Episode Merdeka Belajar Hingga Saat Ini EPISODE 1 EPISODE 2 EPISODE 3 EPISODE 4 EPISODE 5 EPISODE 6 EPISODE 7 MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA PERUBAHAN PROGRAM ORGANISASI PROGRAM GURU TRANSFORMASI DANA PROGRAM SEKOLAH MEKANISME BOS PENGGERAK PENGGERAK PEMERINTAH UNTUK PENGGERAK PENDIDIKAN TINGGI EPISODE 8 EPISODE 9 EPISODE 10 EPISODE 11 EPISODE 12 EPISODE 13 EPISODE 14 SMK PUSAT KIP KULIAH MERDEKA PERLUASAN PROGRAM KAMPUS MERDEKA SEKOLAH AMAN MERDEKA BERBUDAYA KAMPUS MERDEKA KEUNGGULAN BERBELANJA BERSAMA DARI KEKERASAN BEASISWA LPDP VOKASI DENGAN KANAL SIPLAH INDONESIANA SEKSUAL EPISODE 15 EPISODE 16 EPISODE 17 EPISODE 18 EPISODE 19 KURIKULUM MERDEKA AKSELERASI DAN REVITALISASI MERDEKA BERBUDAYA RAPOR PENDIDIKAN PENINGKATAN DANA PAUD BAHASA DAERAH DAN PLATFORM DAN PENDIDIKAN SETARA DENGAN DANA INDONESIA MERDEKA MENGAJAR INDONESIANA
Merdeka Belajar 19: Rapor Pendidikan Indonesia • Tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyelenggarakan Asesmen Nasional (AN) sebagai salah satu bentuk evaluasi sistem pendidikan yang berfokus pada kompetensi literasi, numerasi, dan karakter, serta penilaian kondisi lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran yang efektif. • Kini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menghadirkan platform Rapor Pendidikan yang berisi laporan hasil Asesmen Nasional dan analisis data lintas sektor untuk masing-masing satuan pendidikan dan daerah. • Rapor Pendidikan mengintegrasikan berbagai data pendidikan untuk membantu satuan pendidikan dan dinas pendidikan mengidentifikasi capaian dan akar masalah, melakukan refleksi, serta merancang langkah-langkah pembenahan yang efektif berbasis data. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2
Pada tahun 2021, Asesmen Nasional mulai dilaksanakan Pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) sangat masif dan melibatkan Peserta Didik, Pendidik, dan Kepala Satuan Pendidikan. > 259 ribu > 3,1 juta Satuan Pendidikan Pendidik SMA/SMK/MA/ > 6,5 juta sederajat Peserta Didik SMP/MTs/sederajat SD/MI/sederajat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3
Asesmen Nasional menggantikan Ujian Nasional dengan penyempurnaan pengukuran aspek kognitif dan non-kognitif, serta penggunaan teknologi Pengukuran Ujian Nasional Asesmen Nasional Implikasi aspek kognitif Mengukur pengetahuan konten Mengukur kompetensi dasar Basis intervensi yang berfokus spesifik terhadap mata pelajaran literasi dan numerasi pada pengembangan kompetensi menggunakan metode berstandar dasar sebagai bagian paling internasional penting dari kualitas pendidikan Pengukuran aspek di Hanya mengukur hasil belajar Mengukur karakter peserta didik Analisis hasil belajar secara holistik dan kualitas lingkungan belajar sebagai dasar identifikasi akar luar kognitif kognitif di satuan pendidikan selain kompetensi literasi dan permasalahan pendidikan numerasi Indonesia Penggunaan Pelaksanaan belum sepenuhnya Pelaksanaan sepenuhnya berbasis Hasil asesmen menjadi lebih teknologi berbasis komputer, beberapa komputer memungkinkan akurat, valid, komprehensif, dan masih paper-based dan terbatas penggunaan pertanyaan / media cepat diolah sebagai basis Cakupan jenjang pada pertanyaan yang yang lebih komprehensif dan intervensi ke depan pendidikan konvensional interaktif Tersedia potret lengkap Belum dilaksanakan di level SD/ Sudah dilaksanakan di level SD/ pendidikan Indonesia sejak MI/sederajat (hanya SMP/MTs/ MI/sederajat dan juga SMP/MTs/ jenjang pendidikan dini untuk sederajat dan SMA/SMK/MA/ sederajat dan SMA/SMK/MA/ intervensi lebih awal sederajat) sederajat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 4
Pelaksanaan AN tersebut sejalan dengan prinsip perubahan yang dilakukan oleh Kemendikbudristek dalam melakukan evaluasi sistem pendidikan Berorientasi Terintegrasi secara sistem Mendorong refleksi kepada mutu dan pengumpulan informasi dan perbaikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 5
AN terdiri dari 3 aspek penilaian: Kompetensi literasi-numerasi, karakter, dan lingkungan pembelajaran Asesmen Kompetensi • Pengukuran kompetensi literasi dan numerasi pada Minimum (AKM) Literasi-Numerasi peserta didik • Asesmen berfokus pada pengembangan daya nalar dibanding pengetahuan konten Survei Karakter • Survei terhadap sikap, nilai, dan kebiasaan yang Asesmen diikuti mencerminkan profil Pelajar Pancasila oleh peserta didik, Survei Lingkungan pendidik, dan Belajar • Basis untuk tumbuh kembang peserta didik secara utuh kepala satuan dan tidak hanya berfokus pada dimensi kognitif pendidikan dasar dan menengah di • Pengukuran terhadap kualitas pembelajaran, refleksi seluruh Indonesia pendidik, perbaikan praktik belajar, iklim keamanan dan inklusivitas satuan pendidikan, dan latar belakang keluarga peserta didik • Dasar untuk diagnosis masalah dan perencanaan perbaikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 6
Hasil Asesmen Nasional 2021 a Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi-Numerasi b Survei Karakter c Survei Lingkungan Belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 7
Terdapat isu kompetensi peserta didik di Indonesia dengan perbedaan capaian per jenjang Capaian Kompetensi Literasi per Jenjang Capaian Kompetensi Numerasi per Jenjang 1 dari 2 peserta didik 2 dari 3 peserta didik belum mencapai kompetensi belum mencapai kompetensi minimum literasi1 minimum numerasi1 1.Hasil AKM konsisten di semua jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD/MI/SMP/MTs/SMA/SMK/MA/sederajat) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 8
Kompetensi literasi dan numerasi yang rendah berpotensi berakibat buruk pada keberlangsungan masyarakat, antara lain: Kesulitan untuk peserta didik Daya saing rendah di era Kesadaran rendah melanjutkan belajar di berbasis teknologi dan terhadap hoax yang tingkat pendidikan disebarkan di masyarakat digital terutama di kancah selanjutnya, karena literasi internasional dan numerasi adalah fondasi kemampuan belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 9
Terdapat kesenjangan kompetensi antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa Capaian kompetensi minimum literasi1 jenjang pendidikan SD/MI/sederajat (%) >70 60-70 50-60 40-50 30-40 <30 Data tidak tersedia 1. Persentase peserta didik mampu memahami informasi tersurat maupun tersirat yang bersumber dari teks Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 10
Kesenjangan antar daerah serta kesenjangan antar satuan pendidikan dalam satu daerah masih tinggi Persebaran skor literasi satuan pendidikan SMA/SMK/MA/sederajat di salah satu kabupaten di luar Jawa dengan salah satu kota di pulau Jawa Salah satu Kabupaten Salah satu Kota • Performa satuan pendidikan di luar pulau Jawa di pulau Jawa terbaik di salah satu kabupaten di luar pulau Jawa setara dengan performa satuan pendidikan terburuk di salah satu kota di pulau Jawa • Begitu pula kesenjangan antara satuan pendidikan terbaik dan terburuk dalam daerah yang sama masih tinggi • Intervensi spesifik terhadap satuan pendidikan tertentu dapat memiliki dampak yang signifikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 11
Jenjang pendidikan SD/MI/sederajat adalah jenjang yang memiliki proporsi satuan pendidikan \"Perlu Intervensi Khusus\" terbanyak untuk kompetensi numerasi Capaian Kompetensi Numerasi per Jenjang 18% satuan pendidikan di Jenjang SD/ MI/sederajat berada pada kategori Perlu Intervensi Khusus, jauh lebih tinggi dibandingkan jenjang lain seperti SMP (8%), SMA (6%), dan SMK (7%) Oleh karena itu penting untuk mengimplementasikan program- program Kemdikbudristek seperti Kurikulum Merdeka, Kurikulum Darurat, Modul Literasi dan Numerasi, serta Kampus Mengajar yang mendukung pemulihan pembelajaran terutama di jenjang SD/MI/sederajat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 12
Hasil Asesmen Nasional 2021 a Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi-Numerasi b Survei Karakter c Survei Lingkungan Belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 13
Iman, taqwa, dan akhlak mulia dan kreativitas merupakan karakter yang paling menonjol dari peserta didik Indonesia Persentase peserta didik yang memenuhi profil Pelajar Pancasila (%) SD/MI/sederajat Hasil karakter SD/MI/ sederajat cukup tinggi tetapi terdapat indikasi pengerjaan oleh pendidik SMP/MTs/sederajat SMA/SMK/MA/ Hasil SMA/SMK/MA/ sederajat sederajat relatif lebih tinggi dibanding Iman, Taqwa, Kreativitas Nalar Kritis Gotong Royong Kemandirian Kebinekaan dengan hasil SD/MI/ dan Akhlak Global sederajat atau SMP/ MTs/sederajat Mulia Iman, taqwa, dan akhlak mulia dan kreativitas merupakan Kebinekaan global dan kemandirian aspek yang paling menonjol dari peserta didik Indonesia1. merupakan aspek yang relatif paling Tetapi sarana peserta didik untuk menyalurkan kreativitas rendah dari peserta didik Indonesia1 masih terbatas 1. Secara relatif dibanding dengan sub-aspek lain Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 15
Indeks karakter berkorelasi positif dengan kemampuan literasi dan numerasi, menunjukkan pentingnya Kurikulum Merdeka yang memiliki pendekatan lebih holistik Semakin baik karakter, maka semakin AN memberi gambaran komprehensif tentang baik capaian literasi dan numerasi kualitas pendidikan di Indonesia Persentase 90% peserta didik yang mencapai kompetensi minimum 68% 45% 23% Terdapat korelasi antara Kualitas pembelajaran dan kompetensi literasi-numerasi iklim satuan pendidikan 0% Kategori dan karakter peserta didik – penting untuk diperhatikan – Rendah/ Sedang/ capaian menunjukkan pentingnya lebih penting dari aspek Belum Perlu kurikulum dan pembelajaran sarana-prasarana dan karakter administratif Terinternalisasi Dikembangkan Tinggi/ yang holistik Berkembang dan Membudaya Literasi Numerasi 1. Secara relatif dibanding dengan sub-aspek lain Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 16
Dibandingkan dengan sebaran capaian literasi dan numerasi, capaian indeks karakter cenderung lebih baik, termasuk di daerah luar Jawa, dengan Kalimantan Utara memiliki capaian karakter yang merata Indeks karakter peserta didik SMA/SMK/MA/sederajat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 17
Studi kasus menunjukkan bahwa lingkungan satuan pendidikan memiliki pengaruh penting terhadap karakter peserta didik, dan AN berperan sebagai perangkat untuk melihat pencilan positif Performa asesmen literasi & numerasi Performa asesmen karakter peserta didik • SMP Negeri 2 Poco Ranaka di Asesmen karakter menunjukan bahwa Manggarai Timur, NTT SMP Negeri 2 Poco Ranaka memiliki menunjukkan performa literasi indeks karakter yang tinggi (2,97) (65,6) dan numerasi (57,9) yang dibandingkan rata-rata nasional (2,06), relatif tinggi, lebih tinggi dari dengan semua sub-aspek karakter rerata nasional, yaitu 57,7 untuk berada di level baik literasi dan 52,7 untuk numerasi Performa asesmen lingkungan satuan • Capaian ini dapat terjadi pendidikan walaupun satuan pendidikan tersebut berada di daerah yang • Iklim keamanan dan kebinekaan memiliki indeks status sosio- juga menunjukkan hasil tertinggi di ekonomi yang rendah SMP Negeri 2 Poco Ranaka (10% terendah secara nasional) • Hal ini menunjukkan bahwa • Hal ini dapat terjadi karena lingkungan satuan pendidikan karakter peserta didik yang kuat memiliki peran penting dalam dan lingkungan pembelajaran mendukung hasil pembelajaran yang kondusif peserta didik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 18
Hasil Asesmen Nasional 2021 a Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi-Numerasi b Survei Karakter c Survei Lingkungan Belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 19
Survei Lingkungan Belajar mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, seperti kualitas pembelajaran, iklim keamanan, dan iklim kebinekaan Kualitas pembelajaran: Iklim keamanan: tingkat rasa Iklim kebinekaan: menyangkut tingkat kualitas interaksi aman dan kenyamanan bagaimana lingkungan satuan peserta didik di satuan antara pendidik dan pendidikan dalam hal pendidikan menyikapi peserta didik, dan materi keberagaman seperti pembelajaran dalam proses perasaan aman, perundungan, perbedaan individu, identitas, hukuman fisik, pelecehan maupun latar belakang sosial- pengajaran dan seksual, dan narkoba di budaya dan mengenai pembelajaran komitmen kebangsaan lingkungan satuan pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 20
Pendidik Indonesia relatif baik dalam memberikan dukungan afektif pada peserta didik tetapi perlu peningkatan kemampuan manajemen kelas dan aktivasi kognitif Performa kualitas pembelajaran di satuan pendidikan Dukungan afektif (percaya pada potensi peserta didik, perhatian dan kepedulian pendidik, dan umpan balik yang konstruktif) • Instruksi yang adaptif dinilai rendah oleh pendidik (1,7%1) dan peserta didik (0,9%1) Aktivasi kognitif • Persepsi peserta didik (pembelajaran yang interaktif dan sesuai kemampuan peserta didik) terhadap panduan pendidik (1,3%) dan aktivitas interaktif (0,1%) relatif lebih rendah dibanding persepsi pendidik terhadap kedua aspek tersebut (19,8% dan 11,1%, secara berurutan) 1. Persentase yang menilai ”baik” (dengan kategori penilaian “kurang”, “sedang”, dan “baik”) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 21
Terdapat perbedaan besar antara persepsi kualitas pembelajaran antara pendidik dan peserta didik, padahal persepsi peserta didik menunjukkan korelasi lebih tinggi terhadap capaian pembelajaran Persentase penilaian baik terhadap aspek kualitas Korelasi penilaian pendidik dan peserta didik mengenai pembelajaran1 (%) kualitas pembelajaran terhadap capaian literasi dan numerasi Contoh beberapa aspek, Penilaian peserta didik Penilaian pendidik Penilaian peserta didik Penilaian pendidik tidak menyeluruh Ekspektasi akademik Literasi Numerasi Umpan balik konstruktif Panduan pendidik Aktivitas interaktif Perbedaan persepsi antara pendidik dan peserta didik Penting untuk memperhatikan penilaian peserta didik menunjukkan bahwa level pembelajaran berorientasi terhadap kualitas pembelajaran; penilaian peserta didik peserta didik masih rendah di seluruh jenjang memiliki korelasi yang lebih besar terhadap capaian pendidikan kompetensi dibandingkan dengan penilaian pendidik 1. Dari kategori penilaian “kurang”, “sedang”, dan “baik” Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 22
24,4% peserta didik berpotensi mengalami insiden perundungan di satuan pendidikan 24,4% peserta Contoh pertanyaan di dalam survei yang berkaitan didik dengan insiden perundungan1 berpotensi mengalami insiden perundungan Selama satu tahun terakhir, seberapa sering kamu di satuan pendidikan dalam satu tahun memiliki pengalaman-pengalaman berikut ini di terakhir 1 sekolah? 1 Saya dipukul atau ditendang atau 1. Data bersumber dari Asesmen Nasional seluruh jenjang (SD/MI/SMP/MTs/SMA/SMK/MA/sederajat) didorong oleh siswa lain di sekolah 2 Saya diancam oleh siswa lain 3 Siswa lain mengambil atau merusak barang-barang milikku Sumber: Asesmen Nasional 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 23
Semakin pendidik/kepala satuan pendidikan paham tentang konsep perundungan, semakin berkurang insiden yang terjadi Contoh pernyataan dalam survei untuk mengukur Pemahaman pendidik/kepala satuan pendidikan atas konsep pemahaman pendidik/kepala satuan pendidikan perundungan berbanding terbalik dengan insiden perundungan tentang perundungan Persentase 1 Kejadian yang dianggap sebagai bullying/ peserta didik yang perundungan itu biasanya hanya kenakalan yang wajar dilakukan peserta didik berpotensi mengalami 2 Satuan pendidikan tidak perlu terlalu serius perundungan menangani kasus-kasus yang sering disebut sebagai bullying/perundungan 29% 3 Saya tahu apa yang perlu dilakukan jika ada 26% peserta didik yang melapor telah mengalami bullying/perundungan. 22% 4 Saya paham cara menangani peserta didik yang 19% menjadi pelaku bullying/perundungan 15% Tinggi/Baik Rendah/Perlu penguatan Sedang/Cukup Baik Tingkat pemahaman pendidik/kepala satuan pendidikan atas konsep perundungan Sumber: Asesmen Nasional 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 24
Tingginya potensi insiden kekerasan seksual di satuan pendidikan memerlukan perhatian khusus 22,4% peserta Contoh pertanyaan di dalam survei yang menunjukkan didik potensi insiden kekerasan seksual1 menjawab “Pernah” pada pertanyaan survei Jawablah pertanyaan berikut. yang menunjukkan potensi insiden kekerasan Jika kamu merasa tidak nyaman untuk menjawab, kamu seksual1 diperbolehkan memilih opsi jawaban \" Saya tidak mau menjawab pertanyaan di bagian ini 1. Data bersumber dari Asesmen Nasional seluruh jenjang (SD/MI/SMP/MTs/SMA/SMK/MA/sederajat) 1 Apakah siswa lain/pendidik/orang dewasa lain di sekolahmu pernah menunjukkan bagian tubuh tertentu atau hal-hal seksual lain secara langsung? 2 Apakah siswa lain/pendidik/orang dewasa lain di sekolahmu pernah menunjukkan bagian tubuh tertentu atau hal-hal seksual lain secara tidak langsung (misal melalui gambar/video di HP atau media sosial)? Sumber: Asesmen Nasional 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 25
Potensi insiden kekerasan seksual di satuan pendidikan lebih rendah pada satuan pendidikan yang memiliki program pencegahan dan penanganan kekerasan seksual Keberadaan program pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di satuan pendidikan berbanding terbalik dengan potensi insiden kekerasan seksual Contoh program pencegahan dan penanganan kekerasan Persentase seksual di satuan pendidikan yang ditanyakan dalam survei peserta didik yang menjawab “pernah” pada 1 Seminar atau pelatihan untuk pendidik pertanyaan survei yang menunjukkan potensi insiden kekerasan seksual 25% 2 Seminar atau pelatihan untuk peserta didik 23% 20% 3 Kampanye dan sosialisasi rutin mengenai 18% pencegahan kekerasan seksual 4 Pedoman pencegahan kekerasan seksual 15% Rendah/Tidak Ada Sedang/Ada Sebagian Tinggi/Ada Memadai Keberadaan program pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di satuan pendidikan Sumber: Asesmen Nasional 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 26
Pengukuran iklim kebinekaan di lingkungan pendidikan Indonesia didasarkan pada empat aspek Sikap inklusif peserta didik dan Persentase satuan pendidikan berdasarkan iklim pendidik di satuan pendidikan kebinekaan1 (%) 59% Sikap inklusif 32% Komitmen Dukungan terhadap bentuk negara 9% kebangsaan dan Pancasila sebagai ideologi yang memayungi keragaman Tinggi/ Sedang/ Rendah/ agama dan budaya dalam Membudaya masyarakat Indonesia Berkembang Perlu Ditingkatkan Iklim kebinekaan di satuan pendidikan Toleransi agama Sikap menerima dan menghargai 32% satuan pendidikan di Indonesia telah dan budaya keragaman agama dan budaya di satuan pendidikan membudayakan sikap kebinekaan Dukungan atas Dukungan dalam kesetaraan hak- 59% satuan pendidikan di Indonesia perlu kesetaraan hak hak sipil antara kelompok mayoritas antar kelompok dan minoritas agama dan budaya menguatkan sikap kebinekaan, dan dari pendidik dan pimpinan satuan pendidikan 9% satuan pendidikan di Indonesia perlu meningkatkan sikap kebinekaan. 1. Total lebih dari 100% dikarenakan pembulatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 27
Kemendikbudristek meluncurkan Rapor Pendidikan untuk membantu satuan pendidikan dan dinas pendidikan mempelajari kondisi masing-masing dan melakukan perbaikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 28
Rapor Pendidikan menyajikan informasi mengenai kualitas dan ketimpangan secara sederhana dan mudah dipahami Rapor Pendidikan adalah sebuah platform yang menyajikan hasil asesmen nasional dan data lain mengenai capaian hasil belajar satuan pendidikan ke dalam suatu tampilan terintegrasi. Platform ini ditujukan untuk satuan pendidikan dan pemerintah daerah agar bisa mengidentifikasi tantangan pendidikan di satuan Pendidikan dan menjadi bahan untuk refleksi sehingga bisa menyusun rencana perbaikan pendidikan secara lebih tepat dan berbasis data. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 29
Apa saja yang ada di dalam Rapor Pendidikan? Rapor Pendidikan terdiri dari indikator-indikator yang merefleksikan 8 Standar Nasional Pendidikan dan mencakup area yang berkaitan dengan input, proses, dan output pembelajaran 8 Standar Nasional Pendidikan Proses Input Output 2 Standar Isi 6 Standar GTK 3 Standar Proses 7 Standar Pembiayaan 1 Standar Kompetensi Lulusan 4 Standar Penilaian 8 Standar Sarpras 5 Standar Pengelolaan A. Mutu dan relevansi hasil C. Kompetensi dan kinerja GTK belajar peserta didik D. Mutu dan relevansi pembelajaran E. Pengelolaan satuan B. Pemerataan pendidikan pendidikan yang partisipatif, yang bermutu transparan dan akuntabel Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 30
Rapor Pendidikan hadir bagi satuan pendidikan dan dinas pendidikan untuk bisa mengakses informasi tersebut Tampilan fitur beranda dasbor satuan pendidikan Tampilan fitur beranda dasbor dinas pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 31
Satuan pendidikan dapat melihat secara detail elemen-elemen per dimensi, sehingga dapat menggali kondisi capaian dan proses pembelajaran di tempat masing-masing Data distribusi kemampuan pada indikator tertentu Perbandingan capaian antar Kab/Kota, Provinsi dan Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 32
Dinas Pendidikan dapat melihat secara makro isu yang terjadi di daerah masing- masing dan juga dapat melihat capaian per jenjang yang menjadi fokus Tampilan fitur “filter” untuk jenjang dan satuan pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 33
Yang terpenting, terdapat fitur untuk mengunduh data lengkap bagi satuan pendidikan dan dinas pendidikan yang tertarik untuk melakukan pengolahan lebih lanjut dari data yang tersedia di Rapor Pendidikan Juga tersedia glosarium dan pusat bantuan Tampilan fitur unduh dashboard Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 34
Rapor Pendidikan hadir untuk membantu satuan pendidikan mengatasi permasalahan dalam melakukan peningkatan kualitas pendidikan 1. Satuan pendidikan terbebani oleh banyak lembar-lembar evaluasi yang beragam 2. Seluruh lembar evaluasi tersebut, menghasilkan hasil yang juga beragam, berbeda, dan kadangkala hasilnya bertentangan antara satu dengan lainnya 3. Akibatnya, satuan pendidikan juga tidak memahami apa yang perlu diperbaiki dari beragam hasil evaluasi tersebut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 35
Imbasnya, pemerintah pusat dan daerah juga tidak bisa memberikan pendampingan yang sesuai kepada satuan pendidikan 1. Instrumen yang banyak dan membebani seringkali kurang tepat dan kurang komprehensif dalam mengukur kualitas pendidikan 2. Akibatnya, satuan pendidikan tidak memperhatikan hal yang tepat, tidak mengambil aksi sejalan karena hanya berfokus pada administrasi 3. Dengan pengukuran keberhasilan yang kurang tepat tersebut, pemerintah juga kesulitan untuk membantu satuan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 36
Oleh karena itu Rapor Pendidikan mencoba memperbaiki semua proses itu menjadi lebih sederhana Dahulu Sekarang Berbagai sumber dan melakukan Hanya AN dan Dapodik serta tidak pengisian borang berkali-kali ada pengisian borang-borang tambahan lagi Hasilnya evaluasi yang beragam Evaluasi hanya satu Mengukur beragam hal Mengukur hal yang kunci: mutu dan pemerataan hasil belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 37
Cara Mengakses Rapor Pendidikan https://raporpendidikan.kemdikbud.go.id/app Kepala sekolah Untuk publik, dan dapat langsung Dinas Pendidikan, mengakses segera aktivasi tombol “Lihat Data Publik” Akun Pembelajaran belajar.id melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 38 https://belajar.id Gunakan akun belajar.id yang sudah diaktivasi untuk masuk ke dalam Rapor Pendidikan
Rapor Pendidikan adalah alat bantu bagi satuan pendidikan dan dinas pendidikan untuk terus memperbaiki kualitas layanan pendidikan, bukan untuk menghakimi atau membanding-bandingkan Rapor Pendidikan adalah perangkat untuk Rapor Pendidikan bukanlah perangkat untuk Mencari akar permasalahan Menghukum dan mencari siapa yang salah Refleksi Memeringkatkan satuan dan daerah Didiskusikan secara konstruktif dengan berbagai pemangku Membanding-bandingkan kepentingan pendidikan pencapaian Yang kita cari adalah peningkatan dari tahun ke tahun hasil capaian tahun ini adalah garis dasar bagi tahun-tahun berikutnya. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 39
Langkah konkret yang bisa dilakukan setelah melihat Rapor Pendidikan adalah memanfaatkannya untuk melakukan perencanaan berbasis data Perencanaan berbasis data adalah sebuah perubahan kebiasaan untuk mendorong satuan pendidikan dan dinas Pendidikan menyusun kegiatan peningkatan capaian pembelajaran berdasarkan bukti 1. Mengidentifikasi 2. Melakukan refleksi 3. Menyusun kegiatan masalah berdasarkan capaian, pemerataan, dalam bentuk rencana indikator yang dan proses kegiatan dan anggaran ditampilkan di dalam pembelajaran di satuan pendidikan (BOS Rapor Pendidikan satuan pendidikan dan BOP) dan daerah dan daerah masing- (APBD) masing Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 40
Untuk mendorong hal tersebut, Kemendikbudristek akan memfasilitasi satuan pendidikan dan pemerintah daerah untuk melakukan perencanaan berbasis data 1. Bimbingan teknis dan 2. Dukungan materi untuk 3. Pusat Bantuan disiapkan pendampingan belajar mandiri untuk menjawab semua perencanaan berbasis disiapkan sehingga pertanyaan terkait rapor data akan dilakukan mulai pemerintah daerah dan pendidikan dan bulan April hingga sepanjang satuan pendidikan perencanaan berbasis tahun 2022 bekerjasama dapat mendalami data, serta menerima dengan berbagai pemangku materi perencanaan masukan untuk perbaikan kepentingan berbasis data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 41
Rapor Pendidikan Identifikasi, Refleksi, Benahi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 42
Search
Read the Text Version
- 1 - 44
Pages: