Greg menjalani SMP nya di SMP Pangudi Luhur Jakarta. Banyak teman teman baru yang ia temui dan juga lingkungan yang jauh berbeda dari saat SD. Di awal masa smp nya memang ia terkenal dengan kekonyolannya yang selalu menjadi bahan tawa teman teman nya.SMP terasa begitu membahagiakan untuk dirinya. Teman teman nya yang begitu beragam dan seru juga Ia bisa kembali menjalani hobby nya bermain basket di SMP. Begitu indah masa smp, sayangnya datanglah pandemi yang membuat greg terpaksa harus karantina dirumah buat hampir 3 tahun. Waktu yang sangat tidak pas dimana Greg sedang mengalami puncak dirinya dalam bidang basket di kelas 8 namun masa tersebut harus berakhir karena pandemi yang terjadi. Banyak sekali kegiatan yang tidak kembali dia lakukan di masa pandemi. Sekolah berubah menggunakan sistem PJJ yang membuat Greg harus mulai belajar dari rumah. Keadaan terus memburuk dan kebahagiaan nya juga tidak semakin baik. Setelah lulus SMP Greg melanjutkan studi nya di SMA Kolese Gonzaga dan sejak saat itu keadaan menjadi sangat baik, Sekolah juga sudah beberapa kali melakukan uji coba PTM. Greg sangat gembira dengan lingkungan yang baru ini, Guru guru nya yang begitu baik dan juga teman teman nya yang sangat baik. Kebahagiaan nya kembali bangkit di dalam dirinya saat SMA ini. Satu hal yang menjadi penantian Greg sejak SMP adalah untuk dapat berpartisipasi dalam ajang DBL 49
yakni lomba bola basket antar SMA se Jakarta, dia akan berjuang sekuat tenaga demi bisa berpartisipasi dan ikut tanding. DBL sempat dilaksanakan di bulan Juli 2022 namun Tuhan belum berkehendak dan hasilnya Greg tidak berhasil untuk masuk ke dalam tim. Kegagalan nya menimbulkan kembali rasa sedih di dalam dirinya, namun tak hanya rasa sedih yang muncul tetapi juga jiwa semangat nya yang terbangun. Sampai saat ini dia masih berjuang bahkan ia berhasil masuk kedalam 15 pemain pilihan. 50
Biografi Keiola, Pura Pura Sakit Demi Meninggalkan Pelajaran Benedictus Kent Ambrosius Keiola Lael Respati atau biasa dipanggil Keiola adalah lelaki berdarah Indonesia. Keiola yang lahir pada tanggal 1 Januari 2006 di Jakarta merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya berusia 26 tahun dan mempunyai selisih umur yang cukup jauh yakni 10 tahun dari Keiola. Keiola yang kini berusia 16 tahun, tinggal di jalan Swadaya Gudang baru no. 1B Jagakarsa Rt 005 Rw 004 Kelurahan Ciganjur Kecamatan Jagakarsa. Ia mempunyai hobi yaitu bermain game dan juga basket. Ayahnya bekerja sebagai retail manager dan ibunya sebagai HRD. Masa kecil Keiola sebelum bersekolah di bangku TK (batita) bisa dibilang adalah anak yang nakal. Berdasarkan ingatan dan cerita dari orang tuanya Keiola kecil bukanlah anak yang nakal terhadap orangtua dan orang yang lebih tua terhadapnya, tetapi dulu ia lebih tertarik kepada dunia disekitarnya semisal memanjat pohon, bermain lumpur, bermain hujan, dan segala macam hal tersebut. Karena hal tersebut lah dirinya sewaktu kecil sering mengalami sakit dan sering terkena masalah (dimarahi orangtua) dan 51
sebagainya. Namun, menurutnya ia dahulu kecil tidaklah seperti anak anak kecil pada umumnya yang rata rata jahil kepada kakak dan orangtuanya, justru Keiola kecil dan kakaknya cukup sering bermain bersama sama walaupun dengan perbedaan usia yang cukup jauh. Bisa dibilang Keiola semasa kecil sebagai anak yang \"playful\". Keiola masuk masa taman kanak-kanak atau masa TK pada usia 4 tahun di TK Regina Pacis. Pada saat itu seperti pada anak anak TK lainnya yang dimana masa pertama kali bertemu dengan teman dan pertama kali belajar hal hal yang baru. Bisa dibilang dirinya menjalani masa TK tidak terlalu tertarik dengan kehidupan belajarnya di TK dan tentu sama seperti kebanyakan orang lainnya yang dimana tidak tertarik dengan kegiatan belajar saat TK karena masa TK itu adalah masa untuk bermain. Secara khusus Keiola membenci kehidupan masa belajarnya dulu, untuk menghindari belajar saat TK Keiola sering pura pura sakit perut dan pura pura sakit hanya untuk supaya bisa keluar dari pembelajaran sampai sampai nekat memakan pensil sendiri akhirnya sakit dan bisa keluar dari kegiatan belajar di TK. Semasa TK menurutnya banyak sekali ide ide yang muncul dalam pikirannya hanya karena tidak ingin mengikuti pelajaran. Masa TK nya juga banyak bermain bersama teman temannya walau temannya sedikit tetapi kenangannya yang menurutnya bisa diingat sampai sekarang ini. Keiola masuk SD di usia 6 tahun tepatnya di sekolah Tarakanita Satu, ia melihat kontras 52
perbedaan yang cukup besar antara masa TK dan SD terutama lonjakan yang cukup besar pada materi materi pelajaran mulai kelas 4 yang semakin sulit dipahami. Sampai Kelas 5 dan 6 menurutnya pelajaran pelajaran semakin sulit lagi untuk dimengerti, tetapi menurutnya kehidupan di SD merupakan momen yang cukup spesial karena Keiola mendapatkan lebih banyak teman dibandingkan pada saat TK. Walaupun tidak bisa dipungkiri seperti anak SD pada umumnya, Keiola juga banyak terkena masalah saat itu karena belum bisa mengontrol emosi pada saat SD. Contohnya banyak perbedaan perbedaan pendapat dengan temannya yang akhirnya saling cekcok dan salah satunya menangis bahkan lebih parahnya sampai main tangan walaupun ujung ujungnya saling memaafkan. Dan menurutnya itulah letak beauty dari masa SD dimana dirinya bisa mengetahui batas batas perilaku yang harus dilakukan setiap orang dan bagaimana cara memperlakukan orang lain dengan sikap hormat yang dimana sikap tersebut harus diingat sampai sekarang ini. Bisa dibilang masa SD baginya cukup 50 banding 50 di satu sisi masa paling menyenangkan dan di sisi lain masa dimana kita mengalami reduksi seperti dimarahi guru dan terkena masalah. Keiola tumbuh ke masa remaja, Keiola bersekolah di SMP Tarakanita Lima. Pengalaman dirinya pada saat masuk SMP bisa dibilang unik sekali karena kebanyakan bertemu dengan orang baru dan teman teman baru. Dirinya masuk ke SMP Tarakanita lima dikarenakan letaknya yang 53
cukup dekat dengan SD lamanya (Tarakanita Satu), juga karena ayahnya yang memang sudah hafal jalan jalan di sana dan teman teman lamanya di SD yang juga ikut ke SMP Tarakanita lima, jadi maka dari itu orang tuanya juga menyarankan agar dirinya melanjutkan sekolah disana saja. Menurutnya saat pertama kali masuk SMP dirinya tidak mengalami masa penyesuaian dan perkenalan dengan teman teman baru dengan waktu yang lama karena sebagian besar orang orang di SMP nya sudah kenal semua sejak SD. Jika diceritakan secara singkat menurutnya di SMP tentunya merasakan pelajaran yang semakin susah contohnya matematika yang sudah mulai mengenal x dan y, juga menghafal Pancasila atau jika tidak diberi nilai nol dan sebagainya. Menurutnya juga di SMP dirinya stress akibat akademik tetapi juga mendapatkan momen-momen baru dan lebih variatif dibandingkan SD karena semua orang mengalami puncak masa pubertas dan interaksinya juga lebih beda. Saat awal pandemi corona Keiola justru tidak terlalu stress akibat tugas yang banyak tetapi lebih rileks karena apa apa yang serba digital seperti ulangan online dan pengerjaan tugas yang bisa dibantu orang lain dan lebih gampang diikuti pelajarannya. Pada menjelang akhir kelas 9 menurutnya satu angkatan terasa seperti keluarga karena satu angkatan jumlahnya hanya 60 anak jadi hanya 2 kelas saja dan semuanya bisa akrab dengan cepat dikarenakan jumlahnya yang tidak terlalu banyak. Saat awal ingin masuk SMA Keiola 54
dipilihkan masuk SMA oleh ibunya ke SMA Kolese Gonzaga dikarenakan saat kuliah lebih gampang untuk mencari sekolahnya terutama pada jurusan IPA. Namun faktanya saat itu, dirinya tidak ada rencana masuk ke Gonzaga malah dirinya berencana untuk masuk ke SMA Pangudi Luhur, dengan dorongan ibunya akhirnya Keiola mencoba test ke Gonzaga lalu akhirnya diterima. Pengalaman ia di SMA Gonzaga tidak terlalu merasakan \"so far so good\" Karena menurutnya ini adalah masa SMA dimana masa seseorang mencari jati diri dan kedewasaannya, ia melihat orang cukup serius mencari impiannya tersebut. Jadi ia merasa atmosfer nya beda menjadikannya sebuah keuntungan untuk mencari orang orang yang memang tujuannya sama dan lebih mudah mencapainya secara bersama sama. Sekarang Keiola masih berproses di SMA Gonzaga, juga sedang menjalani hidupnya dengan normal dan sedang berusaha untuk lebih mengenal dunia sekitarnya. 55
Ketangguhan Jesse Jasmine Bernadette Demetria Ardiyan Jesse Jasmine lahir pada 10 April 2005, ia merupakan seorang anak tunggal. Ia akrab disapa JJ, yang merupakan gabungan dari dua huruf dalam nama lengkapnya. Ia merupakan seorang tokoh yang dikagumi oleh banyak orang sekitarnya. Selama 11 tahun karir pendidikannya ia habiskan di kompleks Strada Pasar Minggu, dari TK Strada Indriyasana, SD Strada Wiyatasana, sampai SMP Strada Marga Mulia. Saat ini ia bersekolah di SMA Tarakanita 1. JJ memiliki hobi menyanyi, didukung oleh suaranya sangat indah. Selain hobi bernyanyi, ia memiliki sebuah hobi yang unik, yaitu berbicara di depan umum. Menurutnya dengan berbicara di depan umum dapat melatih kemampuan berbicaranya dan juga kepercayaan diri. Bagi seorang JJ, kebahagiaan itu penting. Semua hal harus disyukuri, entah itu buruk ataupun hal yang baik. Dari semua peristiwa yang pernah JJ alami selama hidupnya, ada beberapa peristiwa yang ia sangat syukuri dan termasuk dalam peristiwa penting dalam hidupnya. Yang pertama, ia merasa bahwa sangat bersyukur sudah 56
dilahirkan di dunia ini. Hal ini terdengar klise, tapi katanya tanpa kelahirannya di dunia, tidak ada seorang JJ di dunia ini. Semasa sekolahnya, ia juga merangkai prestasi baik bagi dirinya sendiri maupun bersama. Ia berhasil membawa MGM Choir menjadi juara 3 dalam Pesparawi saat menjadi dirigen. (Setelah belasan tahun Strada Marga Mulia tidak mendapatkan peringkat ataupun juara dalam ajang Pesparawi). Ia juga berhasil membawa MGM Choir menjadi juara 1 dalam lomba tingkat Strada saat menjadi dirigen. Selain banyaknya peristiwa penting yang pernah dialami oleh seorang JJ, ia juga pernah merasakan titik terendah pada hidupnya. Baginya, keluarga itu penting. Tidak akan tergantikan. “Sebenci-bencinya seseorang dengan keluarga, tapi darah kita juga mengalir di tubuh mereka” ucap JJ. Ia berkata kalau ia sangat takut kalau ternyata keluarganya memiliki masalah yang sangat besar. Ia merasa sebagai seorang anak, cucu, ponakan, bahkan seorang adik, tidak bisa memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Ia merasa bahwa Ia tidak dapat meleraikan bahkan membantu untuk memecahkan masalah yang ada di keluarganya itu. Karena peristiwa atau hal ini terjadi, JJ menjadi takut jika memiliki masalah dengan orang lain, dan ia juga takut melihat orang yang sedang berkelahi di depannya. Karena ini juga, JJ sempat takut untuk berkomunikasi dengan sekitar, ia takut memulai pembicaraan, bahkan ia sempat berhenti untuk menghibur sekitar nya, yang seharusnya itu sudah menjadi ciri khas seorang Jesse Jasmine. 57
Namun, titik terendah itu tidak membuat JJ putus asa ataupun terlarut dalam kesedihan dalam waktu yang lama. Ia merasa kalau terus menerus murung seperti itu, akan semakin banyak hal buruk yang terjadi padanya. Akhirnya, JJ mulai bangkit kembali dan kembali mengukir prestasi di dalam hidupnya. Baginya, pencapain terbesar dalam hidupnya adalah ketika ia berhasil menggiring, membimbing, serta ikut serta dalam MGM Choir (sebutan untuk tim paduan suara SMP Strada Marga Mulia). Sebagai seorang conductor dalam tim paduan suara ini, JJ merasa sangat bahagia dan bangga terhadap dirinya dan juga tim nya yang dapat mendapat peringkat ke 3 pada ajang tersebut. Ia merasa waktu dan tenaga yang ia luangkan terbayar dengan pencapaian tersebut. Hal yang paling bahagia dalam hidup seorang JJ adalah, ketika ia melihat orang lain tersenyum, JJ akan bahagia jika orang lain juga bahagia. Baginya, perasaan dan kebahagian orang lain itu penting. Hal ini tapi berdampak buruk baginya, karena terkadang ia juga lupa untuk membahagiakan dirinya sendiri. 58
Antara Passion atau Realita Bioline Alexandri Hendra Santosa Maria Prawitya Dasarati atau lebih akrab disapa Rati merupakan seorang gadis kelahiran tahun 2005, tepatnya 8 Maret di Jakarta. Yustinus Rawi Dandono dan Brigita Ike Nursanti merupakan nama kedua orang tuanya. Rati sebagai anak sulung memiliki 2 adik laki-laki yang berjarak 2 tahun dan 5 tahun. Semasa kecilnya, rati sudah terjun ke dalam dunia musik, khususnya dibidang vokal. Kegemarannya dalam bernyanyi juga sangat didukung oleh keluarganya. Sebagai bentuk dukungan, Rati pertama kali didaftarkan untuk mengikuti kursus vokal saat ia berumur 5 tahun. Sayangnya, Rati kurang menikmati momen ketika ia mengikuti kursus vokal. Ia merasa jenuh dan kurang memaknai kegiatan bernyanyinya. Waktu berlalu. Tepat ketika Rati kelas 3 SD, ia tidak sengaja melihat orang-orang yang datang ke Indonesian Idol untuk audisi. Dari orang-orang tersebut, Rati memiliki semangat lagi untuk bernyanyi dan mulai mengetahui makna apa yang yang ingin disampaikannya kepada sekitar ketika 59
sedang menyanyi. Ia fokus kembali dan meningkatkan tekniknya dalam bernyanyi. Hari berlalu dan cintanya terhadap menyanyi semakin besar. Rati merasa jika sehari saja ia tidak menyanyi, rasanya ada yang kurang. Tidak sedikit genre musik yang disukai rati. Diantaranya terdapat jazz, classical, blues, dan rock. Dari genre musik tersebut, The Beatles dan Hailey Reinhard juga menjadi penyanyi yang digemarinya. Rati gemar mendengarkan lagu cover dari Hailey Reinhard karena beliau memiliki suara yang khas. Selain itu, ketika Hailey berumur 18 tahun, ia tidak ragu untuk membawakan lagu lawas ketika mengikuti American Idol. “House of the Rising Sun” menjadi salah satu lagu kesukaan Rati yang dibawakan oleh Hailey Reinhard. Sedangkan dari The Beatles adalah “While My Guitar Gently Weeps”. Rati terus berkembang dan meningkatkan kemampuannya dalam bernyanyi. Ia mencari dan mengikuti berbagai macam lomba vokal dan dari situ ia mengulik berbagai macam genre lagu. Dan semasa SD nya, ia memiliki harapan besar untuk menjadi seorang penyanyi. Namun, seiring berjalannya waktu dan sudah duduk di bangku SMP, harapan Rati untuk menjadi seorang penyanyi perlu dipertanyakan. Rati merasa menjadi seorang penyanyi hanyalah impian yang sulit digapai. Banyak hal-hal yang perlu disiapkan untuk menjadi seorang penyanyi. 60
Orang tuanya juga meyakinkan Rati bila hasil dari menjadi seorang penyanyi tidak dapat diperkirakan. Sehingga, ia mengubah cita-citanya menjadi seorang psikolog. Namun, semangatnya tidak hilang begitu saja. Ia tetap melatih kemampuannya dan terus mencari lomba untuk diikuti. Hingga suatu ketika, ia dinasehati oleh orang tuanya jika lomba yang diikutinya bukan lagi sekedar untuk pengalaman, melainkan naik ke tingkat selanjutnya untuk memenangkan lomba yang diikutinya. Nasehat tersebut membuat Rati sedikit sedih. Dari sudut pandangnya, ia sudah mengerahkan yang terbaik untuk lomba-lomba tersebut. Bangku SMA pun menanti Rati. Namun, dalam satu tahun pertama, ia merasa terpuruk dan kehilangan arah dalam passionnya. Ia insecure dengan teman-temannya karena banyak yang lebih berbakat darinya, mengeluarkan single lagu, dan percaya diri. Menghadapi hal tersebut ia menjadi frustasi, ditambah lagi suaranya mengalami perubahan. Satu tahun lamanya ia hadapi dengan penuh tantangan. Namun, dari hujan pastinya akan menghasilkan suatu pelangi. Saat ia naik ke kelas 11, kekhawatirannya perlahan-lahan pudar dan kembali kepada dirinya sendiri. Ia kembali menjadi seorang gadis yang percaya diri dan terus maju untuk mencapai harapannya. 61
Perjalanan Menemukan Mimpi Devosia Klaudia Artauli Sitorus Deviola Saulina Franka Sitorus Pada tanggal 26 Februari 2005, di sebuah rumah sakit bernama Harapan Kita lahirlah seorang anak kedua dari dua pasangan bernama Martahan Sitorus dan Irene Simarmata. Anak itu dinamakan Devosia Klaudia Artauli Sitorus, ia diberikan nama baptis Klaudia agar memiliki sifat lembut dan mampu menghargai perasaan orang lain. Sejak lahir Devosia telah tinggal di kota Tangerang Selatan tepatnya di Bintaro, di sebuah rumah di Komplek Villa Bintaro Regency bersama kedua orangtua dan abangnya. Ia menikmati masa masa kecilnya, Devosia dan abangnya yang bernama Debritto menikmati waktu bersama sebelum adik kecil mereka lahir ke dunia. Mandi di sebuah kolam karet di depan rumah merupakan hal favorit yang sering dilakukan kakak beradik ini. Selang 2 tahun setelah tahun lahir Devosia, lahirlah adiknya berjenis kelamin perempuan bernama Deviola di tahun 2007. Sekarang keluarga yang tinggal di bintaro itu memiliki 5 anggota keluarga. 62
Debritto dan Devosia sangat bahagia menyambut kedatangan adik perempuannya itu ke dalam keluarga mereka. Tiga kakak beradik itu menjadi semakin akrab seiring berjalannya waktu, bermain sepeda keliling komplek, berenang di kolam komplek, berjalan jalan bersama papi dan mami membuat abang, kakak, dan adik ini menjalin hubungan yang dekat. Bagi Devosia, keluarga adalah tempatnya untuk bertukar cerita, tempat untuk mengekspresikan dirinya secara penuh, dan tempat dimana ia bisa merasa nyaman dan aman. Masa Sekolah Tidak seperti kebanyakan anak lainnya, Devosia masuk ke Sekolah Dasar satu tahun lebih cepat. Ia melewati KB dan langsung masuk ke TK A di umur 3 tahun. Devosia masuk ke Sekolah Dasar di umur 6 tahun. Tidak semua Sekolah mau menerimanya di usia yang masih 1 tahun lebih muda dari rata rata umur anak SD kelas satu, tapi pada akhirnya ia diterima di sekolah dasar bernama Budi Luhur yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya. Devosia menjalankan masa-masa SD nya dengan menyenangkan, bermain, belajar bersama teman-teman tanpa memikirkan masalah masalah yang terlalu berat. Budi Luhur adalah sekolah bilingual dimana anak-anak yang bersekolah di sekolah itu diajarkan untuk bisa menguasai dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan 63
Bahasa Inggris. Masuk ke SD Budi Luhur merupakan awal untuk Devosia belajar menggunakkan Bahasa Inggris. Di saat SD Devosia sudah mulai meraih beberapa prestasi, ia mendapatkan ranking 2 besar angkatan ketika kelulusan SD, juga dipilih untuk mewakilkan Budi Luhur di sebuah olimpiade tingkat SD. Devosia mengakhiri SD nya dengan puas, menikmati masa masa sekolahnya di Budi Luhur dengan menyenangkan bersama teman teman dan guru yang mendukungnya dalam kegiatan sekolah dan luar sekolah. Setelah lulus dari SD Devosia masuk ke sebuah SMP berlokasi di Pondok Aren tidak jauh dari SD sebelumnya, SMP ini bernama SMP Ricci 2. Masa masa SMP merupakan salah satu masa paling berkesan baginya karena di saat SMP ia sudah mulai mendapatkan teman yang permanen yang hingga sekarang masih berkomunikasi. Saat SMP Devosia mulai mengalami berbagai pengalaman dimana ia membuat masalah, menyelesaikan masalah, menyelesaikan masalah orang lain, dan membuat masalah dengan orang lain. Pertemanan di SMP tentu lebih luas, ia mulai mendapatkan teman teman yang memang mau menemaninya di sebagian besar waktu. Saat masuk SMP juga adalah awal dari masa masa menjadi kepanitiaan dan pengurus. Devosia dipercayakan untuk menjadi panitia dana di event besar SMP Ricci 2 yaitu event bernama RICCI CUP. Masuk ke sebuah kepanitiaan 64
menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Devosia, belajar bagaimana cara untuk bisa mengumpulkan dana demi keberlangsungan acara, belajar kerja sama dan koordinasi antar panitia satu sama lain, hingga belajar teknik teknik berjualan dan mendapatkan dana yang sekiranya bisa ia dan teman teman panitia dana lainnya lakukan. Pengalaman berharga lainnya yang ia dapatkan ketika SMP adalah dengan masuk ke OSIS sebagai anggota bidang usaha. Job utama sebagai seorang anggota OSIS usaha lagi lagi adalah berjualan dan mengumpulkan dana untuk menambah kas OSIS. Skill berdagang, menarik pelanggan dan mengumpulkan uang sangat dipelajari olehnya ketika masuk ke jenjang SMP. Setelah 3 tahun menempuh pendidikan di SMP Ricci 2, Devosia lulus dengan hasil yang memuaskan tentunya yaitu dengan meraih peringkat 1 angkatan di kelulusan akhir SMP Ricci 2 angkatan 29. Masa SMP merupakan masa dimana ia mendapat banyak cerita, menemui berbagai macam orang dengan kepribadian yang berbeda beda, dan masa dimana ia mendapat pengalaman pengalaman dan mengasah skill baru yang berguna bagi hidupnya sampai sekarang. Devosia memutuskan untuk lanjut ke jenjang SMA, masuk ke sebuah SMA yang cukup terkenal yang berlokasi di Jakarta Pusat bernama SMA Santa Ursula. Kenapa memutuskan untuk masuk ke Ursula? SMA Ursula merupakan SMA 65
Katolik yang bagus namun jauh dari lokasi rumah Devosia, ia mengetahui informasi mengenai sekolah ini dari Ibunya, akhirnya ia mendaftar dan diterima di jurusan IPA. Devosia cukup kaget dengan bagaimana hidupnya di SMA, banyak teman teman yang kompetitif dan ambisius yang memiliki cara belajar yang bagus dan berpengalaman. Hal hal tersebut tidak membuat Devosia menjadi minder atau tidak percaya diri, ia bekerja keras dalam belajar di SMA Ursula ini. Ia mendapatkan nilai yang memuaskan sejak semester satu walau dalam beberapa kesempatan ia mengalami kesulitan dalam menangkap materi yang dijelaskan oleh guru. Dengan nilai yang memuaskan dari awal kelas 10, ia dipilih untuk mewakilkan SMA Ursula di olimpiade KSN K pelajaran matematika. Saat naik ke kelas 11 ia kembali meraih nilai yang stabil dan memuaskan, ia kembali dipilih untuk mengikuti KSN K dengan pelajaran yang berbeda yaitu pelajaran Astronomi. Di tahun kedua ia mengikuti KSN ini akhirnya Devosia dapat melaju ke jenjang berikutnya yaitu KSN P (tingkat provinsi) bersama peserta lainnya mewakili provinsi DKI Jakarta. Devosia merupakan seorang pelajar yang memiliki ambisi tinggi ia tidak hanya mengikuti perlombaan yang ditunjuk dan diarahkan oleh sekolah tapi ia juga mencari sendiri beberapa lomba yang memungkinkan untuk ia ikuti. Lomba lomba itu mulai dari olimpiade olimpiade di pelajaran IPA, lomba lomba dari cup 66
sekolah lain, ia juga pernah mengikuti perlombaan business plan bersama teman temannya. Devosia melakukan hal yang bagus di masa SMA nya dengan belajar dengan baik, menangkap materi dengan baik, mendapatkan nilai yang bagus, dan mengumpulkan sertifikat melalui lomba lomba yang ia ikuti. Perjalanan Meraih Cita-cita Cita cita Devosia dari SD menuju SMP tidak terlalu konsisten. Ketika SD ia ingin menjadi seorang guru, lalu ketika mulai belajar di jenjang SMP ia ingin masuk ke jurusan teknik saat kuliah dan juga mau menjadi seorang dokter, tetapi akhirnya ia meneguhkan hatinya ketika masuk ke SMA dengan teguh memilih cita cita untuk menjadi seorang dokter. Ia memulai perjalanan meraih cita-cita tersebut dengan memilih jurusan SMA yang sesuai dengan cita-citanya yaitu jurusan IPA. Langkah selanjutnya dalam mencapai cita-cita menjadi seorang dokter adalah dengan memiliki nilai yang bagus dan stabil, khususnya jika ingin mengincar perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN. Mengikuti lomba lomba merupakan hal selanjutnya yang Devosia lakukan dalam perjalanannya untuk mencapai mimpi menjadi seorang dokter, lomba yang diambil pun bukan sembarang lomba, melainkan lomba lomba yang berumpun pelajaran IPA, sehingga ketika dalam 67
penyeleksian SNMPTN sertifikat dari lomba lomba itu dapat menjadi poin plus bagi Devosia. Sekarang ia telah sampai ke tahap akhir di jenjang SMA nya yaitu di kelas 3 SMA. Pada bulan maret awal Devosia sudah mulai mempersiapkan nilai raport, sertifikat sertifikat lomba yang akan dimasukkan ke berkas SNMPTN, untuk SNMPTN tahun ini hanya diperbolehkan memberikan 3 sertifikat lomba, jadi Devosia memilih dengan baik baik dan perlahan kira-kira mana sertifikat yang bisa memberikan poin tinggi. Ia memasukkan sertifikat KSN P astronomi, olimpiade yang ia ikuti di internet yang diselenggarakan oleh Olimpiade Indonesia, ia menaruh 2 sertifikat dari Olimpiade Indonesia itu. Tanggal 29 Maret 2022 adalah hari pengumuman penerimaan SNMPTN 2022, Devosia telah menyiapkan hatinya dengan penuh entah apa yang akan ia dapatkan pada tanggal itu. Ia membuka hasil SNMPTN di jam 16.00 bersama adiknya berdua di rumah. Doa dan harapan yang telah ia usahakan ternyata berbuah baik, ia diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lewat jalur SNMPTN. Diterimanya ia di SNMPTN 2022 merupakan langkah awal dalam perjalan mengejar cita cita yang telah ia perjuangkan yaitu untuk menjadi dokter. 68
Dibalik Layar dari Gaby Florensia Loekito Si Pelajar Sederhana Dyandra Feodora Sibero Gabriella Florensia Loekito adalah seorang pelajar SMA yang berumur 15 tahun. Ia lahir di Malang pada tanggal 22 Mei 2006. Biasa dikenal dengan nama Gaby, yang merupakan anak tunggal, memiliki ayah bernama Ari Senoaji Loekito serta ibunya Susan Lily Indra Kusumadewi, yang berasal dari Jawa TImur. Juga ditemani peliharaan anjingnya Jack. Lahir di Malang dan besar di Surabaya, bersama kedua orang tuanya. Sekarang Gaby sedang bersekolah di Cita Hati West Campus Christian School, Jawa Timur, kelas 10 SMA. Banyak cerita dan pengalamannya selama besar di Surabaya. Selama bersekolah, dari pengalaman berorganisasi dan aktif berpartisipasi banyak kegiatan selain belajar, Gaby juga mengalami masa yang sulit. Sejak berumur 3 tahun, Gaby telah bersekolah di Buah Hati Christian School saat TK, sampai sekarang Ia juga masih menjalani kehidupan pelajarnya di sekolah ini. Selanjutnya beranjak ke SD, pasti juga banyak pengalamannya yang telah dilalui bersama 69
teman-temannya juga guru di sekolahnya. Tidak selalu menjadi murid yang baik, Gaby pernah mendapatkan SP (surat peringatan), karena bertengkar dengan guru. Tetapi Ia juga memiliki prestasi akademik yang baik, salah satunya memenangi kompetisi IPA juara 2. Bukan hanya saat SD, Gaby melanjutkan perjalanannya dengan berbagai pencapain saat SMP. Berbagai macam kegiatan diikutinya, seperti OSIS, juga ekskul bola basket dan dance. Ia juga sempat menjadi ketua kelas. Saat SMP adalah pertama kalinya Ia mengikuti OSIS, sampai sekarang di kelas 10 Gaby masih mengikuti OSIS. Saat SD Gaby telah banyak mendengar kakak kelasnya berbicara mengenai OSIS, dari cerita-cerita itu menginspirasinya untuk mencoba bergabung dengan OSIS saat kelas 8. Dari mengisi formulir pendaftaran hingga wawancara akhirnya Ia dapat masuk dan terpilih menjadi anggota OSIS bidang humas (hubungan masyarakat). Dalam perjalanan menuju SMA banyak sekali peningkatannya. Di kelas 9, OSIS bidang humas yang sebelumnya dipegang Gaby, sekarang Ia berada di posisi sekretaris wakil ketua OSIS. Kelulusan juga salah satu pengalaman yang penting, berakhirnya masa SMP dan mulainya masa SMA. selama berada di SMP banyak juga prestasi akademik yang dicapainya, dalam masa 70
pandemi Gaby dapat membuktikan bahwa Ia masih dapat terus berprestasi. Belum lama Gaby memulai kehidupannya sebagai siswi SMA, tetapi banyak juga perasaan baik dan buruk selama SMA. Tidak meninggalkan keaktifannya, Gaby masih tetapi ikut berbagai macam kegiatan. Tetapi pasti akan berbeda dengan saat masa SMP, banyak juga tantangan selama belajar di kelas 10. Tanggung jawab yang lebih besar dapat menambah stress karena tugas dan pelajaran. Meskipun lelah Ia dapat melaluinya juga dengan banyak bantuan, dari keluarga maupun teman-temannya. Dalam aktif berkegiatan banyak sisi positif dan negatif juga. Contohnya, melatih sifat kepemimpinan, komunikasi dengan sesama, belajar untuk manajemen waktunya, lebih banyak teman juga koneksinya lebih luas. Itu semua dapat sangat berguna bagi kedepannya dan juga pengalaman yang baru. Tetapi juga banyak rintangannya seperti, saat gagal, stress, putus asa, juga terpaksa mengorbankan waktunya untuk sekolah. Sebagai pelajar, tidak mudah untuk bisa mengatur waktu dan juga selalu bersemangat, pasti ada saat dimana Ia lelah dan stress. Dipenuhi dengan belajar, dengan melakukan aktivitas lain Gaby bisa menyeimbangkan kegiatannya. Selain belajar seperti dengan OSIS, kegiatan ekskul, juga kehidupan personalnya. Biasanya pada saat weekdays Gaby fokus akan tugas-tugasnya juga 71
kegiatan OSIS dan lainnya. Sedangkan saat weekend Ia biasanya menghabiskan waktu bersama temannya juga dengan keluarganya, kadang Ia pergi ke Malang untuk mengunjungi kakek neneknya. Dukungan terbesar yang Gaby dapat adalah melalui keluarganya. Sekali-kali Ia berkunjung ke Jakarta, Bandung, dan lain-lain. Pada tahun 2019 Gaby sempat berkunjung ke Jakarta, banyak kerabatnya yang sudah lama tidak bertemu. Selama 5 hari Ia tinggal di Jakarta, awalnya Ia mengira itu waktu yang lama, tetapi setelah bertemu Ia merasa sangat sedih. Karena sudah lama sekali, Ia lupa rasanya berkumpul dengan keluarga. Sejak itu Gaby merasa kehangatan melalui keluarganya, secara tidak langsung keluarganya telah mendukungnya untuk tetap berusaha. Ia dapat merasakan kehangatan itu setelah beberapa saat, memori itu dapat membuatnya bersemangat juga bahagia. Ada juga beberapa kalimat penyemangat atau kutipan yang Gaby suka. “If the world turns it’s back on you, you turn your back on the World”, yang artinya saat ada masa dimana semua orang tidak percaya kepadanya, Ia akan tetap fokus dan berusaha. “Do or Do Not There Is No Try”, juga merupakan kutipan untuk mendorongnya agar tetap serius, dan memberi semuanya secara maksimal. “Just keep swimming”, kata-kata ini memiliki arti untuk terus maju kedepan tanpa takut 72
akan apapun, karena kamu bisa melewatinya. Beberapa kalimat ini menjadi motivasi bagi Gaby untuk tetap berusaha. Selain kalimat, salah satu orang yang menginspirasinya adalah Taylor Swift, karena saat banyak orang membenci dan memandangnya kurang, Ia tetap kuat dan selalu rendah hati, sehingga pada akhirnya Ia dapat sukses. Di usianya yang masih muda ini Gaby telah melewati banyak rintangan, tetapi Ia telah bangga dengan dirinya juga dengan perjalanannya. Ia juga sangat bersyukur memiliki orang-orang yang telah mendukung juga membantunya. Semua pengalaman yang baik dan buruk itu membuatnya menjadi lebih baik dan membuatnya menjadi dirinya saat ini. 73
Terangnya Sinar Bintang dari Tokoh Sherly Novitasari Emiliana Calista Lie Pada 5 November 1980, di daerah Gresik, Jawa Timur, lahirlah seorang anak perempuan yang diberi nama Sherly Novitasari. Anak dari H. Soesanto dan Hj. Soedarmini ini direkrut masuk ke dalam program pelatihan senam artistik putri di Surabaya ketika ia baru berusia lima tahun, belum duduk di bangku sekolah dasar. Dengan tubuhnya yang mungil, dengan cepat Sherly menunjukkan bakat alami sehingga ia dinilai memiliki potensi besar jika dilatih dengan intensif. Maka berangkatlah sang bintang kecil dari Surabaya untuk menghadiri sebuah kemah pelatihan, tidak hanya untuk mengasah kemampuannya, tetapi juga untuk membentuk masa depannya. Ketika sang gadis muda pulang dari sebuah kemah pelatihan di Rumania yang berkisar selama tiga bulan, ia pindah ke Jakarta untuk melanjutkan latihannya. Bagaikan nebula yang akan membentuk sebuah bintang di angkasa, olahraga senam artistik pun akan menghiasi hidup Sherly. Ia pun diminta untuk mewakili Jawa Timur pada Pekan Olahraga 74
Nasional (PON) 1989, ketika ia memenangkan sebuah medali perunggu di alat balok keseimbangan. Namun, ini hanya awal dari apa yang bisa ditawarkan oleh sang bintang kecil. Dua tahun berikutnya, Sherly pun memenangkan sebuah medali perunggu pada alat balok keseimbangan lagi di SEA Games Manila. Pada tahun 1993, tidak hanya ia berhasil memenangkan empat medali emas di PON, ia juga memborong dua medali emas dari SEA Games Singapore. Setelah memenangkan sebuah medali perak di SEA Games Thailand 1995, ia kembali untuk memenangkan satu emas dan satu perak di SEA Games Jakarta 1997. Sebelumnya pada PON 1996, ia telah memenangkan dua medali emas. Dilanjutkan dengan memenangkan tiga medali emas pada PON 2000. Sherly juga sudah dua kali mengikuti ASEAN School Games, kali pertamanya ia memenangkan satu emas dan satu perak pada 1995, dan kali keduanya ia memenangkan dua medali emas pada tahun 2001. Bagaikan sebuah meteor yang melesat terang diselimuti kegelapan angkasa, perjalanan Sherly di olahraga ini yang melaju cepat pun akan menghadiahkannya hidup yang sejahtera. Sementara karirnya berkembang dengan baik, suatu hal lain juga berkembang dalam hidupnya, yaitu asmara. Ia menikah dengan Abdul Aziz Hakim di 2005, dan kini memiliki tiga anak. Setelah pertandingan terakhirnya di 2009, 75
ketika ia memenangkan satu emas dan satu perak di ASEAN School Games untuk Indonesia, sang wanita muda pun diberi beasiswa untuk kuliah di Universitas Negeri Surabaya dengan jurusan ilmu keolahragaan, lalu melanjutkan S2 pada 2010 di Universitas Negeri Jakarta. Sebagai bentuk apresiasi, ia pun diberi jabatan PNS fungsional di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia sebagai pelatih senam. Bintang kecil ini telah menjadi supernova, dan ledakannya akan menciptakan bintang-bintang lain. Sherly pun membuka klub senam ‘SK Gymnastics’ dengan harapan bahwa ia bisa menghasilkan atlet-atlet terbaik generasi berikutnya. Klubnya kini telah sampai usia tujuh tahun, dan ia pun telah menjadi pelatih yang terkualifikasi secara internasional. Demikian kisah hidup sang bintang timur, yang dewasa ini akrab dipanggil “Mbak Ce”. Kejarlah cahayamu, dan jangan lewatkan kesempatanmu untuk menjadi bintang. Ciptakan sinar hidupmu, karena jika Sherly Novitasari berhasil melakukannya, kelak kau juga akan bisa. 76
Dewi, Ibu yang Tak Kenal Kata Lelah Glenn Matthew Ckrisandi Liu Dewiana, ia lahir di Jakarta, 8 Agustus 1976. Anak kedua dari enam bersaudara yang tinggal di daerah Pademangan, Jakarta Utara di sebuah rumah dan lingkungan yang sederhana. Beliau menempuh pendidikan dari TK di TK Santa Cecilia, Pademangan dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya juga di SD Santa Cecilia. Saat masih umur sembilan tahun, ia sudah harus membantu kedua orangtuanya untuk mengantar adik-adiknya ke sekolah. Walaupun ia merupakan anak yang kedua tetapi ia lebih diandalkan dalam merawat dan menjaga adik-adiknya saat kedua orangtuanya sedang bekerja dan tidak ada di rumah. Sesudah lulus SD, ia melanjutkan ke jenjang selanjutnya di SMP Santo Lukas yang tempatnya masih di Pademangan. Saat menduduki SMP pun ia masih bertugas untuk mengantar adik-adiknya pergi ke sekolah, sepulang menjemput mereka ia langsung kembali ke rumah untuk membantu ibunya memasak sebagai keperluan jualan. Sehabis 77
itu ia pun kembali ke sekolah untuk menjemput adik-adiknya pulang ke rumah. Semua itu dapat dilakukan karena jatah sekolahnya ada di jam siang, sehingga pagi harinya dimanfaatkan untuk membantu dan melayani adik-adiknya sekaligus kedua orang tua. Ia baru selesai sekolah di sore hari, setelah sampai di rumah pun ia tidak langsung beristirahat, melainkan membantu pekerjaan rumah sebisanya. Selepas itu ia membersihkan diri, mengerjakan tugas, dan akhirnya beristirahat. Keesokan paginya pun rutinitas yang sama dilakukan. Saat SMP beliau dibaptis masuk ke agama Katolik, meskipun kedua orangtuanya menganut agama Buddha tetapi karena ia dari TK hingga SMP berada di sekolah Katolik, akhirnya ia lebih mengenal dan lebih tertarik untuk masuk ke agama Katolik. Setelah SMP, ia melanjutkan pendidikannya ke SMK yang saat itu lebih dikenal dengan SMEA, yaitu SMEA Santo Paulus di Roxy, Jakarta Pusat. Letak sekolahnya yang jauh dari rumah membuat ia harus menggunakan bus untuk pergi ke sekolah. Ia mengambil jurusan tata buku atau sekarang lebih dikenal dengan jurusan akuntansi. Jarak yang jauh antara rumah dan sekolah membuat kedua orangtuanya sering tidak bisa datang untuk mengambil hasil rapornya karena mereka tidak bisa pergi terlalu jauh dan harus mengurus adik-adiknya di rumah. Alhasil ia suka meminta tolong orang-orang di sekitar untuk mengambilkan 78
rapornya. Beliau juga termasuk aktif dalam kegiatan organisasi. Ia sempat ikut kampanye pemilihan OSIS dan ternyata diterima sebagai sekretaris OSIS walaupun saat itu ia termasuk murid baru. Masa SMA juga masa dimana ia mulai mengenal pacaran, ia mulai menjalin hubungan dengan kakak kelasnya. Seusai lulus SMA ia tidak dapat melanjutkan kuliah karena faktor ekonomi. Namun Tuhan membuka jalan baru baginya, meskipun tidak bisa melanjutkan kuliah ia langsung mendapat pekerjaan pertamanya. Ia bekerja sebagai teller di sebuah bank, tetapi tidak berlangsung lama hanya sekitar satu bulan karena ia merasa kurang cocok dengan lingkungan sekaligus teman-teman kerjanya yang umurnya rata-rata jauh di atas ia. Pekerjaan kedua yang didapatkannya berada di Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang kontraktor sebagai staff accounting. Ia lumayan lama bekerja di PT tersebut, sekitar lima tahun. Setelah itu ia langsung mendapatkan pekerjaan lagi di Multi Level Marketing yang merupakan perusahaan Malaysia sebagai sales counter. Beliau paling lama bekerja di tempat tersebut dan mendapatkan posisi yang tinggi, meskipun begitu akhirnya ia mengundurkan diri karena kurang nyaman dengan salah satu rekan kerja. Pekerjaan selanjutnya ia dapatkan di daerah Mangga Dua, bidang interior design, tetapi hanya berjalan selama satu bulan karena perusahaannya terpaksa 79
tutup. Ia mendapat pekerjaan lagi di daerah Cempaka Putih, bidang Multi Level Marketing selama dua tahun saja karena perusahaannya juga terpaksa gulung tikar. Pekerjaan terakhirnya berada di daerah Mangga Dua selama dua tahun, tetapi ia memutuskan untuk mengundurkan diri dengan alasan ingin membangun usahanya sendiri. Selama perjalanan karirnya, ia juga menjalin hubungan cinta. Hubungan ia bersama kakak kelasnya sewaktu SMA berlangsung lama sekitar sepuluh tahun, walaupun begitu ternyata ia menemukan seseorang yang lebih menarik, bernama Sandhy Djoelkarnain. Akhirnya mereka berdua menikah pada tanggal 9 September 1999. Mereka dikarunia anak pertamanya, Gabrille Ckrisandi pada tanggal 16 Juni 2000, kemudian dikarunia anak yang kedua, Glenn Matthew Ckrisandi pada tanggal 1 Januari 2006. Sekarang beliau memanfaatkan waktu sepenuhnya sebagai ibu rumah tangga, mengurus kedua anaknya. Dari perjalanannya sejauh ini, beliau merupakan seorang pekerja keras. Dari kecil ia sudah melakukan banyak hal demi membahagiakan orang-orang di sekitarnya, di masa remaja dan dewasa pun kegigihan untuk berjuangnya tidak hilang, terus-menerus mencari pekerjaan demi keluarga dan dirinya sendiri. Beliau selalu bisa mengatur waktu dengan baik, meskipun memiliki banyak kesibukan tetapi ia bisa mengurus usahanya sekaligus melakukan kewajibannya di rumah. Ia 80
juga wanita yang kuat, jarang menunjukan kesedihan, kekecewaan dan kelelahannya, ia menyimpan semuanya sendiri agar tidak membuat orang lain merasa khawatir. 81
Sosok Menginspirasi Immannuel Reno Bagaskoro Maria Goreti Yanita Sari lahir pada 24 - Januari - 1981 di Jakarta. Beliau merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Ibu dari 2 anak dan bekerja sebagai brand marketing manager di Unilever. Ibunda Maria bernama Maria Pretonill Sri Wuryani berasal dari Cepu, Kota Solo, sedangkan Ayahnya bernama Polikus Ambrosius Sunarto yang berasal dari kota Solo. Beliau memulai pendidikan SD di Strada Wiyatasana, selama pendidikannya dasarnya ia meraih prestasi peringkat ke-2 untuk lomba nasional drum band dan tari Pendet. Prestasi beliau tidak hanya terdapat di SD namun SMP dengan peringkat ke-2 lomba tari pendet, juara harapan 2 untuk puisi dan harapan 3 paskibraka di masa SMA. Beliau melanjutkan pendidikannya dengan memulai kuliah di Fakultas ekonomi Pancasila jurusan manajemen keuangan internasional. Dimasa kuliahnya beliau memulai untuk bekerja paruh waktu sebagai pengelolah keuangan di sebuah restoran/kafe di daerah Jakarta Selatan. Setelah menyelesaikan studinya Beliau bekerja di sebuah perusahaan yang bernama pt. 82
Femina group sebagai seorang jurnalis. Untuk mengejar ambisinya beliau bekerja sebagai guru bahasa Indonesia di Singapore International School. Di dalam perjalanan karirnya beliau memutuskan untuk berhenti sebagai guru dan melanjutkan bekerja sebagai asisten recruitment manager. Kemudian di promosi hingga sekarang menjadi Brand marketing manager. Kehidupan keluarga beliau tidak selalu mulus, dikarenakan beliau memilih untuk menikah dan memiliki sebuah anak pada awal karirnya bernama Immannuel Reno Bagaskoro. Pernikahan pertama diakhiri dengan perceraian sehingga ia bertanggung jawab sebagai ibu dan tulang punggung keluarga. Beliau menikah kembali dan memiliki anak kedua bernama Fransiskus Dimas Silitonga. Maria tergolong wanita yang sangat ambisius dan pekerja keras. Sejak kecil beliau aktif dalam ekstrakurikuler dan meraih bermacam prestasi. Di masa kuliah mengikuti organisasi sosial. Sifatnya yang teguh, ambisius dan pekerja keras menjadi sosok inspirasi bagi kedua- anaknya. 83
Albine Simatupang, Perempuan Pintar Dan Seorang Ibu Suportif Jeremy Mattathias Mboe Albin Simatupang merupakan wanita spesial bagi dua anak laki-laki. Ia merupakan ibu dari 2 orang anak dan juga seorang istri. Ia adalah wanita yang selalu hadir dalam proses pertumbuhan anak-anaknya. Sebelum menjadi ibu, ada banyak langkah dan proses yang ia lalui dari masa kecil dan sekolah sampai bekerja. Setelah menjadi ibu ia tetap fokus dalam bekerja. Saat anak pertamanya mencapai bangku SD, ia mulai lebih fokus dalam mengurus dan menjaga kedua anaknya. Kehidupan awal Albin sebagian besar terjadi di kampungnya yaitu di Laguboti di daerah Sumatera Utara. Albin Simatupang yang biasa dipanggil Albin, lahir pada 18 Desember 1973 di Laguboti dekat dengan Danau Toba di Sumatera Utara. Ia merupakan anak keenam dari 7 bersaudara. Ia dibesarkan di Laguboti dari lahir hingga SMP. Namun setelah lulus ia pindah ke Jakarta dan sekolah di SMA 53. Semasa kecil ia memiliki hobi berkeliling dan memiliki cita-cita untuk menjadi 84
guide dan berkeliling dunia. Pada masa kecil ia sering bermain dengan teman-temannya. Terkadang ia sampai membohongi dan melawan ibunya agar tetap bisa bermain. Kebandelannya membuat orang-orang berkata bahwa nantinya ia akan sulit dalam melahirkan anak-anak karena suka melawan orang tua. Selama di Laguboti ketika SMP ia hanya tinggal dengan ibunya karena ayah, adik, dan kakak-kakaknya berada di Jakarta. Pada tahun 1989 setelah lulus SMP ia pindah ke Jakarta mengikuti adik dan kakak-kakaknya yang sudah di Jakarta untuk sekolah dan kuliah. Satu tahun pertama di SMA, ia bersekolah di SMA swasta di daerah Cipinang dan memilih jurusan IPA. Setelah kelas 2 SMA ia baru pindah ke SMA 53 Jakarta. Pada saat itu di Jurusan IPA sebagian besar muridnya merupakan laki-laki dan sedikit perempuan. Ia merupakan siswi yang berprestasi di sekolah. Selama SMA ia bisa mencapai ranking kedua seangkatan. Ia sangat tertarik pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikannya di Akademi Bahasa Asing di ABA-ABI CIKINI. Setelah lulus kuliah di tahun 1995 ia diajak oleh temannya untuk melamar pekerjaan di Sea World Indonesia di Ancol. Ia pun mencoba untuk melamar dan kemudian diwawancarai. Satu minggu setelah wawancara, ia pun mendapatkan pekerjaan pertamanya di Sea World. Ia bekerja 85
sebagai resepsionis di Sea World selama 6 bulan. Setelah itu ia ditawari untuk bekerja di Museum Believe It Or Not di Pondok Indah sebagai local guide. Selama bekerja di Believe It Or Not ia tinggal di kos daerah Lebak Bulus. Ia bekerja di tempat itu selama 2 tahun sampai tempatnya tutup dan ia sempat menganggur selama 2 bulan. Ia masih tinggal di kos-kosan di daerah Lebak Bulus tersebut selama 3 bulan saat menganggur. Ia sudah berencana untuk balik ke Laguboti, karena sudah tidak ada pekerjaan lagi. Tiba-tiba temannya, menawarkannya untuk bekerja di sebuah kantor kontraktor sebagai resepsionis. Setelah itu pun ia memutuskan untuk tetap tinggal di Jakarta dan tidak balik kampung. Setelah wawancara ia pun diterima kerja di PT Prabawa Paramita di bidang kontraktor di daerah Pondok Indah. Ketika ia bekerja di kantor tersebut, ia bertemu dengan calon suaminya yang merupakan seorang pengacara bernama Jimmy. Pria yang nantinya akan menjadi suaminya dikenalkan oleh temannya Albin yang juga merupakan seorang lawyer di kantor pengacara di perusahaan kontraktor tersebut. Pada tahun 2004 Desember Albin Simatupang menikah dengan Jimmy Stevanus Mboe. Satu tahun lebih setelah menikah, pada Maret 2006 ia melahirkan anak pertamanya yang dinamakan Jeremy. 86
Pada Juni 2008, Albin juga melahirkan anak laki-laki yang dinamakan Yehezkiel Zefanya Mboe. Setelah menikah Albin masih lanjut bekerja sampai kira-kira anak pertamanya berumur 5 sampai 6 tahun. Setelah masuk SD, Albin memutuskan untuk berhenti bekerja untuk fokus dalam mengurus, menjaga, dan mengantar jemput anak. Untuk sekarang kesibukan yang dimiliki Albin adalah menjadi Ibu Rumah Tangga dan mengantar jemput anak-anaknya. Pada saat anak pertamanya berumur 7 tahun dan adiknya 5 tahun ia melihat bahwa mereka memiliki bakat di bidang sepak bola. Ia pun berinisiatif memasukkan mereka di Sekolah Sepak Bola bernama Serpong City. Selama anak-anaknya mengikuti hobi mereka Albin turut mendukung mereka dengan mengantar mereka dalam latihan dan bertanding. Tidak jarang Albin harus mengantarkan anak-anaknya ke luar kota dan ke luar negeri untuk bertanding. Tidak hanya menjadi ibu yang baik, ia juga menjadi istri yang baik bagi suaminya dengan turut menemani dan mengantarkan suaminya untuk sidang ataupun bertemu client. 87
Rehat Itu Manusiawi Kezia Novandra Anindhya Sarasvati lahir di Bali, Denpasar tanggal 29 Mei 2006. Anindhya atau akrab dengan panggilan Nindhi, bersekolah di SMA Kolese Gonzaga. Nindhi anak dari Bapak Andrianto Surohadikusumo dan Ibu Debbyana. Nindhi adalah anak paling kecil dari 3 bersaudara. Kakaknya yang pertama adalah seorang perempuan bernama Deandra Dewandjani, lalu kakaknya yang kedua adalah seorang laki laki yang bernama Dwiangga Radja Kusumo. Nindhi dan kedua saudaranya memiliki perbedaan umur yang cukup renggang. Namun, dia tetap dekat dengan kakaknya yang laki laki yaitu Angga. Selain mereka berdua, Nindhi memiliki half-brother yang bernama Andriansyah. Andriasyah berumur 31 tahun, dia adalah anak dari mama Nindhi tetapi mereka memiliki ayah yang berbeda. Nindhi pindah ke Jakarta saat dia berumur sekitar 9-10 tahun. Dia menjalani jenjang TK nya di 88
sekolah Kinderfields Jakarta. Di Kinderfields, Nindhi bertemu Sisco yang sekarang merupakan teman sekelasnya di SMA Kolese Gonzaga. Sejak kecil, Nindhi merupakan anak yang berprestasi dan aktif di kegiatan sekolah. Dulu dia mengikuti school production yang berjudul snow white bersama teman teman TK nya. Dia mendapatkan peran Grumpy padahal dia menginginkan peran snow white. Namun, dia tetap menampilkan yang terbaik di penampilan tersebut. Setelah itu dia pindah ke SHB (Sekolah Harapan Bangsa) untuk melanjutkan jenjang SD. Selama dia bersekolah di SHB, Nindhi sering sekali mendapatkan penghargaan untuk pelajaran bahasa mandarin dan bahasa inggris. Di kelas 4 SD, Nindhi mulai dikenalkan dengan olahraga renang. Untuk mengembangkan bakatnya di renang, orang tua Nindhi memasukkannya ke club JAQ Aquatics. Setelah itu, Nindhi sering mengikuti lomba lomba seperti LISCA (League of Inter School & Collegiate Aquatic). Namun, selama dia mengikuti kompetisi Nindhi hanya mendapatkan Heat Winner. Di kelas 6 SD, Nindhi berpindah ke renang indah. Disini Nindhi mulai meningkatkan prestasinya, dia semakin rajin latihan dan berpartisipasi di berbagai kejuaraan. Nindhi berpartisipasi di Festival Aquatic Indonesia dan berhasil memenangkan medali emas. Setelah itu dia melanjutkan jenjang SMP di Mentari Intercultural School di Bintaro. 89
Semenjak SMP, Nindhi semakin gencar mengikuti berbagai lomba. Lomba pertama yang dia ikuti di jenjang SMP adalah 15th Singapore open championship di tahun 2018. Kategori yang dia ikuti selama lomba adalah duet dan team. Dia mengikuti duet renang indah bersama teman satu klubnya yaitu Rasyahana Araminta Hutasuhut. Setelah itu dia mengikuti Indonesia open aquatic championship (2018) melawan tim nasional Indonesia, Nindhi mendapatkan medali bronze. Lalu, di tahun 2019 Dia meningkatkan levelnya dan berpartisipasi di Hongkong panasonic open dan mendapatkan medali bronze di kategori duet. Akhirnya, Nindhi mengakhiri masa masanya mengikuti pertandingan di Indonesia open aquatic championship. Di akhir masanya, dia berhasil meraih dua medali silver di kategori team dan duet. Karena Nindhi terus menyumbangkan medali, POPB (Pembinaan Olahraga Prestasi Berkelanjutan) mengangkat Dia menjadi salah satu atlet mereka dari tahun 2018 sampai 2019, Nindhi mendapatkan gaji sejumlah 3 juta per bulan. Mungkin yang kita lihat hanyalah seorang atlet berprestasi dan sangat giat latihan untuk mendapatkan yang terbaik, tetapi di dalam lubuk hatinya Nindhi masih hanya seorang anak yang kelelahan dan ingin memiliki masa remaja yang menyenangkan. Banyak sekali yang membuat Nindhi kelelahan di masa masa dia meraih prestasi. Dia 90
melihat teman temannya bisa memiliki masa remaja yang menyenangkan dan bermain bersama teman temannya dan membangun relasi dan merasa kalau semua waktu yang digunakan untuk berlatih itu bisa dipakai untuk memperluas pertemanannya. Jadwalnya sangat padat dan Nindhi merasa dia kesusahan untuk mengatur waktunya, sulit untuk menyeimbangi waktu antara mengejar prestasi di luar dan di dalam sekolah. Lama kelamaan bebannya terasa semakin berat, dan Nindhi tidak merasa kalau keadaan mentalnya cukup kuat untuk menghadapi semua beban yang dihadapinya. Selain beban dari dalam diri sendiri, ada juga dari orang lain. Nindhi selalu ditekan untuk berprestasi di kedua bidang, di olahraga dan akademik. Dia selalu dibanding bandingkan dengan temannya yang lain, selalu dibilang kurang baik. Hal ini membuat kepercayaan diri nindhi menurun, dan terus merasa kalau dia tidak akan pernah cukup untuk orang tuanya dan untuk dirinya sendiri. Pada akhirnya, Nindhi sudah tidak bisa menikmati renang indah dan terus merasa terbebani. Nindhi memutuskan untuk berhenti menjadi atlet renang indah di tahun 2019. Dia merasa kalau memberi dirinya sendiri waktu istirahat itu lebih baik untuk dirinya sendiri. Karena pada akhirnya Nindhi sadar kalau rehat itu manusiawi. Dia semakin aktif di sekolah, dan menjadi salah satu panitia di acara sekolah. Orangtuanya merasa kalau 91
Nindhi tidak bisa aktif di sekolah sehingga tidak mengizinkan Nindhi berhenti olahraga tetapi ternyata dia bisa menjadi siswa yang aktif di sekolah. Dari cerita kehidupan Anindhya Sarasvati, kita bisa menyadari kalau tidak semua orang bisa menanggung beban yang berat. Tidak salah jika kita menginginkan istirahat sejenak, mungkin saja ini lebih sehat daripada terus menerus membebankan diri sendiri. Mementingkan diri sendiri bukan tindakan yang egois jika tidak berlebihan. 92
Perjuangan Hidup Seorang Ibu Alit Lucius Lanang Aryandaru Pada tanggal 11 Juni 1976, Gusti Ayu Alit Yuniadri lahir. Dia lahir di kabupaten Badung, di Bali. Dia merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara. Dalam keluarganya terdapat dua kakak perempuan dan satu adik laki-laki. Gusti Ayu Alit Yuniadri memiliki panggilan Alit. Alit tumbuh besar di Sempidi. Dari TK hingga SD, ia sekolah di Sempidi. Pada saat TK, Alit sekolah di TK Santi Kumara 4. Setelah itu, melanjutkan SD di SDN 8 Sempidi. Ketika sudah SMP, Alit tidak bersekolah di Sempidi tetapi di kecamatan Mengwi. Pada saat itu, Alit bersekolah di SMPN 2 Mengwi. Setelah itu, melanjutkan SMAnya di SMA Perintis Denpasar. Kehidupan Alit saya pada saat kecil bisa dibilang bahagia. Pada masa kecilnya, Alit selalu bersyukur terhadap apa yang ia jalani dan miliki. Ketika masih SD, ia pernah berjualan es di sekolah. Alit selalu merasa senang dengan hal-hal yang dilakukannya selama masa kecilnya. Alit berkata 93
bahwa masa kecil itu menyenangkan selama bisa bertemu dengan teman-teman dan keluarga. Hubungannya dengan keluarga juga sangat baik. Setelah lulus SMA, Alit tidak langsung mencari kuliah. Setelah beberapa lama, keluarga Alit lalu memberi ide untuk Alit agar mencari kuliah di Bandung saja. Dia pun setuju dan berangkat ke Bandung. Namun, di Bandung Alit tidak langsung mendapat kuliahnya. Dia mencoba untuk masuk ke STT Telkom. Tapi gagal karena pendaftaran sudah tutup. Ini terjadi karena rencana untuk kuliah di STT Telkom ini merupakan rencana yang bisa dibilang dadakan. Alit juga mencoba untuk daftar di Universitas Padjadjaran. Tapi, di sana Alit juga tidak diterima. Alit tidak langsung kembali ke Bali setelah mencoba untuk daftar kuliah di Bandung. Dia memutuskan untuk mengambil kursus di Bandung. Alit mengikuti kursus komputer dan Bahasa Inggris. Alit juga mencari pekerjaan di Bandung. Akhirnya, Alit mendapat pekerjaan di lounge eksekutif di Angkasa Pura di bandara Bandung. Alit menghabiskan waktu selama 3 setengah tahun di Bandung. Ketika Alit berada di Bandung, ia mendapat kabar bahwa bapaknya sedang sakit sehingga ia harus kembali ke Bali. Sakit bapaknya itu semakin parah. Pada bulan Juli tahun 1997, bapak dari Alit meninggal dunia. Setelah itu, Alit memutuskan untuk mencari kuliah di Bali. Dia masuk ke 94
universitas Mahasaraswati Denpasar. Jurusan perguruan Bahasa Inggris adalah jurusan yang dipilih Alit. Ketika masa kuliahnya, Alit juga bekerja karena jam kuliahnya adalah jam malam. Pada tahun 2000, Alit menerima berita tentang pekerjaan sebagai pramugari. Ia tertarik dengan pekerjaan itu dan akhirnya mendaftar. Ada tes yang harus dilakukan untuk diterima pada pekerjaan itu. Alit lalu mengikuti tes tersebut dan akhirnya ia diterima. Dengan diterimanya Alit di pekerjaan tersebut, maka Alit keluar dari kuliahnya. Alit juga harus meninggalkan Bali untuk merantau ke Jakarta karena lokasi kantor pusat penerbangannya berada di DKI Jakarta. Alit bekerja di penerbangan itu selama 5 tahun yaitu dari tahun 2000 hingga 2005. Pada tahun 2005, Alit menikah di Bali dengan orang Jawa. Tepatnya pada tanggal 26 November 2005. Suami dari Alit itu bernama Tunggung Wahyu. Sebelum pernikahan mereka banyak yang harus dilalui dulu. Alit dan suaminya memiliki beda agama sehingga Alit harus memutuskan apakah akan pindah agama atau tidak. Alit memutuskan pindah agama ke agama Katolik. Dia harus belajar selama … tahun agar bisa pindah ke agama Katolik. Kemudian, Alit juga harus memutuskan apakah rela untuk pindah tempat tinggal di Bali dan meninggalkan keluarganya di Bali. Dia memutuskan untuk pindah ke Jakarta setelah menikah. Keputusan itu 95
merupakan keputusan yang berat karena tidak mudah untuk berpindah tempat dan meninggalkan keluarga kandungnya. Setelah pernikahannya, Alit pindah untuk tinggal di Jakarta karena suaminya memang sudah tinggal di Jakarta. Kemudian tanggal 3 September 2006, melahirkan seorang anak. Nama anak itu adalah Lanang. Tahun itu juga, Alit dan suaminya membuka usaha di sebuah tempat nongkrong di Tebet yaitu Tebet Coolspot. Usaha yang dibuka pada saat itu adalah usaha minuman bernama Tebet Drink Spot. Usaha ini berjalan selama 6 tahun dari tahun 2009 sampai 2015. Pada tahun 2015, usaha di Tebet itu harus tutup karena pemilik dari Tebet Coolspot ingin menjual lokasi tanahnya. Tahun 2009, Alit juga membuka usaha kecil yaitu londri. Londri ini berlokasi di rumahnya agar dapat terurus dengan mudah. Tidak seperti usaha yang sebelumnya, usaha londri ini masih berjalan hingga sekarang. Di atas adalah biografi dari hasil wawancara yang saya lakukan. Saya belajar bahwa dalam kehidupan itu akan selalu ada naik turun. Saya juga belajar bahwa dari setiap sisi kehidupan itu dinikmati saja supaya tidak putus asa. Seperti Alit ketika mencari kuliah, ia tidak putus asa tetapi terus menikmati hidup dengan mencari kegiatan lainnya seperti kursus dan mencari pekerjaan. 96
Swan Setulus Angsa Maria Yasintha Ayuningtyas Sekarsari Wahyono Agustina Eliazar Swantiarsi, anak perempuan ke-6 dari pasangan Cosmas Suwarto dan Lugeria Sunarti Yang -tie, lahir di Klaten, 7 Agustus 1959, pukul 5 pagi. Ibu Swanti merupakan cucu ke-13 dari Keluarga Wartopudyono. Ayah dari Ibu Swanti berprofesi sebagai Kepala Sekolah SD Negeri, beliau juga aktif membantu di Gereja Wedi di Dewan Paroki, sedangkan ibunya berprofesi sebagai pedagang kain Jawa di Pasar Wedi Klaten, beliau juga aktif sebagai bagian dari paduan suara di Gereja Wedi Klaten dan aktif di PKK Kelurahan Kalitengah Wedi Klaten. Ibu Swanti, yang merupakan wanita berzodiak Leo, sejak kecil, beliau memiliki hobi bersih-bersih dan membantu ke-8 saudaranya yang lain. Kenangan masa kecil yang sangat berkesan adalah ketika kedua orang tua beliau memasak 2 telur dan harus dibagi 12 untuk makan bersama. Tidak terlupakan juga saat beliau dan kedua kakaknya diberi tugas oleh orang tuanya untuk 97
membawa rantang yang berisi makanan menuju pastoran untuk diberikan kepada romo. Namun, rantang itu terjatuh dan makanan berhamburan menerpa jalan, dengan penuh rasa panik kakaknya bergegas memasukkan kembali makanan ke dalam rantang, setelah mereka berhasil mengantarkan makanan itu, mereka kembali ke rumah dengan penuh tertawa sepanjang jalan. Ibu Swanti menempa pendidikan di TK dan SD Kanisius Murukan Wedi Klaten. Beliau juga merupakan alumni SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Ibu Swanti berhasil menyelesaikan SMA nya di SKKA Negeri Klaten. Sejak beliau telah menyelesaikan pendidikan SMAnya, beliau mengikuti keinginan kedua orang tuanya dengan kuliah di IKIP Jakarta. Kedua orang tuanya berpesan, agar ibu Swanti kelak dapat menjadi seorang guru, karena bagi mereka yang tidak pernah luput ialah mengenai pendidikan. Dalam kisah perjalanan hidupnya, Ibu Swanti mengikat Sakramen Pernikahan di depan altar Gereja Katedral Jakarta dan memilih Bapak Laurentius Boedi Wahyono sebagai pasangan hidupnya. Mereka diberi anugerah seorang anak setelah 14 tahun pernikahan mereka. Seorang anak perempuan nan cantik yang bernama Maria Yasintha Ayuningtyas Sekarsari Wahyono. Satu-satunya putri tunggal mereka yang sangat mereka nantikan kehadirannya. 98
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132