Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore KELOMPOK 2_METODE PEMBELAJARAN PAI

KELOMPOK 2_METODE PEMBELAJARAN PAI

Published by Pengembangan Metodologi PAI, 2021-11-12 09:10:06

Description: KELOMPOK 2_METODE PEMBELAJARAN PAI

Search

Read the Text Version

PRINSIP UMUM METODOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan Pengembangan Metodologi Pembelajaran PAI pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Oleh: Aini Latifa Zanil (22190124215) Alfazri (22190113748) Rahmat Ramadhan (22190115168) Dosen Pengampu Dr. Sri Murhayati, M.Ag/Dr. Mardiyah Hayati, M.Ag PROGRAM PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2021 M.

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah, puji syukur kita haturkan kehadirat Allah ‫ ﷻ‬yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Metodologi Pendidikan Pendidikan Agama Islam ini. Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa salam, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang semilir keimanan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengkaji dan memperdalam pengetahuan kita tentang “Prinsip Umum Metodologi PAI”. Meskipun demikian penulis mengakui bahwa apa yang penulis sajikan ke dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di dalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah ‫ﷻ‬, sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan penulis sendiri. Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan tersebut mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah ‫ﷻ‬, Aamiin. Pekanbaru, 20 September 2021 Penulis, Kelompok II i

DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar ......................................................................................................i Daftar Isi................................................................................................................ ii BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan..................................................................2 BAB II : PEMBAHASAN................................................................................... 4 A. Pengertian Metodologi .............................................................................. 4 B. Kegunaan Metodologi dalam Pembelajaran ............................................. 5 C. Asas-Asas Pembelajaran ........................................................................... 6 D. Faktor-Faktor dalam Pemilihan Metode ................................................... 12 E. Pendekatan Pembelajaran.......................................................................... 15 F. Strategi Pembelajaran................................................................................ 16 G. Metode Pembelajaran................................................................................ 17 H. Teknik Pembelajaran................................................................................. 18 I. Model Pembelajaran.................................................................................. 18 J. Hubungan antara Metode dengan Strategi, Pendekatan, Teknik, dan Model Pembelajaran........................................................................... 21 BAB III : PENUTUP.......................................................................................... 23 A. Kesimpulan ............................................................................................... 23 B. Saran.......................................................................................................... 23 DAFTAR KEPUSTAKAAN ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam konteks kebijakan pendidikan nasional merupakan mata pelajaran agama Islam yang diselenggarakan pada pendidikan formal di semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini, dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, keimanan, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Diharapkan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini bisa membawa dampak yang baik bagi seluruh peserta didik untuk diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai keberhasilan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini tentu peran seorang pendidik menjadi komponen paling penting. Seorang pendidik yang memiliki kemampuan dalam menerapkan pembelajaran, menguasai materi pembelajaran, serta mampu mengelola kelas dan melaksanakan evaluasi pembelajaran sesuai dengan metodologi pembelajaran maka besar peluangnya untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Kemampuan mengajar seorang pendidik merupakan proses yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar dibuat dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan oleh peserta didik dan pendidik. Dalam mencapai pembelajaran yang ideal maka dibutuhkan metode atau mekanisme yang digunakan oleh pendidik untuk mengatur dan 1

melaksanakan sejumlah sarana dan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, makalah ini membahas Prinsip Umum Metodologi Pendidikan Agama Islam, dengan harapan bahwa memahami Prinsip Umum Metodologi yang tepat untuk Pendidikan Agama Islam memungkinkan di masa depan untuk dapat mereformulasi sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar lebih fungsional dan ideal. B. Rumusan Masalah Adapun persoalan-persoalan yang menjadi pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut : 1. Apa pengertian metodologi ? 2. Bagaimana kegunaan metodologi dalam pembelajaran ? 3. Bagaimana asas-asas metodologi dalam pembelajaran ? 4. Apa saja faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan metode ? 5. Bagaimana hubungan metode dengan strategi, teknik, pendekatan, dan model pembelajaran ? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menjawab permasalahan pokok di atas yaitu : 1. Untuk mengetahui dan memahami metodologi pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam (PAI). 2. Untuk menjelaskan bagaimana prinsip umum metodologi dalam Pendidikan Agama Islam. Penulis mengharapkan dari penulisan makalah ini bisa memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis: 2

1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, makalah ini diharapkan bisa memberikan kontribusi pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan Agama Islam mengenai metodologi pembelajaran. Selain itu kegunaan dari penulisan makalah ini adalah agar memenuhi tugas perkuliahan Metodologi Pendidikan Agama Islam prodi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, dari hasil makalah ini bisa memberikan pemahaman kepada pembaca terhadap pemahaman metodologi pembelajaran PAI. 3

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Metodologi Istilah metodologi berasal dari kata Yunani, yaitu methodos dan logos. Methodos merupakan langkah-langkah, cara, atau jalan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan kata logos berarti ilmu 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metodologi adalah ilmu tentang suatu metode; uraian tentang metode. Sedangkan metode adalah cara yang teratur berdasarkan pemikiran yang matang untuk mencapai suatu tujuan.2 Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah minhaj, wasilah, dan thoriqoh, yang artinya jalan atau suatu cara yang ditempuh. Adapun pengertian metodologi menurut para ahli sebagai berikut:3 1. Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara- cara yang digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran. 2. Muhammad Athiyah al-Abrasyi mendefinisikan bahwa metode adalah jalan yang dilalui untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang berbagai metode dalam pelajaran. 3. Abd. Al-Aziz mendefinisikan metode sebagai cara-cara untuk memperoleh informasi, pengetahuan, pandangan, serta cara berfikir. Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa metodologi yaitu ilmu tentang cara atau jalan yang tersusun secara sistematis untuk memperoleh pemahaman atau suatu tujuan. Dalam dunia pendidikan, 1 Slamet Untung, Teori dan Praktik Riset Pendidikan dan Sosial, Yogyakarta: Penerbit Litera, 2019, hlm. 73. 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Cet. XVI, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 952. 3 Yahanan, “Metodologi Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam”, Hikmah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 3 No. 1, Januari-Juni 2011, hlm. 26. 4

metodologi pendidikan diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuannya dalam proses pembelajaran atau bisa dikatakan juga sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang digunakan dalam kegiatan mendidik.4 Sementara itu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu proses yang memiliki tujuan untuk mengajarkan peserta didik dalam memahami agama Islam.5 Jika dikaitkan dengan dengan metodologi, maka metodologi pembelajaran PAI memiliki arti sebagai suatu ilmu tentang strategi atau langkah yang ditempuh oleh pendidik dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar peserta didik dapat memahami serta menguasai materi pembelajaran PAI. B. Kegunaan Metodologi dalam Pembelajaran Kegunaan metodologi dalam pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan. Setiap kegiatan pembelajaran pasti menggunakan metode untuk mencapai tujuannya. Dengan adanya metode ini maka pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik bisa menentukan teknik dalam proses pembelajaran. Adapun kegunaan metodologi dalam pembelajaran sebagai berikut:6 1. Memberi pemahaman kepada peserta didik tentang peristiwa yang terjadi di lingkungannya. 2. Melatih kepekaan peserta didik terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya. 4 Rosmiati Aziz, “Hakikat dan Prinsip Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Vol. VIII No.2, Desember 2019, hlm. 293. 5 Sulaiman, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), (Aceh: Yayasan Pena Banda Aceh, 2017), hlm. 18. 6 M. Ilyas, Abd. Syahid, “Pentingnya Metodologi Pembelajaran Bagi Guru”, Jurnal Al-Aulia, Vol. 01 No. 01, Januari-Juni 2018, hlm. 63. 5

3. Agar dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan suasana yang menyenangkan dan penuh motivasi, sehingga materi yang disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh peserta didik. 4. Memudahkan proses dan hasil belajar peserta didik, sehingga apa yang telah direncanakan oleh pendidik bisa diraih dengan sebaik mungkin. 5. Mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya. Metodologi ini merupakan sesuatu yang sangat penting dalam mewujudkan sebuah proses pembelajaran yang ideal. Dengan adanya metode- metode ini maka seorang pendidik bisa menyampaikan ilmunya kepada peserta didik. Tetapi jika pendidik tidak memiliki metode dalam pembelajaran, maka materi yang disampaikan akan kesulitan untuk diterima dan dipahami oleh peserta didik. C. Asas-asas Pembelajaran 1. Peragaan Peragaan adalah suatu cara yang dilakukan oleh pendiidik dengan tujuan memberikan kejelasan secara nyata terhadap apa yang disampaikan sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh para peserta didik. Dengan demikian, yang diharapkan proses pengajaran terhindar dari verbalisme, yaitu siswa hanya mengerti kata-kata yang hanya diucapkan oleh pendidik tetapi tidak mengerti apa yang maksudkannya. Untuk itu maka sangat diperlukan peragaan dalam proses pembelajaran. Maksud dan tujuan peragaan adalah memberikan lebih banyak realitas dalam mengajar, sehinga lebih wujud, lebih terarah untuk 6

mencapai tujuan pelajaran.7 Adapun penerapan asas-asas peragaan dalam kegiatan pembelajaran, menyangkut beberapa aspek yaitu: 1. Penggunaan bermacam-macam alat peraga. 2. Membuat poster-poster, ruang eksposisi dan lain sebagainya 3. Meragakan pelajaran dengan perbuatan, percobaan-percobaan. 2. Minat dan Perhatian Minat berarti kecenderungan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sedangkan perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Seorang peserta didik yang menaruh minat yang besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada peserta didik yang lainnya. Kemudian karena perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa untuk belajar lebih rajin, dan akhirnya mencapai tujuan yang diinginkan.8 Minat dan perhatian merupakan gejala jiwa yang selalu berkaitan, dari seorang siswa yang berminat dalam belajar akan timbul perhatiannya terhadap suatu pelajaran tersebut. Dengan demikian terkadang perhatian peserta didik akan hilang jika tidak ada minat dalam pelajaran yang diajarkan, oleh karena itu harus diperlukan kemampuan seorang pendidik untuk membangkitkan minat dan perhatian peserta didik. Untuk membangkitkan perhatian dan minat yang disengaja pendidik harus melakukan beberapa hal antara lain: a. Menunjukkan pentingnya bahan pelajaran yang disajikan bagi peserta didik. 7Nasution, Diktatik: Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 98. 8 Ahmad Susanto, Teori dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 16-17. 7

b. Berusaha menghubungkan apa yang diketahui peserta didik dengan bahan yang disajikan. c. Merangsang peserta didik agar melakukan kompetisi belajar yang sehat. d. Mengajar dengan persiapan yang baik, menggunakan media pembelajaran. 3. Motivasi Motivasi adalah menggerakkan. Dari pengertian ini, maka makna dari motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan bahwa motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi dan belajar juga merupakan dua hal yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pada hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberikan semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku.9 Dengan demikian motivasi belajar sangat berperan mendorong peserta didik mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Adapun leberhasilan yang diraihnya tentu akan menghasilkan kepuasan pada diri peserta didik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan betapa penting keberhasilan belajar mendorong pendidik harus terampil mengembangkan strategi motivasi khususnya yang berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Adapun cara yang dapat dilakukan pendidik yaitu: 9 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm. 162-163. 8

a. Menggunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif bukan ancaman atau sejenisnya. b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk segera menggunakan atau mempraktikkan pengetahuan yang baru dipelajarinya. c. Meminta kepada peserta didik yang telah menguasai suatu keterampilan atau pengetahuan untuk membantu teman-temanya yang belum berhasil. d. Membandingkan prestasi peserta didik dengan dirinya di masa lalu atau dengan suatu standar tertentu, bukan dengan peserta didik yang lain.10 4. Apersepsi Apersepsi berasal dari bahasa inggris yaitu apperception, yang artinya menafsirkan buah pikiran, menyatukan dan mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan demikian memahami dan menafsirkanya. Apersepsi membangkitkan minat dan perhatian untuk sesuatu, karena itu pelajaran harus selalu dibangun atas pengetahuan yang telah ada. Adapun bebarapa langkah-langkah untuk menerapkan apesepsi ini yaitu sebagai berikut: a. Kejelasan, sesuatu diperlihatkan untuk memperdalam pengertian. Dari kejelasan ini, pendidik yang lebih aktif (memberi) dan murid pasif (menerima). b. Asosiasi, anak-anak diberi kesempatan untuk menghubungkan pengertian baru dengan pengalaman-pengalaman yang lama. Dari hal ini peserta didik lebih aktif. Metode mengajar: Tanya jawab 10Agus Suprijono, Ibid, hlm. 171. 9

c. Sistem, di sini bahan baru itu ditempatkan dalam hubungannya dengan hal-hal lain. Ini hanya mingkin, jika bahan itu telah dipahami sepenuhnya. Metode: Menjelaskan, Ceramah. d. Metode, anak-anak mendapat tugas untuk dikerjakan. Guru memperbaiki dengan memberi petunjuk di mana perlu.11 5. Korelasi dan Konsentrasi Adapun yang di maksud dengan korelasi disini adalah hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, agar berfungsi untuk menguatkan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik dan juga akan dapat menimbulkan minat dan perhatian peserta didik lainnya. Dari hal itu pendidik juga menghubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Karena dalam realitasnya, pembelajaran di sekolah masih terdapat menggunakan strategi pembelajaran yang hanya berupaya untuk menghabiskan materi pembelajaran, sehingga kurang memberi makna bagi peserta didik. Pada demikian, agar aktivitas pembelajaran yang mampu memberikan makna bagi peserta didik yang belajar, guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.12 6. Individualisasi Peserta didik merupakan individu yang berbeda, artinya tidak ada dua orang peserta yang sama persis, setiap peserta didik pasti memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Perbedaan itu yang terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.13 Oleh karena itu, 11Nasution, Ibid, hlm. 156-158. 12Bambang Warsito, Teknologi Pembelajaran dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka, 2008), hlm. 272. 13Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 75. 10

setiap pendidik tentu menyadari bahwa menghadapi 30 siswa dalam satu kelas berarti menghadapi 30 macam keunikan atau karakteristik. Dari perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik. Pendidik melihat peserta didiknya memiliki pribadi yang berbeda dengan yang lainnya. akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pembelajaran.14 Oleh karena itu pendidik haruslah memahami dan mengerti tentang pribadi setiap muridnya agar tidak terdapat pilih kasih terhadap peserta didik. 7. Kooperasi Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Kooperatif menggambarkan makna yang lebih luas, yaitu menggambarkan keseluruhan proses sosial dalam belajar dan mencangkup pula pengertian kolaborasi.15 Pembelajaran koopertif di sini merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil (small goup), yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).16 Oleh karena itu, pada model ini lebih mencakup tantang kolaborasi, yang mana kerja tim mempunyai latar belakang keamanpuan. 14 Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 50. 15 Agus Suprijono, Ibid, hlm. 54-55. 16 Saekan Muchtith, dkk., Cooperatif Learning, (Semarang: Rasail, 2010), hlm. 87. 11

Adapun yang dimaksud dengan kooperasi di sini adalah bekerja sama (kelompok). Oleh karena itu, model kooperasi ini dianggap penting untuk menjalin hubungan sosial antara peseta didik yang satu dengan yang lainnya dan juga hubungan pendidik dengan peserta didik. Adapun keuntungan-keuntungan dari model kooperatif yaitu: a. Peseta didik tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan berpikir sendiri, menentukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain; b. Mengembangkan kemampuan peserta didik dengan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain; c. Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan; d. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar; e. Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, dan mengembangkan keterampilan memanage waktu; f. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.17 D. Faktor-Faktor Yang Perlu dipertimbangkan dalam Pemilihan Metode 1. Tujuan yang hendak dicapai Tujuan adalah sasaran yang ingin dituju dari setiap proses kegiatan belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara hirarki tujuan itu bergerak 17 Saekan Muchtith, dkk., Ibid, hlm. 111. 12

dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan instruksional dan tujuan pendidikan nasional. 2. Materi Pembelajaran Penerapan suatu metode mengajar, guru hendaknya memperlihatkan bahan pengajaran baik itu isi, sifat maupun cakupannya. Oleh karena itu guru hendaknya mampu menguraikan bahan pengajaran kedalam unsur- unsur secara rinci. Dari pemilihan metode yang tepat disuatu sisi akan memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya dan disisi lain dapat memberikan gambaran yang hendak digunakan dalam proses mengajar. 3. Peserta didik Peserta didik adalah manusia yang berusaha mengembangkan potensinya melalui proses pembelajaran. Dimana guru yang berkewajiban untuk mendidiknya di ruang kelas dan guru juga yang akan berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan latar belakang kehidupan yang berbeda. Adapun status sosial merekapun bermacam-macam dan demikian juga mengenai hal jenis kelamin mereka. Dari situlah guru dapat menggerakkan peserta didik jika metode mengajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, baik secara kelompok maupun secara individu. Guru hendaknya bisa membangkitkan motivasi instrinsik peserta didik. Motivasi ini akan membuat peserta didik tumbuh dan berkembang dan merasakan berprestasi, bertanggung jawab, dan dihargai. 4. Situasi Dalam Situasi kegiatan belajar mengajar yang mana seorang pendidik ciptakan tidak selamanya sama dari hari kehari. Pada waktu 13

tertentu guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar dialam terbuka, yaitu diluar ruang belajar atau sekolah. Maka dalam hal ini tentu memilih metode mengajar sesuai dengan situasi yang ingin diciptakan. 5. Fasilitas Lembaga pendidikan diharuskan memiliki berbagai sarana dan fasilitas yang berfungsi menunjang proses pembelajaran di sekolah hanya saja ada sekolah yang lengkap memiliki semua fasilitas yang memadai, secara umum fasilitas sekolah terdiri dari dua pembagian besar, yakni: a. Fasilitas fisik yaitu yang meliputi ruang dan perlengkapan belajar di kelas, alat-alat peraga pengajaran, buku pelajaran, perpustakaan, alat praktikum dan laboratorium. b. Fasilitas nonfisik yaitu meliputi kesempatan, biaya, dan berbagai peraturan serta kebijakan manajemen sekolah. Adapun guru yang idealnya memperhitungkan peran fasilitas tersebut dalam menetapkan metode mengajar yang akan digunakan. oleh karena itu guru hendaknya cakap menggunakan fasilitas tertentu, guru yang tidak akan mampu menggunakan fasilitas tidak akan mampu menerapakan metode-metode dan sesuai meskipun fasilitas memadai.18 6. Guru Dari berbagai setiap pendidik mempunyai kepribadian yang berbeda. Misalnya seorang guru kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka berbicara. Seorang guru bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan seorang guru yang sarjana bukan pendidikan dan keguruan dibidang penguasaan ilmu pendidikan dan 18 Kasinyo Harto, Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam, Rekonstruksi Model Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2012), hlm. 47-48. 14

keguruan.19 E. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan.20 mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu : 1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 19 Syaiful Bahri Jamanudin dan Azman Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Reneka Cipta, 2010), hlm. 81. 20 Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Rosda Karya Remaja, 2013) 15

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: 1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. 2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. 4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. F. Strategi Pembelajaran Sementara itu, strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.21 Variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu: 1. Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy) Merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembukaan diagram, format dan sejenisnya. 2. Strategi Penyampaian (Delivery Strategy) 21 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 5. 16

Merupakan cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dan/atau untuk menerima serta merespon masukan dari siswa. 3. Strategi Pengolahan (Management Strategy) Merupakan cara untuk menata interaksi antar siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya. G. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: 1. Metode ceramah adalah metode yang lebih banyak dilakukan oleh guru sementara anak didiknya bersifat pasif; 2. Metode demonstrasi adalah suatu metode yang menggunakan atau memperlihatkan suatu proses, mekanisme, atau cara kerja suatu alat dengan bahan pelajaran 3. Metode diskusi adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan atau menemukan solusi masalah yang ditemukan dalam mempelajari materi pembelajaran. 4. Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. 5. Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak didik baik perorangan ataupun perkelompok untuk melakukan suatu percobaan di laboratorium atau lapangan guna membuktikan suatu teori atau menemukan sendiri suatu pengetahuan baru bagi anak didik. 17

6. Metode pemberian tugas (resitasi) adalah metode yang menugaskan kepada anak didik untuk mengerjakan sesuatu dengan tujuan memantapkan, mendalami dan memperkarya materi yang sudah dipelajari. H. Teknik Pembelajaran Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. I. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 18

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil mengetengahkan 4 kelompok model pembelajaran22, yaitu: 1. Model interaksi sosial Model interaksi sosial menekankan pada hubungan personal dan sosial kemasyarakatan diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan kemampuan peserta didik. untuk berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses-proses yang demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut: a) Kerja Kelompok bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery skill dalam bidang akademik. b) Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa tanggungjawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok. c) Pemecahan masalah sosial atau Inquiry Social bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis. d) Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan keluwesan dalam kelompok. e) Bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan. f) Simulasi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka. 22 Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung 1990. 19

2. Model pengolahan informasi Model pengolahan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual. 3. Model personal-humanistik Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan lingungannya. 4. Model modifikasi tingkah laku (Behavioral) Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon. Model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu. Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar peserta didik. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward, sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran individual dalam pembelajaran klasikal. 20

J. Hubungan antara Metode dengan Strategi, Pendekatan, Teknik dan Model Pembelajaran Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing- masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut: Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun. Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model 21

pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada. Kesimpulannya, Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. 22

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam mencapai pembelajaran yang ideal maka dibutuhkan metode atau mekanisme yang digunakan oleh pendidik untuk mengatur dan melaksanakan sejumlah sarana dan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu. Metodologi dalam pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan. Setiap kegiatan pembelajaran pasti menggunakan metode untuk mencapai tujuannya. Dengan adanya metode ini maka pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik bisa menentukan teknik dalam proses pembelajaran. Selain itu dalam proses pembelajaran juga ada asa-asas yang harus diterapkan, diantaranya asas peragaan, minat dan perhatian, motivasi, apesepsi, korelasi dan konsentrasi, individualisasi dan kooperasi. Selain itu untuk mencapai suatu pembelajaran yang ideal, juga diperlukan adanya pendekatan, teknik dan strategi pembelajaran. B. Saran Dalam melakukan penulisan ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan. Penulis mengharapkan kepada setiap pembaca untuk dapat mengambil ilmu dan pelajaran dalam tulisan ini, serta mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 23

DAFTAR KEPUSTAKAAN Bahri, Syaiful Jamanudin dan Azman Zain. 2010, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Reneka Cipta. Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega. 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Harto, Kasinyo. 2012. Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam, Rekonstruksi Model Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Pustaka Felicha. Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras. M. Ilyas dan Abd. Syahid. “Pentingnya Metodologi Pembelajaran Bagi Guru”. Jurnal Al-Aulia. Vol. 01 No. 01. Januari-Juni 2018 Muchtith, Saekan, dkk. 2010. Cooperatif Learning. Semarang: Rasail. Nasution. Diktatik: Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Rosmiati Aziz. “Hakikat dan Prinsip Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”. Jurnal Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Vol. VIII No.2. Desember 2019. Senjaya, Wina 2012. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sulaiman. 2017. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Aceh: Yayasan Pena Banda Aceh. Suprijono, Agus. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 24

Susanto, Ahmad. 2013. Teori dan Pembelajaran di Sekolah Dasa. Jakarta: Kencana. Syamsuddin, Abin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Cet. XVI. Jakarta: Pusat Bahasa. Untung, Slamet. 2019. Teori dan Praktik Riset Pendidikan dan Sosial. Yogyakarta: Penerbit Litera. Warsito, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka. Winataputra, Udin. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Yahanan. “Metodologi Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam”. Hikmah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 3 No. 1. Januari-Juni 2011. 25


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook