Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 11. MK Literasi Dasar

11. MK Literasi Dasar

Published by Anik Sigit, 2023-02-06 22:44:15

Description: 11. MK Literasi Dasar

Keywords: Christina book

Search

Read the Text Version

d. Portofolio Proses belajar siswa adalah suatu perjalanan panjang dan berbeda antara satu sama lain. Dalam perjalanannya tersebut, guru harus mengumpulkan data yang bisa membantunya mengarahkan program belajar yang sesuai dengan siswa. Bukti-bukti dari hasil belajar siswa yang dikumpulkan tersebut disebut portofolio. Portofolio literasi dapat berisi pekerjaan yang sedang berjalan serta tugas membaca dan menulis yang telah diselesaikan. Mereka dapat berisi daftar periksa penilaian atau rubrik yang digunakan dengan tugas membaca atau menulis. Catatan guru dan refleksi diri siswa juga menemukan jalan mereka ke dalam portofolio literasi. Portofolio mendorong siswa untuk secara teratur merefleksikan pengalaman membaca dan menulis mereka. Portofolio menekankan penilaian sastra formatif dan berkelanjutan. Untuk membantu guru mengatur dan mengelola portofolio, bagikan panduan ini: 1) Menentukan format organisasi portofolio dengan siswa. 2) Tentukan jenis bahan bacaan dan tulisan apa yang perlu dimasukkan 3) dalam portofolio. 4) Pastikan ada tempat dalam portofolio untuk pekerjaan yang sedang berjalan. 5) Pastikan ada tempat terpisah untuk menyelesaikan pekerjaan. 6) Sertakan daftar periksa, rubrik, dan alat penilaian lainnya untuk digunakan oleh siswa. 7) Sertakan komentar siswa dan guru dalam portofolio. 8) Putuskan bagaimana portofolio akan digunakan dalam konferensi guru-siswa. 9) Tetapkan aturan untuk meninjau, menambah, atau menghapus materi dari portofolio. 10) Gunakan portofolio untuk penilaian formatif dan sumatif. 11) Buat jadwal untuk menggunakan portofolio dengan siswa. 66 | PPG Pra jabatan 2022

Menurut DeFina (1992), portofolio adalah kumpulan hasil pekerjaan siswa yang bermakna, yang dikumpulkan berdasarkan periode waktu tertentu. Untuk literasi, Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 36) memberikan contoh dokumen yang terdapat di dalam portofolio sebagai berikut. 1) Catatan observasi guru tentang kemampuan membaca dan menulis siswa. 2) Tanggapan siswa terhadap cerita/dongeng yang dibacakan guru. 3) Daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca. 4) Sinopsis bacaan yang dibuat. 5) Surat-surat yang dibuat. 6) Naskah pidato. 7) Karangan bebas (puisi, prosa). 8) Laporan kunjungan. 9) Tulisan di majalah dinding. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Di dalam portofolio, selain karya siswa, guru dapat memasukkan rubrik dan catatan anekdot untuk menunjang informasi. Berikut adalah contoh dari portofolio. Gambar 3. 4 Contoh Penilaian Portofolio Literasi Dasar | 67

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Jelaskan kepada siswa maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata- mata merupakan kumpulan hasil kerja yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya, siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri. 2) Suatu saat, tentukan bersama siswa karya-karya yang akan dipilih. Portofolio antara siswa yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. 3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder. Beri komentar di belakang karya siswa yang menunjukkan bagaimana ia bekerja dan tuliskan tanggalnya. 4) Jika diperlukan, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio dan undanglah orang tua siswa untuk diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio, sehingga orang tua dapat membantu dan memotivasi anaknya. Portofolio seorang siswa bersifat rahasia. Oleh sebab itu, dokumen penting ini perlu disimpan rapi dan hanya bisa digunakan oleh yang berkepentingan, yaitu guru kelas saat itu, guru kelas berikutnya, siswa yang bersangkutan, orang tua atau pihak lain yang berkepentingan. 2. Prinsip Penilaian Literasi Cooper (2003) mengidentifikasi delapan prinsip untuk memandu guru dalam melaksanakan penilaian literasi di kelas. Sekolah masih dapat menggunakan prinsip-prinsip penilaian literasi ini dengan tolok ukur perkembangan literasi sebagai bagian dari rencana penilaian literasi sekolah. Hal ini mendorong kepala sekolah dan guru untuk menggunakan penilaian siswa sebagai panduan utama untuk pengajaran dalam hubungannya dengan standar literasi. Saat membaca prinsip-prinsip penilaian, kenali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penilaian literasi, terutama faktor perkembangan, budaya, 68 | PPG Pra jabatan 2022

instruksional, dan pembelajar. Dengan pemikiran tersebut, penilaian literasi yang dilakukan di sekolah akan lebih valid dan reliabel. 1) Penilaian adalah proses berkelanjutan yang terjadi setiap kali seorang siswa berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, atau melihat sesuatu. 2) Penilaian adalah bagian dari instruksi. Ketika siswa terlibat dalam kegiatan instruksional, tanggapan mereka memberitahu Saudara. 3) Penilaian adalah autentik. Jika Anda ingin mengetahui seberapa baik siswa menulis paragraf dalam esai, mintalah dia menulis esai. 4) Penilaian adalah proses kolaboratif dan reflektif yang memungkinkan siswa untuk belajar sendiri di luar ruang kelas. Dengan membuat penilaian kolaboratif, tanggung jawab dan rasa hormat menjadi ciri hubungan antara guru dan siswa. 5) Penilaian bersifat multidimensi karena berbagai ukuran menghasilkan ukuran yang lebih andal. Menulis portofolio dengan draf, penilaian diri, revisi, dan produk akhir menawarkan gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja menulis siswa pada akhir semester kerja daripada tugas menulis tunggal. 6) Penilaian mempertimbangkan faktor budaya, perkembangan, dan peserta didik, dan akomodasi perlu dibuat di semua bidang ini ketika mempertimbangkan langkah-langkah penilaian. 7) Penilaian mengidentifikasi kekuatan serta kebutuhan siswa, dan ini menyediakan tempat untuk memulai dan membangun saat siswa bergerak menuju pembelajaran baru. 8) Penilaian mencerminkan pemahaman tentang bagaimana siswa belajar membaca, menulis, dan menggunakan bahasa. Literasi Dasar | 69

Tabel 3. 4 Diskusi Reflektif 2 Diskusi Reflektif 2 Cermatilah hasil penilaian menulis teks berita berikut. Menurut Saudara, apakah penilaian tersebut telah memenuhi prinsip-prinsip penilaian? Mengapa? 3. Asesmen Kecukupan Minimum Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika-numerasi. Baik pada literasi membaca maupun literasi matematika-numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh peserta didik menggunakan kompetensi literasi membaca dan literasi matematika-numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekadar penguasaan konten. 70 | PPG Pra jabatan 2022

Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi dan mengetahui capaian peserta didik terhadap kompetensi yang diharapkan. AKM untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu, tetapi berbagai konten, tingkat kognitif, dan konteks. Konten pada literasi membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok, yaitu teks informasi dan teks fiksi. Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada literasi membaca dan literasi matematika-numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada literasi membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi, serta evaluasi dan refleksi. Pada literasi matematika-numerasi, ketiga level tersebut adalah knowing (pengetahuan dan pemahaman), applying (penerapan), dan reasoning (penalaran). Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. Bentuk soal AKM bervariasi, yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian, dan esai atau uraian. a. Pilihan Ganda Soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dengan beberapa pilihan jawaban. Peserta didik diminta menjawab soal dengan memilih satu jawaban benar dari beberapa pilihan jawaban yang disediakan. Jumlah pilihan jawaban disesuaikan dengan jenjangnya. b. Pilihan Ganda Kompleks Soal pilihan ganda kompleks terdiri atas pokok soal dan beberapa pernyataan yang harus dipilih atau direspons. Pernyataan-pernyataan atau pilihan-pilihan jawaban harus merupakan satu kesatuan konsep/rincian kompetensi. Ada dua model soal pilihan ganda kompleks yang digunakan dalam AKM yaitu Literasi Dasar | 71

1) Peserta didik memilih pada kotak atau kolom yang disediakan di depan setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pada pokok soal. 2) Peserta didik memilih pada kolom Ya/Tidak, Benar/Salah, atau kategori lain di belakang setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pada pokok soal. c. Menjodohkan Bentuk soal menjodohkan mengukur kemampuan peserta didik dalam mencocokkan dan menghubungkan antara dua pernyataan yang disediakan. Soal ini terdiri atas dua lajur. Lajur pertama (sebelah kiri) berupa pokok soal dan lajur kedua (sebelah kanan) berupa jawaban. d. Isian atau jawaban singkat Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta didik untuk memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol. Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara itu soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan. e. Uraian Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Pada soal uraian disediakan pedoman penskoran yang merupakan acuan dalam pemberian skor. Jawaban peserta didik akan diskor berdasarkan kompleksitas jawaban. Pemberian skor soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan isian/uraian singkat dilakukan secara objektif. Sementara itu, untuk soal uraian, penskoran dilakukan oleh penskor dengan mengacu pada pedoman penskoran. Pedoman penskoran dibuat oleh penulis soal ketika menulis soal. Tentang AKM dapat dibaca selanjutnya melalui tautan https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/file_akm2_202101_1.pdf 72 | PPG Pra jabatan 2022

Setelah mempelajari konsep asesmen literasi dan kaitannya dengan AKM, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Tabel 3. 5 Post-test Asesmen Literasi Post-test Asesmen Literasi 1. Bentuk penilaian mana yang sering Anda gunakan? 2. Mengapa memilih bentuk tersebut? 3. Apakah penilaian yang Anda susun sudah mengacu pada AKM? C. Ruang Kolaborasi 1. Kegiatan 1 (Kelompok 5 orang: 60 menit) Setelah mengeksplorasi konsep AN/AKM, Anda akan mendiskusikan tentang penggunaan asesmen. Selain itu, Anda diminta pula untuk merancang asesmen. Anda akan bekerja secara kelompok. Langkah pertama, silakan menyimak tayangan video 1 untuk mencari tahu fungsi, tujuan, dan pelaksanaan AN! Video 1 Demonstrasi Kontekstual Literasi Dasar | 73

Gambar 3. 5 Asesmen Nasional https://www.youtube.com/watch?v=Gol_-e4Vt_s Selanjutnya, silakan simak video contoh soal dan pembahasan asesmen literasi berikut! Identifikasilah konten, konteks, dan tingkat kognitif soal-soal yang disajikan! Gambar 3. 6 Latihan Soal Asesmen Literasi Fiksi SD Kelas 3 & 4 https://www.youtube.com/watch?v=IYTi8xY7AxU Gambar 3. 7 Latihan Soal AKM Literasi Teks Informasi 3 https://www.youtube.com/watch?v=wbxqF3OkjA4 74 | PPG Pra jabatan 2022

Tabel 3. 6 Lembar Kerja No. Stem Soal Konten Konteks Tingkat Kognitif 1 2 dst. Cobalah untuk membuat soal AN literasi Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan mempresentasikan hasil kerja kelompok Anda (bisa dalam bentuk presentasi secara lisan atau gallery walk/pameran hasil kerja, dll) D. Demonstrasi Kontekstual 1. Kegiatan 2 (Kelompok: 40 menit) Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan mempresentasikan hasil kerja kelompok Saudara. (Pastikan Anda mengisi kolom catatan yang dapat berupa keterangan alasan penilaian!) Literasi Dasar | 75

Tabel 3. 7 Lembar Kerja Penilaian Hasil Diskusi No. Indikator Penilaian Ya Tidak Identifikasi fungsi, tujuan, dan manfaat AN sudah 1 sesuai. 2 Analisis konten contoh soal sudah tepat. 3 Analisis konteks contoh soal sudah tepat. 4 Analisis tingkat kognitif contoh soal sudah tepat. Soal yang dibuat sudah sesuai dengan konten, konteks, 5 dan tingkat kognitif dalam asesmen literasi. Catatan untuk revisi soal yang dibuat oleh kelompok: 76 | PPG Pra jabatan 2022

Tabel 3. 8 Rubrik Penilaian Aspek yang Kriteria dan Skor 1 No. 32 Dinilai Identifikasi fungsi, Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu tujuan, dan mengidentifikasi tiga mengidentifikasi mengidentifikasi 1 aspek dengan tepat dua aspek dengan satu aspek dengan manfaat AN tepat tepat Analisis konten Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu contoh soal menganalisis konten menganalisis menganalisis 2 7 soal atau lebih konten 3-6 soal konten 1-2 soal dengan tepat. dengan tepat. dengan tepat. Analisis konteks Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu contoh soal menganalisis konteks menganalisis menganalisis 3 konteks 1-2 soal 7 soal atau lebih konteks 3-6 soal dengan tepat. dengan tepat. dengan tepat. Analisis tingkat Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu kognitif contoh menganalisis tingkat menganalisis menganalisis 4 kognitif 7 soal atau tingkat kognitif 3 -6 tingkat kognitif 1-2 soal lebih dengan tepat. soal dengan tepat. soal dengan tepat. Soal yang dibuat Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu menyusun soal menyusun soal sudah sesuai menyusun soal berdasarkan dua berdasarkan satu aspek dengan tepat aspek dengan tepat dengan konten, berdasarkan tiga 5 konteks, dan aspek dengan tepat tingkat kognitif dalam asesmen literasi. Literasi Dasar | 77

Skor = (Perolehan Skor/ 15) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D E. Elaborasi Pemahaman Setelah mengikuti presentasi kelompok teman sejawat, Anda memiliki informasi lebih lengkap terkait asesmen literasi. Mulai dari konsep hingga penyusunan asesmen. Cobalah untuk menyimpulkan tentang temuan Anda pada kegiatan presentasi bersama teman dan dosen Saudara! F. Koneksi Antarmateri 1. Kegiatan 3 (Individu) Buatlah analisis tentang keterkaitan antara pemilihan strategi membaca dengan penyusunan asesmen berikut. Sudah sesuaikah? Buatlah laporan Anda dalam bentuk infografis sederhana yang minimal memuat kesesuaian strategi dan asesmen, serta penilaian terhadap asesmen yang disajikan. 78 | PPG Pra jabatan 2022

LK Analisis Keterkaitan Pemilihan Strategi Membaca dengan Penyusunan Asesmen Strategi : Membaca Pemahaman (Menghubungkan dan Menyimpulkan) Langkah Kegiatan : 1. Siswa diminta untuk membaca cerita pada tautan berikut https://www.letsreadasia.org/book/tas-cantik-nita?bookLang=6260074016145408 2. Setelah membaca, siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal berikut! a) Nita melihat asap hitam di belakang rumahnya. Di antara pernyataan berikut manakah peristiwa yang terjadi dalam cerita tersebut? Beri tanda centang (√) kolom benar atau salah. Pernyataan Benar Salah Nita melarang ayahnya berhenti membakar sisa kain hasil usahanya. Nita memiliki ide yaitu mengubah sisa kain menjadi barang bermanfaat. Nita mendapat dukungan dari orang banyak karena bisa mengurangi penggunaan plastik. Literasi Dasar | 79

b) Melihat Nita yang kreatif untuk mengurangi penggunaan sampah, saya jadi terinspirasi mengikutinya. Hal-hal yang akan saya lakukan yaitu menggunakan … Jawaban benar lebih dari satu. a. sedotan stainless b. kertas minyak c. tumbler minum G. Aksi Nyata Pada akhir pembelajaran topik tentang Asesmen Literasi, buatlah rancangan atau rencana aksi nyata terkait asesmen membaca dan menulis (AKM) di sekolah dasar. Rencana aksi ini dapat Anda gunakan untuk mengajarkan konsep Asesmen Literasi secara efektif di kelas Saudara. Rencana aksi ini memuat lima komponen yaitu: 1. Kegiatan yang dipilih 2. Strategi yang digunakan 3. Alokasi waktu 4. Langkah-langkah kegiatan 5. Asesmen yang digunakan 80 | PPG Pra jabatan 2022

Topik 4. Lingkungan Karya Literasi (Sosial, Afektif, dan Akademik) Durasi 3 pertemuan Capaian pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat 1. Mahasiswa mampu menganalisis lingkungan kaya literasi 2. Mahasiswa mampu menyusun rancangan lingkungan kaya literasi A. Mulai dari Diri Lingkungan kaya literasi adalah bagian penting dalam pengembangan budaya literasi di sekolah. Anak-anak dapat berinteraksi dengan berbagai bentuk jenis teks seperti buletin, cerita dinding, tanda ruang berlabel, poster, buletin, dan lainnya. Lingkungan sekolah yang demikian menawarkan banyak kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kebiasaan dan keterampilan literasi. Nah, kita akan mulai topik keempat ini dengan mengamati video berikut! Gambar 4. 1 Unit 3 Foto Budaya Baca https://youtu.be/scHUtVsOwiQ Setelah mengamati tayangan tersebut, mari kita amati lingkungan sekolah Saudara. Seberapa literatkah budaya sekolah Saudara? Nah, mari kita mengeksplorasi konsep tentang lingkungan kaya literasi! Literasi Dasar | 81

B. Eksplorasi Konsep Sekarang kita akan mempelajari apa, mengapa, dan bagaimana lingkungan kaya literasi. Lingkungan kelas sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Di kelas awal, lingkungan kelas yang banyak memuat tulisan, gambar atau pun buku bacaan dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan bahasanya. Pertanyaannya, bagaimanakah menciptakan lingkungan kelas yang literat? Mengapa lingkungan literat harus diciptakan di sekolah? Lingkungan kelas yang literat ditunjukkan oleh banyaknya tulisan yang dapat dibaca oleh siswa, baik yang ditempel di dinding, di papan tulis maupun dalam bentuk buku. Prinsip-prinsip bimbingan pengembangan literasi menyebutkan adanya tiga komponen yang menunjang keberhasilan pembelajaran literasi, yakni komponen motivasi, pembelajaran membaca-menulis terpadu, dan komponen membaca-menulis mandiri. Apa yang Dimaksud dengan Kelas yang Literat? Lingkungan kelas yang literat adalah lingkungan kelas yang kaya dengan media kebahasaan dan cetakan. Penataan isinya mungkin saja berbeda antara kelas yang satu dengan yang lainnya, bergantung pada kreativitas dan kemampuan masing-masing kelas. Keterbatasan tempat tidak perlu menyurutkan dedikasi guru untuk menciptakan lingkungan yang literat. Gambar 4. 2 Pojok Baca Sumber: Cakrawalainfo.com dan Kompasiana.com 82 | PPG Pra jabatan 2022

Lingkungan kelas yang literat diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar literasi. Motivasi merupakan kemauan seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Motivasi merupakan ‘inner state’ seseorang yang menyebabkan ia melakukan tindakan tertentu dengan cara tertentu. Secara teknis, prosesnya berawal dari kekurangan atau kebutuhan yang belum terpenuhi, kemudian timbul ketegangan, dan ketegangan itulah yang mendorong untuk bertindak mencapai kebutuhannya. Dalam konteks pemerolehan dan pembelajaran bahasa, motivasi diartikan sebagai “The effort learners put into learning an L2 as a result of their desire or need to learn it” (Widdowson [ed.], 1997:141). Menurut Holdaway (dalam Cooper, 1993:30), apabila siswa dimotivasi dengan pengalaman yang bermakna untuk maksud tertentu, siswa akan memiliki kesiapan yang prima untuk belajar. Dalam konsep kelas yang terpusat pada literasi, motivasi amat diperlukan untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, menumbuhkan sikap positif terhadap membaca dan menulis, serta menarik perhatian dan keantusiasan untuk mencapai literat yang lebih tinggi. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dikembangkan di dalam kelas agar siswa memiliki keterampilan literat yang diharapkan. Kelas yang literat salah satunya ditunjukkan dengan banyaknya tulisan di dalam kelas. Tulisan ini dapat berupa: 1. nama siswa, 2. alfabet di dinding, 3. nama hari, 4. nama bulan, 5. nama benda-benda yang ada di kelas, dan 6. jadwal kegiatan kelas. Semakin banyak tulisan yang diperkenalkan, semakin banyak siswa mendapat informasi literasi. Pengalaman dengan huruf atau kata yang diperolehnya di dalam kelas akan membantu mereka dalam kegiatan membaca dan menulis. Pengenalan huruf melalui nama sendiri dan nama teman sangat membantu siswa dalam membedakan bunyi dan simbol. Nama teman yang ditempel di pintu masuk Literasi Dasar | 83

kelas akan memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat nama-nama tersebut setiap waktu mereka akan masuk. Sebagai alternatif, nama siswa dapat juga ditulis di rak barang mereka seperti pada gambar. Tulisan yang terlihat akan diserap otak sebagai informasi dan akan menempel dalam ingatan siswa karena mereka melihatnya setiap hari. Tanpa sadar, mereka banyak mengenal tulisan atau huruf tanpa harus menghafal. Contoh tulisan huruf dapat digunakan sebagai model saat siswa menulis. Selain itu, mereka pun tahu melafalkannya karena sering menyebutkannya. Contoh tulisan dapat ditempel di dinding, di bagian atas papan tulis, atau di atas meja. Gambar di bawah ini menunjukkan adanya beberapa contoh tulisan yang dapat dipakai guru dalam pembelajaran sehari-hari, misalnya: 1. mencocokkan awal huruf dari nama hari dengan huruf yang ada di papan tulis, 2. menyebutkan benda-benda yang dimulai dengan salah satu huruf yang ditunjuk/dipilih bersama, 3. membahas agenda kegiatan dan menulisnya di papan tulis. Siswa dapat melihat langsung bagaimana guru menuliskannya. Gambar 4. 3 Papan Tulis dan Kegiatan Siswa Keterangan gambar: Contoh papan papan tulis yang terdapat contoh huruf, angka, nama hari/tanggal, kegiatan selama satu hari atau contoh suatu karya siswa yang akan dibahas 84 | PPG Pra jabatan 2022

Kegiatan di atas dapat divariasikan setiap harinya. Salah satu hal penting yang tidak dapat diabaikan adalah guru mengajak siswa berpartisipasi aktif dan membuat suasana menyenangkan selama kegiatan membaca dan menulis. Tulisan di papan tulis seperti nama hari, tanggal, dan bulan serta agenda kegiatan harus diubah setiap harinya. Setiap pagi guru dapat menjadikan kegiatan menulis tersebut sebagai salah satu kegiatan pembuka yang mengajak seluruh siswa berpartisipasi. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan lingkungan belajar yang menyenangkan. Silakan klik tautan https://youtu.be/BJy4DQWD6fs untuk melihat salah satu contoh pengelolaan lingkungan belajar. Berikut beberapa cara untuk menciptakan lingkungan kaya literasi. 1. Tabel Interaktif Tabel seperti kalender sangat bermanfaat untuk membantu siswa dalam menambah kosakata. Nama hari, bulan dan penulisan angka dapat digunakan setiap hari dengan melibatkan siswa. Siswa dapat ditanya nama hari, bulan dan tanggal. Kegiatan ini dapat dimulai oleh guru, namun setelah dilakukan berulang, siswa dapat diberi kesempatan untuk melakukannya secara bergiliran. Kegiatan menyebutkan waktu dapat dikembangkan dengan bercerita apa yang telah dilakukan kemarin, dua hari yang lalu, atau besok, lusa, dan seterusnya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan setiap pagi. Kegiatan tersebut memberi gambaran kepada siswa bahwa ternyata setiap tulisan memiliki fungsi yang berbeda, misalnya nama hari dan nama bulan menerangkan konsep waktu. Tabel yang digunakan oleh guru merupakan media yang digunakan sebagai alat untuk mengajar, berbeda dengan pajangan yang ditempel sebagai hiasan atau sebagai sumber belajar siswa. Tabel berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai alat mengajar oleh guru di dalam kelas. Literasi Dasar | 85

a. Tabel binatang dengan namanya. b. Nama hari. c. Nama bulan. d. Tabel warna dengan namanya e. Tabel angka 2. Tulisan yang Digunakan sebagai Alat Komunikasi Kelas Di kelas awal, siswa dapat diajak untuk berdiskusi dengan menggunakan media yang ada di dalam kelas. Membahas jadwal pelajaran merupakan salah satu contoh yang dapat dilakukan karena kegiatan yang dilakukan setiap hari dapat mengalami beberapa perubahan. Hal ini sangat memungkinkan untuk dijadikan bahan pembicaraan. Keterampilan berbicara dapat dikembangkan melalui kegiatan ini. Membahas aturan kelas yang disepakati bersama akan menambah topik yang sangat kontekstual dan dekat dengan kehidupan siswa. Saat ada siswa yang melanggar kesepakatan kelas, guru dapat menunjuk ke salah satu aturan di dinding yang telah dilanggar. Berikut adalah contoh lain dari tulisan yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa. a. Daftar hadir b. Daftar piket 3. Tulisan Guru dan Siswa Di dalam kelas, siswa kelas awal sangat menyenangi pembicaraan yang berkaitan dengan diri mereka. Kebanggaan akan hasil karya yang digunakan sebagai bahan diskusi akan sangat memotivasi mereka untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas dengan semangat. Contoh di bawah merupakan tulisan yang dihasilkan oleh guru dan siswa. Hasil tulisan mereka kemudian dibicarakan dan dapat dilanjutkan kemudian saat terjadi perubahan. Guru dan siswa dapat berkontribusi setiap hari untuk memenuhi diagram dan mendiskusikan perubahan yang ada. Kegiatan ini dapat mengembangkan keterampilan menulis dan berbicara siswa. 86 | PPG Pra jabatan 2022

Contoh media lain yang dapat digunakan untuk mengembangkan kedua keterampilan tersebut adalah sebagai berikut. a. Jawaban siswa yang ditulis guru. b. Cerita yang dihasilkan bersama. c. Daftar pertanyaan dari siswa dan guru tentang topik yang sedang dibahas Gambar 4. 4 Contoh diagram hasil karya guru dan siswa 4. Pajangan Karya Siswa Setiap karya siswa yang dipajang akan memberikan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Guru dapat memajang seluruh hasil karya siswa dengan menempel di papan pajangan maupun digantung di kelas. Ketinggian pajangan harus memperhatikan jarak pandang siswa agar mereka dapat membacanya. Beberapa karya yang dapat dipajang adalah sebagai berikut; a. pertanyaan yang diajukan siswa terhadap suatu kejadian, b. cerita siswa, dan c. tulisan siswa yang diintegrasikan dengan mata pelajaran lainnya, seperti IPA, IPS, dan Matematika. Pajangan perlu diganti apabila topik yang dibahas sudah selesai. Dengan demikian, suasana kelas menjadi tidak membosankan dan dapat memotivasi siswa untuk berkarya lebih baik. Literasi Dasar | 87

Gambar 4. 5 Contoh Pajangan Karya Siswa 5. Perpustakaan Kelas Perpustakaan kelas dibuat dengan tujuan menunjang kegiatan membaca mandiri. Isinya berupa buku-buku cerita atau bahan cetakan lainnya, seperti koran atau majalah anak-anak yang disesuaikan isinya dengan kebutuhan siswa, yaitu minat, usia, dan kemampuan membaca. Untuk mengembangkan konsep anak perpustakaan perlu dimasukkan buku-buku atau tulisan yang sudah dipublikasikan oleh siswa sendiri. Koleksi buku dalam perpustakaan kelas diusahakan terus bertambah melalui sumbangan dari orang tua murid dan masyarakat. Perpustakaan kelas sebaiknya diatur agar tempatnya menyenangkan sehingga siswa tergugah untuk membaca. Lokasi dan penataan perpustakaan kelas dapat diatur oleh guru sesuai dengan kebutuhan. Program membaca perlu didesain untuk menciptakan budaya membaca. Pembiasaan membaca dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan, seperti: 88 | PPG Pra jabatan 2022

a. membaca pada saat pertemuan awal setiap hari selama 10 - 15 menit, b. membaca setelah jam istirahat selama 10 - 15 menit, dan c. membaca setelah menyelesaikan tugas. Tempat membaca, menulis, diskusi, dan pajangan merupakan sarana untuk berkarya, memperkaya pengetahuan, dan mengomunikasikan tulisannya secara otentik. Akan lebih baik lagi apabila di dalam kelas tersedia pojok menulis untuk memberi kesempatan kepada siswa menuangkan idenya lewat tulisan. Di tempat tersebut perlu disediakan kertas, alat tulis, gunting, lem, dan fasilitas lainnya. Melengkapi kelas dengan komputer juga akan memungkinkan siswa memproduksi tulisan. Gambar 4. 6 Pojok Menulis 6. Sikap Guru Motivasi yang dibangun oleh sikap guru ditandai dengan keantusiasan dan kepercayaan guru terhadap siswanya. Guru yang antusias menyikapi aktivitas membaca dan menulis siswa secara positif sangat mempengaruhi keberhasilan siswa. Demikian pula halnya dengan guru yang percaya bahwa siswanya dapat Literasi Dasar | 89

belajar dan berbagi pengalaman dengan temannya. Sikap guru hendaknya menumbuhkan harapan bagi siswa untuk mencapai keberhasilan. Tabel 4. 1 Diskusi Reflektif 1 Diskusi Reflektif 1 Pernahkah Saudara memiliki prasangka pada siswa berupa “Siswa-siswa bisa tidak ya melakukan ini? Kemampuannya sampai belum, ya?” Menurut Saudara, apakah prasangka tersebut termasuk sikap guru yang memotivasi? Mengapa? 7. Partisipasi Orangtua Motivasi yang dibangun oleh partisipasi orang tua diciptakan melalui komunikasi pihak sekolah dengan orang tua siswa. Guru yang mengomunikasikan pekerjaan siswa kepada orang tuanya termasuk guru yang mempertahankan tingkat motivasi siswa yang tinggi untuk belajar. Melalui komunikasi seperti itu, orang tua akan mengetahui pentingnya dukungan mereka terhadap keberhasilan siswa dalam membaca dan menulis. Selain komunikasi itu sendiri menjadi unsur motivasi, dalam konsep kelas yang terpusat pada literasi, orang tua siswa juga dapat berperan sebagai bagian dari pembaca yang membantu pemahaman membaca putra putrinya. Hal itu menunjukkan bahwa partisipasi orang tua sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran membaca dan menulis. 90 | PPG Pra jabatan 2022

Alternatif lain untuk mengajak orang tua berpartisipasi adalah dengan meminta mereka membacakan buku di dalam kelas secara bergiliran. Tujuan kegiatan ini adalah selain orang tua merasa terlibat dalam program literasi, para siswa akan merasa didukung oleh orang tuanya. Dukungan orang tua sangat positif dalam meningkatkan motivasi siswa. Semakin besar partisipasi orang tua, semakin baik perkembangan belajar siswa dalam literasi. Tabel 4. 2 Diskusi Reflektif 2 Diskusi Reflektif 2 Menurut Saudara, apa yang bisa Anda lakukan untuk mengajak orang tua berpartisipasi dalam kegiatan literasi? Sebagai konsep dasar belajar literasi secara menyeluruh, Cooper (1993: 56-57) menyatakan bahwa untuk tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan kelas 3 Sekolah Dasar (SD), perlu disediakan waktu masing-masing sekitar 10 sampai 15 menit dan 20 sampai 30 menit per hari untuk membaca dan menulis mandiri di sekolah; sedangkan untuk kelas 3-6 perlu disediakan waktu masing-masing sekitar 15 sampai dengan 20 menit dan 30 sampai 45 menit. Gambar 4. 7 Contoh Partisipasi Orang tua Literasi Dasar | 91

C. Ruang Kolaborasi 1. Kegiatan 1 (Kelompok 5 orang) Setelah mempelajari konsep lingkungan kaya literasi, silakan bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas berikut. a. Pilihlah salah satu sekolah di daerah Saudara, b. Surveilah lingkungan kaya literasi yang ada di sekolah tersebut, c. Anda dapat menggunakan lembar kerja pengamatan berikut: Tabel 4. 3 Lembar Kerja Pengamatan Lingkungan Kaya Literasi Lembar Kerja Pengamatan Lingkungan Kaya Literasi Nama Sekolah : No. Kegiatan/Program Bahan Kaya Keterangan Literasi di Sekolah 1 2 3 4 5 dst Bagaimanakah lingkungan sosial di sekolah? 92 | PPG Pra jabatan 2022

D. Demonstrasi Kontekstual 1. Kegiatan 2 (Kelompok: 5 orang) Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan mempresentasikan hasil kerja kelompok Anda dalam bentuk presentasi secara lisan. Untuk menilai produk kegiatan dapat menggunakan rubrik penilaian berikut. Tabel 4. 4 Rubrik Penilaian Produk Amatan Aspek Kriteria Program/kegiatan kaya Dukungan lingkungan Dukungan kegiatan (skor) akademik literasi sosial Sangat Kegiatan/program Semua aktivitas sos Keseluruhan lingkungan Baik (4) sekolah menunjukkan sekolah mendukung akademik sekolah kesesuaian dengan pengembangan budaya mendukung pembelajaran lingkungan kaya literasi literasi. bermakna dan yang meliputi bahan menyenangkan. bacaan, orang, tempat, dan waktu. Baik (3) Kegiatan/program 70% aktivitas sos 70% lingkungan akademik sekolah menunjukkan sekolah mendukung sekolah mendukung kesesuaian dengan pengembangan budaya pembelajaran bermakna lingkungan kaya literasi literasi. dan menyenangkan. yang meliputi 3 Cukup (2) Kegiatan/program 50% aktivitas sos 50% lingkungan akademik sekolah menunjukkan sekolah mendukung sekolah mendukung kesesuaian dengan pengembangan budaya pembelajaran bermakna lingkungan kaya literasi literasi. dan menyenangkan. yang meliputi 2 diantara bahan bacaan, orang, tempat, dan waktu. Literasi Dasar | 93

Kegiatan/program 30% aktivitas sos 30% lingkungan akademik sekolah menunjukkan sekolah mendukung sekolah mendukung kesesuaian dengan pengembangan budaya pembelajaran bermakna Kurang (1) lingkungan kaya literasi literasi. dan menyenangkan. yang meliputi 1 diantara bahan bacaan, orang, tempat, dan waktu. Tabel 4. 5 Rubrik Penilaian Presentasi Aspek yang Kriteria dan Skor Dinilai 32 1 Penguasaan Penguasaan Penguasaan materi Penguasaan materi materi materi presentasi presentasi presentasi mahasiswa mahasiswa cukup mahasiswa kurang presentasi sangat baik. baik. baik. Kekompakan/pe Kekompakan Kekompakan Kekompakan mbagian kerja kelompok sangat kelompok cukup kelompok kurang baik. baik. baik. Penyampaian Penyampaian Penyampaian Penyampaian presentasi materi presentasi materi presentasi mahasiswa mahasiswa cukup mahasiswa kurang sangat baik. baik. baik. Refleksi temuan Refleksi temuan Refleksi temuan Refleksi temuan di lapangan sangat baik. cukup baik. kurang baik. 94 | PPG Pra jabatan 2022

Skor = (Perolehan Skor/ 12) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D E. Elaborasi Pemahaman 1. Kegiatan 3 (Individu) Untuk mempertajam analisis lingkungan literasi Saudara, buatlah esai sederhana tentang solusi lingkungan literasi yang masih kurang. Anda dapat memanfaatkan hasil survei lingkungan literasi di sekolah sebagai studi kasus yang harus Anda selesaikan. Berikut format penulisan esai tersebut. a. Judul esai bebas, tetapi harus sesuai dengan topik lingkungan literasi. b. Esai ditulis sepanjang 2-3 halaman. c. Esai diketik dengan font arial, 12 pt, spasi 1,5, batas atas dan bawah pengetikan 3 cm, batas kiri 4 cm, dan batas kanan 3 cm, serta ukuran kertas A4. d. Naskah esai disertai dengan sumber lain yang dicantumkan dalam daftar pustaka. F. Koneksi Antarmateri Setelah mengikuti kegiatan-kegiatan sebelumnya, tentu Anda memiliki pemahaman yang utuh tentang literasi di sekolah dasar hingga lingkungan literasi yang ideal. Terlebih Anda sudah melakukan survei langsung tentang pelaksanaan literasi di sekolah. Pada kegiatan kali ini, Anda akan menelusuri peran lingkungan literasi dengan pembelajaran di sekolah dasar. Perhatikan beberapa hal berikut. Literasi Dasar | 95

1. Bacalah kembali hasil survei Saudara, 2. Diskusikanlah beberapa pertanyaan berikut. a. Apakah daya dukung literasi di sekolah tersebut memengaruhi proses dan hasil kegiatan literasi? b. Bagaimanakah peran warga sekolah dan orang tua dalam membudayakan literasi? c. Apa yang perlu dibenahi dari lingkungan tersebut agar literasi lebih optimal? 3. Buatlah dalam infografis! G. Aksi Nyata Pada akhir pembelajaran topik ini, cermatilah beberapa poster berikut! Selain itu, bacalah buku penguatan literasi melalui tautan http://repositori.kemdikbud.go.id/22599/1/Panduan_Penguatan_Literasi_da n_Numerasi_di_Sekolah_bf1426239f.pdf Gambar 4. 8 Pelibatan Orang Tua Dalama GLS 96 | PPG Pra jabatan 2022

Gambar 4. 9 Pengembangan Perpustakaan Sekolah Gambar 4. 10 Kelas Karya Literasi Literasi Dasar | 97

Berikutnya, refleksikan pembelajaran ini dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut ini: 1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep lingkungan kaya literasi? 2. Bagian manakah dari konsep lingkungan kaya literasi yang paling menantang? 3. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi terkait dengan lingkungan kaya literasi? 4. Bagaimana Anda akan memanfaatkan pengetahuan baru ini ke kehidupan sehari-hari Saudara? Setelah melakukan refleksi, tuliskan rancangan/rencana aksi nyata terkait pengembangan budaya literasi di sekolah dasar, yaitu kegiatan yang bisa Anda jalankan di sekolah. Aksi nyata ini dapat berisi beberapa hal yaitu: 1. Nama program dalam rangka membangun lingkungan literat, 2. Lokasi pembangunan lingkungan literat (ruang kelas, perpustakaan, pojok literasi, taman baca, dll), 3. Deskripsi program, 4. Jangka waktu program. 98 | PPG Pra jabatan 2022

Topik 5. Pengembangan Kecakapan Literasi Diri Durasi 3 pertemuan Capaian pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek dan bentuk pengembangan literasi diri 2. Mahasiswa mampu menyusun pengembangan literasi diri A. Mulai dari Diri Kita akan mulai topik pertama dengan mengamati tayangan wawancara dua relawan literasi berikut! Gambar 5. 1 Relawan Literasi Meningkatkan Minat Baca Anak Pedalaman Indonesia https://www.youtube.com/watch?v=B0xv-SygEYA Sama seperti dua relawan literasi tersebut, setiap orang memiliki pengalaman belajar literasi yang berbeda. Dua relawan tersebut membuktikan bahwa perjalanan mereka dengan literasi berpengaruh terhadap aktivitas relawan literasi yang saat ini digeluti. Anda pun pasti memiliki pengalaman berkenalan dan belajar literasi. Setelah mengamati tayangan, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Literasi Dasar | 99

1. Apakah sampai saat ini masih senang membaca dan menulis? 2. Pernahkah berbagi pengalaman tentang membaca dan menulis? 3. Pengalaman apakah yang paling mengesankan Anda tentang proses belajar Anda selama ini? B. Eksplorasi Konsep Sekarang kita akan mempelajari tentang apa, mengapa, dan bagaimana pengembangan literasi diri. Pengembangan literasi diri bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional diri secara berkelanjutan melalui kegiatan membaca, menulis, melakukan penelitian baik secara mandiri maupun kolaboratif. 1. Guru adalah Profesional Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu. Guru adalah profesi dan bukan sekadar “pekerjaan” sehingga memiliki ciri-ciri sebagai berikut, a. Profesi guru harus memiliki keahlian khusus. Keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain. Profesi ditandai oleh adanya suatu keahlian yang diperoleh melalui pendidikan profesi. b. Profesi guru dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi guru dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sekaligus sebagai panggilan 100 | PPG Pra jabatan 2022

hidup, artinya menjadi guru dirasakan sebagai panggilan hidup dan merupakan ladang pengabdian. c. Keahlian profesi guru didukung oleh teori-teori pendidikan yang baku secara universal. Artinya, profesi guru dijalani menurut aturan yang jelas, dukungan teori yang universal. d. Profesi guru bertujuan untuk mendidik masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri. Profesi merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada masyarakat bukan untuk kepentingan diri sendiri, seperti untuk mengumpulkan uang atau mengejar kedudukan. Jadi, profesi merupakan panggilan hidup. e. Profesi guru dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif. Kecakapan dan kompetensi ini diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu terhadap kliennya, yaitu peserta didik. f. Profesi guru memiliki otonomi dalam menjalankan tugas profesinya. Otonomi ini hanya dapat dan boleh diuji oleh rekan-rekan seprofesinya. Tidak boleh semua orang bicara dalam semua bidang. g. Profesi guru mempunyai kode etik, yang disebut kode etik profesi guru. Gunanya ialah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas profesi guru. Kode etik ini tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang profesi dan juga masyarakat. h. Profesi guru mempunyai klien yang jelas, yaitu memberikan pelayanan kepada peserta didik. i. Profesi guru memiliki organisasi untuk keperluan meningkatkan kualitas, antara lain, KKG, MGMP, PGRI, dan Asosiasi Guru. 2. Pengembangan Kecakapan Literasi Pembelajaran literasi di sekolah dasar sangat penting untuk menunjang keberhasilan pencapaian akademik siswa. Pembelajaran literasi yang efektif perlu memperhatikan kebutuhan, minat, usia, latar belakang, dan lingkungan belajar siswa. Guru yang responsif terhadap kebutuhan siswa, penggunaan strategi Literasi Dasar | 101

mengajar yang tepat serta pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan latar belakang siswa akan berdampak terhadap pencapaian kompetensi siswa. Dalam rangka pengembangan kecakapan literasi diri, seorang guru harus memahami istilah 5T+1A yaitu: (1) Time (waktu yang tepat, kapan, dan berapa lama) pembelajaran literasi diberikan, (2) Task (tugas apa saja yang sesuai dengan kebutuhan, minat, latar belakang, dan usia siswa, (3) Text (pemilihan teks), (4) teaching strategy (strategi yang digunakan dalam pembelajaran literasi yang efektif, (5) Talk (pembelajaran keterampilan berbahasa lisan), dan (6) Assesment (jenis penilaian yang sesuai dengan kebutuhan, minat, latar belakang, dan usia siswa). Dengan memperhatikan keenam aspek di atas, diharapkan pembelajaran literasi bukan saja efektif namun juga seimbang (balance). Tabel 5. 1 Diskusi Reflektif 1 Diskusi Reflektif 1 Sebagai seorang calon guru, apakah diri saudara sudah memahami dan menerapkan 5T+1A? Menurut Saudara, bagian manakah yang perlu Saudara perbaiki? C. Ruang Kolaborasi 1. Kegiatan 1 (Individu: 60 menit) Anda memiliki pengalaman tentang membaca dan menulis yang berbeda-beda. Saat ini, Anda berada di posisi sebagai calon guru yang nantinya akan mengajarkan membaca dan menulis pula. Anda tentu akan membawa hal-hal baik 102 | PPG Pra jabatan 2022

dari pengalaman Anda untuk dilanjutkan dan diajarkan kepada siswa Saudara. Tentu hal-hal yang tidak baik dapat menjadi pembelajaran dan dapat Anda perbaiki ketika mengajar nanti. Materi yang Anda pelajari di perkuliahan ini juga dapat menjadi acuan Anda untuk mengembangkan pembelajaran literasi yang ideal. Pada aktivitas kali ini, silakan Anda membuat bahan naratif literasi. Naratif literasi ini berisi pengalaman belajar konsep literasi Anda selama mata kuliah ini berlangsung. Anda dapat menyusunnya berdasarkan segitiga reflektif berikut! Setelah mempelajari Setelah mempelajari mata kuliah ini mata kuliah ini Setelah mempelajari Setelah mempelajari mata kuliah ini mata kuliah ini Gambar 5. 2 Segitiga Refleksi Sumber gambar: https://online.fliphtml5.com/lnyas/lnpe/ Hal-hal yang dapat ditulis berdasarkan segitiga reflektif yaitu: a. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya dapat …………. tentang literasi. b. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya merasa …………. tentang literasi. c. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya mampu ………… tentang literasi. d. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya akan ………….. untuk meningkatkan literasi di sekitar saya. e. Saya akan mengembangkan pemahaman 5T+1A dengan cara ….. Literasi Dasar | 103

D. Demonstrasi Kontekstual 1. Kegiatan 2 (Individu: 40 menit) Setelah menyelesaikan tugas Saudara, saat ini Anda akan mempresentasikan bahan naratif literasi Saudara. Forum diskusi ini sangat menarik karena Anda dapat mengetahui pengalaman teman lain yang tentu saja berbeda. E. Elaborasi Pemahaman 1. Kegiatan 3 (Individu) Cerita dan harapan Anda untuk menjadi guru yang terampil akan terwujud jika Anda berusaha meraihnya. Hal-hal yang terkait dengan proses perjuangan tentu membutuhkan dukungan, dalam hal ini daya dukung meningkatkan kapabilitas Anda di dunia literasi. Sebagai seorang calon guru, analisislah berbagai hal di sekitar Anda yang dapat mendukung Anda dalam pengembangan literasi. Tabel 5. 2 Pendukung Literasi Saya Pendukung Literasi Saya 1. 2. 3. 4. 104 | PPG Pra jabatan 2022

F. Koneksi antarmateri Gambar 5. 3 Target Pengembangan Diri Buatlah koneksi antara pengalaman, cita-cita, dan target pengembangan diri Anda sebagai calon guru yang literat. Anda dapat menyajikannya dalam bentuk ceklis seperti contoh di atas. Literasi Dasar | 105

G. Aksi Nyata Pada akhir pembelajaran topik ini, bacalah infografis berikut! Gambar 5. 4 Peran Guru Masa Kini Berikutnya, refleksikan pembelajaran ini dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut ini: 1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep literasi pengembangan diri? 2. Setelah mempelajari konsep ini, apakah Anda benar-benar yakin bahwa literasi sangat berpengaruh dan bermanfaat dalam kehidupan Anda? 3. Sebagai seorang calon guru, hal apa yang paling ingin Anda lakukan untuk berkontribusi dalam membudayakan literasi di lingkungan Anda? Setelah melakukan refleksi, buatlah digital storytelling/narasi literasi berdasarkan pengalaman Anda terhadap proses belajar literasi Anda selama ini. Anda boleh memilih cerita mengharukan atau membahagiakan sesuai dengan pengalaman Saudara. Anda juga boleh mengungkapkan harapan Anda jika suatu saat nanti Anda berkontribusi di dunia pembudayaan literasi. 106 | PPG Pra jabatan 2022

Tabel 5. 3 Rubrik Penilaian Aksi Nyata Topik 5 (Digital Storytelling) Aspek yang Kriteria dan Skor 1 Dinilai 32 Konten video Konten video berisi Konten video Konten video berisi narasi literasi yang berisi narasi narasi literasi yang sangat menginspirasi literasi yang kurang dan berdasarkan cukup menginspirasi. pengalaman pribadi. menginspirasi. Penceritaan mahasiswa Penceritaan Penceritaan Penyampaian sangat baik, mudah mahasiswa mahasiswa memenuhi dua memenuhi satu dimengerti, dan runtut. aspek. aspek. Kreativitas Video dilengkapi dengan Video dilengkapi Video dilengkapi grafis, soundtrack, dengan dua dengan satu aspek atribut (font, aspek penilaian. penilaian. perpindahan slide tepat) yang mendukung cerita. Skor = (Perolehan Skor/ 9) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D Literasi Dasar | 107

Sumber Bacaan Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama. Anderson, R.C., & Pearson, P.D. (1984). “A Schema-theoretic View of Basic Processes in Reading Comprehension”. Dalam Pearson (Ed.), Handbook of reading research (pp. 255-291). New York: Longman Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Beers, Carol S., Beers, James W., Smith, Jeffry O. (2010). A Principal’s Guide to Literacy Instruction. New York: The Guilford Press Burns, dkk. (1996). Teaching Reading in Today’s Elementary Schools. Chicago: Rand Mc. Nally College Publishing Company Cohen, Bryan. (2011). 1,000 Creative Writing Prompts: Ideas for Blogs, Scripts, Stories and More Paperback. Amazon: Create Space Independent Publishing Platform. Cooper, J.D. (1993). Literacy: Helping Children Construct Meaning. Boston Toronto: Houghton Mifflin Company. Daniels, Harvey and Marilyn Biza. (1998). Methods that Matter: Six Structures for Best De Fina, Allan A. (1992). Portfolio Assessment: Getting Started. New York: Scholastic Fountas and Pinnel. (2008). A Tool for Literacy Teachers. Heinemann. Gail E., Tompkins. (2011). Literacy In The Early Grades. A Successful Start for Prek-4 Readers and Writers: Pearson Education. Inc. Publishing as Allyn & Bacon. 501 Boylston Street Boston, MA, 02116. 108 | PPG Pra jabatan 2022

Grabe, W. (1988). \"Reassessing the Term 'Interactive'\", in Carrell, P.L., Devine, J. and Eskey, D.E. (eds) (1988) Interactive Approaches to Second Language Reading. Cambridge: CUP. Guthrie, J. T. (2001).”Context for Engagement and Motivation in Reading”. reading online,4(80. available at http:// www.readingonline.org/ articles/ handbook/guthrie/index/html. Hale, Ali. (2010). Creative Writing 101. diunduh pada 19 Oktober 2013 dari http://www.sil.org/lingualinks/Literacy/ReferenceMaterials/GlossaryOfLiterac y Terms/WhatIsCreativeWriting.html Harjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Harsiati, Titik. (1991). Evaluasi Pengajaran Sastra. Malang: Depdikbud. Harsiati, Titik. (2011). Penilaian dalam Pembelajaran (Aplikasi pada Pembelajaran Membaca dan Menulis). Malang: Universitas Negeri Malang. Hartati, Tatat, dkk. (2009). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas rendah. Bandung: UPI Press. Harvey and Goudvis. (2000). Strategies that Work : Teaching Comprehension to Enhance Understanding. Maine : Stenhouse Publishers. Hidayat, Kosadi, dkk. (1996). Evaluasi pendidikan dan Penerapannya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Alfabeta: Jakarta. Kemper, Dave, dkk. (1995). Writers Express. Burlington: Write Source Educational Publishing House. Learning to Read and Write: Developmentally Appropriate Practices for Young Children, part 4: Continuum of Children's Development in Early Reading and Writing. (May, 1998) A joint position of the International Reading Association (IRA) and the National Association for the Education of Young Children (NAEYC). diunduh dari https://oldweb.naeyc.org/about/positions/psread4.asp pada 19 Oktober 2022 Literasi Dasar | 109

McCarrier, Pinnell, and Fountas. (2000). Interactive Writing: How Language and Literacy Come Together, K-2. United States: Heinemann. Muchlisoh, dkk. (1992). Pendidikan Bahasa Indonesia 3, Modul 1-9. Jakarta: Departemen P & K. Muslich, Masnur. (2011). Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama. Nurhadi. (2009). Dasar-Dasar Teori Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang. Ontorio Ministry of Education. (2005). A Guide to Effective Instruction in Writing: Kindergarten to Grade 3. Toronto: Author. Palomba, A., & Banta, T. W. (1999). Assessment Essentials: Planning, Implementing, and Improving Assessment in Higher Education. San Francisco: Jossey-Bass. Pandawa, Nurhayati. (2009). Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Pinnell, G. S., & McCarrier, A. (1994). Interactive Writing: A Transition Tool for Assessing Children in Learning to Read and Write. In E. Heibert & B. Taylor (Eds.), Getting reading right from the start: Effective early literacy interventions. Needham Heights, MA: Allyn and Bacon. Ramet, Adele. (2006). Creative Writing: How to Unlock Your Imagination, Develop Your Writing Skills and Get. United Kingdom: How to Books Ltd; Rhodes,L.K and Shankin, N.L. (1993). Windows into Literacy : Assessing Learners K-8. Portsmouth : Heinemann. Sellers, Heather. (2012). The Practice of Creative Writing: A Guide for Students [Paperback]. Second Edition edition. Boston and New York: Bedford/St. Martin's. Serafini, F. (2001). The Reading Workshop: Creating Space for Readers. Portsmouth, NH: Heinemann. 110 | PPG Pra jabatan 2022

Sudijono, Anas. (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sulistyo, Gunadi. (2003.) Pengantar Teori dan Praktik Pengembangan Tes Bagi Guru Bahasa Inggris SD. Malang: Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. (2014). Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya Syafi’ie. (1999). Pembelajaran Membaca di Kelas-Kelas Awal Sekolah Dasar (Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pengajaran Bahasa Indonesia pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni). Disampaikan pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang, Malang, 7 Desember 1999. Tompkins, Gail.E. (2011). Literacy in The Early Grades : A Successful Start for Pre K-4 Readers and Writers. Boston : Pearson. Tierney, R.J., Shanahan, T. (1991). “Research on The Reading-Writing Relationship: Interaction, Transaction, and Outcomes”. Handbook of Reading Research Vol.2 h. 246-280. New York: Longman. Tim Bahasa Indonesia. (2009). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Awal. Medan: UNIMED. Uno, Hamzah. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Widdowson, H.G. (Ed). (1997). Second Language Acquisition. New York: Oxford University Press. Wilkinson, A. (1983). “Assessing Language Development: The Crediton Project”. Learning to Write First Language/Second Language (Freedman, A; Pringle, I; Yalden, J [ed.]. London and New York: Longman. Literasi Dasar | 111

Lampiran A. Tugas UTS Anda telah mengeksplorasi topik literasi dasar selama beberapa pertemuan. Tentu Anda telah mengenal dan memahami lebih rinci apa itu literasi dasar, bagaimana pelaksanaan di lapangan, strategi dan media yang cocok untuk pengembangan kegiatan literasi. Kali ini, cobalah untuk menulis laporan kemajuan belajar yang berisi pengalaman belajar Anda beberapa pertemuan ini. Anda dapat menulis dengan konten sebagai berikut. 1. Apa yang Anda ketahui sebelumnya tentang literasi 2. Apa yang Anda ketahui tentang literasi setelah mengikuti perkuliahan 3. Kegiatan literasi yang Anda temukan di lapangan 4. Refleksi Anda terkait perkuliahan literasi Anda diperkenankan membaca artikel ilmiah atau sumber referensi lain yang mendukung proses penulisan Saudara. Format penulisan: 1. Judul laporan kemajuan 2. Laporan kemajuan ditulis sepanjang 9-10 halaman. 3. Laporan diketik dengan font arial, 12 pt, spasi 1,5, batas atas dan bawah pengetikan 3 cm, batas kiri 4 cm, dan batas kanan 3 cm, serta ukuran kertas A4. 4. Laporan kemajuan disertai dengan sumber lain yang dicantumkan dalam daftar pustaka. 112 | PPG Pra jabatan 2022

Rubrik Penilaian Aspek yang Kriteria dan Skor 1 Dinilai 32 Refleksi yang diuraikan Refleksi yang Refleksi yang rinci dan sesuai dengan diuraikan cukup diuraikan kurang Refleksi rinci dan sesuai rinci dan sesuai kondisi nyata. dengan kondisi dengan kondisi perkuliahan nyata. nyata. Orisinalitas Laporan ditulis Laporan ditulis Laporan ditulis laporan berdasarkan pengalaman berdasarkan berdasarkan belajar dan melakukan pengalaman pengalaman sintesis terhadap referensi belajar dan kutipan belajar tanpa yang digunakan. tidak disintesis. menggunakan referensi. Penulisan Format laporan mahasiswa Format laporan Format laporan laporan lengkap: mahasiswa mahasiswa 1. Runtut memenuhi dua memenuhi satu 2. Margin dan font sesuai kriteria. kriteria. 3. Kesalahan penulisan seperti salah ketik sangat minim Skor = (Perolehan Skor/ 9) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D Literasi Dasar | 113

B. Tugas UAS Anda telah mengeksplorasi topik literasi dasar hingga pertemuan akhir. Kali ini, cobalah untuk menyusun program kegiatan literasi di sekolah. Anda dapat mendesainnya menjadi buku panduan literasi di sekolah yang berisi beberapa alternatif kegiatan literasi yang kreatif. Konten setiap kegiatan minimal terdiri atas: 1. Nama kegiatan 2. Deskripsi singkat kegiatan 3. Strategi yang digunakan 4. Alokasi waktu 5. Alat dan bahan yang dibutuhkan 6. Langkah-langkah kegiatan 7. Penilaian yang digunakan 114 | PPG Pra jabatan 2022

Rubrik Penilaian Aspek yang Kriteria dan Skor 1 No. 32 Dinilai Keterbacaan Buku panduan kegiatan Buku panduan Buku panduan buku panduan literasi mudah dipahami dan kegiatan literasi kegiatan literasi kegiatan literasi diikuti instruksinya cukup mudah tidak mudah 1 dipahami dan dipahami dan diikuti instruksinya diikuti instruksinya Kreativitas jenis Kreativitas tinggi dan Kreativitas cukup Kreativitas tinggi, namun tidak kegiatan memenuhi unsur kekinian tinggi dan kurang memenuhi unsur kekinian dan dan mendukung kecakapan memenuhi unsur mendukung kecakapan abad- 2 abad-21 kekinian dan 21 mendukung kecakapan abad- 21 Kelengkapan Format buku panduan Format buku Format buku penyajian alur mahasiswa lengkap: panduan panduan memenuhi tiga memenuhi dua 1. runtut kriteria. kriteria. 2. sistematis 3 3. koheren 4.terdapat contoh/gambar yang sesuai dan memperjelas kegiatan literasi Skor = (Perolehan Skor/ 9) x 100 Rentang skor 81 – 100 = A 80 – 75 = B 74 – 60 = C 59 – 10 = D Literasi Dasar | 115


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook