Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Buku Mulat Sarira

Buku Mulat Sarira

Published by oryza sativa, 2021-10-29 09:02:07

Description: Buku Mulat Sarira

Search

Read the Text Version

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Pasal 1 : 1. Hak Cipta adalah hak ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Ketentuan Pidana Pasal 113 1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf 1 untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta). 2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f dan /atau huruf h untuk penggunaan secara komersial dipidana penjara dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000, (lima ratus juta rupiah).

Penggagas Ida Shri Bhagawan Natha Nawa Wangsa Pemayun Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana Sulastama Raharja Sukardi Rinakit Tjokorda Raka Kerthyasa H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP penyusun Ida Bagus Mandara Brasika IGA Darmaputra Goenawan Mohamad Editor Dewa Made Juniarta Sastrawan IDAP Teguh Mahasari Intania Poerwaningtias I Gusti Ngurah Adiyasa I Gede Ngurah Swajaya Photographer Dr. Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Anggara Mehendra Letjen Luhut Binsar Pandjaitan Desain Perry Warjiyo MD Gofar Wimboh Santoso Dr. (H.C) H. Suharso Monoarfa Narasumber Sugi Lanus Erick Thohir Ir. M. Basoeki Hadimoeljono, S.Sc., Ph.D Dr. A.A.G Nanda Baswara Dr. I Made Swasti Wulanyani, S.Psi., M.Erg Ir. Budi Karya Sumadi Jenderal Polisi (Purn) Prof. Drs H. M Tito Karnavian, M.A., Ph.D Dr. I Gusti Ayu Indah Ardani, Sp.KJ (K) Dr. I Nyoman Wijaya, M.Hum Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si Dr. Hilmar Farid Drs. Teten Masduki Biksu Bhadra Ruci Sthavira Dr.(H.C.) Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M.Pd Ida Pedanda Gede Nyoman Putra Talikup Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc I Gusti Ayu Bintang Puspayoga Darmawati, S.E., M.Si Juliari Peter Batubara Wishnutama Kusubandio Letnan Jenderal TNI Dr. Doni Monardo Cetakan Pertama, Oktober 2021 ISBN : 978-623-98314-0-0 viii + 167 : 17,5 x 24,5 cm Diterbitkan oleh : Yayasan Puri Kauhan Ubud Jl Raya Ubud No.35, Ubud, Gianyar, Bali, Indonesia, 80571 www.purikauhanubud.org email : [email protected]

Pengantar AAGN Ari Dwipayana Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud & Koordinator Staf Khusus Presiden RI Pandemi Covid-19, gering agung yang belum pernah ada presedennya, telah menyadarkan kita bahwa wabah seperti ini tidak bisa dihadapi hanya dengan satu pendekatan. Seluruh teks kehidupan, mulai dari pemahaman tentang virus corona, pengobatan modern dan tradisional, mekanisme pencegahan, vaksin, sampai ke ranah simbol dan mantra, semua harus dikerahkan untuk menjadi obat dan kekuatan penyembuh. Oleh karena itu, Puri Kauhan Ubud --dengan niat tulus dan keterbatasan yang ada, berusaha ikut menggali berbagai bentuk kesadaran yang berkaitan dengan pandemi tersebut. Catatan usada dan mantra dalam lontar, foklor lisan, struktur sosial dan proses-proses psikologis dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali, dicoba diperiksa. Dengan harapan, seluruh kesadaran tersebut bisa dibangkitkan kembali menjadi referensi bagi masyarakat Bali ketika sedang diuji dengan datangnya gering agung. iv Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Sukardi Rinakit Staf Khusus Presiden RI Bidang Kebudayaan Puri Kauhan Ubud memandang pabligbagan bisa menjadi arena untuk menggali dan membangkitkan berbagai kesadaran tersebut. Puri sangat berterimakasih pada semua narasumber yang sudah berkenan membagi ilmu, wawasan, dan kewicaksanaan dalam Pabligbagan Puri Kauhan Ubud. Semoga upaya seperti ini bisa menginspirasi anak-anak bangsa di seluruh Tanah Air untuk melakukan langkah yang sama dan lebih kreatif. Kami yakin, setiap daerah mempunyai kearifan lokal sendiri-sendiri dalam menghadapi pandemi. Terimakasih juga kepada para sponsor dan semua pihak yang telah mendukung terlaksananya Pabligbagan Puri Kauhan Ubud. Yayasan Puri Kauhan Ubud v

Daftar Isi 02 Kata Pengantar Seri 2 Daftar Isi Menjaga Kesehatan Jiwa di Masa Pandemi Tentang Acara Pabligbagan 03 01 Seri 3 Jejak Sejarah Wabah Seri 1 di Bali Gering Agung Covid-19 dalam Kajian Teks Kesehatan dan Teks Tradisi vi Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

04 06 Seri 4 Seri 6 Mantra, Yantra, Tantra Bali Next Pandemi, dan Karma di Masa Menjajaki Wellbeing Pandemi Economy & Wellness Tourism 05 07 Seri 5 Seri 7 Mapitulung (Saling Bantu) Launching Video Bali di masa Pandemi Bangkit Pesan dan Harapan Para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur BI, Ketua OJK dan Kepala Gugus Tugas Covid-19 08 Profil Singkat Yayasan Yayasan Puri Kauhan Ubud vii



Tentang Acara Pabligbagan

Pabligbagan Yayasan Puri Kauhan Ubud menyelenggarakan Pabligbagan Virtual. Acara ini dilangsungkan sebanyak tujuh kali. Masing-masing Pabligbagan menghadirkan pembicara atau teman diskusi, teman berbagi, yang mumpuni dalam bidangnya. Pabligbagan pertama, bertajuk Gering Agung Covid-19 dalam Kajian Kesehatan dan Teks Tradisi. Topik ini dibahas oleh dua narasumber yakni AAG. Ari Nanda Baswara dan Sugi Lanus. AAG. Ari Nanda Baswara memaparkan apa itu Covid-19 dan bagaimana implikasi terhadap kesehatan secara klinis. Sugi Lanus menyampaikan pandangan- pandangannya mengenai gering agung dan teks-teks tradisi yang memuat tentang kesehatan. Sugi Lanus yang sempat merawat lontar yang ada di marajan Puri Kauhan, juga menyinggung lontar-lontar Puri Kauhan yang terkait dengan imunitas tubuh. Pabligbagan kedua, bertajuk Menjaga Kesehatan Jiwa di Masa Pandemi. Pembicara yang hadir adalah Dr. Ni Made Swasti Wulanyani., S.Psi., M.Erg, yang berbicara mengenai pengelolaan stres saat pandemi. Pembicara kedua adalah dr. I Gusti Ayu Indah Ardani, Sp.KJ (K) yang berbicara pentingnya peran orang dewasa dalam menjaga psikologi anak dan remaja. Sedangkan Sugi Lanus, membahas Enteg-Edan sebagai Batasan Waras-Gila dalam Usada Bali. 2 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Tentang Acara Pabligbagan Pabligbagan ketiga, bertajuk Jejak Pabligbagan keempat, bertajuk Sejarah Wabah di Bali. Narasumbernya Mantra, Yantra, Tantra dan Karma Sugi Lanus yang bicara perihal Kuta di Masa Pandemi. Biksu Bhadra Ruci Marana, Lini Masa Wabah dalam Sthavira sebagai pembicara pertama Lontar Bali. Pembicara kedua Dr. I menekankan mengenai Karma sebagai Nyoman Wijaya M.Hum, yang berbicara muasal dari segala yang kita nikmati tentang Pandemi dan Ketegangan hari ini dan juga di masa depan. Ida Sosial dalam Pembentukan Sejarah. Pedanda Gede Nyoman Putra Talikup Pembicara lain adalah Dr. Hilmar Farid menekankan mengenai yantra, mantra, yang memberikan pandangan perihal tantra yang bersifat vertikal dan Memori Kolektif dalam Menghadapi karma bersifat horizontal. Pertemuan Pandemi. keduanya yang menyebabkan Yayasan Puri Kauhan Ubud 3

keseimbangan. Ida Shri Bhagawan memberikan pandangan mengenai Natha Nawa Wangsa Pemayun, wellness tourism untuk mendukung menjelaskan sumber-sumber tekstual wellbeing ekonomi di masa krisis atau yang memuat mengenai yantra, mantra setelahnya. I Gede Ngurah Swajaya dan tantra. memberikan pandangan bahwa krisis yang unprecedented ini, dan berkaitan Pabligbagan kelima, bertajuk dengan ketahanan pangan, krisis Mapitulung (Saling Bantu) di Masa ekonomi, pembelajaran. Pandemi. Pembicara pada Pabligbagan kelima ini, adalah Sulastama Raharja Pabligbagan ketujuh, bertajuk Bali yang berbicara tentang program Bangkit. Pada Pabligbagan ketujuh canthelan. Tjokorda Raka Kertyasa (Cok ini beberapa tokoh menyampaikan Ibah) yang menerangkan peranan Desa harapan agar Bali dapat segera pulih Adat, khususnya Desa Adat Ubud dalam dan bangkit. Tokoh-tokoh tersebut di menghadapi situasi pandemi. Ganjar antaranya Wayan Koster (Gubernur Bali), Pranowo bicara mengenai peranan Suharso Monoarfa (Kepala Bappenas), pemerintah dan gerakan Jogo Tonggo. Tjokorda Artha Ardana Sukawati (Wakil Sedangkan Ida Bagus Mandara Brasika, Gubernur Bali), dan Teten Masduki membicarakan perihal gerakan “Dari (Menteri Koperasi). Pada kesempatan Desaku : Gotong-royong Borong Sayur itu, juga diluncurkan video Bali Bangkit Petani Lokal.” yang berisi pesan dan harapan Para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Pabligbagan keenam, bertajuk Bali Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Next Pandemic: Menjajaki Wellbeing Komisioner OJK, Ketua Pelaksana Economy & Wellness Tourism. Di dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Pabligbagan keenam, Goenawan Covid 19 agar Bali segera bangkit... Bali Muhammad memberikan pandangan segera pulih kembali. bahwa komunikasi pemerintah dengan masyarakat sekarang tidak begitu lancar, dan juga berpandangan bahwa di masa pandemi masih ada harapan untuk bangkit. Dewa Made Juniarta Sastrawan memberikan pandangan mengenai optimisme dan kerja keras untuk menghadapi Pandemi. Adapun I Gusti Ngurah Ardiyasa 4 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Tentang Acara Pabligbagan Yayasan Puri Kauhan Ubud 5



01 Pabligbagan I Gering Agung Covid-19 dalam Kajian Teks Kesehatan dan Teks Tradisi

Tanggal/hari Minggu, 14 Juni 2020 Judul Gering Agung Covid-19 dalam Kajian Teks Kesehatan dan Teks Tradisi Narasumber ∙ Sugi Lanus (Filolog Naskah Lontar Bali dan Jawa Kuno) ∙ Dr. A.A.G. Nanda Baswara (Dokter Keluarga Puri Kauhan Ubud) Berbagi Info Tentang Covid-19 Anak Agung Gede Nanda Baswara Coronovirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Sindrome Virus 2 (SARS CoV2). Sesuai penjelasan medis, Covid-19 adalah penyakitnya, sedangkan SARS CoV2 adalah virus yang menyebabkan penyakit tersebut. Virus SARS CoV2 merupakan salah satu virus RNA. Virus RNA ialah salah satu dari tujuh virus corona yang menyerang manusia. Virus ini masih satu kelompok dengan Mers Cov2 dan SARS, yang telah menyerang negara Tiongkok pada tahun 2002. Kajian medis juga menunjukkan, bahwa virus ini memiliki kemiripan struktur dengan SARS CoV dan virus corona dari kelelawar. Itu sebabnya, SARS Cov2 diasumsikan memiliki hubungan evolusi dari kelelawar. Bagian penting dan khas dari jenis varian virus ini adalah spike protein. Protein inilah yang membantu virus menempel dan masuk ke dalam tubuh manusia. 8 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan I, Gering Agung Covid-19 dalam Kajian Teks Kesehatan dan Teks Tradisi Varian jenis virus ini pada akhir 2019, Penetapan tersebut memperjelas telah menyerang beberapa orang bahwa virus ini sangat berbahaya, di wilayah Wuhan dengan diagnosis karena memiliki kemampuan gangguan saluran pernapasan berat. penyebaran yang sangat tinggi. Varian jenis virus tersebut kemudian menyebar ke berbagai negara. Penyakit ini menginfeksi melalui Dampaknya dirasakan di seluruh droplet atau percikan bersin dan kontak negara di dunia. Kasus Covid-19 di terhadap droplet yang terkontaminasi. Indonesia, pertama kali diketahui pada Berdasarkan pada penelitian terhadap 2 Maret 2020. Terdapat dua orang varian Mers dan Sars sebelumnya, warga negara Indonesia yang diketahui diketahui virus ini mampu bertahan sempat melakukan kontak dengan hingga 48 jam pada jenis logam besi dan seorang warga negara Jepang. berbagai media lainnya. WHO kemudian menetapkan Pada media plastik virus ini mampu penyebaran penyakit yang begitu masif bertahan hingga lima hari. Berdasarkan dan cepat di seluruh dunia ini menjadi fondasi tersebut, muncul pertanyaan, pandemi pada tanggal 12 Maret 2020. apakah jenis virus ini mampu menyebar Yayasan Puri Kauhan Ubud 9

dari udara (aerosol)? Contoh aerosol pertama, asimtomatis yakni virus baru yakni Infuenza yang menyebar melalui masuk ke dalam tubuh melalui saluran udara. Beberapa penelitian memang napas. Lama virus berkembang biak menyatakan hal tersebut, namun WHO sekitar 3-14 hari. Kedua, saat sudah belum melakukan rilis resmi mengenai terjadi kontak dengan imun tubuh, hal itu. maka akan timbul gejala seperti batuk, demam, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri Orang-orang yang meninggal dunia kepala, nyeri sendi, diare dan mual. karena Covid-19 pada umumnya adalah Jika imun tubuh tidak mampu melawan orang-orang yang memiliki risiko atau virus ini, maka akan mengalami riwayat penyakit penyerta, contohnya keadaan yang semakin buruk. Namun, COPD, bronkitis kronis, hipertensi, jika sebaliknya, maka akan kembali diabetes melitus, jantung, kanker, usia pada fase sebelumnya atau tetap tua dan anak-anak. pada gejala awal saja. Ketiga, penyakit ini akan menjadi berat ketika sudah Orang-orang yang berpenyakit bawaan, menjadi pneumonia, yakni sudah pada umumnya sistem kekebalan menyerang ke saluran pernapasan tubuhnya menurun, sehingga bawah. Terakhir, saat penyebaran respons untuk melawan virus menjadi virus ini semakin masif, maka akan rendah. Selain itu, pasien dengan terjadi peradangan suhu tubuh yang gejala bersangkutan telah mengalami berdampak sangat signifikan terhadap kerusakan sistemik, sehingga keselamatan nyawa penderita. kemampuan tubuhnya untuk melawan virus menjadi berkurang. Orang dengan Terdapat perbedaan kondisi tubuh kategori demikian menjadi rentan. antara orang normal dengan orang Orang yang telah berumur tua dan yang terkena Covid-19. Pada pembuluh anak-anak juga sangat berisiko. Orang darah orang normal yang terkena yang berumur tua (berusia di atas 60 Covid-19, akan terjadi peradangan yang tahun) disebut berisiko karena telah cukup hebat, sehingga menyebabkan mengalami penurunan fungsi organ. terjadinya penumpukan cairan dan pelebaran jarak antara arteolus dengan Terdapat empat fase perkembangan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan Covid-19 yakni asimtomatis, gejala terganggunya suplai oksigen, yang awal, pneumonia dan inflamasi. Fase berimplikasi pada keadaan sesak dan kondisi tidak baik lainnya pada pasien. 10 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan I, Gering Agung Covid-19 dalam Kajian Teks Kesehatan dan Teks Tradisi Ketika seseorang telah terinfeksi dengan beberapa cara seperti Covid-19, terdapat empat kemungkinan pemeriksaan lab rutin, screening dan tergantung dari imunitas dan penyakit konfirmasi. Pemeriksaan lab rutin penyertanya yakni tanpa gejala, ringan, dilakukan untuk mengetahui kondisi sedang dan berat. Jika imunitas bagus, umum dan penyakit penyertanya. kemungkinan pasien tanpa gejala atau ringan. Kedua, ketika imun kurang Screening yang dilakukan dapat berupa baik atau memilliki penyakit penyerta. rontgen, CT Scan maupun Rapid-Test. Kemungkinan akan mengalami gejala Bila hasil dari screening ini dicurigai sedang. Keadaan ini ditandai dengan corona, maka akan dikonfirmasi sesak, napas cepat. Kurangnya imun melalui Swab PCR atau GenXpert. Ada atau memiliki penyakit penyerta, juga beberapa perbedaan antara Rapid dapat digolongkan dalam keadaan berat Test dengan Swab Test. Rapid tes yang ditandai dengan gagal melakukan memeriksa imunologis (IgG dan IgM) pernapasan sehingga pasokan oksigen atau anti body pasien terhadap virus menjadi berkurang. SARS-CoV2. Sedangkan Swab Test memeriksa bagian dari virus ini. Hal ini Terdapat beberapa kasus yang dicurigai yang menyebabkan hasil pemeriksaan disebabkan oleh Covid. Kasus-kasus itu Rapid Test dengan Swab Test dapat menunjukkan Covid juga bergejala di luar berbeda. saluran napas yang menyebabkan stroke pada pasien dengan usia muda. Pemeriksaan menggunakan Rapid Test, terutama pada awal belum Terdapat juga beberapa kasus trombosit terjadi kontak antara imun tubuh atau penyumbatan pembuluh darah. pasien dengan virus ini sehingga hasil Selain itu, ada juga diagnosis gangguan tes negatif. Namun pada saat timbul pankreas yang dapat mengakibatkan gejala atau gejalanya memberat, itu diabetes sebagai akibat dari corona menandakan imunologis (IgG dan IgM) virus. Kasus yang disebabkan oleh pasien sudah terbentuk. Itu sebabnya Covid, juga tidak terbatas pada organ- orang yang sudah positif, bisa saja hasil organ tersebut saja sehingga Covid-19 pemeriksaannya negatif, terutama disebut sebagai penyakit sistemik atau saat fase imunologisnya belum menyeluruh dalam tubuh. terbentuk. Begitu pula sebaliknya, hasil Pemeriksaan Covid dapat dilakukan Rapid Test positif tetapi corona sudah negatif. Hal itu dapat terjadi karena Yayasan Puri Kauhan Ubud 11

bisa saja sudah sembuh dari corona, Terdapat beberapa upaya pencegahan virusnya sudah tidak ada, namun jejak di era new normal yang tujuannya virusnya masih ada. adalah untuk meningkatkan imunitas. Beberapa upaya yang dapat ditempuh, Pemeriksaan menggunakan Swab Test seperti: dilakukan dengan mencari virusnya 1. Mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 untuk mengkonfirmasi apakah benar corona atau tidak. Masalahnya, sempurna dan 3J (jenis, jumlah dan pemeriksaan Swab yang biasa dilakukan jadwal); di rumah sakit adalah Nasal Swab. Nasal 2. Olah raga rutin 3 kali dalam Swab hanya memeriksa 63% dari total seminggu dengan intensitas 15-30 orang yang positif corona, karena itu menit; perlu dilakukan 2 kali yaitu hari pertama 3. Istirahat 6-8 jam tanpa interupsi; dan hari kedua. Sedangkan Rapid Test 4. Manajemen stress; bisa dilakukan hari pertama, hari ke 5. Tidak merokok; sepuluh dan hari ke empatbelas. 6. Makan suplemen, baik mineral maupun vitamin; dan Terapi di Indonesia masih 7. Mengkomsumsi obat dan melakukan terbatas pada obat-obatan yang pemeriksaan rutin secara mandiri. belum dipercaya seratus persen dapat mengobati penyakit yang Selain beberapa upaya pencegahan disebabkan oleh virus corona yakni Medikamentosa seperti Klorokuin, sebagaimana telah disebutkan di Antibiotik (Azitromicin, Doksisiklin), anti virus (Lopinavir, Ritonavir), Vitamin atas, protokol kesehatan juga harus C dosis tinggi dan Kortikosteroid. dijalankan. Adapun protokol yang wajib Non medika mentosa biasanya diberikan nutrisi, suplemen, oksigen, dilakukan ialah: dan alat bantu napas. Karena obat yang definitif belum ditemukan, 1. Mencuci tangan dengan maka diperlukan pengembangan. Sekarang yang masih dalam tahap menggunakan sabun; pengembangan ialah antivirus seperti favipirapir di Jepang, plasma 2. Bekerja, belajar dan beribadah di konvalesen dan vaksin. rumah; 3. Jaga jarak dan hindari kerumunan; 4. Tidak berjabat tangan; dan 5. Menggunakan masker apabila sakit atau pergi ke tempat umum. 12 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan I, Gering Agung Covid-19 dalam Kajian Teks Kesehatan dan Teks Tradisi Suplemen imun yang dapat diberikan Semuanya suplemen imun tersebut untuk upaya pencegahan ialah: dapat diperoleh melalui makanan yang 1. Vitamin C yang bersifat antioksidan dikonsumsi yaitu sayur-sayuran, biji- bijian, buah-buahan, dan ikan laut. dan membantu proses perbaikan jaringan; Apabila sakit dengan gejala-gejala 2. Vitamin D dengan cara berjemur corona, ada beberapa upaya yang untuk meningkatkan sel T; dapat dilakukan, seperti: 3. Vitamin E, karena sangat baik 1. Bila demam, harus istirahat yang sebagai imunomodilator untuk mengontrol reaksi imun yang cukup dan mengkomsumsi obat; berlebih; 2. Menuju Fasyankes Primer/ Telemed 4. Zinc sangat baik untuk revitalisasi anak yang diare, memperbaiki dengan dokter keluarga; saluran napas yang rusak, serta 3. Jujur dengan tenaga kesehatan; menghambat replikasi; dan 4. Tidak menggunakan transportasi 5. Selenium, yakni protein yang membantu imunitas. umum dan harus menggunakan masker; 5. Jika terkonfirmasi corona, ikuti protokol kesehatan, semisal jika harus diisolasi maka ikuti isolasi. Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa point penting : 1) Covid 19 merupakan penyakit sistemik yang terutama menyerang saluran napas; 2) Covid 19 bersifat self limiting disease yang artinya dapat sembuh sendiri dan berat ringannya bergantung pada imun tubuh; 3) Sampai saat ini belum ditemukan terapi definitif untuk virus ini; 4) Pencegahan menjadi kunci, yakni dengan cara hidup sehat dan menjalankan protokol kesehatan; dan 5) Pandemi ini belum terakhir. Yayasan Puri Kauhan Ubud 13

Pedoman Kesehatan dan Protokol Wabah dalam Lontar Bali Sugi Lanus (Filolog & Pembaca Lontar Druwe Puri Kauhan Ubud) Wabah datangnya sporadis dan tiba-tiba. Karena itu, wabah bukan termasuk main concern dari lontar. Sehingga sangat sulit untuk menemukan catatan yang rapi tentang wabah. Di dalam lontar, yang dipersiapkan oleh orang Bali adalah sehat lahir batin. Penjelasan tentang sehat lahir batin dalam lontar itu penting untuk diketahui. Khususnya dalam lontar-lontar sebelum datang wabah, atau ketika sudah terjadi wabah. Di dalam lontar, rumusan pencapaian yang pribadi yakni suka (kedamaian) dan yang sangat personal adalah parama-suka. Pencapaian suka memang individual, tetapi orang Bali juga menyediakan bagaimana agar suka (kesehatan lahir-bathin) dapat diusahakan secara bersama. Ada dua konsep, yakni hita dan paramahita. Hita sebagai kaki-kaki sehingga semua mendapat sehat lahir bathin. Bila semua individu yang mendapat kesehatan lahir bathin itu disebut parama hita atau kasukertan jagat. Inilah pedoman atau panduan untuk masyarakat agar sehat lahir-bathin. Di Bali ada tiga wabah yakni: 1) wabah untuk tumbuh- tumbuhan (pepalian), 2) wabah pada binatang (grubug), dan 3) wabah pada manusia (marana). Jadi sarwa prani itu memiliki wabahnya sendiri, tumbuhan ada hama, hewan ada penyakitnya, manusia juga begitu. Manusia bisa sakit dari penyakit yang tak tampak, atau marana atau perang antar manusia. 14 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan I, Gering Agung Covid-19 dalam Kajian Teks Kesehatan dan Teks Tradisi Puri Kauhan menjadi pioner untuk “//0// iti glar hurip/ nga/ sabukasa/ rajah puri-puri yang lain agar membuka kayeki/ {rusak}… nanawa [rajahan].. lontar koleksi Puri. Lontar Puri Kauhan {rusak}… ncaka/ pada takut/ sasab tan sebenarnya mencerminkan koleksi- tumamah sami wdi/ mrana hasih/” koleksi lontar puri-puri atau gria- gria yang lain. Terutama lontar Puri Di dalam lontar tersebut, terdapat kata Kauhan yang isi koleksi lontarnya sasab, sebagai penyakit yang paling relevan tentang kasukertan jagat atau mematikan. Menurut lontar tersebut, parama hita, seperti Tutur Buana siapapun yang terkena wabah ini Alit, Dasanama, Kretabhasa, Dharma akan terkapar, disebut pula dengan Usada, dan Panca Aksara. Dalam bah bedeg. Disebut demikian karena salah satu Panca Aksara ada rerajahan terkapar seperti bedeg. Di dalam untuk menghalau wabah. Isi dari lontar lontar itu juga disebutkan mrana hasih. tersebut adalah sebagai berikut: Di dalam doa glar hurip (sesabukan Yayasan Puri Kauhan Ubud 15

yang dipakai) ini ditulis pada bahan melampaui wabah. Menurut teks tembaga atau emas kemudian dibawa. Panca Aksara, caranya adalah dengan Jika seseorang membawa sesuatu menjadi manusa jati. Sesungguhnya ia akan percaya diri dan situasi ini manusa jati tidak bisa kena wabah. meningkatkan imun, minimal anak Manusia jati adalah yang memahami itu tidak akan berada dalam situasi dirinya. Di dalam lontar Tutur Bhuana ketakutan yang berlebihan. Sama juga Alit, dijelaskan bagaimana tubuh jika ada orang sakit diberi tirtha atau manusia memiliki tata kelola dirinya sesabukan, dan dia mempercayai hal sendiri. Bhuana agung juga dijelaskan ini, akan memberikan efek nyaman dalam Panca Aksaram bahwa ada pada orang sakit itu. hubungan antara makrokosmos dan mikrokosmos. Puri Kauhan memiliki banyak lontar dharma usada mengenai urusan hati Jadi dalam Panca Aksara, aksara dan perut. Semisalkan, kalau sedang adalah suara, bukan huruf. Orang Bali trauma atau nervous biasanya eneg melakukan sinkronisasi antara bhuana atau ingin muntah. Di lontar itu ada agung dan alit melalui bija mantra. sekitar 99 resep untuk mengatasi hal Selain itu, Dasa Bayu dikelola dengan itu. Salah satunya yang dapat ditemukan baik dengan breaking technique, di dalam lontar ialah: “adidih phesnya/ meditasi, dan lain-lain. Orang yang sa/ carman bunut bulu/ mapanggang/ bermeditasi tapi masih memiliki ego sinrong wayah/ bawang ngadas/ sembar tidak akan bisa mencapai bhuana aknawe madu/ inum//0// ta/ hati sneb agung. Konsep inilah yang menjadi tur nek/ waduknya/ sa/ pule/ sembung/ fondasi dalam lontar di Puri Kauhan. slasih mrik/ sari lungid/ wuk lengis/ bras barak/ gamongan kdis/ carman Lontar Dasanama adalah kamus campaka kuning/ krikan canana/ ginten sinonim untuk tumbuhan. Artinya, cmeng/ pule”. Di dalam lontar tersebut ada dunia tumbuhan yang dipahami banyak singkatan, semisal “sa” berarti oleh Ratu Kakiang Dewa Ari. Lontar sarana, “ta” berarti tamba atau obat, “w” Kertabasa adalah lontar untuk berarti air, dan lain-lain. Itulah resep memahami semua bahasa dari untuk meningkatkan imun tubuh kita. mikrokosmik sampai makrokosmik. Dapat pula disebut sebagai penunjang Teks lontar sebenarnya juga kemahiran yang lebih dari Dasanama. mengajarkan agar orang-orang dapat Lontar-lontar di Puri Kauhan ini 16 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan I, Gering Agung Covid-19 dalam Kajian Teks Kesehatan dan Teks Tradisi memang membicarakan Tutur Bhuana orang yang meninggal karena wabah, Alit dan Panca Aksara, sehingga dengan dapat diaben setelah 25 tahun. Hal itu menguasai lima lontar tersebut, kita atas dasar pertimbangan jika semua dapat menjadi manusia jati atau terlahir anggota keluarga meninggal dan yang kembali. tersisa hanya anak kecil maka tidak mungkin ia mengabenkan keluarganya. Selain itu, protokol wabah juga sudah Oleh sebab itu, maka diperlukan waktu dijelaskan dalam lontar. Salah satunya selama 25 tahun sampai akhirnya dapat adalah adanya pelarangan pujawali dan diaben. ngaben. Ada pula pemetaan upakara dan mantra wabah. Jadi, semua sudah Selain tata upacara, karantina wilayah ada mantranya, sehingga alam bawah juga terdapat dalam lontar. Ada aturan bisa naik. Alam bawah atau bhuta tidak bahwa orang yang membawa wabah selamanya menghancurkan, justru ia atau tertular harus pergi dari desa, dan bekerja dengan sistematik, contohnya keluarga yang menyembunyikan orang adalah dengan adanya wabah. Dunia sakit itu dapat denda 107.000 kepeng. bawah memang penting untuk Sedangkan orang yang sehat dianjurkan diupacarai, namun bukan pujawali, untuk tetap berada di rumah. Terapi, karena pujawali untuk alam atas atau pangusadan, penanganan jenazah dan Tuhan. penguburan pun sangat lengkap ada di lontar. Naskah-naskah yang memuat Jika ada wabah, semua yang meninggal mengenai penyembuhan misalkan, di harus segera dikubur. Sesajen atau antaranya: Anda Kacacar, Pamahayu bebantenan dapat ditiadakan sebagai Anda Kacacar, Usada Cukildaki, Usada upaya protokol kesehatan. Saat wabah Ila, Usada Gede, dan Usada Kacacar. sudah berhenti, orang yang meninggal itu dapat diaben kembali secara Ada banyak komponen yang dihantam simbolik. Di dalam Sawa Prateka, jika wabah semisal ketahanan pangan, ada wabah orang meninggal harus karena orang tidak berani bekerja. dikubur selama 25 tahun dan dapat Wabah juga menyebabkan Desa diaben setelah itu. Pakraman dan pasar ditutup. Tempat- tempat di pesisir (segara) dan gunung Di dalam tata negara kuno, manusia yang menyediakan sumber air, danau, sulit mengendalikan wabah. Desa sungai juga diserang. Aktivitas dibatasi adat dulu membuat aturan bahwa dalam pandemi yang tidak menentu Yayasan Puri Kauhan Ubud 17

kapan berakhirnya. Pada saat banyak redefinisi tentang kasukertan, parama wabah penyakit, masyarakat biasanya hita, yang merupakan ideologi besar. akan mencari pengobatan tradisional. Di Bali terdapat wellness culture, Di lima Desa di Buleleng, terdapat 54 sebelum wabah datang, orang-orang (lima puluh empat) jenis pengobatan sudah bersiap. Contohnya adalah yang diingat oleh masyarakat, dengan mengkonsumsi loloh atau contohnya adalah loloh. jamu, menanam pohon penyembuh, mengenal loloh imunitas, bhakti ritual, Pada masa new normal ini, yoga-samadhi, pengetahuan balian, sesungguhnya kita dapat melakukan dan usada kuratif. Jadi intinya di 18 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan I, Gering Agung Covid-19 dalam Kajian Teks Kesehatan dan Teks Tradisi post pandemic harus menumbuhkan bersikap holistic, jadi tidak bersikap wellness culture, bukan healing culture. parsial. Tidak hanya berbicara spirit new normal, namun membicarakan pula Jika kita melihat sejarah, lebih banyak spirit yang baru. Ternyata, dari lontar menceritakan tentang korban perang yang kita gali, lontar yang berbicara atau bencana alam. Jarang ada yang soal protokol wabah merupakan salah mencatat korban karena wabah. Karena satu hal yang belum tereksplorasi. dari perspektif sejarah, bisa saja korban yang cukup besar justru dari wabah. Cara orang Bali untuk menyikapi ini Yayasan Puri Kauhan Ubud 19



02 Pabligbagan II Menjaga Kesehatan Jiwa Di Masa Pandemi

Tanggal/hari Jumat, 19 Juni 2020 (19.00-21.00 WITA Judul Menjaga Kesehatan Jiwa di Masa Pandemi Narasumber ∙ Dr. Ni Made Swasti Wulanyani., S.Psi., M.Erg (Koordinator Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNUD) ∙ Dr.I Gusti Ayu Indah Ardani,Sp.KJ (K) (Konsultan Psikiater Anak dan Remaja Departemen/ Prodi Psikiatri FK UNUD Psikiater di RS UNUD) ∙ Sugi Lanus (Filolog dan Pembaca Lontar Druwe Puri Kauhan Ubud) Pengelolaan Stres Saat Pandemi Dr. Ni Made Swasti Wulanyani., S.Psi., M.Erg. (Koordinator Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNUD) Hampir setiap orang pernah mengalami stres. Pada dasarnya, stres tidak selalu merugikan, karena kita membutuhkan stres untuk memotivasi diri. Tentunya, sepanjang manusia bisa mengelola stres tersebut. Disadari atau tidak, kita menghadapi tekanan kehidupan sehari-hari. Kondisi stres melatih kita untuk menjadi pribadi yang tangguh dalam hidup. Untuk melaluinya, kita memerlukan sikap optimis dari dalam diri kita dan dukungan dari lingkungan. Stres bisa nampak dengan beberapa gejala, di antaranya: sakit kepala, napas terasa sesak, tegang otot, tenggorokan tidak nyaman, nyeri pada bahu dan punggung, serta tidak merasa lapar atau perut tidak nyaman. Bila semua 22 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan II, Menjaga Kesehatan Jiwa Di Masa Pandemi gejala itu berlangsung dalam jangka dan menyayangi diri sendiri. Caranya waktu yang lama, artinya itu sudah bisa dengan olah raga dan menjaga masuk dalam kondisi depresi. Selain pola makan. Ini adalah wujud bahwa gejala-gejala di atas, ada pula di antara kita mencintai diri sendiri. kita yang menjadi mudah marah, mudah menangis, tidak nafsu makan, 2) Beri Perhatian pada Napas anemia, kesulitan tidur. Hal ini juga Memberi perhatian pada napas, menunjukkan gejala stres. Stres tidak maksudnya kita mesti memperhatikan hanya dapat terjadi pada orang dewasa, napas kita sendiri. Teknik ini bisa tapi juga pada anak-anak. dilakukan untuk menanggulangi sesak napas dan perasaan cemas yang Stres, tidak jarang membuat kita diakibatkan karena stres. Perhatian merasa terjerat dan mengganggu pada napas, bisa dilakukan dengan aktivitas sehari-hari. Misalnya: menjadi mengatur ritme napas secara perlahan. mudah marah ketika bermain dengan Intinya, perhatian pada napas sangat anak, menjadi resah ketika sedang penting, karena tahap ini adalah tahap makan bersama. Untuk mengatasi awal untuk menstabilkan emosi. hal ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Kata kunci yang penting 3) Latihan ‘Berkesadaran’ dengan dipahami untuk mengatasi stres adalah Lima Indra bahwa ‘kita tidak sendiri’. Dengan kata lain, kita mesti menyadari bahwa kita Latihan ‘Berkesadaran’ dengan Lima membutuhkan teman. Teman inilah Indra dapat dilakukan dengan melihat yang bisa kita ajak untuk berbagi. Agar sekeliling, merasakan aroma yang ada, stres bisa ditanggulangi, ada beberapa merasakan udara, memperhatikan apa hal yang dapat diterapkan, seperti: yang sedang kita lakukan, apa yang sedang kita sentuh. Jika perasaan 1) Tetapkan Nilai atau pikiran mengganggu muncul, Menetapkan nilai maksudnya, ketika kembalilah fokus pada hal di sekitar perasaan tidak nyaman muncul, mulai kita. Lakukan hal serupa pada kegiatan ingatkan diri terhadap nilai yang kita sehari-hari. Hal inilah yang disebut miliki. Tanyakan kepada diri, kita mau dengan mengaktifkan pancaindra. menjadi sisi personal yang seperti apa untuk sekitar? Kita juga mesti Latihan ini sebenarnya bertujuan agar memahami bahwa kita harus merawat apa yang kita pikirkan dan rasakan, secara perlahan-lahan mulai terhubung Yayasan Puri Kauhan Ubud 23

dengan tubuh. Praktik ini juga mesti pandai memilah informasi, mana yang dilengkapi dengan bernapas secara bermanfaat atau tidak untuk diri kita. perlahan. Ketika kita merasa bingung, kita dapat menarik perhatian dengan 5) Ketahui Di Mana dan Bagaimana menyadarkan atau mengaktifkan Cara Mendapatkan Perawatan panca indra. Salah satunya, adalah dengan cara menyentuh kulit kita Cara yang kelima yaitu ketahui di mana sendiri. Ini merupakan satu teknik dan bagaimana cara mendapatkan untuk menstabilkan emosi. perawatan. Maksudnya, kenali layanan kesehatan dan informasi penting untuk 4) Memilah Informasi mendapatkan bantuan. Kita harus Cara keempat yaitu memilah informasi. mempunyai orang lain untuk berbagi, Pilah dan jika memungkinkan coba terutama untuk anak-anak agar mereka untuk beristirahat dari menonton, mampu mengeluarkan keluh kesahnya. membaca, atau mendengarkan berita, termasuk yang ada di media Stres pada anak juga patut untuk sosial. Hal ini bertujuan agar kita tidak diantisipasi. Jangan sampai anak tidak menerima informasi secara berlebihan. punya tempat untuk mengeluarkan Karena, ketika kita menerima atau keluh kesahnya. Pada umumnya, mengonsumsi banyak informasi, anak akan mencari lingkungan yang kita akan mulai bereaksi berlebihan mendukung dirinya saat menghadapi seperti ketakutan. Sehingga kita harus stres atau tekanan hidup lainnya. Ada juga anak yang kesulitan untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan secara verbal. Dengan teknik photo voice, seseorang bisa mengekspresikan perasaannya lewat gambar, foto atau majalah. Dengan mengambil gambar kita bisa melihat bagaimana mereka mengeluarkan ekspresinya. 24 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan II, Menjaga Kesehatan Jiwa Di Masa Pandemi Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi stres bagi anak. Misalnya: 1) Tetap terhubung dengan teman atau sahabat untuk berbagi cerita. Anak harus selalu terhubung, karena anak-anak akan menjadi lebih sensitif di kondisi saat ini sehingga mereka setiap hari harus mendapatkan tempat kontak untuk berbagi; 2) Tetap terhubung dengan guru atau mentor saat pembelajaran jarak jauh; dan 3) Dukungan dari keluarga juga diperlukan saat menghadapi situasi stres. Anak-anak umumnya akan melakukan kontak dan melihat bagaimana orang tuanya. Sikap orang tua akan mempengaruhi sikap anak. Jika orang tua tidak bisa menghadapi stres saat pandemi, otomatis anak juga akan mengalaminya. Ada beberapa tips untuk orang tua saat ingin melihat perkembangan anak, yaitu: 1) Pantau apa yang ditonton, dimainkan dan dibaca anak; 2) Libatkan anak dalam kehidupan keluarga; 3) Jadikan orang tua sebagai contoh untuk anak; 4) Beri dorongan anak untuk menghadapi stres; 5) Beri keleluasaan anak untuk memilih kegiatan; 6) Katakan tidak mengapa, jika anak melakukan hal yang tidak sempurna; 7) Ajak anak untuk mengekspresikan stres; 8) Fokus pada hal positif; 9) Membuat kegiatan bersantai; 10) Komunikasikan dengan cerita; dan 11) Photo voice (menyampaikan isi pikiran lewat gambar atau foto). Dengan mengambil gambar kita bisa melihat bagaimana mereka mengeluarkan ekspresinya. Yayasan Puri Kauhan Ubud 25

Tips di atas sesungguhnya adalah dengan kata lain kita mesti memiliki metode memberi tahu anak untuk mindset bahwa di balik semua kejadian tidak stres. Seringkali orang tua pasti ada sisi positifnya. Sedangkan saat memberitahu anak, justru positivity seperti meditasi, yoga, membentaknya sehingga anak tidak menolong orang lain, journal of gratitude, bisa mengekspresikan stresnya. Cara target positif serta sharing positive. yang terbaik, yaitu biarkan anak untuk mengeluarkan apa yang dirasakannya. Hal ini bahkan bisa dipraktekkan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Dengan Contohnya, saat dia merasa sedih kita demikian, hal-hal kecil bisa kita jadikan membiarkan dia bersedih, kita bisa positif dan bisa kita syukuri. Selain bertanya alasan dia bersedih. antisipasi stres bagi anak, penting juga kita mengantisipasi stres bagi Hal-hal positif terbagi menjadi dua yaitu orang dewasa. Dalam hal ini, penting positif thinking dan positivity. Positif ditekankan bahwa lingkungan yang thinking maksudnya, kita harus selalu suportif adalah kunci saat menghadapi berlatih untuk berpikir yang positif, stres atau tekanan hidup. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi stres bagi orang dewasa, seperti: 1) Menerima perubahan yang dialami saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan menerima bahwa manusia pasti akan mengalami perubahan dalam hidupnya, tentunya perubahan-perubahan itu mesti kita pandang sebagai hal yang positif; 2) Menjaga hubungan dengan keluarga dan teman secara positif; 3) Terlibat dalam komunikasi setempat; dan 4) Berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar. 26 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan II, Menjaga Kesehatan Jiwa Di Masa Pandemi Selanjutnya, antisipasi stres juga penting dilakukan bagi lansia. Ada beberapa hal pula yang dapat dilakukan menyangkut antisipasi stres bagi lansia yakni: 1) Mengontrol asupan makanan yang bergizi; 2) Tetap mengelola kegiatan harian di rumah; dan 3) Terhubung dengan keluarga. Beberapa upaya mengantisipasi stres bagi orang-orang di segala jenjang usia tersebut, mestilah juga memperhatikan peringatan yang diberikan oleh Direktur Jenderal WHO, bahwa bahaya terbesar bukan hanya covid, namun hoax, kecemasan, kepanikan dan ketakutan yang membawa dampak yang luar biasa. Yayasan Puri Kauhan Ubud 27

Pentingnya Peran Orang Dewasa dalam Menjaga Psikologi Anak dan Remaja dr. I Gusti Ayu Indah Ardani, Sp.KJ (K) Konsultan Psikiater Anak dan Remaja Departemen/Prodi Psikiatri FK UNUD & Psikiater di Rumah Sakit UNUD Pandemi membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, hingga kesehatan. Anak akan rentan terganggu oleh situasi yang serba tidak menentu. Hal itu disebabkan karena mereka biasa bertemu dengan teman-teman, lalu berubah menjadi home learning sehingga mereka tidak dapat bermain atau bertemu dengan temannya. Secara psikologis perubahan ini akan mengganggu kesehatan mental anak. Di sisi lain, anak belum paham pasti mengenai Covid-19, sehingga kesehatan mental anak bisa terganggu, lalu ketakutan akan muncul dan membuat anak depresi. Bagaimana tanda gejala depresi pada anak? Anak akan mengalami mood yang irritable, yakni menjadi mudah marah, menarik diri dan menjadi rewel. Oleh sebab itu, orang tua diharapkan mampu menangkap perubahan pada diri anak. Bila orang tua menemui gejala depresi pada anak, sebaiknya segera berkonsultasi ke pihak yang berkompeten. Sehingga perhatian pada anak harus ditingkatkan seperti melakukan karantina mandiri, mengajarkan untuk mencuci tangan dan memberikan contoh agar anak menjadi paham. Karantina mandiri sesungguhnya dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan mental anak. Selama karantina anak akan merasa bosan sehingga kegiatan monoton ini dapat menyebabkan anak frustrasi. Lebih 28 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan II, Menjaga Kesehatan Jiwa Di Masa Pandemi lagi dengan adanya stigma yang buruk akan terganggu. Efek karantina belum di masyarakat, bisa mengakibatkan dapat dijelaskan secara komprehensif, mereka risih untuk bergaul ke namun menjaga dan memperhatikan masyarakat. keadaan psikologis tetap penting dilakukan. Berbagai cara mendekatkan Apabila orang tua memiliki konflik, diri dengan anak bisa dilakukan di anak juga akan merasakannya. Hal ini rumah, seperti melibatkan anak dalam menyebabkan kehidupan sosial anak kegiatan memasak dan berkebun. Ada beberapa tanda-tanda anak yang tertekan dan terganggu psikologinya saat pandemi Covid-19, seperti: 1) Perilaku regresif. Hal ini ditandai dengan perilaku regresi anak terhadap keadaan yang tidak pasti. 2) Perubahan nafsu makan. Beberapa anak menjadi malas makan, namun ada yang nafsu makannya bertambah untuk mengalihkan ketakutannya. 3) Masalah tidur. Insomnia akan terjadi pada anak karena pengaruh berbagai hal, tidak menutup kemungkinan pula ada anak yang akan mengalami hypersomnia. 4) Perubahan suasana hati. Anak akan jatuh pada perubahan mood dan menjadi rewel. 5) Mencari jaminan. Anak akan bertanya mengenai kepastian keadaan sehingga menjadi lebih mudah gelisah. 6) Tendensi untuk melekat pada orang terdekat. Anak akan cemas sehingga mereka akan mencari perlindungan. 7) Penarikan. 8) Keluhan somatik, yang ditandai dengan terjadi gangguan pada fisik. Gangguan fisik ini jika berlangsung lama, akan menyebabkan depresi pada anak. 9) Pemecahan masalah. Anak-anak sulit untuk berkonsentrasi karena keraguan. 10) Bertindak berlebihan. Anak-anak bisa menjadi agresif, karena kebosanan bisa menyebabkan bertambahnya emosi. Yayasan Puri Kauhan Ubud 29

Selain anak-anak, antisipasi terhadap kecemasan dengan cara melakukan kesehatan mental pada remaja juga komunikasi dengan beberapa teman penting diperhatikan. Terdapat atau kedua orang tua di rumah atau beberapa upaya yang juga bisa keluarga yang lain; dilakukan untuk menjaga kesehatan 2) Paham cara pengalihan. Cara mental bagi remaja selama Pandemi pengalihan bisa dilakukan oleh Covid-19 ini. Beberapa upaya tersebut, anak dan remaja dengan melakukan di antaranya: kegiatan-kegiatan di rumah, 1) Kita harus bisa menyadari bahwa seperti mengadakan masak- memasak kemudian dijual. Hal ini kecemasan ini adalah hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan wajar. Hal ini tergantung dari anak pemasukan sehingga mereka dan remaja bagaimana caranya bisa melakukan pengalihan untuk menghadapi kecemasan itu sendiri. mengurangi kecemasan; Misalnya, anak menghilangkan 30 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan II, Menjaga Kesehatan Jiwa Di Masa Pandemi 3) Menemukan cara baru untuk sama dibuatkan jadwal agar tidak berkomunikasi dengan teman- bosan dan bervariasi. Dengan teman. Salah satu caranya adalah demikian ada banyak kegiatan yang dengan melakukan video call bisa anak pelajari. Batasi anak untuk sehingga mereka merasa selalu bisa menggunakan gadget sehingga dia berkomunikasi dengan beberapa tidak mengalami ketergantungan. teman yang seumuran dalam bentuk 10) Ajak anak untuk sibuk dan produktif. grup remaja; 11) Latih anak untuk membantu dirinya sendiri. Hal ini dapat dilakukan 4) Fokuslah pada diri sendiri. Hal ini dengan mendidik dan melibatkan bisa ditempuh melalui komunikasi anak sejak dini untuk berada di fase dengan orang tua ataupun teman- inisiatif sehingga dia bisa membantu teman yang ada di sekitar; dirinya sendiri. 5) Orang tua harus selalu hadir dengan Pada dasarnya, ada kesungguhan hati untuk anak dan tiga masalah psikologis remaja. yang sering kita temui di masyarakat yaitu kondisi 6) Memberikan anak kesempatan kecemasan, kondisi depresi untuk terhubung dengan teman- dan trauma psikologis. temannya sehingga dia bisa tetap berkomunikasi. 7) Memberikan informasi yang tepat terkait kasus Covid-19 sehingga tidak menambah kecemasan dari anak tersebut. 8) Membatasi informasi yang belum pasti kebenarannya sehingga dapat menekan kecemasan pada anak. 9) Menciptakan situasi yang aman, baik secara fisik dan emosional. Ketika berada di rumah, cara melakukan kegiatan di rumah bisa dimodifikasi. Misalkan, yang sebelumnya dia dilayani, sekarang kita mengajak untuk melakukannya bersama- sama. Contohnya, kegiatan membersihkan rumah bersama- Yayasan Puri Kauhan Ubud 31

Éntég-Edan, Tapal Batas Waras-Gila dalam Usada Bali Sugi Lanus (Filolog dan Pembaca Lontar Druwe Puri Kauhan Ubud) Persoalan kejiwaan, penting juga dilihat dari sudut pandang sumber-sumber lontar yang masih diwarisi sampai kini. Terdapat lontar tentang pengobatan, terutama persoalan kejiwaan. Pengobatan yang dilakukan bersifat holistik, ada pengobatan yang diterapi dengan banten, ada dengan cara diajak maguru-sisia, diajak ke pantai kemudian mabayuh. Di dalam kesempatan ini, saya akan coba petakan pengertian waras menurut orang Bali. Membicarakan kejiwaan, kita harus mengetahui waras itu seperti apa dan bagaimana cara menjaganya. Ini merupakan pertanyaan yang sangat mendasar. Ketika kita membicarakan mengenai persoalan kejiwaan, artinya kita harus tahu terlebih dahulu apa yang menjadi bahan pembicaraan baik secara Antropologi maupun secara Linguistik. Jika kita melihat kesehatan jiwa menurut orang Bali, maka kita akan menemukan konsep enteg, tegteg, seger, waras, rahayu. Inilah pencapaian kesehatan jiwa orang Bali. Ketika orang terganggu dan tidak tegteg, orang Bali menyebutnya sendeng-sendengan, mengong-mengongan atau mereng-merengan. Sementara seger, bisa berubah menjadi nyem-nyeman, buduh-buduhan. Rahayu bisa berubah menjadi “kadewan-dewan” yang dapat digolongkan 32 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan II, Menjaga Kesehatan Jiwa Di Masa Pandemi menjadi kadewan-dewan yang positif secara berlebihan. Ada orang gila yang dan kadewan-dewan yang sebenarnya suka bermain kotoran (Tinja). Ada juga meragukan. Di Bali, ada kasus orang gila yang suka berkata aneh seseorang yang seperti kadewan- (makata) pura-pura ngomong hal-hal dewan, dan umumnya disebut tis atau hebat yang tinggi-tinggi dan seperti melik. Padahal, melik tidak selalu dalam orang ketedunan (kemasukan roh lain) artian positif karena bisa jadi itu adalah (Usadha Edan, hlm. 2b). Kemudian gejala kejiwaan yang tidak stabil yang ada sakit jiwa yang umum sifatnya, diistilahkan dengan salahang dewa. yakni epilepsy (ayan-ayanan). Masalah kejiwaan ini bersifat medis. Ada juga Di Bali ada sekitar 2.850 lontar dengan sakit gila dengan ciri ngomong tidak variasi judul yang berbeda, mulai dari karuan dan sering mengambil barang sastra termasuk juga kejiwaan. Dari yang tidak berguna (pati jelamut) sekian lontar yang ada di Bali, saya (Usadha Edan, hlm. 3a). telah memeriksa ratusan. Ada obat sakit gila dengan ciri suka Lontar Usada Edan misalkan, adalah tidur dan tidak enak makan dan minum. naskah yang secara khusus membahas Ada juga obat sakit gila dengan ciri pengobatan. Ada yang sifatnya suka meratap, menangis tidak karuan, psikologis, sebagai terapi kejiwaan siang dan malam. Ada juga obat sakit orang Bali. Di dalam lontar tersebut, gila dengan ciri galak terhadap semua dijelaskan beberapa ciri seseorang orang (Usadha Edan, hlm. 3b). Obat yang sakit kejiwaannya. Berikut ini sakit gila dengan ciri suka menari dan resume isi lontar tersebut. bernyanyi. Obat sakit gila dengan ciri bernyanyi-nyanyi siang dan malam. Ada disebutkan tentang orang gila yang Obat orang sakit gila dengan suka suka bernyanyi-nyanyi dan menyebut- mengulum sesuatu (Usadha Edan, hlm. nyebut nama Dewa. Ada juga orang 4a). Obat orang sakit gila dengan perut gila yang suka menangis siang malam bengkak. Obat orang sakit gila dengan sambil menyebut-nyebut nama ciri badannya panas (Usadha Edan, hlm. seseorang (Usadha Edan, hlm. 2a). 4b). Obat orang yang lama mengidap sakit gila kumat-kumatan, kadang Selain itu, ada juga orang gila yang waras dan kadang kembali tidak waras. suka pergi kesana kemari. Sakit yang Orang sakit gila dengan ciri ia sering demikian disebut edan kabinteha. Ada menari (Usadha Edan, hlm. 5a). yang gila suka tertawa dan melucu Yayasan Puri Kauhan Ubud 33

Obat orang sakit gila dengan ciri cukup sebatas sehat? Ternyata orang sembrono tak menentu. Gegabah Bali mempunyai tujuan yang lebih tiada pertimbangan merugikan. tinggi daripada sehat. Cita-cita orang Membahayakan dirinya sendiri. Obat Bali tidak hanya sehat, karena sehat orang sakit gila dengan ciri menunjukkan hanyalah batas minimal kehidupan rasa takut dan seperti dihantui untuk mencapai yang lebih tinggi. ketakutan yang berlebihan (Usadha Edan, hlm. 5b). Ada lagi orang sakit gila Hal ini dijawab oleh naskah-naskah suka memaki-maki dukun, itu namanya termasuk juga naskah-naskah yang bebainan (Usadha Edan, hlm. 9a). berada di Puri Kawan. Pondasi lain dari sehat adalah Sentosa. Sentosa Obat segala penyakit akibat gangguan disebutkan di dalam beberapa naskah, seperti sakit gila, infeksi, epilepsy, bahwa Sentosa tidak sederhana. disentri, kaki bengkak, gatal-gatal, Cara mewujudkan kesentosaan beri-beri basah, lever, dan busung adalah dengan cara membudayakan lapar (Usadha Edan, hlm. 9b). Ini caru hening, degdeg, tis, galang dan landuh (sesajen) untuk orang sakit gila jika sehingga kesentosaan di dalam jiwa biasanya suka menyebut nyebut nama dapat terwujud. Kalau tidak ada clarity dewa dan ia berkokok-kokok seperti walaupun ada confident tidak akan ayam (Usadha Edan, hlm. 12a). sempurna. Kemudian dalam merawat jiwa, ada beberapa variable yaitu ada Itulah resume dari lontar Usada tradisi yang disebut dengan mahayu- Edan yang memuat tentang masalah hayu raga. kejiwaan. Lalu, apakah orang Bali hanya Pondasi lain dari sehat adalah Sentosa. Sentosa disebutkan di dalam beberapa naskah, bahwa Sentosa tidak sederhana. Cara mewujudkan kesentosaan adalah dengan cara membudayakan hening, degdeg, tis, galang dan landuh sehingga kesentosaan di dalam jiwa dapat terwujud. 34 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan II, Menjaga Kesehatan Jiwa Di Masa Pandemi Kehidupan orang Bali memiliki tradisi yang sangat efektif. Tangkil juga bisa yang terus berjalan, yang disebut dilakukan dengan pergi ke tempat mabanjar, makawitan, masimakrama guru spiritual. Tradisi ini disebut guru- dan masih banyak lagi. Ini merupakan sisya. Guru spiritual bukan dukun atau tradisi mahayu-ayu raga atau diri kita sebagainya. Guru yang dimaksud ialah yang dihayu-ayu. Salah satu tradisi guru yang memberikan masukan- mahayu-ayuitu adalah maotonan. Orang masukan atau pedoman-pedoman Bali menyampaikan rasa sayangnya yang baik. tidah pernah dengan mengatakan “aku sayang kamu, I love you, atau Ketika sakit, sakit itu tidak menyentuh dengan memeluk” karena orang Bali roh. Sakit hanya dirasakan oleh mengungkapkan rasa sayang dengan fisik saja. Ada tiga hal yang saling mengadakan otonan yang dilaksanakan berhubungan dalam hal ini, yakni setiap enam bulan sekali. aman, tentram dan Sentosa. Aman berarti sehat secara fisik. Tentram Otonan yang dilakukan dengan berarti sehat secara psikologis. membuatkan makanan yang enak Sedangkan Sentosa berarti bahagia. merupakan salah satu cara mahayu- Oleh sebab itu, memang sebaiknya ayu diri. Di masa pandemi sekarang anak-anak sekarang diarahkan untuk ini, mengadakan acara-acara lebih memanfaatkan media sosial ke otonan, makan-makanan yang enak, arah yoga kid atau hal-hal yang lebih merupakan cara-cara tradisional spiritual. untuk mengucapkan cinta pada anak dan pasangan. Itulah cara-cara orang Yoga sekarang ini sudah bersifat Bali. Membawakan sesuatu atau internasional. Anak-anak perlu diberi memberikan sesuatu pada seseorang, penjelasan sederhana atau diajak itu merupakan bentuk ungkapan sayang menonton tokoh-tokoh imajinasi dan dengan cara yang paling sederhana. mitologi orang Bali. Tujuannya agar Cara lainnya adalah tangkil. Tangkil mereka punya imajinasi. Salah satu artinya pergi ke tempat guru atau contohnya mengajak anak-anak melihat ke kawitan. Saat orang Bali memiliki atau membaca cerita tentang Arjuna beban, mereka akan sembahyang ke Matapa yang sebenarnya merupakan leluhur atau sebagainya. Tujuannya imajinasi anak-anak di masa lalu. Kunci adalah untuk berserah kepada-Nya. di masa pandemi ini memang adalah Hal ini adalah mekanisme ekspresi orang tua. Yayasan Puri Kauhan Ubud 35



03 Pabligbagan III Jejak Sejarah Wabah di Bali

Tanggal/hari Minggu, 28 Juni 2020 Judul Jejak Sejarah Wabah di Bali Narasumber ∙ Sugi Lanus (Filolog & Pembaca Lontar Druwe Puri Kauhan Ubud) ∙ Dr. I Nyoman Wijaya, M.Hum (Dosen Program Studi Ilmu Sejarah, FIB Unud) ∙ Dr. Hilmar Farid (Sejarawan & Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud RI) Kuta Marana, Lini Masa Wabah dalam Lontar Bali Sugi Lanus (Filolog & Pembaca Lontar Druwe Puri Kauhan Ubud) Tulisan ini melihat lontar-lontar apa saja yang memuat informasi tentang wabah. Jika dilihat dari sudut pandang sejarawan, memang belum tentu lontar dapat disebut mengandung sejarah informasi yang valid. Tetapi, dengan melihat-lihat informasi yang termuat di dalam lontar, minimal ada informasi tentang wabah. Jadi harus saya tekankan sekali lagi bahwa lontar-lontar ini bukan lontar sejarah wabah tetapi lontar-lontar yang memuat tentang wabah. Saya mencoba membuat linimasa informasi tentang wabah, mulai dari tahun konteks kerajaan, dan nama-nama wabah tersebut. Terdapat sekitar dua puluh lontar yang relevan membicarakan perihal wabah. Wabah dalam lontar Widi Sastra Roga Sangara Bhumi, disebut dengan beberapa istilah. Teks ini berisi informasi 38 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi

Pabligbagan III, Jejak Sejarah Wabah di Bali tentang wabah yang ada di zaman salah satu lontar Bali yang terkenal, Majapahit, meskipun demikian, bisa punya otoritas kuat dan dirujuk oleh jadi lontar ini sudah ditulis sebelumnya. sebagian besar babad-babad di Bali. Lontar memang mengandung informasi Usana Bali menyebutkan bahwa kutuk yang sangat tua dan menggunakan didapat bila tidak mengikuti Raja bahasa yang juga tua. Purana, prasasti, sima atau perintah dari Mpu Kuturan dalam Kusuma Dewa. Ada beberapa sebutan untuk wabah di Kutukan bisa juga terjadi bila tidak dalam lontar, misalkan marana. Marana nyungsung Pura dengan baik, atau tidak berasal dari bahasa Sanskerta, yang berlaku pekerti dengan baik. Bila tidak berarti penyakit. Di dalam Bahasa melakukan pekerti dan aci bisa kena Indonesia, kita mengenal kata ‘merana’. tumpur. Oleh sebab itu, tumpur bisa Kata merana sering menyatu dengan disebut penyakit yang menular dan kata duka, sehingga menjadi duka mewabah. merana. Selain marana, ada beberapa kosa kata lain untuk menyebut wabah, Judul tulisan ini saya sebut Kuta seperti sasab, gering agung, sakit Marana. Kuta berarti besar atau peak gede, grubug dan tumpur. Sasab adalah (puncak), sedangkan marana berarti penyakit yang menular dengan cepat. derita atau penyakit. Kuta Marana Gering agung itu sakit besar atau sakit berarti penyakit yang besar. Penyakit gede, maknanya sama dengan gering sekarang, memang masuknya dari agung. Tumpur adalah kosa kata yang kuta. Selanjutnya yang perlu dilihat cukup menarik karena dalam kamus di sini, ada beberapa lontar lain yang Bahasa Indonesia, diserap sebagai sebenarnya memuat tentang wabah. pertempuran. Tumpur bukan hanya Ada beberapa lontar yang memuat perang melawan manusia atau musuh, wabah, terutama berupa narasi ber- tapi juga dengan sesuatu yang berada setting Kediri. Bukan berarti lontar ini di luar jangkauan kita. Tumpur adalah ditulis di era Kediri, tapi ingatan atau malapetaka yang menyerang, termasuk catatan terkait dengan kerajaan Kediri. juga wabah besar sehingga paling Di antaranya ialah Babad Calonarang, ditakuti. Kaputusan Bharadah dan Taru Pramana. Tumpur adalah “kutuk yang paling Babad Calonarang memuat cerita ditakuti oleh para raja-raja di Bali”. tentang wabah, tapi sebenarnya cerita Dalam teks Usana Bali (36a-36b), yakni Calonarang ini memuat cerita mengenai Yayasan Puri Kauhan Ubud 39

Mpu Bharadah. Lontar ini disebut Purwana Tattwa bercerita tentang Calonarang karena tokohnya bernama konteks Pasuruan Majapahit. Calonarang. Kalau kita baca di dalam perjalanan Mpu Bharadah ini, berbagai Selain lontar-lontar yang telah macam wabah disebutkan. Taru disebutkan tadi, ada beberapa lagi Pramana juga termasuk dalam lontar lontar-lontar yang memuat tentang yang bersetting Kediri karena tokoh di wabah dan penyembuhan. Ada lontar dalam lontar Taru Pramana adalah Mpu Anda Kacacar, Pamahayu Anda Kuturan. Dalam Babad Calonarang dan Kacacar, Usada Kacacar, Usada Kede, Taru Pramana, setting dan tokohnya Usada Cukildaki dan Usada Ila. Saya sama dalam setting-an zaman Kediri. pikir, daftar nama penyakit semisal Kaputusan Mpu Bharadah adalah lontar penyakit cacar yang dimuat dalam yang berisi tentang ajaran-ajaran Mpu lontar Anda Kacacar sama dengan Bharadah tentang pengobatan. Mpu penyakit-penyakit yang ada di Eropa Bharadah dan Mpu Kuturan pernah pada masa pandemi seperti black death berdialog dan dimuat di dalam Nagara atau plague. Kertagama. Selain itu, juga dimuat di dalam beberapa lontar di Bali, salah Informasi protokol wabah juga ada satunya adalah Kalawasan. di dalam lontar-lontar. Protokolnya berupa mantra wabah dan upakara, Selain ber-setting Kediri, ada juga lontar larangan pujawali dan sawaprateka, yang ber-setting Majapahit. Beberapa di penanganan jenazah dan penguburan, antaranya adalah lontar Roga Sanghara karantina wilayah dan isolasi mandiri, Gumi, Puja Astawa, dan Yama Purwana juga terapi dan pangusadan. Khusus Tattwa. Puja Astawa adalah lontar yang untuk upakara, keterangannya berisi tentang doa-doa. Lontar yang sangat jelas di dalam naskah-naskah masuk dalam kelompok Puja Astawa tersebut. Larangan untuk sembahyang adalah tingkahing wiku atau tingkahing juga disebutkan sebagai salah satu rsi, yakni pedoman atau manual book protokol di dalam naskah Bali. Jadi untuk rsi-rsi terutama mengenai puja tidak boleh ada pujawali, kecuali hanya ketika terjadi wabah. Ada beberapa doa sembahyang di rumah. bila terjadi sasab dan marana. Untuk sekarang ini, saya tidak mengarah Karantina wilayah dan isolasi kesana. Mantra-mantranya ada berupa disebutkan di dalam lontar Cukildaki. Di tabel-tabel untuk mantra. Lontar Yama dalam beberapa lontar juga disebutkan 40 Mulat Sarira untuk Bali Bangkit, Pabligbagan di masa Pandemi


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook