Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore AMOS

AMOS

Published by YHS Leadership, 2021-12-24 02:49:06

Description: AMOS

Search

Read the Text Version

AMOS Sang Pejuang Keadilan

AMOS Amos adalah seorang nabi di Israel pada abad ke-8 SM. Arti nama Amos adalah “terbenam” atau “pemikul beban”. Dia adalah seorang peternak dan pemelihara pohon kurma atau pencari buah ara hutan. Amos tinggal di Tekoa, wilayah Yehuda yang terletak kira-kira 16 km sebelah selatan Yerusalem dan 6 km sebelah selatan Bethlehem. Desa Tekoa terletak di perbukitan kurang lebih seribu meter di atas permukaan laut. Wilayah pertaniannya subur, memiliki beberapa sumber air, dan menjadi tempat pengintaian yang penting dalam pertahanan wilayah Yehuda. Amos dipanggil dari desa tersebut untuk memperingatkan Israel dan bangsa- bangsa tetangganya untuk kembali pada kesalehan.

Pada zaman Uzia raja Yehuda dan di zaman Yerobeam II anak Yoas raja Israel hiduplah seorang gembala dari Tekoa yang bernama Amos. Pada zaman itu keadaan Israel sangat maju, namun kekayaan bangsa itu hanya dinikmati oleh para penguasa dan orang kaya. Terjadi penindasan terhadap orang-orang yang miskin. Mereka ditindas dan harus membayar pajak kepada penguasa.

Amos bukanlah peternak yang miskin, ia memiliki ternak yang banyak. Suatu hari Amos sedang mengembalakan ternaknya dan tiba- tiba dari semak-semak muncul seekor singa yang siap menerkam ternak-ternaknya. Dengan berani Amos melindungi ternaknya, ia melemparkan singa itu dengan sekuat tenaga. Singa itu mati dan ternaknya selamat. Amos berkata, “Elohim bersamaku, aku tidak takut !”

Hari itu sangatlah panas sehingga Amos memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon. Saat sedang beristirahat, tiba -tiba Amos mendengar seseorang memanggil namanya. “Amos ! Amos !” “Siapakah itu ?”, tanya Amos di dalam hati. Tampak dari kejauhan Amos melihat sekelompok orang yang sedang berjalan menuju ke arahnya. “Ini aku, Elifas!”, jawab orang itu. Ternyata Elifas sahabatnya datang bersama beberapa orang yang lain.

Elifas baru saja pulang dari berdagang, ia membawa beberapa orang budak yang mereka beli di daerah Samaria. Mereka berencana menjual budak-budak itu ke Mesir dan mendapatkan keuntungan yang besar. Amos tidak habis pikir, mengapa masih ada orang yang tidak mempunyai kebebasan padahal Tuhan memberikan kebebasan kepada semua orang. Kemudian ia mendekati budak-budak itu dan menanyakan keadaan mereka.

Rupanya mereka adalah petani. Keadaan mereka sebelumnya baik- baik saja hingga akhirnya tahun lalu mereka mengalami gagal panen. Mereka tidak dapat membayar pajak sehingga terpaksa harus meminjam dari tuan tanah. Saat mereka tidak sanggup membayar hutang-hutang tersebut, para pemberi hutang itu kemudian menjual mereka di pasar budak kepada Elifas. Meskipun sedih karena harus berpisah dengan anak- anak mereka yang masih kecil, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa.

Amos merasa sangat sedih karena masih ada orang yang tega menjual sesamanya hanya untuk memperolah uang. Amos berniat untuk membebaskan mereka, ia kemudian memberikan penawaran kepada Elifas agar mau menjual budak-budak itu kepadanya. “Kawan, mengapa harus menjual mereka jauh-jauh ke Mesir?” “Kami tidak harus menjual mereka di Mesir. Kami akan menjual mereka kepada siapa saja yang dapat membayar,” jawab Elifas

“Lihatlah, saya memiliki emas dan perak, saya juga memiliki domba dan sapi. Dapatkah aku membeli mereka?” “Baiklah, aku akan menjual mereka kepadamu. Seekor ternak untuk dua budak dan seekor domba untuk satu budak. Bagaimana, apakah kau setuju dengan tawaranku ?” Amos setuju dengan tawaran sahabatnya, Elifas. Ia berhasil membebaskan budak-budak itu. Mereka sangat berterima kasih pada kebaikan Amos.Tidak hanya itu, ia memberikan tanahnya kepada mereka untuk mereka kelola secara gratis.

Malam itu, Amos duduk sambal merenung. Dalam hati ia berkata, “Bagaimana mereka bisa menjual saudara mereka sendiri sebagai budak?” Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang memanggil namanya. “Amos ! Amos !” “Ya, siapakah yang sedang memanggilku ?” Amos melihat sekelilingnya dan mencari tahu siapa yang memanggilnya. “Amos … ini Aku.” Amos kaget dan mulai menyadari jika yang memanggilnya tadi adalah YAHWEH Elohim. “Ya, Elohimku. Ini aku,” jawab Amos.

“Aku ingin engkau pergi ke Israel. Sampaikan pesan-Ku kepada umatku yang ada di sana karena mereka telah melakukan hal yang jahat di mata-Ku.” Keesokan harinya, seperti yang Tuhan perintahkan, Amos berangkat ke kerajaan Utara, Israel. Dalam perjalan ke Israel ia melihat perbuatan- perbuatan jahat yang dilakukan oleh penguasa terhadap orang-orang miskin. “Hentikan ! Apa yang kamu lakukan padanya?” “Siapa, kamu? Urus saja urusanmu sendiri? Dia tidak membayar hutangnya. Jadi kami akan membawanya sebagai budak.”

Orang-orang itu memohon dan meminta belas kasihan Amos. Namun Amos tidak dapat menolong mereka karena ia tidak mempunyai uang yang cukup untuk menebus mereka. Hati Amos sangat sedih karena ia tidak dapat berbuat apa-apa terhadap ketidakadilan yang terjadi di depan matanya. Kemudian Amos meneruskan perjalanannya ke Bethel. Bethel adalah tempat ibadah utama bangsa Israel. Di sana ada bangsawan dan imam-imam yang telah meruntuhkan ibadah yang benar di hadapan Bapa YAHWEH. Amos sangat marah melihat perbuatan mereka. Ia kemudian menegur mereka dengan sangat keras.

“Kalian menghancurkan orang miskin, merampas barang-barang mereka dan sekarang kalian mempersembahkan korban untuk menyenangkan Tuhan ? Tangan kalian berlumuran darah orang- orang tertindas dan Elohim tidak akan senang dengan persembahan kalian!” “Beraninya kau mengatur apa yang harus kami lakukan !” “Hari ini kalian harus melakukan keadilan. Kalian harus mengakhiri perbudakan. Orang miskin memiliki hak untuk hidup bebas.”

Mereka sangat marah mendengar perkataan Amos. Namun Amos tetap saja menyampaikan peringatan yang Tuhan telah sampaikan kepadanya. “Elohim akan menghakimi kalian atas apa yang telah kalian lakukan.” Elohim menunjukkan peringatan- peringatannya melalui penglihatan yang diberikannya kepada Amos.

Penglihatan pertama, akan ada serangan belalang yang akan menghancurkan seluruh tanaman di negeri itu. Amos berdoa syafaat untuk bangsa itu, ia memohon agar Bapa YAHWEH melalukan hal itu dari mereka. Karena doa Amos, Bapa YAHWEH melalukan hal tersebut dari umat-Nya.

Dan terjadi lagi untuk yang kedua kalinya, Amos melihat api yang begitu panas. Tampaklah, Tuhan YAHWEH menyerukan penghukuman dengan api, dan api itu melahap samudera luas, lalu menelan bagian-bagiannya. Kemudian Amos berkata: \"Ya, Tuhan YAHWEH, aku memohon kepada-Mu, berhentilah.” Dan sekali lagi karena doa Amos, Bapa YAHWEH menghindarkan bangsa Israel dari hukuman.

Setelah itu Amos diberikan penglihatan lagi, tampaklah Tuhan sedang berdiri di dekat tembok yang berbandul tegak lurus dan di tangan-Nya ada tali bandul, sebuah tali yang digunakan untuk menguji apakah sebuah bangunan lurus atau tidak. Lalu Tuhan berfirman: \"Lihatlah, Aku akan menempatkan sebuah tali bandul di tengah-tengah umat-Ku, Israel. Aku tidak akan pernah mengabaikannya lagi.” Elohim menganggap jika kehidupan bangsa itu sudah tidak lurus lagi dan mereka harus dihukum.

Beberapa orang dari bangsa Israel menyadari bahwa Amos mengatakan kebenaran dan mereka tahu bahwa dia adalah seorang nabi yang diutus oleh Elohim. Namun sebagian orang yang lain mulai kesal dengan Amos. Mereka merasa semuanya berjalan sangat baik sampai beberapa hari yang lalu Amos datang ke kota mereka. Mereka merasa kesal karena Amos ingin membebaskan semua budak. Mereka mengatakan Amos sedang berpura-pura menjadi pemimpin orang miskin dan jika mereka membiarkan hal tersebut, mereka akan menderita kerugian yang besar.

Mereka hendak melaporkan perkataan Amos kepada imam kepala di Bethel. Amazia memerintahkan agar Amos kembali ke tempat asalnya di tanah Yehuda. Amos dilarang untuk menubuatkan hal-hal buruk tentang Israel di Bethel, karena kota itu adalah tempat kudus bagi raja dan tempat kediamannya. Lalu Amos menjawab dan berkata kepada Amazia: \"Aku bukan nabi, dan aku bukan anak seorang nabi, tetapi aku adalah seorang penggembala ternak dan pengumpul buah ara. YAHWEH telah mengambilku dari belakang kawanan ternak, YAHWEH telah berkata kepadaku: \"Pergi dan bernubuatlah kepada umat-Ku Israel.”

Amos tetap menyampaikan firman Elohim yang diperintahkan kepadanya. Ia tidak ingin melihat bangsa itu binasa karena perbuatan mereka yang jahat di hadapan Bapa YAHWEH. Setelah itu Amos mendapat penglihatan lagi, ia melihat sebuah keranjang yang berisi buah-buahan musim panas yang sudah matang. YAHWEH berfirman, \"Saat terakhir telah tiba bagi umat-Ku Israel; dan Aku tidak akan melewatinya lagi.” Hal ini berarti bahwa Elohim sudah memutuskan untuk tidak akan mengampuni perbuatan bangsa Israel.

Elohim akan membuat matahari menjadi gelap sehingga bangsa itu akan meratap dalam penderitaannya. Mereka akan menanti-nantikan firman yang datang dari Elohim, namun Ia tidak akan berfirman kepada mereka karena mereka telah menolak nabi yang telah dikirimkan-Nya. Kemudian Amos mendapat penglihatan untuk yang kelima kalinya, ia melihat Elohim berdiri di dekat mezbah dimana bangsa Israel

Amos memperingatkan mereka bahwa tidak akan ada yang lolos dari penghukuman. Karena perbuatan jahat mereka, bangsa Israel akan dihukum. Para imam dan semua hakim akan dibuang Tuhan, mereka akan mati di negeri asing. Murka Tuhan akan turun atas mereka seperti nyala api yang bergulung-gulung.

Mendengar perkataan Amos mereka menjadi semakin marah. Kata mereka, “Diamlah! Dimana Tuhanmu? Berhentilah bernubuat untuk bangsa ini!” Dan mereka memerintahkan beberapa orang tentara membawa Amos ke penjara. Mereka menyiksa Amos karena mengatakan kebenaran kepada orang- orang Israel. Amos 1 - 9

Amos mendapat perintah dari Bapa YAHWEH untuk : Memberi peringatan kepada bangsa Israel agar segera bertobat. Menyampaikan keselamatan bagi bangsa Israel jika mereka mau bertobat. Menegakkan keadilan bagi bangsa Israel yang tertindas. Kita harus meneladani sikap Amos yang berani memperjuangkan keadilan. Seperti Amos kalian pun bisa melakukannya dengan cara menolong teman yang tertindas atau diperlakukan tidak adil. Jangan pernah diam jika melihat ada ketidakadilan di sekitar kita, kita harus berani membela yang benar. Selain berani, Nabi Amos juga memberikan teladan kepada kita agar mau menolong orang miskin dan lemah. Lihatlah di sekeliling kita, apakah ada orang- orang yang hidupnya berada dalam kesusahan dan kekurangan. Dan lebih dari itu semua, kita juga harus setia pada panggilan yang Tuhan berikan kepada kita. Sebagai seorang pelajar kita harus sungguh-sungguh melaksanakan kewajiban kita sebagai seorang pelajar. Dan sebagai anak-anak Tuhan, sejak kecil kita dapat belajar untuk melakukan firman Tuhan di dalam kehidupan kita.

The HEROES of FAITH Kumpulan kisah Firman Tuhan yang ditujukan untuk anak-anak. Berisi kisah kidup para pahlawan iman. Diceritakan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak, tanpa mengubah arti yang sebenarnya. Membantu anak-anak untuk mengetahui peristiwa yang ada di dalam Firman Tuhan. Mengajarkan mereka untuk meneladani iman dari tokoh-tokoh yang ada di dalam Firman Tuhan.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook