Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 27. Chlamydia

Bab 27. Chlamydia

Published by haryahutamas, 2016-08-22 10:36:49

Description: Bab 27. Chlamydia

Search

Read the Text Version

Chlamydia BAB 27 Chlamydia yang menginfeksi manusia dibagi menjadi tiga reseptor ke dalam cekungan bersalut klatrin dan pinositosis spesies, Chlamy di a tr ach o m at i s, Chl amy di a ( Chlamy d ophil a) melalui cekungan tak-bersalut. Fusi lisosomal dihambatpneumoniae, dan Chlamydia (Chlamydophila) psittaci. sehingga terbentuklingkungan terlindung berbatas-membranPembagian ini didasarkan atas susunan antigen, badaninklusi intrasel, kerentanan terhadap sulfonamida, dan di sekeliling chlamydia. Sesaat setelah masuk ke dalam selpenyakit yang disebabkannya. Pemisahan genus Chlamydia pejamu, ikatan disulfida pada protein membran EB tidak lagimenjadi dua genus, yaitu Chlamydia dan Chlamydophila, berikatan-silang dan EB mengalami reorganisasi menjadi struktur lebih besar yang dinamakan badan retikulata ataumasih kontroversiai; pada bab ini, ketiga chlamydia yang RB (reticulate body) yang berukuran sekitar 0,5-1 ;rmmerupakan patogen manusia dianggap termasuk dalam genus (Gambar 27-I) dan tidak memiliki nukleoid padat-elektron. Chlamydia. Chlamydia lain menginfeksi hewan, tetapi jarang, Di dalam vakuola berbatas-membran, RB bertambah besar dan membelah berulang kali melalui pembelahan biner.bahkan tidak pernah, menginfeksi manusia. Semua chlamydia Akhirnya, seluruh vakuola menjadi penuh terisi badanmemiliki kesamaan tampilan morfologis, memiliki antigen elementer yang berasal dari badan retikulata, dan terbentuklah badan inklusi sitoplasmik. EB yang baru terbentuk dapatgrup yang sama, dan memperbanyak diri dalam sitoplasma dilepaskan dari sel pejamu untuk menginfeksi sel-sel baru. Siklus perkembangan ini memerlukan waktu 24-48 jam.sel pejamu mereka melalui siklus perkembangan yang khas.Chlamydia dapat dianggap sebagai bakteri gram-negatif yang Struktur & Komposisi Kimiatidak memiliki mekanisme pembentukan energi metabolik Dinding sel luar chlamydia menyerupai dinding sel bakteridan tidak dapat menyintesis ATP. Keterbatasan tersebut gram-negatif. Dinding sel mereka memiliki kandungan lipid yang relatif tinggi. Dinding sel tersebut kaku, tetapi tidakmembuat chlamydia hanya dapat hidup di intrasel, di sana sel mengandung peptidoglikan yang khas untuk bakteri, tetapipejamu menjadi sumber zaL antara yang kaya akan energi. genom chlamydia mengandung gen yang diperlukan untukKarena itu, chlamydia merupakan parasit intrasel obligat. sintesis peptidoglikan. Protein pengikat penisilin terdapat pada dinding sel chlamidia, sehingga formasi dinding selSiklus Perkembangan chlamydia ini dapat dihambat oleh penisiiin dan obat lain yang menghambat proses transpeptidasi dari peptidoglikan.Semua chlamydia memiliki siklus reproduksi yang sama. Lisozim tidak memberikan efek pada dinding sel chlamydia.Partikel infeksius yang stabil di lingkungan adalah suatu sel N-acetylmuramic acid tampaknya tidak terdapat dalam dinding sel chlamydia. Baik DNA maupun RNA ditemukankecil yang dinamakan badan elementer atau EB (elementary dalam badan elementer dan badan retikulata. Badan retikulatabody,) Badan elementer tersebut berdiameter sekitar 0,3 pm mengandung RNA sekitar empat kali lipat lebih banyak dari DNA, sedangkan badan elementer mengandung RNA dan(Gambar 27-l) dengan nukleoid padat-elektron. Protein DNA dalam jumlah yang hampir sama. Di dalam badanmembran EB mengandung protein membran yang kaya akan elementer, sebagian besar DNA terpusat di dalam nukleoidikatan silang. EB memiliki afinitas tinggi terhadap epitel sentral yang padat-elektron. Kebanyakan RNA ditemukan dipejamu dan dengan cepat memasuki epitel tersebut. Tampak- dalam ribosom. Genom sirkular chlamydia (BM 7 x 108)nya terdapat berBagai adhesin, reseptor, dan mekanisme serupa dengan pada kromosom bakteri.untuk masuk ke dalam sel pejamu. Proteoglikan mirip-heparan sulfat pada permukaan C. trachomatls mungkin Berbagai genom chlamydia telah ditemukan sekuensnyamengantarai interaksi awal antara EB dan sel-sel pejamu. sehingga pengetahuan mengenai biologi dasar organismeAdhesin potensial yang lain meiiputi major outer membraneprotein (MOMP), MOMP terglikosilasi, dan protein per- tersebut telah diketahui. Sebagai contoh, chlamydia memilikimukaan lain. Mekanisme yang diduga mengantarai masuknyachlamydia ke dalam sel pejamu juga bervariasi. EB biasanyaterlihat melekat di dekat dasar mikrovili, dan merekaselanjutnya akan ditelan oleh sel pejamu. Tampaknya, terdapatlebih dari satu mekanisme fungsional: endositosis dimediasi 342

BAB 27 * Chlamydia 343 #* #*. s: w GAMBAR 27-1 Chlamydia. A: Potongan tipis mikrograf elektron Chlamydia dalam berbagai stadium perkembangan. (EB, partikel badan elementer dengan dinding sel (inset), RB, badan retikulata') B: Chtamydia trachomatis tumbuh dalam sel-sel McCoy dan terpulas dengan iodin. Sel-sel McCoy terpulas kuning pucat di bagian latar. Badan inklusi intrasitoplasmik Chlamydia trachomatis yang kaya glikogen terpulas cokelat tua. C: Pertumbuhan serupa Chtamydia trachomatis dalam sel-sel McCoy terpulas dengan antibodi berlabel fluoresein terhadap suatu antigen milik spesies Chta mydi a trachomatis. Badan inklusi intrasitoplasmik Chlamyd ia trachomatis terpulas kuning-hijau terang. Tampak outline yang pucat dari sel-sel McCoy. (Milik J Schachter.)sistem sekresi tipe III, yang memungkinkan mereka me- untuk mengidentifikasi agen. Partikel dan badan inklusi chlamydia terpulas cerah pada imunofluoresens, denganmasukkan protein efektor ke dalam sel pejamu sebagai bagian antibodi yang spesifik-grup, spesifik'spesies, atau spesifik-proses infeksi. serovar.Sifat-Sifat Pewarnaan Badan inklusi intrasel yang matur dan terbentuk sempurnaChlamydia memiliki sifat pewarnaan yang khas (serupa milik C. trachomatis merupakan massa padat yang terletak didengan riketsia.) Badan eiementer terpulas ungu dengan dekat nuldeus yang terpulas ungu gelap dengan Pewarnaanpewarnaan Giemsa-warna tersebut kontras dengan warna Giemsa akibat partikel matur yang tersusun padat. Jika dipulasbiru pada sitoplasma sel pejamu. Badan retikulata yangberukuran lebih besar, tetapi noninfektifterpulas biru dengan dengan larutan iodin Lugoi, beberapa badan inklusi C.pewarnaan Giemsa. Pewarnaan Gram pada chlamydia trachomatis (tetapi tidak p ada C. pneumoniae atau C. psittaci)memberikan hasil negatif ataubervariasi, dan tidakbermanfaat akan tampak cokelat karena adanya matriks glikogen yang mengelilingi partikel (Gambar 27-1.) Badan inklusi C. psittaci merupakan agregat intrasitoplasmik difus.

344 BAGIAN III * BakteriologiAntigen yang tinggi. Terapi dengan obat antimikroba yang efektif (misalnya, tetrasiklin) untuk periode yang lama mungkin Chlamydia memiliki suatu antigen spesifik-grup (genus) dapat memusnahkan chlamydia dari pejamu. Terapi intensif yang sama. Antigen tersebut merupakan lipopolisakarida yang stabil terhadap panas dengan 2-keto-3-deoxyoctanoic yang dimulai sangat dini dapat menekan pembentukan acid sebagai komponen imunodominan. Antibodi terhadap antigen spesifik-genus tersebut dapat dideteksi dengan antibodi. Terapi antimikroba yang dimulai terlambat dengan pemeriksaan fiksasi komplemen (CF) dan imunofluoresensi. dosis sedang mungkin dapat menekan penyakit, tetapi Antigen spesifik-spesies atau spesifik-serovar merupakan memungkinkan menetapnya agen infeksi dalam jaringan. protein membran luar. Antigen spesifik paling baik dideteksi dengan imunofluoresensi, khususnya menggunakan anti- Imunisasi pada manusia sama sekali tidak berhasil mem- berikan perlindungan terhadap reinfeksi. Riwayat imunisasibodi monoklonal. Antigen spesifik hanya dimiliki oleh atau infeksi sebelumnya paling maksimal menyebabkan pe- nyakit yang lebih ringan saat terjadi reinfeksi, tetapi kadang- beberapa chlamydia (terbatas), tetapi satu organisme tersebut dapat memiliki beberapa antigen spesifik. Sedikitnya terdapat kadang, hipersensitisasi penyerta justru memperberat pe- radangan dan pembentukan jaringan parut (misalnya, pada l8 serovar pada C. trachomatis; serovar tersebut meliputi A,B, Ba, C-K, dan L1-L3. Beberapa serovar milik C. psittaci trakoma.)dapat diperlihatkan dengan pemeriksaan CF dan mikro-imunofluoresensi. Hanya ditemukan satu serovar pada C. Klasifikasipneumoniae. Chlamydia digolongkan menurut potensi patogenik, kisaran pejamu, perbedaan antigenik mereka, dan metode lainya.Pertumbuhan & Metabolisme Telah dikenal sifat-sifat tiga spesies yang menginfeksi manusia (TabeI27-1.) Chlamydia memerlukan habitat intrasel karena tidak mampumenyintesis ATP sendiri dan bergantung pada sel pejamu, A. Chlamydio trachomatisuntuk memenuhi kebutuhan energi. Chlamydia tumbuh Spesies ini membentuk badan inklusi intrasitoplasmik padat yang mengandung glikogen; biasanya dihambat oleh sulfo-dalam kultur berbagai lini sel eukariot. Sel McCoy yang namida. Spesies ini merupakan agen penyebab penyakit pada manusia, seperti trakoma, konjungtivitas inklusi, uretritisditambahkan sikloheksimid umumnya digunakan untuk nongonokokus, salpingitis, servisitis, pneumonitis pada bayi,mengisolasi chlamydia; C. pneumoniae tumbuh lebih baik dan limfogranuloma venereum. Varian C. trachomatis /ugapada sel HL atau HEp-2. Semua tipe chlamydia berproliferasi menyebabkan pneumonitis pada mencit.dalam teiur yang mengandung embrio, khususnya dalamkantong kuning telur. B. Chlomydophilo pneumoniae Beberapa chlamydia memiliki metabolisme endogen Spesies ini membentuk badan inklusi intrasitoplasmik yangseperti bakteri lainnya. Mereka dapat membebaskan CO, tidak mengandung glikogen; biasanya resisten terhadap sulfonamida. C. pneumoniae menyebabkan infeksi saluranhasil dari metabolisme glukosa, piruvat, dan glutamat; merekajuga memiliki dehidrogenase. Meskipun demikian, mereka napas pada manusia.tetap memerlukan zat antara kaya-energi dari sel pejamuuntuk melangsungkan aktivitas biosintetik mereka. C. Chlamydia psittaci Replikasi chlamydia dapat dihambat oleh berbagai obat Spesies ini membentuk badan inklusi intrasitoplasmik yangantimikroba. Inhibitor dinding sel, seperti penisilin dan tidak mengandung glikogen; biasanya resisten terhadap sulfo-sefalosporin, menyebabkan terbentuknya chlamydia dengan namida. C. psittaci mencakup agen psitakosis pada manusia,defek morfologis, tetapi tidak efektif untuk penyakit klinis. ornitosis pada burung, meningopneumonitis, pneumonitisPenghambat sintesis protein (tetrasiklin, eritromisin) efektif pada kucing, dan penyakit lainnya pada hewan.pada sebagian besar infeksi klinis. Galur C. trachomatis INFEKSI MATA, GENITALIA, &menyintesis folat dan rentan terhadap inhibisi oleh SAI.URAN NAPAS OTXH CHLAMYDIA TRACHOMgilSsulfonamida. Aminoglikosida tidak menghambat chlamydia. Manusia adalah pejamu alami C. trachomatls. Kera danKarakteristik Hubungan Parasit-Pejamu simpanse dapat mengalami infeksi pada mata dan saluranManifestasi biologis yang menarik pada infeksi chlamydia kelamin. C. trachomatis juga bereplikasi di dalam sel padaadalah biasanya tercapai keseimbangan antara pejamu danparasit sehingga terjadinya infeksi menetap yang ber- kultur jaringan. C. tracholnatis diri serovar yang bertedakepanjangan. Infeksi subklinis biasanya terjadi-dan infeksiklinis sangat jarang timbul-pada pejamu alami agen-agen memiliki cara replikasi yang juga berbeda. Isolat dari trakomatersebut. Penyebaran dari satu spesies ke spesies lain (misalnya,dari burung ke manusia, seperti pada psitakosis) lebih sering tidak dapat tumbuh sebaik isolat dari limfogranulomamenyebabkan penyakit. Antibodi terhadap beberapa antigen venereum atau infeksi genital. Replikasi intrasitoplasmikchlamydia biasanya dihasilkan oleh pejamu. Antibodi tersebuthanya memiliki sedikit efek protektif terhadap infeksi ulang.Umumnya agen infeksius akan menetap dalam titer antibodi

BAB 27 * Chlamydia 345Morfologi badan inklusi Bundar, bervakuola Bundar, padat Besar, memiliki bentuk beragam, padatGlikogen dalam badan inklusi Ada Tidak ada Tidak adaMorfologi badan elementer Bundar Berbentuk pir, bundar BundarRentan terhadap sulfonamida Tidak TidakPlasmid Ya TidakSerovar Ya YaPejamu alami 1Cara penularan t5 >4 ManusiaPenyakit utama Manusia Orang ke orang, melalui udara Burung Orang ke orang, ibu ke baYi Feces burung ke manusia melalui Pneumonia, bronkitis, faringitis, udara Trakoma, lMS, pneumonia si n usitis Psitakosis, pneumonia, demam pada bayi, limfogranuloma venereum kriptogenikmenyebabkan terbentuknya badan inklusi padat dengan pannus ke arah kornea, timbul jaringan parut pada konjung- tiva, deformitas pada kelopak mata (entropion, trikiasis), danmatriks glikogen yang mengandung badan elementer. trauma tambahan akibat bulu mata yang menggesek per- Berbagai antiserum sPesifik-imunotipe memungkinkan mukaan kornea. fika terdapat infeksi bakteri sekunder,penentuan tipe isolat dengan hasil yang sama dengan hasil perburukan hingga terjadinya kehilangan penglihatan dapatpenentuan tipe menggunakan mikroimunofluoresensi' terjadi dalam jangka waktu bertahun-tahun. Namun, tidak ditemukan gejala atau tanda infeksi sistemik.S..orrut yang secara spesifik berkaitan dengan trakomaendemik adalah A, B, Ba, dan C; serovar yang menyebabkan Diagnosis Laboratoriumpenyakit menular seksual adalah D-K; dan yang menyebabkanlimfogranuloma venereum adalah L1, L2, danL3. Diagnosis laboratorium infeksi chlamydia dibahas juga dalamTRAKOftIIA Bab 47.Trakoma merupakan penyakit mata yang sudah dikenal lama A. Kulturdan telah dipaparkan dengan baik dalam Papirus Ebers yang Badan inklusi sitoplasmikyang khas ditemukan di epitel hasilditulis di Mesir 3800 tahun yang lalu. Trakoma merupakan kerokan konjungtiva yang dipulas dengan antibodi fluoresenspenyakit keratokonjungtivitis kronis yang dimulai dengan atau dengan metode Giemsa. Temuan tersebut paling sering dijumpai pada stadium awal penyakit dan pada konjungtivaperadangan akut di konjungtiva dan kornea, kemudian tarsus superior.memburuk hingga terbentuk jaringan parut dan kebutaan. C. Inokulasi kerokan konjungtiva ke dalam kultur sel McCoytrachomatis serovar A, B, Ba, dan C merupakan penyebab yang ditambahkan sikioheksimid memungkinkan ber-dari trakoma klinis. tumbuhnya C. trachomatisjika jumlah partikel infeksius yang viabel cukup banyak. Sentrifugasi inokulum ke dalam sel me-Gambaran Klinis ningkatkan sensitivitas metode tersebut. Diagnosis kadang- kadang dapat ditegakkan dalam rangkaian kultur pertamaPada infeksi eksperimental terhadap manusia, masa inkubasi setelah 2-3 harr inkubasi, dengan mencari badan inklusiuntuk infeksi chlamydia pada konjungtiva adalah 3-10 hari. dengan menggunakan pulasan Giemsa atau iodin atau dengan metode imunofl uoresensi.Di daerah endemik, infeksi awal terjadi pada awal masa B. Serologikanak-kanak, dan awitan konsekuensi jangka-panjangnya.yaitu trakoma, timbul secara perlahan dan tersembunyi. Di Individu yang terinfeksi sering membentuk antibodi grupdaerah endemik, infeksi chlamydia sering sulit dibedakan sekaligus antibodi spesifik-serovar di dalam serum dan sekretdengan konjungtivitis bakterialis karena kedua infeksi ter- mata. Imunofluoresensi merupakan metode paling sensitifsebut memberikan gambaran klinis yang sama. Gejala paling untukdeteksi keduajenis antibodi tersebut. Tidak ada satupun antibodi, baik yang berada di dalam serum maupun di dalamdini dari trakoma adalah lakrimasi, pengeiuaran sekret mata, memberikan kekebalan yang signifikan terhadap infeksimukopurulen, hiperemia konjungtiva, dan hipertrofi folikuler. ulang. Pemeriksaan mikroskopis pada kornea memperlihatkan kera-titis epitel, infiltrat subepitel, dan pelebaran pembuluh darahlimbus ke dalam korn ea (pannus). Seiring dengan meluasnya

346 BAGIAN III .1. Bakteriologi C. Metode molekular Pada perempuan, C. trachomatis menyebabkan uretritis, Negara berkembang yang merupakan daerah endemik servisitis, dan penyakit radang panggul yang dapat trakoma, umumnya tidak memiliki sumber daya untuk menyebabkan sterilitas dan meningkatkan risiko kehamilan menerapkan metode reaksi polimerase berantai (PCR) atau ektopik. Proktitis dan proktokolitis dapat terjadi pada laki- metode molekular lainnya daiam diagnosis infeksi C. tracho- laki dan perempuan, meskipun keduanya biasa ditemukan matis pada mata. Negara maju memiliki kasus trakoma yang pada laki-laki homoseksual. Setiap lokasi anatomis infeksi tersebut dapat menimbulkan tanda dan gejala, atau infeksi relatif sedikit sehingga tidak terlalu memerlukan peme- dapat tetap asimtomatik, tetapi dapat ditularkan ke pasangan seks. Hingga 50% uretritis nongonokokus (laki-laki) atau riksaan-pemeriksaan tersebut. Karena itu, metode molekular sindrom uretral (perempuan) disebabkan oleh chlamydia, telah dikembangkan untuk diagnosis infeksi genitalia. Hanya proyek-proyek riset yang teiah menggunakan PCR daiam dan menimbulkan disuria, sekret nonpurulen, dan ber- penelitian trakoma. tambahnya frekuensi berkemih. Sekret genitalia pada orang Terapi dewasa yang terinfeksi dapat diinokulasi,sendiri ke dalam Penelitian eksperimental klinis (clinical trial) di desa-desa konjungtiva sehingga terjadi konjungtivitis inklusi, suatu infeksi mata yang sangat mirip trakoma akut. dengan trakoma endemik, dengan menggunakan terapi azitromisin massal memperlihatkan bahwa infeksi dan Neonatus mendapatkan infeksi tersebut sewaktu melewati penyakit klinis menurun drastis pada bulan ke-6 dan ke-12 jalan lahir yang terinfeksi. Mungkin 20-600/o bayi dari ibu pascaterapi; bahkan pada pemberian dosis tunggal. Karena terinfeksi mendapatkan infeksi tersebtt; l5-20o/o bayi ter- itu, azitromisin telah menggantikan eritromisin dan doksi- infeksi mengalami gejala mata dan 70-40o/o memiliki mani- siklin dalam terapi massal trakoma endemik. Terapi topikal tidak memberikan manfaat yang bermakna. festasi pada saluran napas. Konjungtivitis inklusi padaEpidemiologi & Pengendalian neonatus berawai sebagai konjungtivitis mukopurulen 7-12Dipercaya bahwa lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia hari pascakelahiran. Konjungtivitis tersebut umumnva mereda jika diberikan eritromisin atau tetrasiklin, ataumengidap trakoma dan 20 juta orang di antaranya telah sembuh sendiri setelah beberapa minggu atau bulan. Kadang-mengalami kebutaan akibat penyakit tersebut. Trakomapaling banyak dijumpai di Afrika, Asia, dan ceruk Medite- kadang, konjungtivitis inklusi menetap sebagai infeksiranea, yang memiliki kondisi higiene buruk dan air bersih chlamydia kronis, dengan gambaran klinis yang identiksulit didapat. Di daerah hiperendemik tersebut, infeksi padamasa kanak-kanak mungkin terjadi pada semua penduduk, dengan trakoma anak-anak subakut/kronis di daerahdan penyakit berat penyebab kebutaan (akibat superinfeksibakteri berulang) lazim terjadi. Di Amerika Serikat, trakoma nonendemik, dan biasanya tidak menyebabkan konjungtivitismuncul secara sporadis di beberapa daerah, dan terdapat bakterialis.beberapa fokus endemik. Diagnosis Laboratorium WHO telah memulai program S-A-F-E untuk meng-eliminasi trakoma yang menyebabkan kebutaan dan A. Pengambilan spesimensetidaknya menurunkan jumlah penyakit aktif-klinis secara Pengambilan spesimen yang benar merupakan kunci bagibermakna. Program S-A-F-E itu adalah sebagai berikut: diagnosis laboratorium infeksi chlamydia. Karena chlamydla merupakan bakteri intraselular obligat, spesimen harusoperasi (Surgery) untuk kelopak mata yang mengalami mengandung sel manusia yang terinfeksi serta materi ekstra-deformitas; terapi Azitromisin secara periodik; Face washing selular yang mungkin mengandung chlamydia. Pengambilandan higiene; dan, Environmental improyement, seperti spesimen endoserviks dilakukan setelah membersihkan duhmembangun kakus dan menurunkan jumlah lalat yang dan sekret dari serviks. Gunakan swab atat sikat sitologimemakan eksudat konjungtiva. Sudah jelas bahwa kondisisosioekonomik yang lebih baik akan memacu eliminasi untuk mengerok epitel dari endoserviks sedalam 1,2 cm.trakoma endemik. Dakron, kapas, rayon, atau kalsium alginat pada batang plastik sebaiknya digunakan untuk mengambil spesimen; beberapaINFEKSI GEN:TALIA & KONJUNGTIVITIS bahan swab dan batang yang terbuat dari kayu bersifat toksik bagi chlamydia. Metode serupa digunakan untuk mengumpul-I N KLUSI AKI BAT CH LA/,JIYDIA kan spesimen dari vagina, uretra, atau konjungtiva. Peme-TircHoru{ns riksaan diagnostik komersial nonkultur untuk chlamydia tidak memerlukan organisme viabel. Pada umumnya, setC. trachomati.r serovar D-K menyebabkan infeksi menular pemeriksaan paten tersebut berisi swab untrtk pengambilanseksual-khususnya di negara maju-dan dapat pula spesimen dan tabung untuk pemindahan yang telah terbuktimenyebabkan infeksi mata (konjungtivitis inklusi). Pada laki- cocok untuk pemeriksaan spesifik yang akan dilakukan.laki yang aktif secara seksual, C. trachomatis menyebabkan Untuk kultur, spesimen apusan harus ditempatkan dalamuretritis nongonokokus dan, kadang-kadang, epididimitis. medium transportasi chlamydia dan disimpan pada suhu lemari es sebelum dipindahkan ke laboratorium. Urin dapat diperiksa untuk mencari asam nukleat chlamydia. Hanya 20 mL pertama pancaran urin yang boleh

BAB 27 'l' Chlamydia 347ditampung karena volume urine yang lebih tresar dari kan- D. Kulturd,rng t.-\"itt akan mengencerkan urin inisial yang mengaiir Kultur C. trachomatis duiu digunakan untuk mendiagnosis infeksi chlamydia. Namun, kultur tersebut mahal dan sulitmelJwati uretra; Penampungan urin dalam jumlah besar dilakukan. Hasilnya jauh lebih lambat jika dibandingkan ketepatan waktu pemeriksaan deteksi asam nukleat ataudapat menyebabkan hasil negatif karena terjadinya peng- pemeriksaan lain. Kultur secara umum jauh lebih tidakenceran. iensitif dibandingkan uji deteksi asam nukleat; seberapaB. Deteksi asam nukleat rendahnya sensitivitas suatu kultur terutama bergantung padaPemeriksaan amplifikasi asam nukleat (nucleid acid ampli- metode kultur yang digunakan' Saat ini, kultur hanyafu.cnatutikonmetensditasg-nlioAsAisTisn)femksei ruCp.atrkaacnhopmeamtiserpikasdaaangepniiltiahlaian' dilakukan di beberapa laboratorium rujukan yang terbatas' jumlahnya. Sel-sel McCoy ditumbuhkan di lapisan-lapisanSalah satu pemeriksaan NAATs didasarkan pada PCR; lainnya tunggal di atas coverslip atau di dalam shell vial. Beberapamengikuti amplifikasi pergeseran untai (strant d.isplacem ent laboratorium menggunakan nampan mikrodilusi yangamplification). Pemeriksaan-pemeriksaan tadi telah diguna-ka.r ,e.u.u lnus. Meskipun sangat sensitif dan spesifik, metode- berdasar datar, tetapi sensitivitasnya tidak sebaikdibandingkanmetode tadi tidaklah sempurna. Pemeriksaan baru untuk dengan penggunaan shell vial sel-sel ini juga ditambahkan sikl;heksimid untuk menghambat metabolisme dan me-mendiagnosis infeksi chlamydia dapat dibandingkan dengan ningkatkan sensitivitas isolasi chlamydia. Inokulum darihasil kombinasi keidua NAAIs sebagai baku emas' ,p.il-.tt apusan disentrifugasi ke lapis-tunggal dan di- Pada salah satu uji hibridisasi asam nukleat, suatu pelacakDNA (DNA probe) beikatan dengan sekuens spesifik rRNA lnkub asl pada suhu 3 5 - 3 7' C selama 48 -7 2 iam. Lapis- tunggal 165 chlamydia (membentuk hibrida); chlamydia memiliki kedua dapat diinokulasi, dan setelah inkubasi, lapisan tersebut dapat di-ionikasi dan dilewatkan ke lapis-tunggal lain untukhingga 10i salinan rRNA 165. Setelah hibrida terbentuk' mempertinggi sensitivitas. Lapis tunggal-lapis tunggai tadi kemudian diperiksa dengan imunofluoresensi direk untuk meiJka diserapkebeads, dan jumlah hibrida dideteksi dengan melihat badan inklusi sitoplasmik. Kultur chlamydia dengankemiluminesensi. Teknik hibridisasi lain menggunakan metode tersebut memiliki sensitivitas sekitar 807o, tetapi pelacak RNA untuk mendeteksi sekuens DNA chlamydia' memiliki spesifi sitas I 007o. S..uru r.t-,trr-t, teknik-teknik tadi memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang baik, tetapi mungkin tidak setinggi NAAT9' E. Serologi Nu-un, uli niuridisasi tidak memerlukan terlalu banyak peralatan mahal seperti halnya NAAIs' Karena massa antigenik chlamydia yang relatif besar pada infeksi saluran kelamin, antibodi dalam serum jauh lebih Beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi asam nukleat sering ditemukan dibandingkan pada trakoma dan juga telah dimodifikasi untuk sekaligus mendeteksi Neisseria dalam titer yang iebih tinggi. Kenaikan titer terjadi selama dan setelah infeksi chlamydia akut. Karena tingginya pre- gonorrhoeae. Akan tetapi, kita harus berhati-hati saat valensi infeksi saluran kelamin oleh chlamydia di sebagian irenemukan hasil positif dari uji penapis N' gonorrhoeae kalangan masyarakat, dapat ditemukan titer antibodi anti- chlarn:ydia yang tinggi dalam golongan populasi tersebut; seperti itu; seandainya tes untuk mendeteksi N' gonorrhoeae memiliki sensitivitas dan spesifisitas 99% dan prevalensi p.-..ikruu.t serologis untuk menegakkan diagnosis infeksi infeksi 0,5- 1%, nilai prediktif suatu hasil positif adalah <507o' ial,rran kelamin oleh chlamydia umumnya tidak bermanfaat' Pada kondisi t.p..ii ito, hasil NAAI positif untuk N' Pada sekret genitalia (misalnya, sekret serviks), antibodi gonorrhoeae harui dikonfirmasi dengan kultur atau dengan dapat dideteksi selama infeksi aktif dan menyerang imunotipe tenggunakan pemeriksaan deteksi asam nukleat kedua (yang penyebab infeksi (serovar') berbeda.) Terapi C. Pemeriksaan sitologis langsung (direct flu o r escent a ntib ody) & e nzy m e-l i n ke d Infeksi chlamydia harus ditata laksana sekaligus pada kedua immunoassoy pasangan seksual dan pada keturunan untuk mencegah Set pemeriks ain direct fluorescent antibody (DFA) dan ,nzyme-linkrd immunoassay (EIA) untuk mendeteksi C' terulangnya infeksi. Tetrasiklin (misalnya, doksisiklin) sering trachomatis dapat digunakan di laboratorium yang tidak digunakan pada uretritis nongonokokus dan pada perempuan memiliki keahlian atau fasilitas untuk melakukan pemerik- saan deteksi asam nukleat. DFA menggunakan antibodi tai hamil ying terinfeksi. Azitromisin juga efektif dan dapat monoklonal yang menargetkan antigen spesifik-spesies pada diberikan pada perempuan hamil. Eritromisin atau tetrasiklin topikal digunakan untuk infeksi N. gonorrhoeae neonatal, MOMP chlamydia. EIA mendeteksi keberadaan antigen teiapi tidak efektif untuk mencegah infeksi C. trachomatis neonatai. Terapi sistemik harus diberikan.pada k-onjungtivitjs spesifik-genus yang diekstraksi dari badan elementer dalam inklusi karena terapi topikal kemungkinan tidak dapat sp\"ri-.i. Sensitir,'tias pemeriksaan-pemeriksaan tersebut menyembuhkan infeksi mata atau mencegah penyakit lebih rendah dari kuitur dan jauh lebih rendah dari uji deteksi pernapasan. asam nukleat.

348 BAGIAN III * Bakteriologi Epidemiologi & Pengendalian terlihat dan cepat membaik dalam beberapa hari. Segera Infeksi chlamidia di genital dan konjungtivitis inklusi sesudahnya, kelenjar getah bening regional akan membesar dan cenderung berkonfluens serta nyeri. pada laki-laki, merupakan penyakit menular seksual yang ditularkan melalui kelenjar inguinal adalah yang paling sering terkena, baik di kontak dengan pasangan seksual yang terinfeksi. Konjung- atas maupun di bawah iigamentum inguinale pouparti, dan tivitis inklusi pada neonatus berasal dari saluran kelamin ibu kulit di atasnya sering menjadi keunguan saat kelenjar tersebut mengalami supurasi dan akhirnya mengeluarkan pus melalui yang terinfeksi. Pencegahan penyakit mata pada neonatus ini banyak saluran sinus. Pada perempuan dan laki-laki homo- seksual, kelenjar getah bening pararektal merupakan kelenjar bergantung pada diagnosis dan terapi ibu hamil dan pasangan yang dominan terkena, disertai dengan proktitis dan duh anal seksualnya. Seperti pada semua infeksi menulai seksual, mukopurulen bercampur darah. Limfadenitis mungkin paling jelas ditemukan pada rantai servikal. adanya agen penyebab multipel (gonokok, trepohema, Selama stadium iimfadenitis aktif, sering ditemukan gejala trichomonas, herpes, dan sebagainya) harus dipertimbangkan. sistemik nyata, yang mencakup nyeri kepala, demam, me- Penetesan eritromisin atau tetrasiklin ke mata neonatus tidak mencegah timbulnya konjungtivitis chlamydia. pengendalian ningismus, konjungtivitis, ruam kulit, mual dan muntah, utama untuk penyakit menular seksual tersebut-dan semua serta artralgia. Meningitis, artritis, dan perikarditis kadang_ IMS-bergantung pada hubungan seks yang aman dan pada kadang terjadi. Kecuali diberikan terapi obat antimikroba diagnosis serta terapi dini pada individu terinfeksi. yang efektifpada stadium tersebut, proses radang kronis akanC I{ I. A MY D I A rfrA CHO M AT I S &PNEUMONIA NEONATAL berlanjut terus hingga terjadi fibrosis, obstr-uksi saluran limfatik, dan striktur rektum. Obstruksi timfatik dapatDari semua neonatus yang terinfeksi dari ibu, l0-20o/o di menyebabkan elefantiasis pada penis, skrotum, atau lrriva. Proktitis kronis pada perempuan atau laki-laki homoseksualantaranya dapat mengalami gangguan pada saluran napas dapat berlanjut menjadi striktur rektum progresif, obstruksi2-12 minggl pascakelahiran yang berpuncak sebagai pneu-monia. C. trachomatis mungkin merupakan penyebab ter- rektosigmoid, dan pembentukan fi stula.sering pneumonia pada neonatus. Terdapat takipnea hebat,batuk stakato paradoksal yang khas (paroxysmal staccato Diagnosis Laboratoriumcough), tidak terdapat demam. dan adanya eosinofila. A. ApusanKonsolidasi paru dan hiperinflasi dapat dilihat pada foto Pus, bubo, atau bahan biopsi dapat dipulas, tetapi partikelnyatoraks. Diagnosis tersebut harus dipertimbangkan jika pneu- jarang dapat d i identifi kasi.monitis timbul pada neonatus yang mengalami konjungtivitisinklusi dan dapat ditegakkan melalui isolasi C. trachomatis B. Kulturdari sekret pernapasan. Pada pneumonia neonatal semacamitu, titer antibodi IgM terhadap C. trachomati.s setinggi l:32 Bahan yang dicurigai diinokulasi ke dalam kultur sel McCoy.atau lebih dianggap positif. Eritromisin sistemik merupakan Inokulum dapat ditambahkan aminoglikosida (tetapi tidatterapi yang efektifpada kasus-kasus berat. boieh diberi penisilin) untuk mengurangi kontaminasitIM FOGRAN U IOMA VE]T E R EUfrfi bakteri. Agen ini kemudian diidentifikasi dengan pemeriksaan morfologi dan serologis.Limfogranuloma venereum merupakan penyakit menular C. Serologiseksual yang disebabkan oleh C. trachomatis dan ditandai Keberadaan antibodi umumnya dibuktikan dengan reaksi CF.dengan-adenitis inguinalis supuratif; penyakit tersebut palingsering dijumpai di daerah beriklim tropis. Pemeriksaan ini akan positif 2-4 minggu setelah awitan penyakit, pada saat itu hipersensitivitas kulit juga dapatSifat-Sifat Agen PenyebabPartikei ini mengandung antigen grup chlamydia yang stabil- muncul. Pada kasus dengan gambaran klinis yang sesuai,panas CF yang. juga dimiliki oleh semua chlamydia lain. kenaikan kadar antibodi atau titer tunggal yang le6ih d,ari l:64 merupakan bukti yang menunjukkan adanya infeksi aktif.Partikel-partiftel tersebut juga mengandung salah satu di )ika terapi telah berhasil mengeliminasi inf&si limfogranu-antara tiga antigen serovar (Ll-L3), yang dapat ditentukan Ioma venereum, titer CF akan turun. Diagnosis seiologisdengan imunofluoresensi. iimfogranuloma venereum dapat menggrinakan imuno_ fluoresensi, tetapi antibodinya bersifat reaktif terhadap banyakGambaran Klinis antigen chlamydia.Beberapa hari hingga beberapa minggu pasca pajanan, timbulpapul atau vesikel kecil yang akan menghilang dengan cepat lmunitaspada genitalia eksterna, anus, rektum, atau di tempat lain. Lesi Infeksi yang tidak diterapi cenderung menjadi kronis yangitu dapat mengalami ulserasi, tetapi biasanya tetap tidak disertai dengan menetapnya agen penyebab selama bertahun- tahun. Imunitas aktif hanya sedikit diketahui. Terdapatnya

BLB 27 * Chlamydia 349infeksi laten, antibodi, sekaligus reaksi-dimediasi-sei secara penyakit berat juga pernah dilaporkan. Tidak terdapat gejala atau tanda yang secara spesifik membedakan infeksi C'bersama-sama lazim ditemukan pada banyak infeksi pneumoniae dari infeksi yang disebabkan oleh agen lain' Baik penyakit saluran napas atas maupun penyakit saluran napaschlamydia. bawah dapat terjadi. Faringitis biasa kita temukan. Sinusitis dan otitis media juga dapat terjadi dan mungkin disertai olehTerapi penyakit saluran napas bawah. Suatu jenis pneumonia atipikSulfonamida dan tetrasiklin telah digunakan dengan hasil yang mirip dengan yang disebabkan oleh lt4ycoplasma pneumoniae merupakan penyakit yang paling seringyang baik, khususnya pada stadium dini. Pada sebagianinairian yang mendapat terapi medikamentosa, terjadi ditemukan. Lima hingga 20% pneumonia dapatan komunitas pada orang muda diduga diakibatkan oleh C' pneumoniae.penurunan drastis kadar antibodi pengikat-komplemen yangmungkin menandakan bahwa agen infeksi telah dihilangkan Diagnosis Laboratoriumdari iubuh. Stadium lanjut memerlukan tindakan bedah' A. ApusanEpidemiologi & Pengendalian Deteksi langsung badan elementer dalam spesimen klinisMeskipun insidens tertinggi limfogranuloma venereum telah dengan menggunakan teknik antibodi fluoresens tidaklahdilaporkan dari daerah tropis dan subtropis, infeksi tersebut sensitif. Pulasan iain juga tidak dapat secara efektif mem-sebena.nya ditemukan di seluruh dunia. Penyakit itu palingsering diiularkan melalui kontak seksual, tetapi cara tersebut perlihatkan organisme.bukan satu-satunya metode penularan. Pintu masuk infeksikadang-kadang adalah mata (konjungtivitis dengan sindrom B. Kulturokuloglandulai.; Sulotu., kelamin dan rektum pada individuyang metrgalami infeksi kronis (tetapi terkadang pada mereka Spesimen apusan faring harus dimasukkan dalam mediumyan! asimtomatik) berperan sebagai reservoar untuk infeksi' transportasi chlamydia dan ditempatkan pada suhu 4\" C; C. pneumoniae dengan cepat menjadi tidak aktif pada suhubekerla laboratorium yang terpajan aerosol C' trachomatisserovar L1-L3 dapat mengalami pneumonitis chlamydia iuang. C. pneumoniae sulit tumbuh dalam kultur sel,dengan adenopati mediastinal dan hilar. Jika terjadlnya infeksi membentuk badan inklusi berukuran lebih kecil dibanding-diketahui, terapi dengan tetrasiklin atau eritromisin efektif kan yang dibentuk oleh chlamydia lainnya. Bakteri tersebut untuk pekerja laboratorium tersebut. tumbuh lebih baik pada sel HL dan HEp-2 dibandingkan pada sel HeLa229 atau McCoy; sel McCoy banyak digunakan Meiode-metode yang digunakan untuk mengendalikan untuk membiakkan C. trachomatis. Sensitivitas kultur di- infeksi menular seksual lainnya juga dapat diterapkan untuk tingkatkan dengan menambahkan sikloheksimid ke dalam mengendalikan limfogranuloma venereum. Deteksi kasusdan lerapi dini serta pengendalian orang yang terinfeksi rn.dir;- kultur sel untuk menghambat metabolisme sel merupakan langkah yang Penting. eukariotik dan dengan melakukan sentrifugasi inokulum ke CHLAMYDAPHft A P N EU MONI AE & Iapisan sel. Pertumbuhan iebih baik pada suhu 35' C di- bindingkan 37' C. Setelah inkubasi selama 3 hari, sel-sel INFEKSI PERNAPASAN difiksasi dan badan inklusi dideteksi dengan pulasan antibodi Galur C. pneumoniae pertama (TWAR) diperoleh tahun fluoresens menggunakan antibodi spesifik-genus atau 1960-an dalam kultur kantong kuning telur embrio ayam' spesifik-spesies atau, yang paling baik dengan antibodi Setelah berkembangnya metode kultur sel' galur pertama tadi monoklonal spesifik-C. pneumoniae yang dikonjugasikan diduga merupakan anggota spesies C' psittaci. Namun, pada perkembangan selanjutnya, C, pneumonlae dikelompokkan dengan fluoresein. Pulasan Giemsa tidak sensitil dan badan inklusi yang tidak mengandung glikogen tidak akan terpulas iebagai spesies baru yang menyebabkan penyakitp-ernapasan' Manusia merupakan satu-satunya pejamu yang diketahui' -oleh iodin. Cukup sulit untuk menumbuhkan C. pne u m o n i ae dibuktikan dengan perbandingan antara jumlah isolat yang telah diketahui dan insidens infeksi.Sifat-Sifat Agen PenYebab C. SerologiC. pneumoniae rnembentuk badan inklusi bundar, padat, dan Serologi menggunakan pemeriksaan mikroimunofluoresenstidak mengandung glikogen yang resisten terhadap sulfo-namida, sangat mirip dengan C' psittaci (Tabel 27-1') Badan merupakan metode yang paling sensitif untuk mendiagnosiselementernya kadang-kadang memiliki tampilan yang miripbuah pir. Hubungan genetis antara isolat-isolat C. pneumoniae infekii C. pneumoniae. Pemeriksaan tersebut bersifat spesifik-adalah sebesar >95o/o. Baru ditemukan satu serovar' spesies dan dapat mendeteksi antibodi IgG atau IgM dengan menggunakan reagen yang sesuai. Infeksi primer akanGambaran Klinis memicu munculnya antibodi IgM seteiah sekitar 3 minggu, diikuti oleh antibodi IgG pada minggu ke 6-8. Pada kondisiSebagian besar infeksi yang disebabkan C. pneumoniaeber-sifat asimtomatik atau menimbulkan penyakit ringan, tetapi berulangnya infeksi, respons IgM mungkin tidak tampak atau minimal dan respons IgG timbul pada minggu ke I -2. Kriteria berikut telah diajukan untuk diagnosis serologis infeksi C.

350 BAGIAN III * Bakteriologi pneumoniae: titer tunggal IgM?1:16; titer tunggal IgG> menyebabkan serangkaian spektrum manifestasi klinis, yang berkisar dari pneumonia berat dan sepsis dengan angka 1:512; dan kenaikan empat kali lipat pada titer IgM atau IgG. kematian yang tinggi hingga infeksi ringan yang asimtomaik Pemeriksaan CF dapat digunakan, tetapi uji tersebut Sifat-Sifat Agen Penyebab bereaksi terhadap antigen grup, tidak dapat membedakan C. psittaci dapat dikembangbiakan dalam telur berembrio, infeksi C. pneumoniae dari psitakosis atau limfogranuloma dalam mencit dan hewan lainnya, dan dalam beberapa kultur venereum, dan kurang sensitif dibandingkan pemeriksaan sel. Antigen stabil-panas reaktif-grup CF milik C. psittaci mikroimunofluoresensi. resisten terhadap enzimproteolitikdan tampaknya merupakan suatu lipopolisakarida. Pemberian deoksikolat dan tripsin lmunitas pada infeksi C. psittaci menghasilkan ekstrak yang me- ngandung antigen reaktif-grup CF, sementara dinding sel Baru sedikit yang diketahui mengenai kekebalan aktif atau mempertahankan antigen spesifik-spesies-nya. Antibodi ter- imunitas yang berpotensi protektif. Infeksi berkepanjangan hadap antigen spesifik-spesies mampu menetralkan toksisitas dapat terjadi pada infeksi C. pneumoniae, dan status karier dan infektivitas. Karakteristik serovar spesifik untuk beberapa asimtomatik mungkin lazim terjadi. spesies unggas dan mamalia dapat diperlihatkan dengan penentuan tipe menggunakan imunofluoresensi. NetralisasiTerapi infektivitas agen dengan antibodi spesifik atau proteksi-silang hewan yang telah diimunisasi juga dapat digunakan untuk C. pneumoniae sensitif terhadap makrolida dan tetrasiklin menentukan serotipe, dan hasilnya sesuai dengan yang serta terhadap beberapa jenis fluorokuinolon. Terapi dengan ditentukan tipenya dengan menggunakan imunofluoresensi. doksisiklin, azitromisin, atau klaritromisin tampaknya Patogenesis & Patologi memberikan manfaat nyata bagi pasien yang mengalami infeksi C. pneumoniae, tetapi hanya terdapat sedikit data Agen tersebut masuk melalui saluran napas, ditemukan dalammengenai efikasi terapi antibiotik. Laporan menunjukkan darah selama 2 minggu pertama penyakit, dan dapat di- bahwa gejala dapat berlanjut atau berulang setelah pemberianterapi rutin dengan eritromisin, doksisiklin, atau tetrasiklin, temukan dalam sputum saat paru-paru terkena. sehingga obat-obatan tersebut harus diberikan selama 10-14 Psitakosis menyebabkan peradangan bebercak pada paru-hari. paru yang ditandai dengan daerah terkonsolidasi berbatasEpidemiologi tegas. Eksudatnya terutama terdiri atas sel mononukleus. Pada bronkiolus besar dan bronkus, hanya terjadi kelainanInfeksi C. pneumoniae lazim ditemukan. Di seluruh dunia,30-50o/o orang memiliki antibodi terhadap C. pneumoniae. minor. Lesi ini mirip dengan yang ditemukan pada pneu-Hanya sedikit anakkecil yang memiliki antibodi, tetapi setelah monitis akibat beberapa virus dan mikoplasma. Hepar, limpa,usia 6-8 tahun, prevalensi antibodi terus meningkat hinggadewasa muda. Infeksi terjadi secara endemik dan epidemik, jantung, dan ginjal sering kali membesar dan mengalamidengan ledakan kasus multipel akibat C. pneumoniae. Tidakada reservoar hewan yang telah diketahui, dan penularan kongesti.diduga terjadi dari orang ke orang, terutama melalui udara. Gambaran Klinis Serangkaian bukti yang mengisyaratkan bahwa C. Penyakit yang timbul secara mendadak dalam bentukpneumoniae menyebabkan aterosklerotik arteri koroner danpenyakit serebrovaskular meliputi penelitian seroepide- influenza atau pneumonia nonbakterialis pada individu yangmiologis, deteksr C. p n e umo ni a e dalam j ar insan aterosklerotik, telah terpajan dengan unggas merupakan gambaran yangpenelitiankultur sel, model hewan, dan percobaan pencegahan sesuai untuk psitakosis. Masa inkubasi penyakit ini rata-ratamenggunakan antibiotik. Namun, penelitian-penelitian lain 10 hari. Awitan biasanya mendadak, dengan malaise, demam,telah memperlihatkan tidak adanya kaitan antara kedua hal anoreksia, nyeri tenggorok, fotofobia, dan nyeri kepala berat.tadi. Kemungkinarr korelasi antara infeksi C. pneumoniae dan Penyakit mungkin tidak dapat memburuk, dan pasien dapatpenyakit arteri koroner masih kontroversial. membaik dalam beberapa hari. Pada kasus-kasus berat, tanda dan gejala pneumonia bronkialis muncul pada akhir mingguCHLAMVDIA PS'TTAC' & PSITAKOSIS pertama penyakit. Gambaran klinis sering menyerupaiIstilah \"psitakosis\" dipergunakan untuk menyebut penyakitC. psittaci pada manusia yang ditularkan melalui kontak influenza, pneumonia nonbakterialis, atau demam tifoid.dengan burung, dan juga infeksi burung psittacine-famtli Angka kematian dapat mencapai 20o/o pada kasus yang tidakPsittacidea (burung beo, parkit. kakaktua, dan seterusnya.) mendapat terapi, khususnya pada lansia.Istilah'brnitosis\" digunakan untuk infeksi agen serupa padasemua jenis unggas peliharaan (merpati, ayam, bebek, angsa, Oiagnosis Laboratoriumternak, dan sebagainya) dan unggas yang hidup bebas (camar,bangau, petrel, dan sebagainya) Pada manusia, C. psittaci A. Kultur Kultur C. p sittacl dapat membahayakan, dan deteksi organisme tersebut menggunakan metode PCR atau immunoassay lebih

BAB 27 i Chlamydia 351dipilih. Jika perlu, C. psittaci dapat dikultur dari darah atau Terapirputo- atau dari jaringan paru dengan cara membiakkannyadalam sel kultur jaringan, telur berembrio, atau mencit' Isolasi Karenl suhtnya mendapatkan konfirmasi laboratorium untukC. psittaci dikonfirmasi melalui pemindahan serial, peme- infeksi C. psittaci, sebagian besar infeksi diobati hanya ber-riksaan mikroskopis, dan identifikasi serologis. dasarkan diagnosis klinis. Informasi mengenai efikasiB. Deteksi chlamYdia Psittoci terapeutik berasal dari beberapa uji klinis. Azitromisin,Deteksi antigen menggunakan pulasan antibodi fluoresens klaritromisin, dan eritromisin (serta doksisiklin pada dewasa) menyembuhkan sebagian besar, tetapi tidak semua, infeksidirek atau menggunakan immunoassay atau diagnosis pernapasan oleh C. psittaci. Semua pasien mengalami per-molekuiar dengan PCR dilakukan di laboratorium rujukan baikan klinis, bahkan pada mereka yang mengalami infeksiatau riset. persisten sekalipun.C. Serologi f pidemiologi & P*ngondalianDiagnosis psitakosis biasanya dikonfirmasi dengan mem- Lidakan penyakit pada manusia dapat terjadi kapanpun dimana terdapat kontak erat berkepanjangan antara manusiap\".Jl.h antlbodi mikroimunofluoresens atau antibodi dan unggas terinfeksi yang mengekskresikan sejumlah besar agen infeksi. Unggas sering kali mendapatkan infeksi ini dipengikat-komplemen pada spesimen serum. Yang disebuttasri. tetkottfi.masi adalah kasus dengan hasil kultur positif sarang sewaktu hendak belajar terbang; unggas tersebut dapatatau kasus dengan gambaran klinis yang sesuai ditambahkenaikan titer antibodi sebanyak empat kaii atau lebih hingga mengalami penyakit diare atau tidak sakit sama sekali, dan sering kali membawa agen infeksi itu sepanjang hidupnya.mencapai sedikitnya l:32 atau kenaikan titer IgM mikro- Saat mengalami stres (misalnya, malnutrisi' migrasi), unggasimuno-fluoresens setidaknya l:16. Kasus probabel adalah tadi dapat menjadi sakit dan mati. Agen penyakit terdapat di ddam jlringan (misalnya, limpa) dan seringkali diekskresikankasus yang berkaitan dengan penyakit dengan manifestasi dalam feses oleh unggas yang sehat' Inhalasi feses keringyang cocok dan memiliki kaitan epidemiologis dengan kasus unggas yang terinfeksi merupakan metode infeksi yang biasaterkonfirmasi atau dengan kenaikan titer setidaknya 1:32 teriadi pada manusia. Sumber infeksi yartg lain adalah kontakpada spesimen tunggal. Pemeriksaan CF bereaksi-silang dengan jaringan terinfeksi (misalnya' dalam pabrik peng- olahan unggas) dan inhalasi aerosol terinfeksi.d.trgu.t C. trachomatis dan C' pneumoniae. Pemeriksaanmikroimunofluoresensi (microimmunoJluorescence test- Burung peliharaan telah menjadi sumber penting infeksiMIF) lebih sensitif dan spesifik dari tes CF, tetapi tetap terjadi pada manusia. Spesies terpenting di antara mereka adalahreaksi-silang. MIF memungkinkan deteksi IgM dan IgG' burung psittacine (famili burung'beo) yang bdnyak diimpor. Infeksi laten sering memburuk pada burung-burung tadi Meskipun utttibodi biasanya terbentuk dalam waktu 10 hari, sewaktu pemindahan dan jika diletakkan berdesak-desakan, pemberian antibiotik dapat menunda kemunculan antibodi dan burung yang sakit akan mengekskresikan agen infeksi selama 20-40han atau menghilangkannya sama sekali' dalam jumlah yang amat besar. Kontrol dalam pengiriman Pada unggas hidup, hasil pemeriksaan CF yang positif dan burung, karantina, pemeriksaan burung impor untuk pembesaran limpa atau hepar dapat mendukung diagnosis infeksi C. psittaci. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan mendeteksi infeksi psitakosis, dan penambahan tetrasiklin proflikatik dalam makanan burung telah berhasil membantu membuktikan adanya partikel-partikel C. psittacl dalam mengendalikan sumber infeksi tersebut' Merpati yang di- apusan atau potongan organ dan dengan memindahkan/ pelihara untuk perlombaan atau sebagai hewan peliharaan atau diternakkan untuk memeroleh daging anak burung dara menularkan agen tersebut ke mencit dan telur. telah menjadi sumber infeksi yang penting. Merpati yang menghuni gedung-gedung dan jalan besar di banyak kota, D. Metode molekular jika lerinfeksi, akan membebaskan agen infeksius dalam jumlah yang relatif sedikit. Berbagai metode PCR telah dikembangkan untuk mendeteksi C. pstitaci dalam spesimen saluran napas, jaringan vaskular, P E RTAilIYAAI{ U I.AT{ GAil{ serum, dan sel-sel mononukleus dari darah tepi' Semua 1. Pernyataan yang tepat mengenai antigen chlamydia pemeriksaan tersebut dilakukan di laboratorium rujukan atau adalah riset. (A) Chlamydia memiliki antigen yang dimiliki bersama lmunilas dalam satu kelompok atau genus (antigen spesifik- Imunitas pada hewan dan manusia bersifat tidak sempurna' genus) Status karier pada manusia dapat menetap selama 10 tahun setelah p\"-oiihutt. Selama periode tersebut, agen penyakit (B) Tidak terdapat reaksi-silang antara antigen-antigen dapat terus diekskresikan ke dalam sputum. Chlamydia trachomatis dan Chlamydia p ne umo ni ae Vaksin hidup atau yang telah dinonaktifkan hanya mem- berikan kekebalan parsial pada hewan. Vaksin tersebut belum (C) Kelima serovar Chlamydia pneumoniae bereaksi- pernah digunakan pada manusia. silang dengan ChlamYdia Psittaci

352 BAGIAN III * Bakteriologi (D) Perburukan trakoma dapat diperlambat dengan (D) Satu serovar Chlamydia trachomatis menyebabkan terapi intermiten menggunakan azitromisin infeksi mata dan serovar kedua menyebabkan infeksi (E) Trakoma melibatkan pembentukan jaringan parut genitalia pada konjungtiva, deformitas kelopak mata, dan Tindakan-tindakan berikut merupakan bagian dari cedera kornea akibat bulu mata pengendalian Chlamydia psittaci dan psitakosis pada Eradikasi penyakit trakoma yang menyebabkan kebutaan burung, kecuali dilakukan dengan hal-hal berikut, kecuali (A) Karantina burung psittacine yang diimpor ke (A) Pemberian azitromisinperiodik Amerika Serikat (B) Pencucian dan higiene wajah (C) Penapisan periodik dengan kultur spesimen usap (B) Hanya mengizinkan penjualan burung psittacine konjungtiva untuk mencari Chlamydia trachomatis yang ditetaskan di Amerika Serikat (D) Perbaikan sistem pembuangan limbah di lingkungan (C) Pemeriksaan infeksi Chlamydia psittaci pada untuk mengurangi jumlah lalat burung (E) Operasi pada kelopak mata yang mengalami de- (D) Regulasi pengiriman burung psittacine (E) Penambahan tetrasiklin dalam pakan burung formitas psittacine 7. Pernyataan yang paling tepat tentang Chlamydophila Semua pernyataan berikut mengenai infeksi Chlamydia pneumoniae adalah trachomatis perinatal benar, kecuali (A) Penularan dari orang-ke-orang melalui udara (B) Mikroorganisme tersebut membentuk badan inklusi (A) Antara 15 dan 40o/o bayr yang lahir dari perempuan- kaya-glikogen yang terpulas dengan iodin terinfeksi mengalami konjungtivitis inklusi (C) Terdapat banyak serovar, termasuk tiga serovar yang (B) Antara l0-20o/o bayi yang iahir dari perempuan- menyebabkan penyakit sistemik terinfeksi mengalami pneumonia (D) Mereka resisten terhadap makrolida (C) Periode inkubasi untuk konjungtivitis inklusi Cftla- (E) Reservoar adalah kucing rumah mydia trachomatis adalah l-2hari B. Serovar Chlamydia trachomatis secara umum dapat di- (D) Periode inkubasi untuk pneumonia pada bayi bedakan menjadi kelompok-kelompok yang mencer- minkan infeksi klinis/lokasi anatomis yang diinfeksi. biasanya 2-l2rrringgu Pernyataan yang paling tepat tentang serovar Chlamydia (E) Profilaksis okular dengan eritromisin atau tetrasiklin trachomatis adalah untuk infeksi Neisseria gonorrhoeae neonatal biasa- nya tidak efektif terhadap infeksi Chlamydia trac- (A) Tidakadareaksi-silangimunoiogisant araChlamydia trachomatis serovar A, B, Ba, D dan serovar homatis neonatal Chl amydop h i la p ne u mo n i ae (F) Pneumonia pada bayi yang disebabkan oleh (B) Serovar Ll, L2, dan L3 berkaitan dengan limfo- Chlamydia trachomatis sering kali bermanifestasi granuloma venereum sebagai batuk stakato (C) Serovar Chlamydia trachomatis yang menyebabkan4. Seorang remaja perempuan datang ke klinik karena trakoma penyebab kebutaan juga menyebabkan timbulnya duh vagina yang baru dan tidak lazim. Ia baru- infeksi menular seksual baru ini menjadi aktif secara seksual dan memiliki dua (D) Kenaikan titer antibodi dimulai sekitar 6-B minggu pasangan seksual baru pada buian sebelumnya. Pada pemeriksaan panggul, tampak duh purulen pada muara setelah infeksi oleh Chlamydia trachomatis serovar D-K kanalis endoservisis-nya.' Pernyataan yang paling tepat mengenai kasus ini adalah Di Amerika Serikat, telah lama diketahui bahwa sero- prevalensi positif untuk infeksr Chlamydia trachomatis (A) Pemeriksaan serologis untuk sifilis tidak di- meningk'at pesat selama masa sekolah dasar (usia 6-10 indikasikan karena gejala-gejala yang dialaminya tidak sesuai dengan sifilis tahun). Alasan yang mungkin mengapa hal ini terjadi (B) Pulasan Gram pada spesimen endoserviks-nya akan adalah memperlihatkan Chlamydia trachomatis dalam sel (A) Infeksi adenovirus sering ditemukan polimorfonuklear (B) Meningkatnya insidens infeksi oleh Chlamydia (C) Diagnosis diferensial mencakup infeksi oleh trachomatis Neiss er ia go norrho eae ata:u Chlamy dia trachomatis (C) Antibodi yang bereaksi-silang dengan protein M milik streptokok grup A (Streptococcus pyogenes) (D) Spesimen endoserviks-nya harus diperiksa untuk (D) Anak-anak sering mengalami psitakosis mencari herpes simpleks (E) Lazimnya infeksi Chlamydophila pneumoniae (E) Terapi awal adalah dengan ampisilin 10. 'Semua pernyataan mengenai limfogranuloma venereum5. Pernyataan-pernyataan berikut mengenai trakoma benar, (LGV) di bawah ini tepat, kecuali (A) Proktitis LGV kronis dapat menyebabkan striktur kecuali rekti dan pembentukan fistula (A) Terjadi setelah infeksi mata kronis atau rekuren oleh Chlamydia trachomatis (B) futaan orang di seluruh dunia mengidap trakoma (C) Trakoma mudah dicegah dengan vaksin chlamydia

BAB 27 * Chlamydia 353(B) Penyakit tersebut lebih lazim di belahan bumi utara Jawaban(c) Dapat terjadi gejala sistemik berat, termasuk 1.A 4.C 7.A 10.B demam, mual,- muntah, nyeri kepala, .dan 2.8 5, C 8.B 3.C 6.C 9.E meningismus(D) Peradangan kronis oleh LGV dapat menyebabkan REFERENSI Chlamydial diseases. Vol 2 Part III, Section C. ln Mandell' obstruksi limfatik(E) KGB inguinal dapat membesar dan mengalami Douglas, and Bennett's Principles and Practice of Infectious Diseases, Tth ed. Mandell GL, et al (editors). Elsevier, 2010' perlekatan, serta mengeluarkan pus melaiui saluran Essig A: Chlamydia and Chlamydophila. In Manual of Clinical Microbiology, gth ed. Murray PR et al (editors). ASM Press, ke kulit(F) Beberapa hari atau minggu setelah pajanan, penyakit 2007. tersebut bermanifestasi sebagai papula atau vesikel di genitalia


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook