Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Modul 3 Seri EXCEL INFORMATIKA

Modul 3 Seri EXCEL INFORMATIKA

Published by Erief Prio Wibowo, 2022-11-30 15:58:34

Description: Modul 3 Seri EXCEL INFORMATIKA

Search

Read the Text Version

Suku Bunga = 1,5% Maka: Jumlah angsuran: = Plafond x SukuBunga x 1 /(1 - (1 / ((1 + SukuBunga) ^ JangkaWaktu))) = 5.000.000 x 1,5% x 1 / (1 - (1 / (( 1 + 1,5%) ^ 12))) = 5.000.000 x 1,5% x (1 / (1 - (1 / 1,20))) = 5.000.000 x 1,5% x (1 / (1 - 0,84)) = 5.000.000 x 1,5% x (1 / 0,16) = 5.000.000 x 1,5% x 6,11 = 458.400 Catatan: Jumlah Angsuran akan sama setiap bulannya hingga akhir masa kredit sebesar Rp. 458.400 Angsuran ke-1: Angsuran Bunga ke-2: Angsuran Bunga ke-1: = Saldo ke-1 x Suku Bunga = Saldo ke-0 x Suku Bunga = 4.616.600 x 1,5% = 5.000.000 x 1,5% = 69.249 = 75.000 Angsuran Pokok ke-1: Angsuran Pokok ke-2: = Angsuran - Angs. Bunga ke-1 = Angsuran - Angs. Bunga ke-2 = 458.400 - 75.000 = 458.400 - 69.249 = 383.400 = 389.151 Sehingga Saldo ke-1: Sehingga saldo ke-2: = Saldo ke-0 - Angs. Pokok ke-1 = Saldo ke-1 - angs. Pokok ke-2 = 5.000.000 - 383.400 = 4.616.600 - 389.151 = 4.616.600 = 4.227.449 Untuk angsuran selanjutnya sama dengan Angsuran ke-2: rumus diatas. Cara 2: Menggunakan Rumus/ Fungsi Excel Plafon Kredit = 5.000.000 Jangka Waktu = 12 bulan Suku Bunga = 1,5% 150 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

Maka: Angsuran = PMT(SukuBunga; JangkaWaktu; -Plafond) Angs. Pokok = PPMT(SukuBunga; Angs. Ke-n; JangkaWaktu; -Plafond) Angs. Bunga = IPMT(SukuBunga; Angs. Ke-n; JangkaWaktu; -Plafond) Sehingga: Angsuran: = PMT(SukuBunga; JangkaWaktu; -Plafond) = PMT(12%;12;-5.000.000) = 458.400 Angsuran Pokok ke-1: Sementara Bunga: = PPMT(SukuBunga; Angs. Ke-1; Angsuran Bunga ke-1: JangkaWaktu; -Plafond) = IPMT(SukuBunga; Angs. Ke-1; = PPMT(1,5%;1;12;-5.000.000) JangkaWaktu; -Plafond) = 383.400- = IPMT(1,5%;1;12;-5.000.000) Angsuran Pokok ke-2: = 75.000 = PPMT(SukuBunga; Angs. Ke-2; Angsuran Bunga ke-2: JangkaWaktu; -Plafond) = IPMT(SukuBunga; Angs. Ke-2; = PPMT(1,5%;2;12;-5.000.000) JangkaWaktu; -Plafond) = 389.151 = IPMT(1,5%;2;12;-5.000.000) Angsuran Pokok ke-3: = 69.249 = PPMT(SukuBunga; Angs. Ke-3; Angsuran Bunga ke-3: JangkaWaktu; -Plafond) = IPMT(SukuBunga; Angs. Ke-3; = PPMT(1,5%;3;12;-5.000.000) JangkaWaktu; -Plafond) = 394.988 = IPMT(1,5%;3;12;-5.000.000) Dan seterusnya untuk angsuran ke-4, 5, 6 = 63.412 s.d 12 Dan seterusnya untuk angsuran bunga ke- 4 s.d ke-12. CARA MENGHITUNG PENYISIHAN PENGHAPUSAN PRODUKTIF (PPAP) KREDIT BPR MENGGUNAKAN RUMUS EXCELL Berikut cara menghitung PPAP Kredit di BPR dengan menggunakan rumus excell: 1. Buatlah tabel kredit dengan komponen minimal berisi: a) Kolom Baki Debet b) Kolom Nilai Jaminan c) Kolom Kolektibilitas d) Kolom PPAP Berikut adalah contoh gambar nya : 2. Masukkan data-data kredit pada kolom tersebut. Misalkan seperti gambar dibawah 151 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

3. Masukkan rumus berikut pada kolom PPAP Dalam hal ini kolom yang akan dipasangkan rumus adalah sel D2, sel D3, sel D4 dan sel D5. Yang perlu anda ingat adalah rumus perhitungan PPAP jika lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Untuk kasus ini, akan menggunakan rumus \"IF\" untuk menggabungkan keempat rumus tersebut untuk menghasilkan angka pada kolom PPAP. Berikut rumusnya: INGAT : untuk memulai rumus pada excell diawali dengan tanda \"=\" Rumus Dasarnya seperti ini: Sel D2 = A2*0.5% Sel D3 = (A3-B3)*10% Sel D4 = (A4-B4)*50% Sel D5 = (A5-B5)*100% Apabila kita memasukkan rumus tersebut pada setiap kolom tentu akan repot. Bagaimana cara membuat satu rumus untuk keseluruhan data yang ada ? Salah satu caranya dengan dengan menggunakan rumus \"IF\" pada kolom teratas. Untuk kolom selanjutnya tinggal melakukan copy paste (autofill) pada kolom yang telah dibuatkan rumus dan dipaste pada seluruh baris kolom yang masih kosong. Atau dapat pula melakukan drag kolom yang berisi rumus hingga pada akhir baris pada kolom yang akan dicari angkanya. Rumusnya (misal untuk kolom sel D2): =if(C2=1;A2*0.5%;if(C2=2;(A2-B2)*10%;if(C2=3;(A2-B2)*50%;if(C2=4;(A2- B2)*100%)))) Artinya: Jika benar baris C2 nilainya 1 maka nilai D2 adalah hasil perkalian A2*0.5%, selanjutnya jika C2 nilainya 2 maka nilai D2 adalah hasil perkalian dari (A2-B2)*10%, maka hasilnya (A2- B2)*10% dan seterusnya. Hasil (maka PPAP Kredit): Untuk tingkat lanjut: Bagaimana apabila nilai jaminan lebih besar dari Baki debet? Jawabnya tentu kembali kepada aturan PPAP dimana apabila nilai jaminan kredit pengurang PPAP lebih besar atau sama dengan Baki debet maka nilai PPAPnya adalah 0. Sehingga apabila menggunakan rumus di atas maka akan didapatkan nilai PPAP yang bernilai (-). Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam rumus ditambahkan satu rumus if. Perhatikan gambar berikut dimana baris 2 menggunakan rumus di bawah dan baris 3 menggunakan rumus di atas. 152 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

Rumus perhitungan PPAP Kredit di BPR dengan excell (rumus 1): =if(B>A;0;if(C2=1;A2*0.5%;if(C2=2;(A2-B2)*10%;if(C2=3;(A2-B2)*50%;if(C2=4;(A2- B2)*100%)))))) d) Rumus Kelayakan Investasi 1. Analisa PAYBACK PERIODE Dengan Rumus COUNTIF di Excel Secara umum Payback Period adalah jangka waktu pengembalian nilai investasi melalui penerimaan kas bersih dalam sebuah periode yang telah ditentukan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Payback Period akan menunjukan sebuah angka tahun sebagai ukuran dalam pengembalian sebuah investasi. Data yang diperlukan dalam menghitung Payback Period adalah :Total penerimaan kas bersih/netto dari sebuah unit usaha atau investasi. Nilai kas bersih adalah hasil penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok dan biaya-biaya usaha. Payback Period penting untuk untuk diketahui sebelum kita menjalankan sebuah proyek atau usaha baru. Semakin pendek waktu pengembalian investasi maka akan semakin cepat perputaran kas dalam usaha yang akan dijalankan. Cara Menghitung Payback Periode Dalam Excel Untuk menghitung Payback Period ada 3 unsur yang harus diketahui nilainya terlebih dahulu, yaitu : 1. Nilai investasi awal, 2. Nilai arus kas per tahun dan 3. Jangka waktu investasi. Setelah 3 unsur tersebut diketahui maka kita bisa menghitung nilai Payback Period untuk investasi tersebut. Secara umum rumus untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut: Payback Period=n+(a-b)/(c-b)x1Tahun n : Tahun terakhir yang poisis nilai kumulatif cashflownya masih negatif a : Nilai investasi awal b : Jumlah kumulatif nilai cashflow pada tahun ke-n c : Jumlah kumulatif cashflow pada tahun ke n+1 Sedangkan jika nilai arus kas setiap tahun diperoleh dengan nilai yang sama maka rumusnya menjadi sebagai berikut : Payback Period=(Investasi awal/arus kas)x1 tahun Investasi awal : merupakan nilai investasi awal yang dibayarkan dalam sebuah proyek yang akan dijalankan. Arus kas : nilai penerimaan kas bersih setiap tahun dalam waktu investasi tersebut dijalankan. Dari hasil analisa Payback Period tersebut dapat digunakan sebagai referensi untuk mengambil keputusan sebagai berikut : 1. Jika terdapat dua proyek atau lebih maka yang paling bagus adalah memiliki Payback Period lebih kecil. 153 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

2. Investasi yang dbandingkan tersebut dalam point pertama memiliki tingkat resiko yang sama. 3. Jika tingkat resiko dari Investasi berbeda - beda maka Payback Period tidak bisa dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan arena harus juga melihat indikator investasi lainnya. Urutan untuk menghitung Payback Period ini adalah didahului dengan : 1. Menghitung total pendapatan kotor yang akan diterima selama jangka waktu investasi. 2. Menghitung Harga Pokok Penjualan (Jika bidang usaha bukan dalam bentuk perusahaan jasa , misalnya perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur). 3. Menghitung laba kotor yaitu Nilai penjualan dikurangi dengan Harga Pokok 4. Menghitung biaya - biaya yang akan muncul selama investasi berjalan. 5. Menghitung arus kas bersih dari investasi tersebut. 6. Menghitung berapa Payback Period untuk investasi yang akan dijalankan tersebut. Contoh penghitungan Payback Period : “Diasumsikan terdapat sebuah pengajuan proyek dengan nilai investasi sebesar 500 juta. Jangka waktu untuk proyek investasi tersebut adalah 5 tahun dengan kondisi bahwa nilai investasi dibayarkan pada awal dari jangka waktu investasi tersebut.” Untuk menghitungnya silahkan perhatikan gambar dibawah ini : Dalam gambar tersebut terlihat bahwa nilai 500 juta dihitung dari awal periode investasi atau dari tahun ke-0. Net cashflow mulai masuk dari tahun pertama sebesar 85 juta, tahun kedua sebesar 130 juta dan seterusnya. Ada dua perhitungan yang dilakukan sebelum mendapatkan nilai Payback Period yaitu menghitung kumulatif Net Cashflow dan juga menghitung Index cashflow positif. 1) Menghitung Cumulative net cashflow Cumulative net cashflow adalah total sisa dari nila investasi setelah dikurangi dengan total net cashflow yang diterima.  Untuk cell C6 gunakan rumus sebagai berikut : =B5+C5  Sedangkan untuk cell D6 masukan rumus sebagai berikut : =C6+D5  Untuk cell E6 sampai dengan G6 silahkan copy pastekan rumus yang terdapat dalam cell D6.  Hasil dari rumus yang dibuat ini akan terlihat seperti pada gambar baris ke-6 atau range C6:G6. 2) Menghitung Index untuk cashflow yang bernilai positif. Ini dilakukan untuk melakukan asumsi dari kelebihan positif cashflow ada pada bulan keberapa ditahun yang bersangkutan.  Rumus yang digunakan untuk cell C7 adalah sebagai berikut : =IF(C6<0;0;ABS(B6/C5))  Untuk cell D7 sampai dengan cell G7 silahkan copy pastekan rumus tersebut diatas dan hasilnya akan terlihat seperti pada gambar range C7:G7. 3) Menghitung ditahun keberapa cashflow telah memiliki nilai yang positif. Untuk menghitung Positif Cashflow ini gunakan rumus sebagai berikut : =COUNTIF(C6:G6;\"<\"&0) 154 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

Hasil dari rumus tersebut terlihat dalam cell B10 dengan nilai 3. Ini artinya proyek tersebut akan mempunyai nilai cashflow yang positif dimulai dari tahun yang ke-3. 4) Menghitung Payback Period dari proyek tersebut. Dalam perhitungan positif cashflow nilai yang muncul adalah tahun ke-3. Masalahnya adalah dibulan keberapa dalam tahun tersebut cashflow akan mulai mempunyai nilai yang positif ?. Untuk menghitung ini saya akan menggunakan Payback Period dengan rumus sebagai berikut : =COUNTIF(C6:G6;\"<\"&0)+INDEX(C7:G7;;COUNTIF(C6:G6;\"<\"&0)+1) Hasilnya akan terlihat dalam cell B11 dengan nilai adalah 3,65 atau 3 Tahun 7 Bulan. Membandingkan Hasil Payback Period Rumus Excel Dengan Manual Setelah kita melihat contoh perhitungan dengan menggunakan rumus Excel maka tidak ada salahnya saya juga mencoba menghitung Payback Period tersebut dengan rumus manual. Tujuannya adalah sebagai pembanding dari hasil yang dihitung oleh rumus Excel tersebut. Untuk menghitungnya kita akan menggunakan rumus Payback Period diatas, dengan data yang diketahui adalah sebagi berikut :  n = 3 (tahun terakhir yang kumulatif cashflownya masih negatif, lihat gambar diatas)  a = 500.000 (jumlah investasi awal)  b = 380.000 (85.000+130.000+165.000)  c = 565.000 (85.000+130.000+165.000+185.000) Dengan nilai - nilai tersebut maka didapatkan perhitungan sebagai berikut : = 3+(500.000-380.000)/(565.000-380.000) = 3+(120.000)/(185.000) = 3+0.64 = 3.64 Dari rincian perhitungan diatas maka Payback Periodnya adalah 3.64 atau 3 Tahun 7 Bulan. Seperti terlihat dalam dua perhitungan diatas maka hasilnya adalah sama sehingga dua pola ini sama-sama bisa digunakan untuk menghitung Payback Period. 2. Analisa Tingkat Pengembalian Internal Dengan Rumus IRR (Internal Rate Return) di Excel IRR merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah usaha yaitu discount rate yang akan menjadi Present Value dari kas masuk yang sama dengan investasi awal. IRR ini digunakan untuk mencari peringkat pada beberapa penawaran investasi yang akan kita jalankan. Investasi yang akan kita pilih adalah Investasi yang memiliki nilai IRR paling tinggi tetapi tentu IRR bukan hanya satu - satunya faktor yang akan menentukan pilihan dalam investasi. IRR sering digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian internal dari arus kas dalam sebuah investasi. Dalam investasi tentu hal utama yang paling dicari adalah cara untuk memaksimalkan laba atau keuangan dan meminimalisir terjadinya resiko atas dana yang sudah diinvestasikan. Data yang dapat digunakan untuk menganalisis keuntungan dan juga resiko dalam sebuah investasi adalah arus kas. Dalam arus kas terdapat dua unsur yang harus diperhatikan yaitu arus kas positif dan arus kas negatif.  Arus kas positif adalah kas masuk atau penerimaan dana sedangkan  Arus kas negatif adalah pengeluaran kas yang dipergunakan untuk membiayai sebuah usaha. Menggunakan Rumus IRR Dalam Microsoft Excel Microsoft Excel telah menyediakn rumus IRR yang dapat digunakan dengan mudah secara langsung. Selain dengan Excel tentu IRR ini bisa juga dihitung secara manual sehingga pilihan ini dikembalikan kepada kita mana yang kira - kira lebih mudah. Perlu diketahui bahwa nilai untuk arus kas ini tidak harus genap setiap periodenya karena IRR akan menghitung keseluruhan nilai dalam arus kas dari periode awal sampai dengan periode yang dibutuhkan nilai IRR nya. Syntax dasar Fungsi IRR : 155 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

=IRR(values;[guess])  values = merupakan array atau referensi nilai yang berisi angka yang sumbernya berasal dari arus kas. IRR menggunakan urutan dalam menghitungnya sehingga kita harus memastikan urutan nilai arus kas sesuai dengan tahun berjalan investasi tersebut.  guess = merupakan perkiraan angka yang paling mendekati terhadap hasil perhitungan IRR tersebut. Guess ini bersifat optional sehingga boleh untuk dikosongkan ataupun diisi dengan angka tertentu. Jika guess dikosongkan maka nilai tersebut akan diasumsikan sebesar 10% atau 0,1. Jika perhitungan IRR tidak bisa menemukan kedalam nilai yang paling mendekati maka Excel akan memberikan nilai error #NUM!. Contoh Menghitung IRR Dengan Rumus Dalam Excel Silahkan perhatikan gambar berikut ini : Dalam gambar tersebut terlihat bahwa investasi yang dilakukan pada awal tahun ke-1 menghabiskan dana sebesar 100.000. Profit yang masuk dari tahuan pertama sampai dengan tahun ke-5 adalah 5.000, 30.000, 50.000, 60.000 dan 80.000. Untuk penghitungan IRR dibagi menjadi dua periode yaitu untuk Tahun ke-3 dan Tahun ke-5.  Penghitungan IRR untuk tahun ke-3 adalah -6,2% dan rumus yang saya gunakan pada cell B8 adalah sebagai berikut : =IRR(B5:E5)  Penghitungan IRR untuk Tahun ke-5 adalah sebesar 24,9% dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : =IRR(B5:G5) Dari hasil IRR tersebut dapat disimpulkan bahwa atas dana yang kita investasikan sebesar 100.000 harus dijalankan dengan jangka waktu minimal 5 tahun untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Jika investasi ini akan dijalankan hanya tiga tahun maka sudah jelas investasi tersebut tidak perlu dijalankan karena nilai IRR masih ada dalam kondisi negatif. Seperti yang telah saya sampaikan bahwa IRR merupakan salah satu dari beberapa indikator yang dapat menentukan atau melihat perjalanan sebuah investasi yang akan dijalankan. Tentu dengan besarnya dana yang kita keluarkan dalam sebuah investasi kitapun tidak ingn mengalamai kerugian. 3. Analisa Break Event Point (BEP) Dengan Rumus Dalam Microsoft Excel Break Even Point atau BEP adalah sebuah titik atau nilai dimana jumlah pendapatan akan sama dengan modal atau investasi yang dikeluarkan. Jadi, pada saat investasi mencapai titik BEP maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian ataupun telah bisa mengembalikan nilai investasi awal. Istilah lainnya dari Break Even Point adalah modal yang dikeluarkan untuk sebuah investasi sama dengan nilai pendapatan. Tetapi perlu dicatat bahwa kondisi tersebut baru bisa mengembalikan modal saja atau belum mendapatkan keuntungan. 156 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

Menghitung BEP Dengan Rumus Excel Jika kita akan memulai sebuah usaha maka perhitungan BEP ini sangat diperlukan sebagai dasar untuk menganalisa berapa minimal pendapatan atau minimal jumlah produksi barang yang harus dijalankan. Biasanya dalam membuka sebuah usaha baru pasti kita akan menghitung modal awal yang diperlukan. BEP ini akan menghitung berapa unit dan juga penjualan yang dibutuhkan dalam membuka usaha sampai dengan nilai modal awal tersebut dapat dikembalikan. Setelah modal tersebut dapat dikembalikan maka kita akan mulai mendapatkan keuntungan dalam usaha tersebut. Break Even Point terdiri dari dua jenis yaitu : 1) BEP untuk menghitung unit barang dan 2) BEP untuk menghitung jumlah uang.  BEP per unit dihitung untuk mengetahui berapa unit barang tersebut harus dijual supaya mencapai nilai BEP.  Perhitungan BEP berdasarkan rupiah untuk menghitung berapa nilai penjualan yang harus didapatkan untuk mencapai titik BEP. Dua perhitungan ini perlu untuk dilakukan karena berkaitan dengan biaya - biaya penjualan seperti pemberian diskon kepada customer atau pemberian komisi penjualan kepada salesman. Misalnya jika nilai BEP terhadap barang adalah 41 unit maka kita bisa memberikan komisi lebih kepada salesman atau diskonkepada pembeli untuk penjualan diatas 41 unit. Secara umum rumus BEP yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1) BEP unit barang = Biaya Tetap / (Harga per unit - Biaya variable per unit) 2) BEP uang = Biaya tetap / (Margin per unit / Harga per unit)  Fixed Cost atau Biaya Tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin atau tetap setiap bulan. Contoh dari biaya tetap misalnya gaji karyawan, listrik, telepon, air, sewa tempat usaha dan peralatan - peralatan yang dibutuhkan sebagai penunjang usaha tersebut.  Variable Cost (Biaya Tidak Tetap) merupakan biaya yang dikeluarkan dengan nilai yang tidak tetap atau tergantung kepada penjualan barang. Contoh biaya tidak tetap misalnya komisi penjualan untuk salesman, biaya kirim barang dan lainnya.  Harga jual merupakan harga yang ditentukan atas penjualan satu unit barang kepaa pembeli atau customer. Setelah mengetahui rumus dan juga beberapa hal yang harus diketahui sebelum menghitung BEP maka selanjutnya kita akan melihat contoh penghitungannya. Seperti yang disebutkan diatas bahwa BEP ini terdiri dari dua jenis yaitu BEP untuk unit dan BEP untuk jumlah uang. 1) Contoh BEP Unit BEP per unit ini dihitung dengan tujuan untuk menentukan berapa unit barang yang diproduksi atau barang yang terjual dengan posisi mencapai titip BEP. Untuk contoh penghitungan BEP unit silahkan perhatikan gambar dibawah ini : Dalam gambar tersebut terlihat bahwa jumlah unit yang harus diproduksi dan terjual adalah sebanyak 75 unit. Dari gambar diatas didapatkan total penjualan untuk 75 unit barang tersebut adalah sebesar 825.000. Sedangkan total biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan 157 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

usaha adalah sebesar 525.000+300.000. Sehingga total laba atau rugi yang akan didapatkan dengan menjual sebanyak 75 unit barang adalah 0. Hasil 0 inilah yang disebut dengan BEP bahwa total penjualan akan sama dengan total biaya dan dalan posisi ini usaha tersebut tidak mengalami kerugian dan juga belum mendapatkan keuntungan. 2) Contoh BEP Rupiah BEP rupiah ini dihitung untuk menentukan berapa nilai penjualan untuk mencapai titik BEP. Jika usha yang dijalankan hanya memproduksi atau menjual satu jenis barang maka pola penghitungan BEP unitpun sudah bisa mengetahui berapa nilai yang dibutuhkan untuk menutupi biaya selama satu bulan. Tetapi jika usaha yang dijalankan mempunyai banyak variasi barang mungkin penghitungan BEP rupiah akan menjadi solusi yang lebih mudah. Untuk contoh penghitungan BEP rupiah silahkan perhatikan gambar berikut ini : Dalam gambar tersebut terlihat bahwa jumlah pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai nilai BEP adalah sebesar 825.000. Dengan nilai penjualan sebesar 825.000 tersebut perusahaan tidak mengalami kerugian dan juga keuntungan. Total laba yang didapatkan dengan penjualan sebesar 825.000 adalah 0 karena memang jumlah ini baru mencapai titik BEP. Untuk rumus - rumus yang digunakan serta nilai apa saja yang dibutuhkan untuk menghitung BEP tersebut silahkan perhatikan pada dua gambar diatas. Pada kolom C sudah saya tuliskan rumus - rumus yang saya gunakan untuk menghitung BEP tersebut. 4. Analisa Return Of Investment (ROI) Dengan Rumus Dalam Microsoft Excel ROI atau Return Of Investmen ini disebut juga laba yang diperoleh dari sebuah investasi atau merupakan rasio uang yang didapatkan jika investasi tersebut mendapatkan keuntungan. ROI biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase bukan dalam bentuk angka yang menunjukan jumlah rupiah. Rasio uang yang didapatkan tersebut disebut dengan laba sedangkan rasio uang yang hilang disebut kerugian. Jadi, ROI merupakan analisa terhadap keuntungan atau kerugian yang akan didapatkan dalam sebuah investasi atau usaha yang baru didirikan. Berbeda dengan Break-even Point, ROI ini tidak dihitung berdasarkan sebuah jangka periode dalam investasi tetapi dihitung berdasarkan total pendpatan yang diperoleh selama satu periode investasi tersebut. Perlu diketahui juga bahwa rasio dari ROI ini merupakan perbandingan antara keuntungan atau kerugian dengan investasi awal yang telah dilakukan. Misalnya kita akan menginvestasikan uang sejumlah 500 juta dengan ROI 20% atau kita akan menginvestasikan uang dengan jumlah 300 juta dengan ROI yang didapatkan adalah 30%. Dari contoh diatas tentu kita akan mengambil investasi yang kedua karena mempunyai nilai rasio ROI yang lebih tinggi. Tetapi tentu selain ROI kita juga harus mempertimbangkan Indikator Investasi lainnya yang akan memberikan gambaran dalam investasi tersebut. Rumus ROI yang umum digunakan adalah sebagai berikut : ROI=(( Net profit - Investasi) / Investasi) x 100% 158 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

 Net Profit merupakan pendapatan bersih yang diperoleh dalam satu tahun buku atau satu periode investasi.  Investasi merupakan nilai investasi awal yang telah dikeluarkan untuk membiayai investasi. Dari rumus tersebut diketahui bahwa ROI ini digunakan sebagai parameter untuk menghitung tingkat kemampuan sebuah unit usaha dalam mengembalikan investasi berdasarkan pendapatan. Hal ini penting untuk diketahui karena perencanaan jangka pendek atau jangka panjang dari sebuah usaha sangat bergantung kepada arus kas yang masuk. Arus kas yang masuk dengan tingkat perputaran yang cepat akan menghasilkan sebuah keuntungan yang cukup besar. Keuntungan yang besar ini tentu akan menarik investor dari luar perusahaan jika kita akan menggunakan dana pihak lain sebagai modal awal dalam mendirikan sebuah usaha. Menghitung ROI Dengan Rumus Excel Microsoft Excel merupakan sebuah aplikasi yang sering digunakan untuk pengolahan data. Dalam Excel ini terdapat banyak rumus yang bisa kita gunakan untuk membantu sebuah proses penghitungan. Tujuan utama dari penggunaan Excel ini adalam untuk mempermudah proses penghitungan yang sedang kita lakukan dalam pengolahan data. Untuk contoh penghitungannya silahkan perhatikan gambar berikut ini : Dalam gambar tersebut terlihat bahwa pada awal sebuah usaha diinvestasikan dana dengan jumlah 100.000. Pada tahun ke-1 jumlah net profit yang didapatkan sebesar 60.000, kemudian ROI dari tahun ke-1 tersebut adalah -40%. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROI dalam cell C10 adalah sebagai berikut : =(C8-$B$5)/$B$5 Untuk cell selanjutnya silahkan copy pastekan (autofill) rumus untuk menghitung ROI tersebut. Dalam contoh diatas ROI untuk tahun ke-2 sampai dengan ke-4 adalah 9%, 57% dan 170%. ROI ini dihitung bukan dari total selama jangkah waktu sekian tahun tetapi dihitung setiap akhir tahun atau satu periode pembukuan dalam perusahaan. 5. Analisa Net Present Value (NPV) Dengan Rumus Dalam Microsoft Excel Ada beberapa indikator dalam Investasi yang bisa dijadikan sebagai sumber informasi tentang arus kas yang akan dihasilkan oleh investasi tersebut. Indikator yang paling sering digunakan dalam menganalisa arus adalah NPV dan IRR. NPV atau Nett Preset Value merupakan nilai bersih saat ini dari sebuah investasi yang akan dijalankan. Sedangkan IRR atau Internal Rate Return merupakan tingkat pengembalian internal dalam sebuah investasi. Seperti yang disebutkan diatas bahwa NPV merupakan nilai bersih sari sebuah investasi, sehingga NPV bisa diartikan juga sebagai selisih antara penerimaan dan pengeluaran masa yang akan datang dan telah didiskontokan saat ini. Jika kita telah mempelajari tentang IRR maka bisa disimpulkan bahwa penghitungan IRR membutuhkan angka NPV sebagai dasar pengambilan angkanya. 159 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

Kelayakan sebuah proyek tentu akan dinilai salah satunya dengan NPV ini sehingga pertanyaannya adalah kelayakan seperti apa yang bisa diambil dari hasil NPV ?. Ada tiga kriteria yang dihasilkan oleh NPV yaitu : 1) NPV>0, Jika sebuah investasi memiliki indikator NPV lebih besar dari 0 maka dapat disimpulkan bahwa investasi ini layak untuk dijalankan. 2) NPV=0, Sebuah investasi bisa juga memiliki nilai NPV=0, ini menandakan bahwa investasi atau proyek tersebut berada dalam keadaan BEP. Untuk kondisi ini bisa juga proyek tersebut dijalankan tetapi tentu dengan peringatan bahwa arus kas yang didapatkan sampai dengan periode NPV baru mencapai titik BEP. 3) NPV<0, Untuk investasi yang memiliki nilai NPV lebih kecil dari 0 tentu saja sudah tidak layak untuk dijalankan. Dengan mendapatkan nilai NPV>0 dalam sebuah rencana investasi tentu merupakan satu kabar yang bagus hanya saja kita juga tetap harus melihat indikator lainnya seperti IRR, BEP dan lainnya. Dalam prakteknya sering muncul urutan yang unik dalam sebuah penghitungan NPV dan IRR. urutan unik tersebut adalah munculnya arus kas negatif diawal periode dan diikuti dengan arus kas positif sehingga kita akan mendapatkan angka NPV yang diharapkan. Syntax Dasar Rumus NPV : =NPV(rate;value1;[value2]...)  rate : tingkat diskon selama periode investasi  value1;value2... : argumen yang merupakan pendapatan selama periode investasi berjalan. Sebagai tambahan bahwa value1, value2 dan seterusnya merupakan urutan angka dalam cashflow atau arus kas. Investasi yang dijalankan dimulai dari value1 sampai dengan akhir periode investasi yang diperhitungkan. Menghitung Nilai Bersih Investasi Dengan NPV Dalam Excel Sebuah Proyek akan dijalankan dengan menghabiskan dana sebesar 10.000 dengan tingkat suku bunga 10% dan jangka waktu proyek adalah 5 tahun. Untuk menghitung NPV dari contoh proyek diatas silahkan perhatikan gambar berikut ini :  Dalam gambar tersebut terlihat bahwa NPV yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 9.968,71.  Untuk menghitung NPV nilai atas investasi yang dikeluarkan pada awal periode diasumsikan ke dalam hitungan dengan kondisi minus.  Selanjutnya diikuti dengan jumlah pendapatan dari tahun pertama sampai dengan tahun ke lima.  Sedangkan untuk menghitung NPV seperti terlihat dalam cell B8 digunakan rumus sebagai berikut : =NPV(B5;B6:G6)  Dengan rumus tersebut dan angka pendapatan sebagai sumber datanya maka otomatis nilai NPV akan muncul. Memang seperti yang saya sampaikan diatas bahwa menghitung NPV dengan Excel sangat mudah karena hanya memasukan angka investasi awal serta total laba pada argumen rumus NPV. 160 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o W i b o w o , S E

Soal Praktik D 161 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

Demonstrasi 1 o Wibowo, SE

Jawaban Soal Prak 162 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

ktik Demonstrasi 1 o Wibowo, SE

Soal Praktik D Petunjuk Mengerjakan Soal A. BAGIAN I : LAPORAN 1. Buatlah kerangka laporan seperti contoh terlampir dan Data Entry s Data KODE SALES adalah kode untuk menentukan Nama Sales dan D Data KODE OBAT terdiri dari 6 karakter (XX-99-99) dengan ketentua  2 karakter pertama (XX) untuk menentukan Nama Obat.  2 karakter ketiga (99) untuk menentukan Jumlah Pembelian.  2 karakter kelima (99) untuk menentukan Jenis Kemasan Obat 2. Lakukan Pengelolahan Data dengan ketentuan sebagai berikut : a) Buatlah tabel bantu pada sheet lain dan beri nama TABEL BANT b) Kolom Nama Sales dan Daerah Pemasaran diisi dengan mengg c) Kolom Jumlah Pembelian adalah 2 karakter keempat (99) dari d) Kolom Nama Obat - Jenis Kemasan Obat diisi dengan menggun Logika dengan ketentuan : JIKA 2 karakter terakhir dari Kode Obat lainnya adalah “Box”. e) Kolom HARGA FAKTUR diisi dengan menggunakan fungsi pemb f) Kolom TOTAL HARGA FAKTUR diisi dengan mengkalikan HARG g) Kolom JUMLAH PENJUALAN OBAT diisi dengan mengkalikan T TOTAL HARGA FAKTUR. PERHATIKAN : Penentuan JUMLAH PENJUALAN OBAT diambil datanya me PENJUALAN. (gunakan fungsi absolut) h) Kolom POTONGAN diisi dengan menggunakan fungsi Logika d  JUMLAH PENJUALAN OBAT DIATAS 1 Juta, maka mendap  JUMLAH PENJULAN OBAT DIANTARA 3 – 8 Juta, mak OBAT.  Selain itu tidak mendapatkan Potongan. PERHATIKAN : Penentuan PERSENTASE POTONGAN PENJUALAN diambil da fungsi absolut). i) Kolom PENJUALAN BERSIH diisi dari perhitungan JUMLAH PE 163 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

Demonstrasi 2 secara manual untuk kolom Kode Sales dan Kode Obat. Daerah Pemasaran. an : t. TU. gunakan fungsi pembacaan TABEL BANTU yang berasal dari Tabel Sales. data Kode Obat (status numerik). nakan fungsi PENGGABUNGAN TEXT dengan fungsi CONCATENATE dan fungsi e Obat sama dengan “01”, maka Jenis Kemasan Obat “Strip” dan Jenis Kemasan bacaan Tabel Bantu yang berasal dari TABEL HARGA FAKTUR OBAT. GA FAKTUR dengan JUMLAH. TOTAL HARGA FAKTUR dengan PERSENTASE MARKUP dan ditambah dengan enggunakan TABEL PERSENTASE MARKUP DAN PERSENTASE POTONGAN dengan ketentuan JIKA : pat POTONGAN PENJUALAN sebesar 5% dari JUMLAH PENJUALAN OBAT. ka mendapat POTONGAN PENJUALAN sebesar 8% dari JUMLAH PENJUALAN atanya menggunakan TABEL PERSENTASE POTONGAN PENJUALAN. (gunakan ENJUALAN OBAT dikurangi POTONGAN PENJUALAN. o Wibowo, SE

j) Isilah analisis perhitungan di bawah laporan berupa Rekapitul  STATISTIK PENJUALAN BERSIH BERDASARKAN NAMA OBAT dan Penjualan Bersih tiap NAMA OBAT diisi dengan  STATISTIK PENJUALAN BERSIH diisi dengan menggunak  STATISTIK BANYAKNYA TRANSAKSI BERDASARKAN FAKTUR OBAT dan JUMLAH TRANSAKSI TIAP NAMA OB 3. PERHATIKAN: Pembacaan tabel WAJIB menggunakan fungsi VLOOKUP atau HLO disesuaikan seperti laporan terlampir. 4. Berilah nama sheet ini dengan nama sheet LAPORAN. B. BAGIAN II : GRAFIK Dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Data untuk pembuatan grafik diketik manual sedangkan untuk seluruh 2) Buatlah grafik PIE untuk membandingkan Total Penjualan Per Sales. 3) Buatlah grafik BAR untuk membandingkan Jumlah Penjualan Per Kw 4) Simpanlah grafik tersebut dalam satu sheet dengan nama GRAFIK. C. BAGIAN III : Aturlah laporan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Lebar kolom dan tinggi baris sesuaikan secara proporsional dengan da 2. Garis (border) dan warna (shading/fill). 3. Penggabungan beberapa kolom atau baris (merge cell). 4. Jenis huruf yang digunakan Cambria. 5. Efek pencetakan (tebal, miring, dan garis bawah). 6. Perataan data di dalam baris (alignment). 7. Jumlah dan nama lembar kerja (sheet name). 8. Ukuran kertas A4 (page size). 9. Posisi kertas horizontal (page setup). 10. Simpanlah semua pekerjaan di atas dengan nama file [NAMA SISWA] [ Contoh: DINI WININGSIH XII AKL 4 EXCEL. 164 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

lasi Penjualan Besih yang terdiri dari : A OBAT, menggunakan fungsi pembacaan tabel dari TABEL HARGA FAKTUR n menggunakan fungsi SUMIF. kan fungsi SUBTOTAL. N NAMA OBAT, menggunakan fungsi pembacaan tabel dari TABEL HARGA BAT diisi dengan menggunakan fungsi COUNTIF. OOKUP diikuti dengan fungsi lainnya yang dianggap perlu. Format data WAJIB h kolom TOTAL menggunakan fungsi SUM. . wartal. ata didalamnya. [KELAS] [EXCEL] o Wibowo, SE

Kerangka Tabel Laporan Bagian I 165 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

166 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

Kerangka Tabel Bantu Bagian I 167 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

Jawaban Soal Praktik Demonstrasi 2 Bagian I 168 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

Kerangka Tabel Grafik Bagian II 169 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

Jawaban Tabel Grafik Bagian II 170 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

Soal Praktik D Instruksi Penugasan : A. Sheet1 : Tabel Data Piutang 1. Buatlah kerangka Tabel Data Piutang ke dalam Sheet1 yang terdiri da Harga, Jumlah, Termin, dan Saldo Piutang seperti contoh dalam Keran 2. Ketiklah secara manual kolom Kode Pelanggan, kolom Tanggal Inv Piutang. Data Kode Pelanggan terdiri dari 3 karakter dengan ketentuan :  Karakter Ke - 1 = Kode Pelanggan  Karakter Ke – 2 = Kode Barang  Karakter Ke – 3 = Kode Termin 3. Buatlah Tabel Bantu dibawah Tabel Data Piutang yang digunakan unt a) Tabel Data Pelanggan b) Tabel Data Barang c) Tabel Kode Termin d) Dan Keterangan Kode Pelanggan Contoh : bisa dilihat dalam lampiran Kerangka Tabel Data Piutang. 4. Ubahlah nama Sheet1 dengan nama sheet “DataPiutang“ 5. Isilah kolom-kolom kosong yang terdapat dalam Tabel Data Piutang d a) Kolom PELANGGAN Diisi dengan menggunakan fungsi kombinasi dari fungsi pembaca dari Kode Pelanggan. b) Kolom JENIS BARANG Diisi dengan mengunakan fungsi kombinasi dari fungsi pembacaa Kode Pelanggan. c) Kolom HARGA Diisi dengan mengunakan fungsi kombinasi dari fungsi pembacaa Kode Pelanggan. d) Kolom TERMIN Diisi dengan mengunakan fungsi kombinasi dari fungsi pembacaa Kode Pelanggan. e) Kolom SALDO PIUTANG Merupakan perkalian antara HARGA dengan JUMLAH. 171 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

Demonstrasi 3 ari kolom-kolom sebagai berikut : No, Tanggal Invoice, Pelanggan, Jenis Barang, ngka Tabel Data Piutang. voice dan kolom Jumlah sesuai dengan contoh di dalam Kerangka Tabel Data tuk pengisian data pada Tabel Data Piutang yang terdiri dari : dengan keterangan-keterangan sebagai berikut : aan tabel dari Tabel Data Pelanggan berdasarkan fungsi pengambilan karakter an tabel dari Tabel Data Barang berdasarkan fungsi pengambilan karakter dari an tabel dari Tabel Data Barang berdasarkan fungsi pengambilan karakter dari an tabel dari Tabel Kode Termin berdasarkan fungsi pengambilan karakter dari o Wibowo, SE

6. Buatlah nama range (range name) Tabel Data Piutang dengan nama r B. Sheet2 : Tabel Aging Piutang 1. Buatlah kerangka Tabel Aging Piutang ke dalam Sheet2 yang terdiri da Piutang, Tanggal Jatuh Tempo, Belum Jatuh Tempo, Aging yang terdiri Grand Total seperti contoh dalam Kerangka Tabel Aging Piutang. 2. Periode diisi dengan menggunakan link data dari periode yang terdapa 3. Isilah kolom-kolom kosong yang terdapat dalam Tabel Aging Piutang a) Tanggal Invoice = Diisi dengan menggunakan fungsi pembacaan b) Kolom Pelanggan = Diisi dengan menggunakan fungsi pembacaa c) Termin = Diisi dengan menggunakan fungsi pembacaan tabel dar d) Saldo Piutang = Diisi dengan menggunakan fungsi pembacaan tab e) Tanggal Jatuh Tempo = Tanggal Invoice + Termin f) Belum Jatuh Tempo = Diisi dengan menggunakan fungsi logika DARI 0 (nol) maka sejumlah SALDO PIUTANG. g) Aging =  1 – 30 = Diisi dengan menggunakan fungsi logika dengan ke SAMA DENGAN 1 (satu) hari; DAN KURANG DARI ATAU SAMA  31 – 60 = Diisi dengan menggunakan fungsi logika dengan k SAMA DENGAN 31 (tiga puluh satu) hari; DAN KURANG DARI  61 – 90 = Diisi dengan menggunakan fungsi logika dengan k SAMA DENGAN 61 (enam puluh satu) hari; DAN KURANG D PIUTANG.  91 – 180 = Diisi dengan menggunakan fungsi logika dengan k SAMA DENGAN 91 (sembilan puluh satu) hari; DAN KURANG SALDO PIUTANG.  > 180 = Diisi dengan menggunakan fungsi logika dengan k (seratus delapan puluh) hari; MAKA sejumlah saldo piutang. h) GRAND TOTAL = gunakan fungsi SUM untuk menjumlahkan selur i) TOTAL SALDO PIUTANG = gunakan fungsi SUBTOTAL j) TAKSIRAN PERSENTASE PIUTANG TAK TERTAGIH = diisi deng  Belum Jatuh Tempo = 0%  1 – 30 = 1%  31 – 60 = 3%  61 – 90 = 5% 172 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

range “data_piutang” ari kolom-kolom sebagai berikut : No, Tanggal Invoice, Pelanggan, Termin, Saldo i dari kolom 1 – 30, 31 – 60, 61 – 90, 91 – 180, dan > 180, terakhir adalah kolom at pada Sheet Data Piutang. g dengan keterangan-keterangan kolom sebagai berikut : tabel dari Tabel Data Piutang berdasarkan nomor urut. an tabel dari Tabel Data Piutang berdasarkan nomor urut. ri Tabel Data Piutang berdasarkan nomor urut. bel dari Tabel Data Piutang berdasarkan nomor urut. dengan ketentuan JIKA tanggal periode dikurangi tanggal jatuh tempo KURANG etentuan JIKA tanggal periode dikurangi tanggal jatuh tempo LEBIH DARI ATAU A DENGAN 30 (tiga puluh) hari; MAKA sejumlah SALDO PIUTANG. ketentuan JIKA tanggal periode dikurangi tanggal jatuh tempo LEBIH DARI ATAU I ATAU SAMA DENGAN 60 (enam puluh) hari; MAKA sejumlah SALDO PIUTANG. ketentuan JIKA tanggal periode dikurangi tanggal jatuh tempo LEBIH DARI ATAU DARI ATAU SAMA DENGAN 90 (sembilan puluh) hari; MAKA sejumlah SALDO ketentuan JIKA tanggal periode dikurangi tanggal jatuh tempo LEBIH DARI ATAU G DARI ATAU SAMA DENGAN 180 (seratus delapan puluh) hari; MAKA sejumlah ketentuan JIKA tanggal periode dikurangi tanggal jatuh tempo LEBIH DARI 180 ruh aging (umur piutang). gan ketik manual dengan acuan sebagai berikut : o Wibowo, SE

 91 – 180 = 10%  > 180 = 20% k) SALDO PIUTANG TAK TERTAGIH = Persentase Piutang Tak Tert Kerangka Tabel Data Piutang 173 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

tagih x Total Saldo Piutang o Wibowo, SE

174 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

Kerangka Tabel Aging Piutang 175 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

Jawaban Tabel Data Piutang 176 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

177 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

Jawaban Tabel Aging Piutang 178 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

o Wibowo, SE

Soal Praktik D Ilustrasi Kasus Sebuah koperasi simpan pinjaman yang sedang berkembang ingin membuat tabe diinginkan koperasi tersebut pinjaman dari pinjaman yang diberikan kepada n informasi antara lain pokok pinjaman, cicilan pokok pinjaman, bunga, angsuran ingin membuat tabel pinjaman dengan data seperti berikut : a) Bunga pinjaman ditetapkan sebesar 16% Tahun b) Jangka waktu pinjaman (tenor) 1 tahun atau 12 bulan c) Jumlah pokok pinjaman 25.000.000,00 d) Tanggal pinjaman 1 Januari 2020 Anda diminta untuk membuat tabel perhitungan angsuran pinjaman dengan m metode-metode sebagai berikut :  Metode Bunga Efektif  Metode Bunga Flat (Tetap)  Metode Anuitas Ketentuan pengisian tabel untuk setiap metode adalah sebagai berikut : 1. Tabel Perhitungan Angsuran Metode Bunga Efektif a) Sisa Pinjaman Bulan Ke - 0 = Diisi dengan melakukan link dari Jumlah Pinjaman (gunakan fungsi abso b) Pokok Bulan Ke - 1 = Jumlah Pinjaman dibagi dengan Tenor Pinjaman (gunakan fungsi absolu ke- 12 c) Bunga Bulan Ke – 1 = (Jumlah Pinjaman – ((bulan yang dihitung bunganya – 1) x Jumlah Pinjam Gunakan fungsi absolut pada jumlah pinjaman dan bunga pinjaman kem d) Angsuran Bulan Ke - 1 = Pokok + Bunga, dan lakukan autofill (copy pas e) Sisa Pinjaman Bulan Ke – 1= ( Sisa Pinjaman Bulan Ke-0 – Pokok ), dan f) Total = gunakan fungsi SUM 2. Tabel Perhitungan Angsuran Metode Bunga Efektif a) Total Hutang = gunakan fungsi ABS dan FV berdasarkan data dari Bung b) Total Bunga = Total Hutang – Jumlah Pinjaman c) Cicilan / Bulan = Total Hutang / 12 d) Tabel Angsuran Pinjaman Metode Bunga Flat diisi dengan ketentuan seb  Sisa pinjaman bulan ke- 0 = Diisi dengan melakukan link dari Jumlah Pinjaman (gunakan fungsi 179 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o

Demonstrasi 4 el angsuran pinjaman dari pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Tabel yang nasabah. Tabel yang diinginkan koperasi tersebut diharapkan mampu membuat n perbulan, dan saldo pokok pinjaman. Dalam tahap pertama koperasi tersebut menggunakan kerangka tabel seperti dalam contoh lampiran dibawah dengan olut) ut pada jumlah pinjaman) dan lakukan autofill (copy paste) formula sampai bulan man)) x Bunga pinjaman / 12 bulan ) mudian lakukan autofill (copy paste) formula sampai bulan ke- 12. ste) formula sampai dengan bulan ke – 12. n lakukan autofill (copy paste) formula sampai dengan bulan ke – 12. ga Pinjaman, Tenor Pinjaman, dan Jumlah Pinjaman. bagai berikut: i absolut) o Wibowo, SE

 Pokok Bulan ke-1 = Jumlah Pinjaman dibagi dengan Tenor Pinjaman (gunakan fungsi a bulan ke- 12.  Bunga bulan ke-1 = ( Jumlah Pinjaman x Bunga Pinjaman ) / 12 , gunakan fungsi absolu formula sampai bulan ke- 12.  Angsuran Bulan Ke- 1 = Pokok + Bunga, dan lakukan autofill (copy  Sisa Pinjaman Bulan Ke– 1= ( Sisa Pinjaman Bulan Ke-0 – Pokok )  Total = gunakan fungsi SUM 3. Tabel Perhitungan Angsuran Metode Bunga Anuitas a) Sisa pinjaman bulan ke- 0 = Diisi dengan melakukan link dari Jumlah Pinjaman (gunakan fungsi abso b) Angsuran Bulan Ke – 1 = gunakan fungsi ABS dan PMT berdasarkan da absolut pada Jumlah Pinjaman. c) Bunga bulan ke-1 = Sisa pinjaman bulan ke- 0 x bunga pinjaman, dan la d) Pokok Bulan ke – 1 = Angsuran bulan ke-1 dikurangi Bunga bulan ke-1 e) Total = gunakan fungsi SUM 180 | M o d u l I n f o r m a t i k a S M K K e l a s X – E r i e f P r i o


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook