88 Rangkuman Salah satu hal yang paling mendasar dalam cara hidup bermisi adalah berani untuk maju dan mengambil resiko untuk kemuliaan nama Tuhan. Kekuatan serta kemampuan sebagai seorang yang diutus maupun pengutus sangat terbatas karena manusia tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri namun Tuhan yang tanpa batas akan mencukupkan segala sesuatu yang dibutuhkan di dunia ini. Tidak ada salahnya jika gereja memiliki keterbebanan dalam mendukung para utusan Injil Lintas Budaya. Seperti halnya yang sudah dilakukan oleh bapa-bapa pada jaman dahulu baik dalam PL maupun PB memberikan contoh betapa sulitnya mereka bekerja keras untuk melayani dan untuk mendukung pelayanan di dunia. Tuhan Yesus akan bertanggung jawab ketika setiap gereja dengan tulus mendukung pelayanan penginjilan. Biaya untuk melakukan pelayanan ini tidak sedikit namun dengan adanya jejaring antar gereja-gereja akan menguatkan pekabaran Injil di dunia ini. Sebuah tanggung jawab yang besar tidak hanya terjadi pada utusan Injil Lintas Budaya, namun dari pihak gereja yang mengutus juga memiliki beban yang sama. Jadi, kedua belah pihak harus memiliki tinjauan yang benar untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus tersebut. Harapan sebagai seorang yang dipercaya oleh Kristus adalah setiap orang percaya melakukan pekerjaan pelayanan dengan rendah hati bukan karena terpaksa.
89 BAB III METODOLOGI PENELTIAN Dalam Bab III ini membahas tentang metode – metode penelitian yang akan digunakan sebagai panduan penelitian untuk tesis. Metodologi penelitian akan mengacu pada metode penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, sumber data, tehknik pengumpulan data, tehknik analisa data, dan tehknik validasi data. Metodologi penelitian adalah cara-cara yang dipakai dalam penelitian ilimiah untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar adalah kesesuaian antara pengetahuan dengan objek yang diteliti.72 Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang telah dibangun dalam kajian teori, sedangkan objeknya adalah situasi sosial penelitian. 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif bukan eksperimental dengan melakukan evaluasi tentang “Member Care” untuk utusan Injil Lintas Budaya. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna pada generalisasi.73 72Yonas Muanley, Filsafat ilmu, (2016.). tidak terdapat tempat. 73Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2012). 7.
90 3. 2 Lokasi Penelitian Sebuah penelitian harus memiliki tempat untuk diteliti. Pelaksanaan penelitian berada di Gereja Baptis Indonesia Bulu Semarang yang beralamat di Jalan Indraprasta No. 136, Semarang. 3.3 Waktu Penelitian Dalam rencana waktu pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan penelitian, perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap penelitian dan penulisan laporan harus realistsi.74 Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2019. 3.4 Sumber Data Dalam setiap pengumpulan data diperlukan tehknik pengumpulan data melalui sumber – sumber yang akan diteliti. Sehingga penelitian akan menjadi valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam setiap penelitian, peneliti dituntut untuk menguasai teknik pengumpulan data sehingga menghasilkan data yang relevan dengan penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah para utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu Gembala Sidang dan panitia penginjilan Gereja Baptis Indonesia Bulu. Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. 74Andreas Bambang Subagyo,Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,2004). 285.
91 3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan yang digunakan adalah wawancara mendalam. 3.5 Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan adalah daftar pertanyaan wawancara. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 3.5.1 Tabel Daftar Pertanyaan Wawancara (Terlampir).
92 3.6 Partisipan Penelitian Rancangan apapun, yang akan dipakai untuk menyelesaikan masalah penelitian, memerlukan data yang nantinya akan dianalisis dan ditafsirkan. Data itu harus diambil dari sumber data, apakah seluruhnya atau hanya sebagian. Partisipan dalam penelitian ini adalah Gembala Sidang dan Panitia Penginjilan Gereja Baptis Indonesia Bulu sejumlah empat orang. 3.7 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian yang peneliti hadapi dalam menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut : keseriusan dan kejujuran responden di dalam memberikan jawaban untuk masing-masing pertanyaan dan apabila masih ada salah interprestasi responden tentang pertanyaan yang diajukan tidak sama dengan yang dimaksud oleh peneliti. Untuk mengurangi keterbatasan masalah tersebut, maka pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara langsung. 3. 8 Tehnik Analisis Data Subagyo mengemukakan bahwa analisis data meliputi tiga sub proses yaitu: deskripsi data, analisis data, skripsi data, analisis data dan interprestasi data 75 . Deskripsi menjawab apa yang sedang terjadi disini. Diskripsi berusaha tetap dekat dengan data sebagaimana aslinya (dicatat atau direkam). Analisis membahas identifikasi ciri-ciri obyek serta menjelaskan secara sistematis hubungan diantara ciri-ciri atau proses menyederhanaan data kedalam bentuk lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan.76 75Subagyo, Andreas B, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif, termasuk Riset Teologi dan Keagamaan (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004) hal. 261 76Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian (Jakarta: LP3ES, 2012), hal. 263.
93 Cara yang digunakan adalah menyoroti penemuan-penemuan (data hasil penelitian ) dengan cara kembali ke bagian data tertentu yang sudah disajikan, supaya lebih tajam dan terperinci.77 Dalam interpretasi data peneliti membahas pertanyaan, ”Apa arti semuanya itu? Apa yang harus dilakukan?” terhadap konteks dan makna sebagai lanjutan dari penemuan. Pada tahap ini peneliti akan memberikan interpretasi berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan dan diolah oleh peneliti. Peneliti menarik kesimpulan logis melalui analisis data wawancara. Jadi pada tahap ini peneliti bukan hanya sekedar menunjuk kemungkinan, tetapi benar-benar menarik kesimpulan. Interpretasi data dibuat berdasarkan indikator-indikator penelitian. 3.9 Teknik Validasi Data Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.78 Teknik validasi yang digunakan adalah teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah pengujian kredibilitas data dengan melakukan pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.79 Triangulasi data akan dilakukan kepada Gembala sidang dan panitia penginjilan Gereja Baptis Indonesia Bulu. 77Subagyo, hal.262 78Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabet, 2009), 117. 79Ibid., 127.
94 3. 10 Anggapan Dasar Adapun anggapan dasar yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Gereja memiliki kewajiban untuk melakukan pelayanan penginjilan lintas budaya. 2. Gereja berfungsi sebagai agen pengutus.
95 Rangkuman Allah memberikan hati yang kepada masing-masing orang untuk memiliki kekuatan di dalam-Nya. “Member Care” adalah salah satu kepanjangan tangan Allah untuk mendukung pekerjaan di Lintas Budaya supaya pekerjaan di lapangan lancar dan memberi kehidupan yang layak untuk para utusan. Sejarah mengingatkan kepada setiap gereja bagaimana perjalanan para utusan Injil Lintas Budaya yang melewati medan yang begitu berat namun tanpa perhatian khusus dari para pengutus. Sekarang saatnya pelayanan Injil Lintas Budaya ini mengarahkan pandang untuk mempertimbangkan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya diterima oleh mereka. Berani untuk melangkah dalam pekerjaan Tuhan yang besar di dunia ini maka setiap gereja diharapkan memperhatikan kehidupan para utusan. Dengan cara memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Memahami dan mengerti fungsi “Member Care” bagi kepentingan pengutusan Lintas Budaya. 2. Mengikut sertakan Tuhan dalam setiap pekerjaan Lintas Budaya yang sudah ditetapkan sehingga “Member Care” di Gereja Baptis Indonesia Bulu Semarang dapat menjalankan fungsinya sebagai tim pengutus. 3. Bekerjasama dengan teman-teman atau gereja-gereja yang memiliki visi dan misi yang sama dalam pekerjaan penginjilan dan penanaman jemaat di dunia ini.
96 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peran “Member Care” dalam sebuah gereja sekarang ini sangat berperan dalam pekabaran Kabar Baik. Dengan dukungan yang sepadan dengan pekerjaan yang baik akan menghasilkan kerjasama yang baik pula. Antara tim pengutus (“Member Care”) dengan orang yang diutus memiliki hubungan yang baik akan memberikan dampak untuk kelangsungan pelayanan di lapangan dalam penginjilan Lintas Budaya. Dalam hal ini penulis meneliti tentang sebuah peran “Member Care” dalam Gereja Baptis Indonesia Bulu Semarang. Metode yang dilakukan oleh penulis adalah metode Kualitatif yang berdasarkan pada kondisi penelitian secara ilmiah untuk dengan metode wawancara kepada para utusan Injil Lintas Budaya ketika mereka berada di lapangan. Dengan menggunakan penelitian kualitatif ini peneliti berusaha memberikan gambaran kepada pembaca dan gereja mengetahui peran masing-masing dalam melakukan pelayanan Lintas Budaya. Peneliti tidak memberikan gambaran yang berdasarkan pengetahuan sendiri namun melalui wawancara kepada gereja pengutus dan juga para utusan Injil Lintas Budaya. Di dalam setiap penelitian penulis memberikan gambaran, penjelasan, dan mengolah data berdasarkan hasil wawancara kepada pihak-pihak yang terkait di dalam Penginjilan Lintas Budaya. 4. 1. Lokasi Penelitian 4.1.1. Gereja Baptis Indonesia Bulu Gereja Baptis Indonesia Bulu yang beralamat di Jl. Indraprasta no. 136 Semarang yang memiliki visi kedepan sebagai Gereja Amanat Agung.
97 Dalam hal ini gereja memberikan perannya sebagai gereja yang memikirkan perencanaan ke depan untuk mendukung pekerjaan Lintas Budaya seperti yang di Amanatkan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 28: 19-20. Gereja Baptis Indonesia Bulu mengirimkan beberapa utusan untuk melayani di beberapa tempat dan memberikan kontribusi (meskipun belum mencukupi) namun terbuka bagi setiap orang yang mau melakukan pelayanan Lintas Budaya sebagai utusan sepenuh waktu. Gereja Baptis Indonesia Bulu juga membuka beberapa tempat pelayanan sebagai utusan Injil Lintas Budaya. 4.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan Peneliti juga menulis tentang arah yang akan dicapai oleh Gereja Baptis Indonesia Bulu supaya memiliki maksud yang jelas untuk arah yang akan dituju dalam menjalankan Amanat Agung. 1. Visi Menjadi gereja yang berakar, bertumbuh, dan berbuah di dalam Kristus. Dengan membuka hati setiap jemaat supaya memiliki kehidupan kerohanian yang dewasa ke arah Kristus. 2. Misi a Menjadi gereja yang berakar dalam pengajaran Alkitab. b Menjadi gereja yang bertumbuh dalam persekutuan. c Menjadi gereja yang berbuah dalam penginjilan dan penanaman gereja-gereja baru.
98 3. Tujuan Sebagai gereja yang Amanat Agung Gereja Baptis Indonesia Bulu supaya setiap orang (anggota gereja) berperan aktif dalam pelayanan penginjilan. Dengan adanya tujuan dan arahan yang tepat akan membuat gereja semakin mengerti, memahami, dan terbuka dalam pelayanan Injil Lintas Budaya. Jadi berdasarkan visi, misi, dan tujuan Gereja Baptis Indonesia Bulu sebagai gereja yang Amanat Agung sudah seharusnya memiliki gambaran yang benar sebagai gereja yang mengutus ke ladang pelayanan. Harapan penulis gereja memikirkan fungsinya sebagai alat yang dipakai oleh Tuhan Yesus Kristus di dunia bukan hanya sebagai penonton saja namun memiliki pandangan yang luas tentang ladang pelayanan di bumi ini. 4.1.3. Sumber Wawancara Penulis mewawancarai beberapa utusan Injil Lintas Budaya, Gembala Sidang, dan juga beberapa anggota gereja yang terlibat didalamnya. Beberapa sumber data yang penulis ambil adalah: a Pdt. Dr. Bambang Sriyanto, M.Th (Gembala Sidang). b Dr. Kanti Widiastuti, M.Th (Panitia Pi). c Dr. Aji Suseno, M.Th (Tim Pelatih Utusan Injil). d Daniel Dukri (Utusan ke Palu). e Sarah Sri Astuti (Utusan ke Papua). Keberadaan tim tersebut di atas memberikan kepada setiap gereja dan pembaca pengetahuan yang benar bagaimana seharusnya sebuah gereja memiliki keinginan untuk membangun sebuah kerjasama yang baik supaya
99 Injil tersampaikan kepada setiap orang yang belum percaya dan juga para utusan akan merasa tenang karena ada bentuk perhatian dari gereja ketika mereka di ladang pelayanan. 4.1.4. “Member Care” Sebagai gereja pengutus menggunakan tim “Member Care” akan memberikan dampak tersendiri bagi pelayanan Lintas Budaya. Harapan penulis, “Member Care” ini akan terus mempedulikan dan memikirkan jalannya pelayanan yang bersifat Lintas Budaya supaya gereja juga memiliki dampak bagi kehidupan orang lain. Jadi dengan memikirkan pekerjaan di luar gereja membantu setiap orang memiliki hati untuk orang lain. Para utusan pasti memiliki permasalahan yang terkadang tidak diketahui oleh gereja ataupun orang lain. Namun dengan adanya “Member Care” diharapkan dapat memberikan perubahan kepada gereja untuk berpikir jauh ke depan kehidupan para utusan Injil Lintas Budaya. 4.2. Identitas Responden Tabel 1 No Nama Jabatan di Gereja Umur 1 Pdt. Dr. Bambang Sryanto, M.Th Gembala sidang 50 tahun 2 Ev. Dr. Kanti Widiastuti, M.Th 48 tahun 3 Pdt. Dr. Aji Suseno, M.Th Ketua Pi 42 tahun Pelatih utusan Lintas Budaya (ICB)
100 Tabel 2 No Nama Jabatan Umur 1 Daniel Dukri Utusan Injil Lintas Budaya 50 tahun 2 Sarah Sri Astuti, S.Th Utusan Injil Lintas Budaya 25 tahun Dengan hasil wawancara dari tiga tim pastoral tentang “Member Care” memiliki jawaban yang sama dengan penyampaian kalimat yang berbeda. Tim pastoral memberikan beberapa jawaban yang berkenaan dengan persyaratan sebagai seorang utusan haruslah memiliki keterbebanan dalam pelayanan sepenuh waktu, haruslah seseorang yang lahir baru, aktif dalam pelayanan, dan memiliki hati untuk menginjili orang-orang yang belum tahu tentang berita keselamatan. Untuk hasil wawancara ke-2 untuk responden utusan Injil Lintas Budaya memiliki jawaban yang tidak sama karena mereka memiliki pola berpikir yang berbeda dalam melakukan pelayanan. Setiap responden dalam menjawab pertanyaan memiliki persepsi atau pandangan yang berbeda dalam melakukan pelayanan sepenuh waktu meskipun memiliki pengajaran yang sama. 4.3. Deskripsi Data 4.3.1. Apakah persyaratan yang diberikan oleh gereja bagi seorang utusan Injil Lintas Budaya: Sebagai orang yang diutus untuk melayani sepenuh waktu waktu tidak hanya memiliki kemampuan untuk ‘berani’ melangkah saja atau hanya asal- asalan tanpa sebuah persiapan. Dalam masalah ini Gereja Baptis Indonesia Bulu memberikan persyaratan kepada para utusan Injil Lintas Budaya supaya mereka tidak mengalami permasalahan yang terlalu berat baik dalam diri
101 sendiri ataupun dengan lingkungan baru. Adapun beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh para utusan Injil Lintas Budaya adalah mereka haruslah seseorang yang yang lahir baru, memiliki hati untuk melayani sepenuh waktu, aktif dalam melakukan pelayanan (terutama penginjilan), dan yang paling utama adalah memiliki keterbebanan dalam panggilan pelayanan Lintas Budaya. Karakter seorang pelayan Tuhan haruslah memiliki perubahan dalam hidupnya supaya mereka dapat melayani sesama tanpa keraguan. Memiliki kerohanian yang baik sebagai seorang utusan Injil Lintas Budaya merupakan dasar dalam sebuah karakter dalam melayani Tuhan. Belajar Alkitab setiap hari, mengetahui doktrin Alkitab, serta memiliki kedewasaan rohani untuk menunjang pelayanannya di lapangan. Dengan menunjukkan kehidupan rohaninya secara tepat akan terlihat ketika mereka melakukan pelatihan sebelum pengutusan. Dengan melatih setiap utusan Injil Lintas Budaya dengan tepat akan membawa sebuah perubahan dalam dunia atau di lapangan mereka akan diutus nantinya. Mereka akan dipersiapkan (para utusan) untuk mensurvey tempat yang akan mereka layani, membuat etnografi supaya dapat mengetahui apa yang akan mereka lakukan nantinya, dan membimbing mereka dengan cara menyiapkan renungan harian untuk mereka isi dan diserahkan kepada mentor untuk dilihat seberapa jauh mereka mau diubahkan atau berubah rohani mereka. Karena berguna di tempat pelayanan ataupun ketika mereka menghadapi permasalahan di ladang pelayanan.
102 4.3.2. Apa bentuk dukungan dari gereja bagi utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu: Untuk memantapkan panggilan para utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu akan memberikan kepada mereka kembali untuk berdoa serta meyakinkan pada diri sendiri bahwa ini adalah panggilan pelayanan yang Tuhan berikan untuk mereka. Gereja tidak ingin mengutus seseorang yang tidak memiliki keinginan yang benar untuk para utusan Injil Lintas Budaya. Pemantapan dalam panggilan seorang utusan Injil Lintas Budaya gereja pengutus akan melakukan pendampingan dengan cara melatih para utusan sesuai dengan kebutuhan di lapangan, mendukung utusan Injil melalui doa-doa baik di waktu ibadah maupun secara pribadi atau kelompok kecil. Gereja pengutus juga akan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain yang memiliki keterbebanan yang sama dalam pelayanan sebagai “Member Care”. Pelatihan dengan melakukan kerjasama dari pihak ICB sebagai lembaga pelatihan untuk para utusan Injil Lintas Budaya. Dukungan secara moral dan spiritual untuk utusan Injil Lintas Budaya dengan memberikan dorongan, semangat, serta apresiasi dari jemaat maka para utusan Injil Lintas Budaya menjalani pengutusan dengan sukacita. Antara tim utusan Injil dan gereja pengutus jika memahami fungsinya masing-masing maka mereka akan menjalin sebuah kerjasama yang efektif. Pemahaman masing-masing peran dalam pelayanan Lintas Budaya
103 memberikan harapan bagi orang-orang percaya untuk menaladani Amanat Agung yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus. 4.3.3. Apakah gereja pengutus mempersiapkan proyek pelayanan yang akan dikerjakan oleh utusan Injil Lintas Budaya: Gereja juga mempersiapkan beberapa program untuk para utusan Injil supaya pekerjaan atau pelayanan mereka di lapangan menjadi terarah. Gereja memberikan proyek atau program dengan tujuan dapat dikembangkan oleh para utusan supaya memberikan contoh untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Mendoakan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mendukung kerohanian dari para utusan Injil supaya mereka benar-benar melayani dengan iman dan dapat melewati setiap persoalan yang dihadapinya. Proyek yang diberikan oleh gereja contohnya kalau terjadi bencana alam dan utusan Injil akan mengembangkannya. Dengan melalui peristiwa yang terjadi utusan Injil akan terlibat melayani tempat-tempat tersebut dengan tujuan membuka hati para korban bencana menerima Kabar Baik. Selain tempat-tempat yang terkena bancana namun juga dapat berkembang ke daerah-daerah yang terbuka untuk dilayani melalui pemberitaan Injil. Gereja memberikan visi dan misi untuk para utusan sehingga mereka apa yang dilakukannya nanti dapat berguna di ladang pelayanan. Dengan proyek yang sudah disediakan oleh gereja melalui para utusan Injil diharapkan utusan juga mengetahui tempat-tempat yang dilayani sehingga bantuan dapat mengalir melalui keterbebanan jemaat. Diharapkan dengan
104 mengetahui keadaan dari tempat pelayanan dapat mengunjungi para utusan supaya mereka merasa diperhatikan dan gereja mengetahui setiap permasalahan yang dihadapi oleh para utusan di ladang pelayanan. Jadi harapannya adalah tim utusan Injil dan tim gereja pengutus dalam hal ini sebagai “Member Care” dapat bekerjasama satu dengan yang lainnya supaya peranan gereja benar-benar berfungsi untuk kehidupan pelayanan para utusan Injil Lintas Budaya. Bagaimana gereja pengutus dan tim utusan Injil Lintas Budaya memiliki visi dan misi yang sama supaya saling memperhatikan fungsi masing-masing dalam pelayanan sehingga Kabar Baik tetap dapat disampaikan. 4.3.4. Bagaimana prosedur mentoring yang dilakukan gereja pada utusan Injil Lintas Budaya: Dengan mengadakan persekutuan sebelum berangkat gereja akan terus memonitor orang yang akan diutus tersebut dimasa-masa mereka melakukan pelatihan sebagai utusan Injil Lintas Budaya. Fellowship merupakan salah satu tujuan pemantapan para utusan Injil untuk didoakan secara khusus. Mempersiapkan diri sebagai salah satu utusan sepenuh waktu memang tidak semudah hanya berkunjung saja, namun disini diharapkan para utusan juga memperhatikan kesiapan keluarga masing-masing (bagi yang sudah berkeluarga). Beberapa orang mungkin memang mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru namun tidak semua utusan juga beradapatasi karena kurangnya dukungan dari keluarga.
105 Namun untuk sementara gereja belum memiliki standart operasional secara khusus sebagai pengutus. Gereja berusaha bekerjasama dengan pihak lain supaya pekerjaan di ladang pelayanan dapat berjalan dengan lancar karena gereja pengutus secara finansial belum cukup kuat untuk memenuhi segala fasilitas yang akan dikerjakan di ladang pelayanan. Para utusan Injil Lintas Budaya sudah seharusnya berkoordinasi dengan gereja pengutus supaya mengetahui setiap persoalan yang sedang dihadapinya. Saling mempercayai adalah salah satu usaha dukungan pekerjaan Tuhan di bumi ini. Melalui supervise yang sudah ada diharapkan gereja pengutus benar-benar mengetahui keadaan setiap tim utusan Injil Lintas Budaya. Pendampingan yang dilakukan saat ini melalui doa, memberikan solusi dengan tepat ketika terjadi masalah, memberikan perhatian khusus dengan mengunjungi mereka, atau mungkin jika terjadi masalah yang mengancam nyawa maka gereja pengutus berhak menarik mereka kembali sampai keadaan terlihat membaik. Dengan mengetahui kondisi geografis lingkungan maka para utusan Injil dan gereja dapat melakukan pelayanan dengan bijkasana dan bertanggung jawab sehingga utusan Injilpun tidak keluar dari aturan yang sudah ditetapkan oleh gereja pengutus. Gereja juga dapat memberikan waktu khusus (pribadi) untuk para utusan Injil Lintas Budaya sebagai benatuk apresiasi kepada mereka selama di ladang pelayanan. Yaitu dengan memberikan liburan supaya ada kesegaran secara jasmani dan rohani untuk
106 mereka, sehingga mereka akan kembali bersemangat untuk membuat perencanaan baru dalam program mereka ke depan. Jadi, supaya keduanya dapat berjalan dengan lancar dalam bekerjasama maka perlu adanya pengertian kedua pihak. Dengan adanya kesepakatan tersebut di atas maka akan diperoleh satu kesatuan dalam pemberitaan Injil di ladang pelayanan. Dengan memberikan perhatian secara khusus kepada tim utusan Injil Lintas Budaya maka nama Tuhan tetap dapat dimuliakan melalui orang-orang yang memiliki hati peduli terhadap sesama. 4.3.5. Bagaimanakah dukungan gereja terhadap utusan Injil Lintas Budaya ketika berada di tempat pelayanan dan prosedur apa yang diberikan oleh Gereja Baptis Indonesia Bulu: Mengunjungi orang yang sudah lama tidak hadir dalam sebuah persekutuan atau ibadah dalam sebuah gereja tentu sangat diharapkan. Begitu juga dengan dukungan gereja pengutus sebuah kunjungan untuk para utusan Injil Lintas Budaya sangat diharapkan oleh mereka karena dukungan secara moril membuat semangat dalam pelayanan. Melihat keadaan sekeliling tempat pelayanan, apa yang mereka kerjakan setiap hari, dan juga mengadakan persekutuan ditengah-tengah kunjungan tersebut. Prosedur yang dijalankan seorang utusan Injil adalah memberikan laporan seharusnya sebulan sekali untuk dapat didoakan setiap waktu kalau ada permasalahan di lapangan. Menghubungi para utusan Injil meskipun melalui telpon merupakan pelayanan juga untuk para utusan Injil bentuk dari perhatian gereja pengutus untuk pelayan Lintas Budaya. Gereja juga berharap
107 para utusan Injil Lintas Budaya akan memberikan jadwal secara khusus untuk gereja pengutus supaya dapat dilihat perkembangan yang sudah dilakukan di lapangan pelayanan. Melalui dukungan bersama dari gereja pengutus akan memberikan dampak bagi para utusan meskipun tidak bersama-sama dengan mereka setiap hari. Untuk bentuk dukungan secara finansial diberikan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Gereja akan melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat atau orang percaya setempat untuk menjalin kerjasama dalam penanaman jemaat baru. Atau gereja melakukan aksi sosial dengan memberikan sembako, membangun rumah untuk tinggal, atau kamar mandi umum. Utusan Injjil juga diberikan kebebasan untuk menghubungi tim “Member Care” atau panitia perancang yang dipercaya. Dalam bentuk kepedulian gereja pengutus dan utusan Injil Lintas Budaya, kita bisa membuat acara tentang seminar kesehatan, KKR, pemberian sembako gratis, dan juga memberikan pelatihan untuk masyarakat sekitar untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Menarik orang secara khusus untuk merespon apa yang dilakukan tidak semudah yang diharapkan namun setidaknya ada sebuah kepedulian gereja pengutus untuk para utusan Injil Lintas Budaya untuk meningkatkan pelayanan di ladang. Jadi sebuah bentuk kepedulian gereja dan utusan Injil memberikan dampak yang luar biasa bagi semua orang. Utusan Injil merupakan alat yang diijinkan oleh Tuhan untuk mereka mempedulikan keselamatan orang lain atau orang belum percaya supaya diselamatkan. Karena tidak kepedulian
108 yang dapat berjalan dengan sjajar kalau kedua pihak tidak memenuhi kewajiban masing-masing dalam melayani Tuhan di dunia sekarang ini. 4.3.6. Bagaimana pendampingan yang diberikan oleh gereja untuk keberhasilan pelayanan para utusan Injil Lintas Budaya: Aktif dalam mentoring merupakan salah satu bentuk pendampingan yang cukup efektif untuk melihat pelayanan utusan Injil Lintas Budaya. Sebuah pengalaman pelayanan di dalam gereja akan membuat para utusan Injil lebih cakap dalam menghadapi lingkungan baru. Karena pelayan yang sudah mereka lakukan akan memotivasi para utusan Injil Lintas Budaya memiliki tujuan yang benar dan pekerjaan memberitakan Kabar Baik bukan menjadi masalaha untuk mereka. Memberikan dorongan dan motivasi serta memberikan kesegaran rohani akan menguatkan panggilan mereka sebagai utusan Injil sepenuh waktu. Terkait dengan nilai keberhasilan para utusan Injil tergantung sejauh mana mereka memenuhi tugas dan tanggung jawab mereka untuk mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh gereja pengutus. Memberikan laporan setiap sebulan sekali terkadang yang membuat gereja tidak mengetahui apa yang sebenarnya dialami atau dilakukan oleh para utusan Injil Lintas Budaya. Gereja juga akan membangun kerjasama dengan pihak-pihak lain yang sejalan dengan visi dan misi yang sudah ada. Melalui panitia Pi, daikon, atau gembala sidang gereja mengutus untuk memberikan perhatian dengan berkunjung melihat ladang pelayanan. Bentuk perhatian yang diberikan
109 diharapkan memberikan inisiatif bagi para utusan Injil Lintas Budaya untuk menyerahkan laporan tanpa harus diminta oleh gereja. Jadi gereja berharap setiap utusan Injil dapat aktif untuk memberikan informasi supaya tidak terjadi salah mengerti satu dengan yang lainnya. Utusan Injil diharapkan menjalin komunikasi dengan gereja pengutus (panitia perancang) supaya mengetahui kesulitan dan permasalahan yang sedang dihadapi tidak hanya sewaktu-waktu ada permasalahan saja baru memberikan laporan atau hanya butuh dana saja baru menghubungi gereja pengutus. 4.3.7. Bagaimana gereja mempersiapkan utusan Injil Lintas Budaya pasca dari ladang pelayanan: Sebuah apresiasi atau penghargaan kepada orang-orang yang berjasa dalam melakukan tugas dan kewajiban adalah tanggung jawab semua orang. Termasuk dalam menjalankan tugas dan pelayanan pemberitaan Injil merupakan pekerjaan yang tidak semua orang dapat melakukannya. Gereja pengutus akan memberikan kesempatan untuk mereka (para utusan Injil) untuk melakukan kegiatan pribadi dengan memberikan reward supaya mereka dapat pergi berlibur atau memberikan transport untuk keperluan pribadi, dan juga memfollow up pelayanan yang sudah mereka kerjakan. Memberikan kesempatan untuk mereka menikmati suasana baru setelah pelayanan Lintas Budaya merupakan kewajiban gereja pengutus. Karena gereja belum memiliki format atau prosedur secara khusus maka hal- hal di atas untuk sementara gereja dapat melakukannya. Gereja juga belum memikirkan untuk para utusan Injil Lintas Budaya berkenaan dengan masa
110 pelayanan yang sudah berakhir karena masih dalam taraf proyek belum berkarier (hanya sebatas satu atau dua tahun saja) di ladang pelayanan. Memberikan apresiasi untuk kedatangan mereka setelah datang dari jauh pelayanan Lintas Budaya dan menerima laporan setelah mereka pelayanan. Bentuk dari apresiasi gereja kepada tim utusan Injil Lintas Budaya adalah dengan memberikan kesempatan untuk bersaksi selama di ladang pelayanan serta memberikan laporan apa saja yang sudah dikerjakan sehingga gereja dapat termotivasi kembali untuk lebih memperhatikan para utusan Injil Lintas Budaya. Harapannya adalah utusan Injil tersebut juga akan memilih atau menentukan seseorang yang akan melayani sepenuh waktu di ladang mereka melayani sehingga ada kelanjutan. Gereja juga mendoakan setelah mereka kembali dari ladang pelayanan supaya dapat membantu dan mengambil bagian untuk melayani di bidang Pi atau sebagai tim utusan Injil dalam perekrutan. Sehingga pengalaman mereka akan bermanfaat bagi orang lain dan memberikan motivasi untuk para mahasiswa yang terjun di bidang pelayanan. Jadi harapan gereja seorang utusan tidak berhenti melayani setelah mereka tidak menjadi utusan Injil Lintas Budaya. Karena pekerjaan Tuhan bagi gereja-Nya masih sangat membutuhkan orang-orang yang berkomitmen khusus dan memiliki hati pekerjaan-Nya di dunia ini. Diharapkan juga para mahasiswa dapat belajar dari sebuah pengalaman pelayanan yang belum tentu didapatkan oleh semua orang.
111 4.3.8. Apakah gereja memberikan dukungan finansial atau yang lain terhadap utusan Injil Lintas Budaya setelah pulang dari tempat pelayanan: Permasalahan gereja saat ini adalah bagaimana mendukung para pelayan Tuhan setelah mereka tidak aktif dalam pelayanan. Tidak dipungkiri banyak kesulitan yang sedang dihadapi oleh gereja masa kini bagaimana menghadapi masalah tersebut di atas. Saat ini Gereja Baptis Indonesia Bulu juga masih belum memiliki tatanan yang baku untuk utusan Injil Lintas Budaya karena belum ada dana khusus untuk hal tersebut. Gereja Baptis Bulu hanya dapat memberikan dukungan untuk saat ini yaitu memberikan mereka kesempatan untuk melayani di gereja setempat supaya mereka tidak merasa diabaikan. Sehingga pelayanan yang sudah mereka lakukan dapat bermanfaat bagi semua orang. Melibatkan mereka dalam pelayanan memiliki tujuan supaya setiap orang percaya dapat memenuhi panggilan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Jadi diharapkan para utusan Injil Lintas Budaya akan tetap melayani dengan menjadi mobilisator dalam pekerjaan pemberitaan Injil. Diharapkan para utusan Injil tidak merasa ‘dibiarkan’ karena tugas dan tanggung jawab sudah selesai. Seorang utusan Injil Lintas Budaya memiliki berbagai pengalaman (baik jasmani maupun rohani) sehingga pembelajaran hidup mereka tidak akan sia-sia jika masih dapat melakukan pekerjaan pelayanan.
112 4.4. Hasil Wawancara Tim Utusan Injil Lintas Budaya 4.4.1. Apakah gereja memiliki persyaratan khusus untuk utusan Injil Lintas Budaya: Gereja berharap para utusan Injil memiliki panggilan khusus dan komitmen secara pribadi sebagai utusan karena mereka memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pelayanan nantinya. Mereka harus memiliki kemampuan untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum percaya. Dalam pemberitaan Injil tidak semua metode dapat diterapkan namun disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang mereka layani. Ketaatan akan panggilan sebagai seorang utusan yang sudah dipilih oleh Allah, memiliki komitmen dalam pelayanan, dan memiliki kehidupan rohani yang terus menerus (doa dan membaca Alkitab) merupakan salah satu bentuk ketaatan. Sebagai seorang utusan Injil tidak hanya pandai dalam pelayanan dan cara menyampaikan Injil namun hubungan pribadi dengan Tuhan menjadi prioritas utama sebagai orang yang terpanggil sebagai utusan Injil Lintas Budaya. 4.4.2. Apa saja bentuk dukungan dari gereja bagi utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam masa persiapan: Gereja memberikan dukungan dana setiap sebulan sekali, mendoakan setiap saat, memonitor setiap saat untuk melihat perkembangan yang terjadi di lapangan, dan dikunjungi oleh tim pastoral dengan kedatangan ini memberikan dukungan secara moril untuk mereka supaya ada pengharapan
113 baru untuk mereka melayani. Pengutus juga memberikan program dan bimbingan untuk melaksanakan pelayanan di ladang. Mendoakan adalah salah satu dukungan terpenting dalam pengutusan untuk menguatkan panggilan utusan Injil Lintas Budaya. Perjalanan mereka juga didukung dengan dana dari gereja dan menyediakan waktu untuk menerima pelatihan. Pembekalan yang diberikan oleh gereja berlangsung secara berkala baik melalui mentoring setiap sebulan sekali baik dalam bentuk jasmani maupun rohani. Jadi Gereja Baptis Indonesia Bulu sangat terbuka untuk mereka yang terbeban sebagai utusan Injil Lintas Budaya. Meskipun saat ini masih banyak kekurangannya namun gereja berusaha untuk memikirkan yang terbaik bagi para utusan Injil Lintas Budaya. Harapannya adalah gereja akan terus memberikan perhatian kepada para utusan supaya mereka dapat berjalan dengan efektif tanpa merasa dikecewakan atau tidak diperhatikan. 4.4.3. Apakah gereja pengutus mempersiapkan proyek pelayanan yang akan dikerjakan oleh utusan Injil Lintas Budaya; Utusan Injil Lintas Budaya diberikan program pelayanan dengan melalui pelayanan anak-anak dan pelayanan jemaat rumah tangga untuk menjangkau yang belum percaya dan juga menguatkan bagi yang sudah lama undur dari pelayanan. Bersamaan dengan adanya program tersebut utusan Injil diharapkan dapat berkembang melalui pelayanan tersebut. Utusan Injil akan berusaha untuk mengembangkan pekerjaan pelayanan tersebut menjadi lebih kreatif dan berkembanng ke tempat-tempat yang mau terbuka oleh Injil.
114 Gereja memberikan gambaran kepada para utusan Injil bagaimana melayani ditengah-tengah masyarakat yang memiliki permasalahan dalam perekonomian. Dengan memberikan dukungan sementara kepada masyarakat sekitar melalui sembako dan pembangunan rumah atau kamar mandi umum diharapkan pikiran mereka terbuka oleh Injil melalui pelatihan-pelatihan nantinya. 4.4.4. Bagaimana prosedur mentoring yang dilakukan gereja pada utusan Injil Lintas Budaya: Gereja mengunjungi secara rutin para utusan Injil Lintas Budaya sebagai bentuk kepedulian pengutus dan mengadakan sharing bersama dengan mendengarkan kesaksian utusan selama melayani di ladang. Dengan mendengarkan permasalahan yang dihadapi para utusan maka gereja akan memberikan solusi serta mendukung utusan Injil untuk tetap teguh berada di ladang pelayanan meskipun dalam permasalahan. Mentoring adalah salah satu bentuk kepedulian gereja terhadap utusan Injil Lintas Budaya. Kekuatan seseorang yang jauh dari lingkungan asal adalah diberikan dukungan secara moril. Begitu juga dengan utusan Injil Lintas Budaya dengan memberikan semangat kepada mereka setiap hari untuk melayani dan menyediakan waktu untuk mendengar keluh kesah mereka, menelepon, mengirim firman, dan membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi sebuah dukungan untuk para utusan Injil tidak hanya melalui dana yang besar namun dengan membimbing dan menyertai perjalanan
115 pelaynan utusan Injil merupakan sebuah bentuk dukungan juga. Tidak setiap gereja memiliki dukungan khusus untuk para utusan Injil namun dengan melihat, berdoa, dan berkunjung merupakan sebuah nilai lebih untuk mereka. 4.4.5. Bagaimana dukungan gereja terhadap utusan Injil Lintas Budaya ketika berada di tempat pelayanan dan prosedur apa yang diberikan gereja pengutus: Gereja pengutus akan berusaha untuk mencarikan tempat tinggal untuk utusan Injil. Seorang utusan Injil harus memberikan pelaporan setiap sebulan sekali untuk memastikan pelayanan yang sudah disusun bersama sejak awal. Di tempat pelayanan utusan Injil diharapkan membuka pos baru dan bekerjasama dengan gereja lokal untuk mendukung pelayanannya. Bersama-sama dengan gereja lokal utusan Injil diharapkan memberikan keterangan program yang sudah dikerjakan dan yang belum dikerjakan. Atau yang sudah dapat dilakukan atau yang tidak dapat dilakukan selama di lapangan. Karena lingkungan juga akan berpengaruh sekali untuk menentukan berhasil tidaknya sebuah program. Tidak ada dukungan yang akan membuat utusan tidak dapat hidup di ladang pelayanan. Melalui doa, dana, dan perhatian khusus untuk para utusan Injil Lintas Budaya dengan memotivasi pekerjaan di ladang pelayanan akan menambah nilai positif untuk mereka dapat lebih lagi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai utusan Injil. Mengerjakan program- program yang sudah ditentukan sangat membantu para utusan Injil dalam
116 bekerja sehingga target untuk meberitakan Injil akan terpenuhi karena mereka tidak meinggalkan tanggung jawab. 4.4.6. Bagaimana pendampingan yang diberikan oleh gereja untuk keberhasilan pelayanan para utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu di tempat pelayanan: Gereja Baptis Indonesia Bulu memonitoring setiap saat pelayanan dan kebutuhan para utusan Injil Lintas Budaya. Mendorong utusan Injil tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya pengutus mengingatkan mereka setiap hari. Dukungan doa dan komunikasi setiap hari memperlancar sebuah hubungan yang baik untuk utusan dan pengutus. Gereja pengutus mengingatkan mereka setiap hari aktivitas apa saja yang telah mereka lakukan. Memberikan arahan dan mengawasi utusan Injil merupakan kewajiban gereja pengutus supaya mereka berjalan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan. Jadi gereja pengutus dan utusan Injil akan terus berhubungan melalui telpon atau video call saling mendukung guna pekerjaan di ladang pelayanan berhasil. Standart atau kapasitas yang diberikan tidak akan pernah cukup ataupun berhasil namun pelayanan Lintas Budaya melalui para utusan Injil sangat efektif untuk membuka ‘lahan baru’ untuk memenuhi Amanat Agung. 4.4.7. Bagaimana gereja mempersiapkan utusan Injil Lintas Budaya pasca dari ladang pelayanan: Gereja hanya memberikan transport untuk pulang pergi para utusan Injil karena gereja belum ada dana secara khusus bagi para utusan Injil Lintas
117 Budaya setelah mereka dari pelayanan. Gereja pengutus hanya memberikan reward untuk mereka untuk dana pribadi setelah selesai dari pelayanan. 4.4.8. Apakah gereja memberikan dukungan finansial atau yang lain terhadap utusan Injil Lintas Budaya setelah pulang dari tempat pelayanan: Gereja belum ada dukungan secara khusus untuk para utusan Injil Lintas Budaya karena belum dapat mencukupi secara penuh kebutuhan mereka. Sehingga gereja hanya memberikan dukungan tidak lebih untuk menghargai yang telah dilakukan oleh para utusan Injil. 4.4.9. Bagaimana gereja melibatkan para utusan Injil Lintas Budaya yang sudah kembali dari tempat pelayanan dalam pelayanan gerejawi: Gereja akan memberikan kesempatan melayani sepenuh waktu di gereja lokal supaya mereka dapat melayani dengan pengalaman yang telah mereka miliki. Dengan memberikan kepercayaan untuk tetap melayani merupakan penghargaan bagi mereka yang sudah pelayanan dan menyelesaikan tugas di ladang pelayanan. Jadi tugas dan tanggung jawab melayani Tuhan memiliki beban yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama juga. Sama-sama memberikan hasil yang diharapkan yaitu tugas pemeberitaan Injil kepada orang-orang yang belum percaya. Kesetiaan seorang hambanya tidak selalu diukur dengan materi saja, namun Tuhan akan benar-benar memperhatikan kepada mereka yang mau berusaha dan bertanggung jawab sebagai pembawa berita Injil bagi sesama.
118 4.5. Bagaimana peran Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam melakukan “Member Care” terhadap para utusan Injil Lintas Budaya dalam masa persiapan: Tabel 4.5.1 Berkenaan dengan pertanyaan “Apakah persyaratan yang diberikan oleh gereja bagi seorang utusan Injil Lintas Budaya” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Seorang utusan Injil harus lahir baru, aktif, dan memiliki hati untuk melayani di tempat pelayanan. 1 Yang paling utama adalah memiliki keterbebanan untuk panggilan melayani sebagai utusan Injil Lintas Budaya. 1 Membuat perencanaan dan melengkapi keperluan yang 1 dibutuhkan di lapangan. Sehat jasmani dan rohani dan gereja pengutus menyiapkan kebutuhan baik secara jasmani maupun rohani. Tabel 4.5.2 Berkenaan dengan pertanyaan “Apa saja bentuk dukungan dari gereja bagi utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam masa persiapan” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Pemantapan dalam panggilannya, pembekalan (melatih), pengenalan tempat yang akan dituju, dukungan secara rohani (doa pengutusan). Doa, keperluan pelatihan (gereja bekerjasama dengan ICB) untuk keperluan di lapangan (ketrampilan dalam pelayanan) karena ICB bagian dari anggota. Dukungan melalui dana, doa, memobilisasi para utusan Injil dalam menjalankan pelayanan di lapangan.
119 Tabel 4.5.3 Berkenaan dengan pertanyaan “Apakah gereja pengutus mempersiapkan proyek pelayanan yang akan dikerjakan oleh utusan Injil Lintas Budaya” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Gereja memberikan visi dan misi untuk para utusan sehingga mereka tahu apa yang akan mereka lakukan nantinya di ladang pelayanan. Bekerjasana dengan instansi, gereja, sponsorship. Dengan orang-orang yang memiliki keterbebabanan atau yang mau memikirkan pekerjaan Tuhan. Utusan Injil akan mengembangkan proyek pelayanan yang diberikan oleh gereja pengutus. 4.6. Bagaimana peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” kepada para utusan Injil Lintas Budaya ketika mereka di ladang pelayanan Tabel 4.6.1 Berkenaan dengan pertanyaan “Bagaimanakah prosedur mentoring yang dilakukan gereja pada utusan Injil Lintas Budaya GBI Bulu di tempat pelayanan” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Memberikan pertanyaan kepada orang yang akan berangkat, mengadakan fellowship, dengan mengunjungi tempat pelayanan, mendoakan utusan Untuk standar operasionalnya gereja belum memiliki yang baku untuk utusan Lintas Budaya, para utusan juga harus berkoordniasi dengan gereja setempat atau orang percaya yang ada di tempat tersebut. Mendoakan, memberikan solusi jika ada halangan, gereja juga dapat menarik kembali para utusan kalau ada permasalahan yang dianggap fatal.
120 Tabel 4.6.2 Berkenaan dengan pertanyaan “Bagaimanakah dukungan gereja terhadap utusan Injil Lintas Budaya ketika berada di tempat pelayanan dan prosedur apa yang diberikan GBI Bulu” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Mengunjungi utusan di tempat pelayanan, mengadakan fellowship dengan utusan di tempat pelayanan, melihat kondisi orang yang diutus (kesehatan jasmani dan rohani). Melalui doa bersama yang dilakukan dalam ibadah, persekutuam doa, doa secara pribadi. Gereja pengutus (melalui tim Pi atau “Member Care” mengunjungi utusan Injil supaya mereka tidak merasa sendiri atau diabaikan oleh gereja. Tabel 4.6.3 Berkenaan dengan pertanyaan “Bagaimana pendampingan yang diberikan oleh gereja untuk keberhasilan pelayanan para utusan Injil Lintas Budaya GBI Bulu di tempat pelayanan” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Mendoakan para utusan, mendampingi utusan ketika mereka berada dalam masalah di lapangan. Pihak gereja juga secara pribadi melalui panitia PI berkunjung ke ladang pelayanan. Gereja (melalui tim “Member Care”) melakukan kunjungan supaya dapat melihat dan mengetahui keadaan utusan Injil bulanan (terjadwal).
121 4.7. Bagaimana Gereja Baptis Indonesia Bulu melalui “Member Care” mempersiapkan dana untuk para utusan yang sudah non-aktif atau yang sudah tidak berada di tempat pelayanan: Tabel 4.7.1 Berkenaan dengan pertanyaan “Bagaimana gereja mempersiapkan utusan Injil Lintas Budaya pasca dari ladang pelayanan” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Diberikan kesempatan untuk berlibur, memberikan transport untuk keperluan secara pribadi, memfollow up pelayanan yang sudah dilakukan, dan memberikan suasana baru untuk mereka beristirahat. Gereja belum memikirkan untuk para utusan Injil Lintas Budaya berkenaan dengan masa pelayanan yang sudah berakhir karena masih dalam taraf proyek belum berkarier (hanya sebatas 1 atau 2 tahun saja) di ladang pelayanan. Memberikan mereka apresiasi untuk kedatangan mereka setelah dari ladang pelayanan dan menerima laporan para utusan Injil dengan mempresentasikan apa saja yang sudah dilakukan semasa mereka ada di lapangan.
122 4.8. Bagaimana peran Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam melakukan “Member Care” terhadap para utusan Injil Lintas Budaya dalam masa persiapan Pertanyaan untuk tim utusan Injil: Tabel 4.8.1 Berkenaan dengan pertanyaan “Apakah persyaratan yang diberikan oleh gereja bagi seorang utusan Injil Lintas Budaya” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Gereja mengharapkan utusan Injil Lintas Budaya memiliki komitmen dan bertanggung jawab dengan apa yang sudah mereka putuskan. Taat dengan panggilan Tuhan, memiliki kehidupan yang intim dengan Tuhan, dan memiliki komitmen dalam pelayanan. Tabel 4.8.2 Berkenaan dengan pertanyaan “Apa saja bentuk dukungan dari gereja bagi utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam masa persiapan” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Gereja memberikan dana, memonitor setiap saat, mendoakan dalam setiap kesempatan, dan mengunjungi. Gereja berdoa untuk keberangkatan ke ladang pelayanan, melakukan pendampingan sebelum mereka berangkat, memberi arahan pelayanan apa saja yang untuk sementara waktu mereka bisa kerjakan.
123 Tabel 4.8.3 Berkenaan dengan pertanyaan “Apakah gereja pengutus mempersiapkan proyek pelayanan yang akan dikerjakan oleh utusan Injil Lintas Budaya” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Seorang utusan ke Papua dengan mengadakan JRT (jemaat rumah tangga). Gereja memberikan gambaran program untuk utusan melalui kebutuhan masyrakat sekitar yang sangat urgen atau penting untuk perekonomian masyarakat sekitar. 4.9. Bagaimana peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” kepada para utusan Injil Lintas Budaya ketika mereka di ladang pelayanan Tabel 4.9.1. Berkenaan dengan pertanyaan “Bagaimanakah prosedur mentoring yang dilakukan gereja pada utusan Injil Lintas Budaya GBI Bulu di tempat pelayanan” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Gereja melakukan kunjungan rutin, mengadakan sharing pribadi atau dengan Firman melalui telpon atau VC, mendoakan, dan memberikan dukungan lebih lanjut ketika ada masalah dalam pelayanan. Gereja terus memonitor dengan bertanya tentang perkembangan yang pelayanan yang sudah dilakukan.
124 Tabel 4.9.2. Berkenaan dengan pertanyaan “Bagaimanakah dukungan gereja terhadap utusan Injil Lintas Budaya ketika berada di tempat pelayanan dan prosedur apa yang diberikan GBI Bulu” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Gereja utusan menyediakan tempat untuk tinggal dan bekerjasama dengan gereja lain dalam pelayanan serta Mendoakan. Dengan doa, dana, dan perhatian khusus untuk utusan Injil dengan memberikan motivasi yang positif supaya mereka dapat bekerja dengan penuh tanggung jawab. Tabel 4.9.3. Berkenaan dengan pertanyaan “Bagaimana pendampingan yang diberikan oleh gereja untuk keberhasilan pelayanan para utusan Injil Lintas Budaya GBI Bulu di tempat pelayanan” Jawaban Jumlah partisipan Memberikan semangat setiap hari dan mendoakannya. dengan jawaban sama Utusan mempersiapkan diri dengan program yang diarahkan oleh gereja (gembala sidang) untuk memudahkan pelayanan dan selanjutnya utusan Injil akan membuat program-program kedepan disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar dan gereja mengawasi serta mengarahkan.
125 4.10. Bagaimana Gereja Baptis Indonesia Bulu melalui “Member Care” mempersiapkan dana untuk para utusan yang sudah non-aktif atau yang sudah tidak berada di tempat pelayanan Tabel 4.10.1. Berkenaan dengan pertanyaan “Bagaimana gereja mempersiapkan utusan Injil Lintas Budaya pasca dari ladang pelayanan” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Gereja memberikan reward untuk para utusan setelah mereka selesai dari tempat pelayanan. Belum ada secara khusus untuk para utusan Injil Lintas Budaya dana namun gereja memberikan apresiasi dengan memberikan dana. Tabel 4.10.2. Berkenaan dengan pertanyaan “Apakah gereja memberikan dukungan finansial atau yang lain terhadap utusan Injil Lintas Budaya setelah pulang dari tempat pelayanan” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Gereja sangat peduli dan memperhatikan kehidupan utusan Injil. Gereja memberikan tiket pulang pergi dari tempat pelayanan. Gereja memberikan tiket pulang pergi dari tempat pelayanan.
126 Tabel 4.10.2. Berkenaan dengan pertanyaan “Bagaimana gereja melibatkan para utusan Injil Lintas Budaya yang sudah kembali dari tempat pelayanan dalam pelayanan gerejawi” Jawaban Jumlah partisipan dengan jawaban sama Memberi kepercayaan kepada para utusan untuk melayani sepenuh waktu di gereja lokal. Belum ada secara khusus. 4.11. Data Penelitian Adapun data yang sudah dihasilkan oleh peneliti dilakukan terhadap 5 orang responden yang berhubungan dengan faktor-faktor sebagai gereja pengutus sebagai “Member Care” dalam utusan Injil Lintas Budaya dan utusan Injil Lintas Budaya gereja belum mampu untuk memenuhi kebutuhan para utusan Injil Lintas Budaya karena keterbatasan dana dan juga belum adanya panduan khusus untuk terlibat banyak dalam pengutusan Injil Lintas Budaya. 4.12. Data Triangulasi Dalam penelitian ini peneliti memberikan data-data melalui wawancara dengan dua utusan Injil Lintas Budaya untuk mencari kebenaran di lapangan tentang aktivitas yang dilakukan. Triangulasi data kualitatif dalam penelitian ini menyajikan bentuk kebenaran melalui data-data yang diperoleh melalui pengumpulan dari sumbernya secara langsung. Dengan adanya data dari dua orang utusan Injil Lintas Budaya mungkin memiliki jawaban yang berbeda namun dengan sumber, namun dalam penelitian tersebut peneliti bertujuan tidak mencari
127 kebenaran tetapi akan meningkatkan peneliti untuk data dan fakta yang dimilikinya.80 Peneliti juga memberikan wawancara kepada tim pastoral (tiga responden) yang memberikan pernyataan yang berbeda namun memiliki maksud yang sama sebagai “Member Care” untuk utusan Injil Lintas Budaya. Ditinjau dari segi pelaksanaan dalam pengutusan, gereja dan utusan Injil memiliki pendapat yang kontradiktif karena Gereja Baptis Indonesia Bulu belum mempunyai program khusus atau peraturan yang baku mengenai “Member Care” untuk Lintas Budaya. 4.13. Analisa Data Dari segi tujuan yang ditetapkan, analisa dapat juga dipergunakan untuk membahas secara evaluative pertanyaan mengapa suatu sistem tidak beroperasi atau bagaimana meningkatkan operasi sistem itu.81 Dalam penelitian ini ada beberapa kemungkinan penyebab kenapa belum ada tim khusus untuk “Member Care” Lintas Budaya. Menurut peneliti Gereja Baptis Indonesia Bulu belum sepenuhnya mampu untuk membiayai keseluruhan utusan Injil Lintas Budaya. Dengan memperhatikan beberapa analisa yang diambil peneliti melalui wawancara dengan gereja pengutus dan tim utusan Injil Lintas Budaya mengenai Peranan “Member Care” Gereja Baptis Indonesia Bulu mengevaluasi kembali bagaimana fungsi gereja pengutus. Permasalahan saat ini yang menjadi pemikiran peneliti adalah bagaimana memfungsikan tim Pi untuk membentuk “Member Care” dalam gereja. 80Sugiyono 330 81Subagyo 261
128 4.13.1. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan kepada para utusan Injil Lintas Budaya dalam masa persiapan pelayanannya. 2. Bagaimana peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan kepada para utusan Injil Lintas Budaya pada fase pelayanan di lapangan. 3. Bagaimana peran Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan pada utusan Injil Lintas Budaya setelah mereka kembali dari pelayanan tersebut. 4.13.2. Triangulasi (Membandingkan Utusan Injil dan Gereja Pengutus) Dengan melihat data-data yang sudah disajikan tim utusan Injil Triangulasi dari sumber reduksi data Tim Pastoral Tim Utusan Fokus Penelitian Wawancara Injil - Lahir baru - Doa Bagaimana peran Sebagai seorang utusan - Aktif dalam pengutusan Gereja Baptis Injil seharusnya sudah pelayanan - Berkomitmen Indonesia Bulu memiliki kesiapan untuk - Memiliki - Bertanggung dalam “Member melayani sepenuh waktu hati melayani jawab Care” yang dan memiliki hati dalam - Memiliki - Membuat dilakukan melayani. karakter yang Perencanaan kepada para baik - Dana utusan Injil - Rajin - Pelatihan Lintas Budaya Membaca - Taat dalam masa Alkitab panggilan persiapan - Mengetahui - Dalam segi pelayanannya. Doktrin rohani sering Alkitab membaca Bagaimana Gereja pengutus akan - Dewasa Alkitab Rohani peranan Gereja meberikan support dana - Memiliki - Mendoakan visi-misi - Bertanya Baptis Indonesia untuk keseharian, - Membuat Perkembangan Perencanaan dalam Bulu dalam dengan berkunjung, - Sehat pelayanan Jasmani dan “Member Care” mengadakan fellowship, rohani. - Mendoakan Setiap saat - Kunjungan - Telpon - Menanyakan
129 yang dilakukan memberikan arahan, Keadaan - Kunjungan - Aktif Rutin kepada para mendukung dalam doa, Memonitor - Telpon/ vc - Mengadakan - Mendukung utusan Injil dan memberikan kepada acara khusus Dana - Memberikan - Menyiapkan Lintas Budaya utusan Injil semangat Tiket pulang Program pergi utusan khusus pada fase ketika berada dalam - Memberi Kesempatan pelayanan di masalah. untuk piknik. lapangan. Pelayanan setelah berada di lapangan memang tidak semudah yang dipikirkan namun dengan bentuk perhatian seperti tersebut di atas akan membuat para utusan Injil termotivasi dan lebih semangat dalam pelayanan. Bagaimana peran Sudah seharusnya gereja - Memberi - Belum Kesempatan ada secara Gereja Baptis memberikan apresiasi untuk tetap khusus melayani - Dukungan Indonesia Bulu untuk para utusan Injil - Memberi Dana Waktu untuk - Memberi dalam “Member Lintas Budaya yang berlibur Ruang - Memberikan kesaksian. Care” yang sudah mau pergi ke Kesempatan tempat ‘baru’ untuk untuk bersaksi dilakukan pada di depan mimbar utusan Injil memenuhi Amanat - Memberi penghargaan Lintas Budaya Agung Tuhan Yesus. setelah mereka Dalam hal ini mungkin kembali dari gereja belum memiliki pelayanan pendanaan khusus atau tersebut. mereka belum berkarier.
130 4.14. Interpretasi Data Untuk interpretasi data ini peneliti menganalisa kemungkinan yang terjadi pada Gereja Baptis Indonesia Bulu adalah belum adanya tim yang dapat memikirkan utusan Injil Lintas Budaya yang berkaitan dengan “Member Care”. Interpretasi data dalam hal ini peneliti ingin menyajikan data dari tabel yang sudah memberikan penjelasan dan memberikan penafsiran bagaimanakah seharusnya “Member Care” tersebut dibentuk untuk kemajuan pekabaran Injil Lintas Budaya. 4.14.1. Bagaimana peran Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan kepada para utusan Injil Lintas Budaya dalam masa persiapan pelayanannya. Yang menjadi faktor utama Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai gereja pengutus adalah untuk mengindari adanya ketidakseimbangan antara pengutus dan yang diutus. Gereja pengutus memberikan kesempatan para utusan Injil Lintas Budaya untuk memastikan kembali panggilan mereka supaya ketika berada di ladang pelayanan mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Namun pemahaman tentang pengutusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu belum benar-benar mengetahui dengan benar arti dari ‘mengutus’ orang. Sehingga “Member Care” bagi jemaat masih dangkal dalam pengertian mereka. Fungsi sebagai gereja yang Amanat Agung menjadi luas dan masih sensitive untuk menjadi pemikiran utama dalam mempersiapkan para utusan Injil.
131 4.14.2. Bagaimana peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan kepada para utusan Injil Lintas Budaya pada fase pelayanan di lapangan. Fase-fase yang paling sensitive adalah ketika utusan Injil berada di ladang pelayanan dan gereja tidak menerima laporan apa yang sedang terjadi di lapangan. Karena penerimaan kebudayaan yang berbeda terkadang utusan Injil akan menerima berbagai macam kejutan. Sehingga gereja pengutus seharusnya memiliki perhatian khusus untuk mereka. Gereja Baptis Indonesia Bulu memiliki peranan penting untuk kehidupan para utusan Injil Lintas Budaya. Gereja pengutus memberikan dana yang masih kurang untuk mencukupi kebutuhan para utusan Injil di lapangan. Untuk membangun sebuah perhatian tidak hanya melalui finansial namun dalam bentuk perhatian khusus melalui kunjungan dan doa dari jemaat dapat membangun kehidupan mereka secara rohani menjadi lebih maksimal. Menjadi gereja yang memiliki kepedulian kepada utusan Injil Lintas Budaya merupakan sebuah bentuk tanggung jawab yang besar. Tanggung jawab tersebut tidak akan mudah diatasi jikalau Gereja Baptis Indonesia Bulu tidak memiliki visi dan misi yang sama untuk bertanggung jawab dalam pekerjaan Tuhan Yesus di dunia ini. 4.14.3. Bagaimana peran Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan pada utusan Injil Lintas Budaya setelah mereka kembali dari pelayanan tersebut. Pekerjaan seorang penanggung jawab seorang suprvisi dalam penginjilan Lintas Budaya adalah memberikan perhatian kebutuhan para utusan untuk kelangsungan hidup mereka. Dalam hal ini Gereja Baptis
132 Indonesia Bulu belum dapat memenuhi semua fasilitas yang akan diberikan oleh para utusan Injil Lintas Budaya, namun gereja akan memberikan apresiasi untuk mereka dengan memberikan dana secukupnya. Gereja akan memberikan dana transportasi untuk pulang pergi kepada utusan Injil. Gereja pengutus juga akan memberikan kepada mereka ruang kesaksian apa saja yang sudah dikerjakan di ladang pelayanan atau bagaimana pelayanan tersebut dapat berkembang dari sebelumnya. 4.14.4. Persoalan Dalam “Member Care” “Member Care” terefleksi oleh suatu administrasi yang baik, baik penggarisan prosedur, maupun kebijakan organisasi yang tepat. Gereja pengutus tidak hanya memikirkan orang itu mau atau tidak, seperti halnya ketika seseorang memilih pegawai apa saja yang akan mereka perhatikan supaya usaha mereka menjadi berhasil dan lancar. Seperti halnya “Member Care” dalam perekrutan tidak bisa sembarangan harus benar-benar matang. Dalam proses perekrutan tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan; harus mengikuti proses seleksi dan penyaringan, persiapan (jasmani dan rohani), dan juga melihat kemana mereka akan ditempatkan.82 Dalam penerapan yang dilakukan Gereja Baptis Indonesia Bulu saat ini adalah kurangnya gereja pengutus menyikapi pekerjaan yang dilakukan oleh utusan Injil Lintas Budaya. Gereja hanya mengetahui kondisi atau keadaan melalui tim kunjungan (Gembala Sidang) sedangkan yang diutus belum sama sekali dengan rutin detil dari pelayanan mereka di ladang pelayanan. 82Gardner 47
133 Sedangkan didalam gereja sendiri belum memiliki prosedur khusus yang dibakukan sebagai panduan pengutus Lintas Budaya. Kedua hal ini yang terkadang menimbulkan permasalahan yang tidak dapat dihindari karena belum adanya pengertian dan kejelasan dari kedua pihak. 4.14.5. Bagaiman Seharusnya Gereja Dalam Mempersiapkan “Member Care” berkaitan dengan kebutuhan para utusan, yang akan dipersiapkan untuk mempedulikan kelangsungan hidup utusan di ladang pelayanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah meliputi persiapan, pembekalan, dan pemeberdayaan yang berkelanjutan bagi para utusan Injil Lintas Budaya di ladang pelayanan. Gereja pengutus tidak hanya memperhatikan aspek persiapan secara mandiri namun mereka juga harus memperhatikan kebutuhan keluarga bagi yang sudah memiliki keluarga.83 Sebagai salah satu bagian gereja pengutus ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Gereja Baptis Indonesia Bulu, yaitu: 1. Mempersiapkan,memperlengkapi,menguatkan,dan memberdayakan para utusan misi untuk kehidupan dan pelayanan yang efektif. 2. Meningkatkan persekutuan yang sehat secara rohani, saling peduli, dan produktif, sehingga dapat meneladani Kristus dalam kehidupan sehari-hari.84 Harapannya adalah para utusan Injil ini benar-benar dapat diakui oleh gereja pengutus untuk mempersiapkan peranan selanjutnya. Sebagai pengutus adanya “Member Care” adalah sebagai ‘urat nadi’ suatu organisasi untuk menjalankan Amanat Agung. Ketika orang menderita atau memiliki 83Gardner 9 84Ibid 116
134 kebutuhan, kemana mereka akan pergi? Kemungkinan tujuan mereka hanya kepada orang yang dapat dipercayai tidak mungkin akan langsung meminta bantuan kepada pemimpin. Tetapi seorang utusan Injil bisa pergi kepada orang yang melayani dalam bidang “Member Care”.85 Sebagai gereja yang memiliki semangat dalam menjalankan Amanat Agung sudah seharusnya mendukung orang-orang yang sudah bersedia menjadi utusan Injil Lintas Budaya. “Member Care” merupakan salah satu kepanjangan tangan Tuhan dalam melaksanakan Amanat Agung di dunia ini. Kepedulian panggilan ini akan dilakukan secara berkala untuk memberikan para utusan Injil Lintas Budaya semakin dikuatkan. Pengabaran Injil tidak hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang bergelut dalam dunia pelayanan saja. Namun panggilan kepada misi Lintas Budaya ini dapat dilakukan oleh semua orang percaya. Ada beberpa hal yang perlu diperhatikan beberapa langkah seseorang terpanggil untuk melayani yang sangat membantu ketika seseornag terpanggil: 1. Panggilan terhadap diri Allah sendiri melalui Yesus Kristus. 2. Panggilan terhadap pelayanan rekonsiliasi atau perdamaian. 3. Panggilan terhadap pelayanan di gereja, sebagai tubuh Kristus. 4. Panggilan terhadap misi Lintas Budaya. 5. Panggilan terhadap menyampaikan Injil kepada orang-orang yang belum mendengarnya.86 Memberikan perhatian khusus dalam masa-masa mempersiapkan para utusan Injil Lintas Budaya memberikan pengaruh yang cukup besar bagi utusan Injil. Sebagai gereja pengutus Gereja Baptis Indonesia Bulu memiliki 85Gardner 115 86Missions Consultation 31-32
135 wewenang untuk mengetahui setiap informasi yang ada di lapangan. Seorang penanggung jawab “Member Care” diharapkan untuk menemukan kebutuhan para anggotanya dan memfasilitasi sumber daya sehingga kebutuhan- kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan praktis, dengan cara terhormat, dan sesegera mungkin. Dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan itu akan berdampak positif bagi semangat tim dan mendorong mereka agar fokus pada sasaran pelayanan mereka.87 Semangat dan kepedulian “Member Care” juga akan memberikan perhatian lebih untuk para utusan Injil Lintas Budaya. Kesiapan gereja pengutus juga memiliki pengaruh yang sangat penting untuk kelanjutan pelayanan utusan Injil Lintas Budaya. Persiapan yang matang untuk memonitor dan mentoring kepada utusan Injil Lintas Budaya menolong kesiapan mental serta panggilan mereka. 4.14.6. Bagaimana peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” untuk mempersiapkan utusan Injil di ladang pelayanan. Sebagai gereja pengutus Gereja Baptis Indonesia Bulu perlu memiliki peranan yang seharusnya sudah dipersiapkan dan perlu diperhatikan untuk kelangsungan pelayanan Lintas Budaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mereka yang terpanggil: 1. Para calon perlu menunjukkan kesehatan mereka baik secara jasmani, rohani, fisik, emosi, dan relasi yang baik dengan sesama. 2. Gereja pengutus dapat melihat ‘kesehatan’ utusan Injil melalui; tes, wawancara, referensi-referensi tertulis, dan observasi. 87Gardner 123-124
136 3. Untuk menempatkan utusan Injil di lapangan ada beberpa hal yang diperlukan; mereka memiliki visi dan misi sebagai orang yang diutus, visi dan misi keluarga, kebutuhan keluarga, dan juga pengetahuan tentang geografis lingkungan yang akan dilayani. 4. Tiga cara dalam memelihara kesehatan dalam pelayanan Lintas Budaya; melibatkan orang tersebut dalam kepedulian dan pertumbuhan dirinya sendiri, menyedikan berbagai sumber dukungan yang diperlukan calon pekerja, dan melakukan peninjauan dan pengawasan yang dekat baik dari lembaga misi maupun gereja.88 Jadi peranan gereja pengutus sangatlah penting sebagai alat Tuhan di dunia ini untuk memperhatikan para pekerja yang di lapangan. “Member Care” merupakan salah satu kebutuhan gereja-gereja Tuhan sekarang supaya dapat berperan secara efektif dalam memperhatikan aktivitas para pelayan Injil Lintas Budaya. Harapannya adalah Gereja Baptis Indonesia Bulu memiliki semangat untuk memberitakan Injil sesuai dengan visi dan misi gereja supaya nama Tuhan dipermuliakan. 88Gardner 72
137 Rangkuman
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155