Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore KUMPULAN CERPEN GENERASI Z

KUMPULAN CERPEN GENERASI Z

Published by riamahmudah3, 2021-11-07 08:44:56

Description: KUMPULAN CERPEN GENERASI Z MERUPAKAN KARYA SMPN 34 SURABAYA

Keywords: Surabaya,SMPN 34 Surabaya,Cerpen,Literasi

Search

Read the Text Version

~~ KUMPULAN CERPEN GENERASI Z (Sehimpun karya siswa-siswa SMPN 34 Surabaya sebagai tanda cinta kepada “Guru” di Hari Guru Nasional) Penulis : Tim Penulis Siswa SMPN 34 Surabaya Penyunting dan tata : Ria Mahmudah, S.Pd. Letak Lilik Moertiningsih, S.Pd. Desainer sampul : Ria Mahmudah, S.Pd.

~~ KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena buku ini telah selesai disusun. Buku ini adalah persembahan dari Bapak, Ibu guru, dan siswa SMPN 34 Surabaya dalam rangka memperingati hari Guru, November 2021. Kami sangat bersyukur kepada Allah ta’ala karena di masa pandemi seperti ini masih diberikan kesehatan dan semangat untuk terus mengajar, berkarya, dan berinovasi dalam kondisi yang memprihatinkan. Semoga pandemi cepat berlalu. Adapun bentuk karya yang kami satukan dalam buku ini berupa kumpulan cerpen karya siswa-siswi spentipat. Mereka memiliki beraneka macam pengalaman yang berbeda. Karya tersebut berupa cerpen yang merupakan satu kesatuan utuh dikemas dalam buku ini. Buku ini kami beri judul “Kumpulan Cerpen generasi Z”. Mengapa kami beri judul seperti itu, tentu pembaca memahami bahwa anak-anak sekarang berada di zaman teknologi/internet. Baik buruknya mereka bisa bersumber dari teknologi. Terima kasih pula kepada Bapak Kepala Sekolah Budi Setyawan,yang telah mempercayai kami dalam mewujudkan buku ini. Semoga kekeluargaan, keakraban, kekompakkan dapat mewujudkan kemajuan sekolah ini. Tanpa dukungan Bapak, apalah artinya kami. Salam sukses selalu. Penulis menyadari jika dalam buku kecil ini mempunyai kekurangan. Meski begitu cukup berharga bagi kami karena berupa pengalaman tak terlupakan di masa pandemi kami harus terus eksis dalam pembelajaran, meski kondisi para siswa kurang mendukung dengan berbagai alasan. Semoga sedikit menghibur dan bermanfaat bagi pembaca. Bila ada kekurangan dalam buku ini, kami siap menerima kritik dan saran yang membangun. Agar buku ini menjadi sempurna. Meski kesempurnaan itu hanya milik Allah. Wassalamualaikum, Tim Penulis

~~ Cita-Citaku Oleh: Ivana Veronica Pakpahan Namaku Ivana aku hanyalah anak biasa yang mempunyai banyak mimpi dan cita-cita. Suatu ketika aku duduk termenung dengan berpikir bagaimana nasibku dimasa depan nanti “apakah aku nantinya bisa menjadi orang yang sukses?” Tanyaku dalam hati. Dan banyak orang yang beranggapan mimpi dalam menggapai cita-cita hanya khalayan belaka. Tetapi saya akan terus berusaha untuk menggapai cita-cita saya setinggi mungkin, karena dari kecil saya sudah dinasehati oleh orang tua saya untuk menggapai cita-cita setinggi mungkin. Dan sekarang saya masih didalam proses pencapaian cita-cita saya. Sayamasih duduk di bangku 8 SMP, karena pandemi covid 19 ini saya harus belajar dari rumah.Belajar dari rumah menurut saya kurang efisien karena banyak kendala saat daring contohnya: koneksi internet buruk, penjelasan bapak/ibu guru kurang jelas, keterbatasan waktu dan kuota internet. Tetapi belajar dari rumah tidak membuat saya menjadi orang yang malas belajar justrukarena belajar dari rumah membuat saya harus lebih giat belajar secara mandiri karena kita tidak bisa mengandalkan penjelasan dari bapak/ibu guru saja. Saya berharap agar pandemi covid 19 ini cepat berlalu agar bisa sekolah tatap muka, Saya lebih suka sekolah tatap muka karena interaksi dan komunikasi lebih mudah, tidak harus terhubung dengan internet, lebihfokus dalam belajar dan lain-lain. Cita-cita saya sebagai pekerja kantoran, saya senang ketika melihat orang sedang bekerja di kantor memakai kemeja dan rok yang rapi. Dan juga saya mempunyai mimpi untuk menjadi seorang pianis hobi saya bermain piano sering kali saya menghayal suatu harinanti saya bisa menjadi seorang pianis. Terkadang juga saya suka putus asa dan berfikir “apakah nanti saya akan menjadi orang yang sukses?” seringkali saya berfikir seperti itu. Cuman disatu sisi saya juga berfikir “Kenapa saya memikirkan hal yang negatif seperti itu?” dan

~~ akhirnya saya pun sadar kita harus yakin kalau kita bisa untuk menggapai cita-cita. Kalau saya lagi putus ada saya selalu mencari motivasi agar saya lebih semangat lagi. Ketika saya sedang putus asa saya selalu berdoa agar saya tidak mudah menyerah untuk mengejar mimpi dan cita-cita saya. Tidak lupajuga sebelum dan sesudah belajar saya selalu berdoa kepada Tuhan agar apa yang saya pelajari bisa berguna untuk masa depan saya kelak.

~~ BERMIMPILAH SETINGGI LANGIT... oleh: SITI NURHALIEZAH Tiba-tiba pintu kamarku diketuk. “Bara, ayo bangun nak. Apa kamu tidak sekolah?” tanya ibu Hanin dari luar kamar. “Sebentar, 5 menit lagi, Bu.” jawab Bara. Ibu langsung masuk kamarku yang memang tidak terkunci. “Ayo cepat siap-siap sarapan dan berangkat sekolah, kamu bisa bareng abangmu ”. Sambung ibu Hanin “Iya, Bu”. Jawab Bara. Bara memiliki nama lengkap yang bernama Bara Gatramana. Umur Bara masih berusia 8 tahun. Sedangkan usia kak Gavin adalah 19 tahun. Bara adalah siswa kelas 2 SD. Bara sekolah di SD TUNAS BANGSA. Sedangkan kakak Bara sudah kuliah. Dia kuliah di KAMPUS STAR LIGHT. Nama lengkap Bara adalah Bara Gatramana. Dia mempunyai ibu yg sangat cantik bernama Hanin Anjani Tifanka. Dan Bara memiliki kakak laki-laki yang sangat tampan bernama Gavin Calderon. Bara sendiri tidak kalah tampan dengan kakaknya. “Ibu, mengapa aku harus sekolah?.” Tanya Bara sambil memakai baju seragam batik. Gavin hanya diam dan tersenyum gemas sambil menatap Bara. “Karena, sekolah akan membantumu meraih cita-citamu.” Jelas ibu Hanin sambil tersenyum. “Lalu apa cita-citamu nak?”. Tanya balik ibu Hanin sambil menyiapkan kotak bekal milik Bara dan kak Gavin. “Aku ingin jadi Dokter” . Jawab Bara sambil melirik jam dinding kamar, masih ada waktu untuk bersiap diri.

~~ “Bu , mengapa kita harus memiliki cita-cita dalam hidup kita?”. Tanya Bara sambil kebingungan. “Cita-cita adalah gambaran masa depanmu kelak. Dengan memiliki gambaran masa depan, kamu tahu dari manakamu melangkah tujuan itu.” Jelas ibu Hanin. Sedangkan Bara yang mendapat jawaban seperti itu, masih merasa kebingungan sambil gmenggaruk nggaruk kepala cengengesan. “Bu, Bara nggak tau bagaimana cara meraih cita-cita Bara. Bara merasa kurang percaya diri.” Kata Bara sambil menunduk malu. Si Gavin hanya menyimak obrolan mereka berdua dari tadi sambil memainkan ponselnya di ruang makan. “Nak, hal terpenting dalam meraih cita-cita bukan bagaimana meraihnya, tetapi darima memulainya. Sekolah adalah awal kamu memulainya. Tidak mungkin jadi seorang Dokter jika kamu tidak sekolah.” Kata ibu meyakinkan sambil tersenyum tulus sambil mengambil tas dan sepatu Bara agar berkemas menyusul kak Gavin di ruang makan. Ibu pun menegaskan lagi, “Tuh seperti pepatah yang Bara pajang di dinding kamar, GANTUNGKAN CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT.” Sebelum menutup pintu, Bara berbalik lagi pada ibu dan bertanya, “memangnya cita-cita itu harus tinggi ya bu?, kenapa harus begitu?” Ibu Hanin mendoorong Bara keluar kamar sambil menutup pintu kamar, tanda Bara harus segera berangkat ke sekolah. “Cita-cita itu harus kau gantungkan di tempat yang paling tinggi, agar tidak mudah untuk meraihnya dan butuh perjuangan. Ingat pula, tidak semua orang mampu meraihnya karena berada di tempat yang paling tinggi.” Kata ibu Hanin sambil Mencium pipi Bara sambil mengantar Bara dan kak Gavin keluar pagar rumah. Dari mata ibu, Bara tau bahwa ibu selalu mendoakan anak-anaknya untuk meraih cita-citanya sehingga kini Bara menjadi seorang Dokter bedah yang ternama. Dan kak Gavin menjadi seorang pengusaha sukses. * Setiap orang punya cita-cita dalam hidupnya. Cita-cita adalah harapan di masa mendatang. Bukan bagaimana kita memulai menggapai cita-cita,tetapi

~~ darimana kita memulainya. Aku jadi tahu dari keluarga dan sekolah, aku bisa memulai dan menggapai cita-citaku. . j bhv hfu fhb fdfgh ujhgvbn ujyhgfdrftyui asdfgh rftgv -BERMIMPILAH SETINGGI LANGIT... -JIKA ENGKAU JATUH, -ENGKAU AKAN JATUH DIANTARA BINTANG-BINTANG. -IR.SOEKARNO.

~~ CITA – CITA MEMBELA NEGARA Oleh: Azriel Setya Bima (14 tahun) Sejak kecil keluargaku berkeinginan untuk menjadikan salah satu anggota keluarganya menjadi TNI. Aku terlahir menjadi cucu laki-laki pertama dalam keluargaku. “Bima, kalau besar nanti kamu ikut tes TNI ya”, nasehat kakekku. “Insya allah kek.”jawab diriku. Saat usiaku 14 tahun. Aku tumbuh besar tinggi. Sebagian orang berkata bahwa aku cocok menjadi seorang TNI. Saat ini aku belajar sungguh-sungguh agar aku bisa lulus sekolah hingga jenjang SMA. “Aku harus bisa mewujudkan cita-cita dan harapan keluargaku”, gumam dalam hatiku. “Aku rasa menjadi seorang TNI tidaklah mudah, aku harus berjuang selagi aku mampu”, tambah dalam hatiku. Aku mendengarkan nasehat-nasehat dari keluarga. “Bim, kalau ingin jadi TNI, kamu harus berlatih olahraga, karena seorang TNI harus kuat fisik.” Ucap nenek. “Bukan kuat fisik aja, tapi juga harus kuat mental loh!”, tambah tanteku. Menjadi seorang TNI adalah tugas yang mulia. Seorang TNI bertugas membela negara, menjaga bangsa, dan mempertahankan keamanan negara. Semua itu bukanlah tugas yang mudah dan dapat diremehkan begitu saja. “Aku harus bisa, harus bisa. Aku harus bisa membanggakan keluargaku.”, ucap dalam hatiku. Aku berlatih olahraga teratur dengan beberapa teman dan saudara setiap hari minggu agar fisikku kuat. Aku berusaha menghadapi setiap masalah dengan hati- hati agar mentalku juga kuat. Aku dengar bahwa mengikuti tes TNI cukup sulit. Setelah aku lulus SMA, aku mencoba mendaftar untuk mengikuti tes TNI. Sebelum berangkat aku meminta doa restu kepada kedua orang tua dan keluargaku. “Ayah, ibu, kakek, nenek, dan tante doakan aku agar aku bisa lolos seleksi dalam tes TNI ini.” Ucap diriku kepada seluruh anggota keluarga. “Iya nak, semoga kamu

~~ selalu dimudahkan dalam menggapai cita-citamu ya, doa kami selalu menyertaimu. Ammiiin”, jawab mereka. “Amin ya rabbal alamin.., terima kasih ayah, ibu, kakek, nenek, dan tante”, jawab diriku. Aku pun berangkat dan menatap wajah keluargaku satu per satu. Ku lihat ada banyak harapan yang harus aku wujudkan. Aku semakin bersemangat dalam menggapai cita-citaku menjadi seorang TNI, pembela negara. Aku coba selagi aku mampu.

~~ Humay Menggapai Cita-Cita oleh: Syahrozatin Humayroh Pada suatu hari di kampung hiduplah seorang anak yang bernama Humay. Ia berumur 13 tahun dan masih sekolah SMP. Humay sangat rajin belajar namun nilainya di sekolah sangat lah rendah. Meski begitu ia tidak pernah pantang menyerah. Orang tuanya selalu mendukung dirinya karena mereka tahu bahwa anaknya telah berjuang untuk hal itu. Akan tetapi Humay sangat sedih ketika di sekolah, karena ia dibully oleh teman-temannya. Orang tua Humay pun tidak mengetahui akan hal itu sebab Humay tidak ingin membuat orang tuanya sedih. Setiap hari ia belajar, mengerjakan tugas tepat waktu, serta membantu orang tua dengan semangat. Pada sore hari, Humay bertemu dengan teman-temannya yang biasa membully nya di sekolah, mereka pun berkata ”Lihat teman-teman, ada anak yang paling special didepan kita saat ini” setelah itu mereka pun menertawakan Humay. Humay tidak terlalu suka banyak bicara, sebab itu ia terus berjalan tanpa menghiraukan omongan teman-temannya tersebut. Ketika Humay baru saja berjalan beberapa langkah, teman-temannya tersebut mengikutinya dan menarik rambut Humay dengan kesal lalu berkata “Ada apa teman? Apakah engkau baru saja menghindar karena takut kepada kami?”. Dengan tegas Humay menjawab “Aku tidak takut kepada kalian” dan langsung pergi dengan muka kesal. Ketika sampai nya di rumah, Humay berbaring dikasurnya sambil merenungkan diri, lalu ia memikirkan sesuatu “Mengapa teman-temanku selalu membully ku? Aku tidak mengerti, apakah itu cara mereka agar bersenang-senang?”. Ketika malam tiba, Humay belajar materi-materi yang akan dibahas di sekolah besok. Ketika pagi hari tiba, ia langsung bergegas untuk bersiap-siap agar

~~ tidak terlambat di sekolah. Sesampainya di sekolah, ia bertemu dengan teman temannya, tetapi ia tidak menghiraukan mereka. Saat pelajaran dimulai, Humay memperhatikan penjelasan dari guru dan mengerjakan tugas-tugas dengan semangat. Saat pembagian nilai, Humay sangat terkejut karena ia banyak sekali mendapatkan nilai yang tinggi. Orang tua Humay bangga sekali akan hal itu. Lima tahun pun berlalu, Humay telah berumur 18 tahun dan sekolah di SMA. Di lingkungan tersebut ia dijuluki dengan nama “Humay si kutu buku”. Pantas saja ia dijuluki dengan nama tersebut, karena dia selalu rajin membaca buku dan mendapat nilai paling tinggi di kelas nya. Disaat jam menunjukkan pukul 09.00 ia dipanggil oleh Kepala Sekolah untuk pergi ke ruamg guru. Betapa terkejutnya Humay saat Ibu Kepala Sekolah mengatakan bahwa ia mendapatkan beasiswa untuk masuk ke universitas kedokteran. Humay sangat senang sekali hingga ia menangis, dan segera memberitahu orang tua nya. Orang tua Humay sangat bangga mendengar hal tersebut, dan langsung memeluk Humay dengan erat. Ketika malam tiba, Humay memikirkan saat dulu ia dibully oleh teman-teman SMP nya. Lalu ia berkata “Ternyata benar, usaha tidak akan menghianati hasil. Dahulu aku dibully oleh teman-teman SMP ku karena aku tidak pintar, tetapi sekarang aku telah membuktikan bahwa usaha ku tidak sia-sia untuk hal itu” Beberapa tahun kemudian Humay lulus dari universitas kedokteran, ia sangat senang sekali karena ia telah bercita-cita menjadi dokter sejak kecil dan kini telah terwujud. Humay bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah mewujudkan impian nya, serta Humay juga bersyukur kepada orang tuanya karena jika bukan karena do’a orang tuanya ia tidak akan menjadi orang yang sukses seperti ini. Humay melamar kerja dan diterima di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Setiap hari ia menangani pasien dan tetap belajar dengan giat. Setelah beberapa tahun ia bekerja, telah diumumkan bahwa Humay naik pangkat. Humay tidak bisa berkata-kata lagi, ia sangat senang akan hal itu. Pada hari selasa saat Humay bekerja, Humay bertemu dengan salah satu temannya yang bernama Vio. Ia sangat cantik tetapi dia adalah orang yang pernah membully Humay pada masa sekolah SMP. Humay terkejut saat melihat kondisi Vio saat itu, Vio terlihat lemas tak

~~ berdaya dan membutuhkan pertolongan. Dengan sigap Humay langsung membawa Vio ke UGD. Humay menangani Vio dengan baik tanpa memikirkan kejadian dahulu saat Vio membully dirinya. Humay sungguh baik hati. 2 hari telah berlalu, Vio telah pulih dari penyakitnya dan berkata “Terimakasih, dokter”. Lalu Humay menjawab “Sudah seharusnya aku membantu mu. Omong-omong, apakah kau tidak mengenal ku sama sekali?”. Vio tampak kebingungan dengan perkataan Humay, lalu Humay menjawab “Aku Humay, apakah kau masih ingat?”. Vio pun terkejut mendengar perkataan Humay dan menjawab “Humay? Apakah ini benar benar dirimu?”. Humay tersenyum dan berkata “Iya, Vio”. Mendengar hal itu, Vio langsung menundukkan kepala. Tak lama kemudian Vio meminta maaf kepada Humay atas apa yang terjadi pada masa SMP dahulu, dan sudah jelas bahwa Humay memaafkan nya. Keesokan harinya Humay pergi bertemu Vio dan memberikan boneka untuknya. Saat Humay memberikan boneka tersebut, Humay berkata “Boneka ini untukmu, jaga dengan baik ya. Dan usaha pasti tidak akan menghianati hasil, jika engkau sedang mempunyai masalah ceritakan saja semua kepada ku, aku akan menerimanya”. Vio pun berterimakasih kepada Humay dan mengatakan “Kau telah sukses sekarang, dahulu aku sering meremehkan mu karena nilai mu selalu rendah. Tetapi kini kau telah berhasil menggapai cita-cita mu. Selamat ya Humay atas kesuksesan mu, aku turut bahagia melihat mu sekarang”. Dan Humay pun tersenyum kepada Vio.

~~ Dipagi yang cerah saya bangun dari tempat tidur, saya langsung membereskan tempat tidur setelah itu saya mandi dan setelah mandi saya duduk di teras rumah .saya termenung bagaimana nasibnya di masa depan, tidak lama kemudian ibu memanggil untuk membungkus makanan untuk di bawa ke toko jam udah menunjukan pukul 07.30 WIB . Saya dan ibu berangkat ke toko, di toko saya membantu ibu membuka toko terus membantu ibu melayani pembeli seperti membungkus jajan yang di beli. Setelah pembeli pulang, saya mengerjakan tugas dari sekolah dan saya termenung lagi. ”Bagaimana caranya membahagiakan orang tua ya. Pokoknya saya harus sukses agar orang tua saya bahagia.” Setelah itu kakak saya datang dan memnggilku, ”Ical, kenapa kamu termenung seperti memikirkan sesuatu?” tanya kakak. “Iya, aku sedang memikirkan masa depanku. Kakak kalo besok cita-cita nya ingin jadi apa?” tanya saya. “Kakak besok cita citanya ingin jadi tentara, kalo Ical apa”saya ingin jadi dokter”jawab saya” kenapa kok pingin jadi dokter”tanya kakak” karena aku ingin menyelamatkan semua orang soalnya sekarang lagi maraknya virus corona” jawab saya. Tidak lama kemudian ada pembeli dan kakak aku layani kemudian udah pukul 09.00 saat nya aku mengikuti zoom pelajaran IPA dan selesai zoom pukul 09.30 sekalian di beri tugas oleh guru IPA dan langsung aku selesaikan pukul 10.00 ada tugas PKN dan langsung aku kerjakan dan selesai setelah itu ada pembeli dan aku layani jam menunjukan pukul 12.00 saat nya sholat dhuhur dan setelah melaksanakan sholat dhuhur aku berdoa agar aku kelak di masa depan sukses dan membahagiakan orang tua ku . Aku belajar mengerjakan soal soal sampai pukul 14.00 WIB setelah itu saya istirahat tidur sampai pukul 15.30 WIB. Kemudian wudhu dan sholat ashar.

~~ Setelah sholat ashar, aku berdoa untuk kesuksesanku besok dan membahagiakan orang tua. Jam menunjukan 17.00 WIB saat nya tutup. Pukul 17.45 WIB setelah sampai di rumah langsung ambil air wudhu untuk sholat magrib dan aku berdoa untuk kesehatan keluarga dan kesuksesanku. Setelah sholat, magrib saya mengaji sampai adzan sholat isya dan saya sholat isya setelah itu saya belajar sampai pukul 20.00 demimencapai cita cita saya harus bekerja keras, giat belajar,dan selalu berdoa tanpa usaha cita cita tidak akan tercapai.

~~ MENGGAPAI CITA – CITA Oleh: NAILAH KEISYA PUTRI ANDHINI Ada seorang anak yang tinggal di suatu kota, anak itu bernama Nailah. Nailah hidup di keluarga yang sederhana. Ia duduk dibangku kelas 2 SMP yang berada cukup jauh dari rumahnya. Ia merupakan siswa yang rajin, cukup pintar, dan bertanggung jawab. Ia tidak pernah menunda-nunda tugasnya dan selalu mengerjakannya. Ia memiliki cita-cita sebagai Dosen atau Arsitek. Untuk mendapatkan nilai atau pendidikan yang bagus dan membahagiakan kedua orang tuanya, ia harus bekerja keras dengan kerja kerasnya. Di pagi hari yang cerah, terdengar kicauan burung yang merdu. Di sana terdapat Nailah yang termenung dan berpikir ‘’Bagaimana nasib atau jadi apa diriku di masa depan dan Apakah aku akan menjadi apa yang aku impikan atau sukses atau Apakah aku akan gagal lagi?’’tanyanya dalam hati. Setelah termenung dan berpikir, Ia kemudian meyakinkan dirinya bahwa ia harus sukses dan membahagiakan orang tuanya dengan kerja kerasnya. Nailah sudah memutuskan untuk meraih dan menggapai cita-citanya. Ia memutuskan untuk memikirkan dan memprioritaskan hal yg akan dia lakukan untuk meraih cita-citanya serta dia utamakan. Nailah memikirkan bahwa ia harus belajar lebih giat dari sebelumnya, karena ia akan masuk ke bangku dan jenjang yang lebih tinggi dan yang memutuskan, apakah ia akan masuk atau lulus ke jenjang yang lebih tinggi dengan sistem yang cukup sulit unuk masuk ke sekolah yang berada di tengah kota atau kawasan. Dan Ia memprioritaskan untuk membahagiakan, meringankan, dan membanggakan kedua orang tuanya karena itu merupakan hal yang paling utama dan mendasar untuk dilakukan sebagai seorang anak. Sistem masuk sekolah pada saat ini, berbeda dengan sistem dulu. Pada sistem sekarang UN telah dihapus dan digantikan menjadi AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) dan sekarang sistem zonasi memiliki presentase lebih besar dibandingkan dengan presentase prestasi atau raport. Hal ini menyebabkan banyak anak yang berprestasi tergeser oleh anak yang melalui zonasi. Sehingga banyak sekolah negeri yang menjadi sekolah kawasan memiliki penurunan dikarenakan

~~ sistem zonasi ini. Banyak anak meremehkan pendidikan atau tidak belajar karena mereka melalui jalur zonasi. Meski begitu, anak yang melalui jalur prestasi akan belajar lebih keras dengan menaikkan nilai raportnya sehingga nilai rata-rata untuk masuk tinggi. Nailah masuk ke jenjang SMP menggunakan prestasi dan jenjang yang lebih tinggi lagi juga dengan prestasi atau raport. Meski lebih sulit tetapi, nilai prestasi atau raportnya merupakan hasil dari kerja kerasnya sendiri. Oleh karena itu, jangan pernah menyerah dan junjunglah mimpimu setinggi mungkin serta jangan lupa belajar lebih keras, ingatlah kerja keras orang tuamu. Meski itu sulit, melelahkan tetapi, apabila kita hanya berdoa pada Tuhan dan pasrah semua itu akan sia-sia, karena kamu tidak memiliki usaha dan niat sehingga itu tidak tercapai. Namun, apabila kamu berdoa pada Tuhan dan berusaha dengan sungguh-sungguh itu akan membuahkan hasil. Jadi, ingatlah untuk belajar, berdoa, orang tua, dan junjunglah mimpimu setinggi mungkin agar orang-orang tidak bisa menjatuhkan mimpimu dan dirimu.

~~ Sedari umur 7 tahun, aku selalu menyukai olahraga sepakbola. Ketertarikanku akan olahraga itu dimulai saat aku sering menyaksikan serial kartun Captain Tsubasa yang tayang di sebuah televisis swasta saat itu. Meskipun serial kartun itu menampilkan banyak jurus-jurus yang tidak masuk di akal, namun serial kartun tersebut tetap membuatku jatuh cinta akan olahraga sepakbola. Kecintaanku akan sepakbola kian memekar saat pamanku mengajak diriku untuk menonton tim sepakbola kota kami di stadion. Saat itu aku sangat antusias dengan penampilan tim kotaku yang kebetulan meraih kemenangan dengan skor besar. Teriakan, yel-yel, dan antusiasme penonton pun membuat aku semakin mantap untuk menekuni olahraga ini secara serius. Akhirnya niat itu pun aku utarakan kepada ke dua orang tuaku. Meski awalnya menolak, namun akhirnya mereka merestui niatku dan mendaftarkanku di sebuah sekolah sepakbola yang tak jauh dari rumahku. Di sana, aku belajar beberapa teknik sepakbola dan berkenalan dengan sejumlah teman. Awalnya, aku ingin sekali menjadi seorang gelandang sayap ataupun penyerang. Namun, pelatihku di sekolah sepakbola mengatakan bahwa aku lebih cocok ditempatkan sebagai gelandang bertahan. Menurut beliau, aku tidak mempunyai kecepatan yang mumpuni sebagai seorang pemain sayap atau penyerang. Namun, beliau mengatakan bahwa aku mempunyai kemampuan mengoper yang baik serta disiplin yang baik. Meskipun keberatan, akhirnya aku pun menerima saran sang pelatih dan mulai belajar untuk menjadi seorang gelandang tengah yang baik. Selain berlatih teknik dan filosofi seorang gelandang, aku juga mempelajari gaya bermain seorang gelandang tengah dari pemain-pemain hebat dunia dan Indonesia. Dari semua pemain tersebut, Andrea Pirlo dan Bima Sakti-lah yang menjadi panutanku dalam bermain sebagai gelandang tengah. Di mataku, keduanya mempunyai kemampuan mengumpan dan penempatan diri yang baik kala menyerang dan bertahan. Selain itu, perilaku dan kharismatik mereka pun menjadi

~~ daya tarik tersendiri bagiku. Setelah lulus dari sekolah sepakbola, aku mencoba mengikuti seleksi tim junior di tim sepakbola kota kelahiranku. Sayangnya, aku tidak diterima seleksi oleh tim tersebut. Setelah itu, aku pun mencoba mengikuti seleksi junior di tim luar kota yang direkomendasikan oleh tim pelatih di sekolah sepakbolaku dulu. Beruntung, aku diterima di sana, dan kini menjadi bagian tim senior tim tersebut. Meskipun tim luar kota yang kubela ini bukanlah tim besar, namun aku bahagia bermain di sini karena kepercayaan dari tim serta suporter yang tinggi kepadaku. Aku sadar bahwa aku belum bisa memberikan gelar untuk tim ini. Namun, aku akan mencoba untuk terus tampil sebaik mungkin dan syukur-sykur bisa memberikan gelar untuk tim yang menjadi tempatku mengembangkan kemampuan ini

~~ MENGGAPAI CITA-CITA oleh: WASSYL LATU ROHMA Udin seorang anak SAM, dia sangat pandai di sekolah. Dia terlahir dikeluarga yang kurang mampu, tetapi dia tetap bersemangat dan ia adalah seorang anak yang memiliki akhlak yang baik. Saat lulus sekolah dari SMA dia bingung memilih untuk melanjutkan sekolah atau bekerja, karena dia bercita-cita menjadi seorang dokter. Sedangkan biaya sekolah menjadi seorang dokter sangat mahal. “Apakah aku bisa meraih cita-citaku?“ Ucapnya sambil melamun di teras rumah.Udin tidak sadar kalau Ibunya mendengarkan pembicaraannya. Ibunya memberi nasehat dan mengingatkan untuk selalu berdoa meminta pada Allah SWT dan selalu semangat dan selalu percaya diri, Udin pun termotivasi dengan nasehat ibunya. Semakin hari ia yakin dan percaya diri walaupun ia terlahir dari keluarga kurang mampu, tetapi ia percaya bahwa terlahir dari keluarga miskin bukan penghalang untuk bisa meraih cita-citanya, karena Allah tidak pernah tidur dan Allah pasti memberikan jalan kepadanya. Setelah pulang sekolah dia selalu membantu ibunya karena ayhnya telah meninggal dan ibunya sakita-sakitan. Udin setiap hari membantu ibunya berjualan kue keliling kampung bahkan kesekolah pun ia sambil berjualan. Temannya selalu menghinanya karena bagi mereka berjualan kue itu suatu hal yang memalukan. Ketika Udin berjualan kue, ia melihat seorang anak kecil pedagang koran yang kelaparan, ia menghampiri anak kecil tersebut. Ia memberi saran untuk menukar dagangannya dengan dia dan menjual koran dagangan anak itu. Karena tidak banyak yang membeli dia membawah korannya kerumah dan membaca korannya, ternyata ada sebuah brosur pendaftaran untuk mendapat beasiswa. Satu minggu kemudian, ia pergi ke tempat pendaftaran itu. Tak lupa ia meminta do’a restu kepada ibunya. Berkat usaha dan perjuangannya, Udin pun berhasil mendapatkan beasiswa. Udin lulus ujian dengan nilai UN yang memuaskan ia pun kini melanjutkan kuliah di Universitas Luar Negeri tanpa membayar sepeserpun karena ia mendapatkan beasiswa. Ia mengambil kuliah kedokteran dan berkat kegigihannya dalam menjalani hidup, ia pun berhasil menggapai mimpinya menjadi

~~ seorang Dokter. Saat ini banyak remaja diluar sana yang sedang berjuang dan belajar dengan giat untuk merahi cita-citanya, salah satu cara agar kita dapat mencapai cita-cita adalah pandai berbahasaInggris karena seiring berjalannya waktu dan canggihnya mesin, zaman sekarang hampir semua teknologi menggunakan bahasa Inggris. Jadi tidak heran jika banyak produk yang menggunakan bahasa Inggris. Bercita-cita menjadi seorang analisis mungkin terdengar sepertimudah hanya melakukan pengecekan zat atau cairan namun, sebenarnya tidak semudah itu menjadi analisis karena kita harus bisa membedakan antara zat-zat yang berbahaya. Jika tidakberhati-hati maka resiko dibalik itu adalah tangan yang melepuh karena cairan zat tersebut. Sebagai seorang siswi SMP yang sebentar lagi beranjak menjadi siswi SMA kadang sering berpikir apa yang akan saya lakukan jika saya sudah dewasa tapi setelah dipikirkan sebaiknyanikmati proses nya dan berusaha percaya maka akan membuahkan hasil yang memuaskan bagi kita. Untuk menggapai cita-cita pasti tidak mudah bagi kita, jika kita tidak mau berusaha dan belajar. Seperti yang dikatakan oleh kebanyakan orang “usaha tidak akan menghianati hasil” ya, jika kita mau berusaha dan bekerja keras semua akan mudah untuk di gapai tidak ada yangtidak mungkin di dunia ini, selagi kita mencoba dan berlatih terus menerus pasti bisa. Namun,belajar saja belum tentu cukup kita juga harus mengembangkan kemampuan kita dan mau mencoba hal baru untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Hampir setengah dari remaja Indonesia mereka ingin menjadi usaha bisnis, dokter, hukum dengan tujuan utama

~~ yaitu palingdibutuhkan oleh masyarakat apalagi disaat pandemi seperti sekarang. Bermimpilah setinggi langit dan gapai mimpi-mimpimu, gapailah cita-citamu dan buat bangga orang tuamu, denganhal itu pasti akan merasa puas. Jangan dengarkan orang lain dan membuatmu patah semangat diam dan buktikan bahwa kita bisa mengontrol semuanya tugas kita hanyalah belajar, dan berdoa yakin bahwa semua akan berjalan dengan lancar.

~~ MERAIH CITA-CITA KU oleh: M.alif alfiansyah Namaku M.alif alfiansyah biasa di panggil alif.Aku terlahir di keluarga yang berkecukupan,sejak kecil aku bercita-cita ingin menjadi seorang pengusaha sukses.Aku tinggal di sebuah kota yang ramai,yaitu di surabaya,kota yang panas dan ramai ini.Aku akanceritakan kisah ku untuk menggapai cita citaku. Hari ini aku mendapatkan pertanyaan yang mengejutkan dari temanku begini pertanyaan nya“alif,menurutmu cita cita itu bagaimana?” Aku terdiam sejenak lalu aku menjawab.”Cita-citaitu bagai pensil,jika kita ingin meraihnya maka kita harus berusaha dan bekerja keras seperti hal nya meraut pensil agar menjadi runcing.Namun jika kita tidak bersungguh-sungguh maka kesempatan kita semakin kecil bahkan pupus seperti pensil yang semakin hati semakin pendek bahkan hilang.”Tapi yang menjadi pertanyaan apakah aku bisa meraih cita-citaku itu!! Dipagi hari yang cerah aku membuka pintu jendela rumahku,aku melihat beberapa burungyang sedang berkicau,aku pun termenung dengan dan berpikir bagaimana nasibnya dimasadepan nanti”apakah nanti nya orang yang sukses tanya ku dalam hati,dan aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku dengan kerja keras ku sendiri. Tiba-tiba ibu ku memanggil kenapa nak....? Iya bu. ....! Kenapa kamu termenung nak,ada apa...................................................................,tidak ada apa-apa bu,kalau begitu kamu bisa bantu ibu.Setelah membantu ibu setelah aku percaya diri untuk meraih cita cita ku menjadi orang yang sukses. TAMAT

~~ MENGAPAI CITA - CITA oleh: Abillanisa Kamilaini Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah , Pagi hari sekalai raka berangkat sekolah . karena jarak sekolah dan rumahnya dekat maka Raka berangkat ke sekolah menggunakan sepeda , dengan sepedah Raka hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai kesekolah . Sesampainya disekolah Raka menaruh sepedanya di tempat parkir ,setalah itu raka menuju aula sampil mennunggu pengumuman pembagian kelas . Setelah di umumkan Raka pun memasuki kelas dan duduk di bangku yang sudah di sediakan . Tak lama setelah itu guru pun datang sambil memperkenalkan diri . \" Assalamu'alaikum anak - anak perkenalka nama saya Bu Dina Mariana bisa di panggil Bu Dina, Bu Dina ini adalah walimurid kalian dan Bu Dina mengajar mata pelajaran IPS .\" \" Wa'alaikumsalam Bu Dina.\" \" wa'alaikum salam Bu Dina, salam kenal juga Bu .\" Setelah Bu Dina memperkenalkan diri guru - guru pun juga memperkenalkan diri . Setelah itu Bu Dina menyuruh muridnya memperkenalkan diri satu-satu serta menyebutkan apa cita - cita mereka. Setelah semua selesai memperkenalkan diri dan sekarang adalah giliran Raka . \" Halo semua perkenalkan namaku Raka cita - citaku sebagai seorang polisi.\"

~~ Setalah itu kelas pun dimuali , pelajaran pertama adalah IPS . Raka selalu memperhatikan semua pelajaran jika Ia kurang paham Ia tak segan untuk bertanya . Setelah beberapa lama jam istirahat pun berbunyi Raka dan teman-teman pergi meninggalkan kelas , ada yang menuju kantin , dan ada pula yang duduk dikelas dan memakan bekal miliknya , sedankan Raka menuju ke perpustakaan untuk mencari dan membaca buku yang menarik . Sepulangnya sekolah raka membantu ayahnya di sawah. Raka tinggal bersama kedua orang tuanya ,dan neneknya. Kakek raka sudah meninggal satu tahun yang lalu akibat sakit yang diderita kakeknya . Ibu dan nenek raka sangat pintar dalam menganyam barang yang dihasilkan ibu jual di pasar dan terkadang dititpkan di toko - toko terdekat. Hari demi hari sudah dilalui oleh Raka kini Raka sudah menginjak kelas 9 dan hari ini Ia menghadapi ujian kelulusan. Raka yakin bahwa Ia pasti bisa dan dengan semua ilmu yang di berikan oleh gurunya Ia pasti bisa menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut . Benar saja keesokan harinya nilai ujian pun dibagikan. \" Raka \" panggil Bu Dina . \" Iya bu.\" Raka pun maju kedepan kelas untuk mengabil nilai ujian . Setelah itu raka duduk kembali di bangkunya dan melihat pelan-pelan berapa nilai yang ia dapatkan , Alangkah terkejutnya raka saat melihat niali ujiannya tadi dan ternyata raka memdapatkan nilai yang sempurna . Setalah itu pada hari rabu para orang tua mengambil nilai rapot dan ijasa putra putrinya . Acara perpisahan juga di adakan pada jam 09.00 , setelah beberapa menit menunggu acara perpisahan pun dimualai sangat meriah sekali . Setelah 1 bulan berlalu kini raka sudah diterima di SMA favoritnya, sekolah SMA ini sangat bagus halamannya yang luas , banyak tanam - tanaman ,dan tentu saja purpustakaannya yang bersih dan banyak buku yang sangat menarik , Setiap istiraharmt raka selalu membaca buju di perpustakaan. Raka memiliki banyak teman yang baik ,tapi suatu hari Ia bertemu dengan seorang siswa bernama rendi .

~~ Rendi adalah anak yang suka mengejek , yah benar saja raka diejek habis - habisan oleh rendi . \" HE ,raka emang kamu bisa menjadi polisi , kamu ingat ya biaya jadi polisi itu mahal mana bisa kamu! ha ha ha.\" ejek Rendi. Raka tidak mendengarkan perkataan rendi dan pergi meninggalkan rendi , walau perkataan itu sangat mennyakitkan baginya. Menurut raka perkataan yang dikatakan rendi itu merupakan motivasi baginya , dan karena itu lah raka semakin giat dalam belajar. 4 Tahun berlalu ..... Perkataan yang menyakitkan itu kini terbalik yang ada malah raka kini telah memjadi polisi lalu lintas . Ia berpatroli setiap hari dari jalan satu kejalan yang lain ,kini Ia sudah mengangkat perekonomian keluraganya. Raki tau ini semua berkat doa dan dukungan dari orang tuanya dan berkat ilmu yang diberikan oleh guru - gurunya dulu.

~~ Gen Z Oleh: Imanuel Jeshua Jireh Jika dihitung masanya, kurasa sudah 1 tahun lebih kami dipaksa untuk selalu berada didalam. Tidak dalam artian buruk tentunya. Perkenalkan, aku Jeshua, salah satu anak yang berasal dari generasi Z atau Generasi yang mahir dalam bidang teknologi. Banyak yang mengatakan bahwa generasi kami adalah generasi pelopor kemajuan zaman. Bukan bermaksud menyombong, tapi itu memang benar. Kami adalah generasi multitasking yang hadir berdampingan dengan berkembangnya teknologi di bumi. Ya bisa dikatakan kami anak yang canggih untuk masalah teknologi. I-Gen atau yang biasa dikenal dengan generasi Internet adalah sebutan khusus bagi generasi kami. Generasi yang sudah ada sejak tahun 1996-2010. Bagi generasi Z, informasi dan teknologi adalah hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan kami, karena kami lahir disaat akses terhadap internet sudah menjadi budaya global, sehingga berpengaruh terhadap nilai dan pandangan tujuan hidup kami. Seperti halnya saat ini, tahun 2021, Ketika dunia mengharuskan semua warga bumi untuk tinggal menetap di dalam rumah, lain halnya dengan kami para generasi Z. Pandemi berjalan dengan sebagaimana mestinya. Tidak terlihat namun mematikan. Banyak sekali generasi-generasi yang gugur saat awal tidak adanya persiapan. Mereka para penguasa juga memperingatkan untuk tidak bermain-main di luar, agar terjaganya setiap generasi yang ada. Cukup menarik. Satu musim sudah dijalani, penuh dengan ketakutan, lika-liku juga banjir airmata. “bagaimana perasaanmu saat terkurung dirumah selama ini?” iseng kubertanya pada kakak sulungku. “kau tahu? Aku introvert yang aneh” Jawabnya singkat “maksudnya?” kalimatnya benar-benar membuatku penasaran. “jika biasanya aku pulang untuk mengisi tenaga, lain halnya ketika pandemi yang mengharuskanku untuk menghabiskan semua waktuku dirumah. Jika dipersentasekan, aku rasa sudah hampir 2000mah isi tenagaku.” Aku tertawa memikirkannya, jika kakakku yang introvert saja sudah tidak

~~ tahan dirumah, apalagi yang ekstrovert? Sangat membosankan memang jika kau menilai pandemi hanya dengan pandangan negative saja. Oke. Pandemi memang negative, membuat satu dunia menjadi kacau balau. Tapi jika terus berpikir seperti itu sama saja kita gugur. Aku bersyukur dapat menjadi bagian generasi Z. Meskipun pandemi muncul disaat kami belum siap, tapi tidak berarti menghambat akses teknologi kami untuk mendapatkan informasi. Ah aku jadi ingat harus menulis apa untuk cita-cita pada tugas Bahasa Indonesiaku. Sangat kompleks saat harus memikirkan sesuatu yang jauh didepan. Apa itu cita-cita? Aku sendiri masih bingung ketika ditanya apa cita-citaku. Jika dilihat secara awam, apakah cita-cita hanya sebatas keinginan untuk unjuk profesi? Terlalu dangkal jika mempunyai pikiran seperti itu. Yang jelas bagaimana rencana aku kedepannya, hanya aku dan Tuhan saja yang tahu. Tidak perlu membagikan ke orang lain bagaimana hidup ini seharusnya berjalan, karna orang lain juga memiliki rencana sendiri untuk kehidupannya.

~~ CITA-CITAKU Oleh: Faisyah Ayuwasita Hai nama saya Faisyah Ayuwasita, Saya ingin bercerita tentang cita-cita saya dari kecil. Saya ingin sekali menjadi seorang koki yang bisa memasak semua makanan, karena saya suka memasak saya juga sering membantu mama saya memasak didapur dan sambil memasak saya juga belajar memahami bahan-bahan dan bumbu-bumbu masakan yang ada didapur. Seperti yang kalian tahu karena saya suka memasak saya juga suka makan dan makanan kesukaan saya adalah Bakso, Mie Ayam, Soto dan lain lainya, karena mama saya tau kalau saya suka makan bakso. Akhirnya mama saya menggajarkan saya bagaimana cara membuat bakso yang enak dan lezat, mama saya juga memberitahu bumbu-bumbu apa saja yang digunakan untuk membuat bakso, lalu saya mulai belajar memasak bakso dengan dibantu mama mulai dari membuat kuah bakso, membuat adonan baksonya, membuat tahu dan membuat siomay dll, setelah semua masakan bakso sudah jadi dan siap dikonsumsi, saya minta tolong ke ayah dan kakak-kakakku untuk mencicipi bakso buatan saya dan mama, lalu ayah saya bilang baksonya enak sekali rasanya guri dan pas disantap lagi hujan-hujan hehe, ayah saya happy karena pembuatan bakso kali ini berhasil. Dari foting ayah saya tadi saya menjadi tertantang lagi untuk memasak makanan yang lainya dan saya minta bantuan mama saya lagi untuk menggajarkan memasak berbagai macam makanan lainya seperti Soto, Rawon dan lainya. Saya juga bercita cita tinggi untuk menjadi seorang koki yang terkenal yang bekerja direstoran mewah. saya juga ingin sekali masuk sekolah jurusan tata boga dan saya selalu membayangkan jika saya menjadi seorang koki yang terkenal, saya ingin melihat reaksi orang-orang saat mencicipi makanan yang saya buat atau yang saya hidangkan. Segitu dulu ya yang bisa saya share ke kalian menggenai cita-cita saya. Terimah kasih yang sudah mau membaca kutipan cerpen saya. Pesan saya kepada kalian : Jangan lupa belajar ya guys karena memasak itu muda kok kalau kita belajar dan mencoba, pastinya butuh ketelitian dan kesabaran. selamat mencoba:)

~~


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook