Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 12. Basil Gram-Positif Bukan Pembentuk Spora Aerob - Corynebacterium, Listeria, Erysipelothrix, Actinomycetes, & Patogen yang Berkaitan

Bab 12. Basil Gram-Positif Bukan Pembentuk Spora Aerob - Corynebacterium, Listeria, Erysipelothrix, Actinomycetes, & Patogen yang Berkaitan

Published by haryahutamas, 2016-08-22 10:33:06

Description: Bab 12. Basil Gram-Positif Bukan Pembentuk Spora Aerob - Corynebacterium, Listeria, Erysipelothrix, Actinomycetes, & Patogen yang Berkaitan

Search

Read the Text Version

Basil Gram-Positif BukanPembentuk Spora Aerob: BABC ory neb ncterium, Listeria,Er y sip eI o thr i x, Actin o my c et e s,12& Patogen ya.ng Berk aitan Basil gram-positif bukan pembentuk spora adalah kelompok pada Tabel 12-1, termasuk beberapa genus anaerob dan pembentuk spora. Bakteri anaerob dibahas pada Bab 21. beragambakteri aerob dan anaerob. Bab iniakanmemfokuskan Tidak ada metode penyatuan untuk identifikasi basilpada anggota aerob grup ini. Basil gram-positif bukan gram-positif. Sedikit laboratorium yang dilengkapi untuk mengukur kandungan guanosin plus sitosin. pertumbuhan pembentuk spora anaerob seperti Propionibacterium sp. dan hanya pada kondisi anaerob menunjukkan bahwa isolatActinomyces sp. akan dibahas pada bab mengenai infeksi adalah anaerob, tetapi banyakisolat L act ob acill,u s, Actin o my c es, anaerob (Bab 21). Genus spesifikkedua kelompok dinamakan Corynebacterium sp. dan Propionibacterium sp. merupakan dan Propionibacterium sp. dan lainnya yang bersifatanggota flora normal kulit dan membran mukosa manusia aerotoleran. Sebagian besar is olat Mycobacterium sp.,Nocardiadan, dengan demikian, sering kali merupakan kontaminan dan Rhodococcus sp., Gordonia dan Tsukamurella bersifatspesimen klinis yang dibawa untuk evaluasi diagnostik.Namun, di antara Aktinomisetes aerob, terdapat patogen tahan-asam dan karenanya mudah dibedakan dari bakterisignifikan seperti Corynebacterium diphtheriae, organisme korineform. Banyak, tetapi tidak semua genus Bacillus d.anyang menghasilkan eksotoksin kuat yang menyebabkan difteri Clostridium menghasilkan spora, dan adanya sporapada manusia, dan Mycobacterium tuberculosis, agen penyebab membedakan isolat dari bakteri korineform dengan jelas, tetapi CIo stridium p erfringe;rrs dan klostridium fi lamentosatuberkulosis. Listeria monocytogenes dan Erysipelothrix Iainnya secara umum tidak menghasilkan spora pada mediumrhusiopathiae terutama ditemukan pada hewan dan kadang- laboratorium. Penentuan bahwa suatu isolat adalahkadang menyebabkan penyakit berat pada manusia. Nocardiasp., Gordonia dan Tsukamurella mertpakan patogen yang Lactobacillus (atau Propionibacterium) dapat memerlukanbaru muncul pada pasien-pasien luluh imun. kromatografi gas-cairan untuk mengukur produk metabolik asam laktat (atau asam propionat), tetapi secara umum ini C ory n eb a ct e r ium sp. danb akteri yang berkaitan cenderung tidak praktis. Tes lain yang digunakan untuk membantuberbentuk gada atau tidak beraturan; meskipun tidak semua identifikasi suatu isolat basil gram-positif bukan pembentuk spora sebagai anggota genus atau spesies, antara lain adalahisolat mempunyai bentuk tidak teratur, istilah \"bakterikorineform atau difteroid\" nyaman digunakan untuk produksi katalase, produksi indol, reduksi nitrat, dan fermentasi karbohidrat. Banyak laboratorium klinis telahmenyebut grup ini. Bakteri-bakteri ini mempunyai kandunganguanosin plus sitosin yang tinggi, meliputi genus Coryne- mengembangkan teknologi pengurutan (sequencing),denganb acterium, Arcanob act erium, Brev ib acterium, ItIy cob acter ium, target gen rRNA 165 atau gen lainnya mengarah ke identifikasidan lainnya (Tabel 12-1). Actinomyces dan Propionibacterium banyak organisme ini, tetapi khususnya unrtk Mycob acterium dan Nocardia sp. yang didapat dari spesimen klinis.digolongkan, sebagai anaerob, tetapi beberapa isolat tumbuhbaik secara aerob (aerotoleran) dan harus dibedakan dari CA RY N E BACTE RI U M D I P HTH E R' AEbakteri korineform aerob. Basil gram-positif bukan pem-bentuk spora iainnya mempunyai bentuk yang lebih teratur Morfologi & ldentifi kasidan kandungan guanosin plus sitosin yang lebih rendah. Korinebakteri berdiameter 0,5-1 Fm dan panjangnyaGenus ini meliptti Listeria dan Erysipelothrlx; bakteri-bakteri beberapa mikrometer. Secara khas, organisme ini mempunyaiini mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan pembengkakan ireguler pada satu ujung yang memberikanLactobacillus sp. anaerob yang kadang-kadang tumbuh baik gambaran \"bentuk gada\" (Gambar I2-l). Di dalam batangdalam udara, dengan Bacillus dan Clostridium sp. pembentuk (sering kali dekat kutubnya) terdapat granula yang tersebarspora-dan dengan kokus Staphylococcus dan Streptococcussp. gram-positif-dibandingkan dengan bakteri korineform.Genus basil gram-positif yang penting secara medis disusun r84

BAB 12 * Basil Gram-Positif Bukan Pembentuk Spora Aerob 185TABEL t 2-1 Beberapa Basil Gram-Positif yang Penting Secara Medis yang Lebih Sering DijumpaiGenus Genus Sering Umum Corynebocterium Listeria Jarang Erysipelothrix Arcanobacterium Gardnerella Rothio Anaerob aerotoleran/anaerob ketat Tahan Asam Positif Lactobacillus Rhodococcus Clostridium (pembentuk spora) (Bab 1 'l) Nocardia Aerob Tsukamurella Bacl/us (pembentuk spora) (Bab 1 1 ) Gordonia Banyak genus flora kulit dan lingkungan lainnya Patogen utarnar l Anaerob aerotoleran Actinomyces (Bab 21) Li steri a m o n o cyto g e n e s Propionibacterium (Bab 2 l ) Erys i p e loth r i x r h u si op at h i a epa*gi; utarnb:,CerynbbsdEr rn diphtheriae I ' 'lsolat $enus Corynteborterriurn ybng urnum atalr'penting secara'klinisCo ryn eb a cte r i u m a my co I atu mr\" rr I I 'Corynebacterium minutissii'fi;un rrii \" ' rr \"r , ',, ,,'Co ryn e ba cteri u m i e i ke i u mCoryn e b acte ri u m p s eu d o d ip h ther itic u mCo ry n e b a cte r i u m stri at u mCoryn e bact e r i u m u re a lyt i c u mCo ry ne bocte il u m xeros i sG + C = guanine plus cytosinea The medically important coryneform bacteriaGAMBAR 12-1 Corynebacterium diphtheriae dari medium Pai tidak teratur yang terwarna penuh pewarna anilin (granula metakromatis) dan memberikan gambaran bermanik-manik.yang diwarnai dengan biru metilen. Secara khas ukurannya 0,5-1 Korinebakteri individual dalam sediaan yang diwarnai cen- derung terletak paralel atau membentuk sudut lancip satux 3-4 ;rm. Beberapa bakteri mempunyai ujung membengkak dengan lainnya. Cabang yang sebenarnya jarang terlihat pada(pembesaran asli x 1000). kultur. Pada agar darah, koloni C. diphtheriae berukuran kecil, granular, dan berwarna abu-abu, dengan tepi tidak teratur, dan dapat mempunyai zona kecil hemolisis. Pada agar yang mengandung kalium telurit, koloni berwarna cokelat hingga hitam dengan halo berwarna cokelat-hitam, karena telurit direduksi secara intraseluler (stafilokok dan streptokok juga dapat menghasilkan koloni hitam). Ada empat biotipe C' diphtheriaeyang telah dikenal luas: gravis, mitis, intermedius, dan belfanti. Varian-varian ini telah diklasifikasi berdasarkan karakteristik pertumbuhannya, seperti morfologi koloni, reaksi biokimia, dan tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh infeksinya. Sangat sedikit laboratorium referensi yang menyediakan karakerisasi biotipe; insiden difteri telah menurun drastis dan hubungan keparahan penyakit dengan biovar tidak penting bagi penatalaksanaan klinis dan kesehatan masyarakat untuk kasus atau wabah. fika diperlukan ketika terjadi wabah, metode imunokimia dan molekular dapat digunakan untuk menentukan tipe isolat C. diphtheriae.

186 BAGIAN III * Bakteriologi C. diphtheriae dan korinebakteri lainnya tumbuh secara dinukleotida (NAD)-melalui inaktivasi faktor elongasi EF-2. aerob pada sebagian besar medium laboratorium biasa. Pada medium serum Loeffler, korinebakteri tumbuh jauh lebih Faktor ini diperlukan untuk translokasi RNA transfer- mudah dibandingkan dengan organisme saluran napas lainnya, dan morfologi organisme ini khas pada apusan yang polipeptidil dari akseptor ke tempat donor pada ribosom dibuat dari koloni ini. eukariot. Fragmen toksin A menginaktivasi EF-2 melalui Korinebakteri cenderung menunjukkan pleomorfisme pada morfologi koloni dan mikroskopis. Ketika beberapa katalisasi reaksi yang menghasilkan nikotinamid bebas organisme difteri nontoksigenik diinfeksi oleh bakteriofag ditambah kompleks difosfat,ribosa-EF-2 adenosin inaktif dari basil difteri toksigenik tertentu, keturunan bakteri yang (ADP-ribosilasi). Sintesis protein yang berhenti tiba-tiba terpapar bersifat lisogenik dan toksigenik, dan sifat ini diasumsikan bertanggung jawab atas efek nekrotisasi dan selanjutnya menjadi herediter. Ketika basil difteri toksigenik dilakukan subkultur secara serial pada antiserum spesifik neurotoksik toksin difteri. Eksotoksin dengan cara kerja yang serupa dapat diproduksi oleh beberapa gal:ur pseudomonas terhadap fag temperate (tertahan aktivitasnya-ed) yang dibawanya, basil ini cenderung menjadi nontoksigenik. Oleh aerugi nosa. karena itu, masuknya fag mengarah ke toksigenisitas (konversi Patologi lisogenik). Produksi toksin yang sebenarnya mungkin terjadi hanya ketika profag C. diphtheriae lisogenik menjadi ter- Toksin difteri diabsorpsi ke dalam membran mukosa dan induksi dan melisis sel. Sedangkan toksigenisitas di bawah menyebabkan destruksi epitei dan respon inflamasi superfisial. kontrol gen fag, kecenderungan invasif dikontrol oleh gen Epitel yang nekrotik menjadi terbenam di dalam fibrin dan sel darah merah dan putih yang bereksudasi sehingga terbentuk bakteri. \"pseudomembran' keabu-abuan-biasanya menutupi tonsil, faring, atau laring. Setiap usaha untuk mengangkat pseudo- Patogenesis membran, menyingkap dan merobek kapiler sehingga Patogen genus Corynebacterium pada manusia yang utama mengakibatkan perdarahan. Kelenjar limfe regional di leheradalah C. diphtheriae, agen penyebab difteri saluran napas membesar, dan mungkin terdapat edema nyata di seluruh atau kulit. Di alam, C. diphtheriae terdapat pada saluran napas, leher. Basil difteri di dalam membran terus memproduksi toksin secara aktif. Toksin ini diserap dan menghasilkanluka, atau kulit orang yang terinfeksi atau karier normal. kerusakan toksik yang jauh, terutama degenerasi paren- kimatosa, infiltrasi lemak, dan nekrosis pada otot jantung,Organisme ini ditularkan melalui droplet atau kontak denganmanusia yang rentan; basil kemudian tumbuh pada membran hati, ginjai, dan adrenal, kadang-kadang disertai perdarahanmukosa atau pada kulit yang mengalami abrasi, dan jenis hyata. Toksin juga menyebabkan kerusakan saraf, seringyang toksigenik mulai memproduksi toksin. mengakibatkan paralisis palatum mole, otot-otot mata, atau ekstremitas. Semua C. diphtheriae toksigenik mampu menimbulkan Difteri kulit atau luka terjadi terutama di daerah tropis.eksotoksin penyebab-penyakit yang sama. Secara in vitro, Membran dapat terbentuk pada iuka infeksi yang gagalproduksi toksin ini sangat tergantung pada konsentrasi besi. menyembuh Namun, absorpsi toksin biasanya sedikit danProduksi toksin menjadi optimal pada kadar 0,14 prg besi per efek sistemiknya dapat diabaikan. Sejumlah kecil toksin yangmililiter medium, tetapi hampir tertekan pada kadar 0,5 pgimL. Faktor lain yang memengaruhi pengeluaran toksin ln terserap selama infeksi kulit meningkatkan pembentukanvitro adalah tekanan osmotik, konsentrasi asam amino, pH,dan ketersediaan sumber karbon dan nitrogen yang cocok. antibodi terhadap antitoksin. \"Virulensi\" basil difteriberkaitan dengan kemampuannya untuk mempertahankan infeksi,Faktor yang mengendalikan produksi toksin in vivo tidak tumbuh dengan cepat, dan kemudian dengan cepat meng- hasilkan toksin yang diserap secara efektif. C. diphtheriaedimengerti dengan jelas. tidak perlu menjadi toksigenik untuk membangun infeksi lokal-pada nasofaring atau kulit, misalnya-tetapi galur Toksin difteri adalah polipeptida tidak tahan panas (BM nontoksigenik tidak menghasilkan efek toksik sistemik atau62.000) yang dapat bersifat letal pada dosis 0,1 prg /kg. lika lokal. C. diphtheriae tidak menginvasi jaringan dalam secaraikatan disutrfidanya dipecah, moiekul dapat dibagi menjadidua fragmen. Fragmen B (BM 38.000), yang tidak punya aktif dan praktis tidak pernah memasuki aliran darah,aktivitas independen, secara fungsional dibagi menjadi meskipun kasus-kasus endokarditis yang jarang pernahdomain reseptor dan domain translokasi. Pengikatan domainreseptor ke protein membran sel inang CD-9 dan faktor diuraikan.pertumbuhan epidermal pengikat-heparin (heparin-binding Gambaran Klinisepidermal growth factor, HBEGF)-yang seperti prekursor,mencetus masuknya toksin ke dalam sel melalui endositosis Ketika inflamasi difteri dimulai pada saluran napas, nyeriyang diperantarai reseptor. Asidifikasi domain translokasi di tenggorok dan demam biasanya terjadi. Kelemahan dandalam endosom yang berkembang mengarah ke penciptaan dispnea segera timbui karena obstruksi yang disebabkan olehkanal protein yang memfasilitasi pergerakan fragmen A ke membran. Obstruksi ini bahkan dapat menyebabkan matidalam sitoplasma sel inang. Fragmen A menghambat elongasi Iemas, jika tidak segera ditolong dengan intubasi ataurantai polipeptida-jika terdapat nikotinamid adenin trakeostomi. Ketidakteraturan denyut jantung menunjukkan kerusakan jantung. Selanjutnya dapat terjadi kesulitan dalam melihat, bicara, menelan, atau menggerakkan lengan atau

*BAB 12 Basil Gram-Positif Bukan Pembentuk Spora Aerob 187tungkai. Semua manifestasi ini cenderung mereda secara Dua pemeriksaan yang disebutkan terakhir tidak tersediaspontan. secara luas. Secara umum, var gravis cenderung menimbulkan pe- Dalam sejarahnya, toksigenisitas isolat C' diphtheriaenyakit yang lebih berat dibandingkan dengan var mitis, tetapipenyakit yang mirip dapat ditimbulkan oleh semua tipe. telah diperlihatkan dengan menginjeksi dua marmut dengan isolat yang dibaut menjadi emulsi. lika marmut yang di-Uji Laboratorium Diagnostik lindungi dengan antitoksin difteri bertahan hidup, sedangkan yang tidak dilindungi mati, isolat dianggap toksigenik' Tes iniUj1-uji ini untuk konfirmasi gambaran klinis dan mempunyai sebagian besar telah diganti dengan teknologi yang lebihmakna epidemiologis. Catatan: Terapi spesifik tidak bolehditunda untuk hasil laboratorium jika gambaran klinisnya modern.mengarah kuat ke difteri. Dokter harus memberi tahu Resistensi & lmunitaslaboiatorium klinis sebelum mengambil atau menyerahkan Karena difteri terutama adalah hasil kerja toksin yangsampel untuk kultur. dibentuk oleh organisme dan bukan invasi oleh organismenya' Apotun dakron dari hidung, tenggorok, atau lesi men- resistensi terhadap penyakit ini sebagian besar tergantungcurigakan lainnya harus didapat sebelum pemberian obatantimikroba. Apusan harus dikumpulkan dari bawah setiap pada ketersediaan antitoksin penetral spesifik di dalam aliranmembran yang terlihat. Apusan kemudian diletakkan padamedia transpor semisolid seperti Amies. Pewarnaan preparat darah dan jaringan. Difteri secara umum memang terjadi hanya pada orang yang tidak punya antitoksin (atau kurangdengan biru metilen alkali atau pewarnaan Gram mem- dari 0,01 Lf unit/ml). Penilaian imunitas terhadap toksin difteri untuk tiap pasien paling baik dilakukan denganperlihatkan batang bermanik-manik dengan komposisi yang mempelajari catatan imunisasi toksoid difteri dan imunisasi primer atau booster jika diperlukan'khas. Terapi Spesimen harus diinokulasi pada cawan agar darah (untuk Pengobatan difteri sebagian besar terletak pada supresi cepatmenyingkirkan streptokokus hemolitik), kultur miring bakteri penghasil toksin dengan obat antimikroba danLoeffler, dan cawan telurit (misal, agar sistin-telurit atau pemberian dini antitoksin spesifik terhadap toksin yangmedium Tinsdale modifikasi) dan diinkubasi pada suhu 37\"C' dibentuk oleh organisme pada tempat masuk dan multi-Dalam 12-18 jam, kultur miring Loelller dapat menghasilkanorganisme dengan morfologi \"seperti-difteri\" yang khas' plikasinya. Antitoksin difteri diproduksi oleh berbagaiDalam 36-4S jam, koloni pada medium telurit cukup jelas binatang (kuda, biri-biri, kambing, dan kelinci) melalui injeksi untuk mengenali C. diPhtheriae. berulang toksoid yang dipekatkan dan dimurnikan. Terapi dengan antitoksin adalah keharusan jika terdapat kecurigaan Suatu isolat dugaan C. diphtheriae harus diuji toksi- klinis yang kuat atas difteri. Dari 20.000 hingga 100'000 unitgenisitasnya. Uji-uji seperti itu hanya dikerjakan di labora- disuntikkan intramuskular atau intravena sesudah tindakaniorium kesehatan masyarakat rujukan. Terdapat beberapa pencegahan dikerjakan (tes kulit atau konjungtiva) untuk metode, yaitu: menyingkirkan hipersensitivitas terhadap serum binatang' l. Cakram kertas filter yang mengandung antitoksin (10 Antitoksin harus diberikan pada hari saat diagnosis klinis difteri dibuat dan tidak perlu diulang. Injeksi intramuskuler IU/cakram) diletakkan pada cawan agar. Kultur yang dapat diiakukan pada kasus ringan' akan diuji toksigenisitas adalah titikyang diinokulasi 7-9 mm dari cakram. Sesudah inkubasi selama 48 jam' Obat antimikroba (penisilin, eritromisin) menghambat pertumbuhan basil difteri. Meskipun obat-obat ini hampir antitoksin yang berdifusi dari cakram kertas telah tidak berpengaruh pada proses penyakit, obat tersebut menghentikan produksi toksin. Obat-obat ini juga membantu mempercepat toksin berdifusi dari kultur toksigenik dan mengeliminasi streptokokus yang juga ada dan C. diphtheriae menghasilkan pita presipitin antara cakram dan area dari saluran napas pasien atau karier. pertumbuhan bakteri. Ini adalah me lcije Elek modifikasi yang dijelaskan oleh Unit Referensi Difteri WHO' Epidamiologl' P€nc€gahan' & 2. Metode berdasarkan reaksi rantai polimerase (PCR- Pengandalian Sebelum imunisasi buatan, difteri terutama merupakan based) telah diuraikan untuk deteksi gen toksin difteri (rox). Pemeriksaan PCR untuk fox dapat juga digunakan penyakit pada anak kecil. Infeksi terjadi secara klinis maupun secara langsung pada spesimen pasien sebelum hasil subklinis pada usia dini dan mengakibatkan penyebaran luas kultur diperoleh. Kultur positif menegaskan pemeriksaan produksi antitoksin pada populasi. Infeksi asimtomatis selama PCR positif. Kultur negatif sesudah terapi antlbiotika masa remaja dan dewasa merupakan stimulus untuk mem- bersama dengan ditambah pemeriksaan PCRyang positif pertahankan kadar antitoksin yang tinggi. Oleh karena itu, mengarah ke kemungkinan pasien menderita difteri. sebagian besar populasi, kecuali anak-anak, menjadi imun' 3. Pemeriksaan imunosorben terkait enzlm dapat digunakan untuk mendeteksi toksin difteri dari isoiat C' diphtheriae klinis. 4. Pemeriksaan strip imunokromograf memungkinkan deteksi toksin difteri dalam beberapa jam. Pemeriksaan ini sangat sensitif.

188 BAGIAN III .f. Bakteriologi Pada usia 6*8 tahun, kira-kira 75o/o anak-anak di negara ke media pertumbuhan. Korinebakteri lipofilik tumbuh berkembang, tempat infeksi kulit oleh C. diphtheriae umum lambat pada agar darah biri-biri, menghasilkan koloni dengan terjadi, mempunyai kadar antitoksin serum protektif. diameter <0,5 mm sesudah inkubasi 24 janr'. Reaksi kunci Penyerapan sejumlah kecil toksin difteri dari infeksi kulit tambahan untuk klasifikasi bakteri korineform, meliputi- kemungkinan memberikan stimulus antigenik untuk respon imun; sejumlah toksin yang diserap tidak menimbulkan tetapi tidak terbatas pada-tes berikut: metabolisme oksidatif penyakit. atau fermentatii produksi kataiase, motilitas, reduksi nitrat, produksi urease, dan hidrolisis eskulin. Corynebacterium sp. Imunisasi aktif pada masa kanak-kanak dengan toksoid secara khas nonmotil dan katalase-positif. Bakteri korineform difteri menghasilkan kadar antitoksin yang secara umum merupakan penghuni normal membran mukosa kulit, saluran adekuat sampai masa dewasa. Dewasa muda perlu diberikan napas, saluran kemih, dan konjungtiva. booster toksoid, karena basil difteri toksigenik tidak cukup sering ditemukan pada populasi di banyak negara maju untuk Korinebakteri Nonlipofi lik menjadi stimulus infeksi subklinis dengan stimulasi resistensi. Kadar antitoksin menurun dengan berjalannya waktu, dan Grup korinebakteri nonlipofilik, meliputi berbagai spesies yang dapat dit'edakan lebih lanjut berdasarkan metabolisme banyak orang yang lebih tua tidak mempunyai jumtah fermentatif atau oksidatif. Corynebacterium ulcerans dan antitoksin dalam sirkuiasi yang cukup untuk melindungi Corynebacterium pseudotuberculosis berhubungan erat dengan C. diphtheriae dan dapat membawa gen tox difteri. C. mereka dari difteri. ulcerans toksrgenik dapat menyebabkan penyakit yang serupa dengan difteri klinis, sedangkan C. pseudotuberculosis jarang Prinsip sasaran pencegahan adalah untuk membatasi menyebabkan penyakit pada manusia. Spesies lain dalam distribusi basil difteri toksigenik pada populasi dan mem- grup fermentatif nonlipofilik, meliputr Corynebacterium pertahankan kadar imunisasi aktif setinggi mungkin. xerosis, Cory nebacterium striatum, Corynebacterium minu_ tissimum, dan Corynebacterium amycolatum.Bakteri tersebut Untuk membatasi kontak dengan basil difteri seminimal termasuk bakteri korineform yang paling sering diisolasi. mungkin, pasien dengan difteri harus diisoiasi. Tanpa terapi, Banyak isolat yang sebelumnya diidentifikasi sebagai C. xerosls mungkin telah salah diidentifikasi dan sesungguhnya sebagian besar orang yang terinfeksi terus menyebarkan basil adalah C. amycolatum. Terdapat sedikit kasus p.nyukit yu.rg difteri selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan se- terdokumentasi baik yang disebabkan oleh C. minutissimum, sudah sembuh (karier konvalesens). Bahaya ini dapat sangat meskipun organisme ini sering diisolasi dari spesimen klinis. dikurangi melalui pengobatan dini aktif dengan antibiotik. Menurut sejarah, C. xerosis dan C. striatumtelah menyebabkan Filtrat kultur kaldu galur toksigenik diberikan formalin berbagai infeksi pada manusia.0,3o/o dan diinkubasi pada 37,' C hingga toksisitasnya hilang.Toksoid cair ini dimurnikan dan distandardisasi dalam unit Terdapat tiga korinebakteri nonfermentatif yang palingflokulasi (dosis Lf).Toksoid cair yang disiapkan tadi diadsorpsi sering dikaitkan dengan infeksi klinis. Corynebacterium aurispada aluminium hidroksida atau aluminium fosfat. Materi ini dikaitkan dengan infeksi telinga pada anak-anak. Coryne- ba,cterium pseudodiphtheriticum dikaitkan dengan inieksibertahan lebih lama di dalam depot sesudah injeksi dan saluran napas. Corynebacterium glucuronolytiiun seringmerupakan antigen yang lebih baik. Toksoid ini umumnya urease-positif dan merupakan suatu patogen saluran kemih.dikombinasi dengan tetanus toksoid (Td) dan kadang-kadang Korinebakteri Lipofi likdengan vaksin pertusis (DPT atau DapT) sebagai injeksitunggal untuk digunakan pada imunisasi inisial pada anak. Corynebacterium jeikeium adalah salah satu bakteri kori-Untuk injeksi booster dewasa, hanya toksoid Td atau toksoid neform yang paiing umum diisolasi dari pasien yang sakitTd dikombinasi dengan vaksin pertusis aseluler (untuk suatu akut. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada pasieninjeksi satu kali pada individu yang mendapat vaksin pertusis luluh imun dan penting karena menimbulkan lnfeksi, ter-sel penuh di masa kanak-kanak) yang digunakan; kombinasi masuk bakteremia, yang angka mortalitasnya tinggi danini menggabungkan toksoid tetanus dosis penuh dengan dosis karena resisten terhadap banyak obat antimik.obi yung umum digunakan. Coiynebacterium urealyticum adal,aitoksoid difteri sepersepuluh lebih kecil supaya dapat me- spesies dengan pertumbuhan lambat yang resisten multipelngurangi kecenderungan reaksi yang tidak diinginkan. terhadap antibiotik. Sesuai namanya, bakteri ini bersifat Semua anak'harus mendapat satu seri imunisasi dan urease-positif. Bakteri ini telah dihubungkan dengan infeksibooster inisial. Boosfer reguJer dengan Td terutama penting saluran kemih berkrusta akut atau kronis dengan manifestasiuntuk orang dewasa yang berpergian ke negara berkembang, pH urin alkali dan pembentukan kristal.tempat insidens difteri klinis dapat mencapai 1.000 kali lebihtinggi daripada negara maju, tempat imunisasi adalahuniversal.BAKTERI KORINEFORM LAINNYABanyak Corynebacterium sp. lainnya telah dihubungkan Genus Korineform Lainnyadengan penyakit pada manusia. Bakteri korineforrn di-klasifikasikan sebagai nontipofilik atau iipofilik tergantung Terdapat banyak genus dan spesies lain bakteri korineform. Arcan ob acterium haemoly ticum menghasilkan hemolisis- ppada peningkatan pertumbuhan dengan penambahan lipid pada agar darah. Kadang-kadang bakteri ini dihubungkan

BAB 12 * Basil Gram-Positif Bukan Pembentuk Spora Aerob 189.-' *ffidengan faringitis dan dapat tumbuh pada medium selektif . t'l}tI:*t;untik streptokokus. A. hemolyticum bersifat katalase-negatif' ,,t:seperti streptokokus grup A, dan harus dibedakan dengan t @trpewarnaan Gram karakteristik morfologi (batang versustokus) dan biokimiawinya. Sebagian besar bakteri korineform 3tI tIttt&e-h.r Idalam genus lain jarang menyebabkan penyakit dan tidak \a-\"(1umum diidentifikasi di laboratorium klinik. Rothia dentocariosa adalah batang gram-positif yang tb -)** f \,,:,*membentuk filamen bercabang. Bakterl ini dikaitkan denganabses dan endokarditis, kemungkinan setelah masuk dari *,:iS$$W:. $iitW ${{*h :**mulut ke dalam darah. Kokus gram-posttif, Stomatococcusmucilaginosis, telah dipindahkan ke genus Rothia' Kokus ini,.r-r.r.rpikut-t p.nghuni umum rongga mulut dan telah dikaitkandengan bakteremia pada pasien luluh imun dan endokarditispada pemakai obat suntik.trSrE*rA MO N 0 CYTOGE'ltgs {F ilxTerdapat beberapa spesies dalam genrts Listeria' Dati GAMBAR 12-2 Pewarnaan Gram basil gram-posilif Listeria monocytogenes pada kultur darah. Pembesaran asli x 1.000. Selsemuanya, Llu. amsonpoecnyytoagkeint epsaaddaalahhepweannyebdaabnPmenatinnugssiau'atlu' darah merah terdapat di latar belakang' Listeria yang diisolasi darispektrum spesimen klinis sering memperlihatkan variasi panjang dan seringionocytogene.s dapat tumbuh dan bertahan hidup pada kali variasi bentuk juga. Secara khas diameternya 0,4-0,5 pm dengan panjang 0,5-2 ;rm. (Hak cipta H Tran.)kondlsi lingkungan yang bervariasi pada kisaran luas' Spesies Patogenesis & lmunitasini dapat bertahan hldup pada temperatur mesin pendingin L. monocytoge;nes masuk ke tubuh melalui saluran cerna(4\" C), pada keadaan pH rendah dan keadaan kadar garam sesudah ingesti makanan terkontamlnasi seperti keju atau sa).uran. Organisme ini mempunyai beberapa protein adhesintinggi. Karena itu, organisme ini dapat mengatasi pengawetan (Ami, Fbp A, dan protein flagelin) yang memlasilitasimakunatt dan sawar pengaman, membuatnya menjadi patogen pengikatan bakteri ke sel inang dan berkontribusi dalampenting yang ditularkan melalui makanan. virulensi. Bakteri ini mempunyai protein permukaan dindingMorfologi dan ldentifi kasi sel yang disebut internalin A yang berinteraksi denganL. monocytigenes adalah batang pendek, gram-positif, bukan kaderin-E, suatu reseptor pada se1 epitel, memudahkanpembentuk spora (Gambar 12-2). Bersifat katalase positif dan fagositosis ke dalam sel epitel. Sesudah fagositosis, bakterimempunyai gerakan berguling-guling dari ujung yang satu ke terselubung di dalam fagolisosom, tempat pH rendahujung lainnya pada suhu 22-28' C, tetapi tidak pa da 37\" C; trji mengaktivasi bakteri untuk menghasilkan listeriolisin O'motilitas membedakan secara cepat listeria dari difteroid Enzim ini melisis membran fagolisosom dan memungkinkanyang merupakan anggota flora normal kulit. listeria melepaskan diri ke dalam sitoplasma se1 epitel.Karakteristik Kultur dan Pertumbuhan Organisme ini berproliferasi dan ActA, protein permukaanListeriatumbuh baik pada medium seperti agar darah domba listeria lainnya, menginduksi polimerisasi aktin sel inang, yang mendorong bakteri ke membran sel' Dorongan ke5o/o; pada media ini bakteri ini memperlihatkan zona kecil membran sel inang, menyebabkan pembentukan tonjolanhemolisis yang khas, di sekeliling dan di bawah koloni' elongasi yang disebut filopod. Filopod ini diingesti oleh se1 epitel yang bersebeiahan, makrofag, dan hepatosit, listeriaOrganisme ini bersifat anaerob fakultatif dan katalase-positif' dilepaskan, dan siklus dimulai kembali. L. monocytogenesesliulin hidrolisis positif, serta motil. Listeria menghasilkan dapat bergerak dari se1 ke se1 tanpa terpapar antibodi,asam tetapi tidak menghasilkan gas dari pemakaian berbagai komplemen, atau sel PMN. Shlgella Jlexneri dan riketsia juga merebut aktin sel inang dan sistem kontraktil untuk me-karbohidrat. Motilitas pada temperatur ruang dan produksi hemolisin nyebarkan infeksi. Zatbesi merupakan suatu faktor virulensi yang penfing'merupakan gambaran primer yang membantu pembedaan Listeria memproduksi siderofor dan dapat memperoleh zatlisteria dari bakteri korineform. besi dari transferin.Klasifikasi AntigenKlasifikasi serologis hanya dilakukan pada laboratoriumrujukan dan terutama digunakan untuk penelitian epide-miologi. Serotipe ll2a, ll2b, dan 4b merupakan lebih dari95% isolat dari manusia. Serotipe 4b menyebabkan sebagianbesar wabah melalui makanan.

190 BAGIAN III * Bakteriologi Imunitas terhadap L. monocytogenes secara primer di_ kehilangan warna. Bakteri dapat terlihat tunggal, berupa rantai pendek, acak, atau dalam filamen panjang tidik perantarai oleh se1, seperti yang diperlihatkan oleh lokasi bercabang. Morfologi koloni dan tampilan pewarnaan Gram infeksi yang intraseluler dan melalui hubungan jelas infeksi bervariasi tergantung medium pertumbuhan, temperatur dan kondisi terganggunya imunitas yang diperantarai sel, inkubasi, dan pH. Erysipelothrix bersifat katalase-, okiidase_, seperti pada kehamilan, AIDS, limfoma, dan transplantasi organ. Imunitas dapat ditransfer melalui limfosit tersensiti_ dan indol-neg attf.Jika Erysipelothrix dibia&an pada agar besi sasi, tetapi tidak melalui antibodi. gula rangkap tiga (triple sugar iron, TSI), akan mengh-asilkan hidrogen sulfida, mengubah tonjolan TSI menjadi hitam. Gambaran Klinis E. rh u s i op athi ae harus dibedakan denganL. m o no cy t o ge n e s, Terdapat dua bentuk listeriosis perinatal pada manusia. Sindrom onset dini (granulomatosis infantiseptika) adalah Arcanob acterium py o ge ne s, dan A. haem olyticum, tetapiketiga akibat dari infeksi in utero dan merupakan bentuk diseminata penyakit yang dicirikan dengan sepsis neonatus, lesi pustul spesies ini bersifat hemolitik-p dan tidak menghasilkan dan granuloma yang mengandung L. monocytogenei pada berbagai organ. Kematian dapat terjadi sebelum atau sesudah hidrogen sulfida ketika dibiakkan pada media TSi. Lebih sulit persalinan. Sindrom onset lambat menyebabkan timbulnya meningitis antara saat lahir dan minggu ketiga kehidupan; membedakan E. rhusiopathiae dari laktobasil aerotoleran; sering disebabkan oleh serotipe 4b dan mempunyai angka mortalitas yang signifikan. keduanya dapat merupakan hemolitik-c. Keduanya bersifat katalase negatif dan resisten terhadap vankomisin (g0% Orang dewasa dapat mengalami listeria meningo- Iaktobasil). Sebagai tambahan, beberapa galur laktobasil ensefalitis, bakteremia, dan (jarang) infeksi fokal. Meningo_ menghasilkan HrS sangat mirip E. rhusiopathiae. ensefalitis dan bakteremia timbul paling sering pada pasien luluh imun; pada pasien ini listeria adalah salah iaiu penyebab E. rhusiopathiae tersebar pada hewan darat dan laut di meningitis yang lebih sering. Gambaran klinis meningitis seluruh dunia, termasuk berbagai vertebrata dan invertebrata. Bakteri ini menimbulkan penyakit pada babi, kalkun, bebek, listeria pada pasien-pasien ini bervariasi dari yang tersembunyi dan biri-biri peliharaan. Dampak yang paling penting adalah pada babi yang menimbulkan erisipelas. pada manusia, hingga yang fulminan dan bersifat tidak spesifik. pada erisipelas disebabkan oleh streptokokus hemolitikus-p grup A individu imunokompeten, penyakit dapat tidak timbul dan jauh berbeda dibandingkan dengan erisipelas\" babi. Manusia terkena infeksi E. rhusiopathiae melalui inokulasi sesudah ingesti makanan terkontaminasi atau pasien dapat langsung dari hewan atau produk hewan. Orang dengan risiko terbesar adalah neiayan, pengurus ikan, pekerp di fejagalan, menderita gastroenteritis demam simptomatis. Ini timbul tukang daging, dan lainnya yang berkontak dengan pioduk sesudah suatu periode inkubasi 6-4g jam. Gejala-gejala hewan. meliputi demam, menggigil, sakit kepala, mialgia, nyeri perut, d-iseIbnufet kesriisEip.erlhouids.ioBpiaatshaianyeayatnegrjpaadliinpgadasejarinriglinpgadaan manusia dan diare. Penyakit biasanya sembuh sendiri dan sebagian melalui inokulasi langsung pada tempat luka atau abrasl (dikenal besar laboratorium klinis tidak secara rutin melakukan kJtur dengan \"jari anjing laut\" dan \"jari ikan paus,,). Sesudah 2_7 hari masa inkubasi, timbul nyeri yung dupat hebat, dan Listeria dari sampel feses rutin. p_emb.engkakan. Lesinya meninggi, berwaina keunguan. Diagnosis listeriosis terletak pada isolasi organisme dalam kultur darah dan cairan spinal. Nanah biasanya tidak ada pada tempat infeksi yang mem_ bantu membedakan dengan infeksi kulit stafilokokus dan Infeksi spontan terjadi pada banyak hewan domestik dan hervan liar. Pada hewan pemamah biak (misal, domba) listeria streptokokus. Erisipeloid dapat menyembuh sesudah 3_4 dapat menyebabkan meningoensefalitis dengan atau tanpa minggu, atau lebih cepat dengan pengobatan antibiotik.bakteremia. Pada hewan yang lebih kecil (misal, kelinii, Tambahan bentuk klinis infeksi (keduanya jarang) adalahayam), terdapat septikemia dengan abses fokal pada hepardan otot jantung serta monositosis yang jelas. bentuk kutaneus difus dan bakteremia dengan endokarditis. Banyak obat antimikroba menghambat listeria in vitro. Erysipelothrix sangat rentan terhadap penisilin G, obat terpilihPenyembuhan kliiris telah didapat dengan ampisilin, dengan untuk infeksi berat. Organisme ini secara intrinsik resisteneritromisin, atau dengan trimetoprim-sulfametoksazol intra- terhadap vankomisin.vena. Sefalosporin dan fluorokuinolon tidak aktifterhadap l. AKTITTIOMISETESmonocytogenes. Ampisilin plus gentamisin sering dianjurkanuntuk,terapi, tetapi gentamisin tidak memasuki sel inang dan Aktinomisetes aerob grup besar dan beragam basil gram_mungkin tidak membantu terapi infeksi listeria. positif dengan kecenderungan membeniuk rantai atauE NYSI P E LOT H RI X N H U S I O PATH I AE filamen. Kelompok ini terkait dengan korinebakteri danErysipelothrix rhusiopathiae adalah basil gram-positif yang termasuk banyak genus dengan makna klinis, sepertimenghasilkan koloni kecil, mengilat transparan. Basil inl Mycobacteria (dibahas di Bab 23) dan organisme saprofitdapat hemolitik-c pada agar darah. pada pewarnaan Gramkadang-kadang tampak seperti gram-.regutif karena mudah seperti streptomyces. Sejalan dengan pertumbuhan basil, sel_ sel tetap bersama-sama sesudah pembelahan untuk mem- bentuk rantai bakteri yang memanjang (dengan lebar 1 prm) yang kadang-kadang bercabang. Rentang proses ini bervariasi

BAB f 2 * Basil Gram-Positif Bukan Pembentuk Spora Aerob 191pada takson yang berbeda. Pada beberapa aktinomisetes katalase positif, dan tahan asam sebagian. Bakteri ini meng-menjadi rudimenter-rantainya pendek, pecah terpisah hasilkan urease dan dapat mencerna parafin. Nokardia membentuk substrat bercabang-cabang dan filamen aeriaisesudah pembentukan, dan menyerupai difteroid; yang yang membentuk fragmen sesudah pembentukan, pecahlainnya membentuk substrat ekstensif atau filamen aerial menjadi sel kokobasiler. Dinding sel mengandung asam mikolat yang merupakan rantai lebih pendek dibandingkan(atau keduanya); atau berfragmen menjadi bentuk kokobasil. rantai Mikobakteri. Bentuk ini dianggap tahan asam lemah'Anggota Aktinomisetes aerob dapat dikelompokkan ber- tetapi jika diwarnai dengan reagen tahan asam rutin (karbol-dasarkan pewarnaan tahan asam. Mikobakteri adalah benar- fuksin) tetapi dihilangkan warnanya dengan asam stlfat l-4o/obenar organisme tahan asam positif; genus yang Positif lemah sebagai ganii penghilang warna asam-alkohol yang lebih kuat,meiiputi Nocardia, Rhodococcus, dan beberapa lainnya yang sebagian besar isolat akan terwarnai tahan asam. Spesiesbermakna klinis. Sfrepfomyces dan Actinomadura' dua agen nokardia diidentifikasi secara primer dengan metodepenyebab misetoma aktinomikotik, pewarnaan tahan molekuler seperti pengurutan gen rRNA 165 dan analisisasamnya negatif. RFLP fragmen gen yang diamplifikasi seperti fosp. R. equi dapat tampak sebagai basil sesudah inkubasi Patogenesis & Gambaran Klinisbeberapa jam dalam kaldu, tetapi pada inkubasi iebih lanjut'bentuknya berubah menjadi kokoid. Spesies Rhodococcus rnt Pada sebagian besar kasus, nokardiosis adalah infeksijuga sering menghasilkan koloni berpigmen sesudah 24 jam oportunistik yang berkaitan dengan beberapa faktor risiko,inkubasi dengan warna berkisar dari merah dadu salmon sebagian besar mengganggu respon imun yang diperantaraihingga merah. Organisme ini secara umum adalah tahan se1: pengobatan kortikosteroid, imunosupresi, transplantasiasam positif lemah ketika diwarnai dengan metode Kinyoun organ, AIDS, tuberkulosis, dan alkoholisme. Nokardiosismodifikasi. R. equi kadang-kadang menyebabkan infeksi bermula sebagai pneumonia lobaris kronis, dan berbagaiseperti pneumonia nekrotikans pada pasien luluh imun gejala dapat timbul, termasuk demam, kehilangan beratdengan imunitas diperantarai sel yang abnormal (misal, badan, dan nyeri dada. Manifestasi klinis tidak berbeda danpasien AIDS). R. equi terdapat dalam tanah dan kotoran menyerupai tuberkulosis dan infeksi lainnya. Konsolidasiherbivora. Organisme ini kadang-kadang menjadi penyebab paru dapat terjadi, tetapi pembentukan granuloma danpenyakit pada lembu, domba, dan babi dan dapat menimbul- perkejuan jarang terjadl. Proses patologis yang biasa adalahkan infeksi paru berat pada anak kuda. Spesies lain dalam pembentukan abses. Penyebaran dari paru sering melibatkanberbagai gents Rhodococcus yang beragam terdapat di sistem saraf pusat, tempat abses terbentuk di dalam otak,lingkungan tetapi jarang menyebabkan penyakit pada menyebabkan berbagai gejala klinis. Beberapa pasienmanusia. mengaiami keterlibatan paru subklinis dan datang denganNOKARDIOSIS lesi otak. Penyebaran juga dapat timbul pada kulit, ginjal, mata, atau di manapun.Genus Nocardla terus mengalami klasifikasi ulang taksonomiyang ekstensif. Spesies baru terus ditemukan dan paling Uji Laboratorium Diagnostiksedikit 30 spesies telah diimplikasikan sebagai penyebab Spesimen, meliputi sputum, pus, cairan spinal, dan materi biopsi. Apusan dengan pewarnaan Gram memperlihatkaninfeksi manusia. basil gram-positifl sel kokobasil, dan filamen bercabang. Spesies paling umum berhubungan dengan sebagian besar Dengan pewarnaan tahan asam modifikasi, sebagian besar isolat akan tahan asam. Nocardia sp. tumbuh pada sebagiankasus infeksi pada manusia adalah kompleks nova M N. besar medium laboratorium. Tes serologi tidak bermanfaat'farcinica, N. asteroides tipe VI (N. cyriacigeorgica), dan N. Terapi brasiliensis. Masing-masing spesies tersebut bertanggung Pengobatan terpilih adalah trimetoprim-sulfametoksazol.jawab atas secakupan luas penyakit dan setiap spesies/kompleks mempunyai pola kerentanan obat yang unik. )ika pasien gagal merespons, sejumlah antibiotik lain telahNokardia patogenik, seperti banyak spesies nokardia non- patogenik, ditemukan di seluruh dunia dalam tanah dan air. digunakan dan berhasil, sePerti amikasin, imipenem,Nokardiosis diawali dengan inhalasi bakteri tersebut. minosiklin, iinezolid, dan sefotaksim. Mungkin diperlukan Gambaran yang biasa timbul adaiah infeksi paru subakut drainase atau reseksi bedah. hingga kronis yang dapat menyebar ke organ lain, biasanya otak atau kulit. Nokardia tidak ditularkan dari orang ke Aktinomisetes yang Baru Munculz Gordonio &Tsukamurella orang. Anggota genrs Gordonia dan Tsukamurella adalah bakteriMorfologi & ldentifi kasi tahan asam positif yang mengalami modifikasi, yang menjadi lebih sering bertanggung jawab atas infeksi.oportunistik pada Nocardia sp. bersifat aerob dan tumbuh pada berbagai media. Sesudah beberapa hari hingga satu minggu atau lebih, timbul pasien imunokompromis yang dirawat di rumah sakit. koloni yang berlilin, tidak teratur, dan bertumpuk. Galurnya bervariasi dalam hal pigmentasi mulai dari putih hinggajingga dan merah. Bakteri ini adalah basil gram-positif,

192 BAGIAN III * Bakteriologi Gordonia membentuk koloni berkerut berwarna jingga. Pada Pada pemeriksaan dada, terdengar ronki pada punggung pewarnaan Gram, organisme tampak korineform dan tidak atas sebelah kiri ketika pasien bernapas dalam. bercabang. Ketika organisme ini didapat dari sumber Pemeriksaan neurologis mengonfirmasi kelemahan nonsteril, seperti sputum, mereka mungkin salah dianggap sebagai flora normai atau kontaminan. Tsukamurella sp. lengan dan tungkai kiri. Pemeriksaan rontgen dada membentuk koloni keputihan hingga jingga dan pada memperlihatkan adanya infiltrat pada lobus kiri atas. CT pewarnaan tampak sebagai batang panjang, lurus, kadang- scan dengankontras memperlihatkan dua lesi di hemisfer kanan. Pewarnaan Gram spesimen sputum purulen kadang melengkung. Anggota kedua genus ini paling baik diidentifikasi melalui analisis asam lemak dinding sel atau memperlihatkan batang gram-positif bercabang yang pengurutan gen rRNA 165. Organisme-organisme ini telah bersifat tahan asam sebagian. Organisme mana berikut dikaitkan dengan berbagai infeksi termasuk infeksi luka pasca ini yang merupakan penyebab penyakit sekarang pasien bedah, infeksi dalam sirkulasi darah terkait kateter, drainase telinga, dan infeksi paru. Pengobatan telah didasarkan pada ini? pengalaman subjektif tetapi jelas memerlukan pengangkatankateter dan drainase abses. Untuk infeksi yang disebabkan (A) Actinomyces israelii oleh Gordonia sp., vankomisin, karbapenem, aminoglikosida, (B) Corynebacterium pseudodiphtheriticumfluorokuinolon, dan linezolid semilanya telah digunakan (C) Aspergillus fumigatus (D) Nocardia asteroidesdengan berhasil untuk pengobatan. Pada kasus infeksi (E) Erysipelothrix rhusiopathiae Tsukamurella, kerentanan in vitro telah ditunjukkan denganaminoglikosida, sulfametoksazol, fluorokuinolon, karba- Obat terpilih untuk terapi infeksi pasien ini (Pertanyaanpenem, dan klaritromisin. 1) adalah:AKTINOMISETOMA (A) Penisilin GMisetoma (kaki Madura) adalah infeksi kronis, terlokalisasi, (B) Trimetoprim-sulfametoksazol (C) Gentamisinprogresif lambat yang bermula di jaringan subkutan dan (D) Amfoterisin Bmenyebar ke jaringan sekitarnya; bersifat destruktif dan (E) Sefalosporin generasi IIIsering kali tidak nyeri. Pada banyak kasus penyebabnya adaiah J- Erysipelothrix rhusiopathiae sulit dibedakan dengan:jamur tanah yang tertanam ke jaringan subkutan melalui (A) Corynebacterium diphtheriaetrauma minor. Bentuk misetoma ini dibahas pada bab 45. (B) Bacillus cereusAktinomisetoma adalah misetoma yang disebabkan oleh (C) Actinomyces israelii (D) Nocardia asteroidesbakteri bercabang filamen. Granula aktinomisetoma tersusun (E) Lactobacillus sp.oleh elemen jaringan dan basil gram-positif dan filamen ataurantai basiler (berdiameter 1 prm). Penyebab aktinomisetoma 4. Pergerakan Listeria monocytogenes di dalam sel inangpaling umum a dalah N o car di a a st e r o i d e s, N o c ar dia b r a s ilien si s,Streptomyces somaliensis, dan Actinomadura madurae. N. disebabkan oleh:brasiliensis dapat tahan asam. Aktinomisetes patogenik ini (A) Polimerisasi aktin sel inang yang menginduksidan yang lainnya dibedakan melalui tes biokimia dan analisis (B) Pembentukan pili (fimbriae) pada permukaankromatografi komponen dinding sel. Aktinomisetoma mem- listeriaberikan respon baikterhadap berbagaikombinasi streptomisin,trimetoprim-sulfametoksazol, dan dapson jika terapi dimuiai (C) Pembentukan pseudopodiadini sebelum terjadi kerusakan ekstensif. (D) Pergerakan flagel listeria (E) Motilitasyangberguling-guiing Sering kali siswa bingung dengan istilah, aktinomisetes 5. Seorang anak laki-laki berumur 8 tahun menderita nyeridan aktinomikosis. Aktinomisetes telah dibahas di atas; tenggorok yang hebat. Pada pemeriksaan, eksudat keabu-akinomikosis adalah infeksi yang disebabkan oleh anggotagenus gram-positif anaerob, Actinomyces. Actinomyces sp. dan abuan (pseudomembran) terlihat pada tonsil dan farings.penyakit aktinomikosis dibahas lebih mendalam pada bab 21 . Diagnosis banding faringitis berat, seperti ini termasukPERTANYAAN ULANGAN infeksi streptokokus grup A, infeksi virus Epstein-Barr (EBV), faringltrs Neisseria gonorrhoeae, dan difteri.1. Tiga bulan yang lalu, seorang wanita berusia 53 tahun Penyebab faringitis pada anak ini yang paling mungkin menjalani pembedahan dan kemoterapi untuk kanker payudara. Empat minggu yang lalu, ia menderita batuk adalah: yang kadang-kadang produktif dengan sputum purulen. Kira-kira dua minggu yang lalu, ia merasa kelemahan (A) Basil gram-negatif sedikit, tetapi progresif pada lengan dan tungkai kiri. (B) Virus RNA beruntai tunggal bersens positif (C) Kokus gram-positii katalase positif yang tumbuh dalam kelompok (D) Basil gram-positif berbentuk gada (E) Virus RNA beruntai ganda Mekanisme primer dalam patogenesis penyakit anak laki-laki ini adalah (pertanyaan 5): (A) Peningkatan bersih adenosin monofosfat siklik intraseluier (B) Kerja eksotoksin pirogenik (suaru superantigen) (C) Inaktivasi asetilkolin esterase

BAB f 2 * Basil Gram-Positif Bukan Pembentuk Spora Aerob 193 (D) Kerja enterotoksin A (C) Hidrolisis eskulin (E) Inaktivasi faktor elongasi 2 (D) Motilitas berguling-guling7. C ory n eb a ct er ium j eike ium adalah: (E) Produksi HrS (A) Katalase negatif Jawaban 7.C 10.B (B) Gram negatif 8.A 11.E (C) Sering resisten terhadap antibiotik yang umum l.D 4.4 9,D 2.8 s.D dipakai 3.E 6.E (D) Motil REFERENSI (E) Umum tetapi secara klinis tidak penting8. Basil gram-positif aerob berikut manakah yang tahan Aerobic and facultative gram-positive bacilli.In Koneman's Color Atlas and Textbook of Diagnostic Microbiology,66 ed. Winn asam positif modifikasi? WC Jr et al (editors). Lippincott Williams & Wilkins, 2006, pp. 76s-857. (A) Nocardia brasiliensis (B) Lactobacillus acidophilus Brown-Elliott BA, Brown JM, Conville PS, Wallace RJ, lr' Clinical (C) Ery sip elothrix rhusiop athiae and laboratory features of the Nocardia spp. based on current (D) Listeria monocytogenes molecular taxonomy. Clin Microbiol Rev 2006; 19:259-82.9, Difteri kulit yang terjadi pada anak di daerah tropis IPMLD t66r4249) secara khas: Conville PS, Witebsky FG. Nocardia, Rhodococcus, Gordonia, (A) Tidak timbul pada anak yang telah diimunisasi Actin o madur a, Strep t omy c es, and other aerobic Actinomycetes. In: Manual of Clinical Microbiology, g'h ed. Murray PR et al dengan toksoid difteri (editros). ASM Press, 2007. (B) Berbeda secara kiinis dari infeksi kulit (pioderma, l-Deng Q, Barbieri Jt: Molecular mechanisms of the c1'totoxicity of impetigo) yang disebabkan oleh Streptococcus ADP-ribosylating toxins. Annu Rev Microbiol 2008; 62:27 pyogenes dan Staphyloco ccus aureus 88. [PMID 1878s839] (C) Juga umum ditemukan di belahan bumi utara Drevets DA, Bronze MS: Listeria monocltogenes: epidemiology, (D) Menghasilkan kadar antitoksin protektif pada human disease, and mechanisms of brain invasions' FEMS sebagian besar anak menjelang mereka berusia 6-8 Immunol Med Microbiol 2008; 53:151-65' IPMID 18462388] tahun Dussurget O. New insights into determinantas of Listeria (E) Menghasilkan kardiomiopati yang diperantarai m on o cy to gen s yirulence. Int Rev Cell M oI Biol 2008;27 0 : i -38. toksin IPMrD 19081s33] Funke G et al. Clinical microbiology ofcoryneform bacteria. Clin 10. Seorang nelayan berusia 45 tahun tertusuk kail ikan pada Microbiol Rev 1997;10:125. [PMID: 8993861] jari telunjuk tangan kanannya. Ia mengangkat kail Funke G, Bernard KA: Coryneform gram-positive rods. In: tersebut dan tidak segera mencari pertolongan medis. Manual of Clinical Microbiology, 9'h ed. Murray PR et a1 Lima hari setelahnya, ia menderita demam, nyeri hebat, dan pembengkakan tipe nodular pada jarinya. Ia pergi (editors). ASM Press, 2007. berobat. Nodul berwarna keunguan diaspirasi dan sesudah 48 jam inkubasi, terlihat koloni basil gram- Reboli AC. Farrar WE: Erysipelothrix rhusiopathiae: an occupational pathogen. Clin Microbiol Rev 1989; 2:354. positif yang menyebabkan perubahan warna kehijauan pada agar dan membentuk filamen panjang pada kultur IPMID:2680056] kaldu. Penyebab paling mungkin infeksi ini adalah: Sorrell TC, Mitchell DH, IredellJR: Nocardia species.In\" Mandell' (A) Lactobacillus acidophilus Douglas , and Bennett's Principles and Practice of Infectious (B) Ery sipelothrix rhusiop athiae Diseases,7s ed. Mandell GL, Bennett JE, Dolin R (editors)' (C) Listeria monocytogenes (D) Rhodococcus equi Elsevier, 2010. (E) Nocardia brasiliensis 11. Reaksi bioliimia yang berguna untuk identifikasi agen penyebab infeksi pada pertanyaan 10 adalah: (A) Kepositifan katalase (B) Ketahanan asam menggunakan pewarnaan Kinyoun modifikasi


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook