Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Hand Book Hermeneutik

Hand Book Hermeneutik

Published by cbm.budiono, 2020-12-28 09:27:29

Description: Materi Perkuliahan Heremeneutik

Keywords: Hermeneutik

Search

Read the Text Version

Modul Kuliah disusun oleh Aryanto Budiono M.Th., Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Bogor 2019/2020

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ KATA PENGANTAR Puji syukur bagi Tuhan Yesus Kristus akhirnya modul kuliah Hermeneutik Lanjut bisa diselesaikan. Buku ini tetap bisa digunakan untuk mengajar Hermeneutik bagi Kaum Awam, jadi bukan hanya untuk Mahasiswa Teologi saja. Oleh karena itu penyusun siap untuk memberikan pelatihan kepada kaum awam agar memiliki ketrapilan dalam menafsirkan Alkitab. Keselutruhan isi modul ini merupakan ringkasan dari berbagai buku sumber yang dicantumkan dalam daftar pustaka,sehingga bukan murni inisiatif atau karangan penyusun. Tentu saja masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini dan akan terus disembournakan agar bermanfaat untuk banyak orang. Penghargaan dan ucapan terimakasih diberikan kepada setiap Civitas Akademika STT Kadesi Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengajar Hermeneutik Lanjut. Kiranya kesempatan ini membarkati saya dan juga mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan di STT Kadesi Bogor. Kiranya Tuhan Yesus Kristus terus memberkati pelayanan dan kehidupan kita semua. Soli Deo Glory. Penyusun Aryanto Budiono M.Th., Catatan : Demi etika Kristen, dilarang memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa seijin penyusun

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KADESI BOGOR Jl. Transyogy Cibubur, KM 32 Kampung Lampingbinong, Desa Cibatutiga, Kec. Cariu, Kab. Bogor- Jawa Barat, 16840 Program Studi : TEOLOGI KEPENDETAAN & PAK Mata Kuliah : Hermeneutik Lanjut Kontrak Perkuliahan Deskripsi Mata Kuliah : Herneneutika termasuk salah satu rumpun matakuliah keilmuan dan ketrampilan bagi Jurusan Teologi maupun PAK yang berkaitan dengan matakuliah bahasa Ibrani, bahasa Yunani, pengantar PL & PB dengan tujuan agar mahasiswa mampu menguasai materi menafsirkan nats-nats Alkitab serta menerapkan metode-metode penafsiran Alkitabiah dan mengaplikasikan pesan Firman Tuhan secara relevan dalam pelayanannya Waktu Perkuliahan : Kamis, 11.30 – 13.10 wib Prasyarat : telah mengikuti dan lulus mata kuliah Pengatar Perjanjian Baru, Pengantar Perjanjian Lama, Hermeneutika Dasar, Bahasa Yunani, Bahasa Ibrani. Tujuan Mata Kuliah 1. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip Hermeneutik Alkitabiah. 2. Mahasiswa mampu mengerti dengan baik syarat-syarat seorang penafsir. 3. Mahasiswa mampu menerima dengan baik 7 langkah menafsirkan Alkitab dan memberikan penerapannya. 4. Mahasiswa mampu menafsirkan berbagai ragam bentuk sastra dalam alkitab. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa metode penafsiran dengan pendekatannya. 6. Mahasiswa mampu menjelaskan prinisp dan langkah pengamatan alkitab. 7. Mahasiswa mampu memberikan analisa dan sintesa terhadap teks tertentu. Peraturan Kelas : 1. Mahasiswa wajib mengikuti pertemuan kelas sebanyak 11 kali (selain UTS dan UAS), keterlambatan 15 menit setelah kelas di mulai dianggap absen (masih boleh ikut kelas). 2. Mahasiswa mengikuti UTS dan UAS dengan syarat administrasi yang ditetapkan kampus dan prasyarat yang ditetapkan oleh dosen (mengumpulkan tugas makalah atau tugas lainnya). 3. Tugas Mingguan Mahasiswa : Membuat Spiritual Digest sebelum kelas dimulai dari satu ayat alkitab. Menafsirkannya dan memberikan penerapan untuk dilakukan 4. Mahasiswa membuat tugas akhir berupa makalah yang menafsirkan satu perikop nas alkitab dengan didukung tafsiran buku referensi minimal 7 buku (selain sumber internet) sebagai syarat mengikuti UAS. 5. Plagiarisme dan mencontek tidak ditolerir dalam kelas Hermeneutika Lanjut, jika dilakukan oleh mahasiswa akan mendapat sanksi tegas dari dosen dan akan dilaporkan dalam rapat dosen untuk mendapat tindakan kampus. 6. Mahasiswa wajib membawa alkitab dan diktat kuliah atau buku catatan setiap pertemuan. 1 | Kontrak Perkuliahan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ 7. Setiap mahasiswa wajib membaca buku tentang Hermeneutik seperti yang ada di daftar Pustaka atau buku lain yang membahas Hermeneutik dan memberikan resensinya sebagai syarat mengikuti UTS 8. Keluar kelas selama kelas berlangsung hanya diijinkan sekali dalam setiap pertemuan untuk sesuatu hal yang penting dan mendesak saja. 9. Selama proses pembelajaran, mahasiswa tidak diijinkan menggunakan telepon genggam dan laptop. 10. Tugas via email : [email protected] dengan subject : Tugas Hermeneutik: (nama) Penilaian : : 15% 1. Kehadiran : 30% 2. Tugas Tugas : 25% 3. Makalah Akhir : 15% 4. UTS : 15% 5. UAS Jadwal Perkuliahan P Tanggal Materi Tugas 1 16/01 Pendahuluan - Hermeneutik Dasar. 2 Prinsip-Prinsip Hermenutik 3 Langkah-Langkah Menafsirkan Alkitab dengan 4 tepat dan benar 5 6 7 Menafsirkan Cerita atau Narasi 8 05/03 UJian Tengah Semester 9 Menafsirkan Hukum 10 Menafsirkan Puisi 11 Menafsirkan Nubuat 12 Menafsirkan Perkataan Tuhan Yesus Kristus 13 Menafsirkan Perumpaan Tuhan Yesus Kristus 14 Menafsirkan Surat-Surat 15 Menafsirkan Apokaliptik 16 17/05 Ujian Akhir Semester 2 | Kontrak Perkuliahan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ Kepustakaan 1. A. Sitompul, & U. Bayer,. Metode Penafsiran Alkitab. BPK Gunung Mulia. Jakarta. 1977. 2. C. Groenen. Hermeneuse Alkitabiah. Nusa Indah. Ende-Flores 1977 3. C. J. Haak, Alkitab: Pedoman Penafsiran. t.p. t.k. t.h. 4. David H. Moore & Yakob Tomatala, Dasar-Dasar Penyelidikan Alkitab. Leadership Foundation. Jakarta. 1998. 5. Grant R. Osborne. Spiral Hermeneutik: Pengantar Komprehensif bagi Penafsiran Alkitab. Surabaya : Momentum, 2012. 6. Grant, R.M. & Tracy D. (1993). Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia 7. Hasan Sutanto,. Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. SAAT. Malang. 1986 8. Hayes, J.H. & Holladay, C.R. (1993). Pedoman Singkat Penafsiran Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia 9. Henk Venema, Kitab Suci Untuk Kita: Membaca dan Menafsirkan Firman Tuhan Secara Utuh, Setia, Dan Kontekstual. Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Jakarta. 2008. 10. Lohfink, G. (1974) Sekarang Saya Memahami Kitab Suci.Yogyakarta Kanisius; 11. Niko Gara, Menafsir Alkitab Secara Praktis. BPK Gunung Mulia. Jakarta. 2009. 12. Rainer Scheunemann, Panduan Lengkap Penafsiran Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Andi. Yogyakarta. 2009. 13. Saparman (2009). Belajar Alkitab: Cara dan Contoh. Yogyakarta: Andi. 14. Timoty Initiatif Staff (2019). Menemukan Kebenaran Alkitab. Bandung : Lembaga Literatur Baptis. 15. Wald, O. (1986). Temukanlah Sendiri. Malang: Gandum Mas. 16. Warren, R. (1981) Twelve Dinamic Bible Study Methods for Individuals or Groups. Wheaton: Victor Books. 3 | Kontrak Perkuliahan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 01 PENDAHULUAN Setiap orang Kristen menghadapi tantangan dari berbagai doktrin atau pengajaran yang salah? Tentu itu bukanlah hal yang baru, sejarah gereja mencatatat bagaimana doktrin yang benar sangat penting untuk ditegakkan dan diteruskan ke generasi-generasi berikutnya. Secara khusus mengenai doktrin Alkitab, begitu banyak pandangan dan pengajaran yang salah yang di dalam kesalahannya dapat membuat kehidupan Kristen menjadi terombang-ambing dan tidak sehat. Pewahyuan Firman Tuhan, otoritas Alkitab, kanonisasi, infalibilitas (infallibility) dan ineransi (inerrancy) Alkitab merupakan pokok-pokok dari doktrin Alkitab yang sangat penting untuk dimengerti. Selain itu hal-hal yang berkaitan dengan naskah asli dan terjemahan Alkitab juga menjadi hal yang esensial bagi kehidupan kekristenan. Suatu kenyataan yang menyedihkan adalah ketika mendengar ada orang-orang yang menyelidiki Alkitab bukan untuk semakin tunduk pada otoritasnya, melainkan berusaha untuk mendaftarkan semua kesalahan dan pertentangan yang menurut pendapat mereka terdapat di dalam Alkitab. Pandangan ortodoks yang percaya Alkitab adalah Firman TUHAN yang merupakan kebenaran yang absolut dan obyektif, mendapat tantangan baik dari pandangan liberal / neo-liberal dan pandangan neo-ortodoks. Pandangan liberal menyatakan bahwa ada bagian-bagian dari Alkitab yang merupakan Firman TUHAN, tetapi bagian-bagian lainnya hanyalah perkataan manusia. Mereka bahkan percaya bahwa mereka dapat menentukan bagi mereka sendiri bagian mana yang benar dan yang salah. Pandangan neo-ortodoks atau disebut juga barthianism percaya bahwa seluruh bagian Alkitab merupakan perkataan manusia yang mungkin salah, tetapi ketika seseorang membaca Alkitab, Tuhan dengan cara-Nya memakai setiap perkataan itu sehingga melalui kata-kata tersebut, sang pembaca menerima di dalam akal pikirannya perkataan TUHAN yang benar. Berdasarkan konsep yang demikian maka bagi mereka ada bagian tertentu dari Akitab yang bagi satu orang merupakan Firman Tuhan sedangkan bagi orang lain bagian tersebut bukan Firman Tuhan. Pandangan ortodoks secara tegas menyatakan bahwa keseluruhan Alkitab (setiap kata dari Akitab) adalah Firman TUHAN yang menyatakan kebenaran dari Tuhan. Tidak ada bagian dari Alkitab yang tidak diinspirasikan TUHAN. Alkitab adalah Firman TUHAN. Oleh karena itu setiap orang percaya perlu memahami mengenai infability dan innerancy alkitab  Infallible Alkitab memiliki otoritas yang absolut dan tidak bercacat, tidak akan gagal dalam setiap penghakiman dan pernyataannya, dan setiap pengajarannya tidak 4 | Pendahuluan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab dapat digugat bersalah, tidak menyesatkan dan tidak dapat dikontradiksikan serta disangkal kebenarannya.  Inerrant berasal dari kata kerja dasar bahasa Latin errare yang mengimplikasikan sesuatu yang menjauhi kebenaran, sehingga kata inerrant menyatakan kualitas yang bebas dari kesalahan (exempted from error/error-free). Jadi doktrin ineransi Alkitab berarti Alkitab adalah firman yang diwahyukan oleh TUHAN sendiri dan diilhamkan Roh Kudus kepada para penulisnya sehingga naskah aslinya memiliki kualitas yang bebas dari kesalahan, bukan hanya dalam hal yang berkaitan dengan moral dan kerohanian tetapi juga termasuk hal yang berkaitan dengan sejarah, geografi, dan ilmu pengetahuan. Beberapa pokok penting di dalam mengerti doktrin Alkitab yang benar adalah sebagai berikut: a. Percaya bahwa TUHAN adalah benar (Roma 3:4). b. Percaya bahwa Firman TUHAN adalah kebenaran (Yohanes 17:17). c. Percaya bahwa firman TUHAN dituliskan oleh para penulis Alkitab yang diilhamkan oleh TUHAN sendiri (II Timotius 3:16). d. Percaya bahwa TUHAN menjamin bahwa tidak ada bagian dari firman-Nya yang akan berubah dan tidak ada penghilangan atau penambahan bahkan sekecil apapun. 5 | Pendahuluan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 02 HERMENEUTIK ALKITABIAH Sebelum membahas secara lengkap prinsip-prinsip Hermeneutik, perlu terlebih dahulu dibahas beberapa istilah dan pengertian Hermeneutik dan juga hal-hal yang berhubungan dengan pengertian tersebut. A. Arti Kata Hermeneutik 1. DALAM BAHASA IBRANI. Kata Hermeneutik dalam bahasa Ibrani adalah pathar, yang artinya adalah menafsir\" (to interprete). Sedangkan kata bendanya adalah pithron, artinya \"tafsiran\" (interpretation). Kata ini paling umum digunakan dalam konotasi menafsirkan mimpi, karena mimpi berwujud simbol yang artinya tidak jelas. {Kejadian 41:8,12,15} 2. DALAM BAHASA YUNANI. Kata Hermeneutik dalam bahasa Yunani adalah hermeneutikos, berasal dari kata hermeneuo, artinya \"menafsir\" (to interprete). Kata benda yang dipakai adalah hermeneia, artinya \"tafsiran\" (interpretation). Kata ini ambil dari kata Hermes, yaitu nama dewa Yunani yang tugasnya membawa berita-berita dari dewa-dewa kepada manusia. {Kisah Para Rasul 14:11-12} B. Definisi Hermeneutik 1. NON-KRISTEN. Hermeneutik dimengerti sebagai ilmu umum tentang linguistik; atau peraturan-peraturan yang dipergunakan untuk mencari arti sesungguhnya atau menafsir/menjelaskan suatu pengertian yang tidak jelas artinya. 2. KRISTEN. Hermeneutik adalah bagian dari ilmu Teologia Biblika yang dalam perkembangannya memiliki tiga pengertian: o Ilmu yang mempelajari teori-teori, prinsip-prinsip (aturan-aturan) dan metode-metode penafsiran Alkitab. \"Hermeneutics is the science that teaches us the principles, laws, and methods of interpretations.\" (L. Berkhof) \"Hermeneutics is the science of correct interpretation of the Bible.\" (Bernard Ramm) o Seni yang menguji kemampuan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip penafsiran Alkitab. o Ilmu yang mempelajari keseluruhan proses penafsiran (konsep keseluruhan dari tugas penafsiran), terutama dalam dimensi spiritual bagi kepentingan pertumbuhan rohani penafsir. Sebagai ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan aturan-aturan dalam menafsir Alkitab. Hermeneutik biasanya dibedakan menjadi dua: a. Hermeneutik Umum, yaitu prinsip-prinsip menafsir yang digunakan secara umum untuk menafsir segala macam bentuk karya sastra umum. b. Hermeneutik Khusus yaitu prinsip-prinsip menafsir yang dikembangkan secara khusus sehubungan dengan jenis gaya sastra tertentu, misalnya: puisi, perumpamaan, cerita, dsb. 6 | Hermeneutik Alkitabiah

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab C. Keterbatasan Hermeneutik Hermeneutik didefinisikan sebagai \"ilmu\" karena uraiannya bisa dirangkumkan secara ilmiah dan sistematis dalam hukum-hukum, prinsip-prinsip dan dalam seperangkat rumusan-rumusan. Namun demikian, Hermeneutik juga disebut sebagai \"seni\" karena pengaplikasian dari rumusan/prinsip-prinsip itu sangat membutuhkan ketrampilan dari penafsirnya. Itu sebabnya seorang yang menguasai rumusan/prinsip-prinsip Hermeneutik belum tentu dapat menjadi seorang penafsir yang handal (baik). Oleh karena itu Hermeneutik dibedakan dengan eksegesis dan eksposisi. Hermeneutik adalah ilmu yang mempelajari tentang prinsip-prinsip penafsiran Alkitab, sedangkan Eksegesis adalah penerapan prinsip-prinsip tersebut. terhadap teks dalam Alkitab dan Eksposisi adalah penguraian hasil eksegesis yang telah dilakukan, pada umumnya berupa kotbah. D. Tempat Hermeneutik Hermeneutik bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tetapi berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain yang tergabung dalam Teologia Biblika (Teologia yang berurusan dengan penelaahan isi naskah Alkitab dan alat-alat bantunya). Misalnya: Ilmu Pembimbing/Pengantar Alkitab (PL & PB), Ilmu Tafsir Alkitab (PL & PB), Ilmu Teologia Alkitab (PL & PB) dan Ilmu Bahasa Asli Alkitab (Ibrani & Yunani). Hal yang tidak dapat dihindari setelah mengaplikasikan prinsip-prinsip Hermeneutik adalah bagaimana menyampaikan kebenaran yang kita dapatkan dari hasil penafsiran itu kepada orang lain dengan cara yang benar dan menarik. Oleh karena itu Homelitik (Ilmu berkotbah) adalah ilmu yang juga tidak dapat dilepaskan dari Hermeneutik. Selain dengan Teologi Biblika, Hermeneutik juga berkaitan dengan Teologi Sistematika, yaitu pengajaran Alkitab yang sudah diformulasikan secara sistematis dalam doktrin- doktrin. Hermeneutik akan menjadi dasar yang kuat bagi doktrin-doktrin yang dipelajari. E. Pentingnya Hermeneutik Setiap orang Kristen harus mempelajari Alkitab karena Alkitab adalah Firman TUHAN yang diinspirasikan oleh TUHAN sendiri, yang berisi segala pengetahuan tentang TUHAN dan hubungannya dengan semua karya dan ciptaanNya. Namun demikian untuk mengerti isi Alkitab tidaklah selalu mudah karena ada gap komunikasi yang besar sehingga perlu dijembatani. TUHAN menyampaikan FirmanNya kepada seluruh manusia sepanjang sejarah melalui para penulis Alkitab. Untuk Firman itu sampai kepada manusia dengan baik, khususnya kepada manusia yang hidup di abad ini, ada gap yang sangat besar yang harus dijembatani. Firman Tuhan itu ditulis ribuan dan ratusan tahun y.l., oleh banyak penulis Alkitab yang hidup pada jaman yang berbeda-beda dan dari latar belakang yang berbeda- beda, dan ditulis dalam bahasa-bahasa yang tidak kita kuasai. Bagaimana cara orang percaya abad ini mengerti Firman Tuhan agar Firman itu 7 | Hermeneutik Alkitabiah

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab F. Tujuan Mempelajari Hermeneutik Setelah melihat pentingnya peranan Hermeneutik bagi kebutuhan kita untuk mengerti Firman Tuhan maka dapat dijelaskan tujuan mempelajari Hermeneutik sbb.: 1. SEBAGAI ILMU. Tujuannya adalah mempelajari seperangkat prinsip-prinsip (aturan- aturan) untuk memungkinkan kita mengerti apa yang dikatakan Alkitab sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh para penulisnya. 2. UNTUK TUJUAN APLIKASI. Namun tujuan mempelajari Hermeneutik tidak berhenti sebagai ilmu. Setelah memahami Alkitab dengan benar sesuai dengan maksud penulisnya, maka perlu kita menempatkannya pada konteks dimana kita sekarang berada sehingga kita tahu apa artinya bagi kita sekarang dan 3. UNTUK PERTUMBUHAN ROHANI. Setelah mengerti Alkitab dengan benar dan mengaplikasikan kebenarannya dalam hidup kita sehari-hari maka kehidupan iman kita akan bertumbuh menjadi dewasa. Dan inilah yang menjadi tujuan utama kita mempelajari Hermeneutik. 4. SEBAGAI TINDAKAN PREVENTIF. Apabila tujuan di atas tercapai maka kita akan sekaligus terhindar dari pengajaran-pengajaran sesat yang mencoba menafsirkan Alkitab secara salah dan tidak bertanggung jawab. 5. UNTUK TUJUAN EKSPOSISI. Bagian utama dari tugas hamba Tuhan adalah memberi makan makanan rohani kepada orang-orang yang dilayani, oleh karena itu menguasai Hermeneutik adalah kebutuhan utama yang harus diusahakan. G. Kualifikasi Seorang Penafsir Kualifikasi seorang penafsir (interpreter) memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan hasil interpretasi (penafsiran) yang tepat. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, seseorang yang memiliki teori (pengetahuan) Hermeneutik tidak membuatnya otomatis menjadi seorang penafsir yang baik (handal). Ada tiga macam penafsir yang disebutkan dalam Alkitab: 1. PENAFSIR RESMI. Dalam KPR 13:27, yang dimaksud para pemimpin agama, pada jaman Tuhan Yesus hidup di dunia, adalah para imam, ahli Taurat, dan Farisi. Sedangkan yang dimaksud dengan penafsir resmi adalah para ahli-ahli kitab (PL). Tetapi cara penafsiran harafiah dan legalisme telah membuat mereka menyalah- tafsirkan kata-kata para nabi sehingga mereka justru menyalibkan Yesus. 2. PENAFSIR PALSU. Dalam beberapa ayat Alkitab kita juga melihat ada penafsir palsu, misalnya; 2 Korintus 4:2; Efesus 4:14; 2 Petrus 3:16. Mereka ini adalah penafsir-penafsir yang dengan sengaja menafsirkan secara salah dan mereka adalah orang-orang yang tidak akan sampai pada pengetahuan akan kebenaran. {2 Timotius 3:7} 3. PENAFSIR YANG BENAR. Lukas 24:27 menunjukkan bahwa Yesus adalah gambaran seorang penafsir yang sempurna: \"...Ia menjelaskan...\" (dalam bahasa Yunani diermeneuo artinya \"menjelaskan/menafsir dengan cermat\"). Yesuslah Sang Penafsir, penafsir yang benar harus meneladani Dia. 2 Timotius 2:16-18 adalah pujian Alkitab yang diberikan kepada penafsir yang benar. Berikut ini adalah ciri-ciri yang harus dipunyai untuk seorang penafsir dapat menafsir dengan benar: 8 | Hermeneutik Alkitabiah

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab a. Hati yang baru. {1 Korintus 2:14} Seorang penafsir haruslah seorang yang sudah lahir baru. Sebagai mediator/komunikator antara TUHAN dan manusia, seorang penafsir harus hidup sebagai manusia rohani yang sanggup melihat hal-hal rohani yang TUHAN sampaikan kepada manusia. Dengan demikian ia akan menggantungkan sepenuhnya pada pekerjaan Roh yang memberikan pencerahan dalam hatinya. b. Hati yang lapar. {1 Petrus 2:2} Menafsir Firman TUHAN tidak dilakukan sebagai suatu kebiasaan atau karena kebetulan, tapi karena kerinduan. Tanpa kerinduan, seorang penafsir tidak akan sampai pada kepuasan menikmati berkat rohani dari Firman Tuhan. Kerinduan akan didapatkan apabila ia percaya bahwa Firman Tuhanlah yang memberikan makanan bagi kehidupan rohaninya. c. Hati yang taat. {Mazmur 119:98-100} Alkitab adalah otoritas tunggal, tertinggi dan mutlak bagi iman dan kehidupan pengikut Kristus. Oleh karena itu Firman TUHAN menuntut ketaatan. Apabila tidak ada tekad untuk melaksanakan apa yang kita pelajari dari Firman Tuhan maka tidak akan Tuhan akan membukakannya lagi pada kita. d. Hati yang disiplin. {Yesaya 50:4} Hati yang tidak mudah putus asa oleh kesulitan dan kelelahan. Mempelajari Alkitab membutuhkan tekad dan ketekunan dan disiplin. Hanya dengan kerja keras dan kesungguhan akan dihasilkan buah yang. e. Hati yang mau diajar dan rendah hati. {Matius 7:7} Seorang penafsir tidak pernah merasa cukup belajar. Kekayaan Firman Tuhan mendorongnya untuk mau rendah hati dan selalu belajar. Keinginannya belajar membuktikan bahwa ia setiap saat mau untuk dikoreksi dan ditegur oleh Firman Tuhan.. f. Hati yang beriman. {Ibrani 11:6} Sorang penafsir adalah seorang yang tunduk pada kedaulatan Tuhan, karena ia percaya bahwa Tuhan adalah Tuan di atas semua tuan. Hatinya tidak bimbang tetapi teguh bagaikan batu karang karena Firman Tuhan menjadi pegangannya yang utama. 9 | Hermeneutik Alkitabiah

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 03 PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTIK KESULITAN-KESULITAN YANG TIMBUL DALAM MENAFSIR ALKITAB Alkitab, yang berisi pengetahuan tentang TUHAN dan karyaNya, diberikan oleh TUHAN kepada manusia supaya manusia mengerti dan mengenal TUHAN serta melakukan kehendakNya yang kekal. Oleh karena itu tujuan penafsiran Alkitab adalah bagaimana isi dan berita Alkitab itu dimengerti dengan benar dan jelas oleh kita sebagai pembacanya. Tapi ada banyak gap yang memisahkan antara kita dengan Alkitab yang harus dijembatani terlebih dahulu Pikiran Inspirasi Transmisi Penafsiran TUHAN Alkitab Alkitab Alkitab Tindakan Aplikasi Pikiran Manusia Kebenaran Alkitab Untuk sampai pada taraf dimana manusia mengerti pikiran Alkitab (pikiran TUHAN) maka kita perlu memahami gap-gap apa yang menghalangi. Oleh karena itu sebagai pendahuluan untuk mengenal prinsi-prinsip Hermeneutik marilah terlebih dahulu kita mengenal kesulitan-kesulitan yang muncul dalam melakukan penafsiran Alkitab secara sehat. A. Adanya Gap Antara Pembaca dan Alkitab 1. GAP LINGUISTIK. Salah satu masalah utama yang kita temui adalah bahwa Alkitab pada mulanya ditulis dalam 3 macam bahasa yang bukan bahasa kita, bahkan adalah bahasa yang secara umum sudah tidak dipakai lagi, yaitu: Bahasa Ibrani Kuno, Kaldea Kuno (Aram) dan Yunani Koine. Dan memang kita ketahui bahwa Alkitab pertama ditulis bukan 10 | Prinsip-Prinsip Hermeneutik

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab untuk orang-orang modern sekarang, jadi inilah gap pertama yang harus dihadapi, gap Linguistik. Untuk kita mempelajari sendiri bahasa-bahasa kuno tersebut. sehingga bisa membaca dan memahami manuskrip-manuskrip Alkitab kuno tersebut. tidaklah mungkin. Tapi kita bersyukur bahwa ada orang-orang yang telah khusus belajar bahasa-bahasa tersebut. sehingga memungkinkan kita mempelajarinya dengan cara yang jauh lebih mudah. Telah tersedia kamus-kamus bahasa (leksikon) yang dapat menolong kita mempelajari kosa kata bahasa asli Alkitab yang kita cari, khususnya bila disertai dengan penjelasan tentang penggunaan tense yang dipakai. Juga telah cukup tersedia (walaupun dalam bahasa Inggris) buku-buku yang menguraikan tentang arti dan makna kata-kata/frasa/kalimat atau ayat-ayat penting Alkitab yang diambil dari bahasa aslinya. Hal ini sangat menolong karena banyak kata/istilah-istilah yang sulit kita ketahui makna/artinya jika tidak dimengerti dalam bahasa aslinya. 2. GAP BUDAYA. Budaya sekitar penulisan Alkitab sangat berbeda dengan konteks budaya modern para pembacanya sekarang. Oleh karena itu gap budaya ini perlu dijembatani dengan mempelajari budaya, khususnya budaya saat para penulis Alkitab hidup. Namun ini bukan masalah yang mudah karena ada kira-kira 40 penulis Alkitab yang hidup dalam budaya yang berbeda satu dengan yang lain. Ada buku-buku yang dapat membantu kita mempelajari budaya Alkitab, misalnya ensiklopedia Alkitab, dan buku-buku pengantar Alkitab. Disana kita bisa dapatkan informasi tentang cara-cara tertentu mereka melangsungkan kehidupan bermasyarakat, misalnya cara mereka bermata pencaharian, bagaimana mereka bersosialisasi, berkeluarga, melakukan penyembahan atau menjalankan hukum adat istiadat. Juga hal-hal mengenai perumahan, makanan, pakaian, alat-alat bercocok tanam, senjata perang, alat transportasi, benda- benda seni, alat-alat penyembahan, alat-alat masak, dll. 3. GAP GEOGRAFI. Konteks geografi jaman Alkitab sangat asing bagi pembaca modern sekarang. Tetapi ini penting dipelajari karena tempat dimana peristiwa-peristiwa dan penulisan-penulisan terjadi dapat memberikan gambaran yang lebih tepat tentang arti peristiwa yang terjadi. Satu kendala besar adalah perubahan yang cukup drastis antara keadaan waktu lampau dan sekarang sehingga kadang-kadang kita sudah tidak mempunyai informasi lagi tentang tempat-tempat itu. Buku-buku yang dapat membantu kita mengenal keadaan geografis penulisan Alkitab adalah buku-buku hasil penelitian arkeologi tentang kota-kota, negara-negara dan bangsa-bangsa, juga tentang iklim, susunan (formasi) tanah, laut-laut, sungai-sungai, tanaman dan jenis- jenis binatang pada jaman Alkitab. Selain penemuan arkeologis, kita juga dapat dibantu dengan peta-peta kuno, foto-foto dan membandingkan dengan peta modern. 11 | Prinsip-Prinsip Hermeneutik

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 4. GAP SEJARAH. Konteks sejarah penulis Alkitab adalah berkisar dari jaman Musa sampai Yohanes, yaitu kira-kira 16 abad. Dibandingkan dengan pembaca Alkitab yang hidup pada jaman modern, maka ada gap yang sangat besar. Untuk mempelajari tentang sejarah kita bisa dibantu dengan banyak buku-buku sejarah Alkitab (PL dan PB), dimana didalamnya dapat kita pelajari misalnya tentang peristiwa-peristiwa dan keadaan (latar belakang politik, ekonomi, agama) yang mempengaruhi jalannya sejarah atau tindakan para tokoh-tokoh Alkitab. B. Adanya Bahaya Dalam Menafsir Melihat gab-gab (yang telah dijelaskan di atas) antara pembaca Alkitab masa kini dan Alkitab yang ditulis pada masa yang lampau, maka kemungkinan terjadi kesalahan menafsir besar sekali. Oleh karena itu diperlukan studi khusus yang berisi aturan-aturan dalam menafsir untuk menolong orang Kristen tidak terjebak dalam kesalahan menafsir. Contoh-contoh bahaya tersebut. adalah: 1. MENCOMOT AYAT DAN DILEPASKAN DARI KONTEKSNYA. Jika menafsirkan ayat dengan tidak memperhatikan konteksnya, maka kemungkinan besar hasil penafsirannya tidak sesuai dengan maksud yang diinginkan penulisnya atau tidak lengkap sehingga tidak dapat dimengerti dengan jelas dan benar. 2. MENAFSIR SECARA HARAFIAH YANG TIDAK PADA TEMPATNYA. Memang Alkitab harus dibaca sebagaimana kata-kata yang tercantum didalamnya, namun demikian tidak selalu hal ini bisa diterapkan. Perlu dipelajari dengan teliti untuk mengetahui apakah yang dimaksud adalah arti harafiah, sebab kalau tidak dapat menimbulkan kesalahan menafsir. 3. MENCARI ARTI ROHANI DALAM SETIAP AYAT. Ini adalah kebalikan dari menafsirkan secara harafiah. Kesulitan mengerti ayat-ayat dalam Alkitab atau tidak mendapatkan apa yang diinginkan seringkali diatasi dengan cara merohanikan arti harafiah yang sudah jelas dalam ayat-ayat tersebut. sehingga akhirnya menyelewengkan tujuan asli penulis Alkitab. 4. KELEMAHAN DALAM TERJEMAHAN ALKITAB. Tidak ada Alkitab terjemahan yang terjemahannya benar secara sempurna. Oleh karena itu perlu cara-cara penyelidikan yang tepat sehingga menghindarkan kita dari mengikuti hanya satu versi Alkitab saja. 5. KETERBATASAN MANUSIA. Terutama karena sifat malas kita dalam mempelajari Alkitab secara teliti, objektif dan sistematis, maka mengikuti aturan-aturan penafsiran yang sehat akan menolong kita untuk disiplin dan tidak jatuh pada subjektivisme. C. Adanya Kesalahpahaman Tentang Pekerjaan Menafsir 1. ALKITAB SULIT UNTUK DIMENGERTI. Mempelajari Alkitab memang tidak selalu mudah untuk baik untuk mereka yang mempunyai latar belakang teologia maupun orang awam, namun demikian bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Setiap orang Kristen mempunyai tugas dan kewajiban untuk mempelajari Alkitab karena Alkitab adalah pedoman hidup yang benar. Oleh karena itu membuat aturan-aturan dalam menafsir 12 | Prinsip-Prinsip Hermeneutik

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab akan menolong setiap orang Kristen untuk melakukan penyelidikan Alkitab secara pribadi. Dengan mempelajari prinsip-prinsip penafsiran dan alat-alat bantu Hermeneutik, maka pekerjaan menafsir dapat menjadi tugas yang lebih ringan dan membuahkan hasil yang menyenangkan. 2. PANDANGAN BAHWA MEMPELAJARI ALKITAB ADALAH TUGAS PARA PENDETA DAN TEOLOG SAJA. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pada masa yang lalu orang awam tidak diperbolehkan untuk melakukan penafsiran Alkitab sendiri, sebab dikuatirkan bahwa mereka akan menafsir Alkitab secara salah. Namun dengan berkembangnya Hermeneutik dan tersedianya alat-alat bantu Hermeneutik, maka kekuatiran itu tidak lagi menjadi ancaman yang mengerikan. Justru sebaliknya dengan menolong jemaat Kristen awam mempelajari Alkitab sendiri maka kualitas kehidupan rohani jemaat akan meningkat. PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTIK UMUM Seperti telah disebutkan dalam bab sebelumnya, prinsip-prinsip Hermeneutik dibagi menjadi Prinsip Umum dan Prinsip Khusus. Prinsip Umum adalah aturan-aturan yang dapat dipakai untuk menafsirkan segala macam bentuk sastra. Dalam Prinsip Umum ini tercakup didalamnya adalah: 1. MENAFSIRKAN MENURUT KONTEKSNYA. Prinsip pertama adalah menafsirkan kata/frasa/ kalimat/ayat dengan lebih dahulu mempertimbangkan konteksnya. Konteks berasal dari 2 kata, yaitu: kon (bersama-sama) dan teks (tersusun). Jadi secara khusus konteks diartikan sebagai ayat-ayat sesudah atau sebelum ayat (bagian) yang dipelajari. Tapi secara umum konteks diartikan sebagai hubungan pikiran yang menyatukan sebagian (konteks dekat) atau keseluruhan tulisan (konteks jauh). Sehubungan dengan Alkitab, konteks diartikan sebagai hubungan pikiran yang menyatukan satu bagian perikop tertentu, atau satu pasal tertentu atau satu kitab tertentu dalam Alkitab, atau bahkan keseluruhan Alkitab. Secara terperinci konteks dapat dibagi dalam empat tingkat: a. Konteks Seluruh Alkitab Konteks dari setiap ayat adalah seluruh Alkitab. Tidak boleh ayat ditafsirkan lepas di luar Alkitab. \"Alkitab menafsir Alkitab\". b. Konteks Perjanjian Dalam seluruh Alkitab, konteks dari setiap ayat adalah Kitab Perjanjian dimana ayat itu berada. \"PB ada didalam PL, PL diterangkan oleh PB\" c. Konteks Kitab Dalam seluruh Alkitab dan Kitab Perjanjian, konteks dari setiap ayat adalah kitab dalam Alkitab dimana ayat itu berada. 13 | Prinsip-Prinsip Hermeneutik

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab d. Konteks Perikop Dalam seluruh Alkitab, Kitab Perjanjian dan Kitab dalam Alkitab, konteks dari setiap ayat adalah perikop dimana ayat itu berada. Kesimpulan: Konteks ayat adalah perikop Konteks perikop adalah Kitab (buku) Konteks kitab adalah Kitab Perjanjian Konteks Kitab Perjanjian adalah seluruh Alkitab Mengapa mempelajari konteks sangat penting? Pertama, karena tanpa mempelajari konteksnya maka pengertian kita terhadap ayat tersebut. menjadi tidak lengkap, khususnya jika ada kaitan pengertian yang tidak dapat dilepaskan satu dengan yang lain (Misalnya: janji yang bersyarat). Kedua, tanpa mengikut sertakan konteks seringkali kita tidak melihat kaitan pengertian yang lebih luas sehingga sering memberi arti yang salah (Misalnya: kata- kata yang sama tetapi memiliki arti yang berbeda). Petunjuk mempelajari konteks: a. Bacalah keseluruhan perikop (atau pasal) yang menjadi konteks ayat yang anda pelajari. b. Selidiki keseluruhan data dan pelajari kaitan-kaitannya. c. Carilah informasi latar belakang dari nama/tempat/peristiwa yang sedang dipelajari dengan menggunakan Kamus Alkitab. d. Gunakan Referensi Silang untuk membandingkan jika peristiwa/kisah yang sedang dipelajari juga dicatat dalam kitab yang lain (memiliki kisah paralel) 2. MEMPELAJARI ARTI KATA ASLINYA. Prinsip kedua dalam menafsir adalah menafsirkan sesuai dengan arti kata(-kata) yang tepat sebagaimana dimaksudkan oleh penulis aslinya. Masalah utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana menemukan definisi kata itu dan apa artinya yang tepat sesuai dengan konteks jaman/budaya waktu penulisan. Satu hal yang perlu diingat dalam melakukan studi kata adalah bahwa kata-kata dalam Alkitab kita sekarang adalah hasil terjemahan dari bahasa asli Alkitab (Ibrani/Yunani), oleh karena itu penyelidikan lebih lanjut harus dilakukan dengan membandingkan kata-kata yang ada dalam Alkitab bahasa Ibrani/Yunani. Petunjuk mempelajari kata: a. Satu kata bisa mempunyai beberapa arti yang berbeda. b. Kata-kata yang berbeda bisa mempunyai arti yang sama. c. Selidiki hanya kata-kata yang penting yang memiliki arti teologis, khususnya yang sering diulang-ulang. d. Pelajari kata-kata penting tersebut dalam konteksnya. 14 | Prinsip-Prinsip Hermeneutik

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab e. Gunakan konkordansi atau referensi silang untuk mencari padanan arti. f. Arti kata bisa berubah setelah melewati jangka waktu tertentu. g. Alkitab kadang menggunakan kata-kata/terminologi yang mempunyai arti yang berbeda dengan penggunaan umum. h. Arti kata tersebut dalam bahasa Ibr./Yun. kadang berbeda dengan bhs. Indonesia. 3. MEMAHAMI TATA BAHASANYA. Prinsip yang ketiga adalah harus menafsir sesuai dengan tata bahasa dari kalimat tersebut. Setiap kata dalam kalimat tidak berdiri sendiri. Kata yang disusun bersama-sama memberi kombinasi arti yang membangun alur pikiran. Arti dari kata itu sering ditentukan dari hubungannya dengan kata-kata yang lain dalam kalimat. Tata Bahasa sendiri tidak memperlihatkan arti sesungguhnya dari kata itu, tapi memperlihatkan kemungkinan arti lain yang terdapat dalam kata (kalimat) itu. Tata Bahasa terdiri dari beberapa unsur penting, misalnya: subjek, objek, kata kerja, kata keterangan waktu/tempat/cara, kata ganti dan kata sambung. Masing-masing unsur ini akan memberikan bentukan kata dan hubungan kata dalam kalimat. Petunjuk mempelajari tata bahasa: a. Kalau ada bagian (kalimat) yang tidak jelas artinya, cari tahu dahulu kunci katanya dan analisa tata bahasanya. b. Pelajari hubungannya dengan kata-kata yang lain dalam kalimat tersebut. c. Pelajari juga bentukan-bentukan katanya, khususnya dalam susunan kata kerja bahasa aslinya (Ibr/Yun). d. Kalau kemungkinan artinya lebih dari satu, maka cari petunjuk lain, khususnya konteks. 4. MENANGKAP MAKSUD/TUJUAN PENULISNYA. Prinsip keempat dalam menafsir adalah kita harus menemukan tujuan dan maksud penulis Alkitab. Adakalanya penulis-penulis Alkitab memberikan petunjuk dengan jelas maksud/tujuan mereka menuliskan kitab/surat. Tetapi kebanyakan penulis Alkitab tidak jelas menunjukkan tujuan penulisan kitab itu. Untuk itu pembaca harus membaca dengan teliti seluruh isi kitab, khususnya dengan mempelajari garis besarnya. Setelah menemukan tujuan/maksud penulisan kitab, maka penafsir harus menjadikan itu sebagai pedoman untuk menafsir dengan yang tepat. Petunjuk mempelajari maksud/tujuan penulis: a. Perhatikan kalimat-kalimat yang mengandung kata sambung, \"supaya\" atau sebab itu\". b. Jika tidak disebutkan dengan jelas makdud penulis, pelajarilah garis besar struktur penulisan kitab tersebut. 15 | Prinsip-Prinsip Hermeneutik

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab c. Pelajari juga latar belakang peristiwa/berita yang disampaikan dalam kitab tersebut. untuk menemukan maksud penulis menuliskan kitab/surat tersebut. 5. MEMPELAJARI LATAR BELAKANGNYA. Prinsip kelima adalah penafsiran harus diterangi dengan latar belakang sejarah, geografi dan budaya yang ada dalam berita yang disampaikan penulis. Penulisan kitab dalam Alkitab ditulis dalam kerangka waktu, tempat dan budaya yang tidak lagi sama dengan yang dipunyai penafsir. Untuk itu penafsir harus betul-betul memahami dunia Alkitab untuk dapat mengerti keadaan dan maksud asli ayat/perikop/buku itu Petunjuk mempelajari latar belakang: a. Pelajari dunia Alkitab dengan teliti, jalan terbaik adalah dengan membaca seluruh Alkitab secara berurutan. b. Mencatat peristiwa/kejadian penting yang perlu pengetahuan tambahan. c. Gunakan Kamus Alkitab/Ensiklopedia dan alat (buku) yang bisa dipakai untuk menambah pengetahuan sejarah dalam Alkitab. d. Cari Alkitab yang mempunyai referensi silang atau catatan kami karena akan mempermudah mendapatkan paralel informasi yang dicari. 6. MENAFSIRKAN AYAT DENGAN AYAT ALKITAB. Prinsip keenam dalam menafsir adalah kita perlu mencari terang pengajaran Alkitab secara utuh (keseluruhan kebenaran). Tidak mungkin kebenaran dari satu ayat bertentangan dengan ayat yang lain, karena Alkitab tidak mungkin bertentangan dengan diriNya sendiri. Inilah juga yang menjadi alasan kita mempelajari ayat dalam konteksnya. Salah satu cara untuk mengerti keseluruhan kebenaran Alkitab adalah dengan membandingkan perikop yang paralel; yaitu bagian (ayat-ayat) yang membicarakan hal-hal yang sama tetapi ada di tempat-tempat yang berbeda di Alkitab. Dari perbedaan (atau persamaan) kita dapat melihat pengertian ayat-ayat itu lebih jelas. Tapi karena tidak banyak ayat-ayat (perikop) paralel ada di seluruh Alkitab maka cara ini tidak selalu dapat dijadikan acuan. Prinsip konteks lebih memberikan kepastian yang jelas. Petunjuk untuk mempelajari prinsip menafsirkan ayat dengan ayat: a. Penafsir harus tahu garis besar pengajaran kebenaran seluruh Alkitab. b. Mempelajari topik-topik penting dalam Alkitab. c. Mempunyai pengetahuan isi Alkitab secara luas. d. Gunakan Referensi Silang untuk mencari ayat-ayat yang membahas tema-tema yang sama dalam seluruh Alkitab. 16 | Prinsip-Prinsip Hermeneutik

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 17 | Prinsip-Prinsip Hermeneutik

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 04 TUJUH LANGKAH MENAFSIRKAN ALKITAB DENGAN EFEKTIF DAN AKURAT Setiap orang yang menafsirkan Alkitab harus yakin bahwa Alkitab itu hidup dan berkuasa ketika mereka berusaha memahaminya. Alkitab menggambarkan dirinya dengan berbagai macam symbol, bisakah ANda mendaftarakannya? 1. . 2. . 3. . 4. . 5. . 6. . 7. . 8. . 9. . 10. . Oleh karena itu dalam menafsirkannya,kita akan memakai tujuh langkah yang terbagi dalam 2 bagian besar, yaitu : 1. Apakah makna dari teks alkitab menurut konteks mulanya? Langkah 1 : Apa jenis tulisan dari bagian Alkitab ini dan apa implikasinya? Langkah 2 : Apa konteks dari bagian ALkitab ini? Langkah 3 : Apa yang TUHAN katakan melalui bagian Alkitab ini kepada pendengar awalnya? Langkah 4 : Apakah ada prinsip utama yang ingin TUHAN sampaikan melalui bagian Alkitab ini untuk semua zaman dan semua jemaat-Nya? 2. Apakah makna teks alkitab bagi masa kini? Langkah 5 : Apa yang TUHAN sampaikan melalui bagian ini kepada Anda hari ini? Langkah 6 : Apa yang TUHAN sampaikan melalui bagian Alkitab ini kepada jemaat di mana Anda berada? Langkah 7 : Bagaimana Anda akan menyampaikan kebenaran Alkitab ini kepada jemaat di mana Anda berada? Mari kita akan bahas satu demi satu tujuh langkah tersebut Langkah 1 : Apa jenis tulisan dari bagian Alkitab ini dan apa implikasinya? Pertanyaan ini sangat sederhana namun berimplikasi kuat karena akan menentukan cara penafsiran kita terhadap teks ALkitab. Melalui bentuk sastra kita akan mengetahui bahwa tidak semua bentuk sastra ditafsirkan dengan cara yang sama. 18 | Tujuh Langkah Menafsirkan Alkitab dengan Efektif dan Akurat

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab Saat membaca koran dengan surat cinta dari pasangan Anda tentu sangat berbeda meperlakukannya bukan? Membaca koran berarti mencari berita, informasi, gambar dan sebagainya. Sedang membaca surat cinta kita mencari kata-kata “aku cinta padamu”, dan lain- lain. Anda bahkan bisa membaca surat cinta berkali-kali dibanding membaca koran. Setiap bentuk sastra dalam ALkitab memiliki cara tertentu untuk dibaca dan ditafsirkan Langkah 2 : Apa konteks dari bagian ALkitab ini? Mengeluarkan ayat dari konteks bukanlah hal yang bijaksana untuk dilakukan. Tanpa konteks maka tidak akan ada pemahaman yang lengkap tentang apa arti ayat yang kita baca. Lebih banyak konteks maka akan memiliki lebih banyak pemahaman. (contoh : ada headline di kora = Anak tewas dalam Kecelakaan Motor) Ketika menggunakan konteks kita merujuk kepada kata-kata, frasa dan kalimat yang mengelilingi suatu bagian dari Alkitab. (perhatikan pelajaran sebelumnya). Contoh pentingnya mengatur batas konteks perikop : Mazmur 50:10. Konteksnya adalah 1. Tuhan memanggil semua orang-orang yang setia kepada-Nya (1-6) 2. Tuhan menantang umatnya (7) mengingatkan mereka sebetulnya tidak memerlukan apa apa dari umat-Nya (8-9) 3. Tuhan tidak memerlukan makanan karena semua yang ada adalah milik-Nya. 4. Orang yang setia adalah yang mempersembahkan kurban syukur kepada TUHAN (14-15) 5. Orang jahat dan tidak setia tidak punya hal untuk mempersembahkan korban Kesimpulan : ayat 10 bukan berbicara tentang berkat materi namun sebuah ayat yang ditemukan dalam konteks ketaatan bagi orang yang takut akan TUHAN dan penghakiman bagi orang jahat. Diskusikan : apa yang bisa dipelajari dari bagian ini? Contoh lain : Wahyu 3:20  biasanya ditafsirkan sebagai ayat penginjilan. Namun konteksnya 1. Pasal 1-3 berbicara tentang 7 jemaat yang ada di Asia. 2. Kondisi jemaat sedang memerlukan penghiburan akibat penganiayaan, namun juga memerlukan disiplin. 3. Surat ditujukan untuk jemaat Laodikia yang suam-suam kuku. 4. Ada harapan untuk kembali bersekutu dengan TUHAN. 5. Tuhan Yesus sedang mengetuk hati orang percaya dan orang percaya membuka pintu Kesimpulan : Wahyu 3:20 ditujukan untuk orang percaya. Diskusi : Apakah ayat favorit Anda? Bagaimana Anda menafsirkan ayat tersebut? Langkah 3 : Apa yang TUHAN katakan melalui bagian Alkitab ini kepada pendengar awalnya? Alkitab, pada awalnya ditulis bukan untuk kita, namun untuk orang-orang tertentu, dalam konteks tertentu, periode tertentu. Contoh : Mazmur Daud, Surat Korintus. Faktanya, Alkitab ditulis untuk orang-orang yang hidup dalam konteks yang berbeda dari kebanyakan kuita saat ini. Oleh karena itu pertanyaan di atas sangat penting dalam proses penafsiran sehingga seorang penafsir berupaya mencari tahu, sebaik mungkin apa arti perikop Alkitab bagi pendengar aslinya. 19 | Tujuh Langkah Menafsirkan Alkitab dengan Efektif dan Akurat

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab Ketika masuk di langkah ini, seorang penafsir harus membiarkan Firman Tuhan berbicara sendiri. Bukalah hati dan berdoalah supaya Roh Kudus menyingkapkan dan mengungkapkan kebenaran-Nya kepada kita sesuai maksud yang dikomunikasikan melalui penulis dan pendengar awalnya. Mari kembali kepada contoh dalam Mazmur 50:10 dan Wahyu 3:20. Selidikilah bagian ini dengan seksama berkaitan siapa pendengar awalnya Langkah 4 : Apakah ada prinsip utama yang ingin TUHAN sampaikan melalui bagian Alkitab ini untuk semua zaman dan semua jemaat-Nya? Ada beberapa masalah yang dihadapi para penafsir, yaitu 1. Konteks asli berbeda dengan konteks masa kini. Sepertinya sulit untuk menafsirkan konteks asli dan menghubungkan dengan masa kini, namun doa dan pimpinan Roh Kudus akan memampukan kita memahami konteks yang sebenarnya. Oleh karena itu perhatikan hal berikut ini  Manusia yang menuliskan kata-kata dalam Alktab, namun TUHANlah Narasumber Utama dari semuanya.  TUHAN adalah Sang Penulis Ilahi yang mengilhamkan Alkitab (2 Timotius 3:16)  TUHAN sangat dekat dengan hati dan pikiran penulis Alkitab sehingga akan sangat relevan di sepanjang jaman  Pergunakanlah pertanyaan apa prinsip umum yang ingin TUHAN sampaikan kepada umat-Nya di sepanjang masa dan kebudayaan?  Konteks asli kita mengerti sehingga berlaku bagi kita atau seluruh alkitab berlaku dalam semua budaya.  Setiap menafsirkan sebuah bagian Alkitab, kita harus banyak berdoa dan minta tuntunan Roh Kudus sehingga menemukan secara umum apa yang TUHAN katakan kepada semua orang di semua budaya.  Setiap bagian dari Alkitab bisa kita aplikasikan secara konkrit walaupun berbeda di setiap budaya, pandangan dunia dan latar belakang. 2. Konteks asli tidak kita ketahui dengan sebenarnya. Catatan sejarah hanya sedikit sekali mengisahkan tentang apa yang terjadi sesungguhnya. Meskipun demikian ketika kita kembali mencari prinsip umum yang TUHAN maksudkan agar dipahami semua orang, maka kita akan mengetahui konteks aslinya. Prinsip umum tidak akan bertentyangan dengan bagian firman Tuhan lainnya dan biasanya akan ditekankan pada bagian lain dari Alkitab. Diskusikan :  Pernahkanh membaca bagian Alkitab yang sulit dan menghindarinya? Mengapa?  Apa maksud TUHAN sebagai narasumber illahi? 20 | Tujuh Langkah Menafsirkan Alkitab dengan Efektif dan Akurat

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab Langkah 5 : Apa yang TUHAN sampaikan melalui bagian ini kepada Anda hari ini?  Penafsiran alkitab harus memberi dampak dan mengubah kehidupan Anda  Bacalah 2 Timotius 3:16, apa manfaat alkitab? _________________________________ _______________________________________________________________________ _______________________________________________________________________  Kebenaran alkitab yang ditafsirkan berlaku bagi penafsir terlebih dahulu sehingga bisa bermanfaat dan berlaku bagi orang lain.  Saat kita bisa memahami makna bagian firman Tuhan bagi kehidupan kita, maka kita bisa melanjutkan ke langkah 6 Carilah dalam Mazmur 50:10 dan Wahyu 3:20 apa yang TUHAN sampaikan kepada Anda hari ini. _______________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ Tuhan tidak hanya kita memahami Firman-Nya, namun mengingikan kita menerapkannya dalam kehidupan kita sendiri. Setiap orang yang belajar hermeneutik harus membiarkan Tuhan berbicara kepadanya dan mengubah kehidupannya terlebih dahulu. Langkah 6 : Apa yang TUHAN sampaikan melalui bagian Alkitab ini kepada jemaat di mana Anda berada?  Menafsirkan Alkitab bukan hanya untuk diri sendiri, namun untuk disampaikan kepada orang lain sehingga mereka mengikuti teladan Anda yang berdasarkan Firman Tuhan.  Seorang penafsir diperlengkapi untuk membantu orang percaya lainnya untuk belajar kebenaran Firman TUHAN.  Kebenaran Firman TUHAN yang diajarkan supaya dipahami dengan baik dan tahu bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.  Oleh karena itu, seorang penafsir memiliki tanggungjawab untuk menafsirkan Alkitab dengan akurat dan jujur sehingga keterhantungan pada Roh Kudus adalah kuncinya.  Seorang penafsir yang baik harus mengubah kehidupan dirinya sendiri maupun kehidupan orang-orang yang dilayaninya Langkah 7 : Bagaimana Anda akan menyampaikan kebenaran Alkitab ini kepada jemaat di mana Anda berada?  Setelah menemukan kebenaran Firman Tuhan, maka seorang penafsir perlu mengkomunikasikan kebenaran itu dengan cara yang paling tepat.  Penyampaian harus sejelas mungkin dan serelevan mungkin dengan cara yang bisa dimengerti oleh-jemaat sehingga sangat penting untuk memahami jemaat dan konteks local mereka.  Langkah ini berarti Anda berbicara kepada sesama jemaat (horizontal) dari apa yang telah TUHAN sampaikan kepada Anda (vertical) 21 | Tujuh Langkah Menafsirkan Alkitab dengan Efektif dan Akurat

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab  Upayakanlah menjawab dua pertanyaan berikut o Bagamaimana firman Tuhan dikomunikasikan kepada jemaat yang saya layani? o Bagaimana makna Firman ini diceritakan menggunakan kata-kata /istilah/cara yang terbaik kepada mereka?  Konteks local sangat penting dan sama penting dengan konteks Alkitab. Perhatikan latar belakang pendengar Anda : pendidikan, sosial, suku, usia dan lain sebagainya.  Saat menerapkan bagian ini renungkanlah pertanyan berikut ini : o Bagaimana orang-orang ini memiliki pandangan dengan yang ada dalam alkitab? o Pernahkanh ada insiden atau peristiwa local yang berkaitan dengan peristiwa ALkitab? o Dengan metode apakah mengkomunikasikan kebenaran ini supaya lebih mudah dijelaskan? Perhatikan Contoh : Mazmur 50: 10 dan Wahyu 3:20 22 | Tujuh Langkah Menafsirkan Alkitab dengan Efektif dan Akurat

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab TUJUH SARAN PRAKTIS 1. Biarkan Alkitab menjadi yang terutama lebih dari budaya kita. 2. Bersikaplah rendah hati. 3. Andalkan Roh Kudus dengan banyak berdoa 4. Lengkapilah orang lain 5. Penafsiran alkitan adalah tentang memuridkan 6. Beri kebebasan untuk membuat kesalahan 7. Jangan ragu dengan menafsirakan Alkitab 23 | Tujuh Langkah Menafsirkan Alkitab dengan Efektif dan Akurat

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 05 MENAFSIRKAN CERITA/NARASI APA ITU CERITA ATAU NARASI? Semua orang menikmati cerita yang bagus! Sebagian besar isi Alkitab adalah sebuah cerita, artinya TUHAN sangat menyukai sebuah cerita sehingga seorang yang belajar Hermeneutik harus memberi perhatian khusus pada kisah-kisah yang ditemukan dalam alkitab. Sebuah cerita adalah bentuk sastra atau gaya penulisan tertentu yang juga disebut dengan narasi. Sebagian besar Perjanjian Lama adalah narasi. Keempat Injil dan Kisah Para Rasul juga memuat banyak narasi tentang jemaat mula-mula. PRINSIP TENTANG NARASI Sebelum menafsirkan narasi, maka ada empat prinsip tentang kisah-kisah yang ditemukan dalam Alkitab untuk diingat, yaitu : 1. Narasi Menunjukkan Siapa TUHAN. Narasi berusaha menyatakan siapa Tuhan. Kisah tentang Pribadi dan perbuatan TUHAN yang besar dinyatakan dalam setiap narasi di alkitab. Contoh:___________________________________________________ 2. Narasi Menunjukkan bahwa TUHAN memegang Kendali. Kehidupan manusia serta alam dan segala isinya dikendalikan oleh Tuhan melalui kisah-kisah alkitab yang berbentuk narasi. Contoh:___________________________________________________ 3. Narasi menekankan Peristiwa Sejarah yang Signifikan bagi Umat TUHAN. Narasi dalam alkitab mengisahkan tentang persitiwa sejarah yang sungguh-sungguh terjadi. Peristiwa tentang penciptaan dan pembentukan bangsa Israel serta jemaat mula- mula adalah kisah sejarah yang diakui kebenarannya. Contoh:___________________________________________________ 4. Narasi Menampilkan Semua yang Baik dan Buruk Secara Gamblang. Alkitab berisi kisah-kisah orang-orang biasa yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Kesempurnaan mereka serta cacat dan kekurangannyapun dikisahkan secara gambling tanpa ada yang ditutupi. Karakter asli dari tokoh dalam alkitab dikisahkan dengan jelas. Contoh:___________________________________________________ Dengan mengingat empat hal tersebut di atas, maka kita akan lebih mudah untuk menafsirkan cerita atau narasi karena ada latar belakang yang membentuknya. 24 | Menafsirkan Cerita atau Narasi

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab MENGUPAS NARASI Saat kita mengupas cerita alkitab ada baiknya mengajukan empat pertanyaan berikut : 1. Apa yang terjadi? Pahamilah keseluruhan kisah dalam narasi dalam nas atau perikop yang akan ditafsirkan. Peristiwa dan karakter utama akan memiliki implikasi yang paling besar dalam penafsiran ini. 2. Kapan dan di mana itu terjadi? Ketika narasi akan ditafsirkan, maka akan ada peristiwa sejarah yang mengikutinya, pelajarilah buku-buku survey perjanjian lama dan baru untuk memahami latar belakang yang muncul. 3. Siapa yang melakukannya? Atau siapa tokoh sentralnya? Selain tokoh utama dalam narasi, pelajarilah tokoh-tokoh pendukunganya atau tokoh minornya. Selidikilah arti nama mereka, keluarga, kehidupan pribadinya atau latar belakang kehidupan tokoh utama dan minornya. Bisa saja tokoh utama dalam narasi adalah TUHAN sendiri dengan karakter dan sifat yang tentu berbeda dengan narasi yang lain. 4. Mengapa mereka bertindak demikian? Tujuannya apa? a. Dalam narasi ada tindakan yang dilakukan oleh karakter utamanya bertindak dengan tujuan dan motivasi tertentu. Selidikilah hal tersebut dan daftarkanlah. b. Tidak semua kejadian dicatat dalam alkitab, beberapa dibiatrkan saja, namun ketika alkitab menuliskan narasi tentu ada maksud mengapa menuliskannya. Temukanlah apa pentingnya narasi tersebut di catat supya diingat dan diteruskan kepada generasi selanjutnya. Menyelidiki narasi melalui empat pertanyaan tersebut akan membuat kita memahami dengan baik keseluruhan isi narasi sehingga mampu menafsirkan dengat tepat dan mengaitkannya dengan kehidupan kita sehari-hari. PRAKTEK MENAFSIRKAN NARASI Sekarang mari kita mencoba berlatih untuk menfasirkan narasi dari Perjanjian Lama dengan memakai 4 pertanyaan di atas dan menghubungkan dengan tujuh langkah menafsirkan Alkitab yang sudah kita pelajari. Buka dan Bacalah 2 Samuel 12:1-15 dan pakailah pendekatan tujuh langkah untuk mengupasnya Pertama, Bentuk sastra macam apa yang menjadi bagian Alkitab ini dan apa implikasinya? ___________________________________________________________ Kedua, Apa batas konteks dari nas ini? Batas konteks nas ini ditemukan pada ayat ______________ sampai ayat _____________. Dimulai dari ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ 25 | Menafsirkan Cerita atau Narasi

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab Selidikilah dengan seksama… Apa? Apa yang ada dalam narasi ini ________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Kapan? _______________________________________________________________ Siapa? Sebutkan actor utama dan actor kecil yang ada dalam narasi ini.  Aktor utamanya ___________________________________________________  Aktor kecil dalam cerita _____________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ Dalam sebuah narasi akan ada beberapa nama, suku, kelompok atau orang-orang. yang paling penting adalah harus bisa membedakan mana yang actor utama dan actor pendukungnya. Ketiga, Apa yang TUHAN katakan melalui bagian ini kepada pendengat awalnya? yang harus ditanyakan adalah mengapa? Siapakah pendengar awal nas ini? ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Keempat, Apa prinsip umum yang ada dalam pikiran Tuhan melalui perikop alkitab ini untuk semua orang dan semua budaya? Kembali ke pertanyaan mengapa? Mengapa kisah ini dicatat? ______________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Kelima, Apa yang Tuhan katakan melalui nas ini kepada Anda hari ini? Ini adalah pertanyaan yang bersifat pribadi, hasil perenungan pribadi atas apa yang sudah kita baca. Coba daftarkanlah apa yang Anda dapatkan secara pribadi ! ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Keenam, Apa yang Tuhan katakan kepada jemaat pada saat ini? Pertanyaan ini menunjuk kepada aplikasi yang harus dilakukan jemaat atau pendengar ketika disampaikan ___________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ 26 | Menafsirkan Cerita atau Narasi

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab Ketujuh, Bagaimana cara mengkomunikasikan keseluruhan nas ini kepada jemaat? Cobalah memakai beberapa pertanyaan berikut ini untuk mendapatkan jawabannya 1. Bagaimana cara jemaat mendengar sebuah cerita? Siapa yang biasanya mereka dengarkan? 2. Apakah ada kisah atau cerita yang mirip dengan nas di atas yang cukup berdampak bagi kehidupan jemaat? 3. Apakah ada kisah dalam budaya kita yang bisa dikaitkan dengan kisah tersebut? 4. Bagaimana mengkomunikasikan atau menyampaikan keseluruhan nas ini? Perhatikan ! Langkah 1-4 adalah pendekatan untuk membaca alkitab, sedangkan langkah 5-7 adalah pendekatan untuk menghubungkan Alkitab dengan pembaca, yaitu ANda dan pendengar Anda. Tujuan akhir Hermeneutik adalah menyampaikan penemuan kebenaran kepada jemaat atau orang lain. Tugas untuk dikerjakan ! 1. Bacalah kisah selanjutnya dalam 2 Samuel 12:15-25. 2. Lakukan penafsiran Alkitab pada narasi ini dengan mengupasnya seperti langkah-langkah di atas 3. Berdoalah senantiasa untuk setiap langkah ANda! Perhatikan 7 Langkah Berikut ! 1. Langkah 1 : Bentuk sastra macam apa yang menjadi bagian Alkitab ini dan apa implikasinya? 2. Langkah 2 : Apa batas konteks perikop dari bagian Alkitab? 3. Langkah 3 : Apa yang TUHAN katakan melalui bagian Alkitab ini kepada pendengar aslinya? 4. Langkah 4 : Apakah prinsip utama yang ada dalam piokiran TUHAN melalui nas ALkitab ini untuk semua orang dan semua budaya? 5. Langkah 5 : Apa yang TUHAN katakan dari nas ini kepada ANda hari ini? 6. Langkah 6 : APa yang TUHAN katakan dari nas ini kepada jemaat ? 7. Langkah 7 : Bagaimana cara mengkomunikasikan kebenaran bagian ini? 27 | Menafsirkan Cerita atau Narasi

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 28 | Menafsirkan Cerita atau Narasi

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 06 MENAFSIRKAN HUKUM APA ITU HUKUM ? Alkitab berisi juga tentang hukum-hukum dan paling banyak di catat di Keluaran, Imamat dan Ulangan. Sepertinya hukum-hukum ini sudah terlalu kuno sehingga seringkali diabaikan oleh orang percaya. Namun kita tahu bahwa segala tulisan dalam ALkitab adalah Ilham TUHAN yang sangat bermanfaat dan memberikan banyak pelajaran kepada kita. Masih apa manfaat Alkitab dari 2 Timotius 3:16 ? Daftarkanlah sekali lagi _____________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Ketika membaca, mempelajari dan menafsirkan hukum dalam Alkitab, maka kita harus memperhatikan bagian yang sangat penting, yaitu Langkah ke 4 : mencari prinsip umum di balik hukum yang Tuhan maksudkan untuk semua orang dan semua budaya. Hal ini sangat penting karena budaya Israel sangat jauh berbeda dengan budaya bangsa-bangsa lain, terlebih Israel kuno yang memiliki kebiasaan yang sangat berbeda dengan bangsa sekitarnya. PRINSIP TENTANG HUKUM Sangat penting memahami dan mengingat empat prinsip tentang hukum dalam Perjanjian Lama yang diberikan kepada umat Israel dan kepada kita serta bagaimana kita memandangnya di masa kini. 1. Hukum itu Baik. Hukum dalam Perjanjian Lama diberikan Tuhan bukan sebagai sesuatu yang memberatkan. Hukum dalam Perjanjian Lama adalah baik dan tidak bersifat negative, bahkan umat Israel juga memandangnya demikian. Bacalah Mazmur 1:2. 2. Hukum adalah Respon Sukarela atas Kasih Karunia Tuhan. Bagi umat Israel menaati hukum merupakan sebuah kesempatan untuk menanggapi kasih karunia Tuhan dan mendapatkan berkat TUHAN. Mereka merasa bahwa TUHAN telah melepaskan dari Mesir dan menyelamatkan mereka sehingga mereka ingin menyenangkan hati Tuhan. 3. Hukum Menolong Bagaimana Cara mengasihi TUHAN dan sesama Secara Konkrit. Bangsa Israel menaati hukum secara sukarela karena mereka tahu bahwa cara itulah mereka bisa menunjukkan bagaimana mengasihi Tuhan dan sesama. Mereka sudah mengenal Tuhan, namun mereka tidak tahu banyak tentang TUHAN serta bagaimana mereka berelasi dengan Dia. Hukum-hukum itu mengatur juga tentang bagaimana mengasihi sesama setiap hari. 29 | Menafsirkan Hukum

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 4. Hukum Membentuk Bangsa Israel. Selama masa penindasan di Mesir, bangsa Israel bersatu karena hubungan darah dan kondisi sebagai budak. Namun melalui hukum sebagai konstirusi, mereka menjadi sebuah negara yang dibentuk oleh Tuhan sendiri yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu ingatlah keempat prinsip tersebut ketika menafsirkan sebuah hukum yang sudah dituliskan oleh TUHAN karena pasti bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan dan mendidik dalam kebenaran. JENIS HUKUM DALAM ALKITAB Ada dua jenis hukum yang cukup mudah ditafsirkan yaitu universal dan situasional. 1. Hukum Universal. Hukum universal berlaku untuk semua keadaan, budaya dan waktu serta berlaku untuk semua orang. Contohnya adalah 10 Perintah Tuhan merupakan hukum Universal. Menafsirkan Hukum Universal relative lebih mudah karena berlaku sama dalam konteks awalnya. 2. Hukum Situasional. Hukum seperti ini ditujukan untuk situasi tertentu, budaya tertentu dan waktu tertentu dan tidak berlaku untuk semua orang. Hukum ini adalah hukum kasus per kasus. Jika kita perhatikan, hukum dalam Kitab Keluaran, Imamat dan Ulangan adalah hukum situasional sehingga menafsirkannya lebih kompleks. Keadaan pada waktu itu tidak sama dengan keadaan sekarang. PRAKTEK MENAFSIRKAN HUKUM SITUASIONAL Buka dan bacalah Imamat 13-14. Tetaplah memakai Pendekatan 7 langkah yang sudah kita pelajari. Pertama, Bentuk sastra macam apa yang menjadi bagian Alkitab ini dan apa implikasinya? __________________________________________________________ Bagaimana situasi masa itu berdasarkan bagian ini? Kedua, Apa batas konteks bagian ALkitab ini? Perhatikan pasal 12 yang membahas tentang _______________________________________________________________ dan pasal 15 yang membahas tentang ______________________________________. Sedangkan pasal 13-14 membahas tentang __________________________________ ______________________________________________________________________ Pasal 13 membahas tentang _____________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Pasal 14 membahas tentang _____________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ 30 | Menafsirkan Hukum

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab Ketiga, Apa yang TUHAN katakan melalui bagian ini kepada pendengar aslinya? Perhatikanlah konteks aslinya dan kondisi sesungguhnya tentang penyakit menular. ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Keempat, Apa prinsip umum yang ada dalam pikiran TUHAN melalui perikop ini untuk semua orang dan semua budaya? Bagian ini cukup sulit, namun cobalah merenungkannya supaya kita mengetahui apa prinsip umum yang kita dapatkan dari bagian ini untuk semua orang dan semua budaya. ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Kelima, Apa yang TUHAN katakan kepada Anda pada hari ini? Bagian ini berkaitan dengan penerapan secara pribadi. Coba daftarkan apa yang sdang TUHAN katakan. ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Keenam, Apa yang TUHAN katakan kepada jemaat berkaitan dengan bagian ini? Langkah 4,5 6 hampir sama, cobalah tuliskan dengan kalimat sederhana ! ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Ketujuh, Bagaimana cara mengkomunikasikan bagian ini kepada jemaat atau komunitas Anda? Perhatikan beberapa pertanyaan berikut 1. Bagaimana jemaat melihat hukum situasional ini? Apakah postif atau negative? Apakah mereka menaatinya atau mencari cara lain? ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ 2. Apakah ada relevansi hukum situasional ini dengan keadaan sekarang ini? ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ 3. Apakah ada peristiwa local atau insiden berkaitan dengan hukum situasional ini? ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ 31 | Menafsirkan Hukum

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab Perhatikan ! Menafsirkan hukum situasional perlu mempelajari kondisi yang terjadi pada saat hukum itu diberikan. Hindarkan langsung menafsirkan hukum situasional dengan kondisi sekarang yang tentunya sangat berbeda konteks. Misalnya tentang hukuman TUHAN yang tidak bisa langsung ditafsirkan secara literal pada masa sekarang meskipun ada kasus yang sama. Bisakah Anda mencari contohnya? TUGAS UNTUK DIKERJAKAN ! 1. Baca dan renungkanlah Keluaran 21:28-29 2. Lakukanlah penafsiran Alkitab dengan pendekatan seperti di atas 3. Setiap langkah yang akan dilakukan berdoalah dahulu. 32 | Menafsirkan Hukum

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 33 | Menafsirkan Hukum

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 07 MENAFSIRKAN PUISI APA ITU PUISI ? Pusisi dalam Alkitab biasanya dikaitkan dengan Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, namun sesungguhnnya hampir di semua kitab dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Misalnya Keluaran 15, Yunus 2, Wahyu 4 dan 5. Kutipan Tuhan Yesus dalam Injil. Penulis puisi memilih kata dan frasa tertentu yang menjangkau kedalaman hati dan perasaan pendengarnya. Puisi merupakan ungkapan hati penulisnya bagaimana mereka memandang kehidupan dan menafsirkan peristiwa-peristiwa kehidupan yaitu pandangan mereka terhadap masalah, pengalaman, iman, cara berpikir dan sikap dunia di sekitar mereka. Puisi biasanya ditulis untuk menyentuh hati dan sangat ekspresif secara emosional sehingga banyak puisi yang memaka kata dan kalimat, kiasan dan gambaran yang tidak harafiah. Buka dan bacalah Mazmur 42:1 di mana penulis merindukan TUHAN seperti rusa yang terengah-engah mencari air. Ketika kita menafsirkannya, maka kita tidak menganggap bahwa dia benar-benar terengah-engah, namun hal ini menunjukkan kesungguhan ketika mencari Tuhan. Perhatikanlah contoh lain dari Amsal 15: 1, bahwa ini merupakan pernyataan yang secara umum benar, tetapi tidak berlaku setiap saat. JENIS PUISI Ada berbagai jenis puisi, beberapa puisi memiliki keseimbangan sajak antara dua baris, di mana kata terakhir di baris pertama beriringan dengan kata terakhir di baris kedua. Memang kadang tidak terlihat jika kita memakai alkitab bahasa kita, namun jika memakai alkitab bahasa asli akan nampak sekali penjelasan ini. Puisi juga sering memiliki keseimbangan ritme dan pemikiran di mana baris kedua terkait dengan baris pertama. Baris kedua bisa saja menegaskan pemikiran di baris kedua atau menentang pemikisan di baris pertama atau melengkapi pemikiran di baris pertama. Keseimbangan ritme ini disebu dengan paralelisme. Perhatikan beberapa contoh berikut : 1. Bacalah Mazmur 24:1 dan Amsal 1:8 Kedua contoh di atas baris kedua pada dasarnya mengulangi baris kedua hanya menggunakan kata-kata berbeda. Cobalah mendaftarkan pengulangan itu ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 34 | Menafsirkan Puisi

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 2. Bacalah Mazmur 1:6 dan Amsal 15:1 Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa baris kedua berbeda dengan apa yang dikatakan pada baris pertama. Penggunaan kata tetapi menjadi pertanda. Analisalah secara sederhana kedua contoh tersebut ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 3. Bacalah Mazmur 9:10 dan A,sal 10:22. Cobalah menganalisanya ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 4. Bacalah Mazmur 42:1 dan Amsal 27:17 dalam kedua contoh di atas, gambaran baris pertama dalam Mazmur menggambarkan pemikiran dari baris kedua. Kata kuncinya adalah _______________________ dan ________________________ BAGAIMANA MENAFSIRKAN PUISI 1. Tentukanlah batas kontek perikopnya. Jika kita membaca Mazmur dan beberapa Amsal, maka aka nada judul sebelum nas atau perikop yang akan membantu kita dalam hal siapa yang menulisnya, mengapa itu di tulis dan lagu apa yang dilambangkan. Carilah contoh dan analisalah ____________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 2. Pahamilah Pararelismenya. Pararelisme yang sederhana terdiri dari dua baris, namun banyak yang lebih dari dua baris, kadang kadang dikombinasi dengan yang lainnya. Analisalah bentuk puisi yang sudah ada tersebut. 3. Ada berbagai macam puisi. Pararelisme adalah salah satu contohnya, oleh karena itu ada berbagai bentuk puisi dalam Alkitab kita.  Paralel Sinonim (mengandung ide yang searti), mis: Mazmur 24:3.  Paralel Antitesis (mengandung ide yang bertentangan), mis: Mazmur  Paralel Sintesis (mengandung ide yang terpadu), mis Mazmur 35:1-2 35 | Menafsirkan Puisi

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 4. Dalam Puisi ada berbagai macam idiom seperti  Antrophomorfisme. Artinya mengambil bentuk manusia. Dalam Alkitab banyak dipakai khususnya untuk berbicara tentang TUHAN. Perlu diperhatikan bahwa seringkali arti kata-kata tersebut. bukan menunjuk kepada arti harafiahnya. Contoh: \"tanganNya yang kuat..\"  Mengabsolutkan yang relatif. Menyebut sesuatu yang relatif dengan cara yang absolut. Contoh: \"Jikalau seseorang tidak datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya...\". {Lukas 14:26}  Merelatifkan yang absolut. Menyebut sesuatu yang absolut dengan cara yang relatif. Contoh: \"Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya.\". {Lu 11:32}  \"Anak dari.........\".Menyebutkan arti lain dari arti harafiahnya. Contoh: \"anak Daud\" artinya keturunan Daud. 5. Puisi juga mengandung Kiasan atau gaya bahasa  Metafora. Artinya: membandingkan dua hal yang mempunyai arti yang berlainan. Contoh: \"Akulah roti hidup;\" {Yohanes 6:35}  Simili. Artinya: membandingkan dua hal yang berlainan memakai kata \"seperti\". Contoh: \"Aku akan seperti embun bagi Israel,...\" {Hosea 14:6}  Sinekdot. Artinya: bagian yang mewakili keseluruhan, atau sebaliknya. Contoh: \"semua penduduk Yerusalem\" {Markus 1:5}  Antromorf. Artinya: berbicara kepada benda mati yang diperlakukan sebagai manusia. Contoh: \"Hai mezbah, hai mezbah\" {1 Raja-Raja 13:2}  Personifikasi. Artinya: berbicara mengenai benda yang tidak hidup menjadi seolah- olah hidup. Contoh: \"Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan.\" {Mazmur 98:8}  Hiperbole. Artinya: pernyataan yang dilebih-lebihkan. Contoh: \"Air mataku berlinang seperti aliran air.\" {Mazmur 119:136}  Interogasi. Artinya: bentuk pertanyaan, yang jawabannya sudah diharapkan oleh si penanya. Contoh: \"Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?\" Mazmur 8:4  Ironi. Artinya: berlawanan dengan arti yang sebenarnya. Contoh: \"bersama-sama kamu hikmat akan mati\" {Ayub 12:2} TUGAS UNTUK DIKERJAKAN 1. Bacalah Amsal 1:8-9. Berikan perhatian khusus pada pararelisme yang ditemukan dalam ayat ini. 2. Lakukan penafsiran dengan pendekatan 7 langkah yang sudah kita pelajari! 3. Setiap langkah diselesaikan, berdoalah senantiasa. 36 | Menafsirkan Puisi

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab 37 | Menafsirkan Puisi

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ 08 MENAFSIRKAN NUBUAT APA ITU NUBUAT? Salah satu bentuk sastra yang paling sulit ditafsirkan adalah nubuat yang disebabkan perdebatan tentang para nabi yang menyampaikan nubuat. Kita tahu bahwa dari waktu ke waktu, ada begitu banyak nabi palsu yang bermunculan sepanjang waktu. Dalam Perjanjian Lama ada begitu banyak nubuatan yang dicatat dan banyak ditemukan di 4 nabi utama : Yesaya, Yeremia, Yehezkhiel dan Daniel. Demikian juga dengan nabi-nabi kecil yang lebih pendek (12 kitab). Perjanjian Barupun juga mencatat beberapa nubuat baik yang dikatakan TUHAN Yesus maupun para Rasul. Nubuat termasuk bentuk sastra yang harus ditafsirkan dengan benar namun ternyata banyak disalah artikan. Dari banyaknya jumlah nubuatan yang ada di Alkitab, maka sangat perlu kita memberi perhatian dalam menafsir. Ciri/karakteristik nubuatan: biasanya menggunakan gaya bahasa/kata kiasan, sehingga artinya tidak jelas. Kata kerja yang digunakan adalah bentuk-bentuk keakanan dan penggenapannya adalah untuk waktu yang akan datang (bisa waktu dekat atau jauh), dan jelas memiliki perspektif nubuatan dengan bersyarat atau tidak bersyarat. Nubuatan dibedakan dalam beberapa macam: 1. Nubuatan yang akan terjadi langsung saat dikatakan Contoh: \"Aku akan mengeraskan hati Firaun\" {Keluaran 14:4} 2. Nubuatan PL yang digenapi kemudian pada masa PL Contoh: Yosua 6:26 ; 1 Raja-Raja16:34 3. Nubuatan PL yang digenapi kemudian pada masa PB Contoh: Nubuatan-nubuatan tentang Mesias. 4. Nubuatan PB yang digenapi kemudian pada masa PB Contoh: Markus 13:2 5. Nubuatan PL dan PB yang belum digenapi Contoh: Kedatangan Kristus yang kedua kali. PRINISP TENTANG NUBUATAN 1. Definisi Seorang Nabi. Nabi adalah juru bicara TUHAN yang menyatakan kehendak TUHAN kepada umat-Nya. Penekanannya adalah pada pesan yang mereka bawa untuk disampaikan kepada umat TUHAN. 2. Latar Belakang Sejarah Nabi. Ketika mereka menyampaikan pesan TUHAN, mereka ada dalam kondisi dan situasi tertentu serta latar belakang yang spesifik. Oleh karena itu sangat penting memahami situasi sejarah di mana nabi itu menyampaikan pesannya. 3. Situasi Kehidupan Nabi. Biasanya kehidupan para nabi dikaitkan dengan pesan yang disampaikannya (Contoh : Hosea), sehingga seorang penafsir harus memperhatikan kehidupan seorang nabi. 38 | Menafsirkan Nubuatan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ 4. Pesan Nabi. Pesan Nabi biasanya disampaikan secara lisan dan diucapkan kepada pendengarnya pada masa itu. Khotbah yang disampaikan biasanya didapatkan dari penglihatan atau pendengaran dari TUHAN, lalu dia menyampaikan kepada pendengarnya dengan bahasa dan cara yang mudah dimengerti oleh orang-orang pada masa itu. Terkadang dikhotbahkan dengan gaya puisi. JENIS NUBUATAN Nubuatan akan sangat mudah ditafsirkan jika kita bisa membedakan bahwa nubuatan merupakan bentuk panggilan pertobatan dan penglihatan akan masa depan. 1. Panggilan untuk Pertobatan. Biasanya berbentuk teguran keras kepada umat TUHAN yang disampaikan para nabi supaya ada pertobatan dari ketidaktaaatan. NUbuatan juga menyatakan berkat TUHAN bagi yang bertobat. Nubuatan jenis ini memiliki aspek sekarang juga yang harus diresponi dengan segera oleh pendengar awalnya. Contoh : __________________________________________________________________ 2. Penglihatan akan Masa Depan. Nubuatan ini mengumumkan tentang masa depan sebagai bagian dari pesannya yaitu tentang hukuman dan keselamatyan bagi umatNya dan bangsa- bangsa lain. Meskipun demikian nubuatan ini berakar pada situasi masyarakat saat itu yang juga disertai dengan panggilan untuk pertobatan. Membedakan kedua jenis nubuatn di atas tentu tidak mudah karena nubuatan seringkali bersifat ganda, yaitu panggilan untuk bertobat, dibarengi dengan penglihatan akan masa depan. Hal inilah yang seringkali membuat para penafsir sering mencoba menerapkan semua perikop nubuat kepada peristiwa pada masa sekarang ini yang bisa berakibat buruk (ketersesatan). Karena itu perlu diperhatikan bahwa situasi saat itu tidak sama dengan situasi saat ini sehingga kita perlu lebih memperhatikan prinsip umum bagian ini untuk semua orang dan semua budaya PRAKTEK MENAFSIRKAN NUBUAT Buka dan bacalah Yesaya 7:10-17. Pakailah pendekatan 7 langkah untuk menafsirkan Langkah 1. Bentuk sastra macam apa yang menjadi bagian Alkitab ini dan apa implikasinya? Bentuk sastra yang ditemukan adalah nubuat. Situasi yang ditangani Yesays terhadap Raja Ahas mungkin situasi yang berbeda dengan kita. Kita seharusnya mencari prinsip umum agar pasal ini memiliki arti bagi kita pada masa kini. ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Langkah 2. Apa batas konteks perikop dari bagian Alkitab? Yessya 7:10-17 ditemukan dalam konteks keseluruhan dari Yesaya 7:1-8:4. Konteks sejarahnya adalah bahwa 39 | Menafsirkan Nubuatan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ uriah dan Kerajaan Utara Israel bersatu melawan Kerajaan Selatan Yeshuda dan Yerusalem yang dipimpin Raja Ahas. Nabi Yesaya diutus untuk meneguhkan Rahja Ahas yang mengalami ketakutan. Yesaya menubuatkan bahwa musuhnya akan dihancurkan sehingga mendorong Ahas untuk tetap teguh dalam imannya. COba analisa dan jabarkanlah kisah dalam Yesaya 7:10-17 ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Langkah 3. Apa yang TUHAN katakan pada bagian ini kepada pendengar aslinya? Pendengar asli dalam nas ini adalah Raja Ahas dan rakyat Yehuda. Mereka dinasehati oleh Nabi Yesaya supaya, “ Jangan takut, TUHAN akan menjagamu.” Dari nasehat inilah Nabi Yesaya menyatakan suatu penglihatan untuk masa depan, “TUHAN akan memberi Ahas suatu tanda. Dalam waktu dekat seorang anak akan lahir dari perawan dan namanya adalah Immanuel, TUHAN beserta kita.” yang menunjukkan bahwa memang TUHAN beserta dengan mereka. Nubuatan ini digenapi dengan lahirnay seorang putra dari seorang perawan (istri kedua Yesaya, bdk Yesaya 8:3-4). Selanjutnya dalam waktu 2 tahun, Suriah dan Kerajaan Utara dihancurkan oleh Asyur. Perhatikan, bahwa penjelasan di atas benar, namun penglihatan atau nubuatan bisa bersifat ganda. Sehingga bagian ini ternyata juga merupakan nubuatan tentang Mesias (lihat Matius 1:23). Matius dengan tepat mengutip Yesaya 7:14 sebagai bukti nubuatan kelahiran TUHAN Yesus, tetapi baik Yesaya maupun Raja Ahas tidak melihat kegenapan tentang nubuatan Mesianik yang akan terjadi jauh di masa depan. Namun, Bapa di sorga tahu semua ini! Dialah yang mendorong Matius untuk mengutip Yesaya 7:14 sehubungan dengan kelaharian Yesus Kristus. Prinsip : Biarkan Alkitab berbicara sendiri terlebih dahulu. 40 | Menafsirkan Nubuatan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ Langkah 4. Apa prinsip umum yang ada dalam pikiran TUHAN melalui nas iniuntuk semua orang dan semua budaya? Prinsip umum disini lebih padat karena penglihatan ini bergabung dengan seruan pertobatan, ditambah lagi merupakan penglihatan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus sehingga prinsip umumnya adalah ketika masa masa sulit, TUHAN tetap memegang kendali sejarah. Setiap pengikut-Nya yang taat kepada- Nya tidak perlu takut. TUHAN hadir bersama dengan mereka. Janji ini digenapi dan paling nyata dalam kedatangan Yesus Kristus. Langkah 5. Apa yang Tuhan katakan melalui bagian Alkitab ini kepada ANda hari ini? ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Langkah 6. Apa yang Tuhan katakan melalui nas ini kepada jemaat saat ini? ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Langkah 7. Bagaimana Anda akan mengkomunikasikan kebenaran dari bagian ALkitab ini kepada jemaat? Menjawab pertanyaan mari pikirkan pertanyaan-pertanyaa berikut sehubungan dengan nubuatan : 1. Sikap apa yang dimiliki jemaat dan murid Anda terhadap para nabi dan nubuatan di masa kini? Bagaimana mereka memandang seseorang yang dianggap sebagai nabi? Positif atau negative? Bagaimana pandangan jemaat terhadap orang yang mengaku nabi tetapi ternyata tidak benar? 2. Apakah jemaat memahai nubuatan sebagai sebuah panggilan pertobatan atau penglihatan masa depan atau keduanya? 3. Apakah ada ucapan nubuatan atau kenabian di masa modern ini yang diterima jemaat? Bagaimana jemaat menghubungkannya dengan kehidupan mereka sehari-hari? 4. Apakah ada peristiwa atau insiden local sehingga mereka bisa menafsirkan nubuatan? 41 | Menafsirkan Nubuatan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ PERHATIAN! Teruslah berlatih untuk menafsirkan nubuatan, dengan berlatih maka Anda akan menjadi lebih ahli dan mudah untuk menafsirkan nubuatan. Perhatikan pertanyaan beriku ini : 1. Mengapa begitu penting untuk melihat bahwa nubuat itu adalah panggilan untuk pertobatan atau suatu penglihatan untuk masa depan? Mengapa nubuatan masa depan selalu terkait dengan seruan pertobatan? ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 2. Mengapa memahami konteks sejarah nabi dan nubuatannya begitu penting bagi penafsiran yang benar? ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 3. Bagaimana jemaat melihat jenis nubuatan dalam kehidupan dan dalam Alkitab? ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ LATIHAN/TUGAS UNTUK DIKERJAKAN ! 1. Bacalah Yunus 3:1-10. Berikan perhatian khusus pada ayat 4 2. Lakukan penafsiran nas ini dengan mengupas nubuatan ini sesuai dengan pendekatan 7 langkah 3. Tetaplah berdoa setiap menyelesaikan langkah langkahnya! 42 | Menafsirkan Nubuatan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ 43 | Menafsirkan Nubuatan

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ 09 MENAFSIRKAN PERKATAAN TUHAN YESUS TUHAN YESUS ADALAH SANG GURU AGUNG. Tuhan Yesus adalah Pribadi yang sangat tahu bagaimana mengkomunikasikan pesan-pesannya kepada semua golongan sehingga semua bisa memahaminya. Tuhan mengkomunikasikan dengan ketrampilan kuasa sehingga banyak orang kagum akan pengajarannya (Matius 7:28) dan beberapa bahkan mempertanyakan di mana dia mendapatkan pengajarannya tersebut (Yohanes 7:15). Tuhan Yesus selalu menyampaikan pesannya dengan berbagai cerita yang mendalam atau pertanyaan balasan yang sesuai dengan pertanyaan para pemimpin agama Yahudi. Banyak orang mendengar dengan baik semua pengajaran Tuhan Yesus dan mengingatnya sehingga akhirnya tersusunlah 4 Injil. Sebagai seorang guru, Tuhan Yesus memakai banyak cara yang berbeda untuk menyampaikan pesannya, salah satunya adalah kiasan. Kiasan merupakan cara untuk menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda sehingga lebih mudah diingat. PERKATAAN TUHAN YESUS DAN PENGGUNAAN KIASAN Ada banyak kiasan yang dipakai Tuhan Yesus 1. Pernyataan Berlebihan (Eksagerasi). Pertanyaan seperti ini melebih-lebihkan sesuatu yang sebetulnya sudah jelas tetapi dinyatakan untuk menegaskan. Contoh : Matius 7:3-5 Tuhan Yesus melebih-lebihkan untuk menegaskan maksudnya, tidak mungkin ada orang yang ada balok dimatanya. Kiasan ini jangan dipahami secara harafiah. Menurut Anda apa maksud dari pernyataan Tuhan Yesus ini? ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ Perhatikan konteks besarnya dari Matius 7:1-5 sehingga bagian ini menjadi lebih jelas. 2. Hiperbola. Hiperbola adalah pernyataan ekstrim yang disengaja untuk menunjukkan suatu maksud. Contoh : Matius 5:29-30. Apakah Tuhan Yesus ingin seseorang mencukil matanya dan memotong tangannya? Bagian ini tidak bisa diartikan secara harafiah namun ungkapan dan penegasan keseriusan dosa dalam hidup kita yang jika dibiarkan akan berujung kepada neraka. Konteks besarnya pada pasal 5:21-48 44 | Menafsirkan Perkataan Tuhan Yesus

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ 3. Pertanyan Balasan. ini merupakan metode argumentasi, di mana pertanyaan digunakan untuk menjawab pertanyaan atau jawaban sebelumnya. Contoh : Matius 12:11-12 Tuhan Yesus menjawab pertanyaan seseorang dengan menggunakan pertanyaan-Nya sendiri. ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 4. Peribahasan. Peribahasa adalah pepatah singkat yang berisi kebenaran yang mudah untuk diingat. Ketika Tuhan Yesus berbicara tentang peribahasa, kita tidak atahu apakah peribahasa itusudah dikenal atau Dia membuatnya sendiri. Namun intinya kita harus bisa memahami kebenaran dalam peribahasa yang mudah diingat. Contoh : Markus 2:17, Lukas 9:62. Bisakah kita menganalisanya? ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ PRINSIP UMUM MENAFSIRKAN PERKATAAN TUHAN YESUS Setidaknya ada 3 prinsip umum dalam menafsirkan perkataan Tuhan Yesus, mari kita lihat satu persatu : 1. Penggunaan Kiasan Berlaku secara Universal di seluruh Budaya. Hampir semua budaya dan tempat di segala jaman memiliki kiasan-kiasan yang indah. Coba pikirkan satu kiasan dalam bahasa Anda dan berikan artinya….. INilah mengapa Tuhan Yesus memakai kiasan sehingga pengajarannya akan mudah diingat. 2. Perhatikan jenis kiasan yang digunakan. Penafsiran yang tepat atas perkataan Tuhan Yesus dimulai dari ketepatan kita melihat tipe kiasan yang dipakai. 3. Tentukanlah batas konteks perikop. Konteks menjadi sangat penting ketika menafsirkan perkataan Tuhan Yesus dan kiasan yang digunakan sehingga 45 | Menafsirkan Perkataan Tuhan Yesus

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ setiap kiasan harus dilihat dalam konteks keseluruhan sehingga arti yang sesungguhnya dapat dipahami. PERHATIKAN ! Teruslah melatih diri dengan menafsirkan kiasan atau ucapan Tuhan Yesus. Anda bisa memulainya dengan mendaftarkan ayat-ayat yang berisi ucapan Tuhan Yesus yang berbentuk kiasan. Carilah 5 saja dan tulis dibawah ini : 1. ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 2. ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 3. ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 4. ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 5. ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ TUGAS UNTUK DIKERJAKAN ! 1. Bacalah perkataan Tuhan Yesus dari Matius 7:3-5, berikan perhatian khusus pada perkataan kiasan yang digunakan. 2. Lakukan penafsiran dengan Pendekatan 7 langkah! 3. Ingatlah untuk berdoa melalui setiap langkah! 46 | Menafsirkan Perkataan Tuhan Yesus

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ 47 | Menafsirkan Perkataan Tuhan Yesus

Hermeneutika II : Menemukan Kebenaran Alkitab _____________________________________________________________________________________ 10 MENAFSIRKAN PERUMPAMAAN TUHAN YESUS APA ITU PERUMPAMAAN? Salah satu cara komunikadsi Tuhan Yesus yang paling terkenal adalah melalui perumpamaan. Pengajaran perumpamaan disampaukan kepada murid-muridNya dengan perumpamaan karena dalam perumpamaan semua orang menikmati cerita yang bagus. Perumpamaan adalah sebuah cerita atau kisah yang menyampaikan suatua makna. Sebuah cerita yang menunjukkan maksudnya melalui umapanya. Perumpamaan ibarat kiasan dalam bentuk cerita. Perumpamaan biasanya diartikan sebagai sebuah cerita yang mengandung kebenaran hidup tetapi tidak sungguh-sungguh terjadi (tidak ada nilai sejarah) dan diceritakan dengan maksud untuk memberikan kebenaran moral atau rohani. (bisa disebut sebagai perpanjangan dari simili karena mengandung suatu perbandingan). Perumpamaan banyak terdapat dalam Injil-injil Sinoptik. Ada beberapa motif mengapa Yesus memberikan perumpamaan. Kadang untuk menjawab pertanyaan, kadang untuk ilustrasi kotbah, kadang untuk membungkam perdebatan dll. PRINSIP TENTANG PERUMPAMAAN 1. Perumpamaan berasal dari kehidupan sehari-hari. 2. Setiap perumpamaan harus dicari makna utamanya. 3. Detail dalam perumpamaan tidak terlalu penting. 4. Pahamilah tujuan penyampaian perumpamaan Yesus dan dari si penulis INjil. 48 | Menafsirkan Perumpamaan


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook