Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Venska Salsabilah_1902175_e-Modul

Venska Salsabilah_1902175_e-Modul

Published by Venska Salsabilah, 2021-11-08 13:02:59

Description: Modul Pembelajaran Mata Pelajaran Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian Kompetensi Dasar Praktik Berlaboratorium yang Baik.

Search

Read the Text Version

DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN MODUL PEMBELAJARAN PRAKTIK BERLABORATORIUM YANG BAIK VENSKA SALSABILAH SUWANDI 1902175 AGROINDUSTRI A 2019 KELAS X SEMESTER 2

DAFTAR ISI i

DAFTAR GAMBAR ii

GLOSARIUM GLP (Good Laboratory Practice) : Keterpaduan suatu proses organisasi, fasilitas, personel dan kondisi lingkungan laboratorium yang benar sehingga menjamin pengujian di laboratorium selalu direncanakan, dilaksanakan, dimonitor, direkam, dan dilaporkan sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan serta Kalibrasi perdagangan. : Proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat Laboratorium ukur sesuai dengan rancangannya. : Tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran Suhu dan ataupun pelatihan ilmiah. : Ukuran tingkat atau derajat panas atau Validasi metode dingin-nya suatu benda. : Konfirmasi dengan cara menguji suatu metode dan melengkapi bukti-bukti yang objektif apakah metode tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai tujuan tertentu. i i i

PENDAHULUAN A. Kompetensi Dasar 3.10 Menerapkan prinsip kerja laboratorium yang baik 4.10. Melaksanakan kerja laboratorium yang baik B. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.10.1 Menggunakan prinsip kerja laboratorium yang baik. 3.10.2 Menentukan prinsip kerja laboratorium yang baik. 4.10.1 Melakukan prinsip kerja laboratorium yang baik. 4.10.2 Membiasakan prinsip kerja laboratorium yang baik. C. Deskripsi Modul Pembelajaran Praktik Berlaboratorium Yang Baik berisi mengenai manajemen mutu di laboratorium, praktek berlaboratorium yang baik (GLP), ISO 17025, menilai tempat bekerja dan kesesuaiannya dengan panduan GLP dan melaksanakan pemantauan kondisi lingkungan laboratorium. Media yang digunakan meliputi alat dan bahan praktikum certain focus. D. Waktu Alokasi waktu dalam pembelajaran yaitu 4 JP x 45 menit (2x pertemuan). E. Prasyarat Untuk mempelajari dan memahami modul ini, peserta didik diharapkan telah memahami prinsip kerja laboratorium yang baik dan pengoperasian peralatan laboratorium secara benar. F. Petunjuk Modul Petunjuk bagi Siswa: 1.Siswa dapat memahami informasi mengenai kompetensi dasar materi dan ruang lingkupnya serta siswa dapat mempelajari prasyarat dan tujuan isi modul. 2.Siswa mempelajari materi yang terdapat dalam modul. 3.Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan tujuan untuk mengukur kemampuan siswa. 1

Petunjuk bagi Guru: 1.Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik serta mengarahkan untuk mempelajari isi modul. 2.Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk siswa. 3.Guru merencanakan proses penilaian pada siswa dan mencatat pencapaian kemajuan siswa. G. Tujuan Akhir 1.Menyadari kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan bumi dan seisinya khususnya dalam bahan pangan yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai bahan baku suatu olahan pangan maupun non-pangan. 2.Mengembangkan potensi siswa untuk dapat mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, jujur, kritis, ulet, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan dapat bekerja dengan baik secara individu maupun kelompok. 3.Mengembangkan pengalaman siswa dalam menggunakan metode untuk merumuskan masalah, menguji hipotesis dengan percobaan, merancang instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, dapat mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan maupun tulisan. 4.Memahami konsep dan dapat menerapkan prinsip dasar penerapan laborataroium yang baik. 5. Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan rasa percaya diri siswa sebagai bekal untuk dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi di bidang pengendalian mutu hasil pertanian dan perikanan. H. Peta Materi Uraian materi manajemen mutu, praktik GLP, menilai tempat bekerja dan kesesuaiannya dengan panduan GLP, memantau kondisi, akomodasi dan lingkungan di laboratorium. 2

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 A. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan pembelajaran ini diharapkan siswa dapat: 1.Memperagakan pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen mutu di laboratorium. 2. Memperagakan pengetahuan dan pemahaman berlaboratorium yang baik serta ISO 17025. 3.Menilai tempat bekerja dan kesesuaiannya berdasarkan panduan yang tersedia. 4.Melaksanakan pemantauan kondisi lingkungan laboratorium. B. Uraian Materi 1. Manajemen Mutu di Laboratorium Indonesia telah mengadopsi ISO / IEC 25 menjadi BSN-101 tentang persyaratan umum kemampuan Laboratorium Kalibrasi dan laboratorium penguji. BSN-101 difokuskan pada kegiatan laboratorium kalibrasi dan laboratorium pengujian dengan memperhatikan persyaratan kemampuan laboratorium tercantum dalam Organisation for economic Cooperation Development (OECD) tentang Good Laboratory practice (GLP). Elemen - elemen dalam GLP adalah : 1.Sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi dan pengalaman yang baik. 2.Kalibrasi dan perawatan peralatan laboratorium yang tepat. 3.Sistem jaminan mutu yang sesuai. 4.Teknik pengambilan contoh uji dan metode pengujian yang telah divalidasi. 5. Mampu telusur pengukuran dan sitem kalibrasi ke standar nasional/ Internasional. 6. Sistem dokumentasi dan pelaporan data hasil pengujian. 7. Sarana dan lingkungan pengujian. 3

Laboratorium pengujian hendaknya merencanakan semua kegiatannya secara sistematik, untuk dapat mempertahankan konsistensi data hasil uji yang absah tak terbantahkan. Hal ini dimungkinkan apabila laboratorium menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem mutu yang sesuai ruang lingkup kegiatannya. Sistem mutu harus didokumentasikan secara penuh dan paling tidak mempunyai informasi sebagai berikut : 1.Ruang lingkup tugas laboratorium. 2.Organisasi dan staf laboratorium. 3.Operasi, kalibrasi dan jadwal maintenance peralatan dan instrumentasi. 4.Spesifikasi dan instruksi penyimpanan bahan kimia dan reagen. 5. Inventarisasi prosedur test dan analisa secara komplit dan rinci. 6. Inventarisasi penuh dan rinci tentang semua SRM (Standard Reference Material) baik yang disertifikasi maupun khusus untuk laboratorium (in house) guna validasi analisa dan kalibrasi peralatan. 7. Dokumentasi, penyimpanan dan arsip yang memadai untuk catatan contoh, data analisa mentah (raw), laporan akhir test dan validasi hasil termasuk SRM. Elemen-elemen jaminan sistem mutu terdiri dari penggabungan antara persyaratan manajemen mutu yang mengacu pada ISO seri 9000 dan persyaratan teknis dari ISO/IEC Guide 25. Persyaratan kompetensi teknis yang meliputi: personel, peralatan, akomodasi, lingkungan, validasi metode, pengendalian, rekaman dan laporan merupakan persyaratan akreditasi yang harus dipenuhi oleh suatu laboratorium. 2. Praktik Berlaboratorium yang Baik Good Laboratory Practice (GLP) Good Laboratory Practice (GLP) adalah keterpaduan suatu proses organisasi, fasilitas, personel dan kondisi lingkungan laboratorium yang benar sehingga menjamin pengujian di laboratorium selalu direncanakan, dilaksanakan, dimonitor, direkam, dan dilaporkan sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan serta perdagangan. 4

Penerapan GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwa hasil uji yang dilakukan telah mempertimbangkan : a) Perencanaan dan pelaksanaan yang benar (Good Planning and Execution). b) Praktek pengambilan sampel yang baik (Good Sampling Practice). c) Praktek melakukan analisa yang baik (Good Analytical Practice). d) Praktek melakukan pengukuran yang baik (Good Measurement Practice). e) Praktek mendokumentasikan hasil pengujian / data yang baik (Good Documentation Practice). f) Praktek menjaga akomodasi dan lingkungan kerja yang baik (Good Housekeeping Practice). Organisasi Laboratorium Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan tujuan utama laboratorium dengan mempertimbangkan ruang lingkup, jenis atau komoditi, serta beban kegiatan pengujian. Hal ini menyebabkan organisasi pada setiap laboratorium pengujian tidak akan sama. Manajer atau pimpinan laboratorium mengambil seluruh tanggung jawab dalam laboratorium yang berfungsi sebagai pengambil keputusan tentang kebijakan ataupun sumber daya yang ada di laboratorium. Labortorium harus menunjuk salah satu personelnya sebagai manajer mutu yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk meyakinkan bahwa sistem manajemen mutu diterapkan dan diikuti sepanjang waktu. Manajer mutu tersebut harus dapat berhubungan langsung dengan manajer tertinggi laboratorium. Di samping itu, laboratorium harus mempunyai manajer teknis yang mempunyai tanggung jawab atas seluruh operasional teknis serta menetapkan sumber daya yang dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa operasional laboratorium telah memenuhi persyaratan mutu. Tenaga Kerja (Personel) Untuk mendapatkan personel yang qualified, manajemen laboratorium harus merumuskan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan personel laboratorium. 5

Program pelatihan harus relevan dengan tugas sekarang dan tugas masa depan yang diantisipasi oleh laboratorium. Harus ada catatan atau data tentang kualifikasi, pengalaman dan latihan yang dipunyai oleh setiap personel. Pada dasarnya, program pelatihan berguna bagi personel yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan atau mereka yang masih membutuhkan peningkatan keahlian. Karena itu, langkah pertama adalah melakukan analisis kebutuhan pelatihan bagi seluruh personel laboratorium.Secara umum jenis pelatihan meliputi : baru, merupakan Internal Training, yang terdiri dari : 1.on the job training untuk personel pembekalan yang dilakukan dalam bentuk pengarahan oleh personel senior yang berwenang terhadap personel baru sebelum mendapat tugas dan tanggung jawab. 2.in house training untuk seluruh atau sebagian personel lama, didasarkan atas kebutuhan dan antisipasi terhadap lingkup pekerjaan laboratorium yang dirasakan perlu bagi mayoritas personel. External training, dilaksanakan di luar laboratorium atas undangan dari pihak luar dalam suatu program pelatihan. Training tersebut biasanya diikuti oleh personel yang kompeten sehingga dapat memberikan pengetahuan yang didapat kepada personel lain. Pelatihan jenis ini dikenal dengan istilah training of trainer. Keselamatan (Safety) Semua personel harus memenuhi semua peraturan keselamatan untuk meminimalkan resiko bagi diri pekerja sendiri serta kawan kerja. Kesehatan para personel harus selalu dimonitor sesuai peraturan atau keperluan. a) ISO/IEC 17025:2000 ISO/IEC 17025 merupakan perpaduan antara persyaratan manajemen dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh laboratorium pengujian/kalibrasi. Laboratorium yang telah menerapkan ISO/IEC 17025 sudah sesuai dengan persyaratan standar ISO seri 9000 termasuk di dalamnya model yang digunakan dalam ISO 9002, 6

jika laboratorium melakukan pengujian dengan metode standar dan ISO 9001 jika laboratorium terlibat dalam desain atau pengembangan metode pengujian atau kalibrasi. Jika dibandingkan dengan ISO/IEC Guide 25:1990, maka ISO/IEC 17025 : 2000 lebih teratur karena persyaratan manajemen 14 elemen dan persyaratan teknis 10 elemen terpisah sehingga memudahkan penerapannya. Sedangkan ISO/IEC Guide 25:1990 yang terdiri dari 13 elemen tidak membedakan antara persyaratan teknis dan persyaratan manajemen. b) SNI 19-17025:2000 Indonesia telah mengadopsi ISO/IEC 17025 menjadi SNI 19- 17025:2000. Satu-satunya lembaga akreditasi di Indonesia yang mengeluarkan sertifikat SNI 19-17025:2000 adalah KAN – BSN (Komite Akreditasi Nasional-Badan Standarisasi Nasional). Sertifikat untuk Laboratorium pengujian yang dikeluarkan oleh KAN – BSN sudah diakui oleh negara-negara kawasan Asia Pasific karena sudah mempunyai perjanjian saling pengakuan (Mutual Recognition Agrements). Kepala Badan Standarisasi Nasional selaku Ketua Komite Akreditasi Nasional sesuai dengan keputusan No.: 1976/KAN- I/HK.37/07/2000 memutuskan bahwa SNI 19-17025:2000 tentang persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi, sebagai persyaratan akreditasi laboratorium yang berlaku mulai 1 Agustus 2000. 3. Menilai tempat bekerja dan kesesuaiannya dengan panduan GLP Metode Pengujian dan Kalibrasi Metode pengujian dan/atau kalibrasi adalah prosedur teknis tertentu untuk melaksanakan pengujian dan/atau kalibrasi, Tanpa metode laboratorium tidak mungkin melaksanakan kegiatan pengujian, pengukuran atau kalibrasi. Karena itu, laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang tepat untuk semua jenis pengujian dan/atau kalibrasi yang sesuai dengan ruang lingkupnya, termasuk : pengambilan contoh uji. a) penanganan contoh uji b) transportasi c) penyimpanan 7

d) preparasi contoh/barang yang akan diuji dan/atau dikalibrasi e) perkiraan ketidakpastian pengukuran f) teknik statistik untuk analisis data pengujian dan/atau kalibrasi. Untuk memastikan agar pengujian dan/atau kalibrasi dilakukan dengan benar serta memberikan hasil yang memuaskan dan dapat dipercaya, laboratorium harus menggunakan metode standar internasional maupun nasional. Selain itu, laboratorium dapat juga menggunakan metode non-standar yang mempunyai spesifikasi yang telah diakui serta berisi informasi yang cukup dan ringkas tentang bagaimana melaksanakan pengujian dan/atau kalibrasi tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode, antara lain: 1.semua metode pengujian dan/atau kalibrasi harus didokumentasikan dan divalidasi; 2.semua metode tersebut harus dipelihara kemutakhirannya dan tersedia untuk personel yang tepat; 3.metode harus diikuti secara benar sepanjang waktu; 4.personel yang bersangkutan harus dilatih dan/atau dievaluasi kompetensinya; 5. metode tersebut harus dilakukan secara berkala oleh personel yang bersangkutan untuk memelihara kemahirannya. Validasi Metode Validasi metode adalah konfirmasi dengan cara menguji suatu metode dan melengkapi bukti-bukti yang objektif apakah metode tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai tujuan tertentu. Dengan kata lain, validasi metode merupakan proses mendapatkan informasi penting untuk menilai kemampuan sekaligus keterbatasan dari suatu metode untuk : a) memperoleh hasil yang dapat dipercaya; b) menentukan kondisi di mana hasil data uji atau kalibrasi diperoleh; c) menentukan batasan suatu metode, misalnya akurasi, presisi, batas deteksi, pengaruh matrik, dan lain-lain. 8

Validasi metode sangat penting karena menyangkut elemen - elemen yang dapat mempengaruhi, seperti personel, peralatan atau instrumentasi, bahan kimia, kondisi akomodasi dan lingkungan, contoh/barang, dan waktu yang semuanya merupakan faktor yang dapat menimbulkan variasi pada suatu pengujian dan/atau kalibrasi. Tujuan Validasi metode adalah untuk mengetahui sejauh mana penyimpangan yang tidak dapat dihindari dari suatu metode pada kondisi normal dimana seluruh elemen terkait telah dilaksanakan dengan baik dan benar. Dalam pelaksanaannya, laboratorium harus memvalidasi : a) metode non-standar; b) metode yang didesain/dikembangkan oleh laboratorium; c) metode standar yang digunakan di luar ruang lingkup (rentang) yang ditentukan; d) penegasan serta modifikasi metode standar untuk konfirmasi bahwa metode tersebut sesuai penggunaan yang dimaksud. Hal-hal yang biasanya menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan validasi metode adalah : a) keterbatasan biaya, waktu, dan personel; b) kepentingan laboratorium; c) kepentingan pelanggan; d) diutamakan untuk pekerjaan yang bersifat rutin. Sebagai bukti bahwa laboratorium telah melakukan validasi metode, laboratorium harus mencatat hasil yang diperoleh, prosedur yang digunakan untuk validasi, dan suatu pernyataan bahwa metode sesuai dengan penggunaan yang dimaksud. Pengambilan Contoh (Sampling) Pengambilan contoh didefinisikan sebagai prosedur pengambilan suatu bagian dari substansi, bahan, atau produk untuk keperluan pengujian dari contoh yang mewakili kumpulannya. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan contoh adalah : a) Perencanaan pengambilan contoh b) Petugas pengambil contoh c) Prosedur pengambilan contoh d) Peralatan yang digunakan e) Lokasi dan titik pengambilan contoh f) Frekuensi pengambilan contoh 9

g) Keselamatan kerja h) Dokumentasi yang terkait. Perencanaan pengambilan contoh didasarkan pada metode statistik yang tepat dan ditujukan kepada faktor-faktor yang dikendalikan untuk memastikan validitas hasil pengujian. Prosedur pengambilan contoh harus menguraikan pemilihan, rencana pengambilan contoh, preparasi contoh untuk menghasilkan informasi yang diperlukan. Petugas pengmabil contoh harus dilakukan oleh personel yang qualified, dibuktikan dengan pendidikan, pelatihan dan dapat menunjukan keterampilannya dalam pengambilan contoh serta telah ditunjuk atau mewakili laboratorium yang bersangkutan. 4. Melaksanakan Pemantauan Kondisi Lingkungan Laboratorium Kondisi Akomodasi dan Lingkungan Metode Pengujian dan Kalibrasi Metode pengujian dan/atau kalibrasi adalah prosedur teknis tertentu untuk melaksanakan pengujian dan/atau kalibrasi, Tanpa metode laboratorium tidak mungkin melaksanakan kegiatan pengujian, pengukuran atau kalibrasi. Karena itu, laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang tepat untuk semua jenis pengujian dan/atau kalibrasi yang sesuai dengan ruang lingkupnya, termasuk : pengambilan contoh uji. a) penanganan contoh uji b) transportasi c) penyimpanan 10

1. Melaksanakan Pemantauan Kondisi Lingkungan Laboratorium Kondisi Akomodasi dan Lingkungan Laboratorium harus mempunyai ukuran, konstruksi, lokasi dan sistem pengendalian yang memadai agar dapat memenuhi tugas dan fungsi laboratorium. Desain yang tidak tepat dan fasilitas laboratorium yang kurang terawat dapat mengurangi mutu data hasil uji dan atau kalibrasi, operasional kegiatan laboratorium, kesehatan dan keselamatan, serta moralitas personel laboratorium. Pemeliharaan kondisi akomodasi dan lingkungan laboratorium yang baik, selain untuk mencapai keabsahan mutu data juga dapat melindungi personel laboratorium dari bahaya bahan kimia, kebakaran, serta bahaya lain yang timbul. Pengaruh kondisi akomodasi. Kondisi akomodasi dan lingkungan dapat berpengaruh terhadap: Kondisi contoh yang akan diuji. Untuk menghindari kontaminasi serta perubahan kondisi contoh, maka ruangan tempat penerimaan contoh, penyimpanan, preparasi, lingkungan pengujian harus bebas dari debu, asap serta faktor- faktor lain yang berpengaruh terhadap contoh, misalnya tempertatur dan kelembaban. Kinerja peralatan laboratorium Debu, temperatur, kelembaban, getaran dan kestabilan tenaga listrik akan mempengaruhi peralatan laboratorium. Hendaknya peralatan yang dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan tersebut ditempatkan pada lokasi yang tepat. Personel laboratorium Penerangan dan ventilasi di lingkungan pengujian harus cukup serta terhindar dari kebisingan agar memberikan rasa nyaman kepada personel yang melakukan kegiatan operasional laboratorium. Ruang yang memadai juga harus tersedia untuk melaksanakan administrasi laboratorium, misalnya pencatatan, pelaporan dan kegiatan dokumentasi. 11

Kesesuaian kondisi yang dipersyaratkan Persyaratan kondisi dalam metode pengujian serta peralatan penunjang harus dipenuhi untuk mencapai keabsahan mutu data laboratorium. Gambar 1. Kondisi Lingkungan Laboratorium 2. Fasilitas Laboratorium Pencahayaan dan Ventilasi Untuk mendapatkan cahaya matahari yang cukup disarankan laboratorium menggunakan jendela kaca dengan luas sekitar satu pertiga (1/3) dari luas lantai ruangan. Jika bahan kimia atau peralatan instrumentasi sensitif terhadap sinar matahari langsung. Gedung laboratorium harus didesain sedemikian rupa untuk mengihindari penembusan langsung sinar matahari yang melebihi intensitas 70 W/m2. Ventilasi harus didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan kontaminasi udara yang terjadi di ruang laboratorium yang disebabkan bahan kimia dapat keluar dan digantikan dengan udara segar. Sistem ventilasi laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan ventilasi alami dan buatan (AC). Jika digunakan AC di ruang laboratorium maka kebutuhan AC pada ruangan tersebut diperhitungkan sebesar 1 PK untuk 20 m2. Penggunaan ventilasi alami tidak dimungkinkan pada ruang instrumentasi, ruang srteril, atau ruang timbang karena akan menyebabkan adanya debu atau pergerakan udara yang dapat mempengaruhi peralatan dan instrumentasi laboratorium. 12

Seluruh sistem ventilasi laboratorium harus dimonitor setidak- tidaknya 3 bulan sekali jika pemantauan kontinu tidak tersedia, serta harus dievaluasi ulang ketika ada perubahan pada sistem tersebut. Gambar 2. Fasilitas Pencahayaan Laboratorium Sumber Energi Laboratorium harus memastikan bahwa sumber energi cukup untuk kegiatan operasionalnya. Selain itu, laboratorium harus mempunyai jenset untuk cadangan energi apabila sewaktu- waktu ada pemadaman aliran listrik. Jika laboratorium menggunakan peralatan instrumentasi, kestabilan arus listrik adalah hal yang perlu diperhatikan, karena arus listrik akan sangat mempengaruhi kinerja instrumentasi yang mempunyai sensitivitas tinggi. Karena itu perlu dipertimbangkan penggunaan stabiliser, disamping isolated ground circuit dan instalasi listrik yang memenuhi persyaratan. Persediaan Air Laboratorium harus memastikan persediaan air cukup untuk kegiatan operasional, baik air destilasi, air bidestilasi, air demineralisasi, air untuk keperluan sehari-hari, misalnya air untuk pencucian peralatan gelas, cuci tangan, atau keperluan di kamar kecil. Gambar 3. Persediaan Air Laboratorium 13

Alat Keselamatan Fasilitas dan peralatan keselamatan harus tersedia untuk menjamin lingkungan kerja yang bersih dan aman, diantaranya meliputi : a) almari asam dan almari pengaman b) informasi safety c) alat untuk menangani tumpahan bahan kimia d) pakaian kerja dan alat pelindung diri e) saluran air dengan kran dan shower f) saluran gas dengan kran sentral g) jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus h) kotak p3k yang berisi lengkap obat i) nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter j) alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau, bak k) berisi pasir kering dengan sekop, selimut anti api l) fasilitas pembuangan limbah. Gambar 4. Alat Keselamatan Laboratorium 14

Meja Kerja dan Area kerja Personel Laboratorium Meja kerja sebaiknya disesuaikan dengan kenyamanan personel dalam melakukan kegiatan operasional laboratorium. Biasanya tinggi meja kerja sekitar 80 cm, lebar 90 cm, sedangkan panjang disesuaikan dengan ruangan yang ada. Untuk pemilihan meja laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a) terbuat dari bahan yang kuat b) halus dan rata c) kedap air d) tahan terhadap bahan kimia dan mudah dibersihkan Gambar 5. Area Kerja Laboratorium 15

C. Rangkuman Good Laboratory Practice (GLP) adalah keterpaduan suatu proses organisasi, fasilitas, personel dan kondisi lingkungan laboratorium yang benar sehingga menjamin pengujian di laboratorium selalu direncanakan, dilaksanakan, dimonitor, direkam, dan dilaporkan sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan serta perdagangan. ISO/IEC 17025 merupakan perpaduan antara persyaratan manajemen dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh laboratorium pengujian/kalibrasi. Kepala Badan Standarisasi Nasional selaku Ketua Komite Akreditasi Nasional sesuai dengan keputusan No.: 1976/KAN-I/HK.37/07/2000 memutuskan bahwa SNI 19- 17025:2000 tentang persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi, sebagai persyaratan akreditasi laboratorium yang berlaku mulai 1 Agustus 2000. Terdapat beberapa cara melaksanakan pemantauan kondisi lingkungan laboratorium kondisi akomodasi dan lingkungan, yaitu: pengaruh kondisi akomodasi, kinerja peralatan laboratorium dan personel laboratorium. Fasilitas di laboratorium: 1.Pencahayaan dan Ventilasi 2.Sumber Energi 3.Persediaan Air 4.Alat Keselamatan 5. Meja Kerja dan Area kerja Personel Laboratorium D. Tugas 1.Lakukan kegiatan observasi ke laboratorium yang berada disekitar lingkungan sekolah anda untuk melaksanakan pemantauan kondisi lingkungan laboratorium dalam hal: tingkat penerapan konsep dasar pengelolaan laboratorium, dampak penerapan konsep dasar, 2.Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda dan di dampingi oleh guru pembimbing. 3.Rumuskan hasil observasi dan saran-saran yang diberikan untuk memperbaiki kegiatan persiapan peralatan, bahan dan contoh. 16

4. Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk memperagakan pengetahuan dan pemahaman GLP, memperagakan pengetahuan dan pemahaman ISO 17025, menilai tempat bekerja dan kesesuaiannya dengan panduan GLP, melaksanakan pemantauan kondisi lingkungan laboratorium. E. Latihan 1.Jelaskan faktor-faktor yang diperlukan suatu laboratorium untuk mencapai mutu? 2.Jelaskan prinsip-prinsip manajemen mutu? 3.Jelaskan prinsip -prinsip GLP? 4.Jelaskan identifikasi aplikasi praktis dari GLP di Laboratorium? 5. Jelaskan identifikasi keterkaitan antara prinsip-prinsip manajemen mutu? 6. Jelaskan kaji ulang elemen-elemen ISO 17025? 7. Jelaskan secara singkat elemen-elemen ISO 17025? 8.Jelaskan perbedaan antara ISO dan 17025 dengan GLP? 9. Jelaskan keterkaitan antara ISO 17025 dengan prinsip-prinsip manajemen mutu? 10.Jelaskan cara memantau kondisi laboratorium. F. Penilaian Diri 17

EVALUASI 18

19

20

21

KUNCI JAWABAN 22

23

DAFTAR PUSTAKA 24


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook