Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Festival, Aku Datang!

Festival, Aku Datang!

Published by said lutfi, 2021-10-07 02:24:08

Description: Festival, Aku Datang!

Search

Read the Text Version

Festival, Aku Datang! Tantra Rahmadia Amalia Dian

“Lihat, ini sepeda jipang! Aku suka!” “Ada bakso mercon sebesar kelapa!” “Ada payung raksasa aneka warna!” Festival membuat teman-temannya tak henti bercerita. Euis sibuk menerka-nerka, “Festival? Seperti apa, ya?” 1

Euis bergegas menemui Ambu. Ramainya festival membuat Euis ingin tahu. Dia keluarkan beragam jurus untuk merayu. “Sepeda jipang itu apa, Ambu?” “Penganan manis dari beras,” sahut Ambu. “Di festival, bolehkah aku beli satu?” Ibunya mengangguk setuju. “Asyiiik!” Euis berseru. 2

Esoknya, Euis bangun dengan bersemangat. Dia ingin pergi ke festival cepat-cepat. Dia tuntaskan pekerjaannya secepat kilat. Meskipun lelah dia tak beristirahat. 3

Tak! Tung! Tak! Tung! Bunga aren yang dipukul terdengar merdu. Abah sibuk memasang bambu. ”Abah, sarapan dulu!” Euis berseru. ”Ada sayur kangkung dan gulai tahu.” Hore! Usai sudah tugas Euis hari itu. 4

Euis kembali dalam sekejap. Namun, di dapur masih penuh kepulan asap. “Euis, tolong ambilkan kayu,” kata Ambu dikelilingi uap. “Lalu bantu Ambu menyalakan api,” pinta Ambu lengkap. 5

Setumpuk kayu diikat. Uuh ... hap! “Wah, berat!” Euis berusaha bangkit. ”Aduuuhh!” Euis menjerit. Tiba-tiba tumitnya terasa sakit. Ada semut rangrang menggigit. 6

Di dapur, bara api hampir tertutup abu. ”Api ... jangan mati dulu!” Euis menambahkan kayu ke dalam tungku. Dia tiup bara dengan bambu. Whuu ... whuuu ... whuuu ... ”Hore, menyala apiku!” 7

Gula yang sudah dingin ditumpuk tiap sepuluh keping. Tumpukan gula diikat dengan pelepah kering. Tangan Euis terasa bagai keriting. Dia lelah, kepalanya pening. 8

Akhirnya, Abah datang! Ambu selesai mencetak gula yang sudah matang. Tumpukan gula ditata di dalam keranjang. Gula aren siap dijual sekarang. ”Festival, aku datang! Aku mau beli sepeda jipang!” Euis berseru senang. 9

Di depan rumah, Euis bernyanyi berulang- ulang. ”Festival, aku datang! Beli sepeda jipang!” Dari kejauhan, sebuah benda hitam menyala terang. Bergoyang-goyang melintasi jalan berlubang. ”Mobil datang!” Euis melambai, berteriak kencang. 10

Mobil melaju melewati ladang tebu dan bukit berbatu. Lalu, melewati jembatan kayu, juga hutan randu. Meski jalanan berliku, penumpang menyanyikan lagu. 11

Beberapa anak melompat saat mobil berhenti. Euis turun dengan berhati-hati. Karena tak sabar, Euis ikut berlari. Astaga! Hampir jatuh uang lima belas ribu yang Ambu beri. 12

Banyak hal yang baru Euis lihat pertama kali. Dia sibuk menoleh ke kanan dan ke kiri. “Peraga busana itu amat tinggi!” “Kostumnya cantik warna-warni!” “Suara angklung merdu sekali!” 13

“Waaah!” Euis ternganga saat menengadah. “Payung raksasa! Ukurannya besar dan megah!” “Warnanya menarik dan indah!” 14

Kuda-kuda berputar dan berayun tanpa henti. Antrean menunggang kuda tak kunjung sepi. Euis pun ikut berbaris rapi. Dia mencoba sendiri dengan berani. Naik turun sesuai irama, oh asyik sekali! 15

Euis berkeliling ke penjual makanan. Terendus aroma wangi yang menggiurkan. ”Beberapa makanan memakai gula aren sebagai bahan,” kata Ambu menjelaskan. 16

Ada penjual meracik minuman dengan andal. Kata Ambu, ”Dari gula aren rasa enaknya berasal.” Gula aren Ambu terkenal enak dan tak mahal. Malam itu satu keranjang gula aren terjual. 17

Euis berkeliling lagi melihat aneka jajanan. Dia sibuk membaca tiap tulisan. ”Oh, kukira bakso mercon berisi petasan sungguhan! Ternyata ulekan cabai rawit dalam bulatan!” 18

Tiba-tiba, Euis terpaku. Dia melihat sesuatu. Itu ... itu ... sepeda jipang yang dia buru! 19

Oh, ternyata bentuknya bukan hanya sepeda. “Berapa harga sepedanya, Pak?” “Lima belas belas ribu rupiah,” kata penjualnya. Uang Euis tidak cukup, sayangnya. Aha! Ada ide melintas di kepala. 20

“Pak, ini berapa harganya?” ”Sepuluh ribu saja,” jawab penjualnya. ”Bolehkah saya beli bentuk yang berbeda?” 21

Euis semula ingin sepeda jipang. Kini di tangannya kupu-kupu melayang. Sudah tentu, dia tetap senang. ”Kupu-kupu, ayo terbang!” serunya riang. 22

Gula aren terjual, Ambu juga senang. Kemeriahan festival akan selalu Euis kenang. Kupu-kupu jipang amat dia sayang. Euis memeluknya selama perjalanan pulang. 23

©2021 ,The Asia Foundation. Proyek pengembangan buku ini menampilkan para perempuan tangguh (the mighty girls and women) sebagai tokoh cerita dengan melibatkan penulis, ilustrator, editor, dan desainer yang hampir seluruhnya perempuan. Buku ini dikembangkan melalui workshop pengembangan buku yang diadakan atas kerja sama Yayasan Litara dan The Asia Foundation dengan dukungan Estée 24

Lauder Companies Charitable Foundation. Pendampingan dan penyuntingan cerita, teks, ilustrasi dan desain dilakukan oleh Yayasan Litara. Yayasan Litara adalah lembaga nirlaba yang mengembangkan literasi anak melalui buku anak. 25

Brought to you by Let’s Read is an initiative of The Asia Foundation’s Books for Asia program that fosters young readers in Asia and the Pacific. booksforasia.org To read more books like this and get further information about this book, visit letsreadasia.org Original Story Festival, Aku Datang!, Author: Tantra Rahmadia. Illustrator: Amalia Dian. Published by The Asia Foundation - Let’s Read, © The Asia Foundation - Let’s Read. Released under CC-BY-NC-4.0. This work is a modified version of the original story. © The Asia Foundation, 2021. Some rights reserved. Released under CC-BY-NC-4.0.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook