Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Jurnal Harian day-1 survei internal 2021.

Jurnal Harian day-1 survei internal 2021.

Published by sardjitomedia, 2021-03-16 23:40:21

Description: Jurnal Harian day-1 survei internal 2021.

Search

Read the Text Version

TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS

Suasana Acara pembukaan 3. KAIZEN, Upaya untuk memperbaiki diri sendiri/tim yang dilakukan terus menerus, Kegiatan Survey Internal Akreditasi SNARS 1.1 di mulai dari hal-hal yang kecil RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, diawali dengan acara pembukaan secara daring dengan undangan 4. DEAL DONE, Setiap Civitas Melaksanakan apa kurang lebih 100 orang yang terdiri dari Dewas, yang sudah menjadi ketentuan Direksi, koordinator bagian, Ka instalasi, Ka. KSM. Acara di buka oleh Direktur Utama, Dr. Rukmono Disampaikan oleh dr Ratih Haendrawati, MPH siswishanto, Sp.OG(K), M.Kes, di Ruang Webinar selaku Ketua KMKP dan Ketua Akreditasi meskipun lantai 4 Gedung Diklat RSUP Dr. Sardijito di era pandemic Covid-19, rumah sakit tetap harus Yogyakarta. mempertahankan implementasi standar akreditasi sesuai Permenkes 12/2020 tentang Akreditasi: Dalam sambutannya direktur Utama setiap RS wajib terakreditasi, yyang menyampaikan, meskipun tahun 2020 kita sudah diselenggarakan secara berkala tiap 4 tahun. lulus Akreditasi Paripurna dengan Standar SNARS, Sedangkan Tujuan dari Survey kali ini adalah: Edisi 1.1 namun target kita adalah kita bisa meraih Akreditasi Internasional dengan SNARS 1.1. 1. Mengetahui performance RS dalam rangka Dengan ketekuman, dan komitmen seluruh Civitas memastikan kepatuhan civitas hospitalia akan kepatuhan implementasi Standara Akreditasi terhadap standar alam setiap kegiatan pelayanan. Empat Nilai –nilai Dasar RSUP Dr Saedjito yang bisa diterapkan dalam 2. RS mengidentifikasi & memperbaiki gap antara proses akreditasi adalah: kegiatan yg telah dilakukan dengan yg seharusnya (standar) 1. INTEGRITAS, adalah perilaku/budaya kerja yang senantiasa tetap baik, patuh pada 3. Menyiapkan strategi Perbaikan dari Survei elemen-elemen standar meskipun tidak di tahun 2020 awasi Semoga survei Internal Akreditasi tahun 2021 ini 2. CERIA, kegiatan yang didasari dengan situasi memberikan manfaat bagi rumah sakit dan Civitas menyenangkan sehingga aura semangat Hospitalia untuk terus meningkatkan upaya optimis dalam proses akreditasi ini bisa Perbaikan pelayanan dan menjaga mutu rumah dirasakan sakit. 2 Vol. 1 16 Maret 2021 – JURNAL HARIAN TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS

Sebuah organisasi layanan kesehatan KKS membutuhkan orang-orang dengan beragam keterampilan dan kualifikasi yang sesuai untuk Pola ketenagaan dibuat secara umum belum mencapai misi organisasi dan memenuhi mengacu Renstra 2020-2024 kebutuhan pasien. Para pemimpin organisasi Belum diupdate persyaratan jabatan yang bekerja bersama-sama untuk mengidentifikasi meliputi pendidikan,kualifikasi, uraian tugas, jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan tanggung jawab dan wewenang berdasarkan rekomendasi dari departemen File Kepegawaian sudah dibuat dalam bentuk dan kepala-kepala layanan. elektronik : ijazah yang terverifikasi, STR, SIP Perekrutan, evaluasi, dan pengangkatan staf namun belum update untuk data informasi paling baik dilakukan melalui proses yang tentang proses rekrutmen, uraian tugas, riwayat terkoordinasi, efisien, dan seragam pekerjaan, proses kredensial/rekredensial, SPK Orientasi terhadap organisasi dan program- dan RKK pendidikan dan pelatihan terutama programnya, dan juga orientasi terhadap pelatihan wajib untuk area kritikal (IGD, tugas-tugas spesifik terkait posisi pekerjaan KamarOperasi dan Ruang Intesif merupakan suatu proses yang penting. Sertifikat Team Code Blue ada yang kadaluarsa Organisasi layanan kesehatan harus (ACLS) memberikan staf kesempatan untuk belajar Kebijakan tentang kesehatan dan keselamatan dan berkembang secara personal dan staf belum menyebutkan jika terkait pandemi profesional. Dengan demikian, pendidikan Belum adanya keseragaman proses kredensial, selama bekerja (in-service education) dan pemberian kewenangan klinis dan penilaian kesempatan belajar lainnya sepatutnya kinerja (kuantitas, kualitas/OPPE dan perilaku) ditawarkan kepada staf. berdasarkan capaian Logbook Untuk memastikan kesehatan fisik dan mental staf, produktivitas, kepuasan staf, dan kondisi Proses perbaikan dilakukan mengacu pada Gap kerja yang aman, organisasi menyediakan yang ada, dilakukan secara terus menerus sesuai program kesehatan dan keselamatan staf. kebutuhan. 3 Vol. 1 16 Maret 2021 – JURNAL HARIAN drg. Nusati Ikawahju,M.Kes Mujiatun, S.Kep.,Ns TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS

Rumah sakit perlu memiliki program PMKP peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP) yang menjangkau seluruh unit kerja Untuk memenuhi temuan diatas, upaya di rumah sakit. Mutu dan keselamatan perbaikan yang dapat dilakuan adalah : sejatinya berakar dari pekerjaan sehari - hari dari seluruh staf di unit pelayanan. Standar a) Rumah sakit sebaiknya mendukung PMKP membantu staf di unit memahami pengukuran mutu yang terintegrasi dengan bagaimana melakukan peningkatan nyata bantuan teknologi, termasuk manajemen dalam memberikan asuhan pasien dan data menurunkan risiko. Untuk meningkatkan mutu pelayanan, b) Rumah sakit sebaiknya menyusun training setiap tahun RS perlu memilih prioritas need asesmen (TNA) untuk seluruh staf yang perbaikan pelayanan klinis, karena terlibat dalam proses pengukuran mutu keterbatasan sumber daya yang dimiliki RS. (pengumpulan data, analisis, validasi, dsb) Dari telusur Standar PMKP mempunyai c) Rumah sakit melakukan evaluasi standar kegiatan dengan spektrum yang sangat luas pelayanan kedokteran untuk menunjang pada rumah sakit, termasuk kerangka untuk pelayanan klinis meningkatkan kegiatan dan menurunkan risiko yang terkait dengan munculnya variasi d) Rumah sakit sebaiknya melakukan tindak (ketidakseragamam) dalam proses lanjut pelayanan. Sementara dalam pelaksanaan terhadap analisis data, baik data kegiatan program PMKP di rumah sakit ini belum terstruktur dan terintegrasi dengan pengukuran baik. indikator mutu, data insiden, data risiko 4 Vol. 1 16 Maret 2021 – JURNAL HARIAN rumah sakit, hasil monev standar pelayananan kedokteran, maupun data yang lain untuk perbaikan mutu layanan. KONTRIBUTOR: 1. Asri Riswiyanti, SF, Apt, M.Sc. 2. dr. Dwi Septikawati 3. dr. Aprilian C. Ayu TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS

Pelayanan kefarmasian dan Penggunaan Obat merupakan komponen yang penting dalam pengobatan simtomatik, preventif, kuratif, paliatif dan rehabilitatif dalam memberikan farmakoterapi kepada pasien. Tujuan dari PKPO adalah: • Menjamin mutu, manfaat, keamanan serta khasiat sediaan farmasi dan alat kesehatan • Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian • Melindungi pasien, masyarakat, dan staf dari penggunaan obat yang tida krasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) • Menjamin sistem pelayamanm kefarmasian dan penggunaan obat yang lebih aman (medication safety) • Menurunkan angka kesalahan penggunaan obat PKPO Beberapa Gap pelayanan PKPO Antara lain 1. Sumber informasi obat dinyatakan tersedia melalui aplikasi MIMS di HP petugas yang terlibat dalam penggunaan obat. Monitoring dan edukasi secara berkelanjutan perlu dilakukan untuk memastikannya (PKPO 1 Ep 4) 2. Bukti monitoring obat baru sudah ada contoh 1 obat, perlu ditambahkan obat yang digunakan pada masa pandemi COVID-19 sepert Remdesifir, avigan dll (PKPO 2 Ep 2) 3. Bukti bahwa staf memahami dan mematuhi regulasi tentang langkah-langkah yang dilakukan apabila obat yang dibutuhkan untuk pasien tidak ada dalam stok atau tidak tersedia saat dibutuhkan ? Perlu dilakukan komunikasi dan koordinasi sehingga didapat substitusinya dan untuk menghindari pasien gagal mendapat obat (PKPO 2.1.1 Ep 3) 4. Supervisi yang dilakukan oleh apoteker perlu menyampaikan langkah-langkah yang dilakukan ketika ada penyimpangan / kondisi tidak sesuai standar saat itu (PKPO 3 Ep 4) 5. Inspeksi obat emergency yang dilakukan apoteker perlu dilakukan saat trolly tidak selesai digunakan untuk memastikan ketidaksesuaian bukan karena baru saja digunakan (PKPO 3.4 Ep 3) 6. Bukti peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan dilaksanakan oleh staf medis yang kompeten serta berwenang. Di Simetris ada identitas dokter, data SIP ada, tetapi untuk residen belum dapat ditunjukkan (PKPO 4 Ep 2) 7. Bukti pelaksanaan evaluasi syarat elemen resep lengkap yang meliputi butir a) sampai dengan g) sudah ada tetapi analisa dan evaluasi perlu dilakukan secara detail agar dapat dipahami dokter untuk perbaikan (PKPO 4.1 Ep 2) 8. Daftar bukti pelaksanaan obat yang diberikan dicatat dalam satu daftar di rekam medis untuk setiap pasien berisi: identitas pasien, nama obat, dosis, rute pemberian, waktu pemberian, nama dokter dan keterangan bila perlu tapering off, titrasi, dan rentang dosis disampaikan kepada pasien (PKPO 4.3 Ep 2) a. Bukti pelatihan untuk petugas yang melakukan pencampuran obat intravena, epidural dan TPN (PKPO 5 Ep 4) b. Bukti pemberian obat penelitian dilakukan sesuai regulasi dan standar (PKPO 6 Ep 3) c. Belum ada bukti indikator waktu penyiapan obat sudah tercapai (PKPO 5 Ep 6) d. Kurang Bukti pelaksanaan verifikasi sebelum obat diserahkan kepada pasien (PKPO 6.1 Ep 2) Proses perbaikan dilakukan terus menerus, sistematis dan komprehensif sesuai dengan Gap yang ada. KONTRIBUTOR: Prof dr S Yati Soenarto PhD SpA (K) dr Ratih Haendrawati MPH Retno Muliawati, M.Sc Apt 5 Vol. 1 16 Maret 2021 – JURNAL HARIAN TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS

Standar PAB merupakan standar yang mengatur PAB tentang pelayanan anestesi dan Bedah.Pelayanan Anestesi terdiri atas anestesi, sedasi moderat dan Dari telusur PAB yang diikuti oleh dokter anestesi, dalam termasuk dalam keadaan gawat darurat DPJP Bdah, Perawat Bedah dan Perawat Anestesi yang harus tersedia, dilakukan seragam di rumah beberapa hal yang masih perlu perbaikan adalah sakit selama 24 jam. Pelayanan anestesi dan sedasi kelengkapan Regulasi yang di dilengkapi dengan harus dilakukan oleh orang yang kompeten, rencana kegiatan dari Penanggung Jawab mengacu pada program mutu dan keselamatan AnestesI, Program mutu belum dilengkapi progam pasien Antara laian dalam hal: pelaksanaan keselamatan pasien, belum ada daftar PPA yang asesmen pra sedasi dan anestesi, monitoring status terlibat dalam sedasi sesuai catatan dalam fisiologis selama anestesi, monitoring masa dokumen kepegawaian,belum ada bukti Pemberian pemulihan anestesi dan sedasi, evaluasi ulang bila edukasi kolaboratif, tidak ditemukan bukti lapran ada konversi dari tindakan anestesi. Pelayanan operasi yang ditulis di ICU, Jenis Pelayanan yang bedah merupakan tindakan berisiko tinggi, ditetapkan sudah ada akan tetapi belum sehingga tindakan operasi harus lakukan disesuaikan dengan Era Pandemi, ada program berdasarkan hasil asesmen dan dicatat dalam mutu akan tetapi belum dilengkapi dengan rekam medik. Penjelasan Risiko, alternative program Keselamatan Pasien. tindakan di diskusikan dengan keluaga atau pihak yang berwenang. Bukti asuhan pasien dengan Berbagai upaya dapat dilakuan oleh satuan kerja operasi tercatat dalam rekam medic termasuk terkait untuk dapat peningkatkan mutu pelayanan pasien dengan Implant. Untuk memenuhi hasil operasi dan Anestesi Revisi Panduan Pelayanan Operasi yang baik, design kamar operasi harus Bedah disuaikan dengan Era Pandemi, Revisi dibuat sesuai regulasi. Program mutu dan dilengkapi dengan tata laksana pelaporan insiden keselamatan pasien dalam 6 Vol. 1 16 Maret 2021 – JURNAL HARIAN pelayanan bedah, Lakukan evaluasi specifik terkait dengan pelaksanaan SSC di setiap tahap ( Sign in time out dan sign out ), termasuk pada pemasangan implant . melakukan revisi Laporan Program dan integrasikan dengan program PMKP KONTRIBUTOR: 1.Neni Pujiastuti Skep Ns 2.dr Handoyo ,P Sp Bs ( K TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS

Untuk meningkatkan derajat Kesehatan PROGNAS masyarakat Indonesia, pemerintah menetapkan beberapa program nasional yang menjadi PROGNAS prioritas yang meliputi: Menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Menurunkan angka • Berbagai bentuk media edukasi bagi pasien, kesakitan HIV/AIDS, Menurunkan angka konsolidasi antara pasien dan provider kesakitan, tuberkulosa pengendalian resistensi untuk pelayanan yang cepat di RS, antibiotic, Pelayanan geriatric. memperpanjang dosis terapi yang diperoleh pasien untuk memperjarang Hasil telusur standar Pognas , perlunya kunjungan, mentoring untuk perbaikan dalam hal : pemberdayaan seluruh provider HIV a. Standar PPRA berbasis kewilayahan telah dilakukan dan • Disusun Program tahun 2021 berdasarkan tertulis dalam laporan kinerja Tim tahun 2020. evaluasi kinerja 2020 Beberapa masukan tentang kurang tepatnya • Dilengkapi contoh dokumen penerapan terapi indikator mutu pelayanan dalam standar untuk RS seperti Sardjito juga telah definitif. Dilengkapi contoh dokumen disampaikan. Disarankan kontribusi Tim penerapan terapi di berbagai asuhan pasien yang kuat untuk pemberdayaan eksternal, • Masukan dari Dir PMKP: direview kembali SK diinisiasi di tingkat RS sebagai kontribusi RS dan uraian tugas anggota Tim, disesuaikan agar lebih maksimal bermanfaat. dengan target program serta indikator mutu PPRA. Akan difasilitasi Direktorat PMKP. Tim c. Standar layanan TB PPRA menyampaikan berbagai kendala • Buat laporan dan evaluasi program tahun kegiatan lapangan untuk PPRA 2020 b. Standar layanan HIV • Buat program kerja tahun 2021 • Tim pelayanan HIV-AIDS di RSUP Dr Sardjito • Semua kegiatan yang terkait layanan TB yang dikomandani Dr. Yanri telah menginisiasi bisa dilengkapi dokumennya berbagai terobosan pelayanan bagi pasien HIV selama masa Pandemi Covid-19. KONTRIBUTOR: 1. Dr.dr. Andaru Sp.PK (K) 7 Vol. 1 16 Maret 2021 – JURNAL HARIAN 2. Setyo Tri Wibowo, S.Kep.Ns TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS

Informasi merupakan sumber daya yang harus MIRM dikelola secara efektif oleh pimpinan rumah sakit seperti halnya sumber daya manusia, material Telusur MIRM, beberapa Gap Antara lain : dan finansial. Setiap rumah sakit berupaya 1. belum bisa ditunjukkan program kerja tim mendapatkan, mengelola, dan menggunakan informasi untuk meningkatkan/memperbaiki pengembang SIMRS, yang diikuti time line hasil asuhan pasien, kinerja individual, dan 2. Data belum bisa dilakukan analisis secara kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Seiring perjalanan waktu, rumah sakit harus lebih efekti optimal karena eMR RS masih dalam tahap dalam : mengidentifikasi kebutuhan informasi; pengembangan dan belum diimplementasikan merancang suatu sistem manajemen informasi; secara keseluruhan mendefinisikan serta mendapatkan data dan 3. Belum semua indikator mutu dilakukan input informasi; menganalisis data dan mengolahnya data dalam simetris, yaitu manajemen risiko menjadi informasi; mengirim serta melaporkan dan sistem manajemen utilitas data dan informasi;mengintegrasikan dan 4. Data PPI dan bundle infeksi sdh ada dalam menggunakan informasi. SIMRS, data logbook perawat sudah elektronik namun belum diimplentasikan Penyelenggaraan RM merupakan proses 5. belum ada bukti laporan dan rekomendasi kegiatan yang dimulai saat pasien diterima di panitia rekam medik kepada direktur tentang rumah sakit sampai dengan pencatatan data hasil review form Rekam Medik medis, keperawatan, manajer pelayanan pasien 6. capaian EMR perlu ditingkatkan dan dibuat (MPP) serta PPA lainya selama pasien mendapat laporan ke direktur. asuhan. Kegiatan dilanjutkan dengan penanganan rekam medis yang meliputi Peluang perbaikan bisa dilakukan dengan cara : penyimpanan dan penggunaan untuk membuat program kerja pengembangan SIMRS, kepentingan pasien atau keperluan lainnya. disertai time line dan dibuat laporan implementasi, dilakukan percepatan pengembangan eMR rawat Tujuan menajemen Informasi dan rekam medis inap, rawat khusus dan kamar operasi kemudian adalah menunjang tertib administrasi dalam diimplementasikan sehingga RS mempunyai row rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan data yang optimal untuk mendukung asuhan di rumah sakit yang didukung oleh suatu system pasien, Ka KMKP bersama Ka ISIRS dan tim pengelolaan Informasi dan rekam medis yang membuat rancangan pengembangan input data cepat, tepat, bernilai, dapat mutu elektronik untuk manajemen risiko dan dipertanggungjawabkan serta berfokus kepada sistem manajemen utilisasi, Kepala Bidang pasien dan keselamatan pasien secara perawatan dan Kabag SDM melakukan inisiasi dan terintegrasi. implementasi sistem logbook perawat elektronik, supervise pengisian rekam medic dan laporan 8 Vol. 1 16 Maret 2021 – JURNAL HARIAN berkala ke direktur. KONTRIBUTOR: 1. Endri Astuti, S.Kep.Ns.MPH TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS

Rumah sakit Pendidikan memiliki fungsi pelayanan, IPKP Pendidikan dan penelitian bidang kedokteran , kedokteran gigi, dan kesehatan lain ( PP 93 Tahun • 5staf klinis baru yang belum lengkap data SK 2015) dodiknis (ijin pelayanan ada, tapi SK dodiknis Rumah sakit Pendidikan harus mempunyai mutu belum ada); masih ada yang belum mengikuti dan keselamatan pasien yang lebih tinggi daripda TOT Dodiknis rumah sakit non Pendidikan. Agar mutu dan keselamatan pasien di RS Pendidikan tetap terjaga • Uraian tugas, tanggung jawab, dan wewenang maka perlu diterapkan standar akreditasi. Rumah staf pendidikan klinis dari institusi lain belum sakit melaksanakan proses Pendidikan baik yang diupload sesuai EP sudah medapat penetapan maupun belum penetapan dari Kemenkes, perlu diterapkan • Logbook peserta didik masih dalam bentuk standar dan elemen penilaian untuk menjaga mutu manual , nama supervisor tidak tercantum pelayanan dan menjamin keselamatan pasien, dalam dokumen suprevisi siapapun pemilik rumah sakit baik negeri maupun swasta • belum konsisten prosedur untuk supervisi Telusur Standar IPKP beberapa gap yang DPJP untuk RESIDEN di poliklinik didapatkan Antara lain: Belum ada data tentang analisa stick injury • 12/45 institusi pendidikan expired, 3/25; SK peserta didik tentang RS pendidikan belum diupload di EP 1 • Belum ada update Pemanatauan survey hand dalam SISMADAK; keterlibatan dalam program higene peserta pendidik di area klinis mutu dan keselamatan RS belum terlihat dalam PKS: perlu dipastikan adaptasi masa baru • Belum lengkap update hasil survey kepuasan tertuang dalam PKS; perlu ditambahkan pasien terhadap peserta didik dokumen bukti tentang evaluasi PKS • Dokumentasi perhitungan rasio peserta didik : Proses perbaikan dilakukan dengan mengacu pada pasien sesuai kondisi RS untuk menjamin mutu Gap yang ada untuk manjamin mutu proses dan keselamatan pasien belum ada pendidikan, penelitian kedokteran, kedokteran gigi • staf klinis baru yang belum lengkap data SK dan kesehatan lainnya. dodiknis (ijin pelayanan ada, tapi SK dodiknis belum ada); masih ada yang belum mengikuti KONTRIBUTOR: TOT Dodiknis 1. Dr. Agnes M , Sp.A (K) MPH 9 Vol. 1 16 Maret 2021 – JURNAL HARIAN 2. Purwo A, S.Kep.Ns.MPH 3.dr. Andreas TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS

Memberikan asuhan pasien merupakan upaya MKE kompleks dan sangat bergantung kepada komunikasi dan informasi. Komunikasi pada 5. Pembaharuan SK penerjemah belum dilakukan komunitas, pasien, keluarga, sataf medis, terutama penyesuaian professional pemberi asuhan. Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan salah satu akar masalah 6. Juknis pengisian PMRJ dan Implementasinya yang paling sering menjadi penyebab insiden belum menjadi budaya. keselamatan pasien. Komunikasi efektif dilakukan pada komunitas, 7. Pembaharuan SK promkes terbaru belum masyarakat, pasien dan keluarga dan antar PPA. Koomunikasi dengan komunitas, masyarakat, AdaDari beberapa temuan di atas Upaya perbaikan dengan Web, Media Cetak, Media elektronik, yang perlu dilakukan adalah: komunikasi dengan Pasien dan keluarga bisa dilakukan secara langsung atau menggunakan 1. Perlu dijelaskan siapa saja yang dimaksud rekam medik, sedangkan komunikasi Antara PPA sebagai pihak ketiga, ada MOU ada bukti menggunakan Rekam Medik. Tehnik Komunikasi Antara PPA menggunakan SBAR Communication. 2. Alur pelayanan pasien diperbaharui 3. Lakukan koordinasi dengan pihak terkait: ICM, Dari telusur standar MKE, beberapa Gap yang ditemukan adalah: tulip, IGD, admisi serta panitia rekam medis 4. Data demografi dilengkapi sesuai dengan 1. Agen di komunitas atau pihak ketiga belum dijelasan secara rinci, standar 5. SK penetapan penterjemah diperbaharui 2. Alur pelayanan pasien di web belum update 6. Koordinasi dengan tim ARK dan manajemen 3. Pemberian informasi tentang hak dan untuk penetapan kebijakan PRMRJ kewajiban belum seragam dan belum 7. Dilengkapi dengan SK Promkes terbaru dilakukan di semua pintu masuk pasien rawat inap, baru di admisi KONTRIBUTOR: Niken D Cahyaningsih, S.Kep.Ns, 4. Belum ada data terkait agama, pendidikan MPH, Supriyati, S.Kep.Ns, bahasa dan hambatan dalam berkomunikasi TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS 10 Vol. 1 16 Maret 2021 – JURNAL HARIAN

STANDAR AP - Asesmen Pasien AP Tujuan dari asesmen adalah menghasilkan Peluang perbaikan yang bisa dilakukan adalah : keputusan tentang kebutuhan asuhan, pengobatan yang harus segera dilakukan, dan a) Rumah sakit sebaiknya mendukung asesmen pengobatan berkelanjutan untuk emergensi, elektif awal dan lanjutan yang terintegrasi dengan atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi bantuan teknologi, termasuk manajemen data pasien berubah. Proses asesm sangat dinamis, terus menerus dugunakan di rawat inap, Gawat b) Rumah sakit sebaiknya menyusun ulang darurat, dan rawat jalan. Pemebrian Asuhan Pasien kerjasama dengan pihak luar/proses rujukan terdiri atas: 1) Asesmen Paien, 2) Pemebrian pemeriksaan penunjang untuk mendukung pelayanan, Implementasi rencana, intervensi dan pelayanan. monbitoring. c) Rumah sakit melakukan pendampingan dan Dalam telusur AP beberapa Gap : kelengkapan supervise terhadap asesmen yang bersifat asesmen medis dan keperawatan, kebutuhan integrasi dalam konteks kolaborasi pasien dari hasil asesmen, pembaharuan asesmen interprofesional. awal, system IT yang belum mengakomodir, implementasi EMR yang mengandung: kesimpulan KONTRIBUTOR: renncana pengelolaan pasien, yang ditulis dalam 1. dr Purjanto Tepo,SpM (K). Rencana Pengelolaan Pasien terintegrasi, analisa 2. Siti Khamdiyah,S.Kep.Ns dan kesimpulan dari asesmen. 10 Vol. 1 16 Maret 2021 – JURNAL HARIAN TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS

Pengarah: Direktur Utama Ketua Pelaksana: Ka KMKP Penanggungjawab: Kabag Hukormas Editor: Rahayu Widayanti Designer: Suci Wiji Lestari Fotografer: Muh Esha, Syawaludin, Suntoro, D Aris SARDJITO MAJU DI MASA BARU No. 53/HKMS/EBOOK/III/2021 TERBATAS UNTUK LINGKUNGAN RS


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook