Teknik atau cara penulisan berita yang saat ini banyak digunakan menerapkan pola piramida terbalik. Berita ditulis mulai dari bagian paling penting, bagian paling dramatis atau yang paling kuat. Setelah itu, menyu- sul bagian-bagian berita penting lainnya dan sampai akhirnya menempatkan bagian berita yang kurang penting. KIAT MENULIS BERITA MODAL UTAMA yang perlu dimiliki oleh seorang penulis adalah kekayaan dan penguasaan berbagai ilmu pengetahu- an. Semakin seseorang kaya akan ilmu pengetahuan yang tersimpan (stock knowladge), semakin besar pula peluangnya untuk menjadi penulis handal. 1. Sumber Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sum- ber: a. Insting (garizah), yaitu ilmu pengetahuan yang di- miliki manusia sejak lahir. Ilmu pengetahuan ini merupakan bekal kehidupan yang diberikan lang- sung dari Allah. Pengetahuan jenis ini menurut Prof. Haedar Putra dalam Tjahjono Widarmanto (2017:28) tidak perlu diajarkan, setiap orang secara instingtif telah memilikinya. b. Indra, yaitu ilmu pengetahuan yang kita peroleh dari pancaindra. Seperti dari penglihatan, penci- uman, perabaan, dan indra lainnya merupakan ba- gian dari sumber pengetahuan. c. Akal, yaitu bagian terpenting dalam proses ber- pikir. Para inovator menemukan berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kesejahteraan 34 Penulisan Jurnalistik
umat manusia karena berpikir menggunakan akal- 35 nya. d. Pengalaman, yaitu apa yang pernah dialami. Seti- ap orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda dan setiap orang memiliki pengalaman yang unik dan menarik. Semua itu bisa diungkapkan dan di- tulis untuk memenuhi kebutuhan media massa. 2. Kemauan untuk Menulis Kemauan untuk menulis (willingness to write) meru- pakan modal penting bagi seseorang untuk menulis. Tanpa kemauan dan motivasi yang tinggi mustahil dirinya akan tergerak untuk menulis. Kemauan untuk menulis merupakan modal dasar, dengan adanya ke- mauan, amibisi tetap terjaga sehingga tetap bersema- ngat untuk menulis. Kemauan inilah yang menjadikan seseorang terus menulis meskipun tak ada bakat sekali pun. Tjahjono Widarmanto dalam Pengantar Jurnalistik Pan- duan Awal Penulis dan Jurnalis (2017:33) memberikan beberapa kiat agar tetap bersemangat dan berkemau- an menulis. a. Terus menulis. Teruslah menulis apa saja yang bisa kita tulis. Seperti daftar belanja bulanan, resep ma- sakan, buku harian, masalah-masalah yang kita te- mui di sekolah, di kampus, di jalan, ungkapan ke- sal, dan lain sebagainya. Natalie Goldberg, penulis Barat yang rajin memberikan pelatihan-pelatihan menulis di berbagai workshop penulisan, menya- takan bahwa sebelum ia produktif menjadi penu- lis, lima tahun pada awal-awal profesi menulisnya, ia hanyalah menulis tulisan sampah. Setelah itu, baru tulisan-tulisannya baik dan diterbitkan. b. Berinteraksi dengan penulis. Sering-seringlah ber- Jurnalistik Dasar untuk Pemula
interaksi dengan para penulis, baik berinteraksi secara langsung bertatap muka maupun membaca karya-karyanya. Berinteraksi dengan para penulis mampu meningkatkan perhatian kita pada dunia menulis. c. Mengikuti kursus-kursus menulis. Kursus menu- lis dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang dunia menulis. d. Rajin berlatih. Tanpa rajin berlatih akan mudah loyo, tak bergairah. Penulis profesional sekalipun sering kali melakukan latihan-latihan atau pema- nasan-pemanasan sebelum mereka benar-benar melakukan penulisan. e. Bergabung dengan komunitas atau organisasi pe- nulis. 3. Menulis Pengalaman Pengalaman adalah guru yang bijaksana. Berbagai pengalaman yang pernah dialami merupakan modal yang tak kalah pentingnya dalam menulis. Biasanya pengalaman ini akan lebih mudah menuliskannya. Sebagai contoh misalnya seorang remaja yang sedang jatuh cinta biasanya begitu mengalir mengungkapkan perasaannya dalam bentuk tulisan, begitu juga halnya ketika seseorang mengalami peristiwa yang menyayat hati, biasanya dapat mengungkapkan pengalamannya dengan gemilang. 4. Motivasi untuk Menulis Berkaitan dengan motivasi menulis, Harry Edward Neal menganjurkan sebaiknya sebelum kita menu- lis, bertanya kepada diri kita sendiri terlebih dahulu “Mengapa kita menulis?” 36 Penulisan Jurnalistik
Secara umum motivasi terbagi atas dua jenis, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi in- ternal yaitu motivasi yang datang dari dalam diri (in- tern) diri kita sendiri. Misalnya motivasi menulis, ka- rena dengan menulis dapat menuangkan gagasan dan pikiran dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Dengan demikian kita tetap ada dan tidak lekas lapuk terma- kan zaman. Istilah ini pernah diungkapkan ilsuf Pran- cis Rene Descartes (1596-1650) “Cogito Ergo Sum” (Aku berpikir maka aku ada), saya ada karena saya menulis. Seseorang dengan berpikir, yang kemudian diungkap- kan melalui bahasa tulis, akan diakui keberadaannya. Motivasi eksternal, yaitu motivasi yang datangnya dari pihak luar. Misalnya menulis karena termotiva- si untuk mendapatkan banyak uang, menulis karena tuntutan karier, menulis karena ingin dikenal banyak orang (populer) dan lain sebagainya. 5. Kemampuan Berbahasa Tulis dan Jurnalistik Bagi para penulis, bahasa merupakan senapan dan kata-kata adalah mesiunya. Tanpa kemampuan berba- hasa tulis, seorang penulis tidak mungkin dapat me- mengaruhi pikiran, suasana hati, gejolak, serta pera- saan pembaca. Jurnalistik Dasar untuk Pemula 37
© Freepik
3 KARATERISTIK BAHASA JURNALISTIK Menurut JS Badudu (1988) bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas. Sifat-sifat itu harus dimiliki oleh bahasa pers, bahasa jurnalistik, mengingat surat kabar dibaca oleh semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Menurut Tu- biyono (2011) yang mengutip dari H. Rosi- han Anwar dan John Hohenberg ada 19 ciri bahasa Indonesia jurnalistik yaitu: SEDERHANA ARTINYA MUDAH dipahami, gampang diingat. Kita juga harus menghindari peng- gunaan kata yang teknis ilmiah, maka, gu- nakanlah bahasa yang umum dipakai. Contoh: Saya mengenakan alas kaki saat per- gi ke kampus. (TIDAK UMUM) Saya mengenakan sepatu saat pergi ke kampus. (UMUM)
Saya membeli balpoint ke warung (TIDAK UMUM) Saya membeli pulpen ke warung (UMUM) Orang-orang lebih menggunakan kata pulpen untuk digunakan, daripada balpoint, begitu juga dengan alas kaki, yang mudah dipahami adalah kata sepatu, atau sandal. SINGKAT BERARTI LANGSUNG pada pokok permasalahan (to the point), tidak bertele-tele dan tidak berputar-putar. Contoh: Pedagang itu mengalami kerugian besar. <menjadi> Pedagang itu rugi besar. Harga premium mengalami penurunan. <menjadi> Harga premium turun. Baju Ardi tidak bersih. <menjadi> Baju Ardi kotor Dewi memakai jilbab. <menjadi> Dewi Berjilbab. Ia mempunyai penilaian berbeda. <menjadi> Ia Mem- punyai pendapat PADAT MENCARI KATA yang bisa memadatkan kalimat. Contoh: Tidak untung <menjadi> rugi 40 Karateristik Bahasa Jurnalistik
Petani sulit mendapatkan pupuk <menjadi> Petani langka pupuk Yusril siap mencalonkan diri menjadi Presiden <menjadi> Yusril siap jadi presiden Presiden pergi ke London menggunakan pesawat terbang <menjadi> Presiden terban ke London LUGAS ARTINYA BAHASA yang digunakan haruslah tegas, jelas alias to the point (langsung pada pokok pembahasan), tidak ada yang disembunyikan. Biasanya penggunaan bahasa yang tidak lugas terdapat pada lirik-lirik lagu. Contoh: Aku mencoba berpaling pada makhluk indah lainnya, namun aku tak bisa. JELAS ARTINYA MUDAH ditangkap maksudnya, tidak baur atau kabur. Contoh: Seminar itu hasilnya dipublikasikan <harusnya> Hasil seminar itu dipublikasikan Obat itu khasiatnya sangat bagus <harusnya> Khasiat obat itu sangat bagus Jurnalistik Dasar untuk Pemula 41
JERNIH ARTINYA TIDAK menyembunyikan makna lain. Contoh: Karena tidak membayar SPP, Dhoni dikartu merah oleh pihak sekolah (karena kata kartu merah pada kalimat tersebut memiliki makna lain, maka kata kartu merah mesti memakai tanda petik) <menjadi> Karna tidak membayar SPP, Dhoni “dikartu merah” oleh pihak sekolah. Berbeda dengan makna kata kartu merah berikut ini: C.Ronaldo mendapatkan kartu merah pada menit ke sembilan (kata kartu merah tersebut mutlak sebuah kartu berwarna merah) MENARIK ARTINYA MAMPU membangkitkan minat dan perhatian pembaca, memicu selera pembaca. Contoh: Persib mengalahkan persija (bahasanya diganti agar lebih menarik) <menjadi> Persib membantai persija. DEMOKRATIS BISA JUGA disebut bahasa yang egaliter, yaitu memberla- 42 Karateristik Bahasa Jurnalistik
kukan semua orang sama. Contoh: Menurut Haris ”…(√ ) Menurut Pak Haris ”….(X) (walaupun dalam lingkungan sehari-hari Pak haris ada- lah Bapak atau Dosen kita sekalipun.) POPULIS BAHASA JURNALISTIK harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi oleh semua lapisan masyarakat. Kebalikan po- pulis adalah elitis, yaitu bahasa yang hanya dimengerti dan dipahami oleh segelintir kecil orang saja terutama karena berpendidikan dan berkedudukan tinggi. Biasanya bahasa yang dimaksud adalah bahasa yang teknik ilmiah, atau kata-kata sandi yang digunakan hanya pada kalangan kelompok, lapisan atau bahkan geng terten- tu. Contoh: Hukuman yang diterimanya merupakan konseku- ensi dari kesalahannya Menurut hipotesa saya, pembangunan PLTS tidak perlu dilakukan LOGIS BAHASA YANG digunakan harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat. Jurnalistik Dasar untuk Pemula 43
Contoh: Jumlah korban tewas dalam musibah longsor dan banjir bandang itu 225 orang, namun sampai berita ini diturun- kan belum juga melapor. (jawabannya tentu saja sangat tidak logis, karna mana mungkin korban yang sudah te- was bisa melapor?) GRAMATIKAL ARTINYA KALIMAT apa pun yang dipakai dan dipilih da- lam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku, yaitu bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata baha- sa serta pedoman ejaan yang disempurnakan. Contoh: Ia bilang (nonbaku/TIDAK GRAMATIKAL) Ia mengatakan (baku /GRAMATIKAL) MENGHINDARI KATA TUTUR YAITU KATA yang bisa digunakan dalam percakapan se- hari-hari secara informal. Contoh: Harga kopi tersebut Rp. 1500 (X) Harga kopi itu seribu lima ratus rupiah (√ ) 44 Karateristik Bahasa Jurnalistik
MENGHINDARI KATA DAN ISTILAH ASING PEMBACA HARUS tahu arti dan makna setiap kata yang dibaca dan didengarnya. PILIHAN KATA (DIKSI) YANG TEPAT SETIAP KATA yang dipilih, memang tepat dan akurat se- suai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada khalayak. MENGUTAMAKAN KALIMAT AKTIF KALIMAT AKTIF lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca daripada kalimat pasif. MENGHINDARI KATA ATAU ISTILAH TEKNIS KARENA DITUJUKAN untuk umum, maka Bahasa Jur- nalistik harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat kepala berdenyut. Salah satu cara untuk itu ialah dengan menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknik. Surat kabar, tabloid atau majalah yang lebih banyak memu- at kata atau istilah teknis, mencerminkan media itu: 1. Kurang melakukan pembinaan dan pelatihan terha- dap wartawannya yang malas; 2. Tidak memiliki editor bahasa; 3. Tidak memiliki buku panduan peliputan dan penulis- Jurnalistik Dasar untuk Pemula 45
an berita serta laporan, atau; 4. Tidak memiliki sikap profesional, dalam mengelola penerbitan pers yang berkualitas. TUNDUK KEPADA KAIDAH ETIKA DALAM MENJALANKAN fungsinya mendidik khalayak, pers wajib menggunakan serta tunduk pada kaidah dan eti- ka bahasa baku. Bahasa pers harus baku, benar, dan baik. Dalam etika berbahasa, pers tidak boleh menulisan kata-kata yang tidak sopan, vulgar, sumpah serapah, hujatan makian yang sangat jauh dari norma sosial budaya agama. Pers juga tidak boleh menggunakan kata-kata porno dan berselera rendah lainya dengan maksud untuk membangkitkan aso- siasi serta fantasi seksual khalayak pembaca. Kata-kata vul- gar, kata-kata menjurus pornograi, biasanya lebih banyak ditemukan pada pers popular lapis bawah dan pers kuning. 46 Karateristik Bahasa Jurnalistik
4 MENULIS PRESS RELEASE Press Release atau siaran pers adalah bahan berita yang disiapkan pihak luar (organisasi, perusahaan, instan- si) untuk Pers. Menulis siaran Pers pada da- sarnya adalah menulis berita, sehingga keti- ka menulis siaran pers yang dibuat Humas harus memiliki standar berita yang berlaku di media massa. Dengan kata lain, siaran Pers itu harus memiliki nilai berita dan me- muat unsur-unsur berita. Tujuan organisasi/instansi membuat siaran Pers, yakni: 1. Memberi informasi terbaru ke publik untuk disiarkan melalui media tujuan. Informasi terbaru itu dapat berupa ke- giatan organisasi, program yang akan dijalankan atau kebijakan baru. 2. Upaya klariikasi, merespons isu atau berita yang tersiar di media sebelum- nya. Isinya dapat membenarkan, me- nguatkan, menyanggah, serta informa- si atau isu yang telah beredar berkaitan kepentingan organisasi, lembaga, dan institusi pembuat siaran Pers.
3. Membangun image atau pencitraan sebuah organisasi, lembaga atau institusi tertentu di mata publik. Misal- nya, memuat kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan lembaga tempatnya bernaung. Dapat pula prestasi atau capaian positif yang dapat meningkatkan citra lembaga di hadapan publik. CONTOH TUJUAN SIARAN PERS UNTUK LEMBAGA/INSTITUSI 1. Memberi informasi baru misalnya, mengabarkan perubahan kurikulum pem- belajaran sekolah dan mengabarkan proses penerima- an mahasiswa baru. 2. Mengklariikasi misalnya, menyanggah atau mengklariikasi berita atau isu demonstarasi yang menjadi tuntutan maha- siswa. 3. Merespon isu atau menyatakan sikap misalnya, pimpinan perguruan tinggi menghimbau mahasiswa, dosen, dan karyawan untuk menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas di tengah pademi Covid-19. 4. Pencitraan misalnya, memberitakan hasil kunjungan perguruan tinggi ke suatu tempat, kegiatan bakti sosial dan pe- nyaluran dana kepada masyarakat kurang mampu di sekitar kampus. 48 Menulis Press Release
5. Prestasi misalnya, dosen atau mahasiswa terpilih sebagai pe- menang lomba penulisan ilmiah atau penelitian. TEKNIK MENULIS PRESS RELEASE TEKNIK MENULIS press release yang baik juga harus sesuai dengan cara wartawan menulis berita. Rilis baiknya dibu- at dalam format hard news atau straight news. Atau dengan struktur penulisan piramida terbalik, yakni unsur berita pa- ling penting ditempatkan pada paragraf awal. Makin ke ba- wah berisi informasi tambahan. Format Penulisan Press Release 1. Judul Press Release Kalimat yang harus menggambarkan isi press release. Contoh: “Rektor UM Metro Berikan Voucer Beasiswa Mahasiswa Ber- prestasi Jalur Non Akademik” 2. Dateline (Baris Tanggal) Berisi nama kota atau lembaga dan tanggal (Kota Metro/UM Metro, 09 Oktober 2019) 3. Body (Isi press release) Teras Berita (Lead), alenia atau paragraf pertama nas- kah berita setelah judul. Sebisa mungkin unsur berita (5W=+1H) termuat dalam paragraf ini. Terutama un- sur Who (Siapa), dan What (Apa). Jurnalistik Dasar untuk Pemula 49
Contoh: “Merasa bangga atas torehan yang diraih oleh para mahasis- wanya, Kamis (03/10/2019) siang, rektor Drs. Jazim Ahmad, M.Pd., mengundang para atlet beserta pelatih dalam jamuan makan siang, sekaligus menyerahkan beasiswa mahasiswa ber- prestasi jalur non akademik” 4. Tubuh Berita Tubuh berita merupakan tempat seluruh informasi dijelaskan secara detail. Seluruh fakta yang kita da- patkan di lapangan dirangkai dan dijelaskan secara kronologis dalam bagian ini. Seluruh penjelasan harus fokus kepada satu tema persoalan yang diangkat. Sertakan “KUTIPAN”, yaitu pernyataan dari nara- sumber, nama narasumber. Ex. Dalam kesempatan itu rektor mengaku pihak- nya akan terus memfasilitasi setiap mahasiswa yang memiliki prestasi baik jalur akademik maupun non akademik. Ia juga beranggapan bahwa kemaju- an UM Metro tidak bisa dicapai hanya oleh rektor dan dosen, tetapi kontribusi dari mahasiswa sangat dibu- tuhkan, sehingga mahasiswa perlu terus mendapat pembinaan yang baik dan dukungan yang maksimal. Contoh: “UM Metro sangat perlu memfasilitasi prestasi mahasiswa baik akademik dan non akademik, karena keduanya akan sa- ngat menunjang mereka untuk meraih kesuksesan di masa de- pan,” ucap Drs. Jazim Ahmad, M.Pd 5. Penutup Penutup berita merupakan bagian akhir tulisan atau 50 Menulis Press Release
paragraf press release. TINDAKAN MEDIA TERHADAP PRESS RELEASE MATERI PRESS release yang dikirim ke media sepenuhnya berada di bawah kendali media tersebut. Adapun beberapa tindakan yang dilakukan media terhadap press release, yakni: 1. Dipublikasikan sebagaimana adanya; 2. Ditulis ulang untuk disesuaikan format berita; 3. Dipadatkan (bila materinya bertele-tele); 4. Informasi ditambahkan untuk kelengkapan berita; 5. Diberikan informasi atau keterangan tambahan. Jurnalistik Dasar untuk Pemula 51
© Freepik
5 KODE ETIK JURNALISTIK PENGERTIAN KODE ETIKA JURNALISTIK KODE ETIK jurnalistik adalah etika profe- si wartawan. Ciri utama wartawan profesi- onal yaitu menaati kode etik, sebagaimana halnya dokter, pengacara, dan kaum profe- sional lain yang memiliki dan menaati kode etik. Berikut ini ringkasan kode etik jurnalis- tik yang harus dimiliki oleh wartawan: 1. Independen, akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. 2. Profesional (tunjukkan identitas; hor- mati hak privasi; tidak menyuap; be- rita faktual dan jelas sumbernya; tidak plagiat; penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliput- an berita investigasi bagi kepentingan publik). 3. Berimbang, tidak mencampurkan fak- ta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersa- lah.
4. Tidak membuat berita bohong, itnah, sadis, dan ca- bul. 5. Tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap. 6. Memiliki Hak Tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun ke- beradaannya, menghargai ketentuan embargo, infor- masi latar belakang, dan “off the record”. 7. Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi SARA. 8. Hormati kehidupan pribadi, kecuali untuk kepenting- an publik. 9. Segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru/tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan/atau pemirsa. 10. Layani Hak Jawab dan Hak Koreksi secara proporsi- onal. 9 ELEMEN JURNALISME KODE ETIK jurnalistik secara universal tercantum dalam 9 Elemen Jurnalisme yang dikemukakan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001) dalam The Elements of Journalism, What New- speople Should Know and the Public Should Expect (New York: Crown Publishers, 2001) sebagai berikut: 1. Kewajiban pertama adalah pada kebenaran. 2. Kesetiaan (loyalitas) jurnalisme adalah kepada warga (citizens). 3. Disiplin veriikasi. 54 Kode Etik Jurnalistik
4. Jurnalis harus tetap independen. 5. Jurnalis bertindak sebagai pemantau. 6. Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik, ko- mentar, dan tanggapan dari publik. 7. Membuat hal yang penting itu menjadi menarik dan relevan. 8. Berita yang disajikan komprehensif dan proporsional 9. Mengikuti hati nurani―etika, tanggung jawab moral, dan standar nilai. Belakangan, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menam- bahkan prinsip kesepuluh: “warga juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal yang berkaitan dengan berita.” Jurnalistik Dasar untuk Pemula 55
© Freepik
6 PRODUKSI BERITA PROSES PRODUKSI BERITA PROSES PRODUKSI Berita (News Process- ing) merupakan tahapan yang akan dilalui dalam menyajikan berita. Terdapat bebe- rapa langkah dalam proses produksi berita yakni: 1. Perencanaan Berita (News Planning) Sebelum menulis berita, sebaiknya jur- nalis merancang terlebih dahulu berita apa yang akan mereka sajikan untuk pembaca. Perencanaan berita tersebut dapat merujuk pada nilai berita terle- bih dahulu lalu merujuk pada topik, kemudian tempat dan waktu. 2. Pengambilan Berita (News Hunting/ News Gathering) Selanjutnya para jurnalis terjun ke la- pangan untuk mencari informasi terki- ni perihal apa saja yang dapat dijadi- kan bahan berita. 3. Penulisan Berita (News Writing) Bahan berita yang sudah didapat se- lanjutnya dituangkan dalam bentuk
tulisan dengan format berita tanpa mengurangi atau menambahkan sumber asli berita tersebut. 4. Pengeditan Berita (News Editing) Berita yang sudah ditulis, biasanya akan dikirimkan ke tim redaksi untuk diedit kembali baik dari segi tata bahasa yang digunakan maupun dari segi gaya penu- lisan. 5. Publikasi (Publishing) Apabila berita yang disajikan telah layak dipublikasi- kan, selanjutnya tim redaksi akan mengirimkan tulis- an tersebut kepada tim publikasi atau rekan media. Proses jurnalistik dalam praktiknya yaitu perencanaan pemberitaan (mis. rapat redaksi), peliputan peristiwa (ter- masuk wawancara), penulisan naskah berita, penyuntingan, dan publikasi melalui media massa. MANAJEMEN REDAKSI MANAJEMEN REDAKSI adalah suatu proses perencana- an dan pengorganisasian kerja dalam kerja keredaksian di suatu media massa atau media pers demi tercapainya tujuan yang ingin dicapai media massa atau media pers tersebut. Secara umum manajemen redaksi terdiri dari: 1. Pemimpin Redaksi (Chief Editor) 2. Redaktur Pelaksana (Managing Editor) 3. Redaktur (Editor): Penanggung Jawab Rubrik 4. Reporter & Fotografer 5. Koresponden 6. Kontributor (penulis dan kolumnis) 58 Produksi Berita
Proses pemberitaan masuk dalam manajemen redaksi. SDM dalam manajemen redaksi terdiri dari pemimpin re- daksi hingga kontributor. Semuanya disebut wartawan. Wartawan ada yang menjabat―secara hierarkis―pe- mimpin redaksi, wakil pimred, redaktur, koordinator liput- an, reporter, fotografer (wartawan foto), koresponden (war- tawan daerah), dan kontributor, yaitu wartawan lepas yang dibayar per tulisan alias tidak digaji bulanan seperti kores- ponden s.d. pimred. Jurnalistik Dasar untuk Pemula 59
© Freepik
7 FOTO JURNALISTIK PENGERTIAN FOTO JURNALISTIK FOTO JURNALISTIK (Journalist Photogra- phy) adalah kombinasi antara kata dan gam- bar yang bernilai dan menghasilkan kesa- tuan komunikasi serta mengandung nilai jurnalistik seperti aktual, faktual, penting, dan menarik. Menurut Alwi (2004), foto jurnalis- tik adalah kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan suatu kesatuan komu- nikasi dan kesamaan antara latar belakang dan sosial pembacanya. Sedangkan Menu- rut Wijaya (2011), foto jurnalistik adalah foto yang bernilai berita atau foto yang menarik bagi pembaca tertentu, dan informasi terse- but disampaikan kepada masyarakat sesing- kat mungkin. Foto jurnalistik adalah penyampaian berita, informasi, atau pesan melalui gam- bar. Fungsinya antara lain adalah mengin- formasikan (to inform), meyakinkan (to per- suade), dan menghibur (to entertain). Bisa juga berarti Photographic Communication, yai-
tu foto-foto yang mengandung nilai berita atau nilai jurnalis- tik yakni aktual, faktual, penting, dan menarik (Romli, 2008). Foto jurnalistik harus memiliki kemampuan bercerita melalui gambar. Wartawan foto pun dituntut memiliki ke- mampuan memberikan penggambaran peristiwa melalui foto hasil jepretannya. Foto jurnalistik yang baik dapat di- katakan sebagai karya foto yang mampu menyajikan kisah cerita secara eksplisit dan implisit, tanpa harus menjelaskan isi foto yang disajikan. Menurut Gani dan Kusumalestari (2013), karakteristik foto jurnalistik adalah sebagai berikut: Foto jurnalistik adalah komunikasi melalui foto (Com- munication Photography). Komunikasi yang dilakukan akan mengekspresikan pandangan jurnalis foto terha- dap suatu objek, tetapi pesan yang disampaikan bu- kan merupakan ekspresi pribadi. Medium foto jurnalistik adalah media cetak koran atau majalah, dan media kabel atau satelit juga internet se- perti koran berita (wire service). Kegiatan foto jurnalistik adalah kegiatan melaporkan diri. Foto jurnalistik adalah perpaduan dari foto dan teks foto. Foto jurnalistik mengacu pada manusia, manusia ada- lah subjek sekaligus pembaca foto jurnalistik. Foto jurnalistik adalah komunikasi dengan orang ba- nyak (mass audiency). Karena itu, pesan yang disam- paikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam. Foto jurnalistik merupakan hasil kerja editor foto. 62 Foto Jurnalistik
Tujuan foto jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi kepada sesama, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers (freedom of speech and freedom of press). JENIS-JENIS FOTO JURNALISTIK MENURUT ALWI (2004), terdapat sembilan jenis foto jurna- listik yang dibuat World Press Photo (WPP) yaitu badan foto jurnalistik dunia yang menjadi acuan bagi setiap fotografer dalam mengemban tugas sebagai jurnalis foto. Jenis-jenis foto jurnalistik adalah sebagai berikut: 1. Spot Photo Spot foto adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal atau tidak terduga yang diambil oleh si fotografer langsung di lokasi kejadian. Misalnya, foto peristiwa kecelakaan, kebakaran, perkelahian, dan pe- rang. Karena dibuat dari peristiwa yang jarang terjadi dan menampilkan konlik serta ketegangan, maka foto spot harus segera disiarkan. 2. General News Photo General News Photo adalah foto-foto yang bisa diabadi- kan dari peristiwa yang terjadwal, dan rutin. Temanya bisa bermacam-macam, yaitu politik, ekonomi, dan humor. Contoh, foto presiden menganugerahkan bin- tang Mahaputra, menteri membuka pameran, badut dalam pertunjukan, dan lain-lain. 3. People in the News Photo People in the News Photo adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita. Yang ditampilkan adalah pribadi atau sosok orang yang menjadi berita itu bisa kelucuannya, nasib, dan sebagainya. Contoh, Jurnalistik Dasar untuk Pemula 63
foto Ali Abbas seorang anak yang menjadi korban bom perang Irak, atau foto Juned korban kecelakaan peristiwa tabrakan kereta api, dan sebagainya. Tokoh- -tokoh pada foto people in the news bisa tokoh popular atau bisa tidak, tetapi kemudian menjadi popular sete- lah foto itu dipublikasikan. 4. Daily Life Photo Daily Life Photo adalah foto-foto tentang kehidupan sehari-hari manusia dipandang dari segi kemanusian- nya (human interest). Misalnya, foto tentang pedagang asongan di pinggir jalan raya. 5. Potrait Potrait adalah foto yang menampilkan wajah seseo- rang secara close up dan mejeng. Ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang dimiliki atau ke- khasan lainnya. 6. Sport Photo Sport Photo adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga. Karena olahraga berlangsung pada jarak ter- tentu antara atlet dengan penonton dan fotografer, da- lam pembuatan foto olahraga dibutuhkan perlengkap- an yang memadai, misalnya lensa yang panjang serta kamera yang menggunakan motor drive. 7. Science and Technology Photo Science and Technology Photo adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya, foto pene- muan micro chip computer baru, foto proses pengklo- ningan domba, dan sebagainya. 64 Foto Jurnalistik
8. Art and Culture Photo Art and Culture Photo adalah foto yang dibuat dari peristiwa seni dan budaya. Misalnya, foto penari jai- pong, pertunjukan Iwan Fals di panggung, dan lain sebagainya. 9. Social and Environment Social and Environment adalah foto-foto tentang kehi- dupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya. Contoh, foto penduduk sekitar kali manggarai yang sedang mencuci piring. Sedangkan menurut Oosley (1971), foto jurnalistik di- bagi menjadi dua kelompok utama, yaitu (Gani dan Kusu- malestari, 2013): 1. Nilai Kepentingan Menurut nilai kepentingannya, foto jurnalistik terdiri dari: a. Foto Hard News adalah foto jurnalistik yang sangat penting, memiliki nilai keaktualan tinggi. Foto se- perti ini biasanya dimuat di halaman utama atau rubrik utama majalah berita. b. Foto soft news adalah foto jurnalistik yang kurang begitu penting, namun baik juga untuk dimuat. c. Filter news adalah foto jurnalistik yang berfungsi sebagai selingan atau pengisi halaman. Bila tidak memungkinkan, foto ini bisa juga dimuat. 2. Penyajian Menurut cara penyajiannya, foto jurnalistik terdiri dari: a. Spot news atau foto berita adalah sebuah foto yang Jurnalistik Dasar untuk Pemula 65
merekam kejadian atau peristiwa sesaat dengan waktu yang sangat singkat dan tidak berulang. Biasanya berupa foto tunggal yang berdiri sendiri menyajikan suatu peristiwa. b. Photo essay atau foto esai adalah serangkaian foto yang menggambarkan berbagai aspek dari suatu masalah yang dikupas secara mendalam. c. Photo sequence adalah serangkaian foto yang me- nyajikan suatu kejadian secara mendetail, berun- tun, dan kronologis. Kejadian atau peristiwa itu terjadi dalam selisih waktu yang amat singkat (da- lam bilangan menit atau bahkan detik). d. Feature photograph adalah sebuah foto jurnalistik yang menyangkut kehidupan sehari-hari namun mengundang segi kemanusiaan yang menarik. SYARAT-SYARAT FOTO JURNALISTIK FOTO JURNALISTIK merupakan salah satu media visu- al untuk merekam, mengabadikan atau menceritakan su- atu peristiwa. Foto jurnalistik mempunyai sifat deskriptif (menggambarkan), dan itu lebih memudahkan pembaca dalam mengetahui sebuah berita tanpa harus membacanya terlebih dahulu. Menurut Ed Zoelverdi (1985), untuk memudahkan pembaca dalam memahami pesan komunikasi visual dari sebuah foto, terdapat beberapa syarat-syarat foto jurnalistik yang perlu pertimbangan agar foto tersebut layak disiarkan, yaitu sebagai berikut: 1. Informatif Foto itu mampu menjelaskan dirinya secara ringkas, sehingga apa yang disampaikan segera dapat terbaca 66 Foto Jurnalistik
tanpa harus dibebani lagi dengan kata yang panjang lebar. 2. Hangat Ini sesuai dengan prasyaratan sebuah berita, yaitu yang ditampilkan dalam foto itu mengandung unsur kehangatan. Subjeknya bukan cerita basi karena tun- tutan mutlak. 3. Factual Subjek foto ini tidak diada-adakan, tetapi sesuai de- ngan kenyataan yang sesungguhnya. Tuntutan terha- dap faktor ini sesuai dengan kenyataan yang sesung- guhnya. 4. Relevan Isi yang dikandung foto secara jitu mendukung semua tema pokok cerita atau penulisan. Artinya sebagai pendamping tulisan, maka gambaran yang tersaji da- lam foto tidak melenceng dari tema tulisan. 5. Gema Ini akan menentukan penempatan foto. Jika rekaman- nya hanya mengenai kejadian lokal (rumah kebakar- an, misalnya) maka fotonya mungkin bukan di hala- man muka. Tapi jika kejadiannya itu menelan ratusan korban manusia, seperti akibat bencana alam dahsyat, yang gemanya bukan sekedar lokal, tapi lebih luas, ya- itu nasional, foto ini layak dapat porsi halaman muka. 6. Misi Ini menyangkut tujuan atau target pemuatan suatu foto. Ihwal bencana alam misalnya, tentu dimaksud untuk menyentuh sentuhan kemanusiaan. Ada yang bertujuan membangkitkan apresiasi masyarakat ter- Jurnalistik Dasar untuk Pemula 67
hadap hal-hal yang patut dihargai, atau sebaliknya menggugah kemauan mereka untuk mengubah apa yang secara kemasyarakatan dianggap berengsek. 7. Otentik Lazim juga disebut tingkat kesulitan dalam proses pe- motretan. Dalam hal ini ada dua pengertian otentik. Pertama, subjeknya sendiri hanya si Mat Kodak ber- sangkutan yang dapat, dan kedua, mesti ada 10 Mat Kodak menjepret subjek yang sama, tapi hanya satu hasil yang menunjukan sudut pandang atau moment yang berbeda. 8. Atraktif Ini menyangkut sosok grais sebuah foto yang tersa- ji secara menggigit atau mencekam. Penampilannya tidak hambar dan dibagian ini ada peran pengeditan atau sumbangsih polesan Editor Foto. 68 Foto Jurnalistik
8 MEDIA RELATIONS Revolusi informasi dan komunika- si dewasa ini terus berkembang semakin pesat. Informasi berjalan tepat-aktual, bersifat global, serentak dan interaktif. Media tidak lagi terkendala peri- odisasi dan bersifat interaktif. Realitas baru informasi: revolusi informasi dan komuni- kasi membuat publik menjadi konsumen (news getter) sekaligus produsen (news mak- er) informasi. Batas ruang publik dan ruang privat menjadi kabur. Media konvergensi dan modernisasi teknologi informasi dan penggunaan in- ternet yang masif memungkinkan masyara- kat mendapatkan informasi dengan cepat. Fenomena ini membuat masyarakat dan civ- il society menuntut hak untuk mendapatkan informasi secara mudah dan cepat dari pe- nyelenggara negara sebagaimana tercantum dalam constitusional rights pada setiap nega- ra demokrasi. PENGERTIAN DAN FUNGSI HUMAS HUMAS ATAU Public Relations (PR) adalah
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antara organisasi (lembaga) dan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Fungsi utama Humas, yakni membangun, menjaga dan melindungi, serta meningkatkan reputasi organisasi/ perusahaan, memperluas prestise, menampilkan citra-citra yang mendukung. PENGERTIAN DAN FUNGSI MEDIA RELATIONS MEDIA RELATIONS (hubungan media) adalah membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola me- dia cetak (surat kabar dan majalah), media elektronik (radio dan televisi), dan media massa online (news paper online, mag- azine online). (Ardianto, 2011). Fungsi media relations: 1. Meningkatkan citra instansi/lembaga 2. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh instansi/lembaga. 3. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja yang dilakukan oleh instansi/lembaga. 4. Meningkatkan nilai jual dari produk dan jasa yang di- miliki instansi/lembaga. 5. Membantu instansi/lembaga keluar dari komunikasi krisis. 6. Meningkatkan relasi dari beragam publik, seperti ter- hadap lembaga pemerintahan, perusahaan-perusaha- an, organisasi kemasyarakatan, maupun individu. 70 Media Relations
TUJUAN DAN MANFAAT MEDIA RELATIONS HUMAS MEMBUTUHKAN dukungan media untuk men- capai tujuan organisasi sehingga tujuan melakukan media relations adalah: 1. Memperoleh publisitas (penyiaran) seluas mungkin mengenai kegiatan dan langkah organisasi yang baik untuk diketahui publik. 2. Memperoleh tempat dalam pemberitaan media yang objektif, wajar, dan seimbang mengenai hal-hal terkait organisasi. 3. Memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegi- atan organisasi 4. Melengkapi data/informasi bagi pimpinan organisa- si untuk keperluan pembuatan penilaian secara tepat mengenai yang memengaruhi keberhasilan kegiatan. 5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa saling percaya dan menghor- mati. Dari hubungan baik yang terjalin antara humas orga- nisasi dan media dapat diperoleh manfaat melakukan media relations, antara lain membangun pemahaman mengenai tu- gas dan tanggung jawab organisasi dan media massa, mem- bangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati dan menghargai, kejujuran serta kepercayaan, dan penyampaian informasi yang akurat. PRINSIP-PRINSIP MEDIA RELATIONS 1. Memahami dan melayani media Jurnalistik Dasar untuk Pemula 71
2. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat diper- caya 3. Menyediakan salinan naskah (news release/berita, foto) 4. Bekerja sama dalam penyediaan materi 5. Menyediakan fasilitas veriikasi 6. Membangun hubungan personal yang kokoh 7. Keterbukaan dan kejujuran 8. Selalu siap menerima wartawan 9. Jangan mencampurbaurkan siaran berita dengan pe- sanan untuk iklan 10. Jangan melebih-lebihkan atau mewarnai fakta 11. Selalu siap untuk dikutip dan berhati-hati dalam membuat pernyataan 12. Hindari pernyataan off the record 13. Jangan mendiskriminasikan media 14. Jangan mengeluh karena kesalahan kecil (salah cetak) 15. Jangan membingungkan wartawan 16. Jangan menyalahkan redaktur jika suatu berita tidak dimuat 17. Jangan melangkahi wartawan (mengadu ke atasan- nya) 72 Media Relations
JENIS KEGIATAN MEDIA RELATIONS 1. Press Conference (Konferensi Pers) Konferensi Pers merupakan kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog dengan materi yang telah disiapkan (Pers Release). 2. Pers Brieing (Jumpa Pers) Jumpa Pers adalah penyampaian informasi dalam se- buah kegiatan. 3. Special Event Special Event merupakan kegiatan khusus yang meli- batkan media, misalnya menjadi sponsor lomba penu- lisan jurnalistik. 4. Media Visit (Kunjungan Media) Kunjungan Media adalaha kegiatan berkunjung ke kantor media. 5. Pers Gathering Pers Gathering merupakan kegiatan di mana pihak lem- baga/institusi mengundang media untuk berkumpul secara informal, misalnya jamuan makan malam dll. 6. Maintenance Lobby Maintenance Lobby adalah kegiatan silaturahmi antara pihak lembaga dan media. Misalnya minum kopi ber- sama atau nonton bareng dll. 7. Pers Tour Mengajak wartawan berkunjung ke suatu tempat Jurnalistik Dasar untuk Pemula 73
ETIKA MEDIA RELATIONS PELAKSANAAN MEDIA relations memiliki etika yang dia- tur dalam Kode Etik Humas. 1. Anggota Humas organisasi/institusi wajib menyedia- kan dan memberikan informasi publik yang benar dan akurat kepada masyarakat, media massa, dan insan pers sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi/insti- tusinya sesuai dengan undang-undang yang berlaku 2. Anggota Humas organisasi/institusi tidak diperke- nankan melakukan penekanan terhadap media massa dan insan pers serta mencegah pemberian barang dan jasa kepada media massa dan insan pers dengan dalih kepentingan publikasi instansinya PEMAHAMAN MEDIA SEORANG HUMAS harus memahami perihal media mas- sa yang menjadi mitranya, antara lain: 1. Kebijakan redaksional. Kriteria berita/tulisan yang la- yak muat (it to print) atau layak siar berdasarkan visi, misi dan rubrikasi media 2. Periode terbit, yaitu harian, mingguan, bulanan, dan sebagainya 3. Copy Date atau Date Line. Batas waktu masuknya berita ke editor/redaksi 4. Proses percetakan atau penerbitan 5. Area sirkulasi. Cakupan wilayah sebaran media atau jangkauan pembaca/audiens 6. Proil pembaca. Karakteristik pembaca, penonton, 74 Media Relations
atau pendengar, dari segi kelompok umur, jenis kela- min, tingkat sosial, profesi, hobi dan minat, kebangsa- an, kelompok etnis, agama, dan orientasi politik 7. Metode Distribusi. Cara penyebaran media, misalnya dijual eceran, rumah ke rumah, atau berlangganan. PENGENALAN MEDIA MASSA MEDIA MASSA merupakan media yang diperuntukan un- tuk massa. Dalam ilmu jurnalistik, media massa menyiarkan berita atau informasi disebut juga dengan istilah pers. Menurut UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers, peng- ertian pers atau media massa adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan graik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala je- nis saluran yang tersedia. Jurnalistik Dasar untuk Pemula 75
© Freepik
9 PROTOKOL KESEHATAN JURNALIS DI ERA NEW NORMAL Era new normal merupakan masa di mana manusia mulai menjalani tatan- an baru namun dianggap hal biasa. Era ini mulai diterapkan di beberapa Negara termasuk Indonesia pasca merebaknya Co- rona Virus (Covid-19) yang bermula datang dari Wuhan, Cina lalu kemudian menjalar ke berbagai Negara yang telah berhasil me- makan ratusan ribu korban. WHO sebagai pusat ilmuwan dunia bahkan telah merilis pernyataan resmi ten- tang Covid-19 yang akan hidup berdam- pingan dengan manusia. Maka seleksi alam akan berjalan sebagaimana roda yang terus berputar. Siapa yang kuat dia yang selamat, sebaliknya siapa yang lemah maka ia akan sirna. Sehingganya, untuk mengatasi hal ini perlu memperhatikan protokol kesehatan baik bagi masyarakat umum terkhusus para jurnalis yang sering terjun ke lapangan un- tuk mencari data melalui interaksi dengan banyak pihak. Apa saja yang perlu diperha- tikan para jurnalis selama melakukan pen- carian data di lapangan? Berikut beberapa
informasi mengenai protokol kesehatan sebagaimana yang tertuang dalam SOP Protokol kesehatan di Universitas Mu- hammadiyah Metro: 1. Sebelum terjun ke lapangan/melakukan aktivitas pen- carian data, para jurnalis wajib mengenakan masker. 2. Selalu membawa hand sanitizer baik di dalam tas mau- pun di kantong baju atau celana. 3. Biasakan cuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah melaksanakan aktivitas. 4. Kurangi menyentuh bagian bawah terutama hidung dan mata. 5. Jaga jarak minimal 1 meter antar sesama saat melaksa- nakan aktivitas. 6. Pastikan bahan/media/ATK dan peralatan lainnya yang digunakan telah steril. 7. Hindari berjabat tangan. 8. Kurangi menyentuh fasilitas umum jika tidak urgen. 9. Upayakan untuk selalu membawa peralatan makan sendiri. 10. Terapkan etika batuk, bersin dan membuang air liur dengan baik. 11. Apabila merasa kurang sehat seperti suhu badan lebih dari 37,5º celcius, batuk, demam, dan sesak nafas agar tidak menahan diri di rumah. 12. Membiasakan membawa vitamin C. 13. Membiasakan membawa tisu. Langkah-langkah di atas merupakan upaya yang ha- 78 Protokol Kesehatan Jurnalis di Era New Normal
rus dilakukan demi terhindar dari penyebaran Covid-19. Se- hingga data yang berhasil dihimpun tidak hanya membuat perasaan senang dan pikiran tenang, namun kesehatan juga terjamin dengan baik. Jurnalistik Dasar untuk Pemula 79
© Freepik
10 PRAKTIK MENULIS JURNALISTIK KASUS BERITA TERDAPAT LIMA mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro yang baru saja ber- hasil menorehkan prestasinya di kancah na- sional. Kelima mahasiswa ini adalah Zamira Salsabila yang berhasil meraih medali emas Kapolri Cup cabang bela diri Taekwondo, James Fernando yang berhasil meraih me- dali emas pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional cabang Judo, bersama Indah Per- mata Sari, Rudi Pramono dan M. Faisal Riz- ki yang berhasil meraih medali perunggu di kejuaraan yang sama. Prestasi yang mengharumkan nama UM Metro di tingkat nasional ini tak hanya membanggakan bagi lembaga secara umum namun juga membuat rektor UM Metro tu- run langsung untuk memberikan penghar- gaan berupa beasiswa. Tak tanggung-tanggung, Rektor UM Metro mengundang kelima mahasiswa ter- sebut beserta pelatihnya untuk hadir di RM Pondok 21 dalam rangka penyerahan beasis-
wa secara simbolis pada Kamis, 30 Oktober 2019. Penyerah- an hadiah ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor II dan Wakil Rektor III UM Metro. Dalam kesempatan itu rektor mengaku pihaknya akan terus memfasilitasi setiap mahasiswa yang memiliki prestasi baik jalur akademik maupun non akademik. Ia juga berang- gapan bahwa kemajuan UM Metro tidak bisa dicapai hanya oleh rektor dan dosen, tetapi kontribusi dari mahasiswa sangat dibutuhkan, sehingga mahasiswa perlu mendapat pembinaan yang baik dan dukungan yang maksimal. “UM Metro sangat perlu memfasilitasi ini, karena ke- duanya akan sangat menunjang mereka untuk meraih ke- suksesan di masa depan,” ujarnya. Dalam kesempatan yang sama pelatih bela diri Judo Provinsi Lampung, Wardi Solar sangat bersyukur atas pres- tasi yang diraih oleh ketiga anak didiknya. Ia juga berharap supaya UM Metro terus memberi dukungan dan pembina- an kepada para mahasiswa berprestasi, tidak hanya terbatas pada cabang bela diri Judo. Apalagi menurutnya POMNAS XVII di Sumatra Barat pada tahun 2021 mendatang harus sudah dipersiapkan dari saat ini. “Sebetulnya kami sudah berkali-kali mengikuti per- lombaan POMNAS, tetapi pada POMNAS XVI ini kita men- dapat prestasi yang luar biasa, karena kita bisa mendapat emas dan perunggu di level nasional,” ungkapnya sesaat se- telah pembagian beasiswa mahasiswa berprestasi, di Rumah Makan Pondok 21, Metro Timur, Kota Metro. Mahasiswa yang mendapat beasiswa berprestasi ialah James Fernando dengan beasiswa SPP satu tahun, Indah Per- mata Sari bebas SPP satu semester, Rudi Pramono bebas SPP satu semester, dan M. Faisal Rizki bebas SPP satu semester. Zamira Salsabila bebas SPP satu semester sebagai apresiasi karena telah berhasil menyabet medali emas di 82 Praktik Menulis Jurnalistik
Kapolri Cup 2019 cabang bela diri taekwondo. Selain para atlet, pelatih juga mendapat bonus sebagai tanda terima ka- sih telah memberikan pembinaan kepada para mahasiswa UM Metro. PENENTUAN JUDUL SEBELUM MENULIS berita secara lengkap, ada baiknya jurnalis atau wartawan menentukan judul beritanya terlebih dahulu. Judul yang diambil hendaknya yang dapat meng- gambarkan seluruh isi kegiatan. Sehingga judul yang disaji- kan berhasil memberikan daya tarik bagi pembaca. Namun hal yang tak kalah penting bagi jurnalis ialah menganalisis hal apa yang paling menarik dalam kegiatan tersebut. Sema- kin jeli jurnalis berita dalam menentukan judul yang mena- rik, maka semakin besar peluang beritanya diangkat dan di- rilis oleh tim redaktur, serta kemungkinan tulisan beritanya dibaca banyak orang. Lalu hal apa saja yang perlu dilakukan oleh jurnalis dalam menentukan judul berita: 1. Judul berita berisi 5-10 kata; 2. Berupa pemikiran yang lengkap; 3. Berisi Subjek dan Kata Kerja (Verb), sering pula diser- tai Objek; 4. Bertujuan menarik perhatian pembaca; 5. Mencerminkan isi berita; 6. Menghindari ambiguitas, insinuitas, dan makna gan- da; 7. Akurat, jelas, dan ringkas; 8. Berupa kalimat lengkap (Headlines are complete sentenc- es or imply complete sentences); Jurnalistik Dasar untuk Pemula 83
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120