BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampung Wisata Pancer merupakan model pariwisata berkelanjutan dengan pendekatan pariwisata berbasis masyarakat yang diresmikan pada tanggal 19 Desember 2018 oleh Pemerintah Kota Serang. Kampung Wisata Pancer berada di Kota Serang bertempat di Jl. Pelabuhan Karangantu Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen – Kota Serang Provinsi Banten. Sekitar 25 km timur Kota Serang, atau 15 km barat Kota Serang, dan 30 km selatan Kota Serang. Lokasi ini mudah ditempuh dari Kota Cilegon, dan Kabupaten Serang (Company Profile Kampung Wisata Pancer). Kampung Wisata Pancer merupakan kampung rintisan yang memanfaatkan potensi alam sebagai obyeknya. Dalam hal ini yang ditonjolkan dalam obyek wisata ini adalah wisata bahari, wisata mangrove, wisata kuliner dan kerajinan. Kampung Wisata Pancer bertujuan untuk memperluas wawasan, pengalaman rekreasi. Apabila kampung wisata ini dikelola dengan baik akan bermanfaat terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sadar wisata, meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam, memberikan nilai rekreasi, dan mengembangkan ekonomi masyarakat. Diresmikannya Kampung Pancer sebagai Kampung Wisata adalah salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Serang untuk memaksimalkan potensi wisata sekaligus pemberdayaan masyarakat sekitar, dalam hal ini melalui warga anggota Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) KiAmuk 1
2 sebagai pengelola dan FEB Untirta bersama Organisasi Hijau Persada sebagai pendamping. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada hari kamis, 10 desember 2020 ke Kampung Wisata Pancer dalam melakukan wawancara Ketua Pokdarwis KiAmuk pak Mandalika mengatakan bahwa pengembangan kampung rintisan menjadi kampung wisata di awali dengan analisis potensi wisata yang ada disana, selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rencana pembentukan kampung wisata. Pada tahun 2019 berkat upaya masyarakat setempat, Kampung Pancer sudah berkembang menjadi Kampung Wisata Pancer yang diresmikan oleh Pemerintah Kota Serang sebagai obyek wisata yang berbasis Community based tourism yang menekankan pembangunan pariwisata pada masyarakat lokal baik yang terlibat langsung maupun yang tidak terlibat langsung pada industri pariwisata. Masyarakat melalui Pokdarwis bersama FEB Untirta dan Organisasi Hijau Persada melakukan identifikasi potensi wisata yg dimiliki di kampungnya (Kelurahan Banten) dan memprakarsai pembangunan Kampung Wisata. Ibu Arfah juga menambahkan program pendampingan yang dilakukan oleh FEB Untirta dan Organisasi Hijau Persada mengalami kesulitan dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer dikarenakan waktu yang terbatas, maka dari itu dalam proses pendampingannya tidak maksimal. Upaya Kampung Wisata Pancer dalam pengembangannya memanfaatkan potensi wisata yang dapat berfungsi sebagai pemberdayaan masyarakat selaras dengan
3 pemberdayaan masyarakat parwisata (community based tourism). Pemberdayaan masyarakat dimaksud adalah kampung wisata yang dapat mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat pekampungan. Hal ini selaras dengan pendayagunaan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Persoalannya adalah bagaimana masyarakat perkampungan bisa dibina secara berkesinambungan, agar potensi-potensi yang dimiliki daerah digali secara optimal, sehingga dapat memberikan hasil maksimal bagi masyarakat kampung, pengusaha dan menjadi sumber pendapatan yang dapat diandalkan. Dalam pengembangnnya terdapat tiga komponen penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. Ketiga komponen tersebut harus berkesinambungan sehingga Kampung Wisata Pancer memiliki daya saing yang tinggi. Dilihat dari komponen pertama yaitu Atraksi, dalam pengembangannya Kampung Wisata Pancer sudah memiliki atraksi yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Atraksi wisata yang dimiliki Kampung Wisata Pancer seperti : 1. Wisata Alam merupakan kegiatan wisata bahari yang berlangsung di wilayah pesisir atau laut yang meliputi wisata pantai, wisata bentang laut, dan wisata bawah laut. Wisata bahari dapat memperbaiki ekosistem dan lingkungan pemukiman masyarakat pantai, dan nelayan. Dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dari pemanfaatan jasa kelautan dan perikanan. Wisata bahari yang dimaksud meliputi wisata antar pulau, wisata keliling pulau, dan snorkling. Dalam pengembangannya Kampung
4 Wisata Pancer mengeksplor kembali objek wisata yang sudah ada, salah satunya wisata mangrove. Wisata mangrove banyak diminati oleh para wisatawan yang berkunjung ke Kampung Wisata Pancer selain bisa berfoto, setiap weekend selalu mengadakan penanaman mangrove untuk para wisatawan yang berkunjung. Gambar 1.1 (Obyek wisata kampung Wisata Pancer Wisata Alam) Sumber: Instagram Kampung Wisata Pancer 2. Wisata Budaya merupakan kegiatan wisata yang bisa dilakukan di Kampung Wisata Pancer umumnya berkaitan dengan sejarah perkembangan Banten karena posisinya yang berada di Kawasan Pelabuhan Karangantu yang dulunya merupakan pusat perdagangan. Terdapat beberapa etnis yang singgah dan akhirnya menetap kemudian membawa adat dan budayanya masing-masing. Penduduk dari berbagai etnis ini yang merupakan mayoritas diantaranya adalah Sunda (Cirebon), Jawa dan para pelaut Bugis yang terasimilasi sehingga menjadikan keragaman budaya ini sebagai daya tarik tersendiri di Kampung Pancer.
5 Rampak Bedug, Debus, Silat, Ketimpringan dan Perkawinan Suku Bugis adalah beberapa bentuk budaya yang bisa disaksikan sebagai atraksi wisata di Kampung Pancer. Gambar 1.2 (Wisata Budaya Kampung Wisata Pancer Debus) Sumber: Instagram Pokdarwis Kiamuk 3. Wisata Buatan, Kampung Wisata Pancer sudah menyiapkan beberapa paket wisata buatan dalam bentuk wisata edukasi sebagai produk pariwisata kampung ini. Kegiatan wisata edukasi yang bisa dilakukan di Kampung Wisata Pancer diantaranya adalah belajar menganyam jaring, pengalaman sehari menjadi nelayan, kegiatan memanen kerang serta aktivitas daur ulang sampah plastik untuk dirubah menjadi kreasi pajangan dan hiasan. Kampung Wisata Pancer juga menggabungkan kegiatan ini dengan paket wisata edukasi ke Kawasan Kesultanan Banten diantaranya mengunjungi Keraton Kaibonan, Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, Benteng Spelwijck dan mengunjungi Vihara Avalokitesvara dengan konsep walking tour.
6 Saat ini program pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata sedang gencar-gencarnya dilakukan. Sehingga potensi daerah atau kampung atau desa dapat digali dan dikembangkan. Termasuk diantaranya merubah sampah menjadi sebuah solusi dan menghasilkan bagi masyakat (From Trash to Cash). Sebagai perkampungan pesisir yang padat penduduknya Kampung Wisata Pancer juga memiliki masalah sampah, yaitu sampah rumah tangga dari peduduk, atau pun limbah wisata yang dihasilkan dari kegiatan wisata di lingkungan Kampung Wisata Pancer. Sebagai salah satu usaha mewujudkan Sapta Pesona dan menambah daya tarik di rintisan Kampung wisata Pancer, Pokdarwis Kiamuk mengembangkan pemberdayaan masyarakat melalui Pengolahan Sampah. Gambar 1.3 (Obyek Wisata Kampung Wisata Pancer Wisata Buatan) Sumber: Instagram Arfah Sihabuddin Dilihat dari komponen kedua yaitu Amenitas, Di Kampung Wisata Pancer terdapat 11 rumah yang dijadikan Homestay sebagai alternative penginapan. Karena mengedepankan konsep pemberdayaaan masyarakat, homestay dijadikan pilihan yang tepat bagi wisatawan untuk bisa merasakan kehidupan masyarakat nelayan di Kampung Wisata Pancer. Selain itu terdapat juga toko,
7 warung, kios dan rumah makan sebagai sarana pelengkap di tempat ini. Dilihat dari komponen ketiga aksesiblitas, terdapat kendaraan umum yang keluar masuk Kawasan Kampung Wisata Pancer mulai dari pagi hingga dini hari. Akses kendaraan umum dari dan menuju kota serang pun terbuka selama 24 jam melalui terminal kota serang. Tidak jauh dari Kampung Pancer juga terdapat stasiun kereta Karangantu sehingga jalur kereta bisa dijadikan sebagai alternatif menuju dan dari Kampung Wisata Pancer. Akan tetapi sempat dikeluhkan karena akses jalan yang parah di jalan utama Kampung Pancer, kini akses jalan tersebut sudah dilakukan proses betonisasi sebagai upaya Pemerintah Kota Serang dalam menambah kenyamanan wisatawan di satu- satunya tempat wisata pantai di Kota Serang tersebut. Dalam pengelolaan Kampung Wisata Pancer Pokdarwis Kiamuk memiliki prestasi mendapatkan Juara 1 Lomba POKDARWIS Tingkat Provinsi dan Juara 3 Kategori Mandiri Tingkat Nasional, akan tetapi perlu adanya pola pembinaan agar para pelaku pariwisata dan pelaku wisata secara sinergis dapat merencanakan, menyusun, memprogramkan kampung wisata yang bermanfaat bagi masyarakat, pengusaha dan pemerintah. Perlu adanya komunikasi yang baik antarpihak yang berkepentingan, dengan terjalinnya komunikasi yang baik antarpihak maka harmonisasi sosial dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer ini akan tercapai. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi dan penggunaan strategi komunikasi harus dimiliki oleh semua pihak. Strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan komunikasi(communication planning) dan manajemen komunikasi
8 (communication management) untuk mencapai suatu tujuan, untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasharus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif. Strategi komunikasi, baik secara makro (plammed multi-media strategi) maupun secara mikro (single communication medium strategi) mempunyai fungsi ganda (Effendy, 2000: 300). Kota Serang merupakan daerah otonomi baru hasil pemekaran Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Pemerintah Kota Serang beranggapan jika meningkatkan wisatawan ke Kota Serang maka pendapatan asli daerah Kota Serang akan meningkat dan perawatan pariwisata tidak terlalu besar anggarannya dibanding anggaran lain. Maka dari itu pemerintah Kota Serang mengembangkan destinasi wisata yang ada di Kota Serang. Kota Serang memilki banyak pariwisata yang potensial diantaranya, sebagai berikut : Tabel 1.1 Destinasi wisata Kota Serang No. Destinasi Wisata Kecamatan 1. 2. Masjid Agung Banten Kasemen 3. 4. Rumah Hutan Cidampit Taktakan 5. Batu Gede Sayar Taktakan Kapal Bosok Curug Cagar Alam Pulau Dua Kasemen
9 6. Pantai Gope Kasemen 7. Kampung Wisata Karondangan Taktakan 8. Kampung Wisata Situ Ciwaka Walantaka 9. Kampung Wisata Pancer Kasemen (Sumber: Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Serang) Pariwisata merupakan bidang yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Di era globalisasi seperti ini pariwisata menjadi industri yang sangat pesat perkembangannya, Hampir semua wilayah mengembangkan indutsri pariwisata, baik dari aspek pengembangan obyek wisata, transportasi, dan bentuk pemasaran wisata. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian lapangan dengan judul “Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang (Studi kasus Pokdarwis KiAmuk Kampung Wisata Pancer, Kasemen)” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kampung Wisata Pancer merupakan kampung wisata yang berbasis Community Based Tourism. 2. Program pendampingan yang dilakukan oleh Feb Untirta dan Organisasi Hijau Persada yang kurang maksimal. 3. Pokdarwis Kiamuk memiliki prestasi mendapatkan Juara 1 Lomba POKDARWIS Tingkat Provinsi dan Juara 3 Kategori Mandiri Tingkat Nasional.
10 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat menghambat peneliti, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Ada pun batasan masalah dari penelitian ini adalah yaitu hanya Strategi Komunikasi Pokdarwis KiAmuk dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi pemilihan komunikator dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer? 2. Bagaimana strategi penyusunan dan penyampaian pesan dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer? 3. Bagaimana strategi pemilihan dan pengunnaan media dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer? 4. Bagaimana strategi pengenalan khalayak dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan peneliti sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui strategi pemilihan komunikator dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer.
11 2. Untuk mengetahui stratgei penyampaian pesan dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. 3. Untuk mengetahui strategi pemilihan dan pengunnaan media dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. 4. Untuk mengetahui strategi pengenalan khalayak dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. 1.6 Manfaat Penelitian Penulis berharap agar peneltian ini memiliki manfaat, dintaranya: 1.6.1 Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembangunan ilmu dan sebagai bahan referensi rekan – rekan mahasiswa dalam bidang Ilmu Komunikasi. 1.6.2 Manfaat Praktis a. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan tentang pengembangan melalui komunikasi pariwisata pada Kampung Wisata Pancer. b. Pemerintah Penelitian ini diharapkan sebagai acuan untuk melaksanakan program pemerintah dalam pengembangan pariwisata. c. Pengelola Penelitian ini diharapkan sebagai acuan untuk mengembangkan kearifan lokal yang ada di Kampung Wisata Pancer.
12 1.7 Sistematis Penulisan Sistematis penelitian yang dilakukan oleh penulis meliputi : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas hal – hal yang menuju pokok permasalahan yang diteliti dalam penulisan proposal skripsi ini. Untuk mengarahkan peneliti membahas melalui : latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan masalah, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan penelitian analisis deskriptif serta objek penelitian yang akan diteliti BAB IV : HASIL PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai analisis data dan pembahasan dari judul yang diangkat dengan keterkaitan dalam menggunakan teori komunikasi. Dalam bab ini, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam perumusan masalah. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari bab-bab sebelumnya serta saran peneliti terhadap objek penelitian.
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian berjudul Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang studi kasus Podarwis KiAmuk Kampung Wisata Pancer, Kasemen dilakukan setelah mengkaji dan meneliti berbagai literatur seperti buku, jurnal dan literasi mengenai konsep strategi kampanye dan juga berbagai sumber lainnya. Adapun dari beberapa sumber tersebut peneliti mendapatkan tiga penelitian terdahulu yang menjadi acuan sebagai perbandingan dan kajian. Hasil- hasil penelitian yang diambil tidak terlepas dari topik yang dibahas oleh peneliti. Beberapa penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh : Encang Saepudin, Agung Budiono, Asep Saeful Rohman dari Program Studi Ilmu Perpustakaan Fikom Unpad Tahun 2016, dengan judul Strategi Komunikasi dalam Pengembangan Desa Wisata Agro di Kabupaten Bandung Barat Berdasarkan hasil penelitian, Desa yang mmeiliki potensi sebagai Desa Agro Wisata di Kabupaten Bandung Barat, perlu diadakannya pola pembinaan agro wisata agar para pelaku pariwisata dan pelaku pertanian secara sinergis dapat merencanakan, menyusun, memprogramkan agro wisata yang bermanfaat bagi masyarakat, pengusaha, dan pemerintah. Dalam hal ini perlu adanya komunikasi yang baik antar pihak. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik antar pihak maka harmonisasi sosial dalam pengembangan desa wisata agro ini akan tercapai. Desa wisata agro ini menggunakan teori Strategi komunikasi sangat penting karena ia merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dan
14 manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan, dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, Focus Group Discussion, dan studi pustakan penelitilian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan komunikasi dan manjemen komunikasi dalam pengembangan desa wisata agro di Kabupaten Bandung Barat. Manfaat dari hasil penelitian ini adakah memberikan masukan bagi pemerintah dan beberapa pihak yang terkait mengenai strategi komunikasi (pola komunikasi efektif) dalam pengembangan desa wisata, sehingga pihak- pihak tersebut mampu membuat kebijakan-kebijakan yang sangat tepat dalam pengembangan desa wisata terutama desa wisata agro di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian selanjutnya ialah yang dilakukan oleh : Devi Fitriani, Abd. Rasyid Masri, Kamaluddin Tajibu, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Alauddin Makassar Tahun 2020, dengan judul “Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Obyek Wisata Pantai Mandala Ria Di Kabupaten Bulukumba” Penelitian ini mengkaji Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Obyek Wisata Pantai Mandala Ria Di Kabupaten Bulukumba. Potensi social budaya masyarakat Ara-Lembanna dalam mengembangkan obyek wisata pantai Mandala Ria yakni antara lain wisata bahari, wisata budaya dan social budaya. Peluang mengembangkan pantai Mandala Ria Ara-Lembanna yakni keindahan pantai dan pelestarian sejarah dan memadukan antara wisata bahari dan wisata budaya. Sedangkan tantangan mengembangkan obyek wisata pantai Mandala Ria Ara- Lembanna yakni akses jalan, kepemilikan lahan, peningkatan sumber daya
15 manusia, kurangnya promosi wisata, dukungan pemerintah kabupaten belum optimal, masih lemahnya keterampilan yang professional, kurangnya perhatian dalam pelestarian lingkungan, dan menciptakan souvenir pariwisata. Strategi komunikasi menjadi sangat penting bagi pengembangan sebuah organisasi/perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Analisa dalam pengembangan strategi komunikasi berdasarkan dimensi-dimensi strategi yang digunakan yaitu tujuan, kebijakan dan program. Oleh karena itu, penyusunan strategi komunikasi merupakan langkah taktis yang bersifat sistematis dalam pencapaian tujuan organisasi. Strategi komunikasi Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba dalam mengembangkan potensi obyek wisata pantai Mandala Ria Ara-Lembanna yaitu promosi pariwisata Bulukumba go digital. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi sosial budaya masyarakat dalam mengembangkan pantai Mandala Ria. Untuk mengetahui peluang dan tantangan dalam mengembangkan objek wisata pantai Mandala Ria Ara-Lembanna, dan untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan Dinas Pariwisata Bulukumba dalam mengembangkan potensi objek wisata Pantai Mandala Ria Ara-Lembanna. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian diantaranya yaitu observasi, wawancara, dan dokumen. Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, analisis perbandingan, dan penarikan kesimpulan. Tinjauan kajian penelitian yang terakhir ialah penelitian yang dilakukan oleh :
16 Saleha Rodiah, Pawit M. Yusup dari Universitas Padjadjaran Tahun 2018, yang berjudul Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Desa Wisata Di Kabupaten Pangandaran. Berdasarkan hasil penelitian, kawasan agro wisata ini perlu dikelola dengan baik agar bermanfaat utamanya dalam meningkatkan konservasi lingkungan, meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam, memberikan nilai rekreasi, meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar. Salah satu contoh nilai manfaat dalam meningkatkan konservasi lingkungan adalah tertanamnya nilai-nilai konservasi yang ditekankan pada keseimbangan ekosistem dan peletakan kemampuan daya dukung lingkungan dalam jiwa masyarakat. Hal ini dapat memberikan dorongan bagi setiap orang agar selalu memperhitungkan masa depan dan pembangunan yang berkelanjutan.Pengembangan agro desa wisata yang sedang dikembangkan di Desa Paledah, Padaherang kecamatan, Kabupaten Pangandaran, berusaha untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Untuk itu diperlukan strategi komunikasi yang tepat dalam membangun sinergi dari pihak-pihak yang terkait untuk dapat direalisasikan dengan baik. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai petajalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Suatu strategi juga merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai
17 tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi komunikasi yang dilakukan dalam pengembangan desa wisata agro di Kabupaten Pangandaran, dalam hal ini di Desa Paledah Kecamatan Padaherang. Strategi komunikasi pengembangan desa wisata agro wisata ditinjau dari: 1) penentuan komunikator; 2) perencanaan dan penyampaian pesan; 3) pemilihan media; dan 4) segmentasi khalayak. Dilakukan dengan metode kualitatif (studi kasus) dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi lapangan, Diskusi Kelompok, dan studi literatur. Hasil dari penelitiannya adalah hak komunikator adalah seorang tokoh masyarakat yang didukung oleh aparatur pemerintah melalui pembangunan yang berkelanjutan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Pesan perencanaan dilakukan melalui transfer ide-ide dalam kemasan informasi yang terintegrasi dengan nilainilai luhur yang ada di masyarakat, misalnya melalui pembacaan bahan-bahan, undangan untuk menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomi di halaman. Sedangkan media komunikasi yang digunakan adalah proposal kegiatan, spanduk dan poster yang dipasang di tempat-tempat strategis dan dapat disampaikan kepada pihak-pihak yang memiliki visi dan misi yang sama. Selain itu, desa wisata agro pelaksana perlu memahami keinginan target audiens dan bekerja sama dengan semua kelompok yang ada di desa Paledah dan tidak mengabaikan peran mereka dalam kelangsungan agro-tourism pembangunan desa.
No. Nama Judul Tab 1. Encang Saepudin, Strategi Komunikasi Tabel Peneli Agung Budiono, Asep dalam Pengembangan Tujuan Saeful Rohman Desa Wisata Agro di Untuk mengetahui Program Studi Ilmu Kabupaten Bandung strategi pemilihan Perpustakaan Fikom Barat komunikator, penyusun Unpad dan penyajian pesan, (2016) strategi pemilihan dan perencanaan media, strategi pengenalan khalayak. 2. Devi Fitriani, Abd. Strategi Komunikasi Untuk mengetahui Rasyid Masri, Dalam Pengembangan strategi komunikasi Kamaluddin Tajibu Obyek Wisata Pantai yang dilakukan Dinas Program Studi Mandala Ria Di Pariwisata Bulukumba Komunikasi Penyiaran Kabupaten Bulukumba dalam mengembangkan Islam potensi objek wisata (2020) Pantai Mandala Ria Ara-Lembanna. 3. Saleha Rodiah, Pawit Strategi Komunikasi Untuk mendeskripsikan M. Yusup Universitas Dalam Pengembangan strategi komunikasi Desa Wisata Di yang dilakukan dalam Padjadjaran Kabupaten pengembangan desa (2018) Pangandaran wisata agro di Kabupaten Pangandaran, dalam hal ini di Desa Paledah Kecamatan Padaherang.
18 bel 2.1 Metodologi Hasil itian Terdahulu Peneliti ini Perlu diadakannya pola menggunakan pembinaan agro wisata agar para Teori Metode kualitatif pelaku pariwisata dan pelaku Peneliti ini pertanian secara sinergis dapat menggunakan merencanakan, menyusun, n Teori Strategi memprogramkan agro wisata Komunikasi yang bermanfaat bagi masyarakat, pengusaha, dan Penelitian ini pemerintah. menggunakan teori Laswell Penelitian ini Strategi komunikasi merupakan n menggunakan upaya yang dilakukan oleh Dinas Deskriptif Pariwisata Kabupaten n Penelitian ini kualitatif Bulukumba untuk terlibat menggunakan langsung dalam proses Teori Strategi pengembangan objek wisata yang Komunikasi ada di Pantai Mandala Ria Bulukumba. l g. Penelitian ini Pengembangan agro desa wisata menggunakan yang sedang dikembangkan di metode penelitian Desa Paledah, Padaherang kualitatif deskriptif kecamatan, Kabupaten Pangandaran, berusaha untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, untuk itu diperlukan strategi komunikasi.
19 Dari tabel 2.1 penelitian yang mendekati dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu penelitian oleh Encang Saepudin, Agung Budiono, Asep Saeful Rohman Program Studi Ilmu Perpustakaan Fikom Unpad 2016, dengan judul penelitian “Strategi Komunikasi dalam Pengembangan Desa Wisata Agro di Kabupaten Bandung Barat”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui strategi pemilihan komunikator, penyusun dan penyajian pesan, strategi pemilihan dan perencanaan media, strategi pengenalan khalayak.. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah untuk mengetahui Strategi Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) KiAmuk dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer. Selain itu metode penelitian yang dilakukan Encang Saepudin, Agung Budiono, Asep Saeful Rohman juga sama yakni menggunakan metode penelitian kualitatif dan pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Namun yang membedakan dari ketiga penelitian terdahulu tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti kali ini berjudul “Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Kampung Wisata di Kota Serang studi kasus Podarwis KiAmuk Kampung Wisata Pancer, Kasemen” yang bertujuan untuk mengetahui upaya Kampung Wisata Pancer dalam melakukan pengembangan.
20 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Pariwisata Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah (Maman 2005: 397). Robert Melntosh bersama Shasikant Gupta juga mencoba mengungkapkan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan daerah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainya (Nyoman 1990: 31). Peran komunikasi sangat penting di dalam bidang pariwisata, baik pada aspek komponen maupun elemen-elemen pariwisata. Peran penting komunikasi bukan saja pada komponen pemasaran pariwisata namun pada semua komponen dan elemen pariwisata memerlukan peran komunikasi, baik komunikasi personal, komunikasi massa, komunikasi persuasif, serta komunikasi lainnya. Dunia pariwisata sebagai kompleks produk, memerlukan komunikasi untuk mengkomunikasikan pemasaran pariwisata, mengkomunikasikan destinasi, dan sumber daya kepada wisatawan dan seluruh stakeholder pariwisata termasuk membentuk kelembagaan pariwisata (Bungin, 2015: 86 dan 88). Komunikasi membantu pemasaran pariwisata diberbagai elemen pemasaran, komunikasi berperan baik di media komunikasi maupun konten
21 komunikasi. Di media komunikasi, tersedia berbagai macam media komunikasi sebagai saluran pemasaran, destinasi, aksesibilitas maupun saluran media SDM dan kelembagaan pariwisata. Komunikasi juga berperan menyiapkan konten pesan yang harus disampaikan kepada masyarakat atau wisatawan, tentang apa yang seharusnya mereka tahu tentang media-media pemasaran, tentang destinasi, aksesibilitas dan SDM serta kelembagaan pariwisata. Komunikasi pariwisata juga dijadikan sebagai disiplin ilmu. Sebagai disipin ilmu, komunikasi telah berperan begitu pesat, terutama di Indonesia. Setelah reformasi, kajian-kajian komunikasi tumbuh subur dan berkembang secara multilinear membangun disiplin-disiplin ilmu baru yang memperkaya khazanah disiplin ilmu komunikasi, (Bungin, 2015: 92). Menurut Burhan Bungin (2015:94) Komunikasi pariwisata memiliki beberapa bidang kajian utama yang dapat dikembangkan sebagai bidang-bidang kajian yang menarik. Bidang-bidang ini akan terus berkembang diwaktu-waktu yang akan dating sejalan dengan berkembangnya kompleksitas kajian di komunikasi pariwisata. Bidang-bidang yang dimaksud oleh Burhan Bungin (2015), salah satunya: 1) Komunikasi Pemasaran Pariwisata Bidang komunikasi pariwisata (tourism communication marketing) atau disingkat (TMC). Bidang tourism communication marketing mengkaji secara keseluruhan dalam konteks komunikasi pemasaran. Bidang ini menjelaskan 7p, Communication Mix, Marketing Mix, dan hal ihwal
22 tentang tourism communication marketing. Bidang ini bidang yang secara utuh membincangkan tourism communication marketing dalam konteks teoritis dan praktis yang lengkap namun tidak spesifik dalam konteks spesialis (Bungin, 2015: 94). 2) Brand Destinasi. Brand destinasi adalah kajian tentang brand destinasi dalam konteks brand produk destinasi, di mana brand destinasi adalah media dan pesan itu sendiri di dalam konteks dan proses komunikasi pemasaran secara umum dan khususnya di dalam konteks pemasaran pariwisata. 3) Manajemen Komunikasi Pariwisata. Di dalam kajian ini, prinsip-prinsip manajemen komunikasi menjadi ulasan-ulasan penting yang dilakukan dan diterapkan di bidang komunikasi pariwisata. Kajian ini mengulas mengenai bagaimana manajemen diterapkan di bidang komunikasi pariwisata, yaitu memenej pemasaran pariwisata, memenej destinasi, memenej aksesibilitas dan memenej SDM serta kelembagaan pariwisata. 4) Komunikasi Transportasi Pariwisata, Masyarakat pariwisata (tourism community) memerlukan informasi tentang aksesibilitas ke destinasi pariwisata. Karena itu salah satu yang terpenting adalah informasi transportasi ketika akan berpergian ke destinasi pariwisata. Hal ini sangat penting dan mengambil hampir separuh perhatian mereka ketika akan berwisata. Karena itu, perhatian khusus di bidang ini sangat penting. 5) Komunikasi Visual Pariwisata, Bidang komunikasi visual pariwisata adalah bidang desain grafis yang sangat menantang di bidang industri
23 pariwisata. Karena itu bidang ini akan selalu berkembang di masa depan di mana kajiannya diarahkan kepada komunikasi entrepreneurship, pentas, seni, dan kebebasan berkreasi. Komunikasi visual pariwisata mengambil sisi kajian konseptual konten komunikasi yang diterapkan pada industri kreatif yang menghasilkan cinderamata, oleh-oleh yang memiliki ikon local tourism yang berkesan dan menjadi brand pariwisata. 6) Komunikasi Kelompok Pariwisata Bidang komunikasi kelompok pariwisata menyangkut kemampuan pribadi pelaku pariwisata baik pemilik destinasi, penguasa venue atau bahkan kemampuan pribadi pramuwisata dan pandu wisata. Bisnis pariwisata bukan bisnis personal, namun bisnis yang dijalankan secara berkelompok sehingga keterampilan komunikasi kelompok menjadi penting. Hal-hal lain yang penting pula dalam kajian ini seperti penyelanggaraan event, dinamika kelompok, kemampuan bertutur, penguasa sejarah destinasi, dan venue wisata (Bungin, 2015:96). Kelompok Sadar Wisata memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer, untuk menarik daya wisatawan Pokdarwis Kiamuk terus berinovasi menciptakan hal yang baru. Mengadakan acara Festival Masyarakat Pesisir yang diadakan di Kampung Wisata Pancer salah satu acara untuk memperkenalkan Kampung Wisata Pancer kepada para wisatawan, dengan cara berkomunikasi langsung dengan para wisatawan. Interaksi yang terjadi antara Pokdarwis Kiamuk dengan Organisasi Hijau Persada dan FEB Untirta sangat baik, dengan
24 cara memberikan pelatihan dan pembinaan kepada Pokdarwis Kiamuk dan masyarakat sekitar guna menyelasraskan tujuan agar tercapainya Kampung Wisata Pancer yang maju. 7) Komunikasi Online Pariwisata. Media online menjadi kajian tersendiri di dalam komunikasi pariwisata, karena itu media online tidak saja dapat digunakana sebagai media pemasaran, namun juga dapat digunakan untuk berbagai kepentingan di dalam dunia pariwisata. 8) Riset Komunikasi Pariwisata. Salah satu ujung tombak pengembangan kajian adalah riset, karena itu komunikasi pariwisata juga menaruh harapan yang tinggi kepada riset ini. Riset komunikasi pariwisata dapat mengambil objek-objek riset pada bidang-bidang kajian komunikasi pariwisata (Bungin, 2015) Melalui pemahaman komunikasi pariwisata diharapkan masyarakat sekitar siap dan mendukung pengembangan wisata di Kampung Wisata Pancer sehingga akan meningkatkan jumlah pengunjung yang datang, yang akhirnya juga akan berimbas kepada pendapatan masyarakat sekitar. 2.2.2 Startegi Komunikasi Strategi komunikasi merupakan perpaduan antara perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Effendy, 2009:32). Dalam menangani masalah komunikasi, para perencana dihadapkan pada sejumlah persoalan, terutama dalam kaitannya dengan
25 strategi penggunaan sumber daya komunikasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Middleton (1980) dalam buku Cangara (2017:64) menyatakan bahwa: “Strategi Komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media) penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.” Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan ( aproach ) bisa berbeda sewaktu- waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Jadi dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaaan, taktik, cara yang akan dipergunakan guna melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Menurut Edi Suryadi dalam bukunya Strategi Komunikasi (2018:6) menyatakan bahwa: “Suatu strategi komunikasi berrhadapan dengan kenyataan tentang apa yang dilakukan mampu efektif dalam mewujudkan ide, pemikiran, dan cara-cara yang sebelumnya diketahui dan dipahami oleh para pelaku komunikasi”
26 Kampung wisata merupakan rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi alam dan pertanian sebagai obyeknya. Dalam hal ini yang ditonjolkan dalam objek wisata ini adalah pemandangan alam kawasan bahari maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi serta budaya masyarakat. Kegiatan kampung wisata bertujuan untuk memperluas wawasan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang bahari yang meliputi wisata antar pulau dan menanam mangrove. Dengan demikian maka Pokdarwis KiAmuk sebagai pengelola harus menyusun strategi dalam pengembangan Kampung Wisata Pancer agar perpaduan antara keindahan alam, kehidupan masyarakat, dan potensi bahari, bila ditata secara baik dan ditangani secara serius dapat mengembangkan daya tarik wisata bagi satu daerah tujuan wisata. Selain itu, dengan berkembangnya kampung wisata di satu daerah tujuan wisata akan memberikan manfaat untuk peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah. 2.2.3 Strategi Pemilihan Komunikator Dalam berbagai kajian komunikasi, komunikator menjadi sumber dan kendali semua aktivitas komunikasi. Karena itu jika suatu proses komunikasi tidak berhasil dengan baik, maka kesalahan utama bersumber dari komunikator, karena komuniatorlah yang memahami penyusunan pesan, memilih media yang tepat, dan mendekati khalayak yang menjadi target sasaran. Untuk itu seorang komunikator yang akan bertindak sebagai ujung tombak suatu program harus terampil komunikasi, kaya ide,
27 serta penuh daya kreativitas. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi seorang komunikator, yakni: (Cangara, 2013: 133). a) Kredibilitas Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki seorang komunikator sehingga bisa diterima oleh target sasaran (Cangara, 2013: 133). Dalam komunikasi, anatara komunikator dan komunikam harus saling mempercayai. Tanpa unsur saling mempercayai, komunikasi akan terhambat (Priansa, 2017: 17). Sesuai dengan hasil pengamatan peneliti di lapangan, kredibilitas atau kemampuan yang dimiliki oleh Pokdarwis KiAmuk dapat diukur dengan penguasaan bahasa yang dimiliki oleh seorang pengelola wisata dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Penguasaan bahasa yang baik akan membuat pengunjung atau komunikan dapat menerima informasi atau pesan dengan baik, mengingat banyaknya informasi dengan istilah-istilah khusus di kampung wisata dan informasi tersebut harus disampaikan kepada pengunjung yang berbeda-beda. Selain menguasai bahasa, dalam menyampaikan bahasa atau informasi yang ada pengelola wisata harus dapat
28 menyampaikannya dengan baik, baik dengan artikulasi suara yang benar atau gestur tubuh yang tepat. Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Penelitian menujukkan bahwa kepercayaan yang besar akan meningkatkan daya perubahan sikap, sedang kepercayaan yang kecil akan mengurangi daya perubahan yang menyenangkan. Lebih dikenal dan disenanginya komunikator oleh komunikan, lebih cenderung komunikan untuk mengubah kepercayaannya ke arah yang dikehendaki komunikator. Untuk memperoleh kepercayaan yang sebesar-besarnya, komunikan bukan saja harus mempunyai keahlian mengetahui kebenaran, tetapi juga cukup objektif dalam memotivasikan apa yang diketahui (Effendy, 2003: 43-44). Pendapat dari Berlo, 1962 dalam Cangara, 2013: 134 menyebutkan bahwa “.. kredibilitas seorang komunikator bisa timbul jika ia memiliki keterampilan berkomunikasi (Communications Skills), pengetahuan yang luas tentang materi yang dibawakan (knowledge) sikap jujur dan bersahabat (attitude) serta mampu beradaptasi dengan sistem sosial, budaya (social and cultural system) masyarakat yang dihadapinya”. Oleh karena itu, sangat
29 penting bagi Pokdarwis KiAmuk sebagai penyebar informasi kepada masyarakat untuk dapat berkomunikasi dengan tepat, yang mampu mengolah pesan dengan cermat sehingga informasi dapat sampai ke semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat pengunjung. Hal yang paling penting adalah mengetahui secara mendalam mengenai informasi yang akan di sampaikan kepada msyarakat. b) Daya tarik Selain kredibilitas, daya tarik (attractiveness) merupakan hal yang angat penting. Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan (Effendy, 2003: 44). Daya tarik pada umumnya disebabkan karena cara bicara yang sopan murah senyum, cara berpakaian yang apik dan necis, dan postur tubuh yang gagah (Cangara, 2013: 134). Hal ini berpengaruh dalam penyebaran informasi oleh Pokdarwis KiAmuk kepada masyarakat, daya tarik akan berhubungan dengan kredibilitas yang dimiliki oleh Pokdarwis KiAmuk dalam menyampaikan
30 pesan. Salah satu contoh- berbicara dengan sopan, murah senyum, berpakaian yang rapi dan bersih, dan lainnya. Pokdarwis KiAmuk sebagai bagian dari pelayanan publik harus mampu menarik perhatian pengunjung dengan daya tarik yang dimiliki. Pengelola Kampung Wisata Pancer harus menunjukkan daya tarik yang bagus sehingga dapat menarik perhatian pengunjung. 2.2.4 Strategi Pengenalan Khalayak Sebelum melaksanakan proses komunikasi, sebaiknya seorang komunikator mengetahui beberapa aspek penting dalam menentukan suatu khalayak yang akan dijadikan sasaran komunikasinya, yaitu aspek sosiodemografik, profil psikologis, dan aspek karakteristik. Adapun aspek sosiodemografik meliputi: jenis kelamin, usia, populasi, lokasi, tingkat pendidikan, bahasa, agama, pekerjaan, ideologi, dan pemilikan media. Sedangkan dari aspek profil psikologis meliputi: emosi, pendapat, keinginan, dan penyimpanan rasa kecewa. Dan dari aspek karakteristik perilaku khalayak meliputi: hobi, nilai dan norma, mobilitas sosial, dan perilaku komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator dan komunikan dituntut untuk mempunyai kepentingan yang sama. Karena tanpa hal tersebut komunikasi takkan berlangsung dengan semestinya. Sehingga, komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metode, dan media.
31 Proses penyebaran informasi yang dilakukan oleh Pokdarwis KiAmuk kepada masyarakat, Pokdarwis KiAmuk biasanya membedakan masyarakat berdasarkan tujuan kedatangan, tingkat pendidikan, jumlah masyarakat dan lainnya. Dalam usaha menciptakan persamaan kepentingan komunikator harus mengetahui terlebih dahulu siapa komunikan atau sasaran komunikasi yang akan dituju. Dalam hal ini seorang komunikator harus memahami faktor kerangka referensi, faktor situasi, dan faktor kondisi. Berkaitan dengan hal itu, informasi yang disampaikan kepada khalayak sasaran adalah informasi mengenai keunggulan-keunggulan Kampung Wisata Pancer sebagai kampung wisata. Faktor pendukung terhadap penyebaran informasi mengenai Kampung Wisata Pancer sebagai kampung wisata sangat besar. Hal ini terlihat dari pelaku kampung wisata maupun peminat wisata. Namun, dalam proses pengembangnnya masih memerlukan dukungan dan bimbingan dari pemerintah yang bersinergi dengan masyarakat kampung. Masyarakat kampung wisata yang memiliki potensi besar dalam mengembangkan kampung wisata adalah kelompok masyarakat Kampung Wisata Pancer. Selain itu, interaksi masyarakat Kampung Wisata Pancer dengan masyarakat lainnya yang sudah mengembangkan diri sebagai Kampung Wisata sudah terjalin dengan baik. Sedangkan faktor situasi dan kondisi adalah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan.
32 2.2.5 Strategi Penyusunan dan penyampaian pesan Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber (Mulyana, 2011: 70). Kampung Wisata Pancer merupakan kampung yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi kampung wisata. Oleh karena itu, Pokdarwis KiAmuk Kampung Wisata Pancer dalam proses penyusunan pesan harus melakukan persiapan dengan membaca dan mencari informasi terbaru sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam proses pengembangan kampung wisata. Informasi yang diperoleh Pokdarwis KiAmuk berasal dari informasi terbaru yang di sesuaikan dengan panduan yang dimiliki oleh Pokdarwis KiAmuk. Kemudian, informasi tersebut diolah dan diatur sedemikian rupa agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dalam proses penyampaian pesan nantinya. Dalam menyampaikan pesan Pokdarwis KiAmuk ini penggunaan simbol verbal dan non verbal. Simbol verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa, bahasa dapat diartikan sebagai perangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi kalimat yang mengandung arti. Bahasa dapat membantu kita menyusun struktur pengetahuan menjadi logis dan mudah dimengerti oleh orang lain. Simbol non-verbal biasa disebut bahasa isyarat, bahasa tubuh (body language) atau bahasa diam (silent language). Simbol nonverbal yang digunakan
33 dalam berkomunikasi sudah lama menarik perhatian para ahli antropologi dan linguistik, bahkan dalam bidang kedokteran. Studi Albert Mahrabian dalam Knapp (1978) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vokal suara, dan 55% dari ekspresi muka (Cangara, 2013: 131-141). Dalam penyusunan pesan, adalah sifat dari produksi itu sendiri. Jika produk itu sifatnya nyata (tangible) dan barangnya bisa dimiliki, maka pesan yang digunakan tidak perlu terlalu banyak sebab setiap anggota masyarakat bisa mengevaluasinya sendiri. Tapi jika program yang dipasarkan sifatnya tidak nyata (intangible) maka memerlukan penjelasan yang lebih lengkap, mudah dimengerti, dan menjanjikan prosepek apa yang akan diperoleh setelah menerima program tersebut. Ada tiga teori yang membicarakan tentang penyusunan pesan, yakni (Cangara, 2013: 140): a. Over power’em theory. Teori ini menunjukkan bahwa bila pesan sering kali diulang, panjang dan cukup keras, maka pesan itu akan berlalu dari khlayak. b. Glamour theory. Suatu pesan (ide) yang dikemas dengan cantik kemudian ditawarkan dengan daya persuasi, maka khalayak akan tertarik untuk memiliki ide itu. c. Don’t tele’em theory. Bila suatu ide tidak disampaikan kepada orang lain maka mereka tidak akan memegangnya dan
34 menanyakannya. Karena itu mereka tidak akan membuat pendapat tentang ide itu. Untuk mengelola dan menyusun pesan yang mengena dan efektif perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu (Cangara, 2013 : 141): a. Harus menguasai lebih dahulu pesa yang disampaikan, termasuk struktur penyusunannya yang sistematis. b. Mampu mengemukakan argumentasi secara logis. Untuk itu harus mempunyai alasan berupa fakta dan pendapat yang bisa mendukung materi yang disajikan. c. Memiliki kemampuan untuk membuat intonasi bahasa (vocal), serta gerakan-gerakan tubuh yang dapat menarik perhatian pendengar. d. Memiliki kemampuan membumbui pesan berupa humor untuk menarik perhatian dan mengurangi rasa bosan pendengar. Dalam penyebaran pesan terdapat teknik penyampaian pesan yang bersifat informatif, persuasif dan mendidik, berikut terdapat dalam sifat pesan : a) Pesan Bersifat Informatif Dalam kehidupan sehari-hari informasi sering kali dikaitkan dengan makna berita, penerangan, dan pengetahuan. Sifat informasi dapat dibedakan menjadi dua macam yakni informasi yang bersifat aktual dan informasi yang bersifat umum. Makna informasi disini sesuatu yang diperoleh sebagai pengetahuan sehari-hari yakni sesuatu yang diperoleh sebagai
35 pengetahuan bagi seseorang. Jadi informasi sebagai sesuatu, lebih kurang pengertiannya sama dengan pengetahuan. b) Pesan yang Bersifat Persuasif Semua kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam hubungan antar manusia memiliki tujuan. Penyusunan pesan yang bersifat persuasi memiliki sebuah proposisi, yakni adanya hasil yang diperoleh sumber dari penerima atas pesan yang disampaikannya. Artinya setiap pesan yang dibuat diharapkan akan menghasilkan perubahan. Komunikasi persuasi mengubah pengetahuan, sikap, tingkah laku seseorang atau publik terhadap program yang akan dilakukan. c) Pesan yang Bersifat Mendidik (Edukatif) Jika pesan informatif tekanannya pada unsur kognitif, maka pesan yang bersifat mendidik punya tekanan pada unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pesan mendidik merupakan pesan yang harus memiliki tendensi ke arah perubahan bukan hanya dari tidak tahu menjadi tahu, tapi juga bisa melaksanakan apa yang diketahuinya. Menyusun pesan yang bersifat mendidik tidak mudah, melainkan harus disertai referensi lebih awal, apakah itu dari pengalaman atau pengetahuan orang lain yang dibaca kemudian dipindahkan. Untuk meningkatkan kedekatan antara pemerintah dengan masyarakat, sering dilakukan kunjungan dari satu rumah ke
36 rumah lainnya. Dengan kunjuan secara personal memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang disampaikan. Selain itu, dengan kunjungan seperti ini lebih terjalin hubungan kekeluargaan antara masyarakat dan pemerintah. Proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh pemerintah dan Pokdarwis KiAmuk ini masih memiliki kelemahan yang cukup besar. Kelemahan ini adalah belum dimilikinya standar operasional prosedur yang tetap untuk peroses penyebaran informasi ini. Dalam menyampaikan informasi, Pokdarwis KiAmuk harusnya berdasarkan pada SOP (standar operasional prosedur) kerja. Hanya saja SOP ini belum dimiliki sehingga penyampaian informasi oleh Pokdarwis KiAmuk biasanya merupakan hasil modifikasi yang dilakukan oleh masing- masing individu Pokdarwis KiAmuk yang disesuaikan dengan apa mereka temukan di lapangan atau pengalaman kerja. Penyampaian pesan yang dilakukan oleh Pokdarwis KiAmuk biasanya disesuaikan dengan permintaan masyarakat. 2.2.6 Strategi Pemilihan dan Penggunaan Media Komunikasi merupakan suatu proses berhubungan antara manusia dengan lingkungan disekitarnya. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Ia secara kodrati harus hidup beersama manusia lain, baik demi kelangsungan hidupnnya keamanan hidupnya, maupun demi keturunnnya.
37 Jelasnya, manusia harus hidup bermasyarakat. (Effendy, 2003: 27). Jika tidak ada komunikasi, manusia akan terisolir dari lingkungan disekitarnya. Tetapi jika tidak ada lingkungan, komunikasi akan menjadi sebuah kegiatan yang tidak penting. Dengan kata lain manusia berkomunikasi bertujuan untuk melakukan hubungan dengan lingkungan. Saat manusia berkomunikasi, pasti memerlukan media. Media komunikasi adalah seluruh sarana yang digunakan untuk memproduksi, menyalurkan atau menyebarkan, dan menyajikan informasi. Dalam kehidupan bermasyarakat ini media komunikasi mempunyai peran yang sangat penting, karena berbagai informasi yang ada di seluruh dunia ini dapat dicari secara cepat, akurat, tepat, mudah, murah, efektif, dan efisien melalui media komunikasi. Dalam memilih media yang dapat membantu Pokdarwis KiAmuk dalam menyampaikan informasi sepenuhnya diserahkan kepada masing- masing bagian di dalam Pokdarwis KiAmuk. Banyaknya jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, Pokdarwis KiAmuk dapat memilih media yang paling tepat dan sesuai dengan keadaan masyarakat. Selain itu, keberadaan berbagai media ini dapat membantu Pokdarwis KiAmuk dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat sehingga dapat mengurangi beban Pokdarwis KiAmuk dalam menyebarkan informasi secara detail. Selain itu, masyarakat juga dapat mencari informasi secara mandiri, walaupun Pokdarwis KiAmuk
38 masih harus tetap ada disekeliling masyarakat, agar apabila masyarakat ada yang ingin bertanya, Pokdarwis KiAmuk dapat langsung menjelaskan. Memilih media komunikasi harus mempertimbangkan karakteristik isi dan tujuan isi pesan yang ingin disampaikan, dan jenis media yang dimiliki oleh khalayak. Isi pesan maksudnya ialah kemasan pesan yang ditunjukkan untuk masyarakat luas, pesan sebaiknya disalurkan melalui media massa misalnya surat kabar atau televisi, dan untuk komunitas tertentu digunakan media selebaran atau saluran komunikasi kelompok (Cangara, 2013 146). Media baru (intenet) adalah hasil rekayasa para pakar teknologi informasi yang berhasil menggabungkan antara komunikasi interpersonal dan komunikasi massa. Media internet memiliki sejumlah kelebihan, anatara lain: (1) kemampuan untuk menembus batas wilayah, ruang dan waktu, (2) memperluas akses memperoleh informasi global, (3) meningkatkan kemampuan untuk berserikat secara bebas, (4)mengancam tatanan yang telah mapan, seperti pemerintahan otorasi, serta (5) memilki kecepatan perkembangan dan penyebaran yang sulit diatasi (Cangara, 2013: 150-152). Teknologi internet mengalami perkembangan terus dengan munculnya berbagai macam fasilitas untuk mengakses informasi. Perkembangan terakhir adalah digunakannya sebagai media sosial (social network) melalui Facebook, Twitter, Blog (my space), LinkedIn (bisnis dan professional), Friendster, devianART (digital art), wayn dan
39 Couchsurfing (traveling), flickr (berbagi foto). (Cangara, 2013: 155). Media sosial adalah media yang memungkinkan penggunanya untuk saling bersosialisasi dan berinteraksi , berbagai informasi maupun menjalin kerja sama. (Rohmadi. 2014:1). Penggunaan sosial media adalah seperti pisau bermata dua, sosial media dapat memberikan dampak positif maupun negatif kepada pengguna, tergantung kebijakan pengguna dalam memanfaatkan ssosial media ini. (Rohamadi. 2014:2-6) Media sosial memegang peranan penting dalam program pengembangan kampung wisata. Media ini sangat baik dan eketif dalam menyampaikan informasi-informasinya ke masyarakat. Melalui media sosial ini Pokdarwis KiAmuk lebih mudah dalam penyebaran informasi atau sebaliknya pihak masyarakat yang belum memahami akan isi informasi yang disampaikan dapat secara langsung bertanya melalui media ini. Melalui media sosial ini dapat dilakukan diskusi kelompok kapan saja tanpa ada batas ruang dan waktu. Siapapun anggota grup yang memiliki informasi baru atau ada hal yang kurang jelas bisa langsung menyampaikannya di dalam grup ini. Dalam pemilihan media informasi pasti memiliki faktor penghambat dan pendukung dalam memanfaatkan media. Kesalahan yang sering terjadi seperti eror atau kesalahan teknis lainnya dapat menjadi faktor penghambat dalam pemanfaatan media yang ada. Selain itu, penghalang dari bahasa pada setiap media yang ada masih menjadi hal yang terus diperbaiki oleh Pokdarwis KiAmuk hingga sekarang, agar
40 penerimaan informasi oleh semua lapisan masyarakat dapat berjalan lebih efektif. Oleh karena itu, pemilihan media sebaiknya dikaji kekurangan dan kelebihannya dan pemilihan melalui proses strategi yang selektif, karena media harus dapat menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak dengan memperhitungkan situasi sosial psikologis. Salah satu teknologi informasi komunikasi yang semakin banyak digunakan saat ini adalah media sosial Instagram. Instagram adalah bentuk komunikasi yang relatif baru yang dimana pengguna dapat dengan mudah membagikan informasi berupa photo atau video yang disebut dengan ―updates (Hu, Manikonda, and Kambhampati 2014). Mudahnya cara penggunaan aplikasi Instagram membuat pengguna menjadikan Instagram sebagai media informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Penggunaan instagram sebagai media informasi edukasi merupakan suatu fenomena baru yang ada di dalam penggunaan media social, bahkan media sosial terus tumbuh dan sangat lazim di kalangan orang anak muda sekarang ini (Pittman and Reich 2016: 155-167). Keluwesan media sosial berhubungan dengan pemanfaatan penggunaan yang semakin mudah. Setiap orang tanpa kesulitan dapat menggunakan media sosial untuk mencari, memperoleh dan memanfaatan informasi yang beragam dalam koridor kebebasan berkomunikasi. Media sosial sebagai entitas pengolah dan penyebar informasi yang fleksibel dimanfaatkan oleh pengguna yang tidak tersegmentasi dalam kelompok sosial, ekonomi dan politik. Fleksibilitas media sosial mampu membangun
41 dan meningkatkan hubungan antar individu maupun kelompok di dunia maya, yang tidak dibatasi oleh perbedaan status di masyarakat. Perkembangan media sosial saat ini semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat didalam mendapatkan kebutuhan akan informasi. Salah satu media sosial yang semakin banyak digunakan saat ini adalah media sosial Instagram. Selain media sosial, media komunikasi yang dijadikan sebagai sarana penyebaran informasi mengenai pengembangan kampung Wisata Pancer adalah instagram. Hal ini dipilih oleh Pokdarwis Kiamuk dengan pertimbangan bahwa instagram merupakan satu-satunya sumber berita yang bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dibanding radio dan koran. Instagram adalah sebuah aplikasi untuk membagikan foto dan video kepada pengguna lain dengan cepat dan mudah (Rohmadi. 2014:134). Instagram dipandang sebagai media sosial dengan efek yang luar biasa dan menjajikan. Pemanfaatan media sosial ini pun semakin berkembang, sebagai media hiburan, sebagai media jualan bahkan sebagai media branding yang cukup meyakinkan baik untuk tujuan komersil ataupun non komersil. Hal ini akhirnya menjadi perhatian pariwisaa dan kemudian dimanfaatkan untuk menjadi media informasi tentang wisata mereka. Fenomena dalam instagram menjelaskan jika tidak hanya personal, produk, jasa, dan perusahaan saja yang berlomba dalam memamerkan pesona mereka bahkan pariwisata juga ikut andil dalam hal ini.
42 2.3 Landasan Teori 2.3.1 Teori Tindakan Sosial Max Weber Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari pada paksaan fakta sosial. Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang tercakup di dalam konsep fakta sosial. Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan pranata sosial. Dikatakan bahwa struktur sosial dan pranata sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial (Wirawan, 2012:79). Interaksi sosial merupakan perilaku yang bisa dikategorikan sebagai tindakan sosial. Dimana tindakan sosial merupakan proses aktor terlibat dalam pengambilan - pengambilan keputusan subjektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih, tindakan tersebut mengenai semua jenis perilaku manusia, yang di tujukan kepada perilaku orang lain, yang telah lewat, yang sekarang dan yang diharapkan diwaktu yang akan datang. tindakan sosial (social action) adalah tindakan yang memiliki makna subjektif (a subjective meaning) bagi dan dari aktor pelakunya. Tindakan sosial seluruh perilaku manusia yang memiliki arti subjektif dari yang melakukannya. Baik yang terbuka maupun yang tertutup, yang diutarakan secara lahir maupun diam-diam, yang oleh
43 pelakunya diarahkan pada tujuannya. Sehingga tindakan sosial itu bukanlah perilaku yang kebetulan tetapi yang memiliki pola dan struktur tertentudan makna tertentu. Teori tindakan sosial Max Weber berorientasi pada motif dan tujuan pelaku. Dengan menggunakan teori ini kita dapat memahami perilaku setiap individu maupun kelompok bahwa masing-masing memiliki motif dan tujuan yang berbeda terhadap sebuah tindakan yang dilakukan. Teori ini bisa digunakan untuk memahami tipe-tipe perilaku tindakan setiap individu maupun kelompok. Dengan memahami perilaku setiap individu maupun kelompok, sama halnya kita telah menghargai dan memahami alasan-alasan mereka dalam melakukan suatu tindakan. Sebagaimana diungkapkan oleh Weber, cara terbaik untuk memahami berbagai kelompok adalah menghargai bentuk-bentuk tipikal tindakan yang menjadi ciri khasnya. Sehingga kita dapat memahami alasan-alasan mengapa warga masyarakat tersebut bertindak (Jones, 2003: 115). Weber secara khusus mengklasifikasikan tindakan sosial yang memiliki arti-arti subjektif tersebut kedalam empat tipe. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakan tindakan sosial manusia ke dalam empat tipe, semakin rasional tindakan sosial itu semakin mudah dipahami: (Ritzer, 2001:126) 1. Tindakan Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational)
44 Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. 2. Tindakan Rasional Nilai (Werk Rational) Sedangkan tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuantujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. 3. Tindakan Afektif (Affectual Action) Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu. 4. Tindakan Tradisional(Traditional Action) Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Kedua tipe tindakan yang terakhir sering hanya menggunakan tanggapan secara otomatis terhadap rangsangan dari luar. Karena itu tidak termasuk kedalam jenis tindakan yang penuh arti yang menjadi sasaran penelitian sosiologi. Namun demikian pada waktu tertentu kedua tipe
45 tindakan tersebut dapat berubah menjadi tindakan yang penuh arti sehingga dapat dipertanggungjawabkan untuk dipahami. Menurut Turner, adanya pembagian dari keempat tipe tersebut oleh Weber, memberitahukan kepada kita tentang suatu sifat aktor itu sendiri, karena tipe-tipe itu mengindikasikan adanya kemungkinan berbagai perasaan dan kondisi-kondisi internal, dan perwujudan tindakan-tindakan itu menunjukan bahwa para aktor memiliki kemampuan untuk mengkombinasikan tipe-tipe tersebut dalam formasi-formasi internal yang kompleks yang termanifestasikan dalam suatu bentuk pencangkokan orientasi terhadap tindakan (Turner, 2012: 116). Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Suatu tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial, suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan sosial ketika tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada orang lain (individu liannya). Kampung Wisata Pancer merupakan model pariwisata berkelanjutan dengan pendekatan pariwisata berbasis masyarakat yang berada di Kota Serang. Kampung Wisata Pancer merupakan kampung rintisan yang memanfaatkan potensi alam sebagai obyeknya. Dalam hal ini yang ditonjolkan dalam obyek wisata ini adalah wisata bahari, wisata
46 mangrove, wisata kuliner dan kerajinan. Kampung Wisata Pancer bertujuan untuk memperluas wawasan, pengalaman rekreasi. Apabila kampung wisata ini dikelola dengan baik akan bermanfaat terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sadar wisata, meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam, memberikan nilai rekreasi, dan mengembangkan ekonomi masyarakat. Pengembangan menjadi kampung wisata di awali dengan analisis potensi wisata yang ada disana. Upaya pengembangan Kampung Wisata Pancer yang memanfaatkan potensi wisata dapat berfungsi sebagai pemberdayaan masyarakat selaras dengan pemberdayaan masyarakat parwisata (community based tourism). Pemberdayaan masyarakat dimaksud adalah kampung wisata yang dapat mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat pekampungan. Persoalannya adalah bagaimana masyarakat perkampungan bisa dibina secara berkesinambungan, agar potensi-potensi yang dimiliki daerah digali secara optimal, sehingga dapat memberikan hasil maksimal bagi masyarakat kampung, pengusaha dan menjadi sumber pendapatan yang dapat diandalkan. Dalam memilih media yang dapat membantu Pokdarwis KiAmuk dalam menyampaikan informasi sepenuhnya diserahkan kepada masing- masing bagian di dalam Pokdarwis KiAmuk. Banyaknya jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, Pokdarwis KiAmuk dapat memilih media yang paling tepat dan sesuai dengan keadaan masyarakat. Selain itu, keberadaan berbagai media ini
47 dapat membantu Pokdarwis KiAmuk dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat sehingga dapat mengurangi beban Pokdarwis KiAmuk dalam menyebarkan informasi secara detail. Selain itu, masyarakat juga dapat mencari informasi secara mandiri, walaupun Pokdarwis KiAmuk masih harus tetap ada disekeliling masyarakat, agar apabila masyarakat ada yang ingin bertanya, Pokdarwis KiAmuk dapat langsung menjelaskan. Media komunikasi yang dijadikan sebagai sarana penyebaran informasi mengenai pengembangan kampung Wisata Pancer adalah instagram. Proses penyebaran informasi yang dilakukan oleh Pokdarwis KiAmuk kepada masyarakat, Pokdarwis KiAmuk biasanya membedakan masyarakat berdasarkan tujuan kedatangan, tingkat pendidikan, jumlah masyarakat dan lainnya. Dalam usaha menciptakan persamaan kepentingan komunikator harus mengetahui terlebih dahulu siapa komunikan atau sasaran komunikasi yang akan dituju. Untuk meningkatkan kedekatan antara pemerintah dengan masyarakat, sering dilakukan kunjungan dari satu rumah ke rumah lainnya. Dengan kunjuan secara personal memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang disampaikan. Selain itu, dengan kunjungan seperti ini lebih terjalin hubungan kekeluargaan antara masyarakat dan pemerintah. 2.4 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dapat membantu peneliti dalam membuat konsep dalam sebuah penelitian, sehingga peneliti dapat mengambil inti
48 dalam bentuk gambar dalam penelitan, starategi komunikasi dalam pengembangan kampung wisata untuk mengkaji lebih dalam, peneliti menggunakan teori Tindakan Sosial Max Weber. Sebagai acuan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Starategi komunikasi dalam pengembangan kampung wisata. Kampung Wisata Pancer merupakan kampung rintisan yang memanfaatkan potensi alam sebagai obyeknya. Dalam hal ini yang ditonjolkan dalam obyek wisata ini adalah wisata bahari, wisata mangrove, wisata kuliner dan kerajinan. Kampung Wisata Pancer bertujuan untuk memperluas wawasan, pengalaman rekreasi. Apabila kampung wisata ini dikelola dengan baik akan bermanfaat terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sadar wisata, meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam, memberikan nilai rekreasi, dan mengembangkan ekonomi masyarakat. Diresmikannya Kampung Pancer sebagai Kampung Wisata adalah salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Serang untuk memaksimalkan potensi wisata sekaligus pemberdayaan masyarakat sekitar, dalam hal ini melalui warga anggota Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) KiAmuk sebagai pengelola dan FEB Untirta bersama Organisasi Hijau Persada sebagai pendamping. Pengembangan menjadi kampung wisata di awali dengan analisis potensi wisata yang ada disana. Selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rencana pembentukan kampung wisata. Pada tahun
49 2019 berkat upaya masyarakat setempat, Kampung Pancer sudah berkembang menjadi Kampung Wisata Pancer yang diresmikan oleh Pemerintah Kota Serang sebagai obyek wisata yang berbasis Community based tourism yang menekankan pembangunan pariwisata pada masyarakat lokal baik yang terlibat langsung maupun yang tidak terlibat langsung pada industri pariwisata. Masyarakat melalui Pokdarwis melakukan identifikasi potensi wisata yg dimiliki di kampungnya (Kelurahan Banten) dan memprakarsai pembangunan Kampung Wisata. Teori tindakan sosial Max Weber menyatakan bahwa interaksi sosial termasuk dalam tindakan sosial. Jadi dapat disimpulkan bahwa dimana tindakan sosial merupakan proses aktor terlibat dalam pengambilan - pengambilan keputusan subjektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih, tindakan tersebut mengenai semua jenis perilaku manusia, yang di tujukan kepada perilaku orang lain, yang telah lewat, yang sekarang dan yang diharapkan diwaktu yang akan datang. Tindakan sosial seluruh perilaku manusia yang memiliki arti subjektif dari yang melakukannya. Baik yang terbuka maupun yang tertutup, yang diutarakan secara lahir maupun diam-diam, yang oleh pelakunya diarahkan pada tujuannya. Sehingga tindakan sosial itu bukanlah perilaku yang kebetulan tetapi yang memiliki pola dan struktur tertentudan makna tertentu. Weber secara khusus mengklasifikasikan tindakan sosial yang memiliki arti-arti subjektif tersebut kedalam empat tipe. Atas dasar
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123