10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI ÜmümKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Konsep Pinter Farming (Portable Greenhouse and Interconnected Farming Markets)- Berbasis Kearifan Lokal Suku Baduy Sebagai Penguatan Ketahanan Pangan Secara Berkelanjutan Serta Meningkatkan Produktivitas Petani Dalam Kondisi Pandemi COVID-19 oleh : Muhammad Syarifuddin | Mahasiswa Universitas Brawijaya 52 kementerian pertanian republik indonesia
ÜmümKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Masif nya penyebaran pandemi COVID-19 mengakibatkan kekhawatiran terhadap ketahanan pangan dunia. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), krisis pangan global diproyeksikan akan terjadi pada bulan Januari hingga Maret tahun 2021. Di sisi lain, ketidaksiapan produksi nasional dalam menanggapi regulasi selama pandemi menjadi pokok permasalahan ketahanan pangan di Indonesia. Menurut Ketua II Pusbarindo, dari total kebutuhan pangan, salah satunya bawang putih sebanyak 160 ribu Ton, total ketersediaan yang mampu dipenuhi oleh produksi nasional hanya mencapai 60 ribu Ton saja. Kelangkaan bahan pangan ini berimplikasi pada inflasi atau kenaikan harga pangan yang mengakibatkan berkurangnya konsumsi masyarakat. Rendahnya tingkat konsumsi masyarakat merupakan salah satu ancaman dalam produktivitas pertanian. Menurut Ekonom Center of Food, Energy, and Sustainable Development Indef, produktivitas pertanian mengalami kemerosotan. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan adanya konsep yang mampu mendorong produktivitas pertanian dengan tetap memperhatikan tingkat pendapatan masyarakat sehingga mampu menciptakan keseimbangan dan keberlanjutan ketahanan pasar nasional. Konsep Pinter Farming merupakan konsep yang mengakomodasi kepentingan produsen dan konsumen dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional. Konsep tersebut merupakan kombinasi dari modernisasi pertanian melalui sistem portable greenhouse dan interconnected farming markets dan kearifan lokal suku Baduy. Alur konsep Pinter Farming dimulai dengan sistem pertanian menggunakan portable greenhouse yang diimplementasikan untuk setiap keluarga di pekarangan rumah atau lahan non produktif. Selanjutnya, hasil dari sistem tersebut dimanfaatkan dengan mengimitasi kearifan lokal suku Baduy, yaitu leuit yang mengacu pada lumbung padi keluarga atau konsumsi pribadi dan beas perelek yang mengarah pada kolektivitas pangan desa atau wilayah. Selanjutnya, beas parelek atau pangan yang telah dihimpun oleh setiap keluarga tersebut dijual melalui aplikasi Pinter Farming agar bisa menghubungkan antar pasar yang mengalami kekurangan bahan pangan. kementerian pertanian 53 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI ÜmümKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Gambar 1. Alur Konsep Pinter Farming Portable greenhouse adalah teknologi pertanian berupa media tanam yang mudah dibawa untuk dimanfaatkan pada lahan sempit dan lahan non- produktif (insentifikasi lahan) sehingga mampu berubah menjadi lahan produktif. Pengaplikasian teknologi ini dengan memberikan angin pada struktur bahan dari portable greenhouse. Struktur portrable greenhouse (Gambar 2) dibuat dengan menggunakan bahan PVC dan terpaulin yang fleksibel. Fleksibilitas dari bahan tersebut membuat portable greenhouse mudah untuk dipindahkan. Meskipun sifat dari bahan dasar tersebut fleksibel, namun tetap memiliki ketahanan yang handal karena memiliki statistik uji tarik hingga 218,3 Kg dan daya tahan material hingga >700 C (Nasihien et al, 2017). 54 Gambar 2. Struktur Bangunan Portable Greenhouse kementerian pertanian republik indonesia
ÜmümKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Kegiatan produksi dalam portable greenhouse menggunakan teknik hidroponik yang ditunjang dengan sistem Nutrient Film Technique (NFT) dan rockwool culture (Gambar 3). Nutrient Film Technique (NFT) adalah teknik hidroponik yang menggunakan metode penumbuhan tanaman dengan mengalirkan air yang bernutrisi (Setiawan, 2018). Motode ini membuat tanaman tumbuh pada lapisan polythylene dengan pemompaan air secara terus menerus sebagai sirkulasi nutrisi pada akar tanaman yang terendam air. Dengan demikian maka tanaman yang dibudidayakan dapat memperoleh nutrisi, air, dan oksigen yang cukup sehingga produk pertanian yang dihasilkan pun berkualitas. Selain itu, rockwool culture atau mineral wool yang digunakan dalam portable greenhouse ini adalah teknik hidroponik yang digunakan untuk membentuk serat- serat dengan memanaskan batuan mineral pada suhu tinggi. Serat- serat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam alat pintal hingga membentuk busa. Selanjutnya busa atau rockwool itu dipotong membentuk kubus untuk ditempatkan di pot kecil berlubang (net pot) sehingga akar tanaman yang keluar dan terjun ke bawah dapat menyerap nutrisi dan oksigen dari air yang terkandung di bawahnya. Alasan penggunaan rockwool didasarkan oleh penelitian Mulasari (2018), yang mengungkapkan bahwa rockwool tidak memiliki patogen yang menjadi penyebab penyakit tanaman, mengurangi penggunaan disinfektan, optimalisasi pernan pupuk, dan dapat menampung air 14 kali lipat lebih banyak. Beberapa jenis tanaman yang dapat diaplikasikan menggunakan teknologi ini adalah sayuran, buah-buahan, dan padi. Gambar 3. Struktur Nutrient Film Technique (NTF) Sumber: Penulis 55 kementerian pertanian republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI ÜmümKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Portable greenhouse dapat dilakukan secara mandiri atau komunitas. Penggunaan secara mandiri dioperasikan oleh setiap rumah tangga yang memiliki lahan perkarangan. Sedangkan untuk komunitas dapat diintegrasikan melalui RW dengan memakai lahan kosong di desa. Sistem komunitas ini dikelola oleh kelompok masyarakat desa setempat dengan memberdayakan warganya terutama yang terdampak PHK akibat COVID-19 untuk melakukan produksi pertanian menggunakan portable greenhouse tersebut. Meskipun demikian, karena selama pandemi ini kegiatan tetap harus didasarkan pada protokol kesehatan yang menekankan pada prinsip physical distancing maka pengelolaan dalam pertanian secara kelompok dilaksanakan secara rolling. Media dalam portable greenhouse dijadikan wadah pengembangan jangka panjang, sedangkan warga dalam komunitas RW tersebut tetap dapat melakukan pembibitan di rumah masing-masing menggunakan sistem grow box farming (Gambar 4). Sistem tersebut dijalankan dengan membuat box atau kotak berbahan dasar PVC yang diisi air lalu ditutup dengan media tanam sehingga akar tanaman tetap mendapatkan nutrisi dari air yang berada di bawahnya. Gambar 4. Struktur Grow Box Farming Sumber: Penulis Keuntungan dari penggunaan portable greenhouse adalah tingginya kualitas dan kuantitas bahan pangan yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh pola sistem penanaman dalam portable greenhouse yang tertutup sehingga mampu mengendalikan kondisi iklim makro pada tanaman (Tando, 2019). Oleh karena itu, teknologi portable greenhouse ini menjadi teknologi yang dapat meminimalkan risiko ketahanan pangan dengan kuantitas yang dihasilkan. 56 kementerian pertanian republik indonesia
ÜmümKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Suku Baduy adalah salah satu suku di Indonesia yang tinggal di kaki pegunungan Kendeng, Desa Kenekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten (Suparmini et al, 2013) Gambar 5. Mayoritas mata pencaharian masyarakat suku Baduy adalah petani atau berladang di padi tanah kering (Senoaji, 2019) Gambar 6. Salah satu budaya dari suku Baduy ini adalah leuit dan beas parelek. Leuit merupakan lumbung padi mandiri yang menyediakan ketersediaan pangan keluarga masyarakat Baduy (Khomsan, 2009). Sistem dari kebudayaan ini adalah dengan mengikat padi hasil panen untuk dijemur lalu menyimpannya di lumbung padi yang disebut leuit. Sedangkan beas parelek adalah tradisi masyarakat suku Baduy yang menyisihkan sesendok untuk kemudian dikumpulkan dan diserahkan kepada tokoh desa untuk ditabung. Gambar 5. Peta Lokasi Desa Baduy Sumber: Google.com Gambar 6. Kondisi Desa Rumah Baduy Sumber: Google.com 57 kementerian pertanian republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI ÜmümKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Bentuk adaptasi kearifan lokal dalam konsep Pinter Farming ini adalah ketika masyarakat telah memanen hasil pertaniannya melalui teknologi portable greenhouse, maka masyarakat tersebut dapat mengelolanya sebagai konsumsi mandiri keluarga seperti halnya konsep leuit dalam budaya suku Baduy. Konsep ini mendasarkan pada pemenuhan kebutuhan mandiri keluarga melalui lumbung pangan yang dihasilkan. Selanjutnya, apabila kebutuhan pangan keluarga telah terpenuhi secara baik, maka sisa hasil panen tersebut dapat dihimpun menjadi satu di UMKM tingkat desa atau kelurahan seperti beas parelek untuk kemudian dijual melalui platform online (Gambar 7-13). Tambahan penghasilan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pasca pandemi. Peningkatan permintaan ini selanjutnya akan menarik minat petani untuk berproduksi karena melihat pasar yang semakin terbuka. Gambar 7. Tampilan Logo Gambar 8. Tampilan Menu Log In 58 kementerian pertanian republik indonesia
ÜmümKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Gambar 9. Tampilan Menu Utama Gambar 10. Tampilan Menu Pasar Gambar 11. Tampilan Menu Catatan Tani Gambar 12. Tampilan Menu Artikel 59 kementerian pertanian republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI ÜmümKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Gambar 13. Tampilan Menu Tanya Jawab Melalui konsep Pinter Farming permasalahan produktivitas pangan tidak akan lagi menjadi ancaman bagi ketahanan pangan nasional. Hal ini disebabkan oleh portable greenhouse yang menjadi bagian dari konsep ini mampu mendorong produktivitas pertanian dengan kualitas mutu yang tinggi berbasis kearifan lokal suku Baduy sebagai karakteristik budaya Indonesia. Selain itu, interconnected farming markets sebagai daya dukung industri pertanian juga mampu menciptakan pemerataan pangan nasional dan kesestabilan harga di sisi permintaan dan penawaran. Hal tersebut berimplikasi bahwa konsep Pinter Farming untuk penguatan pangan yang berkelanjutan, serta mendorong petani melakukan pertanian seiring dengan permintaan konsumen yang meningkat. 60 kementerian pertanian republik indonesia
ÜmümKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS REFERENSI Ahyuna et al. (2013). Pemanfaatan Internet sebagai Media Promosi Pemasaran Produk Lokal oleh Kalangan Usaha di Kota Makasar. Jurnal Komunikasi KAREBA, 2(1), pp. 30-40. Khomsan, A. dan Wigna, W. (2009). Sosio-Budaya Pangan Suku Baduy. Jurnal Gizi dan Pangan, 4(2), pp. 63-71. Mulasari, Surahma Asti. (2018). Penerapan Teknologi Tepat Guna (Penanam Hidroponik Menggunakan Media Tanam) bagi Masyarakat Sosrowijayan Yogyakarta. Jurnal Pemberdayaan, 2(3), pp. 425-430. Senoaji, Gunggung. (2019). Masyarakat Baduy, Hutan, dan Lingkungan. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 17(2), pp. 113-123. Setiawan, S., dan Nurwati, N. Dampak Covid-19 terhadap Tenaga Kerja di Indonesia. Available at: www.researchgate.net. [Accesed 2 June, 2020]. Setiawan, Nuris. (2018). Otomasi Pencampuran Nutrisi Hidroponik Sistem NTF (Nutrient Film Technique) Berbasis Arduino Mega 2560. Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas, 3(2), pp. 78-52. Suparmini, et al. (2013). Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Penelitian Humaniora, 18(1), pp. 8-22. Tando, Edi. (2019). Pemanfaatan Teknologi Greenhouse dan Hidroponik sebagai Solusi Menghadapi Perubahan Iklim dalam Budidaya Tanaman Holtikultura. Jurnal Buana Sains, 19(1), pp. 91-102 kementerian pertanian 61 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI ÜmümKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Pertanian Sebagai Sistem Pertahanan Masa Depan dan Organisasi Regenerasi Petani oleh : Gigih Pranandi | Mahasiswa If you control the oil you control the country, if you control the gold you control the world but if you control the food you control everything Statement diatas merupakan ungkapan Henry Kissinger mantan menteri luar negeri Amerika dan peraih nobel perdamaian 1973. Tentunya statement diatas bukan tanpa alasan, pangan merupakan aspek fundamental yang tidak bisa ditawar dalam siklus kehidupan. Seorang anak yang menangis karena keroncongan akan mendorong orang tua melakukkan apapun guna mendapat sesuap nasi bagi sang anak. Lantas bagaimana jika beras bahan baku nasi 62 kementerian pertanian republik indonesia
ÜmümKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS menjadi langka? Orangtua tersebut harus berkompetisi, berebut bahkan berduel untuk mendapatkanya. Situasi tersebut terjadi karena opurturnisme individu dalam mempertahankan hidupnya. Probematika sesungguhnya tidak sesederhana kewajiban orangtua dalam memenuhi kebutuhan sang anak, masalah tersebut hanya bagian dari atom penyusun sebuah unsur masalah. Pertanian dalam pemenuhan kebutuhan pangan mencakup hajat hidup seluruh umat manusia. Menurut data United States Cencus Bureau (USCB) populasi manusia pada 2020 mencapai 7,61 Milliar jiwa dan diperkirakan mencapai 8,5 milliar pada 2030, jumlah tersebut yang harus dipikirkan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan. Terlebih, pandemi covid-19 yang terjadi semakin menambah keurgensian ketersediaan pangan guna menjaga dan meningkatkan imunitas masyarakat. Sayangnya, tidak semua Negara menghasilkan produk pertanian yang baik, sehingga menyebabkan tingginya potensi krisis pangan. Keadaan ini sebenarnya telah diprediksi sejak abad ke-18 oleh seorang ekonom Inggris bernama Thomas Robert Malthus. Menurut Malthus ketersediaan pangan akan menjadi langka dan mahal karena peningkatan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan dari hasil pertanian. Pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur 1,2,4,8,16,32,64 sedangkan ketersediaan pangan mengikuti deret 1,3,5,7,9,11,13,15. Teori yang kini dikenal dengan teori Malthus ini pada intinya menyatakan akan ada suatu keadaan krisis pangan akibat tidak equilibrumnya supply produk pertanian sebagai bahan pangan dengan demand dari jumlah populasi manusia. Potensi chaos yang masif tersebut mendorong Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) menempatkan ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan pada urutan kedua dalam dokumen Sustainable Development Goals (SDGs) yang terbentuk pada sidang umum PBB tanggal 25-27 September 2015. Pain point akan krisis pangan adalah lahan bisnis yang menggembirakan bagi Negara penghasil produk pertanian (Agraris). Bahkan The Super Power Country memiliki program “US Strategi Deliberately Destroyed Family Farming In Abroad and Led To 95% Off All Grains Reserves In The World Being Under The Control Off Six Multinational Agribusiness Corporations” yang apabila kementerian pertanian 63 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI ÜmümKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS diterjemahkan memiliki arti strategi Amerika dengan sengaja merusak pertanian di dunia sehingga 95% gandum dunia dikendalikan oleh 6 perusahaan agribisnis multinasional milik Amerika. Kebutuhan pangan yang terus meningkat menjadikan usaha untuk mengkapitalisasi pangan bukan hanya bisnis yang long lasting tetapi juga digunakan sebagai strategi pertahanan yang menjadikan pangan sebagai senjata utama. Lantas bagaimana dengan Indonesia? Jangankan menjadikan pangan sebagai sistem pertahanan, Negeri yang gemah ripah loh jinawe ini dimana kita lempar kayu jadi tanaman belum dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduknya (swasembada) dan masih mengandalkan impor dalam beberapa komiditi pertanian. Lebih dari itu, hingga saat ini penulis belum melihat adanya strategi yang terstruktur dan sistematis yang berdampak langsung terhadap sektor pertanian. Kampanye “Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045” seperti wacana besar tanpa strategi yang komprehensif dalam pengimplementasianya. Di samping itu, paranoia buruk industri pertanian juga berdampak negatif bagi profesi petani. Petani dianggap sebagai profesi kotor, rendahan dan tidak menjanjikan. Paradigma tersebut masuk kedalam mindset hampir setiap kalangan bahkan petani itu sendiri. Padahal tidak semua petani itu melarat, bahkan 2 orang terkaya di Indonesia Robert dan Bambang Hartono menjadi adidana dari tembakau yang notebene adalah hasil pertanian. Sentimen negatif profesi petani menjadikan Indonesia kini menjadi “Darurat Regenerasi Petani”. Profesi Penulis sebagai mahasiswa Pertanian dapat mendeskripsikan langsung hal tersebut. Riset sederhana yang Penulis lakukan terhadap teman-teman kampus menghasilkan kesimpulan bahwa minat para Millenial sangat rendah untuk menjadi Petani. Dari 10 responden 7 menyatakan tidak ingin menjadi petani, 2 ingin menjadi petani sebagai pekerjaan sampingan dan hanya 1 responden yang menyatakan keinginanya untuk menjadi petani. Bahkan salah satu responden mengatakan “Gue masuk jurusan ini karena gaada yang nerima lagi jadi daripada nggak kuliah ya gue ambil” jawaban yang sangat mengkhawatirkan bukan hanya bagi sektor pertanian tetapi juga bagi bangsa Indonesia. Rendahnya minat kaum Millenial untuk menjadi petani akan berdampak negatif pada geo ekonomi maupun geo politik mengingat pangan adalah kebutuhan dasar manusia dan karateristik negara Indonesia yang agraris. 64 kementerian pertanian republik indonesia
ÜmümKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Oleh karena itu, penulis mempunyai sebuah gagasan terstuktur guna menyelesaikan permasalahan tersebut. Gagasan ini memberdayakan kaum Millenial yang pelaksanaanya dibimbimbing dan diawasi langsung olehKEMENTAN dan KEMENPORA. Gagasan ini berbentuk organisasi yang diberi nama “Millenial Farmers Community”. Anggota organisasi ini adalah 1 Millenial dari setiap desa di seluruh Indonesia yang dipilih oleh KEMENPORA dan akan mendapat pelatihan pertanian hidroponik modern secara digital oleh KEMENTAN. Nantinya para Millenial ini akan diberikan pelatihan sistem tanam kekinian “Farming From Home” yang menggunakan lahan pekarangan rumah dalam proses budidaya sehingga dapat diaplikatifkan pada daerah urban. Sistem tanam ini menggunakan Internet of Thing (Iot) dan Big data dalam proses budidaya. Aplikasi seperti mata daun untuk mengetahui kadar nitrogen, aplikasi Tanam kementan dan Tanihub dapat digunakan dalam membantu sistem ini Setelah selesai mengikuti pelatihan para Millenial kece ini akan mengaplikatifkan ilmu yang diperoleh di desa masing-masing. Rasa penasaran mengenai teknologi dan sistem pertanian yang kekinian ditambah kebijakan Work From Home akan mengundang warga dan Millenial lain untuk mengikutinya. Proses viralisasi juga dibantu dengan unggahan video dan foto kegiatan budidaya oleh para anggota organisasi. dengan berjalanya waktu dan semakin viralnya sistem budidaya dan organisasi Millenial Farmers Community Indonesia tidak perlu risau dengen regenerasi petani dan ketahanan pangan, bahkan strategi pertahanan dengan pangan sebagai puluru andalan dapat dilaksanakan. Kreativitas dan Inovasi generasi Millenial yang tinggi akan mendorong hal-hal baru yang menjadi pedagogis di sistem bisnis maupun budidaya pertanian modern. Bertani akan menjadi trend zaman now dan petani adalah cita-cita yang menjadi primadona generasi Millenial. Hingga saatnya akan ada Millenial yang turun dari SUV mewah kemudian seorang bapak bertanya “kerja di bank ya nak?” yang dijawab dengan bangga “bukan, saya seorang petani Millenial”. DAFTAR PUSTAKA 65 Gischa, Serafica. 2020. Jumlah Penduduk Dunia 2020. https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/07/11/14030 0869/jumlah-penduduk-dunia-2020. ( diakses 1 Agustus 2020) kementerian pertanian republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI ÜmümKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Si Mungil Microgreens Penompang Pertanian Saat di Rumah Saja oleh : Kriselda Dwi Ghisela | Mahasiswa Tergerusnya lahan pertanian di Indonesia bukan berarti Indonesia tidak bisa mandiri dalam hal ketahanan pangan. Pertanian masa kini sudah tidak perlu lagi bekerja hanya dengan mengandalkan lahan yang luas seperti areal persawahan. Meski dengan keterbatasan lahan yang dimiliki setiap keluarga di rumah, kini sudah dapat dijadikan peluang untuk areal bertanam dan berbudidaya, minimal dengan tujuan pemenuhan kebutuhan keluarga harian. Urban farming menjadi salah satu trend yang sedang digandrungi saat ini, karena hanya dengan memanfaatkan area sempit di perkotaan, kita sudah bisa melakukan pembudidayaan tanaman seperti berbagai jenis sayuran (hortikultura), bahkan kita dapat menanam tanaman dapat dilakukan di dalam rumah (indoor). Menyenangkan, bukan? Menanam tanaman tidak perlu 66 kementerian pertanian republik indonesia
ÜmümKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS lagi berpanas-panasan, cukup dengan berada di rumah saja, kita bisa mulai belajar menanam sekaligus secara tidak langsung turut menjaga kelestarian lingkungan. Di masa pandemi seperti saat ini, arahan untuk stay at home dapat meningkatkan stres bila kita tidak bisa mengelola emosi karena merasa bosan berada di rumah saja. Tidak hanya itu, kenaikan harga bahan pangan juga menjadi momok menakutkan di saat masa pandemi yang tak kunjung selesai. Kenaikan harga bahan pangan ini disebabkan oleh rantai pasokan pangan selama masa pandemi mengalami gangguan yang begitu krusial karena adanya pengurangan kapasitas untuk memproses, penutupan jalur pendistribusian dan pelabuhan, serta adanya pembatasan transportasi yang masuk ke setiap daerah, sehingga memperlambat produksi serta distribusi pangan ke konsumen. Ditambah lagi dengan resiko bahan pangan atau produk pertanian yang mudah busuk, sehingga hambatan-hambatan di atas memperburuk situasi saat pandemi. Oleh sebab itu, kita tidak boleh hanya bergantung terhadap daerah penghasil produk pertanian. Urban farming dapat menjadi solusi bagi kita untuk menambah kegiatan di rumah, dan jika ditekuni dapat menjadi penghasilan tambahan serta bonus lainnya yakni dapat mengurangi rasa stres karena interaksi dengan tanaman dan melihat pekarangan serta rumah yang hijau-hijau dapat menjadi relaksasi tersendiri. Salah satu kegiatan urban farming yang menarik dan mudah dilakukan bagi para pemula adalah dengan berbudidaya tanaman microgreens. Menurut Kaiser dan Matt (2018), microgreens merupakan sayuran yang masih muda dan dipanen ketika usia tanaman mencapai 7-14 hari setelah mulai berkecambah. Untuk jenis tanamannya sendiri, microgreens yang biasa dibudidayakan adalah rumput gandum, bunga matahari, kemangi, wortel, lobak merah, kale, serai, kangkung, brokoli, sawi, seledri, bayam, dan bit. Umumnya tanaman ini memiliki rasa yang khas dan menyengat, bisa netral, pedas, pahit, asam, atau bahkan bercita rasa rempah tergantung dari jenis tanamannya. Tanaman mungil ini memiliki kandungan gizi dan vitamin lebih tinggi dibandingkan sayuran yang ditanam hingga dewasa. Kandungan gizi dan vitamin yang tinggi pada microgreens dikarenakan pada tanaman berumur 7-14 hari, tanaman masih mengalami proses katabolisme, dimana proses penyediaan zat gizi untuk pertumbuhan tanaman juga masih tinggi. kementerian pertanian 67 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI ÜmümKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Inilah kelebihan microgreens sehingga dapat dilirik di pasaran. Selain itu, menurut Irawati (2017), microgreens juga memiliki potensi untuk menjadi penangkal penyakit kanker dikarenakan kandungannya yang kaya akan minyak nabati dan protein, vitamin, mineral, antioksidan, dan betakaroten yang lebih tinggi dibanding sayuran dewasa. Kelebihan microgreens inilah yang menjadikan usaha microgreens memiliki potensi untuk dikembangkan di masa mendatang, selain untuk konsumsi keluarga. Berbisnis dengan menjalin kerjasama dengan restoran, hotel, maupun rumah makan lainnya dapat dijadikan pilihan untuk menambah penghasilan selama stay at home. Namun, microgreens juga dapat kehilangan kandungan nutrisinya bila disimpan dalam jangka waktu yang lama, jadi alangkah lebih baiknya jika setelah panen microgreens langsung diolah, seperti dijadikan taburan salad, smoothies, sup, omelet, dicampur dalam jus, serta bahan pelengkap (garnish) di makanan utama juga dapat dijadikan lalapan. Pembudidayaan microgreens juga lebih sederhana dan mudah dilakukan, tidak memerlukan keahlian khusus untuk menumbuhkannya. Hanya memerlukan wadah kecil seperti nampan yang diisi dengan media tanam dan dapat diletakkan dalam ruangan atau dekat jendela yang tidak memiliki banyak paparan cahaya matahari secara langsung. Hal pertama yang perlu disiapkan adalah media tanam berupa tanah, benih, dan wadah kecil. Kemudian masukkan tanah dalam wadah dan jangan lupa untuk menggemburkannya agar akar tanaman mudah tumbuh di dalamnya, serta semprot tanah dengan air hingga tanah lembab. Lalu masukkan benihnya dan siram secara teratur untuk menjaga kelembaban tanah agar benih dapat berkecambah dengan sempurna. Letakkan wadah di ruangan yang terdapat sedikit cahaya matahari dan panen microgreens Anda setelah berumur 7-14 hari dengan cara memotongnya dengan gunting atau pisau. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan sektor pertanian, permintaan konsumen akan produk pertanian organik, high quality, dan bebas pestisida di pasaran nasional maupun global kian meningkat. Konsumen mulai sadar akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang sehat dan berimbang untuk senantiasa menjaga daya tahan tubuh apalagi di saat masa pandemi 68 kementerian pertanian republik indonesia
ÜmümKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS seperti saat ini dan bonusnya adalah dapat menjadikan badan awet muda. Hal ini memungkinkan, untuk perkembangan budidaya microgreens juga dapat diperjualbelikan di pasaran dengan target konsumen tertentu atau bahkan Anda dapat mulai mempromosikan produk microgreens ke teman- teman Anda, kolega, rekan, ataupun kerabat Anda jika Anda telah mencoba membudidayakannya. Dengan begitu, sektor pertanian tidak hanya ditompang oleh wilayah- wilayah tertentu khususnya pedesaan yang selama ini menjadi sumber terbesar sektor pertanian. Pertanian masa kini telah berevolusi dengan adanya pertanian perkotaan, meski dengan lahan yang terbatas, namun pemanfaatan lahan tersebut dapat maksimal dengan teknik budidaya dan jenis tanaman budidaya tertentu. Dengan berkebun di lahan sendiri walaupun di areal yang sempit, tapi setidaknya kita sudah bisa menjadi mandiri dalam pemenuhan kebutuhan bahan pangan di keluarga. Ketahanan pangan keluarga jika dapat diterapkan satu desa, maka pengaruhnya akan menjadikan desa tersebut mandiri pangan. Ketahanan pangan desa jika diterapkan dalam satu kecamatan, maka pengaruhnya akan menjadikan satu kecamatan tersebut mandiri pangan, dan begitupun seterusnya. Dimulai dengan menanam dan membudidayakan microgreens yang sangat mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang tanpa memerlukan pengalaman khusus, kita sudah mendukung dan berpartisipasi dalam program pemerintah khususnya dalam hal pemenuhan bahan pangan secara mandiri. Tidak perlu lahan yang luas untuk mulai berani menanam, tidak perlu modal yang besar untuk berani menanam, tidak perlu teknik khusus dalam mulai menanam, serta tidak perlu peralatan yang rumit untuk berani mulai menanam, karena dengan belajar membudidayakan microgreens semua ketakutan dalam memulai menanam akan sirna dengan sendirinya. Jadi, selamat mencoba! kementerian pertanian 69 republik indonesia
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
JurnalisKategori
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Membudayakan Generasi Milenial Banyuwangi, Menjadi Petani Itu Keren! oleh : Haorrahman Dwi S | Harian Surya Tak semuanya generasi milenial menjadi youtuber, selegram, atau tiktokers. Di saat lebih dari 60 persen petani di Indonesia berusia 45 tahun ke atas, banyak dari mereka yang memilih terjun di bidang pertanian,. Di tangan kreatif anak-anak muda hebat ini, hasil-hasil pertanian jadi punya nilai ekonomis yang lebih. Mereka telah membuktikan bahwa menjadi petani itu keren. 72 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Seperti sekelompok anak muda yang menamakan diri mereka Hylo Team. Usia mereka masih 23 hingga 26 tahun. Tim yang bermarkas di Karangrejo Banyuwangi itu, membuat gelas dari buah naga ramah lingkungan, Hyloglass. Hyloglass berfungsi layaknya wadah minum pada umumnya. Memiliki warna merah hati seperti buah naga. Selain bisa menjadi wadah minum bahkan untuk minuman panas, juga bisa langsung dimakan. Fidya Gumilang Arianwuri, anggota Hylo Team mengatakan, ide bisnis pertanian ini sangat sederhana. “Awal dari ide ini waktu kami melihat harga buah naga di Banyuwangi anjlok. Bahkan saat itu buah naga dibuang atau dibagi-bagikan,” kata Fidya. Melihat kondisi itu, anak-anak muda ini membuat sesuatu yang berbeda dari buah naga. “Kami membuatnya simpel banget, memakai bahan-bahan organik yang ada dan ramah lingkungan,” kata Fidya. Hyloglass dibuat dari buah naga yang dipadatkan dengan agar-agar ekstak rumput laut, Dicetak, dipadatkan, dan diberi perwarna dari buah naga. Dengan demikian gelas buah naga ini aman untuk langsung dikonsumsi, karena berbahan dari bahan-bahan organik yang higienis. Selain itu juga upaya kampanye penggunaan bahan yang ramah lingkungan. Hanya saja kelemahan dari gelas buah naga ini adalah masa kedaluarsa. Gelas buah naga ini hanya bertahan selama tiga hari di lemari es. “Produk ini masih dalam pengembangan. Karena itu kami masih melayani pre order. Saat ini kami bekerja sama dengan salah satu perusahaan cetak gelas di Jakarta, yang kini memformulasikan gelas buah naga ini bisa tahan lebih lama namun tanpa menggunakan zat kimia,” kata perempuan kelahiran Pasuruan, 29 Desember 1993 itu. Pangsa pasar gelas buah naga ini adalah hotel, restoran, atau cafe. Harga satu gelas buah naga ini seharga Rp 15.000. kementerian pertanian 73 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS “Sambil proses pengembangan, saat ini kami juga mengurus hak cipta,” tambah Fidya. Selain Hylo Team, ada juga Yudhis Thiro Kabul Yunior. Berasal dari kampung petani di Kalibaru Kulon Banyuwangi, dia mengembangkan sebuah alat yang bisa mengurangi biaya operasional petani. Yudhis membuat alat yang dia beri nama AgriTronz. Alat ini merupakan platform Internet of Things pada tanaman holtikultura (cabai dan tomat), berbasis artificial intellegence system dan management data system yang dapat membantu para petani meningkatkan hasil panen. ”Sebagai awal saya fokus pada dua tanaman ini. Selain karena di lingkungan saya banyak, cabai dan tomat merupakan komoditas yang besar dan diminati petani,” kata Yudhis. Berbekal latar belakangnya sebagai sarjana teknik dari Institut Tekhnologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Yudhis membuat alat yang terkoneksi dengan aplikasi di smart phone untuk mengetahui permasalahan hama dan unsur hara tanah. Yudhis mengatakan masalah yang dihadapi petani selain hama, karena tidak efektifnya manajemen pengelolaan tanaman, sehingga membuat operasional cost yang tinggi. Menggunakan AgriTronz melalui smartphone, petani bisa memfoto daun tanaman dan dihasilkan data-data tanaman itu sehat atau tidak. ”Cara ini berupa sortir tanaman yang sehat atau tidak. Dengan hanya difoto menggunakan handphone keluar data-data kesehatan tanaman itu. Petani hanya fokus melakukan perawatan seperti pemupukan, penyiraman, atau pembasmi hama pada tanaman yang tidak sehat. Jadi tidak pada semua tanaman, sehingga mengurangi beban biaya operasional,” kata Yudhis. Selain tanaman, AgriTronz juga bisa mengukur kualitas tanah. Dengan alat ini bisa mengetahui bagian mana saja pada lahan/sawah unsur haranya rendah. Dengan demikian petani hanya melakukan perawatan yang intensif pada wilayah tanah tersebut. 74 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Petani bisa memajemen waktu, biaya, dan tenaga yang pada akhirnya memaksimalkan keuntungan hasil panen karena biaya operasional berkurang. Beralih ke Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, yang berjarak 60 kilometer dari kota Banyuwangi, terdapat anak-anak muda yang mengembangkan berbagai produk dari buah kelapa. Mereka adalah Sustainable Agroindustry, yang beranggotakan anak-anak muda berusia 23 tahun. Mereka mengembangkan produk perawatan tubuh dan kosmetik berbahan dasar Virgin Coconut Oil (VCO) yang mereka beri nama Ecoco. “Ecoco adalah Ecology and Society for Sustainable Agroindustry. Menghasilkan produk organik dengan prinsip zero waste, sehinggamendukung proses pelestarian lingkungan,” Viko Nurluthfiyadi, anggota Sustainable Agroindustry. Produk unggulan Ecocoadalah sabun VCO dengan butiran kelapayang memiliki fungsi sebagai scrub. Namun demikian, pada tahap awalpengembangan “ecoco” akan memproduksi sabun padat, sabun cair,shampo, masker, dan body lotion. PERTANIAN DAN POTENSI PARIWISATA Selain daerah dengan potensi pertaniannya, Banyuwangi kini juga dikenal dengan pariwisatanya. Banyak anak-anak muda yang memadukan potensi pertanian menjadi daya tarik pariwisata. Di Kelurahan Lerek, Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, anak-anak muda yang mayoritas petani kopi menawarkan paket wisata lengkap, mulai melihat proses mengolah kopi, adventure ke kebun kopi, dan menginap di rumah penduduk dengan nuansa kebun kopi rakyat. Para pemilik kebun kopi yang sebelumnya hanya menjual biji kopi pada tengkulak, dididik untuk memproses kopi sendiri, lalu memproduksi bubuk kopi dengan harga yang jauh lebih mahal. “Para petani kami ajak untuk mengolah biji kopi menjadi bubuk dengan standar yang benar. Tak lagi hanya menjual biji kopi. Kami brandinglalu kami pasarkan. Secara ekonomi jauh lebih menguntungkan,” kata Hariyono, warga Lerek. kementerian pertanian 75 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Desa ini mengenalkan brand Kopi Lego yang diambil dari nama daerah itu, Lerek Gombengsari. Terdapat berbagai varian kopi, seperti kopi luwak, lanang, arabika, robusta, leberica, dan house blend (campuran arabika dan robusta). Hariyono mengatakan, masyarakat Gombengsari juga membuat paket wisata agrowisata. Kontur Desa Gombengsari yang berada di dataran tinggi dengan track yang menantang, menarik wisatawan untuk menjelajah desa ini menggunakan mobil offroad. Mulai tracking kebun kopi, melihat petik kopi, pemrosesan biji kopi secara tradisional, hingga minum kopi dan menyantap kuliner, dan buah lokal khas Gombengsari. Banyuwangi juga memiliki Agrowisata Tamansuruh (AWT) yang terletak di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah. Destinasi agrotourism seluas 10 hektare terdapat berbagai sayur hingga buah-buahan organik. ”Pengunjung bisa mengonsumsi langsung di lahannya. Ini akan menjadi experience unik sekaligus meningkatkan kesehatan,” kata Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arief Setiawan. Lokasi ini berada di kaki Gunung Ijen mengusung agro-touris. Menampilkan beragam pertanian Banyuwangi, mulai padi hitam organik hingga beragam buah dan sayur organik. Juga ada hamparan bunga-bunga cantik warna warni yang menjadi spot Instagrammable. Destinasi ini juga menjadi tempat edukasi pertanian, sekaligus lahan percobaan/demplot. Ada 33 varietas melon dikembangkan, termasuk melon chamoe, varietas melon asli Korea yang jadi primadona di Indonesia. ”Sudah sukses dikembangkan di sini, dan bisa diaplikasikan petani di lahannya masing-masing,” ujarnya. Di Banyuwangi untuk menarik minat anak-anak muda pada dunia pertanian, rutin digelar Banyuwangi Agribusiness Startup Competition, digelar tiap tahun sejak 2017. 76 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Pada 2019 lalu terdapat 653 anak muda yang turut serta dalam kompetisi perencanaan dan bisnis rintisan pertanian. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, Agribusiness Startup Competition merupakan ikhtiar pemerintah untuk menarik minat generasi milenial agar terjun ke bisnis pertanian sekaligus untuk meregenerasi pelaku usaha pertanian. ”Anak-anak muda milenial perlu mengambil peran di dunia pertanian. Menjadi petani itu keren, tidak kalah keren menjadi youtuber, tiktok, atau selegram,” kata Anas. Anas mengatakan dari kompetisi ini ternyata banyak anak-anak muda dengan kualifikasi pendidikan yang cukup memadai untuk mengakselerasi dunia pertanian. ”Di Indonesia data menunjukkan, 72 persen petani berpendidikan SD. Dari ajang ini semoga lahir petani-petani muda visioner dan melek teknologi, baik untuk peningkatan produktivitas, pengolahan pascapanen, maupun pemasaran pertanian,” katanya. Meskipun 80 persen dari Banyuwangi, ajang ini juga banyak diikuti anak- anak muda dari berbagai daerah, mulai Makassar, Mataram, Yogyakarta, Jakarta, Malang, Jember, Batu, Bondowoso, Pasuruan, Kediri, Bangkalan, Bandung, Manado, hingga Semarang. Beragam karya mulai olahan pangan beragam komoditas pertanian, platform internet of things pertanian dan perikanan darat, platform crowdfunding bisnis pertanian, hidroponik, hingga pengolahan limbah pertanian, peternakan, dan agribisnis lainnya. Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Membudayakan Generasi Milenial Banyuwangi, Menjadi Petani Itu Keren!, https://surabaya.tribunnews.com/2020/07/02/membudayakan- generasi-milenial-banyuwangi-menjadi-petani-itu-keren. kementerian pertanian 77 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Urban Farming, Hobi Penangkal Krisis Pangan oleh : Syah Deva Ammurabi | Alinea.id Peran urban farming semakin penting di tengah tren urbanisasi, konversi lahan pertanian, dan ancaman krisis pangan. Sejak September 2019, Lidya Susanti (26) telah menekuni urban farming sebagai kegiatan pengisi waktu luang. Aktivitas bertani ala rumahan yang dia lakukan berupa instalasi hidroponik di pekarangan rumahnya yang seluas 50 meter persegi. Ia juga menanam berbagai bumbu dapur seperti cabai, jahe, dan kunyit di halaman rumah yang terletak di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. “Waktu itu di rumah belum ada TV Sampai rumah (dinas) bengong, akhirnya ya sudah. Ada tetangga nanam stroberi, aku minta tuh. Dari situ awalnya. Awal- 78 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS awalnya belum ke hidroponik, tanam buah organik pakai tanah,” ungkapnya kepada Alinea.id beberapa waktu lalu. Setelah mencoba budidaya buah stroberi, Lidya beralih menekuni tanaman sayur-mayur. Di sela kesibukannya, ia mengaku kerepotan merawat tanaman buah yang ditanamnya. Pasalnya, tanaman buah membutuhkan perawatan intensif seperti pemupukan, penyiraman, dan pencabutan gulma. “Aku pernah nyoba nanam sayur di tanah dibandingkan dengan hidroponik. Lah kok yang di tanah stuck pertumbuhannya enggak gede-gede, sedangkan hidroponik lebih subur. Aku mulailah tertarik ke hidroponik,” tutur pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tersebut. Lidya membuat sendiri instalasi hidroponik dari botol air mineral bekas berukuran 1,5 liter. Sayangnya, instalasi hidroponik itu kemudian ditumbuhi lumut setelah beberapa minggu. Akhirnya, dia beralih memakai instalasi pipa paralon. Bila dibandingkan dengan instalasi botol mineral bekas, instalasi paralon memang relatif lebih mahal. Untuk ukuran 1 meter, rerata dijual seharga lebihdari Rp350.000 di beberapa marketplace. Namun, untuk menekuni hobi ini, Lidya mengaku tak pernah menghitung jumlah uang yang sudah dikeluarkannya lantaran menganggapnya sebagai hobi semata. “Wah banyak (yang ditanam) Sekarang jadi addict banget beli benih. Karena sayuran umurnya relatif pendek pas dipanen nanti bisa ditanam lagi yang lain. Kebanyakan sayuran hijau. Aku lagi coba warna-warna lain, kayak selada dan kale ada yang warna merah,” kata perempuan lulusan Universitas Lampung ini. Tak hanya sekadar hobi, Lidya merasa aman mengonsumsi sayuran hasil produksi tangannya sendiri. Ia khawatir produk sayur dan buah yang dibelinya di pasar mengandung banyak pestisida kimia. Selain itu, dia tak perlu repot-repot keluar rumah untuk membeli sayuran. Rata-rata, tanaman sayurannya panen setiap 3-4 minggu sekali. kementerian pertanian 79 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS “Kalau kita beli sayur harus habis hari itu juga karena kalau enggak kan bakal layu. Beda kalau di depan rumah, yaudah potong aja (dari instalasi hidroponik) beberapa yang mau kita masak,” kata wanita yang penggemar menu sayuran tersebut. ANCAMAN KRISIS PANGAN Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) beberapa waktu lalu sudah memperingatkan adanya ancaman krisis pangan lantaran terganggunya rantai pasok pangan dunia akibat pandemi Covid-19. Untuk mengantisipasi terjadinya krisis, sejumlah pihak mengimbau masyarakat untuk menanam sendiri tanaman untuk kebutuhan pangannya. Sebut saja Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang telah memerintahkan kadernya untuk menanam berbagai jenis tanaman sebagai cadangan pangan dalam menghadapi pandemi Covid-19. “Supaya saudara di saat yang susah mungkin terdapat kekurangan persediaan sewaktu-waktu, kalian tidak panik. Kalian tidak risau, karena kalian punya lumbung-lumbung sendiri,” ujar Menteri Pertahanan tersebut dalam pidatonya, Rabu (22/4). Imbauan serupa juga disuarakan Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo. Dia mengajak masyarakat untuk menanam tanaman yang memiliki masa panen cepat seperti sayuran hijau, tomat, cabai, dan singkong pada lahan-lahan kosong maupun instalasi hidroponik dari barang-barang bekas. “Gerakan yang sederhana ini sangat mudah dilakukan oleh semua kalangan masyarakat dan dampaknya luar biasa untuk antisipasi krisis global,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (26/4). Bak gayung bersambut, para pegiat kegiatan berkebun juga telah melaksanakan imbauan tersebut sejak lama. Berangkat dari hobi, segelintir masyarakat perkotaan melaksanakan kegiatan pertanian perkotaan atau kini dikenal dengan istilah urban farming. 80 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Organisasi Pangan dan Dunia (FAO) menyebut urban farming atau urban agriculture (pertanian perkotaan) sebagai aktivitas menumbuhkan tanaman dan memelihara hewan untuk pangan dan penggunaan lainnya di perkotaan dan sekitarnya. Termasuk disini aktivitas terkait seperti produksi dan pemberian input serta pemrosesan dan pemasaran produk. PILAR KEMANDIRIAN PANGAN Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Hadi Susilo Arifin melihat tren urbanisasi di Indonesia semakin masif. Tak hanya terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota, melainkan terjadi pula perubahan wilayah perdesaan yang kerap menjadi lumbung pangan menjadi perkotaan. “Pertanian tidak bisa mengandalkan tulang punggung di desa saja, tapi mari di kota juga sejengkal lahan pun bisa dilakukan,” ujarnya melalui webinar, Selasa (19/5). Berkat teknologi pertanian tanpa tanah seperti hidroponik, aeroponik, dan lainnya, pertanian tidak lagi identik dengan sesuatu yang kotor, ndeso, dan miskin. Semuanya dapat dikembangkan di kawasan perkotaan. Menurutnya, pekarangan dapat menjadi solusi di tengah terbatasnya lahan di perkotaan. “Mari mulai dari pekarangan. Hanya satu langkah dari beranda. Pekarangan ada di kita. Ketika kita keluar dari pintu rumah dan di beranda, itu sudah pekarangan,” katanya. Hadi mengungkapkan jumlah pekarangan Indonesia meningkat sering maraknya pembangunan perumahan, yakni dari 5 juta hektare pada 1998 menjadi 10,3 juta hekrare pada 2009. Di sisi lain, pekarangan telah menjadi budaya bagi banyak suku bangsa di Indonesia. Dia membagi pekarangan menjadi empat kategori yaitu sempit (<120 meter persegi), sedang (120 - 400 meter persegi), luas (400 – 1.000 meter persegi), dan sangat luas (<1.000 meter persegi). Menurutnya, kemampuan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sangat bergantung pada luas lahan yang dimiliki. Pada lahan sempit, penanaman dapat dilakukan melalui teknik pertanian vertikal (vertikultur). kementerian pertanian 81 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Hadi menjelaskan berbagai jenis tanaman dapat dikembangkan di pekarangan seperti tanaman pangan (kacang-kacangan dan umbi-umbian), hortikultura (sayuran, buah-buahan, apotik hidup, dan bumbu dapur), dan tanaman hias. Selain itu, kegiatan peternakan dan perikanan juga dapat dikembangkan di pekarangan. “Kalau kita beli sayuran di luar, who knows? Ada yang pakai pestisida berbahaya, pupuk berbahaya, diawetkan boraks, dan lain-lain. Kalau kita menanam sendiri, kita dapat menentukan sendiri pupuk dan pestisidanya apa,” terang Ketua Komunitas Pekarangan dan Kebun Produktif Indonesia (KPPID) tersebut. Tak hanya berteori, Hadi telah mempraktikkan gagasannya pada pekarangan rumahnya di bilangan Laladon, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tiap beberapa hari sekali, keluarganya memanen hasil pekarangannya untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangan mereka. Menurutnya, bila rumah sudah mandiri pangan, maka satu RT (Rukun Tetangga) akan mandiri. Kemudian, satu RW (Rukun Warga) akan mandiri pangan apabila setiap RT sudah mandiri. Apabila seluruh RW sudah mandiri, maka satu desa atau kelurahan akan mandiri. Begitu seterusnya hingga ke tingkat nasional. “Manakala menyebut kemandirian pangan, pangannya berasal dari dalam negeri sendiri. Pekarangan adalah small unit of landscpe di sekitar rumah. Kalau kita punya goodwill (itikad) yang baik, Insya Allah menjadi sumberdaya yang menjadi pilar yang mendukung kemandirian pangan,” ungkapnya. INOVASI SAWAH PORTABEL Pertanian perkotaan dapat pula dilakukan secara terintegrasi untuk mewujudkan praktik pertanian berkelanjutan. Salah satunya adalah konsep sawah portabel yang dipelopori oleh Sonson Garsoni, pemilik PT Cipta Visi Sinar Kencana (Kencanaonline.com), sebuah perusahaan jasa pengelolaan sampah. Sawah portabel tersebut terintegrasi dengan biodigester, kolam hidroponik, dan kolam ikan portabel rancangannya. Reaktor biodigester kedap udara tersebut mampu mengolah limbah organik menjadi biogas sebagai pengganti 82 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS gas elpiji, lumpur probiotik sebagai media tanam padi, pakan ikan, dan sumber nutrisi hidroponik. “Kami membangun sawah itu dari pemanfaatan biomassa yang dihasilkan dari proses fermenasi material organik. Itu satu-satunya material yang relevan dikemukakan dalam kondisi kekeringan ekstrim. Ketika kekeringan tidak ada hujan, air masih tersedia pada biomassa (rata-rata mengandung 70% air),” terangnya dalam webinar, Selasa (12/5). Untuk skala rumah tangga, pihaknya mengembangkan biodigester berkapasitas 50 kilogram seharga Rp17,95 juta per unit yang memiliki umur ekonomis hingga 5 tahun. Harga tersebut tak termasuk mesin penggiling gabah yang dapat menggiling gabah 500-800 gram/menit sebesar Rp5,95 juta. Limbah organik dimasukkan kedalam biodigester dengan perbandingan 1:1 antara sampah organik dan air dengan terlebih dahulu dicacah. Adapun lumpur probiotik dapat digunakan untuk media tanam sawah dalam pot atau polybag dengan perbandingan 1:1, 1 kilogram lumpur dan 1 kilogram tanah. Kemudian pakan ikan dengan perbandingan 1:10, 1 kilogram lumpur dan 10 liter air. “Lumpur probiotik ini akan menumbuhkan fitolankton dan menjadi pakan alami ikan,” katanya. Satu biodigester dapat mendukung satu kolam portabel berukuran 1 meter persegi yang berisi 200 ekor ikan lele/siklus 3 bulan, 150 rumpun sayur organik/ bulan, dan 50 pot sawah portabel per hari. Satu pot sawah portabel mampu menghasilkan rata-rata 150 gram padi atau setara dengan 1,35 kilogram per meter persegi atau 13,5 ton Gabah Kering Panen (GKP)/hektar. Sonson mencontohkan pengembangan sawah portabel skala rumah tangga pada lahan 60 meter persegi atau setara dengan rumah sangat sederhana (RSS) tipe 21. Pada luasan tersebut, dibutuhkan 540 pot sawah portabel yang menghasilkan 81 kilogram GKP tiap masa panennya. Panen dapat dilakukan empat kali dalam setahun, sehingga mampu menghasilkan 324 kilogram GKP/hektar atau setara dengan 194,4 kilogram beras kementerian pertanian 83 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS per tahun. Tak hanya itu, biodigester tersebut dapat menghasilkan 18.000 pot sawah dalam setahun yang dapat memenuhi kebutuhan beras bagi 33 rumah tangga. “Kalau tujuannya komersial jangan pilih padi, tapi lidah buaya dan aneka tanaman komersial lainnya. Kita bisa prediksi yang bakal dicari adalah tanaman penghasil bahan pokok dalam 3-6 bulan mendatang,” tutur Ketua Yayasan Phosko Hijau tersebut. Sonson yakin teknologinya dapat menjadi solusi bagi ancaman krisis pangan seperti yang didengungkan oleh FAO dan Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan. Dia mencontohkan Kota Bandung, Jawa Barat mampu menghasilkan 1.500 ton sampah per hari yang 1.000 ton diantaranya terdiri dari sampah organik. Produksi sampah tersebut setara dengan 1 juta pot sawah portabel per hari. Jumlah ini setara dengan 150 ton beras per tahun. “Kalau dikalikan setahun berapa coba? Itu baru di satu kota. Jadi banyak (sampah organik), potensinya ada,” ujarnya kepada Alinea.id, Rabu (20/5). Meskipun terlihat lebih ‘menjanjikan’ dibandingkan proyek cetak sawah yang akan dicanangkan Presiden, belum ada pemerintah daerah yang mengajaknya kerjasama dalam pengembangan sawah portabel hingga kini. Dia tengah menjajaki kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan sistem tersebut. “Kalau membuat lumpurnya saja banyak, sudah ratusan klien, tapi besar- besar, korporasi. Kalau mereka, lumpur langsung dialirkan ke kebun-kebun sudah beres, tapi kan mereka tidak butuh beras,” jelasnya. Kini, Sonson fokus melakukan edukasi dan sosialisasi untuk mendorong gerakan masyarakat yang menurutnya adalah solusi terbaik. Dia mempersilahkan masyarakat untuk mengembangkan biodigester secara mandiri dalam skala kecil. “Kalau mau, bagikan saja ke rakyat. Rakyat suruh menanam di halaman. Pakai 84 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS mobil sedot tinja bagikan lumpur dari hasil digester. Menurut saya itu solusi extraordinary (luar biasa),” ungkapnya. BISA MENDATANGKAN FULUS Memang, hobi urban farming ternyata bisa menjadi mesin uang bagi para pegiatnya. Seperti halnya yang dialami Yusep Jalaludin (26), Chief Executive Officer (CEO) City Farm yang berbasis di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan yang dipimpinnya bergerak di bidang perkebunan dan jasa instalasi hidroponik dan telah berdiri sejak tiga tahun silam. “Awal mula hidroponik lihat kondisi peluang pasar. Kemudian, utamanya karena hidroponik bagusnya untuk perkotaan. Bagaimana caranya kita potong rantai suplai makanan di tengah kota? Makanya orang enggak perlu nunggu produk pegunungan dulu. Hidroponik cocok banget untuk urban farming,” terangnya melalui sambungan telepon, Kamis (21/5). Dulu dia mengembangkan kebun hidroponiknya sendiri, namun sekarang melibatkan para petani mitra yang tersebar di Bogor Raya. Perusahannya pun kini fokus pada jasa konsultasi, edukasi, dan instalasi hidroponik. Lulusan Departeman Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB ini mengklaim perusahaannya mengalami lonjakan permintaan sebesar 50% semenjak pandemi Covid-19. Dia menambahkan kangkung, caisim, dan pakcoy merupakan jenis sayuran yang favorit. Selain kepada agen-agen distributor yang menjadi langgananya, City Farm juga mengirim produk sayuran mereka kepada supermarket. “Kalau delivery order, kita memastikan produknya darimana? Pengantarnya positif (Covid-19) atau enggak? Packingannya (pengemasan) terhindar dari coronavirus atau enggak? (Perusahaan) Hidroponik yang awalnya saya canangkan tiga tahun yang lalu sekarang booming, selain kebutuhan pribadi sendiri, bisa menjual ke tetangganya,” tuturnya. Menurutnya, komponen-komponen hidroponik kini relatif murah dan mudah didapatkan dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Instalasi pipa dan sistem air memakan biaya paling besar dalam investasi awal bisnis hidroponik. kementerian pertanian 85 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS “Kalau operasional buat media tanam atau pupuk terjangkau sebenarnya dan tidak terlalu signifikan ke operasional. Kalau berat di biaya tenaga kerja,” ungkapnya. Yusep mengungkapkan biaya instalasi hidroponik sebesar Rp350 – 1 juta per meter persegi bergantung bahan, luasan, jarak, dan lokasi. Sementara itu, biaya pembangunan rumah kaca sekitar Rp350 ribu per meter persegi. Untuk skala rumah tangga, terdapat kit hidroponik termurah yakni Rp50 ribu dengan ember sebagai penampungnya, alih-alih bak penampung pada instalasi skala industri. Dia menambahkan rata-rata instalasi hidroponik dengan luas 1.000 meter persegi dapat memproduksi 800 kilogram sayuran per bulan. Adapun harga sayuran di tingkat kebun paling rendah Rp25-35 ribu per kilogramnya lantaran memiliki kualitas tinggi. Dia membeberkan empat tips bagi siapapun yang ingin terjun membuka usaha budidaya hidroponik. Pertama, menyukai kegiatan menanam terlebih dahulu. Kedua, menggali ilmu hidroponik. Lalu ketiga, banyak bertanya kepada orang yang berpengalaman. Terakhir, memperbanyak relasi. “Saya yakin empat ini kalau dijalankan dengan baik, parti akan ketemu,” pungkasnya. 86 kementerian pertanian republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Sektor Pertanian Urat Nadi Pembangunan Indonesia oleh : Hendri Nova | Singgalang “Panen kali ini kita harus membuat cadangan makanan minimal untuk enam bulan ke depan. cadangan tiga bulan untuk makan kita sehari-hari, sisa cadangan tiga bulan lagi untuk darurat dan sedekah untuk yang berhak menerimanya,” kata Amak kepada Ihsan anaknya, seusai mengarungkan padi-padi di gudang belakang. Amak pada panen padi kali ini memang berlaku tak seperti biasanya. Biasanya Amak hanya membuat cadangan padi untuk digiling jadi beras, hanya untuk tiga bulan ke depan. Sisanya Amak jual ke pedagang beras. Menurut Amak, setidaknya sampai panen padi tiga bulan berikutnya, Amak tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli beras. Beras yang dimakan 88 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS sampai masa panen berikutnya adalah beras sendiri. Kalau berlebih begitu masa panen datang, Amak akan menjual dulu stok padi yang lama. Namun kali ini, Amak membuat lagi cadangan tiga bulan ke depan untuk keadaan darurat. Amak melakukan itu setelah mendapat kabar dari Abang Fadli yang bekerja di Jakarta dan itu dibenarkan oleh berita-berita yang Amak dengar di televisi. Abang meminta Amak untuk menyediakan cadangan beras untuk enam bulan ke depan. Abang mengatakan banyak negara yang kini mengalami resesi ekonomi dan Indonesia bisa jadi terkena dampaknya. Jika resesinya parah, maka nilai uang akan turun dan nilai barang akan naik. Inflasi akan terjadi dan kalau parah, bisa seperti Venezuela. Mendengar nama negara Venezuela, Amak pun ngeri dan mengiyakan semua saran Abang. Kini Amak selain menanam padi di sawah juga makin giat ke ladang yang kami punya. Amak menanam ketela rambat, keladi, dan juga singkong. Tumbuh- tumbuhan untuk bumbu dapur, seperti jahe, kunyit, lengkuas, daun salam, cabe merah dan cabe rawit, daun kemangi/ruku-ruku, dan lainnya sudah tersedia lengkap. Amak juga mengisi lagi empang di belakang rumah dengan benih ikan nila dan juga lele. “Kita harus bersiap menghadapi masa paceklik seperti yang dilakukan Nabi Yusuf di Mesir. Waktu itu, seperti mimpi sang raja yang ditakwilkan Nabi Yusuf, Mesir dan sekitarnya akan mengalami masa subur dengan panen melimpah selama tujuh tahun. Setelah tujuh tahun, maka akan datang masa paceklik selama tujuh tahun pula. “Nabi Yusuf dipercaya untuk menghadapi kondisi yang akan datang itu, dengan pengelolaan hasil panen yang baik. Hasilnya Mesir dan rakyatnya terselamatkan dari paceklik selama tujuh tahun dan mampu pula menjadi tumpuan harapan bagi rakyat luar Mesir dan keadaan itulah yang membuat Nabi Yusuf kembali bertemu dengan saudara yang membuangnya ke sumur dan juga ayahnya,” cerita Amak panjang lebar. Tak hanya menyelamatkan diri sendiri, Amak juga menyampaikan kondisi bangsa ini pada saudara-saudara lainnya, tetangga, dan kenalan lainnya. Menurut Amak, makin banyak yang bisa diselamatkan, maka akan makin kuat suatu daerah dari terpaan krisis. kementerian pertanian 89 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS “Jika sektor pertanian suatu keluarga kuat, maka akan kuatlah suatu negara. Sebaliknya, jika lemah maka makin mudahlah suatu negara akan terkena krisis ekonomi. Itulah yang terjadi di Venezuela saat ini seperti yang Amak baca. Masyarakatnya meninggalkan pertanian dengan menjual tanahnya pada pemilik moda besar. Alhasil, saat krisis ekonomi terjadi, aliran pangan dari negara tetangga mahal dan nyaris terhenti, krisis ekonomi pun menjadi semakin parah,” terang Amak. “Sektor pertanian ini ibarat perut pada tubuh. Jika berisi makanan, maka kuatlah tubuh bersangkutan. Namun jika isinya kosong, maka lemahlah tubuh bersangkutan. Maka dari itu, rajinlah bertanam bahan pangan, meski engkau sudah banyak uang sekalipun,” nasehat Amak kepadaku. FAKTA SEKTOR PERTANIAN Apa yang dikatakan Amak kepada Ihsan anaknya, memang mengambarkan keadaan Indonesia saat ini. Saat Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di hampir semua negara, negara yang tidak mengelola sektor pertanian dengan baik, menjadi negara yang tumbang duluan dalam resesi ekonomi. Singapura misalnya yang mengandalkan pendapatan negaranya dari sektor perdagangan, jasa, dan pariwisata, kini ekonominya di kuartal II-2020 minus 41,2% dibandingkan kuartal I-2020. Jika dibandingkan kuartal II-2019, ekonomi Singapura pada kuartal II-2020 minus 12,6%. Dilansir dari AFP, Selasa (14/7/2020), para analis mengatakan kinerja ekonomi Singapura di kuartal II-2020 merupakan angka kuartalan terparah yang pernah ada sejak Singapura merdeka 55 tahun lalu. Sementara Indonesia, dikutip dari kompas.com, mengalami pertumbuhan ekonomi lebih buruk pada kuartal II-2020 yang mengalami kontraksi hingga -5,32 persen. Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J Rachbini pun menilai, kinerja perekonomian RI sulit membaik di kuartal III mendatang. Bahkan menurutnya, kondisi perekonomian pada kuartal III mendatang bakal kembali masuk ke dalam zona negatif bila penanganan pandemi virus corona (Covid-19) tidak kunjung membaik. Dengan begitu, RI secara resmi akan masuk dalam jurang resesi. 90 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS “Saya yakin kuartal III masuk resesi dan IV masuk lebih jauh lagi apabila penanganan seperti ini,” ujarnya dalam video conference, Kamis (6/8/2020). Lebih lanjut dia menjelaskan, perekonomian bakal membaik hanya bila pemerintah melakukan perbaikan atas kebijakan penanganan pandemi. Selain itu, pemerintah harus segera memperbaiki sektor pertanian, dengan memberi subsidi besar-besaran pada petani, baik dari segi benih maupun pupuk yang dibutuhkan. Hasil panen petani harus dibeli dengan harga layak, dengan menjadikannya cadangan pertahanan pangan. Untuk saat ini, cadangan beras Bulog seperti dikutip dari pertanian.go.id, cukup sampai akhir 2020. Kepala Biro Humas Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri menyampaikan bahwa kebutuhan beras nasional saat ini dalam kondisi aman. Menurutnya, musim panen yang bakal berlangsung pada awal tahun ini akan menambah jumlah stok yang ada, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik. “Data yang dimiliki Bulog saat ini cadangan beras di gudangnya mencapai 2,3 juta ton. Artinya kebutuhan beras aman. Apalagi awal tahun ini kita akan memasuki panen raya,” ujar Kuntoro, Sabtu (30/11). Kuntoro menjelaskan, perhitungan rata-rata konsumsi nasional saat ini mencapai 111,58 kilogram per kapita per tahun, dengan angka produksi beras diperkirakan mencapai titik surplus sebanyak 4,64 juta ton pada periode ini. Sementara itu, berdasarkan prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang menggunakan kerangka sampel area (KSA) luas panen besar yang ada mencapai 8,99 juta hektare (ha). Angka tersebut meliputi produksi Januari-September yang diperkirakan mencapai 46,9 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 26,91 juta ton beras. “Untuk konsumsi selama periode ini diperkirakan jumlahnya mencapai 22,28 juta ton,” katanya. Sementara luas baku tanah sawah di Indonesia pada tahun 2019 seperti dirilis Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) seluas 7,46 juta hektar atau tepatnya 7.463.948 hektar. Lahan ini harus dijaga produktivitasnya untuk ketahanan pangan Indonesia. kementerian pertanian 91 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS PERTANIAN URAT NADI PEMBANGUNAN INDONESIA Menjadikan sektor pertanian sebagai andalan Indonesia menghadang resesi ekonomi, juga diaminkan Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan, seperti dikutip dari rmco.id. Ia mendorong pemerintah segera tanggap mengambil langkah tepat untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal III agar bisa menjadi positif. “Saya mendorong pemerintah untuk menjadikan sektor pertanian sebagai lokomotif penyelamat Indonesia dari resesi ekonomi, karena telah terbukti sektor pertanian berkontribusi paling tinggi dalam menyelamatkan pertumbuhan ekonomi kita selama masa pandemi ini,” tegas Johan. Sektor pertanian meski di masa pandemi Covid-19, mencatatkan pertumbuhan paling tinggi pada kuartal II dengan pertumbuhan sebesar 16,24 persen. “Ke depan pertanian masih tetap menjadi andalan untuk menggerakkan ekonomi. Kebijakan yang diambil harus diorientasikan untuk membuka ruang sektor pertanian dalam arti luas untuk terus tumbuh dan bergerak,” sambung politisi PKS ini. Di sisi lain, untuk menjadikan pertanian sebagai urat nadi pembangunan Indonesia, maka lahan pertanian harus dilindungi dari incaran pembangunan properti, infrastruktur, atau peruntukan lainnya. Apalagi ancaman terhadap lahan pertanian terus terjadi di sepanjang tahun. Menurut catatan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, seperti dikutip dari republika.co.id, alih fungsi lahan pertanian cukup masif terjadi di Indonesia. Setiap tahunnya luas lahan baku sawah mengalami penyusutan hingga 120 ribu hektare. Menurutnya, situasi ini cukup gawat karena didorong oleh masifnya pembangunan infrastruktur, pabrik dan properti. Sementara itu, ada korelasi antara alih lahan pertanian dengan kenaikan impor pangan. Tahun 2018 lalu misalnya, impor beras tembus 2,2 juta ton. Sedangkan, impor sayuran tembus 11,5 triliun di 2019. “Padahal di tengah pandemi, kemandirian pangan merupakan syarat kunci untuk bertahan,” ujarnya. Untuk mengatasi persoalan alih fungsi lahan, Bhima menilai, pemerintah harus berani bersikap tegas. Terutama terkait dengan perencanaan dan pengaturan zonasi wilayah yang bisa merugikan keberadaan lahan pertanian. 92 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS INOVASI SELAMATKAN LAHAN PERTANIAN Dengan terus diincarnya lahan pertanian untuk pembangunan properti, infrastruktur, atau peruntukan lainnya, maka harus dipikirkan pula cara untuk mengantisipasinya. Inovasi harus dilakukan, agar lahan pertanian bisa diselamatkan, terutama lahan pertanian di perkotaan yang terus menjadi target pembanguhan perumahan. Untuk ini, Kementerian Pertanian bisa menjalin kerjasama dengan Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Setiap ada developer yang ingin membangun perumahan baru, maka mereka ditawari konsep rumah susun (rusun) bersubsidi, sehingga harga rumah menjadi lebih murah. Rusun yang dibangun harus mengakomodir keluarga yang butuh kamar 2,3,4, ataupun 5. Meski nantinya tinggal di rusun, masing-masing penghuni memiliki hak sertifikat tanah di lahan milik rusun. Hal ini merupakan jaminan bagi warga rusun, jika nantinya terjadi hal-hal tak diinginkan seperti rusun roboh, tak dibangun lagi, sehingga mereka bisa kembali ke lahan yang telah menjadi jatah sah mereka. Jika developer dan calon pemilik rumah setuju, maka pembangunan rusun sudah bisa dimulai dengan konsep hijau. Dengan demikian, banyak lahan kosong yang bisa digunakan untuk lahan pertanian, untuk bertanam padi, palawija, dan tumbuhan produktif lainnya. Selain di lahan kosong, bagian atas rusun yang dibuat seperti balkon, juga bisa digunakan untuk bertanam tumbuh-tumbuhan produktif, sejenis tambulampot. Selain bisa digunakan untuk bersantai warga rusun, juga bisa menghasilkan buah-buahan yang bisa dimakan bersama. Siapa yang tidak mau tinggal di rusun dengan konsep hijau bersubsidi ini. Pengolahan lahan pertanian bisa diserahkan pada kelompok tani di rusun yang memiliki hobi bertani, dengan bimbingan Kementerian Pertanian. Hasilnya diutamakan untuk kepentingan warga rusun, sisanya baru bisa dijual. Jika rusun konsep hijau pertanian ini sukses, maka akan terciptalah rusun- rusun baru yang meniru konsep rusun hijau bersubsidi. kementerian pertanian 93 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Dengan sendirinya, lahan pertanian bisa diselamatkan dari pembangunan masif perumahan secara keseluruhan. Bisa jadi dalam satu rusun dalam sebuah kota berisi 50-100 Kepala Keluarga, hanya ada satu rusun. Maka akan terbentuklah kota hijau produktif dengan hasil pertanian yang mencukupi kebutuhan warga kota. Lalu bagaimana dengan rumah-rumah pribadi yang sudah berdiri ? Ada baiknya Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Kementerian PUPR mengkampanyekan rumah berbalkon atau rumah tanpa atap. Bagi siapa saja Kepala Keluarga (KK) yang membangun rumah berbalkon untuk tujuan bertanam tumbuh-tumbuhan, maka akan mendapatkan subsidi. Subsidi berupa uang pembelian bahan bangunan dari Kementerian PUPR, baru diberikan jika sudah ada bukti dari petugas Kementerian Pertanian, bahwasanya rumah KK bersangkutan sudah jadi rumah balkon hijau dengan tambulapot untuk kontrak beberapa tahun tertentu. Tak ada salahnya Kementerian Pertanian mulai memikirkan varietas padi dalam pot. Padi ini tentu akan jadi tren bagi warga yang ingin mengamankan kebutuhan pangan keluarga, dengan bertanam padi dalam pot. Jika jenis padi ini bisa dihasilkan, maka bisa dibayangkan rumah type 36 misalnya, tentu bisa menghasilkan padi sekian puluh kilogram. Bantuan yang bisa diberikan Kementerian Pertanian bisa berlanjut untuk pupuk bersubdisi dan juga benih unggul. Tentu bisa dibayangkan jika rumah model ini menjadi tren, maka dari atas udara bisa dilihat sawah-sawah balkon dengan nuansa hijau dan kuning mendekati masa panen. Indonesia akan menjadi negara kuat, karena pangan rakyat bisa dicukupi secara swadaya. Walau bagaimanapun juga, makanan bagi tubuh bagai BBM pada kendaraan. Jika tanpa Bahan Bakar Minyak (BBM) atau sumber energi lainnya, sebagus dan semahal apapun kendaraannya, maka ia tidak akan bisa digunakan. Begitu juga suatu keluarga maupun negara. Semaju dan secanggih apapun negaranya, jika tidak ditopang sektor pertanian yang kuat, maka warganya akan kelaparan dan itu akan menimbulkan kekacauan. 94 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Maka dari itu, Indonesia harus terus memperkuat sektor pertanian sebagai urat nadi pembangunan Indonesia. Di dalam negara yang kuat, tentu ada sektor pertanian yang menjadi penopangnya. Tumbangnya sektor pertanian, maka akan menjadi penyebab tumbangnya satu negara. Maka dari itu, mari selamatkan sektor pertanian di Indonesia, karena ia menjadi urat nadi keberadaan Indonesia. Pemerintah harus memberikan pagu anggaran yang cukup, untuk kemajuan sektor pertanian. Masyarakat harus dimotivasi agar rajin menggarap lahan pertanian yang mereka miliki. Pastikan tidak ada lahan yang tidak produktif, sehingga Indonesia kuat menghadapi semua tantangan kehidupan, terutama resesi ekonomi. Jika pangan tersedia, maka rakyat Indonesia tidak akan panik dan bisa lebih tenang menghadapi segala kondisi ekonomi yang ada. Indonesia sudah pengalaman keluar dari krisis 98, berkat kuatnya sektor pertanian dan sektor UMKM. Kalau pangan rakyat sudah tercukupi, maka tidak akan terjadi gejolak yang menuntut tanggung jawab pemerintah terkait pangan. Indonesia bisa melanjutkan lagi pembangunan di bidang lain. Bak kendaraan yang sudah terpenuhi kebutuhan BBM-nya, bisa digunakan untuk mobilitas mencari rezeki dan kebutuhan lainnya. Ia siap digunakan untuk segala kebutuhan mobilitas tinggi. Maka dari itu, majukan terus sektor pertanian, karena sektor pertanian memegang peran sentral dalam pembangunan Indonesia. (*) kementerian pertanian 95 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Satu Data Luas Lahan Sawah oleh : Dedy Darmawan Nasution | Republika Jika dibandingkan 2013, luas lahan sawah masih mengalami penurunan. Verifikasi total luas lahan baku sawah di 34 provinsi telah rampung. Enam kementerian lembaga sepakat bahwa terdapat penambahan luas baku sawah padi dari semula 7.105.000 hektare (ha) menjadi 7.463.918 ha. Penambahan itu diklaim akibat adanya area persawahan yang tak tertangkap oleh pencitraan satelit sebelumnya. Namun, data luasan itu tetaplah hanya angka-angka yang menggambarkan seberapa besar area pertanaman padi. Jauh lebih penting, adalah menjaga keberadaan area baku sawah dari praktik konversi lahan ke non pertanian yang tak berkelanjutan. Antisipasi amat penting dilakukan, mengingat pembangunan infrastruktur di era kedua Presiden Joko Widodo yang tetap masif. 96 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy menjelaskan, data itu akan diumumkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo dan bakal dijadikan rujukan bagi seluruh kementerian teknis yang berkaitan dengan kebijakan pangan. Pemerintah daerah, kata dia, berkewajiban menjaga lahan-lahan itu karena sifatnya yang tak boleh diganggu gugat. “Sekarang satu data dan diharapkan tidak lagi ada perbedaan antar kementerian. Pemda juga harus komitmen menjaga lahan itu,” kata Sarwo kepada Republika, beberapa waktu lalu. Perlu diketahui, mengacu pada Laporan Luas Lahan Menurut Penggunaan dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, total luas lahan baku sawah sebesar 7,75 juta ha dengan sebaran 39,83 persen di Pulau Jawa dan 60,17 persen di luar Jawa. Artinya, meskipun ada peningkatan luas baku sawah dari verifikasi yang baru dilakukan pemerintah, tren luasan sawah tetap mengalami penurunan akibat adanya alih fungsi lahan. Saat luas lahan baku sawah sebesar 7,1 juta ha diumumkan akhir tahun lalu, sempat terjadi perbedaan pandangan antar Kementerian Pertanian dan BPS. Kementan masih berkeyakinan bahwa luas baku sawah setidaknya masih mendekati 8 juta ha. Itu sebabnya, dilakukan verifikasi ulang agar tak lagi terjadi konflik perdebatan data dan hasilnya menunjukkan total luas sawah sebesar 7,46 juta ha. Sarwo mengatakan, sesuai aturan dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang(ATR) verifikasi luas baku sawah akan diperbarui setiap lima tahun sekali. Enam kementerian lembaga yang terlibat yakni Kementan, Kementerian ATR, BPS, Badan Informasi Geospasial, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Ia menyampaikan, instrumen pemerintah untuk menjegal alih fungsi lahan yakni Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan atau LP2B. Sesuai Pasal 44 ayat 1, lahan pertanian yang sudah ditetapkan menjadi LP2B harus dilindungi dan dilarang untuk dialihfungsikan. Mereka yang kedapatan melakukan alih fungsi lahan tanpa izin dan syarat dapat dijerat tindak pidana dengan ancaman hukuman lima tahun penjara dan kementerian pertanian 97 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS denda hingga Rp 5 miliar. “Jadi, jangan coba-coba mengalihfungsikan lahan tanpa seizin Kementerian Pertanian,” kata Sarwo. Undang-undang tersebut, memperbolehkan alih fungsi lahan ke non pertanian asalkan dilakukan dengan kajian kelayakan, ada perencanaan yang matang, dibebaskan kepemilikannya dari pemilik, serta wajib ada lahan pengganti yang sesuai. Sayangnya, kata Sarwo dari luas lahan baku sawah sebesar 7,46 juta ha, baru sekitar 5,5 juta ha sawah di 133 kabupaten dan kota yang masuk dalam kategori LP2B. Perbedaan itu diakibatkan oleh banyaknya pemerintah daerah yang belum menetapkan lahan sawahnya sebagai area LP2B. Presiden Joko Widodo, lanjut dia, sudah menginstruksikan agar seluruh luas lahan baku sawah menjadi LP2B. Sembari menunggu itu, Sarwo menegaskan Kementan bakal lebih mengawasi ketat lahan yang telah ditetapkan menjadi luas baku sawah sembari menegakkan hukum sesuai aturan-aturan yang ada. Selama ini, ia mengklaim Kementan sudah menjalankan amanat undang-undang. “Sudah kita jalankan amanat undang-undang. Buktinya, kita tidak pernah memberikan rekomendasi untuk alih fungsi lahan,” katanya. Adapun di tahun 2020, Kementan masih akan melanjutkan program cetak sawah sebesar 10.000 ha. Target itu naik dari target 2019 sebesar 6.000 ha dimana realisasinya telah mencapai 5.827 ha atau 97 persen dari target. Anggaran yang disediakan sebesar Rp 200 miliar. Namun, sebelum rencana itu dieksekusi, pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap efektivitas cetak sawah di tahun ini. Program cetak sawah baru harus benar-benar dimanfaatkan petani dan bisa menghasilkan beras. Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian, Kementan, I Ketut Kariyasa menambahkan, pihaknya ke depan bakal memperkuat koordinasi dengan BPS untuk mewujudkan satu data pertanian. Kolaborasi diperlukan dari tingkat pusat, provinsi, kota kabupaten hingga kecamatan. Lewat harmonisasi data antar kementerian lembaga dan dirilis oleh BPS, diharapkan data pertanian akan jadi lebih akurat. Antar kementerian lembaga, kata dia, juga tak lagi ada ‘tembok pemisah’ dan harus memiliki kesamaan tujuan. 98 kementerian pertanian republik indonesia
JurnalisKategori 10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Sementara itu, Menteri Pertanian, Syarul Yasin Limpo mengatakan satu data akan membantu pemerintah untuk lebih memperketat pengawasan terhadap alif fungsih lahan. Ia mengandalkan sepenuhnya teknologi citra satelit sebagai alat untuk pengawasan dari pusat. “Pemotretat citra satelit, kita akan tahu di mana saja lahan baku sawah. Bahkan, yang terkonversi bisa kita ketahui,” kata Syahrul. Pekan lalu dalam kunjungan kerjanya ke Purwakarta, Jawa Barat, Syahrul secara langsung meminta para Kapolres untuk menangkap para pejabat daerah yang mengalih fungsikan lahan pertanian. Ia menegaskan, menjaga lahan pertanian harus dibarengi dengan mempersempit ruang gerak mafia lahan. Di satu sisi, ia pun mengingatkan pejabat daerah untuk ikut bersama-sama menutup celah yang bisa melenyapkan lahan pertanian demi mempertahankan ketahanan pangan. Terlepas dari upaya pemerintah untuk mengantispasi gusuran lahan sawah akibat pembangunan, Syahrul juga menginginkan agar fokus Kementan tak sekadar pada luas lahan. Menurut dia, selain ekstensifikasi, intensifikasi dengan mendongkrak produktivitas tak boleh dilupakan. Saat ini, rata-rata produktivitas padi masih sekitar 5,2 ton per ha. Syahrul ingin agar produktivitas naik setidaknya di atas 7 ton per ha. Melihat rendahnya produktivitas itu, dirinya menyoroti bantuan subsidi pupuk yang lebih dari Rp 25 triliun setiap tahunnya. “Dipikir anggaran itu kecil, kah? Sudah dikasih tapi produktivitas tetap rendah. Pupuk harus sampai ke petani. Jaksa Agung harus mengawasi ini,” ujarnya. Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto menambahkan, setidaknya ada empat komoditas yang lahan pertaniannya tengah dibenahi. Selain padi, ada pula sawit, jagung, dan gula. BPS bersama kementerian dan lembaga terkait baru bisa menyelesaikan data untuk padi. Ia mengakui, mendata jutaan hektare area pertanian menjadi pekerjaan yang amat berat. BPS, kata Suhariyanto, khusus bertugas untuk melakukan penghitungan produksi dan produktivitas atas data pertanian yang ada. Sementara pemerintah berkewajiban untuk menjaga lahan pertanian itu agar tetap lestari. kementerian pertanian 99 republik indonesia
10 CATATAN PERTANIAN, KINI & NANTI JurnalisKategori AGRI WRITING COMPETITION 2020, KATEGORI UMUM & JURNALIS Sebab, tak bisa dipungkiri praktik alih konversi lahan akan sangat mudah terjadi di tengah tantangan iklim usaha pertanian dan pembangunan infrastruktur di daerah. “Pemerintah sudah membuat peta pertanian karena kalau tidak konversi lahan akan jalan terus. Mendata ini tidak mudah karena kami harus kesana-kemari mengecek lapangan,” katanya. MEMBENDUNG ALIH FUNGSI LAHAN Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menuturkan bahwa alih fungsi lahan pertanian sulit untuk dicegah secara total. Meskipun pemerintah memiliki Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Winarno menjelaskan, pembangunan akan terus berlangsung seiring tingkat pertumbuhan jumlah penduduk sekitar 1,3 persen per tahun secara konsisten. “Ini bisa dibayangkan, pasti kebutuhan tempat tinggal, bangunan akan memaksa dan pasti terjadi alih fungsi lahan meski sudah ada undang-undang LP2B,” kata Winarno kepada, pekan lalu. Menurutnya, menyetop alih fungsi lahan tak bisa berjalan optimal karena UU LP2B butuh turunan berupa peraturan daerah yang dikeluarkan setiap kepala daerah. Baik di tingkat Gubernur hingga Wali Kota dan Bupati. Turunan undang- undang itu harus dituangkan dalam pembentukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Perlu penugasan secara tegas langsung dari Presiden dan Menteri Dalam Negeri agar pemerintah daerah sepaham. “Penugasan ini perlu dilakukan agar alih fungsi lahan menjadi lambat. Ketika tata ruang lengkap, maka pembangunan akan lebih teratur,” katanya menambahkan. Winarno menuturkan, RTRW akan memperjelas wilayah-wilayah yang boleh atau tidak dibangun infrastruktur. Sebagai contoh, RTRW akan memetakan area tanah yang tidak potensial untuk ditanami komoditas pertanian sehingga dapat dimanfaatkan untuk perumahan rakyat. Sementara, lahan-lahan subur bakal dipertahankan untuk tetap terjaga kelestariannya. Tanpa ada RTRW yang jelas, pejabat daerah akan dengan mudah ‘mengakali’ agar suatu area pertanian bisa dibangun pertanian. Berbeda jika terdapat RTRW, pengusaha maupun perusahaan kontraktor pun tak akan berani melanggarnya. 100 kementerian pertanian republik indonesia
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144