Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MIOKARDITIS KHS

MIOKARDITIS KHS

Published by khalid_amaliyah, 2021-02-11 01:59:12

Description: MIOKARDITIS KHS

Search

Read the Text Version

Miokarditis Khalid Saleh Miokarditis adalah kondisi di mana terjadi peradangan atau inflamasi pada otot jantung (miokardium). Otot ini bertanggung jawab pada fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh organ tubuh. Ketika otot ini mengalami peradangan, maka fungsi jantung dalam memompa darah pun akan terganggu. Akibatnya, muncul gejala-gejala berupa nyeri dada, gangguan irama jantung, dan sesak napas. Miokarditis ringan dapat lebih mudah sembuh, baik dengan atau tanpa perawatan. Namun, jika miokarditis sudah tergolong berat dan tidak mendapatkan perawatan yang tepat, hal itu berpotensi menyebabkan penggumpalan darah yang memicu komplikasi, seperti stroke dan serangan jantung. Radang adalah reaksi tubuh yang normal terhadap luka atau infeksi. Bayangkan jika jari Anda terluka. Biasanya pada waktu yang singkat, jaringan di sekitar luka membengkak dan menjadi merah. Gejala peradangan umumnya seperti ini. Sistem imun tubuh memproduksi sel khusus pada bagian luka dan melakukan perbaikan. Kadang, hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan, tapi peradangan juga bisa menjadi sangat berbahaya. Miokarditis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada otot jantung atau miokardium, yaitu lapisan otot dinding jantung. Otot ini bertugas memompa darah masuk dan keluar dari jantung ke seluruh bagian tubuh. Jika otot tersebut meradang, darah tidak akan terpompa dengan baik, sehingga menyebabkan permasalahan seperti detak jantung yang tidak teratur, kesulitan bernapas, dan pada kasus ekstrem bisa terjadi pembekuan darah, serangan jantung, stroke atau kerusakan jantung. Gejala Miokarditis Miokarditis dapat terjadi pada segala usia, termasuk bayi. Miokarditis yang tergolong ringan umumnya tidak menimbulkan gejala. Peradangan ringan yang terjadi pada otot jantung akan pulih dengan sendirinya. Namun, ketika miokarditis sudah tergolong berat, gejala yang muncul dapat beragam, tergantung penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa gejala miokarditis:  Sakit dada  Sesak napas  Pembengkakan (biasanya pada tungkai)  Jantung berdebar  Demam  Kematian mendadak (umumnya pada remaja) 1

Miokarditis pada anak dan bayi tidak memiliki gejala yang spesifik. Perlu pemeriksaan langsung oleh dokter untuk memastikan kondisi. Gejala miokarditis yang umumnya muncul pada anak-anak dan bayi adalah:  Lemas  Kehilangan nafsu makan  Batuk kronis  Sakit pada perut  Mengalami kesulitan bernapas  Demam  Diare  Ruam  Nyeri sendi Miokarditis bisa berbahaya, karena dapat terjadi pada siapa saja, pada usia berapa pun dan sering terjadi tanpa menunjukkan gejala apapun. Gejalanya sendiri sering menyerupai gejala flu, seperti kelelahan, demam, nyeri atau pembengkakan sendi, dan rasa sakit di dada. Hal ini dapat membuat miokarditis sulit didiagnosa. Miokarditis sering menyerang orang sehat dan dianggap sebagai penyebab kematian mendadak pada orang dewasa muda. Seringkali, miokarditis dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan, seperti luka pada jari yang akan sembuh dengan sendirinya. Bahkan kasus yang lebih serius mungkin tidak menyebabkan gejala pada gagal jantung, tapi dapat merusak otot jantung. Namun, jantung mungkin juga akan menunjukkan kendala yang dihadapi, dengan gejala seperti:  Kelelahan  Sesak napas  Palpitasi jantung atau jantung yang berdebar kencang  Demam  Nyeri dada  Gagal jantung kongestif Gejala Miokarditis Miokarditis sering kali dikenal sebagai salah satu penyakit yang jarang memunculkan gejala atau justru gejalanya mirip dengan gejala penyakit lain, seperti gejala pada penyakit flu, demam, pembengkakan sendi, ataupun rasa nyeri pada dada. Bahkan bukan suatu hal yang asing lagi jika penyakit ini hilang sendiri tanpa dilakukan suatu penanganan sehingga biasa dikategorikan sebagai penyakit jantung yang ringan. Namun hal ini akan berbeda apabila penyakit miokarditis sudah memasuki tahap parah yang berarti dapat menyebabkan kompikasi – lebih tepatnya merusak otot jantung dan bisa beurujung pada kematian. Tentu saja kita tidak ingin hal ini terjadi bukan? 2

Mengetahui gejala dari suatu penyakit merupakan hal yang penting sehingga kita segera melakukan penanganan dan tidak akan terjadi komplikasi dari penyakit tersebut. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan dan mengetahui betul gejala dari suatu penyakit hingga penanganan yang kita berikan tepat dan meminimalisir risiko terjadinya salah penanganan. Lalu apa saja sih gejala dari penyakit miokarditis ini? Nah daripada tambah penasaran, yuk kita simak penjelasan yang satu ini!  Rasa nyeri pada dada. Nyeri dada di sini biasa disertai dengan rasa sesak nafas dan badan yang berkeringat karena rasa cemas yang berlebih ketika kita mengalami hal ini. Bukan hanya itu saja, tubuh juga akan terasa lemas dan detak jantung yang menjadi tidak beraturan juga biasa menyertai nyeri dada;  Aritmia jantung. Merupakan kondisi di mana irama detak jantung berubah dengan tiba- tiba dan hal ini akan menyebabkan rasa nyeri pada dada. Pada orang yang mengalami gejala ini, irama detak jantung yang biasanya normal akan menjadi cepat dan berdebar- debar – bahkan bisa mencapai 400 detak jantung tiap menitnya.;  Terjadinya pembengkakan pada tungkai kaki, pergelangan kaki, serta telapak kaki karena cairan yang menumpuk pada bagian kaki. Pembengkakan pada kaki ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, dan salah satunya adalah karena efek samping obat atau pembekuan darah. Pembekuan darah ini mengakibatkan aliran darah dari kaki ke jantung terhambat dan tentu saja hal ini menyebabkan kinerja jantung juga terganggu;  Mengalami kelelahan yang berlebih meskipun tidak beraktivitas berat alias menguras tenaga. Kelelahan ini biasa muncul tiba-tiba dan biasanya juga disertai sesak nafas sata kita baru bangun tidur ataupun dalam posisi tidur terlentang.;  Nafas yang menjadi pendek-pendek meskipun tidak melakukan aktivitas apapun atau sedang dalam kondisi istirahat. Nafas pendek ini sering kali kita kenal dengan dyspnea dan hal ini biasanya disebabkan adanya gangguan pada pemompaan darah di jantung yang berujung pada penumpukan air pada paru-paru. Meskipun nafas menjadi pendek, biasanya hal ini tanpa disertai rasa sakit pada dada;  Mengalami gagal jantung kongestif. Kondisi ini merupakan di mana jantung tidak bisa memenuhi kebutuhan darah ke seluruh organ pada tubuh dan hal ini mneyebabkan darah menggenang pada jantung dan berujung pada tersumbatnya organ atau jaringan karena menggenangnya darah pada sistem peredaran darah. Kondisi yang satu ini bisa dialami siapa saja alias mulai dari yang muda hingga mereka yang sudah berusia lanjut sehingga kita perlu lebih waspada;  Mengalami nyeri sendi. Bukan hanya nyeri pada sendi, penderita jantung biasanya juga mengalami nyeri pada bahu. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terjadinya peradangan sendi memicu terjadinya serangan jantung, insiden fibrilasi atrium, bahkan stroke. Penyebab Miokarditis Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang dapat memicu miokarditis, meliputi: 3

 Virus. Virus yang paling umum menyebabkan miokarditis adalah adenovirus, yang sering menyebabkan pilek. Selain adenovirus, ada beberapa virus lain yang juga dapat menyebabkan miokarditis, yaitu hepatitis B dan C, herpes simplex virus, echovirus (penyebab infeksi saluran cerna), rubella, HIV, dan Epstein-Barr virus (penyebab mononukleosis).  Bakteri. Jenis bakteri yang dapat memicu miokarditis meliputi Staphylococcus (penyebab impetigo, MRSA), Streptococcus, Corynebacterium diphtheriae (penyebab difteri), Clostridia, Meningococci, dan Mycobacteria.  Parasit. Jenis parasit yang umum menyebabkan miokarditis adalah Trypanosoma dan Toxoplasma.  Jamur. Jamur yang dapat menyebabkan miokarditis adalah Candida dan Aspergillus. Jamur-jamur ini biasanya ditemukan pada kotoran burung.  Obat-obatan. Penggunaan tanpa anjuran dokter dan penyalahgunaan obat- obatan dapat menyebabkan reaksi alergi dan keracunan yang kemudian dapat memicu miokarditis. Obat-obat yang dapat menyebabkan miokarditis meliputi obat-obatan kemoterapi, antibiotik seperti penisilin atau sulfonamida, dan juga obat-obatan antikejang.  Zat kimia atau radiasi. Terpapar radiasi atau zat berbahaya, seperti karbon monoksida.  Penyakit autoimun. Miokarditis juga dapat dipicu oleh penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus. Miokarditis umumnya disebabkan oleh virus, bakteri, atau infeksi jamur. Saat infeksi berusaha menyerang, sistem imun melawannya dengan melepas zat kimia untuk melawan penyakit. Ini yang menyebabkan peradangan terjadi. Namun, peradangan malah bisa melemahkan jantung. Beberapa penyakit autoimun, seperti lupus, dapat menyebabkan sistem imun melawan jantung, menyebabkan radang dan kerusakan. Sulit untuk menentukan apa tepatnya penyebab miokarditis, tapi berikut adalah beberapa penyebab yang potensial: Virus Virus adalah penyebab miokarditis paling umum. Beberapa di antaranya seperti coxsackie virus B, adenovirus (menyebabkan pilek) dan parvovirus B19 (menyebabkan ruam fifth disease). Kemungkinan lain meliputi echoviruses (penyakit gastrointestinal), Epstein-Barr (mononucleosis) dan rubella (campak). Penderita AIDS juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Bakteri Walau jarang terjadi, miokarditis dapat disebabkan oleh staphylococcus, streptococcus, bakteri penyebab penyakit Lyme dan dipteri. 4

Jamur Infeksi jamur candida, mold, dan jamur lainnya dapat menyebabkan miokarditis. Parasit Parasit adalah serangga kecil yang dibawa oleh serangga, yang dapat menyebabkan miokarditis dan penyakit lain. Parasit lebih umum terjadi di Amerika Tengah atau Amerika Selatan. Penyakit peradangan Penyakit yang dapat menyebabkan radang pada bagian tubuh lainnya, seperti rheumatoid arthritis, juga dapat menyebabkan miokarditis. Diagnosis Miokarditis Dalam mendiagnosis miokarditis, pada tahap awal dokter akan melakukan sesi tanya jawab terkait gejala yang timbul dan riwayat penyakit, serta melakukan pemeriksaan fisik. Untuk memastikan kondisi, ada beberapa tes yang biasa dilakukan, meliputi:  Tes darah. Tes darah dilakukan untuk memeriksa tanda infeksi, seperti jumlah sel darah putih, atau antibodi yang muncul akibat infeksi virus.  Elektrokardiografi. EKG dilakukan untuk memeriksa aktivitas listrik yang ada pada jantung.  Foto Rontgen dada. Pemindaian ini dilakukan untuk memeriksa ukuran dan bentuk jantung. Selain itu, tes ini juga digunakan untuk mendeteksi adakah cairan di paru-paru akibat gagal jantung.  Ekokardiografi. Ekokardiografi atau USG jantung menggunakan gelombang suara untuk memeriksa fungsi pompa jantung, gangguan katup jantung, gumpalan atau cairan pada jantung, serta pembesaran jantung.  Kateterisasi jantung. Dokter akan memasukkan selang kateter melalui pembuluh darah arteri di tungkai atau lengan, dipandu dengan bantuan sinar Rontgen. Pemeriksaan ini adalah untuk melihat kondisi jantung dan mengambil sampel otot jantung untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi jantung). Pengobatan Miokarditis Miokarditis ringan biasanya dapat pulih dengan sendirinya. Pasien harus menghindari olahraga berat setidaknya selama 3-6 bulan, memperbanyak istirahat, dan sebisa mungkin menghindari konsumsi garam berlebihan. Penggunaan obat-obatan antivirus belum terbukti ampuh untuk mengobati miokarditis yang umum terjadi. Pada dasarnya, pengobatan miokarditis itu sendiri berbeda-beda, disesuaikan dengan penyebab munculnya kondisi ini. Dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan rawat inap apabila miokarditis yang diderita telah menyebabkan komplikasi, seperti gagal jantung atau aritmia. Dokter juga 5

akan memberikan obat-obatan untuk mengurangi risiko terjadinya penggumpalan darah di jantung. Dokter akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi beban jantung dan membuang cairan berlebih, yang meliputi:  ACE inhibitors, contohnya enalapril, captopril, ramipril, dan lisinopril.  Angiotensin II receptor blockers (ARBs), contohnya losartan dan valsartan.  Penghambat beta, contohnya metoprolol, bisoprolol, dan carvedilol.  Diuretik, contohnya furosemide. Pada miokarditis yang tergolong berat, pengobatan yang dilakukan dapat berupa:  Ventricular assist devices (VAD). VAD adalah alat yang dipasang pada bilik jantung (ventrikel) dan berfungsi untuk memompa darah. VAD biasanya digunakan oleh pasien yang memiliki kondisi jantung lemah atau pasien penderita gagal jantung. VAD juga dapat digunakan sebagai prosedur alternatif untuk menunggu pengobatan lain, misalnya transplantasi jantung.  Pompa balon intra-aorta. Penanaman alat berupa balon pada pembuluh darah arteri utama (aorta). Penanaman balon tersebut membantu meningkatkan atau melancarkan aliran darah dan mengurangi beban kerja jantung.  Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Alat yang dipasangkan pada tubuh ini berfungsi untuk membantu memasok oksigen dan membuang karbon dioksida dari dalam tubuh. ECMO juga dapat digunakan sebagai prosedur alternatif untuk menunggu pengobatan lain. Pengobatan tergantung seberapa parah radang terjadi. Dalam beberapa kasus, pembengkakan akan menghilang dengan sendirinya dan Anda akan sembuh sepenuhnya. Jika Anda memiliki permasalahan, dokter dapat meresepkan obat-obatan anti-peradangan untuk membantu proses. Anda juga akan direkomendasikan untuk beristirahat dan diet rendah garam, serta Anda mungkin akan diberi diuretik untuk mengeluarkan cairan berlebih pada tubuh. Antibiotik juga dapat membantu menangani infeksi yang disebabkan bakteri, serta korticosteroid dapat mengurangi peradangan. Jika jantung mengalami kesulitan memompa sebagaimana mestinya, dokter juga akan meresepkan obat-obatan yang dapat membantu pembuluh darah rileks dan aliran darah lebih lancar. Obat-obatan lain juga dapat membantu mengendalikan detak jantung yang tidak teratur. Hampir semua pengobatan ini dapat mengurangi beban kerja pada jantung. Pada kasus yang lebih parah, alat pacu jantung dan defibrillator dapat dibutuhkan. Atau jika terjadi gagal jantung, prosedur lainnya dapat dilakukan di rumah sakit. Apabila jantung sudah rusak parah, dokter mungkin akan merekomendasikan transplantasi jantung. Penanganan Miokarditis 6

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai penanganan apa yang tepat untuk penyakit miokarditis ini, ada baiknya kita mengetahui beberapa jenis penyakit miokarditis terlebih dahulu. Penyakit miokarditis terbagi menjadi beberapa jenis, dan antara satu jenis dengan jenis lainnya memiliki perbedaan. Memangnya apa sih perbedaan antara satu jenis penyakit miokarditis dengan jenis lainnya? Lalu ada berapa jenis penyakit miokarditis? Nah berikut adalah beberapa jenis penyakit miokarditis:  Miokarditis akut Jenis penyakit miokarditis yang pertama adalah miokarditis akut, di mana jenis ini pada umumnya dialami oleh mereka yang berada pada usia 20-an dan bagi mereka yang berjenis kelamin pria. Penyebab munculnya miokarditis akut ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus dan pasien berisiko mengalami payah jantung kongestif apabila mereka tidak segera mendapat penanganan atau penanganan yang dilakukan kurang tepat. Pasien dengan jenis miokarditis yang satu ini dapat sembuh total sesudah 6 bulan terhitung dari masa pengobatan.  Rapidly progressive myokarditis Jenis penyakit miokarditis yang kedua ini sering kali dialami bagi mereka yang sudah berusia paruh baya – lebih tepatnya berada pada sekitar usia 35-an. Berbeda dengan jenis penyakit miokarditi sebelumnya, penyakit ini akan semakin parah dalam jangka waktu yang cukup lama alias bisa membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. Kematian juga bisa dialami oleh penderita apabila penyakit ini tidak kunjung sembuh dalam jangka waktu tiga tahun.  Miokarditis kronik Miokarditis kronik adalah jenis penyakit miokarditis yang terakhir dan berbeda dengan dua jenis miokarditis sebelumnya, jenis yang satu ini lebih banyak dialami wanita yang berusia paruh baya. Gejala pada penyakit ini sering ditandai dengan jantung yang melemah dan tentu saja kinerja jantung yang tidak optimal. Setelah mengenal tiga jenis penyakit miokarditis lebih detail, sekarang saatnya kita membahas mengenai penanganan apa yang dapat kita lakukan untuk penyakit miokarditis yang pastinya harus segera dilakukan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi penyakit. Apa saja ya penanganan yang tepat untuk penyakit miokarditis ini? Nah daripada tambah penasaran, yuk kita simak penjelasan yang satu ini!  Pemberian obat-obatan Pemberian obat di sini biasanya berupa obat anti radang yang berfungsi untuk mengurangi peradangan pada otot jantung dan perlahan-lahan penyakit miokarditis ini akan hilang dengan sendirinya (dengan bantuan anti-biotik ataupun korticosteroid). Bukan hanya diberi anti-biotik, obat diuretik berfungsi untuk mengeluarkan cairan berlebih yang terdapat pada tubuh seseorang. Pemberian obat ini tentu saja 7

berdasarkan tingkat keparahan penyakit miokarditis pada seseorang, apabila sudah memasuki tahap lebih parah maka tentu saja perlu dilakukan tindakan lain;  Alat pacu jantung dan defribelator Pengobatan penyakit miokarditis berikutnya adalah dengan menggunakan alat pacu jantung dan defribelator, di mana kedua hal ini merupakan penanganan yang akan diberikan dokter ketika pemberian obat-obatan sudah kurang efektif untuk penderita penyakit miokarditis. Pemasangan alat pacu jantung ini biadanya direkomendasikan untuk mereka yang detak jantugnya tidak beraturan. Pemasangan alat jantung ini melalui pembedahan dan pasien akan diberikan bius lokal karena sobekan yang diperlukan tidak terlalu besar. Lalu bagaimana dengan defribelator? Defribelator merupakan alat yang berfungsi untuk memberikan terapi energi listrik pada tubuh kita dan hal ini berfungsi untuk mencegah penyakit jantung menjadi memasuki tahap kritis, mengembalikan detak jantung kembali normal lagi, dan lain-lain.  Transplantasi jantung Penanganan yang satu ini akan dilakukan ketika jantung pasien sudah mengalami keruskaan. Transplantasi jantung sendiri sering kali dikenal dengan cangkok jntung, dan hal ini merupakan suatu penanganan di mana ahli akan mengganti jantung pasien yang sakit dengan jantung pendonor sehingga pasien bisa tetap hidup. Pasien yang mendapat penanganan berupa transplantasi jantung ini sebanyak 80% akan mampu bertahan hidup setidaknya dua tahun setelah operasi dan 70% bertahan hidup setelah lima tahun dilakukannya operasi. Proses penyembuhan dari transplantasi jantung ini bisa dibilang cukup lama karena setidaknya pasien akan membutuhkan waktu sekitar enam bulan dan perlu untuk tinggal di rumah sakit terlebih dahulu selama kurang lebih 1-3 minggu dan tentu saja hal ini tergantung pada kondisi masing-masing pasien. Cara Pencegahan Miokarditis Mencegah lebih baik daripada menyembuhkan. Tentu saja kita tidak asing dengan istilah yang satu itu bukan? Yup seperti yang kita tahu, alangkah baiknya kita bisa mencegah suatu penyakit datang pada kita karena hal ini berarti kita tidak perlu melakukan pengobatan yang sekiranya justru berdampak pada kesehatan ginjal. Lalu bagaimana cara mencegah miokarditis yang tepat ya?  Melakukan olahraga secara rutin, seperti yang pastinya juga efektif untuk menjaga kesehatan jantung. Menjaga berat badan tetap ideal merupakan salah satu cara meminimalisir risiko datangnya penyakit serius pada tubuh seseorang;  Melakukan pola makan yang sehat, hal ini perlu kita lakukan karena orang dengan tekanan darah dan kadar kolesterol yang tinggi cenderung berisiko mengalami penyakit jantung. Sebaliknya, pola makan yang sehat mampu meperbaiki kadar hipertensi atau kolesterol tinggi pada tubuh kita;  Berhenti melakukan kebiasaan buruk yang dapat membahayakan kesehatan tubuh khususnya kesehatan jantung kita, seperti menghentikan kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, bahkan penggunaan narkoba; 8

 Mengendalikan stres, seperti yang kita tahu stres bukanlah suatu hal yang bisa dicegah namun kita bisa mengendalikan hal ini dengan melakukan hal-hal yang positif dan melakukan jeda dari penatnya aktivitas kita sehari-hari. Nah itu tadi adalah penjelasan mengenai miokarditis. Pastinya bukan suatu hal yang sulit untuk dipahami bukan? Sekarang pun kita tidak akan keliru mengenali penyakit ini dengan jenis penyakit jantung lainnya, sehingga kita dapat segera melakukan penanganan dan jantung dapat kembali sehat. Satu hal yang perlu kita ingat adalah untuk terus menjaga dan melakukan pola hidup yang sehat untuk meminimalisir risiko datangnya berbagai penyakit mematikan untuk tubuh kita. Nah jadi, apa kalian masih menunda untuk melakukan pola hidup yang sehat? Yuk kita mulai dari sekaranf! Faktor-faktor risiko Apa saja faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko saya untuk terkena miokarditis? Miokarditis adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari apa kelompok ras dan berapa usia penderitanya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini. Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan menderita suatu penyakit atau kondisi kesehatan. Dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat terkena penyakit atau kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko. Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu Anda mengalami miokarditis: 1. Usia Meskipun kebanyakan masalah jantung lebih sering dijumpai pada pasien berusia lanjut, peradangan miokardium lebih banyak ditemukan pada pasien berusia remaja hingga awal 30-an. 2. Jenis kelamin Penyakit ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin pria, 2 kali lebih banyak dibanding dengan pasien wanita. 3. Menjalani pengobatan atau mengonsumsi obat-obatan tertentu 9

Jika Anda menjalani pengobatan antibiotik seperti penicilin dan sulfonamida, pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi, obat anti kejang, serta obat ilegal atau rekreasional seperti kokain, Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit ini. 4. Terpapar radiasi atau zat kimia tertentu Apabila Anda pernah terpapar zat kimia tertentu, seperti karbon monoksida, atau radiasi, Anda memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit ini. 5. Menderita penyakit tertentu Penyakit infeksi virus, seperti pneumonia, HIV, lupus, atau arteritis, dapat memperbesar kesempatan Anda untuk terkena penyakit ini. Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak bisa mengalami penyakit ini. Tanda-tanda ini hanya untuk referensi saja. Anda harus konsultasi dokter spesialis untuk lebih jelasnya. Pencegahan Miokarditis Belum ada upaya pasti yang dapat dilakukan untuk mencegah miokarditis. Namun, melakukan pencegahan terhadap infeksi mungkin dapat membantu. Pencegahan terhadap infeksi dapat dilakukan dengan:  Rutin melakukan vaksinasi.  Selalu menjaga kebersihan diri, makanan, maupun tempat tinggal.  Berhubungan seks secara sehat. Terutama untuk seseorang yang memiliki riwayat penyakit jantung dan mengalami miokarditis yang berkelanjutan, dokter akan menyarankan untuk mengurangi konsumsi garam, mengurangi konsumsi alkohol, menghindari rokok, dan minum air putih sesuai kebutuhan, agar kondisi tidak bertambah buruk. Komplikasi Miokarditis Jika tidak ditangani dengan segera, miokarditis dapat berdampak buruk pada kesehatan, bahkan hingga menimbulkan gagal jantung. Miokarditis yang tidak mendapatkan perawatan juga dapat menyebabkan:  Perikarditis, yaitu peradangan pada selaput yang menutupi jantung.  Kardiomiopati, yaitu melemahnya otot jantung. 10

Apa saja komplikasi yang diakibatkan oleh miokarditis? Tanpa pengobatan atau penanganan medis lebih lanjut, miokarditis dapat mengakibatkan komplikasi pada jantung Anda, seperti: 1. Gagal jantung Peradangan miokardium dapat merusak otot jantung, sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan baik. Pada kasus yang parah, jantung akan gagal berfungsi dan membutuhkan alat bantu, bahkan transplantasi. 2. Serangan jantung atau stroke Jika jantung rusak dan tidak dapat memompa darah dengan sempurna, darah akan berpotensi menggumpal. Jika gumpalan darah tersebut menyumbat arteri jantung, Anda dapat terkena serangan jantung. Apabila penggumpalan darah berpindah menuju arteri yang terdapat di otak Anda, kemungkinan stroke dapat terjadi. 3. Henti jantung Penyakit ini dapat mengakibatkan detak jantung menjadi tidak beraturan atau aritmia. Jika aritmia tidak segera diatasi, jantung berisiko berhenti mendadak. Hal ini dapat memicu masalah kesehatan yang fatal, bahkan dapat berujung kematian. Miokarditis Jantung merupakan salah satu organ vital yang sangat penting bagi tubuh. Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika terjadi kerusakan di dalamnya akan sangat berbahaya, dan harus dilakukan pengobatan dan penatalaksanaan lebih lanjut. Ada beberapa penyakit yang menyerang otot jantung yang diakibatkan suatu infeksi, diantaranya yaitu miokarditis. Miokarditis yaitu keradangan pada otot jantung. Miokarditis dapat disebabkan oleh penyakit reumatik akut dan infeksi virus seperti cocksakie virus, difteri, campak, influenza, poliomyelitis, dan berbagai macam bakteri, rikettsia, jamur, dan parasit. Miokarditis dapat menyerang semua umur. Sebagian dapat sembuh spontan. Miokarditis sering disertai keradangan pada perikard ( selaput pembungkus jantung). Merupakan penyebab kematian mendadak + 20% dari kasus, pada dewasa < 40 th. Gambaran biopsi otot jantung dimana sel otot jantung diinfiltrasi oleh sel-sel radang. Kerusakan otot jantung oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar sebagai berikut: 1. Invasi langsung ke sel otot jantung. 11

2. Proses imunologis pada sel otot jantung. 3. Keluarnya toksin oleh kuman yang merusak sel otot jantung. Proses miokarditis viral ada dua proses: 1. Fase pertama (akut) berlangsung kira-kira satu minggu dimana terjadi invasi virus ke miokardium ( sel otot jantung), replikasi virus, dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killer cell ( sel NK). 2. Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system imun akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokardium dari yang minimal smpai berat. Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusak sel-sel endotel sehingga membentuk antibodi endotel yang menyebabkan spasme mikrovaskuler. Hal tersebut menyebabkan proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mangakibatkan larutnya matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal, rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung. Gejala klinis dari miokarditis tidak terlalu khas, jarang menyebabkan pembesaran jantung, dan payah jantung. Miokarditis yang disebabkab reuma akut disertai gejala berat. gejala yang sering ditemukan antara lain: 1. Takikardia ( peningkatan denyut nadi) 2. Bunyi jantung melemah. 3. Gangguan irama jantung: supra ventricular dan ventricular. 4. Gagal jantung. Bila tanda dari infeksi lain seperti payah jantung kanan, penyakit jantung bawaan, penyakit jantung katup, penyakit jantung koroner, dll, maka diagnosis penyakit jantung perlu dipikirkan ke miokarditis. Sukar dibedakan dengan kardiomiopati, namun pemeriksaan EKG, histology, dan mikroskop serta imunofluoresensi dapat membantu penegakan diagnosis. Penatalaksanaan dari miokarditis dapat dilakukan tirah baring sampai keadaan membaik, dapat juga diberi analgetik untuk mengurangi nyeri. Kortikosteroid dapat diberikan untuk mengontrol gejala dan mencegah efusi perikard. Jika terdapat perikarditis akibat tuberculosis maka dapat diberikan terapi TB. Dan bila kondisi pasien sudah membaik, aktivitas harus ditingkatkan bertahap, namun bila masih nyeri, demam, atau friction rub kembali muncul, pasien harus segera kembali tirah baring. 12


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook