BAB III KESIMPULAN Falsafah Ajaran K. H. Ahmad Dahlan menjadi peta dasar pemikiran Islam berkemajuan yang memperngaruhi pendidikan Islam Indonesia. Pertama, rasionalisme. Hal ini dapat dilihat dalam dokumen risalah pemikiran Dahlan sebagaimana yang disebutkan terdahulu. Raionalisme bertumpu pada pemulihan hak-hak akal untuk ambil bagian dalam memahami, menerima, atau menolak sesuatu ajaran; tidak tergesa-gesa dan tidak memaksa. Kedua, pragmatisme. Sikap pragmatis Muhammadiyah terjalin dalam satu kesadaran relasional antara doktrin agama dan realitas yang dihadapi. Muhammadiyah tidak canggung mengadopsi model kearifan yang datang dari luar tradisi Islam. Sebagai contoh dapat diajukan praktik sekolah yang digagas Muhammadiyah. Pada kurun awal gagasan tersebut digelindingkan, reaksi keras datang dari dalam umat Islam yang menilai upaya tersebut sebagai tasabbuh; meniru kearifan yang bukan bersumber dari Islam. Sekolah Muhammadiyah ketika itu, yang mengadopsi model sekolah kolonial Belanda dengan penambahan materi pengajaran Islam, dituding sebagai sekolah kaum Kristen. Akan tetapi Muhammadiyah tidak gamang dalam melangsungkan adopsi kearifan dari kaum lain, sejauh hal tersebut positif dan mendukung gerak maju umat Islam. Vernakularisasi. Tepat disisi terma vernakular ini dalam Muhammadiyah dikenal pula alam pikiran yang disebut purifikasi; pemurnian pemahaman dan paktik-praktik keislaman. Sehingga yang 44
dimaksudkan dengan vernakularisasi dalam kaitannya dengan tema Islam berkemajuan Muhammadiyah adalah upaya menjembatani kekeruhan dan ketegangan antara tradisi yang hidup dalam masyarakat Islam dan visi pemurnian Islam, atau tradisi dan transformasi. Muhammadiyah harus dipandang sebagai gerakan yang pada fase awalnya tumbuh dan berkembang dalam asuhan semangat Jawa ketimbang sebagai sesuatu yang sudah jadi yang disusupkan dari luar. Rasionalisme Muhammadiyah adalah terbuka, kritis, dan progresif. Sikap terbuka tersebut ditandai dengan kesediaan untuk melakukan dialog, menyerap kearifan yang lain, dan toleran terhadap kemajemukan cara pandang Islam. Kemudian rasionalisme Muhammadiyah ditandai dengan penolakan untuk terkurung dalam satu model mazhab tertentu dan senantiasa menjaga proses transformasi pengetahuan islam secara konstan. Rasionalisme menjadi pondasi Muhammadiyah dalam menggulirkan ide tajdid. Bagi Muhammadiyah, tadjid berlangsung pada dua level; purifikasi dan inovasi. Purifikasi atau pemurnian di arahkan pada upaya membebaskan praktik keberagamaan umat Islam dari benalu tauhid, membersihkan akidah umat Islam dari penyimpangan-penyimpangan. Pada level ini, Muhammadiyah lebih dekat pada―atau diinspirasi oleh―proyek pemurnian akidah yang digagas oleh ibn Taimiyah. Sedangkan tajdid pada arah inovasi, dimaksudkan sebagai penyelenggeraan nilai-nilai Islam yang bernuansa sosial kemasyarakatan. Pada level inilah Muhammadiyah mendorong semangat kemajuan Islam di antaranya melalui jalan pendidikan. 45
Pendidikan di Indonesia sejak masa orde lama sampai saat ini yang menjadi perhatian pemerintah yaitu pendidikan universal dan berkemajuan, terutama dalam hal pembangunan karakter bangsa, begitu juga pada masa orde baru. Sejak masa reformasi, pendidikan yang berkemajuan menjadi keniscayaan pada setiap lembaga pendidikan mengingat semakin lajunya arus perubahan kehidupan yang memberikan dampak negatif pada perilaku masyarakat. Muhammadiyah sebagai bagian dari bangsa ini, memiliki tanggungjawab moral untuk ikut serta membina dan mendidik masyarakat Indonesia agar memiliki karakter unggul, yang diwiujudkan melalui lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah (lembaga pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi) yang tersebar di seluruh Indonesia. Komitmen Muhammadiyah dalam pendidikan karakter dan berkemajuan ini diimplementasikan dalam bentuk pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di seluruh lembaga pendidikannya. Melalui pendidikan AIK di lembaga-lembaga pendidikannya, Muhammadiyah berusaha untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkarakter unggul seperti; religius, moderat, cerdas, berilmu, mandiri, dan kerjasama. 46
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. Amin,Reaktualisasi Islam Yang Berkemajuan; Agenda Strategis Muhammadiyah di Tengah Gerakan Keagamaan KontemporerMakalah disajikan pada Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 5-7 Agustus 2011. Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al- Ma’arif, 1989. Ali Ma’shum dan Zainal Abidin Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997. John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006. AS. Hornby, Oxford Edvanced Dictionary of English, London: Oxford University Press, 1990. Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII: Akar Pembaruan Islam Indonesia Edisi Perenial Cet. I; Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2013. Bahtiar, Asep Purnama, Perkaderan Bagi Reaktualisasi Islam Yang Berkemajuan Makalah disajikan pada Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 5-7 Agustus 2011. Darban, Ahmad Adaby, Sejarah kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah Cet. II; Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2001. Darban, Ahmad Adaby dan Musthafa Kamal Pasha, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam:Perspektif Historis dan Ideologis Cet. III, Yogyakarta: LPPI, 2013 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya Jakarta: CV Darussunnah, 2002. 47
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013. Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prkatik, Jakarta: Gema Insani, 2003. Endraswara, Suwardi, Agama Jawa: Ajaran,Amalan,dan Asal-Usul Kejawen Cet. I; Yogyakarta: Narasi, 2005. Engkoswara dan Komariah, Administrasi Pendidikan, George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1983. Hadikusumo, Djarnawi, Matahari-Matahari Muhammadiyah Cet. I; Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010. Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Jainuri, Achmad, Ideologi Kaum Reformis: Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah Periode Awal Surabaya: LPAM, 2002. Kartodirdjo, Sartono, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme jld. 2 Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993. Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi Cet. VI; Bandung: Mizan, 1994. Malin Kundang, Jangan Jadi Lebai Malang: Muhammadiyah dan Budaya Lokal, dalam, Agama dan Pluralitas Budaya Lokaldalam Zakiyuddin Baidhawy dan Mutohharun Jinan ed.Surakarta: Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial Universitas Muhammadiyah, 2002. Latif, Yudi, Intelegensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Intelegensia Muslim Abad 20 Bandung: Mizan, 2005. 48
Menyemai Karakter Bangsa: Budaya Kebangkitan Berbasis Kesastraan Jakarta: Kompas, 2009. Marno dan Triyo Suppriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika Aditma, 2008. Muhammad Abdullah al-Buraey, Islam Landasan Alternatif Administrasi Pembangunan (Jakarta: Rajawali Press, 1986. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2007. M. Bukhari, dkk, Azas-Azas Manajemen, Yogyakarta: Aditya Media, 2005. M. bukhari, dkk, Azaz-Azaz- Manajemen, Yogyakarta: Aditya Media, 2005. Mulkhan, Abdul Munir, Neo Sufisme dan Pudarnya Fundamentalisme di Pedesaan Cet. I; Yogyakarta: UII Press, 2000. Pendahuluan, dalam Robert W. Hefner, Sukidi, Munir Mulkhan eds. Api Pembaharuan Kiai Ahmad DahlanYogyakarta: Multi Pressindo, 2008. Islam Murni dalam Masyarakat Petani Yogyakarta: Bentang, 2000. Mua’rif, Benteng Muhammadiyah: Sepenggal Riwayat dan PemikiranHaji Fachroddin 1890-1929 Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010. Markus, Sudibyo dkk, Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya: Sumbangan Pemikiran Jakarta: Civil Islamic Institute, 2009. Nashir,Haedar Muhammadiyah dan Gerakan Pencerahan Untuk Indonesia BerkemajuanMakalah disajikan pada Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Yogyakarta, 5-7 Agustus 2011. Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1979. 49
PP Muhammadiyah, Berita Resmi Muhammadiyah, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2005. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008. R. Yahya, Memilih Pemimpin Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Pustaka Nawaitu, 2004. Salam, Junus, Riwajat Hidup K. H. A. Dahlan: Amal dan Perdjoangannja Cet.II; Djakarta: Depot Pengadjaran Muhammadijah, 1968. Salam, Junus, Riwajat Hidup K. H. A. Dahlan: Amal dan Perdjoangannja Cet. II, Jakarta: Depot Pengadjaran Muhammadijah, 1968. Surjomihardjo, Abdurrahman, Kota Yogyakarta Tempoe Doeloe: Sejarah Sosial 1880-1930 Cet. I; Jakarta: Komunitas Bambu, 2008. Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching, 2005. Syafiie, Al-Qur’an dan Ilmu Administrasi, Jakrta: Rineka Cipta, 2000. Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, jil. 2 Cet. 11; Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2003. Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Verslag Perserikatan Moehammadijah Tahoen ke IX, 1922. Verslag Moehammadijah di Hindia Timoer tahoen ke X, Januari- December, 1923. W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1984. Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoretik dan Permasalahanya, Jakarta: Rajawali Pres, 2010. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah “Tinjauan Teori Dan Permasalahannya”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. 50
Search