Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Di Tempat Lain

Di Tempat Lain

Published by pipih.suparsih, 2022-02-23 06:29:21

Description: Di Tempat Lain

Search

Read the Text Version

Di Tempat LainCreated by : Bu Pipih

\"Pus ... pus ... puuuus ... ! \" Begitulah cara anak - anakku untuk memanggil 11 ekor kucing peliharaanku setiap hari. Atau biasanya, mereka bunyikan kaleng tempat makanannya, dan mereka berlari berhamburan menghampiri. Pagi ini, ocehan tetanggaku kembali terdengar di depan jendela kamar. '' Banyak tai kucing dimana - mana .... meni rujit ! '' Ocehnya, sambil mengibas - ngibaskan sapu kesana kemari. Meskipun belum jelas kepada siapa dia tujukan ocehan itu, tapi setidaknya, aku merasa tersindir karena mungkin keluargakulah yang paling banyak memelihara kucing.

Aku sampaikan ocehan itu kepada anak- anakku. Dan mereka menanggapinya dengan biasa. '' Biarkan aja Bu ... kan belum tentu kucing kita ! Lagian, dari pagi ga ada kucing kita yang keluar rumah ! '' jawab anak - anakku. Aku sebenarnya galau juga, apalagi hampir setiap hari ocehan itu terus terdengar. '' Kita buang aja atuh,Bu kucingnya ! '' komentar anakku yang lain. Daripada harus ribut sama tetangga terus ! '' Iya juga sih ... '' Gumamku dalam hati. '' Atau ... setidaknya ada sebagian yang masih bisa kita pelihara '' . Pikiranku terus berputar. Satu sisi aku ingin tetap memelihara kucingku, ^^^??!! tapi di sisi lain, ada orang lain yang merasa terganggu.

Seperti biasa, saat jam makan tiba. Semua kucingku sudah berkumpul, menunggu jatah piringnya masing- masing. Anakku Qila, adalah coki yang selalu setia meracik jatah makan mereka. Meski kadang sambil menggerutu dan cemberut. '' Ayo,Qila ! kasih dulu makan yang kenyang, nanti kucingnya akan kita pindahkan ke tempat lain, alias dibuang ! '' celotehku. Qila menatapku heran. '' Iya .. ?! Bener kucingnya mau dibuang ?! \" tanya Qila memastikan. '' Iya ... betul ! '', Jawabku sambil mengelus kepala kucing yang sedang lahap makan. Setelah jatah itu mereka santap, aku kembali mengelus satu - satu kucingku .... '' Di luar dugaaan, aku melirik ke arah anakku yang daritadi terus menunduk dan terisak.Matanya sembab karena terus mengeluarkan air mata. '' Kenapa, Qila ? '', Tanyaku heran. Ia tidak menjawab, tapi terus menangis....

Sore itu, selepas mereka menyantap makanannya, seperti biasa kucing - kucing kecilku berlari berkejaran. Aku sendiri masih menatap kelucuan mereka. '' Aah, seandainya aku punya tempat yang luas, mereka tidak akan aku pindahkan '' gumamku lagi. '' Tapiii .... sudahlah ! '', Aku berusaha menepis semua perasaanku. Rasa khawatirku ... cemasku ... ! Sambil merenung, aku berpikir dan berusaha tegar. Terjawab ! Aku sombong ! merasa bahwa kucing - kucingku aku yang ngasih makan ! Aku yang menjamin kehidupannya ! Astaghfirullohaladzhiim .... ! Lamunanku buyar. Ya Allah, aku bermain dengan perasaanku, tanpa sadar melupakan ke Maha Pengaturan Mu ... aku lupa, bahwa setiap makhluk sudah Allah pastikan dan dijamin rizkinya...

Bukan aku, penjamin hidup dan rizki mereka !!! Mengapa aku harus khawatir ... ? mengapa aku harus cemas ... ? Tanpa aku, mereka tetap bisa berusaha mencari makannya sendiri ! Bismillah ... Ya Allah, aku pindahkan kucing - kucingku ke tempat lain ... Tempat yang tepat untuknya, di alam bebas ! Dan ... sore itu, 4 ekor anak kucing di lepas ke tempat yang sudah ku perkirakan aman untuk kucingku. Selebihnya, aku pindahkan besok, di tempat yang sama. Biarkan mereka bertemu kembali dengan kucing - kucingku yang lain di tempat itu ... Semoga Allah menjagamu selalu ... !!!


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook