DIAGNOSTIC VASCULAR
DAFTAR ISI 02 Daftar Isi 03 Kata Pengantar 04 Kontributor Penulis dan Editor 05 Peran Perawat Pada Pasien dengan Pemeriksaan Penunjang Non Invasif Vaskular 06 P intervensi Endovenous Laser Treatment dan Mapping CVI dengan Dupleks Vaskular Ultrasound 07 Pemeriksaan Duplex Ultrasound Vaskular Pada Pasien dengan Chronic Venous Insufisiensi (CVI) 08 Pemeriksaan Duplex Ultrasound Vaskular Pada Pasien dengan Peripheral Artery Diseases (PAD) 09 Asuhan Keperawatan Pasen Yang Akan Dilakukan Pemeriksaan DNI Vaskula 10 Pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI)
KATA PENGANTAR Ibnu Sofa, S.Kep, Ns Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, Ketua ACN sehingga penulis dapat menyelesaikan modul Diagnostic Vascular . Tak lupa juga mengucapkan salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena berkat beliau, kita mampu keluar dari kegelapan menuju jalan yang lebih terang. Kami ucapkan juga rasa terima kasih kami kepada pihak-pihak yang mendukung lancarnya modul ini mulai dari proses penulisan, editing sehingga pada hari ini bisa sampai ke tangan saudara-saudari sekalian. Adapun, modul kami yang berjudul ‘Diagnostic Vascular ini telah selesai kami buat secara semaksimal dan sebaik mungkin agar menjadi manfaat bagi pembaca yang membutuhkan informasi dan pengetahuan mengenai dasar-dasar diagnostic vascular. Demikian modul ini kami buat, dengan harapan agar pembaca dapat memahami informasi dan juga mendapatkan wawasan mengenai diagnostic vascular dan dapat bermanfaat bagi praktisi kesehatan dalam arti luas. Kami sadar, masih banyak luput dan kekeliruan yang tentu saja jauh dari sempurna tentang modul ini. Oleh sebab itu, kami mohon agar pembaca memberi kritik dan juga saran yang membangun. Terimakasih
KONTRIBUTOR PENULIS dr. Taofan, Sp.JP (K), FIHA, FICA, FAsCC, FSCAI Konsultan Endovascular KHoindsaultyaan tEundsosvhasocluelah, S.Kep., Ns. Perawat Vascular Ana Susanti, S.Kep., Ns. Perawat Vascular Windi Astria, A.Md. TKV. Teknisi Vascular Jeany Tirsa, A.Md. TKV. Teknisi Vascular EDITOR Lili Apriliani Putri, S.Kep., Ns Perawat, RS Jantug Darah Harapan Kita
Peran Perawat Pada Pasien dengan Pemeriksaan Penunjang Non Invasif Vaskular I. Hasil Belajar dan Indikator Hasil Belajar A. Hasil Belajar: Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami tentang hasil pemeriksaan vascular serta macam dan jenis pemeriksaan yang dilakukan. B. Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat: 1. Mengetahui Anatomi, fisiologi dan pathosiologi vascular. 2. Mengetahui jenis dan macam-macam pemeriksaan vaskular. 3. Mengetahui macam-macam kelainan vaskular II. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok A. Materi Pokok: Diagnostic Non Invasif Vaskular B. Sub Materi Pokok 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Peran dan Fungsi 4. Jenis dan Indikasi pemeriksaan DNI Vaskular 5. Modalitas Vaskular 6. Askep DNI Vaskular 7. Pemeriksaan Vaskular 8. Jenis, Indikasi dan Persiapan pemeriksaan Vaskular Dasar dan Advance 9. Analisa hasil pemeriksaan dalam Aplikasi Asuhan Keperawatan III. Uraian Materi A. Pengertian Pemeriksaan Vaskular atau ultrasound pembuluh darah adalah suatu teknik pemeriksaan pembuluh darah Aorta abdominalis dan pembuluh darah perifer dengan menggunakan gelombang suara-ultra (ultrasound). Pemeriksaan ini merupakan suatu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis, menentukan tata laksana, dan memprediksi prognosis kasus-kasus penyakit pembuluh darah. Gelombang ultrasound, yaitu gelombang suara di atas ambang dengar manusia (>20.000 Hz). Frekuensi gelombang yang digunakan pada pemeriksaan vaskular adalah 10-20 MHz. B. Tujuan a. Evaluasi gambaran struktural anatomi Aorta abdominalis dan pembuluh perifer. b. Menetapkan derajat severitas dari kelainan pembuluh darah ACN Indonesia, 2023 1
c. Mendeteksi morfologi struktur anatomi flow pada seluruh pembuluh darah (kekakuan, pembukaan /penutupan katup vena, tebalnya, geraknya, anomali). d. Menilai kemampuan gerak dinding pembuluh darah aorta abdominalis dan pembuluh darah vena dan arteri perifer akibat penyempitan pembuluh darah aorta abominalis atau pembuluh darah perifer. e. Memeriksa ukuran pembuluh darah apakah ada pelebaran,penyempitan serta sebagai penegas gambaran diagnostic dari MSCT Scant. f. Memeriksa apakah ada kelebihan cairan di dalam pembuluh darah perifer yang dapat mengganggu fungsi pembuluh darah perifer terutama pada hipertensi vena perifer. g. Melihat aliran pembuluh darah dari dan yang menuju jantung. h. Melihat apakah ada kebocoran pada katup-katup pembuluh darah vena perifer. i. Melihat adakah tumor atau gumpalan darah di dalam pembuluh darah. j. Anatomi Vaskular: ACN Indonesia, 2023 2
Arteri: ACN Indonesia, 2023 3
Vena: Layer of Vessel: ACN Indonesia, 2023 4
Sirkulasi pembuluh darah: C. Peran dan fungsi: ACN Indonesia, 2023 5
D. Jernis -jenis dan indikasi pemeriksaan DNI Vaskular Berikut merupakan jenis-jenis pemeriksaan DNI Vaskular: 1. Trans Cranial Doppler (TCD) 2. Duplex Sonography Carotis 3. Duplex Sonography Ekstremitas atas 4. Duplex Sonography Renalis 5. Duplex Sonography Abdominalis 6. Duplex Sonography Femoralis 7. Flow Mediated Dilatation (FMD) 8. Pletismography (ABI) 9. Pulse Wave Velocity (PWV) 10. Laser fluximetri ACN Indonesia, 2023 6
Berikut merupakan jenis-jenis pemeriksaan DNI Vaskular: 1. Trans Cranial Doppler (TCD) Pemeriksaan TCD bertujuan untuk menilai aliran pembuluh darah arteri di otak (Patensi Sirkulus Wilisi). Indikasi: 1. Stroke 2. Vertigo 3. Migrain 4. Pusing yang berkepanjangan 5. Menentukan MBO (Mati Batang Otak) 6. Patensi Sirkulus Wilisi ACN Indonesia, 2023 7
Pembuluh darah yang diperiksa saat TCD 2. Pemeriksaan DUS Carotis Pemeriksaan ini bertujuan utnuk menilai struktur anatomi pembuluh darah dan beserta aliran darah dari jantung menuju otak. INDIKASI a. Stroke b. Pusing yang berkepanjangan c. Hiperkolesterolemia d. Bruit e. Tangan atau kaki terasa lemas/kesemutan ACN Indonesia, 2023 8
3. Pemeriksaan DUS Extremitas Atas Pemeriskaan ini bertujuan untuk mengetahui aliran pada pembuluh darah extremitas atas. INDIKASI: a. Oedema pada tangan b. Nyeri pada tangan c. Nadi pada tangan lemah/tak teraba d. Post catheterisasi e. Pre Op (pengambilan arteri radialis untuk by pass) f. Evaluasi untuk pemasangan cimino ACN Indonesia, 2023 9
Tampilan klinis Duplex Sonografi extremitas atas 4. DUS Extremitas Bawah Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai struktur anatomi pembuluh darah arteri dan vena dari jantung menuju ke kaki dan kembali ke jantung. Indikasi: a. Oedema pada tungkai ACN Indonesia, 2023 10
b. Nyeri/merasa tdk nyaman pada tungkai c. Nadi pada kaki lemah/tak teraba d. Post puncture tungkai e. Pre Op (pengambilan vena di kaki) Gambaran pasen dengan keluhan vascular kaki 5. Pemeriksaan FMD Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai fungsi endotel dan elastisitas pembuluh darah arteri baik di jantung maupun di luar jantung. Indikasi: a. Pasien dengan kelainan coroner (PJK/CAD) b. Sebagai pengganti pemeriksaan tredmill bagi pasen yang tidak mampu melakukan tredmill test. ACN Indonesia, 2023 11
6. Pemeriksaan ABI/Pletismography/Rheography/TBI Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada gangguan iskemik pada tungkai bawah. ABI/Pletismography/Rheography/TBI: Menilai perbedaan tekanan sistolik pressure antara kaki ankle kanan-kiri dengan Tangan (arteri bachialis)kanan-kiri Cara membaginya : Nilai tekanan sistolik pressure di kaki dibagi dengan nilai tekanan sistolik pressure di tangan 7. LDF (Laser Doppler Fluximetri) Pemeriksaan ini bertujuan: a. Untuk mengetahui gangguan pada arteriole dan venula microsirkulasi b. Untuk menetukan batas amputasi pada pasen dengan gangguan ganggren diabeticum. ACN Indonesia, 2023 12
c. Untuk menilai keberhasilan pada pasen dengan terapi hiperbarik(sebelum dan sesudah hiperbarik). d. Untuk menilai progress kemajuan dari proses healing luka. e. Untuk menentukan TcPO2 pada luka diabet. 8. Pemeriksaan DUS Renalis dan Abdomen Tujuan: • Untuk menilai fungsi serta aliran di ginjal dan di aorta abdominalis • Untuk mengevaluasi pasen yang punya riwayat pengobatan hipertensi tapi tidak kunjung turun tekanan darahnya(masih saja hipertensi). 9. Pemeriksaan PWV (Pulse Wave Velocity): Tujuannya: a. Untuk mengetahui apakah seseorang bisa terkena kelainan PJK b. Untuk menilai/memprediksi kelaian aterosklerosis c. Untuk menilai kwalitas pembuluh darah seseorang d. Untuk menentukan elastis atau tidaknya pembuluh darah seseorang Cara melakukan pemeriksaannya: Dengan menempelkan alat pada pembuluh darah Arteri Carotis,arteri radialis,arteri femoralis,arteri dorsalis pedis. Bentuk Hasilnya seperti ini: ACN Indonesia, 2023 13
ARTERI 1. Aterosclerosis /Plaque 2. Stenosis/Oklusi 3. Acut limb ischemic (ALI) 4. Chronic limb ischemic/Claudicatio 5. Critical limb ischemic 6. Aneurisma arteri/aorta 7. Diseksi Aorta 8. Pseudoaneurisma 9. AV-Fistula 10. Takayasu 11. Kawasaki 12. Hemangioma 13. Vaskulitis /spasme VENA 1. Deep Vein Thrombosis ( DVT ) 2. Vena CAVA Syndrome 3. Chronic Venous Insuffisiensi ( CVI ) 4. Varicose (Varises ) 5. Thromboplebitis E. Modalitas Vaskular 1. B Mpode/ 2 Dimensi Pemeriksaan vaskular dua dimensi (2-D) adalah pemeriksaan yang paling umum digunakan untuk melihat struktur pembuluh darah aorta abdominalis ataupun pembuluh darah arteri dan vena perifer secara lebih natural.Pemeriksaan ini, melihat anatomi dinding aorta abdominalisdan perifer serta flownya dapat dinilai, juga katup-katup dan pembuluh darah vena perifer serta hubungan flow, aliran,serta kecepatan antara berbagai struktur anatomi aorta abdominalis dan perifer. Struktur lain di dalam maupun di luar ruang pembuluh darah seperti misalnya: massa, trombus, kebocoran,pelebaran pembuluh darah arteri ataupun vena serta ,sobekan,sambungan pembuluh darah aorta maupun perifer.Dapat di deteksi dengan pemeriksaan 2-D. Vaskular dua dimensi memungkinkan bidang jaringan (baik kedalaman dan lebar) untuk pencitraan secara real time. Dengan demikian, hubungan anatomis antara berbagai struktur pembuluh darah aorta abdominalis dan perifer arteri serta vena lebih mudah diapresiasi daripada gambar USG. 2. Color Teknik pemeriksaan Color merupakan modalitas penting karna dapat melihat apakah ada hambatan ataupun sumbatan pada pembuluh darah baik menghasilkan pecitraan satu dimensi dari struktur pembuluh darah berdasarkan warna yg mengisi lumen pembuluh darah. Baik aorta,arteri maupun vena Pemeriksaan color digunakan terutama untuk menilai flow dan kemampuan pengisian pembuluh darah baik aorta, arteri maupun vena secara keseluruhan.. 3. Doppler Doppler adalah suatu teknik pemeriksaan yang baik untuk memberikan informasi kecepatan flow pembuluh darah pada keadaan patologis baik aorta, ACN Indonesia, 2023 14
arteri maupun pada vena perifer.selain itu teknik ini juga dapat mendeteksi dan menilai beratnya derajat stenosis aliran pembuluh darah perifer serta abnormal lainnya. Pemeriksaan Doppler yang digunakan dalam pemeriksaan rutin, yaitu spectral Doppler. Dari bentuk kurva doppler didapatkan informasi apakah dalam bentuk trifasik,bifasik, monofasik ataupun dalam bentuk rounded. F. Jenis, Indikasi dan Persiapan Pemeriksaan vaskular arteri dan vena perifer dari tingkat dasar sampai dengan Advance 1. Ultrasonografi Doppler Pengertian: mengevaluasi aliran darah di pembuluh darah utama lengan dan kaki dan di sistem serebrovaskular ekstrakranial. Indikasi Ultrasonografi Doppler • Untuk membantu mendiagnosis insufisiensi vena dan trombosis vena superfisial dan vena dalam (poplitea, femoralis, dan iliaka). • Untuk membantu mendiagnosis penyakit arteri perifer dan oklusi,stenosis arteri. • Untuk memantau pasien yang telah menjalani rekonstruksi arteri dan cangkok bypass. • Untuk mengetahui patensi Grafft • Untuk mengetahui kebocoran pada pembuluh darah vena sebagai indikasi hipertensi vena dan adanya varicose vein. • Untuk mendeteksi kelainan aliran darah arteri karotis yang terkait dengan kondisi seperti subklavian steal syndrom.atau anomali aliran yang berasal dari aorta ke otak. • Untuk mengevaluasi keberhasilan dari tindakan misal :EVLT,Carotis Stent dan stenting Aorta abdominalis,,EVAR,TEVAR Maupun pemasangan cymino atau AV-Shunt • Untuk mengetahui lancar atau tidak aliran baik arteri maupun vena paska tindakan • Untuk mengevaluasi kemungkinan trauma arteri ataupun vena • Untuk mengetahui bentuk kurva doppler sebelum dan sesudah dilakukan suatu tindakan seperti: PTA, PIAT, PTV dll. Prosedur pemeriksaan Duplek Ultrasonografi Peran perawat dalam ruangan vaskular: • Jelaskan kepada pasien bahwa ultrasonografi Doppler digunakan untuk mengevaluasi aliran darah diotak, extremitas atas maupun bawah,jelaskan pada pasien apa maksud,tujuan,dan kegunaan pemeriksaan yang dilakukan. • Yakinkan pasien bahwa proses pemeriksaan tidak berbahaya dan aman karna sifatnya non invasif. • Infokan pada pasen jika saat pemeriksaan handphone,alat elektronik sebaiknya dimatikan agar tidak mengganggu proses ACN Indonesia, 2023 15
pemeriksaan(interpretasi alat)anjurkan pasen untuk memberika jawaban jika memahami apa yang diinfokan. • Beritahukan pasen jika ada rasa tidak nyaman segera memberitahukan petugas yang melakukan pemeriksaan.. • Anjurkan pasen didampingi keluarga saat pemeriksaan karna jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti vagal,sesak nafas,chest pain perdarahan dll.. • Perawat harus memberi tahu lokasi yag mungkin akan menjadi tempat meletakan probe, hal ini penting mengingat pasien kemungkinan akan merasa tidak nyaman privasinya.terutama daerah selangkangan,maka perawat harus mampu memberi rasa trust dan nyaman kepada pasen Evaluasi arteri perifer • Untuk evaluasi arteri perifer di kaki, tempat tes yang biasa adalah arteri femoralis communis dan superfisial, poplitea, tibialis posterior, dan arteri dorsalis pedis,interdigitalis. • Untuk evaluasi arteri perifer di lengan, tempat pemeriksaan yang biasa adalah arteri subklavia, brakialis, radial, dan ulnaris proksimal sampai dengan distal Evaluasi vena perifer • Untuk evaluasi vena perifer di kaki, tempat yang dilakukan pemeriksaan yang biasa adalah vena iliaka,vena femoralis communis,femoralis superfisialis,vena popliteavena ,tibialis posterior-anterior. • Untuk evaluasi adakah tanda emboli paru,bentuk bekuan daerah yang dilakukan biasanya Vena Cava Inferior (IVC)vena iliaka communis,vena iliaka eksterna,vena femoralis communis,vena femoralis superfisialis,vena poplitea vena tibialis posterior-anterior. Analisis hasil • Vena Doppler normal yang terjadi secara spontan dengan pernapasan pasien. Sesuai ispirasi dan ekspirasi karna vena bergerak sesuai gravitasi. • Temuan Kritis dan Intervensi Potensial : ALI, DVT dan Emboli paru (PE),Diseksi Aorta. • Lokasi bekuan atau sumbatan pada arteri dan vena yang terjadi ALI maupun DVT • Bentuk penampakan kaki umumnya bengkaknya unilateral pada DVT dan ALI adakah tandapenurunan perfusi perifer • Jika ada ulkus vena hal yang harus diperhatikan adakah tanda infeksi pada luka,adanya hiperpigmentasi,diameter ukuran kaki,adakah varices • Kaji adakah tanda stroke • Perhatikan cara bicara pasen adakah pelo,gangguan keseimbangan,tinitus,riwayat pusing berulang,riwayat sinkop,sering terasa nyeri dan kebas ACN Indonesia, 2023 16
• Timbulnya tanda penurunan perfusi perifer,adanya ,Luka,adanya rasa Nyeri,perubahan warna kulit • Pulsasi teraba atau tidak • Onset kejadian berapa lama jika ALI kurang dari 14 hari • Kronologi kapan ,dimana,serta setelah dilakukan apa sehingga pasen timbul keluhan. • Dan jika CLI lebih dari 14 hari,jika terjadi hal ini lakukan sesuai protokol ruterford sehingga dapat diketahui apakah bisa dilakukan suatu intervensi Peran Perawat dalam Tindakan pemeriksaan Vaskular • Sebelum Prosedur a. Asesment Pasien dengan membawa surat pengantar pemeriksaan b. Proses pemeriksaan yang akan dilakukan • Selama Prosedur Antisipasi adanya komplikasi yang mungkin terjadi misal jika terjadi vagal segera siapkan trolley emergency a. Siapkan oksigen jika dibutuhkan, b. Lakukan pengukuran hemodinamik c. Siapkan obat-obatan kegawat daruratan Jantung. • Setelah Prosedur a. Kaji keluhan pasien b. Raba pulsasi dan warna kulit c. Pantau tanda-tanda vital IV. Referensi Al-Khaffaf,Haytam,Sharon Dorgan (2005),Vascular Disease a Handbook for Nurses,Cambrigr University Press. Bulecheck,gloria M.et all.(Ed)2013 Nursing intervention Classification(NIC)(Sixth edition)St.Louis,missouri’s Elseversier. Sunu,Ismoyo,(2018) materikkuliah CVI dan varicose vein,Jakarta :RS jantung dan pembuluh Darah harapan Kita. Task II ESC Sidewy,Anton n et .all (Ed),2019 Ruerford’s Surgery and Endovscular Theraphy Volume 1,Philadelphia:Elsevier ACN Indonesia, 2023 17
Peranan Perawat dalam intervensi Endovenous Laser Treatment dan Mapping Chronic venous insufficiency (CVI) dengan Dupleks Vaskular Ultrasound Hidayatusoleh, Skep, Ners I. Hasil Belajar dan Indikator Hasil Belajar A. Hasil Belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu mengetahui peran perawat dalam intervensi Endovenous Laser Treatment dan Mapping Chronic venous insufficiency (CVI) dengan Dupleks Vaskular Ultrasound. B. Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat: 1. Menjelaskan konsep dasar Endovenous Laser Treatment dan Mapping Chronic venous insufficiency (CVI) dengan Dupleks Vaskular Ultrasound 2. Melakukan tatalaksana Analisa dan intervensi keperawatan terhadap hasil pemeriksaan Endovenous Laser Treatment dan Mapping Chronic venous insufficiency (CVI) dengan Dupleks Vaskular Ultrasound II. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok A. Materi Pokok: Peranan Perawat dalam intervensi Endovenous Laser Treatment dan Mapping Chronic venous insufficiency (CVI) dengan Dupleks vaskular Ultrasound. B. Sub Materi Pokok 1. Pendahuluan 2. Konsep EVLT a. Pengertian b. Indikasi c. Konsep CVI d. kontra indikasi e. Pemeriksaan Duplex vaskular extremitas bawah f. Alur Tndakan g. Pre tindakan ACN Indonesia, 2023 1
3. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan intervensi EVLT a. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan intervensi EVLT b. Pengkajian c. Diagnosa keperawatan d. Tindakan dan evaluasi keperawatan 4. Edukasi paska tindakan. III. Uraian Materi: Peranan Perawat dalam intervensi Endovenous Laser Treatment dan Mapping Chronic venous insufficiency (CVI) dengan Dupleks vaskular Ultrasound 1. Pendahuluan Intervensi Endovenous laser treatment (EVLT), merupakan intervensi non bedah untuk treatmen penyakit karena Chronic Venous Insufficiency (CVI). (Navarro, L., Min, R. J., & Boné, C. (2001). Sebelum di perkenalkan tindakan EVLT tindakan pembedahan streeping di lakukan pada masalah CVI dan varicose vein. tindakan secra operasi membutuhkan lamanya masa pemulihan dengan perawatan luka yng disertai nyeri pada paska phelebctomi. (Med J Indones. 2013;22:117-20) sebelumya dari hasil penelitian metode intervensi EVLT ini lebih efektif dan efisien dari sisi outcome. menunjukan obliterasi vena suoerfisialis setelah di lakukan evaluasi dengan Duplex ultrand setelah 5 tahun indakan EVLT 95%-98% di bandingkan dengan tindakan sejenis lainnya. EVLT vena tungkai bawah adalah tindakan yang di lakukan untuk kelainan vena superfisialis great saphenous Vena/ saphena Magna), Small Saphenous Vein/ Saphena Parva, varicose vein dan perforator. perawatan paska tindkan yang singkat dan tidak meninggalkan bekas luka. Tindakan EVLT dapat dilakukan di ruang Cath, ruang Operasi ataupun ruang Recovery Room. Sepanjang indakan ini tidak memerlukan anastesi spinal. tindakan EVLT pertama kali dilakukan di rumah sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita di mulai sejak 2009 lebih dari 20 tahun. dengan tindakan perbulanya lebih dari 20 kali tindakan, data tindakan ECVLT tahun 2019 sejumlah 150 pasien (data Medical Record RSJPDHK.2019). Kini tindakan EVLT sudah mulai tersebar di seluruh rumah sakit di indonesia.baik di rumah sakit tipe A dan B. EVLT ACN Indonesia, 2023 2
ini adalah suatu tindakan untuk mengobliterasi dengan cara ablasi vena superfisialis. yang didiagnosa karena Chronic Veneous Insufficiency (CVI). CVI ini adalah suatu kumpulan gejala klinik yang terjadi pada oranag -orang masih produktif muda ataupun pada orang tua, yang berpengaruh terhadap menurunya produktifitas dan gangguan aktifitas sehari -hari. Vena memiliki katup-katup yang mempunyai fungsi agar ketika darah balik kejantung tidak kembali kebawah. bila darah vena kaki yang menuju kejantung balik/ refluk karena insuficiency vena maka darah di vena tungkai akan terkumpul sehingga tekanan vena meningkat mengakibatkan edema tungkai dan selanjutnya timbul keluhan-keluhan lainya. menurut data survailence prevlace data di usa lebih dari 25 juta dengan CVI dengan 6 juta berlanjut disertai gejala. Kembali saat diadakan program skreening venus di amerika terdeteksi CVI lebih dari 30% dan berlanjut timbul gejajal klinis sampai 10% (AHA article Vol 130 no.4 2014). penegakan diagnosa ven ditemukan adanya CVI adalah menggunakan pemeriksaan Duplex ultrasound vaskular extremitas bawah. karakter aliran vena bersifat pasif maka pemeriksaan Duplex ultrasound vaskular sebagai pilihan kelas satu. Alat duplex ultrasound berfungsi dan digunakan untuk mapping dan guiding vena saat tindakan EVLT. Pemaparan materi ini bertujuan untuk memberikan arahan pengetahuan dan informasi tentang asuhan pasein berkaitan intervensi EVLT. Dimana sharing ilmu dalam paparanya, kami ambil dari literatur dan asuhan praktek klinik intervensi EVLT yg dilakukan dilingkungan RS. Jantung dan Pembuluh darah Harapan Kita (RSJPDHK). dalam hal ini perawat sebagai pemberi asuhan berperan sebagai sirkulat, scrubing dan perawat ruangan di bahas mulai dari persiapan dari awal pre tindakan, intra tindakan dan post EVLT, tetukan makalah ini bisa jadi tambah referensi bagi sejawat untuk dapat di aplikasikan di masing-masing rumah sakit khusunya yang baru memulai tindkan EVLT. Metode pemaparan penyajian di buat semenarik mungkin menggunakan foto atau gambar-gambar diperoleh dari kasus-kasus yang kami temui. Selama ikut serta dalam proktorship dan tindakan EVLT di internal RSJPDHK dan dibeberapa rumah sakit eksternal lainya. berkaitan dengan kemampuan perawatnya kami masih menemukan tenaga perawat yang belum terpapar dalam pemberian asuhan keperawatan berhubungan dengan Intervensi EVLT, hal ini membuat kerja tim tidak dapat berjalan sebagaimana yang di harapkan. ACN Indonesia, 2023 3
2. Konsep EVLT 1. Pengertian Tindakan non bedah / minimal invasif dengan memasukan catheter ablasi kedalam vena saphena yang menyebabkan koaptasi dinding vena atau kolaps 2. Indikasi Insufisiensi vena superfisial dengan diameter >3,5 mm 3. Konsep CVI Chronic Venous Insufficiency (CVI) yang terjadi pada tungkai bawah adalah keadaan katup-katup vena mengalami incompente sehingga darah balik yang menuju ke jantung sebagian akan kembali ke lower limb, proses ini terjadi secara terus menerus yang mengakibtakan tekanan darah meningkat pada vena-vena tersebut. darah menjadi stasis pengendapan leukosit dan terperangkap kedalam jaringan dinding terluar pembuluh darah. kejadian ini menimbulkan keluhan dan gejala klinik seperti edema tungkai terjadi saat setelah melakukan aktifitas pekerjaan sehari-hari. umumnya edema tungkai ini timbul saat sore hari dan di pagi hari edema berkurang sampai hilang setelah bangun tidur. gejala lain yang mengikuti seperti timbul kram kaki, perasan kaki tidak nyaman karena kebas, dan kladukasio vena. Resiko celulitis berulang, thromobosis vena. Perubahan warna kulit terjadi seiring dengan timbiulnya rasa gatal pada kulit kaki seperti dermatitis dan berlajut ketingkat ulkus vena ACN Indonesia, 2023 4
4. Kontra Indikasi a. Trombosis vena superfisialis b. AV fistel antara vena superfisial dengan arteri c. Infeksi akut 5. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Duplex Vaskular extremitas bawah . adalah pemeriksan diagnostik non invasif DNI). pemeriksaan ini lebih efesian mudah murah tanpa perlu perisiapan pasien tempat dan alat. pemeriksaan ini menggunakan suatu alat Ultrasound dengan tranduser linear 12 MHz. pemeriksaa ini menginvestigasi berupa strukutur anatomi dinding pmbuluh darah dan aliran darah vena. Diperoleh temuan adanya thrombus, CVI dengan kategori berat,sedang dan ringan pada vena- vena dalam dan superfisialis. Nilai reflux bila time reflux > 500 m/s CVI berat > 1000 m/s. Pasien saat di periksa posisi berdiri untuk mendapatkan nilai reflux yang optimal. ACN Indonesia, 2023 5
6. Alur Tindakan EVLT Poliklinik rawat jalan adalah tempat pertama pasien datang kerumah sakit untuk berobat. dimulai dari pengkajian dasar assesmen awal, pemeriksaan fisik sampai pemeriksaan penunjang duplek ultrasound, dari pemeriksaan ini di tegakan diagnosa medis CVI. sebelum di tentukan tondakan evlt di lakukan konfrensi bedeh. pasien di jadwalkan untuk tindakan EVLT pasien masuk rawat inap untuk dilakukan tindakan EVLT . satu hari paska tindakn evlt pasien dipulangkan Alur Tindakan EVLT ACN Indonesia, 2023 6
7. Pre Tindakan a. Persiapan pasien dan administrasi 1) Membawa Surat Pengantar Masuk Rawat (SPMR) dari dokter untuk dilakukan Endovenous Laser terapi (EVLT). 2) Surat ijin tindakan yang sudah ditandatangani oleh pasien, dan atau keluarga, dokter dan perawat 3) Status pasien (status biru dan status poli) 4) Cek ulang: a) Cek hasil Lab: Hb,HT,Lekosit, dan HbSAg b) Cek hasil Duplex Sonografi (Terutama ukuran - ukuran Vena luar ) c) Gelang pasien terpasang d) Hasil Konsultasi dengan anestesi ACN Indonesia, 2023 7
5) Pasien 8 Sebelum tindakan terapi laser endovenous: a) Pasien puasa ± 10 jam (puasa makan mulai jam 22.00, minum air putih terakhir jam 4:00 WIB). b) Pastikan pasien tidak menggunakan antikoagulan atau sudah menghentikan antikoagulan sesuai waktu eliminasi obat c) Cuci kaki d) Ganti pakaian pasien dengan pakaian dari RSJHK. e) Ukur BB dan TB f) Ukur tanda – tanda vital g) Pasang IV line di tangan kiri no. 18 / 20 6) Mesin dan alat a) Mesin Endovenous ablasi berfungsi atau tidak b) Cek mesin duplex sonografi dan tranduser Linear c) Bedside monitor d) Trolley Emergency dan DC Shock e) Meja Instrumen f) Standar Infus g) Syring Pump h) Meja Operasi 7) ALKES dan Obat-obatan ACN Indonesia, 2023
a) Alat Tenun Steril o Steri – Strip panjang o Baju Operasi o Steri – Strip Pendek o Handuk Kecil Panjang o Surgeon Cap o Duk Besar Berlubang o Surgical Marker Pen o Laken Besar o Three Way Biasa o Stik Laken o Three Way Buntut o Sarung Kaki o Under Pad o Depper b) Alat Instrumen Steril o Kassa Segi Empat Besar o Kom Besar o Sufratule o Kom Sedang o Catheter Jelly o Kom Kecil o Manometer Line o Bengkok besar o Micropore 1 inchi o Duk Klem o Nasal Canula o Bak Spuit o Needle No. 18 o Needle no. 21 c) Alat Kesehatan habis pakai o Oxygen Supply Tubing o IV Line (Introcan) No. 18, 20, 22 o Alkohol Swab ACN Indonesia, 2023 9 o Disposable Scalpel No. 11 o Disp. Syringe 2,5 cc o Disp. Syringe 5 cc o Disp. Syringe 10 cc o Disp. Syringe 20 cc o Disp. Syringe 50 cc o Hand Scoen non Steril o Infus Set o Introducer kit 5 Fr x 45 cm o Jelly Ultrasound Steril o Leucocrepe 4 Inchi o Leucocrepe 6 Inchi o Masker o Sarung Tangan Steril No. 6,5 o Sarung Tangan Steril No. 7
o Sarung Tangan Steril No. 7,5 o Spinocan no. 27 o Sarung Tangan Steril No. 8 o Tegaderm o Jarum Spinal No 22 panjang d) Obat Habis pakai untuk EVLT dan Anasthesi o Adrenalin o Narfoz 4 mg/cc o Bicnat 8,4 % 25 ml o Pethidin 50 mg/cc o Lidocain 2 % o Pirex infus o Heparin o Propofol 10 mg/cc o Catapres inj o Prostigmin o Efedrin HCL amp o Ranitidin inj o Farmadol infus o Roculax o Fentanil 50 Mcg/cc o Sotatic 10 mg o Ketamin 100 mg/ cc o Sufenta 5 mcg/cc o Marcain Plain 4 % 20 cc o Torasic o Marcain Spinal Heavy o Tramal amp 0,5 % 4 cc o Vascon inj o Midazolam 1 mg/cc o Xylocain Plain 2 % o Miloz 3 mg/cc e) Cairan o Microshield 2 % o Chlorhexidine/Alkohol Skin Antiseptik o Nacl 0,9 % 500 cc o Nacl 0,9 % 25 cc o Water For Injection 25 c o RL 500 cc f) Obat minum Pasien o MPFF o Antibiotika o Analgetik Oral o Analgetik Supp ACN Indonesia, 2023 10
8. PROSEDUR TINDAKAN a. Pasien disiapkan di ruang observasi (Pre EVLT) 1) Ukur TTV 2) TB dan BB 3) Cuci kaki dan cukur bulu pubis 4) Ganti baju Pasien 5) Membuat marker pembuluh darah vena yang akan diablasi. 6) Pasang IV line di tangan kiri b. Pasien dipindahkan ke Ruang Tindakan (Intra Tindakana) 1) Tidurkan pasien dengan posisi terlentang di meja tindakan. 2) Pasang monitoring hemodinamik 3) Pasien ditidurkan (Anastesi). c. Dilakukan aseptik dan antiseptik dengan cara mencuci daerah kaki yang akan dilakukan endovenous ablasi , sepanjang tungkai mulai dari pangkal paha sampai ankle (luar dalam) sambil kaki diangkat. d. Keringkan kaki pasien dengan handuk yang telah disterilkan. e. Pasang duk bolong besar dibawah kaki yang akan dilakukan tindakan f. Bungkus ujung kaki pasien sampai ankle dengan sarung kaki steril, lalu letakan kaki pasien diatas duk besar. g. Tutup bagian atas badan pasien dengan stik laken. h. Lakukan USG pembuluh darah vena saphena magna dan buat marker dengan arteri klem bengkok di sepanjang pembuluh darah vena yang akan di laser (dilakukan dengan alat steril) ACN Indonesia, 2023 11
i. Buat penghubung antar titik – titik (penanda) dengan spidol steril. j. Puncture vena saphena magna pada paha bagian distal, masukan wire. k. Lakukan penyuntikan cairan tumescent di sekitar vena yang akan di ablasi dengan energi. l. Buat luka sedikit untuk memasukan sheath. m. Masukan sheath pendek, cabut wire. n. Hidupkan alat ablasi yang menggunakan energi. o. Hubungkan catheter ablasi ke alat sumber energi. p. Sambung catheter dengan alat sumber energy q. Masukan ujung kateter ablasi ke sheath dan dorong terus sampai ujungnya berada ± 2 cm dari vena saphena junction. r. Beri tanda pada catheter ablasi yang berada di lokasi puncture. s. Mulai melakukan ablasi dengan menghidupkan alat sumber energi dan kateter ditarik keluar secara bertahap t. Kateter yang ditarik sudah mendekati ujung sheath maka sheath ditarik bersama- sama dengan kateter ablasi. u. Matikan alat sumber energi. v. Cek vena yang telah di ablasi dengan alat USG. w. Tutup lubang bekas puncture. x. Sepanjang daerah yang diablasi diletakkan kassa dan tekan daerah tersebut ± 5 menit. y. Balut seluruh kaki pasien (dari ankle sampai inguinal) dengan elastik verband. z. Tindakan selesai, pindahkan pasien ke ruang observasi. ACN Indonesia, 2023 12
ACN Indonesia, 2023 13
9. PASCA PROSEDUR TINDAKAN a. Lakukan manajemen airway b. Observasi TTV ( pasang monitoring ) c. Beri Penghangat dengan Warm Air d. Observasi keluhan pasien Seperti : Mual , Muntah dll. e. Tanyakan dokter anastesi kapan pasien bisa minum, makan, turun dari tempat tidur dan pulang f. Pastikan ICD 9 dan ICD 10 telah diisi oleh dokter 10. Asuhan Keperawatan pasien dengan EVLT a. Pengkajian 1) Sirkulasi Pulsasi perifer, Tekanan darah , Nadi, kapileri refill,extremitas yang di lakukan akses adakah bendungan vena 2) Respirasi Status respirasi, efek sedasi atau anastesi lokal, nafas damal dan dangkal ACN Indonesia, 2023 14
3) Integritas Ego Binggung, khawatir, ketakutanakan proses penyakitatau pengobatan 4) Nyeri dan Kenyamanan Nyeri, kepanasan, merasa tidak nyaman area akses b. Diagnosa Keperawatan 1) Gangguan Rasa Nyaman 2) Nyeri Akut/Kronik 3) Gangguan mobilisasi fisik 4) Resiko Perfusi perifer tidak efektif 5) Resiko gangguan integritas jaringan /Kulit c. Implementasi Nyeri akut/ Kronis 1) Manajemen Nyeri 2) Terapi relaksasi Gannguan Mobilisasi fisik 1) Dukungan ambulasi 2) Dukung mobilisasi Resiko perfusi perifer tidak efektif 1) Perawatan sirkulasi 2) Pemantauan hemodinamik Resiko gangguan integritas jaringan/ kulit 1) Perawatan sirkulasi 2) Pengaturan posisi 11. Edukasi pasca tindakan EVLT a. Hindari aktivitas berat selama 2 minggu missal mengangkat beban berat, naik turun tangga dan lainnya b. Hindari tindakan beraktivitas atau diam pada satu posisi dalam waktu yang lama (1-2 jam) missal duduk, berdiri lama dan berbaring terus menerus c. Pastikan beraktivitas/ latihan tiap jamnya +/- 10 menit d. Tinggikan kaki yang di laser lebih tinggi dari janjtung saat tidur e. Tidak Boleh mandi dengan air hangat selama 2 minggu f. Menjaga kebersihan kaki yang dilakukan tindakan agar tetap bersih dan kering selama minimal 1 hari setelah tindakan EVLT ACN Indonesia, 2023 15
g. Menjaga kebersihan daerah tungkai yang dilakukan PHLEBECTOMY tetap bersih dan kering selama minima 5-6 hari setelah tindakan untuk area paha, telapak dan punggung kaki bolek kena air/ dibersihakan h. Memakai stocking kompresi atau balutan elastis setinggi paha selama 2 minggu, Minggu pertama dipakai terus termasuk waktu tidur, 1 minggu kemudian dilepas saat tidur i. Setelah 2 minggu memakai stocking setinggi lutut (dipakai saat aktivitas atau duduk dalam waktu lama) sesuai petunjuk dokter saat control j. Boleh membawa kendaraan bermotor atau mengemudi dengan syarat memakai stocking k. Kontrol ulang ke dokter jantung dan dokter bedah (jika phlebectomy) 1 minggu setelah tindakan l. Dilakukan evaluasi hasil tindakan ACN Indonesia, 2023 16
DAFTAR PUSTAKA • Al-khaffaf, Haytham, Sharon Dorgan (2005). Vascular Diseases a Handbook for Nurses, Cambridge: University Press • Bulechek,Gloria M et.all. (Ed). 2013 Nursing Intervention Classification (NIC) (sixth edition) St. Louis, Missouri's: Elsevier • Herdsman, T. Heather, shigemi Kamitsuru (Ed).2018-2020. Nursing Diagnosis Definition and Classification NANDA (eleventh edition.). Mediacenter.thiem.com • Mulia E, Sunu I. (2013) Endovenous laser Therapy for varicose vein. Jakarta. Department of Cardiology and Vascular Medicine, FKUI. National Cardiovascular Center Harapan Kita. • Min RJ, Khilnani N, Zimmet SE. (2003). Endovenous laser treatment of saphenous vein reflux: longterm results. J Vasc Interv Radiology • Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2018). Buku Standar Askep SIKI, SIDI, SLKI. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia • Robert T. at all. (2014). Contemporary Reviews in Cardiovascular Medicine. Chronic Venous insufficiency. Journal of America Heart Association (JAHA.) • Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. (2019). Panduan Praktik Kliniks Prosedur Tindakan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, (Ed 2) Jakarta: Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan kita • Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. (2021). Standar Asuhan Keperawatan pasien dengan Prosedur Kardiovaskular. Jakarta: Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan • Sunu, Ismoyo, (2018).Materi kuliah CVI dan varicose Vein , Jakarta: RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita ACN Indonesia, 2023 17
Pemeriksaan Duplex Ultrasound Vaskular Pada Pasien dengan Chronic Venous Insufisiensi (CVI) A. Pendahuluan 1) Deskripsi Singkat Pesatnya perkembangan IPTEK bidang kedokteran berdampak terhadap tuntutan masyarakat agar teknisi kardiovaskular dan perawat khususnya bidang Diagnostik Non Invasif Vaskular mampu memberikan pelayanan sesuai dengan perkembangan terkini. Pemeriksaan duplex ultrasound vaskular ektremitas bawah khususnya kasus CVI semakin meningkat setiap tahunnya. Banyak masyarakat yang belum mengetahui kasus CVI sehingga melakukan pengobatan yang tidak sesuai dengan kasus CVI tersebut dan akan berakibat fatal salah satunya terjadi emboli paru. Dengan hal tersebut Pemeriksaan duplex ultrasound vaskular khusunya kasus CVI sangat penting untuk dilakukan dan diketahui oleh masayarakat. Diharapkan melalui kegiatan pelatihan ini dapat memberikan pembelajaran dan refreshing pengetahuan serta keterampilan bagi tenaga kesehatan di Indonesia. 2) Tujuan Pembelajaran : 1. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan pemeriksaan duplex ultrasound ektremitas bawah pada pasien kasus CVI 2. Mampu mengoperasionalkan mesin duplex ultrasound 3. Mampu menilai severitas CVI 3) Materi Pokok 1. Duplex Ultrasound Ektremitas Bawah adalah Suatu pemeriksaan diagnostik non invasif pada pembuluh darah ektremitas bawah dengan menggunakan mesin ultrasound. 2. Mesin Duplex Ultrasound terdiri dari : a. Layar monitor yang berguna untuk memantau semua kegiatan pada saat melakukan pemeriksaan b. Papan Kontrol yaitu Instrumen yang paling penting untuk dipahami oleh Operator, karena pada papan kontrol ini terletak tombol – tombol untuk mengatur fungsi mesin c. Tranduser yang berguna sebagai transmisi dari pembuluh darah ke mesin duplex ultrasound 3. Duplex Ultraosund memiliki tiga modalitas yaitu: a. B-Mode yang berfungsi untuk menilai lokasi vena, identifikasi perforator, mengukur diameter vena saphena magna, menilai apakah vena dapat dikompresi, dan menilai adanya thrombus ACN Indonesia, 2023 1
b. Spektral Doppler berfungsi menilai sumbatan vena, arah aliran, dan mengukur time reflux. c. Color Doppler berfungsi untuk membedakan vena dan arteri, menentukan arah aliran, dan menilai reflux. 4. Setting mesin Duplex Ultrasound dilakukan agar gambaran yang kita dapatkan sesuai dan gambaran yang dihasilkan bisa dinilai dengan benar. a. Modalitas B-Mode kita mensetting gambar agar gambar yang dihasilkan tidak terlalu terang maupun gelap dengan cara menggunakan pengaturan tombol gain dan power untuk mengurangi artefak dan menggunakan pengaturan TGC atau Gain tinggi untuk menyoroti dinding vena saat menguji refluks vena. b. Modalitas Spectral Doppler Atur rentang kecepatan antara +100 hingga -100 cm / s, atur filter dinding ke minimum, buka volume sampel (2 – 2,5 mm), dan atur Sweep Speed ke paling lambat. c. Modalitas Color Doppler atur rentang kecepatan warna antara +10 hingga - 10cm / s, tambah rentangnya, dan mengoptimalkan penguatan warna dan pengaturan prioritas. ACN Indonesia, 2023 2
5. Anatomi Pembuluh Darah Vena Ektremitas Bawah 6. Karakterstik Vena Normal Pada Duplex Ultrasound dengan modalitas B-Mode : 1) Dinding tipis dan halus dan kompresibil komplit 2) Terilhat katup vena ACN Indonesia, 2023 3
3) Valsava: Meningkatkan diameter CFV 7. Karakterstik Vena Normal pada Duplex Ultrasound dengan Modalitas Color Doppler a. Warna tidak berubah : Tidak ditemukan filling defect. b. Kontur flow yang halus: tidak terdapat gangguan aliran 8. Penilaian CVI pada Extremitas Bawah dengan Duplex Ultrasound a. Nilai diameter anatomi vena (vena dalam, vena superfisial, dan vena perforator) b. Nilai kompresibilitas (adakah thrombus atau tidak) c. Nilai Severitas refluks baik di vena dalam atau vena superfisialis 9. Menilai Reflux atau CVI pada Duplex Ultrasound dengan Spectral Doppler Definisi reflux adalah adanya aliran balik >0,5 s, prinsipnya saat melakukan sqeuzze terdapat gambaran reflux ACN Indonesia, 2023 4
10. Cara melakukan augmentasi ( menilai reflux): a. Komppresi manual pada tungkai b. Dengan Valsava c. Untuk vena proximal (vena femoralis communis): kompresi daerah paha d. Untuk Pembuluh Darah daerah Betis (Vena Poplitea): Kompresi daerah betis 11. Menilai reflux atau cvi dengan modalitas color Doppler pada duplex ultrasound: pasien disarankan untuk berdiri, kemudian pasang manset pada betis dan letakan tranduser pada regio poplitea (vena poplitea). Inflet manset kemudian deflet pompa manset lalu nilai pada monitor apakah ada perubahan color dari biru menjadi merah. Jika terjadi perubahan maka reflux dinilai positif. Grade of CVI by Duplex Ultrasound Mild :reflux yang disebabkan oleh manset inflasi Moderate : reflux yang disebabkan oleh inspirasi yang dalam Severe : reflux spontan tanpa induksi ACN Indonesia, 2023 5
12. Tahapan pemeriksaan duplex ultrasound ektremiats bawah pada pasien CVI a. Tempelkan tranduser pada daerah lipatan paha secara transversal (short axis) Femoralis b. Tekan tranduser (commpresi ultrasound) untuk menilai adanya thrombus atau tidak c. Lanjutkan pemeriksaan dengan merubah traduser secara longitudinal (Long Axis) pada lipatan Paha Femoralis (nilai apakah ada thrombus atau tidak pada pangkal katup vena femoralis) d. Tranduser longitudinal (Long axis) Femoralis, klik tombol PW (Pulse Wave) letakan sample volume pas di katup vena kemudian lakukan squezze distal nilai time reflux. e. Tranduser longitudinal (Long axis) Femoralis, klik tombol color atur color box kemiringan disesuaikan dengan kemiringan pembuluh darah ajak bicara pasien atau pasien diminta untuk tarik nafas nilai CVI (dengan melihat perubahan warna biru menjadi merah) f. Tilting tranduser kearah lateral sampai terlihat gambaran vena saphenafemoral junction (SFJ) dan great saphenous vein (GSV) secara long axis (ukur lebar vena saphena juction) g. Geser tranduser ke distal kaki secara short axis (ukur diameter dan jarak great saphenous vein (GSV) proximal) h. Tranduser melintang (Short axis ) vena saphena magna, ukur diameter great saphenous vein (GSV) media dan great saphenous vein (GSV) distal serta jarak great saphenous vein (GSV) ke kulit i. Tranduser longitudinal (Long axis) great saphenous vein (GSV) , klik tombol PW (Pulse Wave) letakan sample volume pas di katup vena kemudian lakukan squezze distal nilai time reflux. j. Tranduser longitudinal (Long axis) great saphenous vein (GSV) , klik tombol color atur color box kemiringan disesuaikan dengan kemiringan pembuluh darah ajak bicara pasien atau pasien diminta untuk tarik nafas nilai CVI (dengan melihat perubahan warna biru menjadi merah) k. Tempelkan tranduser pada lutut secara transversal (short axis) Poplitea l. Tekan tranduser (commpresi ultrasound) untuk menilai adanya thrombus atau tidak m. Lanjutkan pemeriksaan dengan merubah traduser secara longitudinal (Long Axis) pada Lekukan Lutut Poplitea (nilai apakah ada thrombus atau tidak pada pangkal katup vena poplitea) n. Tranduser longitudinal (Long axis) Poplitea , klik tombol PW (Pulse Wave) letakan sample volume pas di katup vena kemudian lakukan squezze distal nilai time reflux ACN Indonesia, 2023 6
o. Lanjutkan pemeriksaan pada daerah betis distal medial dan geser ke arah proximal secara Transversal (Short Axis) Vena Perforator (Ukur diameter vena perforator dan jarak dari kulit) p. Vena perforator yang lebih dari 3,5 mm harus dicatat dan dianggap signifikan untuk insufisiensi vena kronis q. Tranduser longitudinal (Long axis) Vena Perforator, klik tombol PW (Pulse Wave) letakan sample volume kemudian lakukan squezze distal nilai time reflux. B. Kegiatan Belajar Kegiatan belajar dilakukan dengan metode presentasi, tanya jawab secara offline. Refrensi: 1. Myers K, Clough A. Making Sense of Vascular Ultrasound. 2004 2. Thrush A. Hartshorne T. Peripheral vascular ultrasound: How, why, when. Elsevier Churcill Livingstone. London, 2nd edition, 2005. ACN Indonesia, 2023 7
Pemeriksaan Duplex Ultrasound Vaskular Pada Pasien dengan Peripheral Artery Diseases (PAD) A. Pendahuluan 1) Deskripsi Singkat Peripheral Arterial Disease (PAD) adalah semua penyakit yang terjadi pada pembuluh darah setelah keluar dari jantung dan aorta, meliputi arteri karotis, arteri renalis, arteri mesenterika dan semua percabangan setelah melewati aorta iliaka termasuk ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. PAD lebih sering terjadi pada ektremitas bawah daripada ektremitas atas, penyebab utama dari penyakit ini adalah aterosklerosis (Antono & Hamonangani, 2014). Definisi PAD secara luas yaitu penyakit vaskular yang terutama disebabkan oleh aterosklerosis dan tromboemboli yang dalam proses patofisiologi mengubah struktur dan fungsi aorta yang normal, yaitu cabang arteri visceral dan arteri ektremitas bawah (Hirsch, Haskal, & Hertzer, 2006). Pesatnya perkembangan IPTEK bidang kedokteran berdampak terhadap tuntutan masyarakat agar teknisi kardiovaskular dan perawat khususnya bidang Diagnostik Non Invasif Vaskular mampu memberikan pelayanan sesuai dengan perkembangan terkini. Pemeriksaan duplex ultrasound vaskular ektremitas atas dan bawah khususnya kasus PAD semakin meningkat setiap tahunnya. Banyak masyarakat yang belum mengetahui kasus PAD sehingga melakukan pengobatan yang tidak sesuai dengan kasus PAD tersebut dan akan berakibat fatal salah satunya terjadi Ikemaian jaringan pada kedua ekstremitas atas dan bawah. Dengan hal tersebut Pemeriksaan duplex ultrasound vaskular khusunya kasus PAD sangat penting untuk dilakukan dan diketahui oleh masayarakat. Diharapkan melalui kegiatan pelatihan ini dapat memberikan pembelajaran dan pengetahuan serta keterampilan bagi tenaga kesehatan di Indonesia. 2) Tujuan Pembelajaran : 1. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan pemeriksaan duplex ultrasound ektremitas atas dan bawah pada kasus PAD 2. Mampu mengoperasionalkan mesin duplex ultrasound 3. Mampu menilai grade stenosis, dan menilai adanya oklusi yang disebabkan karena plaque, thrombus pada ekstremitas atas dan bawah 3) Materi Pokok ACN Indonesia, 2023. 1
1. Duplex Ultrasound Ektremitas Atas dan Bawah adalah Suatu pemeriksaan diagnostik non invasif pada pembuluh darah Arteri ektremitas atas dan bawah dengan menggunakan mesin ultrasound. 2. Mesin Dupleks Ultrasound terdiri dari: a. Layar monitor yang berguna untuk memantau semua kegiatan pada saat melakukan pemeriksaan b. Papan Kontrol yaitu Instrumen yang paling penting untuk dipahami oleh Operator, karena pada papan kontrol ini terletak tombol–tombol untuk mengatur fungsi mesin c. Tranduser yang berguna sebagai transmisi dari pembuluh darah ke mesin duplex ultrasound 3. Duplex Ultraosund memiliki tiga modalitas yaitu: a. B-Mode yang berfungsi untuk menilai lokasi arteri, identifikasi adanya plaque, thrombus pada arteri ekstremitas atas dan bawah. b. Spektral Doppler berfungsi menilai sumbatan arteri, arah aliran, dan menilai grade stenosis dan adanya oklusi pada arteri ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan doppler dilakukan 3 titik pengambilan yaitu: Prestenosis/ oklusi, In Stenosis /Oklusi dan Post Stenosis /Oklusi. ACN Indonesia, 2023. 2
c. Color Doppler berfungsi untuk menilai stenosis dengan adanya turbulensi aliran pada arteri ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. 4. Setting mesin Duplex Ultrasound dilakukan agar gambaran yang kita dapatkan sesuai dan gambaran yang dihasilkan bisa dinilai dengan benar. a. Modalitas B- Mode kita mensetting gambar agar gambar yang dihasilkan tidak terlalu terang maupun gelap dengan cara menggunakan pengaturan tombol gain dan power untuk mengurangi artefak dan menggunakan pengaturan TGC atau Gain tinggi untuk menyoroti dinding pembuluh darah arteri untuk dapat menilai adanya plaque, thrombus. ACN Indonesia, 2023. 3
b. Modalitas Spectral Doppler Atur rentang kecepatan antara +100 hingga -100 cm / s, atur filter dinding ke minimum, buka volume sampel (2 – 2,5 mm), dan atur Sweep Speed ke paling lambat. c. Modalitas Color Doppler atur rentang kecepatan warna antara +10 hingga - 10cm / s, tambah rentangnya, dan mengoptimalkan penguatan warna dan pengaturan prioritas. 5. Anatomi Pembuluh Darah Arteri Ekstremitas Atas dan Bawah Anatomi Pembuluh Darah Arteri Esktremitas Atas : a. Arteri Subklavia b. Arteri Axilaris c. Arteri Brachialis d. Arteri Radialis e. Arteri Ulnaris f. Arteri Interdigitalis g. Arkus Palmaris h. Arteri Digitalis Anatomi Pembuluh Darah Arteri Ekstremitas Bawah: a. ArterI Femoralis communis b. Arteri femoralis Superfisialis c. Arteri Femoralis Profunda d. Arteri Poplitea e. Arteri tibialis anterior f. Arteri tibialis posterior g. Arteri interdigitalis ACN Indonesia, 2023. 4
h. Arteri digitalis 6. Tahapan pemeriksaan duplex ultrasound ektremiats atas pada pasien PAD. a. Tempelkan transduser pada arteri ulnaris secara long axis nilai adakah plaque, thrombus dan berikan color, kemudian lakukan pengambilan Spectrum Doppler dengan menempatkan sample volume di tengah arteri ulnaris b. Tempelkan transduser pada arteri radialis secara long axis nilai adakah plaque, thrombus dan berikan color, kemudian lakukan pengambilan Spectrum Doppler dengan menempatkan sample volume di tengah arteri radialis. c. Tempelkan transduser pada arteri brachialis secara long axis nilai adakah plaque, thrombus dan berikan color, kemudian lakukan pengambilan Spectrum Doppler dengan menempatkan sample volume di tengah arteri brachialis d. Tempelkan transduser pada arteri axilaris secara long axis nilai adakah plaque, thrombus, dan berikan color, kemudian lakukan pengambilan Spectrum Doppler dengan menempatkan sample volume di tengah arteri axilaris e. Tempelkan transduser pada arteri subklavia secara long axis nilai adakah plaque, thrombus dan berikan color, kemudian lakukan pengambilan Spectrum Doppler dengan menempatkan sample volume di tengah arteri subklavia. 7. Tahapan pemeriksaan duplex ultrasound ektremitas bawah pada pasien PAD. a. Tempelkan transduser pada arteri tibialis anterior secara long axis nilai adakah diffusse sclerotic, thrombus dan berikan color, kemudian lakukan pengambilan Spectrum Doppler dengan menempatkan sample volume di tengah arteritibialis anterior b. Tempelkan transduser pada arteri tibialis posterior secara long axis nilai adakah diffusse sclerotic, thrombus dan berikan color, kemudian lakukan pengambilan Spectrum Doppler dengan menempatkan sample volume di tengah arteri tibialis posterior. c. Tempelkan transduser pada arteri poplitea secara long axis nilai adakah plaque, thrombus dan berikan color, kemudian lakukan pengambilan Spectrum Doppler dengan menempatkan sample volume di tengah arteri poplitea d. Tempelkan transduser pada arteri femoralis secara long axis nilai adakah plaque, thrombus dan berikan color, kemudian lakukan pengambilan Spectrum Doppler dengan menempatkan sample volume di tengah arteri femoralis. B. Kegiatan Belajar ACN Indonesia, 2023. 5
Search