Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore kelas_smk_teknik-transmisi-tenaga-listrik-jilid-2_aslimeri

kelas_smk_teknik-transmisi-tenaga-listrik-jilid-2_aslimeri

Published by haryahutamas, 2016-06-01 20:04:34

Description: kelas_smk_teknik-transmisi-tenaga-listrik-jilid-2_aslimeri

Search

Read the Text Version

Aslimeri, dkk.TEKNIKTRANSMISITENAGA LISTRIKJILID 2SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undangTEKNIKTRANSMISITENAGALISTRIKJILID 2Untuk SMKPenulis : Aslimeri Ganefri Zaedel HamdiPerancang Kulit : TIMUkuran Buku : 18,2 x 25,7 cmASL ASLIMERIt Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK /oleh Aslimeri, Ganefri, Zaenal Hamdi ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. ix, 162 hlm Daftar Pustaka : Lampiran. A ISBN : 978-979-060-159-8 ISBN : 978-979-060-161-1Diterbitkan olehDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008

KATA SAMBUTANPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah MenengahKejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakanpenulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untukdisebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK.Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan StandarNasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yangmemenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaranmelalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruhpenulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh parapendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada DepartemenPendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan,dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untukpenggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhiketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya softcopy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnyasehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolahIndonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajarini.Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya,kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapatmemanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku inimasih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangatkami harapkan. Jakarta, Direktur Pembinaan SMK

Kata Pengantar Akhir-akhir ini sudah banyak usaha penulisan dan pengadaan buku-buku teknik dalam Bahasa Indonesia. Namun untuk Teknik Elektro, hal inimasih saja dirasakan keterbatasan-keterbatasan terutama dalammengungkapkan topik atau materi yang betul-betul sesuai dengankompetensi dalam bidang Transmisi Tenaga Listrik untuk SekolahMenengah Kejuruan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk menyusunbuku ini agar dapat membantu siapa saja yang berminat untukmemperdalam ilmu tentang Transmisi Tenaga Listrik. Dalam buku ini dibahas tentang : pemeliharaan sistim DC, pengukuranlistrik, tranformator, gandu induk ,saluran udara tegangan tinggi, kontruksikabel tenaga dan pemeliharaan kabel tenaga . Penulis menyadari masih banyak kekurangan- kekurangan baikdalam materi maupun sistematika penulisan, untuk itu saran-saran dan kritikyang membangun guna memperbaiki buku ini akan diterima dengan senanghati. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan DirektoratJenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah DepertemenPendidikan Nasional yang telah memberikan kesempatan kepada penulisuntuk menulis buku ini dan Drs.Sudaryono, MT yang telah bersedia menjadieditor buku ini. Juga penulis megucapkan terima kasih kepada ManegerPLN (persero) Udiklat Bogor yang telah banyak membatu penulis dalammenyediakan bahan untuk penulisan buku ini . Harapan penulis semoga buku ini ada mamfaatnya untukmeningkatkan kecerdasan bangsa terutama dalam bidang teknik elektro . Penulis i

Daftar IsiKata Pengantar …………….................................................... i iiDaftar isi ……………………….......................... ixDiagram Pencapaian Kompetensi ............................................... 1 1 JILID 1 3 6BAB. I. PEMELIHARAAN DC POWER .................................. 7 81.1. Hukum Ohm ………....................... 15 201.2. Hukum Kirchoff ......… ........................ 25 251.3. Daya Dalam Rangkaian DC ………………............. 26 271.3.1. Prinsip Dasar Rangkaian DC …............................... 29 301.3.2. Hubungan Antara Arus Tegangan dan Tahanan ............. 31 311.4. Komponen Semikonduktor ……………….................. 31 331.5. Sistem DC Power ………………...................................... 34 371.6. Charger (Rectifier) …………………………………….. 37 381.6.1. Jenis Charger …....................................................... 38 391.6.2. Prinsip Kerja Charger ........................................... 39 461.6.3. Bagian-Bagian Charger ............................... 48 521.7. Automatic Voltaga Regulator ………………........................ 54 541.7.1. Komponen Pengantar Seting Tegangan ....................... 54 551.7.2. Komponen Pengantar Seting Floating ....................... 56 581.7.3. Komponen Pengantar Seting Equalizing ....................... 61 631.7.4. Komponen Pengantar Seting Arus ....................... 63 641.8. Rangkaian voltage Dropper ………………............................ 651.9. Rangkaian Proteksi Tegangan Surja Hubung....................... ii1.10. Pengertian beterai .....................................................1.10.1. Prinsip kerja baterai ...............................................1.10.2. Prinsip kerja baterai asam-timah .................................1.10.3. Poses pengisian baterai ....................... ……….............1.10.4. Prinsip kerja baterai alkali....................................................1.11. Jenis-jenis Baterai ………………................... ...1.12. Bagian-bagian Utama Baterai ……………….........................1.13. Instalasi Sel Baterai ………………......................................1.14. Pentilasi Ruang Baterai ………………..........................1.15. Pengertian pemeliharaan DC power ...................................1.15.1. Tujuan Pemeliharaan ...............................................1.15.2. Jenis Pemeliharaan ...............................................1.15.3. Pelaksanaan Pemeliharaan ....................... ……….1.15.4. Kegiatan Pemeliharaan .......................1.15.5. Pemeliharaan Charger ………………..................................1.15.6 Pengukuran Arus Output Maksimum ....................................1.16 Jadwal dan Chek list Pemeliharaan Charger ........................1.16.1. Pemeliharaan Baterai ...............................................1.16.2. Cara pelaksanaan pengukuran tegangan .......................1.16.3. Pengukuran Berat Jenis Elektrolit ……….........................

1.16.4. Pengukuran Suhu Elektrolit ................................... 68 701.16.5. Jadwal pemeliharaan periodik baterai ....................... 73 731.17. Pengujian dan shooting pada DC Power................................. 75 811.17.1. Pengujian Indikator Charger ..................................... 90 911.17.2. Pengujian Kapasitas Baterai ............................................... 951.17.3. Pengujian kadar Potassium Carbonate ( KZC03 ) ............. 97 971.18. Trouble shooting ................................... 98 1011.18.1. Kinerja Baterai ……………….................................. 109 1111.19. Keselamatan kerja ……………….................................... 111 112BAB. II. PENGKURAN LISTRIK ……………….............. 114 1162.1. Pengertian Pengukuran ………………........................... 117 1182.2. Besaran Satuan dan dimensi ……………….......................... 120 1202.3. Karaktaristik dan Klasifikasi Alat Ukur ………...................... 121 1232.4. Frekuensi Meter ………………....................................... 123 1232.5. Kwh Meter ……….............. .................................................... 125 1272.6. Megger ……………………............................... 1282.7. Fase Squensi ………………............................................ 128 1302.8. Pengukuran Besaran Listrik …………................................. 131 1322.9. Prinsip kerja Kumparan Putar ……………….......................... 132 1332.10. Sistem Induksi ………………................................................ 135 1352.11. Sistem Elektro Dinamis …........................................... 137 1372.12. Sistem Kawat Panas ................................................ 142 1442.13. Alat Ukur Elektronik …................................................... 150 1532.14. Alat Ukur dengan Menggunakan Transformator …........ iii2.15. Macam-macam alat ukur untuk keperluan pemeliharaan........2.15.1.Meter Tahanan Isolasi ...........................................................2.15.2.Meter Tahanan Pentanahan ....................................2.15.3.Tester Tegangan tinggi ....................................2.15.4.Tester Tegangan tembus ....................................BAB. III. TRANSFORMATOR …………………......................3.1. Prinsip induksi ……………….....................................3.2. Kumparan Transformator ……………….........................3.3. Minyak Transformator ……………….....................................3.4. Bushing ………………............................................................3.5. Tangki Konservator ..........................................................3.6. Peralatan Bantu Pendingin Transformator …………........3.7. Tap Changer ……………....................................................3.8. Alat Pernapasan Transformator …………................. ..............3.9. Alat Indikator Transformator ……………….........................3.10.Peralatan Proteksi Internal ...............................................3.11.Peralatan Tambahan Untuk Pengaman Transformator ...........3.12.Rele Proteksi Transformator dan Fungsinya .......................3.13.Announciator Sistem Instalasi Tegangan Tinggi ...............3.13.Parameter/Pengukuran Transformator ...................................

JILID 2BAB IV. SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI ……………...... 159 1604.1. Saluran Udara ………........................................................... 160 1614.2. Saluran Kabel ……………............................ ........................ 161 1654.3. Perlengkapan SUTT/SUTETI .................................... 170 1724.3.1.Tower .................................................................................... 173 1734.3.2.Bagian-bagian tower ......................................................... 173 1744.4. Kondukror .........……………................................. 174 1784.5. Kawat Tanah .........…...................... ......................... 178 1804.5.1.Bahan Kawat Tanah ................................................4.5.2.Jumlah dan Posisi Kawat Tanah ........................................4.5.3.Pentanahan Tower ............................................................4.6. Isolator ………………………...................................................4.6.1.Isolator Piring ............................................................4.6.2.Nilai Isolator .......................................................................4.6.3.Jenis Isolator ......................................................................4.6.4.Speksifikasi isolator. ...........................................................BAB V. GARDU INDUK ................................................. 184 1845.1. Busbar …………………................................................ 184 1845.1.1. Jenis Isolasi Busbar ……….................................................. 185 1865.1.2. Sistem Busbar (Rel) .................................................. 186 1875.1.3. Gardu Induk dengan single busbar ..................................... 188 1885.1.4. Gardu Induk dengan Doble busbar ..................................... 190 1915.1.5. Gardu Induk dengan satu setengah / one half busbar ............ 192 1945.2. Arrester …………………............................................................ 195 1955.3. Transformator Instrumen ………....................................... 195 1965.3.1. Transformator Tegangan ………....................................... 199 1995.3.2. Transformator Arus ………....................................... 201 2045.3.3. Transformator Bantu ………....................................... 206 2075.3.4 Indikator Unjuk kerja Transformator Ukur ………................ 209 2095.4. Pemisah (PMS) ………................................................... 2125.4.1. Pemisah Engsel ………..................................................5.4.2. Pemisah Putar ..............................................................5.4.3. Pemisah Siku ..............................................................5.4.4. Pemisah Luncur ………..................................................5.5. Pemutus tenaga listrik (PMT) ......................................5.5.1. Jenis Isolasi Pemutus Tenaga ............................................5.5.2, PMT dengan Media pemutus menggunakan udara ………….5.5.3. PMT dengan Hampa Udara .................................................5.5.4. PMT dengan Media pemutus menggunakan Minyak..........5.5.5. PMT dengan Sedikit Minyak .....................................5.6. Jenis Penggerak Pemutus Tenaga ....................................5.6.1. Mekanik Jenis Spering ………...........................................5.6.2. Mekanik Jenis Hidrolik ……….................................................. iv

5.6.3. Penutupan PMT .................................................................. 216 2165.6.4. Pembukaan PMT ................................................................. 220 2215.7. Kompesator ........................................................................ 222 2235.7.1. Kompensator shunt ................................................. 223 2245.7.2. Kompensator reaktor shunt .................................... 225 2265.8. Peralatan SCADA dan Telekomunikasi................................. 227 2305.8.1. Prinsip Dasar PLC ................................................ 231 2325.8.2. Peralatan Kopling ................................................ 233 2335.8.3. Kapasitor Kopling ................................................ 234 2345.8.4. Wave trap .................................. ......................... 235 2365.8.5. Prinsip Kerja Dasar Wave trap .................................... 2385.8.6. Line Matching Unit ............................................................5.9 . Peralatan Pengaman ............................................................5.9.1. Lightning Arester .................................................5.10. Aplikasi PLC .............................................................5.10.1. Komunikasi Suara .................................................5.10.2. Penggunaan Kanal Suara .....................................5.10.3. Teleproteksi Protection Signalling ...............................5.10.4. Ramute Terminal Unit (RTU) Tipe EPC 3200........................5.11. Simbul-simbul yang ada pada Gardu Induk ..................... ...5.12. Rele Proteksi dan Annunsiator ....................................BAB VI. SISTEM PENTANAHAN TITIK NETRAL ............ 246 2466.1. Sistem Pentanahan Titik Netral ................................... 247 2476.2. Tujuan Pentanahan Titik Netral .................................... 247 2476.2.1. Sistem Yang tidak Ditanahkan ….................................. 248 2516.2.2. Metode Pentanahan titik Netral ..................................... 252 2536.3. Pentanahan Titik Netral Tampa Impedansi .......................... 254 2566.4. Pentanahan Titik Netral Melalui Tahanan ………............... 258 2586.5. Pentanahan Titik Netral Melalui Kumparan Peterson.............. 258 2606.6. Tranformator Pentanahan ………........................... 260 2616.7. Penerapan Sistem Pentanahan di Indonesia .............. 262 2636.8. Pentanahan Peralatan ...............................................6.9. Exposur tegangan ................................................6.10. Pengaruh Busur Tegangan Terhadap Tenaga Listrik..........6.10.1.Pengaruh tahanan Pentanahan Terhadap Sistem ...............6.10.2.Macam-macam Elektroda Pentanahan .............. ..........6.11. Metode Cara Pentanahan .................................................6.11.1.Pentanahan dengan Driven Ground. ..........................6.11.2.Pentanahan Dengan Mesh atau Jala .............. ..................6.12. Tahanan Jenis Tanah .............................................................6.13. Pengkuran Tahanan Pentanahan ....................................BAB VII. KONTRUKSI KABEL TENAGA ........................ 265 2657.1. Kabel Minyak .......................................................................... 2657.1.1. Bagian-bagian Kabel Minyak …................................... v

7.1.2. Konduktor ................................................. 265 2667.1.3. Isolasi Kabel ........................................................................ 267 2687.1.4. Data Kimia ........................................................................ 270 2727.2. Karakteristik Minyak ............................................................. 278 2807.3. Macam-macam Minyak Kabel ................................................. 290 2927.4. Tangki Minyak ............................................................. 294 2997.5. Perhitungan Sistem Hidrolik ..................................... 300 3037.6. Keselamatan Kerja ….............................................. 3077.7. Crossbonding dan Pentanahan .......................... 310 3107.8. Cara Kontruksi Solid bonding …................................. 310 3117.9. Tranposisi dan sambung Silang …................................ 312 3137.10. Alat Pengukur Tekakan …................... .............. 314 3147.11. Tekanan Pada Kabel Minyak ….................................. 3157.12. Kabel Tenaga XLPE ….............................................. 318 3217.13. Kontruksi Kabel Laut ….............................................. 330 332 JILID 3 335 335BAB VIII. PEMELIHARAAN KABEL TEGANGAN TINGGI ......... 337 3388.1. Manajemen Pemeliharaan ................................................. 342 3488.1.1. Manajemen Pemeliharaan Peralatan .................................. 349 3508.1.2. Perencanaan ................................................ 353 3538.1.3. Pengorganisasian ........................................................... 354 3608.1.4. Penggerakan ........................................................................ 3608.1.5. Pengendalian ........................................................................ 3608.2. Pengertian dan tujuan Pemeliharan .................................... vi8.3. Jenis-jenis Pemeliharaan ...............................................8.4. Pemeliharaan Yang Dilakukan Terhadap Kabel LautTegangan Tinggi ................................................................8.5. Prosedur Pemeliharaan ................................................8.6. Dekumen Prosedur Pelaksanan Pekerjaan ..........................8.7. Pemilihan Instalasi Kabel Tanah Jenis Oil Fillied ..............8.8. Spare Kabel ........................................................................8.9. Termination .......................................................................8.10. Tank Chanber Umum .............................................................8.11. Anti Crossbonding Coverting .....................................7.12. Cara mengukur Tekanan Minyak Dengan Manometer.........8.13. Penggelaran Kabel ................................................8.14. Regangan maksimum yang diizinkan pada Kabel .............8.15. Perhitungan Daya tarik Horizontal ........................8.16. Peralatan Pergelaran kabel ....................................8.17. Jadwal Pemeliharaan ................................................8.18. Kebocoran minyak Kabel Tenaga .........................8.19. Gangguan kabel pada lapisan pelindung P.E. oversheath.....8.19.1.Methoda mencari lokasi gangguan pada lapisan pelindungkabel.......................................................................................8.19.2.Methoda Murray .............................................................

8.20. Memperbaiki Kerusakan Kabel ......................... 366 3668.20.1.Memperbaiki kerusakan lead sheath kabel .......................... 367 3708.20.2.Mengganti Kabel yang rusak ...................................... 3728.21. Auxiliary Cable. .................................................................... 373 373BAB . IX. PROTEKSI SISTEM PENYALURAN ........................ 373 3739.1. Perangkat Sistem Proteksi .................................... 3749.1.1. Elemen Pengindra .............................. .............. 3749.1.2 Elemen Pembanding ............................................... 374 3749.1.3 Elemen Pengukur ............................................................ 375 3759.2. Fungsi dan Peralatan Rele Proteksi ..................................... 375 3759.2.1. Sensitif. .............................. ................................ 376 3769.2.2. Selektif .......................................................... 376 3769.2.3. Cepat .................................................................................... 378 3799.2.4. Handal.................................................................................... 379 3799.2.5. Ekonomis ..................................................................... ... 381 3819.2.6. Sederhana ........................................................................ 381 3829.3. Penyebab Terjadinya Kegagalan Proteksi ......................... 383 3839.4. Gangguan pada sistem Penyaluran ..................................... 383 3849.4.1. Gangguan Sistem ......................... .................... 385 3869.4.2 Gangguan Non Sistem .................................... 386 3869.5. Proteksi Pengantar ............................................................. 387 3879.6. Sistem Proteksi SUTET ................................................. 390 3979.7. Media Telekomunikasi ................................................. 400 4019.8. Relai Jarak ........................................................................ 402 4049.8.1. Prinsip Kerja Relai Jarak ............................. ................ vii9.8.2. Pengukuran Impedansi Gangguan Oleh Relai Jarak ............9.8.3 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa .........................9.8.4 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa .........................9.8.5 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah..................9.9. Karakteristik Rele Jarak .................................................9.9.1. Karakteristik Impedansi ............................. ..................9.9.2. Karakteristik Mho ............................................................9.9.3 Karakteristik Reaktance .................................................9.9.4 Karakteristik Quadrilateral ....................................9.10. Pola Proteksi ...........................................................9.10.1. Pola Dasar ...........................................................9.10.2. Pola PUTT ...........................................................9.10.3. Pola Permissive Underreach Transfer Trip .........................9.10.4. Pola Blocking .......................................................................9.11. Current Differential Relay ................................................9.12. Proteksi Transformator Tenaga .....................................9.13. Rele Arus Lebih ................................................9.14. Proteksi Penyulang 20 KV ...............................................9.15. Disturbance Fault ............................................................9.16. Basic Operation ................................................

9.17. Auto Recloser ............................................................ 405 410BAB . X. PEMELIHARAAN SUTT/SUTETI BEBAS TEGANGAN.. 410 41010.1. Tujuan Pemeliharaan ........................................................... 410 41010.2. Jenis-jensi pemeliharaan ............................................. 411 41210.2.1. Pemeliharaan Rutin : ........................................................... 412 41310.2.2. Pemeriksaan Rutin................................................................ 413 41810.2.3. Pemeriksaan Sistematis........................................................ 420 42110.2.4. Pemeliharaan Korektif............................................................ A10.2.5. Pemeliharaan Darurat...........................................................10.3. Prosedur Pemeliharaan SUTT/SUTET .........................10.3.1. Peralatan yang dipelihara ....................................................10.3.2. Peralatan Kerja ...........................................................10.3.3. Petunjuk Pemeliharaan Peralatan ................................. ..10.3.4. Pelaporan Pekerjan Pemeliharaan ................................. ..LAMPIRAN : .......................................................................Daftar Pustaka . viii

DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSImenunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurunwaktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan. TGM.HRB Teknisi Asist TIG.CBH. Asisten Konstr en Teknisi 3 uksi & Tekn 5 Konstruks 2 Pemeli isi 8 i& P Pemelihar TGM.HRB TIG.CBH. TIG.CIS.0 TIG.CIF.0 TGM.HRE Tekn TMP.HPN. TIG.CBH.0 2 TIG.CIC.0 2 TNP.HPG. 3 3 isi 1 1 13 2 3 5 Instal 2 8 4 4 4 asi 4 4 TIG CIT 0 Asisten TGM.HRB = Outlet Listri TIG.CBH. Teknisi TIG.CIP.0 k TMP.HPN. TIG.CIT.0 8 Konstruksi 3 4 4 & 2 1 2 4 9 P lih 2 4 4 TIG CIF 0 TGM.CIF. TIG.CIT.0 TIG.CIF.0 TMP.PN.0 Asisten 2 1 9 Teknisi 1 2 2 3 4 Konstruks 2 4 i& TIG.CIT.0 TIG.CIF.0 TIG CIT 0 Pemelihar TMP HPN 1 1 TIG.CIP.0 1 7 4 4 5 2 4 4 TIG CIP 0 TIG CIT 0 TIG.CIF.0 1 Asist 1 4 en 1 8 Tekn 8 TIG.CIP.0 isi TIG.CIT.0 Kons TMC.Mmc 1 tk 1 4 2 4 2 TGU.HW TSU.HSC. Asiste n 3 3 Teknis 2 1 i Konstr TGC.HWC TIG.CIS.0 3 2 8 8Keterangan TIG.CIF.0: 2 Nomor Kompetensi dari daftar 4 keseluruhan kompetensi program keahlian teknik transmisi TIG.CIT.0 Nomor Kode 6 Kompetensi 4 Jam Pencapaian Kompetensi ix

BAB IV SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI Pembangunan Pusat Pembangkit - Gardu Indukdengan kapasitas produksi energi - Saluran Distribusilistrik yang besar: PLTA, PLTU, Apabila salah satu bagian sistemPLTGU, PLTG, PLTP memerlukan transmisi mengalami gangguanbanyak persyaratan, terutama maka akan berdampak terhadapmasalah lokasi yang tidak selalu bagian transmisi yang lainnya,bisa dekat dengan pusat beban sehingga Saluran transmisi, Garduseperti kota, kawasan industri dan induk dan Saluran distribusilainnya. Akibatnya tenaga listrik merupakan satu kesatuan yangtersebut harus disalurkan melalui harus dikelola dengan baik sepertisistem transmisi yaitu : gambar 4.1 - Saluran Transmisi INDUSTRI BESAR PUSAT SALURAN GARDU INDUK PEMBANGKIT TRANSMISI TTTENAGA LISTRIKPLTA,PLTU,PLTG INDUS- JARINGAN TEGANGAN TRAFO TRI MENENGAH 20 KV DISTRIBUSISEDANG PJU INDUSTRI KECIL MALL RUMAH TANGGA JARINGAN TEGANGAN RENDAH 220 V Gambar 4.1. Sistem Penyaluran Daya Listrik Saluran Udara Tegangan menyalurkan tenaga listrik berskalaTinggi (SUTT) dan Saluran Udara besar dari Pembangkit ke pusat-Tegangan Ekstra Tinggi (SUTETI) pusat beban dengan menggunakanadalah sarana di udara untuk 159

tegangan tinggi maupun tegangan Gambar 4.3. SUTETI 500 kVekstra tinggi. Suralaya - Cilegon4.1. Saluran Udara 4.2. Saluran Kabel SUTT/SUTETI merupakan jenis Pada daerah tertentuSaluran Transmisi Tenaga Listrikyang banyak digunakan di PLN (umumnya perkotaan) yangdaerah Jawa dan Bali karenaharganya yang lebih murah mempertimbangkan masalahdibanding jenis lainnya sertapemeliharaannya mudah. estetika, lingkungan yang sulit Pembangunan SUTT/SUTETI mendapatkan ruang bebas,sudah melalui proses rancangbangun yang aman bagi lingkungan keandalan yang tinggi, sertaserta sesuai dengan standarkeamanan internasional, diantara jaringan antar pulau, dipasangnya: Saluran Kabel. - Ketinggian kawat penghantar - Penampang kawat penghantar a. Saluran Kabel Tegangan Tinggi - Daya isolasi - Medan listrik dan Medan (SKTT) 70 kV magnet b. Saluran Kabel Tegangan Tinggi - Desis coronaMacam Saluran Udara yang ada di (SKTT) 150 kVSistem Ketenagalistrikan PLN P3BJawa Bali seperti gambar4.2 dan c. Saluran Kabel Laut Tegangangambar 4.3a. Saluran Udara Tegangan Tinggi Tinggi (SKLTT) 150 kV (SUTT) 70 kV Mengingat bahwa Saluran kabelb. Saluran Udara Tegangan Tinggi biaya pembangunannya mahal (SUTT) 150 kVc. Saluran Udara Tegangan Ekstra dan pemeliharaannya sulit, Tinggi (SUTETI) 500 kV maka jarang digunakan,Gambar 4.2. SUTT 150 kV Sukolilo Kontruksi Kabel dapat dilihat – Kenjeran pada gambar 4.4 160

Gambar 4. 4.Kabel bawah laut menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara2. Saluran Isolasi Gas sebagai media isolasi antara kawat penghantar tersebut dengan benda Saluran Isolasi Gas (Gas sekelilingnya.Insulated Line/GIL) adalah Saluranyang diisolasi dengan gas, Tower adalah konstruksimisalnya: gas SF6, seperti gambar bangunan yang kokoh, berfungsi4.5. Karena mahal dan resiko untuk menyangga/merentang kawatterhadap lingkungan sangat tinggi penghantar dengan ketinggian danmaka saluran ini jarang digunakan jarak yang cukup agar aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Antara tower dan kawat penghantar disekat oleh isolator. Jenis-jenis tower Menurut bentuk konstruksinya jenis-jenis tower dibagi atas macam 4 yaitu; - Lattice tower - Tubular steel pole - Concrete pole - Wooden pole Kuntruksi tower dapat dilihat pada gambar 4.6 dan 4.7.Gambar 4.5. Saluran Isolasi Gas Gambar 4. 6. Lattice Tower 1614. 3. Perlengkapan SUTT/SUTETI dan Fungsinya.4.3.1.Tower: Tenaga listrik yang disalurkanlewat sistem transmisi umumnya

sepenuhnya menanggung gaya tarik - Section tower yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil. - Suspension tower yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan - Tension tower yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang lebih besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan Gambar 4.7 Steel Pole - Transposision tower yaitu tower Konstruksi tower merupakanjenis konstruksi SUTT / SUTETI tension yang digunakan sebagaiyang paling banyak digunakan dijaringan PLN karena mudah dirakit tempat melakukan perubahanterutama untuk pemasangan didaerah pegunungan dan jauh dari posisi kawat fasa gunajalan raya. Namun demikian perlupengawasan yang intensif karena memperbaiki impendansibesi-besinya rawan terhadappencurian. transmisi. Tower harus kuat terhadapbeban yang bekerja padanya yaitu: - Gantry tower yaitu tower- Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan) berbentuk portal digunakan pada- Gaya tarik akibat rentangan kawat- Gaya angin akibat terpaan angin persilangan antara dua Saluran pada kawat maupun badan tower. transmisi. Tiang ini dibangun diMenurut fungsinya tower dibagiatas 7 macam yaitu. bawah Saluran transmisi existing.- Dead end tower yaitu tiang akhir - Combined tower yaitu tower yang yang berlokasi di dekat Gardu induk, tower ini hampir digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang berbeda tegangan operasinya Menurut susunan/konfigurasi kawat fasa tower dikelompokkan atas. - Jenis delta digunakan pada konfigurasi horisontal/mendatar - Jenis piramida digunakan pada konfigurasi vertikal/tegak. - Jenis Zig-zag yaitu kawat fasa tidak berada pada satu sisi lengan tower. 162

Type tower terdiri dari :Dilihat dari type tower dibagi atas beberapa tipe seperti tabel 4.1 dan tabel 4.2TYPE TOWER Tabel 4.1 Tower 150 kV SUDUT Aa FUNGSI 0Û – 3Û Bb 3Û – 20Û Cc Suspension 20Û – 60Û Dd Tension / section 60Û – 90Û Ee > 90Û Ff Tension > 90Û Gg Tension Tension Tension TransposisiKontruksi towernya dapat dilihat pada gambar 4.8, 4.9, 4.10 dan 4.11.Gambar 4.8 Tower 4 sirkit tipe suspensi Gambar 4.9 Tower 4 sirkit tipe tension 163

Tabel 4.2 Tower 500 kV TIPE TOWER SIRKIT SIRKIT GANDA FUNGSI SUDUTTUNGGAL Suspension 0Û – 2ÛA AA 0Û – 5Û 0Û – 10ÛAR AA R Suspension 10Û – 30Û 30Û – 60ÛB BB Tension 60Û – 90Û 0Û – 45ÛC CC TensionD DD TensionE EE TensionF FF Dead endG GG TransposisiGambar 4.10 Tower 2 sirkit tipe Gambar 4.11 Tower 2 sirkit tipe suspensi tension 164

4. 3.2. Bagian-bagian tower: ditanggung oleh tower. Pondasi tower yang menanggung bebanPondasi: tarik dirancang lebih kuat/besar daripada tower tipe suspension. Pondasi adalah konstruksi Jenis pondasi:beton bertulang untuk mengikat - Normal dipilih untuk daerahkaki tower (stub) dengan bumi.Jenis pondasi tower beragam yang dinilai cukup kerasmenurut kondisi tanah tempat tapak tanahnya, seperti gambar 4.12tower berada dan beban yang akan chimney Stub tower PadTanah Tanah Urug Tanah Urug pad Gambar 4.12 pondasi tower untuk tanah keras- Spesial: Pancang ( fabrication dan cassing) dipilh untuk daerah yang lembek/tidak keras sehingga harus diupayakan mencapai tanah keras yang lebih dalam seperti gambar 4.13- Stub tower ChimneyTanah Tanah Tanah Urug Urug li Pad Tiang PancangGambar 4.13 Pondasi tower untuk daerah yang lembek 165

- Raft dipilih untuk daerah berawa / berair- Auger dipilh karena mudah pengerjaannya dengan mengebor dan mengisinya dengan semen- Rock: drilled dipilih untuk daerah berbatuan Gambar 4.14 pemasangan pondasi untuk tower lattice dan tower poleGambar 4.15 Pondasi tower (lattice) SUTET Gambar 4. 16 Pondasi steel pole 500 kV 500 kV Gresik - Krian dead end SuralayaStub: Bagian atas stub muncul Stub adalah bagian paling dipermukaan tanah sekitar 0,5 sampai 1 meter dan dilindungibawah dari kaki tower, dipasang semen serta dicat agar tidak mudahbersamaan dengan pemasangan berkarat.pondasi dan diikat menyatu denganpondasi. 166

Pemasangan stub paling Leg.menentukan mutu pemasangantower, karena harus memenuhi Leg adalah kaki tower yangsyarat: terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang tidak rata - Jarak antar stub harus benar perlu dilakukan penambahan atau - Sudut kemiringan stub harus pengurangan tinggi leg. Sedangkan body harus tetap sama tinggi sesuai dengan kemiringan permukaannya. kaki tower Pengurangan leg ditandai: -1; -2; -3 - Level titik hubung stub Penambahan leg ditandai: +1; +2; dengan kaki tower tidak boleh +3 beda 2 mm (milimeter)Apabila pemasangan stub sudah Stubbenar dan pondasi sudah kering (normal)maka kaki-kaki tower disambung kelubang-lubang yang ada di stub. Stub (extension) Kaki BKaki A Gambar 4.17 Leg Extension kaki tower 167

Common Body. Bridge Common body adalah badan Bridge adalah penghubungtower bagian bawah yang antara cross arm kiri dan cross armterhubung antara leg dengan badan tengah. Pada tengah-tengah bridgetower bagian atas (super structure). terdapat kawat penghantar fasaKebutuhan tinggi tower dapat tengah. Bridge tidak dikenal didilakukan dengan pengaturan tinggi tower jenis pyramidacommon body dengan carapenambahan atau pengurangan. Rambu tanda bahaya. Pengurangan common body Rambu tanda bahayaditandai: -3 berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT/SUTETI Penambahan common body mempunyai resiko bahaya. Rambuditandai: +3; +6; +9; +12; +15 ini bergambar petir dan tulisan AWAS BERBAHAYA TEGANGANSuper structure TINGGI. Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas Super structure adalah badan tanah sebanyak dua buah disisitower bagian atas yang terhubung yang mengahadap tower nomordengan common body dan cross kecil dan sisi yang menghadaparm kawat fasa maupun kawat nomor besar.petir. Pada tower jenis delta tidakdikenal istilah super structure Rambu identifikasi tower dannamun digantikan dengan “K” frame penghantar/jalurdan bridge. Rambu identifikasi tower dan6). Cross arm penghantar/jalur berfungsi untuk memberitahukan identitas tower: Cross arm adalah bagiantower yang berfungsi untuk tempat - Nomor towermenggantungkan atau mengaitkan - Urutan fasaisolator kawat fasa serta clamp - Penghantar/Jalurkawat petir. Pada umumnya cross - Nilai tahanan pentanahanarm berbentuk segitiga kecualitower jenis tension yang kaki towermempunyai sudut belokan besar Rambu ini dipasang di kakiberbentuk segi empat. tower lebih kurang 5 meter diatas tanah sebanyak dua buah disisiK frame yang mengahadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap K frame adalah bagian tower nomor besar dan bersebelahanyang terhubung antara common dengan Rambu tanda bahaya.body dengan bridge maupun crossarm. K frame terdiri atas sisi kiri dan 168kanan yang simetri. K frame tidak dikenal di towerjenis pyramid

Pada daerah super stucture juga penghantar/jalur yang bolehdipasang rambu penghantar/jalur dikerjakan.agar petugas bisa mengenaliGambar 4.18.a Rambu tanda bahaya Gambar 4.18.b Rambu identitastower dan jalurAnti Climbing Device (ACD) Step bolt ACD disebut juga penghalang Step bolt adalah baut yangpanjat berfungsi untuk menghalangi dipasang dari atas ACD keorang yang tidak berkepentingan sepanjang badan tower hinggauntuk naik tower. ACD dibuat super structure dan arm kawat petir.runcing, berjarak 10 cm dengan Berfungsi untuk pijakan petugasyang lainnya dan dipasang di setiap sewaktu naik maupun turun darikaki tower dibawah Rambu tanda tower.bahaya.Gambar 4.19 Baut Panjat (step bolt) Gambar 4.20 Penghalang Panjat 169

Halaman tower Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dariproyeksi keatas tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luarstub tergantung pada jenis tower .Patok As Tapakbatas tower kakitanah menara Gambar 4.21 Halaman tower4.4. Konduktor 1). konduktivitas tinggi. 2) kekuatan tarik mekanikal tinggi Konduktor adalah media 3) titik beratuntuk tempat mengalirkan arus 4) biaya rendahlistrik dari Pembangkit ke Gardu 5) tidak mudah patahinduk atau dari GI ke GI lainnya,yang terentang lewat tower-tower. Konduktor jenis TembagaKonduktor pada tower tension (BC : Bare copper) merupakandipegang oleh tension clamp, penghantar yang baik karenasedangkan pada tower suspension memiliki konduktivitas tinggi dandipegang oleh suspension clamp. kekuatan mekanikalnya cukup baik.Dibelakang clamp tersebut Namun karena harganya mahaldipasang rencengan isolator yang maka konduktor jenis tembagaterhubung ke tower. rawan pencurian.a. Bahan konduktor Aluminium harganya lebih rendah dan lebih ringan namun Bahan konduktor yang konduktivitas dan kekuatandipergunakan untuk saluran energi mekanikalnya lebih rendahlistrik perlu memiliki sifat sifat dibanding tembaga.sebagai berikut : 170

Pada umumnya SUTT dari bumi maupun konfigurasi yangmaupun SUTETI menggunakan tidak selalu vertikal. GunaACSR (Almunium Conductor Steel keseimbangan impendansiReinforced). penyaluran maka setiap 100 km Bagian dalam kawat berupa dilakukan transposisi letak kawatsteel yang mempunyai kuat fasa.mekanik tinggi, sedangkan bagianluarnya mempunyai konduktifitas c. Penampang dan jumlah konduktor.tinggi. Karena sifat electron lebihmenyukai bagian luar kawatdaripada bagian sebelah dalam Penampang dan jumlah konduktor disesuaikan dengankawat maka ACSR cocok dipakai kapasitas daya yang akan disalurkan, sedangkan jarak antarpada SUTT/SUTETI. Untuk daerah kawat fasa maupun kawat berkas disesuaikan dengan teganganyang udaranya mengandung kadar operasinya.belerang tinggi dipakai jenis Jika kawat terlalu kecil maka kawat akan panas dan rugiACSR/AS, yaitu kawat steelnya transmisi akan besar. Pada tegangan yang tinggi (SUTETI)dilapisi dengan almunium. penampang kawat , jumlah kawat maupun jarak antara kawat berkas Pada saluran transmisi yang mempengaruhi besarnya corona yang ditengarai dengan bunyi desisperlu dinaikkan kapasitas atau berisik.penyalurannya namun SUTTtersebut berada didaerah yangrawan longsor, maka dipasangkonduktor jenis TACSR (ThermalAlmunium Conductor SteelReinforced) yang mempunyaikapasitas besar tetapi berat kawattidak mengalami perubahan yangbanyak. d. Jarak antar kawat fasa: Konduktor pada SUTT/SUTET Jarak kawat antar fasa SUTT 70kV idealnya adalah 3 meter,merupakan kawat berkas (stranded) SUTT= 6 meter dan SUTETI=12 meter. Hal ini karena menghindariatau serabut yang dipilin, agar terjadinya efek ayunan yang dapat menimbulkan flash over antar fasa.mempunyai kapasitas yang lebihbesar dibanding kawat pejal.b. Urutan fasa Pada sistem arus putar, e. Perlengkapan kawat penghantarkeluaran dari generator berupa tigafasa, setiap fasa mempunyai sudutpergerseran fasa 120º. Pada SUTT Perlengkapan atau fitting kawat penghantar adalah: Spacer,dikenal fasa R; S dan T yang urutan vibration damper. Untuk keperluan perbaikanfasanya selalu R diatas, S ditengah dipasang repair sleeve maupundan T dibawah. Namun padaSUTETI urutan fasa tidak selaluberurutan karena selain panjang,karakter SUTETI banyakdipengaruhi oleh faktor kapasitansi 171

armor rod. Sambungan kawat Arching Horndisebut mid span joint. Arcing horn adalah peralatanRepair Sleeve yang dipasang pada sisi Cold (tower) dari rencengan isolator.Repair sleeve adalah Fungsi arcing horn:selongsong almunium yang - Media pelepasan busur api dariterbelah menjadi dua bagian dan tegangan lebih antara sisi Colddapat ditangkapkan pada kawat dan Hot (kawat penghantar)penghantar, berfungsi untuk - Pada jarak yang diinginkanmemperbaiki konduktifitas kawat berguna untuk memotongyang rantas, tegangan lebih bila terjadi:Cara pemasangannya dipress sambaran petir; switching;dengan hydraulic tekanan tinggi gangguan, sehingga dapat mengamankan peralatan yangBola Pengaman lebih mahal di Gardu Induk Bola pengaman adalah rambu (Trafo)peringatan terhadap lalu lintasudara, berfungsi untuk memberi Media semacam arcing horntanda kepada pilot pesawat terbangbahwa terdapat kawat transmisi. yang terpasang pada sisi HotBola pengaman dipasang padaground wire pada setiap jarak 50m (kawat penghantar) adalah:hingga 75 meter sekitarlapangan/bandar udara. - Guarding ring : berbentuk oval, mempunyai peran ganda yaitu sebagai arcing horn maupun pendistribusi tegangan pada beberapa isolator sisi hot. Umumnya dipasang di setiapLampu Aviasi tower tension maupun suspension sepanjang Lampu aviasi adalah rambu transmisi.peringatan berupa lampu terhadaplalu lintas udara, berfungsi untuk Arcing ring :memberi tanda kepada pilotpesawat terbang bahwa terdapat berbentuk lingkaran, mempunyaikawat transmisi. Jenis lampu aviasi peran ganda yaitu sebagai arcingadalah sebagai berikut. horn maupun pendistribusi- Lampu aviasi yang terpasang tegangan pada beberapa isolator sisi hot. Umumnya hanya terpasang pada tower dengan supply dari di tower dead end dan gantry GI Jaringan tegangan rendah- Lampu aviasi yang terpasang 4. 5. Kawat Tanah pada kawat penghantar dengan sistem induksi dari kawat Kawat Tanah atau Earth wire penghantar (kawat petir / kawat tanah) adalah media untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang di atas kawat fasa dengan sudut perlindungan yang sekecil 172

mungkin, karena dianggap petir menjadi besar sehingga kawat fasamenyambar dari atas kawat. mudah tersambar petir.Namun jika petir menyambar darisamping maka dapat mengakibat- Jarak antara ground wirekan kawat fasa tersambar dan dengan kawat fasa di tower adalahdapat mengakibatkan terjadinya sebesar jarak antar kawat fasa,gangguan. namun pada daerah tengah gawangan dapat mencapai 120% Kawat pada tower tension dari jarak tersebut.dipegang oleh tension clamp,sedangkan pada tower suspension 4.5.3. Pentanahan Towerdipegang oleh suspension clamp.Pada tension clamp dipasang kawat Pentanahan Tower adalahjumper yang menghubungkannyapada tower agar arus petir dapat perlengkapan pembumian sistemdibuang ke tanah lewat tower.Untuk keperluan perbaikan mutu transmisi, berfungsi untukpentanahan maka dari kawatjumper ini ditambahkan kawat lagi meneruskan arus listrik dari badanmenuju ketanah yang kemudiandihubungkan dengan kawat tower kebumi.pentanahan. 1. Nilai pentanahan tower4.5.1. Bahan Kawat Tanah Nilai pentanahan tower harus Bahan ground wire terbuat dibuat sekecil mungkin agar tidakdari steel yang sudah digalvanis, menimbulkan tegangan tower yangmaupun sudah dilapisi dengan tinggi yang pada akhirnya dapatalmunium. Pada SUTETI yang mengganggu sistem penyaluran:dibangun mulai tahun 1990an,didalam ground wire difungsikan Sistem 70kV : maksimal 5 Ohmfibre optic untuk keperluan Sistem 150kV : maksimal 10 Ohmtelemetri, tele proteksi maupun Sistem 500kV : maksimal 15 Ohmtelekomunikasi yang dikenaldengan OPGW (Optic Ground 2. Jenis pentanahanWire), sehingga mempunyaibeberapa fungsi. - Electroda bar: suatu rel logam yang ditanam di dalam tanah.4.5.2. Jumlah dan posisi Kawat Pentanahan ini paling Tanah sederhana dan efektif,dimana nilai tahanan tanah adalah Jumlah Kawat Tanah paling rendahtidak ada satu buah diatas kawat Electroda plat : plat logamfasa, namun umumnya di setiaptower dipasang dua buah. yang ditanam di dalam tanahPemasangan yang hanya satu buah secara horisontal atau vertikal.untuk dua penghantar akan Pentanahan ini umumnya untukmembuat sudut perlindungan pengamanan terhadap petir. Counter poise electroda: suatu konduktor yang digelar secara horisontal di dalam tanah. Pentanahan ini dibuat pada daerah yang nilai tahanan tanahnya tinggi. Atau untuk memperbaiki nilai 173

tahanan pentanahan. Mesh - Klem pentanahan atauelectroda: yaitu sejumlah konduktor sepatu kabel: bahanyang digelar secara horisontal di tembaga yang tebaltanah yang umumnya cocok untukdaerah kemiringan. - Batang pentanahan: terbuat3. Jenis sambungan pada tower dari pipa tembaga atau besi- Penyambungan langsung pada galvanis stub bagian bawah - Klem sambungan kawat- Penyambungan dibagian atas pentanahan terbuat dari tembaga. stub 4. 6. IsolatorGambar 4. 22 Penyambungan padabagian bawah stub Isolator adalah media penyekat antara bagian yang berteganganGambar 4.23 Penyambungan pada dengan bagian yang tidakbagian atas stub bertegangan. Fungsi isolator pada SUTT/SUTETI adalah untuk4. Komponen pentanahan tower mengisolir kawat fasa dengan tower. Pada umumnya isolator- Kawat pentanahan: terbuat terbuat dari porselen atau kaca dan berfungsi sebagai isolasi tegangandari bahan yang listrik antara kawat penghantar dengan tiang.konduktifitasnya besar: Macam-macam isolator yangtembaga. dipergunakan pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah sebagai berikut : 4.6.1. Isolator Piring Dipergunakan untuk isolator penegang dan isolator gantung, dimana jumlah piringan isolator disesuaikan dengan tegangan sistem pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) tersebut (lihat gambar 4.24 dan 4.25). Isolator tonggak saluran vertikal (lihat gambar 4.26). Isolator tonggak saluran horisontal (lihat gambar 4.27) Pada isolator gantung pada umumnya diperlengkapi dengan : Tanduk busur berfungsi untuk melindungi isolator dari tegangan Surja. bagian E pada gambar 4.28. 174

Cincin perisai (grading ring) medan listrik dan distribusiFungsi dari cincin perisai yaitu tegangan yang terjadi pada isolator,untuk meratakan (mendistribusikan) bagian F gambar 4.24Gambar 4.24 : Susunan Isolator Piring. 175

Gambar 4.25 : Isolator Tonggak Saluran Horisontal 176

Gambar 4.26 : Isolator Tonggak Saluran Vertikal 177

4.6.2. Nilai isolasi sarana penghubung yang terbuat dari logam. Sirip-sirip Besarnya isolasi pada isolator berada di antara keduaumumnya 3 hingga 3,3 kali ujung tersebut. Isolator jenis initegangan sistem, dimaksudkan dipakai sebagai isolatorakan tahan terhadap muka gantung.tegangan petir pada waktu 1,2 - Pin isolator tidak digunakan dimikro detik. Apabila nilai isolasi SUTT/SUTETI.menurun akibat dari polutan - Post isolator adalah isolatormaupun kerusakan pada isolasinya, berbentuk batang panjang, dimaka akan terjadi kegagalan isolasi kedua ujungnya dipasangyang akhirnya dapat menimbulkan sarana penghubung yanggangguan. terbuat dari logam. Isolator ini dipakai sebagai isolator yang4.6.3. Jenis isolator didudukkan. Isolator terbagi atas beberapa Menurut bahannyajenis yaitu: Bahan isolator terbuat dari:Menurut bentuknya: - Keramik: mempunyai keunggulan- Piringan yaitu isolator yang berbentuk piring, salah satu sisi tidak mudah pecah, tahan dipasang semacam mangkuk logam dan sisi lainnya dipasang terhadap cuaca, harganya relatif pasak. Antara pasak dengan mangkuk diisolasi dengan mahal. Pada umumnya isolator semen khusus. Ada dua macam model menggunakan bahan ini.sambungannya: Ball & socket; - Gelas/kaca: Mempunyaiclevis &eye. Pemasangan isolatorjenis piring ini digandeng- kelemahan mudah pecah namungandengkan dengan piringanlainnya. Jumlahnya disesuaikan harganya murah. Digunakandengan kebutuhan isolasi terhadaptegangan yang bekerja di transmisi hanya untuk isolator jenis piring.tersebut. Jenis ini mempunyaifleksibelitas yang tinggi, karena bisa Sambungan isolator yaitudipakai sebagai isolator gantungmaupun isolator tarik. batang pasak dan mangkuknya- Long rod adalah isolator yang terbuat dari logam digalvanis. Pada berbentuk batang panjang, di kedua ujungnya dipasang daerah yang banyak mengandung uap garam maupun zat kimia tertentu dapat membuat batang pasak karatan dan putus. Akhir- akhir ini dikembangkan teknik untuk melapisi batang pasak tersebut dengan zink. Menurut bentuk pasangannya - “I” string - “V” string 178

- Horisontal string - Single string - Double string - Quadruple Pada daerah yang rawanlingkungan maupun kemampuanmekanik yang belum mencukupiharus dilakukan penguatanrencengan isolator, sebagaicontoh:dibuat double string. Gambar 4.29 Konfigurasi Isolator tower Suspensi SUTET 500 kV Gambar 4.27Isolator renceng untuk towersuspension (“I” type) Gambar 4.30 Isolator renceng untuk tower tension (Horizontal type Gambar 4. 28 Isolator renceng untuk towertension SUTETI (“V” type) 179

1. Karakteristik listrik Isolator Bahan Isolator yang diapit oleh oleh logam merupakan kapasitor. Kapasitansinya diperbesar oleh polutan maupun kelembaban udara dipermukaannya. Bagian ujung saluran mengalami tegangan permukaan yang paling tinggi, sehingga dibutuhkan arcing horn untuk membagi tegangan tersebut lebih merata ke beberapa piring isolator lainnya. Gambar 4.31 2. Karakteristik mekanik Isolator yang terpasang pada Isolator harus memiliki kuat tension tower type DD mekanik guna menanggung beban tarik kawat maupun beban berat4.6.4. Speksifikasi isolator isolator dan kawat penghantar. Umumnya mempunyai Safety Setiap isolator harus mempunyai faktor . speksifikasi dari fabrikan yang mencantumkan: 3. Perlengkapan/fitting isolator- Standar mutu, misalnya dari Berfungsi untuk menghubungkan IEC rencengan isolator dengan arm- Type tower maupun kawat penghantar,- Model sambungan diantaranya: U bolt; shackle; ball- Panjang creepage atau alur eye; ball clevis; socket eye; socket clevis; link; extension link; double (mm) clevis, dan lain sebagainya, Bahan- Kuat mekanik (kN) terbuat dari baja digalvanis dan- Panjang antar sambungan (mm) mempunyai kuat mekanik sesuai- Berat satuan (kg) beban yang ditanggungnya.- Diameter (mm)- Tegangan lompatan api 4. Tension clamp frekwensi rendah kondisi basah Tension clamp adalah alat (kV) untuk memegang ujung kawat- Tegangan lompatan impuls penghantar, berfungsi untuk kondisi kering (kV) menahan tarikan kawat di tower- Tegangan tembus (kV) tension. Pemasangan tension clamp harus benar-benar sempurna agar kawat penghantar tidak terlepas. Sisi lain dari tension clamp 180

dihubungkan dengan perlengkapan memegang kawat penghantar padaisolator. agar tidak terjadipemanasan yang akhirnya dapat tower suspension. Kawatmemutuskan hubungan kawatjumper . penghantar sebelum dipasang Pada tower tension dibutuhkan suspension clamp pada haruskawat penghubung antara keduaujung kawat penghantar di kedua dilapisi armor rod agar mengurangisisi cross arm, kawat ini disebutjumper. Bagian bawah tension kelelahan bahan pada kawat akibatclamp terdapat plat berbentuk lidahuntuk menghubungkan kawat dari adanya vibrasi atau getaranjumper tersebut. Sambungan iniharus kuat dan kencang pada kawat penghantar.Gambar 4.32 Tension clamp Pada kondisi tertentu yaituGambar 4.33 . Tension clamp letak tower yang terlalu rendah5. Suspension clamp dibanding tower-tower sebelahnya Suspension clamp adalah alatyang dipasangkan pada kawat maka dipasang pemberat ataupenghantar ke perlengkapanisolator gantung, berfungsi untuk counter weight agar rencengan isolator tidak tertarik ke atas. 6. Compression joint Karena masalah transportasi, panjang konduktor dan GSW dalam satu gulungan (haspel) mengalami keterbatasan. Oleh karenanya konduktor dan GSW tersebut harus disambung, sambungan (joint) harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain : - konduktivitas listrik yang baik - kekuatan mekanis dan ketahanan yang tangguh Compression joint adalah material untuk menyambung kawat penghantar yang cara penyambungannya dengan alat press tekanan tinggi. Compression joint kawat penghantar terdiri dari dua komponen yang berbeda yaitu: - Selongsong steel berfungsi untuk menyambung steel atau bagian dalam kawat penghantar ACSR - Selongsong almunium berfungsi untuk menyambung almunium 181

atau bagian luar kawat penghantar ACSRPenyambungan kawat didahuluidengan penyambungan kawatsteel, dilanjutkan denganpenyambungan kawat almunium..Penempatan compression jointharus memperhatikan hal-halsebagai berikut:- Diusahakan agar berada di tengah-tengah gawangan Gambar 4.34 Spacer untuk konduktor berkas 4 kawat atau bagian terrendah (quadruple) daripada andongan kawat. 8. Damper- Tidak boleh berada di dekat Damper atau vibration damper tower tension (sisi kawat adalah alat yang dipasang pada kawat penghantar dekat tower, yang melengkung ke bawah berfungsi untuk meredam getaran agar kawat tidak mengalami terhadap tengah gawang). kelelahan bahan.- Tidak boleh di atas jalan Bentuk damper menyerupai dua buah bandul yang dapat raya, rel KA, SUTT lainnya membuang getaran kawat.7. Spacer Gambar 4.35 Damper Spacer adalah alat perentang 9. Armor Rodkawat penghantar terbuat dari Armor rod adalah alat berupabahan logam dan berengsel yangdilapisi karet. Pada SUTETI spacer sejumlah urat kawat yang dipilin,ini merangkap sebagai vibration berfungsi untuk melindungi kawatdamper. dari kelelahan bahan maupun akibat adanya kerusakan. Bahan Fungsi spacer adalah: armor rod adalah almunium keras, - Memisahkan kawat berkas sehingga dapat menjepit kawat denga erat. agar tidak beradu - Pada jarak yang diinginkan 182 dapat mengurangi bunyi desis / berisik coronaPenempatan yang dipandu darifabrikan dapat mengurangi getarankawatGambar 4.33 Spacer untuk konduktor berkas 2 kawat (twin conductors)

Arching horn Armour rod Damperkondukt or Gambar 4.36. Pemasangan pelindung kawat tranmisi 183

BAB VGARDU INDUK Gardu induk adalah merupakan dapat dilihat pada gambar 5.I,alat penghubung listrik dari bahan bahan yang ada pada gardujaringan tranmisi ke jaringan induk meliputi.distribusi perimer yang kuntruksinyaGambar 5.1 Gardu induk5.1. BUSBAR 5.1.2. Sistem Busbar (Rel) Busbar atau rel adalah titik Busbar atau rel adalah titikpertemuan/hubungan trafo-trafo pertemuan/hubungan trafo-trafotenaga, SUTT, SKTT dan peralatan tenaga, SUTT, SKTT dan peralatanlistrik lainnya untuk menerima dan listrik lainnya untuk menerima danmenyalurkan tenaga listrik/daya menyalurkan tenaga listrik/dayalistrik. Berdasarkan jenis isolasi listrik. Berdasarkan busbar gardubusbar gardu induk dibagi menjadi : induk dibagi menjadi :5.1.1 .Jenis Isolasi Busbar Gardu Induk dengan system ring busbar adalah gardu induk Gardu induk seperti ini sangat yang busbar berbentuk ring yaituhemat tempat sebab menggunakan semua rel/busbar yang adagas SF 6 sebagai isolasi antara tersambung satu sama lain danbagian yang bertegangan dan membentuk seperti ring/cicin,ditempatkan didalam suatu seperti gambar 5.2selubung besi. Sering disebutGardu Induk SF 6 atau disingkatGIS. 184

Gambar 5.2 sistem rel busbar5.1.3. Gardu Induk dengan single pada umumnya gardu dengan busbar. sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu Adalah gardu induk yang transmisi, seperti gambar 5.3mempunyai satu / single busbar .Rel A PMS Rel B SEKSIPMS Rel A PMS Rel B CT PTLA TRAFO Gambar 5.3. gardu induk single busbar 185

5.1.4.Gardu Induk dengan double sistem ini karena sangat efektif busbar. untuk mengurangi pemadaman Adalah gardu induk yang beban pada saat melakukan perubahan sistem (maneuvermempunyai dua / double busbar . system).seperti gambar 5.4Sistem ini sangat umum, hampirsemua gardu induk menggunakanRel IRel II PMS RelPMT PHT CT PT LA PMT KOPPEL CT PT CTPMS Line LA PT LA Gambar 5.4. gardu induk double busbar5.1.5. Gardu Induk dengan satu sangat efektif dalam segi setengah / one half busbar operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat Adalah gardu induk yang melakukan perubahan sistemmempunyai dua / double busbar . (maneuver system). Sistem iniGardu induk Pembangkitan dan menggunakan 3 buah PMT didalamgardu induk yang sangat besar satu diagonal yang terpasangmenggunakan sistem ini karena secara seri, seperti gambar 5.5 186

PMT A1 REL A CT PMT A2PMT AB1 LA PT PMT AB2PMT B1 PMT B2 REL B Gambar 5.5. gardu induk satu setengah CB5.2. Arrester impulse dan merambat sepanjang penghantar.Sambaran petir pada Jika tegangan lebih akibat surjakoynduktor hantaran udara petir atau surja pemutusan tiba digardu induk, maka tegangan lebihmerupakan suntikan muatan listrik. tersebut akan merusak isolasi peralatan gardu induk. Oleh sebabSuntikan muatan ini menimbulkan itu perlu suatu alat yang melindungi peralatan sebab tegangan lebihkenaikan tegangan pada jaringan, 187sehingga pada jaringan timbulkenaikan tegangan atau teganganlebih yang berbentuk gelombang

akibat sambaran petir dan atau tegangan tinggi menjadi tegangansurja pemutusan akan merusak rendah yang dapat diukur denganisolasi peralatan. Pelindung ini Voltmeter yang berguna untukdalam keadaan normal bersifat indikator, relai dan alat sinkronisasi.isolasi dan jika terjadi tegangan Ada dua macam trafo teganganlebih akan berubah menjadi yaitu :penghantar dan mengalirkanmuatan surja tsb ke tanah. Sistem a. Tranformator teganganpentanahan harus dipisahkan dari magnetik.pentanahan untuk pentanahan daripengaman petir atau swtching. Tranformator ini pada umumnya berkapasitas kecil yaitu antara 10 – Ligthning Arrester / LA yang 150 VA.biasa di sebut Arrester, di GarduInduk berfungsi sebagai pengaman Faktor ratio dan sudut fasainstalasi (peralatan listrik pada trafo tegangan sisi primer daninstalasi) dari gangguan tegangan tegangan sekunder dirancanglebih akibat sambaran petir sedemian rupa supaya faktor(ligthning Surge) maupun oleh kesalahan menjadi kecil. Salah satusurja hubung ( Switching Surge ). ujung kumparan tegangan tinggi selalu diketanahkan.5.3. Tranformator instrumen . Trafo tegangan kutub tunggal Untuk proses pengukuran digardu yang dipasang pada jaringan tigainduk diperlukan tranformator fasa disamping belitan pengukuran,instrumen. Tranformator instrumen biasanya dilengkapi lagi denganini dibagi atas dua kelompok yaitu . belitan tambahan yang digunakan untuk mendeteksi arus gangguan5.3.1. Tranformator Tegangan tanah. Belitan tambahan dari ketiga trafo tegangan dihubungkan secara Transformator tegangan adalah serie seperti pada gambar :5.6trafo satu fasa yang menurunkanVab 188

Gambar 5.6 Tranformator tegangan Pada kondisi normal tidak Pembagi tegangan kapasitif dapatmuncul tegangan pada terminal digambarkan seperti gambarVab, tetapi jika terjadi gangguan dibawah ini.tanah pada salah satu fasanya, Oleh pembagi kapasitor,maka tegangan yang tidak tegangan pada C2 atau teganganterganggu naik sebesar ¥3 dari primer trafo penengah V1 diperolehtegangan semula sehingga pada dalam orde puluhan kV, umumnyaterminal Vab akan dibangkitkan 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian olehtegangan sebesar 3 Vn. Tegangan trafo magnetik tegangan primerini akan memberi penguatan pada diturunkan menjadi teganganrelai gangguan fasa ke tanah. sekunder standar 100 atau 100¥3Tegangan pengenal belitan Volt. Jika terjadi tegangan lebihgangguan tanah baisanya dipilih pada jaringan transmisi, tegangansedemikian rupa sehingga saat pada kapasitor C2 akan naik dangangguan tanah Vab mencapai dapat menimbulkan kerusakanharga yang sama dengan tegangan pada kapasitor tersebut. Untuksekunder fasa-fasa. mencegah kerusakan tersebut dipasang sela pelindung (SP). Selab. Trafo Tegangan Kapasitip pelindung ini dihubung serie Karena alasan ekonomis maka dengan resistor R untuk membatasai arus saat selatarfo tegangan menggunakan pelindung bekerja untuk mencecahpembagi tegangan dengan efek feroresonansimemnggunakan kapasitor sebagaipengganti trafo tegangan induktif. Vu C1 C1 R V2 V1 SP HFS ZGambar 5. 7 Pemasangan Tranformator tegangan 189

Rancangan trafo tegangan 5.3.2. Tranformator arus.kapasitor adalah gulungan kertas Trafo arus digunakan untukyang dibatasi oleh lembaran pengukuran arus yang besarnyaaluminium yang merupakan bentuk ratusan amper lebih yang mengalirkapasitor (dua plat paralel) pada jaringan tegangan tinggi. Jikasehingga bentuknya ramping dan arus hendak diukur mengalir padadapat dimasukan kedalam tabung tegangan rendah dan besarnyaposelin. Belitan resonansi dan dibawah 5 amper, makabelitan trafo magnetik intermediasi pengukuran dapat dilakukan secaraditempatkan didalam bejana logam. langsung sedangkan arus yangTerminal K dapat dikebumikan besar tadi harus dilakukan secaralangsung atau dihubungkan dengan tidak langsung denganalat komunikasi yang signyalnya menggunakan trafo arus sebutanmenumpang pada jaringan sistem. trafo pengukuran arus yang besar.Agar efektif sebagai koplingkapasitor, maka besarnya Disamping untuk pengukuran arus, trafo arus juga dibutuhkankapasitansi C1 dan C2 secara untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan releperhitungan harus memiliki nilai proteksi. Kumparan primer trafo arus dihubungkan secara serieminimum 4400 pF. dengan jaringan atau peralatan yang akan diukur arusnya, Keburukan trafo tegangan sedangkan kumparan sekunderkapasitor adalah terutama karena dihubungkan dengan peralatanadanya induktansi pada trafo meter dan rele proteksi.magnetik yang non linier,mengakibatkan osilasi resonansi- Trafo arus bekerja sebagai trafonya yang timbul menyebabkan yang terhubung singkat. Kawasantegangan tinggi yang cukup besar kerja trafo arus yang digunakandan menghasilkan panas yang tidak untuk pengukuran biasanya 0,05diingikan pada inti magnetik dan sampai 1,2 kali arus yang akanbelitan sehingga menimbulkan diukur. Trafo arus untuk tujuanpanas yang akan mempengaruhi proteksi baisanya harus mampuhasil penunjukan tegangan. bekerja lebih dari 10 kali arusDiperlukan elemen peredam yang pengenalnya.akan mengahsilkan tidak ada efekterhadap hasil pengukuranwalaupun kejadian tersebut hanyasesaat. 190

inti I2 : 1 – 5 A. I1>> Alat Ukur Atau relaiKumparanPrimer. Kumparan Sekunder. Gambar 5.8 Tranformator Arus Prinsip kerja tansformator ini dihubungkan dengan beban atausama dengan trafo daya satu fasa. dihubung singkat jika bebannyaJika pada kumparan primer belum dihubungkan.mengalir arus I1, maka padakumparan primer akan timbul gaya 5.3.3. TRANSFORMATOR BANTUgerak magnet sebesar N1 I1. gaya (AUXILLIARY)gerak magnet ini memproduksi flukspada inti. Fluks ini membangkitkan Transformator bantu adalahgaya gerak listrik pada kumparan trafo yang digunakan untuksekunder. Jika kumparan sekunder membantu beroperasinya secaratertutup, maka pada kumparan keseluruhan gardu induk tersebut.sekunder mengalir arus I2. arus ini Jadi merupakan pasokan utamamenimbulkan gaya gerak magnet untuk alat-alat bantu seperti motor-N2I2 pada kumparan sekunder. motor 3 fasa yang digunakan sebagai motor pompa sirkulasi Perbedaan utama trafo arus minyak trafo beserta motor-motordengan trafo daya adalah: jumlah kipas pendingin. Yang palingbelitan primer sangat sedikit, tidak penting adalah sebagai pasokanlebih dari 5 belitan. Arus primer sumber tenaga cadangan sepertitidak mempengaruhi beban yang sumber DC yang merupakanterhubung pada kumparan sumber utama jika terjadi gangguansekundernya, karena arus primer dan sebagai pasokan tenaga untukditentukan oleh arus pada jaringan proteksi sehingga proteksi tetapyang diukur. semua beban pada bekerja walaupun tidak adakumparan sekunder dihubungkan pasokan arus AC.serie. terminal sekunder trafo tidakboleh terbuka, oleh karena itu Transformator bantu seringterminal kumparan sekunder harus disebut sebagai trafo pemakaian 191

sendiri sebab selain fungsi utama pembagian sumber tenaga dari transformator bantu adalahsebagai pemasuk alat-alat bantu pembagian beban yang masing- masing mempunyai proteksi sesuaidan sumber/penyimpan arus DC dengan kapasitasnya masing- masing. Juga diperlukan pembagi(baterai) juga digunakan untuk sumber DC untuk kesetiap fungsi dan bay yang menggunakanpenerangan, sumber untuk sistim sumber DC sebagai penggerak utamanya. Untuk itu disetiap gardusirkulasi pada ruang baterai, induk tersedia panel distribusi AC dan DC.sumber pengggerak mesinpendingin (Air Conditioner) karenabeberapa proteksi yangmenggunakan elektronika/digitaldiperlukan temperatur ruangandengan temperatur antara 20ºC -28ºC. Untuk mengopimalkan5.3.4. Indikasi Unjuk kerja transformator ukurUntuk mengetahui Indikasi Unjuk kerja transformator ukur dapat dilihatpada tabel 5.1 Tabel 5.1 Indikasi Unjuk kerja transformator ukur Indikasi keteranganVTBO (Voltage Indikasi ini menunjukan bahwa saklar tegangantransformer breaker dari VT trip,dan kontak bantunya mengirim sinyalopen) ke panel kontrol VTBO (Voltage transformer breaker open) dan bel berbunyiMCB PT failure, Indikasi ini menunjukan bahwa saklar tegangan dari VT trip,dan kontak bantunya mengirim sinyal ke panel kontrol MCB VT failure,dan bel berbunyiKeteraturan stranded Rusaknya uliran stranded konduktor akankonduktor/ kawat menyebabkan korona & ketidakteraturanterpasang. distribusi arus listrik yang mengalir pada lokasi tersebut. Efek korona akan menyebabkan timbulnya ionisasi udara sekitar yang menghasilkan gas yang bersifat elektrolis. Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap kondisi keteraturan stranded konduktornya adalah dengan pemeriksaan visual secara langsung dengan mata telanjang atau dengan teropong.Ketahanan tegangan Pada kondisi tertentu, polutan tersebut akanstring set/post menyebabkan flash over dipermukaan insulatorinsulator pemegang dari sisi konduktor phasa ke ground. Polutan adakonduktor yang bersifat isolator & konduktor/semi konduktor. Pada polutan yang bersifat isolator, terkadang secara fisik terlihat nyata/kotor (misal polutan semen) akan tetapi pada polutan jenis ini pengaruhnya terhadap ketahanan tegangan 192

Kesiapan peralatan insulator hanya signifikan pada kondisiyang tersambung basah/hujan dan permukaan polutan membentuklangsung dengan bus- alur air/embun yang tidak terputus.bar. Deteksi unjuk kerja kesiapan Bas-bar terhadap pengaruh polutan yang menempel padaKekuatan sistem permukaan insulatornya adalah denganisolasi bus-bar GIS. pengamatan visual & pendengaran. Pada kondisi malam/dini hari jika sudah terjadi bunyi hizingKekuatan mekanik & yang keras akibat korona dan sesekali sudahelektrik Clamp-clamp terjadi partial discharge/loncatan bunga apikonduktor & peralatan secara bergantian merata di seluruh permukaan keping/sirip insulator terpasang, maka bus-bar secara teknis tidak laik lagi untuk dioperasikan dan harus sesegera mungkin dilaksanakan pembersihan permukaan insulatornya. Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap kesiapan peralatan yang tersambung langsung denganya adalah sesuai dengan deteksi unjuk kerja masing-masing peralatan terpasang (PMS bus bay Pht/trf, PMS/PMT/CT Bay Couple daan CVT/PT). Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap kondisi sistem isolasinya pada GIS adalah dengan pembacaan tekanan Gas SF6 pada density monitor yang terpasang pada masing masing kompartemen (dibandingkan dengan acuan standart manual operasinya). pemuaian clamp & konduktor atau clamp dengan terminal peralatan akibat pembebanan lebih sesaat/arus gangguan sesaat pada kondisi tertentu akan menurunkan/ menghilangkan kekuatan elektriknya yang selanjutnya akan menyebabkan kegagalan kekuatan mekaniknya (PG Clamp/T Clamp sambungan bus-bar ke PMS melorot/lepas dll) Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap kondisi kekuatan elektrik clamp-camp konduktor & peralatan adalah dengan pemeriksaan visual secara langsung pada malam hari (lampu penerangan switch yard dipadamkan) atau berdasarkan hasil deteksi dengan peralatan thermovision. Sedangkaan kondisi kekuatan mekanik clamp-clamp dapat diperiksa secara visual pada siang hari dengan memakai teropong atau mata telanjang. 193

Kekuatan mekanik & Hilangnya kekuatan elektrik & mekanik clampelektrik clamp grounding serandang bus-bar (akibat korosi,grounding serandang kawat terlepas dari sepatunya dll) akan sangatbus-bar. berbahaya terhadap keselamatan personil. Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadapKekuatan kawat tanah kondisi kekuatan elektrik & mekanik clamp& clamp pengikatnya. grounding serandang bus-bar adalah dengan pemeriksaan visual secara langsung.Area Bus-bar terbebas Menurunnya kekuatan kawat tanah & clampnyadari benda-benda biasanya disebabkan oleh korosi. Kondisiasing tersebut sangat rawan putus baik akibat terpaan angin atau pada saat kawat tersebut teraliri rambatan gelombang/arus petir. Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar terhadap kondisi kekuatan kawat tanah & clamp pengikatnya adalah dengan pemeriksaan visual secara langsung dengan mata telanjang atau dengan teropong. Area bus-bar harus terbebas dari benda-benda asing baik yang bersifat konduktor (layang- layang dengan benang terbuat kawat tembaga dll) atau yang bersifat isolator (layang-layang dengan benang nylon/plastik/katun, terpal plastik dll). Pada kondisi normal kemungkinan benda asing yang bersifat konduktor tidak membahayakan (hanya menempel di ujung serandang post), Deteksi unjuk kerja kesiapan Bas-bar terhadap terbebasnya dari benda benda asing adalah dengan pengamatan visual secara langsung dengan mata telanjang.5.4. Pemisah - Pemisah Peralatan ; Berfungsi untuk mengisolasikan Pemisah adalah suatu alat peralatan listrik dari peralatan lainuntuk memisahkan tegangan pada atau instalasi lain yangperalatan instalasi tegangan tinggi. bertegangan. Pms ini bolehAda dua macam fungsi PMS, yaitu : dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban.- Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan ) ; Berfungsi untuk menghilangkan/ mentanahkan tegangan induksi . 194

Gambar 5. 9 Pemisah. berlipat kali arus nominalnya, dalam waktu singkat ( detik ) PMS harusParameter PMS yang harus mampu menahan dalam batas yang diijinkan.diperhatikan adalah : Besaran parameter tersebut- Kemampuan mengalirkan arus dapat dibaca pada name plat yang terpasang pada PMS.(Arus Nominal = Ampere ) Disamping itu parameter yang- Kemampuan mengalirkan arus berkaitan dengan mekanik penggerak adalah :ditentukan oleh besarnya - Tekanan udara kompresor (bilapenampang dua batang menggunakan tenaga penggerak pneumatik )kontaktor, dengan demikian - Tekanan minyak hydrolik (bila menggunakan tenaga penggerakpermukaan sentuh dari keduanya hydrolik ).sangat menentukan. Apabila Menurut gerakan lengannya, pemisah dapat dibedakan menjadi :sebagian permukaan kontak 5.4.1. Pemisah Engselterdapat kotoran (berkarat) akan Dimana pemisah tersebutsangat mempengaruhi luasnya gerakannya seperti engsel PMS ini biasa dipakai untukpenampang dan dalam batas tegangan menengah (20 kV, 6 kV )tertentu kontaktor akan menjadi 5.4.2. Pemisah Putarpanas. Dimana terdapat 2(dua) buah kontak diam dan 2(dua) buah- Kemampuan tegangan ( Rating kontak gerak yang dapat berputar pada sumbunya.Tegangan = kV ) 5.4.3. Pemisah Siku.- Tegangan operasi PMS dapat Pemisah ini tidak mempunyaidilihat dari kekuatan isolasinya. kontak diam, hanya terdapat 2(dua) kontak gerak yang gerakannyaSemakin tinggi tegangan akan mempunyai sudut 90q.semakin panjang/tinggi isolatorpenyangga yang dipergunakan.- Kemampuan menahan ArusHubung Singkat ( kA : KiloAmpere )Apabila terjadi hubung singkat,dimana arus hubung-singkat 195


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook