Dalam kegiatan belajar mengajar sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam rangka menunjang kelancaran proses kegiatannya, sehingga pengelolaan sarana dan prasarana sangat diperlukan oleh setiap instansi terutama sekolah. Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang berupa barang, baik secara langsung maupun tidak langsung mendukung pelaksanaan proses belajar-mengajar. Sarana dan prasarana menjadi bagian penting dalam mendukung pembelajaran, karena tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung, maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara optimal, oleh karena itu pengelolaan sarana dan prasarana sangat diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif. Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau memiliki sistem manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana/biaya, dan sarana-prasarana. Sekolah sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan ATK, perabot), dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga), serta biaya yang mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional. B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana sekolah adalah untuk memberikan layanan secara profesional agar proses pembe-lajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Bafadal (2004) menjelaskan tujuan sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut: 1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai kebutuhan, berkualitas tinggi dan dengan dana yang efisien ; 51 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien; 3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan , sehingga dalam kondisi siap pakai. Proses belajar mengajar akan semakin efektif dan berkualitas bila ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Dengan demikian tanpa adanya sarana dan prasarana pendidikan dapat dikatakan proses pendidikan kurang berarti. Untuk memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan secara optimal maka perlu adanya suatu manajemen agar tujuan pendidikan yang dirumuskan dapat tercapai secara sempurna. Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan akan mampu mendaya-gunakan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Menurut Imron, (1995) bahwa tujuan manajemen sarana dan prasarana secara umum adalah untuk memberi- kan layanan secara profesional dibidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggarakannya pendidikan secara efektif dan efisien. C. Manfaat Manajemen Sarana dan Prasarana Manfaat Manajemen Sarana dan Prasarana Adapun manfaat dari manajemen sarana dan prasarana adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan data dan informasi dalam rangka menentukan dan menyusun rencana kebutuhan barang. 2. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman dalam pengarahan pengadaan barang. 3. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman dalam penyaluran barang. 4. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang (tua, rusak, atau lebih) sebagai dasar ditambah atau dikuranginya barang. 52 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
5. Memebrikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan pengendalian barang. 6. Memberikan data dan informasi dalam rangka pengontrolan dan pengevaluasian sarana dan prasarana dalam sebuah lembaga tersebut D. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Prinsip-prinsip Sarana dan Prasarana Pendidikan Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan: 1. Prinsip pencapaian tujuan yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah. 2. Prinsip efisiensi yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasrana pendidikan yang baik dengan harga murah, demikian juga dengan pemakaiannya harus hati-hati sehingga mengurangi pemborosan waktu dan penggunaan barang. 3. Prinsip administratif yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang peraturan, instruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak yang berwenang. 4. Prinsip kejelasan atau tanggung jawab yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila melibatkan banyak personel dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah. 5. Prinsip kekohefisian yaitu manajemen sarana dan prasarana di sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Sarana dan prasarana pembelajaran diidentifikasi sebagai faktor utama yang berkontribusi terhadap prestasi akademik di sistem sekolah. Maka dari itu sarana dan prasarana pembelajaran perlu dikelola atau dimenajemenkan sehingga sarana dan prasarana pembelajaran yang digunakan secara optimal. 53 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
E. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan, meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi, dan pengawasan dan pemeliharaan, serta penghapusan. Proses- proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana prasarana tepat sasaran dan efektif dalam penggunaan. 1. Perencanaan Perencanaan merupakan tahap pertama dari manajemen sarana dan prasarana yang sekaligus merupakan dari langkah pengadaan. Bafadal (2004) bahwa proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut: a. Menampung semua usulan pengada-an perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan atau menginventarisir kekurangan kelengkapan sekolah. b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satu ajaran. c. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya. Dalam rangka itu perencana informasi tahu tentang perlengkapan yang telah dimiliki oleh sekolah. Salah satu jalan adalah dengan membaca buku inventaris atau buku induk barang. Berdasarkan panduan tersebut lalu disusun rencana kebutuhan perlengkapan, yaitu mendaftar yang belum tersedia di sekolah d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. Dalam hal ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua kebutuhan yang diperlukan, maka perlu diadakan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan . Semua perlengkapan yang urgen didaftar dan didahulukan pengadaannya. 54 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
e. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas. f. Penetapan rencana pengadaan akhir. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan untuk dilaksanakan Sedangkan manfaat perencanaan, yaitu:dapat membantu menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar dan menetapkan langkah-langkah, menghilangkan ketidakpastian, dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengen-dalian dan bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan efektif dan efesien. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah harus memperhatikan hal-hal berikut: a. Kesesuaian dengan kebutuhan dan kemampuan karena barang-barang yang tidak tepat akan menjadi sumber pemborosan; b. Kesesuaian dengan jumlah dan tidak terlalu berlebihan dan kekurangan; c. Mutu yang selalu baik agar dapat dipergunakan secara efektif; d. Jenis alat atau barang yang diperlukan harus tepat dan dapat meningkatkan efesiensi kerja Perencanaan yang matang dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahan dan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengadaan sarana dan prasarana. Kesalahan yang terjadi dapat berupa pembelian barang yang tidak sesuai dengan kualifikasi, jumlah dana yang tersedia, tingkat kepentingan, dan tingkat keterdesakan. Dengan demikian diperlukan sistem informasi dan koordinasi yang baik antara tugas perencana dan petugas pengadaan melalui koordinasi pimpinan. Untuk menghindari terjadi kesalahan dalam pembelian barang ini kepala sekolah harus melakukan koordinasi kepada guru melalui TU untuk untuk meminta usulan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di kelas. 55 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sendiri memiliki arti “keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk menghadirkan atau menyediakan ( dari tidak ada menjadi ada ) semua sarana prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana atau usul kebutuhan yang telah ditetapkan”Syahril (2012). Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan cara; a. Drooping dari pemerintah Dalam pengadaan sarana dan prasarana dalam sistem drooping ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 1 Ayat 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 dan Perubahannya menekankan bahwa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa yang prosesnya dimulai dari identifikasi kebutuhan hingga diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa pemerintah. Drooping dari pemerintah, ini merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada sekolah. Drooping diadakan oleh pemerintah dengan prosedur (a) menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana; (b) mengklasifikasi sarana yang dibutuhkan (c) membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana kepada pemerintah bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari pihak yang dituju; dan (d) setelah disetujui dan dikunjungi maka sarpras akan dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut. Sarana dan prasarana sekolah yang pernah didrooping dari pemerintah yaitu berupa buku-buku pelajaran, buku penunjang dan alat-alat olah raga. Drooping ini biasanya memerlukan proses yang lama karena harus membuat proposal pengadaan dahulu. Proposal yang diajukan ini kadang-kadang tidak langsung disetujui oleh dinas karena mengalami kesalahan, sehingga harus diperbaiki kembali, hal ini 56 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
kadang terjadi berulang-ulang sehingga menyebabkan memakan waktu lama dalam pembuatan proposal ini b. Membeli Untuk memenuhi sarana sekolah, karena tidak semua sarana belajar dapat bantuan dari pemerintah maka sekolah mengadakan pemenuhan sarana sekolah dengan cara membeli, yaitu membeli berupa barang habis pakai seperti kapur, spidol, tinta spidol, pensil, pena, penghapus, kertas, buku tulis, alat kebersihan, buku pelajaran, alat-alat olah raga, dan lain-lain. Pembelian sarana dan prasarana ini dilakukan setiap per triwulan yaitu setelah pencairan dana BOS. Dalam pembelian sarana dan prasarana ini sekolah seharusnya mempertimbangkan untuk membeli barang-barang yang bisa digunakan untuk membuat alat peraga sederhana. Hal ini mengingat kadang-kadang siswa dan guru harus membuat sendiri alat peraga sederhana yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Sedangkan pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan membuat sendiri dilakukan oleh guru dan siswa dengan membuat alat peraga sederhana yang memerlukan biaya sedikit tetapi bisa dimanfaatkan sebagai alat peraga dan juga bisa dipakai untuk menghias kelas. Dalam pembuatan sarana dan prasarana ini kadang-kadang siswa disuruh membuat di rumah kemudian hasilnya dibawa ke sekolah, kadang-kadang juga siswa disuruh membawa bahannya dari rumah kemudian membuatnya bersama-sama di sekolah. sekolah seharusnya bisa meyiapkan bahan-bahan yang diperlukan oleh guru dan siswa dalam pembuatan sarana dan prasarana ini. Tapi karena kadang-kadang lambat terpenuhi maka guru lebih suka meminta anak membawa sendiri bahan-bahan tersebut dari rumah c. Sumbangan dari wali murid Dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan cara meminta sumbangan dari wali murid ini sekolah melakukannya sangat hati-hati. Hal ini karena tidak semua wali murid setuju dan mampu untuk membantu. Dengan kondisi ekonomi wali murid yang rata-rata 57 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
lemah maka untuk pengadaan sarana dan prasarana ini sekolah mengadakan rapat terlebih dahulu dengan komite sekolah dan wali murid untuk sama-sama memikirkan sarana dan prasarana yang mendesak harus dipenuhi untuk kelancaran proses belajar mengajar. Kepala sekolah harus tegas dan berani untuk mengambil keputusan dalam memilih alternatif pemenuhan sarana dan prasarana dengan meminta bantuan dari wali murid. Karena kalau hanya menunggu bantuan dari pemerintah maka sarana dan prasarana itu akan sangat lama diperoleh. Tetapi kepala sekolah harus berhati-hati dan transparan dalam penggunaan dana bantuan dari wali murid ini dengan memberikan laporan penggunaan dana tersebut kepada wali murid. Sekolah juga dapat melakukan pemenuhan sarana dan prasarana sekolah dengan cara meminjam atau menyewa. d. Membuat sendiri Membuat sendiri, sarana sekolah yang buat biasanya berupa alat-alat peraga sederhana yang dapat digunakan untuk membantu proses kegiatan belajar mengajar. Sarana ini dibuat oleh guru dan siswa. Pengadaan sarana dan prasarana ini hendaknya jelas merujuk kepada identifikasi kebutuhan dan bukan keinginan. Perbedaan mendasar dari keduanya adalah, kebutuhan didasarkan kepada kondisi nyata yang memang didasarkan pada data, fakta, dan informasi riil di lapangan, sedangkan keinginan lebih banyak muncul dengan alasan subjektifitas semata. 3. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Inventarisasi sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencatat seluruh barang yang ada di sekolah. Menurut Bafadal (2004) pencatatan sarana dan prasarana di sekolah dilakukan pada: (a) Buku penerimaan barang, mencatat semua barang yang diterima sekolah; (b) Buku asal-usul barang, mencatat asal usul barang (pembelian, hibah/hadiah/sumbangan, tukar menukar, dan meminjam/menyewa); (c) 58 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Buku golongan inventaris, sebagai buku pembantu untuk mencatat barang inventaris menurut golongan barang yang telah ditentukan; (d) Buku induk inventaris, mencatat semua barang inventaris milik Negara atau yayasan dalam lingkungan sekolah menurut urutan tanggal penerimaannya; (e) Buku bukan inventaris, mencatat semua barang habis pakai seperti: kapur, pensil, penghapus papan tulis, kertas HVS, tinta, dan sebagainya; dan (f) Buku stok barang,mencatat barang habis pakai yang masuk/ diterima dan barang yang keluar/ digunakan dan sisa barang/stok barang. Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah terhadap barang masuk sudah dilakukan seluruhnya dan dicatat di buku penerimaan barang tetapi pencatatan ini masih belum lengkap karena untuk kode barang, merek barang dan nomor seri barang belum di cantumkan, ini sesuai dengan dokumen inventaris. Seharusnya sekoalah melakukan pencatan daftar inventaris secara lengkap. Agar Buku Inventaris dimaksud dapat digunakan sesuai fungsi dan peranannya, maka pelaksanaannya harus tertib, teratur dan berkelanjutan, berdasarkan data yang benar, lengkap dan akurat sehingga dapat memberikan informasi yang tepat dalam: perencanaan kebutuhan dan pengangaran; pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran; penggunaan; penatausahaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; pembinaan, pengawasan dan Pengendalian; pembiayaan; dan tuntutan ganti rugi. Pencatatan terhadap barang keluar belum dilaksanakan tetapi sudah ada buku untuk inventaris barang keluar. Pencatatan barang keluar dilaksanakan oleh guru ketika guru menerima barang tersebut. Seharusnya inventarisasi juga dilakukan terhadap barang keluar agar diketahui jumlah barang yang digunakan dan barang yang rusak dalam penggunaannya sehingga dapat dijadikan pedoman untuk pengadaan barang selanjutnya. Barang-barang habis pakai yang dibeli tidak dicatat di buku stok barang. Pencatatan hanya dilakukan ketika barang didistribusikan kepada guru dengan format buku yaitu nomor, nama penerima, tanggal diterima, jenis barang yang diterima, jumlah barang diterima, dan keterangan. Seharusnya 59 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
barang yang dibeli dicatat di buku stok barang sehingga diketahui sisa barang yang masih ada setelah barang didistribusiakan kepada guru. Dengan dicatat dibuku stok barang maka diketahui berapa jumlah kebutuhan barang habis pakai yang diperlukan oleh setiap guru. 4. Pendistribusian Barang Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) yang telah diadakan dapat didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orangorang yang membutuhkan barang itu. Pendistribusian dan pemanfaatan sarana dan prasarana harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut (1) pendistribusian sarana dan prasarana sekolah yang tujukan kepada guru hendaknya bisa dilakukan pada awal semester sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa; (2) pendistribusian sarana atau media-media pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan guru kelas sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal. 5. Penggunaan Sarana dan Prasarana Proses manajemen sarana dan prasarana didalamnya mencangkup aspek penggunaan. suatu barang atau benda yang dimilki harus jelas kegunaannya sehingga barang atau benda tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif. Penggunaan alat dipengaruhi 4 Faktor yaitu: Banyaknya alat untuk tiap macam, Banyaknya kelas, banyaknya siswa dalam tiap kelas, banyaknya ruang. 6. Penghapusan Penghapusan barang milik negara diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/pmk.06/2007 tentang tata Cara pelaksanaan penggunaan, Pemanfaatan, penghapusan, dan Pemindahtanganan barang 60 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
milik Negara. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik barang yang berada dalam penguasaannya. Tujuan penghapusan menurut Arum, Wahyu Sri Ambar (2007) adalah (1) Mencegah atau membatasi kerugian atau pemborosan biaya untuk pemeliharaan atau perbaikan barang-barang. (2) Meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksana inventaris. Barang inventaris yang boleh yang boleh dihapus meliputi barang-barang yang: a) dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi; b) barang tidak sesuai dengan kebutuhan; c) kuno yang penggunaanya tidak sesuai dengan lagi dengan penggunaan saat ini; d) yang terkena larangan; e) biaya pembiayaan terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan nilai kemanfaatannya; f) jumlahnya berlebihan dan tidak digunakan lag i; Hilang atau diselewengkan; dan h) terkena bencana, misalnya terbekar, gempa, dan longsor. (3) Membebaskan ruang atau pekarangan kantor dari barang- barang yang tidak dipergunakan lagi. (4) Membebaskan barang dari pertanggungjawaban administrasi satuan organisasi yang mengurus. Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. 7. Pengawasan dan Pertanggungjawaban Sarana dan Prasarana Pengawasan sarana dan prasarana sekolah dilakukan setiap saat dan diperhatikan kelayakannya. Diawasi agar hati-hati dalam 61 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
penggunaanya sehingga sarana dan prasaran itu dalam kondisi selalu siap pakai sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran di sekolah. Pengawasan ini dilakukan oleh kepala sekolah dan guru Pengawasan dan pertanggungjawaban (pelaporan) barang diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Menurut Nawawi (1993) pengawasan adalah kegiatan mengukur ting-katan efektivitas kerja personal dan efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan. Untuk itu diperlukan pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap berbagai aspek atau kegiatan dalam proses pencapaian tujuan. Monitoring atau pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana dilaksanakan oleh kepala sekolah. Berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, perlu adanya kontrol baik dalam pemeliharaan atau pemberdayaan. Pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan usaha yang ditempuh oleh kepala sekolah dalam membantu personel sekolah untuk menjaga atau memelihara, dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan sebaik mungkin demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Untuk keberhasilan proses pembelajaran di sekolah semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang tergolong barang inventaris harus dilaporkan. Pelaporan dilakukan dalam periode tertentu, sekali dalam satu triwulan. Dalam satu tahun ajaran misalnya, pelaporan dapat dilakukan pada bulan juli, oktober, januari, dan april tahun berikutnya. Hasil laporan tersebut digunakan pimpinan untuk mengadakan evaluasi. F. Peran Guru dalam Manajemen Sarana dan Prasarana Sebagai pelaksana tugas pendidikan guru mempunyai andil dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan. Dalam hal ini guru lebih banyak berhubungan dengan sarana pengajaran yaitu : alat pelajaran, alat peraga, dan 62 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
media pemeblajaran lainnya dibandingkan dengan keterlibatannya dengan sarana pendidikan yang tidak langsung berhubungan. dalam perencanaan sarana dan prasaran, guru mengidentifikasi dan mengusulkan kebutuhan belajar siswa untuk kebutuhan buku atau bahan ajar dalam bentuk modul, buku paket, atau Lembar Kerja Siswa, kebutuhan alat peraga, peralatan laboratorium, seperti : laboratorium IPA, Lab. Bahasa, Lab . Teknologi, Lab. Informasi, dan komunikasi. Kebutuhan matras untuk senam, stopwatch, cakram dan lain-lain. Usulan dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran. Dalam hal ini pemanfaatan guru menggunakan segala sarana sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran masing-masing dan sesuai pula dengan kajian yang dibahas dan pencapaian indikatornya. Dalam pemeliharaan dan pengawasan guru ikut terlibat dengan cara melibatkan siswa untuk ikut serta merapihkan dan menyimpan kembali barang- barang yang telah digunakan pengawasan yang dilakukan guru dengan memeriksa kembali sarana yang telah digunakan serta mencatat dengan buku kontrol penggunaan sarana. 63 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
BAB VI MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH A. Pengertian Manajemen Definisi manajemen menurut James A.F. Stoner dalam bukunya yang berjudul Management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. B. Pengertian Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat Secara etimologis, hubungan sekolah dan masyarakat diterjemahkan dari perkataan bahasa inggris “Public School Relation” yang berarti hubungan sekolah dan masyarakat adalah sebagai hubungan timbale balik antara organisasi (sekolah) dengan masyarakat/lingkungan yang terkait, Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara sekolah masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah. C. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Husemas) Tujuan husemas dimaksudkan untuk menciptakan hubungan seklah secara harmonis, meningkatkan kemajuan pendidikan disekolah dan memberi manfaat masyarakat akan kemajuan sekolah. Menurut Elsbree seperti yang dikutip Tim jurusan Administrasi Pendidikan (2003:52) mengemukakan tujuan-tujuan husemas yaitu sebagai berikut, yaitu : 1. Meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak Makin maju konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik, terutama guru-guru disekolah, agar pendidikan dan pengajaran 64 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
tidak lagi subject matter centered, tetapi hendaknya community life centered, tidak lagi berpusat pada buku tetapi berorientasi pada kebutuhan kehidupan dimasyarakat. Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi yang berhubungan dengan masyarakat, seperti : a. Personel sekolah, terutama guru , perlu mengetahui benar-benar masyarakat lingkungan hidup anak-anak sangat penting bagi program pendidikan. b. Kepala sekolah dan guru hendaknya selalu berusaha untuk bekerjasama dan memanfaatkan sumber-sumber di masyarakat yang diperlukan untuk memperkaya program sekolah. c. Sekolah hendaknya dapat bekerjasama dengan instansi-instansi lain dimasyarakat yang mempunyai tugas dan kepentingan yang sama terhadap pendidikan. d. Guru-guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan masyarakat dan selalu siap memahami dan mengkaji sumber-sumber masyarakat yang dapat dimasukan kedalam rencana pengembangan pendidikan. 2. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Didalam masyarakat yang demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi perubahan masyarakat disemua bidang kehidupan masyarakat 3. Mengembangkan antusiasme/semangat saling bantu antara sekolah dengan masyarakat demi kemajuan keduabelah pihak. 4. Meningkatkan kualitas pembeljaran dan pertumbuhan peserta didik. 5. Berperan dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat. 6. Mengembangkan program-program sekolah ke arah yang lebih maju. 7. Mampu menumbuhkan kreatifitas serta dinamika kedua belah pihak,sehingga hubungan dapat bersifat aktif dan dinamis. 65 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
D. Prinsip-prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat Ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam rangka mengembangkan program hubungan sekolah dan masyarakat yaitu : 1. Keterpaduan (intergrating), yaitu keterkaitan antara kepala sekolah, masyarakat dan keluarga yang merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dengan yang lain. 2. Berkesinambungan (contiinuiting), yaitu suatu proses yang berkembang terus-menerus. Sekolah seharusnya memberi informasi terus-menerus, dan sebaliknya, masyarakat ikut membantu sekolah melalui pembentukan public-opinion agar image masyarakat tetap baik terhadap sekolah. 3. Menyeluruh (coverage), yaitu bahwa penyajian fakta-fakta kepada masyarakat itu menyeluruh seluruh aspek. Jadi, semua aspek hidup sekolah diperhatikan mulai dari kehidupan keagamaan sampai pada kehidupan ekonomi. Untuk itu, setiap kegiatan sekolah dapat dijelaskan melalui media massa, surat kabar sekolah, laporan berkala dan sebagainya. 4. Sederhana (symplicity), yaitu bahwa informasi yang diberikan secara sederhana. Informasi itu dengan kata-kata yang mudah dimengerti dan dengan rasa persahabatan. Jadi, yang penting ialah jelas, menimbulkan rasa suka, mudah dimengerti. 5. Konstruktif (constructiveness), yaitu bahwa informasi itu dapat membentuk pendapat umum yang positif terhadap sekolah. 6. Kesesuaian (adaptability), yaitu hendaknya program sekolah itu memperhatikan dan menyesuaikan dengan masyarakat sekitarnya. 7. Luwes (flexibility), yaitu program yang sewaktu-waktu mampu menerima perubahan yang terjadi. (Sahertian, 1994: 237-238). Mengingat humas dalam manajemen LPI ini harus dilandasi dengan nilai-nilai keislaman, maka ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, di samping yang sudah dijelaskan di atas, yaitu: 1. Prinsip kemanfaatan, yaitu informasi yang diberikan LPI seharusnya yang mengandung nilai manfaat, bukan sekedar propaganda. 66 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2. Prinsip kejujuran, yang dimaksud dengan kejujuran adalah informasi yang diberikan LPI kepada masyarakat seharusnya apa adanya tidak mengandung unsur kebohongan yang dibungkus dalam wujud promosi atau propaganda. 3. Prinsip kehalalan/keridhaan. Bahwa informasi yang disampaikan LPI kepada masyarakat tidak ada unsur memaksa atau merugikan di antara salah satu pihak. E. Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Fachrudi menjelaskan teknik hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu : 1. Laporan kepada orang tua. Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan pada orang tua murid tentang kemajuan-kemajuan, prestasi dan kelemahan anak didik pada orangtuanya. Dengan teknik ini orangtua akan memperoleh penilaian terhadap hasil pekerjaan anaknya, juga terhadap pekerjaan guru- guru di sekolah. 2. Majalah sekolah Majalah sekolah ini diushakan oleh orang tua dan guru-guru di sekolah yang diterbitksan setiap bulan sekali. Majalah ini dipimpin oleh, orang tua dan murid-murid bahkan alumni termasuk pula dewan redaksi. Isi majalah ini menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan sekolah, karangan guru- guru, orangtua dan murid-murid, pengumuman-pengumuman dan sebgainya. 3. Surat kabar sekolah Kalau sekolah itu mampu dapat menerbitka surat kabar sekolah, maka ini berarti bahwa sekolah dapat memberikan informasi yang lebih luas kepada orang tua atau masyarakat daerah sekitarnya. 4. Pameran sekolah. Suatu tehnik yang efektif untuk memberi informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan sekolah pada masyarakat, ialah penyelenggaraan pameran sekolah. Ada bermacam-macam cara untuk mengadakan pameran sekolah itu. Sekolah mengadakan pameran dengan membuata atau mengatur 67 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
hasil pekerjaan murid-murid itu di luar sekolah atau di sekolah. Pameran sekolah akan menjadi lebih efektif lagi, kalau kegiatan-kegiatan itu disiarkan melalui siaran-siaran pers dan radio di tempat itu sehingga dapat menarik banyak orang dalam masyarakat. 5. “Open house” “Open house” adalah tehnik untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan- kegiatan dan hasil-hasil pekerjaan murid di sekolah, yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya sekali setahun pada penutupan tahun pengajaran. Ada tiga langkah dalam pelaksanaan “open house” ini: a. Pengunjung dibawa ke dalam kelas atau auditorium sekolah untuk diberi penjelasan tentang open house itu.\\ b. Pengunjung diantar ke tempat-tempat yang telah disediakan akan hal-hal yang perlu dilihat. c. Pengunjung diajak kembali ke kelas atau auditorium untuk berdiskusi dan menilai open house. 6. Kunjungan ke sekolah.oleh orang tua murid yang dilakukan pada pelajaran di berikan. Kepada orang tua itu diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka yang belajar di dalam kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan di laboratorium, perlengkapan-perlengkapan, gambar-gambar dan sebagainya, sehingga mereke memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah itu. Setelah selesai melihat-lihat, orang tua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian. 7. Kunjungan ke rumah murid. Kunjungan ke rumah orangtua murid ini merupakan teknik yang sangat efektif dalam mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah agar supaya dapat mengetahui latar belakang hidup anak-anak. Banyak masalah yang dapat dipecahkan dengan teknik ini antara lain, masalah kesehatan murid, ketidak hadiran murid, pekerjaan rumah, masalah kurangnya pengertian orang tua tentang sekolah dan sebagainya. 68 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
8. Melalui penjelasan yang di berikan oleh personel sekolah. Kepala sekolah hendaknya berusaha agar, semua personil sekolah mempunyai pengertian yang jelas tentang kebijakan sekolah, organisasi sekolah dan semua kegiatan pendidikan dan pengajaran serta usaha-usaha lainnya. Pada mereka harus ditanamkan sikap loyalitasnya, rasa kekeluargaan. 9. Gambaran sekolah melalui murid-murid. Informasi tentang keadaan sekolah dengan perantaraan murid-murid itu diberikan melalui perencanaan sesuatu kegiatan yang wajar, antara lain kalau sekolah itu terdapat di kota besar, maka gambaran itu diberikan melalui program siaran pemancar radio untuk menyiarkan sesuatu percakapan antara murid-murid atau antara murid dan guru, misalnya tentang cara makan dan makanan sehat. 10. Laporan tahunan Laporan tahunan ini dibuat oleh kepala sekolah dan laporan ini diberikan kepada aparat pendidikan yang lebih atas. Laporan ini berisi masalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran, biaya dan sebagainya. Selanjutnya aparat tersebut memberikan laporan pada masyarakat. 11. Organisasi perkumpulan alumni sekolah. Organisasi perkumpulan alumni sekolah adalah suatu alat yang sangat baik untuk dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan masyarakat. Murid-murid yang sudah tamat sekolah biasanya mempunyai kenangan–kenangan dari sekolahnya dan mereka merasa berkewajiban moral untuk membantu sekolahnya baik berupa materiil maupun secara moril. 12. Melalui kegiatan ekstra kurikuler. Apabila ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang sudah dianggap matang untuk dipertunjukkan kepada orang tua murid dan masyarakat, seperti sepak bola, drama dan lain-lain, maka sangat tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam masyarakat. Karena itu program ekstra kurikuler 69 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
hendaknya di rencanakan dan diatur, agar dapat dimanfaatkan dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat. 13. Pendekatan secara akrab Yaitu pendekatan antara murid dengan guru pengajar. Adapun teknik operasional menurut De Roche adalah: a. Education weeks (Minggu pengajaran) Sebagai kegiatan proses belajar mengajar (kegiatan utama sekolah) b. Recognition days (waktu ulangan) Untuk alat evaluasi, dalam mengambil keputusan atau adanya data-data empirik yang tersedia sebagai alat analisa untuk pendidikan dan pengajaran. c. Home visits (Kunjungan rumah) Dilakukan untuk konsultasi dalam memecahkan masalah anak didik. d. Teacher aids Merupakan alat bantu pengajaran, sehingga dalam proses belajar mengajar, memudahkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan sekaligus mempermudah peserta didik memahami pelajaran. e. Card (kartu) Untuk keperluan tertentu, maka dapat digunakan kartu, contoh kartu konsultasi, kartu prestasi atau kartu hafalan surat-surat pendek. f. Parent-Teacher Conference (pertemuan orangtua dan guru) Dalam rangka menjalin komunikasi antara orang tua siswa dan guru, maka perlu dilakukan kegiatan ini. Hasil antara yang diinginkan adalah adanya rasa pelibatan yang dimilik orangtua, sehingga mau turut serta dalam pengembangan pendidikan. g. Open House (silaturahmi) Pada waktu-waktu tertentu, maka dapat diadakan silaturahmi, biasanya dalam hari raya contoh Idul Fitri. h. Speaker Beareu ( bagian kehumasan) Secara khusus guru perlu memilih topik-topik yang berkenaan dengan pembicaraan di perkumpulan, kelompok, dan organisasi sekolah. i. Home Study (pekerjaan rumah) Kegiatan belajar siswa di kelas, akan lebih bagus lagi bila didukung adanya kelanjutan pengulangan pelajaran 70 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
di rumah, ini bisa dilakukan dengan memberi pekerjaan rumah bagi siswa untuk memantapkan kemampuan yang telah diperoeh di kelas. j. School and Classroom News letter (berita sekolah dan kelas) Wahana komunikasi tertulis di sekolah dibutuhkan untuk mengabarkan berita- berita umum yang ada dilingkungan sekolah. k. Calendar (Kalender) Kalender ini, bisa berfungsi sebagai prestise. Disamping itu juga bisa difungsikan untuk mengikat perhatian orangtua dan siswa beserta guru dalam waktu yang selalu terkait dengan perhatian kepada sekolah. l. Voting Reminder card (kartu saran) Bila sesuatu terjadi dan tidak dikehendaki oleh siapapun dan ini merupakan hal yang perlu disampaikan kepada pihak pengelola lembaga pendidikan, maka yang bersangkutan bisa menuliskannya melalui kartu saran. m. Success Card (piagam penghargaan) Apabila ada siswa atau orangtua yang telah turut serta dan memberikan perhatian secara khusus kepada sekolah atau pemenang lomba yang diadakan oleh sekolah. n. Local Newspaper (surat kabar lokal) Berita-berita sekolah maupun berita dari rumah yang kira-kira akan bermanfaat bagi para warga sekolah jika mengetahuinya akan lebih bagus. o. Career specialities (spesialisasi karir) Bimbingan karir akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam menentukan peran masa depan. p. Slide Presentation (slaid presentasi) Jika dalam memberikan presentasi kepada guru-guru atau siswa,akan lebih bagus bila menggunakan slaid presentasi. q. Coffee Hour (acara minum kopi) Menjalin partisipasi antar sesama komponen dalam lembaga pendidikan sangat penting. r. Activity Display (pajangan kegiatan) Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan,sebaiknya dipajang di papan tersendiri untuk memberi sugesti kepada warga yang belum sempat ikut mempertimbangkan. 71 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
s. Class Project in the community (bakti sosial masyarakat) Siswa adalah bagian masyarakat,untuk itu akan lebih bermakna hidup bermasyarakat jika turut serta membantu sesama warga yang kurang beruntung. t. Letter to the editor (bakti sosial masyarakat) Keluhan atau sumbang saran yang sifatnya umum dari orang tua siswa,maupun guru. u. Public Performances (pementasan/pertunjukan) Apresiasi terhadap kreatifitas siswa dapat diwujudkan dalam pementasan berkala,di samping itu akan memberikan rasa percaya diri kepada siswa dan kebanggan orang tua. v. Fairs and Tours (studi lapangan : wisata,komporatif,dll) Wawasan atau pengetahuan tentang lingkungan,alam,kenyataan langsung,dll dapat dibina melalui kunjungan ke obyek langsung. w. Telephone Hotline (telepon konsultasi) Adakalanya permasalahan yang dihadapi siswa atau masyarakat begitu berat dan susah untuk diungkapkan kepada orang lain. x. Srategy borrowing (strategi peminjaman) Hal ini upaya saling meminjamkan fasilitas yang sekitarnya dimiliki orang tua atau sekolah. y. Suggestion boxes (kotak saran) Kartu saran berfungsi sebagai tempat penampungan kartu-kartu saran tadi dan harus diambil diambil dan diperiksa secara berkala oleh pengelola. F. Organisasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat (Komite Sekolah) Menurut Djam’an Satori (2001) diperlukan adanya wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi, harapan dan stakeholder sekolah. Wadah tersebut berfungsi sebagai forum dimana representasi para stakeholder sekolah terwakili secara proposional. Dalam berbagai dokemen yang ada dan konsensus yang telah muncul dalam berbagai forum, wadah ini diberi nama Komite Sekolah. Badan sejenis ini di Australia disebut “School Council”. Dalam pengertian lain, Djam’an Satori menyebutkan bahwa komite sekolah merupakan suatu badan yang berfungsi sebagai forum resmi untuk 72 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
mengakomodasikan dan membahas hal-hal yang menyangkut kepentingan kelembagaan sekolah. Hal-hal tersebut meliputi : 1. Penyusunan perencanaan strategi sekolah, yaitu strategi pengembangan sekolah dalam perspektif 3-4 tahun mendatang. Dalam dokumen ini juga dibahas visi dan misi sekolah, analisis posisi untuk mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi, kajian isu-isu strategi sekolah, perumusan program-program, perumusan strategi pelaksanaan program, cara pengendalian dan evaluasinya. 2. Penyusunan perencanaan tahunan sekolah, yang merupakan elaborasi dari perencanaan strategi sekolah. Dalam perencanaan tahunan ini yang dibahas adalah program-program operasional yang merupakan implementasi program prioritas yang dirumuskan dalam perencanaan strategi sekolah yang disertai perencanaan anggarannya. 3. Mengadakan pertemuan untuk menampung dan membahas berbagai kebutuhan, masalah, aspirasi serta ide-ide yang disampaikan oleh anggota komite sekolah. Hal-hal tersebut merupakan refleksi kepeduliaan para stakeholder sekolah terhadap berbagai aspek kehidupan sekolah yang ditunjukkan pada upaya-upaya perbaikan, kemajuan dan pengembangan sekolah. 4. Memikirkan upaya-upaya untuk memajukan sekolah, terutama yang menyangkut kelengkapan fasilitas sekolah, fasilitas pendidikan, pengadaan biaya pendidikan bagi pengembangan keunggulan kompetitif dan komparatif sekolah sesuai dengan aspirasi stakeholder sekolah. Perhatian terhadap masalah ini dimaksudkan agar sekolah setidak-tidaknya memenuhi standar pelayanan minimum. 5. Mendorong sekolah untuk melakukan internal monitoring (school self- assesment) dan melaporkan hasilnya untuk dibahas dalam forum komite sekolah. 6. Membahas hasil-hasil tes standar yang dilakukan oleh lembaga atau institusi eksternal dalam menjaga jaminan mutu (quality assurance) serta memelihara kondisi pembelajaran sekolah sesuai dengan tuntutan standar 73 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
minimum kompetensi siswa (basic minimum competency) seperti yang diatur dalam PP No.25 tahun 2000. 7. Membahas laporan tahunan sekolah sehingga memperoleh penerimaan komite sekolah. Laporan tahuan sekolah tersebut selanjutnya disampaikan kepada Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten. Review sekolah merupakan kegiatan pentimg untuk mrngetahui keunggulan suatu sekolah disertai analisis kondisi-kon disi pendukungnya, atau sebaliknya untuk mengetahui kelemahan-kelemahan sekolah disertai analisi faktor- faktor penyebabnya. Review sekolah merupakan media untuk saling mengisi pengalaman sekaligus saling belajar antarsekolah dalam upaya meningkatkan kinerjanya masing-masing. 8. Memantau kinerja sekolah, yang meliputi manajemen sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, mutu belajar mengajar termasuk kinerja para guru, hasil belajar para siswa, disiplin dan tata tertib sekolah, baik dalam aspek intra maupun ekstrakulikuler. Komite sekolah menurut Djam’an Satori (2001),berbeda dengan BP3.Dalam peran dan fungsinya yang berjalan sekarang,kemitraan BP3 terbatas pada aspek-aspek pemenuhan kebutuhan finansial,sarana-sarana sekolah dan fasilitas pendidikan. Dalam Kepmendiknas No.044/U/2002 tanggal 12 April 2002,disebutka bahwa komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,pemerataan,dan efisiensi pengelolahan pendidikan di satuan pendidikan,baik pada pendidikan sekolah,jalur sekolah,maupun jalur pendidikan luar sekolah. Djam’an Satori (2001) menyebutkan,anggota komite ini terdiri dari: kepala sekolah, perwakilan guru, perwakilan murid,perwakilan orang tua murid,perwakilan tokoh masyarakat setempat yang menaruh kepedulian terhadap kemajuan pendidkan diwilayahnya,perwakilan dari unsur pengendalian mutu pendidikan yaitu pengawas sekolah.Struktur Komite Sekolah menggambarkan tugas-tugas menjadi kepedulian Komite 74 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Sekolah.Komite sekolah terdiri dari ketua,sekretaris,bendahara,dan kelompok anggota yang menangani urusan-urusan khusus. Menurut Kepmendiknas RI No.044/U/2002 tanggal 2 April 2002,keanggotaan Komite Sekolah terdiri dari: (1) unsur masyarakat yang bisa saja berasal dari orang tua atau wali peserta didik,tokoh masyarakat,tokoh pendidikan,tokoh dunia usaha/industri,organisasi profesi, tenaga pendidikan,wakil alumni,wakil peseta didik, (2) unsur dewan guru,yayasan atau lembaga penyelenggara pendidikan,Badan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota Komite Sekolah (maksimal 2 orang).Anggota komite sekolah sekurang-kurangnya terdiri atas ketua, sekertaris, bendahara. Pengurus dipilih dari anggota. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan. 75 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
BAB VII MANAJEMEN LAYANAN INFORMASI SD A. Pengertian Layanan Informasi Layanan inforamsi yaitu layanan Bimbingan Konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai inforamsi yanhg dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik. Layanan yang membantu pesetrta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan. Pengertian layanan informasi menurut pendapat Yusuf Gunawan adalah layanan yang membatu siswa untuk membuat keputusan yang bebas dan bijaksana. Informasi tersebut harus valid dan dapat digunakan oleh siswa untuk membuat berbagai keputusan dalam kehidupan mereka. Sedangkan menurut Tohrin mengungkapkan bahwa layanan informasi merupakan layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha- usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda. Sedangkan prayitno dan erman amti menjelaskan bahwa layanan informasi adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian, layanan informasi itu pertama- tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan konseling. Dari berbagai pengertian tentang layanan informasi yang telah dikemukakan diatas dapatlah diartikan sebagia salah satu kegiatan bimbingan konseling yang mampu mencakup berbagai informasi, baik informasi pribadi, 76 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
sosial, karier maupun belajar. Hal ini secara tidak langsung dapat menyelesaikan masalah yang dialami siswa secara keseluruhan. Layanan ini dapat menambah wawasan siswa, mengenali dirinya, dan mampu menata masa depannya sebaik mungkin. Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan. Pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang di perlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosialbudaya. Dengan masyarakat yang serba majemuk dan semakain kompleks, pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagian besar terletak di tangan individu itu sendiri. Kedua, memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya “ke mana dia ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu. Dengan kata lain, berdasarkan atas informasi yang diberikan itu individu diharapkan dapat membuat rencana-rencana dan keputusan tentang masa depannya serta tanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya itu. Dan ketiga, setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu. Dengan demikian akan terciptalah dinamika perkembangan individu dan masyarakat berdasarkan potensi positif yang ada pada diri individu dan masyarakat. Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi merupakan kebutuhan yang amat tinggi tingkatannya. Lebih-lebih apabila diingat bahwa”masa depan adalah abad informasi”, maka barang siapa tidak memperoleh informasi, maka ia akan tertinggal dan akan kehilangan masa depan. B. Macam-macam Layanan Informasi Macam-macam informasi yang menjadi isi layanan ini bervariasi. Demikian juga keluasan dan kedalamannya. Hal ini tergantung kepada 77 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
kebutuhan pada peserta layanan(tergantung kebutuhan siswa). Informasi yang menjadi isi layanan harus mencakup seluruh bidang pelayanan bimbingan dan konseling. Secara lebih rinci, ada beberapa pendapat para ahli mengenai macam-macam layanan informasi diantaranya sebagai berikut: Ada tiga macam layanan informasi menurut Budi Purwoko menjelaskan, jenis-jenis informasi yang penting bagi para siswa waktu masi sekolah, misalnya informasi tentang: 1. Kondisi fisik sekolah, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para karyawan, bagian administrasi, dan sebagianya. 2. Informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari kurikulum yang berlaku. 3. Informasi tentang cara belajar yang efesien, yang bersumber dari para pembimbingnya. 4. Informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari doktor, perawat kesehatan. Sedangakan menurut Winkel dan Sri Hastuti memberikan gambaran bahwa data fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga tipe dasar, yaitu : 1. Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat. 2. Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan corak pekerjaan tertentu. 3. Informasi tentang proses perkembangan manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan 78 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
psikologis, bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat. C. Tujuan Pemberian Layanan Informasi Penguasaan akan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah pemecahan suatu masalah, untuk memelihara dam mengembangkan potensi individu serta meningkatkan individu yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-haknya. Ada beberapa pendapat mengenai tujuan layanan informasi, diantaranya sebagai berikut : Menurut Yusuf Gunawan, ada dua tujuan layanan informasi yang bersifat umum dan khusus diantaranya sebagai berikut: Tujuan layanan informasi yang bersifat umum adalah: 1. Mengembangkan pandangan yang luas dan realistis mengenai kesempatan- kesempatan dan masalah-masalah kehidupan pada setiap tingkat pendidikan. Menciptakan kesadaran akan kebutuhan dan keinginan yang aktif untuk memperoleh informasi yang tepat mengenai pendidikan, pekerjaan, dan sosial pribadi. 2. Mengembangkan ruang lingkup yang luas mengenai kegiatan pendidikan, pekerjaan dan sosial budaya. 3. Membantu siswa untuk menguasai teknik dan memperoleh dan menafsirkan informasi agar siswa semakin maju dalam mengarahkan dan memempin dirinya sendiri. 4. Mengembangkan sifat dan kebiasaan yang akan membantu siswa dalam mengambil keputusan, yang produktif dan memberikan kepuasan pribadi. 5. Menyediakan bantuan untuk membuat pilihan tertentu yang progresif terhadap aktivitas khusus sesuai dengan keamampuan bakat dan minat individu. Sedangkan tujuan khusus dari Layanan Informasi adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pengertian tentang lapangan pekerjaan yang luas dimasyarakat. 79 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2. Mengembangkan sarana yang dapat membantu siswa untuk mempelajari secara intensif beberapa lapangan pekerjaan atau pendidikan yang tersedia dan yang selektif. 3. Membantu siswa agar lebih mengenal dekat dengan kesempatan kerja dan pendidikan dilingkungan masyarakat. 4. Mengembangkan perencanaan sementara dalam bidang pekerjaan dan pendidikan yang didasarkan pada belajar eksplorasi sendiri. 5. Memberikan teknik-teknik khusu yang dapat membantu para siswa untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah setelah meningkalkan sekolah, seperti memperoleh pekerjaan, melanjutkan program berikutnya akan membentuk rumah tangga. Sedangkan menurut Winkel, tujuan diberikannya layanan informasi adalah membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang perkembangan pribadi sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Bisa disimpulkan, bahwa tujuan layanan informasi adalah membekali siswa agar mampu merencanakan, dan memetuskan rencana masa sekarang maupun masa depan dengan mandiri dan bertanggung jawab sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya secara positif, objektif dan dinamis. Secara tidak langsung, hal ini dapat menyelesaikan masalah siswa baik masalah pribadi, sosial, belajar maupin karier. D. Metode Layanan Informasi di Sekolah Pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti metode ceramah, diskusi panel, wawancara, karyawisata, alat-alat peraga dan alat-alat bantu lainnya, buku panduan, kegiatan sanggar karier. 1. Ceramah 80 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap petugas bimbingan di sekolah. 2. Diskusi Penyampaina informasi kepada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri maupun oleh konselor, atau guru. 3. Karyawisata Penggunaan karyawasita untuk maksud membantu siswa mengumpulkan informasi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif, menghendaki siswa berpatisipasi secara penuh baik dalam persiapan maupun pelaksanaan berbagai kegiatan terhadap objek yang dikunjungi. 4. Buku panduan Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi, buku panduan kerja bagi para karyawan) 5. Koferensi karier Dalam konferensi karier, para narasumber dari kelompok-kelompok usaha, jabatan atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundang, mengadakan penyajian tentang berbagai aspek program pendidikan dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa. E. Penggunaan Layanan Informasi Untuk Keperluan Bimbingan Penggunaan informasi untuk keperluan bimbingan akan di tinjau dalam kaitannya dengan pelayanan bimbingan individual dan pelayanan bimbingan kelompok, serta laboraturium bimbingan karier. 1. Dalam pelayanan individual Pelayanan bimbingan secara individual terutama terlaksana dalam wawancara konseling. Selama proses konseling berlangsung, konselor akan memberikan informasi kepada konseli, entah konselor ditanyai mengenai sesuatu entah konselor menyampaikan informasi atas prakarsa sendiri. 2. Dalam pelayanan kelompok 81 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Data dan fakta tentang dunia pekerjaan, dunia pendidikan serta proses perkembangan orang muda juga kerap diinformasikan kepada kelompok siswa, misalnya satuan kelas dalam rangka bimbingan kelompok. Pemberian informasi secara kelompok dapat membantu siswa – siswi dalam perencanaan masa depan, anatara lain karena interaksi antar amggota kelompok membuka pikiran mereka terhadap hal – hal yang belum disadari sebelunya. 3. Laboraturium Bimbingan Karier Suatu sarana baru untuk memberikan pelayanan bimbingan karier, yang dikembangkan di Amerika Serikat sejak 20 tahun yang lalu, adalah. Laboraturium Bimbingan Karier. Laboraturium Bimbingan Karier adalahpusat kegiatan bimbingan karier yang melayani siswa – siswi yang membutuhkan bantuan dalam merencanakan masa depannya setelah tamat sekolah menengah, termasuk di dalamnya informasi karier. F. Pengumpulan Bahan Informasi Supaya layanan pemberian informasi di jenjang pendidikan menengah dapat dilaksanakan secara semestinyanya, staf bimbingan harus mengumpulkan bahan informasi yang relevan dan sesuai bagi siswa dijenjang pendidikan itu, melalui kerja sama dengan petugas perpustakaan sekolah. Bahan itu digunakan oleh petugas bimbingan sendiri untuk menggali hal-hal yang perlu di komunikasikan kepada siswa atau dimanfaatkan langsung oleh siswa sendiri atas saran dan petunjuk petugas bimbangan. Staf bimbingan harus mengetahui variasi bentuk bahan informasi yang tersedia, dari sumber relevan mana dapat diperoleh bahan informasi, serta bagaimana caranya mengelola bahan informasi yang terkumpul dan tersimpan. 1. Bentuk-bentuk dan sumber-sumber bahan informasi Bentuk konkret bahan informasi dapat berupa empat macam, yaitu lisan, tertulis, audiovisual, dan disket program komputer. Berbagai sumber informasi adalah badan pemerintah pusat yang bergerak di bidang pelayanan dan pendidikan, seperti Departeman – 82 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
departemen Pertanian; Perdagangan, Pertahanan dan Keamanan, Pendidikan dan Kebudayaan, dan Tenaga Kerja; organisasi lingkungan profesional, perindustrian dan perdagangan; pencetak/penerbit komersial yang menerbikan seri buku dan majalah, yang memuat informasi tentang dunia pekerjaan, dunia pendidikan, dan seluk beluk kehidupan pribadi – sosial manusia; harian dan majalah mingguan yang menampung pemasangan iklan pekerjaan dan program pendidikan; perusahaan berstatus negara atau swasta yang menerbitkan brosur dan pamflet mengenai lapangan aktifitasnya; institusi pendidikan tinggi lanjutan yang menerbitkan brosur dan selebaran tentang bidang – bidang studi yang di kelolanya; basan swasta yang mneyusun media audiovisual dan variasi program komputer sebagai perangkat lunak; siaran khusus TPI; orang – perorangan yang memiliki kualifikasi dan pengalaman di bidang pekerjaan, dan sebagainya. 2. Akumulasi dan Pengelolaan Bahan Informasi Bahan informasi dalam bentuk tertulis, bentuk audiovisual dan bentuk program komputer, dapat di kumpulkan dan disimpan di sekolah. Namun untuk pengumpulan dan penyimpanan bahan informasi saja, belumlah membut bahan itu siap pakai. Untuk itu bahan informasi yang ada harus ditempatkan di suatu ruang yang terbuka untuk umum, dengan menyusunsuatu sistem klasifikasi untuk menyimpan dan menemukan bahan itu. Bahan informasi yang berbentuk terbitan/cetakan dikumpulkan oleh seorang bimbingan yang diserahi tugas ini, yang bekerja sama dengan petugas perpustakaan mengenai cara memesannya. G. Pelaksanaan Layanan Informasi Pelaksanaan layanan informasi menempuh tahapan-tahapan sebagai berikut. 1. Perencanaan : Identifikasi kebutuhan akan informasi bagu calon peserta layanan, menetapkan materi sebagai isi layanan, menetapkan subjek, menetapkan narasumber, menyiapkan prosedur, perangkat dan media layanan dan menyiapkan kelengkapan administrasi. 83 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2. Pelaksanaan : Mengorganisasikan kegiatan layanan, mengoptimalkan penggunaan metode dan media. 3. Evaluasi : Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur evaluasi, menyusun instrumen evaluasi, mengapliskasikan instrumen evaluasi, mengelolah hasil aplikasi instrument. 4. Analisis hasil evaluasi : Menetapkan norma atau standar evaluasi, melakukan analisi, menafsirkan hasil analisis 5. Tindak lanjut : Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, mengkomunikasikan rncana tindak lanjut kepada pihak terkait dan melaksanakan rencana tindak lanjut laporan : Menyusun laporan layanan informasi, menyampaikan laporan kepada pihak terkait dan mendokumentasikan laporan 84 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
BAB VIII MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH A. Kepemimpinan Kepala Madrasah/Sekolah 1. Pengertian Kepemimpinan Dalam bahasa inggris kepemimpinan sering disebut leader dari akar kata to lead dan kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Sedangkanmenurut istilah kepemimpinan adalah proses mempe ngaruhi aktivitas individu atau group untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam situasi yang telah ditetapkan. Dalam mempengaruhi aktifitasnya individu pemimpin menggunakan kekuasaan, kewenangan, pengaruh, sifat dan karakteristik, dan tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan moral kelompok. J. Reberu dalam dasar-dasar Kepemimpinan memberikan definisi tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kesanggupan menggerakkan sekelompok manusia kearah tujuan bersama sambil menggunakan daya-daya badani dan rohani yang ada dalam kelompok tersebut. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan unsur dinamis yang sanggup mengkaji masa lampau, menelaah masa kini dan menyoroti masa depan, untuk kemudian berani mengambil keputusan yang di tuangkan dalam tindakan. Memahami dari pengertian diatas bahwa orang yang melakukan perbuatan/ pengaruh kepada orang lain adalah pemimpin. Bagaimana cara/kiat dari orang yang memimpin dengan menggunakan kemampuan yang dimilikinya serta melalui orang yang dipengaruhinya berharapn akan mencapai tujuan yang diharapkannya bersama. Hal yang harus digarisbawahi bahwa kepemimpinan itu adalah kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif. 85 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Apabila dianalisis lebih dalam lagi akan tergambar bahwa manusia merupakan faktor penentu sukses atau tidaknya kepemimpinan dari sebuah organisasi. Karena itu, sumberdaya manusia ini tidak tidak bisa diabaikan dan tidak bisa diberlakukan sama dengan sumberdaya nonmanusia. Proses kepemimpinan dapat terlaksana jika terjadi interaksi dua atau tiga orang lebih, maka disisni terdapat faktor perilaku pegaruh dan yang mempengaruhi dan siapa yang akan bisa jadi pemimpin. Karena itu pimpinan merupakan suatu tingkatan dalam manajemen yang melakukan fungsi-fungsi manajemen, pembentukan, perencanaan, pengaturan, pendorong, sistem hubunhan dan pengendalian, kehendak untuk memimpin dan memberikan pengarahan. 2. Kepemimpinan Kepala Madrasah/Sekolah Di lingkungan sekolah, kepala sekolah merupakan pemimpin puncak yang menentukan keberhasilan sekolah tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari kata pemimpin itulah kemudian muncul kepemimpinan setelah melalui proses yang sangat panjang (Rivai, 2007: 1). Seorang pemimpin yang menginginkan keberhasilan dalam lembaga atau organisasi yang dipimpinnya harus banyak memiliki suatu kelebihan yang dapat diteladani oleh para bawahannya. Pemimpin yang baik memahami bahwa keteladanan merupakan alat bantu yang efektif dalam menjalankan roda kepemimpinannya, keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh lebih hebat dibandingkan bila ia hanya mongkhotbahkannya Kepala sekolah adalah orang yang memiliki kekuasaan serta pengaruh dalam menentukan kegiatan belajar mengajar disekolah itu, kehidupan di sekolah diatur dengan sedemikiaan rupa melalui kepemimpinan seorang kepala sekolah.Kepemimpinan kepala sekolah akan berhasil apabila mereka memahami keadaan sekolah sebagai organisasi yanng kompleks dan unik serta mampu melaksanakan peraanan 86 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
kepala sekolah sebagai seorang yang diberikan tanggung jawab untukmemimpin sekolah (Wahjosumidjo, 2007:81). Kepemimpinan bermanfaat bagi setiap pemimpin menjalankan perannya sebagai pemimpin pendidikan yaitu antara lain berperan sebagai, educator, manajer, administrator, supervisor, leader, enterpreneur,motivator, climator, and organizer. (Usman, 2006: 246). Mukhtar Latif (2003:131) mengemukakan faktor penentu keberhasilan seorang pemimpin diantaranya adalah oteknik, kepemimpinan yaitu menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya untuk melaksanakan apa yang dikehendakinya. Peran kepala sekolah sebagai sentral kepemimpinan disekolah sangat menentukan arah sekolah tersebut, maju atau mundurnya sekolah tersebut tergantung bagaimana kepala sekolah memainkan perannya senagai pemimpin. Seorang pemimpin diuntut untuk dapat mengorganisasikan lembaga maupun institusinya. Pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang sehat seperti memupuk dan memelihara kesediaan masing-masing bahwa mereka termasuk dalam kelompok dapat dibentuk melalui penghargaan terhadap usaha-usahanya dan sifat yang ramah-tamah. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai leader mempengaruhi banyak orang (guru, tenaga administrasi, siswa, stakeholders) melalui komunikasi untuk mencapai tujuan sekolah. Indikatornya adalah kepala sekolah mampu menggerakkan semua warga sekolah untuk untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. B. Tipe-Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah Seorang pemimpin seyogyanya memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinannya. 87 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Pengetahuan dan ketrampilan tersebut dapat diperoleh dari pengamatan belajar secara teori maupun dari pengalaman dalam praktik selama menjadi pemimpin. Kepemimpinan seseorang dapat digolongkan kedalam salah satu tipe dan mungkin setiap tipe memiliki berbagai macam gaya kepemimpinan. Salah seorang pemimpin yang memiliki salah satu tipe bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dalam melaksanakan kepemimpinannya. Kartini Karno (2011: 69) membagi tipe kepemimpinan sebagai berikut: 1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan- kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar. Dalam kepemimpinan ini seorang kepala sekolah harus memiliki kharisma yang baik untuk menggerakkan bawahannya supaya manajemen sekolah berfungsi dengan baik. 2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap selalu melindungi,(3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri,(4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,(5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk 88 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,(6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar. 3. Tipe Kepemimpinan Militeristik Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan- kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah. Jadi dalam kepemimpinan militeristik seorang kepala sekolah menggerakkan bawahannya secara perintah komando dan otoriter yang harus dituruti oleh bawahannya. 4. Tipe Partisipatif Gaya kepemimpinan ini dipakai oleh mereka yang percaya bahwa cara untuk memotivasi orang-orang adalahdengan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini diharapkan akan menciptkan rasa memiliki sasaran dan tujuan bersama. 5. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator) Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara 89 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh. Dalam kepemimpinan otokratis seorang kepala sekolah memimpin bawahannya berdasarkan keputusan sendiri yang harus segera dilaksanakan oleh semua warga sekolah. 6. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggungjawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau. Tipe kepemimpinan ini biasanya tidak baik diterapkan dalam lingkungan sekolah 7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur- administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat. 8. Tipe Kepemimpinan Demokratis Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat 90 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggungjawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. C. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan kapala sekolah meliputi usaha perencanaan, pengoeganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan potensi yang ada disekolah. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan merupakan suatu langkah persiapan dalam melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam perencanaan yang terpenting adalah pembuatan keputusan yang merupakan proses mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pembuatan perencanaan. Pola pengambilan keputusan yand dapat dilakukan adalah pengumpulan data yang diperoleh dari pencatat dan peneliti pengembangan data dan penentuan data operasional (Burhanuddin, 1998: 54) Secara umum perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Proses penyusunan rencana yang harus diperhatikan adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam mencapai tujuan yaitu dengan 91 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
mengumpulkan data, mencatat, dan menganalisis data serta merumuskan keputusan. 2. Pengorganisasian (organizing) Organisasi adalah aktivitas-aktivitas penyusunan dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujud kesatuan usaha dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan (Purwanto, 1992: 17). Pada dasarnya organisasi merupakan suatu kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. 3. Penggerakan (Actuating) Penggerakan (actuating) adalah usaha membujuk orang melakukan tugas-tugas yang telah ditentukan dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan institusi. Cara terbaik untuk menggerakkan para anggota organisasi adalah dengan cara pemberian komando dan tanggung jawab utama para bawahan terletak pada pelaksanaan perintah yang diberikan itu. Penggerakan merupakan usaha yang dilakukan oleh pemimpin kepada para bawahannya dengan jalan mengarahkan dan memberikan petunjuk agar mereka mau melaksanakan tugasnya dengan baik menuju tercapainya tujuan yang telah ditentukan bersama. 4. Pengawasan/ Supervisi (controling) “Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu bawahan dalam melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif” (Purwanto, 192:76). Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemimpin organisasi mempunyai tugas membantu bawahan dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki dalam melaksanakan tigasnya sehari-hari. Manajemen kepemimpinan yang dilakukan meliputi perencanaan, organisasi, penggerakan, dan pengawasan adalah bentuk tanggung jawab pimpinan suatu organisasi. Pemimpin harus mampu memberikan keseimbangan pada masing-masing tugasnya sebagi pemimpin dalam memanajemen bawahannya. 92 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
BAB IX MANAJEMEN KELAS SD A. Pengertian Manajem Kelas Menurut bahasa (Etimologis) Manajemen berasal dari bahasa inggris, Management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan (Rusydie, 2011: 24). Sedangkan secara terminologi, manajemen merupakan suatu proses yang kontinyu yang bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan maupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien (Engkoswara dan Komariah, 2011: 87). Menurut Mary Parker Foulett dalam Sagala (2004:14), manajemen yaitu kiat atau seni dalam mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan sesuatu melalui bantuan orang lain. Ditambahkan oleh Daft dan Steers, manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sagala 2004:15). Manajemen Kelas berasal dari dua kata, yaitu dari kata manajemen dan kelas. Manajemen dari kata Management, yang diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Mulyadi, 2009: 2). Kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi siswa. Hadari Nawawi dalam Djamarah (2013: 176) juga memandang kelas dari dua sudut, yakni: 1) Kelas dalam arti sempit: ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana/kondisi kelas 93 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
yang menunjang program pembelajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah. B. Pendekatan Manajemen Kelas Karwati dan Priansya (2014: 11-15) menyatakan bahwa terdapat berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu: 1) pendekatan kekuasaan, 2) pendekatan ancaman, 3) pendekatan kebebasan, 4) pendekatan resep, 5) pendekatan pengajaran, 6) pendekatan perubahan tingkah laku, 7) pendekatan sosio emosional, 8) pendekatan kerja kelompok, 9) pendekatan elektis atau pluralisti; dan 10) pendekatan teknologi dan informasi. Lebih jelasnya akan diuraikan berikut ini. 1 Pendekatan kekuasaan dalam manajemen kelas dapat dipahami sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik di dalam kelas. Peran guru di sini adalah untuk mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. 2 Pendekatan ancaman dalam manajemen kelas merupakan salah satu pendekatan untuk mengontrol perilaku peserta didik dalam kelas. Pendekatan ancaman di dalam kelas dapat diimplementasikan melalui papan larangan, larangan saat belajar dan paksaan kepada peserta didik yang membantah, yang sengaja ditujukan agar peserta didik mengikuti apa yang diintruksikan oleh guru 3 Pendekatan kebebasan dalam manajemen kelas dipahami sebagai suatu proses untuk membantu peserta didik agar merasa memiliki kebebasan untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa yang ia pahami dan dan ia inginkan, tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. 4 Pendekatan resep dalam manajemen kelas dilaksanakan dengan memberikan satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di dalam kelas. 94 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
5 Pendekatan pengajaran dalam manajemen kelas didasarkan atas suatu anggapan bahwa pengajaran yang baik akan ampu mencegah munculnya masalah yang disebabkan oleh peserta didik di dalam kelas. 6 Pendekatan perubahan tingkah laku dalam manajemen kelas diartikan sebagai suatu proses yang mengubah tingkah lakupeserta didik di dalam kelas. 7 Pendekatan sosio-emisional dalam manajemen kelas akan tercapai secara optimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antar guru dan peserta didik, serta antar peserta didik. 8 Pendekatan kerja kelompok dalam manajemen kelas memandang peran guru sebagai pencipta terbentuknya kelompok belajar yang berada di dalam kelas. 9 Pendekatan elektis atau pluralistik dalam manajemen kelas menekankan pada potensi, kreatifitas, dan inisiatif dari wali atau guru kelas untuk memilih berbagai pendekatan yang tepat dalam berbagai situasi yang dihadapi di kelas. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistic, yaitu manajemen kelas dengan memanfaatkan berbagai macam pendekatan dalam rangka menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang efektif dan efisien. 10 pendekatan teknologi dan informasi dalam manajemen kelas berasumsi bahwa pembelajaran tidak cukup hanya dengan kegiatan ceramah dan transfer pengetahuan, bahwa pembelajaran modern perlu memanfaatkan penggunaan teknologi dan informasi di dalam kelas. C. Fungsi Manajemen Kelas Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan implementasi dari fungsi fungsi manajemen yang diaflikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif. Fungsi manajemen kelas menurut Karwati dan Priansya (2014: 20-23) adalah: fungsi perencanaan kelas, 2) fungsi pengorganisasian kelas, 3) fungsi kepemimpinan kelas, dan 4) 95 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
fungsi pengendalian kelas. Lebih jelasnya keempat fungsi manajemen tersebut akan diuraikan berikut ini. 1 Merencanakan adalah membuat suatu target yang ingin dicapai atau diraih di masa depan. Perencanaan kelas sangat penting bagi guru karena berfungsi untuk: a. Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai di dalam kelas. b. Menetapkan aturan yang harus diikuti agar tujuan kelas dapat tercapai dengan efektif. c. Memberikan tanggung jawab secara individu kepada peserta didik yang mada di kelas. d. Mempertahankan serta memonitor berbagai aktivitas yang ada di kelas agar sesuai dengan tujuan yang telah titetapkan. 2 pengorganisasian agar rencana tersebut dapat berlangsung dengan sukses. Dalam kaitannya dengan kelas, mengorganisasikan berarti: a. Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kelas. b. Merancang dan mengembangkan kelompok belajar yang berisi peserta didik dengan kemampuan bervariasi. c. Menugaskan peserta didik atau kelompok belajar dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu. d. Mendelegasikan wewenang pengelolaan kelas kepada peserta didik. 3 Kepemimpinan efektif di ruang kelas merupakan dari tanggung jawab guru di dalam kelas. Dalam hal ini, guru memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan membimbing peserta didik untuk dapat melaksanakan proses belajar dan pembelajaran yang efektif sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran. 4 Kegiatan di dalam kelas dimonitor, dicatat, dan kemudian dievaluasi agar dapat dideteksi apa yang kurang serta dapat direnungkan kira-kira apa yang perlu diperbaiki. Pengendalian merupakan proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. 96 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen, yaitu: 1) Menetapkan standar penampilan kelas. 2) Menyediakan alat ukur standar penampilan kelas. 3) Membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah ditetapkan di kelas. 4) Mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan tujuan kelas. D. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas Pengelolaan pembelajaran yang baik harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip mengajar. Ia harus mempertimbangkan segi dan strategi pembelajaran, dirancang secara sistematis, bersifat konseptual tetapi praktis- realistik dan fleksibel, baik yang menyangkut masalah interaksi pembelajaran, pengelolan kelas, pemanfaatan sumber belajar (pengajaraan) maupun evaluasi pembelajaran. Dengan demikian manajemen kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif (Kompri, 2014: 149) E. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas Berhasilnya manajemen kelas dalam mendukung pencapaian tujuan proses belajar siswa, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu “faktor- faktor yang melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, serta dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru” (Karwati dan Priansya, 2014: 31-32). F. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal Menurut pendapat Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya 97 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien”. Sejalan dengan itu, Jogiyanto (2007:12) juga berpendapat bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan-perubahan sementara Pendapat yang hamper sama dikemukakan oleh Winkel (1991:200) “proses pembelajaran adalah suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap” Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. G. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka (Dahar, 1996: 106). Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan moral), dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat oleh pendapat Bloom yang membagi tiga kategori dalam tujuan pembelajaran yaitu: 1) Kognitif, 2) Afektif, 3) Psikomotorik (Nasution, 1998:25). 98 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individu mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual. Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut juga perkembangan moral. Sedangkan tujuan psikomotorik adalah menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur-unsur motorik sehingga siswa mengalami perkembangan yang maju dan positif. Tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa atau peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru haruslah bermanfaat bagi siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa supaya tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal. Berdasarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah sebagai upaya membekali diri siswa dengan kemampuan-kemampuan yang bersifat pengalaman, pemahaman moral dan keterampilan sehingga mengalami perkembangan positif. H. Komponen-komponen Pembelajaran Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak didukung dengan komponen-komponen dalam pembelajaran, karena antara proses pembelajaran dengan komponen pembelajaran saling berkaitan dan membutuhkan. Komponen dalam pembelajaran sangat penting keberadaannya karena dengan pembelajaran diharapkan perilaku siswa akan berubah ke arah yang positif dan diharapkan dengan adanya proses belajar mengajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa. Keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran merupakan indikator pelaksanaan kurikulum yang telah dibuat oleh lembaga bimbingan belajar, sehingga dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga memungkinkan dan mendorong siswa untuk mengembangkan segala kreatifitasnya dengan bantuan guru. Peranan guru di 99 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
sini sangatlah penting, yaitu guru harus menyiapkan materi dan metode pembelajaran, serta guru juga harus mengetahui dan memahami keadaan siswanya demi kelancaran pembelajaran. Adapun komponen yang mempengaruhi berjalannya suatu proses pembelajaran menurut Djamarah (2013: 48), dalam kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa komponen pembelajaran yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu: a. guru, b. siswa, c. materi pembelajaran, d. metode pembelajaran, e. media pembelajaran, f. evaluasi pembelajaran. I. Perencanaan Manajemen Kelas Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam kegiatan suatu organisasi, merencanakan tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode atau teknik yang cepat. Adapun program perencanaan pembelajaran, yang harus dibuat oleh guru SMP Negeri 3 Satu Atap Cikulur berdasarkan data yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut: a. Menyusun Kalender Pendidikan, Prota dan Promes Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, seorang guru dituntut untuk menyusun instrumen-instrumen pembelajaran. Di antara instrumen tersebut adalah kalender pendidikan, program tahunan dan program semester. Penyusunan program tahunan yaitu untuk mengetahui berapakah pekan yang efektif dan yang tidak efektif dalam satu tahun pelajaran. Pekan atau pertemuan jam mengajar ini bisa diketahui dengan menganlisa kalender pendidikan. Selesai menyusun program tahunan adalah menyusun program semester. Program semester adalah suatu rancangan 100 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120