Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore CERPEN X7_EDITOR YENI

CERPEN X7_EDITOR YENI

Published by Yeni Oktarina, 2022-11-20 17:39:48

Description: CERPEN X7_EDITOR YENI

Search

Read the Text Version

memanggil warga untuk membantu membersihkan sampah yang berserakan. Sedikit demi sedikit kami pun bergegas menuju ke pos 6 yang penuh dengan kesal “Sudah lahh santai aja jangan dibawa emosi ntarr nggak bisa liat sunset loh” Ucap Aku. Di perjalanan kami pun sedikit lega karna kita sudah mendekati puncak gunung Dempo yang tadinya hati penuh dengan amarah kini menjadi penuh bahagia. Tak terasa hari pun mulai gelap kamipun mendirikan tenda dan mempersiapkan makanan yang bisa dimakan. Sesudah menyiapkan kamipun memasak nasi dan lauk seadanya setelah makan kami pun tidur menunggu pagi. Dipagi yang cerah kami membereskan tenda dan memasak. Selepas membereska tenda kami pun makan. Kamipun lanjut menuju puncak gunung Dempo yang cerah diperjalanan kami liat banyak orang membersihkan sampah plastik yang ada di mana mana. Setelah kami membersihkan sampah kamipun lanjut menuju ke puncak gunung Dempo dipagi yang cerah kami liat awan yang sangat indah dan pepohonan yang hijau. Kami pun tak sabar ingin melihat puncak gunung Dempo yang sangat tinggi namun dipikiran kami sangat lah dekat sehingga kami ingin cepat - cepat menuju puncak Dempo. Hari tak terasa sudah siang kami pun beristirahat sebentar. Setelah istirahat kami pun lanjut menuju gunung Dempo yang sudah beberapa jarak dan kami pun lanjut berjalan. Kami seketika pun berhenti karna ada barang yang ketinggalan yaitu kompor dan gas Aku dan Aldi turun, Thomas menunggu di atas puncak gunung Dempo kami bercepat kebawah karena takut kehilangan di ambil orang. Selepas turun ternyata kompor dan gas masih ada di sana Aku pun mengambil kompor dan gas lalu bergegas menuju ke puncak gunung Dempo. Setelah sampai kami lanjut ke atas puncak sambil menunggu sunset. Sesudah sampai kami tampak kaget melihat keindahan sunset di puncak gunung Dempo. \"Wahhhh... Indahh sekali sunset di puncak gunung Dempo\" Ucap si Thomas . \" Iyaaniih.. Baguss... Sekali gunung Dempo\"sambil tersenyum. Kami istirahat sambil mendirikan tenda dan sambil memasak makanan yang tersisa. Sesudah

makan kami lanjut tidur. Pagi pun datang dan kami pun membereskan tenda dan membersihkan sampah - sampah yang ada. Kami pun lanjut turun kebawah.

MONSTER LINGKUNGAN (Meisya Wijayanti) Kringgg...kringggggggg..., tepat pukul 04.30 WIB alarm kamar Aca berbunyi menandakan bahwa ia harus segera bangun dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. ‘’Ih males banget’’ ujar Aca bermalas-malasan di bawah gulungan selimut halusnya itu, walaupun akhirnya ia melaksanakan ritual mandi paginya. Setelah selesai mandi dan memakai seragam sekolahnya Aca berjalan keluar kamar dan menuju dapur untuk mengganjal perutnya agar tidak kelaparan waktu di sekolah nanti, pagi ini Aca hanya sarapan dengan roti bakar selai kacang dan secangkir susu putih kesukaannya. Tepat saat ia selesai sarapan Tin...tin.. bunyi klakson dari motor Iqbal berbunyi nyaring, saat itu juga Aca langsung berlari dan bergegas keluar rumah takut nanti Iqbal akan menunggunya lama. Iqbal adalah tetangga sekaligus teman Aca yang sudah sangat dekat. Mereka sudah berteman lebih dari 15 tahun, tak jarang banyak orang menyangka dan menebak bahwa Iqbal dan Aca berpacaran karena memang mereka berdua kemanapun selalu bersama, bukan sengaja berdua tapi memang mereka sering dipertemukan dari tugas kelompok seperti yang baru diberi kemarin, mereka berdua dibuat menjadi satu kelompok yang judul tugasnya adalah mengamati lingkungan dan mereka berdua ditugaskan untuk mengamati lingkungan yang ada di lapangan di daerah komplek rumah mereka. Saat di perjalanan menuju ke sekolah Aca dan Iqbal hanya berbicara mengenai tugas itu, walaupun Iqbal tidak mengerti apa-apa tapi ia masih menghargai Aca yang sudah rela menyubangkan suaranya dengan keras untuk membicarakan materi tugas mereka. ‘’Iqbal gimana kalo pulang sekolah nanti kita mulai ngerjain tugasnya, ya itung- itung biar cepet selesai.’’ tanya Aca dengan nada agak sedikit keras karena kalau pelan ga bakal kedengeran, karena saat lagi di kendaraan biasanya suara sering terbawa angin.

‘’Ya boleh aja sih Ca, nanti Iqbal jemput ya.’’ jawab Iqbal dengan senyum manisnya hingga membuat kedua matanya menyipit. Tibanya di sekolah mereka langsung bergegas menuju kelas untuk melaksanakan piket kelas, karena jika tidak melaksanakan tugas tersebut maka mereka akan terkena hukuman yaitu hormat bendera. Aca yang sedang sibuk mengepel sedangkan Iqbal sibuk melotot dan menghadang pintu kelas agar tidak ada anak-anak yang masuk kelas karena setau ia mengepel adalah kegiatan yang sangat sulit dan menyusahkan. Anak–anak yang dipelototin Iqbal itu pun hanya bisa pasrah karena kalo dibantah mereka juga yang bakal rugi karena Iqbal pasti akan mengomeli mereka dengan panjang lebar hingga membuat telinga mereka panas. Aca yang melihat kelakuan Iqbal itupun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat laki-lakinya itu, yang membuat teman sekelas mereka harus merelakan mood bagusnya hanya karena Iqbal yang menyuruh mereka untuk tidak memasuki kelas. Setelah tiga menit berlalu Aca menyelesaikan tugas mengepelnya dan disitulah mood teman sekelasnya kembali cerah lagi karena Iqbal sudah mulai membuka jalur lalu lintas unuk memasuki kelas tersebut. Merekapun berbondong-bondong berlarian memasuki kelas karena bel masuk akan segera tiba, dan benar bellpun berbunyi dan guru mata pelajar pertama sudah memasuki ruangan kelas. Dijam pertama ini guru tersebut hanya menerangkan bagaimana cara mengerjakan tugas yang diberi kemarin agar berjalan dengan lancar dengan kelompok yang telah dibagi, setiap kelompok terdiri dari dua orang agar semua kebagian tugas. Tujuh jam pelajaran telah berlalu dan bel panjang pertanda waktunya pulangpun berbunyi yang membuat semua anak berteriak kegirangan. Aca dan Iqbal langsung bergegas menuju parkiran karena mereka akan mengerjakan tugas kelompok setelah sepulang sekolah ini. ‘’Iqbal, kita pulang makan dulu aja yah, nanti baru kerjain tugasnya’’ ucap Aca ‘’ Okeee’’ jawab Iqbal.

Setelah sampai di rumah Aca langsung memasuki kamarnya dan mengganti pakaian, lalu kembali ia turun menuju dapur untuk melaksanakan makan siang ralatnya makan sore, karena meraka pulang sekolah pukul 15.05 WIB dan terkadang pulang telat karena mereka adalah anggota OSIS, dan sering mengadakan rapat dadakan. Saat sedang melaksanakan makan siang tiba–tiba ada suara ketukan pintu dari arah depan rumah Aca, terpaksa iapun harus meninggalkan kegiatan makan siangnya dan membuka kan pintu rumah nya tersebut, saat dibuka mucullah wajah cengengesan Iqbal. Ngapain kamu ke sini, kan Aca bilang makan dulu baru kerja kelompoknya’’ ujar Aca Hee..hee.., mau numpang makan dong ca’’ ucap Iqbal cengengesan Iss, yaudah ayo masuk’’ ajak Aca Iqbal yang diperbolehkan masuk itu pun melompot kegirangan, dan langsung menuju meja makan tanpa adanya rasa malu. Karena memang Iqbal sudah terkenal di keluarga Aca sejak lama jadi yah hal seperti itu sudah terbiasa bagi mereka. Selama hampir lima belas menit mereka menghabiskan waktu untuk makan, setelah itu mereka langsung bergegas menuju lapangan tempat tujuan mereka untuk melaksanakan kegiatan kerja kelompok. Setelah lama di perjalanan mereka pun langsung memasuki taman yang ada di komplek rumah mereka itu, saat memasuki taman pemandangan yang pertama kali mereka lihat adalah tumpukan sampah dan kumpulan botol-botol bekas yang berserakan dimana- mana. ‘’Ih kok kotor banget sih, perasaan baru kemarin Aca kesini keadaannya bersih- bersih aja, kok sekarang udah kotor banget yah?.’’ tanya Aca Iya deh, bukannya di taman ini ada penjaganya yah?.’’ujar Iqbal menimpali ‘’Iya yah, kok di sini nggak kelihatan penjaganya, bukankah dia digaji buat bersihin dan merhatiin keindahan taman ini yah?’’pertanyaan selalu keluar dari mulut Aca

‘’ Kalo kayak gini, berarti kita nggak bisa dong kerja kelompoknya hari ini’’. Kali ini Iqbal yang bertanya. ‘’Iya nih, gimana kalo kita temui Pak RT aja yah?’’ Saran Aca. ‘’Boleh juga tuh, kita tanya sama Pak Agus kenapa penjaga taman nggak ada”. Usul Iqbal ‘’Ya udah ayo’’ Jawab Aca. Dan mereka kembali menaiki motor untuk menuju rumah Pak RT yang bernama Agus, memang letak rumahnya tidak begitu jauh dari taman tapi lebih baik menggunakan kendaraan agar bisa hemat waktu juga, takutnya nanti kesorean kan nggak enak ke rumah orang sore-sore. Setelah sampai di rumah Pak Agus mereka langsung mengetuk pintu dan tak lupa mengucapkan salam sebagai seeorang muslim. ‘’ Assalamualaikum Pak...’’ ucap Iqbal dan Aca secara bersamaan. ‘’ Waalaikumsalam, ya Nak apa yang membuat kalian mengunjungi rumah Bapak “. Tanya Pak Agus. ‘’ Ya Pak, jadi kami ke sini ingin bertanya, apakah penjaga taman di depan komplek kita sudah tidak bekerja lagi ya Pak ?” Tanya Aca dengan sopan. ‘’ Iya Pak soalnya, biasanya tamannya bersih kok ini jadi kotor banget ya Pak’’ timpal Iqbal. ‘’ Oh tentang itu yah Nak, memang betul penjaga taman itu sudah izin mengundurkan diri, karena ia sedang ada pekerjaan baru di kampungnya yang katanya sangat penting sehingga ia harus meninggalkan pekerjaan di sini.’’ Ucap Pak Agus ‘’ Oh gitu ya Pak. Kami punya usul, bagaimana kalau kita mengajak masyarakat untuk melaksanakan kegiatan gotong royong untuk membersihkan taman itu Pak’’ saran Iqbal. ‘’ Iya Nak, kemarin bapak baru berinisiatif untuk mengajak masyarakat komplek untuk kerja bakti membersihkan taman, dan tadi sudah beberapa orang yang sudah Bapak ajak untuk melaksanakan kegiatan tersebut.’’

“ Ya baik Pak kalau begitu kita berdua pamit pulang yah Pak, soalnya sudah mulai sore juga Pak, nanti kita bantu sampaikan ke masyarakat untuk kegiatan yang Bapak usulkan ini.’’ Kata Iqbal yang diangguki Aca dan dibalas senyuman oleh Pak Agus ‘’ Iya Nak terima kasih ya’’. Jawab Pak Agus ‘’ Oh iya Pak kalo boleh tau, kapan rencananya kita memulai kegiatan ini?’’ Tanya Aca ‘’ Besok hari Sabtu, itu hari libur kan, bagaimana kalau besok saja kita mulai’’. Jawab Pak Agus. ‘’ Iya Pak besok hari libur, kalau begitu besok kita mulai dari pagi saja yah Pak agar cepat selesai.’’ Usul Iqbal. ‘’ Okeee’’ jawab Pak Agus yang membuat mereka bertiga tertawa. ‘’ Ya sudah kalau begitu kita izin pulang ya Pak, assalamualaikum Pak’’ ucap Iqbal dan Aca hampir bersamaan. ‘’ Iya waalaikumsallam Nak’’ Keesokan harinya sekitar pukul 08.00 WIB pagi semua orang sudah berkumpul di taman untuk melaksanakan gotong royong membersihkan taman, semua orang sudah membawa perlengkapan pembersihan seperti cangkul, karung, sarung tangan, sapu lidi, dan lain-lain. Aca dan Iqbal ikut hadir dalam kegiatan ini karena mereka juga akan melaksanakan kerja kelompok di sini. Mereka berdua bertugas untuk mengumpulkan sampah dan Bapak-bapak lainnya bertugas membersihkan selokan dan mencabut rumput yang sudah mulai meninggi, sebagian Ibu-ibu bertugas untuk membuat makanan dan yang lainnya menyapu dedaunan di taman ini. Setelah kurang lebih empat jam masyrakat bersama dan bergotong royong, akhirnya pekerjaan itupun selesai dan taman ini pun sudah kembali bersih dan rapi lagi, disaat semua orang sudah bubar Aca dan Iqbal masih di taman karena mereka akan mengerjakan tugasnya yaitu membuat laporan hasil pengamatan taman di komplek, dan setelah beberapa jam pun mereka

menyelesaikan tugasnya, saat itu juga mereka langsung bergegas pulang ke rumah. ‘’ Akhirnya tugas kita selesai juga ca’’ ucap Iqbal menghela napas ‘’ Iya Alhamdulillah ya bal’’ jawab Aca.

PENYELAMAT DARAT (Laura Nosi) Pada suatu hari ada keluarga cemara yg berlibur ke salah satu tempat yanag ada di kota Jakarta, dan pda saat itu keluarga pergi ke salah satu sungai yang ada di kota jakarta yang di mana letaknya itu, dekat sekali dengan Pabrik minyak dan si Faras pun berkata “Yah…kok sungainya banyak minyaknya? “ lalu ayh menjawab Pertanyaan Faras…” nah pertanyaan kamu sangat bagus Faras jadi gini ayah mau jelaskan kenapa sungani ini airnya berminyak, karenan sungai ini dekat sekali dengan pabrik minyak dan sisa-sisa yang ada di pabrik itu ,mangkanya minyak bisa mengalir di sungai ini dan sungai ini pun menjadi sungai yg tidak tercemar karanena ulah manusia sendiri… , lalu Ibu mengajak Faras untuk mengamati ekosistem yang ada pada sungai tersebut, si Faras ini adalah anak tunggal yang di sayang oleh orang tuanya sehingga dia merasakan bagai mana kasih sayang orang tua kepada anaknya dan satu lagi ada juga anak yang kurang kasih sayang orang tua dia harus semangat dan jangan sampai menyerah karena allah sudah mengatur semuanya , Faras pun memangil ibu nya lalu dia mengatakan pada ibunya buu kok bisa sih ekosisten di sini nya sudah hilang?? Tanya si Faras kepada ibu lalu ibu menjawab pertanyaan Faras “jadi gini Faras kok bisa sih ekosistem di sungai hilang??? bisa Pengolahan sejumlah barang tambang secara langsung ke air ataupun melalui udara inilah yang nantinya akan turun ke air. Dampaknya tentu akan mempengaruhi kualitas dari air itu sendiri. terlebih pada pertambangan batu bara. Adanya tumpahan minyak di sungai yang mengalir juga menjadi penyebab pencemaran air yang berbahaya. Memang, sebagian besar kilang minyak berada di sungai. Namun, jika ada tumpahan minyak atau kebocoran, korban pertama yang akan terkena imbasnya adalah sungai. Bahkan, ekosistem sungai di bawahnya ikut terancam mati akibat adanya tumpahan atau kebocoran minyak.

nah getu ceritanya nak mangkanya sungai itu tidak tercemar karena pabrik tambang yanag di bikin oleh ulah manusia sendiri , Faras bertanya kepada ayah “YAHH bagai mana hewan”kecil yang ada di sungai ini jika ekosistem sungainya sudah tidak ada lagi? Hmm ayah menjawab: ya kalo sungainya berminyak dan hewan apa saja yang ada dalam sungai itu akan hilang dikit demi sedikit karena hewan tersebut juga butuh ekosistem mereka karena ulah manusia tadi itu mangkanya hewan pergi dari sungai itu contohnya ikan , ikan tidak akan merasa nyama jika tempat itu tidak tercemar nah seperti itu Faras ceritanya.. Lalu ibu memangil untuk makan diang di pinggir sungai Ibu berkata sini sinii makan siang dulu tadi Ibu di rumah sudah membawakan bekal untuk kita makan siang dan Ibu juga sudah masak makanan vaforit Faras Yaitu apa ayo coba tebak… Faras berkata pasti cumi asam manis buuu Nah bener Faras ibu susah memasakan untuk kamu cumi asam manis makanan kesukaan kamu… yauda makan sini udah ibu siapkan panggil ayah juga kita makan bersama sama di pinggir sungai ini walaupun sungainya berminyak… Wah buu enakkk bangaett cumi asam manisnya buuu Ibu selaluu masak makanan kesukaan kuu kata Faras lalu Ibu menjawab” OH TENTU DONG KAN MAKANAN KESUKAAN ANAK IBUU” Yaudahlanjut kan makan nya nanyi kita lanjut mencari sungai yang adi di sekitar sini karena di sini banyak sungainya Lalu beberapa menit kemudian makan pun selesai Faras dan Ayah pun bergegas membereskan tempat makan ini ibu pun mengangkut barang-barang seperti piring yang kotor-kotor dan lain lain barang lalu mereka pun pergi ke sungai yang lain sekitar 15menit dari tempat yang pertama mereka kunjungngi. Mereka pun melanjutkan untuk ke sungai selanjut nya yg di mna leatknya itu di sekitar permukiman warga yang bernama Desa kernci

Yang di mana di sana banyak sungai sungai kecil di dalam desa , di sana juga bantak anak anak kecil mandi di sungai dan warga warga sekitar… Ayah dan ibu pun melihat warga yang lagi asik mandi di sungai yang bersih malainkan sungai yang sebelumnya dan di suangai ke dua ini ekosistemnya sangat terjaga di karenakan warga sering bergotongroyong untuk membersihkan sungai itu walaupun tidak begitu luas tapi bukin semua orang bisa mandi di sana dan Faras pun mintak izin ke orang tua nya untuk mandi ke sungai tersebut awalnya ayah sama ibu Faras tidak mengngizinkan faras mandi…. Karena ada salah satu anak laki”yang mengajak Faras mandi di suangai tersebut. Dan Faras pun mendapat izin dari ayah dan ibu seterusnya ayah faras pun ikut mandii dan ibu tidak ikut karna ibu tidak bawa baju ganti Dan suangai itu sangat terjaga dan bersih Karena ekosistem nya terjaga dan udara di sana sangat segar sambil menikmati pop mie ibu juga berbicara dengan warga”yang ad di sekelilingnya menjelas kan bagai mana suangai bisa sebersih ini dan warga bergotong royong untuk membuat perahu sedang dilaksanakan pembuatan perahu apung untuk mempermudah pengangkatan eceng gondok yang tidak terjangkau dari pinggiran sungai. “Kami mencoba membuat perahu apung dengan memanfaatkan bahan dan perlengkapan yang ada, dengan harapan dapat membantu atau mempermudah dalam membersihkan sampah terutama eceng gondok yang perkembangannya sangat cepat di sepanjang sungai Kalimalang, Lanjutnya mengatakan, untuk sementara dibuat 1 unit sebagai percobaan, bahan yang dipakai untuk membuat perahu apung ukuran 1 x 3 meter dibutuhkan 4 buah drum plastik diameter 50 cm panjang 100 cm, 5 batang baja ringan, masing – masing panjang 6 meter, dan papan kayu secukupnya untuk landasan. “Perahu apung ini selain digunakan untuk membantu dalam membersihkan sampah dan eceng gondok, juga dapat difungsikan untuk mengantisipasi banjir musiman yang sering terjadi di daerah Karawang, semoga bisa bermanfaat untuk

membantu warga masyarakat yang terdampak apabila banjir musiman datang,” ungkap Wahyu. Sementara itu untuk pengerjaannya Dansektor melibatkan Baops dan Bamin serta masyarakat setempat, dengan harapan agar masyarakat juga dapat membuatnya sendiri, sehingga bila banjir datang, warga masyarakat tidak susah lagi membuatnya, selain untuk keperluan pribadi juga untuk menolong sesama. Dan faras pun selelai mandi dengan teman temannya lalu dia bergegas menganti baju nya karena mau pulang begitu juga dengan ayahnya ibu sudh merapih rapih kan barangnya untuk siap”pulang ke kampaung halamananya , lalu Faras terjatuh di karenakan kakinya tersangkut di pohon di sekitar mobilnya lalu mereka pun berpamitan untuk pulang dari Desa tersebut dengan warga Minyak ini mengandung senyawa hidrokarbon yang dapat terbakar, sulfur, oksigen, dan nitrogen. Light crude oil terbentuk dari makhluk hidup yang telah mati jutaan tahun lalu. Fosilnya terurai di bawah tanah, di bawah bebatuan baik di daratan maupun di lautan. Warnanya hitam dan lengket. Minyak diambil lewat pengeboran lalu dipompa ke atas, mengalir lewat pipa- pipa. Minyak ini kemudian diangkut menggunakan truk atau kapal ke kilang minyak, Di kilang, minyak ini dipanaskan untuk memisahkan komponen penyusunnya berdasarkan titik Minyak bumi merupakan cairan kentak, cokelat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar. Umumnya, minyak bumi terletak pada lapisan teratas dari beberapa area di kerak bumi

POHON DISEKITAR DESAKU (Fauzi Ibnu Sabil Alfitara) Disebuah desa yang benama Desa pelangi, ada seorang laki-laki yang gagah bernama pak Handani. Pak Handani merupakan seorang RT didesanya,pak Handani ini dikenal sebagai orang yang baik dan amanah beliau sering kali membantu masyarakat yang sedang ada kesusahan, dan sekarang desa pelangi ini sedang mengalami musibah yaitu sering terjadi longsor,banjir karena sedikitnya pohon atau tumbuhan yang ada didesa sehingga menyebabkan desa menjadi panas dan gersang, pak Handani pun sedang memikirkan bagaimana cara desa ini menjadi desa yang subur dan rimbun akan pepohonan ketika sedang memikirkan hal tersebut datanglah anak kecil yang mengagetkannya. Anak kecil tersebut adalah keponakan dari pak Handani yang bernama Raju”Hai pak...mikirin apaan sih sampai melamun kek gitu” tanya Raju “eh Raju bapak tuh lagi mikirin gimana cara biar masyarakat di desa mau untuk menanam pohon” jawab pak Handani”lah kan bapak RT pak, kenapa bapak enggak umumin dimusholla aja nanti biar para warga kumpul disana” kata Raju”iya kamu bener juga yaudah nanti abis magrib bapak umumin deh sekalian bicarain sama kepala desa” kata pak Handani”iya pak coba dulu kali aja masyarakar pada mau nanem pohon didesa” kata Raju”makasih ya Raju kamu memang ponakan bapak yang paling pinter” kata si bapak”iya dong Raju gituloh” ucap Raju sambil gembira. Pada malam hari yang lumayan cerah terdengar suara jangkrik dimana-mana yang memenuhi telinga. Sesampainya di musholla pak Handani pun langsung mengumumkan kepada semua orang untuk segera berkumpul di musholla dan membahas tentang penanaman pohon didesa , tidak lama kemudian semua orang pun berkumpul di musholla dan acara pun dimulai dengan pembukaan “Assalammualaikum semuanya, selamat malam pada kesempatan ini kita masih diberikan nikmat umur dan yang

lain-lain, oke pada malam ini kita akan membicarakan tentang penanaman pohon yang ada didesa kita, ditambh musih penghujan semakin mendekat dan desa kita sangat sedikit pohon yang menyerap air dan saya membiacarakan hal ini agar desa kita dapat menjadi sejuk dan nyaman, mungkin bapa-bapak disini ada yang punya pendapat untuk masalah ini silahkan” kata pak Handani. Lalu ada bapak-bapak yang membarikan solusi yaitu pak Rojali “bagaimana jika kita menanam 1000 pohon didesa supaya desa kita menjadi sejuk dan tidak panas” ucap pak Rojali “saya kurang setuju dengan pendapat bapak bagaimana cara kita mendapatkan benih sebanyak itu apalagi tanah kita yang kurang subur” ucap para warga. Meskipun sudah debat panjang lebar namun belum ada jalan keluar untuk maslaah ini, memang susah untuk menyatukan kebersamaanwarga untuk melakukan hal ini. Hari demi hari sudah berlalu,belum ada jalan keluar untuk masalah ini.akhirnya musim penghujan pun tiba,air sungai pun semakin hari semakin naik longsor pun sedikit demi sedikit terjadi. Masih belum ada yang menyatuju dengan pendapat pak Rojali dan mereka memiliki alasan untuk tidak menyetujui pendapat pak Rojali. Hujan yang lebat dan angin yang kencang tiba-tiba atap rumah warga akan dibawa pergi. Hujan semakin kencang selama 4 jam warga hanya bisa diam dan berdoa kepada tuhan. Setelah beberapa saat hujan mereda warga pun langsunh dievakuasi ke balai desa sampai bencara ini bener-bener hilang. Lima haripun berlalu desa yang banjir sekarang sudah mulai surut, tinggal sampah dan puing-puing banguan yang berserakan dimana- mana. Pak Handani dan pak Rojali segera mengumulkan warga dan mengadakan rapat untuk mencari jalan keluar dari masalah ini agar tidak terulangi lagi dimasa selanjutnya. Setelah berbincang cukup lama wargapun akhirnya setuju dengan hal ini. Lalu pak Handani menyuruh warga yang ada untuk membersihkan puing-puing yang berserkan didesa mereka.

Keesokan harinya bala bantuan berupa makanan pokok,pakaian, dan obat-obatan. Pak handani pun mencoba meminta tolong kepada orang-orang tersebut untuk membelikan bibit pohon agar desanya tidak seperti ini lagi, setelah berbincang bincang cukup lama orang-orang ini pun menyetujui dengan hal tersebut. Dua hari kemudian bibit itupun datang beserta dengan pupuk pupuknya. Para warga bahagia dengan datangnya barang-barang tersebut, besoknya para warga pun mengadakan acara untuk melakukan penanaman pohon didesa ini, semua warga hadir diacara tersebut karena mereka tak sabar untuk menanam pohon didesa mereka lalu pak Handani memulai acara penanaman pohon didesa. Setelah itu mereka berterima kasih kepada orang-orang uang sudah memberikan bantuan-bantuan tersebut. Setelah bertahun-tahun desa ini pun menjadi desa yang sejuk dan nyaman. Sudah banyak pohon yang tumbuh didesa ini, sudah tidak terjadi longsor dan banjir lagi, ini adalah hasil kerja sama para warga Desa Pelangi untuk menanam pohon didesa ini

PLASTIK MONSTER DUNIA (Lutfiyah Nadira Zahra) Tepat Hari ini Aku, Alan, dan Cintya, mengerjakan tugas kelompok yang diberi kesempatan satu minggu untuk mengerjakannya. kami mendapatkan tugas untuk melakukan observasi yang berhubungan dengan limbah plastik, kami sama sekali belum mengetahui apa-apa dari tugas observasi ini dan kami memiliki rencana untuk mencari basic awal dari tugas ini, kami bersepakat mendiskusikan tugas ini di rumah Alan. aku menghubungi cintya dan berencana untuk berangkat bersama, cintya mengiyakan untuk bersama sama kerumah alan dan akhirnya aku pun menjemput cintya dan kami segera menuju rumah alan, setibanya di rumah alan, kami melihat alan sudah mulai mencari sedikit demi sedikit mencari tentang observasi tersebut. dalam beberapa jam saja kami sudah mendapatkan hasil pencarian dari besarnya bahaya sampah plastik berbanding lurus dengan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari, bahkan sulit sekali dihindari penggunaan produk dari bahan plastik ini.kami juga sempat membaca artikel artikel tentang hal tersebut, tetapi masih sangat sedikit jika ingin dijadikan makalah observasi. Waktu pun terus berjalan kami masih belum menemukan apa apa untuk dijadikan makalah, semuanya memutar otak agar observasi ini selesai dalam waktu satu minggu. Dan saat semuanya terdiam tiba tiba cintya mengusulkan ide yang terlintas di pikirannya, ‘kenapa kita nggak langsung aja turun ke daerah yang mengalami peristiwa yang sama seperti tugas kita ini, emang lebih enaknya si kalo kita langsung menanyai orang yang sudah pernah mengalami peristiwa seperti ini’, ucap cintya. ‘iya juga ya, kenapa kita gak langsung penelusuran aja, daripada kita mencari di internet yang belum tentu itu nyata terjadi bisa aja dibuat buat kejadiannya’,sambung alan. ‘yauda kalo itu bagusnya, aku sih setuju setuju aja, tapi sumpah aku gak kepikiran sampe situ loh,ucapku. ‘jadi gimana nih, pada setuju semua kan’,ucap alan untuk menyakinkan penelusuran ini. Tidak terasa adzan magrib pun berkumandang,jam

menunjukkan setengah tujuh malam, kami segera mengambil wudhu untuk melaksanakan solat. Setelah membereskan sajadah dan melipat mukenah yang kupakai solat tadi, aku mendengar hp ku berbunyi, dan aku segera mengambilnya didalam tas, ternyata itu ibu ku yang menelpon, ibu menanyakan apa tugas yang kukerjakan dari siang tadi sudah selesai, jika belum ia menyuruhku untuk melanjutkan besok lagi, dan memintaku untuk segera pulang, dan aku pun bergegas memberesi barang barangku, aku juga mengantar cintya ke rumah nya terlebih dahulu. Keesokan harinya, kami berkumpul seperti kemarin di rumah alan, dan menentukan desa mana yang akan dikunjungi untuk penelusuran. Desa yang kami datangi ini memerlukan waktu sekitar 15 menit dari rumah alan, cukup jauh bukan, tapi itulah desa yang terdekat. Sebelum pergi kami menyiapkan bekal untuk dimakan disana nanti, sengaja kami belum membawa apa apa untuk observasi, karena niat kami hari ini hanya ingin memantau desa itu saja, Selebihnya kami akan lakukan di esok hari. Alan : Di sini tempatnya masih sangat asri sekali ya Cintya : Iya sangat tidak mungkin sekali jika desa seasri ini mengalami banjir Aku : Biasanya desa yang asri belum tentu desa tersebut bebas dari banjir, apalagi jika sekarang untuk melakukan kegiatan gotong royong hampir punah Alan : Sudah-sudah daripada kita salah paham mengenai desa yang asri tapi kebanjiran, alangkah baiknya jika kita langsung saja bertanya ke warga desa di sini. Kami berjalan sambil menelusuri lebih dalam lagi desa ini, sambil melihat kekanan dan kekiri pemandangannya, dan waw kami melihat ada sebuah pantai didalam desa ini yang dekat sekali dengan pemukiman warga bahkan hanya berjarak sekitar 5 meter dari rumah warga di desa ini. Kami melihat banyak sekali anak anak yang bermain dipinggir pantai entah itu anak anak dari desa ini ataupun dari desa lain, ada juga ibu ibu yang sedang mengobrol santai didepan rumah mereka. ingin sekali rasanya kami bertanya

tentang hal mengenai desa ini tapi kami belum menyiapkan pertanyaan apa yang akan kami tanyakan ke warga desa ini nanti. Aku : sepertinya tugas penelusuran kita tidak bisa selesai hanya dengan satu hari ini saja, kita juga belum mendapatkan hasil wawancara dari desa ini Alan : Gimana kalau besok kita kembali lagi kesini dan mempersiapkan peralatan yang lebih lengkap, agar hasilnya memuaskan dan kelompok kita mendapatkam nilai yang bagus Cintya : Ide bagus tu, aku setuju kalau besok saja melakukan wawancaranya. Kami bertiga memutuskan untuk pulang, tapi sebelum itu kami melakukan pembagian tugas . Aku bertugas membawa perlengkapan untuk wawancara seperti, buku, pena dan dll. Alan, membawa kamera untuk dokumentasi wawancara, dan Cintya bertugas mempersiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan besok ia juga bersedia untuk menjadi pewawancaranya. Cintya : Saat pertama kali aku melihat desa ini terutama pantainya, otak ku langsung menimbulkan pertanyaan pertanyaan yang menarik . Aku : bagus lah kalau begitu, kita nggak kesusahan lagi untuk mencari pertanyaan Alan : setuju banget gua ama lu cin, jadi besok jam berapa nih berangkatnya?, gua saranin sih lebih pagi dari hari ini, apalagi besok weekend, pasti banyak orang orang kesini untuk liburan . Aku : jam 6 kita otw dari rumah?gimana mau gak, lumayan juga loh dari rumah alan kesini, bisa bisa keduluan ama orang yang mau liburan ke pantai ini. Cintya : gue sih ngalur aja, mau jam berapa aja gue bisa Alan : gue juga ngalurin kalian aja Tepat hari ini jam 6 pagi yang masih belum terlalu terang, kami sudah berada diatas motor untuk menuju desa itu, kami membawa 1 kendaraan, Aku dan Cintya berboncengan dan alan membawa motornya sendiri. Tidak terasa dari

yang masih gelap kini mulai terlihat terang, perjalanan yang kami tempuh selama 15 menit tadi akhirnya telah berakhir. Kami dengan cepat mencari warga yang akan diwawancarai, 3 pertanyaan telah kami siapkan. Aku : Permisi bu, boleh minta waktunnya sebentar Bu ina : iya nak, ada apa ya? Aku : sebelumnya kami dari SMA Kusuma Bangsa bu, ingin menyelesaikan tugas observasi kami, kalo ibu gak keberatan boleh minta waktunya gak bu untuk menjawab 3 pertanyaan yang telah kami siapkan. Bu ina : iya boleh nak, ibu juga lagi gak ada kerjaan nih. Aku : silahkan Cintya, dimulai pertanyaannya dan alan jangan lupa direkam bukti dokumentasinya. Cintya : okee bu saya mulai ya, apa yang menyebabkan desa ini sering mengalami kebanjiran bu? padahal disini terlihat masih sangat asri sekali Ibu ina : ibu izin menjawab ya nak, disini memang masih sangat asri bahkan tidak ada sampah apapun disekitaran rumah warga, yang menyebabkan banjir itu ada di pantainya, terutama sampah plastik yang membuat aliran air tidak mengalir sehingga menyebabkan banjir,bahkan sering kali masyarakat di desa ini melakukan gotong royong membersihkan sekitaran pantai, tapi tetap saja orang yang liburan ke pantai ini membuang sampah sembarangan. Cintya : lanjut ke pertanyaan kedua ya bu, kenapa didesa ini tidak ada program pemanfaatan sampah bu, daripada sampah sampahnya dibuang begitu saja lebih baik dijadikan sesuatu Bu ina : nah nak itu yang saat ini sedang kami perbincangkan, kami ingin sekali membuat sesuatu dari sampah sampah ini, tapi belum ada kesetujuan dari kepala desa. Cintya : oke bu, lanjut ke pertanyaan terakhir, kalo pada saat terjadi banjir, apa dampak yang dialami warga disini bu

Bu ina : banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari bencana ini seperti, penyakit kulit yang diderita anak anak, bau air yang tidak sedap, dan pada saat banjir jarang sekali kami bisa menemukan air bersih. Cintya : sangat memprihatikan sekali ya bu, kalo tidak segera di tindak lanjuti bisa bisa dampak negatif nya semakin banyak. Bu ina : ya begitulah nak kira kira, kami disini tidak bisa berbuat banyak hanya bisa menunggu bantuan dari pemerintah. Setelah kami mewawancarai bu ina kami meminta izin agar hasil dari wawancara ini kami jadikan makalah, dan kami juga berterimakasih atas waktu yang telah bu ina luangkan untuk kami. Alan : bu makasih banget ya bu udah mau bantuin tugas kita dengan menjawab pertanyaan pertanyaan tadi, maaf kalo kami mengganggu waktu ibu. Bu ina : gapapa kok ibu juga lagi gak ada kerjaan apa apa, ibu malah merasa senang bisa masuk kamera kalian, hehehe.... Ternyata setelah wawancara ini kami baru menyadari jika sampah plastik itu sangat sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar terutama bagi masyarakat, tidak ada sedikit pun dampak positif dari membuang sampah sembarangan. Akhirnya kami memutuskan untuk mengakhiri penelusuran kami hanya sampai disini, dokumen dan makalah yang telah disimpan tadi akan dikumpulkan .

REIHAN SI TUKANG ASAP (Naurah Syakira Kanisyah) Di sebuah kota yang indah ada seorang remaja laki-laki yang bernama Reihan, berumur sekitar dua puluh tahunan. Reihan adalah seorang mahasiswa di Universitas Mitra Pratama. Reihan dikenal sebagai orang yang sangat nakal, suka balap liar dan sering membuat keributan. Sore ini ia berniat untuk menemui teman-temannya di tempat biasa yang mereka jadikan tempat berkumpul. Terletak di pinggiran kota besar. Saat ini Reihan sedang bersiap-siap, lalu ia berjalan dan menaiki sepeda motornya dan pergi ke tempat itu. Tak butuh waktu lama Reihan pun datang, ia segera masuk ke dalam sana ia menghampiri teman-temannya, Reihan pun berkata “Hai bro, apa kabar?,” sapa Reihan dengan ramah. Salah satu temannya pun menjawab “Baik.” Reihan pun duduk di bangku yang ada di sana, lalu bertanya pada temannya yaitu Rico “Bagaimana rencana kita malam nanti?,” Rico pun menjawab “Tenang saja semuanya sudah disiapkan,” seru Rico. Berjam-jam mereka mengobrol akhirnya mereka saling berpamitan dan pulang. Saat Reihan tiba di rumah dia langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa menyapa Bapaknya yang sedang duduk di ruang keluarga. Melempar jaket ke sembarang arah dan Reihan pun merebahkan tubuhnya ke kasur lalu memainkan Handphonenya sampai ke tiduran. Sore pun berganti malam, ia terbangun dari tidurnya dan melihat jam yang menunjukkan pukul setengah delapan malam, ia segera bersiap-siap makan lalu setelah makan dia membersihkan dirinya sebelum berangkat. Dia menaiki sepeda motornya lalu berangkat ke lokasi yang sudah ditentukan oleh mereka tadi sore. Di jalan tanpa hambatan dia sampai tepat waktu, Reihan langsung menemui teman-temannya ia mendekati segerombolan remaja di bawah pohon tua dan besar, “Bagaimana, kalian sudah siap belum?” kata Reihan. Teman-temannya pun menjawab “Sudah, kita akan mulai balap

motor jam sepuluh malam nanti, sekarang masih jam setengah sembilan masih ada waktu untuk kita bersiap-siap.” Mereka pun memanfaatkan waktu untuk mengecek kendaraan mereka yang akan dipakai saat balap motor nanti mereka akan melakukan balap liar malam ini. Sebentar lagi lomba akan dimulai. Tinggal waktu lima belas menit lagi dan mereka akan mulai. Mereka segera berbaris mencari posisi balap, Reihan berada di barisan paling depan. Hitungan dimulai dari tigaa, duaa, satuu, priiit peluit berbunyi orang dan motornya pun langsung melaju dengan kecepatan tinggi tanpa takut mereka melewati orang yang lalu lalang tanpa salah. Suara knalpot yang sangat bising sangat mengganggu pendengaran orang sekitar yang sedang istirahat, tak ada kata sopan santun untuk mereka, tidak peduli apa yang dibicarakan orang lain. Selain bunyi knalpot yang sangat keras, asap yang ditimbulkan oleh knalpot mereka pun sangat banyak hingga mengganggu penglihatan orang lain dan asapnya pun dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Serta karbon dioksida yang ditimbulkan asap kendaraan mereka dapat menyebabkan pencemaran udara. Yang akibatnya akan merugikan manusia serta makhluk hidup yang ada di bumi. Tak lama perjalanan mereka, hampir mencapai garis akhir atau garis finis. Tinggal sekitar dua meter lagi Reihan pun sampai, ia sampai pertama ke garis finis di susul oleh temannya Rico, lalu musuhnya yaitu yang mengajak reihan untuk balap liar. Jika Reihan sampai paling awal ke garis finis yang artinya Reihan yang memenangkan lomba balap liar yang sangat tidak patut di tiru. Reihan menerima hadiah uang tunai sebesar 15 juta, uang itu di bagi untuk teman-temanya dan sisanya ia gunakan untuk memodifikasi motornya. Reihan pun pulang ke rumah, saat sampai di rumah, dia langsung melengos masuk ke dalam kamarnya tapi saat ingin membuka pintu kamarnya Bapaknya langsung bertanya “Nak, dari mana kamu, kenapa pulang sangat larut?” kata Bapaknya dengan nada lembut, iya Reihan pulang sekitar jam 1 malam, dia sempat mengobrol dulu dengan teman-temannya lalu ke pulang ke rumah. Reihan pun menjawab “Biasa dari balap liar” jawab Reihan dengan ketus. Bapaknya pun menjawab “Ya ampun nak, kan sudah Bapak bilang tidak

boleh balap liar, itu sangat bahaya. Apalagi asap kendaraan motor yang kamu pakai, itu sangat mengganggu pengendara lain.” Jawab Bapaknya yang sangat sabar menghadapi anak yang sangat nakal dan tidak sopan itu. “Tak apa pak yang penting Reihan bahagia dan bisa mendapatkan uang.” jawabnya tak tahu malu, walaupun Reihan berasal dari keluarga yang sangat kaya raya ia tidak mau membebani orang tuanya, tapi cara Reihan untuk mendapatkan uang itu salah, karena balap liar bisa membahayakan dirinya sendiri dan juga orang lain tanpa ia sadari akan hal itu. Tapi di balik sifatnya yang sangat nakal, ia memiliki hati yang sangat lembut banyak orang yang tidak menyangka dengan sifatnya yang satu ini, walaupun kadang ia suka membantah omongan orang tuanya ia sangat menyayangi orang tuanya. Katanya sih dia ingin membalas atas apa yang telah hampir seperempat umurnya ini, cicit Reihan. Besok ia akan berangkat ke kampus pagi-pagi. Karena sudah sangat malam ia pun tidur. Pagi pun datang, ayam berkokok di pagi buta yang sangat sejuk, dengan embun yang sedikit tebal hampir menutupi pemandangan yang sangat indah. Kini alarm berdering untuk yang kedua kalinya Reihan baru bangun dan sadar dari alam mimpinya. Ia bangun lalu mandi setelah itu dia bersiap-siap. Reihan sangat malas untuk datang ke kampusnya, rasanya ia ingin bolos kuliah saja. Ia sarapan lalu berpamitan pada bapaknya dan langsung saja ia berjalan dan menaiki motor kesayangannya. Reihan sampai di kampus ia melihat banyak orang yang baru juga sampai, ia memarkirkan motornya itu. Setelah itu ia menuju ruangannya. Tak terasa kelasnya sudah selesai ia segera pulang ia segera pulang ke rumahnya dan beristirahat karena katanya ini hari yang sangat melelahkan bagi Reihan. Dua Minggu berlalu. Ia akan mengikuti balap liar lagi. Malam ini akan di mulai. Sore berlalu malam pun tiba ia tengah bersiap-siap mengecek kendaraannya, balap pun di mulai mereka tengah mencari posisi untuk balap. Gengnya Reihan akan bertanding dengan musuhnya yang waktu itu. Balap di mulai dari hitungan ke tiga, dua, satu, priiit peluit di bunyikan. Reihan melaju

sangat cepat tidak peduli dengan yang lain. Ia melaju meninggalkan jejak asap knalpot motornya yang sangat tebal sehingga mengganggu pengendara lain, bahkan sampai ada yang batuk-batuk. Reihan tidak peduli dengan nyawanya yang terpenting saat ini ia ingin memenangkan perlombaan ini karena menyangkut harga diri Karena melaju sangat cepat tanpa sadar di depannya terdapat lubang yang agak besar, Reihan tidak dapat menghindar, dia terjatuh ke jalan. Serpihan- serpihan motornya berserakan di mana-mana, Reihan pun tidak sadarkan diri. Belum ada teman-temannya yang tahu, mereka tertinggal sangat jauh. Tak berselang berapa lama salah satu temannya pun datang, ia melihat seorang laki- laki yang tergeletak di jalan. Temannya mendekati pria itu, sepertinya dia mengenali laki-laki, “Laki- laki itu kenapa mirip sekali dengan Reihan,” dia syok, lalu orang itu menelepon teman-temannya yang lain untuk segera datang ke lokasi. Lalu salah satu temannya yang membawa mobil langsung membawa Reihan ke dalam mobil di bantu oleh yang lain, mereka segera membawa Reihan ke rumah sakit. “Terima kasih nak, sudah membawa Reihan ke rumah sakit dengan cepat, bapak tidak tahu jika Reihan terlambat di bawa ke rumah sakit” ucap bapaknya yang sedari tadi cemas. Rico pun menjawab “Sama-sama pak, kalau begitu kami semua pamit dulu, biarkan Reihan istirahat.” Ucap Rico dengan sopan. “Baiklah hati-hati di jalan nak,” kata Bapak Reihan. Dua hari berlalu Reihan sudah di perbolehkan pulang ke rumah. Sampai di rumah, dia segera mendudukkan badannya di kursi dan berkata “Bapak maafkan Reihan, Reihan tidak akan mengulanginya lagi,” ucap Reihan penuh penyesalan dalam dirinya. Bapaknya pun menjawab “syukurlah kamu sudah sadar nak, semoga kamu tidak akan mengulanginya lagi nak”,ucap Bapaknya penuh harapan kepada sang anak. Mereka pun saling bermaafan dan berpelukan dan Reihan pun memulai hidup yang bermakna dan bahagia.

SUNGAI BERSIH BANJIRPUN PERGI (Aulia Janever Charolin) Pada suatu sore Aku dan temanku yang bernama Devan kami prgibersepeda untuk sekedar berkeliling di sekitar desa trikala ini. Saat di perjalanan kami melihat sungai yang kotor dan begitu banyak sampah yang mengambang seperti sampah plastik, sampah botol, dan daun-daun. \"eh... Van Aku pikir sungai ini kok banyak sampahnya sekarang ya?\" tanyaku kepada Devan \"iya Cha ini pasti banyak orang-orang yang membuang sampah kesungai\" jawab Devan. Tiba-tiba di hulu sungai kami tidak sengaja melihat seorang bapak bapak yang sedang membuang sampah di sungai, kami berduapun menghampiri bapak bapak tersebut \"hei pak kenapa membuang sampah di sungai? kan sungainya jadi kotor\" tanya Devan \"iya nih pak ini dapat menyebabkan banjir yang merugikan diri sendiri dan orang lain\" Tambahku \"ahh... kalian anak kecil tau apsih, kalau gak dibuang disungai ya dimana lagi\" Jawab bapak bapak tersebut dengan ketus dan kemudian bapak bapak tersebut pergi meninggalkan kami tanpa alasan yang jelas. Akibat dari ulah orang orang yang tidak bertanggung jawab seperti ini, sungai ini nampak seperti tempat sampah yang keruh dan menimbulkan bau yang tidak sedap banjir pun dapat terjadi kapan saja apalagi saat hujan deras bukan hanya banjir sungai yang kotor juga bisa menjadi bibit penyakit. \"Van gimana kalau kita mengusulkan acara gotong royong kepada pak RT agar mengajak warga yang lain juga untuk membersihkan sungai di desa ini\" ajakku kepada Devan \"baiklah aku setuju Cha, tapi kita kesana sebaiknya besok saja, setelah pulang sekolah karena ini sudah terlalu sore lebih baik kita pulang\" jawab devan \"oke Van\" Jawabku sambil mengacungkan jempol kepada devan setelah itu kami pulang kerumah masing-masing. Besok pun tiba pada pagi hari sebelum sang surya menampakkan sinarnya Aku menjalani kewajiban kita sebagai umat islam yakni melaksanakan

sholat subuh sebelum berangkat ke sekolah, setelah itu Aku berpamitan kepada kedua orangtua ku karna di depan sudah ada Devan yang menunggu kami pergi menggunakan sepeda yang hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari rumah ke sekolah. Sampai disekolah kami memasuki ruang kelas guna untuk menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, setelah beberapa jam pelajaran dan istirahat bel pulang pun bebunyi kamipun berhamburan keluar kelas untuk pulang.ebelum pulang kerumah Aku dan Devan pergi kerumah pak RT terlebih dahulu untuk mengusulkan kegiatan gotong royong, saat sampai dirumah pak RT kami berduapun menyampaikan maksud kami dan menceritakan tentang banyaknya sampah sampah yang menumpuk di sungai desa trikala ini. \"jadi bagaimana pak apakah setuju untuk melakukan kegiatan gotong royong\" usulku kepada pak RT \"iya pak dan bapak juga harus memberikan himbauan kepada warga agar tidak membuang sampah ke sungai lagi\"tambah Devan\" baiklah saya setuju kegiatan gotong royong akan dilaksanakan dua hari lagi, dan bapak akan berkeliling dulu untuk memberitahu warga yang lain agar membawa alat yang kiranya berguna untuk kegiatan gotong royong nanti\" jawab pak RT \"baiklah pak terimakasih kalau begitu kmi pulang dulu jawabku dan devan setelah itu kamipun pulang kerumah. Dua haripun berlalu hari ini adalah hari dimana kami dan para warga akan membersihkan sungai kamipun berbondong-bondong menuju sungai yang akan dibersihkan, tapi sebelum itu pak RT membentuk kelompok- kelompok yang dimana akan bekerja sesuai dengan tugasnya masing masing kelompok 1 bagian hulu, kelompok 1 bagian hilir, kelompok 3 bagian tengah, kelompok 4 bertugas mengumpulkan sampah-sampah, dan ibu ibu membuat makanan dan minuman yang akKegiatan gotong royong pun dimulai kami dan para warga Membersihkan sungai dengan sungguh sungguh dan penuh semangat tanpa terasa setelah beberapa jam akhirnya sungaipun sudah bersih airnya pun sudah mengalir deras. dan disisi lain terlihat lah tumpukan sampah yang sangat banyak hanya tinggal menunggu truk sampah untuk mengangkutnya, tidak lama

setelah kegiatan gotong royong selesai datanglah para ibu ibu yang membawa makanan dan minuman kamipun memakan makanan tersebut dengan semua warga yang ikut membersihkan sungai.an dimakan setelah semua pekerjaan selesai. Akhirnya sungai ini jadi bersih lagi dan enak dilihat yah Van, ga sia-sia kita melakukan kegiatan gotong royong\" ungkapku kepada Devan \"iya dong kita gitu hehe\" jawab Devan di sertai kekehan. Dengan kegiatan ini semoga dapat mencegah bencana banjir di desa ini dan gotong royong hari inipun selesai, tapi seblum itu pak RT memberikan peringatan agar tidak membuang sampah ke sungai lagi dan menaruh poster peringatan setelah pengumuman tersebut kami dan para warga pulang kerumah masing-masing. Semoga kedepannya para warga menyadari bahwa membuang sampah sembarangan akan berdampak pada makhluk hidup dan lingkungan, dan betapa pentingnya menjaga kebersihan sungai agar terhindar dari bencana banjir saat musim hujan tiba manusia juga harus menyadari bahwa lingkungan hidup yang menjadi tempat tinggalnya harus dijaga dengan baik dan bijak.

SEDIKIT CERITA DARI JALANAN (Saskia Ayu Lestari) Di siang hari yang terik, ada dua anak kembar yang bernama Leo dan Lea. Mereka berdua sedang menduduki bangku SMP di kota Sakarta. Setiap pulang sekolah Leo dan Lea selalu di jemput oleh sopir pribadinya dengan menggunakan mobil Saat jam pulang sekolah, Leo dan Lea selalu menunggu sopirnya di depan gerbang sekolah. Lea akan menggerutu jika sang sopir telat menjemput. Lea sangat tidak senang jika harus berdiri lama di bawah teriknya sinar matahari. “kenapa lama banget sih ngejemputnya” ucap Lea. Leo yang sedang melamun pun tersentak saat mendengar sang adik menggerutu. Leo pun langsung menenangkan sang adik “sabar Lea, bentar lagi juga sopirnya datang” Ucap Leo. Sembari menunggu sang supir, Leo memperhatikan jalan sekitar yang cukup padat. Di jalan Leo melihat banyak sekali kendaraan-kendaraan seperti mobil, motor, bis dan angkot. Kendaraan-kendaraan itu mengeluarkan asap kendaraan yang cukup banyak hingga membuat udara di sekitar jalan menjadi kotor. Udara yang kotor akibat asap kendaraan membuat Leo sedikit risi, begitu pun dengan Lea, udara yang kotor dan panasnya terik matahari membuat Lea ingin cepat- cepat pulang kerumah nya. Tiba-tiba ada satu motor metik yang dengan sengaja mengegas motornya sehingga mengeluarkan asap knalpot yang sang banyak. Asap knalpot itu membuat udara jalan yang kotor semakin kotor dan membuat pejalan kaki di sekitar jalan batuk, tentu saja hal itu membuat Leo dan Lea kesal. “Pak sopirnya mana sih?” ucap Lea dengan nada kesal. “coba kamu telepon sopirnya” kata Leo. Lea yang mendengar perintah sang kakak pun langsung mengiyakannya. Lea langsung mengeluarkan handphone dari saku bajunya dan langsung menelepon sang sopir. Tapi sang sopir tidak kunjungan menjawab panggilan telepon dari Lea. “ngga di angkat ya?” tanya Leo. “iya” jawab Lea dengan singkat. Melihat

tingkah laku dan raut wajah Lea membuat Leo sadar bahwa suasana hati sang adik sedang buruk. Kebetulan didepan gerbang sekolah ada satu kursi taman yang kosong. Leo mengajak Lea untuk duduk di kursi taman itu dan Lea menerima ajakan Leo. Mereka berjalan menuju kursi taman. Dua anak kembar itu mengobrol membahas tugas-tugas sekolah, tiba-tiba Lea membahas masalah polusi udara. “Leo kamu tahu tidak kalau tingkat polusi udara di negara kita sangat tinggi?” tanya Lea. “tidak, aku tidak tahu” jawab Leo. Mendengar jawaban Leo Itu pun, Lea langsung menjelaskan masalah udara yang ada di negaranya itu. “sini biar aku jelaskan. Nah negara kita ini menempati peringkat ke-17 dengan polusi udara terburuk di dunia” jelas Lea. Mendengar penjelasan Lea itu membuat Leo sedikit terkejut karena ia baru mengetahui bahwa negaranya menempati peringkat ke-17 dengan polusi udara terburuk di dunia. “Lea kamu tahu itu dari mana?” tanya Leo. “tahu dari internet ” jawab Lea Tiga menit berlalu. Tidak disangka ternyata sopir Lea dan Leo sudah tiba. Lea dengan semangat langsung berlari kecil menghampiri mobilnya dan Leo berjalan di belakang Lea. Tiba-tiba ada segerombolan anak muda yang mengendarai motor, motor-motor itu mengeluarkan suara yang sangat berisik dan motor-motor itu juga mengeluarkan asap knalpot yang sangat banyak sehingga membuat pengendara motor yang lain terganggu. “dasar orang kurang kerjaan, aku doain semoga motornya rusak” ketus Lea. Leo hanya menggelengkan kepalanya mendengar perkataan sang adik. Leo juga sangat kesal dengan segerombolan anak muda tadi karena mengeluarkan asap knalpot yang banyak dengan sengaja, hal itu yang membuat udara menjadi tercemar, Leo juga sadar Jika ia setiap pergi dan pulang sekolah selalu menggunakan kendaraan mobil, walaupun mobilnya jarang mengeluarkan asap tapi Leo sadar bahwa asap kendaraan yang keluarnya sedikitpun bisa meningkatkan polusi udara. Leo berencana mengajak Lea untuk pergi sekolah dengan membawa sepeda. Lagi pula jarak antara rumah Leo dan Lea dengan

sekolah tidak terlalu jauh. Tapi Leo juga masih tidak yakin dengan rencananya itu. Selama di perjalanan Leo hanya mengamati sekitar Jalan Raya dari kaca mobilnya. Sepanjang jalan raya Leo jarang sekali melihat orang yang mengendarai sepeda, kebanyakan yang Leo lihat adalah motor, mobil, angkot, truk dan kendaraan yang lain. Tiba-tiba Leo terpikir, kenapa negaranya ini menempati peringkat ke-17 dengan polusi udara terburuk di dunia dan apa saja penyebab polusi udara. Leo ingin segera sampai di rumahnya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang permasalahan polusi udara. 10 menit pun berlalu, akhirnya mereka telah sampai di rumah. Leo dengan tergesa-gesa masuk ke rumah dan menaiki tangga lantai 1 untuk menuju kamarnya. Iya langsung membuka pintu kamarnya dan memasuki kamarnya Leo langsung meletakkan tasnya di atas kasur dan membuka sepatu serta kaos kakinya. Setelah meletakkan barang-barangnya ia langsung duduk di kursi meja belajarnya dan membuka laptop miliknya. Dengan cepat Leo mencari artikel yang membahas tentang polusi udara. Leo menemukan satu artikel yang ia rasa sangat pas dengan apa yang sedang ia cari. Tanpa pikir panjang Leo langsung membuka artikel itu. Ternyata isi artikel itu sama seperti yang Lea katakan tadi, bahwa negaranya menempati peringkat tertinggi ke-17 di dunia. Artikel itu juga menyebutkan bahwa kota Sakarta kembali menjadi kota terpadat pertama yang paling berpolusi di negara itu. Artikel itu juga menjelaskan penyebab-penyebab terjadinya polusi udara. Antara lain yaitu transportasi atau kendaraan. Asap kendaraan bermotor mengandung sulfur sulfur dioksida yang merupakan satu dari enam polutan penyebab pencemaran udara akibat dari polusi udara yaitu memicu terjadinya gangguan pernapasan, seperti asma, ISPA dan kanker paru- paru. Setelah membaca artikel itu Leo terpikir sesuatu. Bagaimana caranya untuk mengurangi polusi udara. Saat Leo sedang asyik berpikir tiba-tiba Lea memasuki kamar Leo. “lagi ngapain?” Tanya Lea. Leo sontak terkejut tiba-tiba saja ada

orang yang berbicara dengannya. “LEA!!! Kebiasaan banget buat orang kaget!” ucap Leo dengan nada kesal. “ya maaf” kata Lea. Lea yang melihat layar laptop Leo pun langsung memahami apa yang sedang Leo lihat. “Oh.. Lagi baca artikel polusi udara ya, ngapain kamu baca itu?” Tanya Lea. “iya, aku cuma ingin tahu aja” jawab Leo. “Lea gimana kalau kita besok pergi ke sekolahnya pakai sepeda saja?” Ajak Leo. Lea yang mendengar ajakan sang kakak pun sedikit terkejut. “ha? Kamu serius Leo?” tanya Lea. “iya aku serius, kamu mau kan? Nanti aku traktir deh”. Tadinya Lea ingin menolak tapi karena Leo akan mentraktir Lea akhirnya Lea pun mau. “yaudah deh aku mau”. Mendengar jawaban Lea itu membuat Leo senang. Lea sedikit bingung. Kenapa Leo ingin berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda. Lea yang sangat penasaran itupun langsung bertanya kepada Leo. “Leo kenapa kamu ingin berangkat ke sekolah menggunakan sepeda?” tanya Lea. “jadi gini, menurut artikel yang aku baca negara kita menepati peringkat ke-17 dengan polusi udara terburuk didunia, kamu pasti udah tahu. Nah kota kita juga kembali menjadi kota terpadat dan berpolusi” jelas Leo. Lea mendengar kan penjelasan sang kakak dengan saksama. “nah aku mengajak kamu pergi kesekolah naik sepeda biar bisa mengurangi polusi udara” lanjut Leo. “Wah Leo kamu keren” puji Lea. Besoknya Leo dan Lea sudah siap untuk pergi kesekolah. Mereka berdua berjalan menuju garasi. Mereka mengeluarkan sepedanya masing-masing dari garasi. “sudah siap Lea?” tanya Leo. “ya, aku siap” jawab Lea. Tanpa pikir panjang Leo dan Lea langsung menggayuh sepeda mereka masing-masing. Selama di perjalanan, mereka tidak melihat adanya orang yang menggunakan sepeda. Tiga menit pun berlalu. Tiba-tiba di persimpangan yang tidak jauh dari lokasi Leo dan Lea ada sekumpulan orang yang jumlahnya sekitar seratus orang yang sedang mengendarai sepeda. Melihat orang-orang itu membuat Leo dan Lea sedikit bingung. “eh, tumben sekali ada orang yang mengendarai sepeda, jumlah mereka juga sangat banyak” ucap Lea. Leo juga heran kenapa ada banyak orang yang mengendarai sepeda, biasanya juga tidak ada orang yang

mengendarai sepeda. Tapi hal ini membuat Leo sedikit senang karena hal ini bisa membantu untuk mengurangi polusi udara yang ada di kotanya itu.

SURGANYA LAUT (Septia Ramadani) Di sore hari Aku, Leo, dan Azka sedang berkumpul di Cafe Latte. Kami memesan makanan dan minuman, tak lama kemudian makanan dan minuman yang kami pesan pun sampai, kami menyantap makanan yang kami pesan sambil berbincang-bincang kecil. Tiba-tiba Leo mengajak Aku dan Azka untuk berlibur ke pantai gong yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal kami “Eh gimana kalau minggu depan kita bertiga pergi ke pantai gong, Aku dengar pantai gong itu pemandangannya indah dan suasananya menenangkan,” tanpa berpikir panjang Aku dan Azka langsung menyetujui ajakan Leo. Lalu Aku berkata “Nanti satu hari sebelum kita berangkat Aku akan menyiapkan barang-barang yang akan kita bawa ke pantai gong nanti.” Hari keberangkatan kami pun tiba, pukul 06.10 WIB Aku sudah bersiap, Aku mengambil tas dan menunggu Azka menjemputku di depan rumahku. Tak lama kemudian Azka datang untuk menjemputku. Kami berdua pun berangkat ke rumah Leo terlebih dahulu, setelah tiba di rumah Leo kami pun mengumpulkan barang dan tas yang kami bawa untuk di letakkan ke dalam bagasi mobil milik Leo. Leo pun meletakkan barang-barang dan tas di bagasi mobil miliknya. Setelah semuanya siap kami pun berangkat menggunakan mobilnya Leo dan Leo yang menyetir, kami berangkat sekitar pukul 07.15 WIB. Selama di perjalanan kami mengobrol, menyanyi, dan bercanda. Tak lupa kami membeli makanan ringan untuk mengisi perut di perjalanan. Satu jam berlalu, akhirnya kami sampai di pantai gong. Leo pun memarkirkan mobilnya di tempat parkir lalu Leo dan Azka mengeluarkan barang-barang dan tas dari bagasi mobil. Sementara itu Aku membeli tiga botol minum air putih dingin di warung yang tidak jauh dari pantai gong, setelah membeli itu aku pun kembali ke tempat dimana Leo memarkirkan mobilnya, lalu aku menghampiri mereka berdua “Eh ini Aku beli air minum buat kalian” kata Aku, “Kebetulan nih lagi haus, minta dong satu” kata Azka, “Iya nih, keknya segar banget itu

minum nya” sambung Leo. “Nih ambil, satu orang satu ya” kata Aku, lalu Leo dan Azka pun mengambil air putih dingin yang sudah Aku belikan dan meminumnya. Sekitar lima menit kami mengobrol sebentar, selesai mengobrol kami melanjutkan kegiatan kami, Leo dan Azka melanjutkan untuk mengeluarkan barang-barang dan tas yang kami bawa untuk ke pantai gong, setelah semuanya selesai kami pun berjalan ke pantai gong dengan rasa gembira. Saat kami sudah berada di pantai gong kami bertiga terkejut melihat pinggiran pantai di penuhi sampah-sampah, kami sempat terdiam sesaat karena pantai gong tidak seindah yang di katakan Leo. “Leo kamu bilang pantai gong itu tempatnya bagus, tapi kok banyak sampah” kata aku, “Aku juga gatau kenapa bisa banyak sampah,” kata Leo. “Leo, sebelum kamu mengajak kami kesini kamu cari tau tempatnya dulu enggak sih?” ucap Azka dengan nada kesal. Leo yang mendengar Azka berkata dengan nada kesal pun membuat Leo sedikit emosi. Lalu Leo menjawab dengan ketus “Tentu saja Aku cari tau dulu, kata temanku juga pantai gong itu tempatnya bagus kok!” jawab Leo, “Mana buktinya? Kamu liat kan pantai gong ini sekotor apa?” kata Azka, “Sudah jangan ribut ga baik, gimana kalau kita bersihin aja ini pantainya?” kata Aku, “Bagus juga tuh ide kamu” kata Leo, “Setuju!” kata Azka. Setelah membuat keputusan untuk membersihkan pantai gong, Aku menyuruh Leo dan Azka untuk mencari kantong yang akan di gunakan untuk mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan di pantai gong ini. Tak lama kemudian Leo dan Azka kembali dengan membawa tiga kantong, kami pun mulai memunguti sampah yang berserakan di pantai selama kami memunguti sampah, kami banyak mendapatkan sampah plastik, sampah kaca, dan sampah yang lainnya. Tiga puluh menit berlalu, akhirnya kami selesai membersihkan pantai gong ini dan kami berhasil membuat pantai gong ini menjadi indah kembali, sampah di sekitar pantai gong juga sudah tidak ada lagi. Sesudah membersihkan pantai gong kami pun memutuskan untuk istirahat sekitar dua puluh menit, saat istirahat kami memakan sedikit cemilan, kami juga mengobrol dan bercanda, tiba-tiba Azka mengajak kami berdua untuk bermain banana boat dan scuba diving, “Kita

main yuk ke laut” kata Azka, “Main apa?” tanya Leo, “Main banana boat kalau ga scuba diving gimana mau ga?” jawab Azka, “Scuba diving aja” kata Aku, “Ikut aja dah” kata Leo, lalu Azka pun menyetujui untuk menyelam di laut atau biasanya di sebut dengan scuba diving. Setelah berbincang-bincang kami pun memutuskan untuk pergi ke laut dengan di dampingi petugas saat menyelam nanti, tak butuh waktu lama kami pun sampai di laut. Kami merasa senang karena tidak sabar untuk menyelam, tak lupa kami memakai alat selam, tabung udara dan perlengkapan lainnya yang di gunakan untuk menyelam. Setelah semuanya siap kami bertiga pun mulai menyelam, saat menyelam kami terganggu oleh sampah-sampah yang ada di laut, kami sempat merasa sedih karena menemukan banyak sampah di laut ini, kami pun memutuskan untuk naik kembali ke atas, dan berbincang-bincang untuk mengadakan sea cleaning. Tanpa basa basi kami bertiga mulai melakukan kegiatan sea cleaning, kami kembali menyelam ke laut dan memunguti sampah yang ada di laut, saat memunguti sampah di laut kami mendapatkan banyak sampah dan sampah yang terbanyak adalah sampah plastik. Dua belas menit berlalu, kami kembali ke atas permukaan dengan membawa banyak sampah plastik, kami pun membawa sampah plastik itu ke pantai dan membuang sampah itu ke dalam bak sampah besar. Setelah itu kami pun membersihkan diri dan istirahat sekitar dua puluh menit, saat kami bertiga istirahat Leo membuka obrolan soal sampah-sampah yang ada di laut tadi, “Sampah di laut itu banyak banget ya” kata Leo, “Iya, laut itu sangat luas tidak mungkin bagi kita untuk memunguti sampah yang ada di laut seluas itu” kata Aku, “Setidaknya kita mengurangi sedikit sampah yang ada di laut itu” ucap Azka, Aku dan Leo hanya berkata “Iya” dan menganggukkan kepala. Hari sudah siang, karena kami sudah merasa lapar kami bertiga pun pergi ke cafe melody yang ada di pinggir pantai gong. Saat sudah sampai di cafe melody kami pun memesan makanan dan minuman lalu kami mencari meja yang kosong untuk duduk dan makan, “Eh itu di sebelah kanan ada meja kosong” kata Aku, “ Iya, ayo kita duduk di sana aja” kata Azka, “Iya di sana aja, pemandangannya

juga indah” sambung Leo. Selagi menunggu makanan kami sampai, kami mengobrol dan bercanda, Leo yang memasang wajah lucu membuat Aku dan Azka tertawa, “Eh udah dong, sakit perut Aku ketawa terus” Kata Aku, “Iya Leo udah ya, kita kan mau makan nih” kata Azka, “Haha iya” kata Leo. Tak lama kemudian makanan kami sampai “Itu udah sampai makanannya” kata Aku, “Wah iya” jawab Leo dan Azka. Kami pun mulai makan dengan nyaman dan ditemani dengan pemandangan pantai gong yang indah, selesai makan kami pun kembali ke pantai gong. Saat sudah berada di pantai gong kami mengambil foto bertiga dengan menggunakan tripod, selesai foto-foto kami pun bersiap untuk kembali ke kota tempat tinggal. Aku membereskan barang-barang yang kami bawa, dan memasukkan peralatan yang kami bawa ke dalam tas, setelah selesai membereskan barang-barang, Leo pun memasukkan barang-barang dan tas yang kami bawa ke dalam bagasi mobil dengan dibantu Azka. Semuanya sudah siap kami pun mulai masuk ke mobil dan kami pun pulang. Di perjalanan kami mengobrol dan bercanda seperti biasa, tak terasa kami pun sampai di kota tempat tinggal kami. Kami berhenti di rumah Leo dan kami mulai mengeluarkan barang- barang yang ada di bagasi mobilnya Leo, selesai mengeluarkan semua barang- barang kami pun istirahat sejenak. Hari sudah sore, Aku dan Azka memutuskan untuk kembali pulang ke rumah masing-masing, karena Aku berangkat ke rumah Leo dengan di jemput Azka jadi Aku pulang juga bersama Azka, Azka mengeluarkan motornya yang dititipkannya di rumahnya Leo, kami berdua pun pulang, sebelum pulang tak lupa kami berpamitan ke Leo. Selesai berpamitan kami pun pulang, Azka mengantarkan Aku terlebih dahulu, saat kami sudah sampai di rumahku, Aku berterima kasih kepada Azka karena sudah mengantarkan Aku pulang “Makasih ya Azka udah nganterin Aku pulang” kata Aku, “Iya, sama-sama” jawab Azka, “Aku pulang dulu ya” kata Azka lagi, “Iya hati-hati di jalan” kata Aku, “Siap” kata Azka. Azka mulai menyalakan motornya dan pergi, suara motor Azka sudah

mulai memudar, terlihat Azka sudah jauh dari rumahku Aku pun masuk ke rumahku dan beristirahat.

SANG PENYELAMAT LAUT (Perta Amelia) Di malam ini angin sangat terasa dingin seperti menusuk ke tulangku, saat makan malam tiba Ibu dan Ayahku membicarakan rencana berselancar di pantai Islandking. Pantai islandking terletak dipulau Laught Talk, pantai ini juga merupakan pantai yang sangat diminati oleh wisatawan dari dalam negeri maupun wisatawan mancanegara dengan keindahan ekosistem lautnya dan ombaknya membuat pantai islandking sebagai destinasi para selancar untuk melatih diri lagi dalam berselancar. Aku, Ibu, dan Ayahku merupakan orang yang gemar dalam bertualang. Setelah mendengar pembicaraan Ayah dan Ibu hatiku ikut senang, segera setelah makan Aku pun langsung menyiapkan semua pakaian dan barang-barang yang dibutuhkan saat berselancar nanti, “hmm, sudah tidak sabar lagi untuk besok, saatnya tidur agar tidak terlambat untuk bangun besok” gumam ku. Tak terasa sinar matahari menerangi jendela kamarku dan jam menunjukkan pukul 04.56 WIB, aku langsung bergegas mandi dan langsung menunggu makanan di meja makan tak lama kemudian kami melakukan perjalanan, saat diperjalanan memakan lama waktu sekitar 4 jam- an. Sampainya ditempat yang dituju sekitar pukul jam 11 siang, kami langsung pergi ke penginapan untuk membereskan barang-barang yang kami bawa dan langsung disambut para pelayan untuk makan siang, setelah makan siang aku langsung menuju pantai untuk melakukan aktivitas berselancar. Sampainya dipantai Islandking Aku sedikit kecewa saat melihat pantai yang ekosistemnya sudah rusak parah. Kami pun berinisiatif untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan disepanjang pantai Islandking adanya sampah dilaut dapat mengakibatkan banyaknya hewan mati dan memberikan dampak bagi kelangsungan makhluk hidup. Sampah-sampah dan limbah biasanya berasal dari kegiatan pariwisata dan limbah-limbah pabrik. “Ibu dan

Ayah mari kita mulai untuk membersihkan laut dari sampah-sampah agar aktivitas berselancar cepat dilaksanakan” ucap Aku..., “wah ide bagus nak, ayo kita laksanakan dengan segera” ucap Ayah padaku dan Ibu. Segera kami pun membersihkan persekitaran pantai menggunakan alat kebersihan yang ada seperti plastik untuk membukus semua sampah dan sarung tangan untuk menjaga agar tangan tetap bersih dari kuman, dengan senang hati Aku membersihkan pantai dan tempat-tempat yang harus dibersihkan, pada saat Aku membersihkan sepanjang pantai, mataku berfokus pada suatu pinggiran pantai yang sudah banyak terkikis oleh ombak-ombak pantai, dan beberapa tanaman tembakau yang sudah tidak terawat lagi. Setelah itu kami pun mengumpulkan semua sampah yang sudah kami punguti dan membuangnya pada kotak sampah yang sudah memang tersedia di pantai. Sampah plastik juga dapat diolah menjadi berbagai produk yang gunanya lebih berkualitas lagi. Setelah membersihkan pantai kami berpikir untuk melanjutkan menanam berapa tunas tembakau yang memang sudah ada disana dan merawat atau memperbaiki tanaman tembakau yang sudah tidak terawat lagi, tembakau ini juga biasanya sebagai tempat atau rumah untuk berlindung makhluk laut, setelah membersihkan dan merawat tanaman kami beristirahat sejenak untuk meredakan rasa lelah ditemani segelas jus buah naga dan makanan ringan yang sangat lezat. Persekitaran pantai sudah sangat bersih dan ekosistem sudah kembali seperti semula, ekosistem yang bersih dan terawat, setelah beberapa saat kami mulai melaksanakan aktivitas berselancar kami, dengan lingkungan yang bersih membuat kita pun nyaman berada dilingkungan tersebut begitu pula jika lingkungan yang kotor dapat menyebabkan banyaknya dampak negatif, pada kesehatan dan kelangsungan makhluk hidup. Melihat persekitaran pantai yang sekarang sangatlah senang rasanya melihat ekosistem pantai yang sudah kembali membaik, Aku, Ibu, dan Ayahku berhasil dalam merawat lingkungan hidup manusia dan bahkan hewan laut.

“Bersih dan kotornya sebuah lingkungan ternyata manusia lah pelaku utamanya, kesadaran dibutuhkan secara nyata dengan perubahan bukan hanya sekedar omongan tanpa pembuktian yang nyata untuk merubahnya,” ucapku dalam hati. Bahkan sampah saja dapat mengancam suatu kepunahan makhluk hidup, sangat disayangkan sekali jika sampai saat ini sebagian orang hanya menganggap bahwa sampah hanya suatu perkara sepeleh padahal itu semua lama kelamaan dapat menyebabkan dampak yang besar bagi kelangsungan makhluk hidup. Tepat pada saatnya sore, lelah dan letihku terobati karena melihat orange warna yang memenuhi langit yang berasal dari terbenamnya matahari dan syair-syair dari suara ombak yang berdesir dengan sangat kencang membuat sejenak pikiran menjadi damai, tentram dan tenang, tiba saatnya malam, Keadaan pantai ini masih tentram dan nyaman. Air yang biru dan pepohanan dan ombak-ombak yang bernyanyi dan menari. Udara sejuk yang membuat kami ingin makan makanan hangat. Ada banyak beragam ikan di pantai yang sudah siap untuk dibakar malam ini. “Eh Ayah ayo coba tolong dong nyalain tempat bakar, buat kita makan nih ikannya,” kata Aku. “Iya bentar nak lagi dinyalain api nya,” ucap Ayah. Setelah apinya menyala mulailah Ibu dan Aku membakar ikan. “Ikan masakan kami sudah pasti enak dan lezat” ucapku pada Ayah. Sambil makan Ayah berbincang tentang banyak hal ekosistem laut dan apa saja yang membuat ekosistem laut rusak dan bagaimana cara mengatasi ekosistem laut yang sudah rusak, setelah sekian lama makan dan berbincang kami langsung balik lagi ke penginapan. Kami menginap di penginapan islandking untuk malam ini saja. Dengan menikmati makan malam yang dihidangkan untuk kami sekeluarga serta melihat indahnya pemandangan dari pantai islandking, saat berbincang-bincang kami merencanakan pulang pada saat pagi nanti pada jam 05.00 WIB.

SULAP SAMPAH PLASTIK (Vivi Marchelia Putri) Pada pagi hari yang cerah di sekolah ada tiga siswa yang sedang mendiskusikan sesuatu mereka adalah Dimas, Ayu, dan Diara mereka merupakan siswa pengurus bank sampah yang sedang mendiskusikan tentang daur ulang sampah yang akan dijadikan sebagai kreativitas contohnya seperti pot bunga dari botol plastik dan bunga dari kantong plastik agar dapat mengurangi penumpukan sampah plastik yang peruraiannya terbilang cukup lama. Mereka bertiga berkumpul mendiskusikan tentang perencanaan pengelolaan sampah plastik. “Ayu, Diara gimana kalau kita bikin kreativitas dari sampah plastik” ucap Dimas.” Wah idemu bagus bagaimana menurutmu Ayu?” tanya Diara. “Menurutku bagus-bagus saja tapi kita akan membuat apa dari sampah plastik?” tanya Ayu. Lalu Dimas pun menjawab “kita bisa membuat pot bunga dari botol plastik bekas dan bunga dari kantong plastik bagaimana?”.” Baiklah kapan kita akan mulai?” tanya Diara. “Sebelum mulai kita harus izin kepada guru dulu setelah mendapatkan perizinan dari guru baru kita bisa mulai” jawab Dimas. ” Kringg!!” Bell berbunyi. “Wah bell pulang sudah berbunyi nih, bagaimana kalau kita izin dengan guru besok saja?” ucap Ayu. “Oke baiklah kalau begitu” ucap Dimas dan Diara secara bersamaan, mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Keesokan harinya, pada waktu istirahat, mereka bertiga kumpul lagi untuk izin kepada guru, mereka bertiga segera pergi ke guru pembimbing bank sampah dan mulai membahas ide Dimas yang mengusulkan tentang pengolahan sampah plastik. ”Permisi Bu Kami bertiga di sini selaku anggota pengurus bank sampah ingin mengusulkan suatu ide tentang pengolahan sampah plastik yang akan diolah menjadi pot bunga dari botol plastik dan bunga dari kantong plastik, bila bu guru mengizinkan kami akan segera memulai kegiatan pengolahan sampah dari plastik ini” ucap Dimas. “ Ide yang bagus, ibu mengizinkan tapi kalian akan mulai dari mana?” tanya Bu guru. “Kami akan mengumpulkan botol bekas

maupun kantong plastik terlebih dahulu, dan kami akan memasuki kelas satu per satu untuk memberitahukan apabila para siswa mempunyai botol plastik bekas maupun kantong plastik di rumah untuk segera dikumpulkan di sekolah, setelah semuanya sudah cukup terkumpul, kami Para pengurus bank sampah akan mulai membuat kreativitas dari sampah plastik” ucap Diara. “ Dan setelah semuanya jadi hasilnya akan ditaruh di setiap kelas untuk dijadikan sebagai hiasan kelas” sambung ayu. “Oke baiklah, ibu akan menyerahkan seluruhnya kepada kalian, ibu hanya tinggal menunggu hasilnya bukan?” tanya bu guru. “Tentu saja bu, terima kasih sudah mengizinkan kami” jawab Dimas dengan senang. Setelah itu mereka pun kelua ruangan, sontak mereka sangat kegirangan karena telah di izinkan dalam kegiatan ini setelah itu mereka memasuki kelas satu persatu dan memberi pemberitahuan yang telah dibahas dengan bu guru tadi dan para siswa- siswa pun menyetujuinya. Keesokan harinya mereka datang lagi ke kelas satu persatu untuk mengumpulkan botol plastik bekas dan kantong plastik yang akan dijadikan kreativitas itu. Setelah semuanya cukup terkumpul mereka mendiskusikan untuk membeli bahan-bahannya. “Semua botol dan kantong plastiknya sudah terkumpul kita tinggal membutuhkan cat untuk mengecat botol yang nanti akan dijadikan pot bunga” ucap Dimas. “Bagaimana kalau kita membelinya sepulang sekolah ini saja?” saran ayu. “Boleh saja” jawab Diara. Setelah bell pulang berbunyi mereka segera bergegas pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan, mereka membeli cat dengan berbagai warna, gunting, spidol, dan lain-lain. Setelah membeli bahan-bahan mereka pun memutuskan untuk mengerjakannya di hari libur saja, setelah berdiskusi mereka pun pulang ke rumah masing- masing. Hari ini adalah hari minggu, di mana hari minggu adalah hari libur, hari dimana mereka akan mulai membuat pot bunga dan bunga dari sampah plastik. Mereka bertiga pun kumpul di rumah Ayu “kita akan membuat apa dulu, pot atau bunga?” tanya Diara. “Bagaimana kalau kita membuat pot bunga dulu, karena akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengeringkan sebuah cat” jawab

Dimas, “Oke baiklah, mari kita mulai dengan membuat pot “ ucap Diara. Mereka pun mulai membuat bentuk yang cantik, bentuk yang unik, maupun yang lucu. “kau membuat bentuk apa?” tanya Diara kepada Ayu. “ Aku sedang membuat kepala kelinci, lucu kan? Bagaimana denganmu Diara? Ucap Ayu. “Ya, itu lucu sekali, aku sedang membentuk kepala kucing” jawab Diara. “ Eh Dimas, itu kau sedang membentuk apa?” tanya Ayu. “ oh ini aku sedang membuat karakter animasi favoritku namanya minion, lucu kan!!” jawab Dimas. “ Iya iya lucu, ada-ada saja kau ini” ucap Ayu dengan sedikit tertawa. Mereka pun terus mengerjakan sambil berbincang-bincang dan tertawa, setelah beberapa lama mereka pun selesai membentuk pot bunga tersebut dengan berbagai bentuk. “ Wahh punggung ku terasa sangat sakit setelah berlama-lama duduk seperti ini, dan akhirnya kita menyelesaikannya walaupun ini sebenarnya belum dicat hahaha” ucap Dimas. “Kau jangan senang dulu kita masih banyak yang harus dikerjakan lohh” ucap Diara. “ Iya iya, yuk mulai ngecat saja ucap Dimas dengan nada semangat. Mereka pun mulai mengecat botol yang sudah berbentuk pot bunga itu dengan berbagai warna. Hari ini sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB, mereka telah menyelesaikan pembuatan pot bunga, ada sekitar 30 buah telah mereka buat, tapi mereka tidak memiliki cukup waktu untuk membuat bunga dari kantong plastik sehingga mereka memutuskan lanjut di minggu depan saja. Hari ini sudah hari minggu lagi, hari ini mereka akan membuat bunga dari kantong plastik yang minggu kemarin belum dikerjakan karena kurangnya waktu, dan mereka berkumpul di rumah ayu lagi. “Wahh kita akan membuat bunga ya?, aku rasa sepertinya aku tidak ahli dalam hal ini” keluh Dimas. “Akupun tidak bisa, tapi tenang saja Ayu yang akan mengajari kita, ya kan yu?” ucap Diara. “Serahkan saja kepadaku” ucap Ayu dengan sedikit nada sombong dan tertawa. Mereka pun mulai mengikuti cara ayu membuat bunga dari plastik itu. “ kau membuatnya dengan sangat bagus Diara, lihat Dimas, dia terlihat sangat kesusahan, bunganya pun tidak terlihat seperti bunga hahaha”ucap Ayu dengan nada mengejek. “Enak saja ini sudah termasuk bagus untuk pemula tauu, apalagi untuk anak lelaki sepertiku” ucap Dimas merajuk. Setelah sekian lama

terlihat dimas sudah lumayan ahli dalam hal ini, mereka bertiga telah menghasilkan banyak bunga sehingga mereka berfikir ini sudah cukup banyak. Mereka pun mulai menyatukan bunganya dengan kawat yang telah dilapisi kantong plastik hijau sehingga terlihat seperti tangkai bunga, setelah beberapa tangkai bunga dijadikan menjadi satu, mereka mulai memasukkan bunga ke dalam pot yang telah ditusukan digabus agar dapat memompang bunga dengan baik, setelah itu ditambahkan batu kecil yang telah diwarnai agar dapat menutupi gabus yang terlihat. Lalu mereka pun selesai, mereka berencana akan mengumpulkan hasilnya besok. Keesokan harinya, mereka menemui guru pembimbing bank sampah untuk mengumpulkan hasilnya. “Permisi bu, kami disini bertujuan untuk mengumpulkan hasil kreativitas dari sampah plastik yang sudah didiskusikan dengan bu guru kemarin” ucap Dimas sambil memberikan hasilnya kepada bu guru. “Wah, ibu tidak menyangka kalian membuat sebagus dan sebanyak ini, kalian anak-anak yang benar-benar kreatif” puji bu guru. “Terima kasih bu atas pujiannya” ucap Dimas, Ayu, dan Diara. Setelah itu hasilnya dipajangkan di kelas satu persatu, banyak guru-guru mengapresiasi hasil kerja mereka bertiga dan mereka pun mendapatkan keuntungan juga dengan mendapatkan nilai raport yang bagus.

SENJA TAK LAGI INDAH (Silvana Maristy Ramsyah Marpaung) Di pagi yang cerah ini, Nazel dan temannya Bryan sedang berjalan-jalan pagi untuk berolahraga. Terasa sejuk cocok untuk berolahraga sekaligus menghirup udara ssegar Di pagi itu udara di daerah tempat tinggal Nazel dan Bryan, setelah hampir 10 menit Mereka berjalan mereka melihat asap hitam yang keluar dari sebuah pabrik, sudah hampir lebih dari 5 mnt mereka mengamati asap dari pabrik itu, mereka berpikir bahwa jika asap tersebut dapat mencemari udara dan lingkungan di sekitar nya karena jika asap polusi terus menerus ada, udara di sekitar nya tidak lagi menjadi segar dan asri. “Uhuk uhuk” “Kamu kenapa Bryan ada yang sakit?” “Aku tidak papa Chi mungkin ini karena asap dari pabrik itu” “Iya sekarang aku ingat dampak pencemaran polusi itu bisa menyebabkan kita sakit” “Benarkah apa saja dampak nya??.” Dampak pencemaran polusi tersebut dapat berakibat terganggunya kesehatan pernafasan seperti asma, ISPA, dan kanker paru paru. Selain itu, pencemaran polusi asap pabrik juga bisa berakhir pada berkurangnya kadar oksigen di dalam tubuh manusia dan ada juga dampak pencemaran polusi tersebut bagi lingkungan contoh nya seperti menghambat fotosintesis tumbuhan. Terhadap tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi yang dapat mengganggu pertumbuhan nya dan rawan penyakit,antara lain klorsosis,nekrosis,dan bintik hitam. \"Begitu ternyata terimakasih Nazel kamu sudah menjelaskan nya kepada ku\" \"Sama sama Bryan kau harus berhati-hati asap polusi itu berbahaya\" \"Tentu saja terima kasih Chi.” Ucap Bryan. Beberapa hari berlalu Nazel ingin mengajak Bryan berlari pagi dan sekarang Nazel sedang menelepon Bryan “Hai, Nazel ada apa uhuk-uhuk” ucap Bryan. “Bryan, tunggu kenapa kau juga terbatuk-batuk sama seperti ku” “Aku sakit Nazel semenjak dua hari lalu kita berlari pagi aku jatuh sakit dan sekarang aku sedang sakit batuk” “Apa itu karena asap polusi kemarin” “Ya bisa saja itu terjadi.” “Bagaimana kalo kita laporkan saja ke pak RT agar pak RT berdiskusi

dengan pemilik pabrik agak tidak membuat polusi lebih banyak lagi” “Tentu saja ayo kita lakukan.” Dan sekarang mereka berada di rumah pak RT “Tok tok tok” “Iya sebentar” “Ah nak Nazel nak Bryan ada apa ya datang ke rumah pak RT” “Pak RT kita ingin membuat laporan” “Laporan? Laporan apa nak Nazel” \"Jadi begini pak beberapa hari lalu saya dan Bryan berjalan pagi dan kita sampai di pabrik depan sana pak, pabrik itu mengeluarkan banyak polusi bisa kah bapak berdiskusi dengan pemilik pabrik pak agar tidak banyak lagi polusi yang di buat takut nya nanti lebih banyak lagi orang yang sakit, Bryan contoh nya sekarang dia sakit batuk karena polusi udara yang berasal dari pabrik tersebut pak” \"Begitu ternyata baik lah akan bapak lakukan bertemu dengan pemilik pabrik dan mengatakan pesan nak Nazel dan nak Bryan tadi terimakasih nak sudah melaporkan hal tersebut\" \"Baik lah pak kami pamit dulu terima kasih atas waktu nya permisi\" \"Iya sama-sama terim akasih ya.” Ucap pak RT. Di perjalanan Bryan berkata “Bagaimana kalo kita mengurangi polusi dengan cara kecil Nazel apa kau setuju” “Aku setuju” Ucap Nazel “Baiklah bagaimana caranya?” \"Untuk menanggulangi terjadinya pencemaran polusi udara dapat melakukan beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan karbon monoksida,penghijauan dan reboisasi ataupenanaman kembali pohon pohon penganti untuk menghentikan pembakaran” Ternyata bagitu baik lah mari kita lakukan dengan melakukan hal hal kecil seperti itu\" \"Tentu ayo kita lakukan\" Mereka berjalan kaki untuk pulang ke rumah masing-masing dan di tengah jalan mereka sama sama mengucapkan selamat tinggal \"Dada Nazel terima kasih untuk hari ini ya\" \"Sama sama Bryan dada sampai bertemu besok!\"ucap Nazel bereriak. Keesokan harinya merekapun menerapkan hal yang telah mereka bahas kemarin, dan pemilik pabrik tersebut dapat mengurangi polusi yang di hasilkan dari limbah pabrik. Beberapa minggu berlalu, ketika sore mereka sedang berjalan santai, dan menikmati pemandangan yang sudah asri dikarenakan sudah tidak ada lagi polusi yang mencemari lingkungan sore itu mereka sedang memandangi

senja yang sangat indah, dan merekapun tersenyum senang karena lingkungan mereka kembali seperti semula

TANAH YANG TIDAK SUBUR (Barel Carado) Di hari Sabtu Aku, Dimas dan Bapak mau berwisata ke The Village. Mereka pun melakukan perkumpulan di lapangan daerah tempat tinggal mereka. “guys besok kita kumpul di lapangan ya”. Tepat pada itu kami pun berangkat ke The Village sekitar jam 07.00 WIB. Saat diperjalanan Aku pun bertanya kepada Dimas. ”Eh kalian disini ada yang mabuk mobil kah?” tanyaku “Tidak, tenang saja Dimas sudah meminum obat antimo kok hehe” jawab Dimas. “Oke sip, aman kalau begitu” jawab dengan senang hati aku. Ditengah perjalanan mereka pun beristirahat untuk membuang air kecil dan membeli makanan untuk di perjalanan, “Dimas boleh meminjam uang dulu untuk membayar makananku” Tanyaku. “Boleh apasih yang nggak buat teman” jawabku. “okey terima kasih, sebaiknya kita harus kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan kita”. Sesudah itu mereka pun melanjutkan perjalanannya. Tepat pukul 09.00 WIB, mereka pun sampai di The village yang mereka tujui. Mereka pun sudah sampai di The Village, “waww bagus sekali tempat ini” kataku. “iya betul, tetapi kita harus mencari tempat dulu untuk menaruh barang-barang kita” jawab Dimas. Mereka pun mencari tempat tinggal untuk menginap satu malam, mereka pun menemukan tempat tinggal yang sepertinya tidak layak lagi ditinggali, tetapi kata mereka itu tidak masalah karena penginapan lainnya sudah penuh. Sesudah mereka menaruh barang, mereka pun berkelilingi wisata tersebut. “wahh banyak sekali disini makanan dan juga disini orang-orangnya ramah”. “iya,yok kita pulang karena udah sore dan kita sebaiknya beristirahat dulu malam ini”. Malam pun tiba, sekitar jam 08.00 WIB, “kamu udah mau tidur?’ tanyaku. “iyaa, aku dimobil tadi tidak tidur” jawab Dimas. mereka pun tertidur pulas karena mereka merasa kecapekan saat di perjalanan. Sekitar jam 01.00 WIB, si Dimas pun terbangun karena mendengar suara seperti tanah yang longsor, ”Hey!! apa kamu mendengar suara” tanya

Dimas. ”Iya, sepertinya pondok tanah yang kita tempati ini mau longsor sebaiknya kita harus meninggalkan pondok ini” jawabku dengan tergesak-gesak. Mereka pun bergegas menemui tuan yang punya pondok ini, ”Pak, Pak pondok yang kami tempati sepertinya tanahnya mau longsor dan pondoknya mau jatuh” kata Dimas dan Aku. ”Ooo oke terima kasih infonya ya, kalian sebaiknya Bapak pindahkan ke pondok yang lebih aman untuk menghindar tanah longsor dan kejadian lainnya tersebut”. Disaat mereka sudah menemukan pondok lain yang lebih aman, mereka langsung melanjutkan tidurnya. Mereka pun terbangun dari tidur dan mereka langsung bergegas mandi untuk melanjuti mengelilingi tempat wisata tersebut. Disaat mereka sedang mengelilingi wisata tersebut, mereka melihat Bapak semalam yang sedang memperbaiki tanah dan pondok semalam. “Dimas yok kita bantu Bapak itu” kataku. “yokk sepertinya Bapak itu kecapekan” jawab Dimas. Aku dan Dimas pun membantu Bapak itu menaruh tanah dan menanam tanaman untuk memperkuat tanah tersebut. Disaat mereka sudah membantu bapak itu, mereka pun di kasih bonus tidur semalam karena kejadian semalam. “Bapak berterima kasih kepada kalian yang membantu Bapak walaupun kalian bukan asli orang sini, Bapak akan kasih kalian satu malam lagi menginap disini” kata Bapak itu. Mereka pun bergembira karena dikasih bonus semalam lagi di The Village. Setelah mereka sudah membantu Bapak itu dan mengelilingi wisata itu, mereka pun langsung kembali lagi ke pondok mereka karena hari mau gelap. “okee, sepertinya kita akan aman mala mini karena pondok yang kita tempati ini bagus dan kuat” kataku. “sepertinya sih aman, yok kita tidur dulu” jawab Dimas. Pada pagi hari mereka pun sarapan, dan langsung bersiap untuk pulang. Mereka pun berpamitan kepada Bapak tuan pondok tersebut, “Pak kami pamit untuk pulang ke kampung kami pak, kami terima kasih kepada Bapak yang telah menempatkan dan mencarikan kami tempat untuk beristirahat di The village ini Pak, kami senang dan dapat pengalaman ditempat ini pak” kata Aku dan Dimas. “Baik Nak, Bapak juga berminta maaf atas kejadian dua hari lalu yang telah menganggu waktu istirahat kalian” jawab Bapak. Mereka pun langsung memesan

trevel untuk pulang, setelah sampai di tempat mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Mereka dan Bapak itu yang dua hari yang lalu melakukan penimbunan tanah dan menanam tanaman agar tanahnya tidak terjadi longsor lagi dan agar tanahnya lebih utuh dan lebih kuat. Sesudah menimbun tanah itu, Bapak itu langsung memperbaiki pondok yang roboh tersebut. Dan selesai semua pondok tersebut pun langsung di sewakan lagi untuk orang yang berwisata ke tempat tersebut. Jadi yang dapat kita ambil dari cerita tersebut, sebelum membangun atau mendirikan rumah sebaiknya lahan tersebut harus di timbun tanah dan di tanamkan tanaman agar tanah tersebut kuat dari kejadian-kejadian lainnya. Dan pondok tersebut yang sudah ditimbun tanah itu akan berdiri kokoh lagi dan kuat.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook