Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 12 - Sistem Respirasi

Bab 12 - Sistem Respirasi

Published by haryahutamas, 2016-04-03 03:15:13

Description: Bab 12 - Sistem Respirasi

Search

Read the Text Version

)12Sistem RespirasiSistem respirasi berfungsi untuk pertukaran karbon- tentu rongga hidung mukosanya berubah menjadidioksida dan oksigen, yang kemudian didistribusi- daerah olfaktoris, dan merujuk ke mukosa olfak-kan ke seluruh jaringan tubuh. Untuk memenuhi torius. Kelenjar dalam lamina propria dari mukosa inifungsi ini, udara harus dibawa ke bagian sistem res- menghasilkan sekret mukus yang tipis yang mela-pirasi dimana pertukaran gas dapat terjadi. Sistem rutkan zat-zat berupa bau. Sel olfaktoris yangrespirasi, karenanya, mempunyai bagian konduksi berupa epitel torak bertingkat terletak dalam epiteldan bagian respirasi. Beberapa saluran yang lebihbesar dari bagian konduksi adalah ekstrapulmonal, olfaktoris yang menerima rangsangan sensoris. Selainsementara komponen yang lebih kecil adalah intra- sel olfaktoris, ada dua jenis sel lainnya yang menyu-pulmonal. Bagian respirasi seluruhnya intrapul- sun epitel olfaktoris, yaitu sel penyokong dan selmonal. Diameter berbagai lumen berubah oleh karena basal. Sel penyokong sama sekali tidak mempunyaiadanya sel-sel otot polos yang terdapat sepanjangsaluran (Tabel 2-1). fungsi sensoris. Sel ini membentuk pigmen coklat kekuningan yang memberi warna mukosa olfak- O BAGIAN KONDUKSI toris. Sel-sel ini memisahkan dan menyokong sel Daerah ekstrapulmonal dari bagian konduksi olfaktoris. Sel basal kecil, gelap, terletak pada mem-terdiri atas rongga hidung, farings, larings, trakea brana basalis dan mungkin bedungsi untuk rege-dan bronkus. Daerah intrapulmonal yaitu bronkus nerasi. Akson sel olfaktoris berkumpul menjadiintrapulmonal, bronkiolus dan bronkiolus terminalis berkas saraf yang kecil yang berjalan melalui lem-(lihat Gambar I2-I). peng kribriformis tulang etmoid sebagai sarafDaerah Ekstrapulmonal kranial pertama yaitu nervus olfaktorius. Jadi, perlu diingat bahwa badan sel dari nervus olfaktorius Daerah ekstrapulmonal dari bagian konduksi (saraf kranial I) terletak pada tempat yang agak rawan,mengubah udara yang dihirup dengan melembab- pada epitel permukaan yang membatasi rongga hidung.kan, membersihkan dan menyesuaikan suhu udara.Kerja membersihkan dan melembabkan dilakukan Bagian konduksi sistem respirasi disokong oleholeh mukosa saluran pemapasan. Mukosa saluran suatu rangka yang terdiri atas tulang dan/atau tulang rawan agar dapat mempertahankan lumen tetap ter-pernapasan terdiri atas epitel bertingkat torak buka. Diameter lumen ini dikendalikan oleh sel ototbersilia (epitel respiratori) dengan sejumlah sel-sel polos yang letaknya pada dinding bangunan ini.goblet dan sarung jaringan ikat di bawahnya yang Larings yaitu suatu daerah dari bagian konduksi,ditempati kelenjar seromukosa. Perubahan tem- diperuntukkan mencegah makanan, cairan dan bendaperatur udara pemapasan dicapai melalui adanya pem- asing masuk ke dalamnya dan untuk pembentukanbuluh darah yang banyak dalam jaringan ikat tepat suara. Larings terdiri atas sembilan tulang rawan,di sebelah dalam epitel respirasi. Pada daerah ter- tiga di antaranya berpasangan, sejumlah otot ekstrinsik dan intrinsik dan beberapa ligamen. Kerja otot ini pada tulang rawan dan ligamen mengubah Sistem Respirasi . 2?9

tegangan dan kedudukan pita suara, jadi me- sakus alveolaris, dengan setiap sakus terdiri atas sejumlah alveoli. Epitel sakus alveolaris dan alveolimungkinkan variasi nada suara yang dihasilkannya.Lumen larings dibagi menjadi tiga kompartemen : terdiri atas dua jenis sel: pneumosit tipe I yangvestibulum, ventrikel dan ruang infraglotis. Ruanginfraglotis adalah kontinyu dengan lumen trakea, sangat tipis, yang menyusun dinding alveolus dansuatu struktur yang disokong oleh cincin-C 15-20segmen tulang rawan hialin yang berbentuk tapal sakus alveolaris; dan pneumosit tipe II, sel yangkuda. Lumen trakea dibatasi oleh epitel respirasiyang terdiri atas berbagaijenis sel, yaitu sel goblet, membentuk surfaktan, suatu fosfolipid yang menu-sel-sel basal, sel bersilia, sel sikat dan mungkin sel runkan tegangan permukaan. Berkaitan denganDNES penghasil hormon. Trakea bercabang menjadi bagian respirasi paru adalah suatu jala-jala kapilerdua bronkus primer yang menuju ke paru kanan dan yang sangat banyak, dialirkan melalui arteria pul-kiri. monalis dan dikosongkan melalui vena pulmonalis. Kapiler memperdarahi setiap alveolus dan kapilerDaerah lntrapulmonal kontinyu yang sangat tipis ini, sel endotel yang kon-Daerah intrapulmonal terdiri atas bronkus intra- tinyu sangat dekat dengan pneumosit tipe I. Ter-pulmonal (bronkus sekunder), yang dindingnyadisokong oleh lempeng tulang rawan hialin yang nyata, pada banyak lamina basalis kedua dindingtidak beraturan. Setiap bronkus infrapulmonal mem- melebur menjadi satu lamina basalis, sehingga sawarpercabangkan beberapa bronkiolus, diameter saluranyang makin berkurang yang tidak mempunyai rangka udara-darah minimal, j adi memudahkan pertukarantulang rawan sebagai penyokong. Epitel yang mem-batasi bronkiolus yang lebih besar bersilia dengan gas. Karena itu, sawar darah-udara (blood-airsedikit sel goblet, tetapi untuk cabang yang lebih barrier) terdiri atas sel endotel kapiler yang tipis,kecil menjadi selapis kolumnar, dengan sel gobletdigantikan oleh sel Clara. Selanjutnya, ketebalan dua lamina basalis yang menyatu, pneumosit tipe Idindingnya juga berkurang, juga diameter lumen-nya. Daerah paling akhir dari bagian konduksi terdiri yang tipis dan surfaktan serta cairan yang melapisiatas bronkiolus terminalis yang mukosanya makinmenurun ketebalannya dan strukturnya makin seder- alveolus.hana. Agar saluran udara ini tetap terbuka dimana Karena paru mengandung sejumlah besar alveoli 300 juta dengan total area permukaan 75 m', ruang-dindingnya tidak mempunyai sokongan tulang rawanmaka dipertahankan oleh serat elastin yang me- ruang kecil ini yang berkelompok satu sama lainmancar dari bagian tepinya dan bersatu dengan seratelastin yang terdapat pada struktur yang berdekatan. dipisahkan satu dari yang lain oleh dinding dengan ketebalan yang berbeda, dikenal sebagai septa. BAGIAN RESPIRASI interalveolaris. Bagian yang paling tipis ini sering ada hubungan melalui porus alveolaris, dimana Bagian respirasi mulai dengan percabangan udara dapat lewat antar alveoli. Bila septum sedikitbronkiolus terminalis, disebut bronkiolus respira- agak tebal mungkin ada jaringan ikat yang tipistorius (lihatGambar l2-2). Saluran ini menyerupai seperti kapiler dengan lamina basalisnya ataubronkiolus terminalis kecuali saluran ini mempunyaikantong-kantong kecil yang menonjol keluar yang mungkin mempunyai serat kolagen dan serat elas-dikenal sebagai alveoli, yang berdinding tipis me-mungkinkan terj adinya pertukaran gas. Bronkiolus tin, juga serat otot polos dan sel jaringan ikat.respiratorius seterusnya menuju ke duktus alveo-laris yang berakhir pada daerah yang melebar yaitu Makrofag yang dikenal sebagai sel debu (dust cell) sering ada di septum interalveolaris. Sel ini berasal dari monosit dan masuk ke jaringan paru melalui aliran darah. Di sini makrofag menjadi matang dan menjadi benar-benar pembersih yang efisien. Di- duga sel debu paling banyak dari semuajenis sel- sel, meski sel ini dibuang darijaringan paru dengan kecepatan 50 juta per hari. Meskipun tidak diketahui apakah sel debu secara aktif bermigrasi ke bron- kiolus atau mencapai bronkiolus melalui aliran cairan, diketahui bahwa sel-sel itu dibawa dari sana dalam lapisan lendir, melalui getaran silia epitel respira- toris, ke dalam farings. Saat mencapai farings, sel- sel ini dibatukkan keluar atau ditelan.280 . Atlas Berwarna Histologi

6n o d .t 6- a= @., oo \a E o bo* {a 6 ood!t i ;d cIaoFo-.'.oaE.Oo!: O55 .. o q;i do 4 .2 V) Xo o6 aS e 694 .r= cbd>.o,n:-2t/-)o.^ =o F6. 6Ji YoO u- Fo! .-:oFt e !E <,r ' >,9 E-bo o> au ii €o r6dii E € E€ g, t? d 07 €JA €' F TA F 6>ciil, F F iir '' 'dd t6 d i!! >. -E6 E tr? F d >. €,Jal 'd t'{ 6Ed F. .d.::: :b0 :'cE! r.il b60-dE.=:!i b0 )l iz66 6 O!MFE.\4 c.d h0 ,s bo d€ '-Yaorx'PEogPsh oo 3!oO5-u 35-09m oo bo Eb 06 : tE6F bo nG!: bo, bo ou@ o6 '.9:;.'fi h dd +o? -=A 6ih o 6 rt1 t&t @ qoos-*tl, -o]a'bo o !3 E !d d(! 9b.F(E 6,;h0 qb EcS9.3F3Eg la J {t tr -JI -?d t) 'd JZ jr Mdi .(h 'ida E F O F i) h U)tooCL E? o odlo ,3, ., b0d o o' F. oiio= dd 6do c: 60.E 50.ll, c, F € ?(g QI' F ,IIfilr' 5 - oH 6 s xaod6!) &p5a:-o.t oo 5 .!,.,6i., o ? o':-i\".1':.' fo 6 rr-.' s\tsrrEEE.E'trErEiD liit;i ori']'.lI,r:, {B :-J:+ (s;.6{l:, ]i,,' il:,':,'-t:. e.,r:.1i,''ilJtJ:',l'l qs..,:1rl$:'' E' q: g! G Sistem Respirasi . 281

GAMBAR '12-1 Bagian Konduksi Sistem RespirasiArteri pulmonalis Bronkus intraPulmonal (membawa darah tidak mengandung oksigen) -- Lempeng tulang rawanBronkiolus terminalis Seralserat otot polos Bronkiolus Bronkiolus respiratorius darah kaya oksigen) &T= a. ArJala-jala elastinalveolus : Jala-jala kapiler *\".*gg#- \ alveolus Pleura viseralis282 . Atlas Berwarna Histologi

GAMBAR 12-2 Bagian Respirasi Sistem RespirasiPneumosit tipe ll Pertukaran gas terjadi pada sawar alveoli-kapiler Sistem Respirasi . 283

Lffi HistofisiologiI. MEKANISME PENCIUMAN pleura parietalis oleh rongga pleura, rongga ituSel-sel sensoris dari epitel olfaktoris merupakan juga melebar, mengurangi tekanan di dalamnya.neuron bipolar dimana ujung reseptomya adalahmodifikasi silia yang menjulur terbenam dalam Karena tekanan dalam rongga pleura yang melebarmukus yang melapisinya dan aksonnya menembuslempeng kribriformis pada atap kavum nasi untuk kurang dari tekanan atmosfir dalam paru, udaramasuk ke dasar rongga kranium untuk bersinaps masuk paru, dan paru menjadi teregang dan volumedengan sel mitral di bulbus olfaktorius. Proteinpengikat bau (protein integral membran untuk resep- rongga pleura berkurang.tor bau) yang terletak dalam membran plasma siliaadalah sensitif terhadap molekul kelompok bau Proses ekspirasi tidak memerlukan energi, karenaspesifik, dimana setiap molekul ini dikenal sebagaibau. Ketika suatu bau berikatan ke reseptor yang proses ini tergantung pada relaksasi otott yangberkaitan, terdapat satu atau dua kemungkinan.Reseptor itu sendiri mungkin masuk menuju ke bekerja saat inspirasi juga saat regangan seratpintu ion channel dan ion channel membuka ataureseptor mengaktifkan adenilat siklase, menyebab- elastin dari pembesaran paru yang kembali ke pan-kan pembentukan cAMP, yang mempermudah jangnya saat istirahat. Saat otot kendur, volumepembukaan ion channel. Dalam hal keduanya, akan rangka toraks menurun, meningkatkan tekanan dimenyebabkan pembukaan ion channel sehingga ion dalam paru, yang melebihi tekanan atmosfir. Tenagamengalir ke dalam sel diikuti depolarisasi plas- tambahan dari serat elastin kembali ke panjangnyamalema dan sel olfaktoris menjadi terangsang. saat istirahat mendorong udara ke luar dari paru.Potensial aksi yang ditimbulkan oleh depola-risasisel olfaktorius dihantarkan, melalui kontak sinap- III. MEKANISME PERTUKARAN GASsis, ke sel mitral di bulbus olfaktorius. Akson selmitral membentuk traktus olfaktorius, yang meng- Tekanan parsial O. dan CO, berperan dalam peng- ambilan atau pelepasan gas ini oleh sel darah merah.hantarkan sinyal ke amigdalabatang otak. Karena sel-sel mengubah O, menjadi CO, selama metabolismenya, tekanan parsial CO, tinggi dalam Sifat bau harus memenuhi sedikitnya tiga krite- jaringan dan gas ini mudah diambil oleh sel darahria, bau harus menguap, larut dalam air, dan merah. Secara bersamaan sel ini melepaskanlarut dalam lemak sehingga bau itu dapat masuk oksigen. Sebaliknya adalah benar dalam paru, di-rongga hidung (menguap), menembus mukus (larut mana O, diambil oleh sel darah merah dan CO,dalam air) dan dapat mencapai membran fosfolipid dilepaskan.(larutdalamlemak). Pengambilan oksigen dan pelepasannya dicapaiII. MEKANISME PERNAPASAN oleh adanya heme dari molekul hemoglobin tanpa perlu katalisis enzim. Karbon dioksida, dibawaProses inspirasi memerlukan energi, hal ini tergan- melalui tiga jalur yang berbeda: saat gas 1arut dalamtung pada kontraksi diafragma dan elevasi iga, bentuk molekul (7Vo); sebagai karbaminohemo-meningkatnya ukuran rongga dada. Karena pleura globin, yang ketika sebagai molekul CO, mem-viseralis melekat pada paru dan terpisah dari bentuk ikatan lemah dengan hembglobin (23Vo); dan sebagai ion bikarbonat, HCO, (7OVo). Sel-sel darah merah mengandung enzim karbonik anhi- drase, yang memudahkan perubahan cepat H'CO,, yang kemudian segera berdisosiasi membentuk ion bikarbonat dan ion hidrogen.284 . Atlas Berwarna Histologi

CONTOH KASUS KLINISPenyakit Hialin Membran EmfisemaPenyakit hialin membran sering ditemukan pada Emfisema adalah suatu penyakit yang diakibat-bayi prematur yang jumlah surfaktan parunya kan karena kerusakan dinding alveoli dengantidak mencukupi. Penyakit ini dicirikan oleh sesak akibat terbentuknya sakus besar seperti kista,napas, karena tegangan permukaan alveoli tinggi,disebabkan oleh kadar surfaktan yang tidak men- mengurangi permukaan yang ada untukcukupi, sehingga terdapat kesukaran mengem-bangkan alveoli. Pemberian glukokortikoid sebe- pertukaran gas. Emfisema ditandai oleh ber-lum lahir dapat menginduksi sintesis surfaktan, kurangnya elastisitas paru, yang tidak dapatsehingga menghindari munculnya penyakit. berkerut kembali dengan baik selama ekspirasi. Kelainan ini berkaitan dengan paparan asapFibrosis Kistika rokok dan zat lainnya yang menghambat anti- tripsi-o,, suatu protein yang normalnya melindungiMeskipun fibrosis kistika dilihat sebagai suatu paru dari kerja elastase yang dihasilkan olehpenyakit paru, ini sebenarnya suatu kondisi here- makrofag alveoli.diter yang mempengamhi sekresi sejumlah kelen- Asmabronkialejar, seperti halnya hati, pankreas, kelenjar liur, Asma bronkiale adalah suatu keadaan dimana bronkus menjadi sebagian tersumbat dan rever-kelenjar keringat dan kelenjar sistem reproduksi. sibel karena spasme saluran napas (bronkokon-Pada kasus paru, hati, pankreas dan usus sekresi striksi), sel mast-yang dirangsang oleh infla-mukus menjadi sangat kental dan menyumbat masi memberi respons terhadap alergen dan/atau stimulus lainnya yang tidak akan betpengaruhlumen organ ini. Pada sistem respiratorius pada panr yang normal dan pembentukan mukus yang berlebihan. Serangan asma bervariasi ter-dinding bronkiolus menebal dengan memburuk- gantung individu; ada beberapa yang sangat sukar, sedangkan yang lainnya sangat jelas bernapasnya penyakit, daerah paru menjadi berkerut, pendek dan bunyi ngik saat mengeluarkan napas. Kebanyakan individu yang menderita asma meng-sekresi yang menebal dalam saluran napas men- gunakan nebulizer yang mengandung bronkodi-jadi terinfeksi, paru fungsinya terhenti dan meng- lator, seperti halnya albuterol, untuk meringan- kan gejala.akibatkan kematian. Individu dengan fibrosiskistika mempunyai dua kopi dari kelainan gene-tik yang mengkode untuk kanal ion sel epitelyang mempengaruhi ion Cl- meninggalkan sel,meningkatkan kemampuan ion Na. untuk masuksel dan berpengaruh pada sekresi normal HCO.-'Akibatnya, mukus yang dihasilkan sel ini lebihkental daripada normal. Sistem Respirasi . 285

GAMB&8 tr . Area olfaktoris. Manusia. Paraffin .S&nfiBAm 2 Epitel olfaktoris. Manusia. Paraffinsection. x 270. section. x 540.Mukosa olfaktoris rongga hidung terdiri atas epitel Ini adalah pembesaran kuat daerah kotak dari gam-olfaktoris yang tebal (OE) dan lamina propria bar sebelumnya. Epitel (OE) adalah bertingkat torak(LP) yang kaya dengan pembuluh darah (BV),pembuluh limf (L\D, dan serat saraf (NF) sering bersilia, silianya tampak jelas. Meskipun pulasan hematoksilin dan eosin mewarnai jaringan tidakberkumpul menjadi berkas. Lamina propria jugamengandung kelenjar Bowman (BG) yang men- dapat membedakan berbagai jenis sel, kedudukanhasilkan lendir cair dan dilepaskan ke permukaan inti dapat diperkirakan untuk dikenali. Sel basal (BC) tampak pendek, dan intinya dekat membranaepitel bersilia melalui saluran keluar yang pendek. basalis. Inti sel olfaktoris (OC) letaknya di tengah,Daerah kotak diperlihatkan dengan pembesaran sedangkan inti sel sustentakular (SC) letaknyakuat dalam Gambar 2. dekat apeks sel. GAMBAB 3 . Keleniar intraepitelial. Manusia. g,qft{8&ft 4 o Larings, l.s, Manusia. Paraffin Paraffin section. x 540. section. x 14.Epitel rongga hidung tampak kecil adanya kelenjar Larings setengah kanan, setinggi ventrikel (V)intraepitelial (IG). Perhatikan struktur ini ber-batas jelas dari epitel di sekelilingnya. Hasil sekresi diperlihatkan dalam fotomikroskopik ini. Ventrikeldilepaskan ke dalam ruangan (bintang) yang kon-tinyu dengan rongga hidung (NC). Jaringan dibatasi sebelah superior oleh lipat ventrikularikat (CT) subepitelial mendapat banyak darah (pita suara palsu) (VF) dan sebelah inferior dibatasidengan pembuluh darah (BV) dan pembuluh oleh lipat vokalis (VoF). Ruang di atas lipat ven-limf (L\). Perhatikan sel plasma (PC), khas untuk trikular adalah awal vestibulum (Ve) dan yang di bawah lipat vokalis adalah awal ruang infra-jaringan ikat subepitelial sistem repirasi, yang juga glotis (IC). Muskulus vokalis (\M) mengaturmemperlihatkan adanya kelenjar (GI). ligamentum vokalis yang ada di lipat vokalis. Asinus kelenjar mukosa dan kelenjar seromukosa (GI) tersebar di dalam jaringan ikat subepitelial. Thlang rawan larings (LC) juga tampak di sini.KUNCIBC sel basal LC tulang rawan larings PC sel plasmaBG kelenjarBowman LP laminapropria SC sel sustentakularBV pembuluhdarah LV pembuluhlimf V ventrikelC silia NC ronggahidung Ve vestibulumCT jaringan ikat serat saraf VF lipat ventrikularGI kelenjar NF sel olfaktoris VM muskulus vokalis OC epitel olfaktoris VoF lipat vokalis.IC ruang infraglotis OEIG kelenjarintraepitel286 r Atlas Berwarna Histologi

ffff-\"i ;ffi €#11' ll & .#-f.fi*l-ffiApJrme${ 3 l rcewffienq-'l Sistem Resplrasi . 28?

GA$**AA 1 . Trakea. Ls. Monyet. Paraffin .&AM$AS 3 Trakea. Ls. Monyet. Plastic section. x 20. section. x 270.Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan po- Trakea dilapisi oleh epitel (E) bertingkat toraktongan memanjang trakea (Tr) dan esogafus bersilia, yang ditempati sejumlah sel goblet (GC)(Es). Perhatikan lumen (LT) trakea tetap terbuka, yang secara aktif mensekresi substansia mukus. Lamina propria (LP) relatif tipis, sedangkan sub'karena adanya tulang rawan yang tidak kontinyuberbentuk cincin-C (CR) pada dindingnya. Cincin- mukosa (SM) tebal dan berisi kelenjar mukosaC pada trakea lebih tebal di bagian anterior daripada dan kelenjar seromukosa (GI) yang sekretnyasisi posterior, dan dipisahkan satu sama lain olehjaringan ikat fibrosa (panah) yang tebal dan kon- dialirkan ke permukaan epitel melalui saluran keluartinyr dengan perikondrium cincin-C. Tunika adven- yang menembus lamina propria. Perikondrium (Pc)tisia trakea melekat pada esofagus melalui tulang rawan hialin berbentuk cincin-C (CR) me-jaringan ikat (CT) longgar, yang sering mengan- nyatu dengan jaringan ikat submukosa. Perhatikan potongan melintang pembuluh darah (BV), me-dung jaringan lemak. Perhatikan lumen (LE) esofagus nandakan banyaknya aliran pembuluh darah.biasanya kolaps. Daerah serupa dengan daerah kotakdiperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam Gam-bar 3.{}&MHA& 3 . Trakea. l.s, Monyet. Paraffinsection, x 200,Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesarankuat suatu daerah serupa dengan daerah kotakdalam Gambar 1. Epitel (E) bertingkattorakbersiliamelekat pada membrana basalis yang memi-sahkannya dari lamina propria di bawahnya. Sisiluar lamina propria dibatasi oleh suatu lamina elas-tika (panah), sebelah dalam adalah submukosa(SM) di dalamnya ada banyak pembuluh darah cg(BV). Cincin-C (CR) dengan bantuan perikon- i\lt\"i-ddrium (Pc), men)'usun seluruh dinding trakea.Tunika adventisia trakea, beberapa ahli mengikutkan &a1-urncrn-u# -ro-cincin-C, terdiri atas jaringan ikat jarang, di dalam-nya ada beberapa sel lemak (AC), saraf (N) dan*f&f1i&*,#S''pembuluh darah (BV). Berkas seratkolagen tLlnika '\"'%*;:*.adventisia untuk melekatkan trakea ke struktur di EW;#.\"^ WS *-F*sekitarnya. Perikondrium288 . Atlas Berwarna Histologi

rfffi e.mm;ry cn lr I s* * * l*. @h\"*'\" * f n '*4*ff' cftl 5 €I v +,,6* + *d Es t_E * *+ te*n*sAni I te*mmemglKUNCIAC sel-sel lemak GC sel goblet N sarafBV pembuluhdarah GI kelenjarmukosa./ Pc perikondriumCR cincin-C seromukosa SM submukosaCT jaringanikat LE lumen-esofagus Tr trakeaE epitel LP laminapropriaEs esofagus LT lumen-trakea Sistem Respirasi . 289

&&[W$AR tr . Epiteltrakea. Hamster. Mikroskop tus colgi (GA) yang berkembang baik, sedangkan sel-sel goblet terutama banyak retikulum endo- elektron. x 7 .782. plasma kasar (rER). (Seizin Dr. E. McDowell). Dolom kotak Bronkus. Manusia. MikroskopEpitel trakea hamster memperlihatkan sel goblet(GC) penghasil mukus, juga sel torak bersilia elektron. x 7782. Daerah apikal sel epitel bersilia(CC), yang silianya (panah) menonjol ke lumen. ada silia (C) dan mikrovili (panah). (Seizin Dr. E.Perhatikan bahwa kedua jenis sel dengan apara- McDowell).KUNCI GA aparatus Golgi rER retikulum endoplasmaC silia GC sel gobletCC sel torakbersilia kasar290 . Atlas Berwarna Histologi

lr&. Sistem Respirasi . 29t

gA{{{*An tr o Paru. Paraffin section. x 14. S&MS&K ? o Bronkus intrapulmonal. x.s. ParaffinGambar fotomikroskopik ini memperlihatkan sajian section. x 132.paru, yang memberi pengamatan berbagai saluranyang menghantarkan udara dan darah ke dan dari Bronkus intrapulmonal relatif besar menghantarkanparu. Bronkus intrapulmonal (IB) dapat dike- udara, lumennya (L) dilapisi epitel (E) respiratorisnali karena dindingnya yang tebal mengandung lem- yang khas. Otot polos (Sm) ditemukan di bawah membran mukosa dan otot ini melingkari seluruhpeng tulang rawan hialin (HC) dan otot polos(Sm). Potongan memanjang bronkiolus (B), bron- lumen. Perhatikan celah Qtanah) yang tampak padakiolus terminalis (TB) dan bronkiolus respi- lapisan otot, menunjukkan bahwa dua pita otot polosratorius (RB) juga jelas. Bronkiolus yang lebih kecil melingkari lumen tersusun membentuk sudut. Lem-(bintang) juga dapat dilihat, tetapi identifikasi tidak peng tulang rawan hialin (HC) bekerja sebagaidapat pasti. Panah mentnjukkan bangunan yangmungkin duktus alveolaris menuju ke sakus alveo- kerangka penyokong, mempertahankan lumen bron- kus tetap terbuka. Seluruh struktur dikelilingi olehlaris. Beberapa pembuluh darah (BV), perca- jaringanparu (LT).bangan sistem sirkulasi pulmonal, dapat dilihat. Per- .GAMBAR 4 Bronkiolus terminalis. x.s. Paraffinhatikan nodulus limfatikus (LN) juga terlihat section. x 132.sepanjang percabangan bronkus. Saluran bronkiolus yang terkecil disebut sebagai *effiS&n S e Bronkiolus. x.s. Paraffin section. x 270. bronkiolus terminalis (TB). Diameter saluran ini sangat kecil dan lumennya dilapisi oleh epitel (E)Bronkiolus mempertahankan lumen (L) tetap ter- selapis kubis tersebar dengan sel Clara (CC). Jaringanbuka tanpa memerlukan adanya dukungan tulang ikat banyak berkurang dan lapisan otot polos tidakrawan, karena saluran ini melekat ke jaringan paru sempurna dan sukar dilihat pada pembesaran ini. Bronkiolus terminalis bercabang menjadi bronkio-di sekitarnya melalui serat elastin yang tersusun lus respiratorius (RB) yang dindingnya menyeru-radier dari lingkarannya. Lumen bronkiolus dilapisi pai bronkiolus terminalis, kecuali adanya alveolioleh epitel (E) selapis torak sampai selapis kubis, yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas.disisipi sel Clara (CC), tergantung pada diameterbronkiolus Lamina propria (LP) tipis dan dikeli- Tulang rawan hialinlingi oleh otot polos (Sm), yang melingkari lumen. BronkiolusBronkiolus tidak mempunyai kelenjar dalam dinding-nya dan dikelilingi olehjaringan paru (LI). Bronkiolus terminalis Bronkiolus respiratorius Sistem Bronkial dan Paru292 . Atlas Berwarna Histologi

tg $hit t\"g *r1 r.F-*&:* l-*\"ii*pe* $-l l-G6i/rsAR 4-lKUNCIB bronkiolus IB bronkus inffapulmonal LT jaringan paru lumen RB bronkiolusrespiratoriusBV pembuluhdarah L nodulus limfatikus Sm ototpolosCC sel Clara LN LP laminapropria TB bronkiolus terminalisE epitelHC tulangrawanhialin Sistem Resplrasl . 293

S&!i**Affi t . Bronkiolus respiratorius. Paraffin .&&SXffiAffi 3 Duktus alveolaris. l.s. Manusia.section. x 270. Paraffin section. x 132.Pada bagian setengah bawah gambar fotomikrosko- Duktus alveolaris (AD), tidak seperti bronkioluspik ini tampak bronkiolus respiratorius lumen-nya respiratorius, tidak mempunyai dinding sendiri. Struk-berdinding tebal dengan kantong kecil alveoli (A) tur ini dilapisi oleh epitel (E) selapis gepeng, terdirimenonjol keluar. Di sini terjadi pertukaran gas yang atas sel-sel yang sangat tipis. Duktus alveolaris menunjukkan sejumlah kantong kecil alveoli (A)pertama kali. Dinding bronkiolus respiratorius ter- menonjol keluar dan seluruhnya berakhir pada sakus alveolaris (AS), terdiri atas kelompokan alveoli,diri atas epitel selapis kubis, mempunyai beberapasel bersilia dan sel Clara (CC). Bagian dinding sekeliling ruang berisi udara. Setiap alveoli mempu-lainnya ada lapisan sel otot polos yang tidak sem- nyai sel otot polos kecil yang bekerja seperti tali penu-purna dikelilingi oleh jaringan ikat fibroelastis. tup kantong, mengatur pembukaan ke dalam alveo-Dengan pengamatan yang teliti pada gambar ini lus. Gambaran ini seperti tombol kecil (pcnoh). Suatumenunjukkan bahwa dinding bronkiolus respirato- daerah serupa daerah korok diperlihatkan denganrius melipat, sehingga memberi gambaran yang salah pembesaran kuat dalam Gambar 3.seolah-olah berdinding tebal.&&*fi&AR 3 . Septum interalveolaris. Monyet. r&&efrmAm 4 Paru. Sel debu. Paraffin section.Plastic section. x 540. x 210.Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran Banyaknya pembuluh darah di paru jelas terlihat dalam fotomikroskopik ini, karena pembuluhkuat daerah serupa dengan daerahkotakGambar 2. darah (BV) dan kapiler (Ca) septum interalveolarisTampak dua alveoli (A) sebagai ruang kosong dipi- terisi dengan sel-sel darah merah. Bercak gelap yangsahkan satu sama lain oleh septum interalveo- tampak tersebar dimana-mana dalam jaringan parularis (lS). Septum terdiri atas kapiler (Ca), inti adalah sel debu (DC), makrofag yang sudah mem- fagosit partikel. Dalam kotok Paru. Sel debu.(bintang) endotel menonjol ke lumen yang berisi sel Monyet. Plastic section. x 540. Inti (N) sel debudarah merah (RBC). Septum interalveolaris juga (DC) dikelilingi oleh fagosom yang berisi partikel- partikel yang mungkin difagosit dari suatu alveolusseluruh alveolus dibatasi oleh pneumosit tipe I paru.(P1), epitel selapis gepeng yang sangat tipis, tersebar Bronkiolus respiratoriusdi antara pneumosit tipe II (P2). Septum inter- Duktus alveolarisalveolaris yang lebih tebal ada pembuluh darah(BV) dan unsur jaringan ikat termasuk makrofag Porus alveolarisyang disebut sel debu (DC). Perhatikan adanya selotot polos (Sm) dan unsur jaringan ikat yangtampak sebagai bintik pada tempat masuk kealveolus. Bagian respirasi sistem respirasi I$ Sel debu Badan Pneumosit tipe I lamelar Pertukaran gas Pneumosit tipe ll terjadi pada sawar alveolar-kapiler294 . Atlas Berwarna Histologi

* ,Ji 4f+' ' lt-S&ffisr{ml Ca, ,t-,l' * *#il-*l$ t€&M&ie* s I f-sXr s.qe 4 IKUNCIA alveolus CC sel Clara N inti sel debu P1AD duktus alveolaris DC epitel P2 pneumosit tipe IAS sakus alveolaris E pneumosit tipe IIBV pembuluhdarah IS septuminteralveolaris RBC L lumen Sm seldarahmerahCa kapiler ototpolos Sistem Respirasi . 295

A tt:Atvu$ema .{3&$Viffi&ffi 3 Sawar udara-darah. Anjing. plasmalema pada kedua sisi sitoplasma. Ruang alveolus (A) kosong, sedangkan lumen (L) kapi- Mikroskop elektron. x 85.500, ler ada sedikit sel darah merah (RBC). (Seizin DeFouw D. Padatnya jumlah vesikel dan selinganSawar udara-darah terdiri atas sel endotel (EC) selular: perbandingan antara endotel dan epitel sep-yang sangat tipis, pneumosit tipe I (P1) dan tum alveolaris pada paru anjing normal. Anat Reclamina basalis (BL). Perhatikan sitoplasma (panah) 209:77-84.)kedua jenis sel sangat sedikit, seperti tampak dekat296 . Atlas Berwarna Histologi

rlffi Ringkasan HistologikI. BAGIAN KONDUKSI dinding trakea. Adventisia ditempati cincin-C darr tulang rawan hialin (atau jaringan ikat tebal antaraA. Rongga hidung cincin-cincin). Sebelah posterior, muskulus tra- kealis (ototpolos) mengisi celah antaraujung bebas7. Daerah Respirasi tulang rawan.Daerah respirasi dibatasi oleh epitel respirasi D. Bronkus Ekstrapulmonal(bertingkat torak bersilia). Jaringan ikat sub- Bronkus ekstrapulmonal menyerupai trakea dalamepitelial banyak mengandung pembuluh darah dan struktur histologiknya,mempunyai kelenj ar seromukosa. E. Bronkus Intrapulmonal2. Daerah olfohorisEpitel daerah olfaktoris adalah tebal, epitel ber- Saluran ini dan saluran berikutnya seluruhnya dike-tingkat torak bersilia terdiri atas tigajenis sel: sel lilingi oleh jaringan paru.basal, sel sustentakular dan sel olfaktoris. Laminapropria banyak pembuluh darah dan mempunyai 7. Mukosakelenjar Bowman, yang menghasilkan mukus Bronkus intrapulmonal dibatasi oleh epitel respi-encer. ratorik dengan sel goblet. Jaringan ikat sub-B. Larings epitelial tidak lagi dibatasi oleh lamina elastika.Larings dibatasi oleh epitel respiratoris kecuali 2.Ototpada daerah tertentu dibatasi oleh epitel berlapisgepeng tanpa lapisan tanduk. Dari superior sam- Dua pita otot polos tersusun serong di sekitarpai inferior, lumen larings dibagi dalam tiga daerah:vestibulum, ventrikel, dan ruang infraglotis. mukosa.Lipat ventrikular dan lipat vokalis adalah batasatas dan batas bawah ventrikel. Tulang rawan, mus- 3.Tulangrawankulus ekstrinsik dan intrinsik, juga kelenjar mukosa Cincin-C digantikan oleh lempeng tulang rawandan kelenj ar seromukosa ada di larings. hialin bentuknya tidak beraturan yalg melingkari lapisan otot polos. Jaringan ikat padat kolagenG. Trakea menghubungkan perikondrium lempeng tulang rawan1. MukosaMukosa trakea terdiri atas epitel respiratoris 4. Kelenjardengan sejumlah sel-sel goblet, lamina propria Kelenjar seromukosa menempati jaringan ikatdan lamina elastika yang berkembang baik. antara lempeng tulang rawan dan otot polos. Nodu- lus limfatikus dan percabangan arteri pulmonalis2, Submukosu juga ada.Submukosa ditempati oleh kelenjar mukosa dankelenjar seromukosa. F. Bronkiolus3.Adventisia Bronkiolus dibatasi oleh epitel selapis torakAdventisia adalah bagian yang paling tebal dari bersilia sampai epitel selapis kubis tersebar dengan sel Clara tidak bersilia. Sel goblet ditemukan hanya pada bronkiolus yang lebih besar. Lamina propria tidak mempunyai kelenjar dan dikelilingi oleh otot Sistem Respirasi . 297

polos. Dinding bronkiolus tidak disokong oleh G. SakusAlveolaristulang rawan. Bronkiolus terbesar berdiameter seki- Sakus alveolaris terdiri atas sekelompok alveolitar 1mm. yang mengelilingi suatu ruang berisi udara.G. Bronkiolus Terminalis D. AlveolusBronkiolus terminalis biasanya berdiameter kurang Suatu alveolus merupakan ruang kecil berisi udaradari 0,5 mm. Lumen dibatasi oleh epitel selapis sebagian dikelilingi oleh epitel yang sangat tipis. Ada dua jenis sel yang membatasinya, pneumositkubis (beberapa bersilia) tersebar dengan sel tipe I (sel batas) dan pneumosit tipe II (penghasilClara. Jaringan ikat dan otot polos pada dindingbronkiolus terminalis sangat sedikit. surfaktan). Membukanya alveolus diatur oleh serat elastik. Alveoli satu sama lain dipisahkan oleh din-II. BAGIAN RESPIRATORIS ding dengan banyak pembuluh darah disebut septa interalveolaris, beberapa di antaranya ada porusA. Bronkiolus Respiratorius alveolaris (penghubung antar alveoli). Sel debuBronkiolus respiratorius menyerupai brinkiolus (makrofag), fibroblas, dan unsur jaringan ikatterminalis, tetapi saluran udara ini mempunyai lainnya bisa tampak di septa interalveolaris. Sawar udara-darah merupakan bagian septum interal-kantong-kantong yang menonjol keluar (alveoli) veolaris, yang paling tipis yang terdiri dari sur- faktan, sel endotel kapiler kontinyu, pneumositpada dindingnya. Ini merupakan daerah pertama tipe I, dan di antaranya ada lamina basalis yangdimana terjadi pertukaran gas. menjadisatu.B. Duktus AlveolarisDuktus alveolaris tidak mempunyai dinding sen-diri. Saluran ini berupa tabung lurus, panjang diba-tasi oleh epitel selapis gepeng dan terlihat sejumlahkantong-kantong kecil alveoli. Duktus alveolarisberakhir di sakus alveolaris.298 . Atlas Berwarna Histologi


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook