Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BUKU AJAR BIOENTREPRENEUR

BUKU AJAR BIOENTREPRENEUR

Published by Tri Suwandi, 2022-09-29 11:15:41

Description: BUKU AJAR BIOENTREPRENEUR

Search

Read the Text Version

pengembangan usaha. Perencanaan usaha bukan hanya sekedar sebuah proposal untuk mencari pinjaman dana atau mendatangkan investor baru dalam bisnis, tetapi dapat menjadi pedoman kerja bagi seorang entrepreneur. Perencanaan usaha bukan juga untuk usaha baru yang akan dirintis, melainkan bagi usaha yang sedang berjalan agar dapat memastikan usahanya berkembang dan berkelanjutan. Seperti halnya hidup, suatu usaha/bisnis layaknya kehidupan, yang harus direncanakan, dipertahankan, dan diperjuangkan. Secara umum garis besar, perencanaan usaha yang dibuat seorang entrepreneur berusaha merinci profit/keuntungan, neraca perusahaan, dan proyeksi aliran khas (cash flow). Sementara itu, rincian dan kedalaman perencanaan usaha bergantung pada jenis dan keluasan usahanya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencantumkan deskripsi mengenai analisis cash flow-nya misalnya bisa untuk prediksi profit dan detail pelaksanaan untuk prediksi apa-apa yang akan terjadi, siapa yang bertanggung jawab, kapan, dan bagaimana anggarannya. Jika dirinci secara sederhana, maka suatu perencanaan usaha dapat berisi ringkasan, statemen misi, faktor-faktor kunci, analisis pasar, produksi, manajemen dan analisis finansial seperti analisis break event (Supriyanto, 2009). Melati (2017) menambahkan bahwa dalam satu bagian perencanaan bisnis harus tergambar dengan jelas mengenai perencanaan pemasaran (marketing), termasuk promosi. Promosi merupakan upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep, dan gagasan perusahaan dengan menonjolkan keistimewaan dan keunggulan produknya (Boyd, 2000; Kotler, 2002). Kartajaya (2006) menjelaskan bahwa promosi merupakan salah satu elemen marketing mix (4P: product, price, place, dan promotion), yang berisi lima komponen, yaitu (a) promosi penjualan (sales promotion); (b) publisitas dan hubungan masyarakat (publicity and public relations); (c) penjualan tatap muka (personal selling); (d) pemasaran langsung (direct marketing); dan (e) iklan (advertising). Salah satu bentuk promosi yang paling powerful adalah dengan melalui iklan yang ditawarkan melalui media (Kasali, 1992). Pesan iklan harus persuasif, dengan atribut promosi yang kreatif dan menarik agar dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. 42 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

3.3. Bisnis Model Canvas Perencaan dan strategi usaha dapat berjalan maksimal jika berdasarkan pada kajian dan perumusan model bisnis yang tepat (Chesbrought, 2006). Jika berpedoman pada model bisnis yang tidak tepat, maka dapat berdampak pada kerugian finansial dan kehilangan peluang untuk pengembanga usaha (Levy, 2001). Oleh karena itu, memilih suatu jeis model bisnis tertentu menjadi suatu hal yang penting untuk diaplikasikan. Osterwalder dan Pigneur (2013) mengembangkan suatu aplikasi visualisasi model bisnis dalam bentuk Bisnis Model Canvas (Business Model Canvas) (Gambar 8). Bisnis Model Canvas terdiri dari sembilan blok bangunan, yakni: a. Customer Segments (Segmen Pelanggan). Bagian ini menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. b. Value Propositions (Proposisi Nilai). Bagian ini menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik c. Channels (Saluran). Channels menggambarkan bagaimana sebuah organisasi berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proporsi nilai. d. Customer Relationships (Hubungan Pelanggan). Bagian ini menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun organisasi bersama segmen pelanggan yang spesifik. e. Revenue Streams (Arus Pendapatan). Bagian ini menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari setiap Segmen Pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan). f. Key Resources (Sumber Daya Utama). Bagian ini menggambarkan aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. g. Key Activities (Aktivitas Kunci). Bagian ini menggambarkan hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja. BIOENTREPRENEURSHIP 43 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

h. Key Partnerships (Kemitraan Utama). Bagian ini menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. i. Cost Structure (Struktur Biaya). Bagian ini menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis. Gambar 8. Bisnis Model Canvas (Osterwalder dan Pigneur, 2013) Bisnis Model Canvas dapat menyajikan gambaran model bisnis perusahaan dan hubungan yang terjadi antar-blok dengan cara yang lebih atraktif. Selain dapat digunakan untuk memotret model bisnis perusahaan saat ini, Bisnis Model Canvas juga dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan usulan rancangan model bisnis yang baru. 44 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

BAB 4. CONTOH RANCANGAN USAHA Berikut ini akan disajikan contoh rancangan usaha yang digagas oleh kelomok mahasiswa Departemen Pendidikan Biologi UPI yang mengontrak matakuliah Bioentrepreneurship pada semester ganjil tahun akademik 2020/2021. Melalui perkuliahan Bioentrepreneur berbasis CAPAB(L)E, mahasiswa diharapkan dapat mencapai salah satu learning outcomes, antara lain: (1) menganalisis masalah untuk memperoleh peluang usaha dengan memanfaatkan disiplin ilmu biologi dan pendidikan biologi; (2) merumuskan solusi berupa ide usaha berdasarkan analisis data secara profesional; (3) merangcang usaha berdasarkan keilmuan biologi dan pendidikan biologi; dan (4) mempromosikan usaha bidang biologi dan pendidikan biologi yang dirancang dan dikembangkannya. BIOENTREPRENEURSHIP 45 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

4.1. Hidroponik HYPOCOOK SEBAGAI SOLUSI KEBUTUHAN PANGAN SEHAT BAGI MASYARAKAT DI TENGAH PANDEMIK COVID-19 Oleh: Azhar Rafa Ghaida (NIM: 1702887) Hanifah Nur Alfiyyah (NIM: 1700139) Luniar Abdullah (NIM: 1700677) Pembimbing: Dr. Bambang Supriatno, M.Si. A. DESKRIPSI USAHA A.1. Latar Belakang Covid-19 telah menginfeksi banyak orang di seluruh dunia. Berdasarkan data terakhir yang diperoleh pada tanggal 15 Oktober 2020, pasien positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai angka 349.160 jiwa (Satgas Penanganan Covid-19, 2020). Seseorang dapat terinfeksi Covid-19 dikarenakan sistem imun tubuh yang lemah, oleh karena itu upaya untuk meningkatkan sistem imun tubuh adalah dengan rajin berolahraga, istirahat cukup, serta mengonsumsi makanan yang sehat seperti mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan seperti sayuran dan buah-buahan dapat membantu tubuh melawan radikal bebas. Budidaya sayuran secara hidroponik merupakan salah satu alternatif untuk dapat bertanam di lahan yang sempit. Siregar et al. (2015) menyatakan bahwa teknologi hidroponik adalah inovasi dalam budidaya tanaman tanpa media tanah namum memanfaatkan nutrisi, air, serta bahan yang porus sebagai media tanam. Banyak jenis sayuran yang dapat dibudidaya secara hidroponik ini seperti kangkung, bayam, selada, kailan, sawi, maupun pakchoy. Sayuran hidroponik ini memiliki kelebihan seperti hasil sayuran yang lebih sehat, segar, bersih, dan higienis. 46 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Setelah kami melakukan survei mengenai kebutuhan sayuran berdasarkan analisis VPC (Value Proposition Canvas) di masyarakat pada tanggal 15 Oktober 2020 melalui Google formulir kepada 33 responden dengan sasaran utama adalah ibu rumah tangga, kami dapat menemukan masalah baru yang menjadi kekhawatiran ibu rumah tangga. Kekhawatiran ibu rumah tangga di tengah pandemik Covid-19 ini adalah kesulitan untuk memeroleh sayuran yang sehat, segar, bersih, dan higienis tanpa harus keluar rumah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kami melakukan sebuah inovasi terhadap sayuran hidroponik agar menjadi sebuah produk yang dibutuhkan oleh masyarakat di tengah pandemik Covid-19 yang bernama Hypocook (Hydroponik for Cook). Keunggulan dari produk ini adalah menawarkan paket box sayuran hidroponik yang sehat, segar, bersih, dan higienis serta sudah dilengkapi dengan bumbu masakan dan buku panduan memasak. Produk ini juga dapat langsung dikirimkan kepada customer sehingga memudahkan dalam pembelian bahan makanan tanpa harus khawatir keluar rumah. B.1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk Hypocook ini adalah sayuran hidroponik yang kami kelola sendiri. Kami melakukan penanaman dengan tiga perlakuan yang berbeda dan setiap perlakuan dikerjakan oleh masing-masing anggota. Penanaman pertama diberikan nutrisi (AB Mix Good Plant), penanaman kedua diberikan nutrisi (Rocket Nutrizen V2), dan penanaman ketiga diberikan nutrisi (Rocket Nutrizen V3). Alat bahan yang diperlukan diantaranya adalah set DFT hidroponik, benih sayuran dengan kualitas terbaik, peralatan untuk persemaian dan menanam, box makanan, bumbu dan bahan memasak, serta buku resep. Perbedaan yang kami lakukan dalam menanam sayuran hydroponik adalah dari segi pemberian nutrisi. Disini kami menginovasikan dengan memberikan berbagai persentase nutrisi yang berbeda pada setiap perlakuan guna menemukan kualitas terbaik dan terlaris di pasaran. Dalam mengolah sayuran hydroponik ini kami membuat box Hypocook yang didalamnya terdapat berbagai BIOENTREPRENEURSHIP 47 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

macam sayuran hydroponik dan ditambahkan dengan bumbu dan bahan masakan yang dilengkapi dengan buku resep. C.1. Proses Produksi Berikut adalah proses produksi sayuran hidroponik sampai produksi paket Hypocook: (1) Persiapan alat dan bahan untuk melakukan penanaman dengan sistem DFT hidroponik; (2) Melakukan penyemaian benih sayuran yang akan ditanam sampai benih tersebut siap dipindahkan ke dalam sistem DFT hidropinik; (3) Melakukan pemindahan benih sayuran ke dalam sistem DFT hidropinik; (4) Memberikan nutrisi sesuai kebutuhan masing-masing sayuran sampai siap untuk di panen; (5) Memilih sayuran dengan kualitas terbaik untuk di pasarkan; (6) Meracik bumbu dan bahan masakan sesuai kebutuhan konsumen, sekaligus pembuatan buku resep; (7) Melakukan pengemasan box Hypocook yang di dalamnya terdapat sayuran hidroponik dengan kualitas terbaik, bumbu dan bahan masakan premium, serta buku resep dari masing-masing paket yang ditawarkan; (8) Pengecekan kembali kualitas dan kelengkapan dari setiap box Hypocook; dan (9) Produk Hypocook siap untuk dipasarkan. D.1. Mitra Usaha Mitra usaha dalam usaha kami adalah layanan ojek online, serta jasa ekspedisi pengiriman. 48 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

B. PRODUK JASA B.1. Uraian Brand/Merek/Logo Brand untuk usaha yang akan berlangsung adalah Hypocook yang memiliki logo seperti tercantum pada Gambar 9. Gambar 9. Logo hypocook Di dalam logo Hypocook terdapat tagline “Masak Menu Sehat Lebih Praktis dan Higienis”. Tagline tersebut menggambarkan bahwa memasak menu sehat akan lebih praktis dan higienis bila menggunakan produk Hypocook. Konsumen hanya perlu memasak sesuai dengan kartu resep (Gambar 10) yang akan diberikan di dalam 1 set box hypocook sesuai dengan menu yang dipilih. Dalam 1 set box terdapat bahan-bahan masakan yang sudah siap masak sesuai menu paket masakan yang dipilih dan kartu resep memasak untuk panduan cara memasaknya. BIOENTREPRENEURSHIP 49 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Gambar 10. Kartu resep masakan B.2. Keunggulan Produk/Jasa dan Potensi Pengembangan Produk hypocook memiliki beberapa keunggulan diantaranya Hypocook menyediakan sayur hidroponik yang merupakan sayur sehat tanpa pestisida yang bisa menunjang pola hidup sehat, Hypocook menyediakan sayur yang sehat, berkualitas, segar, bersih 50 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

dan tahan lama, Hypocook menawarkan cara mengolah sayur sehat dengan lebih praktis, mudah dan higienis untuk kenyamanan konsumen serta Hypocook menawarkan jasa pembelian secara delivery untuk memudahkan konsumen dalam membeli produk Hypocook. Produk Hypocook memiliki potensi pengembangan yang sangat bagus. Di masa pandemi seperti ini banyak sekali masyarakat yang membutuhkan menu masakan sehat tetapi sederhana, praktis dan mudah diolah. Produk Hypocook ini sangat cocok dikonsumsi oleh masyrakat untuk menjaga pola makan sehat di masa pandemi ini. Selain itu, kemudahan dalam pengolahan Hypocook serta pembelian Hypocook sangat cocok untuk konsumen yang ingin mengolah masakan sehat dengan praktis dan hoigienis. B.3. Inovasi dan Kreatifitas Produk/Jasa Produk Hypocook merupakan inovasi baru dari penjualan sayur hidroponik pada umumnya. Dalam produk Hypocook ini penjualan sayur hidroponik dikemas dengan cara memasaknya sehingga konsumen akan lebih mudah dalam mengolah sayuran hidroponik. Selain itu sayuran box pada umumnya tidak menggunakan sayuran hidroponik, namun pada produk Hypocook ini sayuran yang digunakan semuanya merupakan sayuran hidroponik sehingga lebih sehat, berkualitas, higienis dan tahan lama. C. PEMASARAN C.1. Analisis Pasar Segmen pasar yang dibidik untuk pemasaran Hypocook adalah masyarakat umum terutama ibu-ibu, hal ini dikarenakan ibu-ibu merupakan konsumen sayur terbesar. Selain itu juga, berdasarkan survey yang telah dilakukan banyak sekali ibu-ibu yang tertarik dengan pengolahan sayur hydroponik menjadi Hypocook. Walaupun target utama penjualan dari produk Hypocook adalah ibu-ibu, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat umum seperti mahasiswa ataupun anak-anak yang sedang belajar memasak ingin membeli produk Hypocook. Hypocook merupakan solusi untuk BIOENTREPRENEURSHIP 51 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

memenuhi kebutuhan pangan sehat di tengah masa pandemi Covid- 19 dengan menyediakan sayur sehat, berkualitas, higienis dan tahan lama. C.2. Jangkauan Pasar Target atau jangkauan pasar dari Hypocook adalah seluruh Kota di Jawa Barat khususnya daerah Karawang, Bandung, dan Cirebon. Penentuan daerah ini berdasarkan analisis dari survei, observasi, dan wawancara yang kami lakukan dimana berdasarkan data, di daerah tersebut masih minim pengetahuan mengenai sayuran hydroponik, belum ada atau sedikit sekali yang menjual sayuran hydroponik, dan belum ada yang menjual box isi bahan masakan seperti Hypocook. Berangkat dari data tersebut, tentu saja ini menjadi peluang yang cukup besar bagi kami untuk bisa memasarkan produk Hypocook yang diharapkan produk ini dapat diterima baik oleh masyarakat dan membantu masyarakat mencari bahan-bahan masakan siap pakai di masa pandemik Covid-19. C.3. Strategi Pemasaran Salah satu strategi penjualan atau pemasaran kami adalah dengan melakukan publikasi melalui media sosial dan memasarkannya di sekitar daerah yang dituju. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah pengetahuan warga mengenai sayuran hydroponik dan memperkenalkan inovasi baru dari bahan masakan sehat. Proses edukasi market akan dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai manfaat dan kelebihan sayuran hydroponik. Selain itu, perancangan dan pelaksanaan pemasaran akan kami lakukan dengan cara delivery order dan menyimpan produk di beberapa tempat/warung/toko. Dengan strategi pemasaran yang akan kami lakukan, harapannya adalah produk Hypocook ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan penjualan pun dapat sesuai dengan target dimana kami menargetkan penjualan Hypocook dalam satu bulan harus mencapai minimal 100 box. 52 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

C.4. Marketing Value Inovasi yang kami lakukan menjadikan sebuah usaha yang berkembang dan menghasilkan nilai jual yang tinggi. Karena persaingan yang ketat, maka diperlukan aktivitas pengamatan terhadap metode yang akan digunakan untuk strategi pemasaran produk Hypocook ini. Metode yang kami gunakan adalah Value Propositions Canvas (VPC) yang menyangkut pemenuhan selera, analisis kebutuhan, kualitas, dan lain sebagainya. Berikut merupakan Value Propositions Canvas (VPC) yang sudah kami analisis. Gambar 11. VPC Hypocook D. MANAJEMEN DAN ORGANISASI Pengelolaan usaha dalam memproduksi Hypocook ini dibagi menjadi 4 kegiatan, diantaranya ada pra produksi, produksi, pengemasan produk dan pemasaran, dan pasca produksi. Awal dari kegiatan pengelolaan usaha ini akan dilaksanakan 3 bulan. Pada kegiatan pra-produksi yang mencakup penanaman dan persiapan produksi. Kegiatan produksi mencakup kegiatan pemilihan hasil penanaman dan pengumpulan atau persiapan alat dan bahan untuk pembuatan Hypocook. Pada kegiatan pengemasan produk mencakup kegiatan pengemasan dari tanaman yang dipanen beserta bahan dan bumbu masak ke dalam box Hypocook. Pada kegiatan promosi dan pemasaran mencakup kegiatan penyebaran brosur BIOENTREPRENEURSHIP 53 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

(publikasi) dan juga kegiatan penjualan Hypocook. Selanjutnya untuk kegiatan pasca produksi mencakup kegiatan evaluasi dan persiapan penanaman atau produksi kembali. Tabel 9. Jadwal kegiatan pengelolaan usaha NO Jenis Kegiatan 1 Bulan ke- 3 2 1 Pra produksi 2 Produksi 3 Pengemasan produk 4 Promosi dan Pemasaran 5 Pasca Produksi Usaha Hypocook ini dilaksanakan oleh suatu tim yang terdiri atas tiga orang dengan pembagian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. Tabel 10. Susunan organisasi tim kegiatan dan pembagian tugas No Nama/NIM Program Studi Alokasi Waktu Uraian Tugas Pendidikan Biologi 1 Azhar Rafa Ghaida/ (jam/minggu) Memberikan dan 1702887 8 Jam/Minggu mengembangkan ide untuk pembuatan usaha, merancang proposal usaha, produksi. 2 Hanifah Nur Alfiyyah/ Pendidikan Biologi 7 Jam/Minggu Pemanenan dan 1700139 manajemen produksi. 3 Luniar Abdullah/ Pendidikan Biologi 7 Jam/Minggu Promosi dan 1700677 pemasaran. E. PEMODALAN Sumber pemodalan usaha Hypocook ini berasal dari saham atau pendanaan pribadi anggota kelompok sebesar Rp. 3.966.000,-. Berikut rincian biayanya. 54 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Tabel 11. Sumber pemodalan hypocook 1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.) - Set Hidroponik DFT 6 unit 400.000 2.400.000 - Ember 30 L 6 unit 30.000 180.000 - Net pot 216 unit 500 108.000 - Tray semai 50 lubang 6 unit 13.000 78.000 - Rockwoll ¼ slab 6 unit 20.000 120.000 - Pompa air 6 unit 20.000 120.000 - TDS Meter 3 unit 20.000 60.000 Sub Total (Rp.) 3.066.000 2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.) - Benih kangkung 250 gram 30.000 30.000 - Benih bayam 250 gram 30.000 30.000 - Benih sosin 250 gram 30.000 30.000 - Benih pakchoy 250 gram 30.000 30.000 - Benih selada 250 gram 30.000 30.000 - Nutrisi Rocket V2 - Nutrisi Rocket V3 2L 250.000 250.000 - Nutrisi AB Mix Good Plant 2L 250.000 250.000 2L 250.000 250.000 Sub Total (Rp.) 900.000 Total Keseluruhan (Rp.) 3.966.000 F. KEUANGAN DAN RENCANA PENDANAAN F.1. Kondisi Keuangan dan Rencana Pendanaan Keuangan berasal dari dana hibah dan saham atau dana pribadi masing-masing anggota. Dana pribadi sebsar Rp3.966.000.- ini kami alokasikan untuk pembelian perlengkapan dan bahan baku. Sehingga rencana pendanaan selanjutnya akan kami alokasikan untuk pemenuhan bahan baku serta publikasi dan lainnya. BIOENTREPRENEURSHIP 55 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

F.2. Cash Flow (3 Bulan Pertama) Tabel 12. Cash flow Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Inflow Rp 2.100.000 Rp 1.200.000 Rp 900.000 Modal Rp 3.966.000 Rp 3.150.000 Rp 450.000 a. Hibah Rp 2.100.000 Rp 4.350.000 Rp 3.150.000 b. Kas Rp 8.166.000 Rp 4.500.000 Penjualan 0 Jumlah Rp 3.066.000 0 Rp 3.200.000 Outflow Rp 3.200.000 Rp 700.000 Rp 3.200.000 Investasi Rp 700.000 Rp 3.900.000 Rp 700.000 Operasional Rp 6.966.000 Rp 450.000 Rp 3.900.000 a. Tetap Rp 1.200.000 Rp 600.000 b. Variabel Jumlah Cash Flow Kumulatif/ Saldo Akhir F.3. Keuntungan Rata-Rata Perbulan Penghitungan keuntungan rata-rata perbulan dapat diketahui melalui penghitungan BEP atau Break Even Point sebagai berikut: BEP produksi = Total biaya investasi/ Harga per paket = 5.666.0000/(30.000+25.000+10.000+40.000) = 5.666.000/110.000 = 51,6 paket Usaha Hypocook akan impas pada penjualan 51,5 paket. Untuk target awal dalam 1 bulan bisa menjual 20 paket tumis, 20 paket sayur kuah, 20 paket sayur segar dan 20 paket bolu sayur. (Diadaptasi dari: Ghaida et al., 2020). 56 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

4.2. Media Pembelajaran Biologi KUARTET CARD : MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh: Ariyanti Viani (NIM: 1703661) Astrid Junita (NIM: 1702129) Pretty Nurwhite Tika (NIM: 1702261) Pembimbing: Tri Suwandi, S.Pd., M.Sc. A. PENDAHULUAN A.1. Latar Belakang Pelajaran IPA khususnya biologi selama ini dipandang menjadi pelajaran yang membosankan karena hanya berisi materi-materi yang cenderung hafalan, konsep-konsep yang berisi uraian yang sarat dengan istilah-istilah Latin yang sulit untuk dipahami. Belajar Biologi juga terkesan sama dengan menghafal dan menghafal. Kenyataan di lapangan yang seperti ini menuntut guru sebagai ujung tombak keberhasilan pembelajaran untuk kreatif dan inovatif dalam memilih atau menggunakan, bahkan menciptakan strategi belajar yang menyenangkan agar aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Salah satu cara yang dapat menimbulkan suasana menyenangkan dapat diberikan melalui pemainan. Media permainan yang menyenangkan bagi siswa, dapat menarik perhatian siswa dan dapat memperkuat keikutsertaan siswa dalam kegiatan proses belajar yang dianggap siswa kurang menyenangkan bagi mereka yang lebih banyak berlatih dengan mengerjakan soal-soal. Media permainan sangat cocok untuk menimbulkan suasana kelas menjadi menyenangkan dan tidak monoton. Dengan menggunakan media permainan dalam kegiatan belajar mengajar akan menimbulkan suasana joyfull learning dalam hal ini guru membuat siswa lebih dapat menerima materi yang akan BIOENTREPRENEURSHIP 57 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

disampaikan dikarenakan suasana yang menyenangkan. Selain itu, dengan menggunakan media permainan dapat melatih siswa dalam hal kemampuan berkomunikasi. Permainan kuartet card atau bisa disebut juga dengan kartu bergambar merupakan salah satu permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran biologi. Selain menyenangkan, permainan ini juga tidak asing keberadaannya bagi siswa, materi dalam kartu bergambar ini disajikan dalam bentuk gambar yang dilengkapi dengan keterangan dari gambar tersebut, sehingga mempunyai daya tarik tersendiri bagi siswa untuk mempelajarinya. Pemilihan media ini didasari bahwa dalam pelaksanaannya tidak membutuhkan alat pendukung dan sumber listrik. Kuartet card sebagai media juga memiliki kekhususan dan keunikan darisisi bentuk permainannya yang bersifat kompetitif dan menarik, sehingga dapat menstimulus peserta didik untuk aktif dan mengekplorasi pengetahuannya. Pembuatan media pembelajaran kuartet card ini ditujukan utamanya untuk para guru dan calon guru yang kesulitan mencari media pembelajaran yang praktis dengan harga terjangkau. A.2. Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari pembuatan media pembelajaran kuartet card ini adalah membantu guru atau calon guru unuk menggunakan media pembelajaran yang praktis namun dengan harga yang terjangkau. B. RENCANA USAHA B.1. Produk Produk yang merupakan rencana usaha dari bisnis ini adalah kuartet card. Kuartet card merupakan sejenis permainan yang terdiri dari beberapa kartu bergambar dan terdapat juga tulisan yang berkaitan dengan gambar tersebut. Kuartet card ini bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Di dalam satu set kuartet card terdiri dari beberapa kartu. Kuartet card yang kami buat jumlah lembar kartunya tergantung sub materi. Selain itu, kuartet card didesain 58 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

semenarik mungkin dan dikemas dengan box yang cantik. Berikut ini desain dari produk kuartet card yang akan kami buat: Gambar 12. Desain depan Gambar 13. Desain belakang kuartet card kuartet card Gambar 14. Desain box Gambar 15. Detail desain box kuartet card kuartet card BIOENTREPRENEURSHIP 59 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Gambar 16. Logo kuartet card B.2. Sumber Daya Dalam bisnis ini, kami membutuhkan 3 tenaga sumber daya manusia untuk membuat dan mengelola usaha kuartet card. Kami berbagi tugas agar pembuatan kuartet card ini tidak memakan banyak waktu. B.3. Proses Produksi Proses pembuatan kuartet card ini tidak membutuhkan waktu yang lama dan dibuat dengan proses yang sederhana. Dapat dilihat secara lebih rinci pada metode pelaksanaan yang akan ditulis pada bagian berikut ini (Gambar 17). Identifikasi Studi Perancangan Masalah Literatur Prototype Finalisasi dan Uji Coba dan Produksi Penyempurnaan Evaluasi Gambar 17. Langkah-langkah pengembangan produk kuartet card Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui masalah- masalah yang ada di sekolah, terutama yang dialami oleh guru. Guru membutuhkan media pembelajaran yang mampu menunjang kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran yang diinginkan oleh guru yaitu media pembelajaran praktis dengan harga terjangkau. 60 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Oleh karena itu, salah satu solusi dari masalah tersebut adalah pembuatan kuartet card ini. Studi Literatur Studi literatur menjadi suatu hal yang penting dalam usaha kuartet card ini. Studi literatur sangat dibutuhkan dalam proses pengkajian masalah, penulisan proposal dan laporan, serta perancangan prototype kuartet card. Data-data dan literatur didapat dari jurnal dan ebook yang diambil dari internet. Perancangan Prototype Pada tahap ini, rancangan awal prototype kuartet card dibuat. Tahapan ini terdiri dari pembuatan konsep dan prosedur permainan, penentuan alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat kuartet card, serta pembuatan desain kuartet card. Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah aplikasi desain graphis, flashdisk 4 GB, kertas art carton, kertas ivory, komputer/laptop, gunting, mesin cetak, dan double tape. Tahapan perancangan prototype meliputi: (1) merumuskan konsep dan prosedur permainan pada kuartet card; (2) menentukan alat dan bahan; (3) mencari informasi terkait dengan vertebrata beserta gambar-gambarnya; dan (4) pembuatan desain kuartet card beserta piranti pendukungnya. Produksi Pada tahap ini, pembuatan prototype kuartet card dilakukan. Tahap ini meliputi pembelian alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat kuartet card serta kegiatan mencetak kuartet card yang telah didesain semenarik mungkin untuk diberikan kepada konsumen. Uji Coba Prototype dan Evaluasi Uji coba prototype kuartet card dilakukan dengan cara memainkan kuartet card tersebut, untuk melihat apakah kuartet card efektif atau tidak sebagai media pembelajaran. Setelah BIOENTREPRENEURSHIP 61 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

dilakukan uji coba, langkah selanjutnya yaitu evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada kuartet card yang telah dibuat. Evaluasi berasal dari dosen pengampu mata kuliah Biontrepreneur. Finalisasi dan Penyempurnaan Proses finalisasi dan penyempurnaan suatu produk perlu dilakukan. Finalisasi dan penyempurnaan kuartet card yang kami buat ini dilakukan sesuai dengan hasil evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya. B.4. Harga Harga satu set kuartet card dari semua sub materi kami jual sebesar Rp. 75.000. Harga ini menurut kami tidak terlalu mahal, karena kartu yang didapatkan cukup premium. Kartu juga diberi box cantik agar tidak berserakan dan lebih terlihat rapih. B.5. Promosi Promosi menjadi hal yang sangat penting dalam bisnis ini, karena bisnis penjualan kuartet card untuk media pembelajaran biologi jarang dilakukan. Promosi dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara langsung dengan cara promosi dari mulut ke mulut dan tidak langsung dengan cara memanfaatkan teknologi, yaitu menggunakan media sosial dan aplikasi jual beli online. Selain itu, kami juga akan menitipkan produk kami kepada toko-toko buku. B.6. Sasaran Kuartet card ini ditujukan utamanya untuk para guru dan calon guru yang kesulitan mencari media pembelajaran yang praktis dengan harga terjangkau. 62 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

C. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN C.1. Anggaran Biaya Tabel 13. Format rekapitulasi rencana anggaran biaya Biaya (Rp) 177.000 No. Jenis Pengeluaran 129.000 1 Perlengkapan biaya yang diperlukan 470.000 2 Bahan habis pakai 3 Perjalanan 14.310.000 4 Lain-lain (percetakan, internet, publikasi) 15.086.000 Jumlah C.2. Jadwal Kegiatan 1 Bulan 5 234 Tabel 14. Format jadwal kegiatan No Jenis Kegiatan 1 Perancangan prototype 2 Produksi kartu melalui percetakan 3 Pemotretan katalog produk 4 Sosialisasi di media sosial 5 Promosi ke beberapa sekolah 6 Kegiatan usaha 7 Evaluasi 8 Penyusunan Laporan (Diadaptasi dari: Viani et al., 2020). BIOENTREPRENEURSHIP 63 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

4.3. Filter Masker FILMAR (FILTER MASK WITH AROMATHERAPY) Oleh: Iroh Asiroh (NIM: 1703933) Syifa Nurfitriani (NIM: 1700171) Widia Prihastuti (NIM: 1707867) Yasri Ariyanti Maulida (NIM: 1700838) Pembimbing: Dr. Diah Kusumawaty, M.Si. A. PENDAHULUAN A.1. Latar Belakang Penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) telah menyebar ke berbagai penjuru dunia. Penyakit ini menyerang sistem pernapasan pada manusia. Berbagai cara dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini. Mencuci tangan, menjaga jarak 1- 2 m serta menggunakan alat pelindung diri (APD) merupakan cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam mencegah penularan penyakit ini. Meskipun sebagian besar sekolah, dan berbagai instansi mengalami penutupan, namun banyak masyarakat yang harus tetap keluar rumah untuk bekerja dikarenakan tidak semua kegiatan dapat dilakukan secara daring. Setiap masyarakat yang keluar rumah diwajibkan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penggunaan masker merupakan salah satu protokol kesehatan yang wajib digunakan oleh setiap orang yang keluar rumah. Semakin sering menggunakan masker ternyata sebagian orang menyatakan adanya rasa tidak nyaman, yaitu pemakaian masker yang terlalu lama dapat menimbulkan permasalah kulit seperti jerawat atau kulit kemerahan, membuat kulit terasa lembab atau berkeringat, dan mudah merasa sesak karena keterbatasan 64 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

menghirup oksigen. Pembuatan masker dengan filter aromateraphy rasanya dapat menjadi solusi bagi permasalahan ini. Dari latar belakang diatas maka jenis usaha yang akan dijalani merupakan jenis usaha masker dengan produk bernama FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) adalah produk masker dengan tambahan filter beraroma mint. Produk ini menawarkan filter aroma mint yang dapat mengurangi bau apek pada masker, menimbulkan efek segar dan mengurangi timbunya iritasi kulit. Selain itu, FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) didesain secara trendy mengikuti konsep style dikalangan masyarakat. Target konsumen produk ini yaitu seluruh kalangan masyarakat, sehingga harga FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) dapat terjangkau secara luas. Usaha ini berbentuk firma dan diisi oleh beberapa orang yang saling berkontribusi dan bertanggung jawab baik mengenai pemodalan ataupun konsep produk. Keuntungan yang diperolah nantinya akan dibagikan kepada setiap orang yang berkontribusi didalam usaha. Rencana usaha yang akan dilakukan yaitu awalnya kami akan membuat beberapa stok masker lalu dilakukan pemotretan produk untuk ditawarkan kepada konsumen melalui media sosial (twitter, instagram dan facebook) untuk menjangkau banyak konsumen tanpa perlu dibatasi waktu dan tempat. Jika ada konsumen yang tertarik dengan produk FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy), maka bisa memesannya melalui market place seperti Shoope, Tokopedia, dan Lazada. Promosi produk FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) akan dilakukan lebih sering melalu media sosial (twitter, instagram dan facebook) untuk menjangkau banyak orang tanpa perlu dibatasi waktu dan tempat. Bahan baku yang kami gunakan yaitu berupa kain katun quilt yang mampu menyaring partikel 0,3 mikron, kain spundbond yang berfungsi menyaring dan mengahalangi bakteri, dan filter masker berupa tisu non woven dengan tambahan aromaterapi mint. Penggunaan tisu non woven sebagai filter yaitu tisu ini tidak terlalu tebal dan tidak terlaru rapat, sehingga tidak menahan oksigen yang membuat konsumen sesak. Luaran produk FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) ini berupa kain katun quilt dan bagian dalamnya BIOENTREPRENEURSHIP 65 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

berupa kain spundbon, sehingga FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) memiliki 2 lapis kain dan 1 filter. A.2. Manfaat dan Luaran Kegiatan Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini: 1. Meningkatkan softskill mahasiswa 2. Meningkatkan kemampuan dan pengalaman mahasiswa dalam berwirausaha 3. Menumbuhkan wirausahawan yang berpendidikan tinggi dan memiliki pola pikir pencipta lapangan kerja 4. Menumbuhkan jiwa bisnis sehingga memiliki keberanian untuk memulai dan mengembangkan usaha didukung dengan modal yang diberikan. Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini: 1. Terciptanya produk FILMAR yang diterima oleh masyarakat secara luas 2. Berkembangnya produk FILMAR sehingga dapat menjadi lapangan kerja di masa yang akan datang. B. DESKRIPSI USAHA B.1. Deskripsi Produk/Jasa dan Proses Produksi Untuk mengenali produk kami, maka kami membuat logo sebagai ciri khas usaha kami berikut ini: Gambar 18. Logo perusahaan 66 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Nama FILMAR dalam sebuah logo yang kami buat merupakan singkatan dari Filter Mask with Aromatherapy. Sebuah daun dalam logo diatas menjelaskan bahwa kami menggunakan tumbuhan mint sebagai aromatherapy yang sekaligus menjadi inovasi usaha kami. Selain itu, seorang wanita yang menggunakan masker dalam logo mencirikan bahwa usaha ini termasuk keadalam jenis usaha masker. Keunggulan Produk FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) yaitu menggunakan 2 lapis kain (kain katun quilt dan kain spundbond) yang memberikan perlindungan lebih dalam penyaringan partikel yang mungkin masuk dan terhirup oleh konsumen ketika memakai masker. Pembelian satu produk FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) maka akan mendapatkan 3 filter beraroma mint, sehingga konsumen dapat memiliki stok filter ketika ingin menggunakan masker kembali dengan filter yang baru. Selain itu, FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) didesain dengan jenis headloop dan earloop. Konsumen juga dapat memilih desain dan warna masker didalam katalog yang akan kami tawarkan di media sosial. Potensi pengembangan dalam usaha kami yaitu dilihat dari desain masker, karena desain ini akan terus berkembang seiring trend fashion di masyarakarat dan pasar. Potensi pengembangan lainnya yaitu FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) ini akan menjadi usaha masker pertama yang memproduksi filter masker dengan tambahan aromatherapy di Indonesia, selanjutnya jika usaha masker ini terus berkembang kami akan membuka toko diberbagai kota besar di Indonesia. Inovasi yang kami tawarkan yaitu value (nilai) produk yang berbeda dengan produk masker lainnya. FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) dilengkapi dengan filter aroma mint yang mengandung beberapa khasiat bagi penggunanya, yaitu mengurangi bau apek pada masker, menimbulkan efek segar dan mengurangi timbunya iritasi kulit. FILMAR (Filter Mask with Aromatherapy) didesain secara trendy sehingga dapat menambah kepercayaan diri bagi setiap orang yang memakainya. Masker kain didesain dengan dua model, yaitu model untuk hijab dan non hijab atau khusus bagi laki-laki. Selain itu, setiap satu BIOENTREPRENEURSHIP 67 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

paket terdiri dari 1 masker kain, 3 filter masker, 2 ml tube yang berisi refil serta cara penggunaan filter tersebut. Jadi, untuk aromatherapy, konsumen langsung dapat menggunakannya secara praktis. Adapun dalam hal pengemasan, produk ini dikemas dalam suatu box yang ramah lingkungan. Aromatherapy yang digunakan tidak hanya 1 jenis saja, melainkan dari beberapa jenis. Hal ini dikarenakan konsumen memiliki selera yang beragam tidak hanya satu jenis. Akan tetapi, dalam setiap aromatherapy tersebut tetap ada sensasi dari daun mint yang merupakan ciri khas produk tersebut. Proses yang kami lalui untuk menghasilkan produk tersebut dengan cara membeli bahan – bahan baku terlebih dahulu secara online dan offline. Untuk bahan – bahan yang memang sulit ditemukan kami beli secara online misalnya untuk bahan aromatherapynya. Sedangkan untuk bahan yang dibeli secara offline yaitu kain katun, karet dan kain spunbond yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan masker. Untuk bahan – bahan penunjang lainnya misalnya tube refill kami beli secara online. Setelah itu, jika bahan sudah tersedia, langkah selanjutnya adalah pembuatan produk. Untuk maskernya kami menggunakan jasa penjahit dan aromatherapynya kami yang meracik sendiri dengan perbandingan tertentu. Setelah itu, dilakukan uji coba kepada beberapa tester agar diketahui kekurangan dan kelebihan dari produk tersebut. Berikut ini merupakan prototipe produk yang kami buat: Gambar 19. Prototipe produk masker 68 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Gambar 20. Filter dan Tube 2 ml yang berisi refil aromatherapy Gambar 21. Proses Pengemasan Masker, Filter dan Tube 2 ml yang berisi refil aromatherapy BIOENTREPRENEURSHIP 69 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Gambar 22. Desain kartu ucapan dan cara pemakaian B.2. Pemasaran Pelanggan utama yang diharapkan dari produk kami itu dari semua kalangan terutama orang tua dan remaja. Hal tersebut dikarenakan, produk kami itu cocok untuk konsumen yang membutuhkan ketenangan dengan aromatherapy salah satunya. Berikut ini rincian segmen pasar produk FILMAR (Tabel 15). 70 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Tabel 15. Variabel Segmentasi Utama pada Pasar Geografis wilayah Jawa Barat Kepadatan Perkotaan, pinggiran kota dan pedesaan Demografis usia 17 – 50 tahun Jenis kelamin Laki – laki dan Perempuan Penghasilan > Rp. 500.000 Pekerjaan Bermacam-macam pekerjaan Kelas sosial Menengah ke bawah dan menengah ke atas Status Pemakaian Berkali – kali kecuali filternya Setelah diketahui segmen pasar seperti yang tercantun dalam tabel diatas, maka usaha kami akan mengembangkan taktik pemasaran yang lebih operasional meliputi: 1. Branding, kesan yang akan kami munculkan adalah FILMAR, merupakan Filter Mask Aromatherapy yang menyediakan masker dimana terbuat dari kain akan tetapi dapat diisi filter berupa tissue yang mengandung aroma terapi berupa mint. 2. Inovasi, banyaknya usaha sejenis yang berada pada segmen pasar yang juga hampir serupa, maka usaha kami membuat inovasi dari proses produksi dengan menambahkan filter aroma terapi berbahan dasar daun mint agar konsumen merasakan ketenangan saat mengenakan masker. Selain itu, dengan inovasi tersebut, diharapkan konsumen tidak merasakan panas saat mengenakan masker sehingga, terjaga dari iritasi kulit. 3. Marketing Mix, usaha kami menggunakan alat pemasaran yang ditujukan untuk mempengaruhi dan mempertahankan konsumen dengan mengkombinasikannya. Alat-alat pemasaran tersebut adalah: a. Price/Harga Penentuan harga ditentukan berdasarkan harga pokok produksi. Cara menentukannya yaitu menjumlahkan total biaya produksi dengan persediaan barang di awal produksi lalu dikurangi persediaan barang di akhir produksi. BIOENTREPRENEURSHIP 71 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

b. Place/Tempat Tempat pada pemasaran berarti distribusi, yaitu jalur yang dilewati produk untuk sampai ke tangan konsumen akhir. Pada usaha ini saluran distribusi yang digunakan adalah dari produsen langsung kepada konsumen. c. Promotion/Promosi Untuk menstimulus para konsumen agar sampai pada tahap pembelian, kami menggunakan bauran promosi yang berfokus pada penyampaian kegunaan, karakteristik dan manfaat dari produk dengan cara: 1) Advertising (periklanan), berfokus pada penggunaan macam- macam media sosial dengan menampilkan sampel produk, testimoni dan memposting kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam proses pembuatan produk. 2) Personal Selling (Penjualan pribadi), untuk terus meningkatkan penjualan, promosi juga diakukan secara langsung tatap muka dengan konsumen dalam waktu tertentu. B.3. Manajemen Organisasi Dalam operasionalisasi usaha, kami membagi tanggung jawab posisi sebagai berikut: 1. Divisi pembelian, bertanggung jawab atas penyediaan bahan baku serta pengadaan segala perlengkapan untuk menunjang proses produksi. Dipegang oleh satu orang, dan memiliki andil dalam membangun kerja sama dengan para penyedia bahan baku. 2. Divisi produksi dan pemasaran, dipegang oleh dua orang yang secara penuh memegang tanggung jawab untuk berkoordinasi dengan para pekerja (penjahit), mengawasi kinerja dan memastikan produksi berjalan sesuai dengan rencana. Divisi ini juga bertanggung jawab dalam kreatif desain pakaian serta presentasi produk yang akan dipasarkan. 3. Divisi keuangan bertanggung jawab pada penganggaran serta manajemen keuangan perusahaan. Usaha ini kami jadikan tidak hanya untuk mencari profit semata, namun besar harapan kami dengan menjalankan usaha ini dapat memberikan pengalaman berarti agar kelak bisa menjadi 72 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

entrepreneur profesional. Sehingga dari itu, kami mengoptimalkan semua anggota kelompok untuk menjadi bagian penting dalam operasionalisasi usaha ini. Keterlibatan anggota tim kerja dalam kontribusi pada usaha kami dapat dilihat dari pola pengelolaan usaha dan pembagian tugas sebagai berikut. Tabel 16. Pembagian Tugas Tim Usaha No. Nama NIM Deskripsi Peran 1. Iroh Asiroh 1703933 Pembelian bahan, peracikan aromaterapi, pengujian filter 2. Syifa 1700171 Pembelian bahan, peracikan Nurfitriani aromaterapi, pengujian filter 3. Widia 1707867 Pembelian bahan, desain cara Prihastuti penggunaan 4. Yasri Ariyanti 1700838 Penjahitan masker, desain Maulida tanda terima kasih C. KEUANGAN DAN RANCANGAN PENDANAAN Pendanaan seluruhnya direncanakan akan didanai oleh PMW UPI (Program Mahasiswa Wirausaha Universitas Pendidikan Indonesia). Jumlah yang akan kami terima perkelompoknya maksimal Rp 3.000.000,00. Dana tersebut akan digunakan untuk pemenuhan peralatan serta bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi. Diproyeksikan kebutuhan pendanaan biaya variable mencapai Rp 590.0000,00 (rincian terdapat pada justifikasi anggaran). Untuk rencana pendanaan kedepannya, kami akan mengoptimalkan perolehan laba 30% dari penghasilan yang didapatkan dengan target penjualan rata-rata sejumlah 100 produk (1 masker + 3 filter) dalam satu bulan. Target penjualan akan diproyeksikan bisa meningkat seiring dengan peningkatan kuantitas peralatan dan kuantitas tenaga kerja. Agar lebih jelas, berikut adalah analisisnya: BIOENTREPRENEURSHIP 73 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Tabel 17. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu produk (1 masker + filter) Material Keterangan Jumlah (Rp) Rp 2.300,00 Kain katun 30x15 cm @Rp 2.300,00 Rp 860,00 Rp 300,00 Kain spundbond 30x15 cm @Rp 860,00 Rp 3.000,00 Rp 300,00 Tali karet 40 cm @ Rp 300,00 Rp 300,00 Rp 1.500,00 Tissue non woven 8x12 cm @Rp 1000,00 Rp 250,00 Rp 1000,00 Plastic ziplock 1 pcs @Rp 300,00 Rp 1500,00 Rp 11.310,00 Plastic vacuum 3 pcs @Rp 100,00 Rp 3.393,00 Rp 14.703,00 Benang 1 buah @Rp 1.500,00 Label 1 pcs @Rp 250,00 Listrik Aromaterapi TOTAL BIAYA Laba yang di harapkan 30% x Rp 11.310,00 HARGA JUAL Rp 11.310,00 + Rp 3.393,00 Rata-rata penjualan yang diproyeksikan adalah minimal 5 produk perhari dan masa kerja dihitung 24 hari dalam sebulan, dan harga jual dibulatkan menjadi Rp 15.000,00, maka dalam sehari perusahaan akan memperolah omzet senilai: Rp 15.000,00 x 5 = Rp 75.000 Dan dalam sebulan memperoleh: Rp 75.000 x 24 hari = Rp 1.800.000 Maka dengan begitu jangka waktu pengambilan modal, dihitung dengan pendekatan persamaan adalah sebagai berikut: Penjualan.X = Biaya Variabel.X + Biaya Tetap Rp 1.800.000X = Rp 630.000X + Rp 2.314.000 Rp 1.800.000X - Rp 630.000X = Rp 2.314.000 Rp 1.170.000X = Rp 2.314.000 X = Rp 2.314.000/ Rp 1.170.000 X = 2 bulan 74 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Tabel 18. Proyeksi arus kas (cash flow) untuk 3 bulan pertama produksi (dalam Rupiah) KETERANGAN 1 BULAN 3 2.100.000,00 2 2.126.000,00 PENERIMAAN 1.800.000,00 900.000,00 Modal 956.000,00 PENJUALAN 1.800.000,00 Rp 15.000,00 x 120 1.800.000,00 JUMLAH 3.900.000,00 2.756.000,00 4.826.000,00 PENGELUARAN Biaya Tetap 2.314.000,00 630.000,00 630.000,00 Biaya Variabel 630.000,00 630.000,00 630.000,00 JUMLAH 2.944.000,00 2.126.000,00 4.196.000,00 SALDO AKHIR 956.000,00 *modal tahap pertama adalah 70% dari total pendanaan *modal tahap kedua diasumsikan diperole pada bulan ketiga *diasumsikan selama 6 bulan pertama tidak ada kenaikan bahan baku dan bahan penolong D. JADWAL KEGIATAN Tabel 19. Rencana Jadwal Kegiatan No Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-Bulan ke-Bulan Bulan ke - 5 2 3 ke-4 1. Persiapan Persiapan Market Place Penyediaan Alat Produksi Penyediaan Bahan Baku BIOENTREPRENEURSHIP 75 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Persiapan Administrasi 2. Promosi Promosi Brand dan Produk Pemasaran 3. Produksi 4. Pelatihan SDM 5. Evaluasi Mingguan Bulanan Akhir 6 Pembuatan Laporan (Diadaptasi dari: Asiroh et al., 2020). 76 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

4.4. Kerajinan HERBACODE: DEKORASI AWETAN BERBAGAI MACAM TUMBUHAN DENGAN TAMBAHAN INFORMASI DIGITAL Oleh: Allia Yasmin Gismar (NIM: 1704724) Dwi Lestari Damayanti (NIM: 1700622) Putu Chandra Swandewi (NIM: 1700518) Rey Tamara Jessica (NIM: 1705269) Rizka Amelia Putdayani (NIM: 1704724) Sarah Fauziah Akbari (NIM: 1700616) Pembimbing: Tri Suwandi, S.Pd., M.Sc. A. DESKRIPSI USAHA Herbarium merupakan suatu koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan dan disertai informasi ilmiah. Spesimen tumbuhan tersebut dapat berupa tumbuhan utuh atau hanya bagian tertentu, seperti daun dan bunga. Bentuk dari sebuah herbarium biasanya berupa spesimen kering yang direkatkan pada selembar kertas tebal lalu dilapisi oleh plastik transparan. Informasi mengenai spesimen tumbuhan langsung dimuat pada kertas tebal tersebut. Sebuah herbarium ini biasanya dikoleksi oleh lembaga ilmiah untuk kepentingan penelitian dan pendidikan. Selain itu, herbarium juga dapat menjadi bukti fisik eksistensi suatu tumbuhan di lokasi tertentu. Berawal dari hal tersebut, kami memutuskan untuk menghasilkan produk herbarium berupa hiasan dinding, sehingga dapat disukai oleh orang awam, Produk herbarium ini memiliki informasi ilmiah dan bernilai estetika. Tidak seperti herbarium pada umumnya, herbarium ini dimuat pada kertas tebal lalu ditempatkan di sebuah pigura. Informasi mengenai spesimen tumbuhan dimuat pada kertas tebal tersebut dengan berupa barcode/ QR code. Informasi ini dapat diakses oleh pemilik herbarium dengan cara BIOENTREPRENEURSHIP 77 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

memindai barcode/QR code yang kemudian akan mengarahkan mereka ke sebuah link berisi poster informasi spesimen tumbuhan. Produk ini kami beri nama HERBACODE yang berarti Herbarium dengan barcode/ QR code. Produk ini berada dalam naungan brand bernama SCADAPU. Usaha ini dibentuk oleh tim dengan tanggung jawab yang sama bagi setiap orang untuk mengembangkan usaha dan menyediakan modal. Pembuatan produk dan pengembangan brand telah dilakukan sejak awal bulan Maret 2020, namun pengembangan produk lebih lanjut tertunda dikarenakan adanya pandemi COVID-19 yang membatasi ruang gerak dan keuangan kami. Hal ini pun menyebabkan tertundanya pemasaran produk kami hingga saat ini. Kedepannya selama masa pandemi, kami berencana bahwa setiap anggota tim memproduksi herbarium masing-masing dengan standar yang sama untuk mengurangi frekuensi pertemuan secara langsung. Perencanaan produk dan desain akan dilakukan secara daring. Pengembangan produk berupa penambahan barcode/QR code yang sempat tertunda pun akan kami lanjutkan. Bahan baku utama untuk menghasilkan suatu herbarium adalah spesimen tumbuhan. Spesimen tumbuhan diperoleh dengan cara sampling di berbagai tempat untuk tumbuhan liar yang biasanya diabaikan, seperti beberapa jenis paku, rerumputan, dan bunga liar. Untuk berbagai jenis tumbuhan lain dibeli dari penjual tumbuhan, baik berupa tumbuhan hidup atau pun yang sudah dikeringkan. Bahan lain yang mendukung pembuatan herbarium seperti lem, kertas buffalo, pengawet dll dibeli di toko terdekat. Pembuatan produk herbarium dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 78 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Gambar 23. Tahapan Produksi Herbarium Tumbuhan yang Seleksi tumbuhan digunakan berasal dilakukan (tumbuhan yang dari hasil tidak rusak dan tidak sampling dan beli terkena hama dipilih) Tumbuhan kembali Tumbuhan (bagian dikeringkan dengan daun) terpilih di cara disimpan diantara keringkan 2 triplek berukuran menggunakan dehidrator untuk 40x30 cm yang menghilangkan dikencangkan dengan kandungan air, menggunakan mur ke sementara bagian empat sisinya selama bunga dikeringkan ±7 hari. Hal ini dengan silica gel dilakukan agar bentuknya rata Tumbuhan diberi Tumbuhan yang Bagian tumbuhan herbisida dan telah kering yang akan disusun insektisida, lalu disimpan di box ditempatkan di dikeringkan kembali sekat sesuai cawan petri agar mempermudah dengan kategori. proses penyusunan Herbarium yang Penyusunan tumbuhan telah jadi dilakukan dengan menempelkan dimasukkan ke pigura tumbuhan pada kertas yang ber QR Code menggunakan lem, kuas, dan pinset BIOENTREPRENEURSHIP 79 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Produk herbarium dikemas dengan bubble wrap dan box kardus untuk menjaga keamanan produk sampai ke tangan konsumen. Box kardus diberi pita dari tali rami untuk meningkatkan estetika. Setiap konsumen akan mendapatkan kartu ucapan terimakasih dan cara perawatan herbarium. Untuk kelancaran usaha ini, kami melakukan kerja sama dengan pengrajin pigura kayu sehingga dapat menekan biaya produksi melalui pembelian pigura dalam jumlah yang banyak. Selain itu, kami pun melakukan kerjasama dengan beberapa penjual tanaman untuk mendapatkan tanaman berbunga yang bagus dan sesuai standar kami. B. PRODUK B.1. Logo/Merek/Tagline Rencana Bisnis Untuk memperkenalkan produk kami kepada masyarakat, kami memilih logo kami seperti Gambar 24. Sketsa bunga berwarna cokelat tua mendefinisikan produk yang kami buat berasal dari salah sau dan/atau bagian dari tanaman. Tulisan tangan “scadapu” berwarna cokelat tua merupakan nama merek (brand) produk kami. Gambar 24. Logo SCADAPU Merek (brand) dengan nama SCADAPU (dibaca skadapu) berasal dari huruf awal tiap anggota kami, dan huruf U memiliki arti “you” sehingga merek (brand) kami mempresentasikan bermacam- macam tanaman yang akan kami gunakan untuk dijadikan herbarium yang indah, karena keberagaman akan menghasilkan sesuatu yang indah. Tagline yang kami berikan berdasarkan latar belakang merk (brand) di atas yaitu “scadap for you” yang berarti apapun produk yang kami buat spesial hanya untukmu. 80 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

B.2. Keunggulan Produk dan Potensi Pengembangannya Dari usaha ini kami menampilkan keunggulan dari produk salah satunya dari nilai estetika herbarium yang kami buat (Gambar 25). Proses pembuatan dilakukan dengan pembuatan stok herbarium sesuai dengan kreativitas kami yang berukuran kecil dan besar. Herbarium yang akan kami buat hanya tersedia satu buah model, sehingga herbarium ini bersifat limited edition. Namun, kami akan terus mengembangkan variasi dari herbarium yang akan kami buat sehingga menghasilkan beragam macam herbarium. Konsumen juga dapat meminta desain herbarium yang diinginkan atau bisa disebut dengan custom. Selain itu, kami juga membuat herbarium yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dengan menambahkan informasi ilmiah (taksonomi) tumbuhan tersebut, sehingga dapat digunakan oleh guru maupun siswa sekolah. Informasi ilmiah (taksonomi) pada herbarium akan kami kembangkan dalam bentuk teknologi yaitu barcode/QR code agar memudahkan konsumen untuk mengetahui informasi ilmiah (taksonomi) dari tumbuhan tersebut, barcode/QR code juga ramah lingkungan karena meminimalkan penggunaan kertas dan tinta. Gambar 25. Produk Herbarium BIOENTREPRENEURSHIP 81 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

B.3. Inovasi dan Kreativitas Produk Pemberian barcode/QR code pada herbarium merupakan sebuah inovasi dalam bidang teknologi yang akan kami kembangkan sehingga memudahkan konsumen untuk mengetahui informasi ilmiah (taksonomi) pada tumbuhan dari herbarium berupa poster yang berisi informasi spesimen tumbuhan tersebut. Tidak hanya sebagai hiasan dinding, herbarium yang akan kami buat dapat dijadikan sebagai suvenir untuk wisuda, pernikahan, hadiah, dan lain-lain. C. PEMASARAN C.1. Analisis Pasar Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan kepada 50 responden dengan persentase usia 15-20 tahun sebanyak 10%, 21-25 tahun sebanyak 60%, 36-40 tahun sebanyak 18%, dan lebih dari 40 tahun sebanyak 12%, sebanyak 74% sudah mengetahui apa itu herbarium dan sebanyak 66% tertarik dengan herbarium yang memberikan informasi tambahan mengenai tumbuhan yang digunakan. Hal ini menjadi salah satu sumber inovasi dalam pembuatan produk herbarium. Adanya penambahan informasi dari nama spesies dan nama daerah tanaman yang digunakan menjadi alasan terciptanya inovasi produk ini. Gambar 26. Diagram Survey Usia Responden 82 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Gambar 27. Diagram Ketertarikan Responden terhadap Herbarium dengan Informasi Tambahan mengenai Tumbuhan Berdasarkan beberapa jawaban responden juga menyebutkan bahwa mereka ingin memiliki berbagai bentuk herbarium seperti cover buku, pembatas buku, gantungan, casing hp, dan lainnya. Tentunya hal ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan produk herbarium ini kedepannya. Di masa pandemi ini masyarakat sangat sering menggunakan media sosial, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk mempromosikan dan memasarkan produk yang dijual. Selain mudah diakses, dengan media sosial juga membuat jangkauan untuk menyebarluaskan produk sangat luas sehingga dapat mempercepat proses promosi produk. Berbagai media sosial dan platform penjualan online yang dapat digunakan antara lain seperti Facebook, Instagram, Shopee, dan lain-lain. Selain itu, dengan menggunakan barcode/QR Code yang tersambung langsung ke website yang berisi informasi mengenai tumbuhan dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi masyarakat luas. Sehingga target pasar kami mencakup berbagai kalangan usia mulai dari remaja hingga dewasa. C.2. Jangkauan Pasar Produk yang dibuat merupakan inovasi dengan penambahan barcode yang nantinya terhubung ke website yang menyediakan informasi mengenai tumbuhan yang akan digunakan sebagai herbarium. Selain itu, pengemasan yang memiliki nilai estetika memiliki nilai ekonomi tidak hanya sebagai dekorasi rumah namun juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran di berbagai BIOENTREPRENEURSHIP 83 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

jenjang pendidikan. Inovasi ini akan menghasilkan sebuah produk yang tidak monoton dan kaku sehingga cocok untuk masyarakat millennial dengan usia produktif maupun masyarakat lanjut usia dari berbagai kalangan yang menyukai dekorasi rumah dalam bentuk herbarium ataupun yang membutuhkan bahan ajar di sekolah. C.3. Segmentasi, Targeting, dan Posisioning Bisnis Anda Saat ini penyebaran COVID-19 masih tinggi yang menyebabkan kegiatan di luar ruangan masih dibatasi, sehingga penggunaan platform online menjadi salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan. Pemasaran dengan menggunakan media sosial maupun e-commerce dapat menjadi solusi pemasaran produk yang dibuat. Saat ini, layanan iklan yang disediakan oleh beberapa media sosial sedang popular seperti Instagram, Tiktok, Facebook, dan Google. Sehingga penggunaka media sosial yang menjadi target utama dalam pemasaran produk ini adalah masyarakat berusia remaja hingga masyarakat lanjut usia. Pada media sosial dan e- commerce terdapat katalog dari herbarium yang kami buat dengan keterangan setiap tanaman yang digunakan. Tabel 20. Variabel Segmentasi Utama Pada Pasar Geografis wilayah Jawa Barat Kepadatan Perkotaan dan pinggiran kota Demografis usia 15 – 65 Tahun Pekerjaan Berbagai Pekerjaan Penghasilan Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 C.4. Taktik Pemasaran Setelah diketahui segmen pasar seperti yang tercantun dalam tabel diatas, maka usaha kami akan mengembangkan taktik pemasaran yang lebih operasional meliputi: a) Branding, kesan yang akan kami munculkan adalah bahwa SCADAPU, merupakan usaha yang menyediakan hiasan dinding berupa herbarium yang dikemas dengan unik dan menarik. 84 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

b) Diferensiasi, banyaknya usaha sejenis yang berada pada segmen pasar, maka kami membuat diferensiasi dari proses produksi yaitu dengan memberikan informasi mengenai tumbuhan yang digunakan. c) Marketing mix, meliputi analisis 4P (Product, Price, Place, dan Promotion) yaitu:  Product Produk yang dihasilkan merupakan herbarium yang dikemas dalam pigura yang memiliki nilai estetika bernuansa coklat tua, coklat muda, dan hitam. Pada herbarium diberikan nama spesies dan nama daerah dari tanaman sehingga tidak hanya dapat digunakan sebagai dekorasi, tetapi juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran  Price Harga jual produk yang ditetapkan yaitu mulai dari harga Rp 50.000,00/pcs hingga Rp 250.000,00/pcs. Dengan harga yang terjangkau, pembeli dapat mendapatkan produk yang berkualitas dan menarik.  Place Tempat penjualan atau distribusi yang kami lakukan kepada konsumen melalui platform media social dan platform penjualan online.  Promotion Agar banyak konsumen yang tertarik dan membeli produk, maka akan dilakukan advertising (periklanan). Promosi yang dilakukan akan menggunakan berbagai macam jasa periklanan yang disediakan oleh beberapa media sosial seperti seperti Instagram, Tiktok, Twitter, Facebook, dan Google advertisement. Untuk sementara ini, kegiatan promosi akan memanfaatkan platform media sosial, namun tidak menutup kemungkinan dilakukannya promosi tatap muka secara langsung dengan konsumen, dan promosi dari mulut ke mulut. BIOENTREPRENEURSHIP 85 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

D. MANAJEMEN DAN ORGANISASI Dalam menjalankan usaha ini diperlukan pembagian tanggung jawab pada beberapa aspek agar kegiatan usaha dapat berjalan dengan lancar. Pada kegiatan usaha ini masing-masing individu memiliki peran sebagai berikut: 1. Divisi administrasi dan keuangan, bertanggung jawab mencatat dan memeriksa data penjualan sehari-hari serta mengarsipkan segala bukti penjualan dan pembelian kebutuhan dari divisi logistik. Selanjutnya divisi administrasi dan keuangan memiliki tugas dalam pengelolaan keuangan perusahaan termasuk penyusunan rencana anggaran yang dilakukan secara berkala. 2. Divisi logistik, bertanggung jawab atas penyediaan kebutuhan bahan baku yang berkualitas serta berbagai macam perlengkapan untuk menunjang proses produksi. 3. Divisi produksi, bertanggung jawab pada proses perencanaan, koordinasi, dan kontrol dari kegiatan produksi herbarium, serta memastikan bahwa jumlah produk yang dihasilkan benar, akurat, dan memiliki kualitas yang baik. 4. Divisi pengembangan produk bertanggung jawab dalam pengembangan inovasi produk baru supaya menarik peminat yang lebih luas dan packaging produk supaya pemasaran atau pengiriman produk lebih aman dan tentunya menarik. 5. Divisi branding dan pemasaran, memiliki beberapa tugas diantaranya melakukan branding, promosi, perencanaan strategi pemasaran dengan melihat trend pasar dan mengikuti perkembangan pasar. Perlu digarisbawahi bahwa seluruh pelaksanaan kegiatan mulai dari pemenuhan perlengkapan dan bahan baku, proses produksi, branding, promosi, pemasaran, penentuan inovasi jenis produk baru, dan penentuan anggaran dilakukan bersama-sama. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang dilakukan bertujuan untuk mempermudah urusan-urusan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, akan tetapi pengambilan keputusan tetap dilakukan bersama berdasarkan pertimbangan dari seluruh komponen perusahaan. Dengan begitu, diharapkan setiap anggota memiliki keahlian dan bertanggung jawab pada bidangnya masing-masing dalam kegiatan perusahaan ini. 86 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Tabel 21. Pembagian Tugas Organisasi Nama Tanggung Jawab Allia Yasmin Gismar Divisi pengembangan produk Dwi Lestari Damayanti Divisi produksi Putu Chandra Swandewi Divisi logistik Rey Tamara Jessica Divisi produksi Rizka Amelia Putdayani Divisi administrasi dan keuangan Sarah Fauzah Akbari Divisi branding dan pemasaran E. PERMODALAN Hingga saat ini, modal yang dimiliki oleh perusahaan berupa beberapa peralatan pendukung seperti alat press tanaman, pinset, lem, dan beberapa perlengkapan lainnya. Untuk pendanaan kebutuhan produksi, perusahaan kami masih mengandalkan dana pribadi dari masing-masing anggota dan belum memiliki keuntungan karena proses produksi dan penjualannya yang mengalami kendala di awal tahun ini. F. KEUANGAN DAN PERENCANAAN PENDANAAN Pada saat ini, arus kas perusahaan masih berupa data uang yang keluar untuk proses produksi herbarium karena keuntungan dari penjualan produk belum bisa didapatkan mengingat penjualan yang tertunda akibat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, saldo akhir pada keuangan perusahaan kami masih minus. Pendanaan ke depan seluruhnya direncanakan akan didanai oleh Program Mahasiswa Wirausaha Universitas Pendidikan Indonesia (PMW UPI). Jumlah total biaya yang akan kami terima adalah Rp 6.000.000,00. Dana tersebut akan digunakan sebagai pemodalan awal yang terkait dengan pemenuhan alat dan bahan yang diperlukan dalam proses produksi. Diproyeksikan kebutuhan pendanaan peralatan, biaya tetap, dan biaya variabel mencapai Rp 6.000.000,00 (rincian terdapat pada justifikasi anggaran). Untuk rencana pendanaan kedepannya, kami akan mengoptimalkan perolehan laba sebesar 10% dari biaya produksi dengan target penjualan rata-rata sebesar 40 produk dalam satu bulan, 20 produk untuk ukuran 8R dan 20 produk BIOENTREPRENEURSHIP 87 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

untuk ukuran 6R. Target penjualan diproyeksikan bisa meningkat seiring dengan peningkatan kuantitas peralatan dan kuantitas tenaga kerja. Agar lebih jelas, berikut adalah analisisnya. Tabel 22. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat Herbarium Ukuran 8R Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah Pemakaian Satuan (Rp) Pigura 8R Buah 20 (Rp) 600.000 - 30.000 80.000 Tanaman kering - - 80.000 120.000 - 120.000 2.500 Bunga kering - - 2.500 5.000 20 5.000 20.000 Lem fox - - 1.000 2.000 - 2.000 2.000 Gel silica - 20 2.000 8.000 20 400 12.000 Gel silika sachet Buah 10 600 40.000 20 4.000 60.000 Fungisida - 30 3.000 15.000 500 Insektisida - - 25.000 25.000 Kertas buffalo Buah 20 200.000 10.000 Kertas jasmine Buah - 500 500 Bubble wrap Meter - 500 500 1.192.500 Kardus Buah 59.625 5.963 Tali rami Meter 65.588 65.999 Transportasi dan - ongkos kirim Biaya proses Buah Drawing pen - hitam dan coklat Tinta printer - SUB TOTAL (Rp) Harga per 1 pcs Laba yang diharapkan (10%) Harga jual Penetapan harga psikologis 88 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

Tabel 23. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat Herbarium Ukuran 6R Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah Pemakaian Satuan (Rp) (Rp) 20 20.000 400.000 Pigura 6R Buah - 80.000 80.000 - 120.000 120.000 Tanaman kering - - 2.500 2.500 - 5.000 5.000 Bunga kering - 20 1.000 20.000 - 2.000 2.000 Lem fox - - 2.000 2.000 20 400 8.000 Gel silica - 20 600 12.000 10 4.000 40.000 Gel silika sachet Buah 20 3.000 60.000 30 500 15.000 Fungisida - - 25.000 25.000 Insektisida - 20 10.000 200.000 Kertas buffalo Buah - 500 500 Kertas jasmine Buah - 500 500 Bubble wrap Meter 992.500 49.625 Kardus Buah 4.963 54.588 Tali rami Meter 54.999 Transportasi dan - ongkos kirim Biaya proses Buah Drawing pen - hitam dan coklat Tinta printer - SUB TOTAL (Rp) Harga per 1 pcs Laba yang diharapkan (10%) Harga jual Penetapan harga psikologis Break Even Point a. Herbarium ukuran 8R BEP = Biaya Tetap Total / Harga Per-unit = ((Biaya tetap - jumlah harga pigura 6R) + (Biaya variabel : 2)) / Harga per-unit = Rp 2.118.500,00 / Rp 65.999,00 = 32 buah BIOENTREPRENEURSHIP 89 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

b. Herbarium ukuran 6R BEP = Biaya Tetap Total / Harga Per-unit = ((Biaya tetap - jumlah harga pigura 8R) + (Biaya variabel : 2)) / Harga per-unit = Rp 1.918.500,00 / Rp 54.999,00 = 34 buah Payback period Payback period merupakan saat dimana sebuah usaha bisa balik modal. a. Herbarium ukuran 8R BEP yang dibutuhkan agar balik modal = 32 buah Jika ditargetkan menjual 20 buah per bulan, maka Payback period usaha ini adalah: 32/20 = 1,6 bulan b. Herbarium ukuran 6R BEP yang dibutuhkan agar balik modal = 34 buah Jika ditargetkan menjual 20 buah per bulan, maka Payback period usaha ini adalah: 34/20 = 1,7 bulan Tabel 24. Proyeksi Arus Kas (Cash flow) untuk 3 Bulan Pertama Produksi Keterangan Bulan 619.960,00 3 Rp 1.064.920,00 PENERIMAAN 12 Rp 1.800.000,00 Modal Rp Rp 1.319.980,00 Penjualan Rp 65.999,00 x Rp 4.200.000,00 Rp 1.099.980,00 20 Rp 5.284.880,00 Penjualan Rp 1.319.980,00 Rp 1.319.980,00 Rp 54.999,00 x 20 Rp 1.099.980,00 Rp 1.099.980,00 Jumlah Rp 6.619.960,00 Rp 3.039.920,00 90 BIOENTREPRENEURSHIP Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha

PENGELUARAN Peralatan dan Rp 2.938.000,00 - - investasi Biaya tetap Rp 1.975.000,00 Rp 1.975.000,00 Rp 1.975.000,00 Biaya variabel Rp 1.087.000,00 - Rp 1.087.000,00 Jumlah Rp Rp 1.975.000,00 Rp 3.062.000,00 6.000.000,00 Saldo akhir Rp 619.960,00 Rp 1.064.920,00 Rp 2.222.880,00 * modal tahap pertama adalah 70% dari total pendanaan * modal tahap kedua sebesar 30% diasumsikan diperoleh pada bulan ketiga * biaya variabel dibutuhkan setiap 2 bulan sekali * diasumsikan selama 6 bulan pertama tidak ada kenaikan bahan baku dan bahan penolong G. JADWAL KEGIATAN Tabel 25. Jadwal kegiatan No. Jenis Kegiatan Bulan 2 3 1 1 Pembelian bahan 2 Produksi 3 Branding dan promosi 4 Pemasaran dan penjualan produk 5. Evaluasi kegiatan (Diadaptasi dari: Gismar et al., 2020). BIOENTREPRENEURSHIP 91 Pengantar Teori dan Praktik Membangun Usaha


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook