Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore FebrianyW_EModul-converted

FebrianyW_EModul-converted

Published by Febriany, 2021-11-11 22:11:59

Description: FebrianyW_EModul-converted

Search

Read the Text Version

1

KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga modul yang berjudul Model Pemanenan dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SWA. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Sri Handayani, M.Pd selaku dosen Perancangan Pembelajaran Teknologi Agroindustri, serta pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan modul pembelajaran ini. Penulis menyadari e-modul yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritk dan saran yang membangun dari semua pihak akan sangat membantu saya dalam penyempurnaan membuat modul ini. Penulis berharap semoga modul yang berjudul Model Pemanenan dapat membantu siswa dalam memahami materi dan memperluas pengetahuan dalam mempelajari mata pelajaran, Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian di SMK/MAK TPHP. Bandung, 10 November 2021 Penulis 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ 2 DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................... 4 A. Kompetensi Dasar ............................................................................................................................ 4 B. IPK ..................................................................................................................................................... 4 C. Deskripsi ........................................................................................................................................... 4 D. Waktu ............................................................................................................................................... 4 E. Prasyarat........................................................................................................................................... 4 F. Petunjuk Modul................................................................................................................................ 4 BAB II PEMBELAJARAN................................................................................................................................. 5 A. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................................................... 5 B. Uraian Materi ................................................................................................................................... 5 C. Rangkuman..................................................................................................................................... 17 D. Latihan Soal .................................................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 18 3

BAB I PENDAHULUAN A. Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi model pemanenan 2. Menetapkan model pemanenan B. IPK cara 1. Mempelajari definisi dari pemanenan 2. Memahami langkah-langkah pemanenan 3. Menentukan model pemanenan berdasarkan komoditas hasil pertanian 4. Menggolongkan sifat fisik komoditas pertanian berdasarkan pemanenan/pemetikan 5. Mengetahui proses panen dan pasca panen C. Deskripsi Modul penyimpanan Model Pemanenan ini berisi tentang definisi dari pemanenan, Langkah-langkah panen, model pemanenan berdasarkan komoditas hasil pertanian, menggolongkan sifat fisik komoditas pertanian berdasarkan cara pemanenan/pemetikan. D. Waktu Alokasi waktu dalam pembelajaran adalah 18 JP x 45 Menit. E. Prasyarat Untuk mempelajari dan memahami modul ini, peserta didik diharuskan terlebih dahulu memahami materi pengelompokan komoditas hasil pertanian. F. Petunjuk Modul • Peran Siswa 1. Pendahuluan: Siswa menemukan informasi mengenai kompetensi dasar materi dan ruang lingkupnya, kemudian siswa mempelajari prasyarat dan tujuan dari isi modul. 2. Pembelajaran: Siswa mempelajari materi yang terdapat dalam modul • Peran Guru 1. Pendahuluan: Mengarahkan siswa untuk memahami modul. 2. Pembelajaran: Guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. 4

BAB II PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran 1. Menyadari kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan bumi dan seisinya khusunya tumbuhan sebagai hasil pertanian yang dimanfaatkan sebagai kebutuhan pokok untuk tumbuh dan berkembang; 2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekut; teliti; ulet; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatifdan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari – hari sebagai wujud implementasi sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi; 3. Menguasai dan memahami konsep dalam model pemanenan 4. Mengembangkan pengetahuan, keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta B. Uraian Materi 1. Konsep dan Definisi Panen Panen merupakan istilah untuk pemetikan hasil budidaya sebagai kegiatan akhir dari siklus budidaya dan merupakan awal dari pekerjaan pasca panen yaitu melakukan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran. Komoditas hasil panen yang telah dilakukan penanganan kemudian akan melalui jalur-jalur tataniaga sampai bisa berada di tangan konsumen. Pasca panen merupakan istilah dalam bidang agricultural yang dapat diartikan sebagai tindaka atau perlakuan yang diberikan pada setiap komoditas hasil pertanian yang telah panen dan berada ditangan konsumen. Dalam hal ini pasca panen dapat dibagi menjadi dua tahapan menjadi dua, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing). Dalam menentukan waktu panen kita harus benar-benar memperhatikannya, karena dapat menentukan mutu dan daya simpan komoditas. Penentuan bertujuan untuk memperoleh bahan baku hasil pertanian yang memiliki kematangan yang optimal untuk masing-masing proses pengolahan. Contohnya saja buah yang dipanen sebelum waktunya dapat memberikan mutu yang rendah karena pematangannya yang tidak baik.Terdapat 2 hal yang harus diperhatikan dalam pemanenan, yaitu: A) Menentukan Waktu Panen yang Tepat Menentukan waktu panen yang tepat yaitu menentukan “kematangan” yang tepat dan pada saat panen menyesuaikan, dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut a. Cara penampakan, yaitu dengan melihat warna kulit, bentuk buah, ukuran, perubahan bagian tanaman seperti daun mengering dan lain-lain. b. Cara fisik, yaitu dengan perabaan, buah lunak, umbi keras, buah mudah dipetik dan lain-lain. c. Cara komputasi, yaitu menghitung umur tanaman sejak tanam atau umur buah dari mulai bunga mekar. 5

d. Cara kimia, yaitu dengan melakukan pengukuran/analisis kandungan zat atau senyawa yang ada dalam komoditas, seperti: kadar gula, kadar tepung, kadar asam, aroma dan lain-lain. B) Melakukan Penanganan yang Baik Dalam melakukanan penanganan pasca panen yang baik kita perlu memperhitungkan kecepatan dan waktu yang diperlukan harus sesingkat mungkin dengan biaya yang rendah. Oleh karena itu dalam menentukan waktu panen yang tepat atau kombinasi cara yang tepat sesuai untuk menentukan kematangan suatu komoditas, kita harus mengetahui proses pertumbuhan dan kematangan dari bagian tanaman yang akan dipanen. Namun secara umum kriteria yang biasa digunakan oleh pertain adalah sebagai berikut a. Secara Visual Beberapa jenis komoditas dapat ditentukan saat panennya berdasarkan kenampakan baik kenampakan dari buah, batang, ataupun daunnya. Penentuan saat panen secara visul dapat dilakukan dengan melihat warna kulit, ukuran buah atau sayuran, terdapat daun yang kering, mengeringnya tanaman, dan tingkat perkembangan buah. Contoh penentuan saat panen secara visual pada tomat dan cabai. Tomat dan cabai adalah sayuran buah, proses pertumbuhannya dari buah terbentuk, buah kecil, membesar sampai suatu ketika ukurannya tidak bertambah lagi, kemudian baru terjadi perubahan warna buah yang dapat terlihat sebagai kriteria matang. Perubahan warna pada tomat dari hijau-hijau kekuningan- kuning kemerahan- merah merata. Sedangkan, perubahan warna pada cabai yaitu cabai berwarna hijau- hijau kemerahan- merah merata-merah tua. b. Secara Fisik Penentuan saat panen secara fisik dapat dilakukan dengan dengan melihat tingkat kekenyalan, berat persatuan buah/biji, keriput, dan lainlain. Penentuan panen dengan metode ini sangat subyektif dan juga dipengaruhi faktor lingkungan. c. Analisis Kimia Pada saat melakukan proses produksi maka dapat mengambil sebagain untuk dijadikan sampel analisis kimia di laboratorium. Hasil analisis tersebut akan menentukan sifat kimiawi dari hasil produksi yang sedang diuji dan barulah dapat ditentukan apakah tanaman sudah bisa dipanen atau menunggu beberapa hari lagi sesuai dengan persyaratan kualitas produksi yang dikehendaki. d. Kadar Air Kriteria kadar air biasa diterapkan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk penghasil produksi benih. Penentuan panen dengan metode ini dapat lebih obyektif karena proses panen baru dilakukan jika biji telah mencapai kadar air tertentu. Meskipun demikian, kadar air benih sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan karena biji selalu dalam keadaan equilibrium dengan lingkungan sekitarnya. e. Metode Fisiologi 6

Penentuan saat panen dengan menggunakan metode fisiologis yaitu dengan menentukan kondisi respirasi. Masing-masing metode memiliki kelemahan. Hingga saat ini belum ditemukan suatu metode yang benar- benar tepat dalam menentukan saat panen baik itu buah maupun sayuran. Meskipun demikian, perlu diupayakan adanya suatu metode yang paling tinggi tingkat ketepatannya. Upaya ini dapat dilakukan dengan mendasarkan teori-teori yang ada dan digabungkan dengan pengalaman- pengalaman yang telah diperoleh. f. Umur Tanaman Pada umumnya adalah tanaman semusim atau tanaman yang hanya satu kali periode produksi langsung mati. Kelemahan penentuan saat panen berdasarkan umur adalah bahwa umur tanaman (mulai sebar benih sampai panen) sangat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga sangat bervariasi. Umur tertentu ternyata tanaman belum siap panen, padahal seharusnya sudah harus dipanen. Misalkan jagung manis dapat dipanen setelah umur 70 hari sejak tanam, semangka 64 – 80 hari sejak tanam, dan lain-lain. Beberapa bagian yang dipanen menurut Dhalimi (1990), antara lain-lain. 2. Kriteria Panen Dalam pemanenan, tidak semua hasil panen dapat bernilai ekonomis Contohnya adalah hasil dari Serelia (bij), umbian (umbi), sayuran (daun, buah, bunga, umbi dan batang),dan buah (buah). a) Biji Panen tidak dapat dilakukan secara serentak karena perbedaan waktu pematangan dari buah atau polong yang berbeda. Pemanenan biji dilakukan pada saat biji sudah masak fisiologis. Fase ini ditandai dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau polong dan biji di dalamnya telah terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau polong mengalami perubahan warna awalnya kulit polong muda berwarna hijau kini berubah menjadi agak kekuningan dan mulai mengering. Pemanenan biji pada tanaman biasanya dilakukan secara serentak pada suatu waktu. Pemanenan dilakukan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah mulai mengering. Hal ini berbeda dengan tanaman semusim yang umumnya dipanen secara berkala berdasarkan penampakan dari biji/polong. b) Buah Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara memetik. Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan kualitas yang rendah dan kuantitasnya berkurang. Buah yang dipanen pada saat masih muda, seperti buah mengkudu, jeruk nipis, jambu biji, dan buah ceplukan akan memiliki rasa yang tidak enak dan aroma yang kurang sedap. Begitu pula halnya dengan pemanenan yang terlambat akan menyebabkan penurunan kualitas karena akan terjadi perombakan bahan aktif yang terdapat di dalamnya menjadi zat lain. Selain itu, buah menjadi lembek dan buah menjadi lebih cepat busuk. 7

c) Daun Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan memangkas tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang bersih atau gunting setek. Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang diperoleh rendah dan kandungan bahan-bahan aktifnya juga rendah, seperti tanaman jati belanda dipanen pada umur 1-1,5 tahun, jambu biji pada umur 6-7 bulan, cincau 3-4 bulan, dan lidah buaya pada umur 12-18 bulan setelah tanam. d) Rimpang Waktu pemanenan jenis rimpang bervariasi tergantung penggunaannya. Tetapi, pada umumunya pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 8-10 bulan. Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan ekspor dalam bentuk segar, jahe dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah tanam, sedangkan untuk bibit 10 – 12 bulan. Selanjutnya, untuk keperluan pembuatan jahe asinan, jahe awetan, dan permen dipanen pada umur 4 – 6 bulan karena pada umur tersebut serat dan pati belum terlalu tinggi. Sebagai bahan obat, rimpang dipanen setelah tua yaitu umur 9 – 12 bulan setelah tanam. Untuk temulawak pemanenan rimpang dilakukan setelah tanaman berumur 10 – 12 bulan. Temulawak yang dipanen pada umur tersebut menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin yang tinggi. Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen pada pertengahan musim kemarau. Masa panen yang tepat ditandai dengan mulai mengeringnya bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah (daun dan batang semu), misalnya kunyit, temulawak, jahe, da kencur. e) Bunga Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik dalam bentuk segar maupun kering. Bunga yang digunakan dalam bentuk segar, pemanenan dilakukan pada saat bunga kuncup atau setelah pertumbuhannya maksimal. Berbeda dengan bunga yang digunakan dalam bentuk kering, pemanenan dilakukan pada saat bunga sedang mekar. Seperti bunga piretrum, bunga yang dipanen dalam keadaan masih kuncup menghasilkan kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan bunga yang sudah mekar. f) Kayu Pemanenan kayu dilakukan setelah kayu terbentu senyawa metabolit sekunder secara maksimal. Umur panen tanaman berbeda tergantung jenis tanaman dan kecepatan pembentukan metabolit sekundernya. Tanaman secang baru dapat dipanen setelah berumur 4 – 5 tahun, karena apabila dipanen terlalu muda kandungan zat aktifnya seperti tanin dan sappan masih relatif sedikit. Di samping cara panen, waktu panen juga mempengaruhi kualitas produk hortikultura yang dihasilkan. Umumnya panen dilakukan pagi hari ketika matahari baru saja terbit 8

karena hari sudah cukup terang tetapi suhu lingkungan masih cukup rendah sehingga dapat mengurangi kerusakan akibat respirasi 3. Pemanenan Merupakan tindakan awal sebelum penanganan pasca panen dimulai. Pada umumnya, pemanenan dapat dilakukan ketika tanaman sudah dewasa dan terlihat ada perubahan. Pemanenan harus dilakukan pada waktu yang tepat. Waktu pemanenan yang tidak tepat akan mengurangi hasil maupun mutu suatu produk. Pemanenan pada buah yang masih muda rata-rata akan menyebabkan keriput, sedangkan pemanenan pada buah yang tua justru mengakibatkan buah menjadi kecambah. Teknik pemanenan juga harus dipertimbangkan karena tidak semua teknik panen dapat diterapkan pada satu jenis tanaman. Contohnya adalah dengan melakukan pemotongan, pemetikan, pencabutan dan lain-lainnya Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan pada kegiatan pemanenan bahan hasil pertanian meliputi: 1. Lakukan Persiapan Panen dengan Baik 2. Hindari Kerusakan Mekanis 3. Memperhatikan Bagian Tanaman yang Dipanen 4. Gunakan Tempat/Wadah Panen yang Sesuai dan Bersih 5. Hindari Tindakan Kasar dan Banyak Memindahkan Tempat Setelah kita mengetahui hal-hal yang harus dilakukan pada saat kegiatan pemanen, kita dapat memanen beberapa macam komoditas seperti buah-buahan, sayur, serealia. Dapat kita lihat contoh-contoh model dan cara pemanenan beberapa komoditas dibawah ini: 1. Buah-buahan a) Mangga Gambar 1.1 Pemanenan buah mangga dipengaruhi oleh iklim dan varietas. Di Indonesia, umur panen tercapai antara 75 – 107 hari setelah muncul bunga. Umur panen mangga golek antara 75 – 85 hari, pada jenis arumanis dan gedong umur panen 93 – 107 hari setelah muncul bunga. Setelah dipanen maka buah mangga disortir untuk memisahkan dan 9

menggolongkan buah mangga besar, sedang, kecil, dan buah yang cacat maupun muda. Penggolongan buah besar, sedang, kecil berdasarkan ukuran panjag buah. Ukuran dalam penggolongan ini untuk jenis mangga berbeda-beda. Alat yang digunakan untuk penggolongan terdiri atas papan kayu yang dilengkapi dengan alur (parit) dengan ukuran lebar alur sesuai dengan penggolongan buah. Selanjutnya dilakukan pencucian, pemeraman, pengepakan, dan penyimpanan. b) Jeruk Gambar 1.2 Pemanenan jeruk pada umumnya bisa dipanen dalam jangka waktu 3 tahun, tetapi hasilnya masih sedikit. Setelah 5 tahun buah telah cukup banyak. Setelah dipanen maka jeruk disortasi, jeruk yang sudah busuk atau sakit jangan dicampur karena bisa menular. Jeruk yang terlalu muda atau tua dipisahkan dari ukuran besar dan kemasakannya seragam. Sortasi bisa dilakukan di kebun karena buah yang terkena penyakit tidak terbawa dan bisa segera di bakar. Setelah dilakukan menyortiran maka dilakukan pencucian, pengepakan, dan penyimpanan. c) Semangka Gambar 1.3 Pemanenan semangka dilakukan pada umur 70 – 100 hari setelah penanaman. Ciri- ciri semangka dapat dipanen yaitu setelah terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka semangka tersebut bisa dipetik (dipanen). Masa panen buah semangka dipengaruhi oleh cuaca dan jenis bibit (tipe hibrida atau jenis triploid, maupun jenis buah berbiji). 10

d) Apel Gambar 1.4 Buah apel dipanen cukup umur supaya kualitasnya baik. Pada umumnya buah apel dapat dipanen pada umur 4 -5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklimnya. Rame beauty dapat dipetik pada umur sekitar 120 – 141 hari dari bunga mekar. Apel manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan apel anna sekitar 100 hari. Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis yaitu ketika buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal setelah dipanen. e) Nanas Gambar 1.5 Pemetikan buah nanas dilakukan setelah buah masak optimal atau dapat pula menjelang masak optimal. Hal ini tergantung pada kepentingannya. Apabila buah akan dipasarkan dekat kebun (langsung dijual atau konsumsi), pemetikan dilakukan pada waktu buah masa optimal. Tetapi, bila buah akan dipasarkan di tempat jauh dan memerlukan beberapa waktu dalam pengangkutab, maka pemetikan dilakukan menjelang masak optimal, dengan harapan tepat sampai di pasar sudah masak. Penentuan saat pemetikan merupakan hal yang sulit dan memerlukan pengalaman. Beberapa tanda buah nanas sudah masak antara lain adalah: 1) Jarak mata-mata melebar, tepinya membu ndar dan bentuknya mendatar 2) Kulit buah menjadi kuning untuk jenis nanas yang menguning 3) Mengerluarkan bau harum spesifik nanas. Apabila tujuan pengiriman nanas cukup jauh, pemetikan pada waktu seperempat kulit buah nanas menunjukkan tanda kemasakan, jadi buah masih mengkal. 11

1) Sayur a) Tomat Gambar 1.6 Buah tomat sudah dapat dipanen apabila sudah kelihatan warna kemerah- merahan. Pemetikan dapat dilakukan dengan gunting buah atau langsung dipetik dengan tangan. Buah yang telah dipetik dimasukkan ke dalam bakul atau wadah. b) Cabai Gambar 1.7 Cabai dapat dipanen ketika sudah terjadi perubahan warna merah yang baik, pemanenan harus dilakukan bila warna merah sudah lebih dari 90% yaitu berumur 70 – 120 hari setelah tanam (HST), tergantung pada varietas dan ketinggian tempat tumbuh. Di dataran rendah biasanya cabai dipanen pada umur 70 HST, sedangkan di dataran tinggi sekitar 120 HST. Pemanenan dilakukan satu kali dalam 3 – 7 hari. 2) Serealia a) Padi Gambar 1.8 Kira-kira sepuluh hari sebelum panen, tanah sawah dikeringkan untuk memperlancar pGaemkebarjra1a.8n pemanenan dan juga menurunkan kadar air gabah. Panen 12

sebaiknya dikerjakan pada hari cuaca baik/cerah dan waktu tertentu untuk menghindari kehilangan gabah yang terlalu besar, serta memperlancar pekerjaan herikutnya. Sebagai contoh apabila panen dilakukan pada hari hujan/habis hujan atau masih banyak embun, kadar air gabah masih tinggi akan memperberat kerja pengangkutan, pengeringan, dan pada perontokan banyak gabah yang tidak dapat dipisahkan dari tangkainya. Selain itu, bila panen dilakukan dengan mesin akan mempersulit kerja mesin karena dapat menyebabkan selip bahkan ambles. Waktu panen pukul 9.00 sampai dengan 17.00 dengan waktu istirahat sekitar pukul 11.00 sampai dengan 13.00, khususnya bila pemanenan dengan ani-ani. Sebenarnya tidak ada batasan mengenai waktu tersebut. Panen dimulai pukul 9.00 diharapkan semua air embun sudah kering. Pada cuaca cerah biasanya pada sekitar pukul 12.00 sangat terik sehingga pada waktu ini dikhawatirkan mengurangi kecermatan orang-orang yang melakukan panen sehingga mengakibatkan banyak butir padi tidak terpetik dan tertinggal di sawah. Hal tersebut merupakan kehilangan yang cukup besar. Oleh karena itu panen tidak dilakukan pada waktu-waktu tersebut, baru setelah pukul 14.00 panen dapat dilanjutkan. Panen dengan alat/mesin pemanen memerlukan waktu istirahat yang relatif lebih singkat, bahkan kadang-kadang tidak memerlukannya. b) Jagung Gambar 1.9 Jagung sudah dapat dipanen apabila klobotnya sudah putih kekuning- kuningan dan kering, kadar air jagung 25%-30%, warna biji mengkilat, atau setelah berumur kira- kira 1-3 bulan sejak ditanam. Pemanenan dilakukan 2 setelah sebagian terbesar jagung sudah tua. Pemanenan dapat dilakukan dengan tangan, sabit atau memakai mesin pemanen. Pemetikan secara sederhana dengan cara memegang buah (tongkol) memakai tangan kanan dan Tangan kiri memegang batang jagung, kemudian buah dipatahkan dengan memutar ke arah bawah, atau memotong dengan menggunakan sabit. Selain sebagai pemotong, sabit/pisau berfungsi sebagai pengupas kelobot jagung. Penggunaan mesin pemanen dikerjakan hanya untuk tanaman jagung dengan areal yang cukup luas. 3) Umbi-Umbian a) Wortel 13

Gambar 1.10 Wortel dapat dipanen setelah berumur 4-5 bulan. Tanda-tanda wortel sudah dapat dipanen ialah daun telah mulai menguning atau setelah umbi mempunyai diameter ± 2 cm. (Hal ini bergantung varietasnya). Pemungutan hasil dilakukan pagi hari atau sore hari. Alat yang digunakan untuk memungut hasil adalah cangkul atau dengan alat modern misalnya Carrot lifter. Pada saat pemungutan wortel adalah dihindari terjadinya luka-luka pada umbi, sebab luka merupakan tempat yang sangat mudah kena infeksi mikroba pembusuk. Umbi beserta batang dan daunnya dikumpulkan dan diikat menjadi satu untaian. Pemotongan daun dan akar ada kalanya dilakukan di lapangan. Pengangkutan wortel dari lapangan diusahakan dengan alat transpor yang memungkinkan pertukaran udara yang segar. b) Kentang Gambar 1.11 Kentang sudah dapat dipanen apabila sudah tua, berumur antara 3-4 bulan, yaitu setelah daun-daun dan batangnya menguning. Pada waktu ini kulit umbi sudah kuat, tidak mudah lecet atau mengelupas bila digosok. Selain kentang yang tua mempunyai kulit yang kuat juga mempunyai berat jenis yang tinggi, hasilnya lebih besar dibandingkan dengan kentang yang masih muda. Panen kentang dilakukan pada cuaca cerah, sebab bila hujan umbi yang dipanen busuk. Umbi-umbi dipanen dengan membongkar tanah tempat tumbuh dengan cangkul atau sekop. Alat pemanen modern dapat pula dipakai. Yang utama dalam pemungutan kentang yaitu umbi dijaga dari luka atau cacat akibat alat panen. Umbi yang telah dipanen selanjutnya dibiarkan beberapa jam di bawah terik matahari agar tanah yang menempel menjadi kering dan mudah dihilangkan. 4) Kacang-Kacangan a) Kacang Tanah 14

Gambar 1.12 Pemanenan kacang tanah dilakukan setelah polong menjadi tua yaitu setelah berumur kira-kira 110 hari. Tanda-tanda kacang tanah sudah siap untuk dipanen antara lain adalah daun kebanyakan rontok atau berbecak- becak coklat tua, batang masih tetap hijau, bila kulit buah diperiksa sudah keras, bagian dalam kulit buah berwarna keabu-abuan, dan bijinya terasa keras bila digigit. Cara pemanenan dilakukan dengan cara mencabut batang dengan tangan. Untuk mempermudah pencabutan, dua hari sebelum panen tanah/ladang diairi lebih dahulu agar tanah menjadi rapuh. Polong yang tertinggal dalam tanah dapat diambil dengan skop, yakni dengan cara membongkar tanahnya. b) Kacang Kedelai Gambar 1.14 Panen kedelai dilakukan apabila sebagian terbesar kedelai sudah tua. Tanda-tanda kedelai sudah tua antara lain polong-polong sudah berubah warnanya menjadi kuning kecoklatan, batang dan daunnya telah kuning atau kering. Kadar air waktu panen antara 20-25%. Untuk jenis kedelai yang mempunyai sifat polong tua mudah pecah dilakukan pemanenan tepat pada waktunya. Cara panen kedelai ada beberapa macam yaitu dengan cara mencabut batangnya, dengan cara memotong batang kedelai dengan menggunakan sabit atau dengan alat yang lebih modern yakni mesin pemanen. Panen dilaku pada hari cerah dan air embun sudah hilang guna meringankan kerja pengeringan dan pengangkutan. Batang kedelai selanjutnya dijemur di tempat pang atau di ladang itu juga di atas tikar bambu atau tanah yang sudah dikeraskan. c) Kacang Polong Gambar 1.15 15

Hanya dalam waktu 2 bulan saja, kacang polong sudah bisa anda panen. Kacang polong bisa tumbuh pada media tanah langsung maupun pot. Terlebih lagi, cara menanam kacang polong ini cukup mudah dilakukan. 4. Penanganan Segera Setelah Panen Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan lama disimpan. Perlakuan tersebut antara lain: - Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas. Pada bijibijian pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat disimpan lama. Pada bawang merah pengeringan hanya dilakukan sampai kulit mengering. - Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan sayuran buah. Buah setelah dipanen segera disimpan di tempat yang dingin/sejuk, tidak terkena sinar matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat segera didinginkan dan mengurangi penguapan, sehingga kesegaran buah dapat bertahan lebih lama. Bila fasilitas tersedia, precooling ini sebaiknya dilakukan pada temperatur rendah (sekitar 10°C) dalam waktu 1 – 2 jam. - Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1 – 2 jam sampai tanah yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi dibersihkan, telah itu juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan kering. Untuk kentang 8 segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran) !Curing juga berperan menutup luka yang terjadi pada saat panen - Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan untuk memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan - Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah untuk membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang terbawa. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan desinfektan pada air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar tidak disarankan untuk dicuci. Pada mentimun pencucian berakibat buah tidak tahan simpan, karena lapisan lilin pada permukaan buah ikut tercuci. Pada pisang pencucian dapat menunda kematangan. – - Pembersihan ( cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau benda asing lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai atau akar yang tidak dikehendaki. - Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak menular pada yang sehat 5. Penanganan Pasca Panen 16

Penanganan pasca panen umumnya meliputi pekerjaan: - Grading (pengkelasan) dan standarisasi - Pengemasan dan pelabelan - Penyimpanan - Pengangkutan Pada beberapa komoditas ada yang diberi perlakuan tambahan antara lain : pemberian bahan kimia, pelilinan, pemeraman. C. Rangkuman Panen merupakan siklus akhir dari nudidaya dan awal dari pasca panen. Penentuan waktu panen yang tepat sangat penting dilakukan karena dapat menentukan mutu kualitas dari bahan baku hasil pertanian sebab hal ini dapat mempengaruhi, bentuk, rasa, warna dan kematangannya. Terdapat 2 hal yang yang harus diperhatikan dalam pemanenan yaitu: - Menentukan waktu panen yang tepat - Melakukakan pemaenan yang baik - Hindari Kerusakan Mekanis - Memperhatikan Bagian Tanaman yang DIpanen - Gunakan Tempat/Wadah Panen yang Sesuai dan Bersih - Hindari Tindakan Kasar dan Banyak Memindahkan Tempat Dalam Pemanenan tidak semua bagian dapat bernilai ekonomis hanya biji, bunga, daun, rimpang, buah dan kayu. Pemanenan merupakan salah satu faktor dari tinggi rendahnya mutu komoditas yang dipanen. Pemanenan komoditas pertanian bisa berbeda antara komoditas pertanian yang satu dengan yang lain, tergantung pada karakteristik komoditas tersebut. Dalam pemanenan terdapat pula model dan cara yang bisa dilakukan contohnya seperti pemotongan, pemetikan, pencabutan dan lain-lainnya Penanganan setelah panen terdiri dari pengeringan (drying), pendinginan pendahuluan (precooling), pemulihan (curing), pengikatan (bluncing), sortasi, pencucian (washing), pembersihan (cleaning dan trimming). D. Latihan Soal Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakanlah Latihan berikut! 1. Jelaskan defisini dari panen dan pasca panen! 2. Sebutkan dan jelaskan 3 model atau cara pemanenan dari komoditas bahan baku hasil pertanian 17

DAFTAR PUSTAKA Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura. 7 jenis Tanamanan yang Cepat Panen dan Mudah DiBudidayakan. https://www.dinastph.lampungprov.go.id/detail-post/7-jenis-tanaman-yang- cepat-panen-dan-mudah-dibudidayakan. (Diakses pada 10 November) Novita Ika.2021.Dasar Penanganan Hasil Pertanian. https://www.academia.edu/45856984/MODUL_PEMBELAJARAN_DASAR_PENANGANAN_BAHAN_HASIL _PERTANIAN_semester. (Diakses pada 10 November) Pasa Panen Tanaman Pertanian. https://agrohort.ipb.ac.id/downloads/Pengumuman/2014/bahan%20kuliah/PASCA%20PANEN%20TANA MAN%20PERTANIAN.pdf. (Diakses pada 10 November) 18


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook