaman | 166 The Lord of The Rings
“Di Erebor, di Kerajaan Dain, ada orang-orang yang memiliki keahlian itu,”kata Aragorn. “Kalau semua harapan kita tidak musnah, pada waktunya aku akanmengirim Gimli putra Gloin untuk meminta bantuan tukang-tukang daripegunungan. Tapi lebih baik mengandalkan manusia daripada gerbang; tak adagerbang yang bisa bertahan terhadap Musuh kalau orang-orang kita sudahmeninggalkannya.” Demikianlah akhir perbincangan para penguasa: bahwa mereka akanberangkat di pagi hari kedua sejak hari itu, dengan tujuh ribu orang, kalau ada;sebagian besar pasukan ini akan berjalan kaki, mengingat keadaan berbahaya dinegeri yang akan mereka datangi. Aragon akan mencari sekitar dua ribu orangyang sudah dikumpulkannya di Selatan; Imrahil akan mencari tiga ribu lima ratus;sedangkan Eomer lima ratus dari kaum Rohirrim yang tidak berkuda, tapi layakbertempur dan ia sendiri akan memimpin lima ratus Penunggang terbaiknyadengan berkuda; akan ada satu pasukan lain yang terdiri atas lima ratus kuda, diantaranya adalah putra-putra Elrond bersama kaum Dunedain dan ksatria-ksatriaDol Amroth; seluruhnya berjumlah enam ribu pejalan kaki dan seribu penunggangkuda. Tapi kekuatan utama Rohirrim yang masih berkuda dan mampu bertempur,sekitar tiga ribu di bawah pimpinan Elfhelm, akan mempertahankan Jalan Baratuntuk mencegat musuh yang berada di Anorien. Penunggang-penunggang yangbergerak cepat akan segera dikirimkan untuk mengumpulkan berita-berita yangbisa diperoleh di utara; serta di timur mulai dari Osgiliath, dan dari jalan-ke ininas.Tirith. Sesudah mereka selesai menghitung seluruh kekuatan dan memikirkanmasak-masak perjalanan yang harus dilakukan, serta jalan yang harus dipilih, tiba-tiba Imrahil tertawa keras. “Ini benar-benar lelucon terbesar sepanjang sejarah Gondor,” serunya, “bahwakita akan maju perang dengan tujuh ribuan orang, yang sangat kurang dibandingbarisan terdepan pasukan bersenjata di masa jayanya. Dengan pasukan seperti itukita akan menyerang pegunungan dan gerbang Negeri Hitam yang tak bisaditerobos! Seperti anak kecil dengan busur panah mainan dari tali dan willow hijau,mengancam seorang ksatria perang berbaju best! Kalau Penguasa Kegelapan tahusebanyak yang kaukatakan, Mithrandir, tidakkah dia bakal tersenyum daripadamerasa takut, dan dengan jari kelingkingnya dia akan menggerus kita bagai lebahyang mencoba menyengatnya?”Kembalinya Sang Raja Halaman | 167
“Tidak, dia akan mencoba menjebak lebah itu dan menerima sengatannya,”kata Gandalf. “Dan di antara kita ada tokoh-tokoh yang lebih berharga daripadaseribu ksatria berbaju besi. Tidak, dia tidak akan tersenyum.” “Kita juga tidak akan tersenyum,” kata Aragorn. “Kalau ini sebuah lelucon,maka ini terlalu pahit untuk ditertawakan. Bukan, ini adalah gerakan terakhir dalamkeadaan bahaya besar, dan akan merupakan akhir permainan bagi salah satupihak.” Lalu Ia menghunus Anduril, dan pedang itu tampak kemilau ketika Iamengacungkannya di bawah matahari. “Kau tidak akan disimpan lagi sampai pertempuran terakhir selesai,” katanya.Halaman | 168 The Lord of The Rings
Gerbang Hitam terbuka Dua hari kemudian pasukan Barat sudah berkumpul di Pelennor. Pasukan-pasukan Orc dan Easterling sudah kembali dari Anorien, tapi karena merekadikejar dan tercerai-berai oleh kaum Rohirrim, akhirnya mereka bubar dan laritanpa banyak perlawanan ke Cair Andros; dengan dihancurkannya ancaman itudan adanya pasukan baru dari Selatan, Kota mempunyai pertahanan kuat. Parapengintai melaporkan bahwa tak ada musuh tertinggal di jalan jalan ke arah timur,sampai sejauh persimpangan jalan Raja jatuh. kini semuanya sudah siap untuklemparan dadu terakhir. Legolas dan Gimli akan naik kuda bersama-sama lagidalam rombongan Aragorn dan Gandalf, yang pergi di barisan depan bersamakaum Diinedain dan putra-putra Elrond. Tapi Merry sangat malu karena tidak ikutdengan mereka. “Kau tidak cukup sehat untuk perjalanan seperti ini,” kata Aragorn. “Tapijangan merasa malu. Kalaupun kau tidak ambil bagian lagi dalam perang ini, kausudah cukup memperoleh kehormatan. Peregrin yang akan pergi mewakili rakyatShire; dan jangan iri padanya karena mendapat kesempatan menentang bahaya,sebab meski perbuatannya sudah cukup baik sesuai yang diizinkan nasibnya, diamasih perlu menyamai jasa-jasamu. Tapi sesungguhnya semua berada dalam bahaya yang sama besarnya. Meskikami akan menemui akhir yang pahit di depan Gerbang Mordor, kau pun akanmenghadapi pertempuran terakhir, di sini atau di mana pun gelombang pasanghitam menyusulmu. Selamat tinggal!” Demikianlah Merry dengan sedih berdirimemperhatikan persiapan bala tentara itu. Bergil mendampinginya, dan ia jugasedih, sebab ayahnya akan berangkat memimpin sebuah pasukan Penduduk Kota:Beregond belum bisa bergabung kembali dengan para pengawal sampai kasusnyadiadili. Dalam pasukan itu pula Pippin akan pergi, sebagai serdadu dari Gondor.Merry bisa melihatnya berdiri tak jauh dari sana, sosok kecil tapi tegak di antaramanusia-manusia jangkung dari Minas Tirith. Akhirnya terompet-terompet berbunyidan bala tentara itu mulai bergerak. Pasukan demi pasukan, kompi demi kompi,mereka pergi ke arah timur. Lama setelah mereka hilang dari pandangan, melewati jalan besar menujuJalan Lintas, Merry masih berdiri di sana. Kilatan cahaya terakhir pada tombak dantopi baja berkelip lenyap, dan ia masih juga berdiri dengan kepala tertunduk danhati sedih, merasa tanpa teman dan kesepian. Semua yang dikasihinya sudahKembalinya Sang Raja Halaman | 169
pergi ke dalam kesuraman yang menggantung di langit timur nun jauh di sana; danrasanya sangat tipis harapan bahwa Ia akan berjumpa lagi dengan mereka. Rasapedih di lengannya kembali terasa, seolah dibangkitkan oleh rasa putus asa dihatinya; Ia merasa lemah dan tua, dan cahaya matahari seakan-akan begitu tipis.la terbangun karena tangan Bergil menyentuhnya. “Ayo, Master Perian!” kata anak itu. “Kau masih kesakitan, rupanya. Aku akanmengantarmu kembali ke para Penyembuh. Dan jangan khawatir! Mereka, pastikembali. Orang-orang Minas Tirith tidak akan pernah dikalahkan, kini merekamempunyai Lord Elfstone, juga Beregond dari pasukan Pengawal.” Sebelum tengah hari bala tentara itu sampai di Osgiliath. Di sana semuapekerja dan pengrajin yang bisa dikumpulkan sedang sibuk. Beberapa sedangmemperkuat kapal tambang dan jembatan jembatan yang dibuat oleh musuh dansebagian dirusak oleh mereka ketika mereka lari; beberapa lagi mengumpulkanperbekalan dan barang rampasan; dan yang lain, di sisi timur di seberang Sungai,sedang membangun pertahanan dengan tergesa-gesa. Barisan depan berjalanmelewati reruntuhan Gondor Lama, melintasi Sungai yang lebar, dan terus berjalanmelalui jalan panjang lurus yang di masa jaya Gondor dibuat untukmenghubungkan Menara Matahari yang indah ke Menara Bulan yang tinggi, yangkini sudah menjadi Minas Morgul di lembahnya yang terkutuk. Lima mil setelahkeluar dari Osgiliath mereka berhenti, mengakhiri perjalanan hari pertama. Tapipasukan berkuda maju terus, dan sebelum malam tiba mereka sampai kepersimpangan jalan dan lingkaran besar pepohonan; semuanya sepi. Mereka tidak melihat tanda-tanda adanya musuh, tidak mendengar teriakanatau panggilan, tidak ada panah yang melesat dari batu karang atau semaksemakdi sepanjang jalan, tapi ketika berjalan maju mereka merasakan kewaspadaannegeri itu semakin bertambah. Pohon dan batu, rumput dan daun sedangmendengarkan dengan penuh perhatian. Kegelapan sudah disingkirkan, dan jauhdi sebelah barat matahari sedang terbenam di atas Lembah Anduin, puncak-puncak putih pegunungan memerah di angkasa biru; tapi sebuah bayangan gelapdan kemuraman menunggu di atas Ephel Duath. Lalu Aragorn menempatkan peniup terompet di masing-masing empat jalanyang masuk ke dalam lingkaran pepohonan; mereka meniup dengan nyaring, danpara bentara menyambut dengan berteriak keras, “Para Penguasa Gondor sudahkembali, mengambil hak atas seluruh wilayah negeri milik mereka ini.”Halaman | 170 The Lord of The Rings
Kepala Orc yang menjijikkan, yang telah diletakkan di atas badan patting raja,digulingkan dan hancur berkeping-keping, dan pahatan kepala raja yang lamadiangkat dan diletakkan kembali di tempatnya. Kepala itu masih bermahkotakanbunga-bunga, putih dan emas, beberapa orang mencuci dan menghapus coretan-coretan keji yang sudah dibubuhkan para Orc pada patung batu itu. Dalamperembukan terakhir, ada yang mengusulkan agar Minas Morgul diserang lebihdulu, dan jika mereka berhasil menumbangkannya, maka perlu dimusnahkanseluruhnya. “Dan mungkin,” kata Imrahil, “jalan yang menuju ke sana, ke jalan lintas diatas, akan lebih mudah dilalui untuk menyerang Penguasa Kegelapan daripadagerbangnya di sisi utara.” Tapi Gandalf menolak tegas usul itu, karena lembah itudipenuhi kekuatan kejahatan sedemikian rupa, sehingga pikiran orang hidup bisadiseran.g kegilaan dan kengerian; alasan lain adalah berita yang dibawa Faramir.Jika benar Penyandang Cincin sudah mengambil jalan itu, justru jangan sampaimereka menarik perhatian Mata dari Mordor ke arah tersebut. Maka hariberikutnya, ketika pasukan utama sudah datang, mereka menempatkan penjagaankuat di atas Persimpangan Jalan untuk pertahanan, seandainya Morgulmengirimkan kekuatannya lewat Celah Morgul, atau membawa lebih banyak orangdari Selatan. Untuk penjagaan itu mereka memilih para pemanah yang kenal jalanjalan di wilayah Ithilien; para pemanah ini akan bersembunyi di hutan dan lerengsekitar persimpangan jalan. Tapi Gandalf dan Aragorn berjalan bersama barisan depan ke lembah Morgul,dan memandang ke arah kota kejahatan itu. Suasananya gelap, lengang, dan mati;para Orc dan makhluk-makhluk rendah lain yang berdiam di sana sudahdimusnahkan dalam pertempuran, dan para Nazgul sedang berada di luar. Namunudara lembah itu sarat oleh ketakutan dan kebencian. Lalu mereka menghancurkanjembatan kejahatan dan membakar padang-padang sial itu, kemudian pergi. Hari berikutnya, hari ketiga sejak mereka berangkat dari Minas Tirith, pasukanitu memulai perjalanan ke arah utara melalui jalan besar. Jarak dari PersimpanganJalan sampai ke Morannon sekitar beberapa ratus mil, dan mereka belum tahu apayang mungkin terjadi sebelum sampai ke sana. Mereka berjalan secara terbukatapi waspada, dengan pengintai-pengintai berkuda di depan, dan pengintai yangberjalan kaki di kedua sisi, terutama di sisi timur; sebab pada sisi itu banyak semakbelukar gelap, tanah hancur yang dipenuhi ngarai dan tebing-tebing berbatu terjal,dan di belakangnya lereng-lereng panjang suram Ephel Duath mendaki ke atas.Cuaca masih bagus, dan angin tetap bertahan di barat, tapi tak ada yang bisaKembalinya Sang Raja Halaman | 171
menyingkirkan kemuraman dan kabut sedih yang bertahan di sekitar PegununganBayang-Bayang; di belakang mereka sesekali asap membubung tinggi danmelayang-layang diembus angin di angkasa. Sekali-sekali Gandalf menyuruhterompet-terompet dibunyikan, dan para bentara lalu berseru, “Para Penguasa Gondor sudah datang! Tinggalkan negeri ini atau serahkan!”Tapi Imrahil berkata, “Jangan katakan Para Penguasa Gondor. Katakan RajaElessar. Itulah yang benar, meski dia belum duduk di takhtanya; dan Musuh akanlebih memperhatikan bila para bentara menggunakan nama itu.” Setelah itu tiga kali dalam sehari para bentara menggembar-gemborkankedatangan Raja Elessar. Tapi tak ada yang menjawab tantangan itu. Namun,walau berjalan dalam suasana yang tampak damai, seluruh anggota pasukan, dariyang terendah sampai yang tertinggi, merasa muram; sambil berjalan maju,semakin lama semakin mereka merasakan firasat buruk. Menjelang akhir harikedua perjalanan sejak dari Persimpangan Jalan untuk pertama kalinya merekamenjumpai tantangan Pertempuran. Sepasukan kuat Orc dan Easterling berupayamenjebak Pasukan Gondor ke dalam serangan mendadak; dan itu terjadi persis ditempat Faramir sudah mencegat orang-orang dari Harad, jalan besar yangmelewati sebuah ceruk dalam, melalui suatu tonjolan bukit-bukit timur. Tapi paraKapten dari Barat sudah diperingatkan oleh pengintai-pengintai mereka, orang-orang mahir dari Henneth Annun yang dipimpin Mablung; musuh yang melakukanserangan mendadak malah jadi terjebak. Sebab pasukan berkuda berjalanmelingkar ke barat dan muncul di sisi musuh serta di belakang mereka; makamusuh-pun dihancurkan atau terdesak mundur ke perbukitan. Tapi kemenangan itutidak cukup membangkitkan semangat para kapten. “Itu hanya pukulan pura-pura,” kata Aragorn, “dan kuduga tujuan utamanyaadalah menipu kita agar kita keliru tentang kelemahan Musuh, bukan untuk melukaikita, belum.” Sejak malam itu dan seterusnya, para Nazgul datang dan mengikuti setiapgerakan pasukan dari Barat. Mereka masih terbang tinggi dan di luar bataspandang semuanya, kecuali Legolas; namun kehadiran mereka bisa dirasakan,bagai kegelapan yang semakin pekat serta matahari yang kian terselubung; meskipara Hantu Cincin tidak menukik rendah di atas mereka, dan hanya diam saja,tidak mengeluarkan mereka tak bisa melepaskan diri dari rasa ngeri yangmencekam.Halaman | 172 The Lord of The Rings
Demikianlah waktu dan perjalanan yang serasa tanpa harapan itu berlanjutbagai tak berujung. Pada hari keempat dari Persimpangan Jalan dan hari keenamsejak keberangkatan dari Minas Tirith, akhirnya mereka sampai ke batas akhirnegeri hidup, dan mereka mulai masuk ke tanah tandus yang terletak di depangerbang Celah Cirith Gorgor; mereka bisa melihat rawarawa dan gurun yangmembentang ke utara dan barat, sampai ke Emyn Mull. Tempat itu begitu gersang dan mencekam, penuh getaran mengerikan, hinggabeberapa anggota pasukan terpaku ketakutan, tak mampu berjalan maupun naikkuda lebih jauh ke utara. Aragorn memandang mereka, di matanya terpancar rasaiba, bukan kemarahan; karena mereka adalah pemuda-pemuda dari Rohan danWestfold, atau lebih jauh lagi, atau petani-petani dari Lossarnach, yang sejak masakanak-kanak menganggap Mordor sebagai nama kejahatan, tapi hanya dalamlegenda, jauh dari kenyataan dalam kehidupan mereka yang bersahaja; kinimereka berjalan seperti orang dalam mimpi menyeramkan yang menjadikenyataan, sama sekali tidak memahami perang ini atau mengapa nasib membawamereka pada keadaan seperti ini. “Pergilah!” kata Aragorn. “Tapi pertahankan kehormatanmu sebisa mungkin,dan jangan lari! Ada tugas yang bisa kalian lakukan, sehingga kalian tidak terlalumalu. Ambillah jalan ke arah barat daya sampai tiba di Cair Andros. Kalau tempatitu masih diduduki musuh, seperti yang kuduga, maka rebutlah kembali, kalaukalian bisa; dan pertahankan tempat itu demi membela Gondor dan Rohan!” Beberapa di antara mereka merasa malu terhadap kemurahan hati Aragorn,hingga akhirnya mampu mengatasi rasa takut mereka; yang lainnya merasamelihat harapan baru ketika mendengar tentang perbuatan gagah yang masihmampu mereka lakukan, dan mereka pun berangkat. Dengan demikian, karenabanyak orang sudah ditinggal di persimpangan Jalan, para Kapten dari Baratakhirnya datang bersama kurang dari enam ribu orang untuk menantang GerbangHitam dan kedahsyatan Mordor. Sekarang mereka maju perlahan, setiap saat bersiap-siap mendapat jawabanatas tantangan mereka, dan mereka berkumpul bersama, sebab tak ada gunanyamengirim pengintai atau sekelompok kecil orang keluar dari pasukan utama. Saatmalam tiba di hari kelima perjalanan dari lembah Morgul, mereka berkemah untukterakhir kali. Di sekeliling perkemahan mereka membakar kayu-kayu mati dansemak-semak yang bisa ditemukan. Mereka melewatkan malam panjang itu sambiltetap berjaga, dan mereka melihat banyak hal yang setengah kasat mata, berjalanberkeliling di sekitar, juga mendengar lolongan serigala. Angin sudah berhenti danKembalinya Sang Raja Halaman | 173
udara terasa diam. Mereka hampir tak bisa melihat apa-apa, sebab meski langit takberawan dan bulan yang membesar sudah berusia empat malam, banyak sekaliasap dan uap muncul keluar dari tanah, dan bulan sabit putih terselubungi kabutMordor. Malam semakin dingin. Ketika pagi sudah datang, angin mulai bergeraklagi, tapi sekarang datangnya dari Utara, dan tak lama kemudian tiupannyasemakin kuat, menjadi semilir angin sepoi-sepoi yang makin lama makin kencang.Semua makhluk malam sudah pergi, dan daratan kelihatan lengang. Di Utara, di tengah sumur-sumur yang mengganggu perjalanan, terdapatgundukan-gundukan besar pertama serta bukit-bukit bahan buangan dan batu-batupecah, serta tanah jahanam, muntahan makhluk belatung Mordor; tapi di sebelahselatan, yang sekarang sudah dekat, muncul benteng raksasa Cirith Gorgor,dengan Gerbang Hitam di tengahnya, dan kedua Menara Gigi, tinggi dan gelap dikedua sisinya. Sebab dalam perjalanan mereka yang terakhir, para Kaptenmenyimpang dari jalan lama saat jalan itu membelok ke timur, dan merekamenghindari bahaya dari perbukitan yang tersembunyi. Sekarang mereka mendekati Morannon dari arah barat laut, sama persisdengan yang dilakukan Frodo sebelumnya. Kedua pintu besi Gerbang Hitam dibawah palang lengkung yang tampak sangar tertutup rapat. Tak ada yang terlihatdi atas tembok benteng. Keadaan sepi, tapi terasa waspada. Akhirnya merekasampai ke penghujung kebodohan mereka, berdiri sedih dan kedinginan dalamcahaya kelabu pagi buta, di depan menara-menara dan tembok-tembok yang takmungkin diserang pasukan mereka, meski seandainya mereka membawa mesin-mesin penggempur berkekuatan besar ke sana, dan musuh tak punya kekuatankecuali untuk mempertahankan gerbang dan tembok. Walau begitu, mereka tahubahwa semua bukit dan batu karang di sekitar Morannon dipenuhi musuh-musuhtak terlihat, dan bangunan gelap di seberang sudah dilubangi dan dibuatterowongan oleh kerumunan padat makhluk-makhluk jahat. Sambil berdiri di sana, mereka melihat semua Nazgul berkumpul bersama,melayang di atas Menara Gigi bagai burung pemakan bangkai; dan mereka tahumereka sedang diawasi. Tapi Musuh masih belum memberikan isyarat. Tak adapilihan bagi mereka, selain memainkan peran sampai selesai. Maka Aragornmengatur pasukan sebaik mungkin; mereka ditempatkan di atas dua bukit besarbebatuan hancur dan tanah yang sudah ditumpuk selama bertahun-tahun kerjakeras oleh para Orc. Di depan mereka rawa besar berlumpur dan genangan-genangan yang berbau sangat busuk membentang ke arah Mordor, bagai parit.Setelah semuanya selesai diatur, para Kapten melaju ke Gerbang Hitam denganHalaman | 174 The Lord of The Rings
serombongan besar pengawal berkuda dan panji, serta bentarabentara dan peniupterompet. Ada Gandalf sebagai pernimpin bentara, Aragorn bersama putra-putra Elrond,Eomer dari Rohan, dan Imrahil; Legolas dan Gimli serta Peregrin juga diminta ikut,agar semua musuh Mordor diwakili seorang saksi. Mereka maju sampai ke dalamjangkauan pendengaran dari Morannon, lalu membuka gulungan panji, dan meniupterompet-terompet; para tentara berdiri di luar barisan, berteriak nyaring agar suaramereka terdengar sampai melewati tembok benteng Mordor. “Keluar!” teriak mereka. “Penguasa Negeri Hitam agar keluar! Keadilan akandiberlakukan terhadapnya. Karena dia sudah bersalah dengan berperang melawanGondor dan merebut wilayah-wilayahnya. Raja Gondor menuntut agar PenguasaNegeri Hitam menebus kejahatannya, lalu pergi selamanya. Keluar!” Kesunyian panjang menyusul, dari atas tembok dan gerbang tidak terdengarteriakan atau bunyi sebagai jawaban. Tapi Sauron sudah mengatur rencana, daningin mempermainkan tikus-tikus ini dengan kejam sebelum melancarkan pukulanmematikan untuk mereka. Maka ketika para Kapten sudah hendak berbalikkembali, kesunyian itu tiba-tiba dipecahkan. Gemuruh dentum genderang-genderang besar berkumandang bagai guruh di pegunungan, lalu terdengarringkikan terompet-terompet yang menggetarkan bebatuan dan mengejutkantelinga manusia. Setelah itu pintu Gerbang Hitam dibuka dengan bunyi dentangkeras, dan keluarlah rombongan utusan Menara Kegelapan. Di depannya melaju sebuah sosok tinggi dan jahat, menunggang kuda hitam,kalau itu memang kuda; sebab bentuknya besar menjijikkan, dan wajahnya sepertitopeng menyeramkan, lebih menyerupai tengkorak daripada kepala hidup, dirongga mata dan lubang hidungnya berkobar nyala api. Penunggang itu berjubahserba hitam, topi bajanya yang tinggi juga hitam; tapi ini, bukan Hantu Cincin,melainkan manusia hidup. Dialah Letnan Menara Barad-dur, tak ada yang ingat namanya dalam kisahmana pun; sebab ia sendiri sudah melupakannya, dan Ia berkata, “Aku adalahMulut Sauron.” Tapi konon ia seorang pembelot, berasal dari bangsa yangdinamakan Numenorean Hitam; karena mereka menetap di Dunia Tengah di masakekuasaan Sauron, dan mereka memujanya, karena sudah terpikat ilmu jahat. lamempersembahkan jasa layanannya pada Menara Kegelapan ketika Sauron sudahbangkit kembali, dan karena kecerdikannya Ia semakin disenangi PenguasaKegelapan; Ia belajar sihir tinggi, dan tahu banyak tentang pikiran Sauron; dan IaKembalinya Sang Raja Halaman | 175
jauh lebih kejam daripada para Orc. Dialah yang kini melaju keluar, bersamanyadatang serombongan kecil tentara berpakaian besi hitam, dan sebuah panjitunggal, hitam berlambangkan Mata Jahat berwarna merah. Sekarang ia berhentibeberapa langkah di depan para Kapten dari Barat dan memandang mereka dariatas ke bawah, lalu tertawa. “Adakah seseorang di tengah rombongan kacau balau ini yang punyawewenang untuk berunding denganku?” tanyanya. “Atau bahkan yang cukupcerdas untuk memahami aku? Setidaknya bukan kau!” ia mengejek, berbicara padaAragorn sambil mencemooh. “Untuk menjadi raja, tak bisa sekadar memiliki sekeping kaca Peri, ataupengacau-pengacau semacam ini. Perampok dari bukit juga bisa mengajakpengikut-pengikut seperti ini!” Aragorn tidak mengatakan apa pun untuk menjawab, tapi ia menatap matasang letnan dan menahannya, dan untuk beberapa saat mereka beradu mata; tapitak lama kemudian, meski Aragorn tak bergerak atau mengambil senjata, lawannyagemetar dan bergerak kaget, seolah diancam dengan pukulan. “Aku seorangtentara dan duta, tidak boleh diserang!” teriaknya. “Di mana hukum seperti itu berlaku,” kata Gandalf, “sudah menjadi kebiasaanbahwa para duta juga tidak bersikap kurang ajar. Tapi tak ada yangmengancammu. Kau tak perlu khawatir terhadap kami, sampai kau menyelesaikantugasmu. Kecuali majikanmu sudah lebih bijak, maka kau bersama semuapelayannya berada dalam bahaya besar.” “Nah!” kata si Utusan. “Kalau begitu kaulah juru bicara, si tua berjenggotkelabu? Bukankah kami sudah sering mendengar tentang dirimu, danpengembaraanmu, selalu merencanakan persekongkolan dan mengacau dari jarakyang aman? Tapi kali ini kau menjulurkan hidungmu terlalu jauh, Master Gandalf;akan kau lihat apa yang terjadi pada dia yang memasang jaring-jaring bodoh didepan kaki Sauron yang Agung. Aku membawa tanda-tanda yang haruskuperlihatkan padamu terutama padamu, kalau kau berani datang.” Ia memberi isyarat pada salah seorang pengawal, dan pengawal itu maju kedepan sambil membawa sebuah buntalan dibungkus kain hitam. Si Utusanmenyingkap kain itu; dengan kaget dan sedih semua Kapten menyaksikan Ia mula-mula mengangkat pedang pendek yang selalu dibawa Sam, berikutnya sebuahjubah kelabu dengan bros Peri, dan terakhir rompi dari logam mithril yang dipakaiFrodo di bawah pakaiannya yang lusuh. Pandangan mereka tertutup kegelapan,Halaman | 176 The Lord of The Rings
dan dunia seolah-olah berhenti bergerak dalam kesunyian sekejap; semangatmereka padam dan harapan terakhir mereka sirna. Pippin yang berdiri di belakangPangeran Imrahil melompat ke depan dengan teriakan sedih. “Diam!” kata Gandalf tegas, mendorong Pippin mundur; tapi Utusan itu tertawakeras. “Jadi, kau membawa salah satu anak nakal bersamamu!” serunya. “Manfaatapa yang kau lihat dalam diri mereka tidak terpikir olehku; tapi mengirim merekasebagai mata-mata ke Mordor sudah melebihi kebodohan yang biasanyakautunjukkan. Bagaimanapun, aku berterima kasih padanya, sebab sudah jelasbahwa anak nakal ini setidaknya pernah melihat benda-benda ini, dan sekarangsia-sia kalau kau membantah hal itu.” “Aku tidak bermaksud membantah kebenaran itu,” kata Gandalf “Memang, akukenal semua benda itu dan riwayatnya, dan meski kau mencemoohku, MulutSauron yang busuk, kau tidak tahu sebanyak itu. Tapi mengapa kau membawanyakemari?” “Jubah kurcaci, jubah Peri, pedang dari negeri Barat yang sudah runtuh, danmata-mata dari negeri tikus kecil di Shire jangan, jangan kaget! Kami sudah tahuinilah tanda-tanda persekongkolan. Nah, mungkin dia yang memakai benda-bendaini adalah makhluk yang tidak kau sesali kalau kau kehilangan, tapi mungkin jugamalah sebaliknya: makhluk yang justru sangat kau sayangi? Kalau begitu,berembuklah cepat dengan memakai sedikit kecerdasan yang masih kau miliki.Karena Sauron tidak menyukai mata-mata, dan nasibnya sekarang tergantungpilihanmu.” Tak ada yang menjawab; tapi Ia melihat wajah mereka kelabu ketakutan,kengerian pun memancar dari mata mereka, dan ia tertawa lagi, sebab baginyapermainannya berlangsung baik. “Bagus, bagus!” katanya. “Kau sangatmenyayanginya, bisa kulihat itu. Atau mungkin tugasnya tak boleh gagal? Tapisekarang sudah gagal. Dan dia akan mengalami siksaan perlahan-lahan selama bertahun-tahun,selama dan selambat yang bisa dilakukan ilmu kami di Menara Besar. Dan diatakkan pernah dibebaskan, kecuali mungkin kalau dia sudah berubah dan patahsemangat, agar dia bisa datang kepadamu, dan kau bisa melihat akibatperbuatanmu. Ini pasti terjadi, kecuali kau menerima syarat-syarat Penguasa-ku.” “Sebutkari syarat-syaratnya,” kata Gandalf dengan sikap teguh, tapi merekayang berdiri di dekatnya menyaksikan kepedihan di wajahnya, dan kini Ia tampakseperti orang tua keriput yang telah hancur dan kalah. Mereka yakin.ia akanKembalinya Sang Raja Halaman | 177
menerima syarat-syarat itu. “Ini syarat-syaratnya,” kata si Utusan, dan ia tersenyumsambil menatap mereka satu demi satu. “Para pengacau dari Gondor dan sekutunya yang teperdaya harus mundursegera ke seberang Anduin, setelah bersumpah tidak akan lagi menyerang Sauronyang Agung dengan bersenjata, baik secara terbuka maupun rahasia. Semuadaratan sebelah timur Anduin akan menjadi milik Sauron, selamanya. Sebelahbarat Anduin sejauh Pegunungan Berkabut dan Celah Rohan akan menjadi jajahanMordor, dan penduduk di sana tidak boleh memiliki senjata, tapi akan mendapatizin untuk mengatur urusan mereka sendiri. Tapi mereka akan membantumembangun kembali Isengard yang sudah mereka hancurkan dengansembarangan, dan Isengard akan menjadi milik Sauron; di sana letnannya akantinggal: bukan Saruman, tapi seseorang yang lebih patut dipercayai.” Mereka bisa membaca pikiran si Utusan ketika menatap matanya. Tentudialah sang letnan itu, dan Ia akan mengumpulkan semua yang tersisa dari Barat dibawah kekuasaannya; ia akan menjadi tiran mereka dan mereka akan menjadibudaknya. Tapi Gandalf berkata, “Terlalu banyak tuntutan hanya untuk menyerahkanseorang pelayan: dalam pertukaran ini terlalu banyak yang akan diterimamajikanmu. Seharusnya dia baru bisa memperoleh semua itu dengan melakukanbanyak pertempuran! Atau mungkin medan tempur Gondor sudah memusnahkanharapannya kepada perang, sehingga dia merendahkan diri untuk berunding?Kalau memang tawananmu itu begitu berharga bagi kami, kepastian apa yang kamipunyai bahwa Sauron, si Ahli Tipu, akan memegang janjinya? Di mana tawananini? Bawalah dia kemari dan serahkan pada kami, maka akan kami pertimbangkantuntutan itu.” Gandalf yang memperhatikan lawannya dengan saksama, seakan-akanterlibat pertarungan anggar dengan musuhnya, merasa melihat si Utusan bingungselama satu tarikan napas; tapi dengan cepat ia tertawa lagi. “Jangan bersikapkurang ajar pada Mulut Sauron dan jangan bermain kata-kata!” teriak si Utusan.“Kau menghendaki kepastian! Sauron tidak akan memberikan. Kalau kau menuntutpengampunannya, kau harus menaati tuntutannya. Begitulah syarat-syaratnya.Ambil atau tinggalkan!” “Ini yang akan kami ambil!” kata Gandalf tiba-tiba. la menyingkap jubahnya,dan cahaya putih bersinar bagai pedang di tempat gelap. Si Utusan mundur melihattangan Gandalf yang diacungkan. Gandalf mendekatinya, merebut dan mengambilHalaman | 178 The Lord of The Rings
benda-benda itu: jubah, rompi, dan pedang. “Ini akan kami ambil sebagai kenangankepada kawan kami,” teriaknya. “Mengenai syarat-syaratmu, kami menolaksemuanya. Pergilah, karena tugasmu sebagai duta sudah berakhir, dan kematiansudah menjemputmu. Kami datang ke sini bukan untuk membuang kata-kata dalamperundingan dengan Sauron yang terkutuk dan tak bisa dipercaya; apalagi dengansalah satu budaknya. Pergi!” Utusan Mordor itu tidak tertawa lagi. Wajahnya berkerut penuh keheranan dankemarahan, mirip binatang liar yang merunduk siap menerkam mangsa, namundipukul moncongnya dengan cambuk menyengat. Kemarahan memenuhi hatinya,mulutnya meneteskan lendir liur, dan bunyi-bunyi marah yang tidak jelas keluar daritenggorokannya. Tapi saat menatap wajah-wajah garang para Kapten dan matamereka yang memancarkan tatapan mematikan, rasa takut pun mengalahkankemarahannya. la berteriak keras dan berbalik, melompat ke atas kuda jantannya,dan bersama rombongannya menderap liar kembali ke Cirith Gorgor. Sementaramereka pergi, serdaduserdadunya meniup terompet dengan isyarat yang telahdisepakati; dan sebelum mereka sampai ke gerbang, Sauron sudah membukaperangkapnya. Genderang berdentam dan api berkobar. Pintu-pintu besar Gerbang Hitamterbuka lebar. Pasukan besar keluar cepat bagai air bah yang meluncur deras danbergulung-gulung saat pintu air dibuka. Para Kapten naik kembali ke kuda masing-masing dan mundur menghindar; pasukan Mordor mengeluarkan teriakanmencemooh. Debu beterbangan menyesakkan udara, ketika dari dekat datangpasukan kaum Easterling yang sudah menunggu isyarat dalam bayang-bayangEred Lithui di seberang Menara yang lebih jauh. Dari bukit-bukit di kedua sisi Morannon mengalir para Orc yang tak terhinggajumlahnya. Manusia-manusia dari Barat sudah terperangkap, dan tak lamakemudian, di sekeliling bukit-bukit kelabu tempat mereka berdiri, bala tentaraberkekuatan sepuluh kali dan lebih dari sepuluh kali lipat kekuatan Baratmengepung mereka dalam lautan musuh. Sauron sudah menggigit umpan denganrahang baja. Aragorn hanya punya sedikit sekali waktu untuk mengatur pasukantempurnya. Di atas bukit yang satu Ia berdiri bersama Gandalf, dan di sanaberkibar panji Pohon dan Bintang, indah dan nekat. Di atas bukit lain di dekatnya berdiri panji-panji Rohan dan Dol Amroth, KudaPutih dan Angsa Perak. DI sekeliling setiap bukit dibentuk lingkaran menghadap kesemua arah, siap tempur dengan tombak dan pedang. Sementara di depan,menghadap ke Mordor, di mana serangan pahit pertama akan terjadi, berdiri putra-Kembalinya Sang Raja Halaman | 179
putra Elrond di sisi kiri, dengan kaum Dunedain di sekeliling mereka; di sisi kananberdiri Pangeran Imrahil bersama orang-orang Dol Amroth yang jangkung dangagah, serta orang-orang pilihan dari Menara Pengawal. Angin berembus,terompet-terompet bernyanyi, dan panah-panah berdesing; matahari yang sedangnaik ke arah Selatan terselubung oleh rawa-rawa Mordor, bersinar melalui kabutyang mengancam, jauh, merah pudar, seakanakan sudah mendekati akhir hari itu,atau bahkan kiamat dari seluruh dunia cahaya. Lalu para Nazgul datang dengansuara dingin mereka, meneriakkan kata-kata kematian; maka semua harapanpadam. Pippin menunduk, hancur luluh dalam kengerian saat mendengar Gandalfmenolak syarat-syarat Sauron, dan dengan demikian menghukum Frodo dengansiksaan Menara; tapi kini Ia sudah bisa menguasai diri lagi, dan ia berdiri disamping Beregond, di barisan depan pasukan Gondor bersama anak buah Imrahil.Pippin merasa lebih baik segera mati dan meninggalkan kisah pahit hidupnya,sebab rasanya semua sudah hancur berantakan. “Seandainya Merry ada di sini,” ia mendengar dirinya sendiri berkata,berbagai pikiran berpacu dalam benaknya, sementara Ia memperhatikan musuhmaju menyerang. “Nah, nah, sekarang setidaknya aku bisa lebih memahami Denethor yangmalang. Mungkin saja kami mati bersama, Merry dan aku, dan berhubung kamiakan mati, mengapa tidak? Well, karena dia tidak ada di sini, kuharap diamenjumpai akhir yang Iebih mudah. Tapi kini aku harus berupaya sebaik mungkin.”la menghunus pedang dan menatapnya, jalinan ukiran merah dan emas, sertalambang-lambang Numenor yang berkilauan seperti api di atas mata pedangnya. “Untuk saat seperti inilah pedang ini dibuat,” pikirnya. “Seandainya aku bisamemukul Utusan jahat itu dengan pedangku, maka aku hampir menyamai jasaMerry. Well, aku akan memukul beberapa makhluk busuk ini sebelum akhir tiba.Semoga aku bisa melihat sinar matahari sejuk dan rumput hijau lagi!” Sementara Pippin memikirkan hal-hal itu, serbuan pertama menghantammereka. Para Orc yang terhalang oleh rawa-rawa yang membentang di depanperbukitan, berhenti dan menembakkan panah-panah mereka ke barisan depan.Dengan mengaum bagai hewan liar, sepasukan besar troll perbukitan yang berasaldari Gorgoroth datang menerobos pasukan Orc. Mereka lebih tinggi dan lebardaripada Manusia, dan mereka hanya berpakaian jala sisik tanduk yang ketat, ataumungkin juga itu kulit asli mereka yang menjijikkan; mereka membawa perisaiHalaman | 180 The Lord of The Rings
bundar besar dan hitam, serta memegang palu berat dengan tangan mereka yangbenjol-benjol. Dengan nekat mereka meloncat ke dalam rawa-rawa dan berjalanmelintasinya, sambil berteriak. Seperti badai mereka menghantam barisan orang-orang Gondor; memukul topi baja dan kepala, lengan dan perisai lawan mereka,seperti tukang besi menempa besi panas. Di sebelah Pippin, Beregond pingsankewalahan, dan jatuh; pemimpin troll besar yang sudah memukulnya sampai jatuh,membungkuk di atasnya dan menjulurkan cakar untuk mencengkeram; sebabmakhluk-makhluk keji ini menggigit leher musuh yang mereka jatuhkan. Lalu Pippinmenusuk ke atas, mata pedangnya yang penuh lambang-lambang Westernessemenusuk menembus kulit hingga jauh ke dalam alat vital si troll, dan darahnyayang hitam menyembur keluar. Troll itu terhuyung ke depan dan jatuh bagai batu karang runtuh, menimpamereka yang ada di bawahnya. Kegelapan, bau busuk, serta kesakitan yang luarbiasa menimpa Pippin, dan pikirannya serasa runtuh ke dalam kegelapan besar. “Sudah berakhir, seperti telah kuduga,” sempat terlintas dalam benaknya,sesaat sebelum kesadarannya hilang; Ia tertawa sedikit dalam benaknya, nyarisgembira karena akhirnya bisa membuang semua keraguan, keprihatinan, danketakutan. Ketika pikirannya melayang pergi ke dalam kealpaan, Ia mendengarsuara-suara seolah berteriak di suatu dunia yang jauh di atas, “Para Rajawalidatang! Para Rajawali datang!” Untuk sejenak pikiran Pippin melayang diam. “Bilbo!” katanya. “Tidak! Itu kan ada dalam ceritanya, dulu, sudah lama berlalu.Ini ceritaku, dan sekarang sudah berakhir. Selamat tinggal!” Kemudian pikirannyaterbang jauh dan matanya tidak melihat apa-apa lagi.Kembalinya Sang Raja Halaman | 181
BUKU ENAM Menara Cirith Ungol Sam bangkit dari lantai dengan susah payah, sambil menahan rasa sakit.Untuk beberapa saat Ia bingung di mana Ia berada, lalu Ia teringat kembali semuakesengsaraan dan keputusasaan yang dialami-nya. la berada dalam gelap pekat,di luar gerbang bawah benteng Orc; pintunya yang terbuat dari kuningan tertutuprapat. Rupanya ia jatuh pingsan ketika membantingkan diri ke pintu itu; tapi berapalama Ia sudah berbaring di situ, Ia tidak tahu. Saat itu hatinya panas, nekat, danmarah; sekarang Ia menggigil kedinginan. la merangkak ke arah pintu danmenempelkan telinganya ke situ. Jauh di dalam Ia mendengar sayup-sayup suaraberisik para Orc, tapi tak lama kemudian mereka diam atau keluar dari jangkauanpendengarannya. Kepala Sam sakit dan matanya berkunang-kunang dalam gelap,tapi ia berjuang untuk tenang dan berpikir. Sudah jelas tak ada harapan baginyauntuk masuk ke benteng Orc melalui gerbang itu; bisa jadi ia harus menunggu disini berhari-hari sebelum pintu itu dibuka lagi, dan Ia tak bisa menunggu: waktusangat berharga. la tidak ragu lagi tentang tugasnya: Ia harus menyelamatkanmajikannya atau tewas dalam upaya itu. “Jauh lebih besar kemungkinan aku tewas, dan itu malah lebih gampang,” iaberkata dengan muram pada diri sendiri, sambil menyarungkan Sting dan menjauhipintu-pintu kuningan. Perlahan-lahan Ia meraba-raba jalan kembali dalam gelapsepanjang terowongan, karena Ia tidak berani menggunakan cahaya Peri; sambilberjalan ia mencoba merangkai kembali semua kejadian sejak ia dan Frodomeninggalkan Persimpangan Jalan. Ia bertanya-tanya sudah jam berapa sekarang. Mungkin antara hari kemarin dan hari berikutnya, pikirnya; tapi Ia juga sudahtak ingat lagi hitungan hari-hari saat itu. la berada dalam suatu dunia gelap di manahari-hari dunia seolah terlupakan, juga semua yang masuk ke dalamnya dilupakanorang. “Aku bertanya-tanya apakah mereka masih memikirkan kami,” katanya, “danapa yang terjadi pada mereka semua, jauh di sana.” Ia melambaikan tangandengan ragu di depannya; tapi sebenarnya ia sekarang sedang menghadap keselatan, kembali ke terowongan Shelob, bukan ke Barat. Di dunia luar sebelah Barat, waktu sudah menjelang tengah hari pada harikeempat belas bulan Maret menurut hitungan Shire; saat itu Aragorn sedangHalaman | 182 The Lord of The Rings
memimpin armada hitam dari Pelargir, dan Merry sedang berkuda bersama kaumRohirrim melalui Lembah Stonewain, sementara di Minas Tirith api berkobar danPippin memperhatikan kegilaan yang semakin berkembang di mata Denethor.Meski begitu, di tengah semua keprihatinan dan kecemasan, pikiran kawan-kawanmereka selalu kembali pada Frodo dan Sam. Mereka tidak dilupakan. Tapi merekajauh di luar jangkauan pertolongan, dan belum ada yang bisa memberikan bantuanpada Samwise putra Hamfast; Ia benarbenar sendirian. Akhirnya Sam sampai ke pintu batu lorong Orc, dan karena belum bisamenemukan kunci atau gerendel yang menguncinya, Ia memanjat pintu itu sepertisudah Ia lakukan tadi, lalu melompat perlahan ke lantai. Diam-diam Ia berjalankeluar dari terowongan Shelob, di mana potongan-potongan jaringnya yang besarmasih berayun dan bergoyang di udara dingin. Bagi Sam udara terasa dingin setelah Ia keluar dari kegelapan yang menekan,tapi embusannya menyegarkan. Dengan hati-hati Ia merangkak keluar. Semuanyasepi, kesepian yang mengancam. Cuaca remang-remang seperti senja dipenghujung hari yang gelap. Uap yang naik di Mordor dan mengalir ke arah baratmelintas rendah di atas kepalanya, seperti tumpukan besar awan campur asapyang kini disinari cahaya merah redup dari bawah. Sam menengadah danmemandang ke menara Orc, dan tiba-tiba dari jendela jendelanya yang sempitmemancar cahaya seperti mata kecil merah. la bertanya dalam hati, mungkinkahitu semacam isyarat. Sekarang ketakutannya kepada para Orc, yang sempatterlupakan karena tadi Ia begitu marah dan hatinya remuk redam, kembalimenyerangnya. Rasanya hanya satu jalan yang mungkin diambilnya: ia harus mencari jalanmasuk utama ke menara menyeramkan itu; tapi lututnya terasa lemas dantubuhnya gemetaran. Sambil melepaskan pandang dari menara dan tanduk Celahdi depannya, ia memaksa kakinya yang enggan menaatinya, lalu perlahanlahan,sambil menajamkan pendengaran dan mengintai ke dalam bayangan pekat batu-batu karang di sisi jalan, Ia menapak tilas langkahnya, melewati tempat Frodojatuh, di mana bau busuk Shelob masih tertinggal, lalu terus dan naik, sampaiakhirnya Ia berdiri lagi di celah yang sama, tempat Ia tadi memakai Cincin danmelihat rombongan Shagrat melewatinya. Di sana ia berhenti dan duduk. Untuksementara Ia tak bisa memaksakan diri terus berjalan. la merasa bahwa begitumelangkah melewati mahkota celah dan benar-benar masuk ke negeri Mordor,maka ia tak mungkin mundur lagi. la takkan pernah kembali. Tanpa tujuan jelas Iamengeluarkan Cincin dan memakainya.Kembalinya Sang Raja Halaman | 183
Segera ia merasakan bobot benda itu membebaninya; sekali lagi Iamerasakan kekejian Mata Mordor, lebih kuat dan mendesak, mencaricari, mencobamenembus bayangan yang sudah diciptakannya demi pertahanan diri sendiri, dankini menghalanginya dalam kericuhan dan keraguannya. Seperti sebelumnya, Sammendapati pendengarannya jadi lebih tajam, tapi dalam penglihatannya semuabenda di dunia ini kelihatan tipis dan samarsamar. Dinding-dinding batu karang disisi jalan itu tampak pucat, seolah terlihat melalui kabut, tapi dari jauh Iamendengar bunyi Shelob tersiksa; Ia juga mendengar teriakan-teriakan danbenturan logam, keras dan jelas, seolah-olah sangat dekat. la melompat berdiri danmenekan tubuhnya ke dinding samping jalan. la bersyukur ada Cincin, karenaternyata ada satu lagi pasukan Orc berjalan. Atau begitulah pikirnya mula-mula.Tiba-tiba ia menyadari bahwa itu tidak benar, bahwa pendengarannya menipunya:teriakan-teriakan Orc datang dari menara, dan tanduk menara paling atas sekarangberada tepat di atas Sam, di sisi kiri Celah. Sam gemetar dan berusaha memaksa diri untuk bergerak. Jelas sekali adasemacam kekejaman sedang berlangsung. Meski sudah ada perintah, Orc-Orcmungkin sudah kesetanan dan mereka sedang menyiksa Frodo, atau bahkanmencincangnya dengan buas. Sam mendengarkan; sementara itu secercahharapan timbul di hatinya. Tak perlu diragukan lagi: ada pertikaian di menara. Pastipara Orc saling berperang di antara mereka sendiri. Shagrat dan Gorbag sedangberkelahi. Meski dugaan itu hanya membawa harapan kabur, tapi sudah cukupuntuk membangkitkan semangatnya. Mungkin saja ada kesempatan. Rasasayangnya pada Frodo timbul, mengalahkan pikiranpikirannya yang lain, dan untuksementara Ia lupa semua bahaya yang mengancamiiya; ia berteriak keras-keras,“Aku datang, Mr. Frodo!” la berlari menuju jalan yang mendaki, dan melewatinya. Segera jalan itumembelok ke kiri dan terjun ke bawah dengan curam. Sam sudah masuk keMordor. la melepaskan Cincin, mungkin karena terdorong firasat ada bahaya meskisebenarnya Ia hanya ingin bisa melihat lebih jelas. “Sebaiknya melihat yang terburuk,” gerutunya. “Tidak baik berjalan terhuyung-huyung dalam kabut!” Pemandangan negeri yang dilihatnya ternyata keras, kejam,dan getir. Di depan kakinya, punggung gunung tertinggi Ephel Duath terjun denganlerenglereng besar curam ke palling gelap, di sisi terjauhnya menjulang sebuahHalaman | 184 The Lord of The Rings
punggung lain, jauh lebih rendah, pinggirannya penuh takikan dan bergerigi dengantebing-tebing batu, seperti gigi taring yang menonjol hitam, dilatarbelakangi cahayamerah di belakangnya: itulah Morgai yang suram, lingkaran paling dalam pagarnegeri itu. Jauh di seberangnya, hampir lurus di depan, di seberang sebuah telagakegelapan luas yang dipenuhi bercakbercak api kecil, ada cahaya besar menyala;dari sana naik asap berputarputar menyerupai tiang-tiang besar, merah kelabupada akar-akarnya, dan hitam di atas, di mana asap itu berbaur dengan langit-langit bergelombang yang menutupi seluruh negeri terkutuk itu. Sam menatapOrodruin, Gunung Api. Sesekali tungku-tungku jauh di bawah kerucutnya yangpucat akan memanas, dan dengan gelombang menggelora dan denyutan kerasmemuntahkan sungai lelehan batu-batuan dari retakanretakan di sisinya. Beberapamengalir membara menuju Barad-dur melalui saluran-saluran besar; beberapamengalir berkelok-kelok ke padang berbatu, sampai kemudian mendingin dantergolek seperti sosok-sosok naga terpelintir yang dimuntahkan dari bumi yangtersiksa. Tepat saat Glinting Maut bekerja keras seperti itu Sam menyaksikannya, jugacahayanya yang terpotong oleh tabir tinggi Ephel Math dari pandangan merekayang mendaki lewat jalan dari Barat, dan sekarang menyala silau ke arah wajahbatu yang dingin, hingga seolah-olah wajah-wajah itu berlumuran darah. Dalamcahaya menakutkan itu Sam berdiri terperanjat, sebab sekarang dengan menolehke sisi kirinya, ia bisa melihat Menara Cirith Ungol dalam keseluruhannya yangmenakjubkan. Tanduk yang dilihatnya dari sisi seberang ternyata baru menarapaling atas. Sedangkan sisi sebelah timur terdiri atas tiga tingkat, menjulang keatas dari sebuah ambal di sisi pegunungan jauh di bawah; sisi belakangnyamenghadap sebuah batu karang besar, dan dari sana ia menonjol keluar denganbenteng-benteng kemelut saling bertumpuk, makin ke atas makin mengecil,dengan tembok-tembok curam dari batu yang disusun dengan keterampilan tinggi,menghadap ke timur laut dan tenggara. Di sekitar tingkat paling bawah, 60 meter dibawah tempat Sam sekarang berdiri, ada sebuah dinding benteng yangmengelilingi pelataran sempit. Gerbangnya yang terletak di sisi tenggara yangdekat ke situ, membuka ke suatu jalan lebar, sedangkan pembatas sisi jalan itumenjulur sepanjang tebing sebuah jurang, sampai membelok ke selatan danberkelok-kelok masuk ke kegelapan, untuk bergabung dengan jalan yang melintasiCelah Morgul. Lalu jalan itu menjulur terus melalui sebuah celah bergerigi di Morgai, keluarke lembah Gorgoroth dan terus ke Barad-dur. Jalan sempit di atas, tempat SamKembalinya Sang Raja Halaman | 185
berdiri, melompat turun dengan cepat, berupa anak tangga dan jalan curam, untukbertemu dengan jalan utama di bawah tembok-tembok dekat gerbang Menara.Sementara memandangi, tiba-tiba Sam menyadari dengan terkejut bahwa bentengini sebenarnya dibangun bukan untuk menghindari musuh masuk ke Mordor, tapijustru untuk menahan mereka di dalam. Memang menara itu salah satu hasil karya Gondor lama berselang, sebuahpos penjagaan di timur untuk pertahanan Ithilien, yang dibuat setelah PersekutuanTerakhir, ketika orang-orang Westernesse mewaspadai negeri Sauron yang jahat,di mana makhluk-makhluknya masih bersembunyi. Tapi sama seperti di Narchostdan Carchost, Menara-Menara Gigi, di sini penjagaan juga gagal. Olehpengkhianatan, Menara sudah direbut oleh Penguasa Hantu Cincin, dan sudahbertahun-tahun dicengkeram kejahatan. Sejak kembali ke Mordor, Sauronmenganggapnya cukup bermanfaat; sebab ia hanya mempunyai sedikit pelayan,tapi banyak sekali budak dari ketakutan, dan tujuan utamanya sejak zaman duluadalah mencegah pelarian dari Mordor. Meski seandainya ada musuh yang begitunekat mencoba masuk diam-diam ke negeri itu, menara itu juga berfungsi sebagaiPenjaga yang tak pernah tidur, mengawasi siapa pun yang mungkin melewatipenjagaan Morgul dan Shelob. Sam melihat jelas bahwa tak ada harapan baginya kalau ia merangkakmelewati tembok-tembok bermata banyak itu dan masuk ke gerbang yang dijagaketat. Kalaupun Ia berhasil, Ia takkan bisa berjalan jauh di jalan yang dijaga diseberang itu: bayangan-bayangan hitam tebal yang tak bisa ditembus cahayamerah juga tidak akan melindunginya terhadap penglihatan tajam para Orc. Tapimeski jalan itu kelihatan tanpa harapan, tugasnya kini jauh lebih berat dan buruk:bukan menghindari gerbang dan meloloskan diri, tapi memasukinya sendirian. Pikirannya beralih pada Cincin, tapi itu tidak membuatnya terhibur, malahmembuatnya merasakan kengerian dan bahaya. Begitu berada dalam jarakpandang Gunung Maut yang membara jauh di sana, ia menyadari perubahan padabeban yang dibawanya. Semakin dekat ke tungku api besar tempat Ia ditempa dandibentuk di zaman lampau, Cincin itu jadi semakin jahat, tak bisa dikendalikankecuali oleh kehendak yang sangat kuat. Ketika Sam berdiri di sana, meski Cincinitu tidak dipakainya dan hanya menggantung pada rantai di lehernya, ia merasadirinya seakan-akan membesar, seolah terselubung bayangan besar dirinya dalambentuk menyimpang, bagai ancaman besar dan berbahaya yang tertangkaptembok-tembok Mordor. Ia merasa bahwa sekarang Ia punya dua pilihan: menahandiri dan bersabar terhadap Cincin, meski akan tersiksa olehnya; atau menuntut hakHalaman | 186 The Lord of The Rings
atasnya, dan menantang kekuatan yang duduk di bentengnya yang gelap diseberang lembah bayangan. Cincin itu mulai menggodanya, menggerogoti kehendak dan pikirannya.Khayalan-khayalan liar bangkit dalam pikirannya; Ia seakan-akan melihat Samwiseyang Kuat, Pahlawan Zaman, melangkah dengan pedang menyala melintasi negerigelap, bala tentara berdatangan memenuhi panggilannya saat Ia maju untukmembinasakan Barad-dur. Lalu semua awan lenyap dan matahari putih bersinar;atas perintahnya seluruh lembah Gorgoroth menjadi kebun bunga dan pepohonan,dan menghasilkan buahbuahan. la cukup memakai Cincin dan mengakuinyasebagai miliknya, dan semuanya akan terwujud. Saat cobaan itu datang, hanyarasa sayang pada majikannya yang menolongnya untuk tetap teguh; lagi pula jauhdi dalam hati, akal sehatnya sebagai hobbit masih belum terkalahkan, padadasarnya Ia tahu bahwa dirinya tak cukup hebat untuk menanggung beban seberatitu, meski pemandangan seperti dalam khayalannya bukan sekadar tipuan untukmengkhianatinya. Sebuah kebun kecil dan menjadi tukang kebun yang bebas, itu saja yang Iabutuhkan, bukan kebun yang membengkak menjadi satu wilayah luas; Ia hanyaingin tangannya sendiri untuk merawat kebunnya, bukan tangan orang lain untukdiperintah. “Bagaimanapun, semua gagasan itu hanya tipu muslihat,” katanya pada dirisendiri. “Penguasa Kegelapan akan langsung melihatku dan mengancamku,sebelum aku sempat berteriak. Dia akan segera melihatku kalau aku memakaiCincin sekarang, di Mordor. Nah, aku hanya bisa mengatakan: kelihatannyakeadaanku benar-benar tanpa harapan, seperti embun beku di musim semi. Justru saat keadaan tidak kasat mata akan sangat bermanfaat, aku takmungkin memakai Cincin! Dan kalau aku bisa pergi lebih jauh, Cincin hanya akanmenjadi penahan dan beban pada setiap langkahku. Jadi, apa yang haruskulakukan?” Sebenarnya Ia tidak ragu lagi. la tahu bahwa Ia harus segera pergi kegerbang dan tidak menundanya lebih lama lagi. Dengan mengangkat bahu, seolah-olah untuk menghilangkan bayangan dan membuang hantu-hantu, perlahan-lahania mulai berjalan turun. Langkah demi langkah seakan-akan membuatnya semakinkecil. Belum berjalan jauh, Ia sudah menyusut kembali menjadi hobbit yang sangatkecil dan ketakutan. Sekarang Ia melewati tembok Menara, teriakan-teriakan dansuara pertengkaran terdengar jelas olehnya tanpa bantuan Cincin. Kedengarannyabunyi-bunyi itu datang dari pelataran di belakang dinding paling luar.Kembalinya Sang Raja Halaman | 187
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362
- 363
- 364
- 365
- 366
- 367
- 368
- 369
- 370
- 371
- 372
- 373
- 374
- 375
- 376
- 377
- 378
- 379
- 380
- 381
- 382
- 383
- 384
- 385
- 386
- 387
- 388
- 389
- 390
- 391
- 392
- 393
- 394
- 395
- 396
- 397
- 398
- 399
- 400
- 401
- 402
- 403
- 404
- 405
- 406
- 407
- 408
- 409
- 410
- 411
- 412
- 413
- 414
- 415
- 416
- 417
- 418
- 419
- 420
- 421
- 422
- 423
- 424
- 425
- 426
- 427
- 428
- 429
- 430
- 431
- 432
- 433
- 434
- 435
- 436
- 437
- 438
- 439
- 440
- 441
- 442
- 443
- 444
- 445
- 446
- 447
- 448
- 449
- 450
- 451
- 452
- 453
- 454
- 455
- 456
- 457
- 458
- 459
- 460
- 461
- 462
- 463
- 464
- 465
- 466
- 467
- 468
- 469
- 470
- 471
- 472
- 473
- 474
- 475
- 476
- 477
- 1 - 50
- 51 - 100
- 101 - 150
- 151 - 200
- 201 - 250
- 251 - 300
- 301 - 350
- 351 - 400
- 401 - 450
- 451 - 477
Pages: