Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore LC E-NEWSLETTER 5.21

LC E-NEWSLETTER 5.21

Published by deasyalfarizi, 2021-04-15 06:28:40

Description: LC E-NEWSLETTER 5.21

Keywords: school newsletter

Search

Read the Text Version

Newsletter Editorial Team Team Leader Irma Deviana, S. Pd Retno Dwi Purwaningsih, S. Pd Managing Editors Deasy Asdini P. L Principal M. Habiburrohman, S.Pd Layout and Design Deasy Asdini P. L M. Agung E. Wijaya Information and Photos Collectors Teachers of Little Camel International Islamic Elementary School Staff Writer School Board, Teachers, Parents and Students of Little Camel International Islamic Elementary School

‫مقدمة‬ (Kata Pengantar) ‫ والصلاة والسلام على سيد نا محمد المبعوث‬,‫الحمد لله الكريم الخللاق‬ ‫ وعلى اله واصحا به ما جرى قلم التلخيص والبيان‬,‫لتتميم مكارم الاخلاق‬ LITTLE \" ‫فهذه الكتابة يسمى‬: ‫ اما بعد‬.‫على صفحات الاوراق‬ ‫ \" نبحث عن \" كن طالبا مبتكرا من خلال‬CAMEL NEWS LETTER ‫تعليم الشخصية للاجيال الاسلامية \" و نرجوا من هذه الورقة يمكن ان تثير‬ ‫التي ستصبح‬,‫ لا سيما العلوم الدينية‬,‫حماسة الطلاب لتعليم اكثر نشاطا‬ .‫ وجعلها جيلا من الشخصيات‬,‫شرطا في حياة اللاحقة‬ ‫ فإن تعليم الشخصية هو شكل من أشكال النشاط التعليمي الذي يهدف إلى تشكيل شخصيات‬، ‫كما نعلم‬ ‫ سيتم توجيه أطفالنا لتطوير شخصياتهم حتى يصبح أطفالنا‬، ‫ مع تعليم الشخصية‬.‫الطلاب ليصبحوا أفضل‬ ‫ سيقود تعليم الشخصيات أطفالنا إلى خمس خصائص أساسية يجب أن‬، ‫ على وجه التحديد في بلدنا‬.‫أفضل‬ ‫ من خلال‬.‫ وهي التعاون الديني والقومي والمستقل والتعاون المتبادل والنزاهة‬، ‫يمتلكها الطالب أو الطالب‬ ‫ من المأمول أن ينمو أطفالنا ليصبحوا جيلاا ذهبياا قوياا وذكياا ومميازا‬، ‫وجود هذه الخصائص‬ ‫ من الماءمول ان يعزز روح الاخلاص والصبر ويصبح اساتذتنا سيصبحون مقيمين في‬,‫ومن خلال هذا البرنامج‬ ‫ امين‬.‫الجنة‬ Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji milik Allah Tuhan yang menggerakkan hati ,pemelihara penguasa alam semesta .Shalawat dan salam bagi Rasulullah Muhammad shallallahualaihiwasalla, serta seluruh keluarga dan sahabatnya. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pendidikan karakter adalah bentuk kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk kepribadian para peserta didik agar menjadi lebih baik. Dengan pendidikan karakter, anak-anak kita akan dituntun untuk mengembangkan kepribadiannya supaya anak-anak kita menjadi lebih baik. Khusus di negara kita, pendidikan karakter akan menuntun anak-anak kita untuk mempunyai lima karakter dasar yang mesti dipunyai seorang siswa atau peserta didik, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Dengan mempunyai karakter-karakter tersebut, diharapkan anak-anak kita bertumbuh menjadi generasi emas yang tangguh, cerdas, dan berkarakter.

Maka dari itu, seluruh rangkaian kegiatan yang ada di Little Camel ini dikemas sedemikian rupa untuk mengatasi krisis karakter yang terjadi di Zaman Millenial ini. Pembelajaran yang menarik harus dilakukan oleh setiap pendidik yang ada di sini. Adapun hal yang tak kalah penting dari pembelajaran yang menarik adalah Hati dari guru tersebut, sehingga penataan batin senantiasa dilakukan untuk menata hati masing – masing sehingga menjadi pribadi yang ikhlas dan berakhlaqul karimah, pribadi yang dapat dijadikan uswah hasanah bagi santri santri Little Camel, pribadi yang disegani di masyarakat serta pribadi yang dirindukan oleh Surga. Dalam dunia belajar mengajar seorang guru tentunya akan di tuntut untuk menjadi guru yang kreatif, inovatif dan profesional baik dalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaanya maupun proses evaluasi pembelajaran guna dan tujuannya adalah agar nantinya menghasilkan peserta didik yang mampu mengembangkan potensi yang di milikinya masing-masing. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin. Atas terbitnya “LC E-Newsletter 5.21 Edition“ yang mana menandakan bahwa Newsletter kita kali ini telah sampai pada edisi ke-5. Merupakan hal yang sekian lama kita tunggu – tunggu, Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap guru, management, dan yayasan serta semua pihak yang terlibat aktif dalam penyusunan dan penerbitannya. Besar harapan kami semoga “LC E- Newsletter“ dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya serta para penulis pada khususnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah kata pepatah. Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, begitulah kata para Ulama’, maka kami senantiasa membuka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan newsletter ini, sehingga kami bisa terus berkarya. Wassalamualaikum Wr.Wb Mojokerto, April 2021 Principal of Little Camel International Islamic Elementary School M. Habibur Rohman, S.Pd

‫ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ الل ِه َو َب َر َكاتُه‬ ‫َو ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ الل ِه َوبَ َر َكاتُ ُه‬

LUKA BATIN Ditulis oleh: HJ. Umi Fadhilah, S.HI, C.Ht2 Bayangkan diri Anda yang sekarang adalah anak kecil berusia 9 tahun. Sore ini sedang bermain dan berlari-lari bercanda dengan adik Anda keliling rumah dan tanpa sengaja menjatuhkan vas bunga. Ayah atau Bunda terkejut, menghampiri dengan wajah marah. Bukannya menunjukkan kekhawatiran, tanpa Ayah Bunda Anda sadari mulai memarahi dan membentak. Mengguncang, memukul dan menyalahkan Anda: ”Dasar!! Anak ceroboh! Selalu bikin masalah. Itu vas bagus tahu?! Hari ini kamu dihukum tidak dapat makan malam!!” Mungkin saat itu Anda sangat ketakutan, tegang, dan bingung, sementara badan terasa sakit akibat pukulan dan tarikan. Dengan gerakan ketakutan, Anda mulai memunguti pecahan gelas, mungkin begitu takutnya sehingga tangan Anda tertusuk dan berdarah. Ayah atau Bunda Anda sama sekali tidak peduli, tegak berdiri penuh kemarahan dan menyalahkan Anda kembali karena tidak hati- hati. Luka akibat tertusuk pecahan kaca mungkin sembuh dalam waktu singkat, tetapi luka batin? akan Anda bawa hingga dewasa. Bila mengalami hal di atas, kita akan mengingat begitu banyak perasaan negatif: takut, bingung, merasa tidak dimengerti, sedih, marah, dan menyesali diri, merasa bodoh, tidak berdaya, dan juga sangat kecewa kepada Orang Tua. “Bentaknya 1 menit, menamparnya 1 detik, menyesalnya 10 jam, menyembuhkan lukanya… seumur hidup….” banyak Orang Tua melakukan hal ini pada anaknya, kekerasan fisik atau kekerasan verbal baik disadari maupun tidak. Hal ini menyebabkan luka batin dan trauma. Trauma psikologis adalah kondisi yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa buruk yang menimpa diri seseorang. Kejadian yang tidak menyenangkan ini membuat orang yang mengalaminya merasa tidak aman, ketakutan dan tidak berdaya. Peristiwa ini menghadapkan kita pada ancaman genting yang overwhelming, berdampak pada terguncangnya keseimbangan jiwa seseorang. Ketika itu terjadi, kapasitas menyelesaikan masalah dari otak kehilangan kemampuan mengendalikan situasi. Kekagetan dan ketakutannya dapat sangat melumpuhkan, apalagi bila dibarengi sakit fisik. Luka batin akibat perlakuan orang terdekat (keluarga) sering lebih menghancurkan. Apalagi bila itu terjadi berulang. 2 Hj. Umi Fadhilah S, S. HI, C. Ht adalah Founder Little Camel Islamic School

Psikoanalisis mampu menjelaskan rinci betapa perlakuan buruk dari orang terdekat sejak masa awal kehidupan dapat menjadi trauma hingga masa dewasa. Luka batin yang tidak terobati mungkin menghancurkan kepercayaan kita kepada orang lain. Luka batin juga sering menghancurkan kepercayaan kita kepada diri sendiri ”Apakah aku cukup baik untuk dicintai?; ”Adakah yang sungguh-sungguh peduli kepadaku?” perasaan merasa tidak dicintai, tidak berharga akan dibawa oleh anak hingga dia tumbuh dewasa. Anak bisa pemarah karena mencontoh seseorang di keluarga yang juga pemarah. Pemarah bukan karakter tapi karena copying (peniruan) atau karena luka batin yang mendalam. Wujud dari insecurity (perasaan tidak aman karena banyak tersakiti) berkemungkinan membuat seseorang menjadi pemarah. Banyak orang dewasa yang mengalami luka atau trauma pada masa kecil, tidak menyadari bahwa mereka masih memiliki sosok anak kecil (inner child) yang tersakiti dalam diri mereka. Bila dibiarkan atau tidak disembuhkan, inner child dapat menjelma menjadi perasaan dan perilaku negatif ketika anak tumbuh dewasa. Dan hal ini pasti berakar dari pola asuh yang kita berikan pada anak-anak di masa sekarang. Apa itu inner child? Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa sebagai Orang Tua, kita harus berdamai dengan inner child kita yang mungkin masih memiliki luka-luka yang belum sembuh. Luka-luka tersebut sering kali membuat kita “salah jalan” saat mengasuh anak. Sebabnya adalah, kita secara tidak sadar menganggap bahwa penyebab-penyebab luka masa kecil itu adalah hal yang normal. Sehingga, kita secara tidak sadar juga menormalisasinya ketika melakukannya pada anak. Tentunya, kita tidak menginginkan siklus seperti ini berlangsung terus menerus. Agar hal tersebut tak terjadi, maka penting bagi Anda untuk memahami apa yang memantik inner child Anda agar tak kembali menanamkannya pada si kecil. Inner child adalah sisi kepribadian seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil. Bisa juga diartikan sebagai sosok anak kecil yang masih melekat dalam diri Anda. Anak kecil dalam diri Anda tidak pernah pergi dan menetap di alam bawah sadar. Mereka memengaruhi bagaimana Anda membuat keputusan, merespons masalah, dan menjalani kehidupan ketika dewasa. Pengalaman kanak-kanak yang tidak menyenangkan atau salahnya pengasuhan dalam keluarga dapat terus membekas dalam diri seseorang. Saat tumbuh dewasa, hal ini bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk perasaan dan perilaku negatif. Mulai dari perasaan tidak dicintai, mudah cemas, pemarah, sulit percaya orang lain, dan Apabila terus dibiarkan, inner child yang terluka dapat menghambat perkembangan diri Anda sebagai orang dewasa. “Semua orang pasti bertambah tua. Namun faktanya, tak semua orang dapat menjadi dewasa”.

Kedewasaan yang sejati adalah ketika Anda sudah menyadari dan menyembuhkan ‘anak kecil’ dalam diri Anda yang menyimpan rasa sakit, trauma, serta amarah. Sayangnya, tak sedikit orang yang justru menyangkal dan mengabaikan luka inner child atau luka batin dalam diri mereka, sehingga terbawa hingga ke kehidupan dewasa. Saat dihadapkan pada masalah hidup, inner child yang masih bersemayam ini bisa mencuat ke permukaan dan mengambil alih kendali dalam diri Anda. Pola asuh yang salah seperti sikap yang sering menghukum, membentak dari orangtua diadopsi ketika anak ini dewasa. Dia akan jadi individu yang mudah sekali marah dan menghukum pasangan hidup atau anak. Atau rasa tidak aman yang kuat menyebabkan kita membentengi diri akibat takut dilukai. Ada yang jadi sinis, pemarah, punya kebutuhan berlebihan tak pernah terpuaskan akan seks, kekuasaan, prestise, dan lainnya. Intinya, hal-hal itu menjadi kompensasi ketidakyakinan kita sungguh- sungguh akan pribadi berharga dan patut dicintai. Ayah Bunda “Bagaimanapun, mencegah jauh lebih mudah daripada mengobati”. Bayangkan bila anak yang memecahkan vas bunga secara tak sengaja itu dihampiri Orang Tuanya yang khawatir, kemudian memeluknya, menenangkan, dan membantu membersihkan pecahan kaca. Ketakutan dan kekagetan anak akan berganti dengan kelegaan, perasaan terlindungi dan terbasuh kasih sayang. Anak akan merasa dicintai, dan berharga. KUNCI KEBAHAGIAN DAN MENYEMBUHKAN LUKA BATIN DIAWALI DENGAN MEMAAFKAN, apa yang terjadi dalam kehidupan Anda, semua berasal dari diri Anda sendiri. Bukan orang lain yang perlu berubah, tetapi diri Andalah yang perlu berubah terlebih dahulu. Anak yang mendapatkan pola asuh yang positif, bahagia dan penuh kasih sayang akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter baik dan hangat secara emosi. Ayah bunda sebagai Orang Tua dapat memberikan inner child yang positif dimana hal ini akan anak bawa hingga dewasa dan menjadi kenangan keluarga yang membahagiakan. Kedepannya ketika anak ini bertumbuh menjadi dewasa akan memandang keluarga adalah hal yang membahagiakan serta berupaya membahagiakan. Analogi anak itu ibarat buah sedangkan orangtua itu pohon. Artinya, untuk mengantisipasi pola asuh yang salah harus ada pre-education of parents. Segala peristiwa TERBURUK dihidup Anda dapat berubah menjadi moment TERBAIK dihidup Anda. Ketika anda MAU menyikapinya dengan BENAR. Jangan biarkan peristiwa masa lalu merusak kebahagiaan masa depan anak Anda. Bekas luka mengingatkan kita tentang di mana kita pernah berada, bukan ke mana kita akan pergi. Ayah Bunda sebagai Orang Tua tidak bertanggung-jawab atas pemrograman yang Anda terima di masa kecil. Tetapi sebagai orang dewasa anda bertanggungjawab 100% untuk memperbaikinya. Bagi Ayah Bunda yang mungkin tidak bahagia di masa kecil, balaslah dengan cara membuat anak Anda sangat Bahagia. Buktikan pada Anak Anda bahwa Orang Tua yang baik itu masih ada.

Catatan Penting: Ayah Bunda hindari memarahi atau membentak anak di malam hari atau shubuh. Luka batin di waktu-waktu ini akan masuk ke alam bawah sadar. Tidak heran jika hari ini banyak anak tidak mau mendengar nasehat orang tuanya, karena sosok orang tuanya sudah di blacklist di alam bawah sadarnya. Mereka lebih mau mendengarkan nasehat orang lain (guru, teman) yang masih whitelist. Malam hari dan shubuh adalah GOLDEN TIME dimana merupakan waktu terbaik untuk menanamkan hal – hal indah dan kebaikan - kebaikan yang positif. *Terimakasih_Semoga Bermanfaat*

Ditulis oleh: Sri Lestari, S.Pd3 3Sri Lestari, S.Pd adalah Umi Homeroom Grade 1B dan Umi Pengajar Kurikulum Nasional

Cek suhu di pintu kedatangan dengan menerapkan sosial distancing (jaga jarak) Mencatat suhu saat awal masuk dan saat kepulangan Mencuci tangan dengan sabun dengan Saat hendak memasuki kelas atau keluar langkah mencuci tangan yang benar Masuk ke disinfectan chamber untuk kelas menggunakan handsanitizer yang disinfektasi disediakan di depan kelas masing- masing

Pengaturan jarak tempat duduk siswa dan pemberian garis batas Edukasi di kelas untuk selalu sering mencuci tangan dan memakai handsanitizer serta menjaga jarak *Terimakasih_Semoga Bermanfaat* Saat kepulangan pemanggilan siswa satu persatu dan harus menggunakan handsanitizer sebelum pulang.

Dalam sejarah dunia Islam, adanya wabah menular bukanlah hal yang baru. Gambaran ini misalnya bisa dilihat pada karya ulama-ulama salaf terdahulu seperti Umar bin Mudzaffar yang dikenal sebagai Ibnu Al wardi, yang mengambarkan dengan sangat detil tentang wabah (black death) yang melanda kota Damaskus dalam karyanya Risalat an Naba ‘an al Waba. Selanjutnya ada Tajud Din As-Subki yang menulis Juz’un min al Thaun, yang meninggal 22 tahun sesudah Ibnu Wardi. Sesudah 5 tahun berselang ada lagi Syihab al Din Yahya al Tilmisani yang menulis kitab al Thibb al Masnun fi Daf ‘an al Thaun, yang juga meninggal karena wabah.(1) Di penghujung tahun 2019 lalu, fenomena wabah menular kembali terulang, wabah yang bernama corona atau covid-19 telah menyebaran hingga ke seluruh dunia. Berbagai kebijakan telah diambil diambil untuk mencegah penularan wabah corona atau covid-19 ini. Diantaranya dengan pemberlakuan PSBB di banyak wilayah di seluruh belahan dunia. Di Indonesia sendiri masyarakat dihimbau untuk senantiasa menjaga jarak, memakai masker, meniadakan pembelajaran tatap muka di sekolah, membatasi sholat Jumat, tinggal di rumah, bekerja dari rumah, beribadah di rumah, dan lain sebagainya. 4 M. Khafid Effendi adalah Abi Homeroom Grade 4A dan Abi Pengajar ISL & ICT

Ramadhan tahun ini 1442 H, umat Islam di seluruh dunia kembali menjalani puasa dengan suasana yang masih sama seperti tahun lalu akibat dari pandemi Covid-19 yang masih melanda di berbagai negara, tak terkecuali negara-negara muslim termasuk Indonesia. Banyak anjuran dalam pencegahan Covid-19 tercermin dalam ibadah puasa. Kita diminta untuk menahan diri dari keluar rumah kecuali untuk urusan yang diperlukan. Kita perlu menahan diri untuk tidak sering mengkonsumsi selain hal-hal yang diperlukan karena kita tidak tahu sampai kapan pandemi akan berakhir. Kita diminta untuk bersikap hidup bersih dan sehat karena puasa juga mengajarkan pola hidup sehat. Puasa sesungguhnya merupakan ibadah untuk menahan diri. Selama berpuasa, kita dilatih untuk menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal lain yang dilarang. Harapannya, kita juga mampu menahan diri dari melakukan hal-hal yang tidak penting dalam hidup ini yang mengganggu upaya kita mencapai keridhaan Allah SWT. Bahkan, keberhasilan kita di dunia dan akhirat ditentukan oleh kemampuan kita menghdapi ujian hari ini untuk diganti dengan pahala yang lebih besar. Sebagai siswa-siswi Little Camel, di sekolah tentunya kita sudah banyak menerima pelajaran tentang bagaimana cara kita memaknai ibadah puasa di bulan suci ini. Salah satunya adalah dengan memahami hakikat puasa sebagai bentuk pengendalian diri yang outputnya akan membuahkan taqwa. Pengendalian diri membutuhkan kesabaran yang tinggi dan ini harus Gambar diambil sebelum terjadi wabah Covid-19 semakin meningkat di tengah wabah COVID-19. Pertama, sabar dalam menjalani ibadah puasa dan yang kedua adalah sabar dalam menghadapi wabah corona.

Selain dimensi pengendalian diri, mekanisme puasa sebagaimana yang telah kita pahami memiliki dimensi positif berupa penyembuhan (healing). Sehingga sering disebutkan berpuasa itu menyehatkan. Dalam sufi healing dan tradisi kedokteran di dunia timur dijelaskan bahwa tubuh memiliki mekanisme sendiri dalam mengatur dirinya. Secara ajaib disebutkan bahwa pengobatan yang paling efektif itu dilakukan sendiri oleh tubuh kita. Tubuh kita diciptakan oleh Allah SWT dengan sangat lengkap dan memiliki mekanisme self healing. Puasa sebagai ajaran syari’at islam memberikan ruang kepada tubuh kita untuk beristirahat, melakukan perbaikan diri. Sehingga kita dapat menjalani kehidupan pada fase berikutnya dengan lebih baik. Pada gilirannya ketika ada wabah seperti covid-19 sekarang ini, secara fisik dan psikis kita sudah siap, terlebih puasa selain memiliki nilai tambah bagi kesehatan fisik, yang lebih utama adalah penyiapan mental kita berupa sikap sabar dan pengendalian diri, serta nilai spiritual berupa orientasi hidup hanya kepada Allah SWT. Maka dari itu marilah kita maknai ibadah puasan pada bulan ini dengan senantiasa meningkatkan kwalitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Sebagaimana ikrar kita dalam do’a iftitah setiap melaksanakansholat: ‫اِ َّن صََلتِ ْي َونُ ُس ِك ْي َوَم ْحيَا َي َومََماتِ ْي لِّٰلِه َر ِب اْل ّٰعلَِم ْي َن‬ “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.” Wallahu a’lam bisshowab. *Terimakasih_Semoga Bermanfaat*

PENTINGNYA MENJAGA ADAB DI MASA NEW NORMAL PADA PENDIDIKAN Ditulis Oleh: M. Damanhuri, S.Pd.I5 ‫كانوا يتعلمون الهد َي كما يتعلمون العلم‬ 5. M. Daman huri, S. Pd.I adalah Abi Homeroom Grade 5A dan Abi Pengajar ISL

*Terima kasih_Semoga Bermanfaat*

Going Back to School in New Normal Era Written by: Dwi Retno Andansari, S.Pd6 Since the enactment of new normal era, almost all human activities are running as usual. Offices, markets and tourism spots have been re-opened. Recently, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mojokerto have published a letter informing that the face-to-face learning can be conducted from March 1, 2021. However, the face-to-face learning must be conducted while adhering to the health protocols. Teaching and learning process in new normal era needs some adaptations. A case in point is the learning duration. Students are not allowed to be in school for more than 4 hours. Thus, the duration of meeting for each subject is only 50 minutes. The other thing to note is the learning scenario. All students are required to have their temperature checked before entering the school, then they have to wash their hands. The school is also provide a disinfectant chamber to make sure that the students are all sterilized before getting in the classrooms. When we talk about going back to school during the new normal era, we have to keep in mind that there are many preparations that should be done by teachers, students and parents. The followings are some tips to be done by parents and teachers to prepare the students to go back to school: 1. Explain Changes in School’s Condition The very first step to be done by both parents and teachers is to explain students about the changes that will happen in school during this era. Those changes include the seats arrangement in classrooms, learning duration that is shorter than usual, and rules during breaktime. 6 Dwi Retno Andansari, S. Pd adalah Umi Homeroom Grade 2C dan Umi Pengajar International Subjects

2. Educate Children about Health Protocols Going back to school means students can easily make physical contact with others. Meanwhile, the school has to ensure that the students could study safely and comfortably. Thus, our role is to educate our children about the importance of adhering the health protocols. Parents and teachers should always remind students to wear masks, wash their hands, keep their distance, and not share food or things with others. 3. Back to Routine Being in quarantine for a long time might change students’ routine. It means parents must accustom their children to go back to their routine such as going to bed earlier, waking up in early morning, preparing their stuffs, etc. 4. No Need to be too Much Worry As a parent, it is normal to feel anxious when their children will go back to school. However, too much worry would make us being overprotective and make our children feeling unfomfortable. It may affect their learning’s process. Otherwise, just prepare children as well as possible so that they are able to adapt to this new condition. All in all, going back to school in new normal era needs some preparations that really must be considered by teachers, students and parents. However, don’t make students feeling anxious because of the new rules. Don’t hesitate to always remind them to adhere the health protocols. Wear your mask and stay healthy! *Thank You*

Written by: Ayra Mahya Alsi S.7 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Hi friends .. my name is Ayra, I'm from grade 3 .. I want to share my story. March 2021 is my happy moment, because it’s the first time I was allowed by my parents to attend face-to-face school activities, after learn from home through the Zoom and Edmodo for almost 1 year. I’m very happy, because in the end I could meet my friends and teachers in person. I was allowed by my parents to study at school because all my teachers have participated in the covid-19 vaccination program and the city of Mojokerto has turned into a yellow zone, which means a low- risk covid-19 cases. I have to promise my parents, that I have to obey to covid 19 protocols. Before going to school, my parents made some new normal era preparation. My parent made sure that I was in good health (normal body temperature, no coughs, colds, skin disorders, eyes, vomiting, diarrhea, no appetite or other complaints). My school also provides a student screening form to fill in every day, this also applies to my parents. I also bring foods and drinks from home and prohibited to sharing food / drinks with other friends. the clothes I wear must be clean, and I definitely have to use a mask and faceshield. When I was arrived at the school, a covid 19 protocol examination is carried out by the school starting with body temperature measurenment, masks completeness check and washing hands with a flowing water or using hand sanitizers. During school, we must keep a certain distance each other. when a break time, students remain in their own class to eat / drink their own lunch Dear Friends .. that's all my story about my preparation for starting school activities in the new normal era. May all of us always be in good health and always be protected by Allah SWT. Keep up the spirit to go to school and make sure to obey the covid-19 protocols. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. 7Ayra Mahya Alsi S. is one of the students of Grade 3 Little Camel Islamic Elementary School

LET’S ACCOMPANY OUR CHILDREN TO FACE NEW NORMAL ERA 1st ROLE MODEL 2nd REPETITION 8Bunda Upi Fajri is the Mom of Kenzou from Grade 4A Little Camel Islamic Elementary School

3rd SUPPORT 4th REWARDS

FTF Report for Math Subject Grade 1B (Aleta Winadya, S.Pd) Unit/ Sub Unit : Addition and Subtraction word problem Topic Description: In this lesson, the students will be able to apply word problem strategies by finding keyword to solve problems using addition, subtraction, or both operations. This lesson help the student to improve their life skill in solving the problem in daily life.

HBL Report for English Subject Grade 6 (Irma Deviana, S.Pd) Unit/ Sub Unit : What makes us buy things Topic Description : In this lesson, the students will be able to apply word problem strategies by finding keyword to solve problems using addition, subtraction, or both operations. This lesson help the student to improve their life skill in solving the problem in daily life.

HBL Report for Science Subject Grade 2 (Defi Wahyuning Dima, S.Pd) Unit/ Sub Unit : Our Earth in the solar system/water on the Earth Topic Description: COVID-19 pandemic is not over yet, Home based learning is the best choice for school to conduct learning activity through Zoom meeting. In this term students in grade two learned about Our Earth in The Solar System, specifically to understand water on the Earth. Moreover, students learned that one quarter of planet Earth is land, while three quarter is water. They also learned that all living things need water to stay alive.



HBL Report for Arabic Subject Grade 1 (Salsabila Rusyida, S.Pd) Unit/ Sub Unit : Fruits in Arabic Topic Description : In this lesson, the students learned the vocabularies about fruits in arabic language. They practiced how to pronounce and did the conversation about fruits in arabic language. Then they exercised to write and draw their favorite fruits.

HBL Report for ISL Subject Grade 1 (M. Daman Huri, S.Pd.I) Unit/ Sub Unit : hadiths about worship Topic Description : In this lesson, students learn hadith about worship as well as give examples in daily life and practice it.





HBL Report for PE Subject Grade 5 (Ferry Anggra I, S.Pd) Unit/ Sub Unit : Martial Art (Pencak Silat) Topic Description : In this lesson, Health is the most valuable treasure for humans. There are many ways to maintain health, one of which is to eat nutritious food, take adequate rest and exercise regularly. Sports for students can be routinely done during physical education lessons. Sports can be done anywhere, in the school field or sports at home. With a pandemic like this, learning is no different, whether learning at school or learning from home.

FTF Report for ART Subject Grade 2 (Deasy Asdini P. L.) Unit/ Sub Unit : 3-D Artwork Topic Description : In this ART lesson, students learn about the Elements of ART by making paper waterlily as well as practice to demonstrate various painting techniques (using salt with watercolor). As the result, they are expected to be able to create 3-D beautiful artwork.

HBL Report for TEMATIK Subject Grade 4 (Retno Dwi P., S. Pd) Unit/ Sub Unit : My Neighborhood (Lingkungan Tempat Tinggalku) Topic Description : In this TEMATIK lesson, students are introduced to personal diversity and discuss further on benefits of it, including how those individual characteristics diversity can impact our daily life.

Other Curricular & Co-Curricular Activities Dear Honourable Parents, We would like to take this time to say THANK YOU for such an amazing collaboration and support towards the schools’ activities. Your understanding and fully support mean a lot to us during this time. Alhamdulillah…..together, finally we could do everything very well during this term for our beloved children. Let’s keep this up and get ready for our upcoming events! Billion Thanks Our Dearest Parents.  International Day (24-26 February 2021)  Mid-Term Exam (15 - 23 March 2021)  Parents-Teacher Conference/ PTC (1 April 2021)  LC Anniversary & Math Day (8 – 9 April 2021)  Pondok Ramadhan (19-29 April 2021)  USBK for Gr.6 (19 - 29 April 2021)  Cambridge English Language Assessment/ CELA for Gr. 5-6 (22 May 2021)  IDP, PAS, and Report Card (May-June 2021) Recycled International Costume Winners: - Kak Dylan (1B) - Kak Tsabita (4B) - Kak Rafa (1A) - Kak Alexa (6) - Kak Naila (2C) - Kak Nafa (5A) Congratulations on your win!


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook