Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore e-book_BCP

e-book_BCP

Published by BlueHeart Design, 2021-10-06 18:42:27

Description: e-book_BCP

Search

Read the Text Version

A BUSINESS untuk UMKM Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi Irfan Arif Abdillah Gancar C. PremanantoBUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

B BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

C BUSINESS untuk UMKM Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi Penulis : Irfan Arif Abdillah Gancar C. Premananto SOLUTAMA BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

D BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Mengadapi Pandemi PENULIS: Irfan Arif Abdillah Gancar C. Premananto EDITOR : Irfan Arif Abdillah DESAIN: Mustofa Sam D Angger Putranto Cetakan I, Oktober 2021 ISBN : 978-623-6803-05-9 (Hbk) ISBN : 978-623-6803-06-6 (eBook) PENERBIT : PT Titian Kreatif Solutama bekerjasama dengan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak isi buku ini baik sebagian ataupun seluruhnya dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penulis. Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,- (satu juta rupiah) atau pidanaan penjaraa paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana penjara paling lama lima (5) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

i pengantar SAAT ini dunia tengah memasuki era VUCA yang meru­pakan singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Volatility adalah keadaan yang tidak menentu dan rentan pada terjadinya perubahan. Uncertainty yaitu ketidakpastian serta keadaan yang penuh dengan kejutan yang bisa terjadi kapan saja. Complexity adalah situasi yang penuh dengan kerumitan. Sedangkan Ambiguity adalah keadaan mengambang yang menyebabkan kebi­ngungan untuk membaca arah dengan jelas. Istilah VUCA awalnya diperkenalkan oleh badan militer Amerika untuk menggambarkan situasi geo-politik usai perang dingin. Namun karena kesamaan makna, maka istilah tersebut kini juga digunakan di dalam dunia usaha (Aribowo dan Wirapraja,2018). Gambaran nyata tentang VUCA yang mengganggu dunia usaha dapat dilihat pada akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020. Yakni ketika virus corona baru atau COVID-19 menyebar hampir di seluruh negara. Menurut Centre for Economic Policy Research (CEPR), virus ini memiliki potensi untuk menghancurkan dunia. Dunia usaha cukup terkejut dan mengalami ketidakpastian. Kondisi inilah yang dalam VUCA disebutsebagai situasi Uncertainty. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

ii Penyebaran wabah COVID-19 yang begitu cepat tentunya memberi- kan pengaruh bagi ekonomi Indonesia. Imbauan social distancing,physical distancing, work from home (WFH), bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, hingga pelarangan kegiatan yang menimbulkan kerumunan tentu mem- buat roda ekonomi terhambat. Konsumsi swasta, yang menyumbang hampir 60 persen perge­rakan ekonomi nasional mengalami kontraksi. Penurunan pertumbuhan ekonomi global, khususnya negara-negara tujuan ekspor dan pelemahan harga-har- ga komoditas memberikan tekanan pada ekspor Indonesia. Hal serupa juga terjadi pada ekspor jasa khususnya jasa perja­lan­an atau pariwisata. Apalagi, negara-negara yang menjadi tujuan utama ekspor Indonesia, seperti Ameri- ka Serikat dan Uni Eropa, telah menjadi pusat pandemi. Di sisi lain, sebagai akibat turunnya kegiatan ekonomi domestik, impor khususnya bahan baku dan modal juga mengalami kon­traksi. Dengan de- mikian, penurunan ekspor juga akan diba­rengi dengan penurunan impor, sehingga pengaruh net-ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini relatif kecil, sebagaimana tahun lalu yang memberikan kontribusi -0,5 persen terhadap PDB (www.kemendag.go.id). Berbeda dengan krisis sebelumnya, dimana Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi tumpuan perekonomian Indonesia untuk tetap bertahan. Saat pandemi COVID-19 ini, justru sektor UMKM lah yang paling terdampak lebih dulu. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan sejumlah Lembaga dan Kementerian UMKM, wabah COVID-19 memberikan dampak besar terhadap keberlangs­ ungan UMKM. “Diramalkan survey 47 persen UMKM berhenti berusaha alias bangkrut, kami juga mencatat hal yang sama”, jelas Teten Masduki dalam diskusi virtual yang digelar Himpuni yang juga dimuat Tempo.co pada Rabu (20/5). Hal ini dikarenakan, sektor UMKM menyasar perputaran roda ekonomi pada masyarakat golongan menengah ke bawah yang aktivitasnya dibatasi Ketika COVID-19 menyebar. Padahal, jumlah UMKM dan sumbangsihnya terhadap ekonomi Indonesia sangat besar. Masih berdasarkan data Kemen- terian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia pada tahun 2017, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 59,2 juta. Kemudian, sensus ekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 menunjukkan besarnya kontribusi UMKM. UMKM menyerap hingga 89,2 persen dari total tenaga kerja, menye- diakan hingga 99 persen dari total lapangan kerja, menyumbang 60,34 persen dari total PDB nasional, menyumbang 14,17 persen dari total ekspor, dan menyumbang 58,18 persen dari total investasi. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

iii Daerah Ekslokalisasi Dolly, sampai sebelum COVID-19 mewa­bah, telah lebih berdaya secara ekonomi sejak prostitusi itu ditu­tup oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 18 Juni 2014. Saat itu, tidak lama setelah penutupan, kondisi perekonomian masyarakat mulai kolaps. Banyak warga yang menjual harta-benda mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyak juga anak-anak yang putus sekolah. Melihat kondisi tersebut, Dalu Nuzlul Kirom bersama rekan-rekan aktivisnya dari berbagai kampus di Surabaya, yang sebelumnya tergabung dalam Elemen Muda Surabaya (EMAS), berusaha mencari cara untuk mem- bantu masyarakat di Kawasan Ekslokalisasi Dolly. Salah satunya dengan membentuk GMH (Gerakan Menulis Harapan) sebagai wadah untuk men- dampingi dan memberdayak­ an masyarakat Dolly paska penutupan. Diantara bidang kerja yang menjadi fokus GMH dalam pendampingan adalah bidang pendidikan, bidang kesehatan ling­kunga­ n, bidang pember- dayaan ekonomi dan bidang wanita harap­an (www.melukisharapan.org). Sejak saat itu, warga terdampak dan UMKM di wilayah Ekslokalisasi Dolly menjadi sorotan dan perhatian utama publik. UMKM menjadi sektor utama yang diperhatikan oleh Pemkot Surabaya dan GMH untuk menghidupkan perekonomian di wilayah tersebut paska penutupan Ekslokalisasi Dolly. Masyarakat yang sebelumnya secara ekonomi bergantung pada bisnis prostitusi, bisa terlepas dari bisnis illegal tersebut, karena tumbuhnya sektor UMKM. Beberapa UMKM bahkan menjadi ikon perubahan Ekslokalisasi Dolly diantaranya adalah Samijali, Orumy dan Tempe Bang Jarwo (www.detik.com). Tiga UMKM tersebut juga merupakan UMKM binaan GMH yang juga menjadi pembelajaran dalam buku ini. Menghadapi kondisi pandemi seperti saat ini, sebenarnya risiko bisnis dapat diantisipasi dengan lebih baik. Diantaranya dengan melakukan respon yang tepat dan memiliki persiapan yang tepat dengan menyusun Business Continuity Plan (BCP). Menurut OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), beberapa hal dapat dilakukan sebagai respon jangka pendek untuk tetap menjaga eksistensi UMKM mengha­ dapi pandemi yakni: protokol kesehatan ketat dalam menjalankan aktifitas BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

iv ekonomi oleh UMKM, penundaan pembayaran hutang atau kredit untuk menjaga likuiditas keuangan UMKM, bantuan keuangan bagi UMKM, ke­ ter­sediaan teknologi digital untuk mendukung kegiatan ekonomi, dan kebijakan struktural. Langkah selanjutnya adalah dengan menyususn BCP, yaitu proses mengembangkan dan mendokumentasikan peraturan dan prosedur yang memungkinkan sebuah organisasi untuk menanggapi sebuah peristiwa yang tidak diinginkan yang berlangsung selama periode waktu yang tidak dapat diterima dan kembali melakukan fungsi kritisnya setelah sebuah interupsi (DRII, 2008: hal. 3). Tujuan dari BCP adalah untuk memperkecil efek peristiwa mengganggu tersebut bagi perusahaan. Selain itu, tujuan BCP yang pal­ing utama adalah untuk mengurangi risiko keuangan dan mening­katkan kemampuan organi­ sasi dalam proses pemulihan sesegera mungkin dari suatu peristiwa yang mengganggu (Broto, 2010). BCP sangat diperlukan bagi UMKM, dan ikhtiar UMKM di Ekslokalisasi Dolly, penting untuk pembelajaran bagi UMKM di daerah lain untuk kesiap­ an menghadapi pandemi, respon saat pandemi berlangsung, dan pemulih­ an paska pandemi. Buku ini sekaligus dibuat bersama sebagai bentuk implementasi Sus­ tainable Development Goals (SDG), yakni upaya menjadikan UMKM semakin terdidik, terbina, terperhatikan. Juga bentuk kolaborasi untuk menjadikan UMKM kita terus bertahan dan sukses menghadapi ujian apapun, menjadi aset kota Surabaya tercinta. SDG poin 4 \"quality education, 8 \" Decent work & economic growth\", 11\"Sustainable Cities & Communities\", 12 \"Respon- sible Consumption & Production\" dan 17 \"Partnership for goals\" adalah menjadi salah satu alasan hadirnya buku ini. Irfan Arif Abdillah Gancar C. Premananto BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

v daftar isi KATA PENGANTAR i Komponen Business Continuity Plan 43 DAFTAR ISI vii - Komponen Personel 43 - Komponen Teknologi 44 BAB.I Manfaat Business Continuity Plan 45 Pemberdayaan Eks Lokalisasi Dolly 1 Respon Terhadap Pandemi COVID-19 47 Kiprah Gerakan Melukis Harapan 2 Initial Action 47 1. Program Kampung Harapan 6 2. Masyarakat Harapan 7 Protecting Employee Health 48 Maintaining Essential Operations 49 Pemberdayaan Ekonomi Warga Dolly 9 Maintaining Essential Facilities, Equipment, and Supplies 50 UMKM Samijali 9 Communication 50 UMKM Orumy 10 Documentation 50 UMKM Tempe Bang Jarwo 12 BAB.IV BAB.II Mengurai Problem UMKM Dolly 51 Pandemi Runtuhkan Ekonomi 15 Analisa Risiko 53 Risk of Cost 53 Era VUCA di Depan Mata 16 Risk of Delay 55 Risk of Production 56 COVID-19 dan Dampaknya Terhadap Ekonomi 18 Risk of Raw Material 59 Dampak Pandemi Terhadap Sektor Usaha Mikro 23 Business Impact Analysis (BIA) 63 Mimpi Buruk UMKM Ekslokalisasi Dolly 25 BAB.V BAB.III Strategi untuk UMKM Dolly Hadapi Pandemi 69 Mengelola Risiko Bisnis di Era Pandemi 27 Penyusunan Incident Response Plan (IRP) 70 Manajemen Krisis 28 Penyusunan Recovery Plan 77 Business Continuity Plan 31 DAFTAR PUSTAKA 87 Proses Penyusunan BCP 31 - Tahap Pencegahan 32 - Tahap Persiapan 37 - Tahap tindakan 40 - Tahap Pemulihan 41 BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

vi \"Kualitas kepemimpinan semakin teruji manakala perusahaan berada dalam situasi krisis\" MANAJEMEN KRISIS BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

1 BAB .I Pemberdayaan Ekslokalisasi Dolly P ADA 18 Juni 2014, Wali Kota Surabaya, Tri Ris- maharini menutup lokalisasi Dolly. Sejak saat itu, tidak ada lagi hiburan malam yang dulu mengh­ iasi kampung tersebut. Tidak ada lagi ge- merlap malam yang menemani para pria hidung belang bersama perempuan-perempuan penghibur. Alhasil ribuan warga terkena dampaknya. Aktivitas ekonomi mero- sot drastis.  Melihat kondisi warga eks lokalisasi Dolly yang mempri- hatinkan, Elemen Pemuda Surabaya (EMAS) kemudian mem- bentuk sebuah organisasi sosial bernama Gerakan Melukis Harapan (GMH). Organisasi ini berhasil melakukan pember- dayaan kepada warga di kawasan Dolly, terutama pember- dayaan dalam bidang ekonomi. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

2 KIPRAH GERAKAN MELUKIS HARAPAN Gerakan Melukis Harapan (GMH) dibentuk pada bulan Juni 2014 bersamaan dengan deklarasi pelarangan aktivitas pros- titusi di kampung Jarak, Putat Jaya. Pada tanggal 10 Septem- ber 2014 GMH diakui secara legal dalam bentuk yayasan. Organisasi ini secara formal memiliki visi yakni “Mewujud- kan Masyarakat yang Memancarkan Harapan, Berperadabana Mulia, dan Menginspirasi.” Pengurus GMH bersama Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dan Kepala Dinas Sosial Pemkot Surabaya, Supomo. Sumber: Dokumentasi GMH (2015) BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

3 Dari visi tersebut, berbagai misi dilahirkan dan diwujud- kan seperti: 1.  Merangkai harapan masyarakat dampingan 2. Mewujudkan peradaban mulia di lokasi pendampingan 3. Menebar inspirasi pemuda & masyarakat lain untuk mela­ kukan perubahan positif. Visi dan misi tersebut selanjutnya diwujukan dalam berba­ gai macam bentuk program dan inisiatif yang akan mengu­ bah wajah Kampung Dolly menjadi kampung yang baru: Kampung penuh harapan dengan kemuliaan dan inspirasi positif.  Berkat kerja keras dan usaha GMH untuk mengembalikan harapan warga Putat Jaya, inisiatif sosial karya pemuda Sura- baya ini mendapatkan banyak apresiasi dan penghargaan. Beberapa di antaranya adalah:  1. Juara 2 Wirausaha Sosial Mandiri kategori Industri Kreatif & Pariwisata. 2. Penerima Bantuan Presiden untuk Wirausahawan Sosial  3. Finalis program Jenius Lokal 4. Penghargaan atas inovasi di bidang sosial oleh ITS 5. Peraih Liputan 6 Awards kategori Pemberdayaan Masya­ rakat 6. Penghargaan Pemuda Penggerak Surabaya bidang Sosial Masyarakat. Gerakan Melukis Harapan merupakan salah satu contoh inisiatif sosial dengan misi yang jelas dan juga manajemen organisasi yang baik sehingga mampu memberikan dampak perubahan dan juga prestasi. GMH telah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat kampung Jarak yang kini telah ber- transformasi menjadi kampung harapan yang menginspirasi banyak pihak. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

4 GMH pertama kali diketuai oleh Dalu Nuzlu Kirom, ST, dengan lima anggota tim manajemen organisasi yakni sekre­ taris, bendahara dan tiga posisi manajer. Dengan relawan yang didominasi anak muda, GMH mulai menjalankan pro- gram-programnya di kawasan eks lokalisasi Dolly. Pada mulanya kehadiran GMH di Dolly tidak diterima de­ ngan baik. Karena tidak semua warga siap untuk mengubah kebiasaan hidupnya. Bahkan pada saat mediasi bersama kel­ompok warga yang tidak setuju dengan penutupan, GMH didesak untuk bisa memberikan solusi yang lebih kongkrit dan nyata.  Penutupan lokalisasi membuat aktivitas ekonomi yang menyertai juga mati dan tidak ada lagi perputaran uang. Ba­ nyak yang menyebutkan bahwa perputaran uang di kawasan red district legendaris ini bisa mencapai Rp1 miliar - Rp2 mi­ liar. Sementara itu, menurut hitungan Kantor Berita Perancis, AFP, dikutip dari kompas.com pada tahun 2014 perputaran uang di Dolly setiap malam bisa mencapai Rp300 juta hingga Rp500 juta (U$D25.000 hingga U$D42.000 ). Perputaran uang BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

5 tersebut melibatkan banyak pihak seperti jasa penginapan, jasa parkir, warung makan dan minuman (PKL), sopir taksi dan ojek. Adapun para PSK mendapatkan penghasilan sebe- sar Rp10 juta hingga Rp13 juta perbulan (U$D850 hingga U$D1.100) Konflik kepentingan dan juga dampak ekonomi yang di­ timbulkan membuat berbagai pihak berusaha untuk ambil untung di Dolly. Namun dampak ekonomi tidaklah lebih pent­ ing jika menimbang sisi risiko sosial yang terjadi. Seperti tumbuh kembang anak-anak yang dapat terkontaminasi dan terganggu akibat hidup di lingkungan yang tidak kondusif. Lingkungan prostitusi tentu saja bukanlah tempat yang baik untuk tumbuh kembang anak. Namun menutup lokalis­ asi juga tidak serta merta menyelesaikan masalah sosial yang ter- jadi di Kampung Dolly dan sekitarnya. Karena hilangnya peng- hidupan juga memberikan risiko lain, seperti penganggur­an dan kriminalitas.  BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

6 Itu sebabnya GMH hadir untuk bisa menjadi jembatan antara pemerintah kota dengan masyarakat terdampak agar mengubah situasi kritis menjadi kondisi baru yang lebih positif. Perubahan tersebut berusaha diwujudkan oleh GMH dengan beberapa program di antaranya: 1. PROGRAM KAMPUNG HARAPAN  Program yang berusaha untuk membangun kampung menjadi harapan baru bagi warga Dolly dan sekitarnya. Kam­ pung ini digadang-gadang menjadi kampung eduwisata di Surabaya yang memiliki berbagai destinasi wisata dengan berb­ agai wahana seperti Inspiratrip dan gerai oleh-oleh khas kampung Harapan.  Program Kampung Harapan ini bertujuan untuk menarik perhatian wisatawan yang datang ke Surabaya untuk me­ nyaksikan keberhasilan perubahan warga Dolly beralih dari kehidupan prostitusi menjadi kehidupan yang lebih mengins­pirasi.  BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

7 2. MASYARAKAT HARAPAN Membangun kampung Harapan tentu mustahil dilaku- kan tanpa peran serta masyarakatnya. Itu sebabnya GMH juga berusaha untuk mengubah kualitas kehidupan warga kampung dengan berbagai program pemberdayaan. Pro- gram-program pemberdayaan ini meliputi aspek: 1)Pen- didikan, 2)Kesehatan Lingkungan, 3)Wanita harapan, dan 4) Ekonomi. Pemberdayaan pendidikan berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kampung Dolly. Target utama dari pro- gram ini adalah anak-anak yang bisa kembali menge­nyam pendidikan. Kemudian kesehatan lingkungan ditujukan un­tuk membangun kembali kampung Jarak agar memiliki lingkungan yang lebih sehat dan ramah lingkungan.  Selanjutnya adalah melibatkan wanita sebagai bagian dari perubahan. Sosok wanita yang hanya dipandang sebagai BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

8 objek perdagangan di saat lokalisasi masih beroperasi beru- saha diubah dan dibangun kembali rasa kepercayaan dirinya. Wanita adalah pihak yang paling terdampak dari praktek prostitusi, begitu pula ketika prostitusi Dolly tidutup. Sehing- ga pemberdayaan wanita menjadi hal yang penting. Kemudian program pemberdayaan ekonomi dengan men­c­ iptakan etos kerja dan inisiatif kewirausahaan di benak warga kampung yang telah kehilangan penghasilan akibat penutupan lokalisasi.  Program-program GMH ini mendapatkan banyak dukung­ an dari berbagai pihak. Termasuk dukungan dari para pe- mangku kekuasaan seperti walikota, menteri sosial, dan gubernur di masanya yakni Dr. (H.C) Tri Rismaharini, Dra. Hj. Khofifah Indra Parawansa M.Sos, dan Dr. H. Soekarwo S.H, M. Hum. Berkat peran GMH bersama elemen masyarakat lainnya di Kampung Dolly, secara perlahan stigma pada warga kam- pung eks lokalisasi ini mulai berubah. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

9 PEMBERDAYAAN EKONOMI WARGA DOLLY Pemberdayaan pada aspek ekonomi, menjadi program yang paling vital. Karena, kematian ekonomi menjadi dampak yang paling besar dari penutupan eks lokalisasi Dolly. Dengan program ini, akhirnya geliat ekonomi kembali hidup dengan bentuk yang lebih positif dan inspiratif. Usaha-usaha baru pun lahir dari kampung ini. UMKM SAMIJALI Keripik samiler Samijali yang merupakan salah satu produk kebanggaan hasil produksi warga kampung Jarak Dolly. Keri­ pik ini dibuat dari bahan singkong yang kemudian dikering­kan dan diberi rasa-rasa. Sampai saat ini varian rasa yang tersedia adalah rasa original, keju, balado dan sapi panggang. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

10 Harga Samijali dijual dengan dua jenis ukuran yakni ukur­ an 80 gram dan 110 gram, masing-masing seharga Rp10.000 dan Rp15.000. Keripik Samijali seluruhnya diproduksi oleh para ibu-ibu warga Kampung Jarak. Mulai dari mengolah ba- han singkong, kemudian menggoreng, memberi rasa, kemu- dian dikemas. Keripik Samijali telah dipasarkan ke berbagai tempat hingga luar negeri melalui berbagai media. Seluruh keuntungan yang dihasilkan dari produk ini di­ kembalikan lagi untuk pemberdayaan ekonomi warga yang telah turut serta menyukseskan produk Samijali. Produk Sa­mij­ali ini diharapkan bisa menjadi salah satu produk ung­ gulan Kampung Harapan untuk kembali menggairahkan aktivitas ekonomi di Kampung Jarak Dolly. UMKM ORUMY Selain Samijali, ada juga produk lain yang diluncurkan GMH bersama warga binaan yakni Olahan Rumput Laut Jarak Dolly atau disebut juga Orumy. Produk ini merupakan produk mi- numan kemasan yang terbuat dari rumput laut jenis Euchema Spinosum dan Euchema Cottinii (Purwanti, dkk, 2018). Produk rumput laut yang diproduksi menjadi minuman merupakan produk rumput laut kering yang kemudian dio- lah dengan air matang. Selanjutnya larutan rumput laut ini diberi berbagai macam jenis ekstrak buah seperti Leci, Straw- beri, Lemon dan Green Tea. Sebagai produk unggulan Kampung Harapan produk Orumy dibuat dengan standar yang cukup baik, seperti misalnya didaftarkan untuk mendapat sertifikasi Halal MUI dan terdaftar di BPPOM. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

11 Selain itu kandungan minuman juga diperhatikan. Ber- dasarkan uji kandungan gizi yang dilakukan oleh Purwanti, dkk. pada tahun 2018 dijelaskan bahwa minuman Olahan Rumput Laut Jarak Dolly mengandung serat, protein, kar- bohidrat, lemak, mineral-mineral seperti besi dan asam aspartate maupun vitamin E, B1, dan K. Keunggulan lainnya dari munuman ini adalah, Orumy tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali. Seperti Samijali, produk Orumy juga dibuat dengan meli- batkan warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly. Bebera­ pa diantara produsen minuman ini bahkan seorang mantan mucikari yang berkeinginan untuk memperbaiki hidup dan mengubah nasib. Setiap hari, jumlah rumput laut yang diolah untuk menjadi Orumy adalah sebanyak 50 kilogram dengan hasil sekitar 300 botol minuman. Produk minuman dengan berbagai varian BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

12 rasa ini dipasarkan melalui media daring dan juga ke bebe­ rapa toko di sekitar Kampung Jarak. UMKM TEMPE BANG JARWO Produk lain yang berhasil lahir dari Kampung Harapan yang baru adalah Tempe Bang Jarwo. Tempe kedelai ini diproduksi oleh Jarwo Susanto bersama istrinya Munasifah. Seorang eks buronan polisi yang belajar membuat tempe se­ lama berada di tempat persembunyian.  Kisah tentang perubahan nasib Jarwo Susanto dari buron­ an menjadi seorang produsen tempe yang dikenal banyak pihak diceritakan dalam buku Jarwo Susanto: Si Arek Dolly di- tulis oleh Mustofa Sam terbitan tahun 2019. Jarwo adalah sa- lah satu orang yang menolak dengan keras penutupan Dolly. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

13 Dia bahkan terlibat kericuhan dengan aparat, membakar ban dan juga membawa hewan kerbau saat berdemonstrasi menolak kebijakan penutupan lokalisasi Jarak Dolly. Hidup Jarwo Susanto sehari-hari di lokalisasi Jarak Dolly mulanya baik-baik saja karena Jarwo setiap harinya menjadi seorang pedagang minuman kopi. Penghasilannya semasa lokalisasi masih aktif bisa mencapai Rp500.000 setiap hari. Namun pendapatan tersebut tidak bisa dinikmati lagi oleh Jarwo karena penutupan lokalisasi oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Kehilangan mata pencaharian yang menguntungkan tentu saja membuat Jarwo naik pitam. Inilah yang kemudi- an mendasari kemarahannya saat melakukan demonstrasi penolakan penutupan lokalisasi. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

14 Selama berada di persembunyian, di Sidoarjo, Jarwo tidak memiliki bekal uang sepeserpun. Ia kemudian terlibat da- lam proses membuat tempe dari seorang pengusaha tempe untuk menyambung hidup sehari-hari. Dari pengalaman ini, Jarwo kemudian belajar bagaimana cara membuat tempe. Tempe Bang Jarwo kemudian turut juga diberdayakan oleh GMH, dengan memberikan berbagai pelatihan dan ban- tuan pemasaran untuk tempe buatan Jarwo. Hasilnya Tempe Bang Jarwo berkembang pesat. Jarwo yang dulu menjadi bu- ronan, kini telah menjadi tokoh perubahan di Kampung Jarak dan Dolly. Bahkan walikota Surabaya periode 2010-2020, Tri Rismaharini menemui Jarwo dan memberikan dukungan. Setiap hari tempe produksi Jarwo bisa mencapai raturan bungkus. Tempe-tempe ini dipasarkan ke berbagai tempat di kota Surabaya. Tempe-tempe Bang Jarwo juga sering dibeli oleh instansi pemerintah dan pihak swasta bahkan tidak sedi­ kit yang telah menjadi langganan tetap tempe buatannya. TEMPE BANG JARWO TIDAK KALAH BERSAING DENGAN TEMPE-TEMPE LAIN. BERKAT TEMPE INI KUALITAS HIDUP JARWO SUSANTO DAN KELUARGA BERANGSUR SEMAKIN BAIK. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

15 BAB .II Pandemi Runtuhkan Ekonomi P ANDEMI COVID-19 yang merebak sejak tahun 2020 telah meruntuhkan ekonomi global. Semua negara mengalami krisis ekonomi, termasuk Indonesia. Dan, yang paling terdampak adalah sektor usaha kecil. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di eks lokalisasi Dolly tentu juga terkena imbasnya. Para wirausaha- wan kewalahan menghadapi kondisi tersebut hingga nyaris gulung tikar, karena terus mengalami kerugian. Padahal, ber- kat pemberdayaan yang dilakukan GMH, para warga di ka- wasan Dolly sebelumnya sudah bisa berdaya secara ekonomi pasca penutupan lokalisasi. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

16 ERA VUCA DI DEPAN MATA Kemunculan pandemi COVID-19 yang tidak bisa didu- ga oleh siapapun, menegaskan bahwa dunia kini memang sedang memasuki era VUCA. Istilah VUCA awalnya diper­ kenalkan oleh badan militer Amerika untuk menggambarkan situasi geo-politik usai perang dingin. Pakar ekonomi Aribo­ wo dan Wirapraja dalam penelitiannya menyatakan, istilah VUCA kini juga digunakan di dalam sektor ekonomi, karena memiliki kesamaan makna. VUCA merupakan singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Volatility adalah keadaan yang tidak menentu dan rentan pada terjadinya perubahan. Uncertainty yaitu ketidakpastian serta keadaan yang penuh dengan kejutan yang bisa terjadi kapan saja. Complexity adalah situasi yang penuh dengan kerumitan. Sedangkan Ambiguity adalah keadaan mengambang yang menyebab- kan kebingungan untuk membaca arah dengan jelas. Makna VUCA memang jelas tergambar ketika pandemi COVID-19 mulai melanda dunia. Sektor usaha terkejut dan mengalami ketidakpastian. Bahkan, negara dengan ekonomi BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

17 10 NEGARA EKONOMI TERBESAR DI DUNIA & KASUS COVID-19 PER 1 FEBRUARI 2020   GDP MANUFACTURING EXPORTS MANUFACTURED COVID-19 COVID-19 EXPORTS CASES DEATHS US 24% 16% 8% 8% 159 China 16% 29% 13% 18% 80.410 11 Japan 6% 8% 4% 5% 331 2.991 Germany 5% 6% 8% 10% 262 UK 3% 2% 2% 3% 85 6 France 3% 2% 3% 4% 285  - India 3% 3% 2% 2% 28  - Italy 2% 2% 3% 3% 3.089 4 Brazil 2% 1% 1% 1% 4 -  Canada 2% 0% 2% 2% 34 107 4  - Sumber: World Bank World DataBank, FT COVID Dashboard. kuat pun tak luput dari krisis akibat pandemi. Menurut Centre for Economic Policy Research (CEPR), sepu- luh negara paling terpukul COVID-19 hampir identik dengan daftar sepuluh negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Seperti yang tersaji dalam tabel berikut; BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

18 COVID-19 DAN DAMPAKNYA TERHADAP EKONOMI Coronavirus yaitu suatu kelompok virus yang dapat meng­akibatkan penyakit pada hewan atau manusia. Bebe­ rapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Se- vere Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru ini memiliki nama resmi SARS-CoV-2 yang diawal identifikasi sempat dinamai 2019-nCoV. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). Wabah COVID-19 muncul pertama kali di Kota Wuhan, Tiongkok, Bulan Desember 2019. Akibat serangan virus ini, China harus melakukan langkah lockdown untuk meredam grafik tingkat penyebaran. Sebanyak 20 provinsi ditutup sejak akhir Januari 2020. Lalu pada tanggal 3 Maret 2020, COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi, karena terus menyebar cepat hingga ke wilayah yang jauh dari pusat wabah (WHO, 2020). BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

19 Di Indonesia sendiri, kasus COVID-19 pertama kali ter- deteksi pada 1 Maret 2020. Dua warga Indonesia asal Kota Depok dinyatakan positif COVID-19 usai melakukan kontak dengan warga Jepang yang sebelumnya juga dinyatakan positif terkena virus tersebut. Kemudian, dalam kurun waktu yang cukup singkat, pasien COVID-19 bertambah dengan signifikan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 30 November 2020, jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 538.883 pasien dengan 450.518 pasien dinyata- kan sembuh, 16.945 meninggal, dan 71.420 kasus aktif atau dalam perawatan. Pemerintah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat sekaligus mengambil opsi Pembatasan Sosial Ber- skala Besar (PSBB) melalui telekonferensi dari Istana Kepresi­ denan Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 31 Maret 2020. Status tersebut sebelumnya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Opsi ini diambil untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

20 Aturan pelaksanaan PSBB tersebut juga telah diterbitkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pembatasan So- sial Berskala Besar dan Keppres (Keputusan Presiden) Pene- tapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Terbitnya aturan pelaksanaan tersebut memberikan landasan kebijakan bagi pemerintah dalam menangani dampak COVID-19. Semua kebijakan di daerah wajib mengikuti peraturan serta berada dalam koridor undang-undang dan PP serta Keppres tersebut. Polri juga diberi kewenangan mengambil langkah-langkah penegakan hukum yang terukur dan sesuai undang-undang agar PSBB dapat berlaku secara efektif dan mencapai tujuan mencegah meluasnya wabah. Penyebaran wabah COVID-19 yang begitu cepat tentunya memberikan pengaruh bagi ekonomi Indonesia. Imbauan social distancing, physical distancing, Work From Home (WFH), bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, hingga pelarangan BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

21 kegiatan yang menimbulkan kerumunan tentu membuat roda ekonomi terhambat. Konsumsi swasta, yang menyum- bang hampir 60% pergerakan ekonomi nasional mengalami kontraksi. Penurunan pertumbuhan ekonomi global, khusus- nya negara-negara tujuan ekspor dan pelemahan harga-har- ga komoditas memberikan tekanan pada ekspor Indonesia. Hal serupa juga terjadi pada ekspor jasa khususnya jasa perjalanan atau pariwisata. Apalagi, negara-negara yang menjadi tujuan utama ekspor Indonesia, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, telah menjadi pusat pandemi. Di sisi lain, sebagai akibat turunnya kegiatan ekonomi domestik, impor khususnya bahan baku dan modal juga mengalami kontraksi. Dengan demikian, penurunan ekspor juga akan dibarengi dengan penurunan impor, sehingga pengaruh net-ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini relatif kecil, sebagaimana tahun lalu yang memberikan BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

22 kontribusi -0,5% terhadap PDB. Laporan Organisation for Economic Co-Operation and Deve­ lopment (OECD) menyebutkan bahwa pandemi ini berimplika- si terhadap ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai den- gan terhentinya aktivitas produksi di banyak negara, jatuhnya tingkat konsumsi masyarakat, hilangnya kepercayaan konsu- men, jatuhnya bursa saham yang pada akhirnya mengarah pada ketidakpastian. Jika hal ini terus berlanjut, OECD mem- prediksi akan terjadi penurunan tingkat outoput antara seper- lima hingga seperempat di banyak negara, dengan pengelu- aran konsumen berpotensi turun sekitar sepertiga sehingga ekonomi dunia diprediksi tumbuh negatif antara 6-7,6%. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

23 DAMPAK PANDEMI TERHADAP SEKTOR USAHA MIKRO Berbeda dengan krisis 1998 dan 2008, ketika Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi tumpuan perekonomi- an Indonesia untuk tetap bertahan. Saat pandemi COVID-19 ini, justru sektor UMKM lah yang paling terdampak. Berda­ sarkan hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga dan Kementerian UMKM, wabah COVID-19 memberikan dampak besar terhadap keberlangsungan UMKM. “Diramalkan survey 47 persen UMKM berhenti berusaha alias bangkrut, kami juga mencatat hal yang sama,” jelas BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

24 Tet­ en Masduki dalam diskusi virtual yang digelar Himpuni yang juga dimuat Tempo.co pada Rabu (20/5). Hal ini dikarenakan, sektor UMKM menyasar perputaran roda ekonomi pada masyarakat golongan menengah ke bawah yang aktivitasnya dibatasi ketika COVID-19 menye- bar. Padahal, jumlah UMKM dan sumbangsihnya terhadap ekonomi Indonesia sangat besar. Masih berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia pada tahun 2017, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 59,2 juta. Kemudian, sensus ekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 menunjukkan besarnya kontribusi UMKM. UMKM menyerap hingga 89,2 persen dari total tenaga kerja. Menyediakan hingga 99 persen dari total lapangan kerja. Menyumbang 60,34 persen dari total PDB nasional. Menyum- bang 14,17 persen dari total ekspor. Dan menyumbang 58,18 persen dari total investasi. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

25 MIMPI BURUK UMKM EKSLOKALISASI DOLLY Sejak tahun 2014, GMH telah berhasil mendampingi dan memberdayakan masyarakat Dolly pasca penutupan lokali­ sasi. Di antara bidang kerja yang menjadi fokus GMH dalam pendampingan adalah pendidikan, kesehatan lingkungan, pemberdayaan ekonomi, dan wanita harapan. Dari berbagai bidang tersebut, pemberdayaan ekonomi paling banyak mendapat sorotan. Usaha-usaha mikro di wilayah eks lokalisasi Dolly menjadi salah satu sentra UMKM di Surabaya yang cukup progresif. Masyarakat yang sebelum- nya secara ekonomi bergantung pada bisnis prostitusi, bisa terlepas dari bisnis ilegal tersebut, karena tumbuhnya sektor UMKM. Beberapa UMKM bahkan menjadi ikon perubahan eks lokalisasi Dolly. Di antaranya adalah Samijali, Orumy dan BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

26 Tempe Bang Jarwo. Tiga UMKM tersebut juga merupakan UMKM binaan GMH. Sejak corona merebak, satu per satu usaha itu seolah meng­alami mimpi buruk. Baru saja lepas dari ‘bencana’ penut­ upan eks lokalisasi Dolly, kini mereka kembali dihadap- kan dengan ‘bencana’ baru. Salah satu kisah pilu pedagang yang terkena imbas Covid-19 adalah Jarwo Susanto, pengu- saha tempe binaan GMH. Pandemi Covid-19 ini tak cuma menurunkan jumlah pro­ duksi tempe buatan Jarwo, tapi juga membuatnya harus door-to-door untuk menjajakan tempe buatannya. Hal ini dikarenakan tutupnya sejumlah pasar karena ada pedagang yang terinfeksi Covid-19. “Sebelum corona saya bisa bikin 25 kilogram perhari, tapi sejak corona, produksi turun 30 persen,” ujar Jarwo yang juga dimuat di Kumparan.com pada Sabtu (9/5). Hal ini juga sejalan dengan apa yang dialami oleh UMKM Samijali dan UMKM Orumy yang mengalami penurunan pro- duksi sekitar 50% dan 35%. ”... Produksi kita turun sampai 50%, selain karena ada penuruan penjualan, bahan baku juga sulit didapatkan karena distribusi terhambat akibat Covid-19...” ANDRI | KETUA UMKM SAMIJALI ”... Selama pandemi produksi kami turun, kalo dihitung sekitar 35%, hampir mau separuhnya.” BANI | KETUA UMKM ORUMY BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

27 BAB .III Mengelola Risiko Bisnis di Era Pandemi S EBENARNYA, risiko bisnis dalam kondisi pan- demi seperti saat ini bisa diantisipasi. Di antara- nya dengan melakukan respon yang benar dan memiliki persiapan yang tepat. Menurut OECD, beberapa hal dapat dilakukan sebagai respon jangka pendek untuk tetap menjaga eksis- tensi UMKM menghadapi pandemi, yakni: protokol kesehat­ an ketat dalam menjalankan aktivitas ekonomi oleh UMKM, penundaan pembayaran hutang atau kredit untuk menjaga likuiditas keuangan UMKM, bantuan keuangan bagi UMKM, ketersediaan teknologi digital untuk mendukung kegiatan ekonomi, dan kebijakan struktural. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

28 Langkah selanjutnya adalah dengan menyusun Business Continuity Plan atau yang biasa disingkat BCP. BCP adalah proses mengembangkan dan mendokumentasikan peratur- an dan prosedur yang memungkinkan sebuah organisasi untuk menanggapi sebuah peristiwa yang tidak diinginkan yang berlangsung selama periode waktu yang tidak dapat diterima dan kembali melakukan fungsi kritisnya setelah sebuah interupsi. Dengan kata lain, BCP berusaha menjelaskan renca­ na yang diambil perusahaan untuk meneruskan bisnis perusahaa­ nnya tersebut, jika suatu saat terjadi kekacauan, bencana, atau kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menghambat bahkan menghentikan proses bisnis perusaha­ an tersebut, termasuk diantaranya adalah wabah pandemi. Dengan demikian, BCP juga merupakan bagian dari mana- jemen risiko yang harus dimiliki oleh setiap jenis organisasi, termasuk GMH dan UMKM binaannya. Dalam artikelnya yang berjudul Menyusun Business Conti- nuity Plan bagi Organisasi, Broto menjelaskan, tujuan dari BCP adalah untuk memperkecil efek peristiwa yang mengganggu bagi perusahaan. Selain itu, tujuan BCP yang paling utama adalah untuk mengurangi resiko keuangan dan meningkat- kan kemampuan organisasi dalam proses pemulihan sese­ gera mungkin dari suatu peristiwa yang mengganggu. MANAJEMEN KRISIS Krisis merupakan keadaan genting atau gawat darurat yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Krisis dapat meliputi: wabah, bencana alam, teknologi, manajemen yang buruk, terorisme, peperangan dan kelangkaan. Krisis sendiri sejatinya tidak selalu semata-mata terjadi begitu BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

29 saja. Krisis dapat dideskripsikan, dikategorikan, atau bahkan diprediksikan. Oleh karena itu, suatu organisasi diharapkan mampu dan memiliki strategi untuk menghadapi situasi kri- sis. Hal ini dikenal juga dengan istilah manajemen krisis. Manajemen krisis tidak hanya sekedar petunjuk manual, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menghadapi sesuatu yang tidak terduga dengan responsif dan efektif. Manajemen krisis merupakan proses yang digunakan oleh sebuah organi- sasi berkaitan dengan isu-isu yang ada di luar kendali. Menurut Suryani dan Sagiyanto dalam jurnalnya yang berjudul Strategi Manajemen Krisis Public Relations PT Blue Bird Group, tujuan dari adanya manajemen krisis ada tiga. Pertama untuk menyiapkan perlindungan yang lebih baik menghadapi dampak krisis. Kedua untuk dapat memberikan respon efektif atas krisis yang terjadi. Ketiga untuk menjabar- kan rencana penangan dan solusi rehabilitasi atas krisis yang terjadi. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

30 Mawadati dan Fajri dalam penelitiannya berjudul Manaje- men Krisis Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, berpendapat, ada lima langkah yang bisa diambil untuk menangani kondisi krisis. Pertama, identifikasi krisis. Proses riset untuk meng­ identifikasi krisis. Dalam hal ini adalah pengumpulan data dan penarikan kesimpulan. Kedua, Analisa Krisis. Kecermatan yang diperlukan untuk menangkap sinyal-sinyal yang muncul pada se­ tiap permasalahan atau krisis. Ketiga, Isolasi Krisis. Krisis dianggap sebagai penya­ kit yang penyebarannya harus dicegah agar tidak sema- kin meluas, sehingga harus cepat ditanggulangi. Keempat, Memilih Strategi. Dibutuhkan strategi yang tepat untuk menangani krisis, seperti strategi de- fensif, strategi adaptif, dan strategi dinamis. Terakhir, Program Pengendalian. Perumusan strate- gi jauh-jauh hari sebelum terjadinya krisis yang nantinya dapat dijadikan petunjuk bagi para pengurus untuk mengambil langkah penanganan. BBUUSSININEESSSSCCOONNTTININUUITITYYPPLLAANNUUNNTTUUKKUUMMKKMM: :IkIkhhttiaiarrUUMMKKMMEEkksslolokkaalilsisaassiiDDoollylyMMeenngghhaaddaappiiPPaannddeemmii

31 Dalam manajemen krisis terdapat unsur yang cukup pen­ ting. Kunci keberhasilan dari manajemen krisis juga ditentu- kan dari komunikasi krisis itu sendiri, karena kondisi krisis ha- rus dapat disampaikan kepada para pemangku kepentingan. Misalnya dalam kasus ini ketika pandemi virus corona terjadi di Indonesia, organisasi harus mampu memberikan informasi regulasi terkait bagaimana organisasi menyikapi adanya pandemi virus corona. Misal, SOP waktu kerja di saat ada wabah dan langkah-langkah apa yang dapat dilakukan agar tidak tejangkit virus corona dan meminimalisir dampak wabah. BUSINESS CONTINUITY PLAN Pada akhir 1990-an, Business Continuity Plan (BCP) hadir untuk mencoba menilai kemungkinan dari kegagalan sistem dalam lingkup dunia bisnis. Istilah BCP dalam Bahasa Indonesia biasa dikenal dengan Perencanaan Kontinuitas Bisnis (PKB). Business Con- tinuity Plan (BCP) yaitu suatu rencana strategis yang dibuat berdasarkan kondisi perusahaan untuk tetap melangsungkan kegiatan bisnisnya secara berkelan- jutan, walaupun tengah terjadi masalah atau krisis. Bila sebuah perusahaan telah membuat BCP, maka ancaman akan dapat ditekan. Sehingga, perusahaan tersebut akan mempunyai nilai business survival yang lebih baik (FFIEC, 2003). PROSES PENYUSUNAN BCP Berdasarkan FFIEC, 2003, penerapan BCP lebih fokus ke- pada pencegahan (prevent). Tahapan dalam melakukan BCP, BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

32 dapat dilihat pada gambar berikut: GAMBAR PROSES BUSINESS CONTINUITY PLAN SUMBER: FFIEC, 2003 TAHAP PENCEGAHAN Strategi ini dipakai untuk mencegah terjadinya bencana, serta mencegah efek bencana tersebut. Tahap ini berkaitan dengan manajemen risiko (risk management plan). Maka dari itu, tahap pencegahan ini menggunakan metode analisa risiko, mulai dari identifikasi risiko, identifikasi dampak pada kesela- matan karyawan, properti perusahaan, dan lain sebagainya. Menurut Peltier (2005), analisa risiko merupakan upaya melakukan identifikasi risiko-risiko, mencari cara untuk me­ ngontrol dan meminimalisir risiko, serta memantau dampak yang masih tersisa setelah terjadi bencana. Marriet (1999), menjelaskan, ada dua metode utama dan satu metode gabungan yang bisa dipakai untuk melakukan analisa risiko. Yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yaitu penilaian secara deskriptif (rendah, sedang, tinggi). Metode ini dipakai saat data yang berupa angka tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil analisa risiko yang diidentifikasi. Metode ini juga bisa dipakai saat dampak BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

33 dari risiko yang dianalisa tidak terlalu bahaya. Metode ini se­ ring digunakan dalam menentukan suatu kegiatan bisnis. Thomas R. Petlier (2005), menjelaskan, ada sejumlah pro­ ses yang dilakukan dalam metode ini. Pertama, Mengidentifikasi Batasan Analisa. Di tahap ini, penganalisa melakukan pembatasan ruang lingkup masalah yang akan dianalisa. Sehingga hasil analisa bisa tepat sasaran. Kedua, Membuat Tim Khusus. Dalam tahap ini dilakukan pembentukan tim-tim khusus. Tim-tim ini menangani permasalahan tertentu. Ketiga, Mengidentifikasi Ancaman (thread). Pengan­ alisa membuat daftar pertanyaan untuk mengeta­hui penyebab dan ancamannya. Keempat Membuat Skala Prioritas Ancaman. Di tahap ini, ancaman yang sudah diidentifikasi akan diurutkan berdasarkan prioritasnya. Semakin besar dampak yang ditimbulkan terhadap perusahaan, maka ancamannya akan memiliki skala prioritas yang tinggi. Kelima, Melakukan Rekapitulasi Ancaman. Di tahap ini, ancaman akan digolongkan berdasarkan level ancaman, dampak, dan faktor penyebab risiko. Keenam, Melakukan kontrol. Pada proses ini, peng­ analisa akan menentukan hal-hal yang dibutuhkan untuk melakukan monitoring terhadap ancaman. Terakhir, Mengadakan Sosialisasi. Penganalisa melakukan sosialisasi untuk menyampaikan hasil dari analisa risiko yang telah dilakukan. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

34 Sedangkan Metode kuantitatif yaitu suatu metode yang menggunakan data berupa nilai angka untuk memberitahu probabilitas dan dampak yang ditimbulkan. Berbeda dengan metode kualitatif, metode ini memperhitungkan cost-benefit pada proses pelaksanaannya. Terdapat beberapa tahapan dalam metode ini. Pertama Melakukan Pengenalan Karakteris- tik Sistem. Menganalisa dan pengenalan terhadap sistem yang diterapkan pada perusahaan. Kedua, Mengidentifikasi Ancaman. Menganalisa ancaman, baik yang telah terjadi maupun yang berpe- luang akan terjadi di kemudian hari. Ketiga, Mengidentifikasi Kelemahan. Menganali­ sa kelemahan perusahaan saat ini dan di masa men- datang. PROBABILITY TABEL HIGH IMPACT LOW ANALISA HIGH MEDIUM RISIKO MEDIUM HIGH HIGH MEDIUM HIGH HIGH MEDIUM LOW MEDIUM MEDIUM LOW HIGH: Corrective action must be implemented SUMBER: MEDIUM: Corrective action should be implemented LOW: No action required at this time Marriet (1999) BBUUSSININEESSSSCCOONNTTININUUITITYYPPLLAANNUUNNTTUUKKUUMMKKMM: :IkIkhhttiaiarrUUMMKKMMEEkksslolokkaalilsisaassiiDDoollylyMMeenngghhaaddaappiiPPaannddeemmii

35 Keempat, Melakukan Analisa Kontrol. Menganali­ sa proses kontrol yang diterapkan di perusahaan saat ini. Kelima, Memperhatikan Kecenderungan (Likeli- hood). Menganalisa kecenderungan weakness peru- sahaan dan ancaman. Proses ini akan menghasilkan tingkat kecenderungan suatu ancaman pada perusa- haan. Keenam, Menganalisa Dampak. Proses mengukur dan menganalisa dampak dari ancaman. Proses ini menghasilkan level dampak pada ancaman yang di- identifikasi sebelumnya. Ketujuh, Melakukan Determinasi Risiko. Meng­ analisa dan mengidentifikasi hasil analisa dari ting- kat kecenderungan, tingkat ancaman, dan tingkat dampak yang ditimbulkan oleh ancaman. Kedelapan, Memberikan Saran Kontrol. Menyam- paikan rekomendasi-rekomendasi untuk monitoring terhadap ancaman guna mengurangi dampak dari ancaman tersebut. Terakhir, Membuat dokumentasi: Hasil analisa yang telah dilakukan harus didokumentasikan. Selain kualitatif dan kuantitatif, ada pula metode hibrida. Metodei ini adalah gabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Metode hibrida menggunakan nilai berupa skala angka untuk dikategorikan pada setiap kategori kualitatif. Meskipun gabungan, metode ini tidak melakukan tahap- tahap yang ada serinci, baik pada tahap kuantitatif maupun kualitatif. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

36 Setelah melakukan analisa risiko, maka akan didapatkan hasil berupa tabel tentang kemungkinan dan dampak yang ditimbulkan dari suatu ancaman. Pada tabel Analisa Risiko di atas, terdapat kolom dan baris yang memperlihatkan tingkat kemungkinan (probability) dan dampak (impact) yang ditimbulkan dari suatu ancaman. Semakin besar kemungkinan ancaman terjadi, maka semakin tinggi tingkat probabilitasnya. Begitu juga dengan impact. Semakin besar dampak yang ditimbulkan terhadap keber- langsungan perusahaan, maka semakin tinggi pula tingkat impact-nya. Jika ancaman ada di level high, maka harus dilakukan langkah penanggulangan. Jika ancaman terdapat pada level medium, maka sebaiknya dilakukan langkah pe­ nanggulangan. Apabila ancaman ada di level low, maka tidak perlu ada tindakan yang dilakukan untuk saat ini. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

37 Hasil jawaban responden diolah menggunakan matrik penilaian risiko. Hal ini dilakukan untuk menentukan batas antara risiko yang bisa diterima dengan risiko yang tidak dapat diterima. Langkah ini dilakukan dengan menilai tingkat kemung­ kinan munculnya sebuah peristiwa (probability) dan dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa (impact) pada tiap-tiap risiko yang sudah diidentifikasi. Tingkatan probability dan impact dibagi menjadi tinggi, sedang, dan rendah sebagaimana yang dijelaskan Marriet (1999). Setelah proses penilaian, selanjutnya dilakukan penghi­ tungan ke dalam matriks dengan mengalikan hasil dari im­ pact dan probability pada masing-masing risiko dan mengha­ silkan klasifikasi risiko yang didasarkan pada tiga zona, yaitu zona merah, zona kuning, dan zona hijau. TAHAP PERSIAPAN Dalam tahap persiapan (preparedness), tim analisa BCP akan melaksanakan pembagian skala prioritas terhadap suatu bencana. Tujuanya, untuk mengetahui dan mendapat­ kan tindakan dan pemulihan yang efisien jika terjadi ben- cana. Selanjutnya, tahap ini akan berkaitan dengan Business Impact Analysis (BIA). Contoh dari tahapan ini adalah melaku- kan backup terhadap data-data penting. Menurut Disaster Recovery Institute International (DRII), Business Impact Analysis (BIA) yaitu suatu kegiatan menga- nalisa dan mengukur dampak potensial dari suatu ancaman terhadap perusahaan. Tujuan akhir dari BIA adalah membuat suatu skala prioritas untuk menentukan masalah yang paling kritikal pada perusahaan. BIA dapat memuat berbagai informasi. Di antaranya: Re- BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

38 covery time. BIA akan menentukan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemulihan resource yang terkena dampak bencana. Kemudian, Prioritas Fungsi Bisnis. BIA berisi infor- masi mengenai mana fungsi bisnis yang harus didahulukan untuk di-recovery ketika beberapa fungsi bisnis terkena ben- cana. Berikutnya, Resource Requirement. BIA berisi infor- masi tentang sumber daya apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan bisnis perusahaan. Untuk menerapkan BIA, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Dimulai dari membuat kuesioner BIA. Pada tahap ini, analisator mengajukan beberapa pertanyaan ter- kait dengan masalah yang telah maupun yang akan dihadapi perusahaan. Pertanyaan umum yang sering muncul pada kuesioner yaitu :  Apa saja sumber informasi yang penting untuk perusahaan?  Apa saja proses bisnis yang bisa menyebabkan dampak negatif yang sangat fatal apabila perusahaan tidak melakukan proses tersebut? Selanjutnya, mengadakan workshop. Analisator meng- gelar workshop untuk menginstruksikan fungsi bisnis dan process manager sebagai peserta workshop, bagaimana cara menyelesaikan BIA. Pada workshop tersebut, analisator menyebarkan kuesioner kepada peserta workshop untuk diisi. Setelah kuesioner diisi oleh para peserta, langkah berikut- nya adalah mereview jawaban-jawaban tersebut. Dari jawab­ an-jawaban itu, maka penganalisa sudah bisa membayang- kan apa dan bagaimana bencana yang perlu diprioritaskan. Langkah berikutnya adalah melakukan interview dengan BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

39 pihak terkait untuk validasi informasi yang telah didapat se- belumnya. Proses interview juga berfungi untuk melengkapi informasi tertentu bila hasil kuesioner belum jelas. Langkah terakhir adalah menyusun dan menganalisa hasil kuesioner. Dari hasil analisa ini, akan diperoleh apa saja prioritas recovery dan strategi-strategi yang mungkin bisa diterapkan. Selain itu, hasil analisa juga bisa menjadi rekomendasi untuk mengatasi kerentanan ancaman. Setelah data diperoleh dan dikumpulkan, selanjutnya akan dilaku- kan business impact assessment untuk membuat matriks Busi- ness Impact Analysis. Menurut Santoso dan Gitarini (2017), matriks Business BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi

40 Impact Analysis mencakup informasi mengenai proses bisnis terhadap dampak yang ditimbulkan. Dalam hal ini, mereka menggunakan level atau tingkat keseriusan dari dampak tersebut (severity of impact) dan Maximum Acceptable Outage Time (MAOT), yaitu durasi waktu maksimum pemberhentian operasi sebelum mempengaruhi operasional atau menim- bulkan dampak yang tidak bisa diatasi untuk tiap proses bisnis. Selanjutnya dilakukan proses penghitungan ke dalam matriks dengan mengalikan hasil dari severity impact dan MAOT pada masing-masing proses bisnis dan menghasilkan overall critical rating. Hasil dari rating ini dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: high, medium, dan low. TAHAP TINDAKAN Tahap tindakan atau response diterapkan jika perusahaan tertimpa bencana. Adapun strategi yang dilakukan adalah menahan agar bencana tidak mengganggu proses bisnis, serta melakukan upaya mengurangi dampak yang ditim- bulkan sesuai skala prioritas yang telah ditentukan di tahap sebelumnya. Tahap ini berkaitan dengan Incident Response Planning (IRP). Aktivitas atau tindakan utama yang harus dilakukan meliputi, evakuasi dan penyelamatan. Langkah ini harus dilakukan oleh setiap individu ketika bencana terjadi. Selan- jutnya, membentuk dan mengaktifkan pusat penanganan kedaruratan, di antaranya menunjuk dan mengkoordinasikan satu bagian dalam perusahaan untuk melakukan penanga- nan lanjutan yang diperlukan untuk menghadapi bencana. Kemudian, memastikan keselamatan karyawan atau pegawai. BUSINESS CONTINUITY PLAN UNTUK UMKM: Ikhtiar UMKM Ekslokalisasi Dolly Menghadapi Pandemi


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook