Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore kelas12_smk_teknik_listrik_industri_siswoyo

kelas12_smk_teknik_listrik_industri_siswoyo

Published by haryahutamas, 2016-06-01 21:48:26

Description: kelas12_smk_teknik_listrik_industri_siswoyo

Search

Read the Text Version

SiswoyoTEKNIK LISTRIKINDUSTRIJILID 3SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undangTEKNIK LISTRIKINDUSTRIJILID 3Untuk SMKPenulis : SiswoyoPerancang Kulit : TIMUkuran Buku : 17,6 x 25 cmSIS SISWOYOt Teknik Listrik Industri Jilid 2 untuk SMK /oleh Siswoyo ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. iii , 194 hlmISBN : 978-979-060-081-2ISBN : 978-979-060-083-6Diterbitkan olehDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008

KATA SAMBUTANPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dankarunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakankegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatanpembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan StandarNasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telahdinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam prosespembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanyakepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luasoleh para pendidik dan peserta didik SMK.Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannyaharus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Denganditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagimasyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruhIndonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untukmengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepadapara peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapatmemanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku inimasih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritiksangat kami harapkan. Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK

PENGANTAREra persaingan dimasa sekarang dan masa yang akan datang mensyaratkanbahwa bangsa yang unggul adalah yang memiliki kualitas sumber dayamanusia yang unggul. Keunggulan SDM hanya dapat diraih melaluipendidikan. Pemerintah melalui UU Sisdiknas No 20/ 2003, jenjangpendidikan menengah kejuruan termasuk program vokasional yangmendapatkan perhatian.Buku Teknik Listrik Industri ini disusun berdasarkan profil standar kompetensidan kompetensi dasar untuk bidang Teknik Listrik Industri. Denganpemahaman yang dimiliki, diharapkan dapat menyokong profesionalitas kerjapara lulusan yang akan memasuki dunia kerja. Bagi para guru SMK, buku inidapat digunakan sebagai salah satu referensi sehingga dapat membantudalam mengembangkan materi pembelajaran yang aktual dan tepat guna.Buku ini juga bisa digunakan para alumni SMK untuk memperluaspemahamannya di bidang pemanfaatan tenaga listrik terkait dengan bidangkerjanya masing-masing.Buku ini dibagi menjadi lima belas bab, yaitu: (1) Pengetahuan Listrik dasar(2) Kemagnetan dan elektromagnetis (3) Dasar Listrik arus bolak-balik (4)Transformator (5) Motor Listrik arus bolak balik (6) Mesin arus searah (7)Pengendalian motor listrik (8)Alat ukur dan pengukuran listrik (9) Elektronikadasar (10) Elektronika daya (11) Sistem pengamanan bahaya listrik (12)Teknik pengaturan otomatis (13) Generator sinkron (14) Distribusi tenagalistrik (15) Pembangkit listrik Mikrohidro.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktur Pembinaan SMK,Kasubdit Pembelajaran, beserta staf atas kepercayaan dan kerjasamanyadalam penulisan buku ini. Kritik dari pembaca dan kalangan praktisi akankami perhatikan.Semoga buku ini bermanfaat bagi banyak pihak dan menjadi bagian amaljariah bagi para penulis dan pihak-pihak yang terlibat dalam prosespenyusunan buku ini.AminPenulis i

BAB 10 ELEKTRONIKA DAYADaftar Isi :10.1 Konversi Daya ............................................................. 10-110.2 Komponen Elektronika Daya ....................................... 10-410.3 Diode ........................................................................... 10-410.4 Transistor .................................................................... 10-610.5 Thyristor ...................................................................... 10-910.6 IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) .................... 10-1110.7 Penyearah Diode ......................................................... 10-1210.8 Penyearah Terkendali Thyristor ................................... 10-1810.9 Modul Trigger TCA 785 ............................................... 10-2510.10 Aplikasi Elektronika Daya .......................................... 10-2610.11 Rangkuman ................................................................. 10-3010.12 Soal-soal ..................................................................... 10-31

Elektronika Daya 10.1. Konversi DayaAda empat tipe konversi daya, ada empat jenis pemanfatan energi yangberbeda-beda gambar-10.1. Pertama dari listrik PLN 220 V melalui penyearahyang mengubah listrik AC menjadi listrik DC yang dibebani motor DC. Keduamobil dengan sumber akumulator 12 V dengan inverter yang mengubah listrikDC menjadi listrik AC dihasilkan tegangan AC 220 V dibebani PC. Ketiga darisumber PLN 220 V dengan AC konverter diubah tegangannnya menjadi 180 Vuntuk menyalakan lampu. Keempat dari sumber Akumulator truk 24 V denganDC konverter diubah tegangan 12 V untuk pesawat CB Transmitter. Gambar 10.1 : Pemanfaatan Energi ListrikPada gambar-10.1 dijelaskan ada empat konverter daya yang terbagi dalamempat kuadran. 1. Kuadrant 1 disebut penyearah fungsinya menyearahkan listrik arus bolak-balik menjadi listrik arus searah. Energi mengalir dari sistem listrik AC satu arah ke sistem DC. Contoh: Listrik AC 220 V/50 Hz diturunkan melewati trafo menjadi 12VAC dan kemudian disearahkan oleh Diode menjadi tegangan DC 12V10-2

Elektronika Daya2. Kuadran 2 disebut DC chopper atau dikenal juga dengan istilah DC- DCkonverter. Listrik arus searah diubah dalam menjadi arus searah dengan besaran yang berbeda. Contoh: Listrik DC 15V dengan komponen elektronika diubah menjadi listrik DC 5V.3. Kuadran 3 disebut inverter yaitu mengubah listrik arus searah menjadi listrik arus bolak-balik pada tegangan dan frekuensi yang dapat diatur. Contoh: Listrik DC 12 V dari akumulator dengan perangkat inverter diubah menjadi listrik tegangan AC 220V, frekuensi 50 Hz.4. Kuadran 4 disebut AC-AC konverter yaitu mengubah energi listrik arus bolak balik dengan tegangan dan frekuensi tertentu menjadi arus bolak balik dengan tegangan dan frekuensi yang lain. Ada dua jenis konverter AC, yaitu pengatur tegangan AC (tegangan berubah, frekuensi konstan) dan cycloconverter (tegangan dan frekuensi dapat diatur). Contoh: tegangan AC 220 V dan frekuensi 50 Hz menjadi tegangan AC 110 V dan frekuensi yang baru 100 Hz.Rancangan konverter daya paling sedikit mengandung lima elemengambar-10.2, yaitu (1) sumber energi, (2) komponen daya, (3) pirantipengaman dan monitoring, (4) sistem kontrol lop tertutup dan (5) beban. sumber energi piranti komponen sistem kontrolpengaman dan daya lop tertutup monitoring bebanGambar 10.2 : Diagram Blok Konverter Daya 10-3

Elektronika Daya10.2. Komponen Elektronika DayaBahan konduktor memiliki sifat menghantar Gambar 10.3: Transistor dayalistrik yang tinggi, bahan konduktor dipakaisebagai konduktor listrik, seperti kawattembaga, aluminium, besi, baja, dsb. Bahansemikonduktor memiliki sifat bisa menjadipenghantar atau bisa juga memiliki sifatmenghambat arus listrik tergantung kondisitegangan eksternal yang diberikan. Ketikadiberikan tegangan bias maju, makasemikonduktor akan berfungsi sebagaikonduktor. Tetapi ketika diberikan biasmundur, bahan semikonduktor memiliki sifatsebagai isolator. Beberapa komponenelektronika daya meliputi: Diode,Transistor ,Thyristor, Triac, IGBT dsb.Diode yang dipakai elektronika daya memilikisyarat menahan tegangan anoda-katode(VAK) besar, dapat melewatkan arus anoda(IA) yang besar, kemampuan menahanperubahan arus sesaat di/dt sertakemampuan menahan perubahan tegangansesaat dv/dt. Komponen Transistor dayaharus memenuhi persyaratan memilikitegangan kolektor-emiter (VCEO) yang besar, Gambar 10.4: Thyristorarus kolektor (IC) terpenuhi, penguatan DC(ȕ yang besar, mampu menahan perubahantegangan sesaat dv/dt. Demikian juga dengan komponen Thyristor mampumenahan tegangan anoda-katoda (VAK), mengalirkan arus anoda yang besar(IA), menahan perubahan arus sesaat di/dt, dan mampu menahan perubahantegangan sesaat dv/dt gambar 10.3 dan gambar 10.4.10.3. DiodeDiode memiliki dua kaki, yaitu Anoda dan Katoda gambar 10.5. Diode hanyadapat melewatkan arus listrik dari satu arah saja, yaitu dari anode ke katodayang disebut posisi panjar maju (forward). Sebaliknya Diode akan menahanaliran arus atau memblok arus yang berasal dari katode ke anoda, yangdisebut panjar mundur (reverse) gambar 10.6. Namun Diode memilikiketerbatasan menahan tegangan panjar mundur yang disebut tegangan breakdown. Jika tegangan ini dilewati maka Diode dikatakan rusak dan harus digantiyang baru.10-4

Elektronika Daya Gambar 10.5. Simbol dan fisik Diode Gambar 10.6. a) Panjar maju (forward) dan b) panjar mundur (reverse)Pada kondisi panjar maju (forward) Diode mengalirkan arus DC dapat diamatidari penunjukan ampermeter dengan arus If, untuk tegangan disebut teganganmaju Uf (forward). Diode silikon akan mulai forward ketika telah dicapaitegangan cut-in sebesar 0,7 Volt, untuk Diode germanium tegangan cut-in 0,3Volt.Pada kondisi panjar mundur (reverse) Diode dalam posisi memblok arus,kondisi ini disebut posisi mundur (reverse). Karakteristik sebuah Diodedigambarkan oleh sumbu horizontal untuk tegangan (Volt). Sumbu vertikaluntuk menunjukkan arus (mA sampai Amper). Tegangan positif (forward)dihitung dari sumbu nol ke arah kanan. Tegangan negatif (reverse) dimulaisumbu negatif ke arah kiri.Karakteristik Diode menggambarkan arus fungsi dari tegangan. Garis arusmaju (forward) dimulai dari sumbu nol keatas dengan satuan Amper. Garisarus mundur (reverse) dimulai sumbu nol ke arah bawah dengan orde mA.Diode memiliki batas menahan tegangan reverse pada nilai tertentu. Jikategangan reverse terlampaui maka Diode akan rusak secara permanengambar 10.7. 10-5

Elektronika Daya Gambar 10.7: Karakteristik DiodeDari pengamatan visual karakteristik diode diatas dapat dilihat beberapaparameter penting, yaitu : Tegangan cut-in besarnya 0,6V tegangan reversemaksimum yang diijinkan sebesar 50V, tegangan breakdown terjadi padategangan mendekati 75V. Jika tegangan breakdown ini terlewati dipastikandiode akan terbakar dan rusak permanen.10.4. Transistor DayaPembahasan tentang Transistor sudah dibahas pada Bab 9 Elektronika Dasar,bahwa Transistor memiliki dua kemampuan, pertama sebagai penguatan dankedua sebagai saklar elektronik. Dalamaplikasi elektronika daya, Transistorbanyak digunakan sebagai saklarelektronika. Misalnya dalam teknikSwitching Power Supply, Transistorberfungsi bekerja sebagai saklar yangbekerja ON/OFF pada kecepatan yangsangat tinggi dalam orde mikro detik.Karakteristik output Transistor BD 135yang diperlihatkan pada gambar-10.8.Ada sepuluh perubahan arus basis IB,yaitu dimulai dari terkecil IB = 0,2 mA,0,5 mA, 1,0 mA, 1,5 mA sampai 4,0 mAdan terbesar 4,5 mA. Tampakperubahan arus kolektor IC terkecil 50mA, 100 mA, 150 mA sampai 370 mAdan arus kolektor IC terbesar 400 mA. Gambar 10.8: Karakteristik Output Transistor10-6

Elektronika Daya10.4.1. Transistor sebagai SaklarTransistor dapat difungsikan sebagai saklar Gambar 10.9 : Transistorelektronik, yaitu dengan mengatur arus basis IB Sebagai Saklardapat menghasilkan arus kolektor IC yang dapatmenghidupkan lampu P1 dan mematikan lampu.Dengan tegangan supply UB = 12V dan padategangan basis U1, akan mengalir arus basis IByang membuat Transistor cut-in danmenghantarkan arus kolektor IC, sehinggalampu P1 menyala. Jika tegangan basis U1dimatikan dan arus basis IB=0, dengansendirinya Transistor kembali mati dan lampuP1 akan mati. Dengan pengaturan arus basis IBTransistor dapat difungsikan sebagai saklarelektronik dalam posisi ON atau OFF.Ketika Transistor sebagai saklar kita akanlihat tegangan kolektor terhadap emitor UCE.Ada dua kondisi, yaitu ketika Transistorkondisi ON, dan Transistor kondisi OFF.Saat Transistor kondisi ON tegangan UCEsaturasi. Arus basis IB dan arus kolektormaksimum dan tahanan kolektor emitor RCEmendekati nol, terjadi antara 0 sampai 50mdetik. Ketika Transistor kondisi OFF,tegangan UCE mendekati tegangan UB danarus basis IB dan arus kolektor IC mendekatinol, pada saat tersebut tahanan RCE takterhingga gambar-10.10. Gambar 10.10 : Tegangan Operasi Transistor sebagai saklarGambar 10.11 : Garis Karakteristik output Transistor memperlihat- Beban Transistor kan garis kerja Transistor dalam tiga kondisi. Pertama Transistor kondisi sebagai saklar ON terjadi ketika tegangan UCE saturasi, terjadi saat arus basis IB maksimum pada titik A3. Kedua Transistor berfungsi sebagai penguat sinyal input ketika arus basis IB berada diantara arus kerjanya A2 sampai A1. Ketiga ketika arus basis IB mendekati nol, Transistor kondisi OFF ketika tegangan UCE sama dengan tegangan suply UB titik A1 gambar-10.11. 10-7

Elektronika DayaIB = U .IC IB = U . IBmin BminRV = (U1  U BE ).Bmin U .I C U Faktor penguatan tegangan IB Arus basis IBmin Arus basis minimum Bmin Faktor penguatan Transistor (ȕ) IC Arus kolektor RV Tahanan depan basis U1 Tegangan input UBE Tegangan basis emitorContoh : Transistor BC 107 difung-sikan gerbang NAND = Not And,tegangan sinyal 1 U1 = 3,4 V,tegangan LED UF = 1,65 V, arusmengalir pada LED IF = 20 mA,tegangan UBE = 0,65 V, dan Bmin =120, tegangan saturasi UCEsat = 0,2 Vdan faktor penguatan tegangan U = 3.gambar-10.12 Tentukan besarnyatahanan RC dan RV ? Gambar 10.12 : Transistor Sebagai Gerbang NANDJawaban :a) RC = U b  U F  U CEsat = 5V  1,65V  0,2V I f 20mA RC = 158 Ÿ ; RC = 150 Ÿb) RV = (U1  U BE ).Bmin = (3,4V  0,65V ).120 U .I C 3.20mA RV = 5,5 k Ÿ ; RV = 5,6 kŸ10-8

Elektronika Daya10.4.2. Transistor Penggerak RelayKolektor Transistor yang dipasangkan relay mengandung induktor.Ketika Transistor dari kondisi ONdititik A2 dan menuju OFF di titik A1timbul tegangan induksi pada relay.Dengan diode R1 yang berfungsisebagai running diode gambar-10.13maka arus induksi pada relaydialirkan lewat diode bukanmelewati kolektor Transistor. Gambar 10.13 : Transistor Sebagai Penggerak Relay10.5. ThyristorThyristor dikembangkan oleh Bell Gambar 10.14 : Bentuk Fisik &Laboratories tahun 1950-an dan mulai Simbol Thrystordigunakan secara komersial oleh GeneralElectric tahun 1960an. Thyristor atau SCR(Silicon Controlled Rectifier) termasukdalam komponen elektronik yang banyakdipakai dalam aplikasi listrik industri, salahsatu alasannya adalah memiliki kemam-puan untuk bekerja dalam tegangan danarus yang besar. Thyristor memiliki tiga kaki,yaitu Anoda, Katoda dan Gate. Juga dikenalada dua jenis Thyristor dengan P-gate danN-gate gambar-10.14Fungsi Gate pada Thyristor menyerupai basis pada Transistor, denganmengatur arus gate IG yang besarnya antara 1 mA sampai terbesar 100 mA,maka tegangan keluaran dari Anoda bisa diatur. Tegangan yang mampudiatur mulai dari 50 Volt sampai 5.000 Volt dan mampu mengatur arus 0,4 Asampai dengan 1500 A.Karakteristik Thyristor memperlihatkan dua variabel, yaitu tegangan forward UFdan tegangan reverse UR, dan variabel arus forward IF dan arus reverse IRgambar-10.15. Pada tegangan forward UF, jika arus gate diatur dari 0 mAsampai diatas 50 mA, maka Thyristor akan cut-in dan mengalirkan arus forwardIF. Tegangan reverse untuk Thyristor UR sekitar 600 Volt. Agar Thyristor tetapON, maka ada arus yang tetap dipertahankan disebut arus holding IH sebesar 5mA. 10-9

Elektronika Daya Gambar 10.15: Karakteristik ThrystorThyristor TIC 106 D sesuai dengan data sheet memiliki beberapa parameterpenting, yaitu : tegangan gate-katode = 0,8 V, arus gate minimal 0,2 mA, agarThyristor tetap posisi ON diperlukan arus holding = 5 mA. Tegangan kerja yangdiijinkan pada Anoda = 400 V dan dapat mengalirkan arus nominal = 5 A. Gambar 10.16: Nilai Batas ThrystorAplikasi Thyristor yang paling banyak adalah sebagai penyearah tegangan ACke DC yang dapat diatur. Gambar-10.17 tampak empat Thyristor dalamhubungan jembatan yang dihubungkan dengan beban luar RL.10-10

Elektronika Daya Gambar 10.17: Fuse Sebagai Pengaman Thrystor10.6. IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor)IGBT komponen elektronika yang banyak dipakai dalam elektronika daya,aplikasinya sangat luas dipakai untuk mengatur putaran motor DC atau motorAC daya besar, dipakai sebagai inverter yang mengubah tegangan DC menjadiAC, dipakai komponen utama Variable Voltage Variable Frequency (VVVF)pada KRL modern, dipakai dalam kontrol pembangkit tenaga angin dan tenagapanas matahari. Dimasa depan IGBT akan menjadi andalan dalam industrielektronika maupun dalam listrik industri. Gambar 10.18 : Struktur Fisik dan Kemasan IGBTIGBT memiliki kesamaan dengan Transistor bipolar, perbedaannya padaTransistor bipolar arus basis IB yang diatur. Sedangkan pada IGBT yang diaturadalah tegangan gate ke emitor UGE. Dari gambar-10.19 karakteristik IGBT,pada tegangan UCE = 20 V dan tegangan gate diatur dari minimum 8 V, 9 Vdan maksimal 16 V, arus Collector IC dari 2 A sampai 24 A. 10-11

Elektronika Daya Gambar 10.19 : Karakteristik Output IGBT10.7. Penyearah DiodePenyearah digunakan untuk mengubah listrik AC menjadi listrik DC, listrik DCdipakai untuk berbagai kebutuhan misalnya Power Supply, Pengisi Akumulator,Alat penyepuhan logam. Komponen elektronika yang dipakai Diode, atauThyristor. Penyearah dengan Diode sering disebut penyearah tanpa kendali,artinya tegangan output yang dihasilkan tetap tidak bisa dikendalikan.Penyearah dengan Thyristor termasuk penyearah terkendali, artinya teganganoutput yang dihasilkan bisa diatur dengan pengaturan penyalaan sudut Įsesuai dengan kebutuhan.Ada empat tipe penyearah dengan Diode, terdiri penyearah setengahgelombang dan gelombang penuh satu phasa dan setengah gelombang dangelombang penuh tiga phasa.10.7.1. Penyearah Diode Setengah Gelombang Satu PhasaRangkaian transformator penu- Gambar 10.20: Diode Setengahrun tegangan dengan sebuah Gelombang 1 PhasaDiode R1 setengah gelombangdan sebuah lampu E1 sebagaibeban. Sekunder trafo sebagaitegangan input U1 = 25 V danbentuk tegangan output DCdapat dilihat dari osiloskop.Tegangan input U1 merupakangelombang sinusoida, dantegangan output setelah DiodeUd bentuknya setengah gelom-bang bagian yang positifnyasaja gambar 10.20.10-12

Elektronika DayaPersamaan tegangan dan arus DC :Udi=0,45.U1 Udi Tegangan searah ideal Ud Tegangan searah Iz = Id U1 Tegangan efektifPT = 3,1 . Pd Iz Arus melewati Diode Id Arus searah PT Daya transformator Pd Daya arus searah10.7.2. Penyearah Diode Gelombang Penuh Satu PhasaSekunder transformator penuruntegangan dipasang empat Diode R1,R2, R3 dan R4 yang dihubungkandengan sistem jembatan gambar10.21. Output dihubungkan denganbeban RL. Tegangan DC pulsapertama melalui Diode R1 dan R4,sedangkan pulsa kedua melaluiDiode R3 dan R2. Tegangan DCyang dihasilkan mengandung riakgelombang dan bukan DC murniyang rata. Gambar 10.21 : Rangkaian Penyearah Jembatan - DiodePersamaan tegangan DC :Udi=0,9 . U1 Udi Tegangan searah ideal Ud Tegangan searahIz = Id U1 Tegangan efektif Iz Arus melewati Diode 2 Id Arus searahPT = 1,23 . Pd PT Daya transformator Pd Daya arus searahPenyearah gelombang penuh satu phasa bisa juga dihasilkan dari trafo yangmenggunakan centre-tap (Ct), disini cukup dipakai dua buah diode, dan titik Ctdifungsikan sebagai terminal negatipnya. 10-13

Elektronika DayaUntuk meratakan tegangan DCdipasang kapasitor elektrolit CGberfungsi sebagai filter dengan bebanRL gambar 10.22 . Ketika Diode R1 danDiode R4 melalukan tegangan positif,kapasitor CG mengisi muatan sampaipenuh. Saat tegangan dari puncakmenuju lembah, terjadi pengosonganmuatan kapasitor. Berikutnya Diode R2dan Diode R3 melewatkan tegangannegatif menjadi tegangan DC positif.Kapasitor CG mengisi muatan danmengosongkan muatan. Rangkaian filterdengan kapasitor menjadikan teganganDC menjadi lebih rata gambar 10.23. Gambar 10.22 : Penyearah Jembatan Dengan Filter CapasitorCG = 0,75 . ,d fp.up CG Kondensator Id Arus searah fp Frekuensi riple Up Tegangan ripleContoh : Penyearah gelombang penuhdiberikan tegangan 12VAC, dan arus 1A,tegangan ripple up =3,4V, frekuensiripple fp=100Hz, tegangan cut-in DiodeUf = 0,7 V. Hitunglah:a) Faktor daya transformatorb) Berapa besarnya tegangan ACc) Tentukan besarnya kapasitas kapasitorJawaban : Gambar 10.23 : Penyearaha) PT = 1,23 . Pd = 1,23 . 12V.1A = 14,8 Jembatan Dengan Filter RC Wb) U1= Ud + 2 . Uf = 12 v + 2 . 0,7 V = 9,88 V 22c) CG= 0,75 . ,d = 0,75 .1 A | 2200ȝF fp.up 100 Hz . 3,4 V10-14

Elektronika Daya10.7.3. Penyearah Diode Setengah Gelombang Tiga PhasaRangkaian penyearah Diode tiga phasa menggunakan tiga Diode penyearah R1,R2 dan R3 ketika katodenya disatukan menjadi terminal positif gambar-10.24.Tegangan DC yang dihasilkan melalui beban resistif RL. Masing-masing Diodeakan konduksi ketika ada tegangan positif, sedangkan tegangan yang negatif akandiblok. Diode R1, R2 dan R3 anak konduksi secara bergantian sesuai dengansiklus gelombang saat nilainya lebih positif. Arus searah negatif kembali kesekunder trafo melalui kawat N. Tegangan DC yang dihasilkan tidak benar-benarrata, masih mengandung riak (ripple). 3 pulsa/ periode Gambar 10.24 : Penyearah Diode ½ Gelombang 3 PhasaRangkaian penyearah Diode setengah gelombang dengan ketiga Diode R1, R2dan R3 dipasang terbalik, ketiga anodenya disatukan sebagai terminal positif.Diode hanya konduksi ketika tegangan anode lebih positif dibandingkantegangan katode. Tegangan DC yang dihasilkan negatif gambar-10.25. Gambar 10.25: Penyearah ½ Gelombang 3 Phasa Diode TerbalikUrutan konduksi masing-masing Diode R1, R2 dan R3 pada penyearahsetengah gelombang dapat diperiksa pada gambar-10.56. x Diode R1 mulai konduksi setelah melewati 300, sampai sudut 1500, atau sepanjang 1200. x Diode R2 mulai konduksi pada sudut 1500, sampai 2700, R2 juga konduksi sepanjang 1200. x Diode R3 mulai konduksi pada sudut 2700, sampai 3900 juga sepanjang 1200. 10-15

Elektronika DayaDapat disimpulkan ketiga Diode memiliki sudut konduksi 1200. Gambar 10.26 : Urutan Kerja Penyearah Diode 3 Phasa ½ GelombangPersamaan tegangan dan arus penyearah setengah gelombang:Udi=0,68 . U1 Udi Tegangan searah ideal Ud Tegangan searah U1 Tegangan efektif Id Iz Arus melewati DiodeIz = 3 Id Arus searahPT = 1,5 . Pd PT Daya transformator Pd Daya arus searah 10.7.4. Penyearah Diode Gelombang Penuh Tiga PhasaPenyearah Diode gelombang penuh tiga phasa menggunakan sistem jembatandengan enam buah Diode R1, R3 dan R5 katodanya disatukan sebagaiterminal positif. Diode R4, R6 dan R2 anodanya yang disatukan sebagaiterminal negatif gambar 10.27. Tegangan DC yang dihasilkan memiliki enampulsa yang dihasilkan oleh masing-masing Diode tsb. Tegangan DC yangdihasilkan halus karena tegangan riak (ripple) kecil dan lebih rata.10-16

Elektronika Daya Gambar 10.27 : Penyearah Jembatan Gelombang Penuh 3 PhasaUrutan konduksi dari keenam Diode dapat dilihat dari siklus gelombangsinusoida, dimana konduksi secara bergantian. Konduksi dimulai dari DiodeR1+R6 sepanjang sudut komutasi 600. Berturut-turut disusul Diode R1+R2,lanjutnya Diode R3+R2, urutan keempat R3+R4, kelima R5+R4 dan terakhirR5+R6 gambar 10.28. Jelas dalam satu siklus gelombang tiga phasa terjadienam kali komutasi dari keenam Diode secara bergantian dan bersama-sama.Apa yang terjadi ketika salah satu dari Diode tersebut rusak ? Gambar 10.28 : Bentuk Gelombang Penyearah Penuh 3 PhasaPersamaan tegangan dan arus penyearah Diode gelombang penuh:Udi=1,35 . U1 Udi Tegangan searah ideal Ud Tegangan searah U1 Tegangan efektif Id Iz Arus melewati DiodeIz = 3 Id Arus searahPT = 1,1 . Pd PT Daya transformator Pd Daya arus searah 10-17

Elektronika DayaTabel 10.1. Jenis Penyearah DiodeJenis Penyearah Penyearah Penyearah Penyearah enam-rang- satu-pulsa dua-pulsa tiga-pulsa, pulsa jembatankaian jembatan titik bintang E1U B6UKode B2U M3URangkaianTegangantanpabebanVdi 0,45 0,9 0,68 1,35V1Faktor 1,21 0,48 0,18 0,04 ripelPT 3,1 1,23 1,5 1,1PdIZ Id Id Id Id 2 3 3Vdi: tegangan dc-tanpa beban, V1: tegangan ac, PT: daya trafo, Pd: daya dc, Vd: tegangan dc-berbeban, Id: arus dc, IZ: arus yang mengalir melalui satu dioda10.8. Penyearah Terkendali ThyristorSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa, penyearah tak terkendalimenghasilkan tegangan keluaran DC yang tetap. Bila dikehendaki tegangankeluaran yang bisa diubah-ubah, digunakan Thyristor sebagai pengganti dioda.Tegangan keluaran penyearah Thyristor dapat diubah-ubah atau dikendalikandengan mengendalikan sudut penyalaan Į dari Thyristor. Penyalaan inidilakukan dengan memberikan pulsa trigger pada gate Thyristor. Pulsa triggerdibangkitkan secara khusus oleh rangkaian trigger.10-18

Elektronika Daya10.8.1. Penyearah Thyristor Setengah Gelombang Satu PhasaRangkaian penyearah Thyristor kelebihannya Gambar 10.29: Penyearahtegangan outputnya bisa diatur, dengan Terkendali ½ Gelombangmengatur sudut penyalaan gate Thyristor.Sebuah Thyristor Q1 dan sebuah beban resistifRL dihubungkan dengan listrik AC gambar-10.29. Pada gate diberikan pulsa penyulut Į,maka Thyristor akan konduksi dan mengalirkanarus kebeban. Dengan beban resistif RL makaarus dan tegangan yang dihasilkan sephasa.Pada gate Thyristor diberikan penyalaansebesar Į, maka tegangan positif saja yangdilewatkan oleh Thyristor gambar-10.30Tegangan negatif di blok tidak dilewatkan,khususnya karena bebannya resistif RL.Kondisinya berbeda jika beban mengandunginduktor, dimana antara tegangan dan arus adabeda phasa.Pada beban resistif RL, ketika sudut penyalaan Įdiperbesar, tegangan output yang dihasilkanakan mengecil sesuai dengan sudut konduksidari Thyristor. Gambar 10.30 :Sudut Penyalaan dan Output Tegangan DC ½ GelombangPersamaan tegangan pada beban resistif setengah gelombang: U (1+ cos Į) UdĮ Tegangan searah terkendaliUdĮ= 2 Udo Tegangan DC Diode U Tegangan effektip Į Sudut penyalaan gatePada beban resistif RL akan dihasilkantegangan dan arus yang sephasa gambar-10.31. Dengan penyearah Thyristorsetengah gelombang hanya gelombangpositif dari sinusoida yang dilewatkan,gelombang negatif di blocking oleh Thyristor.Yang termasuk beban resistif, misalnyalampu pijar, pemanas heater, rice cooker.Untuk beban terpasang mengandung resistif- Gambar 10.31 : Tegangan dan Arus DC Beban Resistifinduktif, arus beban dengan tegangan tidaksephasa, saat Thyristor diberikan trigger Į 10-19

Elektronika Dayaarus beban naik dan tidak segera mencapai nolsaat tegangan berada dititik nol. Thyristor akankonduksi lebih lama sebesar sudut T danpada beban muncul siklus tegangan negatifgambar-10.32. Beban yang mengandungresistif-induktif adalah beban motor.Rangkaian pengaturan beban dengan Thyristor Gambar 10.32 : Tegangan dansetengah gelombang dihubungkan dengan Arus DC Beban Induktifsumber tegangan AC, sisi beban mengandungresistif-induktif, misalnya beban motor DC.Terminal gate Thyristor dihubungkan denganmodul trigger, untuk daya kecil hubunganmodul trigger ke gate Thyristor bisa langsunggambar-10.33.Analisa gelombang yang dihasilkan Thyristorhanya konduksi saat tegangan positif saja,tegangan negatifnya diblok. Tetapi arus positifdan sebagian arus negatif dilakukan olehThyristor.Untuk daya yang lebih besar, gate dikopel dengan GtraafmTorbigapgrue1lsr0aT.3.h3rTy:srMatofoorduplulsagunanya sebagai isolasi rangkaian Thyristordengan modul trigger gambar-10.34.Potensiometer modul penyulut trigger untukmengatur sudut penyalaan Į. Ada Diode R1yang diparalel dengan beban yang disebutsebagai free wheel Diode.Pada beban resistif-induktif ditambahkan sebuah Gambar 10.34 : Penyearah Thrystor dengan DiodeDiode R1 (free wheel Diode). Saat Thyristormenuju OFF maka induktor akanmembangkitkan tegangan induksi, Diode free-wheel akan mengalirkan tegangan induksisehingga tidak merusak Thyristor. Pada bebanresisitip-induksip, sudut pengaturan sudut Įuntuk beban resistif-induktif effektif antara 00sampai 900.Grafik tegangan UdĮ fungsi penyalaan sudut Į, untuk beban resistif dan bebaninduktif gambar-10.35. Beban resistif memiliki sudut pengaturan pulsa triger10-20

dari 00 sampai 1800. Untuk beban Elektronika Dayainduktif sudut pengaturan pulsa trigger, Gambar 10.35 : Grafik Fungsidirekomendasikan antara 00 sampai 900. Penyalaan Gate ThrystorContoh : penyearah Thyristor denganbeban resistif. Tegangan input 100VAC.Hitung tegangan DC saat sudutpenyalaan Į = 00 dan Į = 600Jawaban :0o: UdĮ = 1 Ÿ Udo š Udo D = 0o 100 V60o: UdĮ = 0,75 Ÿ Udo Udo š D = 60o 75 V10.8.2. Penyearah Thyristor Gelombang Penuh Satu PhasaPenyearah terkendali penuh satu phasa dengan empat buah Thyristor Q1, Q2, Q3dan Q4 dalam hubungan jembatan gambar-10.36. Pasangan Thyristor adalah Q1-Q4 dan Q2-Q3, masing-masing diberikan pulsa penyulut pada sudut Į untuk sikluspositif dan siklus negatif tegangan sumber. Dengan beban resistif RL, pada sudutpenyalaan Į maka Thyristor Q1 dan Q4 akan konduksi bersamaan, dan padatahap berikutnya menyusul Thyristor Q2 dan Q3 konduksi. Pada beban resistif RL,bentuk tegangan searah antara tegangan dan arus se-phasa. Gambar 10.36 : Penyearah Terkendali Jembatan 1 PhasaPersamaan penyearah Thyristor gelomabang penuh satu phasa beban resistifRL, pengaturan sudut Į dari 00 sampai 1800. 10-21

Elektronika DayaUdĮ =0,5.Udo (1+ cos Į) UdĮ Tegangan searah terkendaliUdo = 0,9.U Udo Tegangan DC Diode U Tegangan effektip Į Sudut penyalaan gateUntuk beban mengandung resistif dan induktif, pengaturan sudut Į dari 00sampai 900 saja, berlaku persamaan tegangan sebagai berikut:UdĮ =0,5.Udo cos Į UdĮ Tegangan searah terkendaliUdo = 0,9.U Udo Tegangan DC Diode. U Tegangan effektip Į Sudut penyalaan gate10.8.3. Penyearah Thyristor Setengah Gelombang Tiga PhasaRangkaian penyearah Thyristor setengah gelombang tiga phasa dengan tigaThyristor Q1, Q2 dan Q3. Katode ketiga Thyristor disatukan menjadi terminalpositif, terminal negatif dari kawat netral N, dengan beban resistif RL gambar-10.37. Masing-masing Thyristor mendapatkan pulsa penyalaan yang berbeda-beda melalui UG1, UG2, UG3. Penyearah tiga phasa digunakan untukmendapatkan nilai rata-rata tegangan keluaran yang lebih tinggi denganfrekuensi lebih tinggi dibanding penyearah satu phasa. Aplikasi dipakai padapengaturan motor DC dengan daya tinggi. Tegangan DC yang dihasilkanmelalui beban resistif RL. Gambar 10.37 : Penyearah Thyristor ½ Gelombang 3 Phasa10-22

Elektronika DayaArus searah negatif kembali ke sekunder trafomelalui kawat N. Tegangan DC yang dihasilkanmengandung ripple. Karena tiap phasategangan masukan berbeda 1200, maka pulsapenyulutan diberikan dengan beda phasa 1200.Pada beban resistif, pengaturan sudutpenyalaan trigger Į dari 00 sampai 1500. Untukbeban induktif pengaturan sudut penyalaan Įantara 00 sampai 900 gambar-10.38. Gambar 10.38 : Grafik Pengaturan Sudut PenyalaanPersamaan tegangan pada beban resistif,UdĮ =Udo. cos Į UdĮ Tegangan searah terkendaliUdo = 0,676 . U Udo Tegangan DC Diode U Tegangan efektif Į Sudut penyalaan gate10.8.4. Penyearah Thyristor Gelombang Penuh Tiga PhasaPenyearah Thyristor tiga phasa terdiri atas enam buah Thyristor Q1, Q2, Q3,Q4, Q5, dan Q6. Katoda dari Diode Q1,Q3 dan Q5 disatukan sebagai terminalpositif, dan anode dari Thyristor Q4, Q6 dan Q2 disatukan menjadi terminalnegatif. Masing-masing Thyristor mendapatkan pulsa penyalaan yang berbeda-beda melalui UG1, UG2, UG3, UG4 ,UG5, dan UG6. Sebuah beban resistif RLsebagai beban DC gambar- 10.39. Gambar 10.39 : Penyearah Terkendali 3 PhasaUntuk melihat urutan konduksi dari keenam Thyristor dapat dilihat darigelombang tiga phasa gambar-10.40. Contoh ketika tegangan DC terbentukdari puncak gelombang UL1L2 yang konduksi Thyristor Q1+Q6, berikutnya pada 10-23

Elektronika Dayapuncak tegangan –UL3L1 yang konduksi Thyristor Q1+Q2 dan seterusnya. Apayang terjadi jika salah satu dari keenam Thyristor tersebut mati (misalnya Q1)tidak bekerja, dan apa yang terjadi ketika Thyristor Q1 dan Q3 tidak bekerja?Berikan jawabannya dengan melihat gelombang sinusoida di bawah ini.Gambar 10.40: Bentuk Tegangan DC Penyearah 3 PhasaPersamaan tegangan pada beban resistif, pengaturan sudut Į dari 00 sampai1500.UdĮ =Udo. cos Į UdĮ Tegangan searah terkendaliUdo = 1,35 . U Udo Tegangan DC Diode U Tegangan efektif Į Sudut penyalaan gate Gambar 10.41 : Urutan Penyalaan Gate-Thrystor 3 Phasa10-24

Elektronika Daya10.9. Modul Trigger TCA 785Rangkaian modul trigger dalam bentuk chip TCA-785 sudah tersedia dan dapatdigunakan secara komersial untuk pengaturan daya sampai 15 kW dengantegangan 3 x 380V gambar-10.42. Rangkaian ini terdiri dari potensio R2 yangberguna untuk mengatur sudut penyalaan Į. Tegangan pulsa trigger dari kaki14 dan 15 chip TCA 785. Untuk pengaturan daya besar dipakai trafo pulsa T1dan T2. Tiap trafo pulsa memiliki dua belitan sekunder, untuk T1 untukmelayani Thyristor Q1 dan Q4, sedangkan T2 melayani Thyristor Q2 dan Q3.Gambar 10.42 : Rangkaian Pembangkit Pulsa Chip TCA785Dalam modul chip TCA 785 ada Gambar 10.43 : Bentuk Gelombangbeberapa kaki yang harus Chip TCA785diperiksa jika kaki output 14 dankaki 15 tidak menghasilkantegangan pulsa gambar-10.43. x Kaki 15 sebagai sinkronisasi mendapat tegangan sinusoida dari jala-jala. x Kaki 10 dan 11, menghasilkan tegangan gigi gergaji. x Kaki 15 tegangan output pulsa untuk trafo pulsa T1. x Kaki 14 tegangan output pulsa untuk trafo pulsa T2. 10-25

Elektronika DayaRangkaian lengkap terdiri atas rangkaian daya dengan penyearah asimetrisgelombang penuh dengan dua Diode dan dua Thyristor. Daya yang mampudikendalikan sebesar 15 kW beban DC gambar 10.44.Gambar 10.44 : Rangkaian Daya 1 Phasa Beban DC 15 Kw10.10. Aplikasi Elektronika Daya Gambar 10.45 : Aplikasi Pengendalian putaranAplikasi penyearah Thyristorgelombang penuh satu phasa Motor DCuntuk mengendalikan putaranmotor DC untuk putaran kekanandan putaran ke kiri. Terdapat duakelompok penyearah Thyristor,penyearah satu jika dijalankanmotor DC akan berputar kekanan. Ketika penyearah keduadijalankan maka motor DC akanberputar ke kiri. Untuk mengaturkecepatan motor, denganmengatur besarnya tegangan keterminal motor.10-26

Elektronika DayaPotensiometer pada modul trig-ger mengatur sudut penyalaan Thyristor, makaputaran motor dapat diatur dari minimal menuju putaran nominal. Ketikapotensiometer posisi di tengah (tegangan nol), motor akan berhenti. Ketikapotensiometer berharga positif, penyearah pertama yang bekerja dan motorDC putarannya kekanan. Saat potensiometer berharga negatif, penyearahkedua yang bekerja dan motor berputar kekiri.10.10.1. Pengendali Tegangan ACTeknik pengontrolan fasa memberikan kemudahan dalam sistem pengendalianAC. Pengendali tegangan saluran AC digunakan untuk mengubah-ubah hargarms tegangan AC yang dicatukan ke beban dengan menggunakan Thyristorsebagai saklar.Penggunaan alat ini, antara lain, meliputi: - Kontrol penerangan - Kontrol alat-alat pemanas - Kontrol kecepatan motor induksiRangkaian pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan dua-Thyristoryang dirangkai anti-paralel gambar 10.46 (a) atau menggunakan Triacgambar 10.46 (b).a). Thrystor Anti Paralel b). TRIACGambar 10.46 : Bentuk Dasar Pengendali Tegangan AC 10-27

Elektronika DayaPenggunaan dua Thyristor anti paralel memberikan pendalian tegangan ACsecara simetris pada kedua setengah gelombang pertama dan setengahgelombang berikutnya. Penggunaan Triac merupakan cara yang paling simpel,efisien dan handal. Triac merupakan komponen dua-arah sehingga untukmengendalikan tegangan AC pada kedua setengah gelombang cukup dengansatu pulsa trigger. Barangkali inilah yang membuat rangkaian pengendalianjenis ini sangat populer di masyarakat. Keterbatasannya terletak padakapasitasnya yang masih terbatas dibandingkan bila menggunakan Thyristor.Dari gambar 10.46 jika tegangan sinusoidal dimasukkan pada rangkaianseperti pada gambar, maka pada setengah gelombang pertama Thyristor Q1mendapat bias maju, dan Q2 dalam keadaan sebaliknya. Kemudian padasetengah gelombang berikutnya, Q2 mendapat bias maju, sedangkan Q1 biasmundur. Agar rangkaian dapat bekerja, ketika pada setengah gelombangpertama Q1 harus diberi sinyal penyalaan pada gatenya dengan sudutpenyalaan, misalnya Į. Seketika itu Q1 akan konduksi. Q1 akan tetap konduksisampai terjadi perubahan arah (komutasi), yaitu tegangan menuju nol dannegatif. Setelah itu, pada setengah perioda berikutnya, Q2 diberi triggerdengan sudut yang sama, proses yang terjadi sama persis dengan yangpertama. Dengan demikian bentuk gelombang keluaran pada seperti yangditunjukkan pada gambar.10.10.2. Pengendalian DimerSeperti yang telah disinggungsebelumnya, bahwa dua Thyristoranti-paralel dapat digantikandengan sebuah Triac. Bedanya disini hanya pada gatenya, yanghanya ada satu gate saja. Namunkebutuhan sinyal trigger sama,yaitu sekali pada waktu setengahperioda pertama dan sekali padawaktu setengah perioda berikutnya.Sehingga hasil pengendalian tidakberbeda dari yang menggunakanThyristor anti-paralel gambar 10.47. Gambar 10.47 : RangkaianPengendalian yang bisa dilakukan Dimmer dengan TRIACdengan menggunakan metoda inihanya terbatas pada beban fasa-satu saja. Untuk beban yang lebih besar,metode pengendalian, kemudian dikembangkan lagi menggunakan sistemfasa-tiga, baik yang setengah gelombang maupun gelombang penuh(rangkaian jembatan).10-28

Elektronika Daya10.10.3. Aplikasi IGBT untuk Inverter Gambar 10.48 : Aplikasi IGBT Untuk Kontrol Motor Induksi 3 PhasaRangkaian Cycloconverter gambar-10.48 dimana tegangan AC 3 phasadisearahkan menjadi tegangan DC oleh enam buah Diode. Selanjutnyasembilan buah IGBT membentuk konfigurasi yang akan menghasilkantegangan AC 3 phasa dengan tegangan dan frekuensi yang dapat diatur,dengan mengatur waktu ON oleh generator PWM. Rangkaian VVVF ini dipakaipada KRL merk HOLEC di Jabotabek. 10.10.4. Pengaturan Kecepatan Motor DCPemakain motor DC di industri sangat banyak, salah satu alasannya karenamotor DC mudah diatur kecepatannya. Salah satu pemakaiannya di Industrikertas, industri tekstil dsb. Blok diagram pengaturan motor DC seperti padagambar 10.20. Gambar 10.49. Blok Diagram Pengaturan Kecepatan Motor DC 10-29

Elektronika DayaCara kerja: 1. Bagian setting mengatur posisi potensiometer untuk mengatur tegangan 10 Volt pada 1000 Rpm. 2. Motor DC akan berputar setelah dihubungkan dengan suply DC sampai putaran mendekati 1000 Rpm, misalkan 1050 Rpm. 3. Tachogenerator akan mendeteksi kecepatan motor DC, dan mengubah menjadi tegangan 10,05 Volt. 4. Tegangan 10,05 Volt dibandingkan dengan tegangan setting 10 V, diperoleh selisih -0,05V (10V – 10,05V). 5. Selisih tegangan ini disebut sebagai kesalahan (error) yang menjadi input pengatur tegangan (penguatan 10X), hasilnya 10 x 0,05V = 0,5V. 6. Tegangan 0,5V akan menjadi input Kontroller yang mengatur tegangan yang masuk ke rangkaian jangkar motor DC, akibatnya putaran menurun sesuai dengan setting putarn 1000 Rpm 7. Kondisi akan terjadi secara terus menerus yang menghasilkan putaran motor DC tetap konstan.10.11. Rangkumanx Ada empat konverter daya yang terbagi dalam empat kuadran. 1. Kuadrant 1 disebut penyearah 2. Kuadran 2 disebut DC Chopper 3. Kuadran 3 disebut Inverter 4. Kuadran 4 disebut AC-AC Konverterx Komponen elektronika daya yang banyak dipakai meliputi Diode, Transistor dan Thyristor termasuk Triac.x Diode yang dipakai elektronika daya memiliki syarat menahan tegangan anoda-katode (VAK) besar, dapat melewatkan arus anoda (IA) yang besar, kemampuan menahan perubahan arus sesaat di/dt serta kemampuan menahan perubahan tegangan sesaat dv/dt.x Transistor daya harus memenuhi persyaratan memiliki tegangan kolektor- emiter (VCEO) yang besar, arus kolektor (IC) terpenuhi, penguatan DC (ȕ yang besar, mampu menahan perubahan tegangan sesaat dv/dt.x Thyristor mampu menahan tegangan anoda-katoda (VAK), mengalirkan arus anoda yang besar (IA), menahan perubahan arus sesaat di/dt, dan mampu menahan perubahan tegangan sesaat dv/dtx Thyristor memiliki tiga kaki, yaitu Anoda, Katoda dan Gate, jenisnya ada P gate dan N-gate.x Thyristor memiliki parameter penting, yaitu : tegangan gate-katode, arus gate minimal, agar Thyristor tetap posisi ON diperlukan arus holding.x Aplikasi Thyristor yang paling banyak sebagai penyearah tegangan AC ke DC, atau dipakai dalam inverter.10-30

Elektronika Dayax IGBT memiliki kesamaan dengan Transistor bipolar, perbedaannya pada Transistor bipolar arus basis IB yang diatur. Sedangkan pada IGBT yang diatur adalah tegangan gate ke emitor UGE.x Rancangan konverter daya mengandung lima elemen, yaitu (1) sumber energi, (2) komponen daya, (3) piranti pengaman dan monitoring, (4) sistem kontrol loop tertutup dan (5) beban.x Ada empat tipe penyearah terdiri penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh satu phasa dan setengah gelombang tiga phasa dan gelombang penuh tiga phasa.x Penyearah tanpa kendali dengan Diode: 1. Tegangan setengah gelombang 1 phasa Udi=0,45.U1 2. Tegangan gelombang penuh 1phasa Udi=0,9 . U1 3. Tegangan setengah gelombang 3 phasa Udi=0,68 . U1 4. Tegangan gelombang penuh 3 phasa Udi=1,35 . U1x Penyearah terkendali dengan Thyristor :'1. Tegangan setengah gelombang 1 phasa U (1+ cos Į) UdĮ = 22. Tegangan gelombang penuh 1phasa UdĮ =0,5.Udo (1+ cos Į) Udo = 0,9.U3. Tegangan setengah gelombang 3 phasa UdĮ =Udo. cos Į Udo = 0,676 . U4. Tegangan gelombang penuh 3 phasa UdĮ =Udo. cos Į Udo=1,35.Ux Modul trigger chip TCA-785 dipakai untuk triger sistem satu phasa maupun tiga phasa.x Pengaturan daya AC dipakai Thyristor terpasang antiparalel, dengan mengatur sudut penyalaan daya beban AC dapat dikendalikan.10.12. Soal-soal1. Jelaskan cara kerja : a). Penyearah b). DC Chopper c). Inverter d). AC-AC Konverter2. Diode BY127 dipakai untuk penyearah gelombang penuh dari sebuah trafo 220/12 Volt, gambarkan skematik pengawatannya dan gambar gelombang sinus dan gelombang DC nya.3. Transistor jenis PNP, difungsikan sebagai saklar elektronik. Buatlah gambar skematiknya dan jelaskan cara kerja saklar elektronik. 10-31

Elektronika Daya4. Transistor BC 107, diberikan tegangan sumber UB = 12 V. Membutuhkan tegangan bias UBE =0,62 V dengan arus basis IB = 0,3 mA. Hitunglah a) nilai tahanan bias sendiri RV dan b) nilai tahanan pembagi tegangan R1 dan R2.5. Transistor BC 107 difungsikan gerbang NAND, tegangan sinyal 1 U1 = 3,4 V, tegangan LED UF = 1,65 V, arus mengalir pada LED IF = 20 mA, tegangan UBE = 0,65 V, dan Bmin = 120, tegangan saturasi UCEsat = 0,2 V dan faktor penguatan tegangan U = 3. Tentukan besarnya tahanan RC dan RV ?6. Penyearah gelombang penuh diberikan tegangan 24VAC, dan arus 2,0A, tegangan ripple up =1,5V, frekuensi ripple fp =100Hz, tegangan cut-in Diode Uf = 0,7 V. Hitunglah: a) Faktor daya transformator b) Berapa besarnya tegangan AC c) Tentukan besarnya kapasitas kapasitor.7. Penyearah dengan Thyristor gelombang penuh satu phasa dipasang pada tegangan 220 VAC. Hitung tegangan DC yang dihasilkan pada sudut pengaturan D = 0 – 600.10-32

BAB 11 SISTEM PENGAMANAN BAHAYA LISTRIKDaftar Isi : 11.1. Sistem Pengamanan Bahaya Listrik ........................... 11-2 11.2. Kode International Protection .................................... 11-4 11.3. Jenis Gangguan Listrik ............................................... 11-7 11.4. Tindakan Pengamanan untuk Keselamatan ............... 11-8 11.5. Proteksi Tegangan Ekstra Rendah ............................. 11-9 11.6. Proteksi dengan Isolasi Bagian Aktif .......................... 11-10 11.7. Proteksi dengan Rintangan ........................................ 11-11 11.8. Proteksi dari Sentuhan Tidak Langsung ..................... 11-11 11.9. Jenis Sistem Distribusi ................................................ 11-12 11.10. Sistem Pembumian TN ............................................... 11-13 11.11. Pengukuran Pengaman Sistem Pembumian TN ........ 11-14 11.12. Proteksi Gawai Proteksi Arus Sisa (ELCB) ................ 11-15 11.13. Pengukuran Pengaman Sistem Pembumian TT ......... 11-17 11.14. Pengukuran Pengaman Sistem Pembumian IT .......... 11-18 11.15. Proteksi dengan Isolasi Ganda ................................... 11-19 11.16. Proteksi lokasi tidak Konduktif .................................... 11-20 11.17. Proteksi pemisahan Sirkit Listrik ................................. 11-21 11.18. Pengukuran Tahanan Pembumian ............................. 11-22 11.19. Pengukuran Tahanan Isolasi Lantai dan Dinding ....... 11-23 11.20. Pengujian Sistem Pembumian TN .............................. 11-24 11.21. Pengukuran Tahanan Pembumian dengan Voltmeter dan Ampermeter ......................................... 11-24 11.22. Pengukuran Arus Sisa dan Tegangan pada ELCB...... 11-25 11.23. Rangkuman ................................................................ 11-25 11.24. Soal-soal ..................................................................... 11-27

Sistem Pengamanan Bahaya Listrik11.1. Sistem Pengamanan Bahaya ListrikPernah tersengat aliran listrik PLN Gambar 11.1 : Grafik bahaya arus220V ? jika ya pasti sangat listrikmengagetkan. Bahkan beberapa kasustersengat listrik bisa berakibat pada Gambar 11.2 : Alirankematian. Mengapa tegangan listrik 12 listrik sentuhan langsungVolt pada akumulator tidak menyengatdan membahaykan manusia ? Tubuhmanusia memiliki batas aman dialiirilistrik, beberapa penelitian menyebutkansampai dengan arus listrik 50mA adalahbatas aman bagi manusia.Jantung sebagai organ tubuh yangpaling rentan terhadap pengaruh aruslistrik, ada empat batasan gambar-11.1.Daerah 1 (0,1 sd 0,5mA) jantung tidakterpengaruh sama sekali bahkan dalamjangka waktu lama. Daerah 2 (0,5 sd 10mA) jantung bereaksi dan rasakesemutan muncul dipermukaan kulit.Diatas 10mA sampai 200mA jantungtahan sampai jangka waktu maksimal 2detik saja. Daerah 3 (200 sd 500mA)Jantung merasakan sengatan kuat danterasa sakit, jika melewati 0,5 detikmasuk daerah bahaya. Daerah 4 (diatas500mA) jantung akan rusak dan secarapermanen dapat merusak sistemperedaran darah bahkan berakibatkematian.Model terjadinya aliran ketubuh manusiagambar-11.2, sumber listrik ACmengalirkan arus ke tubuh manusiasebesar Ik, melewati tahanan sentuhtangan Rut, tubuh manusia Rki dantahanan pijakan kaki Ru2. Tahanan tubuhmanusia rata-rata 1000ȍ, arus yangaman tubuh manusia maksimum 50mA,maka besarnya tegangan sentuh adalahsebesar : UB = Rk. Ik = 1000ȍ x 50 mA = 50 V.11-2

Sistem Pengamanan Bahaya ListrikTerjawab mengapa tegangan Akumulator 12V tidak menyengat saat dipegangterminal positip dan terminal negatifnya, karena tubuh manusia barumerasakan pengaruh tegangan listrik diatas 50V. Faktor yang berpengaruhada dua, yaitu besarnya arus mengalir ketubuh dan lama waktunya menyentuh.Tubuh manusia rata-rata memiliki tahananRk sebesar 1000ȍ = 1kȍ, tanganmenyentuh tegangan PLN 220V gambar-11.3, arus yang mengalir ketubuhbesarnya :Ik = U/Rk =220V/1000ȍ = 220mAArus Ik sebesar 200mA dalam hitungan Gambar 11.3 : Tahananmilidetik tidak membahayakan jantung, tubuh manusiatetapi diatas 0,2 detik sudah berakibatfatal bisa melukai bahkan bisa mematikan.Tegangan sentuh bisa terjadi dengan duacara, cara pertama tangan orangmenyentuh langsung kawat beraliran listrikgambar-11.4a. Cara kedua tegangansentuh tidak langsung, ketika terjadikerusakan isolasi pada peralatan listrik danorang menyentuh peralatan listrik tersebutyang bersangkutan akan terkena bahayategangan sentuh gambar-11.4b.Kerusakan isolasi bisa terjadi pada belitankawat pada motor listrik, generator atau Gambar 11.4a : Tegangan sentuh langsungtransformator. Isolasi yang rusak harusdiganti karena termasuk kategorikerusakan permanen.Bahaya listrik akibat tegangan sentuh Gambar 11.4b : Teganganlangsung dan tidak langsung, keduanya sentuh tidak langsungsama berbahayanya. Tetapi dengantindakan pengamanan yang baik, akibattegangan sentuh yang berbahaya dapatdiminimalkan. Kawat sebaiknya berisolasisehingga bila tersentuh tidak membahaya-kan, peralatan listrik dipasang pentanahanyang baik, sehingga ketika terjadi arusbocor akan disalurkan ke tanah dan tidakmembahayakan manusia. 11-3

Sistem Pengamanan Bahaya Listrik11.2. Kode International ProtectionGambar 11.5 : Simbol pengamanan pada nameplatePeralatan listrik pada name plate tertera simbol yang berhubungan dengantindakan pengamanan gambar-11.5. Klas I memberikan keterangan bahwabadan alat harus dihubungkan dengan pentanahan. Klas II menunjukkan alatdirancang dengan isolasi ganda dan aman dari tegangan sentuh. Klas IIIperalatan listrik yang menggunakan tegangan rendah yang aman, contohmainan anak-anak.Motor listrik bahkan dirancang oleh Gambar 11.6 : Motor listrik tahanpabriknya dengan kemampuan tahan dari siraman airterhadap siraman langsung air gambar-11.6. Motor listrik jenis ini tepat digunakandi luar bangunan tanpa alat pelindung dantetap bekerja normal dan tidakberpengaruh pada kinerjanya. Name platemotor dengan IP 54, yang menyatakanproteksi atas masuknya debu dan tahanmasuknya air dari arah vertikal maupunhorizontal.Ada motor listrik dengan proteksi Gambar 11.7 : Motor listrik tahanketahanan masuknya air dari arah vertikal siraman air vertikal dan segalasaja gambar-11.7a, sehingga cairan arah arahdari samping tidak terlindungi. Tapi jugaada yang memiliki proteksi secaramenyeluruh dari segala arah cairangambar-11.7b. Perbedaan rancangan iniharus diketahui oleh teknisi karena ber-pengaruh pada ketahanan dan umur teknikmotor, disamping harganya juga berbeda.11-4

Sistem Pengamanan Bahaya ListrikKode IP (International Protection) peralatan listrik menunjukkan tingkat proteksiyang diberikan oleh selungkup dari sentuhan langsung ke bagian yangberbahaya, dari masuknya benda asing padat dan masuknya air. Contoh IP X1artinya angka X menyatakan tidak persyaratan proteksi dari masuknya bendaasing padat. Angka 1 menyatakan proteksi tetesan air vertikal. Contoh IP 5X,angka 5 proteksi masuknya debu, angka X tidak ada proteksi masuknya airdengan efek merusak. Tabel 11.1. merupakan contoh simbol Indek proteksialat listrik yang dinyatakan dengan gambar.Tabel 11.1. Contoh Simbol Indek Proteksi Alat ListrikDigit kesatu : Digit kedua : Digit ketiga :Proteksi terhadap benda padat Proteksi terhadap zat cair Proteksi terhadap benturan mekanisIP Test IP Test IP Test0 Tanpa 0 Tanpa 0 Tanpa proteksi proteksi proteksi Proteksi terhadap Proteksi Proteksi terhadap air terhadap benda padat 1 yang jatuh benturan ke bawah / dengan lebih besar vertikal energi (kondurasi) 0,225 joule1 50 mm 1 Proteksi (contoh, terhadap benturan kontak dengan energi dengan 0,375 joule tangan) Proteksi terhadap Proteksi benturan dengan terhadap Proteksi energi 0,5 terhadap air joule benda padat sampai dengan 15o Proteksi2 lebih besar 2 dari vertikal 2 terhadap benturan 12 mm dengan energi 2 (contoh jari joule tangan) Proteksi terhadap Proteksi benturan dengan terhadap Proteksi energi 6 terhadap joule benda padat 3 jatuhnya hujan Proteksi3 lebih besar sampai 60o 3 2,5 mm dari vertical (contoh penghantar kabel) Proteksi terhadap Proteksi terhadap benda padat 4 semprotan air dari4 lebih besar 1 segala arah 5 mm (contoh alat kabel kecil) Proteksi terhadap Proteksi terhadap5 debu (tidak 5 semprotan air yang ada kuat dari 7 segala arah 9 lepisan/enda Proteksi pan yang membahaya kan) Proteksi 6 11-5

Sistem Pengamanan Bahaya ListrikDigit kesatu : Digit kedua : Digit ketiga :Proteksi terhadap benda padat Proteksi terhadap zat cair Proteksi terhadap benturan mekanis IP Test IP Test6 IP Test terhadap 7 terhadap debu secara 8 ..m semprotan terhadap keseluruhan air benturan bertekanan dengan berat energi 20 joule Proteksi terhadap pengaruh dari pencelupan Proteksi terhadap pengaruh dari pencelupan di bawah tekananTabel 11.2. Kode IP XX Angka pertama X, proteksi Angka kedua X, proteksi airmasuknya benda asing padat 0 tanpa proteksi 1 tetesan air vertikal0 Tanpa proteksi 2 tetesan air miring 150 3 semprotan butir air halus1 diameter t 50 mm 4 semprotan butir air lebih besar2 diameter t 12,5 mm 5 pancaran air3 diameter t 2,5 mm 6 pancaran air yang kuat4 diameter t 1,0 mm 7 perendaman sementara 8 perendaman kontinyu5 debu6 kedap debuTindakan pengamanan dalam pekerjaan Gambar 11.8 : Pelindungsangat penting bagi setiap teknisi yang tangan dan matabekerja dengan tegangan kerja diatas 50V.Seorang teknisi menggunakan sarung tangankaret khusus dan helm dengan pelindungmata gambar-11.8 melakukan perbaikandalam kondisi bertegangan. Bahkan teknisitersebut harus memiliki sertifikat kompetensikhusus, karena kesalahan sedikit saja akanberakibat fatal bagi keselamatan jiwanya.Pekerjaan perbaikan instalasi listrikdisarankan tegangan listrik harus dimatikandan diberikan keterangan sedang dilakukanperbaikan.11-6

Sistem Pengamanan Bahaya Listrik11.3. Jenis Gangguan ListrikGangguan listrik adalah kejadian yang tidak Gambar 11.9a : Gangguandiinginkan dan mengganggu kerja alat listrik. listrik dibeberapa titikAkibat gangguan, peralatan listrik tidakberfungsi dan sangat merugikan. Bahkan Gambar 11.9b :gangguan yang luas dapat mengganggu Gangguan listrik darikeseluruhan kerja sistem produksi dan akanmerugikan perusahaan sekaligus pelanggan. beban lampuJenis gangguan listrik terjadi karena berbagaipenyebab, salah satunya kerusakan isolasikabel gambar-11.9a.Pertama gangguan hubungsingkat antarphasa L1-L2-L3. Kedua gangguan hubung-singkat Pemutus Daya. Ketiga gangguanhubung singkat antar phasa setelah pemutusdaya. Keempat hubungsingkat phasa dengantanah. Kelima kerusakan isolasi belitan statormotor, sebagai akibatnya terjadi tegangansentuh jika badan alat dipegang orang.Sistem listrik 3 phasa tegangan rendahdigambarkan dengan belitan trafo sekunderdalam hubungan bintang tegangan 400/230Vgambar-11.9b. Titik netral sekunder trafodihubungkan ke tanah dengan tahananpentanahan RB. Jala-jala dengan 3 kawatphasa L1-L2-L3 dan satu kawat netral N untukmelayani beban 3 phasa dan beban 1 phasa.Sebuah lampu mengalami gangguan, terdapatdua tegangan yang berbeda. Aliran listrik dariL3 menuju lampu dan menuju kawat netral N.Tegangan sentuh UB yang dirasakan olehorang dan tegangan gangguan UF. Dalamkasus ini tegangan UB = tegangan UF, jikabesarnya > 50V membahayakan orangnya.Meskipun kran air yang disentuh orang tsbdihubungkan tanah RA, tegangan sentuh yangdirasakan orang bisa membahayakan. 11-7

Sistem Pengamanan Bahaya ListrikTabel 11.3. Tegangan Sentuh yangamanOrang dewasa AC 50V, DC 120VAnak-anakHewan peliharaan AC 25V, DC 60VBinatang ditamanGangguan listrik bisa terjadi pada tiangsaluran distribusi ke pelanggan, dari tigakawat phasa salah satu kawat phasaputus dan terhubung ke tanah gambar-11.10. Idealnya ketika terjadi kawat Gambar 11.10: Teganganphasa menyentuh tanah, maka peng- langkah akibat gangguan keaman listrik berupa fuse atau relay digardu distribusi terdekat putus sehingga tanahtidak terjadi tegangan gangguan tanah.Dari titik gangguan ke tanah akan terjadi tegangan gangguan yang terbesardan semakin mengecil sampai radius 20 meter. Ketika orang mendekati titikgangguan akan merasakan tegangan langkah US makin besar, dan ketikamenjauhi titik gangguan tegangan langkah akan mengecil.11.4. Tindakan Pengamanan untuk Keselamatan Keamanan Vs keamanan vs arus keamanan vs arus kejut Sentuhan langsung kejut listrik dibawah listrik kondisi gangguan/ dan tidak langsung kondisi normal, tidak normal (keamanan vs (perlindungan terhadap sentuhan langsung sentuhan langsung atau atau keamanan dasar) kegagalan perlindungan) tindakan proteksi tindakan proteksi tindakan proteksi dengan : dengan : dengan : x tegangan ekstra pengamanan x isolasi bagian otomatis melalui: rendah (SELV) x sistem TN x tegangan ekstra aktif x sistem TT x sistem IT rendah dengan x perlindungan / x penyama pemutusan yang aman bungkus isolasi potensial x isolasi proteksi pembatasan beban x buat penghalang x ruang bebas x buat jarak aman penghantar pengamanan x pemutus tambahan dengan : gawai pengaman keamanan arus sisa (GPAS) Gambar 11.11: Peta Tindakan Pengamanan11-8

Sistem Pengamanan Bahaya Listrik11.5. Proteksi Tegangan Ekstra RendahTegangan ekstra rendah AC 50V dan Gambar 11.12 : PengamananDC 120V aman jika tersentuh langsung dengan tegangan rendahmanusia gambar-11.12. Untukmenurunkan tegangan dipakai Gambar 11.13 : Stoptransformator penurun tegangan 230V/ kontak khusus untuk50V, dilengkapi dengan selungkuppengaman isolasi ganda. Atau tegangan rendahmenggunakan transformator 230/120 Vyang disearahkan dengan diode bridge Gambar 11.14 : Pengamansehingga diperoleh tegangan DC 120V. dengan trafo pemisahSirkit SELV (safety extra low voltage)tidak boleh dikebumikan, sedangkanuntuk PELV (protective extra lowvoltage) bisa dilakukan pembumian.Untuk menjamin sistem SELV danPELV bekerja baik, dirancang stopkontak dengan desain khusus SELVdan PELV gambar-11.13.Stop kontak SELV memiliki dua lubangkontak yang tidak bisa dipertukarkan.Stop kontak PELV memiliki tiga lubangkontak, satunya berfungsi sebagaisambungan ke penghantar PE(protective earth).Tindakan pengamanan bisa dilakukandengan menggunakan transformatorpemisah atau motor-generator.Tegangan primer dan sekundertranformator pemisah besarnya sama,yaitu 230V gambar-11.14. Selungkuppengaman dihubungkan ke penghantarPE (Protective Earth = pengamanketanah). Dengan pemisahan secaraelektrik, terjadi proteksi bila terjadikegagalan isolasi dalam peralatan listriktersebut. 11-9

Sistem Pengamanan Bahaya Listrik11.6. Proteksi dengan Isolasi Bagian AktifPeralatan listrik dirancang dan diberikan Gambar 11.15 : Pengamananperlindungan selungkup dari bahan dengan selungkup isolasiisolasi gambar-11.15. Tujuannyamenghindarkan tegangan sentuh tangan Gambar 11.16 : Kabelmanusia dengan bagian aktif yang berisolasi thermoplastikbertegangan. Proteksi ini cukup baikselama selungkup bahan isolasi berfungsi Gambar 11.17 : Perlindungansemestinya, bagian aktif seluruhnya pengaman stop kontaktertutup oleh isolasi yang hanya dapatdilepas dengan merusaknya. Meskipunada kegagalan isolasi, dipastikan aruskejut IK terhalang oleh bahan isolasi danarus kejutnya nol. Bahan isolasi harustahan oleh pengaruh tekanan mekanik,bahan kimia, listrik dan pengaruh thermal.Kabel diberikan perlindungan selubungluar dan bahan isolasi yang memberikanperlindungan elektrik antar kawat gambar-11.16. Selubung luar kabel terbuat daribahan thermoplastik, karet, yute.Fungsinya sebagai pelindung mekanispada waktu pemasangan. Bahan isolasikabel dari PVC dan karet dirancangmampu menahan tegangan kerja antarpenghantar aktif. Jika salah satu kabelterluka maka akan terlindungi darikemungkinan hubungsingkat antara duakabel aktifnya.Perlindungan pada stop kontak portablejuga dirancang dengan kriteria tertentu,misalnya dengan kode IP 2X, IP 4X, IPXXB atau IP XXD gambar-11.17. Angka 2menyatakan proteksi benda asing padatukuran 12,5 mm, sedang angka 4menyatakan proteksi benda asing padatukuran 1,0mm. Angka X menyatakan tidakada proteksi terhadap tetesan air. Kodehuruf B adalah proteksi terhadap jaritangan manusia dan huruf D menyatakanproteksi terhadap masuknya kawat.11-10

Sistem Pengamanan Bahaya Listrik11.7. Proteksi dengan RintanganRuang gardu dan panel listrik merupakan Gambar 11.18 : Pengamananruang yang memiliki tingkat bahaya listrik dengan rintanganyang tinggi. Hanya teknisi listrik yangberpengalaman yang boleh berada ditempat Gambar 11.19 : Jaraktersebut untuk keperluan pelayanan dan aman bentangan kabelperbaikan saja. Diperlukan rintangan beru-pa pagar besi yang dilengkapi dengan kunci udarasehingga orang yang tidak berkepentinganbisa bebas keluar masuk ruangan gambar-11.18. Maksud dari rintangan adalah untukmencegah sentuhan tidak disengaja denganbagian aktif, tetapi tidak mencegah sentuh-an disengaja dengan cara menghindari rin-tangan secara sengaja. Rintangan diberikantanda-tanda bahaya listrik dengan warnamerah menyolok sehingga mudah dikenalidan memberi peringatan secara jelas.Bentangan kawat saluran udara telanjang diatas atap rumah harus diperhatikan jarakminimal dengan atap rumah sebesar 2,5meter dan jarak dari cerobong 0,4 metergambar-11.19. Jarak ini cukup aman jikaorang berdiri dan jangkauan tangan tidakakan menyentuh kawat listrik secara lang-sung. Tiang antena dari logam yang berdiritegak harus dijauhkan dari jalur saluran ka-wat telanjang, untuk menghindarkan saattiupan angin cukup kencang akan salingmenyentuh dan membahayakan. Penangkalpetir juga cukup jauh dari saluran kawatudara telanjang.11.8. Proteksi dari Sentuhan Tidak LangsungSentuhan tidak langsung adalah Gambar 11.20 : Pengamanansentuhan pada BKT (bagian konduktif sentuhan tidak langsungterbuka) peralatan atau instalasi listrikyang menjadi bertegangan akibat 11-11kegagalan isolasi. Sumber listrik 3phasa dengan 5 kawat (L1, L2, L3, Ndan PE) gambar-11.20. BKT saatnormal tidak bertegangan dan aman

Sistem Pengamanan Bahaya Listrikdisentuh. Ketiga isolasi gagal, aliran listrik gangguan dikembalikan ke kawat PE,sehingga orang terhindar arus kejut meskipun menyentuh bagian BKT.11.9. Jenis Sistem DistribusiSecara komersial sistem distribusi listrik banyak menggunakan listrik AC tigaphasa dan satu phasa. Distribusi tegangan DC dipakai untuk keperluan khususseperti saluran listrik atas Kereta Rel Listrik dengan tegangan 1500V di wilayahJabotabek. Sistem penghantar distribusi dikenal dua yaitu jenis sistempenghantar aktif dan jenis pembumian sistem. Jenis penghantar aktif ACmenurut PUIL 2000: 45 dikenal beberapa jenis, meliputi phase tunggal 2 kawat,phasa tunggal 3 kawat, phase dua 3 kawat, phase dua 5 kawat, phase tiga 3kawat dan phase tiga dengan 4 kawat.Jenis pembumian sistem untuk sistem tiga phasa secara umum dikenal tigasistem, yaitu TN, TT dan IT. Tabel 11.4. Jenis Pembumian Sistem Contohnya sistem TN-C T Huruf pertama menyatakan hubungan sistem tenaga listrik ke bumi, T = hubungan langsung ke bumi I = satu titik dihubungkan ke bumi melalui suatu impedansi. N Huruf kedua menyatakan hubungan BKT instalasi ke bumi. T = hubungan listrik langsung BKT ke bumi, tidak tergantung pembumian setiap titik tenaga listrik, N = hubungan listrik langsung BKT ketitik yang dikebumikan dari sistem tenaga listrik, yang dikebumikan titik netral. C Huruf berikutnya, menyatakan susunan penghantar netral (N) dan penghantar proteksi (PE). S = fungsi proteksi yang diberikan oleh penghantar yang terpisah dari netral atau dari saluran yang dikebumikan C = fungsi netral atau fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal (PEN). Keterangan : Notasi T (terre, prancis) langsung, I (isolate) mengisolasi N (netral), S (separate) memisahkan, C (common) bersamaan11-12

Sistem Pengamanan Bahaya Listrik11.10. Sistem Pembumian TNSistem TN mempunyai satu titik Gambar 11.21a : Sistemyang dikebumikan langsung pada Pembumian TN-Stitik bintang sekunder trafo, danBKT instalasi dihubungkan ke titiktersebut oleh penghantar proteksi(PEN). Ada tiga jenis sistem TNsesuai dengan susunan penghantarnetral (N) dan penghantar proteksi(PE).1x Sistem TN-S fungsi penghantar proteksi PE terpisah diseluruh sistem gambar-11.21a. Titik netral dibumikan di RB.x Sistem TN-C-S fungsi Gambar 11.21b : Sistem Pembumian penghantar netral (N) dan TN-C-S penghantar proteksi (PE) digabungkan dalam penghantar tunggal, di sebagian sistem gambar-11.21b. Titik netral sistem dibumukan dengan nilai tahanan RB.x TN-C fungsi penghantar netral(N) dan penghantar proteksi(PE) tergabung dalampenghantar tunggal PENdiseluruh sistem gambar-11.21c.Titik netral sistem dibumikan Gambar 11.21c : Sistem pembumian TN-Cdengan nilai tahanan RB.Sistem pembumian TT mempunyai Gambar 11.22 : Sistemsatu titik yang dibumikan langsung Pembumian TT(RB). BKT dihubungkan ke elektrodebumi secara listrik terpisah RA dari 11-13elektrode bumi sistem gambar-11.22.1 PUIL 2000, hal 45


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook