Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BUKU INFORMASI BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BUKU INFORMASI BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

Published by ramdhanwd, 2022-06-05 08:20:05

Description: modul

Search

Read the Text Version

BUKU INFORMASI BEKERJADENGAN MESIN BUBUT LOG. OO07.006.00 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI BANDUNG

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................................. 1 BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 2 A. Tujuan Umum.................................................................................................................. 2 B. Tujuan Khusus................................................................................................................. 2 BAB II MENGOPERASIKAN MESIN BUBUT ................................................................. 3 A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Bekerja Dengan Mesin Bubut..................... 3 1. Fungsi dan Prinsip Kerja Mesin Bubut .................................................................... 3 2. Bagian-bagian Utama Mesin Bubut Standar .......................................................... 7 3. Pelengkapan Mesin Bubut....................................................................................... 17 4. Ukuran/ Spesifikasi Mesin Bubut Standar............................................................. 30 5. Macam-macam Alat Potong Pada Mesin Bubut (Selain Pahat Bubut) ............. 32 6. Pahat Bubut .............................................................................................................. 48 7. Parameter Pemotongan Pada Mesin Bubut.......................................................... 60 8. Teknik Pembubutan ................................................................................................. 72 9. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja (K3L) Pada Proses Pembubutan ..................................................................................... 119 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................126 A. Buku Referensi ............................................................................................................ 126 B. Referensi Lainnya ....................................................................................................... 126 DAFTAR ALAT DAN BAHAN ....................................................................................127 A. Daftar Peralatan/Mesin .............................................................................................. 127 B. Daftar Bahan ............................................................................................................... 127 DAFTAR PENYUSUN ..............................................................................................129 Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 1 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Umum Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu menggunakan mesin bubut sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP) B. Tujuan Khusus Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi \"Bekerja Dengan Mesin Bubut\" ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Menjelaskan fungsi mesin bubut b. Menggunakan bagian-bagian utama mesin bubut c. Menggunakan perlengkapan mesin bubut d. Menggunakan alat potong untuk proses pembubutan e. Menggunakan parameter pemotongan untuk proses pembubutan f. Menggunakan mesin bubut standar sesuai SOP Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 2 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 BAB II MENGOPERASIKAN MESIN BUBUT A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Bekerja Dengan Mesin Bubut Mesin bubut atau juga disebut mesin bubut standar (Centre Lathe Machine), merupakan salahsatu jenis mesin bubut yang paling banyak digunakan pada bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri manufaktur, lembaga pendidikan kejuruan dan lembaga diklat atau pelatihan. Pertimbangannya adalah jenis mesin bubut ini memiliki bentuk yang relatif sederhana, ukurannya tidak terlalu besar, praktis meggunakannya dan sederhana/ simpel bentuknya. Contoh salah satu model mesin bubut standar yang umum digunakan, dapat dilihat pada (Gambar 2.1). Gambar 2.1 Mesin bubut 1. Fungsi dan Prinsip Kerja Mesin Bubut Mesin bubut standar, pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan jenis mesin bubut lainnya, yaitu untuk melakukan pembubutan: muka (facing), rata/ lurus, bertingkat, tirus, profil, alur, memotong, mengulir, mengebor, memperbesar lubang, mengkartel dll. Ilustrasi proses pembubutan pada mesin bubut standar, dapat dilihat pada (Tabel 2.1) Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 3 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Tabel 2.1 Ilustrasi proses pembubutan pada mesin bubut Ilustrasi Proses Proses Penjelasan Proses No Pembubutan 1. Membubut Pembubutan muka dilakukan muka (Facing) menggunakan alat potong pahat bubut muka (facing) 2. Membubut Pembubutan rata/ lurus, rata/ lurus dilakukan menggunakan alat (Stright turning) potong pahat bubut rata (kanan/ kiri). 3. Membubut Pembubutan tirus, dilakukan tirus (Taper turning) menggunakan alat potong pahat bubut rata (kanan/kiri) atau pahat bubut netral. 4. Membubut Pembubutan profil dengan profil dengan gerakan pahat, dilakukan gerakan pahat menggunakan alat potong pahat (Profiling) bubut netral. 5. Membubut Proses pembubutan lurus dan lurus dan alur alur luar (alur yang panjang), luar (alur yang dilakukan menggunakan pahat panjang) bubut alur luar. (Turning and external gooving) 6. Membubut Pembubutan alur pada ujung alur pada permukaan benda kerja, ujung menggunakan alat potong pahat perumakaan bubut alur luar. benda kerja (Face grooving) 7. Membubut Pembubutan profil dengan profil dengan bentuk pahat dilakukan bentuk pahat menggunakan alat potong pahat (Cutting with bubut bentuk/ profil, sehingga a form tool) profil hasil pembubutan Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 4 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 tergantung dari bentuk pahat bubut yang digunakan. 8. Memperbesar Memperbesar lubang dan lubang dan mengalur dalam pada mesin mengalur bubut, dilakukan menggunakan dalam (Boring alat potong pahat bubut rata and internal dalam dan alur dalam. grooving) 9. Mengebor Mengebor pada mesin bubut, (Drilling) dilakukan menggunakan alat potong mata bor (twist drill). 10. Memotong Memotong pada mesin bubut, (Cutting off ) dilakukan menggunakan alat potong pahat bubut potong. 11. Membubut ulir Membubut ulir pada mesin (Threading) bubut, dilakukan menggunakan alat potong pahat bubut ulir. 12. Mengkartel Mengkartel pada mesin bubut, (Knurling) dilakukan menggunakan alat potong kartel. Sedangkan prinsip kerja mesin bubut standar, pada dasarnya juga sama dengan jenis mesin bubut lainnya yaitu: Jika spindel mesin berputar membawa benda kerja dan alat potong bergerak atau bergeser mendekati/ menjauhi spindel, maka akan terjadi pemakanan/ pemotongan jika putaran benda kerja berlawanan arah dengan mata sayat alat potong/ pahat bubutnya. Ilustrasi prinsip kerja mesin bubut standar, dapat dilihat pada (Gambar 2.2) Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 5 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.2. Ilustrasi prinsip kerja mesin bubut standar Dari penjelasan berbagai macam fungsi dan prinsip kerja mesin bubut standar diatas, dengan menerapkan/ menggunakan berbagai teknik pembubutan dapat menghasilkan beberapa macam produk/ komponen sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan. Beberapa contoh produk hasil pembubutan dapat dilihat pada (Gambar 2.3). Gambar 2.3 Beberapa contoh produk hasil pembubutan Untuk dapat menghasilkan berbagai jenis produk sebagaimana gambar diatas, mesin bubut standar memiliki bagian-bagian utama dan dilengkapi dengan beberapa perlengkapan mesin yang berfungsi sebagai alat pendukung pada saat proses pembubutan. Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 6 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 2. Bagian-bagian Utama Mesin Bubut Standar Masing-masing bagian utama mesin bubut standar memiliki nama dan fungsi masing-masing. Beberapa nama bagian utama mesin bubut standar dan fungsinya adalah sebagai berikut: a. Kepala Tetap (Head Stock) Kepala tetap (head stock), terdapat spindle utama mesin (Gambar 2.4) yang berfungsi sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck), cekam kollet (collet chuck) , senter tetap (dead centre), atau pelat pembawa rata (face plate) dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat perlengkapan tersebut dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut (Gambar 2.5). Gambar 2.4 Kepala tetap, tampak spindel utama mesin Gambar 2.5 Kepala tetap, terpasang cekam (chuck) Konstruksi kepala tetap didalamya terdapat beberapa susunan sistem mekanik, pada bagian sisi samping kiri kepala tetap pada umumya terdapat Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 7 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 sistem mekanik penggerak utama mesin berupa roda pully dan sabuk V (V belt) yang dihubungkan dengan motor penggerak untuk memutar poros spindel. Selain itu juga terdapat sistem mekanik pengatur putaran mesin dan kecepatan pemakanan (feeding) berupa beberapa roda pully dan sabuk V (V belt) atau berupa susunan beberapa buah roda gigi (Gambar 2.6). Gambar 2.6 System penggerak dan pengatur putaran mesin/ kecepatan pemakanan dengan roda pully dan sabuk V Selain itu pada kepala tetap, terdapat gear box yang berisi susunan system transmisi mekanik berupa beberapa komponen diantaranya: roda gigi berikut poros tumpuannya, lengan penggeser posisi roda gigi dan susunan mekanik lainnya yang berfungsi atau digunakan sebagai pengatur kecepatan putaran mesin, kecepatan pemakanan dan arah pemakanan (Gambar 2.7). Susunan system transmisi mekanik tersebut, dihubungkan dengan beberapa tuas/ handel dibagian sisi luar bagian depannya, yang rancangan atau desainnya dibuat sedemikan rupa agar seorang operator mudah dan praktis untuk menjanggkau dalam mengatur dan merubah tuas/ handel tersebut sesuai dengan kebutuhan pengopersian berdasarkan tuntutan pekerjaan. Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 8 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.7 Gear box pada kepala tetap Setiap mesin bubut dengan merk atau prabrikan yang berbeda, pada umumnya memiliki posisi dan konstruksi tuas/ handel yang berbeda pula walaupun pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama. Contoh pada jenis mesin bubut standar “Celtic 14”, dapat memperoleh putaran mesin yang berbeda-beda apabila hubungan diantara roda gigi diadalamnya diubah-ubah menggunakan tuas pengatur kecepatan putaran yaitu “A” (kerja tunggal) dan “B” (kerja ganda). Putaran cepat (tinggi) biasanya dilakukan pada kerja tunggal, yaitu diperlukan untuk pembubutan dengan tenaga ringan atau pemakanan kecil (finising), sedangkan putaran lambat dilakukan pada kerja ganda. yaitu diperlukan untuk membubut dengan tenaga besar dan sayatan tebal (pengasaran). Sedangkan tuas “C dan D” berfungsi mengatur kecepatan putaran transportir yang berhubungan dengan kehalusan pembubutan dan jenis ulir yang akan dibuat (dapat dilihat pada pelat tabel pembubutan dan ulir). b. Kepala Lepas (Tail Stock) Kepala lepas (tail stock) - (Gambar 2.8), digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 9 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk melakukan proses pengeboran. Setelah kepala lepas dikencangkan, untuk dapat melakukan dorongan senter tetap/senter putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja atau melakukan pengeboran pada kedalaman tertentu, kepala lepas dilengkapi roda putar (Gambar 2.9) yang disertai sekala garis ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu antara 0,01 s.d 0,05 mm. Gambar 2.8 Kepala Lepas dan fungsinya Gambar 1.9 Roda Putar pada kepala lepas Kepala lepas memiliki ketinggian sumbu senter yang sama dengan sumbu senter kepala tetap dan dalam penggunaannya dapat digeser sepanjang alas (bed) dengan cara mengendorkan baut pengikatnya. Selain itu, konstruksi kepala lepas terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan yang diikat dengan dua buah baut yang terletak pada sisi kanan dan kiri bodinya, dengan tujuan agar dapat digeser untuk keperluan mengatur kesepusatan dengan sumbu senter kepala tetap yaitu untuk keperluan proses pembubutan lurus dan Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 10 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 pengeboran, atau tidak sepusat dengan sumbu kepala tetap yaitu untuk keperluan proses pembubut tirus. c. Alas/ Meja Mesin (Bed machine) Alas/meja mesin bubut (Gambar 2.10), digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/ meja mesin bubut bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Selain itu, alat/ meja mesin bubut memiliki permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan hasil pembubutan yang sejajar. Gambar 2.10 Alas (bed) mesin d. Eretan (carriage) Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/ elemen diantaranya: (1). Eretan memanjang (longitudinal carriage) terlihat pada (Gambar 2.11a), berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau menjauhi spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang. (2). Eretan melintang (cross carriage) terlihat pada (Gambar 2.11b), befungsi untuk Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 11 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 melakukan gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau menjahui sumbu senter, secara manual/otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas. (3). Eretan atas (top carriage) terlihat pada (Gambar 2.11c), berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya. Jika dilihat dari konstruksinya, eretan melintang bertumpu pada eretan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang. Dengan demikian apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/ bergesar bersama-sama. Gambar 2.11 Eretan (carriage) memanjang, melintang dan atas Untuk mengatur dan melakukan besarnya pemakanan dan mengatur panjang pemakanan pada saat melakukan proses pembubutan, dapat diatur menggunakan skala garis ukur (nonious) yang memiliki ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya (Gambar 2.12). Pada umumnya untuk eretan memanjang memilki ketelitian skala garis ukurnya lebih kasar jika dibandingkan dengan ketelitian skala garis ukur yang terdapat pada eretan memanjang, yaitu antara 0,1 s.d 0,5 mm dan untuk eretan melintang antara 0,01 s.d 0,05 mm. Skala garis ukur (nonious) ini diperlukan untuk dapat mencapai ukuran suatu produk dengan toleransi dan suaian yang terdapat pada gambar kerja. Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 12 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.12 Nonius pada roda pemutar eretan memanjang dan melintang Terjadinya gerakan secara otomatis eretan memanjang dan eretan melintang, karena adanya poros pembawa dan poros transportir yang dihubungkan secara mekanik dari gear box pada kepala tetap menuju gear box mekanik pada eretan. Pada gear box mekanik eretan, dihubungkan melalui transmisi dengan beberapa tuas/ handel dan roda pemutar yang masing memiliki fungsi yang berbeda. e. Poros Transportir dan Poros Pembawa Poros transportir (Gambar 2.13a) adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium dengan jenis ulir withworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang/ melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar ulirnya antara dari 6 ÷ 8 mm. Poros pembawa (Gambar 2.13b) adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan secara otomatis. Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 13 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.13. Poros transporter dan proros pembawa eretan f. Tuas/ Handel Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang berbeda, pada umumnya memiliki posisi/ letak dan cara penggunaan berbeda. Maka dari itu, didalam mengatur tuas pada setiap melakukan proses pembubutan harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang terdapat pada mesin bubut tersebut. Contoh posisi tuas-tuas pengatur kecepatan putar, feeding, penguliran dan pengubah arah pemakanan, dapat dilihat pada (Gambar 2.14). Gambar 2.14 Contoh posisi tuas-tuas pengatur kecepatan putar, feeding, penguliran dan pengubah arah pemakanan Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 14 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 g. Dudukan Pahat Bubut (Tools Post) Dudukan atau penjepit pahat pahat bubut (tools Post), digunakan untuk memegang atau menjepit pahat bubut pada saat melakukan proses pembubutan. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam yaitu, pemegang pahat bubut standar dan pemegang pahat bubut dapat disetel (justable tool post). 1) Dudukan Pahat Bubut Standar (Standar Tools Post) Pengertian dudukan pahat bubut standar adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut harus dengan memberi ganjal sampai dengan ketinggiannya tercapai dan pengencangan pahat bubut dilakukan dengan dengan cara yang standar, yaitu dengan mengencangkan baut-baut yang terdapat pada bagian atas pemegang pahat. Dudukan pahat bubut standar, jika dilihat dari jumlah rumah penjepit/ pengikat pahatnya terdapat dua jenis yaitu, dudukan pahat bubut standar dengan rumah penjepit/ pengikat pahat bubut satu dan empat. Contoh dudukan pahat bubut standar dengan rumah penjepit/ pengikat pahat bubut satu dan empat, dapat dilihat pada (Gambar 2.15). Dengan demikian, dalam proses pembubutan yang membutuhkan beberapa bentuk pahat bubut, akan lebih cepat dan praktis proses pembubutannya jika menggunakan dudukan pahat bubut standar dengan rumah penjepit/ pengikat pahat bubut empat. Gambar 2.15 Contoh dudukan pahat standar, dengan rumah penjepit/ pengikat pahat bubut satu dan empat Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 15 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 2) Dudukan Pahat Bubut Dapat disetel (Justable Tooll Post) Pengertian dudukan pahat bubut dapat disetel adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut dapat disetel ketinggiannya tanpa harus memberi ganjal pada bagian bawahnya, karena pada bodinya sudah terdapat rumah penjepit/ pengikat pahat bubut yang konstruksinya disertai kelengkapan mekanik yang dengan mudah dapat disetel atau diatur ketinggian pahat bubutnya, dengan cara mengendorkannya. Jenis dudukan pahat bubut dapat disetel, jika dilihat dari konstruksi rumah penjepit/ pengikat pahatnya terdapat dua jenis yaitu, dudukan pahat bubut dapat disetel dengan rumah penjepit/ pengikat pahat bubut satu dan dudukan pahat bubut dapat disetel dengan rumah penjepit/ pengikat pahat bubut lebih dari satu. Gambar 2.16 Beberapa contoh dudukan pahat bubut dapat disetel, dengan rumah penjepit/ pengikat pahat bubut satu buah Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 16 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.17 Beberapa contoh dudukan pahat dapat disetel, dengan rumah penjepit/ pengikat pahat bubut lebih dari satu Untuk jenis dudukan pahat dapat disetel dengan rumah penjepit/ pengikat pahat bubut satu, karena hanya terdapat rumah penjepit/ pengikat pahat bubut satu buah apabila ingin mengganti jenis pahat yang lain harus melepas terlebih dahulu rumah pahat yang sudah terpasang sebelumya. Sedangkan untuk jenis dudukan pahat dapat disetel dengan rumah penjepit/ pengikat pahat lebih dari satu, pada rumah pengikat/ penjepit pahatnya dapat dipasang dua buah atau lebih rumah pahat, sehingga apabila dalam proses pembubutan memerlukan beberapa jenis pahat bubut akan lebih mudah dan praktis dalam menggunakannya, karena tidak harus melepas/ membongkar pasang rumah pahat yang sudah terpasang sebelumnya. 3. Pelengkapan Mesin Bubut Untuk mendukung berbagai proses pembubutan, mesin bubut terdapat beberapa jenis alat perlengkapan diantaranya: alat pencekam/ pengikat, alat pembawa, alat penahan/ penyangga dan alat bantu pada saat melakukan proses mengebor. Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 17 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 a. Alat Pencekam/Pengikat Benda Kerja Alat pecekam benda kerja digunakan untuk mencekam atau mengikat benda kerja agar posisinya tepat dan kuat, sehingga pada saat dilakukan proses pemotongan posisinya tidak berubah dan stabil. Alat jenis ini terdapat beberapa macam diantaranya: 1) Cekam (Chuck) Cekam adalah salah satu alat perlengkapan mesin bubut yang fungsinya untuk menjepit/mengikat benda kerja pada proses pembubutan. Jenis alat ini apabila dilihat dari gerakan rahangnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, cekam sepusat (self centering chuck) dan cekam tidak sepusat (independent chuck). Pengertian cekam sepusat adalah, apabila salah satu rahang digerakkan maka keseluruhan rahang yang terdapat pada cekam akan bergerak bersama-sama menuju atau menjahui pusat sumbu. Maka dari itu, cekam jenis ini sebaiknya hanya digunakan untuk mencekam benda kerja yang benar-benar sudah silindris. Cekam jenis ini rahangnya ada yang berjumlah tiga (3 jaw chuck) , empat (4 jaw chuck) dan enam (6 jaw chuck) seperti yang terlihat pada (Gambar 2.18). Gambar 2.18 Cekam rahang tiga, empat dan enam sepusat Sedangkan pengertian cekam tidak sepusat adalah, masing-masing rahang dapat digerakkan menuju/ menjaui pusat dan rahang lainnya tidak mengikuti. Maka jenis cekam ini hanya digunakan untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris atau tidak beraturan, karena lebih mudah disetel kesentrisannya dan juga dapat digunakan untuk mencekam benda kerja yang akan dibubut eksentrik atau sumbu senternya tidak sepusat. Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 18 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Jenis cekam ini pada umumnya memiliki rahang empat, dan beberapa contoh cekam rahang empat tidak sepusat (independent chuck) dapat dilihat pada (Gambar 2.19). Gambar 2.19 Contoh cekam rahang empat tidak sepusat Untuk jenis cekam yang lain, rahangnya ada yang berjumlah dua buah yang diikatkan pada rahang satu dengan yang lainnya, tujuannya agar rahang pada bagian luar dapat dirubah posisinya/ dibalik sehingga dapat mencekam benda kerja yang memiliki diameter relatif besar (Gambar 2.20). Caranya yaitu dengan melepas baut pengikatnya, baru kemudian dibalik posisinya dan dikencangkan kembali. Hati-hati dalam memasang kembali rahang ini, karena apabila pengarahnya tidak bersih, akan mengakibatkan rahang tidak tidak sepusat dan kedudukannya kurang kokoh/ kuat. Gambar 2.20 Cekam dengan rahang dapat dibalik posisi rahangnya. Selain jenis cekam yang telah disebutkan diatas masih terdapat jenis cekam lain yang juga sering digunakan pada proses pembubutan yiatu, cekam yang memiliki rahang dengan bentuk khusus. Cekam jenis ini, digunakan untuk mengikat benda kerja yang memerlukan pengikatan dengan cara yang khusus (gambar 2.21). Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 19 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.21 Cekam dengan rahang bentuk khusus Sebagaimana telah diuraikan diatas, cekam pada saat digunakan harus dipasang pada spindel mesin. Cara pemasangannya tergantung dari bentuk dudukan/ pengarah pada spindel mesin dan cekam. Keduanya harus memiliki bentuk yang sama, sehingga jika dipasangkan akan stabil dan presisi kedudukannya. Bentuk dudukan/ pengarah pada spindel pada umumnya ada dua jenis yaitu, berbentuk ulir dan tirus (Gambar 2.22). Contoh cekam sepusat dan cekam tidak sepust terpasang pada spindel mesin, dapat dilihat pada (Gambar 2.23). Gambar 2.22 Dudukan spindel mesin bubut bentuk ulir dan tirus Gambar 2.23 Contoh cekam sepusat dan tidak sepusat terpasang pada spindel mesin Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 20 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 2) Cekam Kolet (Collet Chuck) Cekam kolet adalah salah satu kelengkapan mesin bubut yang berfungsi untuk menjepit/ mencekam benda kerja yang memilki permukaan relatif halus dan berukuran kecil. Pada mesin bubut standar, alat ini terdapat tiga bagian yaitu: kolet (collet), dudukan/ rumah kolet (collet adapter) dan batang penarik (draw bar) terlihat pada (Gambar 2.24). Bentuk lubang pencekam pada kolet ada tiga macam diantaranya, bulat, segi empat dan segi enam (Gambar 2.25). Gambar 2.24 Beberapa contoh cekam kolet dengan batang penarik Gambar 2.25 Beberapa contoh bentuk kolet Pemasangan kolet dengan batang penarik pada spindel mesin bubut harus dilakukan secara bertahap yaitu: 1). Pasang dudukan/rumah kolet pada spindel mesin (kedua alat harus dalam keadaan bersih). 2). Pasang kolet pada dudukan/rumah kolet (kedua alat dalam keadaan bersih) dan 3). Pasang batang penarik pada sipindel dari posisi belakang, selanjutnya kencangkan secara perlahan dengan memutar rodanya kearah kanan atau searah jarum sampai kolet pada posisi siap digunakan untuk menjepit/mengikat benda kerja Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 21 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 (kekencangannya hanya sekedar mengikat kolet) - (Gambar 2.26). Bila kolet akan digunakan, caranya setelah benda kerja dimasukkan pada lubang kolet selanjutnya kencangkan hingga benda kerja terikat dengan baik (Gambar 2.27) Gambar 2.26 Pemasangan kolet pada spindel mesin bubut Gambar 2.27 Pemasangan benda kerja pada kolet 1) Alat Pembawa Alat pembawa pada mesin bubut, digunakan untuk membawa benda kerja agar ikut berputar bersama spindel mesin. Yang termasuk alat pembawa pada mesin bubut adalah pelat pembawa dan pembawa (lat doc). a. Pelat Pembawa Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 22 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Jenis pelat pembawa ada dua yaitu, pelat pembawa permukaan bertangkai (driving plate) dan pelat pembawa permukaan rata (face plate) – (gambar 2.28). Konstruksi pelat pembawa berbentuk bulat dan pipih, berfungsi untuk memutar pembawa (lathe-dogs) sehingga benda kerja yang terikat akan ikut berputar bersama spindel mesin (Gambar 2.29). Gambar 2.28 Pelat pembawa permukaan bertangkai dan pelat pembawa permukaan rata Gambar 2.29 Contoh penggunaan pelat pembawa bertangkai dan rata Untuk jenis pembawa permukaan rata (face plate) selain digunakan sebagai pembawa lathe dogs, alat ini juga dapat digunakan untuk mengikat/ mencekam benda kerja yang memerlukan pengikatan dengan cara khusus (Gambar 2.30). Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 23 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.30 Contoh pengikatan benda kerja pada pelat pembawa b. Pembawa (Lathe Dogs) Pembawa (lathe dog) pada mesin bubut secara garis besar ada dua jenis yaitu, pembawa berekor lurus (straight tail lathe dogs) dan pembawa berekor bengkok (bent tail lathe dogs). Fungsi alat ini adalah untuk membawa benda kerja agar ikut berputar bersama spindel mesin. Gambar 2.31 Contoh beberapa macam pembawa berekor lurus Gambar 2.32 Contoh beberapa macam pembawa berekor bengkok Didalam penggunaannya, pembawa berekor lurus digunakan berpasangan dengan plat pembawa permukaan bertangkai (Gambar 1.33) dan pembawa berekor bengkok digunakan berpasangan dengan plat pembawa beralur atau cekam mesin (Gambar 1.34). Cara menggunakannya yaitu: benda kerja dimasukkan kedalam lubang pembawa, kemudian diikat/ dijepit dengan baut yang ada pada pembawa tersebut, sehingga akan dapat berputar bersama- Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 24 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 sama dengan spindel mesin. Pembubutan dengan cara ini dilakukan apabila dikehendaki membubut menggunakan diantara dua senter. Gambar 2.33 Penggunaan pembawa berekor lurus Gambar 2.34 Penggunaan pembawa berekor bengkok 2) Alat Penyangga/ Penahan Benda Kerja Penyangga/penahan benda kerja adalah salah satu alat pada mesin bubut yang digunakan untuk menyangga atau menahan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang. Benda kerja yang berukuran panjang, pada saat dilakukan proses pembubutan jika tidak dipasang alat penyangga, kemungkinan hasil diameternya akan menjadi elips/oval, tidak silindris dan tidak rata karena terjadi getaran akibat lenturan benda kerja. Penyangga/ penahan pada mesin bubut standar ada dua macam yaitu, penyangga tetap (steady rest) dan penyangga jalan (follow rest) Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 25 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 a. Penyangga/ Penahan Tetap (Steady Rest) Penggunaan penyangga/penahan tetap, dipasang atau diikat pada alas/meja mesin, sehingga kedudukannya dalam keadaan tetap tidak mengikuti gerakan eretan. Contoh beberapa macam bentuk penyangga/penahan tetap dapat dilihat pada (Gambar 2.35) dan contoh penggunaannya dapat dilihat pada (Gambar 2.36). Gambar 2.35 Beberapa macam bentuk penyangga/ penahan tetap Gambar 2. 36 Contoh penggunaan penyangga tetap b. Penyangga/ Penahan Jalan (Follower Rest) Penggunaan penyangga jalan, pemasangannya diikatkan pada eretan memanjang sehingga pada saat eretannya digerakkan maka penyangga jalan mengikuti gerakan eretan tersebut. Contoh beberapa macam bentuk penyangga/ penahan jalan dapat dilihat pada (Gambar 2.37) dan contoh penggunaannya dapat dilihat pada (Gambar 2.38) Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 26 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.37 Beberapa macam bentuk penyangga jalan Gambar 2.38 Contoh penggunaan penyangga jalan 3) Senter Mesin Bubut Senter mesin bubut adalah salah satu perlengkapan mesin bubut yang berfungsi untuk mendukung benda kerja dengan tujuan agar mendapatkan kesepusatan dan kesumbuan yang baik, diantaranya digunakan pada saat proses pembubutan benda kerja yang berukuran panjang dan pembubutan diantara dua senter. Posisi pemasangan alat ini, yaitu dimasukkan/ ditempatkan ke dalam lubang sleeve yang terdapat pada kepala lepas. Bahan/ material senter mesin bubut terbuat dari bahan baja paduan yang dikeraskan dan bahkan pada ujung senternya ada yang disisipkan dari bahan jenis carbida agar lebih tahan terhadap gesekan. Terdapat dua jenis senter mesin bubut, yaitu senter tetap/ mati (dead centre) yang posisi ujung senternya diam tidak berputar pada saat digunakan dan senter putar (rotary centre) yang posisi ujung senternya selalu berputar pada saat digunakan. Contoh beberapa jenis senter tetap dapat dilihat pada (Gambar 2.39) dan Contoh beberapa jenis senter putar dapat dilihat pada (Gambar 2.40) Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 27 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.39 Contoh beberapa jenis senter tetap (dead centre) Gambar 2.40. Contoh beberapa jenis senter putar (rotary centre) Kedua jenis senter ini, pada bagian ujung tirusnya (yang berfungsi sebagai penahan benda kerja) memiliki sudut 60. Sedangkan pada bagian tangkainya, juga berbentuk tirus yang pada umumnya menggunakan standar tirus morse dengan nomer 2 s.d 5 (tergantung ukuran mesinnya). Contoh pemasangan senter tetap dan senter putar pada kepala lepas dapat dilihat pada (Gambar 2.41), dan contoh penggunaan senter putar pada mesin bubut dapat dilihat pada (Gambar 2.42). Gambar 2.41Pemasangan senter tetap dan senter putar pada kepala lepas Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 28 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.42 Contoh penggunaan senter putar pada mesin bubut 4) Cekam Bor (Drill Chuck) Cekam bor (drill chuck) adalah salah satu alat bantu pencekam/ pengikat alat potong pada proses pembubutan diantaranya untuk mencekam/ mengikat: senter bor (centre drill), mata bor (twist drill), rimer (reamer), konterbor (counter bore), dan kontersing (counter sink). Jika dilihat dari sistem pecekaman/ pengunciannya, alat tersebut ada dua jenis yaitu, cekam bor dengan kunci (Gambar 2.43) dan cekam bor tanpa kunci (keyless chuck drill) (Gambar 2.44). Gambar 2.43 Cekam bor dengan pengunci Gambar 2.44 Cekam bor tanpa pengunci (Keyless chuck drill) Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 29 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Cara menggunakan cekam bor dengan kunci adalah, untuk mengencangkan mulut rahangnya harus dibantu dengan alat bantu yaitu kunci cekam bor. Sedangkan untuk cekam bor tanpa kunci caranya menggunakannya adalah, untuk mengencangkan mulut rahangnya tidak menggunakan alat bantu kunci cekam bor, cukup hanya memutar rumah rahangnya dengan tangan. Penggunaan kedua alat ini pada mesin bubut, harus dipasang pada kepala lepas (Gambar 2.45), dan contoh pengeboran pada mesin bubut dapat dilihat pada (Gambar 2.46) Gambar 2.45 Pemasangan cekam bor pada kepala lepas Gambar 2.46 Contoh pengeboran pada mesin bubut 4. Ukuran/ Spesifikasi Mesin Bubut Standar Spesifikasi mesin bubut standar termasuk jenis mesin bubut lainnya, yang paling utama ditentukan oleh seberapa panjang jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung senter kepala tetap dan tinggi jarak antara pusat senter dengan meja mesin (Gambar 2.47). Misalnya panjang mesin 2000 mm, berarti eretan Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 30 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 memanjangnya hanya dapat digerakkan/ digeser sepanjang 2000 mm. Untuk tinggi mesin bubut, misalnya 250 mm, berarti mesin bubut tersebut hanya mampu membubut benda kerja maksimum berdiameter 250 x 2= 500 mm. Namun demikian ada beberapa mesin bubut standar, yang pada mejanya didesain berbeda yaitu pada ujung meja didekat spendel mesin/ kepala tetap konstruksi dibuat ada sambungannya, sehingga pada saat membubut benda kerja berdiameter melebihi kapasitas mesin sambungan mejanya tinggal melepas (bedah perut). Gambar 2.47. Spesifikasi utama mesin bubut Untuk pembelian mesin bubut yang baru, data spesifikasi yang diajukan harus lengkap. Karena jika tidak lengkap secara keseluruhan, bisa saja mesin mesin bubut yang dibeli tidak memiliki spesifikasi yang standar dan tidak dilengkapi semua perlengkapan sesuai yang diharapkan. Contoh data spesifikasi mesin bubut dari salah satu pabrikan secara lengkap dapat dilihat pada (Tabel 2.2). Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 31 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Tabel 2.2 Contoh Data Spesifikasi Mesin Bubut 5. Macam-macam Alat Potong Pada Mesin Bubut (Selain Pahat Bubut) Pada kegiatan proses produksi menggunakan mesin perkakas, alat potong merupakan salahsatu jenis alat yang mutlak diperlukan untuk melakukan proses produksinya. Berbagai macam dan bentuk alat potong yang digunakan pada proses produksi, yang masing-masing alat potong akan berpengaruh terhadap bentuk hasil produksinya. Alat potong berfungsi untuk menyayat/ memotong benda kerja sesuai dengan tuntutan bentuk dan ukuran pada gambar kerja. Pada proses pembubutan, Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 32 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 selain alat potong pahat bubut terdapat beberapa jenis alat potong lain yang digunakan diantaranya: senter bor (centre drill), mata bor (twist drill), konter bor (counter bore), rimer (reamer), kontersing (counter sink) dll. 1) Bor Senter (Centre Drill) Bor senter adalah salahsatu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat lubang senter pada ujung permukaan benda kerja. Jenis bor senter ada tiga yaitu: bor senter tipe standar (standar centre driil/ plain type centre drill), bor senter tipe bell (bell type centre drill), bor senter tipe safety (safety type centre drill) dan bor senter tipe radius (radius form centre drill). Bor Senter Tipe Standar (Standard Type Centre Drill) Bor senter tipe standar (standard type centre drill) terkadang juga disebut plain type centre drill, memiliki sudut mata sayat ujung (point angle) sebesar 118º dan sudut mata sayat pengarah (countersink angle) sebesar 60º. Bor senter jenis ini memiliki beberapa ukuran diantaranya: bor senter tipe standar panjang normal (Gambar 2.48), bor senter tipe standar ukuran pendek (Gambar 2.49), bor senter tipe standar ukuran panjang (Gambar 2.50) dan spesifikasi bor senter standar dapat dilihat pada (Gambar 2.51) Gambar 2.48 Bor senter tipe standar panjang normal Gambar 2.49 Bor senter tipe standar ukuran pendek Gambar 2.50 Bor senter tipe standar ukuran panjang Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 33 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.51 Spesifikasi bor senter tipe standar Penggunaan senter bor pada proses pembubutan harus pasang atau diikat dengan cekam bor (drill chuck) yang dipasang pada kepala lepas. Contoh pengikatan senter drill pada cekam bor untuk proses pembubutan, dapat dilihat pada (Gambar 2.52). Gambar 2.52 Contoh pengikatan senter bor pada cekam bor untuk proses pembubutan Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 34 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 2) Mata Bor (Twist Drill) Mata bor adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat dan memperbesar diameter lubang pada benda kerja. Dalam membuat atau memperbesar diameter lubang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu tergantung dari diameter mata bor yang digunakan. a. Pengelompokkan Mata Bor Berdasarkan Tangkai Pengelompokan mata bor berdasarkan tangkai, dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: (1). Mata bor tangkai lurus (Gambar 2.53), yang pengikatanya pada saat melakukan pengeboran pada mesin bubut menggunakan cekam bor (drill chuck) sebagaimana dapat dilihat pada (Gambar 2.54), (2). Mata bor tangkai tirus (Gambar 2.55), yang pengikatannya pada saat melakukan pengeboran pada mesin bubut langsung dimasukan pada lubang tirus yang ada di kepala lepas (Gambar 2.56) Gambar 2.53 Mata bor tangkai lurus Gambar 2.54 Pengikatan mata bor tangkai lurus pada Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 35 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 cekam bor, untuk proses pembubutan . Gambar 2.55 Mata bor tangkai tirus Gambar 2.56 Pengikatan mata bor tangkai tirus pada kepala lepas, saat melakukan pengeboran pada mesin bubut b. Pengelompokan Mata Bor Berdasarkan Sudut Spiral/ Helik Apabila dilihat dari sudut spiralnya, mata bor terbagi menjadi tiga jenis yaitu: (1). Mata bor sudut spiral normal (normal spiral drill) atau juga disebut mata bor tipe \"N\" memiliki sudut spiral sebesar 25° - 30°, digunakan untuk mengebor jenis bahan baja lunak (Gambar 2.57); (2). Mata bor sudut spiral panjang (slow spiral drill) atau juga disebut mata bor tipe \"H\" memiliki sudut spiral sebesar 10° - 13° digunakan untuk mengebor jenis bahan baja keras dan rapuh (Gambar 2.58); (3). Mata bor sudut spiral pendek (quick spiral drill) atau juga disebut mata bor tipe \"W\" memiliki sudut spiral sebesar 35° - 40°, digunakan untuk mengebor jenis bahan baja liat. (Gambar 2.59) Gambar 2.57 Mata bor spiral normal (normal spiral) Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 36 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.58 Mata bor spiral panjang (slow spiral) Gambar 2.59 Mata bor spiral pendek (quick spiral) c. Pengelompokan Mata Bor Berdasarkan Sudut Mata Sayat/ Potong Apabila dilihat dari sudut mata sayatnya, mata bor terbagi menjadi tiga yaitu: (1). Mata bor dengan sudut mata sayat 90° (Gambar 2.60a), digunakan untuk mengebor jenis bahan baja lunak (2). Mata bor dengan sudut mata sayat 118° (Gambar 2.60b), digunakan untuk mengebor jenis bahan baja lunak s.d sedang dan (3). Mata bor dengan sudut mata sayat 135° (Gambar 2.60c), digunakan untuk mengebor jenis bahan baja keras Gambar 2.60 Pengelompokan mata bor berdasarkan sudut mata sayat/ potong d. Bagian-bagian dan Geometri Mata Bor Sebuah mata bor terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing memiliki fungsi berbeda-beda. Bagian-bagian mata bor tangkai lurus dan tirus dapat dilihat (Gambar 2.61). Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 37 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.61 Bagian-bagian mata bor Untuk dapat menyayat dengan baik, mata bor harus memiliki geometri yang standar meliputi: sudut mata sayat/ potong, sudut baji, sudut bebas potong dan sudut helik. yang standar atau disebut geometri mata bor. Geometrinya mata bor dapat dilihat pada (Gambar 2.62). Gambar 2.62 Geometri mata bor Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 38 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 3) Kontersing (Countersink) Kontersing (countersink) adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk menchamper diameter ujung lubang pada sebuah benda kerja (debured), dengan tujuan agar tidak tajam atau untuk membuat champer pada ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus. Alat potong jenis ini, apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi dua yaitu: kontersing tangkai lurus dan kontersing tangkai tirus. Apabila dilihat dari sisi jumlah mata sayatnya, kontersink terbagi menjadi enam buah jenis yaitu: kontersink mata sayat satu, mata sayat dua, mata sayat tiga, mata sayat empat, mata sayat lima dan mata sayat enam. a. Kontersing Tangkai Lurus Kontersing tangkai lurus (Gambar 2.63), pada saat digunakan untuk proses pembubutan penggikatannya dipasang pada cekam bor (drill chuck) sebagaimana pengikatan pada proses pengeboran dengan bor tangkai lurus. Gambar 2.63 Kontersing tangkai lurus b. Kontersing Tangkai Tirus Kontersing tangkai tirus (Gambar 2.64), pada saat digunakan untuk proses pembubutan pengikatannya dipasang pada lubang sleeve yang terdapat pada kepala lepas sebagaimana pengikatan pada proses pengeboran dengan bor tangkai tirus. Apabila tirus tangkainya terlalu kecil dapat ditambah dengan sarung pengurang. Sebagaimana mata bor tangkai tirus, kontersing tangkai tirus pada umumnya menggunakan standar tirus morse/ morse taper (MT) yaitu mulai dari MT 1 ÷ 6. Gambar 2.64 Kontersing tangkai tirus Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 39 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Kontersing tangkai lurus, pada saat digunakan penggikatanya dipasang pada cekam bor (drill chuck) sebagaimana pada proses pengeboran dengan mata bor tangkai lurus, dan yang bertangkai tirus pengikatannya dipasang pada lubang tirus kepala lepas sebagaimana pada proses pengeboran menggunakan mata bor tangkai tirus. Contoh pemasangan kontersing tangkai lurus dan penggunaanya pada mesin bubut dapat dilihat pada (Gambar 2.65) dan contoh hasil pembubutan champer dengan kontersing mata sayat sudut 90º, dapat dilihat pada (Gambar 2.66). Selain itu perlu diketahui bahwa, kontersink tangkai tirus pada umumnya menggunakan standar tirus morse/ morse tapper (MT) yaitu mulai dari MT 1 ÷ 6 sebagaimana mata bor tangkai tirus. Gambar 2.65 Contoh pemasangan kontersing tangkai lurus dan penggunaanya pada mesin bubut Gambar 2.66 Contoh hasil pembubutan champer dengan kontersing sudut 90º Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 40 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 4) Konter Bor (Counter Bore) Konter bor (Counter bore) adalah salah satu alat potong pada mesin bubut, berfungsi untuk membuat lubang bertingkat yang sebelumnya sudah terdapat lubang sebagai pengarah. Hasil lubang bertingkat berfungsi sebagai dudukan kepala baut L (Elen key). Jenis alat ini apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi dua yaitu konter bor tangkai lurus dan tangkai tirus (Gambar 2.67). Gambar 2.67 Konter bor tangkai lurus dan tirus Apabila dilihat dari sisi ujung mata sayatnya, alat ini juga terbagi menjadi dua yaitu, konter bor dengan pengarah (Gambar 2.68) dan konte rbor tanpa pengarah (Gambar 2.69). Gambar 2.68 Konter bor dengan pengarah Gambar 2.69. Konterbor tanpa pengarah Konter bor bertangkai lurus, pada saat digunakan penggikatannya dipasang pada cekam bor (drill chuck) sebagaimana pada proses pengeboran dengan mata bor tangkai lurus, dan yang bertangkai tirus pengikatannya dipasang pada lubang tirus kepala lepas sebagaimana pada proses pengeboran menggunakan mata bor tangkai tirus. Contoh pemasangan konter bor Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 41 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 tangkai tirus dan penggunaanya pada mesin bubut dapat dilihat pada (Gambar 2.70) dan contoh hasil pembuatan lubang konter bor pada mesin bubut, dapat dilihat pada (Gambar 2.71). Gambar 2.70 Contoh pemasangan konter bor tangkai tirus dan penggunaanya pada mesin bubut Gambar 2.71 Contoh hasil pembubutan lubang bertingkat dengan konter bor 5) Rimer Mesin (Machine Reamer) Rimer mesin (reamer machine) - (Gambar 2.72), adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk menghaluskan dan memperbesar diameter lubang dengan toleransi dan suaian tertentu, yang prosesnya benda kerja sebelumnya dibuat lubang terlebih dahulu. Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 42 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.72 Rimer mesin dan bagian-bagiannya Pembuatan lubang sebelum dirimer, untuk diameter sampai dengan 10 mm dianjurkan diameternya dibuat lebih kecil dari diameter nominal rimer yaitu antara 0,15 ÷ 0,25 mm dan untuk lubang diameter 10 mm keatas, dianjurkan diameternya dibuat lebih kecil dari diameter nominal rimer yaitu antara 0,25 ÷ 0,60 mm. Tujuan dilakukan pengurangan diamerter sebelum dirimer adalah, agar hasilnya lebih maksimal dan beban pada rimer tidak terlalu berat sehingga memiliki umur lebih panjang. Apabila dilihat dari fungsinya, rimer mesin terbagi menjadi tiga yaitu: reamer mesin untuk lubang pin, reamer untuk lubang lurus dan reamer untuk lubang tirus. a. Rimer Mesin Untuk Lubang Pen Rimer mesin untuk lubang pen, jika dilihat dari bentuk mata sayatnya terbagi menjadi tiga yaitu: reamer pin tirus mata sayat lurus/ straight taper pin reamer (Gambar 2.73), reamer pen tirus mata sayat spiral/ spiral taper pin reamer (Gambar 2.74), dan reamer pen tirus mata sayat helik (helical Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 43 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 taper pin reamer) - (Gambar 2.75). Rimer jenis ini berfungsi untuk membuat lubang pen tirus, yang memiliki ketirusan standar. Gambar 2.73 Reamer pen tirus mata sayat lurus Gambar 2.74 Reamer pen tirus mata sayat spiral Gambar 2.75 Reamer pen tirus mata sayat helik b. Rimer Mesin Untuk Lubang Lurus Rimer mesin untuk lubang lubang lurus, jika dilihat dari tangkainya terbagi menjadi dua yaitu: reamer lurus tangkai lurus (Gambar 2.76), dan rimer lurus tangkai tirus (Gambar 2.77). Rimer jenis ini berfungsi untuk membuat lubang lurus yang memiliki toleransi dan suaian khusus. Gambar 2.76 Reamer lurus tangkai lurus Gambar 2.77. Reamer lurus tangkai tirus c. Rimer mesin untuk lubang tirus Rimer mesin untuk lubang tirus, jika dilihat dari fungsinya terbagi menjadi dua yaitu: rimer tirus untuk pengasaran (Gambar 2.78) dan reamer tirus untuk finishing (Gambar 2.79). Rimer jenis ini berfungsi untuk membuat lubang tirus standar, misalnya tirus standar morse (Taper Morse - MT) Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 44 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 yaitu mulai dari MT 1 s.d 6. Contoh pemasangan rimer tangkai tirus pada kepala lepas dan penggunaan pada mesin bubut, dapat dilihat pada (Gambar 2.80) Gambar 2.78 Rimer tirus untuk pengasaran Gambar 2.79 Rimer tirus untuk finishing Gambar 2.80. Contoh pemasangan rimer tangkai tirus pada kepala lepas dan penggunaannya 6) Kartel (Knurling) Kartel (knurling) adalah suatu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk, membuat garis-garis/ gigi-gigi melingkar lurus sejajar atau silang menyudut/ helik pada bidang permukaan benda kerja bagian luar atau dalam. Tujuan pengkartelan bagian luar salahsatunya agar permukaan bidangnya tidak licin pada saat dipegang dengan tangan, contohnya terdapat pada batang penarik, tangkai palu besi dan pemutar dll. Sedangkan pengkartelan pada bagian dalam salah satunya bertujuan untuk memperkecil Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 45 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 lubang yang sudah longgar karena aus, contohnya lubang pada dudukan bearing. Pola/ bentuk hasil pengkartelan ada tiga jenis yaitu: belah ketupat/ intan, menyudut/ silang dan lurus (Gambar 2.81). Hasil pengkartelan tergantung dari bentuk gigi pisau kartel yang digunakan (Gambar 2.82). Gambar 2.80 Pola/ bentuk hasil pengkartelan Gambar 2.82 Macam-macam bentuk gigi pisau kartel Pada saat digunakan gigi pisau kartel dipasang pada pemegang/ rumahnya (holder). Untuk pengkartelan bentuk lurus, hanya diperlukan sebuah gigi pisau kartel bentuk lurus yang dipasang pada dudukannya dengan posisi tetap/rigid (Gambar 2.83). Pada pengkartelan bentuk menyudut dan ketupat/intan, diperlukan sepasang gigi pisau kartel bentuk menyudut/ silang yang dipasang pada dudukannya. Pemegang gigi kartel menyudut/ silang terdapat dua jenis yaitu, pemegang gigi kartel menyudut/ silang dudukan satu dan tiga (Gambar 2.84). Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 46 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 Gambar 2.83. Pemegang gigi pisau kartel lurus dengan posisi tetap (rigid) Gambar 2.84. Pemegang gigi pisau kartel lurusdengan posisi tetap Proses pengkartelan pada mesin bubut, tangkai kartel diikatkan/ dipasang pada tool post sebagaimana terlihat pada (Gambar 2.85). Sedangkan contoh beberapa hasil pengkartelan, dapat dilihat pada (Gambar 2.86) Gambar 2.85 Pengikatan/ pemasangan kartel pada tool post mesin bubut Gambar 2.86 Contoh beberapa produk hasil pengkartelan Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 47 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 6. Pahat Bubut Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat diperlukan pada proses pembubutan, karena pahat bubut dengan berbagai jenisnya dapat membuat benda kerja dengan berbagai bentuk sesuai tututan pekerjaan misalanya, dapat digunakan untuk membubut permukaan/ facing, rata, bertingkat, alur, champer, tirus, bentuk, memperbesar lubang, ulir dan memotong Kemampuan/ performa pahat bubut dalam melakukan pemotongan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, jenis bahan/ material yang digunakan, geometris pahat bubut dan teknik penggunaanya. Apabila beberapa faktor tersebut diatas dapat terpenuhi berdasarkan standar yang telah ditentukan, maka pahat bubut akan maksimal kemampunannya/ performanya. 1) Bahan/ Material Pahat Bubut Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu pesat terutama dalam industri manufaktur/ permesinan, sehingga sudah banyak diproduksi berbagai variasi jenis dan sifat material, baik untuk alat potong pahat bubut atau bahan/ row material. Pada awalnya manusia hanya mampu membuat alat potong pahat bubut dari jenis baja karbon, kemudian ditemukan unsur atau paduan yang lebih keras sampai ditemukannya material alat potong pahat bubut yang paling keras yaitu diamond. Unsur- unsur yang berpengaruh terhadap performa alat potong/ pahat bubut diantaranya: Tungsten/ Wolfram (W), Chromium (Cr), Vanadium (V), Molybdenum (Mo) dan Cobalt (Co). Sifat yang diperlukan untuk sebuah alat potong tidak hanya kerasnya saja, akan tetapi masih ada sifat lain yang diperlukan untuk membuat suatu alat potong memilki performa yang baik misalnya, bagaimana ketahanan terhadap gesekan, ketahanan terhadap panas, ketahanan terhadap benturan dll. Macam-macam pahat bubut dilihat dari jenis material/ bahan yang digunakan meliputi: Baja karbon, Baja kecepatan tinggi/ High Speed Steels Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 48 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul Sektor Logam dan Mesin LOG.OO07.006.00 -HSS, Paduan cor nonferro (cast nonferrous alloys; cast carbides), Karbida (cemented carbides; hard metals), Keramik (ceramics), CBN (cubic boron nitrides), danIntan (sintered diamonds & natural diamond) a. Baja karbon Yang termasuk didalam kelompok baja karbon adalah High Carbon Steel (HCS) dan Carbon Tool Steels (CTS). Baja jenis ini menggandung karbon yang relative tinggi (0,7% - 1,4% C) dengan prosentasi unsur lain relatif rendah yaitu Mn, W dan Cr masing-masing 2% sehingga mampu memiliki kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Dengan proses perlakuan panas pada suhu tertentu, strukur bahan akan bertransformasi menjadi martensit dengan hasil kekerasan antara 500 ÷ 1000 HV. Karena mertensitit baja karbon jenis ini hanya dapat digunakan pada kecepatan potong yang rendah (10 m/menit) dan hanya dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak atau kayu. b. Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Stee - HSS) Pada sekitar tahun 1898, ditemukan jenis baja paduan tinggi dengan unsur paduan Crom (Cr) dan Tungsten/ Wolfram (W) dengan melalui proses penuangan (molten metallurgy) selanjutnya dilakukan pengerolan atau penempaan dibentuk menjadi batang segi empat atau silinder. Pada kondisi masih bahan (raw material), baja tersebut diproses secara pemesinan menjadi berbagai bentuk pahat bubut. Setelah proses perlakukan panas dilaksanakan, kekerasannya akan menjadi cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk kecepatan potong yang tinggi yaitu sampai dengan tiga kali kecepatan potong pahat CTS. Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel - HSS) apabila dilihat dari komposisinya dapat dibagai menjadi dua yaitu, Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel - HSS) konvensional dan Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel - HSS) pesial. Judul Modul: Bekerja Dengan Mesin Bubut Halaman: 49 dari 129 Modul Buku Informasi - Versi 2018


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook