Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore EDISI 01 NYIUR MELAMBAI_2019

EDISI 01 NYIUR MELAMBAI_2019

Published by ekithadan.metaforma, 2019-02-13 21:04:38

Description: EDISI 01 NYIUR MELAMBAI_2019
NYIUR MELAMBAI an electronic magazine that reviews the culture, customs and character of the archipelago so that it can be understood to be an Indonesian personality in participating in developing a better and more developed world of culture.

Keywords: Nyiur Melambai,Budaya Indonesia,Culture

Search

Read the Text Version

Vol. I. No.1/FEB-MARET/2019 AKHLAK MULIA / BUDI LUHUR Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 1

MENANG ATAU KALAH KITA TETAP BERSATU pesan moral ini disampaikan oleh pesan moral ini disampaikan oleh @ metaforma creative 2• AKHLAK MULIA / BUDI LUHUR Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

Orang Mukmin yang sempurna imannya ialah orang yang paling baik budi pekertinya. (HR. Ahmad) Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 3

Sejuta Makna 4• Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

Erry Amanda Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 5

Media Digital AKHLAK MULIA / BUDI LUHUR PENANGGUNG JAWAB/ 44 T O K O H PEMIMPIN REDAKSI Agung Pranoto 20 NILAI WS RENDRA WAKIL PEMIMPIN REDAKSI LUHUR SANG PROKLAMATOR Edy Witanto BERPIKIR MERDEKA GENERASI MILENIAL REDAKSI: Karya WS Rendra Erry Amanda MENGHADAPI REVOLUSI akan terus hidup abadi, Edi Kuswantono INDUSTRI 4.0 karena setiap karya Eko Windarto yang dilahirkan Jaka el-Masriv “Pelangi yang akan mengikuti muncul setelah perkembangan REDAKTUR PELAKSANA hujan adalah janji jaman yang akan Eki Thadan alam bahwa masa datang. buruk telah berlalu FOTOGRAFER dan masa depan Ono Sembunglango akan baik-baik saja.” SEKRETARIS REDAKSI Ikha Djingga MARKETING Retno Rengganis PENGEMBANGAN Isom Masriv Naufal Firas Lubaba DESAIN KREATIF Metaforma Creative Communications Majalah ini diterbitkan oleh PT Bukit Baris Kertoraharjo Jl. Jambangan Indah I Kav 25 Surabaya, 60232 Telp: 0812-2000-5488 E-mail: [email protected] REKENING BANK BRI No Rek.: 0096-01-003741-30-1 PT. BUKIT BARIS KERTORAHARJO COVER: Foto: https://indonesiana.tempo.co/ read/127157/2018/06/03/rahmanadan2. www.pegipegi.com/travel. http://ciricara.com diolah oleh Eki Thadan 6• Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

DAFTAR ISI Vol. I. No.1/FEB-MARET/2019 32 9 SALAM NYIUR MELAMBAI Berjalan Seiring PADAMU NEGERI 10 K A R A K T E R NEGERI KAYA, Bangkitnya Kembali Karakter Bangsa RAKYAT TERLUNTA 12 A K H L A K M U L I A Pembangunan Akhlak Perspektif Islam Negara kaya raya zamrud khatulistiwa, tongkat kayu dan 14 P U I S I bambu jadi tanaman, itulah lirik Nyiur Melambai dalam Puisi lagu Koes Plus, musikus yang BUDAYA melegenda tahun 1970-an. 18 Antara Agama dan Budaya 36 K A J I A N S A S T R A 26 M E R E K A B E R K A T A KRITIK SOSIAL Jose Rizal Manua HUMOR HIKMAH SAJAK - DEFRI ANDI PITOPANG 27 Selamat Tahun Baru 28 K E K U A S A A N W.S. Rendra dalam kumpulan sajak Mencari Calon Penyelenggara Negara Blues untuk Bonie banyak mengungkap 34 S E L A Y A N G K A B A R protes sosial yang menyangkut masalah Dapoer Sastra Tjisaoek agama, ekonomi, moral, kemunafikan 42 S E C A N G K I R K O P I dan hipokrisi, politik, ketatanegaraan, Menyeruput Puisi Ikha Djingga dan sebagainya. PERGULATAN 52 Penyair dalam Kehidupan M46 B U D A Y A D A E R A H CERITA PENDEK 54 Pelangi untuk Niluh ENGENANG “TONGKAT MAN JUWA” POJOK NUSANTARA 58 Kehidupan Resiko Di Tengah Laut Tepat dini hari, cahaya syahdu bulan 60 H I D D E N A R T purnama begitu cemerlang, menyaput wajah Cultureman bumi, awan putih berarak menghias langit. Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 7

KOMENTARIA Ness Kartamihardja: Selamat! Semoga lancar Batako Bass Kalidawir: SUKSES. dan sukses ya. Umi Amy Kemuning: Good luck....inn syaa Allah. Chie Setiawati: Tema cerpennya berat juga. Btw Handa Yn: Moga sukses. sukses untuk majalahnya. Muklis Puna: Boleh ikutan,? nanti infokan kalau Agus Supriyadi: Semoga sukses dan lancar udah perlu tulisan esai dan artikel ya Agus Dta: Yes oke Redaksi: Muklis Puna boleh Pak. Ika Hertika: Waalaikum salam Sukses selalu Antoeri Tiran Joe II: Siip, mantap sekali. Redaksi: Ika Hertika makasih teh... ditunggu Ghouts Misra: Aamiin....g karyanya teh. Sonny Wimmar: Akhlakul karimah akan Rusdi Dharmawangsa: Lanjutkan. Semoga menjadi kunci kejayaan bangsa sebagai lancar dan sukses ya. pengejawantahan sempurna dari Pancasila. Andana Dan Janitra: Yesssss, Puisi bentuk apa Bismillah. La hawla wa la quwwata illa billah. Mbak. Redaksi: Terimakasih doanya, aamiin Redaksi: Andana Dan Janitra puisinya bebas Alvin Shul Vatrick: alhamdulillah, semoga kang tapi bertemakan tentang nilai luhur sukses! bangsa, akhlak, atau perbaikan moral kang. Ahmad: Bagus banget semoga berkah. Dian Kencana: Selamat dan sukses. Cholis Sant: Setidaknya greget masih nancep, Atek Muslik Hati: Alhamdulillah wasyukurillah, tidak keburu-buru waton atau asal menjeb. aku ikut meramaikan yaa, In sha Allah. Semoga Dan inilah jawaban untuk beragam pertanyaan, sukses dan lancar. yang boleh jadi, mustahil bisa memawadahi Redaksi: Atek Muslik Hati Monggo mbkyu, mengakomodasi beragam persoalan yang Terimakasih yaa. datang dan pergi, silih berganti.Tapi paling Seiska Handayani: Waaahh... selamat ya... tidak, spirit kebersahajaan inilah yang coba sukses terus... dikedepankan. Dibenihkan demi mengadanya Darty Jamar: Aamiin aamiin aamiin. tunas-tunas bangsa (being to being): mengada Prasetya Utama: Bagus tu. yang lebih baik.Tanpa gerak __sekalipun Fendi Kachonk: Selamaaat. senyap__ apalah beda antara terjaga namun Amrizal Jambak Jambak: Sabana rancak... tak melakukan apa-apa dengan tertidur saja? Sastra Paramatathya: Alhamdulillah Jawabannya sederhana; nyaris mustahil Djuhardi Basri: Mantap dan boleh suatu ketika menemukan perbedaannya? Kagem kang Yoyok aku kirim puisiku. Pengrawit, Ikha Djingga, Eki Thadan dkk suhu Redaksi: Djuhardi Basri wah seneng aku kang. penjaga suasana yang lain, sugeng makarya mg Tak tunggu. ihtiar budaya ini migunani tumraping liyan..... Achnas J. Emte: Alhamdulillah, mantapp. Salam..... Eva Srie Tandjung: Semangat! 8• Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

Melambai BERJALAN SEIRING SalaM Nyiur eki thadan Di tengah hiruk-pikuk era milenial yang tanpa sekat. Namun, warga bangsa yang kini hadir seakan tanpa ini perlu merenungkan kembali tentang sekat, marilah kita renungkan bagaimana kita bisa memainkan peran di kembali sejarah panjang perjalanan tengah peradaban modern ini tanpa harus bangsa ini. Indonesia yang sejak menghilangkan budaya ketimuran yang lama dikenal sebagai bangsa yang selama ini kita lakukan. berbudaya ketimuran, rupanya kita perlu kembali mencermati sejauh mana Untuk itu, mengawali 2019 ini, marilah kita budi luhur bangsa dan akhlak mulia ini bahu-membahu kembali bertekad bulat untuk berjalan seiring, ibarat dua sisi mata uang membangun negeri ini menjadi negeri yang yang saling melengkapi. Lalu, kedua hal utuh, bersatu, tidak saling sikat-sikut, dan selalu tersebut hubungkan dengan kenyataan yang bercermin pada nilai luhur bangsa dan tuntunan ada dalam implementasi kehidupan sehari-hari. akhlak mulia demi jayanya NKRI dalam kancah hubungan antarnegara. Marilah kita memaksimalkan Warisan leluhur sebagai cerminan budaya bangsa potensi diri kita masing-masing untuk secara positif yang menanamkan sikap serta karakter bangsa yang berkompetisi dengan negara-negara lain tanpa harus beradab, rupanya kini telah terjadi degradasi dan mengikis warisan leluhur kita. Karakter keindonesiaan bahkan dekadensi moral. Sikap santun, baik dalam ini harus kita pertahankan dan perjuangkan hingga berucap dan bertindak, kini mengalami penurunan. negara ini semakin bermartabat di mata internasional. Kita merasakan terjadinya gegar budaya pada era kini. Gegar budaya tersebut sangat kita rasakan sebab Jadikanlah negara ini tetap kokoh berdiri tegak dan tradisi ketimuran semakin terkikis oleh tradisi Barat. mengeksotika sebagaimana nyiur melambai yang semakin memesona. Mengapa nyiur melambai? Untuk Apakah kenyataan tersebut kita biarkan begitu saja? itu cermati opini yang penuh kandungan filosofi dari Sebagai warga bangsa yang telah menerima warisan Edi Kuswantono, Edy Witanto, Eko Windarto, Jaka El- leluhur, tentu kita selayaknya untuk menyemai masriv, dan lain-lain. kembali pembentukan karakter bangsa yang tidak meninggalkan budi luhur dan akhlak mulia guna Salam Budaya, mengembalikan harkat dan martabat bangsa. Pemimpin Redaksi Bangsa ini tidak anti terhadap kehadiran teknologi modern yang membuka ruang gerak antarnegara Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 9

Karakter MENYISIRI KERINDUAN: Oleh Edi Kuswantono Bagaimanakah fenomena keadaan bangsa kita saat sekitarnya. Tidak bisa dipungkiri melintasi kesadaran? Potensi-potensi sosial budaya, interaksi sosial yang dilakukannya sejak tumbangnya kekuasaan zaman sejarah bangsa, pergaulan kepada diri sendiri, dulu hingga zaman Reformasi saat keluarga, sesamanya serta kepada lingkungan ini, telah banyak menelanjangi telah hilang entah ke mana. Peradaban benar- kemuliaan kepribadiannya sendiri, benar telah terbit dari Barat. Akar budaya bangsa sehingga sekarang tidak mampu yang mengandung dimensi budi luhur dan agama lagi mengarahkan generasinya berakhlak mulia yang telah menyumbangkan untuk kembali kepada jalan asal- kenyamanan dan kepastian batin lebih sejahtera usul kebudayaan kreatif yang telah telah bergeser kepada dimensi argumentasi objektif terbukti mempunyai potensi jiwa berkembang lebih baik, dan membuat terhadap hadirnya filosofi teknologi. pertumbuhan evolusinya menjadi sadar diri, bahwa kelak ia pun akan meneruskan tulang punggung dirinya sendiri, keluarga, nusa dan bangsa dalam melangsungkan cita-cita mewujudkan kesejahteraan bersama. “MENYISIRI KERINDUAN” merupakan judul sebuah gerakan kembali pada BANGKITNYA Ungkapan “eling lan waspada” pergaulan “Mangan ara mangan atau “Tawakalltu Alallah” asal ngumpul” menjadi fokus utama sudah bukan menjadi potensi pergerakan “Nyiur Melambai”. budaya kreatif lagi pada masa Setelah melewati dimensi kesadaran sekarang ini. Kenyataan ini membuat diri, bahwa kenyataan pada masanya sukma leluhur sedih, dan jiwa anak-anak kita tumbuh dan dewasa para orang tua mendesah merana. justru hidup makin lepas dari rasa Keadaan ini akibat ketidakmampuan kemanusiaannya, dengan sibuk kita menyerap budaya bangsanya beraktivitas di HP, di mana saat ini sendiri demi menangkal budaya telah ditemukan istilahnya yaitu buruk yang bakal memisahkan “PHUBBING” kependekan dari kata pergaulan atau tali silaturrahmi “PHONE and SNUBBING”. Istilah antar sesamanya dan lingkungan 10 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

Pubbing adalah suatu tindakan persatuan dan kesatuan rasa menopang demi kepentingan generasi ke depan. Daya dorong semangat seseorang yang sibuk sendiri dengan kemanusiaan, dan kebangsaannya ini kita arahkan pada perbaikan kembali menyisiri kerinduan kepada gadget di tangannya, sehingga ia tidak dalam mengejar ketertinggalan akar budaya bangsanya sendiri, yang telah membuktikan memiliki budi perhatian lagi kepada orang yang bernasib baik, maka jangan luhur dan diaplikasikan sebagai akhlak mulia. Mulai saat ini kita berada di dekatnya. salahkan, jika anaknya sendiri akan hemat energi kemanusiaan untuk tidak di arahkan pada kegiatan- mengeksekusi dan mengaplikasikan kegiatan yang tiada gunanya dan kemanfaatannya. Sesungguhnya kita Pada pendahulu kita telah bersusah ketidak pedulian kepada diri kita, ini bangsa yang besar dan berwibawa, tetapi menjadi kecil dan terhina payah mengadakan pencegahan untuk itu kita segera mencari cara karena dibutakan oleh dorongan- dorongan hasrat pribadi dalam dengan berbagai cara dan informasi, dengan menyiasati ketergantungan meraih kedudukan dan kehormatan dunia memuaskan rasa egonya, baik melalui media cetak dan kepada “PHUBBING”, agar bisa meskipun pada dasarnya mempunyai kekuatan untuk kepentingan elektronik, tetapi di sisi lain banyak menemui kedirian di dalam dirinya mengabdikan dirinya dalam perjalanan sejarah kebangsaannya. yang berbuat tindakan memenggal sendiri, untuk menolong nasibnya Oleh karena itu, pentingnya kita ini untuk mengarahkan ego kepada dan memenjarakan niat baik ini. ke depan. Sikap keragaman dan peran keluarga, masyarakat agar bisa mengetahui asal usul akar Sementara para penguasa dan saling menghargai sesamanya kebudayaan dalam pengertian potensi kreativitas, agar terus bisa pengusaha, lembaga ekskutif dan adalah tindakan yang membantu berkembang dan terhubung kepada bentuk-bentuk kreativitas eksternal. legeslatif justru bertindak bugil di mengembalikan kesadaran kita, Sehingga tujuan menyisiri kerinduan depan anaknya sendiri, membiarkan yang selama ini tidak sadar bahwa keadaan generasi bangsa tidak yang kita sebut nyata adalah hayalan memiliki “JIWA” kemanusiaan, belaka, apa yang disebut kebenaran rasa nasionalisme dan idealisme ternyata kepalsuan, dan apa yang kebangsaan. Raga-raga generasi kita sebut kepribadian sesungguhnya dibiarkan kosong tanpa “Roh” hidup hanya sebuah bayangan yang dan kehidupannya, sehingga tidak menutupi potensi kepribadian dan tahan terhadap “derita kreatif” tanpa yang menyesatkan pertumbuhan ada kegelisahan terhadap pencarian batin kita. Sehingga menjadikan penyatuan kembali atas “JIWA”-nya diri kita percaya pada tipuan atau sebagai bentuk keutuhan “karakter kepalsuan sebagai bentuk kebenaran. KEMBALI Oleh karena itu sesungguhnya kita segera sadar untuk membebaskan diri KARAKTER BANGSA dan moral” kemanusiaan. dari ikatan hasrat-hasrat yang banyak kepada lingkungan yang penuh merugikan sikap pribadi kita ke toleransi dan gotong royong dengan Inilah visi dan misi “menyisiri depannya. tetap menjaga kebudayaan berdudi kerinduan” bagaikan “Nyiur luhur disertai dengan tindakan Melambai” menghadap keluasan Untuk merealisasikan niat ini perlu berakhlak mulia, bisa mencapai samudra kekuatan kreatif kebudayaan kerjasama semua pihak, kaum tujuan hidup sejahtera selamanya. bangsanya sendiri. Siapa yang tidak agamawan, budayawan, sastrawan segera sadar merindukan keadaan dan cendekiawan untuk saling Surabaya, 04 Desember 2018 Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 11

Akhlak Mulia PEMBANGUNAN AKHLAK MULIA: PERSPEKTIF Pancasila sebagai dasar negara telah di gali oleh para founding father dari akar budaya dan peradaban bangsa. Ketuhanan yang Maha Esa sebagai sila pertama menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama atau bangsa yang percaya kepada adanya kuasa/ kekuatan yang berada di luar dirinya, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal ini berarti pula bahwa setiap anak bangsa tunduk dan patuh pada ajaran agama/ kepercayaan yang dianutnya. 12 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

ISLAM yang diwajibkan saja, karena bila tidak Oleh Jaka El-masriv diwajibkan tentu tidak dilaksanakan. Itu artinya bahwa pembangunan Setiap ajaran agama/ mulia dan ihsan menyempurnakan akhlak harus dibina terus menerus kepercayaan membentuk akhlak mulia. sejak usia dini. prilaku budi pekerti yang luhur dengan mengurai Enam butir rukun iman merupakan Bila anda bertanya tentang benang kusut watak serta tabiat landasan bersinergi dalam menuntun bagaimanakah fenomena yang ada manusia, karena pengaruh hawa ketaatan melaksanakan 5 butir pada masyarakat kita akhir-akhir nafsu yang menguasai dirinya. kandungan di dalam rukun islam. ini terhadap sebagian ulama (kyai, Budi luhur sebagai ajaran warisan Pernyataan 2 kalimat syahadat ustadz, habib) yang terkadang kita nenek moyang bangsa Indonesia, merupakan ruh ketaatan dalam temui kurang atau bahkan tidak sedang menggugat mencari pada melaksanakan 4 rukun islam mencerminkan prilaku akhlaqul sela-sela wilayah hati anak bangsa, lainnya, yakni salat, puasa, zakat karimah, padahal mereka tentu saja agar bersemai kembali menjadi dan haji dan ihsan menghiasi ibadah melaksanakan rukun islam tersebut, prilaku berbudi demi anak cucu nanti dengan amalan-amalan sunnah. apakah ibadah mereka bisa dikatakan membangun negeri. Islam sebagai Dengan malaksanakan rukun islam kurang baik dan benar? Jawabannya salah satu agama yang dianut oleh tersebut dengan baik dan benar, adalah kita tidak dalam kapasitas mayoritas anak bangsa, memberikan akan membentuk prilaku yang menilai perbuatan/pelaksanaan pondasi yang kokoh guna merajut berbudi luhur atau akhlaqul karimah peribadatan seseorang, tetapi Allah tahapan perbaikan akhlak/budi sebagaimana yang dicontohkan oleh SWT dan Rasul telah memberikan pekerti hingga sempurna. Rasulullah Muhammad SAW. pedoman dan rambu-rambu agar Perbaikan akhlak berarti perbaikan Pelaksanaan dengan baik dan benar tercapai tujuan dan maksud dari jiwa. Membangun prilaku budi luhur tersebut adalah melengkapi dan peribadatan itu. Dikatakan bahwa harus dibiasakan sejak kecil. Esensi menghiasinya dengan sunnah- Allah tidak melihat rupa dan jisim ajaran islam terangkum dalam rukun sunnah yang menyertainya, sehingga seseorang akan tetapi melihat kepada iman dan rukun Islam serta Ihsan melaksanakannya bukan hanya hatinya. harus ditanamkan sejak kecil pula. semata-mata karena kewajiban “yang penting shalat” dan lain-lain, Dan dikatakan pula bahwa di dalam Ibarat sebuah bangunan, iman adalah tetapi sebagai suatu kebutuhan, yakni tubuh manusia terdapat segumpal pondasi sedang islam bangunannya kebutuhan akan hadirnya sifat Tuhan daging, bila ia baik maka seluruh dan ihsan keindahannya. Rasulullah dalam diri-Nya, selalu ingat kepada- tubuh juga baik. Bila ia rusak Muhammad SAW seorang utusan Nya, kebutuhan akan pahala dan maka rusaklah seluruh tubuhnya; Allah yang telah diperhiaskan dalam sorga, dan lain-lain. ketahuilah ia adalah hati. Dan hati dirinya budi pekerti yang agung, yang dimaksud bukanlah segumpal diutus untuk memperbaiki prilaku Melaksanakan sunnah ibarat telah daging yang juga terdapat pada hewan manusia menjadi prilaku yang berbudi tumbuhnya rasa senang, cinta lainnya akan tetapi sesuatu yang luhur. Pondasi yang dimaksud adalah dan sayang antara hamba kepada sangat halus yang menjadi singgahan rukun iman sedangkan dengan rukun Tuhannya. Berbeda dengan yang penglihatan Allah terhadap hamba- islam merajut hati menuju akhlak hanya melaksanakan kewajiban atau Nya. Sehingga hati ini merupakan komponen penting dari manusia, ia bisa sebagai generator yang menggerakkan setiap komponen tubuh melalui urat dan saraf halus yang menghubungkannya. Dan inilah pangkal pembangunan akhlak mulia. Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 13

Puisi NYIUR MELAMBAI Oleh Eko Windarto Gebrakan awal dari gerakan NYIUR MELAMBAI adalah goresan kecil dari keinginan hati dalam memulai menyemai benih-benih padi di pagi hari. Bagai seutas tali penyair yang senantiasa mengurai dan menemukan orisinalitas di dalam pemikiran terhadap berbagai persoalan bangsa, dan mengetengahkan aspek-aspek baru yang memberikan sedikit sumbangan berharga bagi pengetahuan berbudaya dan berakhlak mulia. Pada saat-saat tertentu kita perlu menoleh hasil yang belum tercapai, bukan saja yang dalam bentuk karya sastra, melainkan buah pikiran dan pembahasan yang akan dikemukakan mengenai budaya dan akar masalahnya untuk merangsang dan mendorong minat kita berbuat sesuatu kebaikan sekecil apapun akan sangat berarti bagi pembaca tunas bangsa. Lalu, bagaimana visi-misi nyiur melambai terekspresikan dalam puisi? Mari kita nikmati puisi-puisi karya penyair di bawah ini. MENYELAM Karya Agung Pranoto telah lama kudiamkan pohon kelapa tenggelam di NYIUR MELAMBAI samudra modernisasi sebagian telah terkelupas oleh riak dan debur ombak kini nampak meranggas di arus deras ah, bukankah ini luka? Karya Eko Windarto kian hari kian tergesek kerasnya karang samudera kian hari kian menganga termakan plankton-plankton ketika nyiur melambai raksasa sang saka serasa burung garuda terbang menyapa muda mudi aku ingin kembali menyelam di palung lautnya kepak sayapnya terus bergerak bagai gelombang hati mencari sisa-sisa pohon kelapa mencari arti pergerakan angin pagi lalu kuangkat bahu-membahu bersama cinta perjalanan ritual budaya mencoba menyatu di dalam akhlak mulia yang telah lama pergi ingin kutanam kembali pohon itu di tepian pantai lalu kurawat bersama-sama dengan pengudar hati nyiur terus saja melambai kuharap semi kembali hingga nyiurnya makin melambai memanggil-manggil keindahan samawi mengembalikan bumi pertiwi sejuk kembali anak-anak pertiwi melangkah di antara duri tatanan pekerti berharap tak lagi menyeringai demi menggapai harga diri dan mencapai tujuan hakiki meski modernisasi tak mungkin bisa dikebiri sebelum mati tergilas teknologi 29122018 Batu, 26122018 14 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

DALAM PUISI WAHAI MERAH PUTIH menuju kemajuan atau kemunduran Karya Edy Witanto hanya orang pandai mampu merumuskan hanya orang berserah diri memahami arah jalan bagaimana nasib bangsa besar kaya raya ini edy malang, 020518 bila penyelenggara negara jalan sendiri-sendiri mementingkan kursi daripada visi misi akar rumput hanya kendaraan wujudkan ambisi cuci otak pendengaran dan pandangan diulang-ulang NYIUR MELAMBAI media, iklan, tv alat propaganda, atm pundi-pundi uang rasa kebangsaan musnah dimakan rakus individu dan golongan para cukong pandai bersiasat mengadu jangkrik demi keuntungan liberalisme dan hedonisme dibiarkan berkembang Karya Ghouts Misra http://manadosulsel.blogspot.com/ menganak sungai pada generasi penerus di kiri kanan jalan gemulai ritmis budaya bangsa tergilas secara perlahan-lahan seirama desir melodi entah sampai kapan bencana ini musnah tercekik angin kesadaran nyiur melambai menyambut riang benang kusut semakin sulit diuraikan gairah laut Tuhan dan tempat suci bukan lagi acuan dan tujuan mengalir di dada bumi surga dan neraka hilang dari bilik pikiran bintang bulan memasak rupiah, rumah, mobil mewah, jabatan, gadis-gadis selalu resep mentari dalam bayangan atom-atom meja berputar penuh hidangan wahai merah putih kau disulam dari darah pahlawan dan minuman tak pernah terlintas sedikit pun dalam pikiran bayang-bayang menari apa yang diberikan tapi bagaimana memberikan seirama tarian burung pada bangsa besar tempat anak cucu memetik padi di angkasa kekuningan kesegaran dada terbuka cakrawala terbentang jika hari ini terhempas ombak lautan kesedapan santapan pandangan hidup berganti wajah serakah dan mengerikan siang hutan-hutan ditebangi, kekayaan alam dikuras habis- menu pelayaran habisan mata, g para buruh bagai sapi keringat menetes di sekujur badan G, Jakarta, 301218 ke mana langkah negara ini berjalan Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 15

PuisiNEGERIKU SEDANG BATUK Jika esok kau masih peduli kepada anak cucumu sendiri Tak inginkah kelak kau melihat mereka bermandi pelangi @Regrann from @ari_romeoKarya Ikha DjinggaDi negeri bak surgawi Mari kita buatkan pondasi, karena esok, dimulai hari ini Hujan Desember menarikan gejolak Ia menguji cinta para petani dan nelayan Batam, 30 Des’18: 16:59 Rintiknya penuh gelora Meluapkan air bah menganak sungai, menjebol tanggul, NYIUR MELAMBAI parit-parit hingga ke ngarai Luluh lantak ladang-ladang hingga rimbunan padi hanyut Karya Retno Rengganis menggenang Nyiur melambai di tepi pantai Hujan belumlah tenang, menyanyikan suara-suara serak tentang rindu Mencumbu Desember malang meliuk gemulai seirama desir angin mengulum cinta Tanah-tanah lebur, melarut yang bernaung di atasnya Sambil tersenyum daun jemari menyentuh kelembutan Semua menangis kehilangan, kasih Kelaparan dan ketakutan membingkai erangan Teriring debur ombak yang melabuhkan kedamaian Namun hujan masih saja bertahan Mungkin ia sedang luka, kepada manusia-manusia tak Beribu orang memandang takjub berhati Atas kekaguman batang nan kokoh Berpayung rumbai-rumbai larik dedaun tasbih Para wakil berdasi cuma basa-basi melontar simpati Berkantung-kantung aksara pada pundi-pundi buah doa Mereka memberi janji-janji pada perut lapar Azimatkan rangkaian lisan rasa gurih Mereka beri harapan membangunkan rumah baru Yang mampu melayangkan jiwa nan damai tapi tubuh-tubuh itu terlanjur membeku membiru Banyak memakan janji palsu Katanya empati, malah menumbuhkan benih antipati Nyiur melambai di tepi pantai Oh, aku pusing dibuatnya Membawa keagungan asma-Nya Para bedebah menjamur di mana-mana Sungguh istimewa ciptaan-Nya Seperti lambang kasih sempurna Diam-diam gunung-gunung meraung Sebab satu-satu rangkaian tubuhnya membawa peran Diam-diam raksasa kehancuran mengaum cinta. Diam-diam bumi memendam bara Menuai murka melahirkan bencana Cepu 5-1-2019 Wahai para penjaga Tak mendengarkah kalian jika negeri ini terbatuk-batuk? Cepat tanggap darurat Negeri sudah memberi isyarat jangan kalian malah makin maksiat? Apa lagi ditunggu, segera berikan obat Bagunkan setiap lapisan masyarakat, Bangkit dan berjuang mengobati negeri yang sedang sekarat Benahi kini, 16 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

BANGKITNYA KEMBALI NEGERI KAYA, KARAKTER BANGSA RAKYAT TERLUNTA Media Digital AKHLAK MULIA / BUDI LUHUR Media Digital AKHLAK MULIA / BUDI LUHUR Rp.100.000,- Rp.100.000,- Media Digital Miliki kaos buat gaya dengan tema karakter berbudaya. AKHLAK MULIA / BUDI LUHUR Dari bahan katun yang berkualitas. Ayo pesan ke DEVISI MERCHANDISE NYIUR MELAMBAI. Pemesananan melalui WA 0878 5009 6750 0812 2000 5488 Pembayaran melalui rekening PT. Bukit Baris Kertoraharo, Bank BRI No Rek. : 0096-01-003741-30-1. Transfer sejumlah harga pemesanan, ditambah ongkos kirim. Bukti pembayaran di WA ke no tersebut. Pesanan akan dikirim ke alamat tujuan. Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 17

Budaya ANTARA AGAMA Oleh Eko Windarto DAN Padahal jelas sekali bahwa Agama bukan hanya sekedar agama bersumber dari Allah, mengurus halal dan haram, dosa sedang budaya bersumber dan pahala, surga dan neraka saja, dari lingkungan dan alam melainkan mampu mengimbangi sekelilingnya. Budaya adalah suatu peradaban dan budaya dalam kehidupan manusia. Tujuan lahirnya Antara agama dan cara hidup yang berkembang, budaya dan agama sangat jelas, yaitu, dan dimiliki bersama oleh sebuah kemanusiaan dan kehalusan budi pekerti. budaya harus jelas kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya Di tengah masyarakat, kita bisa perbedaan dan terbentuk dari banyak unsur yang melihat bentuk-bentuk praktek keberagaman sebagian orang tidak persamaannya, demi rumit, termasuk sistem agama terlalu jelas apakah ini merupakan dan politik, adat istiadat, bahasa, bagian dari agama atau budaya, yaitu, melahirkan pemahaman perkakas, pakaian, bangunan, dan kita ambil contoh tradisi tahlilan. Tidak sedikit di kalangan umat Islam agama dan budaya karya seni. Ada juga yang mengatakan yang beranggapan bahwa tahlilan bahwa arti budaya adalah suatu pola adalah kewajiban agama yang harus secara sempurna. Oleh hidup yang tumbuh dan berkembang mereka selenggarakan meskipun untuk itu harus berhutang. Mereka sebab itu budaya yang pada sekelompok manusia yang (terutama masyarakat desa) merasa mengatur agar setiap individu berdosa atau bersalah kalau tidak dianggap atribut agama, mengerti apa yang harus dilakukan, mengadakan tahlilan ketika ada anggota keluarga yang meninggal seringkali menjadi dan untuk mengatur tingkah laku dunia. Padahal yang diperintahkan manusia dalam berinteraksi dengan agama berkaitan dengan kematian kriteria orang yang manusia lainnya. Maka dari itu, adalah: memandikan, mengkafani, menyalatkan, mengantar ke makam, belum sepenuhnya agama bukan bagian dari budaya, dan memakamkan, dan berdoa. Sangat budaya pun bukan bagian dari agama. simpel dan hampir tidak memerlukan memahami agama Bukan berarti bahwa keduanya biaya banyak. Ini berarti bahwa upacara tahlilan pada dasarnya secara sempurna terpisah sama sekali, melainkan adalah tradisi, bagian dari budaya saling berhubungan erat satu sama bangsa, yang mungkin telah ada dan utuh. Padahal lain. Melalui ajaran-ajaran Allah sebelum datangnya Islam, yaitu kumpul-kumpul di rumah duka untuk agama sangat jarang yang disebut agama itu, mewarnai mendoakan sang jenasah. Kalau kita corak budaya yang dihasilkan oleh berbenturan dengan manusia yang memeluknya. Maka, budaya, sedang budaya masalah yang demikian itu menjadi sangat perlu menguatkan kembali yang disakralkan atau pemahaman agama dan budaya biar agama sangat sensitif tak saling berbenturan. Itu salah satu bentuk untuk saling menghargai dengan budaya lain. perbedaan. 18 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

N BUDAYA lihat dari sisi yang lain, yaitu sifat sesamanya. Sebuah agama untuk membentuk manusia memiliki gotong royong, maka budaya Tahlilan bukanlah agama jika tidak mampu moral baik yang bisa menghaluskan merupakan rasa kebersamaan memanusiakan manusia. Kualitas hati bukanlah sesuatu yang tiba- dalam ibadah dalam artian saling agama paling tidak dapat diukur tiba. Ia memerlukan proses panjang menghormati bagi orang-orang seberapa besar manfaatnya terhadap yang perlu tahapan-tahapan, ia berkumpul untuk mendoakan manusia. Sebagaimana halnya membutuhkan suatu kondisi yang orang mati dari malam pertama agama-agama yang lahir di luar memungkinkan seorang individu sampai pada haul tahunan adalah Nusantara, Nusantara telah lama berperilaku sebagai sosok yang suatu anjuran kebaikan. Meski ada memiliki budaya yang hingga saat memiliki moral yang diharapkan. perbedaan pendapat antara ulama. ini terlestarikan. Sebagai salah Oleh karenanya, ia memerlukan suatu Semua kita kembalikan pada Allah satu misalnya, Islam yang lahir di pembiasaan yang dalam pembiasaan yang Maha Mengetahui. Yang perlu Arab dibawa oleh Wali Songo untuk itu secara implisit terdapat adanya dipahami dan dilakukan dalam hal ini menguatkan dan mensyiarkan agama keteladanan. Karena itu diperlukan adalah membenahi pemahaman dan Islam adalah Islam yang benar- kerjasama secara integratif penyikapan umat terhadap praktek- benar murni, dalam artian yang tidak dari semua komponen baik dari praktek keberagaman seperti itu bercampur dengan budaya agamawan maupun budayawan. secara proporsional. Arab, sebab mereka paham bahwa budaya Apa hubungannya budaya dan agama Arab tidak sesuai tuntunannya jelas pada Kamar- dengan masyarakat kamar (Al-Ĥujurāt):13 - Hai manusia, Nusantara. sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan Budaya dan nilai- seorang perempuan dan menjadikan nilai ahklak mulia kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal. Untuk menemukan kehidupan yang lebih layak manusia mengerahkan segala kemampuannya, dari pikiran hingga tenaganya. Manusia selalu bergerak untuk memanusiakan dirinya. Di dalam agama selalu diajarkan untuk memanusiakan Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 19

NiLai Luhur GENERASI Oleh Mukhlis,S.Pd., M.Pd Harga masa depan ditentukan penduduk Indonesia diperkirakan hari ini. Pernyataan ini sekitar 63,36 juta jiwa. Di antaranya penulis hantarkan sebagai (24,27%) adalah penduduk dalam pembuka tulisan ini. kelompok umur pemuda. Mengingat Generasi muda dalam tatanan tingkat pertumbuhan penduduk kebahasaan mempunyai makna yang Indonesia berkembang secara drastis, otomatis seiring waktu jumlah “Pelangi yang muncul sangat luas. Tidak ada parameter mereka sebagai penerus tonggak baku untuk sebuah kata generasi sejarah terus bertambah. setelah hujan adalah muda. Namun, secara harfiah Sebagaimana sudah dimahfumkan secara umum bahwa generasi muda janji alam bahwa masa generasi muda adalah individu- hari ini adalah generasi milenial. individu yang mendiami suatu bangsa Menurut Wikipedia generasi milenial buruk telah berlalu dan ditempa dengan berbagai cara adalah kelompok demografi setelah masa depan akan baik- demi terciptanya kesinambungan Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan pembangunan yang telah dicita- akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan baik saja.” – citakan oleh para pendiri negeri. Usia awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan mereka berada pada rentang angka 16 tahun 1990-an hingga awal 2000-an tahun sampai 30 tahun. Keberadaan sebagai akhir kelahiran. Milenial generasi muda hari ini berfungsi pada umumnya adalah anak-anak sebagai aset negara yang perlu dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Milenial kadang- Windry Ramadhina mendapatkan perhatian ekstra. Selanjutnya, dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2009, pemuda adalah warga negara Indonesia berusia 16 sampai 30 tahun. Menurut hasil Susenas Tahun 2017, jumlah 20 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

MILENIAL MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 kadang disebut sebagai “Echo Students Asesement (PISA) tahun terkontaminasi dengan virus-virus Boomers” karena adanya ‘booming’ 2017 bahwa literasi baca tulis teknologi dan informasi? (peningkatan besar) tingkat kelahiran generasi muda Indonesia berada pada tahun 1980-an dan 1990-an. pada nomor buncit dari 72 negara Indonesia adalah negara kepulauan yang diteliti. Akan tetapi secara kasat terletak pada lintang khatulistiwa Ketika Indonesia mencapai tahun mata mereka lebih cakap dalam yang sangat strategis. Penduduknya keemasan pada Tahun 2035 mereka literasi informasi dan teknologi. menempati urutan nomor 5 sudah menjadi pemimpin negeri ini. Literasi informasi dan teknologi terbanyak dunia, memiliki ragam Generasi milenial adalah generasi tidak menjamin tumbuhnya hal yang budaya, karakter, dan pola pikir yang dilahirkan dan dibesarkan di bersifat postif. Karena informasi yang unik. Keunikan ini dipengaruhi tengah berkecamuknya arus teknologi dan teknologi yang mereka kuasai oleh suku bangsanya yang tersebar dan informatika. Mereka dihadapkan lebih cenderung pada melemahnya di bentangan zamrud yang subur pada zaman yang serba instan. Hal nilai-nilai luhur yang seseuai dengan gemahripah lohjinawi. Berbagai sikap ini dipengaruhi oleh tantangan hidup karakteristik bangsa Indonesia. menyatu padu dalam satu tatanan yang begitu rumit dan kompleks. Hampir setiap waktu mereka di bawah Pancasila yang menaungi Pengaruh revolusi industri 4.0 juga habiskan untuk bereforia dengan Bhineka Tunggal Ika. Sudah tentu menjadi tantangan yang harus gadget penuh dengan aplikasi yang generasi muda yang dimiliki oleh dihadapi dengan segala kemampuan membuat robohnya akhlak dan terlepas dari berbagai negeri ini. bangsa ini juga kekurangan yang dimiliki. memiliki jiwa Mengingat generasi kebangsaan Selain itu, generasi muda Indonesia muda hari ini adalah yang berbeda seperti dua sisi mata uang. Satu aset bangsa dan pula. sisi mereka ditempa dengan produk generasi emas modern, satu sisi selanjutnya mereka pada saat Untuk juga dihipnotis dengan berbagai Indonesia menyeragamkan perubahan zaman yang begitu menduduki yang beragam cepat. Ruang-ruang publik seperti puncak disekat begitu rapat. Jiwa sosial kejayaan. dan nasionalisme mulai kabur dari Semua elemen tunas muda yang menjadi tumpuan masyarakat dan bangsa. Hilangnya batas-batas pemerintah harus negara antara satu dengan lainnya mengambil peran telah menciptakan egoisme sesama dalam menyebarkan secara kolektif. Dampak- dampak nilai-nilai luhur dalam sosial dan nasionalisme begitu tatanan kehidupan berbangsa berasa membungkus jiwa generasi dan bernegara. Pertanyaan emas ini. Namun, dilihat dari literasi besar menantang pihak pemangku baca tulis yang dimiliki oleh generasi kepentingan adalah bagaimana muda dewasa ini berada pada taraf caranya menebarkan nilai-nilai yang tidak menggembirakan. Hasil luhur pada generasi muda hari penelitian Program for International ini mengingat mereka sudah Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 21

Nilai Luhur diperlukan sebuah refleksi secara diungkapkan di atas pada generasi hari ini sudah berkarakter dan massal terhadap nilai-nilai luhur muda saat ini? Dalam hal ini penulis mampu menanamkan nilai-nilai yang dimiliki oleh sejarah bangsa. menawarkan beberapa solusi kebangsaan berbasis imtaq dan Walaupun Indonesia dikenal sebagai untuk keluar dari permasalahan iptek, maka dapat dibayangkan bangsa pelaut, akan tetapi sejarah tersebut. Adapun solusinya meliputi bagaimana generasi muda di telah membuktikan bahwa sikap 1). Pendidikan, 2. Teknologi dan masa mendatang saat Indonesia keluhuran yang dimiliki bangsa ini informasi, 3) Refleksi sejarah negeri, menduduki masa kejayaan. Ada telah mampu membuka mata bangsa 4) Budaya sebagai sumber rujukan dua komponen yang berpengaruh bangsa lain di dunia melalui karakter dalam berbangsa, dan 5). Cinta dalam konteks pendidikan terhadap yang berbudi luhur, ramah tamah, tanahair perkembangan alur pikir generasi mempunyai sikap sosial, dan rasa muda adalah kurikulum dan guru. toleransi yang tinggi. Hidup di antara 1) PENDIDIKAN Kurikulum berfungsi sebagai bentangan pulau yang begitu banyak Pendidikan merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang membutuhkan sebuah kesadaran landing sektor yang harus menjadi diaplikasi secara sistematis harus yang mantap dalam menghargai titik fokus dalam mengembangkan memuat berbagai lintas kepentingan perbedaan di antara sesama warga. visi dan misi karakter bangsa yang bangsa yang dipelajari oleh tunas- berbudi luhur. Secara umum dapat tunas bangsa hari ini. Kenyataan Kembali ke pokok masalah dari dimaknai bahwa pendidikan adalah menunjukkan bahwa berbagai tulisan ini adalah bagaimana rahim kemajuan suatu bangsa. dampak muncul pada generasi muda cara menebar kembali benih- Pendidikan memegang peranan saat ini adalah dipengaruhi oleh benih karakter bangsa yang telah penting dalam mencetak kader faktor lemahnya kurikulum Indonesia dalam mendistribusikan seluruh kepentingan bangsa dalam rentang bangsa yang berakhlakulkarimah di panjang. masa mendatang. Jika pendidikan Produk-produk generasi muda 22 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

dewasa ini merupakan hasil dari tetapi Ia mampu mengubah arah Sebenarnya tempaan kurikulum masa lalu. layar. Tujuan pelayaran generasi pemerintah Tingkah laku yang diperankan muda dapat diarahkan sesuai dengan dan pemerhati oleh generasi muda sekarang juga pesatnya teknologi dan perubahan kehidupan termasuk aplikasi kurikulum yang informasi. Banyak penelitian yang remaja sebagai sudah dipelajari. Keadaan seperti menemukan bahwa Indonesia generasi ini jika tidak dibuat perubahan pada menempati urutan kedua dalam muda harus kurikulum lalu bagaimana nasib mengakses film porno setelah Rusia. bijak dalam negeri ditangan mereka nantinya? Namun kita bersyukur akhir-akhir memberikan ini pemerintah melalui Menkominfo kebebasan di Hal kedua yang harus dipikirkan sudah berhasil memblokir seluruh ruang publik. dalam menyemai kembali karakter jejaring sosial yang memuat situs Penanaman bangsa dalam pendidikan adalah porno. Perlu dipahami juga bahwa karakter dalam faktor guru. Peran guru menurut tingkat kemampuan menguasai bermedia sosial Mulyasa, (2007:77) Guru (pendidik) informatika dan teknologi para secara sehat adalah sebagai peran pembimbing remaja Indonesia lebih gesit dari perlu diberikan dalam melaksanakan proses belajar pemangku kepentingan. Mereka penyuluhan mengajar. Menyediakan kondisi- akan mencari cara untuk sampai melalui aplikasi kondisi yang memungkinkan siswa ke hal-hal tersebut. Pemblokiran tandingan merasa aman dan berkeyakinan situs porno bukan sebuah alternatif sebagaimana bahwa kecakapan dan prestasi yang yang menjanjikan bagi kelangsungan yang berlaku di dicapai mendapat penghargaan pembentukan karakter anak jejaring sosial dan perhatian sehingga dapat bangsa. Konsep yang mumpuni secara umum. meningkatkan motivasi berprestasi adalah membangun kembali siswa. Konteks seperti ini terlihat benteng-benteng ideologi yang Dalam dunia internet Indonesia jelas bahwa guru berfungsi sebagai terlanjur bobrok dihantam badai bakteri dalam menyebarkan virus- globalisasi yang begitu kejam dalam terkenal dengan heaters yang hebat virus karakter yang bernuansa memutuskan saraf-saraf pikiran ilmiah dan berwawasan kebangsaan. remaja saat ini. dan merajai dunia maya. Kenapa Walaupun sepintas guru bagaikan bakteri yang memiliki bentuk kecil Sebagaimana dikemukakan di awal tidak komptensi yang mereka miliki (harus dilihat melalui mikroskop) tulisan ini bahwa generasi milenial akan tetapi pengaruhnya sangat adalah generasi yang dididik dan digunakan pemerintah untuk hal yang signifikan dalam dunia pendidikan. ditempa oleh haluan informasi dan Agar hal ini dapat terwujud tugas teknologi. Paradigma berpikir lebih bersifat positif dalam membangun pemerintah adalah bagaimana instan, menurut mereka perjuangan menciptakan sosok guru yang dapat menjadi manusia sejati dan sukses ditiru dan digugu serta dijadikan tidak harus dimulai dari anak tangga tauladan bagi peserta didik sebagai pertama. Nah di jejaring sosial hal cikal bakal pemimpin masa depan. seperti itu tidak dibutuhkan. Versi pikiran para tunas bangsa adalah 2) TEKNOLOGI hanya jejaring sosial murah dan Sebagai manusia normal kita tidak bahkan hampir tak berbayar dapat mampu menolak kemajuan teknologi menuntun arah hidup kepada hal yang dan informasi yang melanda belahan lebih bermartabat. Proses mencari bumi ini. Ibarat pelaut Ia tidak jati diri seperti ini telah mengkristal mampu mengubah arah angin, akan dalam pola pikir mereka. Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 23

NiLai Luhur karakter bangsa. Kemudian hampir yang begitu mulia kini luntur tidak negeri merupakan wujud kepedulian semua jenis permainan yang mampu dipahami dan diketahui oleh generasi nyata terhadap generasi muda. menciptakan jiwa kompetitif yang zaman now. Akibatnya para syuhada ada dalam masyarakat tradisional hanya dapat menyaksikan betapa 4) BUDAYA SEBAGAI SUMBER sudah ditinggalkan oleh remaja masa hasil perjuangannya dikhianati oleh RUJUKAN DALAM BERBANGSA kini. Permainan congklak, kelereng penerusnya. Walaupun mereka Bangsa Indonesia adalah bangsa yang dan lain-lain sudah tidak mampu terbaring melintang diantara pulau berbudaya dan beretika. Peradaban berkontribusi dalam pembentukan dan selat namun perjuangannya bangsa Indonesia diketahui dunia karakter. seharusnya dijadikan motivasi dalam sebagai budaya fenomenal di muka bumi. Artinya percampuran berbagai Mereka sudah dininabobokan oleh game budaya daerah dalam wujud budaya yang bersifat modern dalam racikan nasional. Kumpulan budaya dari aplikasi. Untuk jelasnya hal di atas berbagai daerah telah mengenalkan Indonesia pada dunia yang bersifat pemerintah harus berani membuka diri heterogen. Sifat kosmopolitan yang terhadap penemuan aplikasi baru dalam dimiliki setiap masyarakat juga bentuk permainan yang memuat nilai- menambah khasanah kebudayaan baru di Indonesia. Buktinya hampir nilai kearifan lokal. setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam menghadapi 3) REFLEKSI SEJARAH NEGERI membangun negeri. berbagai permasalahan hidup. Refleksi sejarah negeri artinya Untuk lebih jelas hal ini dapat dilihat merunut kembali kisah-kisah Refleksi sejarah negeri tidak hanya pada manuskrip sastra dan sejarah perjuangan yang dilakukan dengan sikap khidmat pada perayaan tentang bagaimana budaya Indonesia oleh pahlawan dalam merebut hari pahlawan. Jika itu dijadikan berkolaborasi dari budaya daerah kemerdekaan negeri. Para pahlawan sebagai momen utama membangun menjadi Indonesia sesungguhnya. telah mengorbankan pikiran, negeri, maka begitu naifnya bangsa Karya sastra yang dipandang sebagai tenaga, harta bahkan nyawa demi ini. Nilai-nilai perjuangan, rasa refleksi kehidupan suatu masyarakat mewujudkan impian negeri yang cinta tanah air, dan rela berkorban yang meliputi realitas, politik dan bermatabat dan berdaulat. Kisah- wajib direalisasikan oleh generasi budaya merupakan hal yang tak kisah inspiratif dari mereka sangat muda dalam setiap lini kehidupan terpisahkan. Lantas bagaimana dibutuhkan sebagai suri tauladan baik berbangsa dan bernegara. Lunturnya budaya berkorelasi dengan menyemai dalam berpikir maupun bersikap. nilai-nilai dan sikap menghargai para kembali karakter pada generasi Perjuangan bersimbah darah telah pahlawan pendiri bangsa ini sudah muda? memberikan sebuah tonggak bagi tampak dilihat dengan kasat mata. pembangunan negeri. Pengorbanan Kalau hal ini berlanjut, lagi-lagi Menjawab pertanyaan di atas, panjang dan melelahkan dari para harus ditanyakan oleh bagaimana hendaknya para generasi muda syuhada kini seperti tinggal dalam nasib bangsa ini ke depan? Bukankah diberikan pemahaman secara kenangan negeri. Warga negara bangsa besar adalah bangsa yang komprehensif melalui seminar, beranggapan bahwa itu hanya sebagai menghargai perjuangan para lokakarya, dan simposium dalam siklus dan mutualisme dalam sebuah pahlawannya dalam memerdekakan mengenalkan budaya Indonesia bangsa. Nilai-nilai perjuangan negeri. Melihat kembali sejarah sesungguhnya. Walaupun agak sulit untuk melakukan hal tersebut, mengingat budaya Indonesia sekarang ini berada dalam gempuran budaya luar yang disebarkan melalui jejaring sosial. Sebagai penanggung jawab 24 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

utama kita tidak boleh lengah untuk Pembentukan karakter generasi instansi terkait menitikberatkan menghadapi hal itu. Peran orang muda di zaman yang dipengaruhi pembangunan manusia seutuhnya tua atau generasi sebelumnya yang oleh arus informasi dan teknologi adalah membangun generasi muda mengetahui tentang budaya-budaya yang begitu pesat membutuhkan yang siap menahan terpaan badai dari yang sudah digerus waktu harus strategi dan konsep yang mumpuni. arung jeramnya teknologi modern. dihidupkan kembali. Misalnya budaya Mengingat generasi muda hari ini Semoga generasi muda masa depan gotong yang menyembunyikan adalah pemimpin masa depan pada lahir dari persiapan dan pembinaan nilai-nilai kebersamaan secata saat Indonesia mencapai puncak yang matang dari pihak pemerintah implisit sekarang ini hampir hilang di kejayaan. Sebagaimana diuraikan di dan instansi terkait. Amin… kalangan remaja. badan tulisan ini bahwa bangsa besar adalah bangsa yang menghargai *) Penulis adalah tenaga pengajar 5) CINTA TANAH AIR budaya dan sejarah negerinya. pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe Kecintaan generasi muda terhadap Oleh karena itu pemerintah dan dan dosen luar biasa pada Universitas tanah air merupakan tanggung jawab yang berlangsung secara simultan. Almuslim dan dan IAIN Malikussaleh Apabila jiwa nasionalisme sudah Lhokseumawe provinsi Aceh. terpatri di dada para remaja, maka karakter kebangsaan terbentuk dengan sendirinya. Di tengah gempuran neokolonialisme Indonesia merupakan sasaran empuk bagi para penjajah gaya baru. Ketertarikan pihak asing terhadap negeri ini bukanlah isapan jempol belaka. Di samping populasinya paling banyak Indonesia juga dikenal dengan negara konsumtif dalam berbagai produk asing. Kelemahan industri yang dimiliki oleh negeri ini membuat asing lebih leluasa dalam mengobok-obok negeri ini. Kesenangan memiliki barang barang mewah dari negeri lain telah mengubah budaya Indonesia dari mencintai produk lokal ke produk asing. Di samping itu ketahanan NKRI saat ini dalam ujian hebat baik rongrongan dari dalam maupun dari luar. Ideologi Pancasila sebagai dasar negara menjadi taruhan di masa depan. Mengembalikan rasa memiliki dan rasa cinta tanah air juga merupakan bagian dari usaha menyemai kembali nilai-nilai luhur dalam penguatan karakter generasi muda. Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 25

Mereka Berkata Untuk melindungi rakyat Penguasa hendaknya berlaku seperti air; Mengalir dari hulu ke hilir Maka ia akan menguasai rakyatnya. Untuk mengayomi rakyat Pemimpin hendaknya merendah dan mengalah; Dengan ketenangan dan kelembutan Maka ia dicintai rakyatnya. Rakyat ingin hidup damai Penguasa dan pemimpin ingin hidup permai. Jose Rizal Manua 26 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

HUMOR HIKMAH SELAMAT TAHUN BARU Oleh: Edi Kuswantono Ada kalanya yang hitam gelap membukakan merayakan tahun baru”. Romo sambil menundukkan segala yang terang, hanya bagi yang gelap akal kepala tanda menghormati kyai Dawwin, kemudian pikirannya tak dapat mengelupas terang pada melanjutkan “kami sungguh berterima kasih dan turut kegelapannya. Oleh karenanya, hindari rasa bahagia hususnya bagi ummat islam telah merayakan gelap pada orang sebelum bisa mengelupas lensa mata tahun baru kami, begitu besar toleransinya hingga gelapnya sendiri. merayakan secara husus seperti : ~ membeli dan membakar petasan Kebetulan kyai Dawwin punya tetangga romo kristen ~ membeli dan membakar kembang api katholik persis di depan rumahnya, ketika bertandang ~ membeli dan membakar ikan dalam rangka toleransi agama samawi sebagai tenggang ~ berbondong datang ke tempat hiburan rasa kemanusiaan, saling berbuat baik sesamanya. ~ berbondong ke puncak dan tempat rekreasi. Kyai Dawwin telah berada di ruang tamu dan Kyai Dawwin hanya terdiam merasa terpukul, di duduk santai, dalam keheningan terdengar dalam batinnya bergejolak mengutuk dirinya “monggo kyai, silahkan di minum dan di sendiri “iya ya, apa artinya khotbahku selama incipi sekedar kue natal kami”, tangan ini jika tidak membuat pengikutku tidak Romo Lukas mengayun mempersilkan. sadar diri?”, ah aku harus cepat ambil tindakan agar tidak lebih lama malu. “Oh, ya, matur suwun Romo!, tangan kyai lalu kyai Dawwim sambil tersenyum dan Dawwin sambil memegang secangkir kopi menutupi rasa malunya “ya begitulah Romo khas Banyuwangi yang telah disuguhkan Romo dan mencicipinya, Lalu “Romo! Tahun baru ini bangsa kita ini, senantiasa mendahulukan merayakan di mana ?”, wajahnya sambil tersenyum sesuatu yang tidak penting dan perbuatan sia- memandang Romo Lukas. sia, baiklah Romo, sementara kami mohon diri, biar memberikan kesempatan kepada saudara yang lainnya”, Romo Lukas tersenyum penuh hormat “kami belum sambil berdiri tangan kyai Dawwin segera menjulur tanda terpikir untuk merayakan tahun baru, sebab kami berpamitan Dan keduanya saling berjabat tangan erat, konsentrasi terhadap kebaktian di gereja agar ummat bersalaman sambil mengucapkan “terima kasih banyak dalam keadaan prihatin dan semoga sesama saudara Romo, perbincangan kita cukup terhibur”, lalu beliau sebangsa ini dapat kembali sadar bersatu, serta membalikkan badan sambil menganggukkan kepala, dan memperoleh perlindungan sang Maha Kuasa, justru kami Romo pun membalasnya penuh hormat. ini bersyukur kepada saudara muslim dan ummat lainnya berkenan merayakan tahun baru kami”, tangan romo Langkah kyai Dawwin memastikan telah berada di ruang kembali mengayun mempersilahkan untuk mencicipi tamu rumahnya, lalu ia langsung duduk di sofa, sambil hidangan yang ada. tengar tenger memikirkan kebenaran yang disampaikan oleh sang Romo tetangga kristen di depan rumahnya. Sedikit berpikir kyai Dawwin “oh, begitu ya, hem, bukankah Alangkah baiknya setiap tahun baru, di tempat ibadah kita, tahun baru perlu Romo rayakan bersama ummatnya juga diisi kegiatan beribadah kepada Allah tanpa mengikut sebagai tanda berterima kasih pada Tuhan?, lalu kyai sertakan kebisingan suara!?, agar hikmat, khusuk Dawwin mengambil kue lumpur sambil mengunyahnya. mengolah rasa keimanan kita kepada Allah Tuhan Yang Maha Mendengar. Romo pun segera menanggapi “bagi kami menjadi tidak penting merayakan tahun baru dan turun kejalan Surabaya, 28 Desember 2018 Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 27

Kekuasaan MENCARI PENYELENGGARA DULU Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mewacanakan: “Mahasiswa cum laude jadi PNS tanpa tes.” (Kompas.com 28/10/15). Elok saja Pak Menteri proaktif hendak mencari lulusan terbaik demi meraih sumber daya manusia unggul. http://www.teakjepara.com P ertanyaan kita, seperti banyak retorika muncul sekarang ini, mana lebih elok Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 apakah memilih calon penyelenggara negara yang pintar tapi tidak baik, atau memilih yang kurang pintar tapi baik? Idealnya tentu pilih yang pintar sekaligus baik. Namun ketika kehidupan beretika sudah jungkir balik sekarang ini, semakin sukar mencari orang baik. Tidak semua orang pintar tentu baik. Unggul akademis saja ternyata belum cukup. Pejabat yang setahu kita tergolong pintar tidak sedikit, kalau bukan semua, kini berurusan hukum. Yang sepakat memilih calon penyelenggara negara kurang pintar, asalkan baik, ketimbang pintar tapi tidak baik, punya argumentasi logik. Kalau kurang pintar masih bisa diungkit jadi lebih pintar lewat kursus, pelatihan, 28 •

CALON Oleh Dr. Hendrawan Nadesul NEGARA jawab;(3) menunda kepuasan; dan dan motivasi hidup yang seperti (4) hidup seimbang dunia akhirat. itu. Tengok saja orang sukses di dan pengayaan. Tapi kalau sudah dunia, punya sikap hidup menunda telanjur menjadi tidak baik, kendati Praksis kebenaran sebagai sebuah kepuasan. nilai idealnya sudah ditanamkan pintar, tidak mudah mengubahnya sejak anak masuk sekolah perdana. Pilar terakhir menjadi manusia menjadi orang baik? Itu maka memilih sekolah perdana berdisiplin, hidup seimbang dunia menentukan apakah pada diri anak akhirat. Mengapa nilai ini perlu juga Orang-orang bertanya, seberapa bakal tercipta pilar kehidupan ditanamkan? Oleh karena orang berdayanya gerakan revolusi beretikanya. Yang pernah saya sukses memetik bukan hanya dari mental yang dicanangkan sekarang tahu, sekolah Kanisius di Jakarta, urusan duniawi belaka. ini mengingat untuk mengubah misalnya, meminta setiap calon Kalau sukses hidup berarti hidup karakter tidak baik lebih pelik murid menuliskan sendiri ikrar yang menjadi bermakna (ketika daripada membentuknya. di atas kertas bermeterai janji kiwari semakin banyak orang tidak menyontek. Bersepakat bila merasa hidupnya tidak bermakna HIDUP DALAM KEKACAUAN ETIS menyontek berarti dikeluarkan meaningless life), maka diniscayai Anak sekolah di Amerika dalam dari sekolah. Kepribadian kalau itu tidak mungkin ditempuh tiga dasawarsa belakangan ini menyontek dimaknai sebagai belum hanya dengan mengumpulkan uang mengalami krisis moral. Mereka menjunjung tinggi kebenaran. dan harta semata. Uang, harta, tidak bisa membedakan mana kekuasaan ternyata tidak bisa yang benar dan mana yang salah. Pilar kedua, menerima tanggung membeli kebahagiaan. Maka hanya Berbohong, menyontek, berbuat jawab, membentuk kepribadian apabila seseorang sudah menjadi serong, dilumrahkan. Bukan hanya yang menyadari bahwa siapa pun “manusia selesai” yang tulus tata nilai sudah bergeser, terlebih bisa berbuat kekeliruan. Hanya mengatakan hiduplah secukupnya, sudah terjadi kekacauan etis. Benar apabila ditanamkan kesadaran enough is enough, sak madyo, maka kata orang belum tentu benar kata bahwa kalau niat awalnya benar, sumbangsihnya dalam hidup hanya saya. Kebenaran menjadi soal kekeliruan harus diterima sebagai bagi kemaslahatan orang banyak, selera. Anak didik menempuh hidup sebuah tanggung jawab. Tanpa bukan kerakusan. tanpa prinsip kedisiplinan. keinsyafan itu, anak menjadi pribadi yang cenderung cari kambing hitam. Sekolah dan pendidikan dinilai J.Scott seorang psikater dan mumpuni bila berhasil membentuk penulis buku, menulis bahwa Pilar lainnya, menunda kepuasan. calon manusia sukses, dan bukan manusia unggul itu diciptakan Anak yang tumbuh kepribadian sebagai mesin pencetak uang oleh berdisiplin hidup. Manusia berdisiplin kelihatan dari cara saja. Mestinya tercipta sosok insan berdisiplin menurut J Scott itu ia makan. Lauk yang tidak enak kamil. Tak cukup pintar saja. Dari apabila sudah tertanam empat dimakan dulu, yang enak dimakan kualitas mendidik seperti itu bangsa pilar. Keempat pilar itu seyogianya belakangan. Mengerjakan PR dulu, berharap mendapatkan insan yang tersusun pada pribasi setiap baru bermain. Pilar ini membangun baik, selain pintar, dan cerdas. individu, yakni, (1) menjunjung tinggi pribadi yang rela bersakit-sakit kebenaran; (2) menerima tanggung dahulu, bersenang-senang TARGET KEBAHAGIAAN HIDUP kemudian. Sukses hidup seseorang Belakangan ini muncul paradigma juga ditunjang oleh kualitas spirit baru. Jangan didik anak jadi orang Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 29

LuhurNiLai http://www.pngall.com kaya melainkan didik mereka brutto (PDB), jadi orang bahagia. Gagasan ini lahir dari kenyataan studi ihwal melainkan kebahagiaan, bahwa sejak tahun 50- an hingga kini, tingkat kebahagiaan bagaimana bisa manusia tidak bertambah secara linier seiring dengan kemajuan meraih product ekonomi dan teknologi. Bukti bahwa bukan uang, bukan devisa negara, happiness yang menambah kebahagian. Membaca indeks kebahagiaan brutto (PHB) di dunia, ternyata bukan negara adikuasa kaya raya yang menduduki bagi segenap peringkat tertinggi, melainkan negara kecil yang sederhana. Sebut bangsanya. saja Denmark. Bukti lain bahwa kekayaan, keadikuasaan, hanya Tercatat pula membuat bangsa lelah mengejar kepuasan yang tak kunjung selesai, bangsa yang fokus karena kepuasaan tak punya batas tertinggi. hidupnya mengejar Bangsa Amerika tak kunjung kebahagiaan dan bukan merasa puas karena dikejar oleh target untuk menjadi nomor satu devisa, tidak mengalami ia seorang terus. Orang yang selalu tak merasa puas dalam hidupnya, bukan orang fenomena berjuluk psikopat, bahagia. Begitu pula yang terjadi dengan masyarakat Singapura. “hedonic treadmill”. misalnya. Itu Negara tergolong paling bahagia ternyata bukan Amerika, Tiongkok, Ini muncul dari studi, sebab cum atau Singapura, melainkan Denmark. Kuncinya karena bangsa bahwa apabila hidup laude saja Denmark lekas bersyukur, dan ekspektasinya dalam hidup tidak terus tak berhenti belum tentu muluk-muluk. Artinya mereka sudah menjadi “manusia selesai”, mengejar kerakusan sebagai yang hari tuanya tidak harus dipusingkan oleh akibat kerakusan duniawi, semakin sukar sumber daya duniawinya. Tragis dan miris kalau di usia tua yang mestinya sejuk, meraih kebahagiaan. manusia masih dipanggil KPK. Mengapa? Oleh karena unggul kalau Kita bisa belajar dari negara Bhutan yang tidak bertubi-tubi semakin berlimpah ternyata bukan mengejar devisa, tidak terbirit- birit mengungkit product domestic uang dikumpulkan, orang baik. semakin rendah nilai uang untuk membuat pemiliknya Kalau saja setiap berbahagia. www.123rf.com calon penyelenggara negara terbilang orang baik, Tes untuk membaca orang baik berkompetensi di bidangnya, Orang pintar saja banyak. Tapi memilih pekerjaan karena orang pintar juga baik, tidak banyak. passion, dia insan yang sedang Kita lebih memerlukan orang baik, melangkah menjadi “manusia syukur-syukur juga pintar, daripada selesai”. Merekalah yang berjuluk pintar saja tapi tidak baik. Terlebih “insinyur kepribadian”, yang apabila bagi calon penyelenggara negara. menjabat sebagai apa pun mestinya Buat sebagai apa pun kita butuh tidak neko-neko. Filosofi hidupnya orang baik. sudah bulat menjadi “profesor kebahagiaan”, yang menjadikan Pintar saja ternyata tidak cukup. kedua karakternya itu sebagai bekal Untuk mengetahui apakah meraih “Oscar Kehidupan”. Bagi seseorang punya kepribadian sosok insan seelok inilah, untuk yang indah, kita bisa melakukan menuju ke situ, mengumpulkan tes psikologi MMPI (Minessotta sebanyak-banyak uang dan Multiphasic Personality Inventory). kerakusan duniawi bukanlah cara Dengan tes ini selain terbaca yang dipilih untuk menempuhnya. kepribadian, bisa disingkirkan potensi individu bermasalah. Bila Salam sehat. 30 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

Narasumber buku ini sebagian diambil dari Falsafatuna, sekumpulan konsep yang berkaitan dengan teori pengetahuan (epistemologi) dan metafisika (konsep filsafat tentang dunia) serta pemikiran para filosof Yunani; Plato, Rene Descartes, John Locke, Kant dan yang lainnya. Buku “CATATAN FILSAFAT ANI KZT” ini selalu diposting, dishare lewat media sosial FB, mendapat tanggapan dan komentar dari dosen dan mahasiswa hingga menjadi diskusi menarik. Dari mereka pula, banyak yang menyarankan agar catatan itu diterbitkan. TELAH TERBIT Rp. 70.000,- (BELUM ONGKIR) PEMESANAN MELALUI WA 0813 8371 3210 SERTAKAN ALAMAT TEMPAT TUJUAN Pembayaran melalui rekening PT. Metaforma Internusa, Bank Mandiri No Rek. : 120-00-1051038-1. Transfer sejumlah harga pemesanan, ditambah ongkos kirim. Bukti pembayaran di WA ke no tersebut. Pesanan akan dikirim ke alamat tujuan. CREATIVE COMMUNICATIONS KONSULTAN KREATIF, PENERBITAN, DESAIN PRINTING Jl. Pam I No. 7A, Cempaka Baru, Jakarta Pusat e-mail: [email protected] > http://metaformaint.blogspot.com Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 31

Padamu Negeri NEGERI KAYA, RAKYAT Oleh Edy Witanto Negara kaya raya zamrud khatulistiwa, tongkat hampir ke seluruh dunia sebagai kayu dan bambu jadi tanaman, itulah lirik lagu pembantu rumah tangga, buruh pabrik, tenaga kerja kasar dengan Koes Plus, musikus yang melegenda tahun upah murah. 1970-an; intan, emas permata berserakan, rumput laut, ikan, udang sampai batu karang Gadis-gadisnya yang sebagian menumpuk tumpah ruah tak terhitung jemari masih berusia muda dibiarkan pergi tangan. Wajah negeri burung Garuda yang begitu saja ikut mengais rezeki di gagah perkasa, anugerah dari Tuhan penguasa negeri orang, tanpa pengawasan alam dan rakyatnya terdiri atas berbagai macam yang memadai baik dari segi hukum suku, bahasa dan budaya menambah eksotik maupun bekal ketrampilan untuk keindahan bulunya kala dipamerkan pada langit bertarung di negeri asing, yang berlainan bahasa dan budaya. Dengan yang penuh gemerlap bintang. beberapa kelemahan tersebut, gadis gadis lugu tersebut di negeri orang hanya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga. Penulis tak habis pikir sesuatu yang sangat menyimpang dari ajaran agama manapun, jika wanita dibiarkan pergi begitu saja tanpa mukhrim dianugerahi piala yang bernama “pahlawan devisa”. Itulah “Indonesia negeri di atas matematika tarik suara sniper dll. Dampak dari penduduk yang mencari awan”. Kepandaian rakyat negeri Anehnya, negeri penuh berkah nafkah di negeri asing itu dengan surga tersebut tak perlu diragukan, kekayaan melimpah ruah dengan sedikit pengawasan. Banyak gadis karena telah teruji melalui event kepandaian rakyat sebagai berangkat dalam keadaan polos lugu lomba yang diadakan oleh organisasi penunjangnya, tak membuat negeri setelah pulang berubah status (tak internasional yang telah diakui ini “gema ripah loh jinawi”. Terjadi jelas) kala kembali ke negerinya, keberadaanya dan rakyat Indonesia berbanding terbalik dengan seluruh membawa seorang bayi entah sebagai juaranya, entah itu juara satu kelebihan dari negara tersebut, bapaknya siapa dan yang membuat sampai tiga besar, setiap tahun bisa sebagian rakyatnya terutama dari miris hati, yaitu gadis gadis dengan dipastikan pemuda-pemudi Indonesia pinggiran atau desa-desa bingung bekal ala kadarnya itu disiksa oleh selalu menerima medali sebagai mencari nafkah, sampai menyeberang para majikannya di negara tempat pemenangnya, baik lomba fisika ke negeri tetangga bahkan menyebar dia bekerja. Entah disebabkan 32 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

T TERLUNTA perbendaharaan bahasa atau disusupkan secara leluasa www.tobikin.com ketrampilan yang kurang memadai, memasuki sendi-sendi bahkan sebagian ada yang dihukum kehidupan masyarakat, sedang berkuasa. mati dan peran pemerintah seakan dikarenakan kran globalisasi biasa saja, kecuali jika ada media dibuka secara bebas Melihat peta secara kasat mata, yang mengabarkan dengan nyata oleh pemerintah tanpa Indonesia saat ini seperti rakyatnya baru ada tindakan secara nyata, tetapi perlindungan sama sekali mencari nafkah di negeri asing, tetap saja mengirim tenaga kerja dengan budaya bangsa hutang pemerintah yang semakin wanitanya. yang kehilangan arah, dan melambung dan perilaku generasi kebingungan mencari pasar muda yang mulai luntur rasa Dampak lain dari rakyatnya yang dengan keleluasan pemerintah nasionalisnya, penulis sangat prihatin banyak mencari penghasilan yang begitu liberal, maka para dan tulisan sederhana ini hanya dari negeri asing adalah bangsa pendakwah dengan mudah mengubah mengingatkan bagi hati yang masih Indonesia, berubah secara drastis sikap hidup masyarakat melalui bercahaya, agar ikut menguri-uri statusnya dari negara besar yang media, baik itu media elektronik bahwa negara kita adalah negara disegani dengan kehebatan pendiri atau cetak yang menyatu dengan jari kaya raya dan rakyatnya yang penuh negara, yang suaranya membuat telinga dan mata dari generasi muda, daya juang, dan bisa dikatakan dunia kalang kabut menjadi negara hingga dalam beberapa dekade tujuan otaknya sangat cemerlang adalah budak yang dipandang sebelah mata para pendakwah bisa memasuki potensi luar biasa untuk berkiprah oleh dunia. Siapa yang salah dan di kamar, ruang keluarga dan mengubah dalam percaturan dunia. Untuk itu mana letak kesalahannya? Apakah mereka menjadi sesuai maksud mari kita bergandeng tangan untuk pemimpinnya memikirkan diri sendiri pendakwah. saling ingat mengingatkan, agar dan golongannya atau ada kekuatan para penyelenggara negara sadar asing di luar sistem yang mampu Negara Indonesia yang begitu kaya betul dengan posisinya sebagai mendikte pemimpin, yang kelihatan raya pasti diincar oleh semua negara. penyelenggara negara. telanjang mata atau hukumnya masih Tujuannya diduga agar bisa diambil peninggalan penjajah, sehingga kekayaannya dengan berbagai cara, pelaksana dan penegak hukum entah itu melalui budaya dengan akhirnya bersikap seperti penjajah, memanipulasi rakyatnya, agar tidak atau pola pikir dan pola hidup rakyat ada rasa bangga lagi pada negaranya, telah tercerabut dari karakter nenek atau direbut melaui perdagangan moyangnya yang bersikap sederhana dengan membuat perjanjian yang dan “nrima ingin pandum” menjadi merugikan pihak pemerintah, atau hedonisme. dengan menggelontorkan hutang dengan diperhalus namanya menjadi Ditambah para pendakwah yang bantuan, agar sedikit banyak mampu sudah terlatih dan istiqamah mendikte kebijakan pemerintah yang Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 33

Selayang Kabar Dapoer Sastra Tjisaoek KEBUDAYAAN MENUJU KEHIDUPAN NUSANTARA GKeresahan para emericik hujan sejak Januari 2019. Super Moon atau sore tidak menghalangi Bulan Super yang nampak ketika budayawan di beberapa teman budayawan untuk posisi Bulan berada di jarak wilayah masih adanya datang menghadiri terdekat dengan Bumi, sehingga bulan purnama terlihat sangat ego kedaerahan, silaturohmi Dapoer Sastra besar atau super dengan cahaya Tjisaoek, yang diadakan di yang lebih terang. belum mencair masjid At Taqwa komplek LAPAN Meskipun tidak dapat Rumpin, Bogor. Walaupun menyaksikan Super Moon, selayaknya Sumpah dihadiri hanya sejumlah 9 orang, karena tertutup oleh rinai hujan. Namun kegembiraan dan hikmat Pemuda. Seharusnya, acara tetap berlangsung setelah silaturohmi tetap berlangsung khusuk dan penuh semangat, dengan adanya dunia sholat isya, mulai jam 20.00 mengobrol dan berdiskusi sampai pukul 01.00, dilanjut tentang kebudayaan menuju kehidupan Nusantara yang lebih digital, menjadi lebih hingga sholat subuh bagi yang baik melalui jalan Sastra: Puisi, Cerpen, Novel dan ilmu sastra. mudah berinteraksi bermalam di Masjid. dan bersinergi untuk Kegiatan diskusi budaya Dapoer menjalin semangat Sastra Tjisaoek ini bertepatan kebhinekaan. dengan momen munculnya SUPER MOON pada tanggal 21 (ka-k) Eki Thadan, Kek Atek, Beni Satria 34 • (ki-ka) Nana Sastrawan, Ca’at Fa, Abah Yoyok, Adang Albanie, Tao Hidayat, Kayfin, Uki BS. Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

Pertemuan ini sekaligus tugas kemanusiaan tersebut. hatinya dalam berinteraksi Launching dan Bedah buku puisi Diantara tugas-tugas itu adalah dengan Sang Kholik GELORA MERAH SAGA, besutan sebenarnya kita semua sedang penyair Sekeranjang Cinta Ca’at menulis Cerita kehidupan Budayawan Uki bayu sejati: Fa. masing-masing. Cerita apa yang Tampilan bukunya unik. akan kita tinggalkan untuk anak Adapun acara yang cucu dan orang orang di sekitar, Beni : Format bukunya terselenggara diantaranya: terserah kita. menginspirasi a. Orasi Sastra 2019 c. Launching buku Puisi e. Baca Puisi Orasi disampaikan oleh Pegiat GELORA MERAH SAGA Hampir semua yang hadir satu teater Uki Bayu Sedjati. Ia Penyair Ca’at Fa menyampaikan persatu baca puisi sesuai pilihan menyampaikan banyak hal latar belakang dan tujuan judul yang tersedia di buku puisi tentang budaya Nusantara menulis buku Puisinya. Penyair tsb. mulai dari Tradisi lokal, menjelaskan, bagaimana proses Bahasa Ibu, sampai semangat kreatif mulai dari menuliskan f. Menyambut sahabat Sastra, teknologi kekinian. Termasuk gagasan, menyusun kata-kata bang Eki Thadan peran penting sastra dalam bermakna sampai menjadi buku. Datang dari Jakarta didaulat membangun peradaban ke masa Boleh jadi buku ini dimaknai untuk menyampaikan apa saja depan. sebagai catatan ungkap dalam yang menarik ketika hadir Ilmu sastra dan ilmu ilmu yang makna rindu, cinta dan gembira di Komunitas Dapoer Sastra lain terbingkai dalam satu pada rasa transenden kesufian, Tjisaoek malam itu, Menurut kesatuan yang utuh, sehingga atau sekedar ungkapan picisan bang Eki Thadan, Kegiatan ini segalanya bisa dibaca untuk tanpa makna. Semua terserah semacam mencari jawaban dari kemajuan Nusantara. apresiasi pembaca. keresahan para budayawan di Bukan hanya membaca tulisan beberapa daerah. Sayangnya, atau pun huruf huruf saja. d. Bedah buku Puisi masing-masing wilayah menjadi Tidak ada spesialis siapa sektarian, ego kedaerahan, b. Pandangan & musyawarah pembedah bukunya. Semua belum mencair dan larut kesusasteraan Tantangan yang hadir menikmati suasana kedalam lautan nusantara, Penyair Masa Depan. kejiwaan masing-masing, larut sebagaimana Sumpah Pemuda. Pendiri Dapoer Sastra Tjisaoek, dalam adukan kata demi kata Dengan adanya dunia digital, Abah Yoyok, yang dikenal ketika buku puisi dibuka di seharusnya lebih memudahkan juga sebagai Penyair asal tangan masing masing. Simak untuk berinteraksi dan goblek, dalam pandangannya saja bagaimana komentar bersinergi menjalin kebudayaan menyampaikan sebagai diantara yang hadir. yang beragam dengan semangat pegiat sastra jangan sampai kebhinekaan. Tersesat di jalan yang benar, Kek Atek : Ada kekenesan anak dalam arti jangan melupakan muda yang terjebak di dalam g. Menikmati Supermoon sisi kemanusiaan yang lain. tubuh orang dewasa. Proses (baca puisi & ekspresi sastra di Tugas hari-hari juga wajib yang rumit berhasil dikelola alam bebas) tetap dilakukan, semisal tugas melalui cara ungkap yang ringan Tidak terlaksana, sebab rinai budaya, ekonomi, sosial maupun dan bersahaja. hujan terjadi hampir sepanjang religi. malam. Nana Sastrawan : Buku ini Di masa depan, mulai saat adalah catatan perjalanan h. Penutup ini pun juga sudah dirasakan kesufian penyair Acara ditutup oleh Nana yaitu adanya satu kesatuan Sastrawan, dan berdoa bersama utuh yang tidak terpisahkan Abah Yoyok : Penyair berhasil Semoga tambah berkah. Aamiin. diantara pelaksanaan tugas menyampaikan kelembutan (Kek Atek) Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 35

Kajian Sastra KRITIK Oleh Agung Pranoto W.S. Rendra dalam kumpulan sajak Blues untuk Bonie banyak mengungkap protes sosial yang menyangkut masalah agama, ekonomi, moral, kemunafikan dan hipokrisi, politik, ketatanegaraan, dan sebagainya. /1/ Taufiq Ismail. Toto Sudarto Bachtiar daiam sajak “Gadis Peminta-minta” membicarakan tema kemanusiaan Kritik keagamaan dalam sajak “Nyanyian Angsa” dan dengan maksud untuk menunjukkan betapa tingginya “Kotbah” mengungkap ketidakpuasan Rendra terhadap martabat manusia dan ingin meyakinkan pembaca bahwa para pastor yang dipandang bersikap otoriter. Selanjutnya, manusia memiliki harkat dan martabat yang sama. Taufiq dalam sajak “Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta” Ismail dalam sajak “Kemis Pagi” misalnya, berusaha Rendra mengungkap kritik sosial yang berhubungan menyuarakan perjuangan keadilan yang terinjak-¬injak. dengan ketenagakerjaan, moral, ekonomi, dan politik. Penyair mengutuk rezim Orde Lama yang dipandang Masalah pelacur tidak berdiri sendiri, namun bersangkut- telah menyelewengkan berbagai hal dan bersikap tamak, paut dengan sistem politik, ekonomi, dan moralitas sehingga menyengsarakan rakyat. masyarakat (Waluyo, 1991:236). F. Rahardi, sastrawan periode 1970-1980-an (Waluyo, Selain itu, penelitian yang dilakukan Waluyo (1991:166-177) 1991:317) melalui kumpulan sajak Soempah WTS, Catatan terhadap sajak-sajak Rendra yang terkumpul dalam Potret Harian Sang Koruptor, Silsilah Garong, Tuyul, dan Migrasi Pembangunan dalam Puisi disimpulkan bahwa sajak-sajak Para Kampret menyuarakan kritik sosial terhadap dampak Rendra menyuarakan (1) kritik terhadap dunia pendidikan, negatif pembangunan yang banyak menimbulkan berbagai (2) kritik terhadap ketidakadilan, (3) kritik terhadap masalah sosial, seperti korupsi, pelacuran, kemiskinan, keadaan politik dan ekonomi, dan (4) kritik terhadap pengangguran, gelandangan, dan nasib yang kian tidak adanya dekadensi moral. Hal itu menunjukkan bahwa menentu dari orang-orang tergusur. Bahkan Waluyo karya-karya Rendra sarat dengan kritik sosial. (1991:318) menanggapi sajak “Catatan Harian Sang Koruptor” sebagai sajak yang bernadakan kritik sosial Kritik sosial yang diungkapkan dalam sajak juga yang dengan lembut F. Rahardi mampu mendeskripsikan tampak pada karya-karya Toto Sudarto Bachtiar dan berbagai jenis korupsi yang mampu dihayatinya. 36 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

SOSIAL DALAM SAJAK-SAJAK DEFRI ANDI PITOPANG /2/ 1982:20). Kritik sosial terjadi dan berlangsung untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik, dari sesuatu Apakah kritik sosial itu? Pengertian “kritik” ialah kondisi tertentu yang telah dialami masyarakat. ‘kecaman atau tanggapan’ (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988:466). Berdasarkan pengertian kritik sosial di atas dalam kaitan Sedangkan pengertian “sosial” ialah `berkenaan dengan dengan sastra maka kritik sosial dalam sastra diartikan masyarakat’ (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan sebagai suatu sorotan terhadap segala kepincangan, Pengembangan Bahasa, 1988:855). Atas dasar pengertian kebobrokan, ketidakadilan, dan semacamnya yang terjadi tersebut, kritik sosial adalah suatu tanggapan (bisa berupa di masyarakat yang dituangkan pangarang dalam karya kecaman) terhadap sesuatu hal yang ada di masyarakat. sastra. Oleh karena kritik sosial itu merupakan sesuatu Sesuatu yang dikritik atau yang dikecam itu bukanlah yang disoroti maka kritik sosial sebagai sebuah moral sesuatu yang baik, melainkan sesuatu yang kurang secara dikhotomis dalam karya sastra termasuk dalam (tidak) baik, kepincangan, kebobrokan, sesuatu yang tidak unsur isi, bukan bentuk (tipografi). Kritik sosial merupakan berdasarkan norma-norma umum kemasayarakatan atau muatan karya sastra yang disarankan pengarang lewat norma-norma lainnya. Kritik sosial merupakan ungkapan cerita. Dengan demikian, kritik sosial merupakan muatan penilaian disertai uraian mengenai baik-buruk, benar- suatu karya sastra. salah, atau menguntungkan-merugikan suatu keadaan atau kejadian yang menyentuh kepentingan masyarakat /3/ (Sumardjan dalam Zuraida dan Rizal, 1993:214). Defri Andi Pitopang merupakan salah satu penyair muda Kritik sosial terjadi manakala seseorang itu mengalami Indonesia, yang mempublikasikan karyanya melalui media konfrontasi dengan realitas. Di dalam menghadapi besar yakni facebook. Mencermati beberapa sajaknya realitas, kesadaran manusia dapat mengambil dua pilihan, yang dipublikasikan di wall maupun grup-grup sastra di yaitu menerima atau menolak. Menerima berarti setuju, jalur facebook, ada beberapa sajaknya yang bertemakan memuja, atau bergembira. Menolak berarti prihatin kritik sosial. Sajak ”Menunggu Janji” dengan rajutan diksi terhadapnya, menyanggah, dan mengutuk. Hal yang yang mudah dipahami, menyuarakan kekesalan warga terakhir itulah yang akhirnya memunculkan suatu respon (rakyat) atas janji-janji kandidat perwakilan partai. Pada atau tanggapan yang mengarah pada pemunculan kritik era kampanya memang banyak cara yang dilakukan untuk (Saini, 1986:2). mempersuasi masyarakat. agar tergiur untuk memilih sang orator dalam pesta demokrasi. Ironisnya masyarakat Kritik sosial memiliki daya guna untuk mengantarkan begitu mudah dipersuasi, dikelabuhi, dibohongi, dengan nilai¬-nilai kemanusiaan di masyarakat. Oleh karena itu, menghalalkan segala cara, demi kepentingan pribadi dan pada setiap kritik sosial dapat disaksikan adanya berbagai kendaraan politiknya. Ketika ”Pesta telah selesai” dan macam argumentasi, tuntutan dan juga himbauan, keingingan kandidat partai politik terkabulkan (bait 1), yang kesemuanya tertuju pada sasaran esensial, yakni lagi-lagi rakyatlah yang harus menjadi korban kebohongan mencapai kondisi maksimal atau sempurna (Haesy, politikus. Selanjutnya, ketika kandidat politik benar- Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 37

Kajian Sastra benar duduk di singgasana kursi empuk, ruangan sejuk, menyetubuhkan diri secara intens pada rapat terkantuk-katuk, maka ada dua pilihan, yakni (1) keutuhan makna puisi berikut. mengabdi kepada negara dengan jujur dan gaji tetap mujur, dan (2) pongah dalam keserakahan dengan konsep HUKUM MATI DAN MISKINKAN KORUPTOR ”aji mumpung” (senyampang memegang jabatan) dengan harapan bisa menumpuk harta kekayaan secara instan, Di lidah dan pundakmu kutitip negri ini meski sebenarnya sadar, bahwa apa yang dilakukan bisa Bola panas ada di tanganmu menjadikan tidak nyaman (tidak tenang), dan KPK siap Kaulah kuasanya wahai wakilku menghadang serta menjebloskan ruang pesakitan (bait 2). Kau miliki kewenangan mutlak Lalu, ketika kepongahan/keserakahan/kesemena-menaan Membahas, menyusun, menyetujui telah membunuh nurani hingga ruang pesakitan, barulah Rivisi pasal-pasal dalam undang-undang tipikor mereka sadari: ”// Tak tampak lagi /kepongahanmu /Wajah Hukum mati dan miskinkan koruptor duka jelas terlihat /Kesedihan tinggal mendalam /…//” (bait 3). Bola panas negri ada di tanganmu Apakah kau punya niat dan tekad Jika kita mengingat kembali petuah dari tetua kita, ada Wujudkan negriku bebas tiga hal yang senantiasa ”mengoyak nafsu manusia”, Bersih korupsi yakni harta, tahta, dan wanita. Pada sajak ”Menunggu Bersih kolusi Janji” persoalan kritik sosial berada pada koridor ’harta Bersih nepotisme dan tahta’, yang membuat manusia sering lupa dengan Atau sebaliknya harapan-harapan yang dijanjikan kepada ’wong cilik’, yang sebenarnya kondisi sosial-ekonomi mereka sangat Jangan kau tersandra memerlukan bantual moril dan materiil, guna mengubah Kepentingan koruptor nasib hidup mereka. Ketika dua persoalan tersebut Hingga tak punya nyali menguasai nafsu-nafsu, tentu nafsu akan semakin Membahas pasal dan undang-undang mengikis nurani (kadar keimanan) dan tidak menutup Atau mungkin kau bahagian kemungkinan akan terseret juga kepada pemikat yang Koruptor ketiga yaitu ’wanita’. Kaum berduit sering memanfaatkan Hingga lakukan lawan selubung kelemahan wanita soal ’uang’, lalu banyak wanita yang terjebak menjual harga dirinya kepada lelaki yang tengah Dalih dan janji jangan jadikan alasan dimabuk asmara. Biar rakyat tak mendesak Undang-undang tipikor Sajak ”Hukum Mati dan Miskinkan Koruptor” masih Terkait hukum mati menyoal anggota dewan (wakil rakyat?) yang memiliki Miskinkan koruptor kekuatan penuh menyusun, merumuskan, merevisi Wallahu alam bi sawab undang-undang atau peraturan yang berlaku di negeri ini. Namun, dalam puisi ini, lebih dikerucutkan pada Padang, 18 April 2017 persoalan korupsi yang semakin menjadi di negeri ini, dan persoalan undang-undang Tipikor (tindak pidana korupsi). Korupsi di negeri ini seakan sudah menyerupa ‘pangkal Sajak ini menyuarakan secercah harapan ’wong cilik’ batang pohon yang menjalar hingga akar serabut’. Korupsi, terhadap beban berat wakil rakyat. Selain itu, pesan kritik baik dalam skala kecil (pungli) maupun super besar (dalam sosial diarahkan pada persoalan ’moral’ atau ’mental’ menggerogoti uang negara yang bersumber dari pajak wakil rakyat dalam mengemban amanah agar kokoh rakyat), telah menciderai dan bahkan menghancurkan pendirian dan tetap berpayungkan nurani tanpa tergadai; tatanan adab ketimuran. Oleh sebab itu, dalam sajak tetap berada pada koridor kebenaran yang digariskan tersebut menitipkan pesan moral agar pelaku korupsi oleh peraturan Allah (Al-Quran, misalnya), dan peraturan diberikan hukuman yang sangat berat dan bila perlu yang berlaku di negara maupun masyarakat. Mari kita 38 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

dihukum mati. cucuran keringat dan belum genap tengah bulan berjalan, uang yang diterima dari gaji pun telah habis. Pada bait Selanjutnya, kegelisahan anak-anak zaman disuarakan terakhir sajak tersebut, Defri Andi juga menyuarakan kritik melalui sajak “Rintihan Anak Zaman”. Melalui sajak atas kesewenang-wenangan terhadap alam. Perhatikan ini, Defriandi menyuarakan kritik social seiring dengan kutipan serpihan sajak yang dimaksud: “//Gurun telah perubahan zaman, ‘wong cilik’ semakin menjerit dengan dibakar/ Hutan pun dibabat/Kami menjerit bukannya sakit/ argumentasi bahwa zaman telah berubah dari era lama Kami menitikkan air mata karena merindukan matahari/ menuju era modern, namun derita rakyat semakin Demi anak cucu nanti/ Dengarlah, oh, dengar rintih menyesakkan jiwa. Mari kita nikmati secara utuh sajak di rakyat//”. bawah ini. Selanjutnya, melalui sajak “Nyanyian Anak Rimba”, Defri RINTIHAN ANAK ZAMAN Andi Pitopang menyuarakan kritik sosial yang menyangkut hubungan manusia dengan alam (bumi). Tidak disadari Dari zaman ke zaman oleh manusia bahwa kesewenang-wenangan manusia Era lama dan era baru akan berdampak juga pada alam. Padahal alam disediakan Masih tiada perubahan oleh-Nya untuk kelangsungan hidup manusia juga. Masih banyak duka Kegetiran terhadap hal tersebut sebagaimana kutipan Lihatlah kami presiden berikut: “//…/Masih saja kudengar diganggu/Tarian nyanyian tulus anak rimba /Lagu duka yang bersemayam/ Rakyat menjerit harga naik Tak ada murninya udara kauhirup/ Sedangkan daun Dulu tanam karet bisa makan nasi bersyair pada luhurnya/Di mana angkara menodai Sekarang tanam karet celana makin longgar bumi /Walau sungai masih mengalir rindu Tanah pun makin sempit /Kutegak di samping ikan ikan yang getir /Walau mendekap alam yang Kerinduan hanya bisa kami rasakan dari harapan resah /Pada tangis abad alam yang Harapan yang hampir mati lalu /…//”. Berikanlah kehidupan kami seperti dulu Seindah bunga-bunga di musim panas Di dalam kehidupan, manusia tidak dapat Gurun telah dibakar melepaskan diri dalam Hutan pun dibabat hubungan dengan Kami menjerit bukannya sakit alam. Oleh karena Kami menitikkan air mata karena merindukan matahari itu, manusia memiliki Demi anak cucu nanti Dengarlah, oh, dengar rintih rakyat Padang, 4 Maret 2017 Melalui sajak tersebut, kegetiran dalam menjalani hidup begitu pekat, nyinyir, bagai luka tersayat-sayat, dan sangat mendambakan kembalinya harga-harga murah (sebagaimana yang terjadi di era Orde Baru). Kita rasakan sekarang ini bahwa hidup semakin sulit, nilai rupiah semakin tidak berarti, gaji-gaji dalam tataran pekerjaan yang bisa dilakukan ’wong cilik’, tidak sebanding dengan Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 39

Kajian Sastra tanggung jawab terhadap lingkungan alam. Wujud menggunakan persenjataan berat seperti bom/nuklir, tanggung jawab itu, manusia dituntut untuk memenuhi penebangan hutan seenaknya, dan sebagainya pada kewajiban atau pengorbanan di dalam melestarikan hakikatnya merupakan perilaku manusia yang berdampak lingkungan hidup yang baik, teratur, dan sehat pada kerusakan lingkungan alam. (Muhammad, 1987:99). Dengan begitu diharapkan manusia bisa memecahkan masalah lingkungan hidup yang /4/ berpengaruh pada nilai kemanusiaan. Misalnya kesadaran mengatasi masalah sampah, saluran pembuangan air, Persoalan ketimpangan/problem sosial selalu hadir dalam pemeliharaan hutan lindung dan suaka alam. kehidupan manusia meskipun zaman selalu berubah. Berbagai macam persoalan tersebut menjadi sumber Hubungan manusia dengan alam harus didasarkan pada imajinasi, yang tidak akan habis digali untuk penulisan rasa suka, senang, sayang terhadap lingkungan alam. karya sastra (termasuk puisi). Artinya, karya sastra dalam Dengan rasa yang demikian itu terhadap alam, timbul konteks dinamika perubahan zaman dengan segala ‘tetek- kehendak untuk menata, memelihara, dan menjaga bengek’ polah-tingkah manusia, tentu akan selalu hadir di lingkungan alam, sehingga dapat tercipta keselarasan, tengah-tengah kita sebagai saksi perubahan zaman. keserasian, dan keseimbangan antara manusia dengan lingkungannya (Muhammad, 1987:30). Lebih lanjut Sumber Rujukan dijelaskan Muhammad, bila manusia menaruh rasa senang Haesy, N. Syamsuddin Ch. 1982. Kritik Sosial dalam Sastra dan atau sayang kepada lingkungan alam, maka manusia Seni Modern di Indonesia. Majalah Mahasiswa, 31 (VI): 20 - 26. menjadikan tanahnya sebagai kebun, tanah gundul Jakarta: Direktorat Kemahasiswaan, Ditjen Pendidikan Tinggi direboisasikan, tidak membabat hutan seenaknya, burung- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. burung dibiarkan tetap hidup di pohon-pohon, hewan liar Muhammad, Abdulkadir. 1987. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Fajar tidak diganggu, gedung-gedung terawat bersih, benda- Agung. benda bersejarah terpelihara baik, sungai dan laut tiak Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1983. Kamus Besar tercemar oleh limbah, dan sebagainya. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Lingkungan alam diberikan kepada manusia sebagai Saini, K.M., 1988. Protes Sosial dalam Sastra. Bandung: Angkasa. lapangan kerja, agar diubah menjadi kediamannya. Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Itu berarti bahwa lingkungan alam harus dipakai Erlangga. olehnya sesuai dengan tujuan itu. Pemakaian yang Verger, K.J. dkk. 1992. Ilmu Budaya Dasar, Buku Panduan tidak bertanggung jawab, tidak bersifat membangun Mahasiswa. Jakarta: Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik dan melainkan menghancurkan menurut Veeger dkk, Gramedia Pustaka Utama. (1992:36) merupakan tindakan yang tidak bertanggung Zuraida, Desiree and Rizal, Zufrina. 1993. Masyarakat dan Manusia jawab. Pembuangan limbah seenaknya, peperangan yang dalam Pembangunan: Pokok-pokok Pikiran Selo Soemardjan. Jakarta: Sinar Harapan. http://anaktujuhsembilan.blogspot.com 40 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

https:myartspaces.com Siap Menjadi Mitra Jl. Jambangan Indah I Penerbitan Buku-buku Anda Kav, 25 Surabaya 60232 Contact: 0878 5009 6750 PT BUKIT BARIS KEVRoTlOR1A. HNAoRJ.O1 / 0812 2000 5488 41 FEB-MARET / 2019

Secangkir Kopi MENYERUPUT PUISI IKHA DJINGGA Oleh Kek Atek Malam Sebilah Pedang nebas semua penghuni malam. Ternyata oleh Ikha Djingga Penyair, permasalahan ini akan diselesaikan melalui metode penyatuan dengan malam, Malam menghunus tajam sampai sampai bayangan pun hilang, menjadi Bayangan merupa kelam kelam, mungkin tersebab tak ada sumber caha- Memeluk musim kian suram ya sebagai penghasil bayangan. Dan musim pun dipeluk sebagai tujuan dari Adakah daku, dikau penyelesaian masalah. Menjadi sekedar sengau Benarkah hipotesa itu, mari kita nikmati para- Di tengah pancaroba yang mengigau graf ke dua sebagai Pembahasan atas data yang telah disampaikan oleh Penyair. Oh, Siapa tahu di paragraf ini bisa menjawab per- Malam sebilah pedang tanyaan di atas. Bulan memerah meradang Peradaban kian gersang /Adakah daku, dikau Menjadi sekedar sengau Batam, 120119 Di tengah pancaroba yang mengigau/ 22:52 --- Pada paragraf ke dua, Sepertinya Penyair Ikha Djingga menyajikan bahasan yang sedikit ada /Malam Sebilah Pedang/ Puisi besutan Ikha aroma paradoks melalui gaya bertutur dalam Djingga berhasil menyampaikan sisi paradoks bentuk bertanya: yang boleh jadi merupakan rangkaian Pen- /Adakah/ gamatan berbalut rasa dan fikir Penulis. Di sinilah kekuatan dari puisi ini. Sebab ada isti- Mari kita kuliti dan seruput permukaannya saja. lah Pertanyaan adalah jawaban. Sejatinya Penyair tidak menginginkan bahwa di musim /Malam menghunus tajam pancaroba, semisal dalam suasana musim Bayangan merupa kelam Pemilu serentak, di tahun Politik seperti saat Memeluk musim kian suram/ ini, atau musim menjelang perubahan apa pun itu, hanya sekedar menjadi sengau sengau saja. Paragraf pertama puisi di atas menorehkan Justru kudu bisa mengambil peran, misalnya Pembuka yang mengandung intisari masalah, menjadi pemotret keadaan dalam bentuk menu- tujuan dan metode sang penyair dalam men- lis Puisi tentang situasi tersebut. gungkapkan realita di sekitarnya. Malam dijadikan sebagai sumber masalah Ohya, bagaimana dengan Paragraf berikutnya bagaikan pedang terhunus yang siap sedia me- 42 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

/Oh, Jangan jangan Para Penyair juga sudah mulai Malam sebilah pedang mengumpulkan bahan inspirasi. Bulan memerah meradang Ternyata oleh Penyair Ikha Djingga : kemeriah- Peradaban kian gersang/ an fenomena Blood moon tidak dipandang bisa menyuburkan peradaban, tetapi justru menjadi Pada paragraf ke tiga bisa terpotret adanya /Peradaban kian gersang/. konklusi yang memperkuat aroma paradoks. Kemungkinan Penyair bertitik tolak pada realita Bait ke tiga ini adalah jawaban dari kegelisahan di sekitarnya sebagai acuan, bahwa di musim Penyair yg diungkapkan di Paragraf pertama. Pancaroba masih banyak diantara kita yang ha- Bagaimana tidak paradoks, mari dibaca pelan nya menjadi sengau sengau saja, bukan sebagai pelan saja agar aroma paradoksnya terasa di pengambil peran yang bisa memanfaatkan dada. Pedang Malam untuk kegiatan yang lebih ber- manfaat. Jangan jangan akan datangnya Bulan /Malam sebilah pedang/ disimpulkan sebagai merah meradang fenomena Blood moon pun /Bulan memerah meradang/ tidak menjadi perhatian yang menarik. /Peradaban kian gersang/ Wallohu a’lam. Pada umumnya jika /Bulan memerah mera- SELAMAT dang/ pastilah peradaban tidak Gersang, tetapi Pada Penyair Ikha Djingga. justru malah subur. Misalnya dengan adanya Teruslah berkarya. Bulan merah meradang pada saat Gerhana bulan penuh dengan Gejala Blood moon yang Saran: diperkirakan akan terjadi tanggal 21 bulan Data sudah terungkap, opini pun sudah. Januari 2019 ini. Pastilah fenomena Blood moon Tinggal memasukkan tersebut akan membuat peradaban menjadi diksi diksi kekinian. hm... bertambah subur: Peneliti sibuk mempersiapkan peralatan --- pengamatan, Pelancong sibuk meren- Penulis Kek Atek canakan perjalanan menuju lokasi Rumpin, 13 Januari 2019 terindah dari mana blood moon bisa dinikmati, Juru foto pun berupaya siap siap mencari lokasi tereksotik dimana sudut kamera dijepret- kan. Even organiser juga mulai siap siap bikin acara menyambut datangnya fenom- ena Blood moon. Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 43

HTi od kd oe hn WS RENDRA SANG PROKLAMATOR BERPIKIR MERDEKA Oleh Eki Thadan Karya WS Rendra akan terus hidup abadi, karena setiap karya yang dilahirkan akan mengikuti perkembangan jaman yang akan datang. Empat bulan sebelum wafat 6 Agustus 2009, penulis mewawancarainya. 44 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

Rendra, seniman Kurdi, dan lain-lain. Ketika Katoppo, wartawan senior besar itu terlahir kelompok teaternya kocar- harian “Sinar Harapan. 7 November 1935 kacir karena tekanan politik, ia sebagai Willibrordus memindahkan Bengkel Teater Karakter bangsa yang kuat, Surendra Broto Rendra. Ayah di Depok, Oktober 1985. independen dan mandiri dan ibunya keturunan ningrat. sangat langka di negeri yang Raden Cyprianus Sugeng Sejak tahun 1977 ketika ia berpenduduk 265 Juta jiwa, Brotoatmodjo, seorang guru di sedang menyelesaikan film WS Renda salah satunya. Apa Yayasan Kanisius di kota Solo. garapan Sjumanjaya, Yang yang sudah ditulis oleh Rendra Muda Yang Bercinta ia dicekal saat ini, mungkin tidak berarti Sejak TK hingga SMA, Rendra pemerintah Orde Baru. Semua apa-apa, tetapi kelak, bisa jadi bukan anak yang bisa tahan penampilan di muka publik WS Rendra mendapat gelar lama berdiam diri dan patuh dilarang. PAHLAWAN, sebagaimana tanpa membantah. Sejak RA Kartini menulis surat masih bocah, Rendra memang Walaupun dilarang, WS Rendra kepada sahabatnya di Belanda, seorang pemberontak. Dia sebagai dramawan, penyair, setelah dibukukan berjudul menemukan pelepasan dan pemain teater, sastrawan, “Hebis Gelap Terbitlah Terang” kebebasan dalam teater. Kata budayawan sudah melahirkan menginspirasi kaum wanita D.S. Moeljono, sobat masa banyak karya yang memotret menuntut emansipasi dan kecilnya menuturkan, dikutip nilai-nilai budaya, sosial, kesetaraan gender. majalah Tempo, Maret 1971. hukum, politik dan berbagai peristiwa yang terjadi di Karya WS Rendra akan terus Seorang pemberontak tak tengah-tengah masyarakat di hidup abadi, karena setiap bisa ‘ditertibkan’, Rendra sekitarnya, setiap syair yang karya yang dilahirkan akan terus membangkang. Namun ditulis membuat penguasa saat mengikuti perkembangan pada ibunya, Raden Ayu itu ‘kebakaran jenggot’. jaman yang akan datang, Catharina Ismadillah, Rendra perkembangan yang menemukan orang yang Rezim Orde Baru bersusah membelenggu dari kebutuan sepenuh hati mendukungnya. payah mengengkang perubahan peradaban jaman. Kasih sayang sang ibu yang ilham yang diperoleh dari Sebagaimana SOEKARNO terus dia kenang seperti dia penglihatan, perenungan terkerangkeng dalam penjara tuangkan dalam puisinya, spiritual yang dirasakannya. dalam menyampaikan Balada Orang-orang Tercinta. “Rendra tidak mau tunduk kemerdekaan negeri ini, dan patuh dengan kekuasan yang mungkin saja, pada masanya Di tahun 1967 ia mendirikan membelenggunya, baginya WS RENDRA menjadi sang Bengkel Teater di Yogyakarta. budaya itu seharusnya hidup proklamator kemerdekaan Melalui Bengkel Teater itu, dan berakar dari masyarakat berpikir merdeka, independen melahirkan banyak seniman untuk membentuk karakter dan mandiri dalam berkarya antara lain Sitok Srengenge, bangsa, dan itu tidak boleh yang berbudaya. Radhar Panca Dahana, Adi dibatasi,” kata Aristides Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 45

Budaya Daerah MENGENANG “TONGKATOleh Edi Kuswantono Tepat dini hari, cahaya syahdu bulan purnama begitu cemerlang, menyaput wajah bumi, awan putih berarak menghias langit. Tak terkecuali angin pun mengelus lembut ke sekujur tubuh. Dingin menembus keheningan malam. Hidup ini hanya sehari. Siapa yang tidak dengan wajah tengadah menatap purnama, menghadap sang rembulan, ia tidak lalu berteriak lantang, bagaikan sastrawan akan mengetahui keadaan cahaya seniornya ABDUL HADI WM. yang sedang dirinya. Yang ditemui hanya bayangan membaca puisi. gelap, lupa tentang hal ihwal diri sendiri dan dunia ini menjadi mendung menutupi Oh.... Sang Rembulan....! kecemerlangannya. Oleh karena itu rebahkan Engkau adalah wakil Tuhan hati pada malam purnama, agar berseri esok Catatkan NIAT kami kedepan pagi. Dukung kami mencari bekal Demi kehidupan masa depan Panorama saat purnama tiba di bukit pasir keemasan pantai utara Pulau Madura, sebagian Kami tahu sketsa wejangan warga desa bersama keluarga dan sanak Tentang konsep “agaik bintang gaggar bulan” kadang menumpahkan keluh kesah setelah (menggait bintang jatuh rembulan) perjalanannya di siang hari, mengurai serat Dari perwujudan “pagaikna janor koning” jiwa yang sedang kusut, oleh sebab kenangan (penggaitnya janur kuning). yang lalu. Di atas hamparan pasir itu pula Sebagai sikap yang tetap kami pegang anak-anak yang tumbuh menjadi generasi hari ini, bersenda gurau tertawa lepas tanpa Sekalipun nasib belum bisa kami tebak dosa. Kami pun para pemuda-pemudi duduk Namun hidup selalu “abantal ombak” (berbantal bersama saling melempar senyum keindahan, ombak) bercengkerama mencari tahu bagaimana Istirah pun senantiasa “asapok angin”, keadaan nasib akan datang yang bakal (berselimut angin) ditemuinya. Begitulah hidup kongkrit “salanjangnga”(selamanya) Tiba-tiba salah satu di antara pemuda- pemudi berdiri sambil mengangkat tangan, Aku yang dungu tidak tinggal diam 46 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

MAN JUWA” Wahai saudaraku ....! Kau adalah cikal bakal citra Ambunten Kusaksikan kata ada di dalam Bangunlah kepribadianmu dengan kemandirian Tidak sanggup untuk diutarakan Malulah terhadap keadaan diri kesepian Menyangkut visi pengalaman Karena Tuhan pun hidup dalam kesendirian Sesungguhnya kita semua tiada perbedaan Tak lama kemudian tepuk tangan riuh Seluruh mahluk tercipta tiada kekuatan mengiringi serpihan sajak-sajaknya, bagai Hanya bagi pencapai intelektual kemurnian butiran pasir tertiup angin membumbung tinggi, Akan mampu merangkum semua perbedaan lalu menyatu terciptalah gundukan di sepanjang pantai tempat meramu seluruh kasih sayang. Kemuliaan derajat bukan kata-kata Takwa bukan sekedar berbicara Malam makin larut, angin dingin menyusup Tetapi buat diri kita agar bisa menyelam dari ujung kaki hingga keujung rambut, tak Supaya nyata jiwa menyatu dengan alam kuasa sang purnama pun merunduk bersujud. Keadaan mereka terasa puas menghibur diri. Kau tidak patut mempersoalkan hal yang lalu Satu persatu mulai bergegas untuk kembali Sebab tiap diri hidup berjalan terus berlalu pulang kepangkuan sang malam. Perjalanan Menjunjung tinggi atas akal insani utuh purnama ini merupakan pengalaman sebagai Bukanlah insan sombong diri dan angkuh bahan renungan masa pencarian jati diri. Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 47

Budaya daerah Pagi telah membuka kelopak mata. Hidup Oh,Tuhanku Allah Robbul Alamin, berikanlah telah mengetuk pintu kehidupan. Deru dan beliau tempat sejahtera di sisi-Mu. Aaamiiin! asap mesin auto mengepul, namun sebagian Kini tibalah giliran keadaan kita, sebesar apakah merasakan betapa sesaknya nafas kehidupan manfaat dan tekad dalam menjalani hidup dan ini. Keadaan menjadi gaduh, tidak terpikirkan, kehidupan ini? Ya! Dari masing-masing diri kita, seberapa banyak telah mencemari, demi seharusnya terus-menerus mengevaluasi apa ketukan nada kehidupan setiap harinya? saja pada masa lampau, dan pada masa kita Begitulah sebuah keyakinan hati untuk tetap ini hendaknya mengoptimalkan kesempatan. semangat berkarya, selagi bisa hendaknya Sesungguhnya tidak ada waktu untuk bermain memberikan sesuatu terbaik kepada siapa saja. bagi setiap generasi, konsep masa adalah untuk mendidik pribadi “beribadah/beraktivitas” Mengenang ketukan “tongkat man Juwa” adalah dalam suasananya yang membahagiakan. Telah irama detak nadi dzikir batinnya, merupakan lama kita didoktrin bahwa masa anak-anak tumpuhan kekuatan hidup dalam keadaan adalah masa bermain-main. Doktrin inilah kekurangan dan kelemahan. Sedikit pun ia tidak yang mengarah kepada jalan melemahkan pernah mengeluhkan keadaan dirinya. Hidup “akidah/keyakinan” generasi menjadi rapuh dan dan kehidupannya selalu tawakkal kepada Sang mudah patah, sehingga dalam masanya kini Maha Kuasa. Namun dari bilik hatinya paling terjebak pada kondisi kerugian. Kita tidak bisa dalam ia berseru bahwa: “nasib baik bukanlah menyalahkan juru penerang membawa lentera di dunia ini, dunia jelas nyata tidak kekal dan pengetahuan seadanya, dan sudah saatnya bagi gelap seperti keadaan dirinya, tetapi siapa kita berpikir lebih aktif, demi kebaikan generasi yang mempunyai keyakinan bakal terbit terang berikutnya. kelak di akhirat”. Sebagaimana “tongkat Nabi Musa” Allah telah memerintahkan: “Lemparkan Firman Allah “Demi masa” tongkatmu hai Musa!”. Artinya, segala tumpuan tidak bisa dimaknai sebagai kekuatan selain dari Allah segera dilemparkan sumpah Allah, tetapi lebih atau dibuang. Kedua hal ini, kiranya patut kepada “masanya di mana kita renungkan, serta kilas balik terhadap kita berada”. Kesempatan perjalanan kita selama ini. “Seberapa teguh adanya pergantian siang dan keyakinan kita kepada Allah, terhadap gejolak malam tidak boleh disia- hidup dan kehidupan ini?” siakan. Perjalanannya ada suri tauladan yang bisa kita ambil Lintasan tongkat hidup “man Juwa” telah agar tidak dalam keadaan memberikan motivasi semangat bagi generasi. kerugian. Beliau telah memperlihatkan ketekunan tentang kepastian mencapai “tujuan” dan selalu tepat Banyak seruan Allah terhadap keadaan “waktu” sasaran, “keinginan” atau “kehendak” mencapai ini, karena di dalamnya banyak ayat-ayat agung tujuan menjadi tekat dan harapan cita-citanya, memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan serta “kekuatan” dan “keteguhannya” telah dibuktikan setiap hari, dalam melaksanakan kewajibannya. Itulah tiga unsur “NIAT” yang menjadikan kekuatan hidupnya, tidak perduli turun hujan maupun terik matahari siang. 48 • Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019

cahayanya, kecuali yang angkuh tidak mau kebersamaan, berlindung di balik gedung dan jubah kebesarannya. Ingatlah bahwa Allah memanggil kita adalah: “barang siapa yang bertakwa, bukan barang siapa yang Alim atau keturunan ini dan itu”. Memang beriman itu tidak mudah, perjalanannya sungguh sulit, tempatnya jauh dan licin berliku-liku, kecuali bagi mereka yang mau mencari dan menemukan jalan rahasianya yang bisa melipat jarak. kita. Sesungguhnya inilah harta paling berharga, Rasa keimanan diibaratkan seperti ketukan oleh karenanya kita tidak boleh lengah ikut tongkat “man Juwa”, memberikan inspirasi orang tertipu terhadap nikmatnya masa, irama nada keimanan yang teguh, mengetuk karena hal itu merupakan masa mencari bekal hati untuk melaksanakan kewajiban berbuat masa depan (akhirat). Apalagi terhadap masa baik kepada siapa saja. Beramal soleh anak-anak kita adalah pencarian bekal masa merupakan batu loncatan untuk saling berbagi, depannya, bukan untuk masa bermain, tetapi saling mengingatkan, serta saling mengisi masanya berpendidikan ilmu pengetahuan. kebenaran. Keteguhan jiwa “man Juwa”, dapat Karena Rasulullah pun bersabda “menuntut menjadi suri tauladan bagi kita agar tetap ilmu wajib dari sejak lahir hingga ke liang bersabar, sebab sabar adalah tempat paling lahat”, dan tidak satu pun dasar menyatakan mulia menjadi kekasih “Tuhan”. bahwa anak-anak adalah masa bermain, kecuali salah kaprah. Cara efektif memperbaiki Hari-hari seperti biasanya “man Juwa” generasi, hanya menyiasati mengubah cara kita menelusuri jalan setapak. Tak peduli langit berkomunikasi dan mengoptimalkan suasana menjatuhkan terang atau menenggelamkannya. waktu atau masa dalam bersilaturrahmi, Entahlah semua hanya merupakan guratan antara orang tua dan anak muda. Sudah untuk mendukung gairah kehidupan. Sekali lagi tidak zamannya lagi kita mempertahankan ini hanya sebuah guratan. Goresan dari setiap keangkuhan, merasa lebih dari yang lainnya. diri kita yang hidup, karena setiap diri kita ada Sudah tidak ada zamannya lagi kita merasa peran yang harus dijalankan, antara tua dan lebih alim, pintar, kaya, keturunan ini dan itu, muda, lelaki dan wanita, melihat dan tidak tetapi lengah terhadap generasinya sendiri. melihat keadaan dunia. Marilah kita lihat bersama sama ketika sang Tanpa terasa langkah “man Juwa” saat itu purnama hadir. Semua kebagian limpahan telah sampai di pojok simpang tiga jalan Desa Ambunten, suasananya tidak seperti hari-hari biasa, hingar-bingar dan lalu-lalang kendaraan para pengunjung kerapan sapi terhambat oleh musik “Saronen” (musik pengiring sapi karapan). Hari ini adalah hari minggu event “kerapan Sapi”, banyak orang bergerombol, termasuk pemuda dan pemudi sedang Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019 49

Budaya daerah berbincang-bincang, bersenda gurau seadanya. budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia yang tidak dibina oleh agama sebagai alur cerminan Saat “Man Juwa” melintas, terdengar satu diri sebelumnya?” Seharusnya apa yang dilihat kata yang mengiang keras di dalam kendang sekarang ini tentu ada juga sebelumnya, telinganya. Gema suara itu berasal dari debat sedangkan apa yang sebelumnya diterima kusir para pemuda dan pemudi desa yang seharusnya diterima pula pada masa sekarang. bergerombol di pinggir jalan. Salah satu di antara mereka dengan lantang berbicara Perasaannya menjadi kacau dan gundah, keras, “tahukah kalian apa ‘CERMIN DIRI’ itu?” melanjutkan aktivitas sehari-hari atau keadaan Mendengar kata itulah beliau menghentikan ini dibiarkan berlalu, dengan berpikir adanya langkahnya, terdiam berdiri di tepi jalan persis beban moral terhadap generasi, “aku harus di depan anak muda berkumpul, mencoba mengatakan yang seharusnya dikatakan”. berfikir keras atas gejolak yang mempengaruhi Meskipun tidak dapat melihat, akan tetapi langkahnya, dan dari dalam benaknya masih ada penglihatan yang menyatu dengan terbesit bahwa “diri siapa yang tidak bisa pendengarannya yang bisa menjadi media membinasakan dirinya saat bercermin?” Lalu simpati dan empati menyampaikan kewajiban kepada diri sendiri ia bertanya tanya, “adakah berbuat baik demi kecemerlangan generasi. 50 • http://jadiberita.com Vol 1. No. 1 / FEB-MARET / 2019


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook