PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC Gambar 11.5: PLC dengan Rak-rak 2). Prosesor dan Catu Daya Prosesor merupakan unit pemroses sentral (CPU) yang akan me- lakukan semua operasi logika dan melaksanakan semua komputasi matematikal. Di dalam rack jumlah prosesor ini bisa lebih dari satu. Prosesor bekerja dengan mendapatkan catu daya dari modul Catu Daya PLC. 3). Perangkat Pemrograman Perangkat ini terhubung dengan prosesor, dan digunakan untuk memasukkan program, men-down load program atau untuk meng-edit program yang telah ada di dalam PLC. Perangkat pemrogram dapat berupa PC (Personal Computer) atau pemrogram Handheld (Gambar hal 14) Gambar 11.6: Perangkat Pemrogram (handheld) 382
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC 4). Input dan output interface Perangkat ini dapat berupa modul khusus atau fixed (menjadi bagian dari satu unit sistem PLC). Jumlah port I/O untuk setiap PLC adalah tetap (tidak dapat diubah-ubah) untuk setiap model (8, 14, 20, 40 dsb). Input interface membentuk link antara prosesor PLC dengan komponen atau perangkat dari luar yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran fisik melalui sensor, misalnya panas, tekanan, dsb atau perangkat on/off, misalnya saklar. Komponen-komponen input tsb biasanya disebut field devices. Modul-modul input PLC juga dapat berfungsi sebagai pengkondisi sinyal, yaitu mengubah berbagai level tegangan menjadi tegangan DC 0 hingga 5 V yang diperlukan oleh prosesor PLC. Modul input interface terdiri dari: a) Modul Input DC (Current Sinking), b) Modul Input DC (Current Sourcing), c) Modul Input AC/DC Output interface membentuk link antara prosesor PLC dengan komponen atau perangkat atau sistem dari luar. Modul output interface terdiri dari: a) Modul Output DC (Current Sinking) b) Modul Output DC (Current Sourcing) c) Modul Output AC d) Modul Output Relay 11.2.3. INPUT INTERFACE a) Modul Input DC (Current Sinking) Modul Input Sinking merupakan modul yang mengalirkan arus ke dalam terminal input modul, jika input diaktifkan. Oleh karena itu, arus mengalir keluar dari komponen input (sensor, saklar, dan sebagainya). Jadi komponen-komponen input tsb dalam hal ini berfungsi sebagai sumber arus (Current Sourcing), dimana masing-masing komponen mempunyai sebuah titik pengukuran bersama (common). Sedangkan modul input mempunyai sebuah common tunggal. 383
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC Komponen Komponen Komponen Sinking bersama Sourcing atau output Module inputKomponen kontaktor Arah arusberama Modul Komponen Komponen input Sourcing atau output Modul kontaktor Arah arus input Arah arus Modul bersama +- Catu Daya DCGambar 11.7a: Modul Input DC (current Sinking)b) Modul Input DC (Current Sourcing)Modul-modul input sourcing mengalirkan arus keluar dari terminalinput menuju komponen input, jika input diaktifkan. Jadi, komponen-komponen input, dalam hal ini berfungsi sebagai komponen yangmenerima arus (current sinking). Oleh karena itu, sinyal pada terminalkomponen input akan dialirkan ke ground, jika input diaktifkan. Komponen Komponen Komponen Sourcing bersama Sinking atau output Module inputKomponen kontaktor Arah arusberama Modul Komponen Komponen input Sinking atau output Modul kontaktor Arah arus input Arah arus Modul bersama -+ Catu Daya DCGambar 11.7b: Modul Input DC (Current Sourcing) 384
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLCc) Modul Input AC/DCModul ini dapat menerima/ mengirimkan arus (arus bisa keluar ataumasuk ke terminal input), secara bergantian setiap setengah siklus.Interface atas akan bekerja sebagai sumber arus atau penerima arus.Interface bawah digunakan untuk output sensor atau saklar dengansumber AC.Komponen Komponen Komponen Modul Inputbersama Sorcing atau output AC/DC Sinking Arah arus sinking Modul atau Sourcing input -+ Modul bersama Catu Daya DC atau +-Komponen Perangkat-luar Modulbersama AC input ~ Modul bersama Catu Daya ACGambar 11.7c: Modul Input AC/DC (Current Sourcing) 385
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC 11.2.4. OUTPUT INTERFACE a) Modul Output DC (Current Sinking) Komponen Beban Komponen Sinking bersama intput Module output PerangkatKomponen Sourcing / Arah arus Modulbersama aktuator Komponen output Perangkat input Modul Sourcing / output aktuator Arah arus Modul Beban bersama Arah arus +- Catu Daya DCGambar 11.8a: Modul Output DC (Current Sinking)b) Modul Output DC (Current Sourcing)Modul ini mengalirkan arus keluar dari terminal output menuju aktuator.Komponen output berfungsi sebagai penerima arus (Current Sinking). Semuacommon dari komponen output dihubungkan ke sisi negatif catu daya DC,sedangkan terminal common dari modul dihubungkan ke sisi positif catudaya.Komponen Beban Komponen Sourcingbersama intput Module output Perangkat Sinking/aktuator Arah arus Modul outputKomponen Perangkat Komponenbersama Sinking/aktuator input Modul output Beban Arah arus Modul Arah arus bersama -+ Catu Daya DC Gambar 11.8b: Modul Output DC (Current Sourcing) 386
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLCc) Modul Output ACModul ini menghubungkan tegangan AC pada aktuator bertipe AC dantidak pernah disebut sebagai sumber arus atau penerima arus output.Sumber AC dihubungkan antara common modul dan komponen outputAC. Modul AC dapat digunakan pada semua aktuator tipe AC jikategangannya sesuai.Komponen Beban Perangkat Modul Outputbersama Output AC Perangkat luar / Aktuator Modul output ~ Modul bersama Catu Daya AC Gambar 11.8c: Modul Output ACd) Modul Output RelayModul ini mempunyai kontak relay Normally Open (N.O) untuk setiap port,yang memungkinkan dialiri arus beban yang lebih besar, yang dapatmenggerakkan komponen output DC maupun AC. Blok diagram interfacemodul output relay ditunjukkan oleh Gambar 12-8d. 387
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLCKomponen Beban Komponen Relaybersama output module Perangkat luar / output aktuator -+ Modul atau output +- Modul bersama Catu Daya DC ~ Catu Daya AC Gambar 11.8d: Modul Output Relay11.3. Tipe PLCTipe PLC berdasarkan cara operasinya dibedakan menjadi 3: 1. Rack atau Sistem berbasis Alamat 2. Sistem Berbasis Tag 3. Soft PLC atau Kontrol berbasis PC1. Tipe PLC Berbasis Rak/Sistem Berbasis AlamatPLC seperti pada Gambar 11.5: PLC dengan rak-rak. disebut SistemBerbasis Alamat, karena modul-modul input dan output (I/O) dalamrak merupakan jalan lalu-lintas sinyal input atau output melalui alamatyang sesuai dengan tempat dimana rak tsb dipasang.Modul input atau output pada umumnya berfungsi sebagai: a) Terminal Antarmuka (Interface) dimana perangkat luar dapat dipasangkan b) Rangkaian pengkondisi sinyal yang menjembatani tipe sinyal PLC dengan sinyal yang didapat dari perangkat luar.Cara pengalamatan bisa berbeda antara vendor satu dengan lainnya.Tetapi pada umumnya adalah sebagai berikut ini: 388
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC I: (No. Rak/slot) / (No. Terminal) untuk modul input,dan O: (No. Rak/Slot)/(No. Terminal) untuk modul outputMisalnya: Modul DC ditempatkan pada slot /rak input 2, terminal 5,dan Modul output ditempatkan pada slot output 5, di terminal 12.Maka modul input tsb dituliskan I:2/5dan modul output dituliskan O:5/12 2. Tipe PLC Berbasis TagBeberapa vendor menggunakan tipe ini, karena dapat digunakan untukperangkat lunak berbahasa tinggi (bukan bahasa mesin), seperti BASICdan C. Pada tipe ini, sistem pengalamatan, pemberian nama variableperangkat input dan output dapat dibuat pada saat sistem dirancang.Setiap variabel adalah sebuah tag dan masing-masing diberi nama. Jikasebuah tag atau variable didefinisikan, maka tipe data yang ditunjukkanoleh tag atau variable tersebut akan dideklarasi 3. Soft PLC atau Kontrol Berbasis PCPC (Personal Computer) dapat digunakan untuk mengemulasi (meng-eksekusi instruksi program sekaligus menjalankan perangkat yangdikontrol) PLC.Di Industri, kartu I/O sebuah PC dapat digunakan sebagai antarmukabagi perangkat-perangkat luar diluar PLC, dan PC dapat difungsikansebagai PLC.Soft PLC efektif digunakan untuk kontrol On-Off atau sebuah proseskontrol yang berurutan, dan kontrol lain yang hanya sedikit memerlukanperhitungan numerik. 389
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC 11.4. Bahasa Pemrograman PLC Standar bahasa pemrograman PLC yang disepakati yaitu: x Ladder Diagram (LD) x Function Block Diagram (FBD) x Structure Text (ST) x Instruction List (IL) x Sequential Function Charts (SFC)11.4.1. Ladder Diagram (LD)Ladder Logic atau Ladder Diagram S1 S2adalah bahasa pemrograman PLC Kyang bersifat grafis. Ambil sebuahcontoh Mesin Press (Gambar 12- M6). Perangkat-perangkat input (sa-klar Start (S1), Limit Switch (S2), Gambar 11.9: Gambar Potongansaklar stop (S3) dan catu daya Mesin Pressuntuk perangkat input, dihubung-kan pada modul input PLC, se-dangkan aktuator berupa kontaktordan catu daya untuk perangkatoutput dihubungkan pada moduloutput PLC. Mesin Press akanbekerja jika ada sinyal dari input(S1 ditekan) dan tutup mesin telahmenyentuh limit switch. Sinyal-sinyal input ini diproses oleh PLCmelalui instruksi-instruksi programPLC (operasi logika). Hasil operasiberupa sinyal output yang akanmengaktifkan mesin press. Mesinakan berhenti bekerja jika S3ditekan. Gambar 11.7a: menun-jukkan rang-kaian kontrol untukmesin press. Komponen fisikdigambarkan dengan simbol. 390
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC S1 O1 I1 K S2 I2 Modul PLC & Modul S3 I3 Input Program Output PLC LD PLC1 Catu DC Vs Vs + CommonGambar 11.10a: PLC & Perangkat Antarmuka Kontrol Mesin Press S1 S2 S3 K K Gambar 11.10b: Diagram Pengawatan Kontrol Mesin PressKontrol Logika pada (Gambar 11.10b) akan mempunyai logika kontrolyang sama dengan Ladder Diagram Gambar 11.10c. Terminasi padamodul-modul input dan output ditandai dengan nomor terminal.Misalnya: saklar-saklar dihubungkan pada terminal 1, 2 dan 3 modulinput, kontaktor dihubungkan pada terminal-terminal output. Hal inimenggambarkan bahwa prosesor PLC dan programnya berada diantara modul input dan output. I1 I2 K00 () I301 Gambar 11.10c : Ladder Diagram untuk Kontrol Mesin PressI1 : Alamat input memori untuk saklar S1I2 : Alamat input memori untuk saklar S2I3 : Alamat input memori untuk saklar S3K : Alamat output untuk Kontaktor. Jika kontaktor aktif, mesin press akan mulai bekerja00, 01: nomor rang 391
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC Program PLC tsb diatas dalam Ladder Diagram mempunyai 2 rang, dengan instruksi input di sebelah kiri dan instruksi output di sebelah kanan. Instruksi input pada rang 00 dan 02 terdapat alamat data I1, I2 dan I3, sehingga tegangan input terminal 1,2 dan 3 akan menentukan apakah instruksi diteruskan (jika benar) atau tidak diteruskan (jika salah). Kontaktor merupakan internal memory bit yang difungsikan sebagai internal relay. Dalam PLC, jumlah virtual relay yang di- gunakan akan sesuai dengan jumlah instruksi untuk alamat virtual relay, dan jumlah ini dibatasi oleh ukuran memori PLC. 11.4.2. Diagram Fungsi (Function Block Diagram) Program PLC seperti Ladder Diagram dapat digambarkan dalam bentuk aliran daya atau aliran sinyal dalam rang, dengan meng- gunakan blok-blok diagram fungsi logik (Gerbang Logik). Pada dasarnya terdapat 3 macam blok fungsi logik, yaitu AND, OR dan NOT (INVERSE). Sedangkan fungsi logik lainnya dapat dibangun dengan meng-kombinasikan ketiga fungsi logika dasar tsb. Tabel 12-4: menunjukkan standar simbol blok fungsi logik dasar dan karakteristik masing-masing fungsi, yang ditunjukkan melalui tabel kebenaran serta ekspresi Aljabar Boolean Operasi Dasar dan Gerbang Logik sertaTabel Kebenaran Logik 1 dapat diartikan sebagai: aktifnya komponen, adanya te- gangan atau sinyal pada suatu terminal, aktifnya saklar, ber- putarnya motor, dsb. Sedangkan Logik 0 dapat diartikan hal yang sebaliknya (Saklar tidak aktif, tidak ada tegangan, motor tidak berputar, dan seterusnya). 392
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLCAA Tabel 11.2a: DAAasar Dasar Gerbang Logika Tabel 12-.2b: Tabel KebenaranBB BB XX N1OT & XX OR AA XX XA=AANBD. BX ABX ANOTX 0= A0 ^ B0 OR X0 = Ā1 AND 10 10 0 X =0A 0+ B0 XX == AA .. BBSimbol StXaXn====dAAAaArvv++DBBBBIN 40900-12XX == ĀĀ =AvB == AA ^^ BB 10 1 01 1 01 0 11 1 11 1 Simbol Standar AmerikaImplementasi Gerbang Logik, Diagram Ladder dan DiagramWaktu Tabel 11.3: Implementasi Gerbang Logik, Diagram Ladder dan WaktuGerbang Implementasi dalam Diagram Ladder Diagram Waktu Logik Rangkaian AB X A t () B tAND Rangkaian seri X tOR Rangkaian AX A t Paralel B B t X t Rangkaian AX A t Inverter X tNOT 393
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLCTabel 11.4: Rangkaian Relay & Konfigurasi LogikRangkaian Relay Logika AND Gerbang Logik Ladder DiagramLS1 LS2 R AB X A X PL & () B X = A .BRangkaian Relay Logika OR Gerbang Logik Ladder Diagram LS1 AX A R B B≥X LS2 Logika NOT X=A+B PL Ladder Diagram Gerbang LogikRangkaian RelayCR AX A X R X=Ā PLRangkaian Relay Logika AND/OR Gerbang Logik Ladder DiagramLS1 LS2 AB X A &LS3 LS4 CD B R ≥X PL C & D X = (A.B) + (C.D)Rangkaian Relay Logika OR/AND Gerbang Logik Ladder DiagramLS1 LS2 AB X A ≥LS3 LS4 CD B R &X PL C ≥ D X = (A+B) (C+D) 394
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC Tabel 11.4: Rangkaian Relay & Konfigurasi Logik Logika Umpan-balikRangkaian Relay Ladder Diagram Gerbang Logik Start A BA X ≥Stop B A R B &X PL X PL11.4.3. Teks atau Daftar InstruksiPenulisan program PLC juga dapat dilakukan dengan daftar teks ataunotasi. Berikut ini adalah contoh program PLC yang ditulis sesuaidengan Standar DIN EN 61131-3, dan standar Program STEP 5 atauSTEP 7, untuk operasi dasar logik.Tabel 11.5: Simbol & Notasi Teks untuk Pemrograman PLCFungsi Logik Struktur Teks Struktur Teks (DIN EN 61131-3) (STEP 5 and 7)E 2.0 & A 6.0 LD I 2.0 U E 2.0E 2.1 AND I 2.1 U E 2.1 AND ST Q 6.0 = A 6.0E 2.0 ≥ A 6.1 LD I 2.0 O E 2.0E 2.1 OR I 2.1 O E 2.1 OR ST Q 6.1 = A 6.1E 2.0 A 6.2 LDN I 2.0 UN E 2.0 ST Q 6.2 = A 6.2 NOT 395
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLCTabel 11.5: Simbol & Notasi Teks untuk Pemrograman PLC Fungsi Logik Struktur Teks Struktur Teks (DIN EN 61131-3) (STEP 5 and 7)E 2.0 & ≥ A 6.3 LD 2.0 U E 2.0E 2.1 & LD 2.1 U E 2.1 AND/OR OR OE 2.3 LD 2.3 U E 2.3E 2.4 LD 2.4 U E 2.4 ST Q 6.3 = A 6.3 E 2.0 & A 6.4 ( ( U( O E 2.3 E 2.1 ≥ OR 2.0 OR 2.3 O E 2.0 O E 2.4 OR/AND OR 2.1 OR 2.4 O E 2.1 )E 2.3 ) ) ) = A 6.4E 2.4 ≥ LD ST 6.4 U( ≥ & LD 2.1 U E 2.1E 2.0 A 6.5 ( ( OR 2.0 O E 2.0 E 2.1 OR 6.5 O A 6.5 ) ) ST 6.5 = A 6.511.5. Kelistrikan dan Keamanan PLCSangatlah penting untuk memperhatikan masalah kesehatan dankeselamatan terhadap penggunaan sumber energi listrik yangdigunakan setiap hari, misalnya catu daya listrik, khususnya yangberkaitan dengan keamanan pemakai dan alat yang dipakai.Hal terpenting ialah kita harus mengetahui sifat sumber energi itusendiri dan mengetahui bagaimana cara aman bekerja atau meng-gunakan energi tersebut, agar kecelakaan atas penggunaan energilistrik dapat dihindari.Dilihat dari pengaruh listrik terhadap pengguna listrik, terdapat be-berapa komponen penting yang berkaitan dengan keamananpenggunaan kelistrikan: 396
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC - Kejutan Listrik (electrical Shock) - Sifat Alami dari Kejutan Listrik - Safe Electrical Practices - Respon to Shock victimJika arus listrik melewati tubuh, Sumber Arusresistansi dalam jaringan otot akan Energi Kejutmengubah sebagian besar energidalam otot menjadi panas. Kejutan RL Pipa Air yanglistrik DC dapat mengakibatkan Ground digroundkankerja otot tidak terkendali. Jikasumber arus berupa arus AC,maka akan mengakibatkan fibrilasi(debar jantung berlebih). Jika arusyang mengalir ke tubuh cukuptinggi (lebih besar dari 50 mA),maka bisa mengakibatkan kema-tian.11.5.2. Sifat Dasar dari Kejutan ListrikKejutan listrik terjadi jika sebagian dari tubuh menjadi pembawa arusdari rangkaian listrik (Gambar 11.8: Kejutan Listrik). Besarnya arusyang mengalir dalam kondisi kejut tergantung dari resistansi tubuhterhadap sumber listrik.Hasil penelitian menunjukkan, besarnya resistansi kontak antarabagian tubuh dengan titik kontak rangkaian listrik adalah sepertiditunjukkan pada Tabel : (Resistansi Kontak Bagian Tubuh). 397
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLCTabel 11.6: Resistansi Kontak Bagian Tubuh Resistansi Kontak Bagian Tubuh yang kontak & Sumber Listrik Kering (:) Basah (:)x Tangan atau kaki yang terisolasi dengan 20 M (umum) karet 100 k – 5 k – 20 kx Kaki bersepatu kulit 500 kx Jari kontak dengan kabel listrik 40 k – 1 M 4 k – 15 kx Kabel yang tergenggam tangan 15 k – 50 k 3 k – 5 kx Tang logam di tangan 5 k – 10 k 1 k – 3 kx Telapak tangan 3k–8k 1k–2kx Pipa 1,5 inc dalam genggaman 1k–3k 1k–2kx Tangan tercelup cairan konduktif 200 – 500x Kaki tercelup cairan konduktif 100 - 30011.5.3. Keamanan Listrik dalam PraktikSistem yang dikontrol oleh PLC mempunyai berbagai macam sumberdaya: x Sumber tegangan, x Pemampatan pegas (compressed spring), x Cairan bertekanan tinggi, x Energi potensial dari berat, x Energi kimia (yang mudah terbakar dan substansi reaktif), x Energi nuklir (aktifitas radio).PLC biasanya bekerja dengan catu daya AC 110V atau 220 V,sedangkan modul-modul output mungkin mempunyai tegangansumber 5 V – 440 V, serta mempunyai valve sebagai saklar bagisistem bertekenan udara atau bertekanan cairan sangat tinggi. 398
PEMELIHARAAN SISTEM BERBASIS PLC 11.5.4. Prosedur Keamanan Industri Sedangkan Keamanan di Industri terutama menggunakan lock-out / tag-out (tanda/tulisan ”sedang diperbaiki”), lalu ukur tegangan dengan prosedur sbb: 1. Periksa dan pastikan bahwa meter masih bekerja dengan cara mengukur sumber tegangan yang diketahui. 2. Gunakan meter untuk menguji rangkaian 3. Sekali lagi pastikan bahwa meter masih bekerja dengan cara mengukur sumber tegangan yang diketahui. 11.5.5. Respon pada Korban Kejutan Listrik Jika seseorang kontak/menyentuh konduktor listrik suatu rangkaian dan tidak dapat melepaskan diri dari rangkaian tsb, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah melepaskan/memutus sumber daya dari rangkaian secepat mungkin. Lalu panggil tim medis/ambulance untuk menindaklanjuti penanganan kesehatan korban. PERHATIAN ! Jangan menyentuh korban yang sedang terkena aliran listrik. Matikan sumber listrik secepat mungkin, baru berikan pertolongan darurat kepada korban. 399
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC11.2. Modul-modul Input/Output (I/O)Modul input yang dipasangkan pada PLC berfungsi sebagai antar-muka (interface), yaitu bagian yang menjembatani antara besaran fisikyang diukur (panas, tekanan, kuat cahaya, suara, dan sebagainya)dengan prosesor PLC. Modul output yang dipasangkan pada PLCberfungsi sebagai antarmuka antara prosesor PLC dengan aktuatoroutput (mesin, lampu, motor, dann sebagainya).Pengetahuan tentang prinsip kerja dan cara pengawatan (wiring)komponen-komponen tersebut pada PLC sangat diperlukan, agar ti-dak melakukan kesalahan pada saat mengoperasikan dan melakukanpelacakan kerusakan atau kegagalan sistem yang menggunakankomponen-komponen tersebut. 11.6.1. Saklar-saklar Industri 1). SAKLAR MANUAL Saklar manual yang dipasang pada input PLC berfungsi sebagai pe- nyambung (ON) atau pemutus arus (Off), dimana cara mengope- rasikannya ialah dengan memindahkan tuas saklar secara mekanis. Ukuran, bentuk dan cara pemasangannya sangat bervariasi. Saklar yang digunakan sebagai komponen input PLC biasanya berjenis: Toggle, Push Button, Selektor, dan Push wheel. Saklar ToggleGambar 11.12a: Saklar Toggle Gambar 11.12b: Gambar Potongan Saklar Toggle 400
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC Pole adalah konduktor internal dalam saklar yang dioperasikan de- ngan cara meng-gerakkannya secara mekanis. Saklar yang digunakan pada PLC kebanyakan mempunyai satu hingga dua poleBeberapa konfigurasi saklar ToggleSatu Kutub Satu Dua Kutub Satu Arah (SPST) Arah (DPST) Tiga Kutub Satu Arah (TPST)Satu Kutub Dua Dua Kutub DuaArah (SPDT) Arah (DPDT)OFF OFF Tiga Kutub Dua Arah (TPDT)Satu Kutub Dua OFFArah (SPDT) dg OFF Dua Kutub Dua Posisi Netral Arah (DPDT) dg OFF Posisi Netral OFF Gambar 11.13: Konfigurasi Kontak Tiga Kutub Dua Arah (TPDT) dg Posisi NetralContoh 11-1: Konfigurasi saklar manakah yang harus dipilih untukmengontrol sebuah motor startor yang memerlukan catu daya 220VAC dan dua buah lampu indikator 28 VDC. Lampu merah akanmenyala jika motor tidak mendapatkan catu daya dan sebaliknya,lampu hijau akan menyala jika motor mendapat catu daya.SolusiKarena dalam waktu yang bersamaan harus ada satu lampu yang me-nyala, maka dilipih saklar Double Pole Double Throw (DPDT), sepertipada Gambar 11.14. 401
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC R G G ~ Gambar 11.14: Rangkaian Kontrol Lampu dan Motor Saklar Push Button (PB) Pada umumnya saklar push button adalah tipe saklar NO (Normally Open) yang hanya kontak sesaat saja ketika pertama kali ditekan. Sedangkan untuk mengembalikan ke kondisi NO lagi, maka perlu ditekan sekali lagi. Terdapat 4 konfigurasi saklar push button: tanpa-pengunci (no guard), pengunci –penuh (full guard), extended guard, dan mushroom button.Gambar 11.15 : Saklar-saklar Push Button 402
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC Saklar Pemilih (Selector Switch, disngkat SS) Saklar jenis ini pada umumnya tersedia dua, tiga atau empat pilihan posisi, dengan berbagai tipe knop, seperti ditunjukkan pada Gambar 12-16 : Saklar Pemilih (Selector Switch) Gambar 11-16: Saklar Pemilih (Selector Switch)2). SAKLAR MEKANIKSaklar mekanik akan ON atau OFF secara otomatis oleh sebuah pro-ses perubahan parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur.Saklar akan On atau Off jika set titik proses yang ditentukan telahtercapai.Terdapat beberapa tipe saklar mekanik, antara lain: Limit Switch, FlowSwitch, Level Switch, Pressure Switch dan Temperatur SwitchLimit Switch (LS)Limit switch termasuk saklar yang Gambar 11-17: Limit Switchbanyak digunakan di industri. Padadasarnya limit switch bekerja ber-dasarkan sirip saklar yang memutartuas karena mendapat tekananplunger atau tripping sirip wobbler.Konfigurasi yang ada dipasaranadalah: (a).Sirip roller yang bisa di-atur, (b) plunger, (c) Sirip roller stan-dar, (d) sirip wobbler, (e) sirip rodyang bisa diatur. 403
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC Flow Switch (FL) James A. Rehg, 2007 Gambar 11.18 : Flow Switch dalam Aliran zat Cair melalui PipaSaklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan ataugas di dalam pipa, tersedia untuk berbagai viskositas. Skema dansimbol dapat dilihat pada Gambar 12- 18. .Level Switch atau Float Switch (FS)Saklar level atau float switch, merupakan saklar diskret yang di-gunakan untuk mengontrol level permukaan cairan di dalam tangki.Posisi level cairan dalam tangki digunakan untuk mentrigger per-ubahan kontak saklar. Kontak akan tersambung dan terputus dengancepat membentuk histerisis. (a) (b) NO NC (c) (d)James A. Rehg, 2007Gambar 11.19(a) & (c): Level Switch atau Float Switch (FS) dengankon-figurasi tangki terbuka terhadap tekanan udara; (b) FS dengankonfigurasi tertutup; (d) simbol rangkaian saklar NO dan NC> 404
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC Histerisis merupakan pemisah antara titik aktivasi dengan titik deaktivasi saklar. Histerisis digunakan untuk mempertahankan saklar agar tetap pada kondisi ON ketika terjadi kejutan, goncangan, atau perubahan level permukaan cairan, hingga saklar mencapai titik deaktivasinya. FS tersedia dua konfigurasi, yaitu open tank (Gambar 11.19 a dan c) dan closed tank (Gambar 11.19 b). Open tank digunakan untuk tanki terbuka sehingga terbuka juga terhadap tekanan atmosfir. Sedangkan closed tank digunakan untuk tanki tertutup dan bertekanan.Saklar Tekanan (Pressure Switch) James A. Rehg, 2007Pressure switch merupakan saklar dis- Gambar 11.20: Saklarkrete yang kerjanya tergantung dari Tekanantekanan pada perangkat saklar. Tekan-an tersebut berasal dari air, udara ataucairan lainnya, misalnya oli.Terdapat dua macam Pressure Switch:absolut (trigger terjadi pada tekanantertentu) dan konfigurasi diferensial(trigger terjadi karena perbedaantekanan).Saklar Temperatur (Temperatue Switches)Secara fisik saklar ini terdiri dari dua komponen, yaitu bagian yangbergerak/ bergeser (digerakkan oleh tekanan) dan bagian kontak.Bagian yang bergerak dapat berupa diafragma atau piston. Kontakelektrik biasanya terhubung pada bagian yang bergerak, sehingga jikaterjadi pergeseran akan menyebabkan perubahan kondisi (On ke Offatau sebaliknya).Saklar diskret temperatur biasanya di- James A. Rehg, 2007sebut Thermostat, bekerja berdasar-kan perubahan temperatur. Perubahan Gambar 11.21: aklarkontak elektrik ditrigger (dipicu) oleh Temperatur.pemuaian cairan yang ada pada cham-ber yang ter-tutup (sealed chmber)Chamber ini terdiri dari tabung kapilerdan silinder yang ter-buat dari stainlesssteel. 405
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC Cairan di dalam chamber mem-punyai koefisiensi tem-peratur yang tinggi, sehingga jika silinder memanas, cairan akan memuai, dan me- nimbulkan tekanan pada seluruh lapisan penutup chamber. Tekanan ini menyebabkan kontak berubah status. 11.6.2. Sensor-sensor Industri Dalam sebuah sistem otomasi di industri, sensor merupakan alat pengindra seperti mata telinga, hidung,dll. Perangkat-perangkat peng- indra dapat dikategorikan menjadi dua: Perangkat Kontak: Secara fisik menyentuh parameter yang diukur, dan Perangkat non-kontak: Secara fisik tidak menyentuh parameter yang diukur.1). Proximity Sensor:Merupakan Sensor non-kontak, biasa digunakan untuk otomasi prosesproduksi dalam sistem manufaktur. Terdapat dua macam Proximity Sensor: a) Proximity Sensor Induktif b) Proximity Sensor kapasitifProximity Sensor Induktif. Gambar 11.22: Proximity SensorSensor ini bekerja mengikuti prinsip Induktifkerja induktor dan mendeteksi adaatau tidaknya logam, jika logam-logamtesebut berada pada pengaruh medanmagnetik yang ditimbulkan oleh koilyang ada pada sensor. Saat bekerja,sensor hanya memerlukan sedikitbahan yang dapat mengalirkan arus. Koil Osilator detektor Osilator detektorTarget Medan Magnetik Target Medan Frekuensi Tinggi Gambar 11.23a: Blok Diagram Gambar 11.23b : Pergeseran Target & Proximity Sensor Induktif pengaruhnya terhadap Medan Magnetik 406
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLCJika target bergerak memasuki me-dan frekuensi tinggi, arus Eddy ma-suk ke bahan target, dan terjadi transfer energi pada target yangmengakibatkan amplitudo osilator drop/turun. Turunnya amplitudo o-silator akan dideteksi oleh detektor, sehingga menghasilkan output.Aplikasi Proximity Sensor Induktif Proximity Sensor Induktifdapat dijumpai pada alat pende-teksi logam untuk benda di dalam Ban berjalantas atau di dalam kemasan tertutuplainnya (dus, kontainer, paket, dsb); Gambar 11.24: Contoh Aplikasipendeteksi tutup botol (yang ter- Proximity Sensor Induktifbuat dari logam) pada pabrik mi-numan kemasan botolProximity Sensor Kapasitif Osilator detektorSensor ini bekerja mengikuti prin-sip kerja kapasitansi dan mende- Target Medan Elektrik Platteksi ada atau tidak adanya ba- Kapasitorgian dari obyek jika logam-logamtersebut berada pada pengaruh Gambar 11.25 : Blok Diagrammedan magnetik yang ditimbul- Proximity Sensor Kapasitifkan oleh lempeng-lempeng kapa-sitor yang ada pada sensor.Nilai kapasitif sensor ditentukan oleh ukuran plat-plat pembatas, jarakantar plat dan nilai dielektrik antar plat.Mengingat sifat kapasitor ini, maka Gambar 11.26: Contohsensor kapasitif dapat digunakan Aplikasi Proximity Sensoruntuk mendeteksi ada atau tidaknyabenda, baik benda diam maupun ber- Kapasitifgerak, baik logam maupun non-lo-gam yang mempunyai dielektrik lebih 407besar dari 1,2. Pada Gambar 11.25:Blok Diagram Proximity SensorKapasitif, target berfungsi sebagaiplat ke-2.
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLCPlat-1 dan Plat-2 ”dihubungkan” oleh elektrostatik yang dibang-kitkanoleh sensor. Jika Target bergerak, maka jarak antara kedua plat akanberubah, sehingga nilai kapasitifnya juga berubah. Proximity SensorKapasitif banyak digunakan di industri-industri kemasan. Misalnyadigunakan untuk memeriksa produk yang ada di dalam kontainer;aplikasi lain ialah untuk medeteksi level cairan di dalam tangki, denganmemanfaatkan sifat dielektriknyaProximity Sensor Ultrasonik James A. Rehg, 2007Proximity Sensor Ultrasonik bekerja ber-dasarkan gelombang suara yang dipan- Gambar 11.27: Contohtulkan oleh obyek yang menjadi target, Aplikasi Sensor Ultrasonikdengan cara mengukur waktu yang di-perlukan gelombang suara tersebut kem-bali ke sumber suara (sensor). Waktu tsbsebanding dengan jarak atau tinggi tar-get. Kinerja terbaik akan didapat dalamkondisi: - Target adalah benda padat yang me- miliki permukaan datar, rata atau halus, dengan suhu 1000C atau ku- rang. - Obyek berada di dalam wilayah ke- rucut pulsa ultrasonik 4 derajat dari sumbu, permukaan pantul berada di posisi penerima gelom-bang pantulSensor FotoelektrikDigunakan untuk mendeteksi obyek tanpa menyentuh obyek. Bagianpenting senso ini adalah: Sumber cahaya dan penerima cahaya(receiver).Sensor Fotoelektrik bekerja berdasarkan ada atau tidaknya cahayayang diterima oleh bagiann penerima (receiver). Cahaya yang ditrimareceiver dapat berasal dari sumber cahaya atau pantulan benda yangmenjadi obyek pengukuran dan dapat bekerja dari jarak 5 mm hingga300 m lebih.Bagian-bagian sensor foto-elektrik:x Sumber cahaya: pembangkit cahaya yang dapat dilihat (visible light)x Detektor Cahaya: mendeteksi cahaya yang jatuh padanya, lalu mengubahnya menjadi arus yang besarnya sebanding dengan kuat cahaya tersebut. 408
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC x Lensa: untuk memfokuskan cahaya dan menaikkan range x Rangkaian Logika: memodulasi x sumber cahaya, menguatkan sinyal dari detektor cahaya, memu- tuskan apakah output sensor berubah atau tidak. x Perangkat Output: dapat berupa transistor, FET, MOSFET, TRIAC atau relay elektromeka-nis.Moda Operasi sensor cahaya: James A. Rehg, 2007x Pancaran sinar: sumber dan pe- Gambar 11.28: Potongan nerima cahayanya terpisah (tidak gambar Foto elektrik satu kemasan/ thrrough beam mode)x Refleksi: sumber dan penerima cahayanya satu kemasan.x Refleks terpolarisasi: terdapat fil- ter di depan sumber cahaya, yang berbeda fase 900 terhadap penerima. Gambar 11.29: Sensor Fotoelektrik moda through beam.Gambar 11.30: SensorFotoelektrik retroreflektifGambar 12-32: Sensor Gambar 11.31: Sensor fotoelektrik terdifusi Fotoelektrik retroreflektif terpolarisasi James A. Rehg, 2007 409
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLCx Sensor Terdifusi atau proximity foto: mempunyai sumber dan penerima dalam satu kemasan, tetapi menggunakan komponen yang dapat merefleksikan cahaya ke penerimaSalah astu contoh aplikasi sensorfotoelektrik adalah pada mesin pe-motong otomatis. Sensor akanmendeteksi pinggiran/ujung bahanuntuk mengaktifkan pemo-tong. Gambar 11.33: Contoh aplikasi sensor fotoelektrik pada mesin pemotong11.6.3. Aktuator Elektromagnetik1). Solenoid DC (a) (b)Solenoid DC pada dasarnya terdiridari koil dari lilitan kawat dan Gambar 11.34: Dasar Solenoid ,(a)plunger inti besi. Saat S terbuka, energi dilepas, (b) saat diisi energiinti besi didorong keatas. Saat Stertutup, arus mengalir pada lilitan,sehingga timbul elektromagnetikdengan arah fluks magnet dari ataske bawah. Medan magnet akanmenarik inti besi ke bawah karenagaya tariknya lebih besar daripadagaya pegas. Besarnya gaya geraksebanding dengan selisih antaraposisi inti saat S terbuka dan posisiinti saat S tertutup2). Solenoid AC Gambar 12-35: Solenoid ACSeperti pada solenoid DC, padasolenoid AC terdapat satu kom-ponen lagi yaitu frame. Saat koilmendapat daya (pengisian energi),armatur akan tertarik pegas hinggamenyentuh frame. Saat ini terja-dilah aliran fluks magnetik sepertipada Gambar 12-35: Solenoid AC. 410
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC3). Solenoid Valve Gambar 12-36: Solenoid Valve, (a)Merupakan perangkat elektromagne- gambar potongan, (b) uraian valvetik, yang digunakan untuk mengontrolaliran udara atau zat cair (air, oli cair,gas, pendingin). Prinsip kerjanya sa-ma dengan solenoid lain (DC atauAC). Pegas yang terbungkus plungerakan menekan Pilot valve dan mena-hannnya di posisi itu, sehingga tidakada aliran zat cair pada valve body,saat ini solenoid dalam kondisi me-lepas energi. Ketika koil diisi energi,timbul medan mag-net, yang akanmenggerakkan plunger, pilot valve,dan piston, se-hingga memungkinkanterjadi aliran zat cair melalui valvebody.4). Relay KontrolRelay ini merupakan gabungan antara eketromagnetik dan solenoid.Fungsi utama relay ini ialah untuk mengontrol arus/tegangan yang besarhanya dengan sinyal listrik yang kecil; sebagai isolasi daya antara obyekdan pengontrol.480 ~ Beban Output PLC atauVAC Panel Kontrol NC NO Relay + 24 VDC Gambar 11.37: Rangkaian Kontrol RelayPERHATIAN !Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih relay: x Rating Kontak: Rate tegangan: adalah tegangan operasi yang dianjur- kan untuk koil. Jika terlalu rendah, relay tidak bekerja, jika terlalu tinggi relay terhubung singkat. Rate arus: arus maksimum sebelum kontak rusak (meleleh atau terbakar) 411
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC x Konfigurasi Kontak: Normally Open (NO): Relay terbuka jika tidak be- kerja; Normally Closed (NC): relay tertutup jika tidak bekerja. x Kontak Holding atau seal-in contact: ialah metode untuk memperta- hankan aliran arus sesaat setelah saklar ditekan atau dilepaskan. Dalam diagram ladder digambarkan paralel dengan saklar yang dioperasikan.5). Relay Latching L1 PB1 PB2 L2Relay jenis ini akan tetap ON Mdan atau OFF walaupun catudaya telah dicabut dari koil. M-1 Seal-in contact6). KontaktorKontaktor adalah relay yang di- Gambar 11-38: Seal-in Contactrancang untuk saklar arus besardari tegangan sumber yang besar Gambar 11-39: Kontaktorpula.Kontaktor mempunyai multikon-tak sehingga saluran dari sumberfasa tunggal atau sumber fasa-3dapat dihubungkan ke saklar ini.Kontaktor biasanya mempunyaibeberapa saklar tambahan yangdisebut auxiliary contact, untukmenghubungkan kontaktor de-ngan tegangan utama. Selain itu,kontaktor juga mempunyai sistemarc-quenching untuk menekanarc yang terbentuk jika kontakmembawa arus induktif terbuka.7). Motor StarterPada umumnya sebuah motorstarter terdiri dari: blok overloadatau unit termal, untuk proteksiarus lebih untuk motor yangdilengkapi dengan kontak termalbeban lebih. Kontak akan terbukasaat mendeteksi beban lebih. Gambar 11-40: Motor Starter 412
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC 11.6. 4. Komponen-komponen Output Visual & AudioKenyataannya, PLC juga digunakanuntuk meng-on-kan berbagai perang-kat audio dan atau visual, sepertilampu pilot, horn atau alarm. Gambar 11.41. Horn 11.6.5. Tip Pelacakan Kerusakan Perangkat Input / Output 1). Melacak Kerusakan Saklar Semua saklar mempunyai masalah umum yang sama, yang dibagi menjadi dua grup: a) masalah operator (handle, push button, yaitu masalah mekanis) b) masalah kontak (selalu terbuka atau selalu tertutup)Jika masalah sistem ditengarai dari saklar, lakukan prosedurberikut: x Jika kontak seharusnya terbuka: ukur tegagan yang melalui kon- tak. Jika besarnya tegangan terukur sama dengan tegangan ope- rasi saklar/kontak, maka saklar dalam keadaan baik. Jika tegangan terukur mendekati nol, maka kontak terhubung singkat. x Jika kontak seharusnya tertutup: ukur tegangan yang melalui kon- tak. Jika besarnya tegangan mendekati nol, maka kontak dalam keadaan baik. Jika tegangan terukur sama dengan tegangan operasi kontak, maka kontak terbuka/putus x Jika resistansi kontak ditengarai rusak, maka lepas resistansi, lalu ukur dengan Ohmmeter. x Jika saklar tidak terhubung ke kontak, maka tes jumper yang menghubungkan kontak x Jika saklar tidak terbuka, lepas salah satu kawat untuk meyakinkan masalahnya. 413
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC 2). Melacak Kerusakan Relay Masalah Relay dapat dibedakan menjadi dua seperti pada saklar: bagian kontak dan bagian operator. Melacak kerusakan bagian kontak dapat dilakukan prosedur pe- lacakan saklar. Karena kontak relay bekerja berdasarkan kerja so- lenoid atau elektromagnetik, maka arus yang tidak sesuai akan menjadi masalah utama. Oleh karena itu, pelacakan bagian operator (koil elektromagnetik) atau solenoid dapat dilakukan dengan mengukur arus yang mengalir pada koil. x Ukur arus minimum yang menglir pada kontak. Ini disebut arus pull-in, yaitu arus minimum agar armatur dapat melakukan kontak. x Setelah armatur terhubung segera ukur arus yag melalui kontak sebelum armatur melewati kondisi normal (arus ini disebut arus drop-out). Arus yang terukur seharusnya lebih kecil dari arus pull-in. x Arus yang tidak sesuai dengan kondisi operasi mengindikasikan bahwa relay tidak terhubung secara sempurna, sehingga menimbulkan panas pada koil. x Untuk perangkat yang menggunakan solenoid AC, maka akan dilengkapi dengan satu lilitan koil yang disebut cincin bayangan (shading ring) yang merupakan satu bagian dari armatur maganetik. Cincin bayangan digunakan untuk mengurangi huming noise AC solenoid. 3). Melacak Kerusakan Proximity Sensor Karena karakteristik operasi tiap sensor berbeda, maka yang per- tama harus dilakukan adalah mengetahui cara kerja sensor di dalam sistem. Berikut adalah tip melacak kesalahan Proximity Sensor x Pastikan bahwa sensor bekerja dalam range dayanya, dengan cara melakukan pengukuran perangkat yang terhubung dengan sensor. x Pastikan bahwa semua setting penguat adalah benar dan periksa semua segel masih baik. x Pastikan bahwa semua setting saklar benar 414
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC Gunakan indikator operasi pada sensor atau penguat sensor untuk memastikan bahwa bagian elektronik sensor masih dalam keadaan baik, dengan cara mengukur output relay atau kondisi kerja transistor. Beberapa perangkat dengan output set NO akan menunjukkan ON jika telah mengindra obyek. x Sedangkan untuk out dengan setting NC akan mempunyai kondisi sebaliknya. x Pastikan tidak ada obyek asing yang mempengaruhi kinerja sensor. x Pastikan bahwa kecepatan bagian yang melalui sensor tidak melebihi respon frekuensi bagian tsb. x Pastikan bahwa jarak pengindraan tidak berkurang karena kurangnya tegangan catu atau karena perubahan temperatur. 4). Melacak Kerusakan Sensor Fotoelektrik. x Pastikan bahwa sensor mempunyai daya yang sesuai dengan range-nya, dengan cara melakukan pengukuran pada semua perangkat yang terhubung dengan sensor. x Pastikan bahwa semua setting penguat adalah benar dan periksa semua segel masih baik. x Pastikan bahwa semua setting saklar benar x Gunakan indikator operasi pada sensor atau penguat sensor untuk memastikan bahwa bagian elektronik sensor masih dalam keadaan baik, dengan cara mengukur output relay atau kondisi kerja transistor. Beberapa perangkat dengan output set NO akan menunjukkan ON jika telah mengindra obyek. Sedangkan untuk out dengan setting NC akan mempunyai kondisi sebaliknya. x Pastikan bahwa lensa bersih dan terbebas dari benda asing x Pastikan bahwa kecepatan bagian yang melalui sensor tidak melebihi respon frekuensi bagian tsb. x Pastikan bahwa jarak pengindraan tidak berkurang karena kurangnya tegangan catu atau karena perubahan temperatur. 415
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC 11.7. Pemeliharaan Perangkat Lunak PLC Seperti dijelaskan pada awal bab 11, bahwa kerja PLC tergantung dari program yang dibuat melalui instruksi-instruksi. Setiap vendor mempunyai instruksi khusus. Oleh karena itu, pembaca harus mempelajarinya secara khusus. Dalam sub-bab ini akan diberikan petunjuk atau tip-tip pemeliharaan perangkat lunak PLC secara umum dan beberapa contoh kasus untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang aplikasi metode pelacakan perangkat lunak PLC. Pemeliharaan perangkat lunak PLC tidak dapat dipisahkan dari sistem secara keseluruhan, termasuk pemeliharaan perangkat dan modul- modul input serta output yang menjadi bagian dari sistem tsb. Untuk menentukan lokasi kerusakan atau kesalahan harus dilakukan secara terorganisasi dan menyeluruh. 11.7.1. Alat (Tool) untuk Melacak Kerusakan Sistem Seperti halnya teknisi motor atau mobil yang memerlukan peralatan untuk melacak kerusakan motor atau mobil, misalnya obeng, kunci de- ngan berbagai ukuran, berbagai tester, dan sebagainya. Untuk melacak kerusakan Sistem berbasis PLC, khususnya perangkat lunaknya juga diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa: Diagram Blok, Pengelompokan (Bracketing), dan Analisis Aliran Sinyal. 1). Diagram Blok Diagram blok adalah satu set kotak yang digunakan untuk menggam- barkan bagian dari sistem secara keseluruhan. Setiap perangkat atau fungsi digambarkan dengan sebuah blok, misalnya blok modul input, blok modul output, dst. Ciri-ciri diagram blok: x Sistem yang kompleks digambarkan dengan sejumlah kotak sederhana x Aliran informasi dari kiri ke kanan x Struktur blok adalah sistem, sub-sistem, dan struktur progra 416
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC High PLC Pump level Pump control rung Motor floatField switch Stop Start Pump O:2/2 Output Pump Overload Pumpdevice L2 push push motor Module contactors Motorpower button button contactor motor I:1 contactor LowLevel FS I:1 I:1 O:2 L1 (NO) 0 Temperature SwitchTS1 Output I:1/10 Module (NO) Pump Output I:1/1 motor Heater High Level FS Module sealing Power L2 (NC) contact Pump StartSwitch O:2 motor PB2(NO) contactor Output I:1/2 O:2/0 Output Overload StartSwitch Module Module contactors PB1(NO) Heater and outlet valve control rung Heater Output I:1/4 Low Temperatur Heater Selenoid Module level eSwitch contactor Power float I:1 Output I:1/3 1 switch O:2 Module L1 1 I:1 0 Temperature O:2/1 Outlet 0 Switch Outlet valve I:1 valve selenoid Output solenoid O:2 ModuleJames A. Rehg, 2007 Gambar 11.42 . Contoh Blok Diagram Kontrol Pengisian Tangki, Aliran Sinyal serta Aliran DayaDiagram Blok suatu sistem biasanya tidak disediakan oleh vendormelainkan dibuat oleh tenaga ahli melalui teknik-teknikpenyederhanaan sistem.2). Pengelompokan (Bracket)Pengelompokan adalah suatu teknik yang menggunakan tanda untukmeng-identifikasi bagian sistem (blok) yang rusak.Catat semua Beri tanda ( [ ) di bagian Lakukan pengujian ki-gangguan paling kiri Diagram Blok nerja, dimual dari blokpada sistem yang mengalami keru- bagian kiri yang ber- sakan, lalu geser ke tanda ( [ ) hingga blok kanan hingga di blok yang bertanda ( ] ). yang normal. Beri tanda ( ] ) dibagian kanan blok yang normal. Gambar 11.43: Tahapan untuk Menentukan Pengelompokan 417
Perangkat Lunak PLC3). Aliran Sinyal Grup Aliran Sinyal: Grup Aliran DayaTeknik pelacakan dengan aliran Grup Aliransinyal secara umum dibagi menjadi Informasidua:Aliran Daya: menggambarkan aliran Konfigurasi Aliran Sinyaldaya dari sumber ke semua Konfig. Linierkomponen sistemAliran Informasi: menggambarkan Konfig. Divergenaliran data dari sumber sampai ke Konfig. Konvergenbagian akhir. Konfig. Umpan-balik Jalur PensaklaranSedangkan pola aliran sinyal padaumumnya mempunyai 5 pola/konfigurasi penyebaran, yaitu Linier,divergen, kon-vergen, umpan-balikatau pensaklaran. Gambar 11.44a: Aliran Sinyal pada Motor Pompa Gambar 11.44b :Rangkaian Modul input & OutputJames A. Rehg, 2007 418
Perangkat Lunak PLCUnit Unit UnitPower 2a n-a Unit 1 Unit Unit 2b n-bGambar 11.45: Konfigurasi Aliran DivergenUnit 1a Unit 2 Unit 3 Unit nUnit 1bGambar 11.46: Konfigurasi Aliran Konvergen Unit A Power A A1 B B1 Unit Upman- balik C C1Gambar 11.47 : Konfigurasi Aliran dgn Gambar 11.48: Jalur Pensaklaran Umpan-balikKenyataannya setiap sistem mempunyai konfigurasi kombinasi darikelima konfigurasi tersebut. 419
Perangkat Lunak PLC Analisis Aliran Sinyal Tiap konfigurasi mempunyai aturan untuk mempercepat pencarian kerusakan. ATURAN LINIER Jika kelompok kerusakan hampir terjadi pada tiap blok, lakukan pengujian pada bagian sebelum tanda ( [ ) atau sebelum titik tengah area blok. Jika terjadi kesalahan sinyal, pindahkan tanda ( ] ) ke titik tsb. Tetapi jika hasil pengujiannya baik, pindahkan tanda ( [ ) ke blok sebelah kanan tanda tsb.ATURAN DIVERGENPengujian dimulai dari blok divergen paling kiri (TP-1). Jika daya ter-salur dengan baik, ber-arti kerusakan bukan terjadi pada bagianpower.Geser ( [ ) satu blok ke kanan. Lakukan peng-ujian sinyal pada TP2.Jika hasilnya tidak Unit Powerbaik (misalnya sinyal Unit Unit 1a n-atidak ada atau cacat), Unit Unitmaka kerusakan ter- 1b n-bjadi pada unit antarapower dan TP-1.Jika hasil pengujianbaik, maka geser ( [ )ke kanan dan lakukan TP-1 TP-2pengujian seperti Gambar 11.49 : Langkah Pelacakan pada Konfigurasi Divergenlangkah sebelumnya. 420
Perangkat Lunak PLC ATURAN KONVERGEN Aturan Konvergen 1. Jika semua input konvergen diperlukan untuk menghasilkan output yang baik, maka output yang baik menunjukkan bahwa jalur input tidak ada kerusakan/gangguan: 2. Jika hanya satu input konvergen diperlukan untuk menghasilkan output yang baik, maka setiap input harus diperiksa untuk meyakinkan bahwa tidak ada kerusakan. ATURAN UMPAN-BALIK Aturan Umpan-balik Jika tanda kurung (pengelompokan) terletak di dekat blok sistem umpan-balik, maka buat modifikasi pada jalur umpan- balik. Jika hasilnya normal, maka kerusakan terjadi pada jalur umpan-balik. Jika hasilnya tetap tidak normal, lakukan pengujian dari bagian awal blok sistem. ATURAN PENSAKLARAN Aturan Jalur Pensaklaran Jika tanda kurung terletak di blok-blok yang mempunyai konfigurasi berbeda, ubahlah posisi saklar di bagian yang dicurigai. Jika hasilnya baik, maka kerusakan terletak pada bagian sebelum saklar. Hal ini lebih mudah dilacak kerusakannya. 421
Perangkat Lunak PLC11.7.2. Urutan Pelacakan Kerusakan:1. Tentukan Masalahnya Catat semua data gangguan 2. Tentukan Bagian yang diuji Buat tanda kurung pada blok yang dicurigai3. Tentukan Tipe Pengujiannya Awali dengan aliran 4. Koreksi Masalahnya sinyal untuk 5. Pastikan Sistem Operasi meminimisasi bagian Benar Setelah masalahnya 6.Tentukan Penyebab diketahui, perbaiki / ganti / Kerusakan atur kembali. Setelah dilakukan perbaikan, operasikan kembali dan amati hasilnya. Lakukan pengujian ulang untuk menentukan sumber gangguan atau kerusakan, agar kerusakan yang sama tidak berulang. 11.7.3. Pelacakan Kerusakan pada Modul Input Teknik-teknik pelacakan seperti telah dijelaskan pada bagian 11.3.5 dapat digunakan untuk melacak kerusakan pada perangkat- perangkat input dan output PLC. Modul Input dan Output PLC sendiri pada umumnya telah dilengkapi dengan rangkaian-rangkaian indikator yang akan ON jika ada sinyal. Ini dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya sinyal (karena ada gangguan pada bagian input atau output PLC).Contoh pelacakan kerusakan untuk kasus Kontrol Tangki Air (Gambar11.44 (a) dan (b)). 422
Perangkat Lunak PLC Data sistem kontrol tangki saat ini: Pompa untuk pengisian tangki tidak bekerja saat push button Start ditekan, sedangkan tangki dalam keadaan kosong. Indikator input-2 ON (saklar NC tertutup) dan ada tegangan pada terminal tsb. Indikator output-2 ON. Logika PLC O:2/2 aktif. Penyelesaian masalah: Dari data yang ada menunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan saklar NC hingga modul input PLC. Jadi tanda ( [ ) dapat digeser ke input PLC (output dari Modul Input). Bagian inipun juga tidak bermasalah, karena O:2/2 aktif berarti tidak masalah dengan jalur input hingga output PLC. Oleh karena itu, tanda ( [ ) dapat digeser ke kanan Modul Output.. Melihat data pada indikator output PLC, kemungkinan kerusakan terjadi pada rangkaian out put yang menggunakan sekring. Periksa Modul Output yang sekringnya terbakar. Jika tiap port (terminal) menggunakan sekring, modul harus dilepas dan diperiksa bagian output Setelah output modul dibuka: Pastikan bahwa sekring rusak. Ganti dengan yang baru, lalu pasang kembali Modul Output dan operasikan. Periksa kembali apakah kondisi sistem telah normal. Tip Pelacakan yang lebih efektif: Pindahkan modul output yang rusak ke slot output lain. Operasikan. Jika sistem bekerja dengan baik, ini berarti ada kerusakan pada pengawatan pada slot semula dimana modul berada. Jika sistem tetap tidak bekerja, maka kerusakan benar terjadi pada Modul Output. 11.8. Pemeliharaan Pewaktu (Timer) Di industri, suatu proses produksi seringkali terdiri dari beberapa step atau tahapan yang berurutan, yang dilakukan secara otomatis. Pada prinsipnya urutan tahapan proses tesebut adalah pengaturan waktu kerja suatu bagian sistem. Pengaturan ini dilakukan oleh alat yang disebut Pewaktu (Timer). Pengaturan waktu oleh Timer dapat dilakukan secara mekanik, elektronik atau dengan instruksi-instruksi program dalam PLC. 423
Perangkat Lunak PLC 11.8.1. Pewaktu (Timer) Relay Mekanik Pengaturan waktu secara mekanik dapat dilakukan secara tetap atau variabel, tergantung gerakan kontak ketika koil diberi energi, melepaskan energi atau keduanya. Dalam diagram ladder, pewaktu ini disebut sebagai timing relay. Timing relay mekanik menggunakan pneumatik untuk menunda waktu dengan cara mengontrol tekanan udara suatu lubang (orifice) selama tabung akumulator (bellow) mengembang atau mengempis. Penundaan waktu dilakukan dengan meng-set posisi jarum valve untuk mengubah besarnya gesekan orifice. Relay pewaktu pneumatik ini memberikan pilihan waktu tunda ON atau OFF antara 0.05 detik hingga 180 detik, dengan akurasi ± 10% dari set waktu keseluruhan. Setting ini sering bergeser, maka harus dilakukan pengesetan lagi secara periodik. Relay ini juga tersedia untuk tegangan AC dan DC, dengan arus antara 6-12 ampere dan tegangan antara 120 -600 volt. Gambar 11.50 : Simbol Rangkaian untuk Relay 424
Perangkat Lunak PLCContoh kasus: Sebuah sistem menggunakan motor yang harus mulaibekerja 10 detik setelah tombol Push Button START ditekan, dan akanberhenti jika tombol Push Button untuk STOP ditekan.Diagram Ladder untuk pengaturan kerja motor ini ditunjukkan padaGambar 11-48. TMR1-1 adalahPush Button (PB) yang akan terhubung(kontak/ON) dalam waktu sesaat saja; TMR1-2 adalah kontak yangtelah diprogram untuk ON beberapa waktu kemudian setelah tombolStart ditekan. Dalam kasus ini tombol tsb diprogram untuk mulai ON10 detik setelah PB Start ditekan.Relay penunda waktu kontak Gambar 11.51: Diagram Laddertersedia dalam berbagai moda, Relay untuk kasus pengaturanseperti ditunjukkan pada Gambar kerja motor.11.49 berikut ini. Pada dasarnyaterdapat relay yang hanya kontaksesaat saja, dan ada juga relayakan bekerja (ON/OFF) selamawaktu tertentu1. Relay Kontak selama Waktu Tertentu (Timed Contact) On-delay Timing Relay Normally Open, timed closed (NOTC) Normally Close, timed open (NCTO)Off-delay Timing Relay Normally Open, timed opened (NOTO) Gambar 11.52: Normally Close, timed closed (NCTC) Macam-macam Timing2. Relay Kontak Sesaat (Instantaneous Contacts) Relay 425
O n -d elay T im in g R elayPerangkat Lunak PLCO ff-delay T im in g R elay1) Timed Contact Normally Open, Timed Closed (NOTC). Setelah koil dari relay diberi catu, kontak NO masih tetap terbuka hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari terbuka (off) menjadi tertutup (on) dan akan tetap tertutup selama relay mendapat catu daya. Jika catu daya diputus, maka relay akan kembali terbuka. Normally Closed, Timed Open (NOTC). Setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC masih tetap tertutup hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup (off) menjadi terbuka (on) dan akan tetap terbuka selama relay mendapat catu daya. Jika catu daya diputus, maka relay akan kembali tertutup. Normally Open, Timed Open (NOTO). Setelah koil dari relay diberi catu, kontak NO akan berubah status menjadi tertutup dan akan tetap tertutup selama koil diberi catu. Saat catu daya diputus, kontak akan tetap tertutup hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup menjadi terbuka. Normally Closed, Timed Close (NOTO). Setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC akan berubah status menjadi terbuka dan akan tetap terbuka selama koil diberi catu. Saat catu daya diputus, kontak akan tetap terbuka hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari terbuka menjadi tertutup. 2) Relay Kontak Sesaat Relay jenis ini bekerja tidak tergantung pada proses waktu sepeti kontak pewaktu (timing Contact). Jika koil diberi energi, maka kontak akan berubah status (misalnya dari Off menjadi ON) , dan jika catu daya diputus, maka kontak akan kembali ke kondisi semula (Off). 426
Perangkat Lunak PLC Tip memilih Timing Relay x Sesuaikan dengan waktu penundaan yang diperlukan x Pilih relay relay dengan rentang waktu tunda sesuai dengan yang diperlukan mesin atau proses x Jika perlu pilih relay yang dapat diatur waktu tundanya untuk sesuai dengan proses industri yang diperlukan x Pilih relay yang dapat diset ulang waktu tundanya x Untuk kebutuhan kontrol, pilih rating arus, konfigurasi relay dan jumlah kontakk waktu yang sesuai11.8.2. Relay Pewaktu (Timer) ElektronikReay Pewaktu Elektronik lebihakurat dan dapat diulangkerjanya lebih cepatdibandingkan dengan relaypewaktu pneumatik, harganyajuga lebih murah.Pada umumnya pewaktuelektronik memerlukan catu 24hingga 48 VDC atau untuk jenisAC memerlukan catu 24 hingga240 VAC.Relay elektronik terbuat daribahan semi-konduktor dan dapatdiatur waktu pensaklaran dari0.05 detik hingga 60 jamdengantingkat akurasi 5%, dan Gambar 11.53: Timer Elektronikreliabilitas 0.2%.Sedangkan relay multifungsi elektronik dasarnya adalah relay yangdikontrol dengan mikroprosesor, yang dapat menghasilkan fungsipewktu 10 fungsi atau bahkan lebih banyak, dengan variasi pilihan on-delay atau off-delay lebih banyak, serta beberapa pilihan pulsa padaoutputnya. 427
Perangkat Lunak PLC 11.8.3. Instruksi-instruksi Pewaktu (Timer) pada Instruksi Timer (pewaktu) pada PLC dapat berfungsi sebagai penunda waktu, baik on-delay maupun off-delay seperti pada peawktu mekanik atau pneumatik. Terdapat beberapa kelebihan Instruksi Timer PLC dibandingkan dengan Timer Mekanik Kelebihan tsb antara lain: Kelebihan Timer PLC dibandinkan dengan Timer Mekanik atau Pneumatik: Waktu penundaan dapat diubah dengan mudah melalui program, tanpa harus mengubah pengawatannya; akurasinya lebih tinggi dibandingkan pewaktu mekanik/pneumatik, karena penundaan waktu dapat dibangkitkan dari prosesor PLC sendiri. Akurasi dari waktu tunda akan terpengaruh jika program terdiri dari banyak rang, sehingga waktu pemindaian nya memerlukan waktu relatif lama. Instruksi penundaan waktu ini harus dipelajari secara khusus, karena setiap vendor mempunyai gramatik instruksi yang berbeda. Dimungkinkan untuk membuata Timer Bertingkat (Cascade Timer), yaitu sebuah Timer bekerja jika mendapat pemicu (trigger ) dari Timer sebelumnya. Timer bertingkat diperlukan jika waktu tunda yang diperlukan melebihi kemampuan waktu yang telah disediakan oleh sebuah Timer. 11.8.4. Melacak Gangguan Rang Ladder dengan Timer. Beberapa petunjuk dan prosedur sistematik untuk pelacakan kerusakan sistem PLC seperti dijelaskan pada bab sebelumnya dapat digunakan. Pelacakan juga dapat dilakukan melalui instruksi PLC. Setiap vendor biasanya menyediakan fasilitas ini. Berikut ini akan dijelaskan cara melacak kerusakan Timer pada diagram ladder dengan menggunakan instruksi Temporary End. 428
Perangkat Lunak PLC 1). Melacak kerusakan Timer pada Diagram Ladder Kesulitan utama dalam melacak program timer dalam diagarm ladder adalah untuk meyakinkan bahwa timer itu yang terganggu, karena eksekusi selalu terjadi sangat cepat sehingga sulit diamati. Beberpa tip berikut dapat digunakan untuk mengatasinya: x Lakukan pengujian dimulai dari urutan pertama, lalu tambahkan sebuah timer pada urutan berikutnya. Demikian seterusnya sampai seluruh urutan selesai dioperasikan. x Jika waktu preset terlalu kecil, naikkan semua waktu dengan kenaikan yang sama, lalu lakukan pengujian 2) Instruksi Temporary End (TND) instruksi ini sangat berguna untuk melacak beberapa programm PLC, khususnya program Timer. Instruksi TND merupakan sebuah instruksi output. Berikut ini adalah salah satu penggunaan instruksi TND untuk melacak kerusakan pada kontrol robot pneumatik dua-as (dua sumbu). Instruksi TDN adalah sebuah instruksi output, yang ditempatkan di output rang, digunakan untuk men-debug sebuah program. Jika logik sebelumnya benar, maka TDN mengehentikan kerja prosesor dalam memindai file sisa program yang sedang diuji, lalu meng-update I/O dan memulai memindai program utama dari rang ke 0. Jika instruksi rTDN rang salah, maka prossesor akan terus memindai hingga instruksi TDN berikutnya atau hingga terdapat instruksi END. 11.9.Pemeliharaan Pencacah (Counter) 11.9.1. Jenis Pencacah Pencacah (counter) adalah alat yang digunakan untuk menghitung obyek pengamatan secara berurutan, baik urut naik (up-counter) maupun urut turun (down-counter). Di lapangan tersedia pencacah mekanik maupun elektronik. 429
Perangkat Lunak PLC Kontrol Robot Pneumatik dua-as Start Cycle Timer Cycle Timer 12 secselector 12 sec T4:0 TON EN SEL1 DN I:3 DN Timer on-delay 0 Timer T4.0 Start selector Time Base 0.01 SEL1 Preset 1200< I:3 0 Accm 0< Part Kontrol as-X X axis Timer 4 sec Sensor TON Cycle Timer PTS 12 sec Timer on-delay EN I:3 T4:0 DN Timer T4.1 1 DN X axis Timer Time Base 0.01 4 sec T4:1 Preset 400< Accm 0<X axis Timer TDN 4 sec T4:1 Gambar 11.54: Instruksi Temporary End1). Pencacah MekanikGambar 12-52: Pencacah Mekanik, Gambar 11.55: Pencacahmenggunakan tangkai putaran Mekanikuntuk menaikkan atau menurunkanjumlah putaran, yang hasilnyadapat ditampilkan.Banyak pencacah yang dilengkapidengan tombol Reset untuk meng-nol-kan kembali perhitungan. 430
Perangkat Lunak PLC2). Pencacah ElektronikGambar 12-53: adalah salah satu Gambar 11.56: Pencacah elektronikpencacah elektronik. Seperti halpen-cacah mekanik. Pencacahelektronik juga dapat digunakanuntuk meng-hitung naik ataumenghitung turun. Pencacahelektronik biasanya dileng-kapidengan tampilan LCD dan tombolreset.11.9.2. Pemeliharaan Pencacah dari Diagram LadderTIP pemeliharaan Pencacah x Ujilah pencacah secara berurutan dimulai dari yang pertama, lalu tambahkan sebuah pencacah hingga semua urutan telah dioperasikan., seperti dijelaskan pada bagian 12.5.4 buku ini. x Jika terdapat instruksi Reset, maka tentukan semua bit pencacah yang diperlukan pada proses eksekusi sebelum pencacah di reset. x Gunakan instruksi SUS untuk meyakinkan status semua register dan bit pada titik kritis dalam diagram ladder. x Jika hitungan tidak konsisten, bahwa periode transisi logik pencacah tidak lebih kecil dari waktu pindai (scan time). x Hati-hati jika menggunakan pencacah untuk meng-update bit memori internal PLC dan fungsi-fungsi proses dalam PLC, karena waktu pindai dan waktu update internal biasanya lebih cepat daripada prosesnya.1). Instruksi SuspendInstruksi SUS digunakan untuk mengidentifikasi dan menangkapkondisi khusus selama dilakukan pemeliharaan sistem dan debuggingprogram. Sebuah program dapat mempunyai beberapa instruksisuspend, masing-masing dikontrol oleh sebuah alamat instruksi inputyang berbeda. 431
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217