mengajak melakukan kegiatan secara bersama itulah tentang hujan bagi laskar sari. Walau bagaimana pun hujan dengan panjangnya defenisinya tidak menyurutkan derasnya kebahagiaan ketika hujan itu turun kebumi. Karena pandangan saya hujan menurut laskar sari adalah anugrah Allah. Sebagaimana rasulullah sangat bahagia ketika hujan turun dan melantunkan doa hujan, serta rahmat Allah sebagaimana tertulis dalam Al-Quran (QS Ar-Ruum : 48). Laskar Sari adalah anugrah Allah bagi Sari dan orang tua yang selalu mengambil pengalaman sebagai pelajaran. Fasil Sari @ummuNahda 91
92
PENGALAMAN BERSAMA CALON PENGHUNI SURGA Septria Ningsih, S.Psi. Menjadi fasilitator untuk anak-anak spesial di SARi saat itu adalah pengalaman yang sangat berkesan dan menyenangkan bagi saya. Bermain sambil belajar adalah rutinitas yang setiap hari kami lakukan. Tidak ada nilai nol jika anak-anak salah dalam melakukan tugasnya. Tidak ada kata saya tidak bisa, yang ada hanya tawa dan canda melihat tingkah mereka yang teramat menggemaskan. Rasa sedih ataupun kesal akan hilang ketika melihat keluguan mereka yang memang tidak mengerti akan hal itu. Allah SWT memang menakdirkan mereka menjadi anak-anak calon penghuni surga, yang insyaAllah akan membawa orang tua maupun orang-orang yang dicintai ke surganya Allah. Dengan keterbatasan dan kekurangan mereka tidak menjadikan mereka anak- anak yang terasingkan. Mereka bahkan lebih hebat dalam melakukan kegiatan yang bahkan anak-anak lain juga dapat melakukannya. Mereka adalah anak-anak yang sangat peduli dengan lingkungan. Jika ada perubahan-perubahan yang terjadi mereka sangat cepat memberikan respon. Mereka juga akan mengigatkan kita apabila ada sesuatu yang kita katakan namun kita lupa dengan hal itu. Berbicara dengan mereka harus jelas dan tidak bisa mengambang. Saat itu saya pernah menjanjikan sesuatu kepada mereka lalu saya katakan besok akan dilaksanakan. Besok dalam artian ketika ada waktu luang atau hari lain yang memang saya bisa. Akan tetapi bagi mereka kata “besok” itu ya memang hari esok, bukan hari yang lain. Saya pun 93
sedikit kebingungan menjelaskan kepada mereka bahwa maksud saya bukan seperti itu. Setelah peristiwa itu, saya jadi belajar banyak bahwa berbicara dengan mereka harus jelas jika perlu ketika menjanjikan sesuatu kita harus sampaikan hari dan tanggal bahkan bulannya. Saya juga belajar banyak dari mereka, saya belajar kesabaran, belajar kejujuran, belajar menepati janji, belajar untuk konsisten. Karena mereka anak-anak yang spesial dengan banyak keistimewaan. Setiap anak berbeda, memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing. Dengan keterbatasan dan kekurangan mereka, ternyata mereka juga bisa menjadi seperti yang diidolakannya. Pernah ketika itu kami bermain peran berdasarkan cita-cita mereka. Ada yang menjadi perawat, doter gigi, polisi, pembawa acara, bahkan menjadi seorang ustadz. Ternyata mereka bisa melakukan peran tersebut dengan gaya mereka tentunya. Mereka juga sangat peka dengan perasaan kita, mereka tau jika kita sedang sedih, kesal, marah bahkan senang. Mereka juga mampu berempati apabila ada yang dalam kesulitan atau merasa sedih tentunya dengan gaya mereka sendiri. Tidaka ada anak yang salah, intinya bagaimana kita bisa melihat dan merespon apa yang dilakukan oleh anak-anak tersebut. Kita harus ikut merasakan apa yang mereka rasakan agar kita dapat berkomunikasi dengan mereka. Pengalaman yang singkat namun sangat menyenangkan, banyak hal yang ingin saya tulis tentang mereka. Karena mereka semua sangat mengisnpirasi saya. Teruslah menjadi anak-anak hebat, yang mampu memberi kebaikan dan kebahagiaan untuk semua orang. 94
ADA SENYUM DI PULAU RUPAT Siska Handayani Berpetualang bersama laskar SARI adalah suatu hal yang luar biasa. Kala itu kegiatan Outing Tracking, Fun, and Aventure yang dikenal dengan istilah OTFA kelas SD 5 dilaksanakan di Teluk Rhu, Rupat Utara. Ya, suatu hal yang baru bagi kami meskipun masih dalam kabupaten yang sama yaitu Kabupaten Bengkalis. Petualangan kami mulai dari sekolah menuju kota Dumai lalu menyeberang menggunakan speedboot. Wah seru sekali perjalanan ini, diawal saja sudah sangat terasa petualangan kami akan berbeda dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya. Percikan air yang masuk ke dalam speedboot yang kami naiki menambah keceriaan dan menjadi musik yang menemani obrolan kami. Tak terasa perjalanan yang berjam - jam kami lewati dan sampai di Tanjung Medang. Ketika di Tanjung Medang, kami disambut oleh mobil polisi, kami kira kami akan melewati beberapa administrasi, namun ternyata mobil itu menyambut kami untuk diantar ke tempat perkemahan di Teluk Rhu, Rupat Utara. Seru, karena ini pengalaman kami menaiki mobil dengan bak terbuka, kemudian menikmati sepoi angin di bagian belakang. Tentunya kami berdiri di bak tersebut. MasyaAllah, itu kata yang pertama terucap setelah melihat lokasi tempat kami akan berkemah dan berpetualangan bersama. Tepian laut lepas dengan angin yang sejuk. Rasanya kami akan sulit menguatkan hati untuk kembali ke Duri. 95
Kami bersama sama menggali ilmu mengenai air dan ekosistem hingga kami tak lupa merasakan bagaimana sesungguhnya rasa air laut di Teluk Rhu ini, hihi. Tentunya dengan cara berenang, yang kami awali dengan belajar penyelamatan di laut bersama. Kami juga menggali informasi mengenai kegiatan masyarakat yang menangkap ikan di pantai pada sore dan malam hari, meng-exlpore menara suar dan menaikinya, menelusuri pantai dan bermain bola kaki bersama teman - teman di sana. Hal ini merupakan kegiatan seru yang tak mungkin dilupakan. Tak sabar untuk berpetualang kembali bersama laskar SARI hebat. Yuk kemana kita? 96
HARIKU GADO-GADO Tresnokoe Alarm Hp istriku berbunyi. Memecah suasana rumah yang awalnya hening nan sunyi menjadi berisik tiada henti. drtttt. . . .drtttt. . . .drtttt. . . . drtttt. . . .drtttt. . . .drtttt. . . . drtttt. . . .drtttt. . . .drtttt. . . . Yang bangun yang, sudah jam 04:35 WIB, waktunya sahur yang ! Sayangku hanya bergeming sedikit. Ya hanya sedikit menggeserkan tubuhnya sambil memeluk sibungsu dan berusaha membuka kantung mata yang sedari tadi masih terkatup rapat seraya bertanya ; “Jam berapa yang?” Dengan nada yang agak berat. “Jam setengah lima lewat yang.” jawabku enteng sambil memegang Android. “Bangun yang, waktunya sahur. Sebentar lagi sholat. Sekarang shubuhannya lebih cepat.” Lanjutku masih sembari memperhatikan Handphone di tangan kananku. Sayangku cuma menggeleng-geleng kepala malas sembari memeluk si bungsu. Agaknya berat untuknya langsung berdiri seperti biasanya dikarenakan udara yang cukup sejuk. Disebabkan malam tadi Allah guyur kota kami dengan hujan lebat yang insyaAllah bermanfaat. Alhamdulillah, terimakasih untuk-Mu Ya Allah. Hari ini bumi-Mu kembali sejuk. Dan Alhamdulillah sekali lagi. Sepagi ini kami bisa sahur menikmati rezeki dari-Mu. 97
Waktu terus berlalu, selepas shubuh kami bergegas membujuk anak-anak untuk mandi. Ya butuh sekitar sepuluan menit untuk bisa membujuk Mbak diba. “Mbak, mandi yuk” tawar umminya. “Nggak mau. dingin. Mbak Diba nggak mau mandi” jawaban yang biasa sepertihari-hari sebelumnya dari mbak Diba, anak sulungku. “Eh. . . kita mau kesekolah lagi. Dedek aja mau mandi, masak mbak nggak mau mandi. Ayo sayang, Mbak mau mandi sama ummi atau abah?” lanjut umminya membujuk si mbak. “Mbak mau mandi sama Abah, Dedek sama ummi” Kata Mbak Diba manja “Oookeyy. .Yuk bah, yuk bah. mbak sama abah, dedek sama ummi” Kata Ummi Mbak Diba sembari mengangkat tubuh si bungsu. “Ndan siap ndan”Aku menjawab sambil sedikit terkekeh melihat tingkah anakku si sulung, Mbak Diba. Yak, waktunya angkut-angkut barang kedalam mobil. Bagi sebagian warga sekolah, kalau aku berangkat kesekolah bareng anak- anak sudah seperti mau pindahan guys. Jangankan warga sekolah, mbahnya si Mbak Diba saja sesekali rewel dan berkata : “Oalah le le, meh mangkat sekolah opo pindahan kuwi? Akeh banget boyongane” ya artinya kira-kira “Oalah nak nak, mau berangkat sekolah atau mau pindah rumah? banyak sekali barang bawaannya” 98
Seringnya, aku dan istri hanya tersenyum geli. Alhamdulillah, bersyukur aku bisa bergabung di sekolah Alam. Ada saja jalan menambah rezeki. Buktinya xenia yang selama ini kami kendarai hasil dari do’a-do’a yang dipanjatkan kepada-Nya untuk kami. Tidak ada yang mengira menjadi guru sekolah Alam bisa punya kendaaran pribadi. Dan tiap pagi harus “usung-usung” barang yang seabrek begini. Bayangkan guys, barang anak-anak yang tiap hari kami bawa bisa menimbun satu shaf bangku belakang. Sudah seperti pindahan. Ah nikmatnya punya kendaaran pribadi. He he Nah nah nah. . . gara-gara fenomena BBM yang bernama premium me-langka kembali melanda kota Duri, Sudah hampir sepekan ini aku menurunkan jendela mobil hingga sebatas daun telinga. Selain alasan pengiritan BBM yang entah sampai kapan bakal seperti ini. Sejuknya udara pagi diakibatkan hujan malam yang akhir-akhir ini membasahi bumi bertuah adalah alasan yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Dari pada menggunakan AC mobil, mending buka saja jendela kacanya biar udara sejuknya masuk, ujar istriku. Dan benar saja, disepanjang lebih kurang 20 KM jarak tempuh antara rumah hingga sekolah, sejuknya udara pagi yang terus menerus berusaha memaksa menyeruak, menyibak masuk kedalam xeniaku menjadi hiburan yang menyenangkan. Rasanya setiap tulangku terelaksasikan oleh sensasi tarian udara yang berhembus santai memanjakan kulit yang sedari tadi tertutupi oleh hodie yang ku kenakan. Biasanya anak sulungku yang kini genap usinya tiga tahun selalu bernyanyi riang. Kalau tidak 99
asma’ul husna ya lagu lain kesukaannya, balonku ada lima. Tapi, pagi ini ia lebih memilih tersenyum sembari melempar jauh-jauh pandangannya menyelidik keluar jendela. Seolah diluar sana ada makanan yang menarik perhatiannya. Karena kalau sudah makan, dia suka menikmati dalam diam dan lupa kawan hahaha. Ah pagi ini. . .dinginnya. . . brrrr. . . segerrrrr. Xeniaku melaju degan sedu sedangnya. Tak terasa sekitar 30an menit sudah ku lalui perjalanan dari rumah hingga ke sekolah. Sampailah moncong hitamnya menyelusuri dua ruas jalan memasuki area sekolah yang terlebih dahulu melewati gerbang berpagar cantik bercat khas warna alam, hijau daun. Dan sederet senyum dari karyawan pun menghampiri kedua mataku. Tatapan teduh penuh kehangatan, tajam dan berwibawa menuntun bibirku dengan tanpa komando bersuara, sejurus kemudian sapaan canda pun tak elak keluar begitu saja ; “Assalamu’alaykum, Ndan siap ndan!” sapaku senyum sambil mengangkat tangan kanan ke atas dahi tanda hormat ala tentara. “Ndan siap ndan” sahutan serentak Pak Pariman dan Pak Tamran sembari melempar senyum mewahnya. Mereka inilah pemilik wajah security namun berhati hello kitty, luwes gitu. Ya, kita wajib tersenyum. Bagaikan sebuah tradisi yangcukup sakral. Tiket melewati gerbang sekolah ini wajib melakukan tiga hal. Kami sebut dengan budaya 3S -triple S.Pen-. 3S itu senyum, salam, dan sapa. Senyum dulu, lalu dikasih salam, dan terakhir yuk kita 100
sapa. Nah itulah guys, itu baru masuk gerbang. Bagaimana dengan ke seharian disekolahku? Ya sama guys. Senyum itu wajib untuk semuanya dan aku harus tersenyum dalam kondisi apapun. Ini budaya yang aneh sih. Bagaimana kalau aku tiba-tiba nangis karena sesuatu? masa menangisku sambil tersenyum? Lagi-lagi aku harus bilang, ini budaya yang aneh sih. Walaupaun begitu, aku sudah terbiasa melakukannya semenjak kakiku menjejak di medan perjuangan ini. Dan ah. . . . tak terasa sudah hampir enam tahun aku di sini. Di sekolah terindah dalam hidupku. Tanggal 18 Agustus 2015 lalu adalah waktu bersejarah yang selalu mudah untuk diingat. Jangankan dilupakan, ku buang pun rasanya pun takkan mau. Terkecuali aku mengidap penyakit alzheimer. Pasalnya, ditanggal itu kali pertama aku menerima job yang sudah aku tolak mentah-mentah beberapa hari sebelumnya. Alasannya sederhana sih. Waktu itu aku menolak menjadi fasilitator –lebih dari seorang guru.pen- di sekolah ini kalau gajinya kecil. Itu aja sih. Ya biasalah, anak muda berdarah muda. Fresh graduate, masih single, dan umur juga masih teramat muda wajarlah bila menginginkan penghasilan yang tinggi? Eh inilah faktanya guys, bahwa gaji besar bukan patokan seseorang menjadi bahagia selamanya. Terbukti guys, beberapa fasilitator sudah ada tuh yang punya mobil pribadi, rumah pribadi, sampai ada juga yang beli tanah sendiri tanpa riba. Duh untuk saat ini rasanya susah move on deh dari sekolah ini. Benar-benar nyaman ngajar di sekolah ini. Padahal sudah banyak tawaran yang masuk dengan penghasilan sampai dua digit. Guys, dua digit itu sama dengan puluhan juta. Uwow dunia banget. 101
Tergiur sih, tapi lagi-lagi rasa tanggungjawab ini masih menggelayuti kedua bahuku. Semakin besar tawaran untuk meninggalkan sekolah, semakin kuat pula keingingan ku untuk menyaksikan anak-anak lulus. Apakah hanya ini alasanku untuk tetap disini? Ya. aku hanya ingin belajar bareng mereka setiap hari. Aku ingin membersamai hari-hari mereka. Ingin melihat ekspresi mereka, tawa canda, bahkan keisengannya mereka. Karena mereka selalu membawa warna buat kehidupanku setiap hari. Mereka ini adalah teman kecilku di sekolah. Orang awam sering memanggil mereka dengan sebutan murid. Ya murid. Walaupun murid ku tak berseragam, tapi isi otak mereka beragam. Hari-hari ku selalu diacak-acak oleh kehebohan mereka. Setiap hari harus ada kalimat yang bernama “protes” . Ampun dah serunya beda. Apa jadinya ya kalau setiap hari terlewat begitu saja tanpa keseruan? Jawabannya Cuma satu. BOSAN. Lagi, hari ini aku diprotes oleh salah satu muridku. Gara-gara menunjuk langsung dirinya menjadi host dalam acara talkshow. Habislah diriku dicecar dengan banyak pertanyaan ini itu bla...bla...bla... . Ya begitulah indahnya belajar disini. Setiap warga SAri –Sekolah Alam Duri.Pen- baik itu karyawan ataupun murid sangat diperbolehkan menyampaikan protes. Sebab protes bisa menimbulkan rasa percaya diri untuk mengungkapkan ketidaksukaan dengan kondisi yang terjadi. Dan seperti biasa guys, protes yang akan ku layani ya protes dengan cara yang santuy, protesnya pakai adab yang baik. Sebelumnya juga terjadi sesuatu yang membuat pecah suasana kelas. Sampai-sampai dua cah lanang –anak laki-laki- ku protes dengan cara mengungkapkan 102
rasa kesalnya ke kedua orang tua mereka. Waktu itu mereka mogok sekolah sampai satu pekan lamanya. Mereka ingin membuktikan kepada ku, bahwa penilaianku salah terhadap mereka. Hati nuraniku tak tega menyaksikan kondisi ini berlarut terlalu lama. Mereka ini anak berpotensi pikirku. Akhirnya aku memang harus mengalah. aku menyusul mereka keladang gambut. Sesampainya di area ladang, tidak dinyana yang dikhawatirkan selama seminggu sedang asyik masyuk siram menyiram, babat membabat ladang gambut. Pas ketemu, mereka cuma nyegir dan berakhir dengan happy story. Pagi itu kita sarapan bareng di tengah-tengah ratusan hektare lahan gambut. Eh ternyata, sepekan mereka tak masuk sekolah, sepekan pula mereka bergaji lima ratusan ribu. Sedangkan aku apa? Aku hanya mengernyitkan dahi atas tingkah mereka. Dasarlah ya anak-anak zaman now. Ya begitulah guys, setiap hari sekolah ini menawarkan banyak pesan, kesan, candaan, dan pelajaran yang berharga. Inilah sekolah terindah dalam hidupku. 103
104
SEKOLAH TERINDAH DALAM HIDUPKU Yudha Rindu Kurnia, S.Pd. Di bulan November 2016, tepat hari di mana saya jadwal kontrol untuk operasi gigi bungsu di RSUD, waktu itu saya mendapatkan notifikasi oleh salah seorang management Sekolah Alam Duri untuk melakukan tes hafalan dan bacaan Al-Qur’an pada pukul 09.00, bergegas saya menuju sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh. Ketika sampai di gerbang sekolah, saya melapor ke security dan diarahkan menuju aula, sayapun bergegas ke sana. Tak lama, suara seseorang yang ramah menyapa saya dan bertanya, “Ada keperluan apa Bu?”. “Saya sedang menunggu untuk tes hafalan dan bacaan Al- Qur’an Pak”. “Ohhh ya di sini tempatnya, ditunggu saja Bu”. “Baik Pak. Terima kasih”. Di dalam hati saya berkata , “Kok sebelumnya saya tidak tahu ya ada sekolah “Alam” di Duri dan ini “Unik” sekali dan berbeda dari sekolah yang lain, lagian pula saat kuliah dulu, saya juga tidak familiar dengan nama “SEKOLAH ALAM”. Entahlah apakah pergaulan saya yang kurang jauh atau saya yang “Kudet” Hihihi ntahlah” Ibu Nita, Management sekolah yang sebelumnya saya tidak mengenalnya, bersuara lembut dan sangat ramah, menyodorkan lembaran formulir yang harus saya isi sebelum tes, ada berisi biodata dan nama Surah di Al-Qur’an yang saya kuasai. Tak banyak surah yang bisa saya tulis di lembaran tersebut, meskipun saat kuliah di semester akhir saya sempat mondok di Ma’had University tempat dimana saya kuliah, agenda ba’da Isya dan Subuh yang mewajibkan santrinya harus 105
setoran hafalan Al-Qur’an, membuat saya kala itu berhasil menyetorkan 3 Juz dan itu setoran terbanyak yang saya capai selama ini dihidup saya namun dibandingkan hafalan teman yang lain masih sangat jauh perbandingannya namun hingga akhirnya hafalan itu menguap begitu saja setelah sekian lama tak saya ulangi kembali. Dalam waktu yang tak begitu lama atau mungkin perasaan saya saja yang menginginkan agar proses ini segera selesai, hingga proses tes hafalan pun sudah berakhir, jujur saja rasa deg-degannya masha Allah luar biasa. Yap karena lebih kurang 3 bulan terhitung sejak saya wisuda saya mengikuti tes tersebut. Lanjut cerita, Bu Nita menginformasikan nanti jika lolos ke tahap berikutnya akan dihubungi kembali. Selang beberapa hari saya dipanggil kembali untuk tes wawancara. Hari itu saya datang sangat pagi sekali dan menanti untuk dites kembali, namun karena sesuatu hal pihak sekolah ada keperluan keluar dan saya diminta untuk menunggu. Alhamdulillah tak saya sia- siakan waktu ini, saya memiliki kesempatan untuk berkeliling diseputar lingkungan sekolah tersebut, maklum saja saya belum pernah menginjakkan kaki di Sekolah Alam ini, meskipun saya lahir di kota Duri ini dan Yap benar sekali seumur hidup baru pertama ini saya melihat sekolah modelnya begini begitu spesial menurut saya beda dari yang lain. Bagaimana tidak, para muridnya tidak ada yang satupun memakai seragam, para Guru diluar ekspektasi saya yang memakai tas jinjing sepatu hak dan seragam formal, Apakah ini bisa dikatakan 106
sekolah??? Dalam hati saya berkata. Lanjut saya berkeliling kembali, jujur saja sekolah ini begitu bersih jauh dari sampah jajanan plastik dan kemasan, berjalan saya lebih jauh kebelakang dan pemandangan saya fokus pada satu bangunan yang tidak pernah saya tahu sebelumnya, bangunan dari kayu yang jarak nya tidak terlalu berjauhan antara satu dan yang lain, ada yang single dan double, maksudnya ada yang bertingkat dan itu bangunan panggung. WHAT? Feeling saya mengatakan ini bangunan kelas, namun logika saya berkata tidak mungkin, ternyata benar beberapa anak berlarian berpaju siapa yang sampai di bangunan tersebut. Jadi benar ternyata ini kelasnya! Lagi lagi “Unik” sekali sekolah ini. Lapangan bermain bola serta beberapa pohon ketapang menambah asri lingkungnnya. Puas berkeliling dan terpana oleh “Pesona” sekolah ini saya pun kembali menunggu di aula untuk menjalani tes wawancara. Saya disapa oleh Bu Yulmi, Kepala sekolah yang begitu ramah, cerdas dan energik itulah kesan pertama saya terhadap Bu Yulmi. Pada sesi ini Bu Yulmi banyak sekali memberikan inspirasi dan motivasi dan gambaran proses belajar mengajar di Sekolah Alam dan membuat saya yakin dan bersemangat untuk segera bergabung bersama dengan keluarga sekolah alam. Kemudian beberapa hari berikutnya Saya diminta untuk melaksanakan tes micro teaching, yang mana peserta didiknya adalah para Ibu-Ibu management. Saya diberikan beberapa masukan dan saran yang sangat membangundalam gaya mengajar Saya. Alhamdulillah setelah berbagai rangkaian tes yang Saya jalani, kembali lagi saya dihubungi oleh pihak sekolah untuk ikut serta dalam 107
kegiatan raker bersama diakhir tahun tersebut, banyak ilmu baru yang saya dapatkan ternyata disekolah alam Duri ini sungguh sangat mempersiapkan perangkat dan menyusun berbagai jenis kegiatan yang akan disajikan kepada “Laskar Sari” begitu sebutan untuk Siswa dan Siswi disini. Ya Saya ikut terlibat dalam mempersiapkan ruang kelas yang disebutnya Saung. Ya sangat luar biasa sekolah ini Sungguh- sungguh dalam mempersiapkan semua hal dari A-Z. Setelah raker tersebut saya diminta untuk membersamai Siswa kelas 3 SD bersama Pak Riski. Hari pertama yang saya rasakan mulai dari opening class, Murojaah hafalan, snack time, shalat Dhuha, kegiatan inti, Free time, penyampaian pemaknaan, Shalat Zuhur, Tutup Kelas. Sungguh sangat berkesan dan semuanya tiak terlepas dari proses Pembelajaran bermakna bagi Anak dan tentunya Saya yang notabenenya masih Anak Kencur disini. Seiring berjalannya waktu saya terus berlari untuk beradaptasi dan menyatu disini, Masha Allah Alhamdulillah sungguh beruntungnya Allah mengizinkan Saya mencicipi kesempatan ini, yang Saya tahu banyak orang yang ingin berada disini, menjadi bagian dari keluarga Sekolah Alam Duri ini. Waktu bergulir hingga tak terasa kami pun bersama kembali menyusun program program dan Raker untuk tahun ajaran baru serta mengevaluasi program kerja yang sudah dan yang belum terlaksana. Di sekolah Alam Duri seluruh yang tergabung dipanggil dengan sebutan “Pejuang” dengan harapan seluruh unsur yang ada di sekolah ini memiliki semangat juang yang tinggi untuk membuat “Peradaban” lagi- lagi di sini semuanya tentang hakekat. Tiba saat yang ditunggu-tunggu 108
pengumuman penempatan dan Partner di saung, yang merupakan Sistem disekolah Alam Duri ini tiap tahunnya akan dirolling atas pertimbangan dan kebijaksanaan pihak Management dan Yayasan. Ditahun 2017 ini Saya dipasangkan bersama Pak Kamil tetap dikelas 3 SD. Di tahun ini suasana begitu terasa berbeda sekali, lebih seru tentunya, bagaimana tidak disini Para Gurunya tidak hanya bertugas untuk mentransfer Ilmu Pengetahuan saja namun lebih menjadi “Fasilitator”. Begitu banyak tantangan diantaranya mengenal karakter anak, mengetahui bakat anak, memahami emosi anak, menyajikan gaya mengajar yang beragam yang sesuai dengan gaya belajar anak (visual, audio, kinestetik). Tidak hanya Laskar Sari yang mendapatkan “Service” yang totalitas namun juga para “Fasilitator” juga merasakannya, bukan dalam hal material namun selalu di upgrade skill serta kompetensinya. Sangat berkesan sekali ketika Bu Nina, Kepala Sekolah Alam Bangka Belitung yang jauh-jauh hadir untuk membersamai berbagi ilmunya seputar display yang berlangsung 1 harian penuh hingga malam, kegiatan parenting dengan berbagai tokoh yang berkompeten tiap tahunnya, Talents Maping, Liqo’, Teacher camp, Tadabbur Al Quran dan masih banyak agenda lainnya yang masih belum disebutkan yang tentunya selalu berorientasi mengingatkan akan kebaikan. Banyak hal yang telah dilewati dan dirasakan membuat saya yakin dan semakin jatuh cinta dengan sekolah ini, auranya, konsepnya, programnya, alamnya, lingkungannya, pergaulannya dan masih banyak hal positif lainnya. Hingga akhirnya Allah takdirkan jodoh yang tak 109
pernah saya duga sebelumnya akan menjadi pasangan hidup saya, tak lain dan tak bukan adalah partner saya dikelas yaitu Pak Kamil, ini bagaikan voucher bonus seumur hidup yang diberikan oleh Sekolah Alam Duri kepada saya, Alhamdulillah anak pertama kami bernama Yahya Muammar El Adha hampir 2 tahun usianya, yang sedari berumur 3 bulan juga ikut kesekolah bersama Ayah dan Bundanya semoga ibadah yang seumur hidup ini pahala serta keberkahan Allah curahkan kepada seluruh keluarga besar Sekolah Alam Duri. Hari berganti hari, bulan pun berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Alhamdulillah sekian lama waktu berjalan ujian datang silih berganti menjadi cobaan untuk terus bertahan dan semakin kuat untuk berjuang serta memantapkan kembali nawaitu kami saat berada di Sekolah ini. Dari tahun 2020 hingga sekarang 2021 Allah telah takdirkan menghadirkan virus Corona yang menjadi pandemi dihampir seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang sangat berdampak di dunia pendidikan. System daring menjadi salah satu solusi kala itu untuk tetap menghadirkan proses belajar mengajar menjadi tantangan tersendiri untuk ditaklukkan meskipun banyak hal positif dan negatif yang tidak bisa disamakan ketika bertemu langsung saat bertatap muka, namun dengan berbagai persiapan dan mekanisme yang matang Sekolah Alam Duri yang tergabung dalam JSAN (Jaringan Sekolah Alam Nasional) memberikan terobosan alternatif penyajian proses kegiatan belajar mengajar yang berbeda dari yang lainnya dengan kegiatan “Green Therapy” yang mekanismenya out off the box diatur sedemikian rupa di mana tetap mengedepankan protokol kesehatan yang 110
dianjurkan pemerintah, yang bertahan hingga saat ini dan sudah banyak yang mengadopsi. Di usianya yang satu dekade ini harapan kami semoga Sekolah ini berhasil menjalankan misinya menjadi bagian dari peradaban dengan berperan dan menebar sebanyak-banyaknya manfaat bagi Alam. Dengan kurikulum pilar Akhlak, Logika berfikir, Leadership dan Bisnis yang berpedoman dari Al-Quran dan Hadis. Semoga saja mengantarkan Laskar Sari semua menjadi anak yang sholeh dan sholeha. Terakhir Semoga Sekolah Alam Duri menjadi Sekolah Terindah dalam hidupku, kami dan kita semua, tak hanya di Dunia namun kekal hingga Allah abadikan hingga ke SurgaNya kelak. Aamiin. Kamil & Nia 111
112
BIODATA PENULIS Adha, S.Pd. Seorang pemuda berdarah jawa yang menghabiskan waktu di bumi Melayu. Lahir di Arjawinangun, Cirebon pada tanggal 13 Juni 1989. Alhamdulillah dikaruniani sepasang anak yang menambah semarak di dalam keluarga. Menyelesaikan Pendidikan S1 Olahraga di Universitas Islam Riau. Selain mencintai dunia olahraga, penulis juga menikmati alam dengan berbagai petualangan yang disuguhkannya. Penulis juga terlibat aktif di Yayasan Ular Indonesia yang menangani hewan melata yang disebut dengan ular. Saat ini penulis sedang aktif mengajar di Sekolah Alam Duri. Bersama bergerak, berjuang mempersiapkan pemimpin peradaban. Ali Amat Harahap, S.Pd. Lelaki berdarah batak yang saat ini berdomisili di tanah Melayu. Bapak dari dua orang anak perempuan. Lahir di Tabusira, 20 Oktober 1985. Ia menamatkan pendidikan S1 jurusan Matematika. Seorang bapak yang menyukai salah satu olahraga sunah yaitu berenang. Menjadi salah satu fasilitator dari Sekolah Alam adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan. Arik Jatmiko, S.Pd. Salah satu fasilitator di Sekolah Alam Duri yang menyukai dunia literasi, video, dan traveling. Seorang yang lahir di Karya Mukti pada 18 Januari 1990 silam adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Mengenyam pendidikan terakhir di Pekanbaru. Ketertarikannya pada dunia literasi ini bermula dari rasa penasaran. Ia 113
pernah mendengar bahwa buku adalah jendela informasi, maka perbanyaklah membaca buku, dan mulailah menyimpan kenangan dalam tulisan kecil sehingga kelak bisa menarik ulur memori kenangan yang telah berlalun tersebut. Azuar, S.Pd. Lahir di kota Bagansiapiapi pada tanggal 14 April 1992. Anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis menempuh pendidikan di kota Bagansiapiapi sejak SD, SMP dan SMA. SD Negeri 11 Bangko (Bagansiapiapi). Setelah lulus, ia melanjutkan ke jenjang SMP di SMP Negeri 3 Bangko dan SMA Negeri 1 Bangko (Bagansiapiapi). Pada tahun 2021 telah menyelesaikan Strata satu (S1). Saat ini Penulis menjadi tenaga pendidik di Yayasan Sekolah Alam Duri. Fadiah Haqoni, S.I.Kom. Seorang calon ibu muda bernama lengkap Fadiah Haqqoni, namun lebih akrab disapa Opad. Lahir di kabupaten Bengkalis, Duri 26 Oktober tahun 1995. Menulis merupakan aktivitas yang digemarinya dalam menghabiskan waktu luang. Saat ini sedang beraktifitas di Sekolah Alam Duri sebagai fasilitator. Guntur Gantara, S.T.M.M.T. Lulusan Teknik Mesin ITB dan mendalami Project Management ketika S2 di ITS. Sosok ayah tiga orang anak ini adalah seorang pekerja di bidang migas sesuai dengan keahlian teknisnya. Namun adanya bakat developer serta dorongan 114
untuk menebar lebih banyak lagi manfaat yang mndorongnya untuk aktif juga dalam bidang pendidikan. Mulai mendirikan Sekolah Alam Duri bersama teman teman seperjuangan tahun 2011. Aktif di bidang pengajaran ilmu pemetaan bakat sebagai praktisi Talents Mapping Abah Royani dan juga aktif sebagai Ketua Bidang Pembinaan Regio PP jaringan Sekolah Alam Nusantara. Suami dari Kartika Febilia ini juga aktif di kepengurusan Mesjid Agung Ushulluddin dan Laznaz PHR. Jejak foto hasil karyanya dapat diikuti melalui akun IG @abirayy, sementara sharingnya terkait ilmu talents mapping bisa iikuti di IG @talentsmapping. Gusnita, S.Pd.I. Wanita bertubuh kecil tetapi memiliki semangat juang yang besar ini senang disapa dengan panggilan Ninit. Nama lengkapnya Gusnita, lahir di Duri pada tanggal 01 Agustus tahun 1988. Ia juga seorang ibu rumah tangga yang memiliki dua jagoan. Baginya perjuangan membentuk generasi peradaban itu adalah tanggung jawab kita semua. Saat ini ia aktif sebagai bagian dari pejuang pendidikan di Sekolah Alam Duri, sebuah sekolah yang telah menjadi bagian dari keluarga baginya. Gusri Rizki, S.Pd.I. Biasa disapa dengan pak Riski, yang bernama lengkap Gusri Riski lahir pada tanggal 13 Agustus 1986. Laki laki berdarah minang ini memiliki kesenangan bermain sepeda, menonton, dan eating something, jadi jangna heran beliau juga menggemari dunia 115
cooking. Menamatkan sarjananya di bidang matematika. Saat ini beliau sedang aktif mengajar dan berbagi ilmunya di Sekolah Alam Duri. Hasbi Runggu, S.Pd. Hasbi Rungggu, adalah nama pemberian orangtua 32 tahun lalu. Laki laki berdarah minang batak yang lahir di kota minyak, Duri pada tanggal 6 Juni 1990. Menyelesaikan pendidikan terakhir di Universitas Islam Riau. Menggemari olahraga lari sebagai teman penyapu keletihan dari rutinitas harian. Selain itu, traveling adalah hobi yang ia senangi. Saat ini saya beraktifitas sebagai fasilitator di Sekolah Alam Duri. Bersama bergerak membangun peradaban islam yang lebih baik di masa datang. Khairdina, S.Pd. Seorang wanita bernama Khairdina. Berasal dari salah satu desa di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Lahir tepatnya pada hari pahlawan, 10 November tahun 1992 sebagai anak sulung. Menyelesaikan pendidikan terakhir di Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2014. Ibu rumah tangga yang memiliki sepasang anak yang masih balita. Seorang ibu yang sangat menyukai traveling. Berkelana di jagat bumi Allah merupakan cita yang belum tuntas, bagi saya setiap perjalanan adalah moment penting untuk perbaikan diri. Saat ini sedang aktif dalam jajaran pejuang generasi peradaban yang rahmatan lil ‘alamin di Sekolah Alam Duri. Menulis adalah hobi yang tak boleh lepas dari kehidupan. Meninggalkan jejak dalam bait kata, mempersiapkan kenangan agar tak hilang ketika waktu memakan usia. 116
Sehingga menjadi penulis yang tulisannya bermanfaat bagi banyak orang adalah mimpinya yang masih berproses untuk digapai. Lola Wahyuni, A.P. Sapaan akrab Buk Ola. Seorang putri melayu Riau, yang memiliki tiga orang putri. Lahir di kota Dumai, pada tanggal 23 November 1978. Saat ini berdomisili di kota Duri dan menghabiskan keseharian sebagai fasilitator di Sekolah Alam Duri. Bernyanyi adalah salah satu cara memberi ruang Bahagia dalam diri penulis. Mengajar dan bermain dengan anak – anak membuat ia bersemangat setiap harinya. Sehingga menjadi salah satu bagian dari Sekolah Alam adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan. Megawati, S.Sos. Perempuan bernama lengkap Megawati, S.Sos. ini lebih akrab disapa dengan Mega. Lahir di tanah minang, tepatnya di Pariaman 26 Desember 1992. Melakukan traveling dan menjelajahi alam yang Allah suguhkan untuk dinikmati manusia adalah hal yang disukainya. Saat ini sedang beraktivitas sebagai pejuang Sekolah Alam Duri. Misfa Widiawati, S.Pd. Aud. Seorang ibu rumah tangga yang Bernama Misfa Widiawati yang memiliki tiga orang anak. Lahir di kota Muara Panas, Solok pada tanggal 23 Agustus 1977. Sebagai seorang yang berdarah minang, penulis saat ini merantau di Kota Duri, Bengkalis dan beraktifitas di dunia Pendidikan. Memiliki hobi memasak, sehingga dapur itu tak pernah kosong dari camilan yang dimasak. ��� Sehari-hari 117
ia mengajar di Sekolah Alam Duri dan bergelut dengan pemuda pemudi cilik calon pemimpin di masa depan. Nita Sri Astuti Wulandewi, A.Ma. Penulis bernama lengkap Nita Sri Astuti WD, biasa dipanggil Nita, ia anak ke-8 dari 8 bersaudara, dengan suku Betawi, dari orang tua yang bernama H. Jaka dan Hj. Isah, ia lahir di Bekasi tanggal 21 Oktober 1982 dan saat ini mempunyai 4 orang anak (2 putra dan 2 putri). Ia mulai bergabung di Sekolah Alam Duri (SARI) sejak 5 Mei 2014 sampai sekarang. Nyi Astuti, S.Pd. Seorang ibu rumah tangga berdarah Jawa ini bernama Nyi Astuti. Lahir di Kota Duri, tepatnya 28 Juni tahun 1991. Sejak berseragam merah putih niat hati menjadi seorang pendidik sudah terhujam dalam lubuk hati paling dalam. Sosok yang dikenal ramah dan supel ini bertahun tahun telah menggeluti dunia pendidikan di sebuah sekolah yang semakin membuatnya jatuh cinta dalam mendidik, yaitu Sekolah Alam Duri dengan segala warna warninya. Bukan sekedar sekolah biasa, tapi juga rumah dan keluarga. Tempat terindah untuk bersama dengan pejuang Sekolah Alam Duri, merenda amal untuk kelak berkumpul kembali di Jannahnya. Rika Aulya Purnama, S.Psi Rika Aulia Purnama merupakan salah satu pejuang Sekolah Alam Duri yang mulai bergabung pada tahun 2018. Perempuan kelahiran Kwala Simpang, 5 Januari 1994 ini adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ia merupakan alumnus Universitas Islam 118
Negeri Sultan Syarif Kasim dengan jurusan Psikologi Perkembangan dan Pendidikan saat ia mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan. Pendidikan adalah kunci sebuah peradaban. Memajukan sebuah peradaban dengan konsep rahmatan lil ‘alamin adalah tugas dan perjuangan kita bersama. Rina Patu Rahmah, S.Pd. Rina Patu Rahmah nama yang diberikan orang tua. Lahir di Pengalihan Kabupaten Indragiri Hilir. Sekarang menetap di Duri, Kabupaten Bengkalis. Seorang ibu dengan sepasang anak yang masih kecil tak membuatnya surut semangat untuk mengabdikan diri di dunia pendidikan. Sehingga saat ini ia terus terlibat aktif di Sekolah Alam Duri sebagai fasilitator yang berjuang dalam munculnya generasi islam yang rahmatan lil ‘alamin. Di dunia maya dapat dihubungi melalui FB Rina Ahmad. IG @Rinanuradha. Atau wa 085269512330. Email [email protected] Septria Ningsih, S.Psi. Biasa dipanggil Cici. Lahir di Duri, 21 September 1992. Dibesarkan di kota kecil yang terletak di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Anak ke tiga dari empat bersaudara berdarah minang tetapi sudah lama tinggal di bumi melayu. Lulusan Universita Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau jurusan Psikologi. Sempat aktif di Rohis dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SUSKA Riau. Menjadi asisten labor psikologi dan freelance dibeberapa biro psikologi yang ada di Pekanbaru maupun di Duri. Memiliki minat baca 119
sedari kecil dan sangat menyukai dunia anak-anak senang bermain dengan anak-anak. Saat ini status sudah menikah dan dikaruniai seorang anak perempuan berusia dua tahun. Siska Handayani. Seorang perempuan berdarah minang Pariaman yang lahir di Kota Minyak, Duri pada tanggal 13 April 1993. Menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Universitas Islam Riau jurusan Matematika. Ia sangat menyukai tantangan dan hal hal baru yang membuatnya terjun dalam petualangan yang menyenangkan. Awali langkah dengan Bismillah, adalah motto hidup yang membuatnya semangat selalu melakukan semua petualangan tersebut, juga dengan aktifitas lainnya. Menjadi bagian dari pejuang pendidikan untuk negeri ini lebih baik membuatnya selalu termotivasi untuk aktif berbuat di Sekolah Alam Duri. Generasi yang Rahmaran lil ‘alamin adalah mimpinya juga bersama para pejuang Sekolah Alam lainnya. Sutrisno, A.Md. Senang dipanggil Salim. Sekalipun pernah menamatkan pendidikan di bidang elektronika arus lemah, sosok ayah dua anak ini lebih senang berprofesi sebagai fasilitator di Sekolah Alam Duri. Selain itu, dia juga gemar sekali mengoperasikan PC dan gadgetnya untuk membuat karya begenre disain grafis. Baginya, belajar dan mengajar adalah nilai mutlak yang menjadi pedoman bagi seorang pembelajar agar kehidupan dirinya dan manusia di sekitarnya semakin bermakna. 120
Yudha RIndu Kurnia, S.Pd. Biasa dipanggil Yudha, Nia, dan juga dipanggil Ririn oleh keluarga terdekat. Penulis dilahirkan di Duri, 17 Agustus 1994. Ia adalah anak Pertama dari empat bersaudara. Suami bernama Kamil Hakimi bertemu di Sekolah Alam Duri dan akhirnya berjodoh dan sekarang sudah dikarunia seorang Putra bernama Yahya Muammar El Adha. Menamatkan Kuliah di Universitas Islam Riau Jurusan FKIP Biologi dan sekarang mengabdi sebagai Fasilitator di Sekolah Alam Duri dan aktif sebagai Staf Kesiswaan dan Pembina Osis, 121
122
VIEW SEKOLAH ALAM DURI