Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore CERPEN X7_EDITOR YENI

CERPEN X7_EDITOR YENI

Published by Yeni Oktarina, 2022-11-20 17:39:48

Description: CERPEN X7_EDITOR YENI

Search

Read the Text Version

UPAH DAN SAMPAH (Intan Mahasari) Pada siang hari, di bawah tariknya sinar matahari ada seorang Bapak yang bernama Edi dan satu anak yang bernama Perta. Mereka berdua tingal di sebuah gubuk kecil tepatnya di Desa Teratai. Pak Edi adalah seorang pemulung, ia bekerja menjadi pemulung sejak Perta masih kecil hingga sekarang Perta memasuki SMP. Pak Edi adalah seorang duda anak satu, karena Ibu Perta meninggal karena sakit, jadi Perta hanya tingal bersama Ayahnya dengan hidup sederhana. Pada esok hari setelah Perta pulang sekolah ia langsung membantu Ayahnya yang sedang memulung. Saat Perta melihat Ayahnya, Perta pun langsung memangil,\"Ayahhh... ,\"Pak Edi pun langsung menoleh karena ia merasa mendengar suara anaknya, Pak Edi pun langsung menyaut, \"Iya ada apa Perta?, \"Perta pun langsung menghampiri sang Ayah sambil berkata,\"Ayah aku ingin Membantu mu,\" Pak Edi yang mendengar itu pun langsung menolak karena Pak Edi tidak mau Perta kelelahan,\" Ya sudah jika itu kemauan ayah,\" ucap Perta dengan raut wajah sedih. Di jalan, saat Pak Edi dan Perta sedang mencari sampah tiba-tiba ada satu laki-laki yang sedang mengendarai sepeda motor, ia membuang satu kantong sampah sembarangan, sampah yang dibuang lelaki itu hampir mengenai Perta, Pak Edi melihat itu pun langsung marah, saat Pak Edi berteriak lelaki itu pun langsung melaju dengan kencang, dan Pak Edi pun langsung mengambil sampah itu dan di kumpulkan ke dalam karung yang berisi sampah. Mereka pun terus berjalan, tiba-tiba langit menjadi gelap,\"Sepertinya hujan akan turun,\" ucap Pak Edi, mereka pun langsung berteduh di sebuah toko kecil, Pak Edi pun langsung mencari kardus bekas untuk tempat mereka duduk, akhirnya meraka duduk di depan toko itu, tiba-tiba Perta merenung,\"Perta kamu kenapa,\" ucap Pak Edi,\"Aku rindu Ibu,\" ucap Perta dengan wajah yang sedih, pak Edi pun langsung menenangkan Perta.

Mereka pun mendoakan Ibunya Perta. Hujan pun akhirnya reda, mereka langsung bergegas untuk pergi dari toko itu karena mereka ingin menjualkan sampah yang mereka dapat dari hasil memulung tadi. Pak Edi dan Perta pun tiba di tempat penjualan sampah, dan sampah pun sudah terjual, Pak Edi bersyukur karena sampah terjual dan mendapatkan uang walaupun tidak seberapa. Pak Edi berencana ingin membelikan Perta, kue kesukaannya, Perta sangat bahagia karena bisa makan kue kesukaannya, tak lama kemudian meraka pergi ke sebuah toko kue yang katanya disana enak kue nya, meraka pun langsung masuk untuk membeli kue, Perta pun langsung memilih kue,\"Yah aku mau yang ini?,\"Iya ambil aja nak,\" ucap Pak Edi, susudah memilih kue Pak Edi pun langsung ke kasir untuk membayar kue. Sesudah kekasir mereka langsung keluar dari toko tersebut, setelah itu mereka langsung bergegas untuk pulang kerumah untuk istirahat karena kelelahan. Beberapa lama kemudian, mereka sampai di rumah, Pak Edi pun langsung menyuruh Perta untuk mandi dan bersih-bersih. Sesudah bersih-bersih mereka pun langsung berkumpul di meja makan, karena ingin memakan kue yang tadi mereka beli, mereka pun memakan kue itu dengan sangat bahagia, Perta pun berkata,\"Seandainya ada Ibu yah mungkin keluarga kita lengkap seperti yang lain,\" jawab Pak Edi,\" Ia Perta tapi jangan khawatir di sini ada Ayah, pasti Ibu bahagia karena dia Mempunyai anak sebaik kamu Perta,\". Karena hari pun sudah malam, Pak Edi pun langsung menyuruh Perta ke kamar untuk istirahat. Mendengar azan, Pak Edi langsung membangunkan Perta untuk sholat, mereka pun langsung sholat berjama'ah bersama. Matahari pun mulai muncul, Perta langsung siap-siap untuk berangkat sekolah, saat Perta hendak memasang sepatu tiba-tiba sepatu nya robek, Perta langsung memangil Ayahnya,\"Ayah sepatu aku robek,\" ucap Perta dengan wajah yang sedih,\"Maafin Ayah Perta, nanti kalau Ayah ada uang lebih nanti ayah beliin,\" ucap Pak Edi. Tak lama kemudian Perta pun pergi sekolah berjalan kaki, karena sekolahnya tidak jauh dari rumah. Pak Edi juga pun langsung pergi memulung, saat di

perjalanan Pak Edi melihat sekelompok sampah, Pak Edi langsung bergegas mengambil sampah itu, ketika Pak Edi mangambil sampah dia melihat ada kantong yang berisi sepatu, Pak Edi pun langsung membukanya karena melihat sepatu itu masih bagus, Pak Edi pun langsung mengambil nya,\"Alhamdullilah semoga sepatu ini pas di kaki Perta,\" ucap Pak Edi dalam hati, Sepatu itu pun langsung di simpan oleh Pak Edi. Pada saat Perta pulang sekolah, ia melihat ada seorang kakek-kakek yang sedang kebingungan Perta pun menghampiri kakek itu Perta pun bertanya,\"Kakek kenapa, nama kakek siapa?,\" ucap Perta, \"Nama saya kakek Murdin kakek ingin pulang tapi tidak tahu di mana rumah kakek,\" ucap kakek yg kebingungan, Perta pun bingung harus bagaimana, sambil menengkan pikiran kakek itu, Perta mengajak kakek itu ke sebuah pohon untuk berteduh, Perta menawarkan makanan yang dia bawah dari rumah tadi, karena ia tahu bahwa kakek itu pasti belum makan. Setelah itu Perta kebingungan, dia harus bagaimana, akhirnya Perta berencana membawa kakek itu kerumah nya,\"Apakah kakek mau ikut Perta pulang ke rumah dan bertemu Ayah,\" ucap Perta, \"Iya nak kakek mau,\" ucap sang kakek. Setelah tiba di rumah, Perta pun langsung menyuruh kakek itu istirahat, sambil menunggu Ayahnya pulang. Di perjalanan Pak Edi melihat banyak sekali tumpukan sampah di lapangan, ia pun langsung memunguti sampah itu, hari pun semakin sore tapi Pak Edi baru sedikit mengumpulkan sampah, tatapi walaupun tidak banyak, Pak Edi tetap menjual sampah tersebut agar pulang nanti Pak Edi bisa membawa makanan untuk Perta, sesudah memunguti sampah Pak Edi langsung bergegas pergi ke tempat penjualan sampah, karena Perta sendirian di rumah ia takut nanti ada apa- apa dan Pak Edi juga ngak sabar ingin memberi sepatu untuk Perta, walaupun hanya sepatu bekas. Setelah sampah terjual, Pak Edi pun langsung membeli makanan dan setalah itu langsung bergegas pulang. Setelah sampai ke rumah, ia terkejut karena melihat ada seorang kakek-kakek dirumahnya, Pak Edi pun langsung memanggil Perta,\"Perta ini siapa nak,\" ucap Pak Edi, Perta pun langsung menjelaskan semuanya apa yang terjadi. Mendengar

itu pun, Pak Edi ingin membantu Perta untuk mencari tahu di mana rumah kakek itu,\"Ya sudah kek kakek bisa kok tinggal disini sementara,\". \"Oh iya Per, Ayah ada hadiah untuk kamu,\" ucap Pak Edi, Pak Edi pun langsung mengambil sepatu yang tadi ia temukan, Perta sangat bahagia karena ia ada sepatu untuk dipakai ke sekolah walaupun cuma sepatu bekas, Perta sangat berterima kasih kepada Ayahnya, Pak Edi melihat itu pun ikut bahagia,\"Ya sudah ini kan sudah malam pasti kalian sudah laper kan,\"Hehe iya yah,\" ucap Perta, ya sudah ayo kita makan tadi Ayah membeli nasi bungkus untuk kalian, Pak Edi pun mengajak Perta dan kakek itu untuk makan. Pada esok hari Pak Edi dan Perta mencari tahu tentang keberadaan keluarga kakek Murdin. Di perjalanan, Pak Edi melihat ada Foto kakek Murdin di depan sebuah toko yang tertulis bahwa kakek Murdin hilang, Pak Edi pun langsung mencari alamat yang ada di poto, dan akhirnya pun mereka menemukan rumah kakek Murdin, keluarga kakek Murdin pun berterima kasih kepada Pak Edi dan Perta karena sudah merawat kakek meraka dengan baik. Kakek Murdin pun mengajak Pak Edi dan Perta makan bersama-sama. Hari pun mulai siang, Pak Edi dan Perta pun pulang ke rumah di antar oleh cucu kakek Murdin. Setelah pulang ke rumah ada seorang bapak-bapak yang ingin menagih hutang, Pak Edi kebingungan karena ia tidak punya sedikit pun uang,\"Pak gimana ini,\" ucap Perta dengan wajah yang sedih,\"Maaf Pak kami belum bisa membayar hutang, kami janji secepatnya kami akan melunasinya,\" ucap pak Edi,\"Ya sudah saya beri kalian waktu satu bulan lagi,\" ucap si preman itu. preman itu pun pergi, Pak Edi bersyukur karena ia masih di beri waktu untuk membayar hutang. Pak Edi pun duduk dikursi sambil melamun, melihat itu Perta sedih karna ia kasian ke pada Ayahnya. Perta berencana ingin membatu Ayahnya tapi ia bingung harus kerja apa, akhirnya pun Perta menemukan ide, dia berencana membawa kue untuk di jual di sekolah sambil ia sekolah, melihat Pak Edi sudah tidur, ia pun mencoba membuat kue, karena dia dulu pernah diajarin ibunya membuat kue, kue Pertama buatanya gagal, tapi Perta tidak menyerah ia pun

mencoba lagi, dan akhirnya kue buatan Perta pun sudah jadi, ia sangat senang karna kue yang dia buat tadi bisa ia jual besok. Keesokan harinya, Pak Edi pun terkejut karna ada kue yang sudah diplastikin,\"Ini kue buatan Perta yah, maapin Perta yah, Perta ingin Membantu Ayah,\" ucap Perta, Pak Edi mendengar itu pun terharu ia tidak menyangka Mempunyai anak seperti Perta, Perta pun langsung pamit ke Ayahnya karna ia ingin pergi sekolah, sesampai di sekolah ia pun langsung menjual kue nya, tak lama kemudian banyak yang membeli kue Perta, ia sangat senang karena banyak orang yang suka dengan kue buatan nya. Dan ada beberapa guru yang ingin membeli kue Perta, guru itu pun sangat suka dengan kue buatan Perta, ibu guru itu pun langsung memborong kue buatan Perta. Dia sangat berterima kasih ka pada guru itu. ,\"Alhamdullilah semoga uang ini bisa membantu Ayah,\" ucap Perta dalam hati. Perta pun berpikir sejenak, ia merasa uang hasil dagangan kue nya itu pasti tidak cukup. Akhirnya setelah Perta pulang sekolah, ia pergi mencari pekerjaan, saat Perta di jalan dia bertemu temannya yang seorang penjual koran, Perta pun langsung meminta bantuan kepada temannya karna ia ingin berjualan koran, tak lama kemudian Pak edi melihat Perta yang sedang menjual koran, Pak edi pun langsung memangil Perta, ia langsung memarahi Perta, karena Perta tidak izin kepada Ayahnya,\"Maafin Perta yah, Perta hanya ingin membantu Ayah,\" ucap Perta dengan wajah sedih,\"Kamu tidak usah bekerja Perta ini adalah tugas Ayah,\" jawab Pak Edi, Pak Edi pun langsung mengajak Perta untuk pulang. Saat di jalan, meraka bertemu kakek Murdin, kakek Murdin mengajak Pak Edi dan Perta ke sebuah caffe, karena ia ingin bicara kepada mereka, kakek itu pun langsung memesan makanan dan minuman. Tidak lama kemudian kakek Murdin berbicara kepada Pak Edi, ia berencana untuk mengajak Pak Edi untuk bekerja di sebuah toko kue milik nya, karena ia sudah menganggap meraka seperti keluarga, Pak Edi mendengar itu pun sangat senang sekali ia tidak menyangka seorang pemulung seperti dia, bisa bekerja di subuah toko kue milik

kakek Murdin, Pak Edi sangat berterima kasih kepada kakek Murdin. Dengan pekerjaan ini ia bisa membayar hutang-hutang nya.

WARNA WARNI SUNGAI PELANGI (Pradiska Rizki Aprilian) Nama ku Lucky, aku tinggal di sebuah desa yang berada di pedalaman pulau Sumatera yang letaknya berada di bawah kaki sebuah bukit yang bernama Desa Manjur. Aku memiliki seorang kakak dia bernama Lucas, aku cuman tinggal berdua dengan kakakku di sebuah rumah sederhana yang berada di pinggir sungai, rumah tersebut adalah rumah peninggalan orang tuaku. Aku dan kakak ku merupakan salah satu dari beberapa pencinta alam yang ada di desaku, kami telah jauh menjelajahi alam di desaku, jadi sebab itu aku dan kakak ku mengikuti sebuah organisasi pencinta alam yang bernama STAY GREEN yang diketuai oleh kak David, dan kebetulan kakak ku merupakan salah satu ketua dari organisasi tersebut yang bertugas menjaga keasrian sungai yang berada di depan rumahku, dia tidak mau sungai yang menjadi tanggung jawabnya tercemar apalagi rusak karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Pada suatu pagi kakak ku terbangun dengan muka yang sedikit kesal, tiba-tiba saja dia langsung keluar rumah dan langsung duduk di depan rumah ku dan langsung melihat ke sungai yang tepat berada di depan rumah. Saat dia melamun aku menghampirinya tiba-tiba dia berkata “Alangkah indah sungai ini, aku harap banyak orang yang dapat juga melihatnya” sambil ikut duduk aku menjawab “Aku yakin kak pasti suatu saat semua orang bisa juga melihatnya”. Pembicaraan pun berlanjut hingga matahari hampir terbit, kakakku masuk duluan kedalam rumah untuk bersiap-siap untuk pergi bekerja, tak lama aku pun juga ikut masuk untuk bersiap-siap pergi sekolah. Hari ini di sekolah kebetulan ada sosialisasi yang diberikan oleh kak David mengenai pentingnya menjaga ke indahan sungai. Mendengar kabar itu aku pun sangat senang karena sungai merupakan tugas yang di berikan kepada tim ku, aku pun tidak sabar menunggunya. Sekarang tiba saatnya kak David dan

teman temannya menyampaikan materi , aku yang dari tadi tak sabar mennunggu serius mendenggarkan apa yang dijelaskan oleh kak David, acara berlanjut sampai jam istirahat pertama. Ketika kak David dan teman teman berrjalan keluar ruanggan aku seketika teringat apa yang di katakan kakak ku pagi tadi mengenai pengembanggan sungai yang berada di depan rumah ku, aku langsung mendatangi kak David dan bertanya “Apakah sungai yang berada di depan rumah ku itu dapat di jadikan sebagai tempat wisata?” kak David menjawab “Hemm… sungai itu memang sudah dari dulu menjadi rencana wisata yang di usulkan oleh kakak mu, tapi karena kekurangan dana rencana itu sampai sekarang hanya sebuah hayalan”. Mendengar hal itu aku pun sangat sedih karena niat kakak ku tidak dapat terwujud. Waktu pulang tiba, sambil berjalan aku terdiam sambil melamun memikirkan apa yang di katakan kak David di sekolah tadi, saat telah dekat dengan rumah tiba tiba sekumpulan sampah lewat menggalir di sungai persis di hadapkan ku melihat hal itu aku pun sangat terkejut sungai yang dulu bersih tanpa sampah tiba tiba di penuhi oleh sampah, aku pun langsung bergegas pulang kerumah dan langsung mengabari kakak ku tentang hal ini. Betapa marahnya kakak ku setelah sampai dan melihat sendiri sungai yang semulanya bersih dan indah berubah menjadi sungai yang di penuhi sampah. Kakak ku pun langsung mengumpulkan anggotanya yang bertugas di bagian sungai untuk mencari tahu apa penyebab sungai ini bisa berubah menjadi seperti ini. Setelah berkumpul semua kakak ku pun langsung mengajak semuanya untuk menelusuri kunci penyebab hal ini, dari ilir sungai kami berjalan menuju hulu sambil membersihkan sampah yang telah memenuhi sungai. Sampai tiba lah kami di belakang pabrik kakak ku yang ternyata menjadi sumber penyebab sungai ini jadi tercemar. Tanpa berpikir panjang kakak ku langsung masuk ke dalam pabrik dan mengecek di bagian pembuang sampah yang ternyata mengalami kebocoran yang mengakibatkan semua sampah yang dikumpulkan keluar dan hanyut mengikuti aliran sungai.

Karena kakak ku merupakan salah satu pegawai di pabrik itu jadi untuk memperbaiki semua ini tidak terlalu susah, kakak ku cuman harus menemui manager dan memicarakan hal ini, tapi sayangnya pada saat itu manager sedang tidak berada di pabrik oleh karena itu rencana untuk memperbaiki tempat pengumpulan sampah harus ditunda dan diperbaiki dengan alat seadanya. Karena masalah ini sudah sangat besar kakakku memutuskan untuk memberitahu kak David selaku ketua dan pengurus alam di desa ini, dan kak David pun memutuskan untuk mengumpulkan semua anggota untuk membantu membersihkan sungai diikuti warga sekitar yang berniat untuk membantu. Pembersihan ini memakan waktu yang cukup lama, setelah beberapa hari akhirnya manager pabrik kakak ku mendatangi kami untuk membantu dan mengucapkan permintaan maaf karena telah lalai dalam mengelola pabrik dan mengakibatkan semua ini terjadi dan akhirnya sungai dan pabrik kembali menjadi bersih seperti dulu lagi. Karena masih tidak enak hati, manager pabrik pun memutuskan untuk memberikan bantuan kepada organisasi kami untuk membuat sungai ini menjadi tempat wisata sesuai dengan apa yang kami inginkan, mendengar kabar itu kakak ku senang sekali akhirnya impian yang selama ini kakak ku inginkan bisa tercapai aku pun ikut senang mendengar kabar itu. Karena dana yang diperlukan sudah cukup semua anggota mempersiapkan sungai ini agar siap menjadi tempat wisata. Satu minggu pun berlalu akhirnya sungai ini siap untuk dijadikan tempat wisata, besok adalah hari pembukaan, karena sungai ini belum mempunyai nama yang tetap akhirnya atas kesepakatan bersama sungai ini di beri nama SUNGAI PELANGI. Karena untuk menjadikan sungai pelangi menjadi tempat wisata tidak lah mudah, aku dan kakak ku memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak seperti halnya melihat pelangi. Karena untuk menjadikan sungai pelangi menjadi tempat wisata tidak lah mudah, aku dan kakak ku memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak seperti halnya melihat pelangi, kita harus berjuang dan berusaha agar bisa dapat melihat keindahan alam yang sangat langkah ini.

Pada saat hari pembukaan, semua banyak pengunjung yang datang untuk melihat keindahan dari sungai dan desa kami, jumlahnya sangat banyak, melebihi perkiraan yang sebelumnya sampai-sampai melebihi kapasitas yang telah kami persiapkan. Para pengunjung ini berasal dari tempat yang jauh-jauh bahkan ada yang dari luar negeri karena hanya ingin melihat langsung keindahan pesona alam yang baru terekspos ini. Hari ini aku merasa sangat senang karena akhirnya semua usaha dan upaya yang membuang banyak tenaga dan waktu kami ini membuahkan hasil dan tidak sia-sia. Selain pecinta alam, organisasi yang terjun dalam bidang kemanusiaan contohnya seperti pengumpulan dana korban kebakaran, bantuan anak-anak yatim piatu, bantuan korban bencana alam, dan lain sebagainya. Karena semua yang kami lakukan hanya untuk bumi dan negeri yang kita cintai ini. Karena sebab itulah sebagian besar hasil penjualan tiket hari ini kami sumbangkan kepada salah satu yayasan panti asuhan yang membutuhkan. Pembelajaran yang dapat kita ambil dari cerita Lucky, kak Lucas dan teman-temannya adalah sebuah perjuangan usaha dan kerja keras seseorang maupun kelompok yang ikhlas, rela, dan dengan sepenuh hati menjaga dan merawat alam di negeri kita tercinta ini. Walaupun mereka hanya sebatas masyarakat biasa tapi mereka memilik cita-cita yang besar dan ingin sekali mewujudkan cita-citanya. Maka dari itu mari kita jaga, rawat dan perhatikan alam kita ini seperti yang di lakukan oleh lucky dan teman-temannya agar hidup kita menjadi lebih indah. Dan tak lupa juga jika kita memiliki banyak harta dan rezeki, jangan lupa disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan dan jangan lupa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook