Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 00-1-0 Naskeh Akademik Profil Pelajar Pancasila 8 Januari 2020

00-1-0 Naskeh Akademik Profil Pelajar Pancasila 8 Januari 2020

Published by MUHITUL HIMAM, 2021-11-02 05:04:51

Description: 00-1-0 Naskeh Akademik Profil Pelajar Pancasila 8 Januari 2020

Search

Read the Text Version

A1 Karakteristik Perkembangan Anak dan Remaja ahun 10-12 Tahun 12-15 Tahun 15-19 Tahun a  Loncatan  Periode kematangan  Kemawasan diri tulang dan seksual dengan citra tubuh n tinggi pertumbuhan anak dalam waktu singkat. masih terus berlanjut. a perlahan. perempuan menuju  Banyak berkutat dalam  Remaja perempuan pemikiran tentang citra yang mengalami gigi menjadi remaja dimulai. tubuh. pertumbuhan yang lebih lambat merasa en secara  Motorik kasar semakin  Pertumbuhan remaja lebih puas dengan citra perempuan mulai dari tubuh mereka terkoordinasi dengan usia rata-rata 10 1/2 dibanding dengan tahun. Menstruasi remaja yang an rasa baik (berlari, pertama rata-rata pertumbuhannya dini. dimulai saat usia rata- keberhasila melompat, melempar rata 12 ½ tahun okus pada dan menangkap, k yang lebih menendang, memukul g bola dengan tongkat, an motorik dan dribble bola, dsb). uari 2020 78

 Mulai mengenali serta mulai memiliki  Tulisan m huruf-huruf dan kata yang familiar kedalaman makna. lebih kec  Mengerjakan sesuatu  Perkembangan motorik mudah d terkait diri sendiri kasar:  Gambar misal berpakaian,  Dapat berpakaian dan mandi sendiri, lebih ter menyikat gigi. berganti pakaian dan deta  Dapat berjalan di balok keseimbangan. sendiri mulai m  Permainan yang lebih kedalam  Dapat mengancingkan baju terorganisir dan  Perkembanga dan resleting. bersifat fisik menjadi kasar:  Dapat menggunakan lebih sering dilakukan,  Permain perkakas dan alat sederhana. seperti kejar-kejaran, lebih ter  Menggunakan toilet petak umpet, dll. dan bers sendiri menjadi  Perkembangan fisik lebih jelas terlihat. dilakuka Pertumbuhan fisik tidak hanya dalam kejar-kej tinggi dan berat umpet, d  Lebih sibuk da dapat sering m insiden sepert memar, dsb.  Memiliki seler yang baik, dap

menjadi  Waktu merespon (namun perubahan cil dan stimulus (contoh reaksi tubuh dapat baru mulai dibaca. menangkap bola yang dari usia 15 ½ tahun). menjadi datang ke arahnya)  Remaja perempuan rorganisir meningkat, yang yang matang dini ail serta berkontribusi pada cenderung lebih rapuh memiliki perkembangan pada permasalahan man makna. kemampuan motorik. seperti merokok, an motorik  Perkembangan minum minuman motorik halus beralkohol, depresi, nan yang meningkat; dapat kelainan makan rorganisir terlihat dari (bulimia, anorexia, dll), sifat fisik kemampuan gambar citra diri negatif, i lebih sering anak yang pengucilan, perilaku an, seperti menunjukkan submisif, dan jaran, petak penempatan obyek ketidakpopuleran dll. atau sudut pandang antara teman-teman. an aktif, diagonal, obyek-obyek  Pertumbuhan remaja mengalami yang tumpeng tindih laki-laki mulai di usia 12 ti jatuh, dan garis konvergen ½ tahun, namun lebih (gambar obyek/garis umum di akhir jenjang ra makan yang menuju ke satu SMP. Pertumbuhan pat titik). fisik remaja perempuan 79

badan, namun juga dikenalkan pa perkembangan otot, makanan baru lemak, dan tulang.  Umumnya me  Umumnya lebih kondisi keseha menyukai makanan lebih baik dari yang dimasak secara sebelumnya. sederhana (tidak banyak bumbu), tapi mulai menerima pilihan makanan yang lebih beragam; dapat mulai memiliki nafsu makan yang lebih besar

ada varian lebih awal dibanding u. remaja laki-laki. emiliki  Rambut sekitar atan yang kemaluan berkembang, i usia diikuti dengan pertumbuhan rambut di tubuh. Perkembangan biasanya lebih awal pada remaja perempuan dibanding remaja laki-laki.  Untuk remaja laki-laki, suara menjadi lebih rendah, rambut di kumis dapat mulai tumbuh.  Terdapat berbagai macam variasi di permulaan dan akhir dari pubertas.  Perkembangan fisik tidak banyak 80

Kognitif  Perkembangan  Berada di tahap  Berada di ta bahasa terus operasional konkret operasiona berlanjut menurut Piaget. Mulai menurut Pi bisa melakukan operasi bisa melaku  Cara belajar salah konkrit dan bernalar konkrit dan satunya dengan secara logis selama secara logis permainan berpura- penalaran dapat penalaran d pura/ imajinasi diterapkan pada contoh diterapkan yang konkrit atau spesifik contoh yan  Memiliki persepsi dalam kehidupan sehari- atau spesifi sendiri mengenai hari dan dapat dilihat kehidupan lingkungan, melihat olehnya. dan dapat d dari perspektif diri olehnya sendiri  Pemikiran menjadi lebih logis, yang membantu  Mendapatk  Berkembang anak mengkategorisasikan pencapaian kemampuan untuk obyek dan ide. an yang ber membedakan kontrol diri tampilan (sesuatu yang seolah tampak seperti aslinya) dan

ahap  Kemampuan mempengaruhi  Tahapan kognitif perkembangan di operasional formal al konkret perencanaan aspek lainnya, Piaget, dengan tergantung dari faktor pemikiran yang iaget. Mulai berkembang. sosial dan kognitif. abstrak, idealis, logis,  Berpikir konkrit penalaran hipotetis- ukan operasi  Makin meningkatnya berkurang dan menjadi deduktif, pemecahan lebih abstrak, idealistik masalah yang n bernalar penggunaan dan logis; penalaran kompleks, dan hipotetis-deduktif, berpikir kritis. s selama pengulangan dan penyelesaian masalah yang lebih kompleks  Dapat berpikir secara dapat pengorganisasian dan kapasitas berpikir hitam putih dan kritis makin menoleransi area pada sebagai strategi berkembang. abu-abu.  Pemikiran abstrak lebih ng konkrit mengingat. berkembang termasuk  Lebih rasional dalam memikirkan mengambil ik dalam  Dapat mengaplikasikan konsekuensi dan hal- keputusan, sehari hari beberapa strategi hal yang tidak eksplisit memecahkan dilihat mengingat sekaligus. (kepercayaan, spiritualisme). kan rasa  Dapat mengaplikasikan n/keberhasil strategi elaborasi rfokus pada dalam mengingat i (menciptakan hubungan antara beberapa hal yang 81

kenyataan. (Contoh:  Dapat fokus ke lebih dari  Otak meng periode krit anak dapat satu karakteristik obyek perkemban dimana are mengenali seseorang konkret. berfokus pa penetapan yang memakai  Atensi menjadi lebih memproses tengah berk topeng tokoh selektif dan adaptif.  Ingin meng superhero adalah  Dapat menggunakan penjelasan dari terjadi bukan tokoh pengulangan dan di sekeliling mencari fak sebenarnya). pengorganisasian sebagai penalaran m berkemban  Atensi/ fokus terus strategi mengingat. keingintahu besar. meningkat, walaupun  Mulai bisa membuat  Kemampua masih sering perencanaan tetapi logis dan ob makin berk teralihkan pertimbangan waktu atau  Mampu fok  Kemampuan ruang masih belum sesuatu dal yang lebih l mengingat kembali berkembang. peristiwa yang sudah  Memiliki keterampilan terjadi, mengingat Matematika yang lebih rutinitas/pola kompleks. berulang, dan  Penulisan alfabet yang mengingat peristiwa- terbalik mulai berkurang. peristiwa penting makin meningkat.  Berkembangnya  Memahami bahwa inteligensi emosi: huruf dan suara

galami tidak terkait untuk  Menurut tahap masalah dan analisis perkembangan kognitif situasi. tis dalam membantu Piaget, usia 11 tahun-  Lebih mampu akhir remaja berada memberikan alasan ngan, mengingat). dalam tahap formal- atas pilihan mereka, operasional, dimana termasuk hal-hal ea yang  Basis pengetahuan remaja telah mampu yang benar dan membayangkan situasi salah. ada jangka panjang tanpa harus  Memiliki kebiasaan mengalaminya sendiri, belajar dan bekerja tujuan dan berkembang dalam proposisi abstrak, dan yang lebih jelas. peristiwa yang  Memikirkan (lebih s informasi ukuran dan hipotetis serta peduli) terhadap menalarkan peristiwa rencana jangka kembang. pengorganisasiannya. tersebut dengan logis. panjang-pendidikan Hal ini tampak dari lebih lanjut atau getahui  Berkembangnya kemampuan remaja karir. menyelesaikan masalah  Dapat menikmati atau alasan regulasi diri kognitif secara verbal, berpikir perdebatan dan tentang pemikirannya berargumen. inya hal-hal (monitoring dan yang lebih kompleks  Memiliki rasa (metakognisi). kesadaran/kepedulia gnya, melakukan usaha- n yang tinggi. kta; usaha dalam rangka makin mencapai tujuan), ng; namun masih belum uan semakin konsisten, kadang masih berlama-lama an berpikir dalam usahanya. byektif  Berkembangnya kembang. inteligensi emosi: kus pada  Kemawasan diri, lam waktu memahami lama perasaan sendiri. 82

terkait secara  Kemawasan diri,  Memiliki ke sistematis. memahami diri Matematik  Menghitung jumlah sendiri. seperti pen benda sampai dan pengur sepuluh atau lebih  Empati terhadap mulai mena  Mampu melakukan perasaan orang lain. konsep per penambahan dan pembagian pengurangan  Regulasi emosi. sederhana. Menahan gratifikasi (impuls  Otak mulai  Mulai bisa untuk mendapatkan hal yang lingkungan mencontoh yang makin beberapa huruf dan diinginkan tanpa angka serta bentuk- mempedulikan situasi dan  Otak mulai bentuk geometri membangu  Mulai memiliki kondisi). untuk renta kepekaan waktu yang makin (lebih paham konsep dan beraga hari ini, kemarin, perspektif. besok dan berapa lama kira-kira satu  Menyukai m jam.) menulis, da  Mengetahui tentang menggunak hal-hal yang serta refere  Mulai menu hobi.

emampuan  Empati kepada  Mampu menunjukkan  Dapat terlalu kritis pada orang dewasa a dasar perasaan orang pemikiran kompleks jika dinilai tidak melakukan hal yang nambahan lain. (HOTS) dalam situasi dianggapnya “adil”. rangan serta  Regulasi emosi non-emosional, kurang angkap  Pemikiran menjadi mampu dalam situasi rkalian dan lebih logis, lebih emosional. n. mampu  Adanya perkembangan merespon mengkategorisasi pada fungsi eksekutif akademik obyek dan ide. (kontrol efektif dan n menantang  Berdasarkan 4 tahap pemikiran fleksibel), perkembangan kognitif seperti mengontrol un kapasitas oleh Piaget (1980), perhatian, mengurangi ang fokus anak rentang usia 7-11 pikiran yang n panjang tahun berada dalam mengganggu, fleksibel am tahap operasional secara kognitif, konkrit, dimana membuat keputusan, membaca, pencapaian utamanya dan berpikir kritis. an adalah perbaikan  Mengeksplorasi kan buku kemampuan berpikir kemungkinan dan ensi. logis. Anak dapat memprediksi apa yang unjukkan memahami dan dapat terjadi. mengaplikasikan  Menyelesaikan operasi logis atau masalah dengan 83

digunakan sehari-hari  Memaham seperti makanan, usaha mem uang, dll. hasil  Berdasarkan 4 tahap perkembangan  Lebih sensi kognitif oleh Piaget tayangan ke (1980), anak rentang usia 2-6 atau 2-7 tahun berada dalam tahap praoperasional, dimana anak belajar menggunakan simbol-simbol seperti kata dan angka untuk merepresentasikan dunia sekelilingnya, memandang dunia dari perspektifnya sendiri, pemikiran egosentris.

mi bahwa konsep ke dalam membuat hipotesa mpengaruhi pengalaman, melihat (bagaimana jika) dan itif pada ekerasan. hubungan, dan mengujicobakannya. pemikiran tidak lagi  Mulai memiliki terpusat, namun penalaran deduktif pemecahan masalah (kemampuan untuk terbatas pada hal yang menarik kesimpulan konkrit (objek yang ada yang pantas/masuk di hadapannya dan di akal dari fakta-fakta situasi yang sudah yang ada). dikenalnya).  Bertambahnya ketertarikan pada ide- ide, nilai-nilai dan isu- isu sosial, seringkali dengan pemahaman yang sempit dan opini dogmatik.  Menginterpretasikan kepribadian orang lain (menggunakan informasi sebelumnya, mendeteksi perilaku dari berbagai situasi, 84



dan mencari penyebab lebih kompleks dan dalam dari munculnya perilaku).  Ketertarikan yang intens dalam musik, pakaian, rambut dan penampilan diri (terutama pada anak perempuan).  Egosentrime remaja: terdiri dari imaginary audience dan personal fable. Imaginary audience yaitu mempercayai adanya penonton imajiner, bahwa orang lain juga tenggelam/sibuk memperhatikan dirinya (contoh: pemikiran bahwa semua orang sedang melihat dan 85



memperhatikan saya). Personal fable, kepercayaan bahwa dirinya sangat unik, spesial (contoh: tidak ada orang yang memahami saya) dan dirinya tidak terkalahkan (saya tidak akan terluka).  Mampu memahami sudut pandang orang lain, namun cenderung egosentris.  Rentang atensi yang makin panjang dan kemampuan untuk fokus.  Ingin melakukan yang terbaik di sekolah dan aktivitas-aktivitas lainnya, walaupun terkadang 86

Sosial Emosional  Mulai menunjukkan  Sebagian besar sudah  Lebih sensitif kesadaran sosial (kemampuan memiliki teman akrab. dan dapat ce memahami perspektif orang lain  Menyukai buku-buku dan terlalu kritis p dan menerapkannya dalam interaksi cerita-cerita. sendiri. dengan orang lain)  Kadang terlibat  Ketakutan tid  Banyak berpikir ingin menyenangkan argumentasi dengan anak- beralasan mu orang dewasa anak lain, namun juga berkurang da  Mudah merasa malu menunjukkan kemampuan kekhawatiran bekerjasama/partisipasi beralasan dalam permainan dengan  Dapat mulai teman tertentu. berargument  Pembentukan konsep diri menolak perm yang sudah mulai dapat atau instruks

menutupinya dengan bersikap cuek.  Etnik minoritas belajar menyesuaikan dengan dua sistem di lingkungannya, kulturnya sendiri dan kultur yang dominan tempatnya tinggal. f, dramatis,  Keberhargaan diri  Mulai membentuk  Proses membangun enderung identitas terus pada diri meningkat identitas dan bersiap berlanjut, lebih intens di masa dak (dipengaruhi untuk masa dewasa, remaja tengah atau ulai remaja akhir an memiliki merasakan posisi meningkatnya konflik dibanding remaja n yang awal. Internal diri, tertinggi/paling tua di dengan orangtua, konsep diri yang tasi dan terbangun dari mintaan usia anak-anak). walau masih interaksinya dengan si, walaupun lingkungan dan  Mampu membedakan menempatkan nilai antara keberuntungan yang kuat pada dan usaha sebagai keluarga, penyebab kesuksesan meningkatnya dan kegagalan, cepat ketertarikan pada menjadi kritis terhadap teman-teman sebaya orang lain. dan keresahan untuk 87

 Kemampuan mengidentifikasi sifat-sifat pada akhirny memprediksi, pribadi dan mematuhiny menginterpretasi, membandingkan diri  Mood yang d dan mempengaruhi dengan orang lain. berubah-uba reaksi emosi orang  Emosi yang berkaitan  Meminta kas lain meningkat. dengan rasa bangga dan dan pengerti bersalah bergantung dari orang-orang  Bergantung pada rasa tanggung jawab dan terdekatnya. bahasa untuk pencapaian.  Lebih mudah mengekspresikan  Menyadari bahwa membangun empati. seseorang dapat pertemanan, merasakan lebih dari satu memiliki tem  Kepercayaan dan emosi di saat bersamaan. yang berjenis perilaku berdasar  Memperhatikan lebih sama, dan m stereotipe jenis banyak petunjuk dalam kelompok pe kelamin terus menginterpretasikan  Cenderung m meningkat. (Contoh: perasaan orang lain sekolah dan kepercayaan bahwa (ekspresi wajah, situasi, menceritakan anak laki-laki suka dan memori dari banyak hal-h main bola sedang pengalaman sebelumnya). terjadi di sek perempuan main  Memahami bahwa tiap  Mulai menun permainan orang dapat memiliki kepribadian y memasak). perspektif yang berbeda. berbeda den

ya  Memiliki beberapa diterima oleh teman- keberhargaan diri a. kumpulan strategi teman di menjadi isu penting. dapat dalam meregulasi lingkungannya.  Interaksi antara ah. emosi.  Remaja perempuan orang tua dengan sih sayang dapat membentuk dan remaja ian dari  Makin meningkatnya menyiapkan identitas mempengaruhi dewasa rasa empati. melalui membangun kemampuan anak . hubungan dan ikatan untuk h  Dapat memandang emosional. mengatur/mengontr n hubungan antara diri  Adanya tekanan untuk ol dirinya sendiri , mulai sendiri dan orang lain melakukan konformitas (contoh tipe pola man dekat secara obyektif. (berperilaku sesuai asuh lebih bersifat s kelamin dengan nilai dan ketat atau dibiarkan). menganggap  Memahami standar yang dimiliki  Remaja perempuan enting. keterkaitan antara suatu lingkungan) dapat membentuk menyukai peraturan moral dan terhadap lingkungan identitas dan konvensi sosial. teman sebaya. menyiapkan masa n lebih  Meningkatnya dewasa melalui hal yang  Eksistensi grup teman ketertarikan tentang membangun kolah. sebaya meningkat. bagaimana citra diri hubungan dan ikatan njukkan mempengaruhi emosional. yang  Pertemanan perasaan tentang  Mengikuti norma ngan teman berdasarkan tipikal peran gender kesenangan yang didapat dari melakukan aktivitas dan waktu yang dihabiskan bersama. 88

 Menyukai bercakap-  Menjadi lebih sebayanya, cakap ketika sedang bertanggung jawab dan mengembang makan mandiri. berbagai min  Ketika tidak  Pembelajaran tentang kebutuhan menyukai kegiatan penyelesaian masalah berkelompok bersekolah, dapat secara sosial yang dengan sesam menunjukkan gejala dianggap  Kemandirian sakit kepala, ingin merepresentasikan berkembang. muntah, dan gejala keadilan dan kesetaraan  Mulai dapat m sakit lainnya. berkembang menjadi lebih sudut pandan  Mengalami masa kompleks. lain, merasak perlu konform di posisi oran (menyesuaikan  Menerima ke dengan orang lain dua emosi be kebanyakan) dan yang saling mengomentari orang bertentangan lain yang tidak dirinya konform.  Secara umum mulai dapat diandalkan dan dapat beradaptasi dengan lingkungan

gkan  Menjadi lebih mawas tubuh, proses berpikir, yang dikenal di nat dan dengan gender dan interaksi sosial. masyarakat dalam stereotypes, termasuk  Tertarik dengan lawan membangun k, terutama yang berhubungan jenis dan membentuk hubungan dengan ma jenis. dengan sikap dan hubungan lawan jenis; laki-laki- semakin disiplin ilmu (Contoh (berpacaran). proaktif, tertarik . gender stereotypes:  Dapat memiliki banyak pada kualitas fisik memahami Anak laki-laki lebih tuntutan dan perempuan, dan ng orang aktif secara motorik defensive, perubahan mempunyai inisiatif kan berada dan lebih pendek mood yang tidak memulai hubungan, ng lain. rentang fokusnya, dan menentu masih perempuan-bereaksi eberadaan anak perempuan lebih merupakan kewajaran. ke laki-laki, tertarik ersamaan cepat berkembang  Egosentris (berpikir pada kualitas dalam Bahasa), namun cenderung hanya dari interpersonal. n pada lebih fleksibel sudut pandang diri  Tertarik menjalin apresiasinya terhadap sendiri). hubungan romantis apa yang bisa  Dapat menjadi sensitif sebagai bagian dari dilakukan laki-laki dan dan khawatir dengan tugas perkembangan apa yang bisa tampilan fisik, berpisah/tidak dilakukan perempuan, kepribadian, malu atau bergantung dengan sehingga menjadi merasa keluarga. waktu yang tepat ditinggalkan/dikucilkan,  Pembentukan nilai di sekolah, ujian identitas juga 89

 Memahami perbedaan dasar alat kelamin laki-laki dan perempuan dan paham bahwa jenis kelamin menetap.  Keingintahuan makin besar, mempertanyakan darimana bayi berasal, tentang kejadia alam, dsb.  Mulai sering bermain dalam kelompok yang membutuhkan kerjasama.  Sudah dapat mengutarakan keinginan sendiri dan berargumentasi dengan keinginan orangtua.

untuk mengajarkan dan mengenai hal-hal dipengaruhi stereotipe tentang kesetaraan gender. yang akan terjadi peran gender; beberapa budaya  Meningkatnya nantinya. memiliki status gender tertentu yang persaingan antara diri  Transisi ke masa SMP lebih diutamakan.  Memiliki dengan saudara menjadikan anak kekhawatiran atau terfokus pada kandung. rentan stress (tidak lagi pemikiran, opini dan ide-ide dari diri  Berdasarkan 5 tahap sebagai senior yang sendiri.  Dapat memberi lebih pengambilan dituakan seperti di SD). banyak (sangat terinvestasi) pada perspektif (memahami  Banyak pelajar etnik hubungan, lebih menghargai cara berpikir orang minoritas memiliki keluarga, lebih ramah dan supel, lain) oleh Selman, anak ketidakberuntungan lebih mampu mengontrol dan rentang usia 7-12 dalam hal: mengekspresikan tahun berada dalam  Prasangka, tahap self-reflective, diskriminasi dan dimana anak dapat bias karena status memposisikan dirinya etnik minoritasnya. dalam keadaan orang  Efek stres dari lain dan memandang kemiskinan. dirinya dari perspektif  Keuntungan dalam orang lain, dan paham hal ekonomi tidak orang lain dapat membebaskan dari melakukan hal yang prasangka dan sama. diskriminasi. 90

 Ketakutan yang tidak beralasan masih umum.  Ingin menyenangkan teman-teman.  Ingin seperti teman- temannya  Mulai menunjukkan kemandirian yang lebih  Berdasarkan 5 tahap pengambilan perspektif (memahami cara berpikir orang lain) oleh Selman (1981), anak rentang usia 4-9 tahun berada dalam tahap social- informational, yaitu anak mengetahui bahwa perspektif tiap orang berbeda

 Menurut  Menyadari adanya perasaan serta perkembangan perbedaan dalam menerima kritik psikososial dari Erik kelompok. dibanding masa Erikson, rentang usia remaja awal. 6-12 tahun berada  Perbedaan budaya pada tahap industry vs dapat menimbulkan inferiority, dimana konflik. tantangan anak adalah berhasil mencapai sesuatu melawan ketakutan mengalami kegagalan. 91

karena mempunyai akses informasi yang berbeda.  Menurut perkembangan psikososial dari Erik Erikson, rentang usia 3-6 berada pada tahap inisiatif vs. rasa bersalah, dimana tantangan anak adalah keinginan dan kepercayaan diri untuk mencoba hal baru dan menangani cara bersikap saat mengalami kegagalan. Bahasa  Perbendaharaan  Nyaman berbicara dengan  Mengemban kosa kata dapat bebas dan masih tertarik kosakata hing mencapai 10.000 dengan kosa kata baru. lebih 40.000 kata (anak  Berkomunikasi dengan  Kemampuan meningkat pe perempuan biasanya jelas dan menggunakan

ngkan  Menangkap kata-kata  Kadang tidak suka  Mempertanyakan gga kurang otoritas dan peraturan kata. yang bermakna ganda, berkomunikasi dengan dari orang dewasa. n membaca esat. contoh pemahaman orang dewasa.  Menikmati berbicara dengan teman sebaya. terhadap metafora dan humor. 92

lebih awal dari anak kalimat utuh. Memahami  Strategi dalam laki-laki). struktur kalimat yang lebih cakap menjad  Berbicara dengan kompleks. dan sudah m jelas  Menanyakan banyak menggunaka  Dapat menyebutkan pertanyaan yang lelucon, meta struktur kalimat yang bertujuan (kapan, kenapa, menyampaik lebih kompleks. bagaimana). maksud/mak Bercerita sederhana  Mulai gemar membaca  Memulai per menggunakan (usia 6 tahun). berbicara di t kalimat lengkap  Pada akhir periode ini, atau berkom  Menyebutkan nama bertransisi dari “belajar media lain, d dan alamat untuk membaca” ke mendengarka  Memahami dan “membaca untuk belajar”. pandang oran mampu  Dapat memberikan  Dapat mengg menggunakan kata informasi nama lengkap, atau menjela depan, kata sambung usia, jenis kelamin, alamat tentang sebu dan perbandingan rumah, dan tanggal lahir. norma. (contoh: saya lebih  Membicarakan tentang  Komunikasi n besar dari dia). hal-hal/benda-benda yang yang normal  Dapat mengikuti 2-3 ada di rumah, seringkali bersikap gelis instruksi sekaligus. memberikan informasi menarik ram  Mulai dapat yang pribadi mengenai menggoyang memahami analogi keluarga. badan, dsb.

m bercakap-  Meningkatnya  Mempertanyakan  Percakapan seringkali otoritas dan peraturan berkaitan dengan di lebih baik pemahaman orang dewasa. dengan urusan sosial. mampu konstruksi struktur  Menikmati berbicara  Dapat mengeluhkan dengan teman sebaya. bahwa orang lain tidak an sinonim, Bahasa yang lebih memahami dirinya.  Percakapan seringkali afora untuk kompleks. berkaitan dengan  Lebih suka dengan urusan sosial. berargumen kan  Mengadaptasi pesan- dibanding berdiskusi.  Dapat mengeluhkan kna. pesan sesuai bahwa orang lain tidak  Pada akhir periode ini, memahami dirinya. remaja perempuan rtemanan, kebutuhan pendengar dan laki-laki memiliki  Biasanya tidak kemampuan bahasa telepon dalam situasi dimana menyukai penggunaan yang sama. struktur bahasa yang munikasi di ada komunikasi baku. dan kompleks.  Lebih suka berargumen dibanding berdiskusi. an sudut  Makin terasahnya  Dapat lebih sering ng lain. strategi dalam menggunakan nada tinggi dalam berbicara. gambarkan melakukan askan percakapan. uah nilai/ non verbal termasuk: sah, mbut, g-goyangkan 93

menggunakan lawan  Terlibat dalam percakapan kata (antonim). panjang.  Menyukai suara lucu yang digunakan saat  Menyukai teka-teki dan orang lain dan lelucon sederhana. menyebutkan kata dan lelucon.  Dapat mengomunikasikan  Mengartikulasikan kebutuhan ke toilet. semua bunyi konsonan, suara  Kosa kata bertambah balita seperti cadel dengan cepat sepanjang menghilang (anak masa kanak-kanak madya perempuan biasanya (usia sekolah). lebih cepat daripada anak laki-laki.)  Definisi kata mulai  Mengajukan konkret, mengacu pada pertanyaan- fungsi dan tampilan. pertanyaan untuk pemahaman dan  Bercerita dengan detil. koseptualisasi.  Kategorisasi kosa kata secara mental yang berubah, lebih terstruktur.  Menyukai debat menggunakan struktur kalimat kompleks di situasi yang tepat.  Menggunakan istilah- istilah.

94

Moral  Sudah mulai memiliki Memahami makna implisit  Dapat menga rasa timbal balik dalam dialog. bersalah dan (berbagi), tapi masih akan domina lebih berfokus pada  Mematuhi orangtua masih merasa tidak apa manfaatnya bagi karena tidak ingin terkena melakukan b diri sendiri. (Contoh: masalah (takut dimarahi). mencapai ses Mau berbagi permen dengan teman dan  Mulai memahami  Sangat memi berharap teman juga perlunya peraturan dan tentang kead membagi coklat yang keadilan bagi tiap pihak. kompetitif, d dirinya sukai). berargument  Mulai memiliki ide yang keadilan.  Motif melakukan apa lebih obyektif tentang yang orang dewasa kesetaraan dibanding  Sulit mengak minta karena ingin sebelumnya, terutama kesalahan na terhindar dari dalam aspek perlakuan mampu men masalah. yang “sama” (Contoh: Jika kegagalan da Rani diberikan satu coklat, serta belajar  Tertarik untuk saya juga harusnya bertanggung menjadi anak yang mendapatkan satu coklat). hal tersebut. baik, namun dapat saja tidak  Pada usia sekitar 6-7  Lebih dapat m mengatakan yang tahun, menghubungkan perspektif or kesetaraan atau keadilan dengan perilaku yang pantas mendapatkan penghargaan/pujian

alami rasa  Mulai mampu  Ingin menjadi orang  Ingin menjadi orang n malu, yang yang baik dan an jika anak menyelesaikan yang baik dan memenuhi ekspektasi k dapat orang-orang yang banyak hal/ permasalahan dalam memenuhi ekspektasi yang dikenal dan suatu disayang, mengadopsi ikirkan pertemanan, melerai orang-orang yang yang standar moral dilan, muai orangtua dalam isu-isu dan perselisihan, melihat dikenal dan disayang, yang penting. tasi tentang sudut pandang orang mengadopsi standar  Pilihan pribadi kui dianggap sebagai amun makin lain dan melihatnya moral orangtua dalam justifikasi pada nerima penolakan terhadap an kesalahan dari sisi yang lebih luas, isu-isu yang penting. standar orangtua dan dan masyarakat. g jawab atau yang menumbuhkan Alasan ingin menjadi .  Alasan menjadi orang melihat konsep benar dan orang baik adalah agar yang “baik” adalah rang lain. agar dipandang baik salah, adil dan tidak dinilai baik oleh orang oleh orang lain (pengakuan sosial) adil. lain (pengakuan sosial) dan agar memenuhi  Secara umum dan menganggap diri berkurang pemikiran sendiri baik. yang berpusat pada  Meneruskan belajar diri sendiri dan lebih mengenai nilai moral prososial (memikirkan berdasarkan budaya di orang lain dan berbuat lingkungan tempatnya baik pada sesama), tinggal, walaupun walaupun masih dapat nantinya berfokus pada menimbulkan konflik 95

sebenarnya atau (Contoh Dei telah belajar  Mulai adanya menyalahkan orang dengan tekun, maka dia terkait apa ya lain untuk kesalahan pantas mendapatkan dan salah, pa diri sendiri karena hadiah di sekolah). umumnya ing adanya keinginan  Sekitar usia 8 tahun, mulai benar, namu menyenangkan memahami konsep memberonta orang lain dan berbuat baik, murah hati melakukan yang (Contoh: Shinta boleh benar. berlari duluan di  Mau melakukan hal perlombaan karena yang dianggapnya kakinya sedang pincang benar dan dan tidak bisa berlari menghindari berbuat secepat yang lain). salah.  Dapat mengadaptasi ide  Mulai mendapatkan tentang keadilan dan konsep, ide, atau kesetaraan ke berbagai aturan yang berlaku situasi. berdasarkan budaya setempat, yang sebagiannya bisa menjadi dasar perkembangan moral. Contoh: Anak

a kesadaran persetujuan orang lain, jika bertentangan ekspektasi diri sendiri ang benar hadiah dan keperluan dengan nilai yang (untuk menaikkan ada pribadi. dianut masyarakat keberhargaan diri). gin berbuat yang dominan.  Perbedaan gender un kadang secara fisik, psikologis, ak. dan berdasar budaya dapat mempengaruhi perilaku moral maskulin atau feminin (contoh: membela kebenaran dianggap perilaku moral maskulin dan penyayang dianggap perilaku moral feminin), walaupun banyak remaja yang memiliki kedua kualitas tersebut.  Perspektif remaja yang berasal dari kultur minoritas dapat berbeda dengan yang 96

ditanamkan untuk selalu lebih hormat pada orang yang lebih tua. Catatan: • Karakteristik perkembangan bukan digunakan untuk mengkotak-kotakkan melainkan untuk memberikan gambaran umum terkait apa yang sedang di bukanlah target terkait perilaku atau keberhasilan anak dan remaja, karena • Karakteristik perkembangan dibuat untuk untuk membantu pemahaman pa dan remaja. Ini juga diharapkan mempengaruhi apa yang bisa diharapkan karakteristik perkembangan berguna sebagai pertanda potensi yang dapat yang sesuai dengan minat dan kemampuan serta bakat anak dan remaja. mencapai gambaran Pelajar Pancasila pada rentang usia tertentu sanga terdekatnya, yaitu dari rumah dan sekolah, sehingga saling berkesinambu stimulus serta hal-hal yang dapat dilakukan keluarga, sekolah, serta lingkun

berasal dari kultur mayoritas, lebih memperhatikan apa yang diharapkan oleh keluarga dan kelompoknya (etnis atau kesamaan kelompok lainnya). Perbedaan perspektif kultur tersebut dapat menimbulkan dilema moral. perkembangan anak dan remaja serta menggeneralisir perkembangan mereka, ialami anak dan remaja pada rentang usia tertentu. Karakteristik perkembangan a karakteristik ini berkembang secara alamiah. ara pihak-pihak terkait terhadap pendekatan pengajaran dan asesmen anak n pada anak dan remaja selama bersekolah. Terkait Profil Pelajar Pancasila, t dikembangkan pada rentang usia tertentu dengan pendekatan pengajaran . Berkembangnya potensi lebih dan kemampuan anak serta remaja dalam at dipengaruhi oleh pendekatan pengajaran dan stimulus dari lingkungan ungan antara pengharapan keluarga dan sekolah terhadap pelajar, dan apa ngan untuk mendukung tercapainya harapan tersebut. 97

• Karakteristik perkembangan juga membantu pihak-pihak terkait untuk me yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh kepribadian, budaya, dan lin kepribadian yang dapat membuat anak dan remaja meraih kebahagia masyarakat merupakan tugas dari tiap pihak terkait.

emahami bahwa tiap anak dan remaja berkembang dengan waktu dan cara ngkungan. Menciptakan budaya, lingkungan, dan mendukung tumbuhnya aan, kesejahteraan (well-being), dan berkontribusi pada lingkungan dan 98

LAMPIRAN 2: DOKUMEN RUJUKAN PERANCANGAN PROFIL PELAJAR PANCASILA Judul Dokumen Konten yang berkaitan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tujuan Pendidikan Nasional (Bab II Pasal 3) Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Profil kualifikasi kemampuan lulusan yang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 mencakup sikap, pengetahuan, dan Tentang Standar Kompetensi Lulusan keterampilan Pendidikan Dasar dan Menengah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor Penguatan Pendidikan Karakter dan nilai-nilai 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Pancasila dalam pendidikan karakter (18 nilai) Karakter Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Penjelasan tentang lima nilai Pancasila yang Karakter Tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah merupakan intisari dari 18 nilai Menengah Pertama Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pelaksanaan Penguatan Pendidikan karakter dan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 5 nilai utama dari 18 nilai yang dimuat dalam Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Perpres 87/2017 Satuan Pendidikan Formal Pengembangan Kompetensi Abad Ke-21 Dalam Keterampilan Abad 21 yang dipetakan dalam Kurikulum 2013 Untuk Satuan Pendidikan SD, Kurikulum 2013 SMP, SMA/SMK, dan sederajat (Kemendikbud, 2017) Ki Hadjar Dewantara: Pemikiran, Konsepsi, Pemikiran KHD tentang visi dan misi pendidikan Keteladanan, Sikap Merdeka (2013) - Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Profil Manusia Pancasila VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Kontribusi sekolah terhadap kompetensi global. Berbangsa - Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan - Lahirnya Pancasila, Pidato Soekarno 1 Juni 1945 PISA 2018 Global Competence Schools of The Future: Defining New Models of Keterampilan Abad 21 dan bagaimana sistem Education for the Fourth Industrial Revolution pendidikan dapat mendorongnya (World Economic Forum, 2020) 99

Evaluating Global Digital Education: Student Hubungan hasil dari self-efficacy ke global Outcomes Framework learning (global competence) International Baccalaureate Learner Profile: Konsep profil pelajar dan sepuluh atribut profil Literature Review (Bullock, n.a.) pelajar (Learner Profile) Education System Alignment for 21st Century Kajian tentang kompetensi esensial yang Skills: Focus on Assessment (Brookings, 2018) menjadi tujuan kurikulum di beberapa negara OECD Future of Education and Skills 2030: OECD Transformative Competencies untuk 2030 Learning Compass 2030 A Series of Concept Notes Desired Outcomes of Education (Ministry of Luaran pendidikan yang dituju, ditetapkan oleh Education Singapore) Kementerian Pendidikan Singapura National Core Curriculum for Basic Education Transversal competencies (kompetensi lintas 2014 (Finnish National Board of Education, disiplin ilmu) sebagai misi pendidikan nasiona 2016) Finlandia The Shape of the Australian Curriculum (ACARA, Tujuan pendidikan, kompetensi umum (general 2012) capabilities) dan tahapan-tahapan perkembangannya Hong Kong (Learning to Learn: The Way Forward Tujuan pendidikan dan profil lulusan in Curriculum Development) New Zealand (The New Zealand Curriculum) Profil lulusan beserta deskripsinya 100

LAMPIRAN 3: KATA DAN FRASA KUNCI PROFIL PELAJAR Beriman, Berkebine- Bergotong- Mandiri Bernalar Kreatif bertakwa kaan royong kritis kepada Global Tuhan YME, dan berakhlak mulia Tujuan Beriman, bertakwa kepada Pendidikan Tuhan Yang Maha Esa, dan Nasional berakhlak mulia menurut UU Sisdiknas sehat berilmu cakap kreatif mandiri warga negara yang demokratis bertanggung jawab 18 Nilai Pancasila nilai-nilai religius (PPK) jujur toleran disiplin bekerja keras kreatif mandiri demokratis rasa ingin tahu semangat kebangsaan cinta tanah air menghargai prestasi komunikatif 101

cinta damai gemar membaca peduli lingkungan peduli sosial bertanggung jawab 5 nilai utama PPK religiusitas (Permendikbud nasionalisme 20/2018) kemandirian gotong-royong integritias Pemikiran Ki Kepribadian dan Hadjar kebudayaan Indonesia Dewantara Semangat patriot yang utuh Semangat gotong royong, jiwa pelopor (swadaya dan daya cipta) Jiwa pelopor (swadaya dan daya cipta) Susila dan budi luhur Kesadaran bersahaja dan mengutamakan kejujuran Kesadaran mendahulukan kewajiban daripada hak Kesadaran mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi Kesadaran untuk selalu berkehendak baik Kerelaan berkorban dan hidup hemat Asas Demokrasi Pancasila Disiplin 102

Kepandaian untuk menghargai waktu Cara berpikir rasional dan ekonomis Kesadaran bekerja untuk membangun dengan kerja keras Olah pikir Olah rasa Olah karsa Olah raga Intisari nilai-nilai Ketuhanan yang Pancasila berkebudayaan, murah menurut Yudi hati, welas asih, hormat- Latif (2015) menghormati, etika, spiritualitas Persaudaraan dunia, aktif dalam ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, hak-hak dasar warga negara, persaudaraan atas dasar “adil” dan “beradab” Persatuan internal bangsa Indonesia, persatuan dalam keragaman, Bhinneka Tunggal Ika Kedaulatan, demokrasi, musyawarah, rasional deliberatif, kemampuan menyampaikan ide secara persuasif Keadilan sosial, keseimbangan hidup sebagai individu dan sebagai bagian dari masyarakat sosial, keseimbangan antara hak dan kewajiban, mandiri Kompetensi Menciptakan nilai tambah transformatif dan baru 103

keterampilan bertanggung jawab dalam OECD mendamaikan konflik, Learning ketegangan, dan dilema Compass 2030 kognitif dan metakognitif sosial dan emosional praktik dan fisik Sepuluh berpengetahuan International pemikir Baccalaureate reflektif Learner Profile penyelidik berprinsip peduli pengambil risiko seimbang komunikator berpikir terbuka Karakteristik Keterampilan penting untuk kewargaduniaan (global Pendidikan 4.0 citizenship) menurut World Economic Forum inovasi dan kreativitas teknologi interpersonal Visi Pendidikan Kreatif Selandia Baru energetik giat gigih berkolaborasi dengan berbagai suku terus belajar percaya diri 104

terkoneksi dengan sesama bangsa dan internasional komunikatif belajar sepanjang hayat bernalar kirtis kreatif aktif mencari dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi Tujuan Sadar akan peran dan pembelajaran tanggung jawab kurikulum Hong Peduli kesejahteraan diri Kong (well-being) memahami identitas nasional kontribusi kepada bangsa dan masyarakat bernalar kritis mengelola diri berkomunikasi dengan percaya diri aktif kebiasaan membaca secara mandiri berpengetahuan gaya hidup sehat 105


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook