Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore LILY RANTI

LILY RANTI

Published by agusmudjiono, 2021-06-14 23:21:07

Description: Buku LILY RANTI

Search

Read the Text Version

Jaya (Papua) akan lebih murah untuk kuliah di Manado daripada di Makasar. Kebutuhan Sulut untuk sarjana farmasi/ apoteker pada saat itu, setelah di telaah, maka dalam kurun waktu 10 sampai 20 tahun masih dapat ditampung lulusan Unsrat tersebut. Apoteker yang ada di Sulut saat itu sekitar 200 orang. Sehingga tenaga apoteker yang adalah anggota ISFI dapat mendukung untuk menjadi dosen di Unsrat. Setelah rapat tersebut, Bu Lily menindaklanjuti dengan pengurus untuk mendapatkan rekomendasi Pemda Sulut, yang dibuat oleh Wakil Gubernur, Bapak Sualang, agar juga mendukung pembukaan jurusan farmasi di Unsrat. Proses selanjutnya, meminta rekomendasi dari organisasi profesi pusat ISFI, agar juga dapat mendukung pembukaan jurusan farmasi di Unsrat. Pada saat itu, Bu Lily Ranti meminta kepada pengurus pusat agar IAI Sulut menjadi tuan rumah KOPERNAS (Konperensi Nasional IAI) pada bulan Oktober tahun 2011. Selain hal tersebut, Bu Lily meminta dukungan dekan MIPA Unsrat agar mendukung kegiatan Kopernas IAI tersebut. Karena pada saat itu Unsrat belum memiliki tenaga Profesor di bidang farmasi. Langkah Bu Lily berkolaborasi dengan dekan fakultas farmasi Universitas Hasanudin, Prof. Elly Wahyudin DEA, agar beliau berkenan mendukung rencana Pengurus Daerah IAI Sulut untuk menjadi tuan rumah dalam acara tersebut. Demikian juga meminta dukungan dari GP farmasi dibidang apotik untuk mendukung rencana itu. 94

3. Pelayanan di Gereja. Gereja Kristen Indonesia Cibunut, Bandung. Bu Lily yang selalu ceria dan bersemangat mempautkan hati kepada Tuhan dan di terapkan sehari-hari kepada orang lain sejak muda. Dalam kesibukkan perkuliahan dan organisasi di PMKRI, tetap memberi diri untuk membangun perkembangan rohani melalui pelayanan di gereja. Pelayanan di gereja di awali di Gereja Kristen Indonesia Cibunut, Jalan Van Deventer Bandung. Berbagai kegiatan gereja yang salah satunya adalah membantu pelayanan kaum muda untuk melakukan bazaar dan bimbel (bimbingan belajar). Membagi ilmu dan menolong persiapan anak-anak SMA yang akan mengikuti ujian masuk di UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Gereja Masehi Injili di Minahasa, Manado Setelah menikah dan pindah ke Manado, Bu Lily mulai aktif di gereja GMIM Sola Gratia, Tikala sejak tahun 1995. Pada saat itu Bu Lily ditunjuk oleh Penatua Kolom 14, Bapak Fentje Tumbol menjadi ketua Wanita Kaum Ibu Kolom 14 (kolom = wilayah). Kemudian ditunjuk oleh Pdt. E.L. Sendow,S.Th. menjadi ketua komisi kerja Diakonia. Dan berturut- turut dilanjutkan ditunjuk oleh BPMJ (Badan Pekerja Majelis Jemaat). Sesudah Pdt. Rumbayan,S.Th., Pdt. Katihokang,S.Th., Pdt. Ibrahim S. Karundeng,S.Th., 95

Pdt. James Jocom,S.Th menunjuk Bu Lily menjadi ketua komisi kerja Diakonia periode 2018 sampai 2020. Ia tetap dipilih pada tahun 2009, saat suami Bu Lily meninggal, meskipun saat acara pemilihan pelayanan khusus, beliau tidak hadir. Hal ini terjadi karena yang terpilih pelayanan khusus mengundurkan diri dan pemilihan selanjutnya, Bu Lily terpilih menjadi 'syamas” mendampingi Penatua Ronny E. Kountul di kolom 14 pada periode 2010 sampai 2014. Dan pada periode berikutnya, 2014 sampai 2018, Bu Lily terpilih kembali menjadi syamas. Selama Bu Lily menjadi ketua komisi diakonia, kegiatan rutin yang dilakukan adalah pengobatan gratis untuk jemaat. Setiap tahun, komisi Diakonia bekerja sama dengan HUT Gereja, Panitia Natal, Panitia Pengucapan Syukur untuk melakukan kegiatan sosial. Beberapa kegiatan bersama seperti; pemeriksaan kesehatan gratis untuk kesehatan mata, pemberian gratis kaca mata plus, pemeriksaan gigi, Pa smear, penyerahan diakonia saat Natal, donor darah yang bekerja sama dengan PMI Sulut/ Manado. Bekerja sama dengan penatua sekolah minggu, mengadakan kegiatan untuk anak-anak sekolah minggu. Pada periode 2000 sampai 2004, Bu Lily terpilih menjadi wakil ketua Wanita Kaum Ibu Tingkat Jemaat. Periode tersebut, dilaksanakan kegiatan ceramah-ceramah untuk kaum ibu yang bekerjasama dengan komisi kesehatan. Mengundang nara sumber dari Depkes Sulut, untuk memberikan ceramah tentang bahaya penyalahgunaan narkotika untuk 96

pemuda, pencegahan dan tanda-tanda HIV/AIDS, pemanfaatan obat tradisional melalui apotik hidup dan materi-materi yang dibutuhkan jemaat. Pada saat melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan, bekerja sama juga dengan dokter-dokter yang bekerja di RS. Prof.RD Kandou dan fakultas kedokteran Unsrat dengan bantuan tenaga dokternya, pemeriksaan THT (telinga, hidung, tenggorokan), pemeriksaan anak. Adapun pemeriksaan laboratorium gratis berupa pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolesterol bekerjasama dengan laboratorium yang di pimpin olehAlm. Dr. Calvin Pondaag. Pada saat Bu Lily menjadi wakil ketua wanita Kaum Ibu, menjadi ketua panitia Natal dimana panitia membagikan Renungan harian wanita, Renungan HANA kepada semua wanita di jemaat Sola Gratia. Juga kegiatan-kegiatan di Wanita Kaum Ibu kolom 14, buku Renungan HANA tersebut turut membantu membangun karakter ibu-ibu di kolom 14 dengan membaca secara rutin selama beberapa tahun sampai Renungan HANAtidak terbit lagi. Kegiatan komisi kerja Diakonia ini sangat dirasakan Bu Lily, betapa luar biasa penyertaan Tuhan berlaku atas kegiatan ini. Karena untuk melakukan kegiatan ini, banyak keluarga jemaat yang secara rutin memberi dukungan dana, tenaga dokter, tenaga kesehatan lainnya secara gratis. Oleh karena itu, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan. Bahkan pada tahun 2003 sampai 2004, komisi diakonia di beri kesempatan membangun gedung balai pengobatan dengan memberi kesempatan Bu 97

Lily menjadi ketua panitia pengucapan syukur. Dana yang terkumpul pada acara tersebut menjadi modal awal untuk pembangunan gedung balai pengobatan gereja GMIM Sola Gratia Tikala. Namun, hanya bisa bertahan selama 10 tahun, karena saat banjir tahun 2014, semua peralatan tergenang air. BPMJ selanjutnya memutuskan bahwa fungsi gedung balai pengobatan dirubah menjadi konsistori/rumah pendeta sampai sekarang. Pelayanan di masyarakat dan gereja merupakan panggilan hati nurani. Agar hati Bu Lily tidak kosong. Dengan melayani pada masyarakat dan lingkungan maka ada sukacita di hati. Meskipun dalam pelaksanaannya, banyak juga anggota gereja menuntut pelayanan lebih dari apa yang bisa diberikan oleh komisi diakonia. Namun, selama Bu Lily menjadi ketua diakonia, dapat ia rasakan penyertaan Tuhan dalam kegiatan tersebut. Karena gereja kadang-kadang menyediakan dana bantuan ala kadarnya. Puji Tuhan, Dia sumber pertolongan yang menyediakan dana dengan menggerakan para donatur. Sehingga dana yang diperlukan dapat terpenuhi. Hal ini dapat dirasakan melihat bagaimana sukacita dan bahagianya para janda, duda dan yatim piatu. Rata-rata diakonia natal ada 200-250 paket. Jika jemaat ada berkat, 1 jemaat saja menyumbang 100 paket. Demikian juga saat banjir menimpa kota Manado, sumbangan berdatangan dari jemaat warga Manado yang ada di Jakarta. Sehingga bantuan tersebut dapat 98

diteruskan ke panti-panti jompo yang membutuhkan. Pernah juga ada jemaat yang rumahnya terbakar, Tuhan menggerakkan para donator, sehingga tim dapat membantu dengan DOA bersama pendeta dan membawa bantuan uang tunai, barang-barang berupa kusen dan barang kebutuhan lainnya, bagi keluarga yang tertimpa musibah kebakaran. Ungkapan hamba Tuhan dan teman sepelayanan Pdt. Estephanus Katihokang, S.Th. Ketua Jemaat GMIM BETEL Sario Wilayah Manado Sario. Kesan yang cukup mendalam terhadap kehidupan dan pelayanan Ibu Lily sebagai syamas di GMIM Solagratia Tikala. Pendeta Katihokang sebagai Ketua BPMJ (majelis jemaat), pendeta dan ibu Lily sebagai syamas, menyampaikan rasa puji syukur kepada Tuhan dan terima kasih atas pengabdian tinggi Ibu Lily. Selanjutnya Pendeta Katihokang menyampaikan bahwa bu Lily seorang pelayan Tuhan yang sangat memberi perhatian pelayanan, secara khusus kepada anggota jemaat. Pertama di bidang kesehatan. Bu Lily berjuang supaya di jemaat itu ada klinik. Dan klinik itu dikelola oleh gereja dan menjadi tanggung jawab Ibu Lily. Kemudian Ibu Lily 99

memberikan hal-hal yang diperlukan untuk klinik tersebut. Bangunannya, obat-obatannya. Kemudian ibu Lily juga seorang pelayan Tuhan yang memberikan pemikiran kepada Pendeta Katihokang lewat persidangan gerejawi, agar supaya perlu ada pelayanan sentuhan kasih secara nyata kepada keluarga-keluarga yang perlu dibantu. Sehingga lahirlah program pelayanan diakonia bagi keluarga- keluarga yang perlu dibantu. Pelayanan ini berjalan selama tiga tahun. Pendeta Katihokang sangat menghargai semangat ibu Lily yang luar biasa. Setiap keluarga di bantu 5 kg beras setiap bulan. Selain itu Tuhan juga memberikan kesetiaan dalam pelayanan ibu Lily sebagai seorang syamas, juga seorang ibu yang setia memberi perhatian kepada hamba-hamba Tuhan. Disamping hal tersebut, ibu Lily seorang ibu yang amat menghormati keluhan gereja lain. Ibu Lily sebagai syamas di GMIM dan suaminya Pak Dicky sebagai seorang Katolik. Dan memberi pilihan kebebasan kepada anak-anak untuk menentukan pilihannya. Pendeta Katihokang sangat terkesan kehidupan ibu Lily bersama di tengah-tengah jemaat. Khususnya kehadiran ibu Lily dalam kehidupan masyarakat majemuk, seorang ibu Lily adalah tempat untuk belajar kehidupan bagaimana beroikumene. Ditengah kesibukannya mengelola usaha, pendidik yang memberi ceramah-ceramah, bu Lily tidak pernah meninggalkan tugas pelayanan gerejawi. Sekali bu Lily mengatakan ya dengan segenap hati untuk memberi diri dalam pelayanan, ia tidak pernah mundur. Luar biasa membagi waktu dan interaksi 100

dengan teman-teman, teman kerja yang luar biasa. Ucapan Pendeta Katihokang : “Saya keluarga pendeta Katihokang Repti, dari hati yang terdalam, ketulusan hati yang terdalam menyampaikan selamat berhari ulang tahun, dan sukses senantiasa meneruskan tugas pekerjaan pelayanan sampai kapan pun Tuhan memperkenan- kan kita hidup”. Pdt. Rosali Meity S. Massie-Moeri, M.Th. Mantan Pendeta GMIM Solagatia, Tikala. Seorang ibu pendeta yang lemah lembut, dianugrahkan dua putri dan saat ini sedang pelayanan di Jemaat GMIM Trifena Kaasar Wilayah Minawerot sebagai Ketua BPMJ GMIM Trifera Kaasar, Minahasa Utara, sekitar 30 menit dari Manado. Perkenalannya dengan Ibu Lily Ranti saat masih menjadi vikaris gereja pada tahun 1995 sampai penempatan pendeta pertama pada tahun 1996. Beliau melayani di gereja ini sampai tahun 2000, memberikan kesan ; “Ibu Lily seorang figur wanita pekerja keras tetapi juga keibuan dalam kasih yang senantiasa memanfaatkan waktu sedemikian rupa untuk diisi, diwarnai dengan kasih Kristus sehingga segala 101

sesuatu yang dikerjakan dengan ketulusan, pengorbanan, senantiasa mendapatkan berkat, baik bagi suami, anak-anak, keluarga, orang tua, saudara, tetapi juga jemaat yang ia layani”. Lanjutnya; “Pengorbanannya ketika saya melayani di Jemaat Sola Gratia, dia adalah seorang komisi diakonia. Membangun balai kesehatan pengobatan untuk jemaat waktu itu. Memang ada begitu banyak tantangan, tetapi beliau dengan penuh sukacita menghadapinya. Bahkan tak segan-segan berkorban, sehingga balai kesehatan itu boleh dapat terwujud dan dipakai menjadi berkat bagi jemaat waktu itu. Bagaimana dia mewujudkan misi Kristus dalam pelayanan di bidang kesehatan khususnya. Ia berdaya upaya sedemikian rupa sehingga pelayanan kesehatan pada waktu itu bisa berjalan dengan baik. Ada banyak bantuan yang dia beri dalam hubungan dengan medis, tenaga-tenaga medis, dan para donator yang ia rangkul, sehingga itu dapat terpakai dan dirasakan jemaat. Dalam balai kesehatan ada seorang dokter sukarelawan yang bertugas, ada seorang perawat yang setiap hari ditempatkan dan dibiayai oleh ibu Lily. Yang sangat mengharukan adalah, sang suami Pak Dicky yang beragama Katolik sangat menopang ibu Lily dalam pelayanan, juga kedua anaknya, Barrie danAmel. Peristiwa indah sangat berkesan bagi Pdt. Rosali saat setelah melayani dari Jemaat Solagratia ditugaskan di daerah kepulauan di Manado Tua, Ibu Lily tetap menopang kami dalam pelayanan kepada jemaat di pedalamaan, daerah kepulauan. Dengan 102

menjadi orang tua asuh, mengangkat seorang anak dalam studinya. Demikian juga peduli kepada jemaat di bidang diakonia. Pendeta Rosali melayani di kepulauan Manado Tua selama enam tahun. Mengkisahkan pertolongan Tuhan menjelang Hari Natal. Suatu peristiwa terjadi pada tanggal 24 Desember, dalam pelayanan diakonia di kepulauan Manado Tua. Bu Pendeta ada di pulau dan Bu Lily tidak di dalam perahu yang membawa barang-barang diakonia. Dalam perjalanan di laut, barang-barang yang akan dibagikan kepada jemaat kena gelombang dan tenggelam. Semua orang selamat termasuk seorang bayi yang berumur dua minggu. Puji Tuhan. “Bagi Bu Lily itu tidak menjadi surut dan kecewa, tetapi Ibu Lily tetap membantu jemaat-jemaat di daerah-daerah kepulauan. Apa pun masalah yang sedang terjadi dalam kehidupan Ibu Lily, beliau setia membantu dalam bidang diakonia”. Tugas seorang Syamas bertanggung jawab menjalankan kegiatan diakonia; pengelolaan, penerimaan, penggunaan, pemeliharaan sumber daya dan dana. Pembinaan dan memberi pertolongan pelayanan rohani dan jasmani merupakan tugas bersama dengan Penatua, termasuk kunjungan orang sakit, pelayanan memimpin ibadah dan melayani orang meninggal. 103

Ucapannya: Selamat Ulang Tahun ke 70 Ibu Lily, kiranya di usia 70 tahun hikmat, kebijaksanaan dalam Kristus semakin meneguhkan sukacita Ibu Lily dalam berkarya, baik ditengah keluarga pun di jemaat dan masyarakat. Tuhan Yesus dimuliakan. Tuhan memberkati Ibu Lily dan keluarga. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Yeremia 17 : 7-8 Pdt. Lan Winny Mangolo,S.Th. Ibu Pdt. Lan seorang ibu dan hamba Tuhan, melayani di GMIM dari vikaris tahun 1989 dan diteguhkan pendeta 19 Nopember 1989. Sejak kecil Ibu Pendeta Lan mengenal Ibu Lily Ranti dikarenakan masih ada ikatan keluarga dengan Mama Ibu Lily dengan mama Ibu Pendeta Lan. Beliau pernah dekat dimulai saat pelayanan di jemaat Sola Gratia, Tikala tahun 2013. Saat itu Bu Lily menjabat Diaken dan di GMIM disebut Syamas. Juga dipercayakan ketua 104

komisi diakonia jemaat. Walaupun sudah usia, beliau tidak menjabat lagi dalam perahu pelayanan sebagai Penatua atau Syamas, tetapi masih membantu di pelayanan komisi diakonia. Kakak beradik. Pelayanannya tidak dibatasi pada saat menjabat, tetapi sebagai Tubuh Kristus, beliau membantu pelayanan dalam jemaat. Kesannya, “Saya kagum sama ibu Lily, karena kedisiplinannya, pekerja keras, pintar, tetapi tetap, bersahaja, rendah hati”. Sesuatu yang juga sangat terkesan saat pendeta berdua dengan temannya melakukan kunjungan ke mamanya Ibu Lily. Nyanyi bersama, melihat iman seorang ibu yang luar biasa. Dari kepribadian sampai menular kepada anak-anak. “Mamanya Ibu Lily, seorang pejuang iman dalam keluarga”. Ucapannya : “Selamat Ulang Tahun Ibu Lily… Semoga hari ulang tahunmu ini di penuhi matahari serta pelangi. Tidak ada kadou istimewa yang dapat aku berikan, namun sebuah ucapan yang dibarengi dengan doa dari hati yang tulus membuat kita tetap sahabat sepelayanan untuk hari ini dan selamanya. Panjang umur, sehat, kuat, sukses dan bahagia idolaku, guruku dan sahabatku”. 105

Pdt. Angie Wuysang, MA Dosen Fakultas Teologi UKIT Tomohon Berbicang dengan seorang pendeta dan dosen teologi Angie Wuyang sangat asyik. Sangat komunikatif menyampaikan kesan-kesannya terhadap Bu Lily sekaligus mengingat masa-masa indah. Saat mendapat SK dari Sinode GMIM menjadi vikaris gereja di GMIM Jemaat Sola Gratia berjumpa dengan Ibu Lily sebagai pelayan khusus, Syamas, tahun 2016. Selanjutnya penabisan pendeta tahun 2018. Interaksi dengan Bu Lily selama tiga tahun. Setelah itu mendapat SK Sinode, untuk mengajar di fakultas teologi. Kesannya selama berkomunikasi dengan Bu Lily; “ Orangnya asyik lho dengan kami yang generasi jauh”. Supel dan tidak membuat jarak dengan segala usia. Istilahnya lansia gaul. Cerita Angie selanjutnya; “Saya lebih nyaman ketemu dengan beliau, sebab dalam se usia Bu Lily bisa enak ngobrolnya, tidak menggurui. Ada sesuatu yang unik dalam dirinya. Kesan itu pun muncul dari teman-teman pemuda di kantor Sinode gereja”. Lanjutnya; “Orangnya cerdas, kognitif dan emosi”. Tambahnya; “Bu Lily, orangnya energik, kami kadang malu kalau jalan bersama, beliau lebih cepat”. Doa dan harapan Angie kalau tua ingin seperti Bu Lily. Yang dikaguminya selain hal tersebut di atas, Bu Lily kalau ngobrol selalu di ranah ide.Apa yang terbaik untuk dapat dilakukan. 106

Ucapan BuAngie; “Selamat ulang tahun, tetap sehat umur panjang, setia dalam imannya seperti selama ini. Enjoy, tetapi jangan terlalu sibuklah….perlu istirahat dan memanjakan diri…ha…ha..”. Ronnie Kountul, teman sepelayanan, GMIM, Sola Gratia, Tikala, Manado. Pak Ronny yang mengembangkan usaha pertanian juga melayani Pelayanan di Gereja Masehi Injili di Minahasa, Jemaat Sola Gratia, Tikala mulai tahun 2009 bersama dengan Ibu Lily Ranti. “ Bu Lily bijaksana dalam menghadapi sesuatu penuh bergantung pada Tuhan” awal ungkapan beliau. “Contohnya, jika sesuatu kejadian perlu dikoordinasi dengan Penatua, sering dikomunikasikan dahulu, baru dia mengambil keputusan”, lanjutnya. “Jadi jika dia memerlukan sesuatu dan belum ada yang bisa dihubungi, maka ia mencari tahu secara persis menanyakan apa yang harus Penatua ambil keputusan”. “Pertolongan yang sering dilakukan, adalah masalah dana. Ketika ada kebutuhan khusus di kolom, dan diperlukan cepat, maka Ibu Lily yang menanggulangi terlebih dahulu baru dari pihak kolom yang merespon mengembalikan dana yang dari Bu Lily. Tetapi 107

kadang Bu Lily tidak menuntut pengambalian dari kolom”, demikian lanjut kesannya terhadap Bu Lily Ranti. Jabatan Pak Ronny sebagai Penatua Jemaat dan Ibu Lily sebagai Syamas dan sampai saat ini masih ketua komisi diakonia di jemaat Sola Gratia. “Sudah beberapa periode dipegang terus, tetapi sebenarnya dia sudah tidak mau. Namun gereja tidak mau..” kata Pak Ronny. “ Saat pemilihan, Ibu Lily terpilih terus, jadi jemaat sudah tahu semua kinerjanya bu Lily itu. Jadi jabatan permanen sampai saat ini, ha..ha..” lanjutnya. Kisah selanjutnya disampaikan Pak Ronny, pada waktu bulan Desember tahun lalu, bahwa dalam masa pandemi tidak ada ibadah dan tidak ada pemasukan untuk diakonia, Bu Lily telephone; “Nak, minta tolong bagaimana caranya torang mau cari dana, sebab gereja ini minus sekali pemasukannya” Saat pandemi, selama satu tahun gereja tidak ada ibadah, tidak ada kegiatan rohani. Dan pada bulan Nopember juga tidak bisa bebas jalan untuk mendatangi para donator dalam situasi covid 19 ini, demikian Pak Ronnie berkisah. “Ya sudah kita nanti koordinasi dengan Badan Pekerja Majelis Jemaat Gereja Sola Gratia, Tikala.” Kata Bu Lily. “Dan akhirnya ngga tahu dapat dari mana, Bu Lily bilang, “sudah beres”. Dengan 108

demikian gereja bisa membagi bahan-bahan bantuan untuk diakonia. “Dulu, biasanya satu kolom yang menerima diakonia untuk sepuluh kepala keluarga, tetapi sekarang cuma lima keluarga”, lanjutnya. “Kami nggak tahu mengambil dana dari mana, sedangkan gereja sudah memberi pengumuman bahwa tahun ini tidak ada dana yang dibantu untuk komisi diakonia.” Dari dulu kata Pak Ronnie, bahwa keluarga Bu Lily rutin membantu jemaat gereja Sola Gracia, Tikala. “Jadi kakak beradik ibu Lily ini sangat-sangat membantu sekali”tegasnya. Itu dilakukannya sebelum menjabat menjadi Syamas. Selanjutnya; “Ketika Ibu Lily dipilih sebenarnya menolak, sebab sering pergi ke luar kota jadi tidak bisa bekerja full”. Alasan tersebut, diberi jalan keluar oleh Gereja, bahwa tugas diakonia bisa digantikan yang lain jika Ibu Lily pergi keluar kota. “ Bu Lily, kami bisa tekel masalah itu, nanti kami laporkan kepada Bu Lily” kata Pak Ronnie saat itu. Akhirnya Bu Lily mau menerima jabatan sebagai Syamas. “Kelihatan apa yang dikerjakan Bu Lily begitu gampang, dengan kemudahan-kemudahan apa yang ada di dalam Bu Lily”, lanjutnya. Keluarga besar Ranti sangat membantu pekerjaan Tuhan. Ucapan kepada Bu Lily; “Lebih pada ucapan terima kasih tentunya… ha…ha…jangan bosen-bosen sampai saat ini pun masih ditunjuk untuk menjadi ketua komisi diakonia, biar susah-susah Ibu Lily 109

masih bisa menjalaninya. Sampai saat ini kita bilang masih sulitnya mencari dana dalam masa situasi sulit covid 19 ini, tetapi Ibu Lily bisa tanggulangi. Kendati Ibu so takut tuk hadir di gereja untuk ikut rapat atau apa, dengan usia beliau sudah lansia, tetapi semangat juga dia kerja di rumah” semangat Pak Ronnie menyampaikan. Cinta kasih Ibu Lily Ranti yang diungkapkan kepada Tuhan dalam pelayanan di gereja secara resmi bersama-sama dengan Bapak Ronny dari tahun 2009 sampai 2018. Menurut Pak Ronny, Bu Lily orangnya supel dan setia walaupun sering meninggalkan Manado, ke Jakarta dan kota-kota lain. Seringkali Pak Ronny bilang; “Aduh saya ditinggal sendiri sama syamas, saya kerja sendiran”. Bilamana Bu Lily pergi, maka dia bertindak sebagai Penatua dan juga sebagai syamas juga. Pak Ronny mengerjakan tugas sebagai syamas yang seharusnya dikerjakan Bu Lily. “Tapi kadang saya juga melakukan tugas yang dia minta” cerita Pak Ronnie. Atau; “Bu Lily membawa kotbah yaa... atau, Bu Lily membawa renungan yaa” lanjutnya. Kekompakan ini dirasakan jemaat yang dilayaninya. Kadang bertugas sebagai Penatua dan juga sebagai Syamas juga. Pak Ronny berkisah; “ Kadang mengerjakan tugas sebagai syamas yang seharusnya dikerjakan Bu Lily tetapi kadang saya juga melakukan tugas yang dia minta”. Cara canggih untuk mempertajam keharmonisan dalam pelayanan 110

adalah saling mendoakan dan membangun komunikasi konstruktif dengan rekan sepelayan. D. Menjalani kehidupan setelah pensiun. Bu Lily pensiun sejak tahun 2001, menjadi Kapala Cabang Astra CMG Life (Asuransi ASTRA CMG) dari tahun 2001 sampai 2003. Selanjutnya aktif di organisasi profesi dan gereja serta full time di apotik. Dari hasil pekerjan di asuransi, betapa besar pertolongan Tuhan, sehingga anak Barrie dan Amel, yang saat itu kuliah di Universitas Klabat jurusan akutansi, tidak mengalami hambatan biaya kuliah maupun kegiatan lain sebagai anak-anak muda. Pada saat itu, Bu Lily sudah bisa membeli mobil baru dengan fasilitas sebagai kepala cabang. Dari pekerjaan asuransi juga, Bu Lily mendapat kesempatan untuk menghadiri pertemuan group ASTRA CMG life. Barrie pun setelah lulus S1 di Universitas Klabat mendapat pekerjaan di Bandung dan meneruskan studi S2 Keuangan di Unika Parahyangan, Bandung. Demikian juga setelah Amel lulus S1 di UNKLAB, dapat mengikuti pendidikan di Beijing BLCU (Beijing Language and Culture University). Setelah lulus, ia mendapat pekerjaan di Jakarta sekitar 2 tahun. Disaat seperti itulah ia mendapat berita papanya sakit, bertepatan dengan libur lebaran tahun 2009. Tanggal 19 September rencanany, ia akan mengunjungi Papanya, sekalian libur, tidak disangka tanggal 26 September 2009, papa dipanggil Tuhan. Ia mengambil keputusan untuk 111

menemani Mama di Manado dan berhenti dari tempat kerjanya. Sedangkan Barrie, pada tahun 2007 sambil menunggu wisuda S2 Unika Parahyangan, berlibur ke Manado. Tidak disangka pada Desember 2007, papa mendapat serangan jantung yang cukup berat. Papanya, dirawat di rumah sakit dan hal ini pula yang membuat Barrie akhirnya memutuskan tidak kembali ke Jakarta untuk bekerja. Menemani Papa dan Mama jauh lebih utama di Manado. Disinilah, Bu Lily melihat pertolongan dan kasih Tuhan berlaku melalui peristiwa- peristiwa sulit yang dialaminya. Disisi lain, Tuhan menunjukkan kasihNya melalui kasih anak-anaknya. Mereka merelakan impian-impian mereka untuk menemani Mama, dan mengurus Papa yang sakit. Mulai saat itu, Barrie terus menemani Papa yang sakit menjadi sopir pribadi, menemani mengontrol bangunan-bangunan yang menjadi bagian dari proyek-proyek Papa. Pada tahun 2009, Bu Lily mengawali masa kesendiriannya. Penyertaan Tuhan dirasakan lebih lagi dengan menikahkan Barrie pada tanggal 24 April 2010, dan menikahkan Amel pada tanggal 27 Desember 2011 di Manado. 1. Kehidupan pada masa pandemi covid 19. Kehidupan baru dalam mengisi waktu masa pandemi adalah secara virtual choir bersama saudara-saudara, untuk menyanyikan lagu-lagu rohani yang dapat di link di you tube Hanny Ranti atau 112

Belicia Setiamarga. Diadakan kegiatan menyanyi, tidak pernah dilakukan secara riil. Kegiatan Virtual fun walk yang juga dilakukan dimasa pandemi dan berdampak pada kesehatan, karena belum pernah Lily rutin berjalan. Dan semua kegiatan ini, dapat dilakukan karena anugerah kesehatan yang diberikan oleh Tuhan. Selain itu, menanam bunga sebagai salah satu hiburan dalam masa pandemi. Dengan melihat tanaman mulai bertumbuh dari biji dan menjadi tunas sampai akhirnya berbunga. Demikian kebaikan Tuhan pada masa pandemi yang dijalani selama setahun lebih sejak 15 Maret 2020. Pelayanan di youtube dapat dilihat di link saat natal oleh cucu-cucu dan h ps://m.youtube.com/watch?v=KilOOeJHV5s. Angels We Have Heard on High sung by Ranti Bastiaan Family Junior Choir Christmas 2000. Kegiatan rohani dilakukan dengan ibadah masih dilaksanakan secara on line sampai sekarang. Dari pengalaman masa pandemi, dapat dirasakan bahwa covid 19, tidak dapat menghalangi umat-Nya untuk tetap berbakti pada Tuhan. Melayani melalui persembahan puji-pujian2 pada ibadah-ibadah keluarga besar Ranti Bastiaan melalui zoom meeting, yang dilaksanakan setiap minggu, sejak perayaan Paskah tahun 2020 sampai Sekarang. Hal inipun merupakan berkat dan anugerah Tuhan yang membuat hubungan antar anggota keluarga semakin dekat. Inilah cara Tuhan untuk memajukan dalam 113

iman, seperti dengan dibentuknya group WA membaca alkitab setiap hari, sebanyak 2-3 pasal. Yang membuat hati terus bersyukur dalam kegiatan ini dengan mengajak juga cucu-cucu. Diantaranya salah satu cucu Bu Lily yang berusia 10 tahun juga setiap hari ikut membaca dan melapor ayat-ayat yang menjadi bacaan wajib. Itulah ucapan terima kasih pada Tuhan yang telah memberi hikmat pada anak cucu, untuk selalu membaca dan merenungkan firman Tuhan. Puji Tuhan dalam masa pandemi, Tuhan menolong dengan memberi kesehatan, padahal sejak tanggal 15 Maret, Lily lebih banyak tinggal di rumah sambil menurus apotik. Sebenarnya ada kekhawatiran di awal masa pandemi. Posisi apotik harus diatur sedemikian rupa agar pengunjung dan karyawan terhindar dari droplet pasien yang akan dilayani. Untuk itu di depan apotik dipasang 2 baliho. Anjuran Pemerintah; Pakai Masker, Jagajarak antar pasien, Cuci tangan dengan sabun atau menggunakan sanitizer. a. Ada bahaya virus Covid 19 dan penularannya yang tidak terlihat mata. b. Di depan etalage dipasang plastik mika, agar pasien dan karyawan apotik terhindar dari droplet, dan setiap selesai melayani, kaca etalage disemprot 114

sanitizer dan cuci tangan. Melalui pandemic, masyarakt diajar untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kesehatan tubuh/ daya tahan tubuh dengan minum vitamin C dosis tinggi dan vitamin-vitamin yang dianjurkan pemerintah. Pada awal pandemi, gereja bersama komisi diakoni melakukan kegiatan pembagian vitamin untuk seluruh jemaat gereja. Juga membantu petani sayur dengan membeli produknya bersama tim gereja, lalu membagikan sayur dan sembako bagi jemaat yang membutuhkan, pegawai dan tukang ojek sekitar apotik. Semua kegiatan dilakukan dari rumah, dengan menggunakan zoom meeting. Inilah cara Tuhan memberikan kesempatan untuk belajar memanfaatkan peralatan yang ada untuk mengikuti webinar-webinar dari organisasi profesi, IAI Pusat, IAI di daerah-daerah, Balai POM di daerah-daerah serta perusahaan-perusahaan Obat yang produk- produknya di jual di apotik. Beberapa perusahaan yang melakukannya setiap minggu seperti Varash sadan Nusantara, AFC, Bio Herb dan Komunitas bisnis digital. Selama setahun pandemi, puluhan webinar yang diikuti membuka wawasan bukan saja di dunia farmasi, namun juga di bidang lain yang belum pernah tersentuh. Seperti membuat tanaman secara Hydroponik, belajar menyanyi virtual dan ibadah online. 115

Melalui pandemi, Tuhan menyatakan kuasa-Nya dan membuka mata Lily dalam kehidupan sehingga dapat melakukan hal-hal yang tidak pernah di lakukan saat sebelum pandemi. Walaupun perayaan Hari Ulang Tahun, dan ibadah online seperti terasa berbeda dan “kurang”, tidak bisa jumpa dengan anak dan cucu di Jakarta atau Manado, namun ada banyak yang positif dialami. Setiap pagi dapat mengikuti renungan pagi secara online di gereja GMIM Sola Gratia Tikala, Sinode GMIM, gereja Sangkrah ataupun ibadah-ibadah online lainnya. Iman percaya makin bertumbuh bahkan dapat mengikuti Kongres IAI Pusat selama 3 hari secara virtual. Tanggal 3-5 November 2020 yang rencana sebelumnya dilaksanakan di Bali. Kesabaran, menghargai waktu, belajar hal-hal baru di luar profesi adalah anugrah Tuhan melalui situasi pandemi ini, yang digeluti lebih disiplin agar waktu yang Tuhan berikan dapat di manfaatkan secara optimal. 2. Pertolongan dan Perlindungan Tuhan Luar Biasa. Lolos dari kecelakaan motor boat di laut. Kisahnya terjadi saat mengantar tamu yang berasal dari Australia, jalan-jalan ke Pulau Bunaken. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 7 Desember 2010, dimana kami bertiga berencana akan jalan-jalan ke Pulau Bunaken. Saat akan berangkat ada pilihan, akan menumpang motor boat yang agak besar untuk 15 116

penumpang atau kapasitas 5 penumpang. Dengan alasan hanya 2 tamu dengan saya yang akan jalan- jalan ke Pulau Bunaken, maka diputuskan bersama menumpang/menyewa motor boat dengan kapasitas 5 orang. Awalnya cuaca cerah. Dari rumah saya pesan ke anak saya, bahwa kami akan kembali ke Manado sekitar jam 2 siang. Perjalanan dengan motor boat sekitar 1 jam. Kami berangkat pagi-pagi, cuaca bagus saat tiba di Pulau Bunaken. Kami melihat taman laut dan jalan-jalan di Pulau tersebut. Karena cuaca baik dan cerah, kami asyik berfoto-foto, menikmati makan siang di sana, lupa kalau hari sudah lewat jam aman untuk pulang ke Manado. Biasanya, apabila sudah agak sore, arus air lautnya bertentangan dengan arah ke Manado. Kami bergegas pulang. Namun, ditengah perjalanan pulang tiba-tiba terjadi hujan dan angin. Motor boat mesinnya berhenti dan kami terombang- ambing di tengah laut, dengan ombak serta arus yang berlawanan dengan arah kami pulang. Tamu saya sudah mulai menangis dan mengatakan, kalau tahu mau ada angin kencang, seharusmya kami menyewa motor boat dengan kapasitas yang lebih besar. Namun apa mau sudah dikata. Sudah terjadi, jalan satu- satunya adalah berdoa dan memohon pertolongan Tuhan. Setelah dengan susah payah pengemudi motor boat itu berjuang, akhirnya kami tiba di pelabuhan Manado jam 4 sore.Tanpa bisa mengontak anak saya, karena semua telepon seluler low battery. Demikian kebaikan Tuhan, terjadi pada kami, meskipun saat tiba di rumah, anak saya menegur saya; “ Mama tolong ingat perasaan kami yang khawatir, 117

Mama nggak ada berita dan HP nggak bisa dihubungi”. Lolos dari kecelakaan mobil dinas saat bertugas di Kantor Wilayah Depkes. Propinsi Sulawesi Utara. Peristiwa terjadi dalam perjalanan dinas menggunakan mobil kantor, sekitar tahun 1990. Salah satu baut ban mobil Kijang hampir lepas. Saat itu, Bapak Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Sulut melakukan perjalanan dinas safari supervisi ke daerah Gorontalo. Dalam rombongan beliau, saya termasuk salah satu pesertanya. Biasanya perjalanan itu akan dimulai sejak pagi berangkat dari Manado, lalu mampir ke Puskesmas yang berada di Kabupaten Minahasa, Kabupaten Bolaang Mongondow, terus sampai malam, menginap di rumah tenaga kesehatan. Besoknya, meneruskan perjalanan ke Puskesmas di Kabupaten Gorontalo, Kotamadya Gorontalo dan menginap di hotel. Selanjutnya meneruskan perjalanan supervisi ke Puskesmas dan Rumah Sakit atau Kantor Dinas Kesehatan, untuk pertemuan dengan staf Dinas Kesehatan Gorontalo, Kabupaten Gorontalo. Setelah tugas selesai, rombongan berjalan menuju Manado dengan 5-7 mobil jenis Kijang. Saat itu, saya mendapat tumpangan bersama atasan saya dan sopir. Dalam perjalanan pulang, kebetulan pada saat saya membuka kaca jendela, terdengar ada suara yang tidak biasa dari ban mobil tersebut. Ternyata ada salah satu baut ban mobil sudah longgar, 118

terpaksa sopir harus memperbaikinya dengan mengencangkan semua baut ban mobil. Demikian cara Tuhan menolong kami, sehingga lolos dari kecelakaan mobil. Lolos dari kecelakaan pesawat terbang dalam perjalanan dinas saat bertugas di Balai POM Manado. Peristiwa itu terjadi saat perjalanan pulang menjalankan tugas pemeriksaan sarana produksi makanan dan minuman di Gorontalo. Rombongan saat itu terdiri dari Kepala Balai POM Manado, Bapak Hamadian, istri dan 3 staf termasuk saya. Rombongan kami sudah dalam pesawat, perjalanan dari Gorontalo ke Manado menempuh waktu 1 jam, dengan pesawat baling-baling. Saat itu pesawat sudah take off dan sekitar 15 menit kemudian, tiba-tiba salah satu baling-baling berhenti. Lalu beberapa menit kemudian, baling-baling yang ke dua juga berhenti. Semua penumpang mulai panik. Ada yang menangis, ada yang sudah mulai berdoa dengan suara keras sesuai agamanya masing-masing. Tentu sebagai penumpang tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa. Puji Tuhan, tiba-tiba baling-baling berputar lagi dan terasa kecepatan pesawat ditambah. Setiba di airport Manado, ternyata sudah siap beberapa mobil pemadam kebakaran. Demikian kebaikan Tuhan, kami rasakan dengan situasi panik semua penumpang. Kejadiannya sekitar tahun 1986. Dua rekan saya saat ini sudah kembali ke pangkuan Bapa di Surga, 119

sedang atasan saya sudah berusia 85 tahun, sehingga sulit dihubungi untuk wawancara. E. PENUTUP Lagu Himne, Nyanyian Kidung Jemaat nomor 393. TUHAN, BETAPA BANYAKNYA 1 Tuhan, betapa baiknya berkat yang Kauberi Istimewa rahmatMu dan hidup abadi. Reff: T'rima kasih, ya Tuhanku atas keselamatanku! Padaku telah Kau beri hidup bahagia abadi. 2. Sanak saudara dan teman Kaub'ri kepadaku Berkat terindah ialah 'ku jadi anakMu. Reff: T'rima kasih, ya Tuhanku atas keselamatanku! Padaku telah Kau beri hidup bahagia abadi. 3. Setiap hari rahmatMu tiada putusnya; Hendak kupuji namaMu tetap selamanya. Reff: T'rima kasih, ya Tuhanku atas keselamatanku! Padaku telah Kau beri hidup bahagia abadi. Dengan terbitnya buku ini, kiranya dapat bermanfaat bagi saudara, teman, anak, cucu, sehingga 120



Foto Keluarga 122

Teman Sepelayanan dan Profesi 123

Teman Sekolah & Kuliah 124






Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook