kemampuan bisnisnya di usia dewasa. Hal-hal tersebut membulatkan tekad kami di Yayasan bahwa inilah konsep sekolah islam yang kita inginkan untuk membentuk calon-calon pemimpin islam di Duri khususnya, Riau serta Indonesia pada umumnya. Seorang pemimpin harus bisa memimpin dirinya sebagai orang yang mampu memahami dirinya sendiri dan percaya diri untuk menggunakan setiap potensi kekuatan bakatnya untuk bermanfaat bagi orang lain secara ikhlas lillahi ta’ala. Selain dengan menguatkan akidah para fasilitator, hal yang kita perkuat untuk mencapai tujuan Pendidikan diatas adalah pemahaman akan bakat. Dengan belajar langsung dari Abah Rama, ilmu ditularkan ke semua fasilitator sehingga setiap fasilitator bisa menghargai serta membantu menguatkan potensi potensi bakat murid-muridnya. Hanya anak-anak yang percaya diri yang bisa jadi pemimpin dan memberi manfaat optimal bagi umat. Saat ini banyak orang-orang baik yang tidak melakukan kontribusi bagi umat karena mereka tidak percaya diri dan tidak menemukan kekuatan bakatnya. Mereka sibuk diseragamkan oleh orang tuanya dan guru-gurunya terdahulu sehingga akhirnya didesain menjadi orang biasa-biasa, merasa tidak mempunyai keunggulan, yang akhirnya mudah digilas oleh orang-orang tidak baik tetapi percaya diri. Inilah hal yang menjadi perhatian teman-teman di Yayasan Sekolah Alam Duri. Insya Allah hasil pembentukan sekolah alam Duri dengan penghargaan terhadap bakat serta penguatan bakatnya 41
menjadikan anak-anak percaya diri dan mau optimal berkontribusi bagi umat. Allah Maha Adil, semua anak hebat, yang kita perlu lakukan adalah memahami dimana kehebatan yang Allah berikan kepada masing-masing dari mereka. Terkait penerapan kurikulum, selain memagangkan fasilitator ke sekolah alam – sekolah alam, sejak awal pendirian kami juga mendatangkan team Bu Septriana Murdiani, Pak Suhendi, Pak Gigih, Ustadz Ferous, serta Ustadz Cahya untuk bergantian memberikan workshop khusus untuk para fasilitator sehingga penerapan konsep Belajar Bersama Alam, Bahasa Bunda, Spider Web, Observasi Bakat, Live in, Magang, In Situ Development, dan SASS dapat dijalankan secara baik sesuai standar yang tinggi seperti layaknya Sekolah Alam yang sudah mapan. Di Tahun Kedua kita berhasil mendatangkan Bang Lendo ke Duri untuk memberi penguatan kepada para fasilitator serta memberikan Seminar Pendidikan kepada para orangtua terkait penerapan konsep sekolah alam. Alhamdulillah animo muslimin utk mensekolahkan anaknya di SARI cukup tinggi sehingga di angkatan selanjutnya dibutuhkan lebih dari satu kelas dari satu tingkat. Hingga akhirnya di tahun 2018 kita berhasil meluluskan SD Angkatan pertama serta mendirikan SMP Sekolah Alam Duri dengan lokasi hasil ekspansi ke samping lokasi sekolah yang lama. Parenting menjadi hal yang utama bagi Sekolah Alam Duri, dimana kita sadar bahwa anak hanya bisa soleh bila orangtuanya 42
mempunya komitmen yang kuat untuk mensolehkan anaknya. Dan itulah yang paling membedakan sekolah alam dengan sekolah yang lain dimana parenting program dibuat dengan serius dan wajib diikuti oleh semua orangtua. Kegiatan Belajar Mengajar juga sangat membutuhkan orang tua untuk terlibat mendampingi sehingga terbentuk bonding yang kuat antara anak dan orangtua sejak usai dini. Untuk memperkuat lebih lanjut hal yang terkait parenting / penididikan anak di rumah. kami belajar langsung dari Ustadz Harry Sentosa dan Ustadz Adriano Rusfi untuk memahami Konsep Pendidikan Berbasis Fitrah serta Pendidikan Aqil Baligh yang menjadi dasar utama kami di sekolah alam Duri untuk mencapai tujuan Pendidikan seutuhnya untuk membentuk pemimpin-pemimpin umat dari insan-insan yang paripurna aqil balighnya sesuai tuntunan islam. Dalam 10 tahun pertama kiprahnya, banyak juga hal yang sudah dilakukan oleh Sekolah Alam Duri di tingkat regional, Regio 1 Sumatera Bagian Utara maupun di JSAN secara nasional untuk terus berkontribusi untuk membangun peradaban di bawah pimpinan JSAN (saat ini dipegang Pak Adhika Bayu) serta Bang Lendo sebagai pembina maupun konseptor SA yang visioner. Masih banyak yang perlu terus dikuatkan di Sekolah Alam Duri untuk mewujudkan Pendidikan membentuk anak soleh yang paripurna seperti yang diamanahkan pada kita semua, yaitu memampukan mereka agar bisa berperan sebagai Abdullah (orang yang mampu beribadah kepadaNya dgn sepenuh hati) 43
serta Rahmatan lil Alamin (memberi rahmat bagi segenap alam). Seperti disampaikan Abah Rama Royani, bahwa untuk mewujudkan insan yang optimal bermanfaat kita harus menguatkan 4 aspek yang bisa disingkat sebagai T-A-S-K, dimana T adalah untuk TALENTS dimana setiap anak harus dididik untuk memahami dirinya dan dapat nengenal kekuatan bakatnya, A adalah untuk ATTITUDE, dimana ini menjadi dasar agar anak bersikap sebagai muslim sejati yang pantang menyerah serta memegang prinsip keikhlasan serta bersyukur dalam setiap Tindakan, S adalah untuk SKILL dimana kita perlu mendidik anak agar dapat mengasah setiap kekuatan bakatnya dengan magang, live in, dan aktivitas lainnya, sehingga mereka punya pengalaman yg relevan serta memiliki kemampuan yang excellent untuk memberi manfaat. K utk KNOWLEDGE dimana kita harus bisa mencetak insan-insan pembelajar sehingga dia bisa memahami serti memberi solusi-solusi bagi umat. Keempat hal tersebut tentu saja sudah terintegrasi dalam 4 pilar kurikulum di sekolah alam. Tentu saja cita-cita membangun peradaban ini membutuhkan tahapan-tahapan dalam perkembangan di sekolah ini. Semoga di 10 Tahun Kedua serta selanjutnya SARI bisa terus mendapat keberkahan Allah dengan kemajuan yg lebih pesat lagi. Teima kasih kasih untuk para fasilitator SARi, management SARI maupun Yayasan SARI yang telah bertungkus lumus berjuang memajukan Pendidikan untuk membangun Generasi Peradaban. Wallahu alam bishawab 44
UNTITLED Gusnita, S.Pd.I. Bilamana harus mengukir kata menjadi kalimat, haruskah kebohongan menjadi kejujuran? Hal itu yang menjadi batas jariku menjalankan instruksi otak. Sekolah alam bagiku tempat awal setelah menerima ijazah keguruan, awalnya berharap mendapatkan sekolah sesuai dengan ekspektasi yang ada dalam lingkaran amigdalaku. Sekolah yang penuh dengan suasana penuh bangunan yang tinggi, rangkaian pintu pintu kelas yang berlebel nama nama kelas. Akhirnya harusku urungkan niat itu demi sesuap nasi dan penyambung hidup dalam keluarga baruku. Menerima keadaan Sekolah Alam bagiku, bukanlah hal sederhana. Suasana yang penuh pemandangan hutan yang sama sekali tidak beraturan, air yang tergenang dimana mana, tidak ada pintu-pintu kelas yang ada hanya palang pintu untuk bagian keamanan rumah panggung itu, ya lebih tepaynya hanya satu. membuat hatiku semakin miris dengan statusku saat itu, belum lagi kebanyakan orang diluar sana men-judge sekolahku seperti sekolah anak anak yang Autist. Kala itu aku berfikir dunia begitu memberikan hukuman bagiku, nasibku yang selalu tak sama dengan harapan demi harapanku. Sekolah Alam mengungkap misteri dalam setiap perjalanan hidup yang kuukir setiap detik. Semakin kutapaki semakin berbuah duka mendalam, rindu menjadi guru berseragam makin jauh dari target hidup. Pada akhirnya aku harus terbiasa dengan setiap pola kehidupan disekolah Alam. 45
Awal penempatan tugas aku mendapatkan amanah membersamai Laskar Cilik, Dinas menamakannya TK atau taman kanak kanak. Kebingunganku menjadi bertambah tambah. “Notabene dari jurusan B.Arab harus kuhabiskan dengan bermain dan menangis dengan Laskar TK, Haru Biru dalam wadah hati yang memerah membuka mataku lebar lebar bahwa, keadaan memintaku harus menerima dan harus menikmati. Namun semua akan sia sia tanpa ada kata ikhlas dan belajar lebih keras.” Pikirku. Ifa.. Sosak teman baru sekaligus mentor yang tertulis dalam skenario di fase awal mengetuk gerbang Sekolah Alam Duri. Wanita yang kuperkirakan berusia hampir sama denganku itu ternyata telah memiliki 3 orang anak dan sangat dewasa. Awalnya aku berfikir beliau adalah patner kerjaku nanti ternyata beliau adalah atasan yang secara formalnya satu angkatan denganku, seperti layaknya film pendek ala korea. Perumpaannya, saat aku harus belajar jalan ditatah, saat itu pula hariku harus melawan rasa tidak nyaman diawal masa kehamilan pertamaku, masa yang seharusnya banyak meluangkan waktu untuk belajar, bertanya dan melakukan percobaan demi percobaan harusku lewati dengan perjuangan yang sangat keras, tidak terungkapkan lagi rasa pahitnya, dimana segala tuntutan harus kukerjakan dengan cara yang tidak biasa, semua dibawah izin Allah SWT dan dukungan besar suami. Pelatihan.. Tiba masa dimana aku mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan tiket belajar tentang konsep sekolah alam 46
Semua harus kujalani rasa bahagia sehingga tanpa pikir panjang, setalah mendapatkan izin dari suami aku meninggalkan anak semata wayangku saat itu berusia 3 bulan, aku berfikir semua kan baik baik saja. Dengan niat yang kuat untuk belajar tentang konsep sekolah alam membawaku mengantongi berjuta mimpi akan kujadikan kenyataan setelah nanti belajar dari pelatihan itu. Bermodalan dasar ingin tahu aku sangat gigih menelaah setiap yang kulihat dan kudengar akhirnya aku semakin bingung dan mencoba memcahkan kasus demi kasus yang lihat dan kurasakan ditempat sekolahku. Akhirnya inti dari semua ini adalah semakin aku haus untuk memahami ilmu tentang hidup dan menghidupi, selama ini aku hanya berfikir menyambung hidup. 5 tahun lalu, tanpa kuminta amanah baru muncul lagi, bahwa aku harus berbuat lebih dari hari ini? Mungkinkah? Aku sangat tidak percaya, siapalah aku? Seseorang yang berangkat dari kekecewaan yang tidak putus berkeluh kesah, hari itu diberi amanah yang sangat berat yaitu memegang konsep yang seharusnya bukan aku, karna aku sama sekali tidak bisa memahami orang lain. Hidup memang tak bisa seperti yang kita mau dan kita suka, akhirnya aku meminta waktu untuk berfikir ulang, dengan berbagi pertimbangan aku akhirnya menerima keputusan ini, tanpa syarat apa apa. 47
Pendakian dan bengkolan sering membuat goyah langkah, dimana aku harus membuat hatiku nyaman dan memastikan orang lain nyaman, semua bohong belaka yang ada aku harus sering menangis, karna ini bukanlah sesuatu yang bisa ku ikhlaskan tanpa usaha apa apa.Asahan demi asahan membuatku semakin aku tajam dan terbiasa.Banyak orang orang hebat yang menarik ulur mentalku membuatku semakin hilang rasa tapi malah membuatku lupa akan luka perjuangan. Sekolah Alam menceritakan banyak rasa dan cinta bagiku, hingga aku akan berfikir ulang untuk mengaduk rasa itu menjadikan sebuah warna rasa. Memang ini tidak segampang membolak balik kertas, tapi ini harus kita lakukan karna bukankah ini perjuangan, saat langkah longlai aku harus kuatkan kakiku dan asaku. 48
UNFORGETABLE EXPERIENCE IN SARI Gusri Rizki, S.Pd.I Sekolah alam? Ya sekolah alam. Mendengar ada sekolah alam saya jadi penasaran, apa itu sekolah alam, lalu saya pergi ke warnet mencari info tentang sekolah alam, saya langsung searching dan lihat beberapa photo kegiatan, saya ngambil kesimpulan sendiri kalo sekolah alam itu belajarnya ditaman,di sungai kebetulan photo yang saya lihat ada anak disungai bersama gurunya. Lalu saya mengajukan lamaran kerja disana. Alhamdulillah diterima dengan beberapa test tentunya. Pengalaman awal mengajar saya. Seperti biasa saya memakai baju seragam guru. Ternyata sampai di sekolah saya diminta untuk masuk ke TK pas saat itu TK sedang melaksanakan olahraga, di sekolah alam disebut dengan Outbound. Outbound TK saat itu main rakit di kolam dekat sungai sekolah. Saya pun melepas sepatu dan menggulung celana.. saya pun agak ragu gimana mau masuk ke kolam saya gak bawa baju ganti. Dan ada fasil yang mengingatkan, besok pakai baju lapangan aja ya. Dan dianjurkan untuk pakai sepatu sport atau sandal gunung. Keesok harinya saya pun memakainya gak pakai sepatu kulit lagi. Anak-anak yang saya lihat pun gak pakai baju seragam harian, yg sama bajunya Cuma saat Outbound saja. Setelah dicari info ternyata tidak pakai seragam ada filosofinya lho.. yaitu belajar itu tidak harus saat pakai baju seragam aja, tapi dimanapun kita berada kita bisa belajar disana, bak kata pepatah Alam Terkembang jadi Guru. 49
Masuk pekan ke-2 saya pun pindah ke SD, kebetulan ada fasilnya ikut pelatihan ke Bogor, saya Masuk ke Saung SD-1B. anak-anak saat itu berkebun kacang tanah, dan mereka mau panen, disitu saya bertanya, “apa bedanya SD Alam dan SD Negeri?” Jawabanya “ikuti aja dulu nantik akan tau juga.” Mendengar jawaban itu saya pun masih penasaran tentang sekolah alam. Di SD 1B saya masuk selama 1 pekan Pekan ke-3 saya pun dipindahkan ke SD-1A, pagi itu saya menuju saung SD-1A. Pagi itu yang selalu saya ingat adalah laskar SD-1B memanggil-manggil, “Pak... pak .. pak....di saung kami aja pak, kami belajar sama bapak....., hari esoknya juga seperti itu, terutama Dava. Saya pun merasa heran kenapa anak-anak manggil seperti itu, saya rasa selama di SD 1B saya pun gak begitu banyak berperan. Saya menjelaskan keanak-anak kalo pekan ini masuk ke kelas 1A. Lalu saya menuju saung 1A ada 2 anak laki-laki berdiri dipintu masuk dengan ramahnya bertanya, bapak masuk ke saung kami?, anak tersebut adalah Syarul dan Banyu. Tidak berselang waktu tibalah saatnya pentas seni. Pentas seni ini temanya “Ayah bunda kenalilah bakatku”, disini yang berkesan bagi saya fasilnya saling bekerjasama. Saya sendiri masih merasa harus banyak belajar, fasilnya kreatif-kreatif banget. Saya berfikir ngajar disekolah alam tidak fokus pada satu pelajaran aja. Sewaktu kuliah yang terfikir bagi saya yaitu kalo ngajar mtk, ya ngajar mtk aja. Ternyata tidak disekolah alam harus bisa outbound, bisa menjagar berkebun, bisa menjagar ngaji, berkebun, bahkan seni. disini kita bukannya harus bisa ini itu. Tapi harus bisa teamwork dan menjadi 50
guru pembelajar dengan kata lain berexperimen sampai mati, all out the box bahasa sono nya Tak terasa. Saya sudah 1 tahun menjadi fasil di sekolah alam, hal yang berkesan bagi saya yaitu saya dan fasil lain kami berjumlah 10 fasil mengikuti JSAN ke-3 di Lampung. Kami menggunakan jalur darat dari Duri ke Pekan Baru tepatnya ke rumbai disana akan didirikan sekolah alam rumbai, setelah itu dilanjutkan perjalanan ke sekolah alam al-fath jambi, disana saya dan fasil mengunjungi sekolah alam al- fath dan melihat-lihat suasana kegiatan belajar mengajar disana. Lalu perjalanan dilanjutkan ke Sekolah Alam Palembang, tiba dipalembang ternyata sekolahnya diliburkan dan kami tidak jadi kesana berhubung kabut asap,dan kami pun singgah sebentar di jembatan Ampera. Ya... tentunya berphoto di sana. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Lampung dan menginap di sana, keesok harinya mengikuti acara pembukaan di Sekolah Alam Lampung (SAL). Setelah acara pembukaan kami menuju penginapan yang disediakan oleh panitia JSAN di Homestay Leguna. Dini hari jam 02:00 kami berangkat menuju anak gunung krakatau naik kapal nelayan, dalam perjalanan ada kapal yang mesinnya mati dan harus ditarik kapal lain, sehingga tiba ditepi anak gunung krakatau agak kesiangan. Kami pun memulai mendaki dan sebelum siang matahari terik kami segera turun berhubung diatas puncak pasir dan kerikil yang dipijak terasa panas, sebelum balik ke lampung kami singgah ke Pulau Sibesi dan melewati Pulau Umang- umang, selesai acara kami melanjutkan perjalanan ke Bengkulu, dan singgah di Sekolah Alam Mahira bengkulu dan disana pun kita 51
diizinkan untuk melihat-lihat kegiatan belajar-mengajar, lalu dilanjutkan ke Benteng tempat pengasingan Soekarno. Sorenya kami pun melepas penat di pantai panjang bengkulu. Lalu melanjutkan perjalanan dan menginap di Lubuk Linngau, lalu menuju Dharmasraya dan dilanjutkan ke Pekanbaru dan tiba di Duri pada hari ke-11. Dalam perencanaan sebelumnya perjalanan 10 hari. Pengalaman yang tak terlupakan disekolah alam sangat banyak kegiatan, yaitu: tidur dilapangan SD alam tanpa tenda sambil menatap bintang,Sunday morning, marketday, cookingclass, outing keberbagai tempat. Dan pernah ditinggal mobil waktu ke outing Dumai dan ndk jadi berangakat, kemah ditegar disekitar banyak kalajengking, kemah di kebun Pak Nusirwan yang sekarang bernama Lengkeng Farm disana lupa bawa penerangan, dan menjelang isya ada ortu yang bantu bawakan jenset, otfa dirupat naik menara suar dan jalan kaki ke Pantai Lapin, otfa ke Bukitinggi mandi di Sungai Ngarai Sianok dan kemah disana, dan kami pun selalu membawa barang kedalam tenda kalo tidak diangkat monyet. Mendaki ke gunung bungsu dan mandi palobonda juga berkesan bagi saya, lihat masyarakat buat kerajinan periuk belanga dari tanah liat..teacher camp ke Tarusan Kamang dan masih banyak lagi dan sangat berekesan yaitu perjalanan mendaki Marapi yang tertunda dengan mobil 6x bocor he he. Ilmu yang berharga adalah disekolah beraktifitas sehari-hari mengikuti cara Rasullulah, makan duduk, minum pakai tangan kanan. Ini yang tidak saya dapat sebelumnya. Semoga kita menjadi guru pembelajar. 52
SEKOLAH TEMPAT MENGAJAR TERINDAH DALAM HIDUPKU Hasbi Runggu S.Pd Pertama kali saya menginjakkan kaki di Sekolah Alam yaitu tepat pada awal tahun 2017. Saya bertemu orang-orang yang baru, bertemu suasana mengajar yang baru, ketika melihat sekolah alam saya seperti melihat dunia pendidikan yang baru, yang sebelumnya belum pernah saya temukan di tempat-tempat saya mengajar sebelumnya. Di sini saya menemukan guru-guru yang sabar, menemukan wilayah sekolah yang hijau, dan yang paling membuat saya takjub adalah bahwa anak-anak di sekolah ini mendapatkan pembelajaran berdasarkan fitrah dari masing-masing anak tersebut, yaitu sesuai dengan bakat dan keinginan anak-anak tersebut, dan pastinya pembelajaran yang ananda dapatkan selalu disesuaikan dengan Al- quran dan As-Sunnah. Memang segala sesuatu itu tidak ada yang sempurna kecuali Allah Taala, tapi yang saya perhatikan, sekolah alam menjadi solusi bagi anak-anak yang ingin mencari kebahagiaan di masa seumuran mereka, anak juga diajarkan untuk selalu mengeksplor kemampuan diri, dan yang lumayan menarik bagi saya dan sering saya perhatikan bahwa anak-anak sekolah alam itu kritis, berani untuk mengemukakan pendapat, kalau mereka tidak setuju dengan akan sesuatu, mereka berani untuk mengutarakannya, meski terkadang caranya lumayan frontal, tetapi paling tidak itu sudah menjadi modal bagi mereka di kehidupan masa depan. Berani mengoreksi apabila ada sesuatu yang menurutnya tidak benar sedang terjadi di depan mata mereka. 53
Di sekolah alam itu ada 4 pilar yang harus selalu distimuluskan kepada para anak didik, yaitu akhlak, logika akademika, business dan leadership. Seperti yang mungkin kita sudah tahu bahwa yang paling utama sebelum menuntut ilmu itu adalah adab (akhlak). Dalam islam, cerminan dari luasnya ilmu seseorang itu adalah dapat dilihat dari adab dan perilakunya sehari-hari, baik terhadap Allah maupun terhadap semua ciptaan Allah Ta’ala. Adab (Akhlak) menjadi perhatian utama yang sangat diperhatikan oleh para Fasilitator Sekolah alam, guru-guru selalu memberikan pembelajaran kepada anak-anak yang mempunyai tujuan untuk membiasakan anak pada perilaku sosial yang baik dan mulia. Yaitu tentunya mengambil contoh dari perilaku nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Selanjutnya yang ke 2 yaitu ada namanya Logika Akademika, anak-anak diajak untuk belajar mengeksplor diri, belajar mengenal sesuatu yang belum mereka ketahui, baik mengenal secara theory maupun praktek, dan pada akhirnya anak diajak untuk menyadari bahwa segala bentuk ilmu pengetahuan yang ada di alam semesta ini semua adalah atas Kuasa dan kehendak Allah Taala. Lalu yang ke 3 ada namanya business, wah ini lebih seru. Seru melihat anak-anak diajarkan berbisnis, kecil-kecil sudah pada diajarkan untuk berjualan, di sekolah alam itu ada namanya “market day” keseruannya adalah ketika melihat anak-anak yang masih kecil sudah bisa melakukan tawar-menawar dengan para pembeli, dan serunya lagi market day merupakan salah satu moment yang ditunggu- 54
tunggu oleh seluruh warga sekolah alam duri, di sana kita bisa menemukan bermacam-macam menu-menu yang enak bin murah, bin meriah lagi. Nah yang terakhir ada yang namanya leadership (kepemimpinan). Biasanya anak dilatih jiwa kepemimpinannya lewat kegiatan yang namanya outbound, dan di sekolah alam duri ini cukup banyak menyediakan fasilitas yang menunjang kegiatan outbound tersebut, di sini ada Flying fox, Wall Climb dan juga para guru (fasilitator) outboundnya mempunyai segudang permainan yang seru- seru loh, dan tentunya permainan tersebut mempunyai nilai-nilai pendidikan, jadi tidak asal main saja ya. Bisa dikatakan melihat anak-anak bahagia adalah merupakan salah satu goal dari para fasilitator sekolah alam duri, dan menyaksikan tumbuh kembang mereka di sekolah ini mempunyai arti kebahagiaan tersendiri di hati saya secara pribadi. Semoga Allah meridhoi perjuanganmu dalam menemukan kebahagiaan yang hakiki ya Nak, dan semoga semua guru sekolah alam duri selalu diberi kesabaran dan keikhlasan dalam mendidik generasi penerus peradaban dan dalam setiap tugas yang diamanahkan. Aamiin 26-Maret-2021 55
56
VIBRASI CINTA Khairdina, S.Pd. Sekolah terindah dalam hidupku. Bagaimana sekolah ini akan menyentuh hatimu, mengubah cara pandang, juga pemikiranmu untuk bersama membangun peradaban yang lebih baik, generasi yang kuat dengan prinsip, mereka sang calon khalifah di muka bumi. Kita tahu tak ada yang sempurna, maka selama masih memiliki tujuan untuk menggapai kebaikan maka marilah bersama kita wujudkan. Aku terpana ketika mendengar namanya pertama kali. Masih teringat dengan jelas dalam memori bagaimana pertama kali aku jatuh cinta dengan sekolah ini bahkan sebelum mengenalnya, kemudian cinta itu kini semakin dalam. Awalnya tak pernah terbersit di pikiran untuk bercita-cita menjadi seorang tenaga pendidik walaupun jurusan yang diambil adalah profesi keguruan. Setidaknya keinginanku dulu hanya berorientasi pada karir untuk diri sendiri. Namun ketika dipertemukan dengan sekolah alam beserta konsepnya, maka disaat itu ibarat jodoh, hatipun terpaut. Allah swt. sudah merancang jalan itu dengan 57
sempurna. Semoga amal yang sedikit ini kelak menuntunku, kamu, dan semua laskar ke syurga-Nya. Dua tahun menyelam pengalaman di jantungnya benua biru membuat cara pandangku terhadap pendidikan berbeda dari sebelumnya. Bagaimana kedisiplinan, keteraturan, kebersihan semuanya berjalan selaras. Sehingga tercipta keharmonisan dan ketentraman yang berdampak pada sekitar. Bagaimana alam pun seolah ikut berbicara. Ketika kamu pandang langit biru, maka goresan awan tipis dengan pantulan sinar mentari semakin mempercantiknya. Ketika kamu hirup udara bebas, maka oksigen dari pohon – pohon yang berjejer rapat menambah sejuknya udara. Ketika matamu memandang sudut kota, maka akan terlihat banyak jenis tempat sampah. Agar sampah yang dihasilkan bisa dimanfaatkan kembali, apakah ia akan kembali ke alam atau akan didaur ulang. Di negeri yang teknologinya super canggih itu, akan banyak kamu temukan pejalan kaki atau pengendara sepeda di bawah rindangnya pepohonan. Semuanya begitu teratur dan berjalan sebagaimana mestinya. Kesadaran yang begitu besar untuk menyayangi bumi terlihat secara nyata. Pengalaman singkat tersebut membuatku tersadar bahwa itu semua adalah buah dari pendidikan, pengasuhan, dan pembiasaan. Kemudian aku pun bertemu sekolah alam, sekolah yang sangat sesuai konsep beserta cita - citanya dengan apa yang kubayangkan untuk melahirkan generasi yang mengedepankan akhlak, generasi yang akan melakukan banyak hal baik untuk bumi milik Allah swt. Sebagaimana 58
dengan tujuan diciptakannya manusia, yakni menjadi khalifah di muka bumi. Di sekolah alam, semangat belajar fasilitator terfasilitasi, ilmu mendidik dan pengasuhan terus ditingkatkan, sehingga semuanya memiliki cara pandang yang sama tentang arti sekolah sesungguhnya. Kita semua juga belajar bagaimana seharusnya menjadi sahabat bumi bukan sebaliknya. Itu berat, betul. Tetapi selama ada niat, visi dan misi maka pelan pasti akan tercapai. Sadarkah kita, bahwa diri ini terbiasa menggunakan sesuatu tanpa berpikir dampak untuk masa depan anak cucu. Kita sering menikmati tanpa bertanggung jawab terhadap akibat dari apa yang kita nikmati tersebut. Di sekolah alam kita ingin menanamkan kecintaan, kepeduliaan, dan kepekaan itu dari dini, tentu itu sangat membutuhkan kerjasama orangtua. Sebagaimana fitrahnya bahwa mendidik adalah tanggung jawab orangtua dan sekolah hanyalah partner. Aku pun semakin jatuh cinta. Adab lebih dijunjung dari sekedar ilmu. Proses lebih berarti daripada hasil yang sempurna. Itulah mengapa sekolah alam lebih mengedepankan tujuh puluh persen akhlak dibanding tiga pilar lainnya (bisnis, kepemimpinan, dan logika akademika). Kita sering terpesona dengan kepintaran dan kadang melupakan adab demi mengejar target akademik semata. Padahal ilmu tanpa diiringi adab tidaklah berarti. Seperti kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan, bahkan kita ingin laskar SAri bisa memilah sampah dan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Kita pun 59
berusaha mendidik semua laskar agar terbiasa dengan sikap antri, hingga budaya tersebut melekat pada dirinya. Semua itu adalah hal sederhana yang berdampak besar untuk lingkungan mereka. Satu point penting yang sangat kusukai adalah pemaknaan di seluruh aktifitas pembelajaran dari kedatangan hingga kepulangan laskar SAri. Setiap proses akan menjadi sangat berharga daripada hasil semata. Akademik tidak menjadi tolak ukur utama, namun akhlaklah yang menjadi bintangnya. Setiap masalah yang ada akan di closing dengan pemaknaan. Metode pembelajaran diramu untuk membuat anak menjadi semakin cinta dengan sang khalik, semakin cinta pada ilmu, dan menjadi lebih percaya diri. Sehingga dengan izin Allah swt. tumbuhlah generasi yang berakhlak mulia, pintar pemikirannya, dan lembut hatinya. Begitulah kami para fasilitator belajar terus untuk menghasilkan pembelajaran menyenangkan. Tentunya menggunakan media alam terdekat. Ibarat pepatah minang, “alam takambang jadi guru”. Jadi semua yang ada di sekitar bisa dijadikan bahan ajar. Tidak terasa sepuluh tahun sudah sekolah ini berusaha untuk mewujudkan kebaikan itu. Aku merasakan semangat itu semakin menggaung. Selamat hari jadi yang ke 10 untuk sekolah alam duri, sekolah terindah dalam hidupku, bukan hanya bagi laskarnya, namun juga bagiku fasilitatornya. Semoga niat baik untuk menghasilkan generasi yang berakhlak mulia, calon pemimpin yang amanah di masa depan tidak pernah pudar. Sekolah yang teguh dengan prinsipnya, 60
sekolah yang menjadi sahabat edukasi yang bekerja sama dengan para orang tua. Semangat itu, akan kugenggam selalu meski terkadang lelah juga menghampiri. Jatuh, mari kita bangun lagi. Kota minyak, Duri, 25 Maret 2021 Khairdina 61
62
SEGORES DOA UNTUK MILAD SARI Lola Wahyuni, A.P Assalamualaikum wr. Wb Hai SAri, hanya ingin menyapamu, hari ini kamu MILAD yang ke sepuluh ya. Wah semakin dewasa, semakin maju juga tentunya dan semakin berkembang dalam segala hal. Sepuluh tahun sudah berlalu banyak cerita yang aku dan kamu lewati. Lengkap kisahnya, ada mulai dari cerita lucu, sedih, dan terkadang misteri juga. Tapi apapun cerita itu semua akan menjadi kenangan yang indah dan tidak akan pernah terlupakan antara aku dan kamu. Setiap kejadian dan cerita kita jadikan pelajaran karena aku dan kamu akan selalu belajar dan belajar. Sebab hidup adalah pembelajaran. Aku dan kamu seperti jari tangan begitu dekat, apapun dan bagaimanapun kondisiku, hanya kita yang tahu ceritanya. Tidak jarang saat kondisimu sulit aku harus tetap berjuang dan terus berusaha untuk bangkit dari segalanya. Dimanapun tempatku yang penting aku akan belajar terus untuk menerima semuanya. Aku akan terus memberikan yang terbaik untukmu karena aku ingin suatu saat nanti kamu menjadi sekolah terbaik yang menumbuhkan bibit peradaban islam yang berjaya. Maju terus ya, selalu semangat. Jangan pernah berhenti menebar manfaat dan kebaikan. Tetap tampil beda karena kamu selalu menyukai perbedaan dan kamu berhasil menularkan kepada kita 63
semua yang ada disini untuk cinta perbedaan. Meskipun berbeda kita tetap bersatu, menjadi kuat, memberi harmony dan saling support. 64
SEKOLAH ALAM DURI DAN ANAK SYURGA Megawati, S.Sos. “Sekolah Alam” terdengar asing memang. Saat mendengar “Sekolah Alam” pikiran mulai menjelajah entah sampai kemana. Owh, Sekolah Alam mungkin sekolah yang belajarnya di alam terbuka, bebas tanpa batas. Singkat memang, karna Alam yang menjadi objek sebuah Sekolah ini, pikir saya. Yap, tepat mereka bahagia berada disini. Mereka bebas melakukan apa yang mereka inginkan di alam, seperti menangkap ikan, memanjat pohon, berenang di sungai kecil (kanal) tanpa memikirkan kotornya baju, panasnya terik matahari bahkan hujan sekalipun. Senyum sumringah, seolah aktifitas mereka menularkan kebahagiannya bagi setiap yang melihatnya. Mengingatkan pada masa kecil. Ya saya bahagia berada disini, walau saya hanya seorang Staf Tata Usaha bukan fasilitator yang setiap hari mendampingi Laskar SAri dengan banyak kegiatan seru. Bukan berarti saya terus menerus berada didepan komputer dengan tumpukan kertas, sesekali saya mencoba berjalan ke Saung melihat kegiatan Laskar SAri, menyapa mereka. Bahagia. Kisah Unik Hazim Tito Anugrah. Hazim, laskar Sari yang cukup menjadi perhatian saya setiap bertemu dengannya. Ia masuk ke Sekolah Alam Duri pada tingkat 5 SD walau saat itu seharusnya usianya sudah masuk tingkat SMP. Pertama kali masuk Sekolah Alam saya melihatnya kurang antusias,seperti Laskar Sari lainnya, mungkin karna dia memang sosok pendiam dan 65
kalem. Namun, semakin hari saya semakin penasaran dengannya. Entah kenapa Hazim menarik perhatian saya. Sekian waktu berlalu, Hazim terlihat menikmati kesehariannya di Sekolah Alam Duri, Hazim mulai bergaul dengan teman-teman sekelasnya, dan saya mulai mencoba berkomunikasi dengannya. Tentu saja saya pun agak kaku, karna saya belum memahaminya, pertanyaan 1 jawaban 1 dengan gaya menunduk yang sepertinya sudah menjadi khasnya. ��� Suatu ketika, saat seluruh Laskar sari dan pejuang sari mengadakan senam pagi, sebelum memulai aktifitas pembelajaran. seperti biasa instruktur senam berada didepan lapangan dan yang lainnya mengikuti. Saat itu, Hazim tidak mengikuti instruktur, ia lebih memilih duduk dibelakang lapangan tepatnya dibelakang teman- temannya, beberapa kali fasilitator mengajaknya “ayo, hazim ikut senam”, ya seperti biasa, dengan gaya memelas ia beranjak dari duduknya dan berdiri tapi tetap saja tidak mengikuti gerakan senam. Waktu berlalu, semakin hari Hazim semakin menunjukan perubahan dalam sosialnya semakin mudah bergaul dengan temannya walau kalemnya masih ada. Kegiatan senam pagi terus dilakukan setiap pekannya. Suatu waktu, kegiatan senam dilakukan dilapangan dengan Kantin Sekolah, dan seperti biasa seluruh laskar sari dan pejuang sari mengikuti instruktur senam yang merupakan salah satu fasilitator di Sekolah Alam Duri, dengan mengikuti dengan gerakan yang sama. Namun, saya dan beberapa fasilitator lain melihat ke arah Hazim, yang juga saat itu mengikuti senam, namun dengan gerakan yang berbeda dengan yang lainnya. Ini cukup mencuri perhatian kami 66
yang melihatnya, senyum sumringah setiap fasilitator yang melihatnya yang cukup antusias mengikuti senam dengan gerakannya sendiri. Seorang Hazim yang pendiam dan kalem, melakukan gerakan senam tanpa mengikuti Instruktur namun dengan gerakan yang seirama dengan nada senam dan Hazim tampak menikmati gerakan senamnya. Hazim itu unik dan cerdas. Faiz yang Unik Faiz juga merupakan siswa unik bagi saya dan bisa dikategorikan “istimewa”, ia anak yang sangat ramah dan selalu menyapa fasilitator yang bertemu dengannya. Faiz hampir setiap hari mampir ke Front Office hanya untuk menyapa saya dan bu Wati (bendahara sekolah). Faiz memiliki daya ingat yang cukup tajam, bahkan ia hafal warna mobil dan motor fasilitator bahkan plat kendaraan. Ya tentu saja saat Faiz tidak hadir ke Sekolah terasa ada yang kurang, karna tidak ada sapaan dari nya. Dan salutnya dengan teman-teman Faiz, mereka tidak membuly Faiz dengan keterbatasanya, teman-temanya memahaminya dan menerimanya. Rasyid si Pakar Ikan Rasyid tergolong siswa “istimewa”. Rasyid jarang mengikuti pembelajaran dengan waktu yang cukup lama, bahkan hampir tidak pernah masuk kelas. Ya dia unik. Rasyid lebih suka main di sungai dengan botolan gelas mineral untuk tempat hasil tangkapannya. Ia bisa menangkap ikan, lobster, dan beberapa binatang yang ada disungai, dan Rasyid juga lihai dalam menangkapnya. Suatu ketika saat pulang sekolah, saya melihat Rasyid membawa satu buah gelas air mineral 67
bekas dengan berisikan 1 ekor lobster dan beberpa ikan kecil di dalamnya, dan saya bertanya “ Lobsternya mau diapain syid?” trus jawabnya, “mau diternak”. Dan dia tau jenis kelamin Lobster tersebut. Rasyid memang tidak bisa mengikuti pembelajaran dikelas namun ia bisa menjadi pakar ikan. Tapi sedih, Rasyid harus pindah sekolah karna keterbatasan dalam mengikuti pembelajaran di Sekolah Alam. Sekolah Alam Duri banyak memberikan saya pembelajaran, belajar memahami karakter siswa, belajar memahami siswa yang istimewa. Sekolah Alam Duri, bukanlah sekolah yang sempurna, tapi bisa menyempurkan setiap Impian Laskar SAri. Anak adalah investasi dunia akhirat. Ia berhak mendapatkan haknya, bermain berinteraksi dengan teman-temannya tanpa merasa terasingkan walau ada keterbatasan tertentu, tapi saya yakin mereka itu unik, mereka punya berlian dalam dirinya yang perlu digali. Kami nantikan kebagiaanmu kelak, Anak Syurga.. Wassalamualaikum, Wr.Wb 68
SEKOLAH LAMA DAN SEKOLAH BARU Misfa Widiawati, S.Pd. Aud. Assalamualaikum wr wb. Kenalkan nama saya Misfa widiawati saya salah seorang fasil di sekolah Alam Duri, Istilah Fasil/ Fasilitator saya dapatkan semenjak saya menjadi salah seorang guru di SARI ( sekolah Alam Duri) selain fasil ada juga sebutan unik lainnya untuk para guru yang ada di disini yaitu Pejuang. Untuk anak /siswa juga ada sebutan khusus yaitu LASKAR Sari. Sudah lima tahun saya menjadi bagian dari sekolah Alam Duri, yang mana menjadi bagian dari SARI adalah impian saya dari dulu, sebelumnya saya sudah mengajar kurang lebih 18 tahun di sebuah Lembaga Paud di complek cevron Duri. Pengalaman saya di sekolah yang lama dengan dengan yang sekarang tentu saja berbeda, saya menemukan banyak hal baru yang tidak saya temui di sekolah yang lama, mulai dari cara belajar anak anak, kegiatan in door dan out door yang selalu dinanti-nanti oleh Laskar Sari. Belajar di Sari tentu saja menyenangkan karena menggunakan Alam sebagai media belajar, dengan kata lain belajar Bersama alam, yang menghadirkan pengalaman-pengalaman baru untuk para Laskar disetiap kegiatannya. Selalu ada canda dan tawa dari anak Tk yang berapa tahun saya hadapi mereka merasakan kebahagian yang kadang kala tidak mereka temukan di rumahnya, semangat mereka saat sampai di sekolah memberikan semangat yang luar biasa juga untuk saya sebagai fasilitator, kedekatan dengan dengan Laskar kecil terasa sangat berarti mereka mempunyai tingkah laku yang beragam mulai dari yang anteng, yang suka bertanya, sampai yang aktif luar biasa, 69
yang kadang kala kehadiran mereka sangat di rindukan di sekolah. Begitu bayak pengalaman yang dilalui bersama laskar kecil TKB yang tak kalah serunya adalah pengalaman ikut berkemah atau camping di sekolah, anak usia 5 tahun menjelang 6 tahun yang harus berpisah tidur dengan orang tuanya bahkan ada diantaranya, itu adalah pengalaman pertama berpisah tidur dengan orang tuanya. Berbagai persiapan di lakukan untuk menghadirkan setiap momen berharga bagi laskar sari kami pun para fasilitator bekerja dengan sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik suka dan duka yang dilalui akhirnya akan berakhir dengan kebahagian saat Ananda Laskar Sari merasakan kebahagian yang luar biasa. Satu tahun lebih negeri ini dilanda pandemi yang sangat menyedihkan yaitu COVID 19, wabah ini tidak hanya melanda negeri kami tapi juga dunia, hampir semua negara merasakan dampaknya. Karena pandemi membuat aktifitas di sekolah terhenti cukup lama dan membuat kami belajar dengan sistim daring atau sering disebut dengan Online. Belajar online membuat berbagai peraturan, kebijakan dan farmasi kami sebagai fasilitator ikut berubah menyesuaikan dengan keadaan, namun semua kami jalani dengan suka dan duka, karena bukan pejuang namanya kalau kami harus menyerah dengan keadaan. Alhamdulillah sudah tiga bulan Laskar Sari memulai Kembali kegiatannya di sekolah terlihat rona kebahagian di wajah mereka saat mereka bisa kembali sekolah walaupun dengan ketentuan yang berlaku yaitu 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak). Semoga pandemi ini segera berakhir dan laskar bisa bermain dengan 70
sepuas hati bergandengan tangan tanpa hambatan karena sekolah Alam duri adalah Sekolah terindah dalam hidupku. Selamat ulang tahun ke 10 untuk sekolah Alam Duri (SARI) semoga kedepannya semakin maju dan menjadi contoh untuk mencetak generasi peradaban,dan semakin solid para fasilitatornya semoga Allah mengumpulkan kita kelak di syurganya amiin yrb… Duri, 25 Maret 2021 71
72
SARI DI HATIKU Nita Sri Astuti WD, A. Ma Mengingat Sari, banyak kenangan yang terlintas, suka, duka dan kisah yang tak terlupakan sampai hari ini. Ya, tepatnya tanggal 5 Mei 2014, kali pertama bergabung di Sari, dimana perjuangan melewati tahap awal seleksi guru saat harus berpisah sementara dengan keluarga, yang saat itu masih menetap di Pekanbaru, selama tiga bulan lamanya, itulah saat-saat magang yang memang harus dilalui semua Pejuang Sari, guna melihat bagaimana komitmen dan kesungguhan bergabung di Sari, selama itu pula harus menanggung beratnya rindu dengan keluarga, suami dan empat orang anak yang terpisah jarak dan waktu. Dan saat kepastian telah diterima di sini, maka saya pun sangat bersyukur, karena di Sari-lah saya banyak belajar, terlebih bagaimana ilmu parenting dan kesabaran dalam berkeluarga serta cara menghadapi anak-anak, menempa saya untuk berusaha lebih baik lagi walaupun pada prakteknya tidak semudah teori yang ada. Di awal mengajar, dimana saya memegang kelas 1 bersama senior Bu Elvira, dan di tahun ajaran berikutnya juga memegang kelas yang sama bersama Bu Alfitri, yang mana keduanya kini telah resign, saya mulai mengenal dan mengamati bagaimana sekolah alam, yang ternyata berbeda dengan sekolah pada umumnya, dimana empat pilar sebagai bagian tak terpisahkan dari ciri sekolah ini. Memasuki tahun berikutnya tepatnya di bulan Agustus 2015, saya diamanahi sebagai Kepala TK, sebuah tantangan yang tidak 73
mudah, dimana pengalaman-pengalaman sebelumnya saya mengajar di SD, kini harus mengepalai lembaga dengan tingkatan yang berbeda, terlebih harus mengepalai atau memimpin dengan guru-guru yang justru lebih senior dan lebih berpengalaman dari saya. Saya menghela nafas sejenak. Ya, itulah challenge yang harus saya terima, berbekal basmallah dan semangat untuk terus belajar dan alhamdulillah memiliki teman-teman fasilitator yang bisa diajak bekerjasama dengan baik sampai saat ini. Itulah salah satu keunikan Sari, dimana setiap kita yang bergabung disini, sesuai dengan namanya “Pejuang Sari”. Dimana tidak dikatakan pejuang jika tidak memiliki : semangat, tantangan, pengorbanan, kesungguhan, pembelajar cepat, menebar manfaat, visi misi dan keinginan yang sama untuk kemajuan dunia pendidikan. Cerita yang tak kalah indah juga saya rasakan ketika diutus sekolah untuk mengikuti Jambore Sekolah Alam di Lampung, bulan Oktober 2015, bersama sembilan orang lainnya, dimana saat itu sedang musim asap yang sangat parah sehingga pembelajaran di sekolah sangat terganggu. Anak-anak yang harus belajar berpindah- pindah dan harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada, dan orang tua yang harus selalu stand by melihat WAG apakah ananda bersekolah atau tidak. Situasi yang sangat membutuhkan kerjasama, pengertian dan koordinasi dari semua stakeholder Sari. Perjalanan yang kami tempuh melalui darat selama kurang lebih sepuluh hari Alhamdulillah berjalan lancar, meski ada sedikit kendala, Alhamdulillah semua selamat sampai tujuan, dengan membawa banyak cerita dan pengalaman seru. Menjalin silaturrahim, mengenal 74
dan berbagi cerita dengan sekolah alam lain yang tergabung dalam JSAN (Jaringan Sekolah Alam Nusantara) juga menjadi bagian dalam perjalanan ini, dimana setiap sekolah alam yang ada memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda. Pengalaman seru dalam perjalanan ini juga saya alami saat ekspedisi menaiki Anak Gunung Krakatau di Lampung, penuh perjuangan, semangat pantang menyerah, saling menyemangati, saling membantu, kebersamaan, kerjasama dan kekompakan tim menjadi bagian tak terpisahkan agar semua bisa sampai, dan merasakan kebahagiaan yang sama saat mencapai puncaknya, dan yang utama dari itu semua adalah kehendak dan kuasa Allah SWT yang Maha Hebat. Seolah mengajarkan kita akan semangat yang harus dimiliki oleh Pejuang Sari di setiap waktu dan keadaan dimana ketergantungan akan Allah SWT sangatlah penting. Bagian penting dari cerita di Sari juga, salah satunya tentang manfaat yang saya rasakan bersama keluarga, dimana pengalaman di Sari menempa saya dan suami untuk terus belajar menjadi orangtua yang baik, dengan washilah mengikuti kegiatan parenting yang menjadi salah satu komitmen sekolah dalam membantu orangtua untuk lebih memahami dirinya, terlebih anak-anaknya, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, agar sejalan dengan keinginan dan harapan bersama. Belajar bagaimana memahami keunikan masing-masing, dan anak-anak, menikmati proses, belajar mengelola emosi dari dinamika yang ada, yang selalu berbeda setiap waktunya. Terus bertumbuh untuk menjadi pribadi yang saling 75
memahami, melengkapi dan saling mengisi satu sama lain agar tercipta harmoni yang indah….(lebay…..wkwkwk) Begitupun sampai detik ini, pengalaman bersama tim manajemen juga menempa saya untuk lebih menghargai waktu, lebih saling mengenal, memahami, dengan perbedaan karakter dari masing- masing tim, saling melengkapi dan bekerjasama satu sama lain agar tim ini tetap solid. Mengarungi suka duka bersama, saya pun bangga menjadi bagian tim ini. Semuanya harus siap dalam segala kondisi dengan perannya masing-masing. Waktu pun terus berjalan, tak terasa hampir tujuh tahun berlalu. Ya, waktu yang tidak sebentar, yang penuh ukiran kisah, dan akhir cerita yang sayapun belum tahu sampai kapan. Adapun kisah ini, hanya sedikit cerita penuh makna dari pengalaman yang ada. Bagaimanapun itu, Wahai Pejuang Sari, segala yang kita lakukan moga menjadi bagian sejarah sekolah ini, peran apapun yang kita ambil di sini, moga ikhtiar untuk selalu memperbaiki diri, bekerja ikhlas, sabar dan tegar, dalam segala kondisi dan keadaan kan berbuah manis. Moga Sari terus bertumbuh, serta membanggakan, dimana hasilnya adalah Laskar Sari, anak-anak sholeh, yang siap menjadi pemimpin peradaban masa depan nan gemilang. Aamiin Yaa Robbal’aalamiin. Melalui tulisan ini atas segala salah dan khilaf saya, semoga termaafkan oleh semua Pejuang Sari. Teruslah berjuang sampai kelak Allah mempertemukan kita di SyurgaNya. Terimakasih. 76
ALAM YANG MENUANGKAN BERBAGAI KISAH Nyi Astuti, S.Pd. Ada bangunan diantara pepohonan yang rindang. Ada ayunan tempat anak-anak bermain bercanda tawa. Bermain dan belajar dialam bebas. Anak-anak bergelantungan diantara pepohonan. Tanpa aturan yang mengekang. Waktu belajar yang fleksibel. Tanpa administrasi yang pelik. Itu yang terfikir olehku saat mendengar kata “Sekolah Alam” dari salah seorang Ibu. Setelah menyelesaikan pendidikan di kota bertuah, sempat berkeinginan untuk mengaplikasikan ilmu keguruanku di kota ini yang memiliki fasilitas yang cukup menggoda hatiku. Namun, Ridho Ibu takku dapatkan. Beliau memintaku untuk mengabdi keilmuanku di kota minyak. Dan Bismillah. Setelah kukemasi semua barangku. Akupun mengajak hati dan asaku berdamai dengan keadaan. Setelah sampai dikota kelahiranku. Aku mencoba mencari teman dikota ini, entah mengapa melalui Sosial Media aku menemunkan teman baru seorang Kakak yang saat itu ku chat pribadi, Namanya Teh Uun, setelah bercerita cukup panjang. Tibalah pada pertanyaan “Kerja dimana Dek?” katanya. Kujawab “Baru lulus kuliah Kak, ini mau coba masukin lamaran pekerjaan.” Dan ternyata Teh Uun menyarankanku untuk memasukkan lamaran pekerjaan di Sekolah Alam. Membaca balasan chatnya, akupun 77
semakin bersemangat untuk mengantar lamaran pekerjaanku disekolah alam. Senin, 15 April 2014 bismillah kulangkahkan kakiku dan kuarahkan kendaraan ke alamat sekolah alam. Setelah sampai di sekolah alam masih ingat sekali waktu itu lamaran kuantar kepada salah seorang wajah teduh dan lembut saat itu. Doaku saat mengantarkan lamaran saat itu “Ya Allah, jika sekolah ini baik untuk dunia dan akhiratku, maka mudahkanlah, Namun, jika bukan yang terbaik untukku maka lapangkanlah dadaku. Jauh dari keluarga, apalagi dari perhatian seorang ibu membuatku menjadi pribadi yang kuat dan melibatkan Allah dalam segala hal, apalagi dalam memnetukan sebuah pilihan. Karena insyaAllah membuat hati menjeadi lapang dan lebih siap dalam menerima kenyataan. Dua hari setelah mengantar lamaran alhamdulillah handphone- ku mendapat pesan singkat dari seorang Panitia Penerimaan Guru Baru. Setelah melalui beberapa tahapan penerimaan siswa baru, akhirnya akupun dinyatakan untuk bisa magang di sekolah alam duri. Alhamdulillah. Hari demi hari kulewati disekolah alam duri, membuatku banyak belajar dan mendengar. Belajar bersyukur. Belajar memahami. Belajar berempati. Belajar semua hal baru. Mendengar kisah seru Laskar Sari. Mendengar kisah haru fasilitator. Mendengar pengorbanan para awwalun sejarah sekolah alam dibuka. 78
Semuanya membuatku semakin takjub dengan sekolah ini. Banyak peluang dan kesempatan yang diberikan. Dan satu hal yang sangat berkesan saat aku diberi kesempatan untuk mengikuti JAMBORE SEKOLAH ALAM DI LAMPUNG tepatnya bulan Oktober 2015. Bagiku ini adalah kesempatan emas, yang sayang sekali untuk dilewati. Bersama beberapa guru yang lain, dengan semangat dan tekad yang kuat kami berangkat melalui jalan darat sekitar sepuluh hari perjalanan. Bersilturahmi ke beberapa sekolah alam, diantaranya Sekolah Alam Al Fatih Jambi, Sekolah Alam Mahira Bengkulu, Sekolah Alam Palembang dan Sekolah Alam Lampung. Kegiatan Jambore ini dihadiri para guru yang mewakili Sekolah Alam didaerahnya, sekolah alam se-Indonesia yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Alam Nusantara (JSAN). Rangkaian kegiatan dilalui dengan penuh takjub akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan. Allah SWT yang telah menciptakan dunia dan seisinya dengan sangat sempurna dan pebuh hikmah. Perjalanan berhari-hari membuat kami saling memahami dan melengkapi. Ada sepuluh guru perwakilan dari SARI. Saat itu mobil yang membawaku dikendarai oleh Pak Salim salah satu fasilitator yang baru bergabung di sekolah. Dan kini dengan takdir Allah menjadi sopir pribadi yang tiap hari membawa aku dan anak-anak menuju Sekolah Alam Duri. Skenario Allah memang tak bisa ditebak oleh setiap hambaNya karena tugas kita adalah menjalani sepenuh hati bagaimana ujungnya serahkan pada Sang Ilahi. 79
Deraian ombak ditepian pantai. Putihnya pasir pantai Kalianda yang memanjakan mata. Perjuangan menaiki kapal boot, meruntuhkan rasa takut. Ah, seru sekali rasanya. Menyebrangi lautan beratus mil menuju anak krakatau. Melangkahkan kaki tapak demi tapak menaklukkan anak krakatau, mendaki ditengah teriknya mentari sempat terbetik dihati ingin berhenti. Namun semangat para pendaki yang lain menjadi energi untuk terus melewati rangkaian tantangan yang mnguras energi. Hingga akhirnya puncak itu kian dekat dan kamipun sampai. Bahagia hati menyelimuti letih yang dirasa seolah tak pernah menghampiri. Terlihat jelas oleh netraku indahnya alam ciptaan Illahi. Wahai diri, semoga perjalanan panjang penuh hikmah ini semakin menebalkan keyakinan dihati bahwa tak ada artinya diri ini tanpa pertolongan dari Allah tempat semuanya kembali. Sekolah Alam Duri, membuatku banyak belajar banyak hal. Belajar memahami begitu banyak karakter dari teman-teman pejuang sari yang setiap hari membersamai. Belajar mencintai ratusan karakter Laskar Sari dengan segala keunikan dan pesona ketulusannya. Belajar bagaimana menguji keberanian melawan rasa takut saat diberi amanah untuk membersamai anak-anak kemah, rihlah bahkan harus menaklukkan ketinggian saat membersamai anak-anak SASS Day seperti memanjat Wall Climbing. Yah, karena tantangan menjadi seorang guru adalah kita menjadi teladan yang mencontohkan kebaikan dan yang menularkan kebaikan agar semangat itu menular dan mengakar. 80
Khairunnas Anfa Uhum Linnas. Sebaik-baiknya kamu adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. (HR Bukhari). Hadits ini menjadi penyemangat sekaligus motivasi agar menjadi sebaik-baiknya manusia. Bagi seorang muslim alangkah ruginya jika keberdaan kita yang singkat di bumi Allah ini hanay kita gunakan untuk memuaskan segala hawa nafsu semata, tanpa memberikan kermanfaatan bagi sesama. Karena tak ada balasan kebaikan selain kebaikan pula seperti yang Allah janjikan dalam QS Ar-Rahman ayat 56 “Hal jazaaul ihsan illal ihsan”. Wahai saudara saudariku, bebahagialah telah menjadi guru. Jalan yang ditempuh oleh para Nabi mengajarkan kalam illahi kepada Laskar Sari. Teruslah perbaiki niat seiring pijakan kaki yang semakin kuat, karena niat itu yang akan menghantarkan kita semua pada jariyah. Saat kita tiada maka doa tulus para pejuang sari yang telah membersamai perjuanganmu akan terus bergema, saat kita tiada maka cahaya ilmu yang pernah kau sinari kepada laskar sari akan berbalas untaian doa tulus untuk kebaikan akhiratmu. Masya Allah. Sekolah Alam Duri, terimakasih telah menjadi wasilah aku menemukan bakatku. Sekolah alam Duri terima kasih ternyata disini kutemukan jodohku. Sekolah Alam Duri Terim Kasih telah memberiku kesempatan untuk menebar manfaat lebih luas lagi. Sekolah Alam Duri. Teruslah menjadi Sekolah Taerindah bagi semua yang mengenalmu. The Most Beatiful School in My Life. 81
82
SEBUAH PETUALANGAN Rika Aulya Purnama, S.Psi Cerah mentari yang bersandar pada langit biru mengantarkanku pada sebuah tempat baru. Langkah kakiku berjalan menyusuri berbagai tempat, melihat sekeliling alam dengan saung- saung yang saling berhadapan dan pepohonan yang menjulang. Semilir angin yang berhembus dan lantunan ayat suci Al Qur’an yang menggema, mewarnai hari pertamaku kala itu. MasyaAllah Sungguh mengesankan! *** Petualangan ini bermula pada awal Maret tahun 2018, saat takdir mempertemukanku dengan mereka “sang laskar cilik” di sebuah saung yang khas berwarna coklat. Terlihat oleh ku mereka mempunyai karakter dan keunikan yang selalu memancar dalam dirinya. Setiap mereka punya ambisi, empati, berani beraksi, dan berstrategi, layaknya serdadu yang sedang berperang. Di sana kutemukan ada si kritis yang suka membaca dan berdiskusi, ada si lembut hati yang suka berkreasi, ada si suara keras yang punya mimpi, ada si sensitif yang suka berbagi tawa, dan masih banyak yang lainnya. Setiap pagi saat matahari menyapa, kami mengawali hari dengan muraja’ah dan beberapa games ringan. Kemudian kami bereksplorasi dan berdiskusi tentang suatu topik, hingga tak jarang adu argument pun sering kami lakukan. Namun bukan untuk membuktikan siapa yang paling benar, tetapi untuk memberi ruang 83
pendapat kepada mereka “sang laskar cilik”. Bahkan dalam alotnya perdebatan antara aku dan mereka, hanya tawalah yang menjadi penghujungnya. Tapi tak jarang juga, aku belajar untuk menerima pendapat mereka, begitupun sebaliknya. Petualangan pertamaku bersama mereka terhenti pada Juni 2018, karena mereka naik kelas. Juli 2018, aku melanjutkan petualangan selanjutnya bersama laskar yang baru. Aku bertemu dengan keunikan-keunikan laskar lainnya. Dalam saung atas yang terletak di area belakang, aku mengukir kisah bersama mereka. Berbaris di lapangan sambil menyanyikan lagu SASS “kami pandu muda, hadapi hari dengan berani…” menjadi rutinitas yang menyemangati kami setiap pagi. Di saung ini, kami berdiskusi tentang banyak hal, mulai dari pembelajaran hingga info terkini. Segala canda tawa dan isak tangis pun menjadi warna dipetualangan ini, rasanya seperti sedang makan permen merek nano-nano, ada rasa asem dan manis yang memberi sensasi pada papila lidah ini. Banyaknya kegiatan yang ku lalui bersama mereka, membuat petualangan ini begitu istimewa. Setiap kegiatan mengalirkan kesan yang membekas. Saat belajar di kelas contohnya, ada si bijaksana yang jago dalam berkoordinasi, ada si kreatif yang berani, ada si energik yang suka menggambar, ada si kalem yang ramah dan suka menolong, ada si ceriwis yang pantang menyerah, ada si suara lantang yang dewasa, dan masih banyak lainnya. Rasanya tak cukup untuk menjelaskan betapa uniknya mereka di tulisan ini. 84
Pernah dalam petualangan ini, aku dan laskar cilik berjalan dari Rumah Kelahiran Bung Hatta menuju Ngarai Sianok dalam kegiatan OTFA di Bukittinggi. Kami melewati beberapa destinasi bersama, kami saling menunggu jika ada yang tertinggal, kami saling menyemangati jika ada yang mulai lelah, dan kami saling berlomba untuk mencapai tujuan. “Hai laskar!!!, Sungguh kalian telah membuatku kagum!”. Kami pun berkemah pada sebuah tempat yang letaknya tidak jauh dari Ngarai Sianok. Kami disambut oleh segerombolan monyet yang telah lebih dulu tinggal disana. Awalnya kami begitu khawatir jika tetangga baru kami ini akan mengusik dan mengacak-acak tenda kami, tapi Alhamdulillah kekhawatiran itu tidak pernah menjadi kenyataan. Setiap pagi mata kami disugukan oleh pemandangan yang luar biasa, hamparan hijau pepohonan, tingginya tebing, birunya langit, segarnya udara yang masuk ke hidung, Aahh MasyaAllah, sungguh kami terpesona dengan indahnya ciptaanmu Ya Allah. Dikegiatan ini banyak pelajaran yang kudapat dari mereka, seperti berani mencoba tantangan, berbagi makanan, saling bekerja sama, mau untuk mengalah, dan menjaga sesama. “Sekali lagi kalian membuatku terkagum laksar !” Banyak peristiwa yang terjadi dipetualangku kali ini, bukan hanya kemah di Bukittinggi saja. Kami pun pernah berkemah untuk kedua kalinya di sebuah kebun Lengkeng. Disana aku masih melihat laskar yang sama seperti waktu itu, saling menjaga, saling bekerjasama, saling menyemangati, berkompetisi dan saling memahami satu sama lainnya. Aku masih ingat saat mereka diberikan 85
tantangan untuk berjalan dalam dingin dan gelap malam, saat itu sekitar pukul 03.30. Mereka menyusuri sebuah lahan yang cukup besar dan hanya bermodalkan satu pencahayaan. Aku melihat besarnya keberanian dalam diri mereka dan kepercayaan yang sangat dalam kepada Allah. Karena sebelum mulai mereka diingatkan untuk selalu mengingat Allah dan meminta segala pertolongan kepada Allah. Jujur saja hatiku deg-degan saat mereka melangkahkan kaki untuk masuk ke area itu. Bercampur aduk rasanya, cemas akan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Namun saat aku melihat bayangan mereka di posko terakhir hatiku lega. Alhamdulillah. Mereka pun berlari dengan senyum yang merekah “mission complete, kode : Asyhadu al la ilaaha illallah, wa-syhadu anna muhammadar rasulullah”,ucapnya. “Untuk kesekian kalinya laskar, kalian membuatku terkagum” Setelah kemah ini, petualanganku berakhir bersama mereka karena mereka akan melanjutkan pendidikan dijenjang selanjutnya. Aku berpetualang selama 2 periode bersama mereka, tepatnya dari Juli 2018 sampai Juni 2020. Karena itulah, kami pun sangat antusias untuk membuat perpisahan yang istimewa. Namun sayang, corona hadir menyapa dunia dan segala rencanapun terhenti disana. Kami belajar untuk menerima apa yang Allah tetapkan, hingga pada akhirnya kami berpisah melalui virtual saja. Suka cita lagu senandung ukuwah menutup petualanganku “Terimakasih telah berpetualang bersamaku, Laskar!” Bulan Juli 2020, petualanganku kembali lagi dimulai. Hadirnya corona yang masih ingin bersama menjadi tantanganku dipetualangan 86
kali ini. Oh yaa laskar yang menemani petualanganku kali ini adalah pemuda dan pemudi yang sedang mencari jati diri. Usia mereka berkisar 15 atau 16 tahun. Terbayang sudah betapa uniknya mereka, namun sayang aku belum bisa melihatnya. Sebab kami hanya saling menyapa lewat dunia maya. Hari demi hari kami lalui dijejaring sosial. Whatsapp, Zoom, dan Google Classroom menjadi medianya. Pekan ke 7 menjadi pertemuan pertamaku dengan mereka secara nyata. Melalui kegiatan Green Therapy, kami bereksplorasi tentang beragamnya bentuk tumbuhan, melakukan percobaan pH tanah dengan lakmus, dan membuat minuman herbal dari tanaman obat. Serangkaian kegiatan ini membuatku mengenal mereka. Aku seperti melihat sisi diriku di mereka. Pengetahuan dan wawasan mereka yang luas menjadi bahan diskusi yang tak pernah habis. Mereka suka mengeksperikan apa yang mereka rasakan dan menyampaikan apa yang mereka tidak suka, Mereka apa adanya dan itulah membuat mereka berbeda dan istimewa. Namun sayang, pertemuan tatap muka tidak berjalan sesuai rencana. Akhirnya kami kembali ke dunia per-Whtasapp-an, per-Zoom-an, dan Google Classroom-an. Babak dua di tahun ajaran genap telah dimulai dengan suatu aturan. Pemerintah membuat kebijakan baru, di mana siswa SMP sudah dapat hadir ke sekolah dengan mematuhi protokol kesehatan. Peraturan yang menguntungkanku dan mereka tentunya. Membersamai mereka setiap hari menjadi hal yang dinanti. Mengapa ?? Sebab akan ada tawa lepas disela-sela suasana yang mencengkam, 87
akan ada ide yang luar biasa saat project akan dieksekusi, ada pertemanan dan persahabatan yang akur, dan ada bumbu-bumbu keributan yang sedang mengajarkan mereka untuk belajar saling menerima. Di masa ini mereka berproses untuk tumbuh. Layaknya kupu- kupu yang sedang bermetamorfosis, melewati berkali-kali pergantian fase sebelum terbang sempurna dengan sayapnya yang indah. Sama halnya dengan mereka. Banyak tantangan yang akan dan sedang mereka hadapi. Berlika-liku jalurnya roller coaster pun, belum tentu dapat menggambarkan keadannya. Aku masih berada dipetualangan ini, bersama mereka melewati jalur roller coaster itu. Menikmati proses yang terjadi dan mensyukuri apa yang dimiliki. Perkara akhir cerita dilembaran petualangan ini, kusemogakan menjadi istimewa kembali. 88
TENTANG HUJAN Rina Patu Rahmah, S.Pd. Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfir tebal agar dapat menemui suhu diatas titik leleh es di dekat dan diatas permukaan bumi. Di bumi hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.(Wikipedia.org). Kini pandangan saya terlihat pada titik hujan sangat deras membasahi rumput hijau SAri, tak jauh saya melihat tetesan hujan pun sudah mulai memenuhi aliran sungai di sekolah. Jika saya menanyakan kepada laskar sari tentang hujan ini pasti sangat banyak definisinya dari yang mengatakan sebagai sebuah fenomena, sebagai musim hujan, sampai hujan ini rahmat Allah SWT. Itulah laskar sari dengan keberagaman dan pengalaman yang mereka lihat. Hujan adalah sebuah kebahagiaan bagi setiap laskar sari ada yang menikmati hujan dengan melihat-lihat dari dalam saung mereka, ada yang mencoba mengambil rintikan hujan itu dengan benda yang ada di dalam saung, nah yang membuat saya merasa bahagia ketika mereka mulai ingin menjatuhkan diri dan menghadang hujan dengan tubuh mereka di lapangan. Namun itu tidak mudah begitu saja untuk bermain hujan. Laskar sari harus dihadapkan dengan pertanyaan yang mungkin jawabannya membuat mereka ada yang merasa kecewa 89
“Apakah kalian mau mandi hujan”? dan “Apakah kalian membawa baju ganti’? itulah pertanyaan yang selalu di lontarkan oleh Fasilitator kepada laskar sari yang ingin bermain hujan. Ya baju ganti maksudnya membawa baju lebih di dalam tas. Ketika pertanyaan ini sudah dilayangkan saya yakin ada sebagian dari laskar sari mulai merasakan dan berfikir serta berdo’a “Semoga esok hujan lagi dan aku akan mempersiapkan baju ganti”! ucapnya dalam hati. Saya pun akan memberikan pandangan bahwa hari ini teman-teman belum di takdirkan Allah untuk bermain hujan Nah bagaimana dengan yang membawa baju ganti, pasti sudah tahukan apa yang akan mereka lakukan. Ya dengan semangat dan kebahagian luar biasa laskar sari berlarian menembus derasnya hujan di lapangan itu. Menjatuhkan diri di genangan air yang telah terbentuk oleh hujan. Genangan air tersebut seperti kolam renang bagi laskar sari, senyumnya yang tidak bisa di gantikan dengan apapun. Hujan adalah anugrah Allah yang harus dinikmati, seperti menikmati semangkok bakso hangat bagi laskar sari. Rintikan hujan yang indah mulai membasahi pakaian laskar sari yang siap menemani berhujan gembira. Laskar sari menunjukkan euphoria juhan yang tak akan terlupakan, hujan hari ini akan menjadi bahan cerita mereka esok dan lusa. Sungai tidak ketinggalan sebagai tempat untuk menunjukkan ekspresi kebahagian ini. Terjun kesungai bersamaan rintikan hujan yang jatuh. Cipratan air ketika tubuh mulai masuk kesungai singguh indah, teriakan –teriakan memanggil teman 90
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137