Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI

Published by Aurelia Callista, 2021-12-18 10:03:54

Description: 3519-9230-1-PB (1)

Search

Read the Text Version

Psikoborneo, Vol 1, No 4, 2013: 220-227 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674 HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI Sri Wahyuni1 Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRACT. This study aimed to determine the relationship between the public speaking anxiety and self con- fidence in the Psychology department Mulawarman University, specificaly the class of 2009 and 2010 students. The sample was the students of Psychology department class of 2009 and 2010 as many as 79 students. The data was collected with the self confidence scale, and the scale of public speaking anxiety. This research is a quantitative study. Analisis was conducted using product moment pearson correlation test.The results of this study showed that there was a significant relationship between public speaking anxiety and self confidence among the students of the Psychology department of the class of 2009 and 2010, with r = -0559 R2 = 32.5 and p = 0.000, which means the research hypothesis is accepted. Keywords: self-confidence, public speaking anxiety ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan berbicara di depan umum dan kepercayaan diri di departemen Psikologi Universitas Mulawarman, khususnya siswa kelas 2009 dan 2010. Sampel adalah siswa kelas departemen Psikologi tahun 2009 dan 2010 sebanyak 79 siswa. Data dikumpulkan dengan skala kepercayaan diri, dan skala kecemasan berbicara di depan umum. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji korelasi product moment pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecemasan berbicara di depan umum dan ke- percayaan diri di antara siswa dari departemen Psikologi kelas 2009 dan 2010, dengan r = - 0559 R2 = 32,5 dan p = 0,000, yang berarti hipotesis penelitian diterima. Kata kunci: kepercayaan diri, kecemasan berbicara didepan umum PENDAHULUAN mempengaruhi fungsi sosial dan relasi dengan Mahasiswa Fakultas Psikologi dituntut untuk komunitasnya. Beberapa faktor yang menyebabkan kecemasan dalam berbicara di depan umum, cender- memiliki kemampuan berbicara di depan umum, ung menyebabkan individu yang bersangkutan selain keahlian mengungkapkan pikirannya secara merekam di pikiran bawah sadarnya baik secara vis- tertulis. Kemampuan mengungkapkan pikiran secara ual, auditori, kinestetik, maupun hal-hal yang lisan memerlukan kemampuan penguasaan bahasa berdampak terhadap kepercayaan dirinya saat ber- yang baik agar mudah dimengerti oleh orang lain dan bicara di depan umum. membutuhkan pembawaan diri yang tepat. Kemam- puan mahasiswa berbicara di depan umum lebih ban- Menurut Rahmat (2009) ketakutan untuk yak menggunakan metode diskusi kelompok dan melakukan komunikasi dikenal sebagai communica- presentasi. Akan tetapi, mahasiswa seringkali merasa tion apprehension. Individu yang aprehensif dalam cemas untuk mengungkapkan pikirannya secara lisan, komunikasi, akan menarik diri dari pergaulan, be- baik pada saat diskusi kelompok, saat mengajukan rusaha sekecil mungkin untuk berkomunikasi, dan pertanyaan pada dosen, ataupun ketika harus ber- hanya akan berbicara apabila terdesak saja. Bila bicara di depan kelas saat mempresentasikan tugas. kemudian ia terpaksa berkomunikasi, pembic- araannya seringkali tidak relevan, sebab berbicara Kondisi tersebut ditandai dengan ketakutan da- yang relevan tentu akan mengundang reaksi orang lam menunjukkan performansi maupun situasi in- lain, dan ia akan dituntut berbicara lagi. teraksionalnya dengan orang lain. Kondisi tersebut berdampak terhadap kualitas kehidupan individu, 1 Email: [email protected] 220

Psikoborneo, Vol 1, No 4, 2013: 220-227 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674 Mahasiswa psikologi sebagai calon sarjana konsentrasi ini dimungkinkan karena individu terse- psikologi, selain keahlian mengungkapkan pikiran but mempersepsi akan adanya reaksi negatif. secara tertulis mahasiswa pula dituntut untuk mem- Kecemasan berbicara di depan umum sebagai salah iliki kemampuan berbicara dengan baik dalam situasi satu ketakutan terbesar dan sangat mengganggu personal maupun di depan umum, terutama pada ma- pekerjaan individu. Hal yang sama dialami maha- hasiswa Program studi Psikologi angkatan 2009 dan siswa Program studi Psikologi angkatan 2009 dan 2010 Universitas Mulawarman Samarinda. Hal ini 2010 Universitas Mulawarman Samarinda. Maha- dikarenakan, mahasiswa program studi psikologi siswa mengaku sering merasa gugup, tegang, salah angkatan 2009 dan 2010 dapat dikatakan sebagai ma- tingkah, keringat dingin, wajah pucat, sakit perut, dan hasiswa tingkat akhir yang akan menghadapi dunia jantung berdebar-debar ketika harus berbicara di de- kerja, dan sebagai calon sarjana psikologi, mahasiswa pan kelas. harus memiliki kompetensi dalam berpikir kritis, berkomunikasi lisan dan tulisan, kepemimpinan, Berdasarkan hasil survei awal yang peneliti percaya diri, serta penelusuran informasi berdasarkan lakukan pada mahasiswa Program studi Psikologi perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, seorang ma- angkatan 2009 Universitas Mulawarman Samarinda, hasiswa jurusan Psikologi seharusnya memiliki ke- ditemukan bahwa faktor lain yang menyebabkan ma- mampuan berbicara di depan umum dengan baik. hasiswa mengalami kecemasan ketika berbicara di depan umum adalah kurangnya rasa percaya diri. Dalam rangka mendapatkan gambaran fenomena Sembilan dari sepuluh mahasiswa mengaku tidak mengenai kecemasan berbicara di depan umum pada percaya diri ketika harus presentasi ataupun berbicara mahasiswa maka dilakukan survei awal terhadap di depan kelas terutama berbicara langsung dihada- sepuluh mahasiswa Psikologi khususnya pada maha- pan dosen. Kemampuan berkomunikasi menjadi siswa Program studi Psikologi angkatan 2009 dan kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh semua 2010 Universitas Mulawarman Samarinda. Ber- orang khususnya bagi mahasiswa Program studi dasarakan hasil wawancara terbuka yang telah dil- Psikologi guna mengungkapkan isi hati atau gagasan, akukan oleh sepuluh mahasiswa Program studi menjadi lebih kompeten, dapat meningkatkan ke- Psikologi angkatan 2009 dan 2010 Universitas Mula- percayaan diri, dan mudah melibatkan diri terhadap warman Samarinda, sejak tanggal 18-20 April 2013, pembicaraan orang lain. ditemukan bahwa mahasiswa lebih memilih metode belajar dengan cara mendengar dari pada berbicara di Menurut Rakhmat (2009) apabila orang merasa depan kelas. Dari hasil survei tersebut didapatkan, rendah diri, ia akan mengalami kesulitan untuk satu mahasiswa mengaku bahwa dirinya tidak begitu mengkomunikasikan gagasannya pada orang lain, canggung ketika sedang berbicara di depan umum. dan menghindar untuk berbicara di depan umum, ka- Hal itu dikarenakan mahasiswa tersebut sudah terbi- rena takut orang lain menyalahkannya. Kecemasan asa untuk melakukan presentasi dan selalu memikir- dalam interaksi sosial lebih sering dikarenakan kan hal-hal yang menyenangkan dari setiap aktivi- adanya pikiran-pikiran negatif dalam diri individu. tasnya. Pada sembilan mahasiswa lainnya, ditemukan Individu merasa orang lain tidak dapat menerima bahwa mereka sering mengalami kecemasan ketika dirinya karena perbedaan-perbedaan yang dimili- membawakan presentasi di depan kelas, karena ku- kinya, seperti perbedaan status sosial, status ekonomi rangnya rasa percaya diri, perasaan takut dan kha- dan tingkat pendidikan. Kepercayaan diri mahasiswa watir melakukan kesalahan, serta tidak dapat menja- diasumsikan dapat mempengaruhi tingkat kecamasan wab pertanyaan yang diajukan oleh teman-temannya. mereka di dalam berbicara di depan umum. Maha- Para mahasiswa ini juga menilai bahwa hampir se- siswa dengan memiliki kepercayaan diri yang me- luruh teman sekelasnya mengalami hal yang serupa, madai akan dapat meminimalisir kecemasan yang ter- yaitu perasaan cemas dan tidak percaya diri ketika ha- jadi pada diri mereka saat mengadakan sebuah rus melakukan presentasi di depan kelas dan hanya presentasi, dan mahasiswa tersebut dapat menyikapi beberapa orang saja yang terlihat santai ketika sebuah proses presentasi dengan respon yang positif. melakukannya. Mahasiswa tidak akan menganggap presentasi se- bagai sebuah ancaman yang harus di hindari, tetapi Menurut Osborne (dalam Dewi & Andrianto, mahasiswa dapat menyikapi hal tersebut sebagai se- 2007) perasaan cemas ini muncul karena takut secara buah proses belajar dan tantangan. Hal ini juga di- fisik terhadap pendengar, yaitu takut ditertawakan asumsikan memiliki hubungan dengan kecemasan orang, takut bahwa dirinya akan menjadi tontonan berbicara di depan umum. Kedua variabel tersebut di orang, takut bahwa apa yang akan dikemukakan asumsikan saling memiliki hubungan negatif. Se- mungkin tidak pantas untuk dikemukakan, dan rasa makin percaya diri seseorang dalam menghadapi tan- takut bahwa mungkin dirinya akan membosankan. In- tangan maka juga akan semakin rendah kecemasan dividu yang pemalu dan cemas secara sosial cender- dalam berbicara di depan umum. ung untuk menarik diri dan tidak efektif dalam in- teraksi sosial, tidak lancar berbicara dan kesulitan Berdasarkan uraian yang telah disebutkan oleh peneliti di atas, maka permasalahan yang akan diteliti 221

Psikoborneo, Vol 1, No 4, 2013: 220-227 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674 ini adalah apakah ada hubungan antara kepercayaan terdiri dari keringat, mulut kering, bernapas pen- diri dengan kecemasan berbicara di depan umum dek, denyut nadi cepat, tekanan darah mening- pada mahasiswa Program studi Psikologi angkatan kat, kepala terasa berdenyut-denyut, dan otot 2009 dan 2010 Universitas Mulawarman Samarinda. terasa tegang. Kedua apabila kecemasan berkepanjangan, Aspek-aspek tambah seperti TINJAUAN PUSTAKA tekanan darah meningkat secara kronis, sakit Kecemasan Berbicara di Depan Umum kepala, dan gangguan usus (kesulitan dalam pen- cernaan, dan rasa nyeri pada perut) dapat terjadi. Chaplin (2006) berpendapat bahwa kecemasan d. Aspek motor. Orang-orang yang cemas sering merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motorik dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut. kaki mengetuk-mengetuk, dan sangat kaget ter- Pengertian pada pembahasan sebelumnya men- hadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Aspek- dukung pendapat Sigmund Freud (dalam Feist & aspek motor ini merupakan gambaran rancangan Feist, 2014) tentang kecemasan, Sigmund Freud ber- kognitif dan somatik yang tinggi pada individu pendapat bahwa kecemasan adalah kondisi yang tidak dan merupakan usaha untuk melindungi diri dari menyenangkan, bersifat emosional dan sangat terasa apa saja yang dirasanya mengancam. kekuatannya, disertai sebuah sensasi fisik yang mem- peringatkan seseorang terhadap bahaya yang sedang Kepercayaan Diri mendekat. Menurut Taylor (2013) rasa percaya diri (self Sedangkan Philips (dalam Ririn, 2013) menyebut confidence) adalah keyakinan seseorang akan ke- kecemasan berbicara didepan umum dengan istilah mampuan yang dimiliki untuk menampilkan perilaku reticence, yaitu ketidakmampuan individu untuk tertentu atau untuk mencapai target tertentu. Dengan mengembangkan percakapan yang bukan disebabkan kata lain, kepercayaan diri adalah bagaimana kita me- oleh kurangnya pengetahuan akan tetapi karena rasakan tentang diri kita sendiri, dan perilaku kita adanya ketidakmampuan menyampaikan pesan akan merefleksikan tanpa kita sadari. Kepercayaan secara sempurna, yang ditandai dengan adanya reaksi diri bukan merupakan bakat (bawaan), melainkan secara psikologis dan fisiologis. kualitas mental, artinya kepercayaan diri merupakan pencapaian yang dihasilkan dari proses pendidikan Aspek-Aspek Kecemasan Berbicara di Depan atau pemberdayaan. Kepercayaan diri dapat dilatih Umum atau dibiasakan. Menurut Hakim (2002) percaya diri merupakan keyakinan seseorang terhadap segala Semiun Y (2006) menyebutkan ada empat aspek aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan ter- yang mempengaruhi kecemasan berbicara di de- sebut membuatnya merasa mampu untuk bisa men- pan umum yaitu: capai berbagai tujuan hidupnya. Rasa percaya diri a. Aspek suasana hati. Aspek-aspek suasana hati merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang ada pada dirinya dan di- dalam gangguan kecemasan adalah kecemasan, wujudkan dalam tingkah lakunya sehari-hari (Hakim, tegang, panik dan kekhawatiran, individu yang 2002). mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman atau bencana yang akan Ciri-Ciri Kepercayaan Diri mengancam dari sumber tententu yang tidak Teori Lauster (2003) tentang kepercayaan diri diketahui. Aspek-aspek suasana hati yang lainnya adalah depresi dan sifat mudah marah. mengemukakan ciri-ciri orang yang percaya diri, b. Aspek kognitif. Aspek-aspek kognitif dalam yaitu: gangguan kecemasan menujukan kekhawatiran a. Percaya pada kemampuan sendiri yaitu suatu dan keprihatianan mengenai bencana yang di- antisipasi oleh individu misalnya seseorang indi- keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fe- vidu yang takut berada ditengah khayak ramai nomena yang terjadi yang berhubungan dengan (agorapho) menghabiskan banyak waktu untuk kemampuan individu untuk mengevaluasi serta khawatir mengenai hal-hal yang tidak me- mengatasi fenomena yang terjadi tersebut. nyenangkan (mengerikan) yang mungkin terjadi b. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan dan kemudian dia merencanakan bagaimana dia yaitu dapat bertindak dalam mengambil kepu- harus menghindari hal-hal tersebut. tusan terhadap diri yang dilakukan secara man- c. Aspek somatik. Aspek-aspek somatik dari diri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan kecemasan dapat dibagi menjadi dua kelompok mampu untuk meyakini tindakan yang diambil. yaitu pertama adalah Aspek-aspek langsung yang 222

Psikoborneo, Vol 1, No 4, 2013: 220-227 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674 c. Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri yaitu Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh nilai adanya penilaian yang baik dari dalam diri r=-0.559 berada pada rentang nilai antara 0,40-0.599 sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan dapat diartikan bahwa korelasi antara kepercayaan yang dilakukan yang menimbulkan rasa positif diri dengan kecemasan berbicara di depan umum be- terhadap diri dan masa depannya. rada pada ketegori sedang (Sugiyono, 2009). Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang sedang d. Berani mengungkapkan Pendapat. Adanya suatu atau tidak terlalu kuat antara kepercayaan diri dengan sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam kecemasan berbicara di depan umum. diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat meng- Rakhmat (2009) menyebutkan bahwa faktor hambat pengungkapan tersebut. yang paling menentukan dalam hambatan berbicara di depan umum adalah kurangnya kepercayaan diri. METODE PENELITIAN Seseorang yang kurang percaya diri akan cenderung Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian sedapat mungkin menghindari presentasi atau ber- bicara di depan umum. Mereka takut orang lain akan ini adalah dengan menggunakan penelitiaan kuanti- mengejek atau menyalahkan, dalam diskusi, mereka tatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan akan lebih banyak diam, dalam pidato, mereka akan angka, mulai dari penggumpulan data, penafsiran ter- berbicara terpatah-patah (Rakhmat, 2009). hadap data serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2009). Berdasarkan penelitian ini, peneliti Berdasarkan uji korelasi parsial terhadap variabel menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan ko- kepercayaan diri pada seluruh sampel penelitian di- relasi. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang be- peroleh nilai r = 0.745 dan p = 0.000 untuk aspek rusaha untuk menjelaskan atau menerangkan suatu mandiri terhadap variabel kecemasan berbicara di de- peristiwa berdasarkan data, sedangkan penelitian ko- pan umum. Artinya terdapat hubungan yang sangat relasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya signifikan untuk aspek mandiri dari variabel ke- hubungan antara dua fenomena atau lebih (Arikunto, percayaan diri terhadap variabel kecemasan berbicara 2009). di depan umum. Sifat mandiri dapat membentuk indi- vidu memiliki kepercayaan diri yang tinggi ketika Rancangan penelitian deskriptif digunakan untuk akan melakukan presentasi di depan umum. Sikap mendeskripsikan kepercayaan diri dengan kecemasan mandiri mendorong seseorang untuk tidak menggan- berbicara di depan umum pada mahasiswa Program tungkan harapan kepada orang lain, mampu studi Psikologi angkatan 2009 dan 2010 Universitas berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masa- Mulawarman Samarinda. Sedangkan penelitian ko- lah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat relasional digunakan untuk mengetahui ada tidaknya melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain dinamika hubungan antara kepercayaan diri dengan (Monks, Knoers & Haditono, 2007). kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Program studi Psikologi angkatan 2009 dan 2010 Berdasarkan hasil uji korelasi parsial juga ter- Universitas Mulawarman Samarinda. hadap variabel kepercayaan diri pada seluruh sampel penelitian juga diperoleh nilai nilai r = 0.777 dan p = HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 0.000 untuk aspek mudah berkomunikasi dengan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai orang lain terhadap variabel kecemasan berbicara di depan umum. Artinya terdapat hubungan yang sangat p=0.000 < a=0.05 mengatakan bahwa terdapat hub- signifikan untuk aspek mudah berkominikasi dengan ungan yang sangat signifikan. Hal ini berarti hasil orang lain dari variabel kepercayaan diri terhadap penelitian membuktikan terdapat hubungan yang san- variabel kecemasan berbicara di depan umum. Indi- gat signifikan antara kepercayaan diri dengan vidu yang dapat berkomunikasi dengan orang lain kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa dengan baik dapat membentuk individu memiliki ke- Program studi Psikologi Angkatan 2009 dan 2010 di percayaan diri yang tinggi ketika akan melakukan Universitas Mulawarman Samarinda dengan r=- presentasi di depan orang banyak. 0.559 dan p=0.000. Nilai r=-0.559 dengan koefisien negatif diartikan bahwa terdapat hubungan yang Hal ini juga sesuai berdasarkan hasil uji korelasi negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan parsial terhadap variabel kepercayaan diri pada se- berbicara di depan umum pada mahasiswa. Hal ini luruh sampel penelitian diperoleh nilai r = 0.766 dan juga berarti semakin tinggi kepercayaan diri maka se- p = 0.000 untuk aspek berani menerima tantangan ter- makin rendah kecemasan berbicara di depan umum, hadap kecemasan berbicara di depan umum. Artinya dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah ke- terdapat hubungan yang sangat signifikan untuk percayaan diri maka semakin tinggi kecemasan ber- aspek berani menerima tantangan dari variabel ke- bicara di depan umum pada mahasiswa. percayaan diri terhadap variabel kecemasan berbicara 223

Psikoborneo, Vol 1, No 4, 2013: 220-227 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674 di depan umum. Berani menerima tantangan dapat mengatakan bahwa subjek sering cemas ketika ber- membentuk individu memiliki kepercayaan diri yang bicara di depan umum dikarenakan subjek khawatir tinggi ketika akan melakukan presentasi di depan dan takut jika harus berada ditengah khalayak ramai, orang banyak. menghabiskan banyak waktu untuk berbicara di de- pan orang banyak merupakan hal-hal yang tidak me- Dalam Davies (Andrianto, 2008) juga dikatakan nyenangkan dan mengerikan bagi subjek. Sehingga bahwa rasa percaya diri dapat membantu seseorang subjek sering mengalami tegang, panik, berkeringat apabila berhadapan dengan ketidakpastian, mem- dan sering tanpa sadar menggerak-menggerakan pul- bantu melihat tantangan-tantangan sebagai kesem- pen ketika berbicara di depan umum. patan-kesempatan, mengambil resiko-resiko yang dapat diperhitungkan, dan membuat keputusan-kepu- Pikiran yang tegang membuat mahasiswa tidak tusan dengan tepat. Selain itu Davies juga menga- konsentrasi ketika berbicara di depan banyak orang, takan bahwa dalam pembangunan rasa percaya diri mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang ha- yang berhasil membutuhkan suatu pendekatan yang rus dilakukan ketika tiba gilirannya untuk berbicara. terorganisasi yaitu, bulatkan tekad yang dimiliki, Perasaan mahasiswa yang merasa dirinya terancam menetapkan tujuan-tujuan spesifik, mencari dan mempersepsikan kegiatan berbicara di depan dukungan, dan meletakkan masa lampau dibelakang umum sebagai masalah besar membuat mahasiswa untuk memulai suatu permulaan yang baik. Sebagai khawatir, gelisah dan takut sehingga dalam situasi seorang calon intelektual seorang mahasiswa tersebut mahasiswa akan mengalami rasa cemas mengerti betul tentang pentingnya sebuah presentasi. menghadapi berbicara di depan umum. Kondisi san- Melalui kenyataan tersebutlah hendaknya mahasiswa gat cemas membuat mahasiswa tidak bisa mengen- memiliki kesadaran untuk menstimulasi diri mereka dalikan perilaku motoriknya, sehingga muncul reaksi masing-masing dengan berbagai macam alternatif gemetar, gugup, saat berada dalam situasi berbicara guna meningkatkan rasa kepercayaan diri yang di depan banyak orang. Tidak terkendalinya manifes- mereka miliki. tasi gejala fisik, proses mental, dan gejala emosi ter- sebutlah yang membuat mahasiswa mengalami Berdasarkan hasil uji korelasi parsial selanjutnya kecemasan ketika berbicara di depan umum. terhadap variabel kepercayaan diri pada seluruh sam- pel penelitian diperoleh nilai r = 0.823 dan p = 0.000 Perasaan-perasaan yang tidak terkendali tersebut untuk aspek memiliki emosi yang cukup stabil ter- menunjukkan mahasiswa berada dalam kondisi yang hadap variabel kecemasan berbicara di depan umum. cemas. Mahasiswa memandang bahwa berbicara di Artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan un- depan umum yang dilakukannya dianggap sebagai tuk aspek memiliki emosi yang cukup stabil dari var- ancaman dan tantangan yang sangat sulit untuk iabel kepercayaan diri terhadap variabel kecemasan dihadapi. Intensitas perasaan ini dapat ringan atau berbicara di depan umum. Dalam menghadapi cukup berat yang dapat menyebabkan kepanikan, berbagai situasi, individu tanpa sadar sering terlibat serta intensitas ini dapat meningkat atau menghilang secara emosional sehingga individu tidak pernah tergantung pada kemampuan daya dorong individu dapat berfikir betul-betul obyektif sebagai manusia dan sumber-sumber yang menyebabkan yang sehingga utuh sehingga individu sering terlihat kecemasannya pada waktu tertentu. cemas ketika berbicara di depan umum. Berdasarkan hasil uji analisis tambahan untuk Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dilihat variabel kepercayaan diri ditinjau dari jenis kelamin bahwa aspek memiliki emosi yang cukup stabil menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan ke- dengan nilai r = 0.823 dan p = 0.000 adalah aspek dari percayaan diri ditinjau dari jenis kelamin mahasiswa variabel kepercayaan diri yang paling mempengaruhi Program studi Psikologi Angkatan 2009 dan 2010 variabel kecemasan berbicara di depan umum. Emosi Universitas Mulawarman Samarinda. Ini membuk- dapat dirumuskan sebagai satu keadaan yang terang- tikan bahwa dalam melakukan presenstasi, ke- sang dari suasana hati, mencangkup perubahan-peru- percayaan diri tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin bahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dan pe- mahasiswa ketika berbicara di depan umum. Tidak rubahan perilaku. Karena itu emosi lebih intens dari adanya perbedaan dikarenakan antara mahasiswa pada perasaan sederhana dan biasa, dan mencangkup laki-laki dan perempuan dapat menentukan peran pula organisme selaku satu totalitas (Chaplin, 2006). masing-masing sesuai dengan jenis kelaminnya, se- hingga mereka dapat membentuk konsep diri yang Hal ini sesuai berdasarkan hasil wawacara pada dapat memberikan pengaruh yang besar pada pem- subyek penelitian berinisial E pada tanggal 18 April bentukan rasa percaya diri mahasiswa. 2013, yang bertempat di ruang kelas jurusan Psikologi Universitas Mulawarman Samarinda, Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada subjek berinisial ER dengan 224

Psikoborneo, Vol 1, No 4, 2013: 220-227 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674 jenis kelamin laki-laki bertempat di ruang kelas Uni- presentasi di depan kelas, baik hambatan dalam berk- versitas Mulawarman Samarinda, subjek mengaku omunikasi ketika menyampaikan pesan maupun men- bahwa dirinya tidak begitu canggung ketika sedang jawab pertanyaan dari dosen. berbicara di depan umum. Hal ini dikarenakan subjek tersebut sudah terbiasa untuk melakukan presentasi di Hal ini sesuai berdasarkan hasil wawancara ter- tempat kerja dan selalu memikirkan hal-hal yang me- hadap subjek berinisial H dengan jenis kelamin laki- nyenangkan dari setiap aktivitasnya. Subjek juga mau laki, bertempat di ruang kelas Universitas Mulawar- mencoba suatu hal yang baru, tidak punya kecender- man Samarinda. Subjek mengaku bahwa subjek ce- ungan melempar kesalahan pada orang lain, tidak mu- mas ketika harus melakukan presentasi sendiri tanpa dah mengalami rasa frustasi dan tertekan, percaya teman-teman kelompok di depan kelas dikarenakan dengan bakat dan kemampuannya sendiri, serta tidak subjek takut tidak ada yang membantu menjawab per- mudah terpengaruh orang lain. tanyaan dan takut ditertawakan jika tidak dapat men- jawab pertanyaan dari teman-teman ataupun pertan- Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara lanju- yaan dari dosen, sehingga subjek sering merasa tan yang peneliti lakukan pada subyek berinsial MR jantung berdebar-debar, nadi berdenyut cepat, dan dengan jenis kelamin perempuan, bertempat di ruang mengalami sakit perut ketika akan berbicara di depan kelas Universitas Mulawarman Samarinda. Subyek umum. mengaku bahwa dirinya tidak cemas ataupun gemetar ketika berbicara di depan umum. Hal ini dikarenakan Berdasarkan hasil wawacara juga pada subyek subyek tersebut sudah terbiasa melakukan presentasi penelitian berinisial W dengan jenis kelamin per- di tempat kerja yaitu melakukan presentasi ketika ada empuan, yang bertempat di ruang kelas jurusan psikotes sebagai tester. Psikologi Universitas Mulawarman Samarinda, mengatakan bahwa subjek sering cemas ketika ber- Lauster (2003) mengungkapkan ciri-ciri orang bicara di depan umum. Sehingga subjek sering men- percaya diri adalah percaya pada kemampuan sendiri, galami tegang, panik, dan berkeringat, guna menutupi bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, rasa cemas subyek berpura-pura mencari jawaban memiliki rasa positif terhadap diri sendiri, dan berani dengan membaca buku ketika ada pertanyaan saat mengungkapkan pendapat. Rasa percaya diri bukan presentasi di depan kelas. merupakan sifat yang diturunkan melainkan di- peroleh dari pergaulan hidup, serta dapat diajarkan Berdasarkan teori Monarth & Kase (dalam Har- dan ditanamkan melalui pendidikan. Sehingga upaya- yanthi & Nia, 2012) kecemasan berbicara di depan upaya tertentu dapat dilakukan guna membentuk dan umum dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti meningkatkan rasa percaya diri, dengan demikian ke- faktor biologis, faktor pikiran negatif, faktor perilaku percayaan diri terbetuk dan berkembang melalui menghindar, dan faktor emosional. Faktor biologis proses belajar dalam interaksi seseorang dengan ling- yaitu rasa takut maupun cemas yang dialami semua kungannya. Dalam hal ini terlihat bahwa rasa percaya orang ketika berhadapan dengan bahaya, seperti detak diri pada mahasiswa laki-laki dan perempuan mem- jantung berdebar dengan kuat, tekanan darah naik, iliki keyakinan untuk tetap mampu menghadapi se- wajah bersemu merah, merasakan adanya sensasi tiap permasalahan ketika presentasi di depan kelas. dingin dan gemetar pada tangan dan kaki, nafas mem- Mahasiswa yang percaya diri selalu bersikap optimis buru dengan cepat, sulit mengatur pernapasan dan dan yakin akan kemampuannya ketika berbicara di mengalami sakit kepala ringan, serta berkeringat pada depan umum. sekujur tubuh. Faktor pikiran negatif yaitu pikiran negatif yang umumnya timbul seperti berbicara dide- Berdasarkan hasil uji analisis tambahan juga un- pan umum merupakan hal yang sangat menakutkan, tuk variabel kecemasan berbicara di depan umum pikiran yang berlebihan terhadap konsekuensi negatif ditinjau dari jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak dari suatu situasi sosial, dan penalaran emosi yang terdapat perbedaan kecemasan berbicara di depan merupakan suatu pemikiran tentang adanya perasaan umum ditinjau dari jenis kelamin mahasiswa Program cemas misalnya sakit perut akan menyebabkan indi- studi Psikologi Angkatan 2009 dan 2010 Universitas vidu mengungkapkan pendapat dengan buruk. Faktor Mulawarman. Ini membuktikan bahwa kecemasan perilaku menghindar adalah bagaimana agar dapat le- berbicara di depan umum tidak dipengaruhi oleh jenis pas dari kondisi tersebut dengan strategi menghindar. kelamin mahasiswa ketika melakukan presentasi di Faktor emosional yaitu individu tersebut cenderung depan kelas. Tidak adanya perbedaan dikarenakan an- merasakan perasaan cemas, takut, kuatir, merasa tara mahasiswa laki-laki dan perempuan mengalami tidak mudah mengalami situasi sosial, tegang, panik hambatan-hambatan yang sama ketika melakukan dan gugup menghadapi situasi berbicara didepan umum. Dalam hal ini terlihat bahwa tidak terdapat 225

Psikoborneo, Vol 1, No 4, 2013: 220-227 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674 perbedaan kecemasan berbicara di depan umum yang 64.55 dan mean 2009 sebesar 56.69. Hal ini menun- dialami mahasiswa laki-laki dan perempuan. jukkan bahwa angkatan mempengaruhi tingkat kecemasan berbicara di depan umum. Berdasarkan hasil uji analisis tambahan selanjut- nya untuk variabel kepercayaan diri ditinjau dari Berdasarkan hasil wawancara lanjutan pada angkatan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ke- subjek berinisial AQ yang merupakan mahasiswa percayaan diri ditinjau dari angkatan mahasiswa Pro- psikologi angkatan 2010, pada tanggal 25 Februari gram studi Psikologi Angkatan 2009 dan 2010 Uni- 2014 bertempat di ruang kelas Universitas Mulawar- versitas Mulawarman Samarinda. Perbedaan rata-rata man Samarinda. Subyek mengaku cemas ketika yang didapatkan dari hasil analisis ini menunjukkan melakukan presentasi di depan kelas dan lebih senang bahwa mahasiswa angkatan 2009 memiliki ke- metode belajar di kelas dengan mendengarkan dari percayaan diri lebih tinggi dibandingkan mahasiswa pada presentasi di depan kelas kemudian mendapat angkatan 2010 dengan mean angkatan 2009 sebesar tugas dari dosen untuk dikerjakan dirumah. Selain itu 82.64 dan mean 2010 sebesar 76.98. Hal ini menun- subyek mengaku tidak memiliki pengalaman kerja jukkan bahwa angkatan mempengaruhi tingkat ke- atau pun tidak pernah mengikuti organisasi apapun percayaan diri terhadap kecemasan berbicara di de- guna melatih kemampuan berbicara sehingga subjek pan umum. sering cemas ketika melakukan presentasi di depan kelas. Berdasarkan hasil observasi pada mahasiswa Psikologi angkatan 2009 dan 2010, tanggal 25 Febru- Burgoon dan ruffner (dalam Dewi & Andrianto, ari 2014 yang bertempat di ruang kelas jurusan 2007) menyebutkan bahwa pengalaman individu Psikologi Universitas Mulawarman Samarinda di- merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peroleh bahwa mahasiswa angkatan 2009 memiliki kecemasan berbicara di depan umum. Ini dapat be- kepercayaan diri lebih tinggi dikarenakan mahasiswa rarti bahwa semakin keatas tinggi perkuliahan psikologi angkatan 2009 memiliki usia lebih dewasa seseorang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas yaitu berusia 22-24 tahun dari pada mahasiwa Mulawarman maka pengalaman berbicara di depan psikologi angkatan 2010 yaitu 19-21 tahun. Hal ini umum akan semakin banyak. Dengan kata lain meyebabkan mahasiswa psikologi 2009 lebih dapat angkatan dapat mewakili seberapa besar pengalaman membentuk konsep diri mereka ketika berbicara di individu dalam melakukan presentasi. depan umum. Konsep diri ini akan membawa pengaruh yang besar pada pembentukan rasa percaya Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis diri mahasiswa ketika berbicara di depan umum. penelitian ini diterima. Artinya tingkat kepercayaan Selain itu, mahasiswa angkatan 2009 lebih banyak diri pada mahasiswa prodi psikologi angkatan 2009 yang sudah bekerja dari pada dari mahasiswa dan 2010 akan mempengaruhi kecemasan berbicara psikologi angkatan 2010. Sehingga, mahasiswa di depan umum, khususnya untuk aspek memiliki angkatan 2009 sudah terbiasa untuk berbicara di de- emosi yang cukup stabil. Selanjutnya terdapat perbe- pan umum dan dapat mengurangi rasa kecemasan daan kepercayaan diri dan kecemasan berbicara di de- ketika berbicara di depan umum. Hal ini sesuai ber- pan umum ditinjau dari angkatan. dasarkan hasil wawancara pada subyek berinisial ER yang mengaku bahwa dirinya tidak begitu canggung KESIMPULAN DAN SARAN ketika sedang berbicara di depan umum dikarenakan subjek tersebut sudah terbiasa untuk melakukan Kesimpulan presentasi di tempat kerja sehingga subyek sudah ter- Berdasarkan hasil analisa data penelitian ini, biasa untuk berbicara di depan umum. dapat disimpulkan bahwa: Berdasarkan hasil uji analisis tambahan juga un- 1. Terdapat hubungan yang negatif antara ke- tuk variabel kecemasan berbicara di depan umum ditinjau dari angkatan menunjukkan bahwa terdapat percayaan diri dengan kecemasan berbicara di perbedaan kecemasan berbicara di depan umum ditin- depan umum.Hal ini berarti semakin tinggi ke- jau dari angkatan mahasiswa Program studi Psikologi percayaan diri menandakan semakin rendah Angkatan 2009 dan 2010 Universitas Mulawarman kecemasan berbicara di depan umum. Begitu Samarinda. Perbedaan rata-rata yang didapatkan dari pula sebaliknya, semakin rendah kepercayaan hasil analisis ini menunjukkan bahwa mahasiswa diri menandakan semakin tinggi kecemasan ber- angkatan 2010 memiliki kecemasan berbicara di de- bicara di depan umum pada mahasiswa Program pan umum lebih tinggi dibandingkan mahasiswa studi Psikologi angkatan 2009 dan 2010 Univer- angkatan 2009 dengan mean angkatan 2010 sebesar sitas Mulawarman. 2. Tidak terdapat perbedaan kepercayaan diri ditin- jau dari jenis kelamin pada mahasiswa Program studi Psikologi angkatan 2009 dan 2010 Univer- sitas Mulawarman. 226

Psikoborneo, Vol 1, No 4, 2013: 220-227 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674 3. Terdapat perbedaan kepercayaan diri ditinjau Dewi, A. P., & Andrianto, S. (2007). Hubungan An- dari angkatan pada mahasiswa Program studi tara Pola Pikir Dengan Kecemasan Berbicara Psikologi angkatan 2009 dan 2010 Universitas Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Mulawarman. Keguruan. Jurnal Klinis, 5 (1), 1-49. 4. Tidak terdapat perbedaan kecemasan berbicara di Feist, J., & Feist, G. J. (2014). Teori Kepribadian depan umum ditinjau dari jenis kelamin pada ma- Edisi ke-7 (terjemahan Handriatno). Jakarta: hasisw a Program studi Psikologi angkatan 2009 Salemba Humanika dan 2010 Universitas Mulawarman. Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya 5. Terdapat perbedaan kecemasan berbicara di de- Diri. Jakarta: PuspaSwara. pan umum ditinjau dari angkatan pada maha- siswa Program studi Psikologi angkatan 2009 Lauster, P. (2003). Tes Kepribadian (terjemahan D.H. dan 2010 Universitas Mulawarman. Gulo). Jakarta: PT.Bumi Aksara. Saran Mönks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. 1. Bagi Peneliti Selanjutnya. (2006). Psikologi perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: UGM Untuk penelitian selanjutnya diharapkan Press. melakukan penelitian dengan faktor-faktor lain seperti kontribusi biologis, kontribusi psikologis, Haryanti, L. P. S., & Nia, T. (2012). Efektivitas kontribusi sosial, dan model integratif yang metode terapi ego state dalam mengatasi berhubungan dengan kecemasan berbicara di de- kecemasan berbicara di depan publik pada ma- pan umum pada mahasiswa serta melakukan hasiswa fakultas Psikologi Uin Syarif Hi- penelitian mengenai hubungan antara ke- dayatullah Jakarta. Jurnal Psikologi, 14 (1), 32- percayaan diri dengan kecemasan berbicara di 40. depan umum kepada subjek penelitian yang memiliki kecemasan berbicara di depan umum Rakhmat. J. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung: yang tinggi. PT. Remaja Rosdakarya. 2. Bagi mahasiswa program studi Psikologi angkatan 2009 dan 2010 Universitas Mulawar- Ririn, A. M. (2013). Hubungan antara keterampilan man Samarinda. komunikasi dengan kecemasan berbicara di de- Diharapkan dapat lebih meningkatkan rasa pan umum (Studi korelasional terhadap maha- percaya diri ketika melakukan presentasi di de- siswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP pan umum guna persiapan ketika akan memasuki UNP angkatan 2011). Jurnal Ilmiah Konseling, dunia kerja sebagai seorang sarjana psikolog. 2 (1), 273–278. Konselor 2 (1). DAFTAR PUSTAKA Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kasisius Andrianto, B. (2008). Kecemasan presentasi ditinjau dari keterampilan komunikasi dan kepercayaan Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, diri pada mahasiswa. Naskah publikasi Univer- kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. sitas Islam Indonesia (UIN), Yogyakarta. Taylor, R. (2013). Kiat-Kiat Pede Untuk Meningkat- Arikunto, S. (2009). Manamemen penelitian. Jakarta: kan Rasa Percaya Diri. Jakarta: Gramedia PT. Rineka Cipta. Pustaka Utama. Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. (ter- jemahan Kartini Kartono). Jakarta: Grafindo Persada. 227


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook