Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore KELOMPOK 1_RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELOMPOK 1_RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Published by Pengembangan Metodologi PAI, 2021-11-12 09:10:47

Description: KELOMPOK 1_RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Search

Read the Text Version

RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DISUSUN OLEH: AHMAD HAIDIR (22190113249) NUR HAYANI DAULAY (22190124411) DOSEN PENGAMPU: DR. SRI MURHAYATI, M. Ag./DR. MARDIYAH HAYATI, M. Ag PROGRAM PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2021

RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Latar Belakang Pendidikan agama islam menjadi salah satu isu penting dalam setiap pembahasan yang menyangkut kehidupan ummat Islam. Itulah sebabnya berbagai pertemuan ilmiah baik yang berskala local, nasional, maupun internasional mengenai pendidikan agama Islam sudah sekian banyak dilaksanakan. Selama sekian abad pendidikan agama Islam merupakan satu- satunya lembaga pendidikan yang ada di Indonesia, sebelum penjajah Belanda memperkenalkan sistem pendidikan modern sekitar abad ke-19. Lembaga pendidikan seperti surau, majelis taklim, pesantren, dan madrasah sudah diterima dan memiliki basisnya sendiri yang sangat kuat dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pendidikan agama islam pada dasarnya dapat dpahami dalam tiga aspek. Pertama, sebagai sumber nilai adalah jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita untuk mengejawantahkan nilai-nilai Islam, baik yang tercermin dalam lembaganya maupun dalam kegiatan yang diselenggarakan. Kedua, sebagai bidang studi, sebagai ilmu, dan diperlakukan sebagai ilmu yang lain adalah jenis pendidikan yang memberikan perhatian sekaligus menjadikan ajaran Islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang diselenggarakan. Ketiga, jenis pendidikan yang mencakup kedua pengertian di atas, di sini kata Islam ditempatkan sebagai sumber nilai sekaligus sebagai bidang studi yang ditawarkan melalui program studi yang diselenggarakan. Berdasarkan undang-undang system Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap, cerdas, kreatif, mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab.1 Dalam upaya menanamkan perilaku keberagamaan terhadap peserta didik, maka sangat diharapkan kepada setiap lembaga pendidikan untuk memberikan pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Pengaruh pembentukan jiwa keagamaan dan perilaku keberagamaan pada lembaga pendidikan, khususnya pada lembaga pendidikan formal (sekolah) banyak tergantung dari bagaimana karakteristik pendidikan agama yang diberikan di sekolah tersebut. Hal tersebut dikarenakan sekolah dalam perspektif Islam, berfungsi sebagai media realisasi pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah dan syariah dalam upaya penghambaan diri terhadap Allah dan mentauhidkan-Ny asehingga manusia terhindar dari penyimpangan fitrahnya.2 1Depdiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidkan dan Kebudayaan, 2003), 6. 2Elihami, 2018. Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islam. Edumaspul-Jurnal Pendidikan, 2(1). 80.

B. Pembahasan a. Pengertian pembelajaran PAI Pembelajaran adalah kegiatan dimana guru melakukan peranan- peranan tertentu agar siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Kegiatan belajar dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Selain itu, pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan peserta didik agar dapat mempelajari sesuatu yang relevan dan bermakna bagi mereka, disamping itu. Juga untuk mengembangkan pengalaman belajar dimana peserta didik dapat secara aktif menciptakan apa yang sudah diketahuinya dengan pengalaman yang diperoleh. Dan kegiatan ini akan mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efesien3. Dapat dikatakan pembelajaran merupakan suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik. Sedangkan pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, emahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.4 3Muhaimin, dkk, Strategi Belajar Mengajar. (Surabaya: Citra Media, 1996),157. 4Abdul Majid. Belajar & Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 110.

Dalam hal ini, pendidikan agama Islam merupakan suatu aktivitas yang disengaja untuk membimbing manusia dalam memahami dan menghayati ajaran agama Islam serta dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain. Sedangkan pembelajaran pendidikan Agama Islam menurut Muhaimin adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, terdorong belajar, butuh belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus memepelajari agama islam, baik untuk mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan.5 pembelajaran pendidikan agama Islam dapat mengaktualisasikan apa yang terdapat dalam kurikulum agama Islam sebagai kebutuhan peserta didik secara menyeluruh yang mengakibatkan beberapa perubahan tingkah laku peserta didik baik dalam ranah kognitif, efektif, maupun psikomotor. Dari penjelasan mengenai pembelajaran dan pendidikan Agama Islam maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diartikan sebagai usaha yang terencana untuk menciptakan suasan belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki, yang dengan pengembangan pengetahuan itu maka mereka akan mengalami perubahan tingkah laku menuju arah yang lebih baik sesuai tuntunan Al- Qur’an dan sunnah untuk dapat bermuamalah dengan masyarakat maupun dengan khalik 5Muhaimin. “Paradigma Pendidikan Islam”. (Bandung: Rosdakarya, 2002), 183

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Bila pendidikan kita pandang sebagai sesuatu proses maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Oleh karena itu, tujuan akhir pendidikan islam berada di dalam garis yang sama dengan misi tersebut yaitu membentuk kemampuan dan bakat manusia agar mampu menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan yang penuh rahmat dan berkat Allah diseluruh penjuru alam ini. Secara umum tujuan pendidikan agama Islam yang diharapkan ialah mampu mencetak para intelektual yang beriman dan bertaqwa sehingga mampu menjalankan syariat Islam sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah. Selain itu tujuan yang dicapai ialah mampu menjadikan peserta didik memiliki akhlak, budi pekerti yang mulia sesuai norma-norma yang ada di masyarakat. Menurut Ahmad D. Marimba dalam Al-Munawwarah mengemukakan ada dua macam tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir. 1. Tujuan Sementara Tujuan sementara adalah sasaran sementara yang harus dicapai oleh ummat islam yang melaksanakan pendidikan islam. Tujuan sementara disini yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani, dan rohani dan sebagainya. Seorang dikatakan mencapai kedewasaan rohaniah apabila ia telah dapat memilih sendiri, memutuskan sendiri dan bertanggung jawab sendiri sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Dengan demikian, maka mencapai kedewasaan merupakan tujuan sementara untuk mencapai tujuan akhir.

2. Tujuan akhir Adapun tujuan akhir pendidikan islam yaitu terwujunya kepribadian muslim. Yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan nilai-nilai ajaran islam, ringkasnya yang dimaksud disini seperti aspek kejasmanian, kejiwaan, dan kerohanian yang luhur.6 Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak akan terlepas dari tujuan akhir pendidikan Islam yang terletak pada terlaksananya pengabdian penuh kepada Allah, baik pada tingkat perseorangan, kelompok maupun kemanusiaan dalam arti seluas-luasnya. Dalam buku “Pendidikan dalam perspektif Hadist”, Umi Kultsum menggenerelisasikan tujuan pendidikan Islam kedalam empat bagian besar, yaitu: 1. Beriman kepada Allah; Kualitas keimanan seseorang merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam pendidikan seorang muslim, hal itu dapat dicapai apabila setiap pendidik berusaha semaksimal mungkin untuk membawa peserta didik pada kualitas keimanan yang terwujud dalam perilaku yang lebih baik. Lebih tepatnya setiap rumusan tujuan kegiatan pendidikan selayaknya secara umum memasukan unsur kualifikasi mukmin dan secara khusus merincinya dalam wujud perilaku yang sesuai dengan keimanannya. 2. Bertaqwa kepada Allah Tingkat manusia paling mulia adalah yang paling tinggi tingkat ketakwaannya, maka sehebat apapun ilmu manusia dan setinggi 6Al-Munawwarah. 2018. Metode, Prinsip-prinsip, Tujuan dan Fungsi Penidikan Islam Dalam Menghadapi Perubahan Zaman. Jurnal Pendidikan Islam. 10(2), 10

apapun status sosial atau jabatannya di masyarakat selama dia tidak memiliki ketakwaan kepada Allah maka kehebatan dan ketinggian statusnya tidaklah memiliki nilai apa-apa dihadapan Allah SWT. 3. Berakhlak mulia Manusia yang berakhlak mulia harus menjadi sasaran proses pendidikan Islam karena itulah misi utama Rasulullah SAW yaitu dengan cara menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar ummatnya senantiasa menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupannya sehari-hari, bahkan secara tegas, beliau menyatakan bahwa kualitas iman seseorang itu dapat diukur dengan akhlak yang ditampilkannya, artinya semakin baik kualitas iman seseorang akan semakin baik pula akhlaknya, begitupun sebaliknya. 4. Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat Didalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa tujuan hidup umat Islam adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Begitu pula pada dunia pendidikan. c. Fungsi pembelajaran PAI Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak terlepas dari fungsi pendidikan agama Islam sebagai proses transformasi ilmu dan pengalaman. Pembelajaran agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah di dapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Abdul Majid mengemukakan tujuh fungsi pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah, di antaranya: 1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban

menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dan keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. 2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Agama Islam. 4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. 5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. 6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, system dan fungsionalnya. 7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. Ketujuh fungsi pendidikan Agama Islam yang dikemukakan oleh Abdul Majid menggambarkan bahwa peran pendidikan Agama Islam

sangat penting guna membentuk karakter peserta didik untuk menjadi pribadi muslim yang sempurna lewat pengajaran dan kegiatan yang diadakan di sekolah. d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Bahwasanya ada beberapa ruang lingkup pendidikan Islam antara lain : [1] 1. Tujuan Pendidikan Ilmu Secara umum, pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (GBPP PAI, 1994). Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakekat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang : a. Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan seperti fitrah, bakat minat, dan karakter yang berkecenderungan pada Al-Hanif (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam sebatas kapasitas dan ukuran yang ada. Allah SWT. Bersabda : ‫َوقُ ِل ٱۡل َح ُّق ِمه َّربِّ ُك ۡۡۖم فَ َمه َشبٓ َء فَۡليُ ۡؤ ِمه َو َمه َشبٓ َء فَۡليَ ۡكفُ ۡۚۡر إِوَّبٓ أَ ۡعتَ ۡدوَب‬ ‫لِل َّٰظَّلِ ِمي َه وَب ًرا أَ َحبطَ بِ ِه ۡم ُس َرا ِدقُهَ ۡۚب َوإِن يَ ۡستَ ِغيثُى ْا يُ َغبثُى ْا بِ َمبٓ ٖء َكٱۡل ُم ۡه ِل يَ ۡش ِىي‬ ٩٢ ‫ٱۡل ُى ُجى ۚۡهَ بِ ۡئ َس ٱل َّش َرا ُة َو َسبٓ َء ۡت ُم ۡرتَفَقًب‬ Artinya : “Dan katakanlah: \"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir\". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka,

yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”. ( QS. Al Kahfi : 29). [2] b. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akherat. 2. Pendidik Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang bertugas menfasilitasi atau membantu siswa selama proses penbelajaran berlangsung. Pendidik tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi, sebab informasi juga bisa diperoleh dari peserta didik. Penciptaan suasana menyenangkan dan adanya kesadaran emosional yang tidak dalam keadaan tertekan akan mengaktifkan potensi otak dan menimbulkan daya berpikir yang intuitif dan holistik. 3. Peserta Didik Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan memegang peranan yang sangat strategis. Artinya bahwa siswa dapat dijadikan sebagai salah satu indikator terwujudnya sekolah berkualitas. Siswa sebagai salah satu input di sekolah, sangat mempengaruhi pembentukan sekolah yang berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya latar belakang peserta didik, kemampuan peserta didik, prinsip hidup, dan sebagainya. 4. Model Pendidikan Islam Model-model pembelajaran : a. Model pemprosesan informasi guru menjelaskan bagaimana siswa selaku individu memberi respon yang datang dari lingkungannya.

b. Model pribadi diorientasikan kepada perkembangan diri siswa selaku individu. c. Model interaksi sosial menekankan hubungan siswa dengan lingkungannya di sekolah, terutama di dalam kelas. d. Model perilaku siswa diarahkan kepada suatu pola belajar yang lebih terfokus pada hal-hal yang spesifik. 5. Materi Pendidikan Islam Materi pendidikan Islam yang harus dipahami oleh peserta didik adalah Al-Qur’an. Baik ketrampilan membaca, menghafal, menganalisa, dan sekaligus mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an tertanam dalam jiwa anak didik sejak dini. 6. Alat Pendidikan Islam Merupakan alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam, agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil. 7. Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran pada khususnya, dan sistem pendidikan pada umumnya. Artinya evaluasi merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dielakkan dalam setiap proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran, merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan. e. Materi Pendidikan Agama Islam Materi pendidikan islam, yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar ilmu yang disusun sedemikian rupa dengan susunan yang lazim tetapi logis untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik. Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka materi Pendidikan Agama Islam yang umum dipelajari di sekolah adalah :

a. Pengajaran Aqidah (Ilmu Tauhid) Pengajaran aqidah berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Iman. [3] b. Pengajaran akhlak Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.[4]. c. Pengajaran ibadah Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. d. Pengajaran fiqih Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. e. Pengajaran Al-Quran Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.

f. Pengajaran sejarah Islam Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama. Sedangkan ruang lingkup kajian Pendidikan Agama Islam memiliki penekanannya masing-masing seperti keterangan dibawah a. Al Quran Penekanan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari b. Aqidah Penekanan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/ keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-husna c. Akhlak Penekanan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari d. Fikih Penekanan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik e. Sejarah Kebudayaan Islam Penekanan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

C. Kesimpulan Pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diartikan sebagai usaha yang terencana untuk menciptakan suasan belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki, yang dengan pengembangan pengetahuan itu maka mereka akan mengalami perubahan tingkah laku menuju arah yang lebih baik sesuai tuntunan Al-Qur’an dan sunnah untuk dapat bermuamalah dengan masyarakat maupun dengan khalik. Tujuan pendidikan Islam yaitu beriman kepada Allah, bertakwa kepada Allah, Berakhlak mulia, dan mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Fungsi pembelajaran PAI yaitu pengembangan, penanaman nilai, perbaikan, pencegahan, pengajaran dan penyaluran. Ada beberapa ruang lingkup pendidikan Islam antara lain: tujuan pendidikan ilmu, pendidik, peserta didik, model pendidikan Islam, materi pendidikan Islam, alat pendidikan Islam, dan evaluasi. Dilihat dari segi pembahasannya materi pendidikan Agama Islam adalah pengajaran aqidah (ilmu tauhid), pengajaran akhlak, pengajaran ibadah, pengajaran fiqih, pengajaran Al-Qur’an, pengajaran sejarah Islam, Al-Qur’an, aqidah, akhlak, fikih dan sejarah kebudayaan Islam.

DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. Belajar & Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 110. Al-Munawwarah. 2018. Metode, Prinsip-prinsip, Tujuan dan Fungsi Penidikan Islam Dalam Menghadapi Perubahan Zaman. Jurnal Pendidikan Islam. 10(2), 10 Al Muyasar, Al Quran Dan Terjemahannya, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2007, Hal. 587 Depdiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidkan dan Kebudayaan, 2003), 6. Elihami, 2018. Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islam. Edumaspul-Jurnal Pendidikan, 2(1). 80. Erwati Aziz, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam. (Solo : Tiga serangkai pustaka mandiri, 2003) h. 99 http://amrikhan.wordpress.com/2012/10/29/pengertian-dan-ruang-lingkup- ilmu-pendidikan-islam/Diakses Pada Tanggal 09/03/2015 pukul 08:08 WIB Ibidh. 100 Muhaimin, dkk, Strategi Belajar Mengajar. (Surabaya: Citra Media, 1996),157. Muhaimin. “Paradigma Pendidikan Islam”. (Bandung: Rosdakarya, 2002), 183


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook