KONSEP DASAR E-LEARNING OLEH: DEDE RUSMANA, M.PD Bagaimana paradigma e-learning bisa dimunculkan dalam sebuah bacaan ringan Universitas Negeri Malang
BAB II KONSEP E-LEARNING E-learning telah diperkenalkan sebagai alat dalam proses pembelajaran pada sebagian besar universitas di seluruh dunia. E-learning mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk memungkinkan akses ke sumber belajar/mengajar online (Arkorful & Abaidoo, 2015). Penggunaan e – learning memainkan peran yang semakin penting khususnya pada pendidikan tinggi karena sebagian besar mahasiswa mengandalkan komputer untuk belajar, pendidikan tinggi juga memanfaatkan teknologi dalam e – learning untuk mengembangkan materi pelajaran, menyampaikan dan berbagi konten kursus (Mohammed, 2020). E-learning telah berkembang secara signifikan sebagai alat pendidikan seperti halnya teknologi telah berkembang dan selalu berinovasi selama bertahun-tahun. Menariknya, ada lebih banyak upaya untuk memajukan teknologi daripada mencoba memahami kebutuhan dan gaya belajar masing-masing peserta didik. Dalam studi (El-Seoud et al., 2014) menyatakan bahwa yang perlu menjadi catatan dengan lebih banyak teknologi tidak selalu mengarah pada hasil belajar yang lebih baik. E-Learning akan meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa untuk belajar dan membantu mereka menjadi pembelajar mandiri yang mandiri. Di satu sisi, guru perlu mengembangkan dan merestrukturisasi pembelajarannya sesuai dengan persyaratan online (Ayu, 2020). Walaupun teknologi memainkan peran penting dalam proses belajar mengajar. Namun, ada kebutuhan untuk melakukan integrasi secara tepat dari alat-alat teknologi karena kebanyakan teknologi pembelajaran digunakan secara salah, mereka cenderung merusak peran teknologi dan 7
menyebabkan kegagalan proses pembelajaran. Integrasi pembelajaran online yang buruk dapat menghasilkan tantangan yang tidak diinginkan mulai dari komunikasi yang buruk, rasa terisolasi, hingga rasa frustrasi (Arora dalam (Zboun & Farrah, 2021)). Bagi seorang pendidik, pembelajaran online menjadi alat penting untuk kelangsungan kerja tidak hanya di sekolah tetapi juga di bidang pekerjaan lainnya. E – learning memiliki fleksibilitas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar di mana saja dan kapan saja (Rahmawati, 2016; Waight & Stewart, 2005). Jenis e-learning ini dapat diklasifikasikan sebagai synchronous atau asynchronous. Penerapan metode pembelajaran baik synchronous dan asynchronous akan menjadi salah satu alternatif cara pemanfaatan media yang tersedia. Perpaduan metode antara synchronous dan asynchronous memudahkan siswa dalam melakukan proses belajar mengajar secara virtual (Fadhilah et al., 2021). Synchronous adalah proses belajar yang terjadi pada saat yang bersamaan ketika pendidik sedang mengajar dan peserta didik sedang belajar. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik, baik melalui internet maupun intranet. Asynchronous adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada waktu yang berbeda antara pendidik dan peserta didik (Prestiadi, 2020). Dalam pelaksanaan pembelajaran online penting untuk memahami apa yang dirasakan oleh peserta didik terkait kelebihan dan kekurangan pembelajaran online dan selanjutnya bertindak untuk peningkatan pembelajaran online yang sukses (Rawashdeh et al., 2021). Penelitian (Rahmawati, 2016) menunjukkan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan e – learning dilihat dari persepsi peserta didik. Dilihat dari sisi positif, e-learning menawarkan fleksibilitas, memberikan informasi terbaru, menyediakan sumber daya yang kaya dan tidak terbatas, mendorong membaca, dan membantu siswa yang kurang aktif menjadi lebih aktif, serta cepat dan 8
sederhana. Namun, dari sisi negative, ketika e-learning dimasukkan ke dalam pengajaran dan pembelajaran ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Kelemahan tersebut yaitu berkurangnya interaksi sosial dan komunikasi lisan, mahal, kurangnya keterampilan teknologi, kurangnya sumber daya digital, akses atau koneksi internet yang lambat, kurangnya umpan balik guru langsung atau aktual, dan meningkatnya kemungkinan plagiarisme maupun menyontek. Di sisi lain, beberapa guru memiliki sikap positif terhadap TIK, yang lain masih menghadapi banyak masalah seperti kurangnya dukungan dari institusi, kurangnya peralatan teknologi informasi, dan juga kurangnya pelatihan yang memadai (Aminullah et al., 2019). Secara lebih rinci dijelaskan bahwa guru mungkin ingin menggunakan lebih banyak teknologi dalam proses pembelajaran, tetapi sekolah mungkin tidak memiliki fasilitas memadai. Selain itu, seorang guru dapat diinstruksikan untuk mulai menggunakan teknologi namun dia masih belum siap atau merasa tidak terlatih. (Bilal, 2015) memberikan banyak hal mengenai keuntungan e-learning: 1. Kenyamanan dan Portabilitas a. Kursus dapat diakses sesuai jadwal pendidik atau peserta didik b. Pembelajaran online tidak memerlukan kehadiran fisik c. Belajar dilakukan secara mandiri d. Tidak terikat waktu karena kursus tersedia 24/7 e. Tidak terikat oleh tempat karena belajar dapat di dilakukan rumah, tempat kerja, atau di jalan f. Membaca materi secara online atau diunduh untuk dibaca nanti 9
2. Biaya dan Seleksi Dapat memilih berbagai kursus sesuai kebutuhan Program Gelar, Kejuruan, dan Sertifikat Pendidikan Berkelanjutan Kursus individu Berbagai macam harga sesuai anggaran 3. Fleksibilitas Pembelajaran online mengakomodasi preferensi dan kebutuhan, dapat memilih kursus yang dipimpin instruktur atau belajar mandiri Lewati materi yang sudah diketahui dan fokus pada topik yang ingin dipelajari Dapat menggunakan alat yang paling sesuai dengan gaya belajar 4. Retensi Lebih Tinggi Pembelajaran online akan menarik ke topik yang disukai dan dinikmati. Studi menunjukkan bahwa retensi seringkali lebih baik daripada di kelas tradisional karena berbagai metode penyampaian yang digunakan dapat menjangkau berbagai jenis pelajar, 5. Kolaborasi yang Lebih Besar Alat teknologi membuat kolaborasi di antara siswa menjadi lebih mudah. Karena banyak kegiatan melibatkan pembelajaran kolaboratif, lingkungan online jauh lebih mudah dan seringkali lebih nyaman untuk dikerjakan karena pelajar tidak harus bertatap muka. 6. Peluang Global Teknologi yang digunakan memberi desainer instruksional online kemampuan untuk membangun alat yang membawa ke sumber daya yang mungkin tidak pernah terlihat di kelas tradisional. Lingkungan baru untuk pembelajaran yang berpusat pada jaringan elektronik telah memungkinkan pelajar di universitas untuk menerima dukungan individual dan juga memiliki jadwal belajar yang lebih cocok untuk mereka serta terpisah dari pelajar lain (Tao et al., 2006). Penerapan e – learning di beberapa institusi telah meningkatkan akses 10
pengajar dan pelajar dan telah menyediakan lingkungan untuk kolaborasi di antara mahasiswa yang telah meningkatkan standar akademik (Arkorful & Abaidoo, 2015). Temuan (Suhandiah et al., 2022) menyiratkan bahwa peran perguruan tinggi dalam mempersiapkan dan mempromosikan pengembangan model pembelajaran kolaboratif berbasis online menjadi penting. Perguruan tinggi perlu memberikan pengalaman yang berkelanjutan bagi mahasiswa. Selain itu, perguruan tinggi dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dosen melalui pelatihan- pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas agar lebih interaktif, baik secara materil maupun sosial. Dukungan sistem pembelajaran online yang baik dan terstruktur diperlukan untuk mendorong kesiapan dan kolaborasi. Berbagai jenis e-learning didasarkan pada sarana komunikasi, jadwal, struktur kelas e-learning, dan teknologi yang digunakan (Berman, 2006). 1. Sarana komunikasi Setiap individu memunyai cara yang berbeda–beda untuk berkomunikasi satu sama lain. Dalam konsep e – learning cara berkomunikasi antar instrukturpun juga berbeda-beda. Dengan adanya teknologi, komunikasi dapat diperluas dengan pemanfaatan video conference atau audio dua arah. 2. Jadwal E-learning dapat berupa Synchronous atau Asynchronous. Synchronous berarti komunikasi yang dilakukan realtime seperti konferensi video, telekonferensi, dan program obrolan online. Sedangkan, asynchronous menunjukkan bahwa sarana komunikasi yang digunakan tidak memerlukan tanggapan waktu nyata. Contohnya yaitu email, daftar layanan, diskusi berulir, blog, dan forum online. 11
3. Struktur Kelas E-Learning Struktur kelas e-learning membahas mengenai bagaimana sebuah instruksi diberikan keada peserta didik. E-learning dapat berjalan sendiri, dipimpin instruktur, atau belajar mandiri dengan seorang ahli. Instruksi mandiri diberikan dengan memberikan pembelajar materi yang dia butuhkan untuk menyelesaikan pelatihan/instruksi. Pelatihan yang dipimpin instruktur memberi pelajar panduan untuk mengimplementasi-kan instruksi. Belajar mandiri dengan seorang ahli adalah kombinasi dari kecepatan mandiri dan dipimpin instruktur. 4. Teknologi yang digunakan E-learning dapat dicapai dengan memanfaatkan segala bentuk teknologi yang menopang media yang menghasilkan informasi. Teknologi yang digunakan untuk mengimplementasikan instruksi tidak terbatas pada materi berbasis web. Semakin maju teknologi maka semakin banyak pilihan untuk e-learning lebih lanjut. Penggunaan teknologi untuk pembelajaran sebagai proses penggunaan sumber daya, sangat membantu untuk bekerja sama secara terkoordinasi dan tersinkronisasi. Hal tersebut merupakan hasil dari upaya berkelanjutan untuk membangun dan mempertahankan konsepsi bersama tentang suatu masalah. Tanggung jawab dan keterlibatan dalam memecahkan masalah menjadi fungsi dari seluruh kelompok. Kondisi ini menghasilkan jenis pembelajaran kolaboratif mengharuskan ketika teknologi digunakan untuk mencapai hal ini, mesin tidak hanya harus reaktif tetapi juga memperhatikan tuntutan ruang, proses dan penyimpanan yang dibutuhkan (Rubia & Guitert, 2014). 12
Search
Read the Text Version
- 1 - 7
Pages: