Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore SD NEWSLETTER 1.21.22

SD NEWSLETTER 1.21.22

Published by deasyalfarizi, 2022-01-05 01:32:14

Description: SD NEWSLETTER 1.21.22

Search

Read the Text Version

Newsletter Editorial Team Team Leader Defi Wahyuning Dima, S. Pd Managing Editors Deasy Asdini P. L, S. Pd Principal M. Habiburrohman, S.Pd Layout and Design M. Agung E. Wijaya Deasy Asdini P. L, S. Pd Information and Photos Collectors Teachers of Little Camel Islamic Elementary School Staff Writer School Boards, Teachers and Students of Little Camel Islamic Elementary School

‫مقدمة‬ (Kata Pengantar) ‫ والصلاة والسلام على سيد نا محمد المبعوث‬,‫الحمد لله الكريم الخللاق‬ ‫ وعلى اله واصحا به ما جرى قلم التلخيص والبيان على‬,‫لتتميم مكارم الاخلاق‬ LITTLE CAMEL \" ‫فهذه الكتابة يسمى‬: ‫ اما بعد‬.‫صفحات الاوراق‬ ‫ \" نبحث عن \" كن طالبا مبتكرا من خلال تعليم‬NEWS LETTER ‫الشخصية للاجيال الاسلامية \" و نرجوا من هذه الورقة يمكن ان تثير حماسة‬ ‫التي ستصبح شرطا في حياة‬,‫ لا سيما العلوم الدينية‬,‫الطلاب لتعليم اكثر نشاطا‬ .‫ وجعلها جيلا من الشخصيات‬,‫اللاحقة‬ ‫ فإن تعليم الشخصية هو شكل من أشكال النشاط التعليمي الذي يهدف إلى تشكيل شخصيات‬، ‫كما نعلم‬ .‫ سيتم توجيه أطفالنا لتطوير شخصياتهم حتى يصبح أطفالنا أفضل‬، ‫ مع تعليم الشخصية‬.‫الطلاب ليصبحوا أفضل‬ ‫ سيقود تعليم الشخصيات أطفالنا إلى خمس خصائص أساسية يجب أن يمتلكها‬، ‫على وجه التحديد في بلدنا‬ ‫ من خلال وجود هذه‬.‫ وهي التعاون الديني والقومي والمستقل والتعاون المتبادل والنزاهة‬، ‫الطالب أو الطالب‬ ‫ من المأمول أن ينمو أطفالنا ليصبحوا جيلاا ذهبياا قوياا وذكياا ومميازا‬، ‫الخصائص‬ ‫ من الماءمول ان يعزز روح الاخلاص والصبر ويصبح اساتذتنا سيصبحون مقيمين في‬,‫ومن خلال هذا البرنامج‬ ‫ امين‬.‫الجنة‬ Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji milik Allah Tuhan yang menggerakkan hati ,pemelihara penguasa alam semesta .Shalawat dan salam bagi Rasulullah Muhammad shallallahualaihiwasalla, serta seluruh keluarga dan sahabatnya. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pendidikan karakter adalah bentuk kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk kepribadian para peserta didik agar menjadi lebih baik. Dengan pendidikan karakter, anak-anak kita akan dituntun untuk mengembangkan kepribadiannya supaya anak-anak kita menjadi lebih baik. Khusus di negara kita, pendidikan karakter akan menuntun anak-anak kita untuk mempunyai lima karakter dasar yang mesti dipunyai seorang siswa atau peserta didik, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Dengan mempunyai karakter-karakter tersebut, diharapkan anak-anak kita bertumbuh menjadi generasi emas yang tangguh, cerdas, dan berkarakter.

Maka dari itu, seluruh rangkaian kegiatan yang ada di Little Camel ini dikemas sedemikian rupa untuk mengatasi krisis karakter yang terjadi di Zaman Millenial ini. Pembelajaran yang menarik harus dilakukan oleh setiap pendidik yang ada di sini. Adapun hal yang tak kalah penting dari pembelajaran yang menarik adalah Hati dari guru tersebut, sehingga penataan batin senantiasa dilakukan untuk menata hati masing – masing sehingga menjadi pribadi yang ikhlas dan berakhlaqul karimah, pribadi yang dapat dijadikan uswah hasanah bagi santri santri little camel, pribadi yang disegani di masyarakat serta pribadi yang dirindukan oleh Surga. Dalam dunia belajar mengajar seorang guru tentunya akan di tuntut untuk menjadi guru yang kreatif, inovatif dan profesional baik dalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaanya maupun proses evaluasi pembelajaran guna dan tujuannya adalah agar nantinya menghasilkan peserta didik yang mampu mengembangkan potensi yang di milikinya masing-masing. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin. Atas terbitnya “LC E-Newsletter 4.20 Edition“ yang mana menandakan bahwa Newsletter kita kali ini telah sampai pada edisi ke-4. Merupakan hal yang sekian lama kita tunggu – tunggu, Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap guru, management, dan yayasan serta semua pihak yang terlibat aktif dalam penyusunan dan penerbitannya. Besar harapan kami semoga “LC E- Newsletter“ dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya serta para penulis pada khususnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah kata pepatah. Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, begitulah kata para Ulama’, maka kami senantiasa membuka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan news letter ini, sehingga kami bisa terus berkarya. Wassalamualaikum Wr.Wb Mojokerto, December 2021 Principal of Little Camel International Islamic Elementary School M. Habibur Rohman, S.Pd

‫ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ الل ِه َوبَ َر َكاتُه‬ Welcome Letter From Us………. Dear Parents, ُ‫َو ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ الل ِه َوبَ َر َكاتُه‬ Best Regards, Newsletter Managing Editor (Deasy Asdini P. L, S. Pd

UPAYA SEKOLAH, PENDIDIK DAN ORANGTUA PASCA PANDEMI oleh: Afifatur Rohmah, S.HI2 Pandemi yang sudah berjalan hampir 2 tahun ini sangat mengganggu keberhasilan pembelajaran anak. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai belum sepenuhnya efektif, sehingga membuat anak-anak akan kehilangan pembelajaran (learning loss). Learning Loss (Kehilangan Pembelajaran) merujuk kepada sebuah kondisi hilangnya sebagian kecil atau sebagian besar pengetahuan dan keterampilan dalam perkembangan akademis yang biasanya diakibatkan oleh terhentinya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan menurut The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan. Learning loss menurut The Glossary of Education Reform diartikan sebagai kehilangan atau keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang merujuk pada progres akademis, umumnya terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau diskontinuitas dalam pendidikan. Jika saat ini kurikulum menargetkan 12 bab untuk 1 mata pelajaran, maka di kala pandemi sekolah hanya mampu mengejar 5 bab saja. Itupun jika materi tersebut dipahami benar oleh siswa. Akibat mengejar ketertinggalan tersebut, tak heran jika beberapa guru mengirimkan banyak tugas online sebagai ketentuan penilaian. 2 Umi Afifatur Rohmah, S. HI adalah Director Little Camel Islamic School

Mengapa hal tersebut terjadi? Karena perubahan proses pembelajaran konvensional ke pembelajaran secara daring selama masa pandemi Covid-19 ini menimbulkan banyak permasalahan yang membuat kegiatan pembelajaran jadi tidak efektif. Perubahan ini membuat semua elemen pendidikan mulai dari guru, kepala sekolah siswa hingga orang tua untuk melakukan adaptasi menuju pembelajaran digital atau e-learning. Masalahnya, banyak orang yang tidak siap untuk menghadapi perubahan ini, mengingat pembelajaran secara daring juga baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Penyebab Learning Loss dapat dikaitkan dengan motivasi belajar anak yang menurun selama pembelajaran jarak jauh menjadi malas belajar. Di situasi ini, guru mendistribusikan informasi dan komunikasi dengan satu arah, yang kemudian menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang semangat belajar. Dengan perpindahan Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah ke rumah, kebanyakan peserta didik merasa seperti tidak memiliki alasan dan motivasi yang cukup kuat untuk belajar. Ketika biasanya guru memperhatikan mereka secara langsung di kelas, tingkat keinginan belajar mereka relatif lebih terjaga. Tetapi saat tidak ada guru, biasanya kesadaran belajar ini pun menurun. Tinggalah orang tua di rumah berjuang lebih keras agar mereka tetap semangat belajar disamping meyakinkan mereka ada dalam kondisi aman dan sehat. Meningkatnya kesenjangan, Pembelajaran melalui moda daring membuka peluang adanya disparitas atau kesenjangan belajar peserta didik. Peserta didik yang memiliki fasilitas belajar yang baik, dukungan keluarga yang utuh, hampir pasti memiliki tingkat keberhasilan dan keterlibatan yang baik dalam belajar, sedangkan peserta didik yang tidak terdukung dengan fasilitas yang kurang baik maka akan sedikit memiliki tingkat

keberhasilan dan keterlibatan dalam belajar. Hal itu tidak bisa dipungkiri, banyak peserta didik yang minim fasilitas dan dukungan keluarga yang kurang. Kurangnya efektif tes formatif, ditiadakannya berbagai evaluasi, cukup membuat peserta didik dan guru kehilangan acuan seberapa jauh pembelajaran dikatakan berhasil. Setelah memahami penyebabnya, Kita sebagai pendidik dan orang tua harus memahami dan mengenali tanda-tanda anak yang mengalami learning loss dengan memperhatikan ciri- ciri learning loss berikut ini: 1. Semangat Belajar yang Menurun Apabila anak Anda mulai kehilangan semangat dalam belajar, bisa jadi hal tersebut adalah tanda awal terjadinya learning loss. Seorang anak yang biasanya menjalani aktivitas belajar di sekolah dan bertemu teman-teman serta guru secara tatap muka pasti lama kelamaan akan merasa bosan saat harus menjalani pembelajaran secara daring. 2. Teledor dan Lalai Mengenai Tugas Seorang anak hampir akan selalu mengalami masa di mana ia teledor atau lalai untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Hal tersebut cukup normal terjadi. Namun, jika anak Anda melakukan keteledoran ini berulang kali, meskipun telah Anda tegur, bisa jadi ia sedang mengalami learning loss. 3. Grafik Nilai Turunnya nilai anak merupakan domino effect dari ciri-ciri learning loss yang telah kami sebutkan di atas. Namun, grafik nilai seorang anak yang sedang mengalami learning loss tak selalu menurun. Bahkan, bisa jadi nilai anak Anda tiba- tiba melejit meski sebenarnya hasil kerjanya biasa-biasa saja. Mekanisme penilaian pada masa pandemi umumnya sedikit berbeda dengan pada saat sekolah tatap muka. Saat ini, anak cenderung bisa mendapatkan nilai tinggi dengan mudah.

Karena itu, seorang anak bisa saja tidak termotivasi dan menganggap remeh tugas- tugas sekolah. Dampak Learning Loss (Kehilangan Pembelajaran) apabila kondisi ini terus berlanjut dikhawatirkan akan banyak siswa yang pengetahuan dan keterampilannya tidak sebaik sebelum pandemi terjadi. Sebagai ilustrasi apabila siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) yang seharusnya sudah lancar membaca teks pendek kemudian menjadi kurang lancar membaca, maka ketika tahun ajaran depan ia duduk di bangku kelas 3 akan mengalami kesulitan memahami bacaan dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Inggris. Ini akan menyulitkan siswa di kelas upper nantinya (Kelas 4, 5, dan 6), karena mata pelajaran sudah mengharuskan mereka memahami bacaan-bacaan yang terkait dengan mata pelajaran tersebut. Ini tentunya akan berpengaruh ketika siswa duduk di Sekolah Lanjutan Pertama (SMP) dan seterusnya sampai ke Sekolah Menengah Atas. Secara tidak langsung ketika learning loss dibiarkan akan berefek pada menurunnya sumber daya manusia. Lantaran minat belajar dan pengembangan diri siswa menurun. Agar tidak semakin parah fenomena learning loss pada anak-anak kita, maka diperlukan kerjasama bagi setiap pihak yaitu antara sekolah, pendidik dan orangtua. Berikut beberapa upaya menyelesaikan fenomena learning loss. Upaya Sekolah 1. Mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa untuk memberi penjelasan tentang rencana membuka kembali sekolah. Mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa, merupakan langkah awal memberi pemahaman

kepada orang tua siswa tentang rencana membuka kembali sekolah yang lama ditutup, pembelajaran yang hanya dilakukan jarak jauh, tentu perlu adanya pembiasaan baru lagi. Untuk membuka kembali sekolah perlu adanya koordinasi yang matang dengan oran tua siswa tetpa menjalanakan protokol kesehatan. 2. Melakukan Tatap Muka dengan Pemantauan Ketat Mungkin kegiatan sekolah tatap muka masih agak riskan untuk dilakukan, tetapi sesekali boleh dicoba dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan social distancing. Learning loss ini terjadi karena anak kehilangan semangat karena tidak sekolah dengan interaksi dengan teman- teman atau guru-gurunya. Maka dari itu, biarkan murid-murid bertemu teman dan gurunya di sekolah untuk belajar tatap muka. Tentunya ini hanya bisa dilakukan di sekolah dengan pemantauan yang ekstra oleh sekolah, mempersiapkan lingkungan yang aman dan steril, memperketat protocol Kesehatan dan yang paling penting dengan persetujuan izin dari orangtua. 3. Memperbaiki hilangnya minat belajar peserta didik Ketika Tatap Muka Rentang waktu yang lama tanpa tatap muka mungkin banyak menimbulkan permasalahan baru, terutama terkait pencapaian pengetahuan dan keterampilan siswa. Sekolah dalam hal ini bisa membuat semacam jam tambahan bagi siswa yang terindikasi sangat tertinggal dalam pelajaran (dilihat dari kualitas hasil pembelajaran yang terkumpul). Hal ini, tentu saja dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan atau bila semua faktor memungkinkan, peserta didik dapat menggunakan sebagian hari libur semester atau libur

kenaikan kelas mereka di sekolah untuk mengejar ketertinggalan mereka yang tentu perlu dengan kordinasi yang tepat bersama para guru di sekolah. Upaya Guru 1. Melakukan Pre Assesment Guru dapat terlebih dahulu melakukan pre-assessment (Pra-penilaian) untuk memetakan kesiapan siswanya sebelum membuat bahan ajar. Apabila ternyata ada siswa yang mengalami menurun kemampuannya maka guru dapat menyesuaikan bahan ajar yang akan diajarkan ini. Jika siswa dipaksakan untuk langsung belajar materi yang mereka belum paham, maka dikhawatirkan bahwa siswa akan stress dan akhirnya tidak dapat menyerap apa yang dipelajari 2. Menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Guru hendaknya untuk lebih berinvoasi menciptakan PTM yang tetap menjalan prokes namun tetap menyenangkan. Pembelajaran lebih ditekankan pada proses, jangan menekankan pada hasil yang berdampak pada psikologis siswa. Guru menyediakan seperangkat alat atau sumber belajar yang dapat langsung digunakan oleh guru dalam mempraktikan pengajaran. Berkaitan dengan pembelajaran yang inovatif, yaitu guru tidak harus menggunakan alat atau sumber belajar yang berteknologi tinggi, yaitu cukup gunakan alat atau sumber belajar yang ada di sekitar siswa dan guru yang penting sesuai dengan tujuan pembelajaran. 3. Pantau kondisi siswa secara psikologis Sebagai tenaga pengajar, guru harus tetap memantau kondisi psikologis murid dan guru sendiri. Pantau dan cermati kondisi psikologis karena kesehatan mental

sangatlah penting dalam kelancaran pembelajaran. Dengan keadaan psikologis murid dan guru yang sehat, maka learning loss tidak akan menjadi semakin parah. Upaya Orangtua 1. Orangtua Memahami Materi Pembelajaran Untuk meminimalisir terjadinya Learning Loss Orangtua dapat melakukan aktivitas Belajar di rumah, yang artinya juga ada pengawasan penuh dari orang tua kepada anak. Orang tua lebih baik juga ikut memahami materi pembelajaran anak. Ini akan sangat berguna supaya orang tua bisa lebih memantau proses pembelajaran anak selama pandemi. Yang bisa orang tua lakukan misalnya saat anak mendapat materi pembelajaran, orang tua juga belajar memahami materi tersebut. Dengan itu, anak juga kalau ada kesulitan bisa dibantu oleh orang tua di rumah. 2. Berkomunikasi dengan guru secara rutin Komunikasi orang tua dengan guru di sekolah tetap harus lancar sebagai berkesinambungan materi mata pelajaran ketika belajar di rumah. Orangtua pasti mempunyai kontak guru dan orangtua dalam satu kelas. Biasanya anatar guru dan orangtua bisa bertukar informasi. Menghubungi sekolah dan aktif apabila terdapat acara di sekolah mengenai perkembangan anak harus dimanfaatkan orang tua untuk bertanya dan mendapat informasi. Bisa juga bertanya secara pribadi kepada sekolah, guru atau dengan orangtua dalam satu kelas untuk sama-sama mengetahui apa yang anak butuhkan dan apa yang harus ditingkatkan untuk meminimalisir Learning Loss.

Kalau anak terlihat mengalami learning loss, sebagai orang tua harus mengomunikasikan dengan guru. Jangan sampai keadaan anak jadi parah. Komunikasi dua arah antara orangtua dan guru yang baik akan menghasilkan hasil yang baik juga untuk pembelajaran anak di sekolah. Upaya-upaya yang akan dijalankan diharapkan bermanfaat bagi kita semua baik sekolah, guru, siswa, maupun orang tua siswa. Meski begitu, learning loss dapat Anda atasi dengan mudah dengan melakukan upaya dan tindakan seperti yang telah di jelaskan di atas. Kita semua yang sama-sama berada di kondisi dimana anak berpotensi learning loss, diharapkan tetap optimis dan tetap menjalankan protokol kesehatan untuk keselamatan anak didik kita Oleh karena itu, jangan khawatir jika ternyata si kecil menunjukkan tanda-tanda mengalami learning loss, Anda bisa melakukan upaya agar si kecil menemukan semangatnya kembali. Dengan begitu, Kita bisa lebih aware akan fenomena learning loss yang mungkin saja akan atau sedang anak atau anak didik alami. *Terimakasih_Semoga Bermanfaat*

We are Ready! oleh: Amelia Ayu Rosyida, S.Pd3 Era pandemi sudah melanda dunia sejak bulan Maret 2020 sampai saat ini. Terjadi banyak perubahan di berbagai sektor, baik ekonomi, pendidikan, pembangunan dan seluruh kehidupan di masyarakat. Masyarakat pun mulai beradaptasi dengan pandemi yang mau tidak mau dihadapi dan harus dilalui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup sehat yang selalu mengedepankan protokol kesehatan sangat penting dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Beberapa akibat dari pandemi covid-19 terhadap dunia pendidikan yang dapat disebutkan antara lain adalah penutupan luas sekolah-sekolah, mulai dari pendidikan usia dini, sekolah dasar dan menengah hingga universitas. Sebagai gantinya dipergunakanlah sistem pembelajaran jarak jauh dan membuka platform pendidikan daring untuk menjangkau peserta didik dari jarak jauh dan membatasi hambatan di dalam menjalankan pendidikan. Era pendidikan pun mulai melakukan perbaikan dan berusaha untuk membuka pembelajaran secara tatap muka atau offline di tahun ini. Masa transisi berlangsung 2 bulan sejak dimulainya pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dan jadwal pembelajaran mengenai jumlah hari dalam seminggu dan jumlah jam belajar setiap hari dilakukan dengan pembagian rombongan belajar (shift) yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap dikategorikan 3Umi Amelia Ayu Rosyida, S.Pd adalah Homeroom Grade 6A dan Pengajar Matematika

sebagai daerah zona hijau maka satuan pendidikan masuk dalam masa kebiasaan baru. Sekolah yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka juga harus memenuhi beberapa persyaratan seperti :  menyediakan fasilitas kesehatan yang terjangkau, menyediakan sanitasi seperti toilet bersih dan layak  menerapkan wajib masker di lingkungan sekolah  menyiapkan sarana cuci tangan serta menyediakan hand sanitizier di setiap tempat yang terjangkau anak-anak  menyediakan thermogun (alat pengukur suhu tubuh)  adanya persetujuan orang tua atau wali santri Lantas, bagaimana peran orang tua sendiri dalam memberikan pemahaman kepada anak tentang Covid-19 ? Dukungan orang tua sangat penting dalam upaya penyebaran Covid-19 di sekolah. Orang tua wajib melakukan koordinasi yang baik dengan pihak sekolah mulai dari proses persiapan, pelaksanaan dan monitoring pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Memastikan anaknya selalu menggunakan masker dan membawa masker cadangan di dalam tas, mengingatkan anak untuk selalu menjaga jarak secara fisik dengan teman-temannya dan orang lain. Pendidikan sejatinya merupakan hal yang penting bagi kebanyakan orang saat ini. Sekolah sebagai tempat anak-anak mengenyam pendidikan dinilai merupakan metode paling efektif dalam mentransferkan ilmu kepada anak, baik itu sekolah reguler maupun sekolah full day.

Kondisi pandemi banyak mempengaruhi pola pendidikan dan pola asuh orang tua. Anak pun ada yang mengalami kebosanan karena metode pendidikan yang berlangsung daring sebelumnya sehingga menurunkan motivasi belajar anak untuk kembali ke sekolah. Psikolog dari Yayasan Heart of People Yohana Theresia mengatakan bahwa penurunan motivasi belajar sangat berpengaruh ke banyak aspek lainnya, yakni level pemahaman, kreativitas, produktivitas dan tentunya hasil pencapaian belajar itu sendiri. Oleh karena itu, orang tua diharapkan dapat membantu meningkatkan kembali motivasi belajar anak. Dengan ikut terlibat dan mendampingi anak dalam proses pembelajaran. Orangtua juga diminta untuk sering mendengarkan anak serta memahami kondisi anak. Selain itu juga, orang tua juga dapat memberikan penghargaan/reward bagi anak jika anak mencapai sesuatu yang telah disepakati namun juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan bermanfaat. Pada akhirnya, semua elemen sangat berperan untuk mensukseskan pola belajar dan parenting di era saat ini, orang tua, sekolah, pemerintah dan juga siswa. *Terimakasih_Semoga Bermanfaat*

 4

         

 *Terimakasih_Semoga Bermanfaat*

ِ‫طََلبُ العِْلم‬ (Menuntut Ilmu) Oleh: Ummy Hanik A, S.Pd5 Enam syarat menuntut ilmu menurut Imam Syafi’i: ‫أَخِي َلن َتنَالَ العِلمَ إِلا بِسٍِِِاسَ َُِِيْكََِْ ََن َتلهَِِِلَِا‬ ،‫ وَصِِْبَسْ أٍَُِِْاَذ‬،ٌ‫ وَدِرَهم‬،‫ وَاجٍَِاٌد‬،ٌ‫ وَحِرص‬،‫ ذَكَاٌء‬:َ‫بََِان‬ َ‫وَطْولْ زََمان‬ “Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi 6 syarat. Saya akan beritahukan kepadamu secara rinci. Yaitu: kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama” Jika kita telaah mendalam dari Perkataan Imam Syafi’i di atas, akan terlintas dalam fikiran kita bahwa menuntut ilmu tidaklah mudah, karena terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Apabila ditinjau dari ilmu Nahwu, Imam Syafi’i telah menegaskan dalam bentuk Istisna’ atau sebuah pengecualian. Perpaduan “harfu lan” yang memiliki faidah sebagai “harfu istiqbal”, yang dipadukan dengan Fi’il mudhari’, maka kita dapat mengambil pemahaman bahwa pada kalimat “lan tanaala ilma” memiliki makna “tidak akan pernah (selamanya) kita akan mendapatkan ilmu”. 4. Umi Ummy Hanik A, S. Pd adalah Pengajar ISL

Kemudian dengan adanya istisna’ maka muncullah solusi yaitu ilmu yang tidak bisa didapatkan kecuali dengan 6 syarat. Berikut penjelasannya:  ‫( ذَكَاٌء‬Cerdas) Perlu difahami bahwa cerdas sangatlah berbeda dengan pintar, sebab semua yang pintar belum tentu cerdas, namun setiap yang cerdas sudah pasti pintar. Seseorang yang dikatakan cerdas bukan berarti yang mudah memahami pelajaran, menghafal materi dan yang pandai berbicara, tapi orang yang cerdas adalah orang yang tau akan kemampuan dirinya sendiri dan memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya.  ٌ‫( حِرص‬Kemauan) Jelasnya saat manusia memiliki sebuah kemauan untuk menggapai impian, maka ia akan berjuang untuk mendapatkan impian tersebut, layaknya seekor singa yang mengejar buruannya. Menuntut ilmu tanpa kemauan ibarat beras yang dimasak dan kurang air, tidak akan ada yang mau memakannya. Artinya kita tidak akan bisa meraih sesuatu dengan sempurna jika mengejarnya setengah-setengah dan tidak dengan kemauan yang kuat.  ‫( اجٍَِاٌد‬Bersungguh-sungguh) Begitu pula syarat ke-3, ini masih berkaitan dengan kemauan. Jika adanya syarat ke-2 yaitu kemauan maka bersungguh-sungguh sebagai syarat ke-3 akan mudah dilakukan

‫َمن جَاد وَجََد‬ Tidak asing lagi bukan, bahwa setiap yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan apa yang kita inginkan.  ٌ‫( ِدرهَم‬Uang) Pada zaman dahulupun Imam Syafi’i membutuhkan bekal berupa uang sebagai alat untuk membantu dalam perjuangan menuntut ilmu. Seperti yang kita ketahui Imam Syafi’i sebelum pergi menuntut ilmu ke Madinah, ibunya memberikan kepada beliau beberapa dirham. Jadi tidak bisa dipungkiri bahwa uang adalah wasilah atau alat penting yang akan membantu mempermudah menuntut ilmu.  َ‫( صْبَسْ أٍَُْاذ‬Bimbingan guru) Inilah yang membedakan agama Islam dengan agama lain. Menuntut ilmu tanpa guru bagaikan bayi lapar tanpa ibu, karena ia tidak bisa membedakan mana makanan dan bukan. Belajar yang baik adalah langsung dengan ahlinya, sehingga ilmu itu dapat dijelaskan dengan baik. Jadikan buku dan media lain seperti internet sebagai pendukung dalam menuntut ilmu. Selain itu belajar pada guru atau orang ‘aalim bukan saja mendapatkan pelajaran, tetapi juga mendapatkan pendidikan adab, akhlak dan wara’.  َ‫( طْوْل زََمان‬Waktu yang lama) Sebelum ada teori “Long Life Education”, Islam sudah lebih dulu mengenal berabad-abad lamanya sebuah ungkapan mahfudzot yang

menyatakan bahwa “Menuntut ilmu itu dari buaian sampai liang lahat”. Menuntut ilmu membutuhkan waktu yang lama, bukan sekedar satu atau dua hari saja manusia bisa menguasai suatu ilmu. Masa menuntut ilmu yang diprogramkan di Indonesia dimulai dari pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan diteruskan dengan pendidikan di perguruan tinggi. Barangsiapa diantara kita menginginkan kebahagiaan di dunia, maka wajib bagi kita memiliki ilmu. Jika kita ingin menghendaki kebahagiaan di akhirat, maka haruslah dengan ilmu. Dan jika kita ingin meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat, maka jawabannya adalah dengan ilmu. Maka dari itu, menuntut ilmu sangatlah penting bagi kehidupan kita. Sebagaimana dalam hadist: ‫ وََمن أَرَاَد الآخِرََة‬،ِ‫َمن أَرَاَد الْدكَا فَعََلَهِ بِالعِلم‬ ِ‫ وََمن أَرَاَد هْمَا فَعََلَهِ بِالعِلم‬،ِ‫فَعََلَهِ بِالعِلم‬ Allah akan menjadikan kita “fii sabiilillah” selama kita pergi dan keluar untuk belajar atau menuntut ilmu, tidak hanya itu dalam sebuah hadist Muslim telah dijelaskan bahwa Allah akan memudahkan jalan menuju surga bagi umatnya yang sibuk menuntut ilmu. ِ‫بِه‬ ْ‫َله‬ ْ‫الله‬ َ‫َُال‬ ‫َِلمًا‬ ِ‫َمطَنرِيُقًَلَاَْإَِطلَرِىيقًاالجََينالسٍَِمِ(سرْوفِاَهه‬ )‫مسلم‬ *Terimakasih_Semoga Bermanfaat*

FULL DAY SCHOOL DURING COVID 19 by: Mifta Mahardika, S.Pd6 Covid-19 is still being the big headline in the entire world. This pandemic give the big impact to education filed. Indonesian government has done many ways to solve educational problem during pandemic. Indonesian government has applied distance learning in pandemic to avoid the risk of corona virus. Related with that, Nadiem Makarim as Minister of Education said that learning process in 2021/2022 is dynamic, the implementation of learning process depends on local government. For the Physical Distancing area level 1 and level 2 are able to apply limited face to face learning process meanwhile Physical Distancing area level 4 and level 3 have to apply Distancing Learning. In August 2021, Kota Mojokerto in Physical Distancing Level 2. It means that all schools in Kota Mojokerto allow to apply face to face learning process with agreement of Local Government, including Little Camel School. With the agreement of Mojokerto Local Government, we conduct the limited face to face learning. Little Camel started to apply Hybrid- Learning method since August 2021. Hybrid- Learning method is an educational model where some students attend class in-person, while others join the class virtually from home. There 6 Umi Mifta Mahardika, S. Pd adalah Homeroom Grade 2C dan Pengajar SS & ART

are few things to be prepared both by the teachers and students to conduct Hybrid- Learning. They have to provide the equipments that support the Hybrid – Learning method as well as their mental readiness . Then, in October 2021, Little Camel School decided to conduct full-day school for the first time in the last two years. The teachers and the students would do the same learning activities like before Corona Virus comes. The applying of full day school is balanced with the strict health protocols. So, it makes the parents less worry when their children go to school to learn from the morning to afternoon. Little Camel School’s decision to apply full day school in this pandemic is challenging both for the teachers and parents. Student’s motivation, enthusiasm and commitment towards the health protocols are the biggest challenge for them. As we know, almost two years the students do not study normally like before. They might have been comfortable with virtual learning. Virtual learning makes the students spend their time most at home using their gadget while when they are back to full-day learning, they have to learn in the school from the morning to afternoon. In this case, teacher’s role and parent’s role are important. Teachers should prepare the learning method that can increase student’s enthusiasm and motivation and keep following health protocols. Parents are expected to give motivation to their children to be active in the class and educate the children about health protocols. To apply Full Day School Learning actually has risk to spread the Corona virus easily, but all the staffs of Little Camel School and the parents commit to keep our children safe. Teachers and Parents always do the screening when the children go to school. The teachers and the parents also make sure that the children in good condition and always wearing their mask. We may not know when exactly this pandemic will be over, but we can do our best to stay away from the Corona Virus for sure. *Thank You*

My Experience as BOM-Camp Trainer ������ ������ 7

*Thank You*

By: Bunda Tri Wulandari Mom of Albian Pranata class 1B Assalamu'alaikum wr.wb. Alhamdulilah very happy after going through the pandemic period with difficult condition, where our children education must be delayed to and have to carry out school program via zoom. Now we are trying to get through this condition with new normal, implementing full-day school system' which of course with strict health protocols, including : o washing hand and sanitizier o wearing a mask o checking body temperature o applying spray booth Education is very important for our children's character, so thank you to all teachers, staffs and boards of Little Camel Elementary School who have considered this full day activity by enforching some rules, so that the Parents can give positive responses, including : 1. Feel safe and comfortable Comfortable in all the health protocol rules that are applied and implemented by the school carrying out this full day activity, as well as mantaining food hygiene by holding online catering and canteen. I think this is a very briliant idea. 2. Learning system A fun learning system and educating with discipline, responsibility make children feel comfortable with the learning process eventhough there are additional choice for extracurricular and co-curricular activities that enable them study much longer at school.

3. Provide feedback (Teacher and Parents) Notes on all attitudes and behavior of children's in class while studying are recorded and appreciated with the \"Progress Report\" book, so Parents can know about strength and weakness of their children when learning at school. 4. Hope Full day school is a teaching and learning activity that we must support and continue to run by complying with all health protocols. The policies that have been taken by the school considering the education is very important for our children need to realized. When attending full day school, our children really have to be in a good condition and health. Always remember the time and schedule that have been arranged by the school. 5. Share between Parent and child When our child come home from school, we can ask about the school today. Here are some questions that I usually asked to Albian: \"How about your school?” \"How about your teachers?” \"How about your lesson?” \"How about your activity?” \"How about your friends?” And answered \"Oh, It's okay Mom and I am very happy at school today\" It feels very well represented with that answer. So thank you for having this full day school with all the rules in the midst of this covid pandemic.For being able to provide and support education to our children in learning and bring creativity with pleasure and comfort. Thank you so much. Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

By: Umi Defi Wahyuning Dima, S. Pd To welcome new students in the school academic year 2021 – 2022, Little Camel Islamic Elementary School held annual activity called Happy English Course. This activity focused to encourage student’s English ability. We design Happy English Course as a fun and easy way to learn English virtually. To some, learning English appears to be complicated. In the academic contexts, students still get difficulties in learning English. Teachers as educators should be creative in choosing the best method to teach the language. Learning strategies that are less fun or arguably boring do not improve students’ English skills, instead will only make students feel bored and lazy to learn. The most important thing is that students enjoy every learning process as something fun. It can help the students feel comfortable during the learning process. Fun learning activities will have an impact on improving students’ English abilities naturally. It helps students to reduce pressure during learning. Therefore, the ways of learning must be designed and adapted to the needs of students. See you on Happy English Course in the upcoming year!

By: Umi Lia Aviana, S. Hum In this activity, students participate qurban activities virtually before the slaughtering qurban animals begins. Students get qurban education where students can understand the meaning of qurban and the wisdom in it. After the qurban education activity, all students saw the virtual slaughter of qurban animals at school (zoom).

By: Umi Dwi Andansari, S. Pd In this year, our school conducted a virtual competitions to celebrate the Indonesian Independence Day. The competitions were divided into two categories; for lower grades and upper grades. There were two choices of competition for each categories, which are singing and cosplay competition for lower, speech and writing competition for upper. Since the competitions were conducted virtually, so the students have to record themselves in doing the competition and upload it on social media. We chose 2 winners for each competition and they were given rewards and trophies. The students were excited with this activity seen by the number of students who joined the competitions.

By: Umi Vinna Agustina, S.S A Whole Day Devoted to Math and Science! Welcome to Little Camel Islamic School newsletter. We will adding useful news to STEM activity to inspire you. Today is the day of STEM. Kids are natural-born maker. In this way, the children are born with their creativity. Science and technology deciphered through Engineering and Arts. All caught on element of Math. The activities head back to individual and group experience with STEM, it is continuing to emphasize our four field activities: 1. Science 2. Technology 3. Engineering 4. Mathematics Our younger future Bill-Gates trying the video game technology Why do kids need STEM? The STEM activity will help students hands-on, minds-on, Science, Technology, Engineering, and Math activities into a whole day Math and Science Day. The day challenges took place at the first hall, basketball yard, and in the classroom. The activity aims to encourage the students to deliver their ideas related to Math and Technology and to enhance students’creativity in making media related to Science and Engineering. It makes a difference pupils inquire questions, facing problems, creative thinking, and innovative. It can save our kids for preparing their future bright.

By: Umi Deasy Asdini P. L, S. Pd As we know together, Puberty is when a child’s body begins to develop and change as they become an adult. These changes become the things that might be questioned by our upper grade students recently. Puberty is a very challenging time for young people as their bodies, emotions and relationships start to change in multiple ways. Students can feel awkward, afraid and confused at times, while chemical and social factors combine to cause unpredictable mood swings that can affect family and peer relationships. With many parents lacking the confidence to talk about puberty with their pre-teen or teenage children, it sometimes falls to other adults in the young persons’ lives to provide information and support. An externally sourced puberty workshop can provide a highly effective way for teaching staff to provide that assistance without the need to get personally involved in their student’s private lives. This is why the school initiates to conduct a PUBERTY WORKSHOP both for students and Parents. The workshop aims to prepare children for the changes during puberty and discuss what to expect. Raises awareness of the social, emotional and physical changes that take place and discusses how to lead a healthy life style.

By: Umi Salsabila Rusyda, S. Pd Praise be to Allah SWT, the creator of this universe. Prayers and greetings may continue to be poured out on the Great Prophet Muhammad SAW as a good role model for all of us and get his intercession in the last days. As Muslims, we are obliged to preach, spread the goodness of inviting and calling for the truth as a continuation of the duties of Rasulullah saw. Preaching is a noble task in the sight of Allah swt. In accordance with the words of Allah in the letter of Ali Imron verse 110: ‫ت أَْ َِم َِوَنم ب ِ ت ْ َِم تِع َِم ِف ن َِـكتـَْن َِه تِوَن َِون ت ْ َِمنكَن َِ تو َ ـْن ِوَن َ ون ب ِ ل َ ّ ِه ـ‬ َِّ‫َ كك َِت تِم َِر تِـي َِم لم َ أ ِة َ أ تِمر َِج تِْ ل ِِلو‬ “You are the best nation produced [as an example] for mankind. You enjoin what is right and forbid what is wrong and believe in Allah. If only the People of the Scripture had believed, it would have been better for them. Among them are believers, but most of them are defiantly disobedient.” The obligation of da'wah is not a new things for Muslims. This obligation is the basis for humans to always serve the truth. Human as the social creatures needs to adapt with today’s condition which is complex and always develops. This condition could cause human’s mindset and how the way they think. In this regard, students need to be equipped with knowledge and competences in conveying da'wah. In order to invite spread the kindness and the truth, and also the enthusiasm to reach the success in the future. As result, the implementation of Muhadoroh for students are intended to become the place where students are able to practice, motivate and encourage themselves to convey da’wah. Muhadoroh is public speaking class. We hope students “Be a good speaker and spread kindness”. The Purpose of Muhadoroh is as follows: 1. Developing speaking skills and self-confidence 2. Fluent in “arabic muqoddimah” 3. Spread kindness

By: Umi Ika Nur Hamdiyah, S. Mat Batik Day is an Indonesian cultural day for celebrating batik – the traditional cloth of Indonesia. It is marks the anniversary of when UNESCO recognized batik as a Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity in 2009. Because batik is recognized by UNESCO as an Indonesian cultural contribution to the world, Indonesians found it to be a reason to celebrate this traditional fabric and the garments made from it. The Indonesian government strongly encourage Indonesian people (especially government officials, employees of state-owned enterprises, and students) to wear batik as well in order to create awareness of Indonesia's traditional fabric to other cultures. Not only the scale within Indonesia, but batik day can also be celebrated by all people in the world. There are various types of batik in Indonesia, ranging from Megamendung batik, Parang batik, Kawung batik, Pekalongan batik, Bali batik, and others. The technique of making batik also varies, namely written batik tulis, batik cap, batik ikat celup, and batik print. Today's celebration is synonymous with wearing batik clothes, batik parades, and making batik. And to celebrate Batik Day, therefore we made the program titled “Introduce Batik As Original Culture, Proud To Be Indonesian” , we wore batik clothes at school and make batik tulis and batik ikat celup as an expression that we love Indonesian culture. The Purpose of “Introduce Batik As Original Culture, Proud To Be Indonesian” is as follows : 1. To Improve students creativity 2. Forming an active and responsible personality 3. Introducing Indonesian culture 4. Foster a sense of cohesiveness in students 5. To know how to make batik ikat celup and batik tulis 6. Enrich knowledge about Batik 7. Instill a sense of pride in Indonesian culture

By: Umi Ayu Ihsaniyah, S. Ag Maulid celebrations in several countries have become a sacred and festive agenda. The agenda was enlivened with great festivities and rituals to broadcast the struggle of the Prophet Muhammad to the people from the past until now. The celebration of Maulid provides an Islamic atmosphere for Muslims to learn about the history of the Prophet and to establish and participate in friendship with fellow believers who lived 14 different centuries from the Prophet in the struggle of Islam. For Muslims, the Prophet Muhammad is seen as an ethical and spiritual role model and commemorating his life as another way of keeping his memory alive in the collective Muslim consciousness. Maulid is commemorated on the 12th day of Rabi al-Awwal, the third month of the Islamic calendar, which equates to 19th October in 2021's Gregorian calendar. Prophet Muhammad SAW maulid celebrations at Little Camel are held on 21st October 2021 and has a theme “Let’s express our love to Prophet Muhammad SAW with Shalawat”. Students are expected to increase their love towards Prophet Muhammad with shalawat. The agenda held at Little Camel is interclass Shalawat Competition that recorded and uploaded on Little Camel Youtube Channel. With this activity, students are able to improve their teamwork by playing the instrument with their classmates compactly. And also students learn how to recite several shalawat like Kisah Sang Rasul, Yaa Rasullah, Yaa Nabi Salam, and Yaa Badratim. The rating categories are creativities, compactness, costume and properties, shalawat and harmony, and likes video on Youtube. The 1st winner of this competition is grade 5B, 2nd winner is grade 4, 3rd winner is grade 6B, and the favorite participant with highest number of likes obtained by 5B.

By: Amelia Ayu Rosyida, S. Pd & Arlyn Armadyanti, S. IP Early literacy is very important for the students. Literacy is essential to developing a strong sense of well-being and citizenship. Children who have developed strong reading skills perform better in school and have a healthier self-image. They become lifelong learners. Reading aloud to children at an early age is the most effective way to help them expand their vocabulary and recognize written words. Reading also stimulates a child's imagination and expands his or her understanding of the world. This time, Little Camel Elementary conducts 2 kinds of Literacy Progressive Program. First, the school collaborates with Dinas Perpustakaan Kota, bringing a mobile library car to school. Students then are invited to choose and read the books that they like. We can see the excitement among them. The second one is Lit-pro. School in partnership with the SCHOLASTIC proudly present a digital library program in which enable our students to explore and read more than 6.000 book collections around the world. These books are written in English and completed by reading aloud and activities to enhance students’ comprehension. This program will start to run in January-March 2022, and will be officially launched for the new school academic year of 2022-2023. By: Amelia Ayu Rosyida, S. Pd & Arlyn Armadyanti, S. IP

By: Umi Yetik Us Faita, S. Pd At first, this event actually was prepared for fulfilling students’ holiday at home by such a fun and meaningful activities. But then, the concept had been changed due to postponed holiday. Homey- day was conducted as part of LC Future Inventor series of activity. It started with a need and ended up with something new- an invention. The activities help students develop solutions to problems by applying the design process. Further, the students were set in multi- aged groups during the creative process. According to The Association for Childhood Education International, here are some benefits of multiaged group setting: - Children develop a sense of family with their classmates. They become a \"family of learners\" who support and care for each other. - Older children have the opportunity to serve as mentors and to take leadership roles. - Children are more likely to cooperate than compete. - Older children model more sophisticated approaches to problem solving, and younger children are able to accomplish tasks they could not do without the assistance of older children. This dynamic increases the older child’s level of independence and competence.

By: Umi Aleta Winadya Q.P. , S. Pd IT is a SHOW TIME! Well, after 3-days of creative process, tried to invent something useful, students finally did it. Being in a multi-aged group was a great collaboration. Besides, creative problem solving, improvisation, flexibility, and thinking process drive the inventive spirit. Now, they seemed ready to communicate what they have invented to the world! During the process, they were not only making an invention but they also studied more about inventor, including their inventions. They named their group by an inventor name who inspired them. There were 14 multi-aged groups with 14 amazing inventions I could tell. Here they are: Pencil light, water flow, mask keeper, soap holder, night lamp, love light, toothbrush chopsticks, DIY money saver, magnetic pin injection, dispenser, can speaker, pencil holder, earphone holder and little pouch.









2nd semester begins: 3rd January 2022  2nd Semester begins: 3rd January 2022  Life-Skillicious  Food Challenge: Master Chef Kids  Literacy Progressive by Scholastic (Lit-Pro)  Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa) Gr. 6 Life-Skillicious Lit-pro by Scholastic International Food Challenge ALFK- Camp

Khitobah Extracurricular are held every Tuesday. This extracurricular aims to improve the students bravery to speech in front of public. Every meeting or training, the students have a chance to learn about Master of Ceremony and Public Speaking. We encourage them to speak, present, and end express their ideas as well as opinion confidently. These are extra-curricular activity of Khitabah. This extracurticular is held once a week, where the students learn to write Pegon. First, students write their name using Pegon letters, then students learn to write Pegons about fruits, vehicle names, etc.

Tilawatil Qur'an or Qiro'ah extracurricular is held every Wednesday. Through this extracurricular, students practice the ability to read the Qur'an with the rhythm of the art of sound. By practicing the right method, we hope that students will love the Qur'an more and more. Hadroh is one of the extracurricular activity at school. Hadroh is an Islamic musical art. Because they can express and sing together the Islamic poems. Rebana hadroh consists of three instruments, namely Bawa, odd or seling, and gedug. First they practice holding the instruments well, then practice the \"dung tag\" tone.

E-club e is a language extracurricular that is held every Tuesday. In this extracurricular, students learn English especially the four skills (reading, listening, speaking, and writing) in a fun ways. By joining this extracurricular, the students are expected to be able to master those four skills, and are able to apply them in their daily life. In the picture, the students played whisper game to learn speaking. Dalam kegiatan ekstrakurikuler Tae Kwon Do, santri telah mempelajari 5 tendangan dasar, ap chagi (tendangan depan), dolyo chagi (tendangan melingkar depan), Yap chagi (tendangan samping), dol ohchgi (tendangan atas/mencangkul), Dwi chagi (tendangan belakang). Basic kick/pukulan dan tangkisan dasar, Montong jiurugi (pukul tengah), eulgul jiurugi (pukul atas), are jiurugi (pukul bawah). Santri juga belajar tangkisan dasar, are maki (tangkisan bawah), Momtong maki (tangkisan tengah), dan eulgol maki (tangkis atas).

BEST OF ME (BOM) CAMP Alhamdulillah, kegiatan Best of Me Camp atau yang lebih dikenal dengan nama BOM- CAMP telah terlaksana dengan baik di tahun ini. Sebuah program yang sarat akan pengembangan potensi diri serta pembentukan karakter untuk menjadikan pribadi santri yang mandiri, cerdas, tangguh dan berkarakter Islam. Program khusus persembahan dari Little Camel sebagai sekolah Islam berkarakter dan berbudaya pesantren, berwawasan Internasional, dan berjiwa entrepreneur ini sukses memberikan alternatif kegiatan sekolah yang tidak melulu berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pembekalan keterampilan hidup, karakter, dan kepemimpinan (leadership). Program tahunan yang digagas oleh Ibu Hj. Umi Fadhilah, S. HI founder Little Camel School dan diperuntukkan bagi santri kelas 4 & 5 ini sempat tertunda karena adanya pandemi. Kendati demikian, adanya komitmen yang kuat dan tujuan baik di balik kegiatan ini menjadi motivasi terbesar bagi sekolah untuk tetap melaksanakan program tersebut di tahun ini.

Ya, seperti yang kita ketahui bersama, pandemi juga membawa dampak negatif bagi perkembangan belajar maupun mental santri. Saat ini, anak – anak menghadapi hambatan yang lebih besar untuk sukses dibandingkan generasi sebelumnya. Kemajuan teknologi telah membuat smartphone, laptop, tablet dan gangguan lainnya lebih praktis dan itu merupakan perkembangan dari mereka. Sebagai contoh, berjalanlah di jalan manapun, naik bus umum, atau kunjungi pusat perbelanjaan manapun dan anda akan melihat anak – anak dihipnotis oleh jurang hiburan online tanpa dasar. Ironisnya, pandemi membuat ketergantungan mereka akan gadget-gadget tersebut semakin dalam. Tampaknya sekarang ini anak-anak lebih memilih untuk memfokuskan waktu mereka pada kegiatan yang kurang produktif dari pada mempelajari keterampilan praktis yang mereka perlukan untuk berinteraksi dengan teman sebaya maupun keluarga. Mereka lebih tertarik untuk menghabiskan waktu mereka berselancar melalui teknologi sehingga tak jarang hal ini menyebabkan masalah dengan manajemen waktu mereka. Oleh karena itu, BOM-CAMP hadir sebagai salah satu solusi yang diupayakan sekolah dalam mengembangkan keterampilan yang diperlukan santri untuk menghadapi tantangan dan situasi dunia nyata yang akan mereka hadapi bukan hanya sekarang, tapi juga di masa depan, dimanapun kelak mereka berada. BOM-CAMP mencoba memberikan bekal dan penguatan berupa pendidikan karakter.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook