Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Wonderland Bungo - Kisah Sebuah Pengabdian Di Desa Nan Ajaib

Wonderland Bungo - Kisah Sebuah Pengabdian Di Desa Nan Ajaib

Published by Ahmad Faiz Yahya, 2022-09-21 05:40:53

Description: Buku Wonderland Bungo - Kisah Sebuah Pengabdian Di Desa Nan Ajaib. Buku ini ditulis sebagai refleksi atas pengabdian yang telah dilaksanakan oleh penulis (Mahasiswa Peserta Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi Kompetensi (KKN-IK) IAIN Kudus dan Dosen Pembimbing KKN-IK di Desa Bungo Kecamatan Wedung Kabupaten Demak selama satu bulan, mulai tanggal 06 September sampai dengan 06 Oktober 2021

Keywords: kknik2021,iainkudus,KKN,wonderlandbungo,desabungo,kec.wedung,demak

Search

Read the Text Version

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Tirakat Pembersihan Jiwa dan Raga Sepulang dari Kedung Waru Mbah Citro Moyo didampingi Adiknya yang bernama Ki Wiroyudho. Ketika sampai di Kali Alang, pusaka tersebut dicoba. Mbah Citro Moyo menyelam didalam air kemudian naik ke darat, tetapi pakaiannya tidak basah artinya kering. Begitu terus sampai diulang tiga kali. Dengan tekad yang mantap dan pikiran yang kuat kemudian pulang ke Bungo. Setelah sampai di rumahnya, malamnya mengadakan musyawarah dengan warga Desa Bungo mengenai cara menghadapi Jago kramat. Tetapi tetap tidak ada yang berani dan menyanggupi. Akhir musyawarah setuju bila yang menjadi jago Senopati perang yaitu Mbah Citro Moyo sendiri. Tetapi sebelum berangkat di medan perang warga diminta bersama- sama bertirakat, melakukan puasa dan membersihkan jiwa dan raga dari dosa supaya dalam berperang meraih kemenangan. Mbah Citro Moyo juga ikut berpuasa. Dengan meminta pertolongan dan kekuatan dari Allah, sebelum selesai menjalankan laku tirakat warga Bungo sepertinya sudah tidak sabar lagi dan saling memaksa mengikuti kehendak sendiri-sendiri sebab mendengar bahwa orang kramat sudah siap-siap akan menyerang Desa Bungo. Makanya orang-orang Bungo terus mengajak berkumpul di rumah Mbah Citro Moyo dan meminta supaya cepat keluar dari laku puasa dan berangkat menghadapi Jago Kramat beserta bala pasukannya. Mendengar ajakan warga yang tergesa-gesa itu, dengan sikapnya yang arif dan bijaksana, Mbah Citromoyo tentunya tidak mau mengecewakan harapan warganya. Di waktu malam Selasa Kliwon warga Bungo dikumpulkan lagi di rumah Mbah Citro Moyo perlu musyawarah dan mengatur strategi perang Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 51 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 menghadapi musuh. Pemberangkatan Pasukan Ketika pagi menjelang bersamaan dengan kokoknya ayam jago yang bersahutan dan kicauan burung peksi yang meramaikan keadaan, warga Bungo tanpa dibangunkan sudah bangun mempersiapkan diri, dengan membawa perbekalan peralatan perang untuk maju di medan pertempuran, kemudian berkumpul di rumah mbah Citro Moyo. Ketika fajar menyingsing, sinar matahari sudah terlihat terang dan tampak pagi yang cerah, sambil meneruskan puasanya Mbah Citro Moyo berangkat melaksanakan kewajibannya maju di medan peperangan. Ibarat seperti perang baratayudha para prajurit beserta pasukannya dibariskan di Padang Kuru Setro. Orang Bungo bersiap siaga dengan tekad yang menyatu, berhamburan keluar dari rumahnya sendiri-sendiri merasa perlu ikut berperang untuk menjaga kewibawaan desa dan utuhnya tanah leluhur. Tidak lama kemudian, warga Bungo sudah berkumpul berjejal-jejal dirumah Mbah Citro Moyo sambil menunggu perintah berangkat ke medan peperangan. Singkat cerita Mbah Citro Moyo keluar dari rumah memakai busana bebet jarik, stagenan dan blangkonan dengan didampingi adik kandungnya Ki Wiroyudho yang menyamar seperti orang gila (tidak sehat). Kemudian berangkat diiringi orang se-desa. Beriring- iringan berjalan ke timur seperti napak tilas nyliwer tanah desa. Setelah sampai batas Kali Alang, kemudian ada aba aba berhenti dulu teman “. Kemudian mbah Citro Moyo berkata: *Saudaraku semua! sebelum kita memulai pekerjaan berangkat dari rumah sampai sini kita sudah punya 52 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 niat sendiri-sendiri, maka mulai sekarang kita melebur dosa meminta ampun kepada Allah, semoga mendapatkan kekuatan dan kemenangan. Hingga kini tempat tersebut itu dinamakan Leburan”. Setelah selesai berdoa kemudian rombongan berjalan ke utara, tampak yang mengikuti semakin banyak dan barisannya sak dakwan dakwan (sangat panjang), makanya disebut Sadowo. Ketika melihat tambah banyak bala pasukannya, orang Bungo mulai terlihat sombong dan takabur artinya sok-sok an (membanggakan diri) lupa dengan niat dan Tuhannya. Maka di tempat itu dinamakan Susukan. Akhirnya berani. memaksa kepada Mbah Citro Moyo agar segera dipercepat peperangannya karena sudah yakin menang. Maka disebut Mesoy. Dihantui Ketakutan Selanjutnya, ketika keinginan dan usulan-usulan diterima dan disanggupi Mbah Citro Moyo, Tidak lama kemudian terdengarlah suara gamelan yang ditabuh rombongan Desa Kramat seperti tambur perang, terompet. Bala pasukan sudah siaga diberangkatkan perang, samar samar terlihat berbondong- bondong rombongan Desa Kramat tampak lebih banyak sehingga orang Bungo lemas, bergetar tubuhnya, takut dan ciut nyalinya. Kemudian mereka berkata dihadapan Mbah Citro Moyo supaya diberhentikan pertarungannya. Mendengar permintaan pasukannya itu Mbah Citro Moyo bertambah marah dan kecewa ibarat seperti Senopati dan parajuritnya yang kalah perang tanpa tanding. Dengan tegas dan suara lantang yang menggetarkan hati Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 53 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 orang yang was-was dan takut itu, beliau berkata, “Saudaraku semua! Engkau dari rumah sudah memintaku maju berangkat perang di medan peperangan. Saat berangkat kalian tampak gagah berani mati, tetapi kenapa sekarang ketika mendengar suara gamelan, tambur dan serompet saja, kalian sudah berkecil hati, badanmu lemas seperti tak berotot. Saudara-saudaraku! Sekarang ayo bangkit ditata kembali niatnya, bulatkan tekad, mantapkan diri demi kewibawaan dan membela tanah leluhur. Insya Allah kita menang. Singkat cerita, bala pasukan orang Keramat terus maju diiringi gamelan dan sepasang joged. Berjalannya tampak berduyun- duyun ke selatan dan menanti bala pasukan orang Bungo. Begitu juga orang-orang Bungo setelah diwejang Mbah Citro Moyo semangatnya semakin bertambah dengan trengginas. rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas cepat-cepat menghadapi musuh dari desa Kramat. Tidak lama kemudian dua rombongan saling pas-pasan (berhadapan), saling debat, tidak ada persetujuan dalam mufakat. Akhirnya geger terjadilah perkelahian, sehingga berlangsunglah pertarungan yang besar. Maka tempat itu disebut Papasan. Singkat cerita orang Bungo terdesak hingga melarikan diri ke selatan diuber (dikejar) orang kramat, jadi uber uberan (kejar-kejaran). Maka di tempat tersebut dinamakan Beberan Orang Bungo Kalang Kabut, tercerai berai berlari mencari perlindungan sebab hatinya sudah mulai limbung (goyah), maka dinamakan Limbungan/Lindungan. Ada yang sangat khawatir tertangkap sehingga bingung ketika berlari. Ingin berlari ke barat kembali ke desa malah salah ke timur sampai Kali Alang karena takut tercebur sebab kepangkalan (terhalang) oleh aliran sungai, maka tempat itu dinamakan Pengkolan/Pengkol. 54 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Sementara itu, Mbah Citro Moyo sendiri yang masih bertahan tiba tiba terdengar suara ajakan istirahat dulu “bedhok romo- bedhok romo”, dari para pasukannya maka tempat arah suara tersebut dinamakan Dhokromo. Begitu juga karena orang Bungo sudah banyak melarikan diri dan waktu siang semakin panas, maka orang kramat juga beristirahat semua dan menda (reda) dalam bertarung, maka tempat itu dinamakan Mendatar. Ketika matahari sudah condong ke barat, orang Bungo yang bersembunyi dan melarikan diri di tepi rawa jam-jaman yang sekarang menjadi Dukuh Bungo Utara. Mereka kemudian melanjutkan kembali ke medan peperangan. Orang Bungo berjalan ke utara dengan merapatkan barisan pasukan. Semua bala pasukan, prajurit dan tamtama dibariskan dengan aba-aba dulu, Konco-konco (teman-teman) barisannya dirapatkan, pertarungan akan segera dimulai lagi. Maka tempat itu dinamakan Sekoco. Setelah semua siap siaga, tiba-tiba Mbah Citro Moyo tidak terlihat sendiri. Semua bingung sebab sejak tadi orang Bungo melarikan diri sehingga Mbah Citro Moyo berpisah dari rombongan, tetapi tidak lama kemudian karena kasih sayang dan tanggung jawab Mbah Citro Moyo yang menjadi sesepuh, senopati dalam peperangan, juga yang menjadi pendekarnya orang Bungo, keluar dari arah barat dengan menyeru supaya semua berkumpul mendekat Mbah Citro Moyo ditempat tersebut. Maka dinamakan Setro. Setelah orang bungo berkumpul dan siap berperang lagi, berhadapan dengan orang Kramat sehingga terjadilah peperangan kembali. pertarungan berlangsung satu lawan satu sampai teteg-tetegan (titik darah penghabisan) tidak selesai hingga sore hari. Maka tempat tersebut dinamakan Ketegang. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 55 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Karena malam hari pertarunganpun berakhir. Orang Bungo dan orang Kramat kembali ke desanya masing-masing. Di malam itulah semua beristirahat. Orang Bungo mengadakan musyawarah kembali untuk persiapan pertarungan esok hari. Sebagian ada yang mulai tidur, ada yang berjaga, juga ada yang bangun berdoa kepada Allah berharap mendapat kemenangan dalam medan pertarungan. Mbah Citro Moyo sendiri datang di Makam Mbah Panji Kusumo meminta doa restu, juga tak henti- henti berdoa kepada Allah semoga memberikan ridlo, kekuatan dan kemenangan yang tidak membawa korban bagi rakyat kecil. Menjelang fajar menyingsing beliau tidak tidur. Setelah menjelang pagi, hari Rabu Legi Mbah Citro Moyo dan orang Bungo keluar menuju ke medan pertarungan dengan bekal makanan dan minuman. Setelah sampai di tempat pertarungan kemudian menggelar lampit dan tikar. Semua makan pagi atau kepungan. Maka tempat tersebut dinamakan Ngepung. Tapi ada yang menyebutkan, ketika sore hari itu orang Bungo dan orang kramat kembali ke desanya masing-masing, Orang Kramat mengutus telik sandi di tempat tersebut supaya besok bisa mengepung orang Bungo, sungguh nyata, ketika pagi hari Orang Bungo datang ditempat tersebut tiba-tiba sudah dikepung oleh orang kramat. Samar samar terdengar suara dari arah selatan. Di barat ada rombongan dari Desa Babalan yang ngobong-ngobong (mendorong) supaya pertarungan dimulai lagi. Hingga diantaranya ada yang menang dan kalah. Maka, tempat tersebut dinamakan Ngebong. Bala Bantuan 56 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Karena mendengar orang Babalan membantu Bungo, orang Berahan juga sama-sama keluar membantu dan bergabung dengan orang Kramat Mereka kemudian berjalan melintas ke utara, tetapi kepogokan (terhalang) sungai, akhirnya tidak berani mencebur. Kemudian mereka kembali ke tempat semula. Maka tempat tersebut dinamakan Pogog Tidak lama kemudian orang Berahan sudah kumpul dengan Kramat dan orang Babalan dengan orang Bungo. Singkat cerita, pertarunganpun dimulai kembali. kedua pihak saling menantang satu sama lain dengan sesumbar. Selanjutnya terjadilah saling adu pukulan suasana tegang teriakan dan jeritan tidak ada yang memisah. Akhirnya pertarungan semakin sengit tidak bisa membedakan mana kawan, mana lawan. Semua ilmu kanuragan, jimat, pusaka, tombak sudah diketupake (di kerahkan), maka disebut Ketupang. Tetapi tidak lama kemudian orang Kramat mulai terpojok ke utara, begitupun juga dengan kedua Pendekar (jago dua desa ) sama-sama beradu kesaktian sampai jagonya orang Kramat gledek (mundur, terdesak). Namun mereka tetap tidak mau ada yang mengalah. Maka tempat tersebut dinamakan Ketupang Jago, yang tergambar galenge menggak-menggak (terinjak-injak) seperti jalannya jago yang gledek (mundur, terdesak) mau kalah Titik Darah Penghabisan. Singkat cerita, pertarungan tanding belum selesai. Tetapi Semua sudah loyo, semua ilmu, kekuatan, kanuragan, pusaka, jimat, tombak sudah dikeluarkan hingga habis. Akhirnya Mbah Citro Moyo dengan kewibawaannya sebagai satria panglima Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 57 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 perang berkata: Sudahlah Ki Lembu, sekarang pertarungan dihentikan dulu supaya tidak mengakibatkan kurban pada rakyat kecil. Bagaimana kalau sekarang pertarungan tunggal antara aku dan kamu. Ki Lembu mengangguk anggukkan kepala. Tidak disangka-sangka VI Laut melemparkan Wadungnya dan ketika ditangkap oleh Ki Wiroyudho langsung ditancapkan pada dada Ki Lembu, tetapi mental tidak mempan. Ki Lembu malah tertawa terbahak-bahak sambil memegang Ki Wiro Yudho, sambil sesumbar :” Dasar orang bodoh tidak waras, kamu tidak pantas bila ingkar. Beranimu hanya dari belakang. Ayo beradu berhadap- hadapan bila berani, maju satu-satu atau bersamaan. Keroyoklah aku. Kemudian Mbah Citro Moyo menimpali: Jangan takabur dan sesumbar seperti itu, Ki Lembu, Aku tahu maksudmu, Kamu ingin membalas? Ki Lembu langsung menyahut dengan jengkel: “Ya aku ingin memecahkan dadanya atau memutus lehernya”. Selanjutnya Mbah Citro Moyo menjawab:” Tidak perlu kamu membalas kepada adikku Wiro Yudho! Cukup aku saja yang menjadi gantinya. Sekarang, ayo Wiro Yudho! Lepaskan Wadungnya tancapkan kepada aku saja”. Mbah Citro Moyo berkata, “Sekarang wadung sudah ada di tanganmu Ki Lembu, ayo cepat balaskan tancapkan padaku. Engkau pilih yang mana”. Tiba-tiba menancapkan wadung pada dada Mbah Citro Moyo, tetapi tidak mempan. Banyak orang yang melihat dan menyaksikan sama- sama miris dan memejamkan mata ketika wadung ditancapkan lagi pada dahi Mbah Citro Moyo. Dengan pertolongan Allah, wadung meleset dan melesat ke angkasa seperti kapak yang tertiup angin kemudian jatuh ke bawah. Melihat kejadian yang demikian orang Bungo dan Babalan senang dan gembira 58 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 bersorak-sorai, maka disebut Seburak. Kemudian mbah Citro Moyo minta supaya wadungnya diambil dan diserahkan, dilihat diperhatikan sambil berkata *Wadung tempak seperti ini ditancapkan ya tidak mempan Makanya tempat tersebut dinamakan WADUNG TEMPAK Singkat cerita, akhirnya Mbah Citro Moyo mengajak tarung silam di air kuat-kuatan, mana yang muncul di permukaan air sungai dulu itulah yang kalah. Tantangan tersebut diterima Ki Lembu. Kemudian kedua jaga itu sama-sama mencebur di Sungai Seburak, ada yang menyebutkan di Sungai Sileman dengan disaksikan orang empat desa yang “tumplek bleg tumpah ruah kumpul jadi satu, berjejal-jejal ingin melihat dan mengerti sehingga mriseh tampak orang semua, makanya disebut Mraseh. Tidak antara lama, silam di dalam air dimulai kedua jago dengan memakai Blengker dan Mustika Bulus Putih. Didalam air Mbah Citro Moyo duduk diatas batu membuat irik (tolak) dan tak henti- henti meminta kepada Allah semoga diberi kekutan dan kemenangan. Maka tempat tersebut dinamakan Blengker. Lama-lama, sambil menunggu kedua jago mereka bersorak-sorak mengugulkan jagonya sendiri-sendiri. . Sudah! Sekarang tidah usah tukar padu, ayo dibuktikan betah betahan silam di dalam air, makanya disebut Sebetah. Puncak Kemenangan Kedua jago sama-sama sakti tidak ada yang muncul mulai dari waktu dhuhur sampal asar. Tiba-tiba, Ki Lembu jago dari Kramat muncul tengkurap, hanyut dan mati, bangkainya malang (melintang) sungai maka disebut “kali buwangke malang”. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 59 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Kemudian dipinggirkan, setelah tubuhnya dibalik, mukanya merah mengeluarkan darah. Adapun orang Bungo kebingungan sebab Mbah Citro Moyo belum terlihat muncul. Tiba tiba tidak lama kemudian muncullah Mbah Citro Moyo dengan selamat dengan membawa irek (tolak), tetapi keadaannya lemas sekali sebab masih dalam keadaan puasa. Kemudian Beliau dipapah dan digeret mentas (diangkat naik ke darat), makanya disebut Geretan. Setelah tahu bahwa jagonya kalah, orang kramat sama-sama berlari kembali ke desanya, orang Bungo terus mengejar dan sayup-sayup terdengar suara ojo dumeh menang, wong wis menang ojo gundang (jangan merasa menang, sudah menang jangan takabur). Saat itu juga orang Bungo berhenti dan bermufakat sambil berkata, sudah sekarang diketok (diputus) sampai sini “, makanya disebut Ketokan dan lampit (tikar) yang semula untuk kepungan (makan pagi) digulung dan ditancapkan sebagai batas tanah Desa dan disebut Tugu Lampit. Adapun orang Berahan sama-sama ketakutan kemudian berpisah dengan orang Kramat dan berlari kembali ke desanya, terlihat orang Bungo terus mengejar dan mendesak hancur (kocar-kacir larinya) maka di sebut Sekancur. Kemudian disawati (dilempari) maka disebut Sawet. Kemudian mereka naik tanggul terus pulang ke desanya dengan gendong-gendongan sebab sama- sama lemas maka disebut Glendongan. Ada yang menyebutkan dari kata glendong tidak mendapat apa-apa sebab yang dijago kalah. Adapun nasib sepasang joget beserta rombongannya orang Kramat dan Berahan, mereka terus berlari bersembunyi dibawah tanggulan karena sangat takutnya hingga menggigil tubuhnya 60 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 hingga gregeti tempatnya., maka disebut Grogol yang sekarang dihadiahkan ke orang Babalan sebab ikut membantu Bungo, kemudian orang Bungo dan Babalan mencari joget beserta perlengkapan gong yang ditabuh, setelah ditemukan kemudian meminta supaya gamelan gong ditabuh dan joget/penari disuruh menari tayub ditempat tersebut. kemudian ditandai dengan tanaman satu grombol melingkar, maka disebut Gerumbul Gong. Waktu semakin larut malam, langit tampak mendung kemerah merahan peristiwa itu bagaikan himmah orang-orang Bungo yang berani dan setia menjaga tanah leluhur dan kewibawaan desanya. Mereka kemudian beranjak pulang ke desanya dengan membawa sepasang joget rombongan juga gamelannya sebagai joget boyongan dan tanda kemenangan. Saat tiba di rumah waktu itu menunjukkan malam kamis Pahing. Berkat pertolongan Allah dapat memperoleh kemenangan sejati. Mbah Citro Moyo yang menjadi panglima duta Negara telah mengemban tugas suci untuk menjaga kewibawaan tanah leluhur negeri (desa). Meskipun harus menghadapi musuh dengan segenap jiwa raga, beliaulah yang mampu memimpin hingga purna bhakti. Akhirnya Mbah Citro Moyo unggul, mampu memberantas penghalang (musuh) negeri. Beliau mendapatkan hadiah sawah dua hektar di blok Ketupang Jago. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 61 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 62 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 SIMBAH SABDO DADI Simbah Sabdo Dadi atau Simbah Cirebon dengan Nama Asli Syekh Abdul Karim putra Syekh Abdul Jalil Mantingan. Beliau merupakan seorang pendatang atau bisa dikatakan musafir yang sampai ke Desa Bungo. Beliau merupakan keturunan asli Cirebon. Dalam sejarahnya ketika di Cirebon sedang terjadi perang, beliau pergi untuk mecari ketenangan hidup atau kebahagiaan (bebungah), dari kata bebungah itu akhirnya beliau pergi ke suatu arah sampailah ke Desa Bungo. Dalam riwayat lain, orang-orang menyebutkan bahwa Mbah Sabdo Dadi merupakan salah satu murid Sunan Kalijaga yang gagal membawa kayu untuk Masjid Agung Demak dan memilih mengabdi dengan Mbah Panji Kusumo. Dibuktikan dengan satu petak tanah yang merupakan pemberian Mbah Panji Kusumo yang disebut-sebut dengan Sawah Cirebon yang sekarang terletak di timur makam Mbah Sabdo Dadi. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 63 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Karomah beliau dan menjadi julukannya adalah sabdo dadi, bahwa apa yang pernah beliau sampaikan dahulu benar- benar terjadi setelah beliau wafat. Banyak orang yang datang ke makam beliau bertawasul kepada beliau berdoa kepada Allah agar hajatnya kabul dan benar terkabul. Karomah yang lain juga bisa terlihat di sekitar makam beliau terdapat sebuah dimana pohon tersebut menjulang ke atas tidak menutupi atas makam, padahal pohon-pohon lain di sekitarnya tumbuh menjuntai. Ada juga yang mengatakan ketika ada burung yang terbang lewat di atas makam, burung tersebut langsung mati. Gambar 3 Makam Simbah Sabdo Dadi/Mbah Cirebon 64 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 SIMBAH BAGUS SANTRI Dalam sebuah hikayat orang terdahulu menyebutkan bahwa Simbah Bagus Santri merupakan murid dari Sunan Kalijaga. Ketika itu Masjid Agung Demak belum didirikan. Sunan Kalijaga memerintah muridnya, salah satunya adalah Simbah Bagus Santri. Sunan Kalijaga menyuruh muridnya mencari kayu jati yang berkualitas untuk salah satu SOKO GURU Masjid Agung Demak. Dengan takdzim muridnya pun mencari kayu jati tersebut hingga sampai ke daerah Blora. Setelah mendapatkan jati tersebut mereka pun membawa pulang ke Demak lewat sungai. Ketika sampai di sebelah barat desa Bungo memasuki fajar menjelang subuh mereka melihat Masjid Agung Demak sudah berdiri tegak, mereka pun malu dan kecewa sebagai murid Sunan Kalijaga tidak bisa memberikan sesuatu yang terbaik kepada gurunya. Mereka pun malu untuk datang ke Masjid dan akhirnya pergi Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 65 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 ke arah Desa Bungo dan sowan ke Eyang Panji Kusumo dan mengabdi dengan beliau. Simbah Bagus Santri bisa dikatakan salah satu wali Allah, banyak kisah menyebutkan makam beliau ada di berbagai daerah, itu menunjukkan kewalian Simbah Bagus Santri yang meninggalnya mukhso atau bisa dikatakan beliau berdakwah kemudian meninggal dan hidup lagi atau reinkarnasi dan berdakwah lagi. Sebagian orang berpendapat bahwa yang ada di Desa Bungo itu adalah makam beliau dengan dasar tadi. Namun ada juga yang berpendapat bahwa yang di Desa Bungo merupakan petilasan Simbah Bagus Santri karena hanya berupa satu tugu, tidak seperti batu nisan makam pada umumnya. Petilasan tersebut merupakan tempat riyadhoh, wirid, maupun bertapanya Simbah Bagus Santri karena di sekitar area petilasan menurut pandangan spiritual merupakan Pesanggrahan/Paseban/ Pendopo, sehingga ketika itu banyak para musafir yang singgah di Desa Bungo. Ada sebuah paradigma masyarakat yang mengatakan bahwa Desa Bungo dulunya merupakan pusat ilmu pengetahuan sehingga banyak para musafir yang singgah di Desa Bungo. Karomahnya beliau adalah ketika setiap malam jum’at tertentu masyarakat sekitar makam terkadang mencium aroma harum di sekitar makam Simbah Bagus Santri. Dan juga ketika bertawasul kepada beliau dengan membawa air kemudian air itu diminumkan kepada orang yang dengan ijin Allah bisa sembuh dari penyakitnya. 66 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Gambar 4 Makam/Petilasan Simbah Bagus Santri Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 67 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 68 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 SIMBAH K. NAWAWI AL HAFIDZ Kyai Nawawi Al-Hafidz atau “Mbah Nawawi” ialah seorang ulama’ desa Bungo, kecamatan Wedung, Kabupaten Demak yang hidup pada sekitar tahun 1700-1775 M. Menurut penuturan banyak tokoh desa Bungo, beliau adalah seorang pendatang dari desa di sekitar Mayong, Jepara, dan beliau adalah cucu Syeikh Ja’far Shodiq atau SunanKudus melaui anaknya; Kyai Ndeles. Orangtuanya memberikan nama “Nawawi” agar kelak beliau menjadi seorang ulama’ besar seperti Imam Nawawi dari Syria pada abad ke-13 Masehi. Makam Kyai Nawawi di belakang Masjid Jami’ Syuhada’. Pada tahun 1998, cungkup yang menutupinya dibuka, menurut penuturan beberapa tokoh Bungo, itu atas permintaan beliau sendiri. Tujuan kedatangan Kyai Nawawi ke desa Bungo adalah untuk Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 69 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 mengisi kekosongan ulama’ di desa ini dan untuk memakmurkan masjid Jami’. Kyai Nawawi adalah ulama’ penghafal Al-Qur’an, beliau juga seorang ahli yang menulis Al-Qur’an dengan tulisan tangan. Kitab suci itu berukuran 30x45 cm, dan sampai tahun 1966 kitab itu masih tersimpan di atas loteng atau plafon masjid di sebelah soko gurunya. Namun sekarang keberadaan kitab yang berharga itu tidak diketahui. Tiada yang tahu, siapakah nama istri beliau dan dari mana asalnya. Keduanya menikah, berkeluarga dan beranak-pinak di sini. Keturunan Kyai Nawawi banyak yang menjadi orang-orang terkemuka, dalam agama maupun politik Desa Bungo. Pengetahuan penduduk desa Bungo tentang Kyai Nawawi sangat terbatas, bahkan mereka hampir melupakannya. Pada tahun 1973, KH Fauzi Noor, seorang ulama’ besar dari desa Jungpasir, desa di dekat Bungo mengatakan bahwa ada dua makam di desa Bungo yang “bercahaya dan berbau harum”. Mereka adalah Kyai Nawawi di pemakaman Kauman, belakang Masjid Jami’ dan seorang pemuda yang gemar membaca Al- Qur’an, namanya Ikhwan yang wafat pada tahun 1965 dan makamnya terletak di pemakaman Brangwetan, desa Bungo. KH Fauzi Noor memerintahkan orang-orang Kauman untuk menebang pohon besar (krecek) di belakang Masjid Jami’ Syuhada’. Setelah pohon itu tumbang maka mereka mencium bau harum di tempat itu, kemudian beliau memerintahkan orang- orang untuk menggali tanah di bawah pohon besar itu dan akhirnya mereka mendapati sebuah nisan dari kayu gaharu di situ dan mengatakan bahwa itu adalah makam Kyai Nawawi. 70 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Pada tahun 1981, tokoh-tokoh desa Bungo mengadakan rapat tentang sejarah, silsilah dan haul Kyai Nawawi untuk yang pertama kalinya. Sampai sekarang, pada bulan Zul-Hijjah, penduduk desa Bungo mengadakan haul peringatan setiap tahun. Namanya kini diabadikan sebagai nama jalan di depan Masjid Jami’ Syuhada’ menuju arah utara sampai pertigaan tanggul. Nama Nawawi sangat populer di Desa Bungo, sekarang ini, ada beberapa orangtua di desa Bungo, memberi nama anaknya: “Nawawi”, dengan harapan agar kelak anaknya menjadi orang yang saleh seperti Kyai Nawawi. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 71 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Gambar 5 Makam Simbah Kyai Nawawi AH 72 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 SYEKH NUR SALIM AL HAFIDZ Syekh Nur Salim merupakan pendatang yang membantu dakwah Eyang Panji Kusumo di Bungo. Namun, di tengah perjalanan dakwahnya Bersama Eyang Panji Kusumo beliau mendapatkan cobaan berupa sakit dan akhirnya meninggal. Beliau dimakamkan di pemakaman yang saat ini lokasinya di samping makamnya Eyang Panji. Beliau merupakan seorang penghafal Al-Quran pertama yang ada di Desa Bungo. Dan konon katanya, keberadaan makam beliau yang ada di samping Mbah Panji ini menunjukkan bahwa beliau merupakan orang yang ‘alim, karena Mbah Panji Kusumo pernah berpesan untuk dimakamkan di dekat makam-makam orang ‘alim. Semoga Allah memberikan ridlo atas perjuangan leluhur- leluhur desa Bungo, dapat memberikan manfaat dan berkah kepada anak cucu dan diterima menjadi “AMALAN SHOLIHA WA MAQBULA” amal baik dan diterima oleh Allah. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 73 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Gambar 6 Makam Syekh Nur Salim AH 74 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 BAGIAN 3 Wonderland Bungo Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 75 Pengabdian di Desa Nan Ajaib



KKN-IK IAIN Kudus 2021 BUNGO NAN RELIGIUS Oleh: Zakky Fuad Desa Bungo adalah salah satu desa yang ada di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Yang berjarak kurang lebih 17 Km. dari Kabupaten Demak ke arah utara. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Bungo jika dari kota Demak kurang lebih sekitar 32 menit. Desa Bungo terdapat tempat bersejarah yang masih terawat sampai sekarang di antaranya, Masjid Syuhada’ dan Makam Mbah Panji Kusumo. Tempat bersejarah ini jadi saksi bahwa di Desa Bungo adalah Desa yang sangat kental dalam beragama. Tidak luput pula ada seorang ulama’ yang bernama Mbah Nawawi, beliau adalah seorang ulama’ yang periodenya setelah mbah Panji Kusumo. Mbah Nawawi meneruskan perjuangan mbah Panji Kusumo di desa Bungo, beliau memiliki banyak santri yang akhirnya terkenal bahwa desa Bungo memiliki ulama’ yang sangat Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 77 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 berkarismatik. Jadi mayoritas masyarakat di daerah Bungo beragama Islam. Oleh sebab itu di Desa Bungo masih kental akan adat dan budaya keagamaannya. Banyak sekali agenda acara Sosial keagamaan yang dilakukan di desa ini. Mulai dari acara harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Contohnya setiap hari jum’at ada selametan khataman Al Qur’an di Musholla-Musholla, disetiap acara khataman ada kirim arwah jama’ dan membawa sedekahan. Setiap malam jum’at diadakan acara keagamaan berupa pembacaan maulid atau pengajian keagamaan yang dilakukan oleh sebagian Bapak- Bapak, ibu-ibu juga pemuda pemudi desa Bungo. Dan acara ini dilakukan secara rutin mulai pukul 19:30 WIB. Acara itu pertama dimulai dengan pembacaan Hadhoroh kemudian dilanjutkan dengan Sholawatan setelah itu ditutup dengan do’a. Selain itu juga ada kegiatan ibu-ibu Fatayat yang bertempat di rumah-rumah warga saling bergantian. Kegiatan itu dilaksanakan setiap hari jum’at siang jam 14:00 WIB. Ada juga ibu-ibu yang mengadakan acara Yasinan yang dilaksanakan setiap hari jum’at siang jam 14:00 WIB. di setiap rumah warga secara bergiliran, dimana acara tersebut dimulai dengan pembacaan ayat suci al- Qur’an surah Yasin kemudian dilanjut dengan pembacaan tahlil dan diakhiri dengan doa, biasanya setelah acara tersebut selesai tuan rumah mengeluarkan makanan untuk suguhan kepada warga yang ikut melaksanakan acara tersebut, acara tersebut rutin dilaksanakan pada jum’at siang di masing-masing rumah warga secara bergantian setiap jum’atnya. Kemudian adanya acara Maulid Nabi Muhammad SAW. yang 78 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 dilaksanakan setiap tanggal 12 rabiul awal dimana acara tersebut dilaksanakan di Masjid Jami’ Syuhada’ atau di Masjid jami’ Baitur Rasyidin maupun di Musholla-Musholla, warga saat pelaksanaannya berbondong-bondong datang ke Masjid atau ke Musholla dengan membawa Berkatan berupa buah-buahan atau jajanan atau kue bahkan makanan nasi. Kemudian apa yang dibawa oleh setiap warga kemudian dikumpulkan jadi satu di Masjid atau di Musholla, ketika semuanya telah terkumpul setiap warga yang membawa buah-buahan ataupun makanan apa saja itu duduk melingkar dan acaranya segela dimulai. Setelah semuanya telah siap maka acara dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an kemudian dilanjutkan dengan tausiah menyanjung keagungan Allah dan juga Nabi Muhammad kemudian dilanjutkan dengan pembacaan sholawat mahalul qiyam yang diiringi dengan Hadrah atau Rebbana semuanya berdiri dengan kusyuk. Setelah pembacaan sholawat mahalul qiyam yang diiringi hadrah tersebut selesai, kemudian acara tersebut diakhiri dengan pembacaan doa. Setelah semuanya selesai dan makanan dibagikan kepada warga yang mengikuti acara, maka setiap warga tersebut ada yang makan di tempat juga ada yang pergi meninggalkan Masjid atau Musholla untuk pergi kerumah masing- masing. Dan masih banyak lagi acara keagamaan yang dilaksanakan di desa Bungo. Makanan dan minuman yang dihidangkan di dalam berbagai bentuk, di masyarakat Jawa sering kali disebut selametan, yang merupakan inti dari pelaksanaan suatu ritual. Selametan bermanfaat memberikan keselamatan diri dari marabahaya. Selametan yang dilakukan pada saat upacara keagamaan maupun proses sosial yang lainnya, menurut sebagian masyarakat Bungo, Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 79 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 merupakan suatu bentuk kebajikan yang dianjurkan oleh Islam. Kebaikan tersebut disebut sedekah, dimana dari pemberian sedekah tersebut akan diperoleh pahala yang akan sampai kepada yang melaksanakan selametan maupun orang yang dikirimi do’a. Nilai ukhuwah islamiyah dalam tradisi selametan kirim arwah jama’, atau acara keagamaan dan proses sosial pada masyarakat Bungo terdapat pada berkumpul dan bertemunya berbagai elemen masyarakat pada saat upacara diselenggarakannya. Dalam masyarakat Bungo, selametan acara keagamaan dan proses sosial memberikan kesempatan berkumpulnya sekelompok orang untuk berdo’a bersama, makan bersama (selametan atau selamatan) secara sederhana, dimana kegiatan tersebut merupakan suatu sikap sosial yang mempunyai makna meningkatkan nilai ukhwah islamiyah terhadap sesama masyarakat. Di samping itu Di selametan juga menjadi media untuk memupuk ikatan persaudaraan di antara mereka. Upacara keagamaan dan proses sosial pada masyarakat Bungo terdapat nilai kearifan lokal berupa tradisi berbagi dengan sesama, sebagaimana tercermin dalam simbol acara berkatan. Masyarakat dengan berbagai latar belakang yang plural, baik yang kaya maupun yang miskin semua berbagi dengan sesama. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan tanda terimakasih kepada Allah SWT. atas apa yang telah dilimpahkan kepada masyarakat. Selain itu, terdapat juga dua unsur dakwah pokok yang terdapat dalam simbol-simbol selametan upacara keagamaan itu. Pertama, simbol perbuatan yaitu kegiatan tukar- menukar, dimana setiap warga dalam acara keagamaan sukarela membawa makanan yang beraneka ragam jenisnya, terdiri dari kue, buah-buahan, kue apem, dan cemilan makanan yang dibuat 80 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 dari beras atau nasi ambengan. Benda- benda ini merupakan simbol pokok dari simbol yang ditampilkan. Kedua, adalah simbol upacara yang terdiri dari ucapan tahlil pendek dan do’a. Semua simbol ini berisi pesan tentang iman dan takwa serta mendo’akan arwah kaum muslimin serta memohon keselamatan Masyarakat Bungo terbagi dua wilayah, yakni wilayah Bungo Kidul (selatan) dan Bungo Lor (utara). Maka Kebanyakan acara-acara besar yang ada di desa dilaksanakan di masjid Jami’ Syuhada’ Bungo Kidul dan Masjid Jami’ Baitur Rasyidin Bungo Lor. Bahkan bisa dikatakan bahwa masjid jami’ Syuhada’ yang ada di Bungo Kidul ini adalah masjid yang tertua yang ada di desa Bungo, dan juga termasuk jadi yang tertua di wilayah kabupaten Demak, selain Masjid Kadilangu dan Masjid Agung Demak. Dikarenakan sejarah mengatakan bahwa Masjid jami’ Syuhada’ ini sudah berdiri sejak periode Walisongo. Masjid tersebut pintunya dari masjid Agung Demak dapat hadiah dari kerajaan di masa Sunan Kalijaga. Setelah ada perubahan pintu yang lama diganti dengan pintu yang baru dibuat oleh ki Ageng Selo. Masjid jami’ Syuhada’ yang tempatnya strategis sehingga banyak orang mendatanginya. Terletak di tengah-tengah pemukiman warga Bungo Kidul dan letak Masjid Jami’ Baitur Rasyidin yang ada di Bungo Lor juga di tengah pemukiman warga yang sangat padat penduduknya. Masjid jami’ Syuhada’ sebelah barat terdapat pemakaman umum juga ada makam salah satu ulama’ yakni makam Mbah Nawawi. Di sebelah timur masjid ada sekolah Madrasah Diniyah yang mana sekolah tersebut hanya fokus mempelajari ilmu agama. Lingkungan Masjid ini merupakan pusat keagamaan di Bungo Kidul, digunakan untuk acara-acara besar. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 81 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Gambar 7 Kegiatan Sedekah Bumi dan Do’a Bersama Untuk kegiatan keagamaan di Masjid jami’ Syuhada’ tergolong padat. Tidak hanya jamaah salat lima waktu saja setiap hari. Namun juga ada kegiatan setiap hari senin subuh ada kegiatan Kajian Al Qur’an, yang diisi oleh Kiyai Muhammad Salim, kebanyakan yang ikut pengjian tersebut adalah ibu-ibu warga sekitar. Untuk hari jum’at sore ada kajian Tafsir Jalalain, kajian ini bersifat umum untuk siapa saja yang mau datang ke Masjid, yang diisi oleh Kiyai Abdul Aziz memberikan Tausiyah. Malam sabtu ada kegiatan Fida Kubro membaca Ayat Suci Al Qur’an Surah Al Ihklas sampai ratusan kali, kegiatan ini bertujuan mempersiapkan diri untuk hidup di Akhirat dengan memperbanyak Dzikir melalui Surah Al Ikhlas. Kemudian malam senin setelah Ibadah Salat Isya ada pembacaan Maulid Nabi oleh Bapak- Bapak atau Remaja warga sekitar. Untuk malam jum’at ada kegiatan pembacaan Maulid Nabi oleh Ibu-Ibu. Kegiatan Maulid Nabi ini yang dilakukan oleh Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu saling 82 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 bergantian di hari yang berbeda. Dan setiap hari selasa pahing ada acara Thariqoh Naqsabandiyyah, acara tersebut untuk umum yang diikuti oleh banyak warga dari desa-desa tetangga. Di masjid Jami’ Syuhada’ juga diadakan pelatihan Hadrah atau Rebbana yang dilakukan oleh Pemuda Pemudi disetiap malam selasa. Agar pemuda yang ada di daerah Bungo memiliki kegiatan positif ada salawatan, dan Masjid menjadi ramai. Selain itu ada rapat bulanan yang diselanggarakan oleh Ta’mir Masjid, yang bertujuan untuk mengevaluasi kepengurusan atau kegiatan yang ada di Masjid Jami’ Syuhada’ Bungo Kidul. Masyarakat Bungo dalam masa sekarang adalah masyarakat yang sangat nyaman dalam keyakinan masing-masing, dalam menjalankan ibadah agama mereka ada yang sungguh-sungguh juga ada yang santai, tidak ada rasa paksaan dari tokoh agama. Masyarakat Bungo dalam beragama mengedepankan Akhlaq. Saling menghargai dan menghormati seseorang dalam menjalankan ibadahnya. Dalam hal sosial pembangunan masjid mereka antusias untuk bersedekah. Dalam merenovasi Masjid, mereka bersuka diri untuk menyumbangkan sebagian hartanya tidak ada paksaan dari pihak pengurus masjid. Pemuka agama hanya mengajak kebaikan dan memberi anjuran kepada masyarakat untuk melaksanakan ibadah. Di daerah Bungo Kidul ada beberapa Jam’iyyah diantaranya, Jam’iyyah Al Muqorrobin, Jam’iyyah ini beranggotakan sebagian Bapak- Bapak. Ada Jam’iyyah yang namanya Salafiyyah. Jam’iyyah ini beranggotakan dari kalangan usia lanjut. Selain itu ada Jam’iyyah dari kalangan anak muda yang beranggotakan oleh Pemuda Karang Taruna, dan dari kalangan pemudi disebut dengan Jam’iyyah Fatayat. Semua Jam’iyyah yang dilakukan di daerah Bungo mereka saling Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 83 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 menghargai, tidak ada konflik diantara mereka. Karena masyarakat Bungo adalah mengedepankan kerukunan dalam beribadah. Adapun untuk pelaksanaan dari masing-masing kegiatan keagamaan atau upacara hari besar Islam itu ada yang sama dan ada yang beda menurut kelompok sosial masing-masing. Di samping itu terdapat variasi dalam pengeluaran biaya untuk melaksanakan peringatan hari besar Islam. Pertama, ada hari besar Islam yang dilaksanakan secara meriah (dengan biaya besar) ada yang dilaksanakan biasa saja (dengan biaya yang tidak begitu besar) dan ada yang dilaksanakan secara sepi (dengan biaya kecil). Hampir keseluruhan masyarakat Bungo menyakini bahwa memperingati acara Keagamaan atau upacara hari besar Islam dan proses sosial merupakan tugas agama, dan itu merupakan ibadah. Peringatan hari besar Islam dan proses sosial adalah sarana yang efektif bagi pembinaan dan peningkatan iman dan takwa kaum muslimin. Namun ada juga pemikiran pada sebagian masyarakat untuk mengadakan modifikasi dalam cara memperingati hari besar Islam yakni tidak terlalu disertai dengan penyediaan makanan yang sangat besar yang memerlukan biaya tinggi, tetapi lebih menekankan pada pembinaan rohaninya. Begitulah sedikit gambaran yang bisa saya paparkan dalam sebuah tulisan. Desa Bungo adalah Desa yang sangat harmonis dalam menjalakan ibadah keagamaan maupun sosial, mereka saling menghormati satu sama lain tanpa ada konflik yang memecah belah diantara mereka. Mereka menjujung tinggi Adab Sopan Santun sehingga menciptakan ketenangan dalam hati dan pikiran. Bungoku oohh Bungoku indah nan sejahtera. 84 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 MUTIARA AL-QUR’AN DI BALIK SHUBUH Oleh: Ahmad Faiz Yahya Sudah kita ketahui semua bahwa Al-Quran merupakan kitab suci umat islam yang diturunkan langsung oleh Allah SWT. lewat malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab suci Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam yang dianut oleh hampir seperempat penduduk dunia hari ini. Tidak ada satu buku dan kitab yang paling banyak dibaca dan dihafal di seluruh dunia serta dikaji dari berbagai perspektif keilmuwan melebihi Al- Quran. Sumber Al-Quran sama dengan sumber Taurat, Zabur, Injil dan suhuf-suhuf yang lainnya, yaitu Allah SWT, Tuhan Yang Esa. Al-Quran mendorong manusia agar mengembangkan kemampuan berpikir seimbang dengan kemampuan berzikir, mengingat Allah. Al- Quran menginspirasi perkembangan ilmu pengetahuan dan mengajarkan peran dan tanggungjawab manusia yang diberi amanah ilmu. Al-Quran sebagai pedoman hidup Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 85 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 (manhaj al-hayah) menuntun umat manusia agar memperoleh keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Kegiatan membaca (tadarus), mengaji, dan memahami Al- Quran harus kita laksanakan setiap harinya. Karena banyak sekali manfaat dan pahala yang kita dapatkan dengan membaca Al- Quran. Tidak ada satupun bacaan yang bisa meningkatkan daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Quran. Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan : • Fisiologis yang sangat besar • Penurunan depresi, kesedihan, • Memperoleh ketenangan jiwa, • Menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang- orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Al-Qur’an berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Qur’an terbukti 86 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya. Menurut hasil penelitian ternyata membaca Al-Qur’an sehabis Maghrib dan sesudah Subuh itu dapat meningkatkan kecerdasan otak sampai 80 % , karena di sana ada pergantian dari siang ke malam dan dari malam ke siang hari, di samping itu ada tiga aktifitas sekaligus, membaca , melihat dan mendengar. Seperti halnya di Desa Bungo ini, kegiatan mengaji sehabis sholat subuh gencar digalakkan oleh K.H. Abdurrohim, Imam Masjid Jami’ Baitur Rosyidin. Beliau mengawalinya pada tahun 2017 setelah diangkat menjadi Imam Rowatib Masjid Jami’ Baitur Rosyidin. Sebelum beliau menjadi imam masjid kegiatan mengaji tersebut tidak ada, beliaulah yang memprakasai adanya mengaji habis subuh terhadap anak-anak di Desa Bungo. Berangkat dari keresahan beliau ketika itu, banyak anak-anak yang tidak sholat subuh, hanya Sebagian kecil saja yang bangun untuk sholat subuh. Padahal sholat subuh adalah sholat yang paling istimewa di banding dengan sholat lainnya, banyak sekali pahala dan manfaat dari sholat subuh. Akhirnya beliau mempunyai gagasan kegiatan mengaji sehabis sholat subuh untuk anak-anak. Mau tidak mau harus dilaksanakan walaupun di awal pelaksanaan hanya beberapa anak saja, sekitar sepuluh orang. Namun, ada dukungan dari para orang tua sehingga ngaji tersebut bisa terlaksana hingga sekarang. Pada awalnya memang sangat berat, karena biasanya anak- anak sangat susah untuk bangun subuh. Namun, tanpa henti Mbah Dul (sapaan akrab K.H. Abdurrohim) tetap mengajak anak-anak untuk bisa bangun sholat subuh dan mengaji sehabis sholat. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 87 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Gambar 8 Kegiatan Mengaji Sehabis Subuh di Masjid Jami’ Baitur Rosyidin Dengan dukungan dari para orang tua anak-anak akhirnya terbiasa untuk bangun subuh dan mengaji sehabis subuh. Para orang tua pun senang jika anaknya mau mengaji habis subuh, apalagi dengan membaca Al-Quran di microphone menjadikan para orang tua merasa bangga terhadap anak- anaknya. Semangat dari anak-anak di Desa Bungo ini pun sangat tinggi untuk mengaji. Jumlah anak yang mengaji bisa mencapai 80 anak, jumlah yang sangat fantastis mengingat kegiatan tersebut dilaksanakan di lingkungan desa bukan pondok pesantren. Metode yang dilakukan oleh Mbah Dul dalam mendampingi anak- anak mengaji ini mengadopsi dari mahasiswa yang pernah kuliah kerja nyata di Desa Bungo pada tahun 2018 dan dijalankan hingga sekarang. Dengan menggunakan metode tallaqi atau musyafahah yaitu guru melafadzkan per ayat dengan makhraj dan 88 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 lagu yang pas kemudian ditirukan oleh anak-anak menjadikan mengaji ini lebih interaktif antara guru dengan murid. Diawali dengan membaca Surah Al-Waqiah kemudian dilanjut membaca pelajaran ayat Al-Quran. Setiap harinya paling tidak 5-10 ayat yang dipelajari. Tidak hanya Al-Quran, Mbah Dul juga menyelipkan kitab fiqih dan akhlak kepada anak-anak setiap hari sabtu dan selasa. Kegiatan mengaji ini dilaksanakan setiap hari sabtu sampai kamis di serambi Masjid Jami’ Baitur Rosyidin. Sampai sekarang anak-anak di Desa Bungo masih semangat dalam menjalankan kegiatan mengaji habis subuh di Masjid dengan harapan bisa menjadi bekal kelak ketika sudah dewasa dan bermasyarakat. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 89 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 90 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 PONDOK TAHFIDZ AL-QUR’AN DI PELOSOK DEMAK Oleh: Eka Syafira Millinia & Miya Wijiyanti Desa Bungo merupakan salah satu nama daerah terpencil yang ada di kota Demak. Desa Bungo ini berada di utara Demak dan terletak di pesisir Demak. Di desa ini terdapat berbagai macam pendidikan baik formal maupun non formal serta swasta maupun negeri. Pendidikan tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut pendidikan usia dini (TK), pendidikan usia 6-12 tahun (SD), pendidikan menengah pertama (MTs dan SMP), pendidikan menengah atas (SMA), serta pondok Tahfidz Qur’an Ibu Rozanah yang ada berada di dusun Bungo Kidul yang diapit oleh laut dan santri Masjid Jami’ Baiturrosyidin yang berada di dusun Bungo Lor. Belum banyak yang tahu bahwa di pesolok Demak ini terdapat pendidikan non formal. Salah satunya adalah saya sendiri. Pendidikan non formal ini biasanya disebut dengan pondok atau pesantren. Pesantren ini bernama Ponpes ROYYANUL QUR’AN. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 91 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Ponpes ini terletak di desa Bungo RT 01 RW 02 kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Ponpes ini didirikan oleh ibu Rozanah selaku pengasuh Ponpes tersebut. Ponpes ini berdiri sejak Agustus 2016 dan alhamdulillah jumlah santri kala itu berjumlah 25 orang dan sekarang tersisa 06 orang karena banyak santri yang pindah dan melanjutkan di Ponpes yang lainnya. Semua santri kala itu adalah perempuan dan sekarang pun sama hanya perempuan saja. Kegiatan sehari-hari di Ponpes ini adalah sebagai berikut: 04.00/kurang Bangun tidur 04.00-04.30 Sholat subuh berjamaah 04.30-06.00 Ngaji undaan 06.00-07.00 Persiapan berangkat sekolah 14.00 Kembali ke pondok 14.30-15.30 Istirahat/tidur siang 15.30-16.00 Sholat ashar berjamaah 16.00-17.30 Nderes/bikin undaan/bikin deresan 17.30-18.00 Sholat magrib berjamaah 18.00-19.00 Nderes/bikin setoran 19.00-19.30 Makan malam 19.30-20.30 Ngaji malam/nderesan 20.30-21.00 Sholat isya’ berjama’ah 21.00-21.45 Belajar sekolah 21.45-04.00 Tidur malam Sumber: wawancara dengan pengasuh 92 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 Terkadang para santri ikut membantu ibu Rozanah untuk mengajar ngaji yang bertempat di rumah almarhumah ibundanya. Ibu Rozanah dan para santri mengajar anak-anak kecil yang ada di sekitar desa tersebut, namun ada beberapa yang sudah dewasa tetapi masih ingin mengaji dan memperdalam membaca Al- qur’an. Alhamdulillah selama Ponpes ini berdiri sudah ada satu santri khatam Al-qur’an. Setiap malam tempat ngaji di pondok Tahfidz Qur’an Ibu Rozanah selalu masuk berbeda dengan tempat ngaji yang ada di dusun Bungo Lor. Apabila malam Jum’at tempat ngaji di dusun Bungo Lor diliburkan karena anak-anak mengaji surah yasin di rumahnya masing-masing. Sedangkan tempat ngaji pondok Tahfidz Qur’an Ibu Rozanah tetap masuk dan isi dengan ngaji yasin dan kirim doa secara bersama-sama. Begitulah sedikit gambaran tentang pondok Tahfidz yang ada di pelosok Demak yang bisa saya paparan. Semoga menambah wawasan bagi pembacanya. Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 93 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 94 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 GEMURUHNYA LANTUNAN JUZ 30 DI BUNGO Oleh: Ahmad Burhanuddin Akbar & Aulia Rahmawati Pendidikan Agama Islam Pendidikan Islam diartikan sebagai aktivitas dan sistem pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan untuk mengejawantahkan nilai-nilai ajaran Islam sehingga terbentuk pribadi muslim. Secara faktual, pendidikan. Islam di Indonesia dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu: (1) pondok pesantren, (2) madrasah dan pendidikan lanjutannya, seperti UIN, (3) sekolah Islam (4) pelajaran agama Islam di sekolah dan perguruan tinggi, (5) pendidikan Islam dalam keluarga, masyarakat, dan juga melalui jalur nonformal dan informal. Berdasarkan uraian ini, maka istilah pendidikan Islam yang dimaksudkan dalam tulisan ini mencakup dua makna, yaitu pendidikan Islam sebagai lembaga dan sebagai proses penanaman nilai-nilai Islam. Lembaga pendidikan Islam di Indonesia seharusnya lebih maju Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 95 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 disebabkan social power yang dimilikinya. Ia berada di tengah wilayah yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia. Lembaga pendidikan formal di desa Bungo sendiri tergolong lengkap dari mulai PIAUD, TK, MI, SD, SMP, MTs, bahkan sampai MA. Dan nonformal yaitu MADIN dan Pesantren. Masing- masing lembaga pendidikan tersebut tentunya ada Pendidikan Islam, khususnya di MI, MTs, MA dan MADIN. Kegiatan ke-Agama-an di desa Bungo Bungo terbagi dua wilayah, yaitu wilayah Bungo Kidul (selatan) dan Bungo Lor (utara). Banyakan kegiatan agama yang ada di desa dilaksanakan di masjid Jami’ Syuhada’ Bungo Kidul dan Masjid Jami’ Baitur Rasyidin Bungo Lor. Bahkan bisa dikatakan bahwa masjid jami’ Syuhada’ yang ada di Bungo Kidul ini adalah masjid tertua yang sudah tertulis di bab sejarah desa . Untuk kegiatan ke-agama-an di Masjid jami’ Syuhada’ tergolong padat. Tidak hanya jamaah salat lima waktu saja setiap hari. Namun juga ada kegiatan setiap hari senin subuh ada kegiatan Kajian Al Qur’an,yang diisi oleh Kiyai Muhammad Salim, kebanyakan yang ikut pengjian tersebut adalah ibu-ibu warga sekitar. Untuk hari jum’at sore ada kajian Tafsir Jalalain, kajian ini bersifat umum untuk siapa saja yang mau datang ke Masjid, yang diisi oleh Kiyai Abdul Aziz memberikan Tausiyah. Malam sabtu ada kegiatan Fida Kubro membaca Ayat Suci Al Qur’an Surah Al Ihklas sampai ratusan kali, kegiatan ini bertujuan mempersiapkan diri untuk hidup di Akhirat dengan memperbanyak Dzikir melalui Surah Al Ikhlas. Kemudian malam 96 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 senin setelah Ibadah Salat Isya’ ada pembacaan Maulid Nabi oleh bapak-bapak atau remaja warga sekitar. Untuk malam jum’at ada kegiatan pembacaan Maulid Nabi oleh Ibu-Ibu. Kegiatan Maulid Nabi ini yang dilakukan oleh bapak-bapak dan Ibu-Ibu saling bergantian di hari yang berbeda. Dan setiap hari selasa pahing ada acara Thariqoh Naqsabandiyyah, acara tersebut untuk umum yang diikuti oleh banyak warga dari desa-desa tetangga. Di masjid Jami’ Syuhada’ juga diadakan pelatihan Hadrah atau Rebbana yang dilakukan oleh Pemuda Pemudi disetiap malam selasa. Agar pemuda yang ada di daerah Bungo memiliki kegiatan positif ada salawatan, dan Masjid menjadi ramai. Selain itu ada rapat bulanan yang diselanggarakan oleh Ta’mir Masjid, yang bertujuan untuk mengevaluasi kepengurusan atau kegiatan yang ada di Masjid Jami’ Syuhada’ Bungo Kidul. Peserta didik MI menghafalkan Juz-30 Salah satu program extra Madrasah Ibtidaiyah di desa bungo tentang agama Islam yaitu peseta didik dibolehkan untuk menghafal Alquran Juz 30, akan tetapi tidak rata-rata peserta didik menglaksanaknnya, tetapi seluruh peserta didik dari siswa kelas 1-6 melakasanakan extra tersebut yaitu menghafalkan Alquran juz 30. Tidak hanya itu Madrasah juga memiliki program sekaligus menuntut peserta didik untuk bisa Sholat dengan benar dan menghafal do’a-do’a setelah Sholat. Hal ini dikarenakan ketegasan dari Kepala Madrasah dalam menerapkan pendidikan karakter beragama Islam sejak usia MI. “Memang dari Madrasah sendiri menuntut mereka (peserta didik) bisa Sholat dengan benar, dari segi bacaan dan gerakan. Apalagi Sholat subuh yang bisa kita lihat Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 97 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 bagaimana cara orang tua mereka mendidiknya. Melihat dari nama sekolah ini adalah sekolah Islam.” Jelas Bapak Nur Wahid selaku Kepala Madrasah. Sebelum masuk pembelajaran jam pertama tepatnya setelah apel pagi seluruh siswa-siswi menghafalkan surat-surat Alquran yang termasuk juz 30 (Setoran) yang di simak oleh Ibu Rohyanah Alkaff murid Bapak Dosen IAIN Kudus Thoifuri selaku guru di Madrasah tersebut. Tidak hanya di Madrasah Ibu Rohyanah juga memiliki Pondok Pesantren Tahfidz untuk kampung ( Pondok Kampung ), setelah maghrib para peserta didik MI mengaji di Pondok tersebut yang dilanjutkan setoran juz 30 program extra dari MI. Rasa semangat anak-anak usia MI membimbing untuk terus belajar dan menghafal menjadikan mereka bisa dikatakan hebat dalam pandangan masyarakat ataupun dimata orang tua merka sendiri. 98 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 AKHLAK BAIK TERUKIR JIWA YANG BAIK Oleh: Eva Syafaatul Usna Dalam pandangan Islam, pendidikan akhlak merupakan salah satu hal penting dalam rangka membangun pribadi- pribadi, masyarakat dan budaya. Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan penting. Akhlak mencakup semua ajaran dalam Islam. Diantaranya yaitu perilaku dalam beribadah dan juga dalam bermasyarakat. Karena seorang mukmin melakukan ibadah bukan hanya semata menggugurkan kewajiban, tetapi juga ada akhlak-akhlak dalam beribadah yang harus dilakukan. Begitu juga dalam bersosial, banyak orang yang bermasyarakat lebih memilih memikirkan dirinya sendiri tanpa dilandasi dengan akhlak. Akhlak yang baik dapat mencegah dekadansi moral, degradasi nilai, serta kemerosotan hati dan pikiran. Akhlak menuntun manusia kepada nilai-nilai kemuliaan dan kedamaian serta saling menghargai satu sama lain. Kehidupan muslim yang Wonderland Bungo; Kisah Sebuah 99 Pengabdian di Desa Nan Ajaib

KKN-IK IAIN Kudus 2021 baik adalah yang dapat menyempurnakan akhlaknya sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW sebagai sumber suri tauladan kehidupan. Pentingnya peranan akhlak dalam masyarakat Indonesia pun sedikit banyak dapat terlihat dari corak pendidikannya. Selama ini masyarakat terkenal mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai akhlak dan etika yang baik. Maka dari itu terukirnya Akhlak yang baik harus selalu di terapkan sejak sedini mungkin. Berbicara tentang akhlak yang baik, Senin, 20 September 2021 tepatnya di Madrasah Ibtidaiyyah Matholiul Falah Bungo, beberapa Mahasiswa IAIN Kudus melakukan penelitian di Madrasah tersebut guna memberikan sosilisasi tentang Moderasi Beragama. Tujuan di laksanakannya kegiatan sosialisasi ini agar siswa-siswi MI Matholiul Falah Bungo menjadi paham tentang pentingnya nilai-nilai Moderasi beragama serta menjadi generasi muda yang baik dan berakhlaqul karimah. Sebelumnya, desa bungo adalah salah satu desa yang memiliki Sekolahan tingkat Dasar yang cukup banyak. Terdapat 4 Sekolah Dasar di desa Bungo ini salah satunya ialah Madrasah Ibtidaiyyah Matholiul Falah Bungo. Madrasah Ibtidaiyyah Matholiul Falah Bungo berlokasikan di JL. KYAI NAWAWI Desa Bungo Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Madrasah ini sudah terakreditasi A yang tentunya Madrasah sudah memiliki fasilitas yang memadai. Madrasah ini juga mempunyai bangunan yang sudah baik dan tempat yang strategis, dan juga lingkungan yang bersih serta luas. Berbeda dari sekolah-sekolah lainnya hal yang paling terkesan adalah siswa-siswi dari Madrasah Ibtidaiyyah Matholiul Falah Bungo ini, hampir semua muridnya mempunyai prilaku yang 100 Wonderland Bungo; Kisah Sebuah Pengabdian di Desa Nan Ajaib


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook