1
KATA PENGANTAR i
KATA PENGANTAR Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki beragam suku bangsa serta budaya pada setiap daerahnya. Setiap suku melestarikan budaya turun temurun dari generasi ke generasi sampai sekarang. Warisan-warisan budaya tersebut dapat berbentuk peninggalan sejarah, kesenian dan bentuk kerajinan, seperti kerajinan ukir, anyaman, tenun, tembikar. Kabupaten Jepara juga memiliki banyak potensi lokal yang perlu dikembangkan dan diajarkan kepada generasi muda sekarang agar tidak hilang dan tergerus oleh perkembangan zaman. Potensi – potensi lokal yang dikembangkan menjadi sebuah kurikulum diantaranya Kerajinan Ukir, Kerajinan Batik, Kerajinan Tenun Troso, Kerajinan Rotan, Kerajinan Monel dan Kerajinan Keramik. Semua potensi tersebut merupakan ciri khas kerajinan yang ada di Kabupaten Jepara. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya telah berhasil disusun 6 buah Kurikulum Potensi Lokal Kabupaten Jepara yang akan nantinya akan digunakan sebagai muatan pemberdayaan pada Pendidikan Kesetaraan. Kurikulum yang tersusun ini diharapkan bisa memberikan kontribusi yang positif dalam meningkatkan kualitas peserta didik pada pendidikan Kesetaraan baik Paket A, Paket B maupun Paket C. Dengan tersusunnya Kurikulum ini akan lebih mempermudah pendidik maupun peserta didik untuk membelajarkan pemberdayaan dan ketrampilan serta menjadi rujukan Satuan Pendidikan lainnya jika akan melaksanakan. Saya mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu dan tenaganya sehingga bahan ajar ini dapat digunakan. Saya menyadari sepenuhnya bahwa “tidak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan kurikulum potensi lokal Kabupaten Jepara tersebut di masa yang akan datang. Aamin. Jepara, Januari 2020 Kepala SKB Jepara Dra. Dian Sekar Sariutami, M.Pd NIP. 19630919 199003 2 005 ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR KEPALA SKB............................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1 A. Rasional ..................................................................................................................... 1 B. Tujuan........................................................................................................................ 2 C. Landasan.................................................................................................................... 2 D. Lingkup Pengembangan ............................................................................................ 2 BAB II KERAJINAN ROTAN JEPARA .......................................................................... 3 A. Sejarah Kerajinan Rotan Jepara .............................................................................. 3 B. Fungsi Kerajinan Rotan ........................................................................................... 4 C. Manfaat Rotan Bagi Kehidupan .............................................................................. 4 BAB III KURIKULUM POTENSI LOKAL KERAJINAN ROTAN ............................... 7 A. Rasional.................................................................................................................... 7 B. Tujuan ...................................................................................................................... 8 C. Prinsip Dasar ............................................................................................................ 9 D. Muatan/Materi Potensi Lokal Kerajinan Rotan ...................................................... 10 E. Perumusan Kompetensi Dasar.................................................................................. 15 Paket A ................................................................................................................... 15 Paket B ................................................................................................................... 16 Paket C ................................................................................................................... 17 F. Silabus....................................................................................................................... 19 BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 20 iii
BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Rotan merupakan salah satu kekayaan hutan Indonesia sebagai negara tropis yang memberi sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia. Saat ini ketersediaan rotan sangat banyak di hutan Indonesia terutama di wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Indonesia merupakan penghasil 85% rotan mentah dunia setara dengan 699.000 ton/tahun. Akan tetapi dengan anugerah serta kondisi yang dimiliki tidak serta merta menempatkan Indonesia sebagai leading country dalam perdagangan rotan dunia. Indonesia masih menempati posisi ketiga (7,68%) dalam perdagangan rotan di pasar global setelah China (20,72%) dan Italia (17,7%). Indonesia masih mengandalkan ekspor saja, sehingga pemanfaatan kekayaan rotan di Indonesia belum maksimal. jika dipoles dan diolah menjadi sebuah kriya (handycaft) atau kerajinan tangan yang bernilai, maka akan menjadi nilai ekonomi yang sangat besar dan dapat membantu perekonomian Indonesia. Rotan akan bernilai jual tinggi jika dianyam dan dikreasikan menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual. Sejarah singkat dari tanaman ronta di Indonesia memiliki cerita yg panjang, keberadaanpun sudah berabad abad lamanya, mungkin sekarang kita sudah jarang mengenal apa tanaman rontan. Sedikit sekali referensi yang menceritakan sejarah anyaman di Indonesia, hasil rangkuman yang diperoleh ada beberapa teori yang menceritakan mengenai awal mula masuknya keahlian menganyam di Nusantara. Pada zaman nenek moyang kita rotan tersebut di anggap sebagai barang yg sangat istimewa bisa dikatakan barang mewah yg bermakna politis dan ekonomis, Pada masa Kerajaan Sriwijaya misalnya, rotan digunakan sebagai baju alat perang rotan. Menganyam sendiri merupakan keahlian asli dari orang melayu termasuk Indonesia, teori ini diperkuat dengan ditemukannya tempat tinggal dan tembikar yang terbuat dari anyaman, hal ini tidak dimiliki dan diperoleh di daerah lainnya. Sejarah menceritakan, jaman dahulu anyaman merupakan pekerjaan para wanita. Anyaman ini bukan sebagai mata pencaharian, namun sebagai pengisi waktu senggang. Seorang wanita pada masa itu dianggap tidak mempunyai sifat kewanitaan yang lengkap jika dia tidak mahir dalam seni anyaman. Fungsi anyaman pada zaman dahulu hanya sebagai alat untuk kegunaan sendiri, sebagai hadiah, serta sebagai kemasan hantaran saat berkunjung pada sahabat atau keluarga. Teori lainnya, para pengikut Sunan Gunung Jati mengajarkan berbagai kerajinan tangan untuk menarik minat masyarakat dalam memeluk agama Islam, ternyata dengan cara ini perkembangan Islam sangat pesat hingga tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ki Tegalmantra (murid Sunan Gunung Jati) yang telah mengajarkan teknik anyam- anyaman kepada masyarakat Cirebon. Bukti sejarah, menceritakan bahwa Desa Tegalmantra dan Tegalwangi tempat dimana Ki Tegalmantra menyebarkan agama Islam, sekarang dikenal sebagai sentra industri kerajinan anyaman terbesar di Jawa. 1
B. Tujuan Tujuan penyusunan kurikulum kerajinan rotan sebagai potensi pemberdayaan pada pendidikan kesetaraan ini adalah: a. Sebagai acuan bagi satuan pendidikan untuk melakukan analisis potensi internal dan eksternal tentang potensi lokal terutama kerajinan rotan; b. Sebagai acuan bagi satuan pendidikan untuk melaksanakan kurikulum kerajinan rotan dengan baik dan terarah; c. Sebagai acuan bagi satuan pendidikan lain jika ingin menyelenggarakan kurikulum rotan; C. Landasan Landasan yang digunakan untuk menyusun Kurikulum Potensi Lokal adalah sebagai berikut. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Potensi Lokal Kurikulum 2013; 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah; 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah; 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan; 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah. D. Lingkup Pengembangan Potensi yang ada dalam penyusunan kurikulum kerajinan rotan sebagai pemberdayaan pada pendidikan kesetaraan ini adalah: 1. Menggali potensi berdasarkan kondisi daerah yang berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan social serta lingkungan budaya khususnya di Kabupaten Jepara; 2. Mengembangkan potensi daerah, khususnya kerajinan rotan yang mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sesuai dengan perkembangan dan potensi yang ada di daerah; 3. Mengembangkan suatu kurikulum lokal tentang kerajinan rotan, yang bisa digunakan dalam pembelajaran khususnya di Kabupaten Jepara; 4. Satuan satuan pendidikan lain dapat mengembangkan muatan lokal yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta kondisi satuan pndidikan yang bersangkutan. 2
BAB II KERAJINAN ROTAN JEPARA A. Sejarah Kerajinan Rotan Jepara Kota Jepara selain terkenal dengan ukirannya, ternyata memiliki sebuah potensi kerajinan yang sangat luar biasa. Potensi yang bisa menjadi komoditas dan sumber pendapatan daerah Kabupaten Jepara. Kerajinan-kerajinan yang dimaksud adalah kerajinan tenun troso, kerajinan monel, kerajinan seni ukir patung kayu, kerajinan rotan, dll. Sejarah awal mula rotan di Kabupaten Jepara diawali pada tahun 1970, dimana disatu daerah di bagian selatan Kabupaten Jepara, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Demak, jika dari arah Semarang menuju Jepara ada sebuah Desa dengan nama Desa Teluk Wetan. Hasil wawancara dengan narasumber, berawal dari tiga orang warga desa Teluk Wetan yang mendapatkan kesempatan dari pemerintah untuk mengikuti kegiatan pelatihan di Negara Filipina untuk belajar berbagai anyaman kerajinan rotan. Hasil dari pelatihan tersebut, ketiga warga desa tersebut kembali ke Jepara, dan menyebarkan ilmu yang mereka dapatkan untuk mengajarkan warga desa bagaimana membuat anyaman rotan yang berkembang turun-temurun hingga sekarang, hingga pada tahun 1990-an pemerintah meresmikan desa Teluk Wetan, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara sebagai sentra kerajinan rotan. Saat ini hampir 90% warga desa berprofesi sebagai perajin rotan. \"Ada sekitar 70 kios rotan di desa ini, sejak itulah desa Teluk Wetan menjadi sentra kerajinan anyaman rotan terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Terangsan, Kabupaten Surakarta. Desa Telukwetan yang merupakan sentra kerajinan rotan ini berjarak sekitar 5 Km dari Kabupaten Demak atau sekitar 29 Km ke arah selatan dari pusat Kota Jepara. Desa Telukwetan dikelilingi oleh Desa Manyargading, Bandungrejo, Brantak Sekarjati, Kalipucang Wetan, dan Sidigede. Letaknya relatif mudah dijangkau karena berdekatan dengan Kantor Kecamatan Welahan dan sekarang di pintu gerbang Desa Telukwetan dibuatkan gerbang Selamat Datang serta bertuliskan \"Sentra Anyaman Rotan dan Bambu\". Sumber: https://sentrarotanindonesia.wordpress.com/ 3
Saat ini, kerajinan rotan mulai sulit berkembang dengan adanya modernisasi di segala aspek. Belum lagi kendala untuk Kabupaten Jepara yang miskin akan bahan baku sehingga Jika tidak dibakukan dalam sebuah kurikulum, maka kerajinan rotan hanya akan menjadi sebuah kenangan. Kurikulum lokal kerajinan rotan sangat penting keberadaannya sebagai cara melestarikan warisan budaya lokal serta menunjang aset pariwisata sebagai daya tarik bagi pengunjung saat ini. B. Fungsi Kerajinan Rotan Rotan merupakan bahan baku utama kerajinan, lebih tepatnya anyaman. Disebut anyaman sebab rotan dibentuk dengan cara dianyam, disatukan dengan cara dililitkan sehingga setiap helai rotan membentuk sebuah anyaman yang memiliki banyak ragam bentuk dan fungsi. Fungsi Anyaman Rotan sendiri adalah sebagai hiasan semata atau dapat pula berfungsi sebagai benda pakai. Namun, fungsinya memang lebih banyak pada nilai guna alias benda pakai. Sebutlah tudung saji yang terbuat dari anyaman rotan, keranjang parcel, kursi dan meja tamu, ayunan bayi, tempat lampu hias, dan banyak lagi anyaman rotan lain yang memiliki nilai fungsi. Bahkan, hulahop yang dipakai untuk olahraga pun terbuat dari rotan. Pemisah ruangan yang terbuat dari rotan tidak hanya memiliki fungsi guna, tetapi memiliki fungsi estetis. Anyaman rotan banyak dijual di toko-toko pinggir jalan. Anyaman rotan memang tak lagi begitu diburu oleh masyarakat sebab sudah mulai tergeser oleh produk-produk yang dianggap lebih modern. Namun, produk industri rumahan ini tetap saja ada dan tetap bertahan hingga kini. Barang-barang rumah tangga yang berasal dari anyaman rotan sebenarnya akan lebih tahan lama dibanding barang-barang rumah tangga yang terbuat dari busa atau bahan sintetis lain, seperti sofa. Daya tahan anyaman rotan memang tak diragukan lagi sebab rotan memang dikenal sebagai tumbuh-tumbuhan yang memiliki daya cukup lama dan kuat. Dalam memelihara benda anyaman rotan, sebaiknya cukup dilap dengan kain kering yang bersih. Warna rotan akan semakin pekat jika mendapat penyinaran cahaya matahari secara langsung. Warna putih kekuking-kuningan atau gading akan menjadi kuning kecokelat-cokelatan dan akan menjadi lebih pekat jika rotan tersebut tersinari cahaya matahari, terlebih di sore hari. Warna pekat inilah yang membuat anyaman rotan semakin indah dan disukai oleh pemburu anyaman rotan. Berbagai bentuk modifikasi anyaman rotan C. Manfaat Rotan Bagi Kehidupan Batang rotan yang memiliki nama ilmiah Sp Daemoonorops Draco ini sangat berguna bagi manusia. Rotan yang jumlahnya sangat banyak dan mudah di olah serta beratnya yang ringan, sering dijadikan pengganti kayu. Bahkan kecenderungan kini orang-orang lebih memilih rotan daripada kayu pada umumnya. Beberapa manfaat rotan diantaranya: 1. Sebagai bahan baku mebel Kelebihan rotan dibanding kayu, yang mana rotan lebih kuat, ringan, mudah dibentuk karena elastis, dan juga sangat murah membuatnya di gunakan sebagai bahan utama mebel. Penggunaan rotan bisa di jadikan meja, kursi, rak buku, serta lemari hias. Sekarang rotan menjadi bahan kombinasi bagi mebel-mebel sehingga lebih indah. 4
2. Untuk pembuatan senjata Rotan bisa juga di gunakan menjadi tongkat penyangga hingga fungsi senjata. Ada beberapa daerah di Asia bahkan menggunakan rotan sebagai pemukul untuk hukuman cambuk bagi pelaku kejahatan. Selain itu di Indonesia juga ada beberapa perguruan bela diri yang menggunakan rotan sebagai senjatanya. 3. Rotan sebagai pengganti sayuran Uniknya batang rotan bisa juga di gunakan sebagai sayuran yang melengkapi makanan sehari-sehari bersama nasi dan lauk pauk. Hal itu yang dilakukan oleh Suku Dayak di kalimantan Tengah, Mereka menjadikan rotan sebagai sayuran untuk dimakan. Tentu rotan yang di dapat, di bersihkan dahulu dari duri-duri yang menempel. Sifat elastis rotan membuatnya cukup renyah di lidah. 4. Pucuk rotan sebagai bumbu masakan Selain batang rotan dan daunnya yang bisa dijadikan sayuran. Pucuk batang rotan atau yang disebut umbut juga dapat dijadikan sebagai bumbu penyedap masakan. Rasa sepat yang dimiliki batang rotan memberikan selera tersendiri pada masakan. Kurang lebih ada 9 jenis rotan, yang pucuknya bisa dijadikan sebagai bumbu masakan. 5. Getah rotan dijadikan meni Rotan juga bisa digunakan untuk melapisi kayu-kayu agar nampak artistik dan mengkilap. Getah rotan yang dikenal sebagai dragon‟s blood yang artinya darah naga ini di gunakan untuk melapisi kayu-kayu artistik. Pemanfaat getah menjadi meni ini juga di gunakan untuk melapisi gitar, dan biola. 6. Pembuatan bola sepak takraw Tahukah Anda bahwa bola yang digunakan untuk olahraga sepak takraw di buat dari rotan. Bola sepak takraw memang sangat kuat dan lentur bukan. Sifat itulah yang dimiliki oleh batang rotan. Untuk dapat di bentuk menjadi bola sepak takraw, rotan perlu melalui proses yang panjang. Mulai dari proses pengeringan batang kayu, hingga pelurusan agar rotan bisa di bentuk sedemikian rupa. 7. Bahan baku kerajinan tangan Rotan ketika di ambil dari hutan alami atau budidaya perlu melewati proses pengolahan yang cukup panjang. Dimulai dari proses penggorengan kayu rotan, pengeringan, pelurusan kayu, pemutihan , hingga pengawetan kayu. Kesemuanya dilakukan agar rotan bisa di gunakan untuk bahan baku seperti kerajinan tangan yang membutuhkan bahan yang kuat dan elastis. Selain itu, bahan rotan yang tahan lama karena bersahabat dengan zat-zat pengawet membuatnya digemari para pengerajin untuk di jadikan sebuah hasil karya kerajinan tangan. Banyak hasil karya kerajinan tangan yang bisa di buat. Mulai dari aneka macam keranjang, hiasan dinding, ornamen-ornamen rotan untuk menghiasi rumah, pemukul debu kasur, vas bunga, pot gantung, dll. Banyak sekali karya kerajinan tangan yang akan di buat seiring meningkatnya daya kreatifitas dan di tunjang dengan ketersediaan batang rotan yang melimpah di negeri ini. 8. Kontruksi atap untuk rumah kayu Rotan sangat elastis dan kuat. Pemberian zat pengawet yang tepat akan membuat kualitas rotan jadi lebih tahan lama. Bagi dunia arsitektur, rumah sangat baik digunakan untuk dijadikan kontruksi atap pada bangunan rumah kayu yang di desain 5
artistik. Umumnya rotan akan dikombinasikan dengan kayu-kayu seperti jati, pinus dan juga bambu. 9. Dijadikan tongkat untuk para pendaki Jika Anda suka hiking tentu mengenal peralatan pendakian berupa tongkat. Ya, tongkat yang digunakan untuk proses pendakian di buat dari rotan. Selain untuk para pendaki, ada juga penggunaannya untuk tongkat olahraga lainnya. Beberapa tongkat ski ada juga yang terbuat dari rotan. 10. Dijadikan tali pengikat dan jala Untuk konstruksi dari kayu biasanya dibutuhkan pengikat yang kuat. Bagi nelayan, kadang menjadikan rotan untuk mengikat perahunya, selain itu rotan digunakan juga oleh nelayan sebagai alat penangkap ikan. Jenis rotan yang digunakan adalah rotan dandan. 11. Digunakan untuk obat tradisional Sempat di ulas di awal, bahwa batang rotan mengandung zat tanin. Kandungan kimia tersebut terdapat pada rata-rata jenis rotan. Dalam dunia medis, kandungan tanin cukup bermanfaat untuk melawan bakteri dan virus. Sifat itu kemudian di manfaatkan oleh ahli herbal untuk mengatasi penyakit yang disebabkan infeksi bakteri seperti: Penyakit radang tenggorokan Mengatasi batuk dan pilek berkepanjangan Penyakit diare Penyakit malaria Pendarahan organ dalam 6
BAB III KURIKULUM POTENSI LOKAL KERAJINAN ROTAN A. Rasional Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang- ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. Kurikulum potensi lokal dalam hal ini kerajinan rotan dirancang untuk mempersiapkan generasi muda bangsa sebagai pewaris budaya bangsa sebagai individu dan warga negara yang beriman, produktif kreatif, inovatif dan peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Secara khusus, ketrampilan 7
kerajinan rotan memiliki arti penting untuk mengembangkan dan menguatkan budaya lokal (local genius dan local wisdom), nilai-nilai karakter sebagai pembangunan kembali potensi lokal, pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang dan dasar pengembangan kewirausahaan dan ekonomi kreatif, sehingga mampu membangun citra dan identitas bangsa, serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif. Melalui penguatan pembelajaran kerajina rotan ini nantinya peserta didik mampu menciptakan ide-ide kreatif, kritis, dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung di lingkungan sekitar, pengembangan kompetensi kemandirian yang dilengkapi dengan berpikir kreatif dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah untuk menemukan solusi yang inovatif. Dasar pembelajaran berbasis budaya pada mata pelajaran ketrampilan rotan ini diharapkan dapat menumbuhkan nilai kearifan lokal dan nilai „jati diri‟ sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan dan sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal. Pencapaian kompetensi atau visi mata pelajaran ketrampilan rotan di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran di Pendidikan Kesetaraan Paket A setara Sekolah Dasar, Paket B setara Sekolah Menengah Pertama serta Paket C Setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. B. Tujuan Tujuan Penyusunan kurikulum kerajinan rotan ini terbagi atas: 1. Umum Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. 2. Khusus Secara khusus, ketrampilan rotan ini diajarkan untuk mencapai tujuan material dan tujuan formal sebagai berikut. a. Tujuan material Menemukan, membuat karya (produk) prakarya, merancang ulang produk dan mengembangkan produk berupa: kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan melalui kegiatan mengidentifikasi, memecahkan masalah, merancang, membuat, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mengembangkan produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan keterampilan yang dikembangkan adalah kemampuan memodifikasi, menggubah, mengembangkan, dan menciptakan serta merekonstruksi karya yang ada, baik karya sendiri maupun karya orang lain b. Tujuan formal a. Menemukan atau mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu 8
memunculkan bakat atau talenta peserta didik, terutama diterapkan pada jenjang pendidikan dasar (Paket A setara SD/MI). b. Mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang, memodifikasi (menggubah), dan merekonstruksi berdasarkan pendidikan teknologi dasar, kewirausahaan dan kearifan lokal, dimulai pada jenjang pendidikan menengah pertama (Paket B setara SMP/MTs) sampai dengan pendidikan menengah atas (Paket C setara SMA/MA, SMK/MA). c. Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk menjadi inovator dengan mengembangkan: rasa ingin tahu, rasa kepedulian, rasa memiliki bersama, rasa keindahan dan toleransi. d. Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang berkarakter: jujur, bertanggungjawab, disiplin, dan peduli. C. Prinsip Dasar Pengembangan potensi lokal perlu memperhatikan prinsip – prinsip sebagai berikut : a. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik b. Keutuhan kompetensi c. Keterkaitan dengan potensi dan keunikan daerah d. Fleksibilitas dalam jenis,bentuk dan pengaturan waktu penyelenggaraan e. Kebermanfaatan untuk kepentingan nasional serta mampu menghadapi tantangan global f. Apresiatif D. Muatan/Materi Potensi Lokal Kerajinan Rotan Potensi kurikulum yang dikembangkan dalam dokumen ini meliputi: 1. Sejarah Anyaman Rotan 2. K3 (Keamanan dan Keselamatan Kerja) 3. Produk a. Jenis Anyaman Rotan b. Motif Anyaman 4. Bahan dan Alat a. Bahan alam b. Bahan sintetis c. Bahan pendukung d. Alat 5. Teknik a. Pola b. Sumbu 6. Prosedur a. Sketsa b. Menentukan Bahan dan Alat c. Menganyam d. Mendekorasi 9
e. Finishing f. Kemasan 7. Apresiasi a. Pameran b. Pengembangan Produk Uraian Aspek – aspek pengembangan kurikulum Kerajinan Rotan Kabupaten Jepara adalah: No Aspek Paket A Paket B Paket C 1 Sejarah Anyaman Rotan 3.1 Memahami 3.1 Menganalisis sejarah timbulnya sejarah anyaman rotan timbulnya Jepara anyaman rotan Jepara 4.1 Menyajikan sejarah timbulnya 4.1 Menyajikan anyaman rotan hasil analisis Jepara sejarah timbulnya anyaman rotan Jepara 2 K3 (Keamanan dan Keselamatan Kerja) 3.1. Mengetahui tentang 3.2 Mengetahui 3.2 Mengetahui K3 dalam berkarya. tentang K3 dalam tentang K3 4.1 Menerapkan K3 berkarya. dalam berkarya. dalam berkarya 4.2 Menerapkan K3 4.2 Menerapkan K3 dalam berkarya dalam berkarya 3 Produk a. Jenis 3.2 Memahami jenis- 3.3 Memahami jenis- 3.3 Menganalisis Anyaman jenis anyaman jenis anyaman jenis-jenis Rotan rotan anyaman rotan 3.3 Memahami fungsi 3.4 Memahami fungsi anyaman anyaman rotan 4.2 Menggambarkan 4.3. Menggam-barkan 4.3 Menyajikan jenis anyaman jenis anyaman hasil analisis rotan jenis-jenis 4.3 Menunjukkan anyaman rotan contoh-contoh 4.4 Menunjukkan yang banyak produk anyaman contoh-contoh terdapat di sesuai dengan produk anyaman daerahnya fungsinya rotan sesuai dengan fungsinya b. Motif 3.4. Memahami berbagai 3.5 Memahami 3.4 Menganalisis Anyaman motif anyaman berbagai motif berbagai motif anyaman rotan anyaman rotan 3.5 Membedakan 3.6 Membedakan 3.5 Memban- 10
berbagai motif berbagai motif dingkan hasil anyaman anyaman rotan analisis berbagai motif anyaman 4.4. Menggambarkan rotan berbagai motif anyaman 4.5 Menggambarkan 4.4 Menggam- berbagai motif barkan berbagai 4.5 Menunjukkan anyaman rotan motif anyaman berbagai motif rotan anyaman 4.6 Menunjukkan berbagai motif 4.5 Memodifikasi 3.6 Menjelaskan bahan anyaman rotan berbagai motif anyaman dari alam anyaman rotan 4 Bahan dan Alat 3.7 Memahami cara 3.7 Menjelaskan 3.6 Menjelaskan a.Bahan alam penggunaan bahan bahan anyaman bahan anyaman anyaman dari alam rotan sesuai rotan sesuai dengan ukuran dengan ukuran 3.8 Memahami cara 3.7 Memahami cara penggunaan penggunaan bahan anyaman bahan anyaman rotan sesuai rotan sesuai dengan ukuran dengan ukuran b. Bahan sintetis 4.6 Menyiapkan bahan 4.7 Menyiapkan 4.6 Menyiapkan anyaman dari alam bahan anyaman bahan anyaman yang dibutuhkan rotan sesuai rotan sesuai dengan ukuran dengan ukuran 4.7 Mendemosntra-sikan yang dibutuhkan yang dibutuhkan penggunaan bahan anyaman dari alam 4.8 Mendemosntra- 4.7 Mendemosntra- sikan penggunaan sikan 3.8 Menjelaskan bahan bahan anyaman penggunaan anyaman dari rotan sesuai bahan anyaman sintesis sederhana dengan ukuran rotan sesuai dengan ukuran 3.9 Memahami cara 3.9 Menjelaskan penggunaan bahan macam macam 3.8 Menjelaskan anyaman dari sintetis bahan sintetis macam macam sederhana rotan bahan sintetis rotan 3.10 Memahami cara penggunaan 3.9 Memahami cara bahan sintetis penggunaan rotan sesuai bahan sintetis secara sederhana rotan secara kompleks 4.8 Menyiapkan bahan 4.9 Menyiapkan 4.8 Menyiapkan anyaman dari sintetis bahan sintetis bahan sintetis sederhana yang rotan rotan dibutuhkan 4.10 Mendemosntra- 4.9 Mendemosntra- 4.9 Mendemosntra-sikan sikan penggunaan sikan 11
penggunaan bahan bahan sintetis penggunaan anyaman dari sintetis rotan secara bahan sintetis sederhana sederhana rotan secara kompleks c. Bahan 3.11 Memahami 3.10 Memodifikasi pendukung bahan pendukung bahan anyaman rotan pendukung sederhana anyaman rotan 4.11 Mendemosntra- sikan penggunaan 4.10 Mendemosntra- bahan pendukung sikan rotan sederhana penggunaan bahan pendukung rotan sebagai modifikasi d. Alat (Gunting, 3.10 Menjelaskan alat- 3.12 Menjelaskan 3.11 Menjelaskan palu, dsb) alat anyaman alat-alat anyaman alat-alat 3.11 Memahami cara rotan sederhana anyaman rotan penggunaan alat-alat 3.13 Memahami cara kompleks anyaman penggunaan alat- 3.12 Memahami alat anyaman cara rotan sederhana penggunaan alat-alat 4.10 Menyiapkan alat- 4.12 Menyiapkan anyaman rotan alat yang dibutuhkan alat-alat anyaman kompleks untuk anyaman rotan sederhana 4.11 Mendemosntra- yang dibutuhkan 4.11 Menyiapkan sikan penggunaan 4.13 Mendemosntra- alat-alat alat-alat untuk sikan penggunaan anyaman rotan anyaman alat-alat anyaman kompleks yang rotan sederhana dibutuhkan 4.12 Mendemosntra- sikan penggunaan alat-alat anyaman rotan kompleks 5 Teknik Anyaman a. Pola 3.12. Memahami 3.14. Memahami 3.13. Memahami berbagai pola berbagai pola berbagai pola anyaman anyaman yang anyaman yang digunakan bahan digunakan baku rotan bahan baku rotan 4.14. Menunjuukan berbagai pola 4.13. Menunjuukan 12
4.12 Menunjukkan anyaman dengan berbagai pola berbagai macam bahan baku rotan anyaman pola dalam anyaman dengan bahan baku rotan b. Sumbu 3.13. Memahami 3.15. Memahami 3.14. Memahami berbagai sumbu berbagai sumbu berbagai sumbu 6 Prosedur anyaman anyaman yang anyaman yang a. Sketsa digunakan bahan digunakan 4.13 Menunjukkan baku rotan bahan baku b. Menentukan berbagai macam rotan Bahan dan sumbu dalam 4.15. Menunjukkan Alat anyaman berbagai sumbu 4.14. Menunjuukan anyaman dengan berbagai sumbu c. Menganyam bahan baku rotan anyaman dengan bahan baku rotan 3.14 Menentukan 3.16 Menentukan 3.15 Menentukan anyaman yang akan anyaman dengan anyaman dibuat rotan dengan dengan rotan bentuk sederhana dengan bektuk 4.14 Mereplikasi kombinasi anyaman yang akan 4.16 Mereplikasi dibuat anyaman dengan 4.15 Mereplikasi bahan baku rotan anyaman 3.15 Menentukan bahan dengan bentuk dengan bahan dan alat yang sederhana baku rotan digunakan dalam dengan bentuk menganyam 3.17 Menentukan kombinasi bahan dan alat yang digunakan 3.16 Menentukan dalam bahan dan alat menganyam yang digunakan dengan rotan dalam menganyam dengan rotan 4.15 Mempraktekkan 4.17 Mempraktekkan 4.16 Mempraktekkan penggunaan bahan penggunaan penggunaan dan alat untuk bahan dan alat bahan dan alat anyaman yang untuk anyaman untuk anyaman dipilih rotan sesuai yang rotan sesuai dipilih yang dipilih 3.16 Memilih pola anyaman 3.18 Memilih pola 3.17 Memilih pola anyaman dengan anyaman 4.16 Mempraktekkan bahan rotan dengan bahan pola anyaman yang rotan 4.18 Mempraktekkan pola anyaman 4.17 Mempraktekkan 13
dipilih dengan bahan pola anyaman d. Mendekorasi rotan sesuai yang dengan bahan dipilih rotan sesuai yang dipilih 3.18 Memilih dekorasi sebagai pendukung anyaman dengan bahan rotan e. Finishing 3.19 Mentabulasi 4.18 Mempraktekkan proses finishing pendekorasian pada kerajinan anyaman rotan dengan bahan rotan 3.19 Menentukan proses finishing pada kerajinan rotan f. Kemasan 3.17Memahami proses 4.19 Mempraktekan 4.19 Mempraktekan pengemasan finishing secara poses finishing anyaman sederhana secara kompleks dan kombinasi 4.17Mendemonstrasikan 3.20 Memahami pengemasan proses 3.20 Memahami Anyaman pengemasan proses anyaman dengan pengemasan bahan rotan anyaman dengan bahan 4.20 Mempraktekkan rotan yang pengemasan bernilai jual Anyaman dengan bahan rotan 4.20 Mempraktekkan pengemasan Anyaman dengan bahan rotan sehingga bernilai jual 7 Apresiasi 3.18 Menampilkan hasil 3.21 Menampilkan 3.21 Menampilkan a.Pameran produk anyaman hasil produk hasil produk kerajinan rotan kerajinan rotan 4.18 Merancang pameran/mengikutse 4.21 Merancang 4.21 Merancang rtakan pameran pameran/ pameran/ mengikutser- mengikutser- takan pameran takan pameran 14
b.Pengembangan 3.19 Menciptakan inovasi 3.22 Menciptakan 3.22 Menciptakan produk pada anyaman inovasi pada inovasi pada anyaman dengan anyaman rotan bahan rotan dengan teknik kombinasi 4.19 Mengembangkan 4.22 Mengembang- 4.22 Mengembang- produk dengan kan produk kan produk inovasi pada dengan inovasi dengan inovasi anyaman pada anyaman pada anyaman dengan rotan rotan dengan teknik kombinasi E. Perumusan Kompetensi Dasar (Dimensi Sikap Pengetahuan, dan Keterampilan) 1. Paket A Kompetensi Inti: KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. Pengetahuan Ketrampilan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam cara mengamati (mendengar, melihat, bahasa yang jelas dan logis, dalam karya dan membaca) dan menanya berdasarkan yang estetis, dalam gerakan yang rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk mencerminkan anak sehat, dan dalam ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan tindakan yang mencerminkan perilaku benda benda yang dijumpainya di rumah anak beriman dan berakhlak mulia dan di sekolah 3.1. Mengetahui tentang K3 dalam berkarya. 4.1 Menerapkan K3 dalam berkarya 3.2 Memahami jenis-jenis anyaman 4.2 Menggambarkan jenis anyaman 3.3 Memahami fungsi anyaman 4.3 Menunjukkan contoh-contoh produk anyaman sesuai dengan fungsinya 3.4. Memahami berbagai motif anyaman 4.4. Menggambarkan berbagai motif anyaman 3.5 Membedakan berbagai motif anyaman 4.5 Menunjukkan berbagai motif anyaman 3.6 Menjelaskan bahan anyaman dari alam 4.6 Menyiapkan bahan anyaman dari alam 3.7 Memahami cara penggunaan bahan yang dibutuhkan anyaman dari alam 4.7 Mendemosntra-sikan penggunaan bahan anyaman dari alam 3.8 Menjelaskan bahan anyaman dari sintesis 4.8 Menyiapkan bahan anyaman dari sintetis sederhana sederhana yang dibutuhkan 3.9 Memahami cara penggunaan bahan 4.9 Mendemosntra-sikan penggunaan bahan anyaman dari sintetis sederhana anyaman dari sintetis sederhana 15
3.10 Menjelaskan alat-alat anyaman 4.10 Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan 3.11 Memahami cara penggunaan alat-alat untuk anyaman anyaman 4.11 Mendemosntra-sikan penggunaan alat- alat untuk anyaman 3.12. Memahami berbagai pola anyaman 4.12 Menunjukkan berbagai macam pola 3.13. Memahami berbagai sumbu anyaman dalam anyaman 3.14 Menentukan anyaman yang akan dibuat 4.13 Menunjukkan berbagai macam sumbu 3.15 Menentukan bahan dan alat yang dalam anyaman digunakan dalam menganyam 4.14 Mereplikasi anyaman yang akan dibuat 3.16 Memilih pola anyaman 4.15 Mempraktekkan penggunaan bahan dan 3.17Memahami proses pengemasan anyaman alat untuk anyaman yang dipilih 4.16 Mempraktekkan pola anyaman yang 3.18 Menampilkan hasil produk anyaman dipilih 3.19 Menciptakan inovasi pada anyaman 4.17Mendemonstrasikan pengemasan Anyaman 4.18 Merancang pameran/mengikutsertakan pameran 4.19 Mengembangkan produk dengan inovasi pada anyaman 2. Paket B Kompetensi Inti: KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Pengetahuan Ketrampilan 3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam konseptual, dan prosedural) berdasarkan ranah konkret (menggunakan, mengurai, rasa ingin tahunya tentang ilmu merangkai, memodifikasi, dan membuat) pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan ranah abstrak (menulis, membaca, terkait fenomena dan kejadian tampak menghitung, menggambar, dan mata mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori 3.1 Memahami sejarah timbulnya anyaman 4.1 Menyajikan sejarah timbulnya anyaman rotan Jepara rotan Jepara 3.2 Mengetahui tentang K3 dalam berkarya. 4.2 Menerapkan K3 dalam berkarya 3.3 Memahami jenis-jenis anyaman rotan 4.3. Menggam-barkan jenis anyaman rotan 3.4 Memahami fungsi anyaman rotan 4.4 Menunjukkan contoh-contoh produk 3.5 Memahami berbagai motif anyaman rotan anyaman rotan sesuai dengan fungsinya 4.5 Menggambarkan berbagai motif anyaman 16
3.6 Membedakan berbagai motif anyaman rotan rotan 4.6 Menunjukkan berbagai motif anyaman 3.7 Menjelaskan bahan anyaman rotan sesuai rotan dengan ukuran 4.7 Menyiapkan bahan anyaman rotan sesuai 3.8 Memahami cara penggunaan bahan dengan ukuran yang dibutuhkan anyaman rotan sesuai dengan ukuran 4.8 Mendemosntra-sikan penggunaan bahan 3.9 Menjelaskan macam macam bahan sintetis anyaman rotan sesuai dengan ukuran rotan 4.9 Menyiapkan bahan sintetis rotan 4.10 Mendemosntra-sikan penggunaan bahan 3.10 Memahami cara penggunaan bahan sintetis rotan sesuai secara sederhana sintetis rotan secara sederhana 3.11 Memahami bahan pendukung anyaman 4.11 Mendemosntra-sikan penggunaan bahan rotan sederhana pendukung rotan sederhana 3.12 Menjelaskan alat-alat anyaman rotan 4.12 Menyiapkan alat-alat anyaman rotan sederhana sederhana yang dibutuhkan 3.13 Memahami cara penggunaan alat-alat 4.13 Mendemosntra-sikan penggunaan alat- anyaman rotan sederhana alat anyaman rotan sederhana 3.14. Memahami berbagai pola anyaman yang 4.14. Menunjuukan berbagai pola anyaman digunakan bahan baku rotan dengan bahan baku rotan 3.15. Memahami berbagai sumbu anyaman 4.15. Menunjukkan berbagai sumbu anyaman yang digunakan bahan baku rotan dengan bahan baku rotan 3.16 Menentukan anyaman dengan rotan 4.16 Mereplikasi anyaman dengan bahan baku dengan bentuk sederhana rotan dengan bentuk sederhana 3.17 Menentukan bahan dan alat yang 4.17 Mempraktekkan penggunaan bahan dan digunakan dalam menganyam dengan alat untuk anyaman rotan sesuai yang rotan dipilih 3.18 Memilih pola anyaman dengan bahan 4.18 Mempraktekkan pola anyaman dengan rotan bahan rotan sesuai yang dipilih 3.19 Mentabulasi proses finishing pada 4.19 Mempraktekan finishing secara sederhana kerajinan rotan 4.20 Mempraktekkan pengemasan Anyaman 3.20 Memahami proses pengemasan anyaman dengan bahan rotan dengan bahan rotan 4.21 Merancang pameran/ mengikutser-takan 3.21 Menampilkan hasil produk kerajinan pameran rotan 4.22 Mengembang-kan produk dengan inovasi 3.22 Menciptakan inovasi pada anyaman pada anyaman dengan rotan dengan bahan rotan 3. Paket C Kompetensi Inti: KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pengetahuan Ketrampilan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 17
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya dengan pengembangan dari yang tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai budaya, dan humaniora dengan wawasan kaidah keilmuan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena 4.1 Menyajikan hasil analisis sejarah timbulnya anyaman rotan Jepara dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang 4.2 Menerapkan K3 dalam berkarya kajian yang spesifik sesuai dengan bakat 4.3 Menyajikan hasil analisis jenis-jenis dan minatnya untuk memecahkan anyaman rotan yang banyak terdapat di masalah. daerahnya 4.4 Menggam-barkan berbagai motif anyaman 3.1 Menganalisis sejarah timbulnya anyaman rotan Jepara rotan 4.5 Memodifikasi berbagai motif anyaman 3.2 Mengetahui tentang K3 dalam berkarya. 3.3 Menganalisis jenis-jenis anyaman rotan rotan 4.6 Menyiapkan bahan anyaman rotan sesuai 3.4 Menganalisis berbagai motif anyaman rotan dengan ukuran yang dibutuhkan 4.7 Mendemosntra-sikan penggunaan bahan 3.5 Memban-dingkan hasil analisis berbagai motif anyaman rotan anyaman rotan sesuai dengan ukuran 4.8 Menyiapkan bahan sintetis rotan 3.6 Menjelaskan bahan anyaman rotan sesuai 4.9 Mendemosntra-sikan penggunaan bahan dengan ukuran sintetis rotan secara kompleks 3.7 Memahami cara penggunaan bahan anyaman rotan sesuai dengan ukuran 4.10 Mendemosntrasikan penggunaan bahan pendukung rotan sebagai modifikasi 3.8 Menjelaskan macam macam bahan sintetis rotan 4.11 Menyiapkan alat-alat anyaman rotan kompleks yang dibutuhkan 3.9 Memahami cara penggunaan bahan sintetis rotan secara kompleks 4.12 Mendemosntra-sikan penggunaan alat- alat anyaman rotan kompleks 3.10 Memodifikasi bahan pendukung anyaman rotan 4.13. Menunjukkan berbagai pola anyaman dengan bahan baku rotan 3.11 Menjelaskan alat-alat anyaman rotan kompleks 4.14. Menunjuukan berbagai sumbu anyaman dengan bahan baku rotan 3.12 Memahami cara penggunaan alat-alat anyaman rotan kompleks 4.15 Mereplikasi anyaman dengan bahan baku rotan dengan bentuk kombinasi 3.13. Memahami berbagai pola anyaman yang digunakan bahan baku rotan 4.16 Mempraktekkan penggunaan bahan dan alat untuk anyaman rotan sesuai yang 3.14. Memahami berbagai sumbu anyaman dipilih yang digunakan bahan baku rotan 4.17 Mempraktekkan pola anyaman dengan 3.15 Menentukan anyaman dengan rotan bahan rotan sesuai yang dipilih dengan bektuk kombinasi 4.18 Mempraktekkan pendekorasian anyaman 3.16 Menentukan bahan dan alat yang dengan bahan rotan digunakan dalam menganyam dengan rotan 3.17 Memilih pola anyaman dengan bahan rotan 3.18 Memilih dekorasi sebagai pendukung anyaman dengan bahan rotan 18
3.19 Menentukan proses finishing pada 4.19 Mempraktekan poses finishing secara kerajinan rotan kompleks dan kombinasi 3.20 Memahami proses pengemasan anyaman 4.20 Mempraktekkan pengemasan Anyaman dengan bahan rotan yang bernilai jual dengan bahan rotan sehingga bernilai jual 3.21 Menampilkan hasil produk kerajinan 4.21 Merancang pameran/ mengikutser-takan rotan pameran 3.22 Menciptakan inovasi pada anyaman rotan 4.22 Mengembang-kan produk dengan inovasi dengan teknik kombinasi pada anyaman rotan dengan teknik kombinasi F. SILABUS Terlampir 19
BAB IV PENUTUP Tujuan kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. Adapun penataan konten kurikulum potensi lokal Kabupaten Jepara khsusunya untuk kerajinan rotan disusun mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdasarkan pada budaya/kearifan lokal sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan dan sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal. Konteks pendidikan kearifan lokal (berbasis budaya) diselenggarakan pada tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Konteks pendidikan berbasis budaya/kearifan lokal dibagi dalam empat aspek, yaitu: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya serta Pengolahan. Model kurikulum muatan lokal kerajinan rotan dikembangkan dengan mengikuti kebaruan Kurikulum 2013 untuk pendidikan kesetaraan. model kurikulum muatan lokal ini diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun temurun sebagaimana terdapat dalam budaya sehingga akan tetap lestari. 20
Search
Read the Text Version
- 1 - 24
Pages: