LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 1.1 Masih Belum Meratanya Vaksinasi dan Risiko Endemi Covid-19 Pandemi Covid-19 masih membayangi Penurunan Covid-19 di awal tahun hanya perekonomian global selama 2021. Pada awal tahun berlangsung sementara seiring dengan merebaknya 2021, penyebaran Covid-19 sempat menurun, varian Delta di India pada April 2021. World Health terutama di AS dan Eropa (Grafik 1.1). Vaksin yang Organization (WHO) menyatakan bahwa varian akhirnya siap untuk diberikan kepada masyarakat Delta dua kali lebih infeksius dibandingkan dengan luas hadir pada saat yang tepat untuk memerangi varian Covid-19 yang muncul pertama kali, bahkan varian baru Covid-19 saat itu, yakni varian Alpha. 50% lebih infeksius dibandingkan dengan varian yang Penyebaran varian Alpha pada akhir 2020 terutama telah teridentifikasi dan tergolong sebagai variant terjadi di belahan barat dunia, dengan tingkat of concerns, antara lain Alpha, Beta, dan Gamma. penularan 40 – 80% lebih tinggi dibanding varian Penyebaran yang semula hanya terjadi di salah satu awal Covid-19, yakni varian Wuhan. Pada akhir negara bagian di India, Maharashtra terus meluas triwulan I 2021, Inggris yang menjadi lokasi awal ke seluruh India. Protokol kesehatan yang minim penyebaran varian Alpha telah melakukan vaksinasi, dan tingkat vaksinasi yang rendah di India semakin setidaknya satu dosis, untuk 45,5% populasinya, memicu pesatnya penyebaran, dengan kasus harian menyusul AS dan Eropa sebesar 29,2% dan 11,7% tertinggi di India tercatat sebesar 415 ribu jiwa, populasi. Tingkat vaksinasi tersebut jauh lebih tinggi menjadikan India negara ketiga dengan kasus tertinggi dibandingkan dengan tingkat vaksinasi di EMDEs di dunia. Kenaikan kasus di sebagian besar negara di yang baru mencapai 4,6% populasi. Langkah ini Kawasan Asia menjadi tidak terelakkan bahkan terus berhasil menurunkan kenaikan penyebaran Covid-19, meluas ke seluruh dunia. Kondisi tersebut diperparah sebagaimana tercermin pada kasus harian di AS yang dengan tidak meratanya distribusi vaksin untuk turun menjadi sekitar 52 ribu dari puncak gelombang imunitas massal di AEs dan di EMDEs. Penduduk di varian Alpha sebesar 251 ribu. Kondisi serupa juga EMDEs Asia yang memiliki tingkat vaksinasi rendah terjadi di berbagai negara di Kawasan Eropa, seperti menjadi sasaran penyebaran varian Delta, antara lain di Inggris dan Perancis. di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina dan banyak negara lain. Varian Delta yang lebih ganas Grafik 1.1. Perkembangan Kasus Harian Covid-19 dampaknya pada kesehatan menyebabkan kenaikan tingkat fatalitas di Asia yang cepat hingga mencapai Ri bu jiwa (rata-rata 7 hari) 1,54% pada akhir Agustus 2021 dan melandai setelahnya (Grafik 1.2). Di sisi lain, pembukaan Kawasan Afrika Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara 1.000 ekonomi yang berlangsung lebih cepat di AEs turut Kawasan Asia Kawasan Amerika 800 menjadikannya rentan terhadap penularan Covid-19. Kawasan Eropa Lainnya Kemungkinan munculnya varian baru Covid-19 600 dan risiko pandemi akan berlangsung lama dan bahkan menjadi endemi perlu diwaspadai 400 dampaknya terhadap pemulihan ekonomi dunia. Pemerintah dan otoritas terkait di berbagai negara 200 perlu menyusun strategi jangka panjang untuk mengantisipasi kemungkinan Covid-19 akan tetap 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 0 ada dalam waktu yang lama. Rancangan persiapan ke kenormalan baru dengan hidup bersama Covid-19 9 10 11 12 perlu terus diperkuat, termasuk langkah transisi dan 2020 2021 Sumber: World Health Organization, diolah 5
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 adaptasi oleh masyarakat untuk tetap berdisiplin itu, terbentuknya imunitas massal menjadi prioritas dan membiasakan diri dengan protokol kesehatan kebijakan banyak negara di dunia untuk mengatasi sebagai jalan menuju tatanan kehidupan baru. pandemi. Negara dengan vaksinasi tinggi mengalami Strategi pemenuhan penanganan Covid-19 juga keuntungan pada saat merebaknya varian Delta, terus diperkuat baik melalui akselerasi vaksinasi, sebagaimana terlihat pada tingkat keparahan gejala, peningkatan testing, tracing, dan treatment, serta hospitalisasi dan kematian yang relatif rendah. disiplin dalam protokol kesehatan. Langkah-langkah Dalam rangka mendukung vaksinasi, beberapa tersebut akan memperkuat ketahanan perekonomian negara bahkan mengeluarkan paspor vaksin untuk global terhadap kemungkinan terus berlanjutnya masyarakatnya sebagai dokumen pendukung penyebaran Covid-19 dan memastikan keberlanjutan agar diizinkan melakukan aktivitas di berbagai proses pemulihan ekonomi dunia lebih lanjut. ruang publik. Pada perkembangannya masyarakat beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan Akselerasi vaksinasi dalam rangka mencapai imunitas yang berawal dari diri sendiri, antara lain dengan massal terus dilakukan di seluruh belahan dunia mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, untuk mengatasi Covid-19. Tingkat vaksinasi yang menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. tinggi ini berdampak positif pada tingkat kematian Adaptasi perilaku tersebut, ditambah dengan dunia yang cenderung stabil di sekitar 2%, di tengah praktik work/school from home yang diterapkan kenaikan kasus harian Covid-19 yang berkali-kali sejak awal pandemi pada akhirnya memungkinkan membentuk gelombang baru selama 2021. Selain terbentuknya keseimbangan baru dalam pergerakan masyarakat. Salah satu contoh adalah mobilitas di Grafik 1.2. Tingkat Fatalitas Covid-19 Global AS dan beberapa negara di Eropa pada triwulan III 2021 masih terus melanjutkan peningkatan, di tengah % kenaikan kasus Covid-19 di negara tersebut (Grafik 1.3). 3,5 Akselerasi vaksinasi tidak merata antara AEs dan Kawasan Amerika 3,0 EMDEs. Akses terhadap vaksin di AEs lebih besar Global 2,5 didukung oleh teknologi serta ketersediaan dana yang 2,0 lebih besar. Pasokan berdasarkan kontrak vaksin di Kawasan Eropa AEs adalah sebesar lebih dari tiga kali lipat penduduk di AEs, bahkan di Kanada dan Australia mencapai lima Kawasan Asia 1,5 kali lipat jumlah penduduk (Grafik 1.4). Jumlah ini sangat tinggi dibandingkan dengan pasokan vaksin di 1 23 4 5 67 8 9 1,0 EMDEs yang belum mencapai seluruh populasi, yakni 2021 hanya 60%. Di EMDEs, hanya sedikit yang sudah 10 11 12 memenuhi kontrak vaksin, setidaknya untuk seluruh Sumber: World Health Organization, diolah 6
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Grafik 1.3. Tingkat Mobilitas Dunia dari setengah penduduknya. Upaya pemerataan telah dilakukan melalui donasi vaksin dari AEs ke I n d e ks EMDEs, antara lain dari AS ke Argentina dan Filipina. Tiongkok juga merupakan salah satu EMDEs yang 100 mengembangkan vaksin di negaranya sendiri dan turut melakukan donasi, terutama kepada beberapa 80 negara di Afrika. Pada akhir Desember 2021, statistik mencatat jumlah masyarakat dunia tervaksinasi Amerika Latin 60 penuh adalah sebesar 49%, dengan populasi AEs Eropa Barat 40 telah hampir 70% dan dan EMDEs sekitar 50% (Grafik 1.5). Beberapa AEs bahkan sudah mencapai Asia Pasifik imunitas massal dengan tingkat vaksinasi di atas 75%, (kecuali Tiongkok) yakni di Spanyol, Denmark, Kanada, dan Irlandia. Ketidakmerataan kecepatan vaksinasi ini menjadi Global 20 salah satu penyebab perbaikan mobilitas yang lebih tertahan di EMDEs dibandingkan AEs, kemudian Amerika Utara berdampak pada pemulihan aktivitas ekonomi global yang belum seimbang. CEEMEA 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2020 2021 Sumber: Goldman Sachs, diolah; Effective Lockdown Index=100, mobilitas paling rendah populasi, yakni Malaysia, Filipina, dan Argentina. Kontrak vaksin di Afrika Selatan, Arab Saudi, dan Meksiko bahkan baru dapat memenuhi kurang Grafik 1.4. Kontrak Vaksin Dunia Grafik 1.5. Tingkat Vaksinasi Negara % dari Popul asi per Juta % Total Populasi 600 Progres Pelaksanaan Vaksinasi (Vaksinasi Penuh) & Tingkat Hospitalisasi 557 AE Kontrak Vaksin 500 AEs % Target imunitas Tingkat 100 504 EM Donasi Vaksin EMDEs massal EM Potensial Vaksin 400 Hospitalisasi per Juta (skala kiri) EM Kontrak Vaksin 300 300 91 90 250 81 200 79 150 77 100 77 74 50 73 0 71 70 67 64 61 61 56 56 46 43 42 49 69 48 277 275 80 206 75% populasi dosis penuh 70 175 60 192 327 311 50 301 263271 110 40 83 94 30 163 148 200 20 100 25 10 114 107 101104 0 79 69 60 0 43 42 15 Uni Arab Emirat CAN AUS Spanyol GBR Denmark EU Kanada USA Irlandia JPN Italia AE Perancis TUR BRA Jerman MEX Inggris ARG Brasil IDN IND Israel ZAF AS SAU CHN Turki PHL Meksiko MYS Polandia EM Rusia India Indonesia Dunia Aes EMDEs Sumber: Kementerian Kesehatan, Duke University, World Health Organization Sumber: Our World In Data, Kementerian Kesehatan Keterangan: memperhitungkan vaksin dosis penuh, khusus Johnson & Johnson Ket : Perkembangan vaksinasi Indonesia dengan kalkulasi dan Cansino diasumsikan dosis penuh 2 (dua) kali Total Vaksinasi/2/Populasi = 51,96% 7
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 1.2 Ketidakseimbangan Proses Pemulihan Ekonomi Global Perbaikan ekonomi yang cepat pada awal tahun Grafik 1.7. Indeks Keyakinan Konsumen 2021, kembali tertahan seiring dengan merebaknya Covid-19 varian Delta. Sejumlah indikator Indeks menunjukkan kenaikan aktivitas perekonomian yang relatif cepat pada triwulan I 2021, terutama di AEs. 120 Dalam perkembangannya, kebijakan pembatasan mobilitas untuk mengendalikan penyebaran Indeks 100 = Rerata triwulan IV 2019 110 varian Delta berpengaruh pada aktivitas ekonomi Tiongkok 100 sebagaimana tercermin pada indeks keyakinan konsumen dan penjualan ritel di berbagai negara, Eropa* 90 dengan besaran dampak tergantung pada tingkat vaksinasi serta persepsi konsumen atas kekhawatiran India 80 gelombang lanjutan Covid-19. Di AEs, misalnya, indeks penjualan ritel yang meningkat cepat sejak AS 70 penghujung 2020 kemudian melandai sejak Maret 60 2021 di AS dan Juli 2021 di Eropa (Grafik 1.6). Bahkan Jepang indeks keyakinan konsumen menurun lebih tajam di AS dibandingkan dengan di Eropa (Grafik 1.7). 50 Di Tiongkok, indeks penjualan ritel dan keyakinan konsumen melandai sejak Juni 2021, sementara 40 indeks keyakinan konsumen di India yang menurun sejak munculnya varian Delta pada Februari kembali 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 membaik sejak Juli 2021. Pola perbaikan penjualan ritel ini selanjutnya juga berpengaruh terhadap 2020 2021 melandainya pertumbuhan konsumsi. Penyebaran varian Delta dan pembatasan mobilitas juga Sumber: Bloomberg, diolah berpengaruh pada indeks keyakinan bisnis, Purchasing *) Rerata tertimbang Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol Managers’ Index (PMI), yang selanjutnya berpengaruh pada tingkat produksi dan investasi. Aktivitas ekonomi kemudian berangsur-angsur membaik sejak triwulan III 2021, seiring dengan menurunnya kasus varian Delta dan meningkatnya kembali mobilitas manusia. Grafik 1.6. Indeks Penjualan Ritel Perbaikan ekonomi global terus berlanjut sepanjang tahun 2021, meski belum berjalan seimbang. Indeks 130 Kecepatan tingkat perbaikan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh tingkat vaksinasi untuk Indeks 100 = Rerata triwulan IV 2019 AS 120 mencapai imunitas massal, besarnya stimulus Kawasan Eropa 110 kebijakan fiskal dan moneter, serta tingkat daya tahan ekonomi. Di AEs, khususnya AS, pemulihan 100 ekonomi berjalan lebih cepat, di dukung oleh stimulus fiskal dan moneter yang sangat besar. Stimulus Jepang 90 pemerintah dan bank sentral dimaksud melalui Tiongkok 80 program vaksinasi, bantuan sosial dan dunia usaha, 70 serta penambahan likuiditas (quantitative easing) yang sangat besar ke sistem keuangan. Sementara 60 di sisi lain, sebagian besar EMDEs, kecuali Tiongkok, masih harus berjuang memperbaiki kondisi ekonomi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 di dalam negerinya, menuju pemulihan ekonomi. Disamping pasokan dan kemampuan vaksinasi yang 2020 2021 terbatas, keterbatasan kemampuan stimulus fiskal dan moneter juga menyebabkan lebih lambatnya Sumber: CEIC, diolah proses pemulihan ekonomi. Sebagian besar EMDEs 8
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 mengalami keterbatasan untuk meningkatkan Tabel 1.1. Proyeksi Ekonomi Global anggaran lebih besar, terutama karena penurunan penerimaan pajak oleh merosotnya aktivitas dunia Pertumbuhan PDB 2019 2020 2021 2022 usaha, serta keterbatasan kemampuan berhutang (Dalam satuan persen) untuk membiayai defisit fiskal yang lebih besar. 4,4 Sementara, efektivitas kebijakan moneter untuk Dunia 2,8 -3,1 5,7 3,8 mendorong perekonomian banyak terkendala karena Negara AEs 1,6 -4,5 5,0 3,8 tekanan inflasi yang tinggi dan sektor keuangan yang 2,2 -3,4 5,6 4,2 juga terdampak pandemi. Amerika Serikat 1,3 -6,3 5,0 2,7 Kawasan Eropa 0,0 -4,6 1,9 4,8 Jepang 3,7 -2,1 6,1 5,2 Negara EMDEs 8,2 5,4 Ekonomi dunia diprakirakan tumbuh sekitar 5,7% Tiongkok 6,0 2,3 8,1 2,8 pada 2021 dan 4,4% pada 2022, setelah kontraksi India1 4,8 -7,1 9,0 3,7 3,1% pada 2020 (Tabel 1.1). Pemulihan ekonomi telah ASEAN-5 4,9 -3,4 3,9 3,8 terjadi di dua negara ekonomi terbesar dunia, yaitu Amerika Latin 0,1 -7,0 5,1 3,8 Tiongkok dengan pertumbuhan 8,1% dan 5,2% pada 2,8 2021 dan 2022 setelah tumbuh 2,3% pada 2020, EMDEs Eropa 2,5 -2,0 4,7 dan AS dengan pertumbuhan 5,6% dan 3,8% pada 2021 dan 2022 setelah kontraksi 3,4% pada 2020. Timur Tengah dan Asia Tengah 1,4 -2,8 4,1 Sementara itu, pemulihan ekonomi negara-negara lain diprakirakan terjadi pada tahun 2022 dengan Volume Perdagangan Dunia -0,4 -5,3 9,8 -3,0 -0,8 59,6 Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia 1Asumsi PDB India BI disesuaikan menjadi Tahun Kalender (estimasi) Sumber: IMF WEO Oktober 2021 Database, Proyeksi Bank Indonesia, Realisasi 2018-2020 berdasarkan angka terkini Grafik 1.8. Paket Stimulus Fiskal Negara G20 perbaikan ekonomi yang terus berlanjut sejak tahun 2021. Di antara AEs, kawasan Eropa diprakirakan 53,7 % dari PDB tumbuh 5,0% dan 4,2% pada 2021 dan 2022 setelah kontraksi 6,3% pada 2020, demikian pula Jepang 60 akan tumbuh 1,9% dan 2,7% pada 2021 dan 2022 setelah kontraksi 4,6% pada 2020. Di antara negara AEs 45 Asia, India diprakirakan tumbuh tinggi sekitar 9,0% EMDEs dan 8,2% pada 2021 dan 2022 setelah kontraksi 7,1% pada 2020. Demikian pula ASEAN-5 akan tumbuh 34,8 30 3,9% dan 5,4% pada 2021 dan 2022 setelah kontraksi 30,8 3,4% pada 2020. Kenaikan volume perdagangan 12 12 15 dunia dan harga komoditas terus berlanjut, sehingga 26,5 menopang prospek ekspor dan pemulihan ekonomi di 8,5 8 4,8 4,7 3,5 2,7 1,9 berbagai EMDEs. Pertumbuhan volume perdagangan 20 19,7 dunia dan harga komoditas yang mengalami kontraksi 18,1 sebesar 5,3% dan 0,8% pada tahun 2020, naik tajam pada tahun 2021 menjadi 9,8% dan 59,6%. Pemulihan 12,1 ekonomi dunia diprakirakan lebih kuat pada paruh 11,3 kedua tahun 2022 serta tahun 2023 dan selanjutnya. 0 Jepang Jerman Italia AS Australia Kanada Inggris Perancis EA Argentina Brasil Indonesia Turki Rusia Tiongkok India Arab Saudi Meksiko Sumber: IMF, Statista (publikasi Nov 2021 untuk data Mei 2021) 9
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 1.3 Gangguan dalam Mata Rantai Pasokan Global dan Kelangkaan Energi Perbaikan aktivitas ekonomi pada tahun 2021 Grafik 1.9. Indikator Waktu Pengiriman menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah. Kenaikan permintaan yang relatif cepat terutama Indeks 70 pada awal tahun menyebabkan tertinggalnya kemampuan penyesuaian pasokan karena mobilitas Tiongkok PMI Global 60 yang belum kembali ke kondisi praCovid-19. Hal India 50 ini mendorong terjadinya gangguan rantai pasok global. Pada awal tahun, kendala pasokan diawali EMDEs Jepang oleh kelangkaan semikonduktor akibat kenaikan permintaan terhadap teknologi pendukung work 40 from home, seperti telepon genggam dan komputer, kemudian mengganggu pemulihan terutama di AEs Jerman, Jepang, dan AS. Selain itu, perbaikan permintaan juga menyebabkan permasalahan Global 30 distribusi dan pasokan barang input produksi yang kondisinya semakin diperparah dengan penutupan Kawasan Eropa 20 pelabuhan laut dan udara beberapa negara produsen di Asia akibat merebaknya varian Delta. Memasuki AS triwulan IV 2021, kendala pasokan terus meningkat akibat keterbatasan energi yang terjadi sejalan 10 dengan penerapan kebijakan berorientasi ekonomi hijau, bencana alam, dan kenaikan permintaan 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 0 musim dingin di banyak negara. Berbagai faktor ini mendorong kesenjangan antara produksi dengan 12 permintaan serta meningkatkan berbagai harga komoditas dunia. Hal ini selanjutnya berdampak pada 2019 2020 2021 kenaikan inflasi aktual dan perkiraan tekanan inflasi ke depan di negara-negara AEs, meskipun cenderung Sumber: IHS Markit temporer. Untuk itu, perkembangan ini perlu diwaspadai dan diantisipasi secara baik dampaknya produksi di suatu negara akibat tidak terpenuhinya terhadap perekonomian Indonesia. pasokan barang input dari negara lain. Di negara produsen, khususnya di Tiongkok dan negara Asia Gangguan rantai pasok global secara luas menjadi lainnya, pemberlakuan pembatasan mobilitas untuk fenomena baru yang perlu terus diwaspadai. penanganan penyebaran Covid-19 varian Delta Gangguan ini mencakup permasalahan distribusi menimbulkan penurunan produksi dan inventori, antarnegara dan kelangkaan barang input. Kendala serta bahkan kemampuan dalam pengapalan. distribusi tercermin dari kelangkaan kontainer, Selain itu, kelangkaan barang input juga terjadi tumpukan barang (backlog) di banyak pelabuhan, akibat tingginya permintaan, contohnya pada semakin lamanya waktu pengiriman, dan bahkan semikonduktor, serta faktor kebijakan energi hijau kenaikan biaya pengapalan barang antarnegara, khususnya sejak April 2021 (Grafik 1.9 dan 1.10). Grafik 1.10. Biaya Pengiriman Permasalahan ini merambat pada berhentinya Indeks Dolar AS/40ft 4.000 11.000 3.500 10.000 3.000 9.000 8.000 2.500 China Containerized 7.000 2.000 Freight Index 6.000 1.500 5.000 1.000 WCI - Drewry 4.000 (Skala kanan) 3.000 2.000 500 1.000 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2020 2021 Sumber: Bloomberg 10
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 yang sempat mendorong kelangkaan batu bara, tinggi di belahan barat dunia untuk antisipasi pasokan gas, dan minyak. Di AS, kesenjangan juga terjadi menghadapi musim dingin. Berbagai faktor ini di pasar tenaga kerja seperti terlihat pada tingkat mengakibatkan kesenjangan produksi-permintaan pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan kenaikan harga-harga komoditas dunia, seperti yang masih meningkat dan kenaikan upah pada harga minyak, batu bara, logam, serta pangan (Grafik sektor-sektor jasa perhotelan dan restoran, 1.11). Dampak selanjutnya terjadi kenaikan inflasi pendidikan dan kesehatan, penjualan eceran, secara aktual maupun ekspektasi inflasi ke depan di manufaktur, serta perdagangan. AEs, khususnya di AS, Eropa, Inggris, Kanada, dan Australia (Grafik1.12). Tekanan inflasi masih mencatat Keterbatasan energi yang terjadi bersamaan dengan rekor tinggi di AS 5% dan Eropa 4,9% pada November gangguan distribusi dan pasokan barang berdampak 2021 sejalan dengan kenaikan harga energi. Sejalan pada inflasi global. Selain ketidakseimbangan dengan disrupsi pasokan yang berangsur mereda, pemulihan ekonomi dan pembatasan mobilitas untuk inflasi di sejumlah AEs diprakirakan turut menurun penanganan Covid-19 di atas, permasalahan ini pada pertengahan tahun 2022. Namun demikian, juga didorong oleh faktor kebijakan, yaitu semakin perkembangan ini perlu terus diwaspadai terutama kuatnya tuntutan akan ekonomi hijau dari Eropa, AS sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian dan juga Tiongkok, yang memerlukan masa transisi pada akhir tahun 2021 akibat munculnya kenaikan menuju ke produksi yang lebih ramah lingkungan. penyebaran varian Omicron. Pada waktu yang sama, permintaan energi meningkat Grafik 1.11. Harga Komoditas Dunia Grafik 1.12. Proyeksi Inflasi Dunia Indeks(Jan 2020:100) Indeks(Jan 2020:100) Inflasi mengacu pada CPI, kecuali AS (PCE) % Realisasi s.d. Nov 2021, kecuali EA dan Inggris s.d. Des’21 200 450 Survei Bloomberg per Des 2021 6 180 400 160 350 140 Komposit Logam 300 Kanada 4 120 Indeks Harga Impor (pangan) 250 AS 2 100 200 80 150 Inggris 60 0 40 100 Jepang 50 Batu Bara Indonesia (Skala kanan) Kawasan Eropa 20 Minyak Brent 00 -2 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12 2018 2019 2020 2021 2019 2020 2021 2022 Sumber: CEIC, IHS MarkitBloomberg, World Bank, diolah Sumber: Survei Bloomberg, Estimasi BI, diolah 11
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 1.4 Ketidaksinkronan Rencana Kebijakan Moneter dan Fiskal serta Berlanjutnya Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Ketidakseimbangan pemulihan ekonomi, gangguan Grafik 1.13. Defisit Fiskal pasokan dan kelangkaan energi mendorong ketidaksinkronan rencana normalisasi kebijakan (exit Dunia Proyeksi % dari PDB policy) antara AEs dan EMDEs. Secara keseluruhan, semua negara akan melakukan normalisasi kebijakan 0 fiskalnya dengan defisit yang mulai menurun sejak tahun 2021, meskipun tahapannya jauh lebih cepat -3,5 -3,0 -3,0 -3,6 -4,2 -3,8 -3,6 -3,5 -2 di AEs sementara di EMDEs akan lebih bertahap -3,0 -5,2 -4 (Grafik 1.13). Demikian pula kebijakan moneter, -6 tekanan inflasi di atas target mendorong beberapa -2,4 -2,5 -7,9 -4,8 -3,2 -3,1 -3,0 -8 bank sentral EMDEs untuk meningkatkan suku -2,7 -3,6 bunganya, seperti di Ceko, Brasil, Meksiko, Rusia, -10,2 dan Turki (Grafik 1.14). Selain itu, beberapa bank -4,1 -3,7 -6,6 - 4,8 - 4,4 - 4,1 sentral AE juga telah bertahap mengurangi stimulus -4,8 -4,7 -5,2 moneter seiring perbaikan ekonomi yang disertai -5,8 peningkatan tekanan inflasi. Bank of Canada termasuk yang terdepan dalam menghentikan pembelian surat EMDEs berharga, kemudian diprakirakan Bank of England, the Fed dan Reserves Bank of Australia akan melakukan -8,8 -10 hal yang sama setidaknya sampai dengan paruh I -9,6 2022. Perkembangan pada akhir 2021, the Fed telah mengumumkan siklus pengetatan kebijakan moneter AEs yang lebih cepat.2 Sementara itu, Bank of Korea, Norges Bank dan Reserve Bank of New Zealand -10,8 -12 sudah menaikkan suku bunga kebijakannya antara lain karena tekanan inflasi, aktivitas ekonomi telah baik, 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 serta indikasi munculnya risiko stabilitas keuangan. Dinamika ini mendorong pelaku pasar memprakirakan Sumber: IMF Fiscal Monitoring Oktober 2021 kenaikan Fed Funds Rate lebih cepat, yakni pada paruh I 2022 dengan total kenaikan selama 2022 sebesar 75 bps. Seiring dengan ketidaksinkronan exit policy, ketidakpastian pasar keuangan global masih terus berlanjut. Pada triwulan I 2021, ketidakpastian pasar 2 Kenaikan inflasi yang persisten tinggi mendorong the Fed mempercepat laju penurunan stimulus moneter (tapering) menjadi 2 kali lebih cepat sebesar 30 miliar dolar AS per bulan (terdiri dari pembelian UST sebesar 20 miliar dolar AS dan MBS sebesar 10 miliar dolar AS) dibanding laju penurunan pada November dan Desember 2021 sebesar 15 miliar dolar AS per bulan. Laju penurunan yang lebih besar tersebut akan mempercepat durasi penyelesaian tapering ke Maret 2022, kemudian memberi ruang bagi the Fed untuk menaikkan Fed Funds Rate (FFR) 12
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Grafik 1.14. Kebijakan Moneter % 18 2021 menurun secara cepat khususnya sejak Maret 16 2021 (Grafik 1.16) dan berdampak pada peningkatan 2020 14 tekanan dan volatilitas nilai tukar negara-negara 12 EMs. Dalam perkembangannya, ketidakpastian pasar Current (2021) 10 keuangan global menurun pada awal triwulan II 2021, Ekspektasi Pasar (2022) 8 sejalan dengan komunikasi the Fed yang transparan Ekspektasi Pasar (2023) 6 dan konsisten tentang arah kebijakan yang tetap 4 akomodatif. Ketidakpastian pasar keuangan global CBRT 2 pada paruh kedua 2021 masih berlangsung sejalan RUSSIAN Fed 0 dengan risiko yang masih mengemuka, antara lain terkait peningkatan penyebaran Covid-19 varian BCB Delta, antisipasi pasar terhadap kebijakan tapering Banxico the Fed, serta kekhawatiran tekanan inflasi yang BCCH (Chile) berlangsung lebih lama akibat ganguan rantai pasokan dan keterbatasan energi. Ketidaksinkronan RBI normalisasi kebijakan fiskal dan moneter serta BSP meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global BNM inilah yang semakin mempersulit upaya perbaikan BOK menuju ke pemulihan ekonomi di negara-negara BOT EMDEs, termasuk Indonesia. RBNZ BOC FED BOE RBA BOJ ECB EM EM EM Asia AEs Europe LATAM Sumber: Bloomberg keuangan global meningkat disertai dengan kenaikan imbal hasil UST bond, seiring dengan reaksi pasar atas paket kebijakan fiskal AS yang lebih besar dan prospek pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat (Grafik 1.15). Akibatnya, aliran investasi portofolio yang masuk ke negara EMs yang relatif tinggi pada awal tahun Grafik 1.15. Pergerakan Yield dan Saham Grafik 1.16. Aliran Investasi Portofolio 38.000 % 3,5 Miliar Dolar AS 80 36.000 US Treasury 10 tahun (Skala kanan) 3,0 India 60 34.000 Indeks Dow Jones 2,5 Malaysia 40 32.000 2,0 30.000 Tiongkok 20 28.000 1,5 26.000 0 24.000 1,0 22.000 0,5 -20 -40 20.000 Japanese Government Bond 10 tahun 0 Indonesia Thailand 18.000 (Skala kanan) -0,5 -60 1 3 5 7 9 11 2019 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12 2020 2021 2019 2020 2021 Sumber: Bloomberg Sumber: Institute of International Finance, diolah 13
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 1.5 Dampak Luka Memar (Scarring Effect) dari Pandemi Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga Grafik 1.17. Leverage Korporasi Nonfinansial berdampak pada luka memar terhadap kondisi korporasi dan menimbulkan risiko pada ketahanan % (Rasio utang terhadap PDB) sistem keuangan. Pembatasan mobilitas manusia telah menyebabkan menurunnya aktivitas dunia 120 usaha, sehingga berdampak pada merosotnya tingkat penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan AEs 100 permodalan korporasi. Tingkat keberhutangan 80 (leverage) meningkat sejak pandemi Covid-19, baik Global di AEs maupun EMDEs (Grafik 1.17). Bahkan, jumlah kegagalan korporasi melonjak hampir menyamai EMDEs 60 tingkat kegagalan pada krisis keuangan global, 40 terbesar di AS kemudian Eropa dan EMDEs (Grafik 1.18). Tentu saja, tidak semua perusahaan mengalami 20 luka memar yang sama, tergantung pada dampak pembatasan mobilitas terhadap sektor ekonomi 0 masing-masing. Namun demikian, kondisi luka memar korporasi tersebut perlu terus dimonitor 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 dan dicermati risiko dampak negatif pada kondisi perbankan secara individual maupun stabilitas sistem Sumber: IMF Global Financial Stability Report - International keuangan secara keseluruhan. Hal ini mendorong Monetary Fund, April 2021 otoritas pengawasan sektor keuangan di banyak negara cenderung memperpanjang relaksasi angsuran, sehingga memberikan kelonggaran atas ketentuan untuk penundaan pembayaran pokok dan pengakuan kredit bermasalah Non Performing Loan, NPL pada perbankan. Permasalahan luka memar korporasi dan dampaknya pada lembaga dan stabilitas sistem keuangan ini tetap saja perlu diwaspadai dengan masih berlanjutnya pandemi Covid-19. Bahkan, meski secara keseluruhan ekonomi telah sepenuhnya pulih, luka memar korporasi dari pandemi Covid-19 tersebut masih perlu waktu untuk sembuh. Grafik 1.18. Jumlah Kegagalan Korporasi Jumlah kasus 300 EMDEs 250 Eropa 200 AEs 150 AS 100 50 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Sumber: Global Financial Stability Report - International Monetary Fund, April 2021 14
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 1.6 Cepatnya Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan Digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi- Grafik 1.20. Pangsa E-Commerce keuangan berkembang sangat cepat, dengan semakin dominannya peran BigTech dan semakin % dari total penjualan ritel meningkatnya e-commerce. Digitalisasi memang telah terjadi sebelum pandemi Covid-19, didorong oleh 25 kemajuan teknologi digital termasuk intelegensia artifisial oleh perusahaan teknologi besar (BigTech) Inggris 21 yang mampu menghadirkan jasa layanan pribadi 17 dan ekonomi-keuangan kapanpun dan dimanapun (Grafik 1.19). Jasa layanan tersebut termasuk melalui Tiongkok Jerman 13 platform e-commerce dengan volume dan frekuensi AS Jepang 9 yang sangat besar meski nilai per transaksi yang 5 kecil (Grafik 1.20). Sejak pandemi Covid-19, dengan pembatasan mobilitas aktivitas manusia, digitalisasi 2015 2016 2017 2018 2019 ekonomi keuangan dan sistem pembayaran berkembang sangat cepat. Transaksi ekonomi- Sumber: Bank for International Settlements; Data s.d. Nov 2020 (AS), Okt 2020 (Tiongkok), Sep 2020 (Jerman, Jepang, dan Inggris) Grafik 1.19. Pengguna Aktif BigTech Miliar Dolar AS keuangan digital yang semula lebih banyak di kalangan muda dan generasi milenial, sekarang telah meluas ke Miliar Dolar AS berbagai lapisan masyarakat serta menjadi preferensi dan kebiasaan baru karena kemudahan, kecepatan, 2,4 0,06 serta murahnya harga dan biaya transaksi. Namun di sisi lain, muncul pula sejumlah permasalahan Kakao baru, termasuk kepemilikan dan perlindungan data (Skala kanan) pribadi, pajak transaksi ekonomi-keuangan digital, layanan jasa keuangan oleh entitas bukan lembaga 1,6 0,04 keuangan (shadow banking), meluasnya mata uang yang diciptakan swasta (cryptocurrency), dan tingginya Groupon Google serangan siber. Berbagai peluang dan tantangan (Skala kanan) dari meluasnya ekonomi-keuangan digital ini perlu direspons dengan langkah-langkah kebijakan yang 0,8 Facebook 0,02 tepat untuk mendudukkan kembali peran negara dalam peradaban baru, yaitu peradaban digital. Tencent 0 2006 2008 2010 2012 Alibaba 0 2014 2016 2018 2004 2020 Sumber: Bank for International Settlements 15
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Di tengah proses perbaikan ekonomi global, yang dilanjutkan pada peningkatan produksi, lebih perkembangan teknologi digital membuka banyak pekerjaan, pendapatan lebih besar, dan peluang untuk mendorong pertumbuhan pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi yang lebih ekonomi sebagai “new growth engine”. Digitalisasi kuat. Meski demikian, tantangan dalam mencapai sistem pembayaran menjadi salah satu faktor sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman penting untuk menjaga momentum pemulihan dan andal memerlukan peran bank sentral untuk aktivitas ekonomi di masyarakat. Perubahan mempersiapkan mekanisme, instrumen, legal, teknologi mendorong transformasi digital pada kelembagaan dan infrastruktur. Penataan industri sistem pembayaran yang menekankan mobilitas, sistem pembayaran merupakan keniscayaan, yakni kecepatan, efisiensi, fleksibilitas, integrasi serta restrukturisasi industri sehingga regulasi menjadi keamanan data. Pembayaran digital melalui mutlak dilakukan. Selain itu, otoritas juga perlu E-payment menguntungkan semua pihak yang mendukung perkembangan Ekonomi dan Keuangan terlibat, termasuk peningkatan produktivitas dan Digital (EKD) yang bermanfaat pada pembentukan efisiensi. Ketersediaannya mendukung siklus ekosistem pemrosesan pembayaran. ekonomi yang baik, yakni konsumsi meningkat 16
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 1.7 Semakin Kuatnya Tuntutan atas Ekonomi Hijau dan Keuangan Berkelanjutan Pandemi Covid-19 juga meningkatkan tuntutan penggunaan sumber energi terbarukan. Pembiayaan akan perlunya mempercepat ekonomi-keuangan hijau oleh perbankan dan pasar keuangan juga terus hijau (green economy and finance). Sebelum pandemi didorong termasuk melalui pemberian insentif dan Covid-19, berbagai negara telah menunjukkan disinsentif kebijakan pembiayaan fiskal Pemerintah komitmen sebagaimana pada Paris Agreement 2015 dan kebijakan makroprudensial hijau bank sentral. untuk mengadopsi ekonomi-keuangan hijau dalam penanganan krisis perubahan iklim antara lain Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim dapat melalui pengurangan emisi karbon (Grafik 1.21). menimbulkan risiko fisik dan risiko transisi yang Dalam kaitan ini, berbagai negara berkomitmen berimplikasi pada stabilitas moneter dan stabilitas untuk melakukan transisi menuju ekonomi-keuangan sistem keuangan. Transisi menuju ekonomi hijau, hijau, meski secara gradual untuk optimalisasi biaya yakni ekonomi rendah karbon, perlu dilakukan secara akibat perubahan iklim. Sejak pandemi Covid-19, gradual dan moderat, untuk optimalisasi respons tuntutan ekonomi-keuangan hijau semakin kuat dari kebijakan akibat perubahan iklim. Inisiatif tersebut negara-negara maju, antara lain dengan penurunan dilakukan untuk mendukung tercapainya target emisi karbon yang jauh lebih besar yaitu sekitar penurunan emisi karbon sebagaimana semangat dari 8-9% dibandingkan sekitar 2-3% selama krisis Paris Agreement 2015 untuk membatasi kenaikan suhu keuangan global 2008/2009 (Grafik 1.22). Oleh global bumi. Sektor keuangan perlu berkontribusi karena itu, program penurunan emisi karbon di dalam penurunan emisi karbon. Target penurunan berbagai negara terus diperkuat untuk memenuhi emisi karbon sulit tercapai tanpa sinergi lintas komitmen penurunan emisi karbon yang baru lembaga, yakni sektor fiskal, riil, dan keuangan. Dalam tersebut.Dukungan dan insentif pemerintah perlu hal ini, perlu pembentukan infrastruktur keuangan terus dilakukan untuk mendorong proyek-proyek hijau, yakni sertifikasi hijau bertaraf internasional, yang mencapai carbon neutrality melalui pengurangan digitalisasi platform pasar hijau, dan digitalisasi data emisi karbon, peningkatan efisiensi energi, dan dan pasar hijau. Investasi hijau dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan cadangan devisa secara Grafik 1.21. Emisi Karbon dan Target Penurunan signifikan, antara lain melalui transisi menuju pembangkit listrik, alat transportasi, dan bangunan CO2 Penurunan emisi rendah karbon, serta transisi lainnya menuju ekonomi karbon selama pandemi rendah karbon. Pasar keuangan hijau menjadi sumber 60 pembiayaan utama investasi hijau. Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah Singapura yang membuka 50 Penurunan emisi Trajektori menuju bursa hijau global pada tahun 2021 dengan potensi target 2° Celcius pembiayaan di Asia senilai 1,7 triliun dolar AS per karbon selama GFC tahun. 40 Target jangka Sejumlah langkah koordinasi kebijakan internasional menengah ditempuh untuk terus memperkuat pemulihan CH4N2O and F-Gases 2° Celcius ekonomi global dan mengatasi berbagai permasalahan yang muncul di atas. Sejumlah agenda 30 Trajektori menuju penting mengemuka di forum-forum G20, IMF, FSB, target 1,5° Celcius 20 Target jangka menengah 1,5° Celcius 10 CO2 0 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 1990 Sumber: United Nations Conference on Trade and Development 17
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Grafik 1.22. Paris Agreement 196 100% Komitmen Emisi Dunia Tonga 52,4 miliar St Kitts & Nevis Ton Emisi* Timor Leste Nepal Korea Utara Brunei RU 30% KR 37% Uzbekistan EU 40% Venezuela CA 30% Angola 196 Nigeria 99,0% US 28% CN 65% Tuvalu MX 40% emisi teritorial Negara Palau yang tercakup JP 26% Jamaika dalam perjanjian Malaysia PH 70% Nieu IN 35% MY 45% Kuwait ID 41% Bahrain BR 43% Mikronesia Cuba Yaman Sudan Selatan Guyana 2030: 41% Penurunan Emisi Karbon 2060: Carbon Neutral Iran *Gas rumah kaca pada 2021, kecuali aviasi internasional dan pelayaran Sumber: UNCTAD, April 2020 Telah menyampaikan climate pledge Telah menyampaikan, namun keluar dari kesepakatan Belum menyampaikan climate pledge BIS, maupun lainnya. Pertama, perlunya semakin perdagangan ritel, dan UMKM. Keenam, perlunya memperluas pasokan dan distribusi vaksin dari AEs masa transisi menuju ekonomi-keuangan hijau, ke EMDEs, termasuk pemberian pinjaman lunak dan termasuk dalam pemenuhan dan transparansi pengurangan utang (debt relief) bagi Less Developed data emisi karbon, penyusunan program transisi Countries (LDCs) serta tambahan alokasi Special emisi karbon, pajak karbon, hingga pengembangan Drawing Rights (SDR) khusus dengan permintaan agar produk keuangan hijau (sustainable finance). Ketujuh, negara AEs dan EMDEs untuk berpartisipasi dalam perlunya terus mencermati dan mengantisipasi dalam membantu LDCs. Kedua, perlunya penahapan dan merumuskan langkah kebijakan yang diperlukan di kejelasan komunikasi dalam normalisasi kebijakan Indonesia terhadap berbagai agenda internasional fiskal dan moneter (exit policy) untuk mengatasi yang mewarnai berbagai pembahasan dalam forum- permasalahan ketidakseimbangan pemulihan forum kerja sama internasional, termasuk G20, IMF, ekonomi global serta dampak yang ditimbulkannya FSB, dan BIS tersebut. Hal ini semakin penting dengan bagi stabilitas pasar keuangan global. Ketiga, perlunya Presidensi Indonesia pada G20 pada tahun 2022 langkah-langkah bersama untuk mengatasi gangguan mendatang (Tabel 1.2). dalam mata rantai pasokan global serta kelangkaan energi agar tetap mendukung pemulihan ekonomi Berbagai kebijakan dilakukan oleh lembaga dan mengatasi lonjakan inflasi global. Keempat, internasional, seperti IMF, FSB, dan World Bank di perlunya kebijakan baik dari sisi fiskal, moneter, sepanjang tahun 2021 untuk mendukung proses makroprudensial, pengaturan lembaga keuangan, pemulihan ekonomi dunia. Kebijakan lembaga maupun di sektor riil (seperti reformasi struktural dan internasional berfokus pada kebijakan untuk tenaga kerja) untuk mengatasi dampak luka memar mendukung resiliensi ekonomi global dan kebijakan dari pandemi terhadap kondisi korporasi agar tidak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Mobilisasi mengganggu keberlanjutan pemulihan ekonomi dan dana guna mendukung penguatan resiliensi ekonomi mencegah risiko rambatan terhadap stabilitas sistem yang terdampak oleh pandemi masih menjadi salah keuangan. satu fokus utama kebijakan lembaga internasional di tahun 2021. Mobilisasi dana terutama dilakukan Kelima, perlunya mempercepat kerja sama melalui penyaluran SDR IMF senilai 650 miliar dolar internasional dalam mengakselerasi digitalisasi AS yang efektif berlaku pada 23 Agustus 2021. Dalam ekonomi-keuangan, termasuk kerja sama sistem kondisi pandemi Covid-19 saat ini, negara pemilik pembayaran antar negara (cross-border payments SDR dimungkinkan untuk membeli atau menjual system), pengembangan Central Bank Digital Currency SDR baik pada spot maupun forward; meminjam (CBDC), pengaturan dan pengawasan untuk BigTech, dan meminjamkan SDR; menggunakan SDR dalam data, serangan siber, serta perluasan digitalisasi transaksi swap; atau menggunakan atau menerima untuk inklusi ekonomi-keuangan seperti remitansi, donasi SDR. Hal ini bertujuan untuk membuka ruang 18
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Tabel 1.2. Tema, Fokus, dan Agenda Prioritas Presidensi G20 Indonesia Presidensi G20 Indonesia “Recover Together, Recover Stronger” Fokus: mendorong produktivitas, meningkatkan ketahanan dan stabilitas ekonomi, dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif 6 (Enam) Agenda Prioritas pada Jalur Keuangan : Perumusan normalisasi kebijakan (exit strategy) khususnya oleh AS dan sejumlah AEs lainnya agar tetap kondusif bagi pemulihan 1 ekonomi dunia yang merata dan seimbang (recover together), serta memitigasi risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan perhitungan matang (well calibrated), rencana seksama (well planned), dan komunikasi jelas (well communicated) Perumusan respons kebijakan reformasi struktural di sektor riil untuk mengatasi luka memar (scarring effect) dari pandemi 2 Covid-19 dengan meningkatkan produktivitas serta mengatasi sejumlah permasalahan ketenagakerjaan, rumah tangga, korporasi dan sektor keuangan dalam rangka kembali ke lintasan pertumbuhan ekonomi jangka panjang Peningkatan kerja sama antar negara dalam sistem pembayaran digital melalui implementasi keseluruhan G20 Roadmap for 3 Enhancing Cross Border Payments (CBP) dan pengembangan prinsip-prinsip pengembangan CBDC (General Principles for Developing CBDC). Perumusan langkah-langkah menuju ekonomi hijau (green economy) dan keuangan berkelanjutan (sustainable finance) dengan 4 mengatasi risiko perubahan iklim dan transisi ke ekonomi rendah karbon khususnya dari sudut pandang makroekonomi dan stabilitas keuangan. Peningkatan produktivitas dan perluasan ekonomi dan keuangan inklusif melalui peningkatan kapasitas kewirausahaan dan 5 pemanfaatan open banking, khususnya bagi UMKM, wanita, dan pemuda, termasuk aspek lintas batas. Koordinasi internasional dalam agenda perpajakan untuk mencapai sistem perpajakan internasional yang adil, berkelanjutan, 6 dan modern, termasuk melanjutkan implementasi dari kesepakatan global terkait perpajakan digital dan pajak karbon yang telah dicapai pada 2021. bagi negara dengan kondisi eksternal yang kuat memerlukan untuk dapat memfokuskan pengeluaran mengalokasikan SDR yang dimiliki kepada negara fiskalnya pada pembiayaan untuk menangani pandemi dengan kondisi eksternal yang lemah atau rentan Covid-19. Perpanjangan periode tersebut disepakati dalam rangka pemulihan ekonomi dari pandemi.3 sebagai yang terakhir dan penyelesaian utang negara- negara tersebut selanjutnya akan dilakukan dengan Moratorium pembayaran utang bagi negara pendekatan struktural melalui Common Framework for berpendapatan rendah (Low Income Countries, LICs) Debt Treatment beyond DSSI. juga masih menjadi salah satu fokus kebijakan lembaga internasional di tahun 2021. Periode FSB berperan menjaga stabilitas sistem keuangan moratorium pembayaran utang untuk kelompok global melalui penguatan kajian analitis dan evaluasi LICs pada Debt Service Suspension Initiatives (DSSI)4 kebijakan yang telah dilakukan sebagai respons disepakati untuk diperpanjang hingga akhir Desember terhadap pandemi. Fokus utama FSB di antaranya 2021 (dari Juni 2021). Inisiatif yang disepakati adalah asesmen kerentanan dan program kerja oleh negara G20 pada Maret 2020 serta dimonitor untuk penguatan resiliensi IKNB, toolkit respons dan oleh IMF dan World Bank tersebut bertujuan pemulihan dari insiden siber (cyber incident), asesmen untuk memberikan ruang fiskal bagi negara yang implikasi regulasi dan pengawasan dari global stablecoins arrangements, pengembangan roadmap 3 Di samping alokasi SDR, mobilisasi dana, khususnya bagi kelompok negara untuk penguatan pembayaran lintas batas (cross- berpendapatan rendah (LICs), juga didorong untuk ditingkatkan melalui border), dan pengembangan roadmap untuk mengatasi (i) lending arm lembaga internasional, seperti International Development risiko di sistem keuangan yang terkait dengan Association (IDA) World Bank, (ii) fasilitas pinjaman IMF bagi negara perubahan iklim. Di samping itu, FSB juga terus miskin (Poverty Reduction and Growth Trust/PRGT), (iii) program keringanan memantau dan mendorong implementasi standar utang IMF (Catastrophe Containtment Relief Trusts/CCRT), serta melalui (iv) internasional dalam konteks reformasi regulatory Multinational Development Banks (MDBs). 4 Persyaratan DSSI: Negara berpendapatan rendah (Low Income Country) yang aktif selama periode FY20 dalam International Development Association (IDA) dan United Nations Least Developed Countries (UN LDC). 19
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 framework pascakrisis 2008, seperti Basel lII, yang dari 64 EMDEs. World Bank juga melakukan pemenuhannya sempat diberikan kelonggaran pada kemitraan dengan COVAX dan African Union untuk 2020 karena pandemi. Pemenuhan elemen inti mendukung pembelian dan distribusi vaksin bagi Basel III dinilai sudah sesuai dengan timeline namun 400 juta orang. Di samping itu, bersama lembaga pemenuhan elemen lain seperti capital framework internasional lain seperti IMF, WTO, WHO, dan World memerlukan dorongan yang lebih kuat, serta kerja Bank membentuk Multilateral Leaders Task Force sama, koordinasi, dan komunikasi internasional, on Covid-19 untuk mempercepat akses terhadap dengan dukungan G20. vaksin dan peralatan kesehatan esensial bagi negara berkembang melalui kerjasama keuangan dan Kebijakan World Bank secara umum berfokus perdagangan multilateral. Di dunia pendidikan, World pada pemberian dukungan bagi negara yang Bank melakukan proyek pendidikan yang menjangkau membutuhkan. Beberapa kebijakan dikeluarkan 432 juta siswa dan 26 juta guru untuk mengatasi untuk mengatasi kondisi darurat kesehatan, dampak learning poverty akibat pandemi Covid-19. memperkuat sistem kesehatan dan kesiapsiagaan Terkait dengan perubahan iklim, World Bank merilis pandemi, melindungi penduduk miskin dan Climate Change Action Plan 2021-2025 yang bertujuan rentan, dan mendukung proses transisi menuju untuk menyalurkan pendanaan untuk proyek-proyek ekonomi hijau. Di tahun 2021, World Bank telah hijau di negara berkembang, memperkuat adaptasi, menyalurkan pendanaan sejumlah 6,3 miliar dolar dan menyelaraskan arus keuangan dengan tujuan AS untuk pembelian dan distribusi vaksin di lebih Paris Agreement. 20
BAB 2 KINERJA DAN PROSPEK EKONOMI NASIONAL: PROSES PEMULIHAN TERUS BERLANGSUNG, STABILITAS TERJAGA Proses pemulihan perekonomian Indonesia pada tahun 2021 dipengaruhi oleh perkembangan pandemi Covid-19. Perbaikan ekonomi yang berlangsung sejak triwulan I 2021 terus berlanjut meski sempat tertahan oleh merebaknya Covid-19 varian Delta pada triwulan III 2021. Secara keseluruhan tahun 2021, ekonomi Indonesia diperkirakan membaik dan akan tumbuh lebih tinggi lagi pada 2022, disertai dengan nilai tukar yang stabil dan inflasi yang terkendali. Perbaikan kondisi ekonomi tersebut didukung oleh mobilitas yang terus meningkat sehubungan dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19 dan adanya akselerasi vaksinasi. Pembukaan sektor-sektor ekonomi yang lebih luas, stimulus kebijakan yang berlanjut, dan tetap kuatnya kinerja ekspor juga menunjang prakiraan tersebut. Untuk itu, sinergi dan inovasi kebijakan ekonomi nasional perlu terus diperkuat untuk mendukung berlanjutnya proses pemulihan ekonomi ke depan.
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Proses pemulihan perekonomian Indonesia pada dengan makin kuatnya kinerja ekspor. Transaksi tahun 2021 dipengaruhi oleh perkembangan berjalan pada triwulan III 2021 mencatat surplus pandemi Covid-19. Penyebaran kasus Covid-19 di sebesar 4,5 miliar dolar AS yang dikontribusikan oleh Indonesia pada tahun 2021 mengalami akselerasi perbaikan kinerja neraca perdagangan. Sementara itu, dengan puncaknya mencapai lebih dari 50 ribu surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan kasus per hari pada pertengahan Juli 2021 yang III 2021 juga lebih tinggi di tengah peningkatan kasus disebabkan oleh merebaknya varian Delta yang Covid-19 dan kekhawatiran pengetatan kebijakan jauh lebih menular. Lonjakan kasus akibat varian moneter global yang lebih cepat sejalan tren kenaikan Delta pada bulan Juli 2021 mendorong Pemerintah inflasi dunia. Sejalan dengan kinerja NPI yang baik, untuk mengimplementasikan penguatan kebijakan nilai tukar Rupiah relatif terjaga dengan volatilitas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang rendah didukung oleh persepsi positif terhadap (PPKM) Mikro yang diikuti dengan PPKM berdasarkan ekonomi domestik serta kebijakan stabilisasi nilai level keketatan yang diterapkan di seluruh wilayah tukar Bank Indonesia. Sementara itu, inflasi Indeks Indonesia. Selain melalui pembatasan kegiatan Harga Konsumen (IHK) menunjukkan tingkat inflasi masyarakat, Pemerintah juga mengimplementasikan yang rendah dipengaruhi permintaan yang masih program vaksinasi Covid-19 yang telah dilaksanakan terbatas. Stabilitas Sistem Keuangan tetap terjaga dan sejak awal tahun 2021 dengan target cakupan transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh 208 juta penduduk. Pertambahan kasus Covid-19 di tengah penyebaran Covid-19 varian Delta. terkendali seiring implementasi kebijakan penanggulangan pandemi. Memasuki bulan Agustus, Kinerja perekonomian diprakirakan membaik pada pertambahan kasus baru terus menunjukkan tren triwulan IV 2021. Prakiraan tersebut akan membawa penurunan yang berlanjut yang diiringi dengan perekonomian untuk keseluruhan tahun 2021 lebih penurunan positivity rate dan bed occupancy ratio. baik dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Perkembangan positif tersebut memungkinkan Perbaikan tersebut didukung oleh mobilitas yang Pemerintah untuk mengurangi intensitas kebijakan terus meningkat, pembukaan sektor-sektor ekonomi restriksi mobilitas sehingga aktivitas masyarakat yang lebih luas, stimulus kebijakan yang berlanjut, dan kembali meningkat. tetap kuatnya kinerja ekspor. Kinerja ekspor yang baik menjaga kinerja NPI di tengah ketidakpastian di pasar Perbaikan ekonomi domestik berlangsung pada keuangan global yang meningkat. Nilai tukar Rupiah semester I 2021, sedikit tertahan pada triwulan III pada 2021 secara keseluruhan terjaga stabil sesuai 2021 akibat merebaknya Covid-19 varian Delta. dengan fundamental. Stabilitas tersebut ditopang Perekonomian Indonesia pada triwulan II 2021 oleh kecukupan pasokan valas yang berasal dari mencatat pertumbuhan positif untuk pertama residen dan nonresiden, serta ketersediaan instrumen kali sejak merebaknya pandemi pada awal tahun lindung nilai. Inflasi tetap rendah hingga akhir tahun sebelumnya. Kinerja positif tersebut terutama 2021 dipengaruhi oleh tertahannya permintaan didorong oleh kinerja ekspor, realisasi belanja domestik. Selain itu, memadainya pasokan untuk fiskal, serta investasi nonbangunan. Sementara itu, merespons permintaan, serta sinergi kebijakan yang perbaikan konsumsi rumah tangga masih terbatas konsisten antara Bank Indonesia dan Pemerintah dipengaruhi oleh masih terbatasnya mobilitas baik di tingkat pusat maupun daerah untuk menjaga masyarakat sejalan dengan pengendalian Covid-19. kestabilan harga juga berkontribusi kepada tetap Namun, merebaknya Covid-19 varian Delta pada terkendalinya pergerakan harga. Stabilitas sistem triwulan III 2021 menahan proses pemulihan ekonomi keuangan, kinerja perbankan, dan pertumbuhan Indonesia. Kebijakan pembatasan mobilitas yang kredit semakin menguat sejalan dengan terkendalinya ditempuh untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19 penyebaran Covid-19. Selain itu, dengan kinerja berdampak pada ekonomi, khususnya permintaan ekonomi yang semakin baik serta didukung program domestik. Dari sisi ketahanan eksternal, perbaikan digitalisasi sistem pembayaran, transaksi sistem Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) berlanjut sejalan pembayaran diprakirakan terus meningkat. 24
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Perbaikan perekonomian diprakirakan berlanjut \"Perbaikan perekonomian pada 2022. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan diprakirakan berlanjut meningkat sejalan dengan akselerasi konsumsi swasta pada 2022\" dan investasi, di tengah tetap terjaganya belanja fiskal Pemerintah dan ekspor, meski dibayangi risiko akselerasi vaksinasi dan penanganan Covid-19 kenaikan kasus Covid-19. Keseimbangan eksternal dengan pembukaan sektor prioritas perlu terus 2022 diprakirakan terjaga terutama didorong kinerja diperkuat untuk semakin mempercepat pemulihan transaksi modal dan finansial yang diprakirakan masih ekonomi nasional. Selain itu, diperlukan sinergi dapat membiayai defisit transaksi berjalan. Sejalan penguatan bauran kebijakan ekonomi nasional untuk dengan prakiraan kinerja permintaan domestik yang menjaga stabilitas dan mempercepat pemulihan membaik, inflasi pada 2022 diprakirakan meningkat ekonomi nasional di tengah prospek berlanjutnya namun tetap terkendali dalam sasaran 3±1% dengan ketidakpastian di pasar keuangan global. Strategi ini intermediasi perbankan diprakirakan semakin perlu diperkuat dengan inovasi, baik dalam sinergi membaik dan stabilitas keuangan yang tetap terjaga. kebijakan ekonomi nasional maupun dalam akselerasi digitalisasi dan inklusi ekonomi serta keuangan Sinergi dan inovasi kebijakan nasional dalam nasional. mengatasi dampak pandemi Covid-19 terus diperkuat untuk menjaga stabilitas dan mendorong perbaikan ekonomi nasional. Sinergi untuk 25
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 2.1 Penyebaran Covid-19 di Indonesia Masih Berlanjut Proses pemulihan perekonomian Indonesia pada Namun, meningkatnya mobilitas dan merebaknya tahun 2021 tertahan oleh masih berlanjutnya varian Delta yang jauh lebih menular menyebabkan pandemi Covid-19. Penyebaran kasus Covid-19 kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. di Indonesia pada tahun 2021 masih berlanjut Peningkatan tersebut disertai dengan pertambahan dan terjadi dalam dua gelombang. Setelah terjadi kasus yang jauh lebih cepat, dengan puncaknya peningkatan mobilitas masyarakat pada akhir tahun mencapai lebih dari 50 ribu kasus per hari pada 2020, kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat pertengahan Juli 2021 (Grafik 2.1). Akibat dari kondisi dan mencapai puncak pada akhir Januari 2021 dengan ini, jumlah kasus positif Covid-19 hingga bulan Juli pertambahan kasus lebih dari 13 ribu per hari yang meningkat menjadi sekitar 600 ribu orang diikuti utamanya terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa jumlah kematian terkait Covid-19 per hari tertinggi Tengah, dan Jawa Timur. Memasuki bulan berikutnya, yang mencapai sekitar 1.800 jiwa per hari. Sejumlah sejalan dengan implementasi kebijakan pembatasan respons kebijakan, terutama di bidang kesehatan dari mobilitas yang ditujukan untuk mengurangi tingkat sisi hulu dan hilir, dilakukan oleh Pemerintah untuk infeksi, pertambahan kasus baru mulai mengalami menurunkan tingkat penularan dan fatalitas. Sebagai penurunan hingga pertengahan tahun 2021. dampak kebijakan tersebut, jumlah kasus aktif terus menurun hingga di bawah 10 ribu orang sejalan dengan perkembangan tingkat kesembuhan dan tingkat kematian yang menurun menjadi di bawah 10 jiwa per hari (Grafik 2.2). Grafik 2.1. Perkembangan Kasus Harian Covid-19 Grafik 2.2. Kasus Sembuh dan Kematian Covid-19 Ribu Orang Ribu Orang 50 Ribu Orang Ribu Orang 60 600 2,0 Kasus Aktif (Skala kanan) 45 1,8 50 500 40 Kasus Kematian Baru 1,6 (Skala kanan) 40 400 35 1,4 30 1,2 30 300 25 Kasus 1,0 20 Kasus Baru Terkonfirmasi 200 Penyembuhan 20 Baru 0,8 15 0,6 10 100 10 0,4 5 0,2 0 10 0 00 4 6 8 10 12 2 4 6 8 12 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2020 2021 2020 2021 Sumber : Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, diolah Sumber: Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, diolah 26
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Pemerintah kembali menerapkan kebijakan Grafik 2.3. Bed Occupancy Rate (BOR) Nasional pembatasan mobilitas untuk menurunkan penyebaran Covid-19. Merespons gelombang Bed occupancy rate (%) Ribu tempat tidur pertama pertambahan kasus Covid-19 pada awal tahun 2021, Pemerintah menerapkan kebijakan 80 140 PPKM Mikro di wilayah Jawa dan Bali. Kebijakan tersebut mengatur berbagai aktivitas masyarakat, 70 120 antara lain mengenai jam operasi pasar dan pusat 60 BOR (Skala kiri) perbelanjaan, kapasitas restoran, perkantoran serta 100 transportasi. Lonjakan kasus akibat Covid-19 varian Delta di bulan Juli 2021 mendorong Pemerintah 50 80 untuk mengimplementasikan penguatan kebijakan PPKM Mikro yang diikuti dengan PPKM berdasarkan 40 60 level keketatan yang diterapkan di seluruh wilayah Indonesia. Intensitas pembatasan kegiatan Tersedia masyarakat tersebut, disesuaikan menurut level asesmen situasi pandemi yang terjadi di masing- 30 masing Kabupaten/Kota. Penentuan tingkat pembatasan didasarkan pada standar World Health 20 40 Organization (WHO) yang mengukur antara laju transmisi virus dibandingkan dengan kapasitas Terpakai 20 testing, tracing dan treatment (3T). Selain itu, jumlah kasus konfirmasi harian, tingkat Bed Occupancy Rate 10 (BOR), dan pencapaian vaksinasi juga dijadikan dasar pertimbangan. Kebijakan pembatasan mobilitas 04 68 10 12 2 4 68 10 12 0 antarnegara juga kembali diberlakukan dan perizinan 2020 2021 orang asing untuk masuk ke Indonesia dilakukan secara lebih selektif.5 Sumber: Kementerian Kesehatan Pertambahan kasus Covid-19 terkendali seiring yang berlanjut sehingga rerata pertambahan kasus implementasi kebijakan Pemerintah. Kebijakan di sisi menjadi 300 kasus per hari pada bulan Desember hulu mencakup antara lain pengetatan pembatasan 2021. Positivity rate yang sempat mencapai angka kegiatan masyarakat, intensifikasi testing dan tracing, 30,55% di bulan Juli 2021, turun menjadi 1,5%. serta percepatan vaksinasi. Sementara di sisi hilir, Perkembangan ini juga tercermin pada penurunan Pemerintah berupaya untuk menambah kapasitas BOR dari 74% pada bulan Juni 2021 menjadi di perawatan rumah sakit, memenuhi kebutuhan bawah 10% sejak bulan November 2021 (Grafik tambahan tenaga kesehatan, alat kesehatan, dan 2.3). Perkembangan positif tersebut memungkinkan obat-obatan, serta peningkatan kapasitas isolasi. Pemerintah untuk mengurangi intensitas kebijakan Memasuki akhir bulan Juli, pertambahan kasus baru restriksi mobilitas secara gradual dan berhati-hati Covid-19 mulai melandai. Penurunan kasus baru terus agar tidak terjadi lonjakan kasus seiring dengan berlanjut sehingga rerata penambahan kasus harian meningkatnya mobilitas masyarakat (Grafik 2.4). yang pada bulan Juli 2021 sebesar sekitar 45 ribu kasus per hari, terus menunjukkan tren penurunan Grafik 2.4. Mobilitas Masyarakat Indonesia Grosir dan Farmasi 40 30 Tempat Tinggal Ritel dan 20 Rekreasi 10 Rerata Mobilitas Taman 0 -10 Tempat Kerja -20 -30 Transit -40 -50 -60 -70 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2020 2021 Sumber: Google COVID-19 Community Mobility Reports 5 https://ekon.go.id/publikasi/detail/3159/penerapan-ppkm-untuk- mengendalikan-laju-covid-19-dan-menjaga-kehidupan-masyarakat 27
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Untuk mengendalikan laju pandemi, Pemerintah juga Grafik 2.5. Kapasitas Vaksinasi Juta Dosis/hari mengakselerasi program vaksinasi Covid-19 yang telah dilaksanakan sejak awal tahun 2021. Dalam Remaja & Anak 1,8 rangka membentuk kekebalan kelompok terhadap Gotong royong 1,6 penularan Covid-19, Pemerintah telah menargetkan Masyarakat rentan dan umum 1,4 untuk memberikan vaksinasi Covid-19 kepada Anak 6-11 tahun**) 1,2 208 juta penduduk. Walaupun pada awal 2021 Petugas Publik 1,0 laju vaksinasi sempat tertahan karena terbatasnya Lansia 0,8 pasokan vaksin sehubungan dengan produksi yang Tenaga Kesehatan 0,6 masih rendah dan tingginya permintaan untuk vaksin 0,4 di seluruh dunia, Indonesia tetap mampu menjalankan 1 23 4 5 67 8 0,2 program vaksinasi. Laju vaksinasi, yang pada awal 2021 0 tahun sulit untuk mencapai tingkat 100 ribu dosis per hari, terus mengalami peningkatan sejalan Sumber: Kementerian Kesehatan 9 10 11 12 dengan membaiknya pasokan dan program-program akselerasi vaksinasi sehingga mendorong vaksinasi mencapai sekitar 2 juta dosis per hari. Dengan perkembangan tersebut, pencapaian target vaksinasi pada akhir 2021 telah mencapai sekitar 60% dari target vaksinasi nasional (Grafik 2.5 dan 2.6). Grafik 2.6. Realisasi Vaksinasi Spasial 130 % Juta 60 129 Total dosis 1 & 2 yang tersalurkan (Skala kanan) 110 96 102 50 90 89 70 65 70 68 67 63 56 60 66 60 62 62 69 66 53 56 62 57 72 67 61 54 57 51 60 50 51 40 48 30 50 41 41 30 Progres realisasi vaksinasi terhadap target masing-masing provinsi 24 20 10 10 00 DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jawa-Bali Non-Jawa Bali Sumber: Kementerian Kesehatan 28
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 2.2 Momentum Perbaikan Ekonomi Sempat Tertahan di Tengah Stabilitas yang Terjaga Proses pemulihan ekonomi domestik berlangsung Namun, merebaknya Covid-19 varian Delta pada pada semester I 2021. Pada triwulan I 2021, triwulan III 2021 menahan proses pemulihan perbaikan ekonomi terlihat pada kontraksi yang ekonomi Indonesia. Kinerja perekonomian tetap lebih rendah dari triwulan IV 2020, yaitu dari 2,19% tumbuh positif pada triwulan III 2021 sebesar (yoy) menjadi 0,71% (yoy). Perbaikan terutama 3,51%, lebih tinggi dibandingkan kontraksi 3,49% didorong oleh kinerja ekspor akibat kenaikan pada triwulan yang sama tahun lalu, namun lebih permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja rendah dari 7,07% pada triwulan II 2021 (Tabel 2.1). fiskal (belanja barang, belanja modal, dan bantuan Kebijakan pembatasan mobilitas yang harus ditempuh sosial), serta investasi nonbangunan. Sementara oleh Pemerintah untuk mengatasi lonjakan kasus itu, perbaikan konsumsi rumah tangga masih belum Covid-19 varian Delta pada bulan Juli-Agustus 2021 kuat dipengaruhi oleh masih terbatasnya mobilitas berdampak pada ekonomi, khususnya permintaan masyarakat sejalan dengan pengendalian Covid-19 di domestik. Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sejumlah wilayah. Secara spasial, perbaikan ekonomi 1,03% pada triwulan III 2021, seiring masih terjadi di seluruh wilayah, dengan Sulawesi-Maluku- terbatasnya konsumsi kelompok menengah-atas. Papua (Sulampua) yang melanjutkan pertumbuhan Pembatasan mobilitas juga berdampak pada kenaikan positif. investasi yang lebih rendah, yaitu sebesar 3,74% pada triwulan III 2021. Konsumsi Pemerintah mencatat Aktivitas ekonomi terus menguat pada triwulan pertumbuhan sebesar 0,66% (yoy) seiring realokasi II 2021. Perekonomian Indonesia pada triwulan II belanja untuk akselerasi program pemulihan ekonomi 2021 mencatat pertumbuhan positif untuk pertama nasional, termasuk penanganan Covid-19 varian kali sejak merebaknya pandemi Covid-19 pada awal Delta. Perlambatan pertumbuhan perekonomian tahun 2020, sebesar 7,07% (yoy). Perbaikan terutama yang lebih dalam tertahan oleh kontribusi positif dari didorong oleh ekspor yang tumbuh tinggi didukung kinerja ekspor yang tetap tinggi. Pertumbuhan ekspor oleh kenaikan permintaan negara mitra dagang pada triwulan III 2021 tetap terjaga mencapai 29,16% utama. Konsumsi rumah tangga untuk pertama (yoy) sejalan dengan permintaan mitra dagang utama kalinya tercatat tumbuh positif sejak triwulan II 2020, yang tetap kuat. yaitu sebesar 5,96 % (yoy), sejalan dengan perbaikan mobilitas masyarakat, berlanjutnya stimulus termasuk Dari sisi Lapangan Usaha (LU), kinerja LU dipengaruhi relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah oleh pembatasan mobilitas dan kinerja ekspor. LU (PPnBM) dan kebijakan makroprudensial, serta pola Pertanian serta Pertambangan dan Penggalian pada musiman Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). triwulan III 2021 tumbuh meningkat dibandingkan Kinerja investasi mulai tercatat positif terutama dengan capaian triwulan sebelumnya sejalan dengan ditopang oleh perbaikan investasi nonbangunan. peningkatan permintaan dan harga komoditas Sementara itu, konsumsi Pemerintah tumbuh tinggi global khususnya batu bara dan CPO (Tabel 2.2). LU didorong oleh akselerasi realisasi stimulus fiskal dalam Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial juga tumbuh bentuk belanja barang dan belanja modal, khususnya meningkat seiring kegiatan penanganan pandemi terkait program PEN, serta belanja pegawai. Covid-19. Sementara itu, LU Industri Pengolahan, Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh kinerja Perdagangan, serta Konstruksi masih tumbuh positif positif seluruh lapangan usaha (LU) dan peningkatan meskipun melambat dari pertumbuhan triwulan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah. sebelumnya, disebabkan oleh menurunnya kegiatan 29
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 produksi dan konstruksi seiring pembatasan Tabel 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan mobilitas. Kinerja LU terkait jasa dan mobilitas, Pengeluaran (%,yoy) seperti LU Transportasi dan Pergudangan serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Komponen 2019 2020 2020 2021 terkontraksi karena mobilitas yang berkurang dan I II III IV I II III kecenderungan masyarakat membatasi konsumsi barang non-esensial. Konsumsi Rumah Tangga 5,04 2,83 -5,52 -4,05 -3,61 -2,63 -2,21 5,96 1,03 Secara spasial, hampir seluruh wilayah mencatat Konsumsi Lembaga pertumbuhan positif meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Kinerja LU Industri Pengolahan Nonprofit yang Melayani 10,62 -5,01 -7,82 -1,97 -2,14 -4,29 -3,99 4,15 2,96 yang berorientasi domestik melambat, terutama di Rumah Tangga Jawa, seiring pembatasan aktivitas produksi sektor esensial (Grafik 2.7). Namun, permintaan eksternal Konsumsi Pemerintah 3,25 3,77 -6,90 9,76 1,76 1,94 2,58 8,03 0,66 yang masih cukup kuat menopang kinerja LU Industri Pengolahan, terutama pada industri Crude Palm Investasi (PMTDB) 4,45 1,70 -8,61 -6,48 -6,15 -4,95 -0,23 7,54 3,74 Oil (CPO) di Sumatera dan industri logam dasar di Sulampua. Pembatasan mobilitas masyarakat turut Investasi Bangunan 5,37 2,76 -5,26 -5,60 -6,63 -3,78 -0,74 4,36 3,36 menahan kinerja LU Perdagangan, terutama di Jawa Investasi 1,80 -1,46 -18,62 -8,99 -4,71 -8,38 1,39 18,58 4,89 dan Balinusra. Sementara itu, ekonomi wilayah Nonbangunan -0,87 0,36 -12,02 -11,66 -7,21 -7,70 7,09 31,98 29,16 Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) tumbuh paling tinggi, diikuti Kalimantan dan Sumatera. Beberapa Ekspor daerah, yakni Aceh, Jambi, dan Kalimantan Selatan, bahkan tumbuh meningkat dari triwulan sebelumnya, Impor -7,69 -3,62 -18,29 -23,00 -13,52 -14,71 5,38 31,72 30,11 terutama ditopang oleh kinerja ekspor sejalan dengan PDB 5,02 2,97 -5,32 -3,49 -2,19 -2,07 -0,71 7,07 3,51 Sumber: BPS peningkatan kinerja LU Pertambangan, khususnya batu bara. Pertumbuhan ekonomi Papua juga tercatat meningkat karena ditopang oleh berlanjutnya aktivitas investasi pembangunan tambang bawah tanah dan konstruksi terkait penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Dari sisi eksternal, perbaikan permintaan global dan kenaikan harga komoditas ekspor utama menopang perekonomian Tabel 2.2. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha (%,yoy) Komponen 2019 2020 2020 2021 II Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,64 I II III IV 1,75 I 0,43 III Pertambangan dan Penggalian 1,22 0,01 2,59 -1,95 3,38 5,22 1,31 Industri Pengolahan 3,80 0,45 2,20 2,16 -1,20 -2,93 -2,02 7,78 Pengadaan Listrik dan Gas 4,04 2,06 -3,14 -2,34 -1,38 6,58 3,68 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur 3,85 -2,72 -4,28 -5,01 1,68 9,09 3,85 Ulang 6,83 Konstruksi -6,18 -4,34 5,78 4,56 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 5,76 Sepeda Motor -5,46 -2,44 4,42 3,84 Transportasi dan Pergudangan 4,62 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,38 4,44 5,94 4,98 4,94 5,46 9,45 5,16 Informasi dan Komunikasi 6,40 Jasa Keuangan dan Asuransi 5,80 2,90 -5,39 -4,52 -5,67 -3,26 -0,79 25,10 -0,72 Real Estat 9,41 21,58 -0,13 Jasa Perusahaan 6,60 1,57 -7,59 -5,05 -3,64 -3,72 -1,23 6,90 5,51 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 5,74 4,29 Sosial Wajib 10,25 1,30 -30,80 -16,71 -13,42 -15,04 -13,12 8,33 3,42 Jasa Pendidikan 1,94 -21,97 -11,81 -8,88 -10,22 -7,26 2,82 -0,59 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,67 9,82 10,85 10,72 10,91 10,58 8,71 9,94 Jasa lainnya 10,63 2,37 -2,97 -9,96 PDB 6,29 3,81 1,06 -0,95 1,25 3,25 0,94 9,63 Sumber: BPS 8,68 5,39 2,31 1,96 -7,02 2,32 -6,10 -4,42 10,55 -12,09 -7,61 -5,44 5,89 14,06 5,02 11,68 -0,30 3,15 -3,21 1,82 -1,55 -0,03 -2,91 11,97 3,51 5,87 1,19 2,41 1,36 2,63 -1,53 7,07 10,39 3,71 15,29 16,54 11,60 3,38 -12,60 -5,55 -4,84 -4,10 -5,15 7,09 -5,32 -3,49 -2,19 -2,07 -0,71 2,97 30
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 wilayah, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Dari tersebut tercermin pada peningkatan posisi cadangan sisi LU, permintaan eksternal mendorong perbaikan devisa dari 135,9 miliar dolar AS pada akhir 2020 kinerja LU utama daerah yang berorientasi ekspor. menjadi 137,1 miliar dolar AS pada akhir semester Sejalan dengan kinerja ekspor dan harga komoditas I 2021 yang setara dengan 9,1 bulan impor atau yang meningkat, kinerja LU Pertambangan tumbuh 8,8 bulan impor pembayaran utang luar negeri meningkat dan menopang perekonomian daerah yang Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan merupakan basis produksi. Kinerja pertambangan internasional sekitar 3 bulan impor. batu bara di Sumatera dan Kalimantan masih solid didorong menguatnya permintaan Tiongkok. Defisit transaksi berjalan pada semester I 2021 tetap rendah didukung oleh surplus neraca Berlanjutnya proses pemulihan ekonomi domestik perdagangan. Transaksi berjalan pada semester I memengaruhi kinerja NPI yang ditandai dengan 2021 mencatat defisit yang rendah sebesar 3,0 miliar meningkatnya aliran masuk modal asing dan defisit dolar AS, setelah mencatat surplus 1,8 miliar dolar AS transaksi berjalan yang tetap rendah. NPI pada pada semester II 2020. Pemulihan ekonomi global semester I 2021 tercatat surplus 3,6 miliar dolar seiring meluasnya proses vaksinasi menyebabkan AS, ditopang oleh peningkatan surplus transaksi kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas modal dan finansial (TMF) seiring dengan terjaganya dunia sehingga mendorong perbaikan kinerja ekspor persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan Indonesia. Beberapa komoditas utama seperti CPO, perekonomian domestik di tengah ketidakpastian besi dan baja, batu bara, bijih logam, kimia organik, pasar keuangan global yang masih berlangsung. serta kendaraan bermotor berkontribusi pada kinerja Sementara itu, defisit transaksi berjalan tetap ekspor, ditopang oleh kenaikan permintaan dari rendah didukung oleh kenaikan ekspor yang diiringi negara mitra dagang utama, khususnya Tiongkok oleh kenaikan impor sejalan dengan berlanjutnya dan AS, seiring dengan perbaikan ekonomi yang perbaikan ekonomi domestik. Perkembangan NPI berlangsung lebih cepat di negara tersebut. Sejalan Grafik 2.7. Pertumbuhan Ekonomi Spasial Triwulan III 2021 Sumatera 5,28 Kalimantan 6,29 4,52 Nasional 7,07 3,02 3,78 2,35 2,97 3,51 -0,86 -4,30 -4,21-2,81 -2,24 -5,32-3,49 -2,19-0,71 -3,17-2,26 -2,21 I II III IV I II III I II III IV I II III I II III IV I II III 2020 2021 2020 2021 2020 2021 ACEH 2,8 KEP. RIAU KALTARA SULUT SUMUT 3,0 5,2 GORONTALO 3,2 3,0 3,7 RIAU KALBAR KALTIM SULTENG MALUT PAPBAR PAPUA 4,1 4,6 4,5 10,2 11,4 -1,8 14,5 SUMBAR 3,3 JAMBI KEP. BABEL KALTENG SULBAR 5,9 6,1 3,6 2,5 SUMSEL SULTRA 4,0 BENGKULU 3,9 KALSEL SULSEL 2,5 4,8 3,2 DKI JATENG MALUKU LAMPUNG 2,4 2,6 JATIM 4,2 3,0 3,2 BALI NTB BANTEN -2,9 2,4 4,6 JABAR DIY NTT 3,4 2,3 2,4 Jawa 7,92 Balinusra 3,77 Sulampua 8,62 3,99 5,79 3,41 3,03 0,88 3,29 -0,09 0,36 -3,91 -2,60-0,92 -6,29 -6,81-7,43 -5,12 -0,85 -1,05 -6,71 I II III IV I II III I II III IV I II III I II III IV I II III 2020 2021 2020 2021 2020 2021 Sumber: BPS 31
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 dengan kinerja ekspor yang positif dan permintaan mencatat aliran masuk neto sebesar 1,2 miliar dolar domestik yang berangsur pulih, kinerja impor juga AS, setelah pada semester II 2020 mencatat aliran meningkat cukup tinggi pada paruh pertama 2021 keluar neto 2,2 miliar dolar AS. Di sisi lain, defisit sehingga menahan surplus neraca perdagangan investasi lainnya meningkat terutama dipengaruhi lebih lanjut. Peningkatan impor terjadi menyeluruh oleh pembayaran neto pinjaman luar negeri sektor pada seluruh jenis kelompok barang, terutama pada publik dan swasta. bahan baku dan bahan konsumsi. Defisit transaksi berjalan juga dikontribusikan oleh peningkatan defisit Perbaikan NPI berlanjut pada triwulan III 2021 neraca jasa sejalan dengan aktivitas impor sehingga sejalan dengan makin kuatnya kinerja ekspor, menyebabkan peningkatan pembayaran freight jasa kendati peningkatan kasus Covid-19 varian Delta transportasi. Selain itu, pemulihan kondisi domestik menahan proses pemulihan aktivitas ekonomi juga tercermin pada peningkatan pembayaran imbal domestik. Transaksi berjalan pada triwulan III 2021 hasil investasi langsung sejalan dengan membaiknya mencatat surplus sebesar 4,5 miliar dolar AS yang kinerja korporasi sektor migas dan nonmigas dikontribusikan oleh perbaikan kinerja neraca sehingga mendorong defisit neraca pendapatan perdagangan. Kenaikan ekspor nonmigas pada primer. Sementara, neraca pendapatan sekunder triwulan III 2021 terus berlanjut serta merupakan membukukan kenaikan surplus di tengah relatif nilai ekspor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan, stabilnya transfer personal terkait penerimaan ditopang oleh kinerja ekspor komoditas utama remitansi. seperti batu bara, CPO, kimia organik dan bijih logam seiring masih kuatnya permintaan dan Kinerja transaksi modal dan finansial (TMF) mencatat akselerasi harga komoditas, khususnya harga batu surplus di tengah ketidakpastian pasar keuangan bara. Perkembangan ekspor yang positif tersebut global. Pada semester I 2021, surplus TMF tercatat mengurangi dampak penurunan aktivitas ekonomi 7,3 miliar dolar AS, berbalik dari semester II 2020 domestik akibat pembatasan mobilitas masyarakat yang mencatat defisit 76,0 juta dolar AS. Kenaikan guna menghambat penyebaran Covid-19 varian Delta. surplus tersebut ditopang oleh aliran masuk investasi Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial langsung dan investasi portofolio. Optimisme investor pada triwulan III 2021 juga lebih tinggi di tengah terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik peningkatan kasus Covid-19 dan kekhawatiran mendorong aliran masuk neto investasi langsung pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dengan tren yang makin meningkat sebesar 4,4 miliar sejalan tren kenaikan inflasi dunia. Berbagai respons dolar AS pada triwulan I 2021 dan 5,3 miliar dolar AS dan sinergi kebijakan otoritas mampu menjaga pada triwulan II 2021. Selain itu, aliran modal masuk aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi investasi portofolio pada paruh pertama 2021 juga langsung dan investasi portofolio walaupun lebih naik signifikan, baik dalam bentuk instrumen surat rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Transaksi utang maupun saham. Investasi asing pada saham investasi lainnya juga mencatatkan surplus, berbalik 32
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 dari defisit pada triwulan sebelumnya terutama 1,83% (point-to-point). Perkembangan tersebut disebabkan oleh tambahan alokasi Special Drawing lebih baik dibandingkan dengan negara berkembang Rights (SDR)6, peningkatan simpanan asing di bank seperti Turki, Brazil, Thailand, dan Filipina. dalam negeri, serta lebih rendahnya pembayaran pinjaman luar negeri, sesuai pola kuartalan. Secara Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) hingga triwulan keseluruhan, NPI triwulan III 2021 mengalami surplus III 2021 tercatat rendah sejalan dengan permintaan 10,7 miliar dolar AS dan posisi cadangan devisa pada domestik yang belum kuat di tengah pasokan yang akhir triwulan III 2021 meningkat signifikan menjadi terjaga. Inflasi IHK pada September 2021 tercatat 146,9 miliar dolar AS. 1,60% (yoy), lebih rendah dari inflasi 2020 sebesar 1,68%. Inflasi yang lebih rendah tersebut dipengaruhi Nilai tukar Rupiah relatif terjaga, di tengah oleh penurunan inflasi kelompok inti dan volatile food, ketidakpastian global yang belum sepenuhnya di tengah peningkatan inflasi kelompok administered mereda. Hingga triwulan III 2021, nilai tukar Rupiah prices. Dinamika triwulanan inflasi IHK menunjukkan relatif terjaga dengan volatilitas yang rendah, tingkat inflasi yang rendah pada triwulan I 2021, ditopang oleh kinerja sektor eksternal yang tetap baik, dipengaruhi permintaan yang masih rendah persepsi positif terhadap ekonomi domestik, serta seiring diberlakukannya kebijakan pembatasan didukung oleh kebijakan stabilisasi nilai tukar Bank mobilitas. Inflasi meningkat pada triwulan II 2021 Indonesia. Pada awal tahun 2021, mata uang Kawasan mencerminkan proses pemulihan ekonomi yang Asia termasuk Rupiah menguat sejalan dengan berlangsung secara bertahap serta dampak musiman optimisme perbaikan aktivitas ekonomi dunia yang periode HBKN. Namun, tekanan inflasi kembali relatif cepat sejalan dengan mulai dilaksanakannya melandai pada triwulan III 2021 dipengaruhi oleh vaksinasi di banyak negara. Penguatan tersebut adanya kebijakan pembatasan mobilitas terkait berlangsung tidak lama sejalan dengan perkembangan peningkatan kasus Covid-19, yang berdampak pada Covid-19 varian Delta serta ketidakpastian pasar tertahannya permintaan. keuangan global yang belum sepenuhnya mereda. Hal tersebut menyebabkan penyesuaian aliran modal Inflasi inti tetap rendah. Inflasi inti pada September keluar dari negara berkembang yang didorong oleh 2021 tercatat sebesar 1,30% (yoy), lebih rendah perilaku flight to quality. Tekanan pelemahan Rupiah dibandingkan dengan capaian pada 2020 sebesar sempat meningkat di akhir Februari hingga Maret 1,60% (yoy). Hal ini sejalan dengan belum kuatnya 2021, terutama dipicu oleh kenaikan imbal hasil permintaan domestik, terjaganya stabilitas nilai UST 10 tahun seiring ekspektasi terhadap prospek tukar, terbatasnya transmisi kenaikan harga global ke ekonomi dan inflasi AS. Pada April dan Juli 2021, domestik, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia kekhawatiran atas merebaknya Covid-19 varian dalam mengarahkan ekspektasi inflasi pada kisaran Delta turut memberikan tekanan terhadap Rupiah. target. Rendahnya inflasi inti terutama disumbang Rupiah sempat tertekan hingga mencapai Rp14.610 oleh rendahnya inflasi inti non-traded non-food, per dolar AS pada 15 April 2021. Bank Indonesia yang umumnya merupakan komoditas jasa, seiring terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar tertahannya permintaan pada periode pembatasan melalui triple intervention, baik di pasar spot, pasar mobilitas. Selain itu, lebih rendahnya inflasi inti turut Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun disumbang oleh disinflasi komoditas emas perhiasan pembelian SBN dari pasar sekunder, didukung juga sejalan dengan penurunan harga emas global dan dengan komunikasi intensif kepada para investor dan komoditas mobil seiring penerapan diskon PPnBM pelaku pasar domestik dan luar negeri. Didukung sebesar 100%. Perkembangan inflasi inti tersebut respons kebijakan tersebut, pergerakan Rupiah akhir sejalan ekspektasi pelaku ekonomi terhadap inflasi triwulan III 2021 tetap terjaga dan tercatat mengalami yang tetap terkendali. Hingga triwulan III 2021, apresiasi 1,49% (rata-rata) dan depresiasi sebesar consensus forecast inflasi berada dalam tren yang menurun, dari 2,30% pada Januari 2021 menjadi 6 SDR adalah cadangan devisa internasional (international reserve assets) 1,80% pada September 2021. yang diciptakan IMF sejak tahun 1969 dan berfungsi sebagai tambahan cadangan devisa negara-negara anggota IMF. Pada Agustus 2021, IMF telah mendistribusikan SDR kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, untuk mendukung pemulihan ekonomi global akibat dampak pandemi Covid-19, membangun kepercayaan pelaku ekonomi, dan memperkuat cadangan devisa global dalam jangka panjang. 33
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Inflasi kelompok volatile food (VF) terjaga, Kondisi likuiditas sangat longgar didorong kebijakan didukung oleh pasokan barang yang memadai moneter yang akomodatif dan dampak sinergi Bank di tengah permintaan yang belum pulih. Inflasi Indonesia dengan Pemerintah dalam mendukung VF tercatat 3,51% (yoy) pada September 2021, pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia menurun dibandingkan inflasi VF pada Desember telah menambah likuiditas (quantitative easing) di 2020 sebesar 3,62% (yoy). Inflasi VF yang terjaga perbankan sebesar Rp128,86 triliun pada tahun dipengaruhi oleh koreksi harga pada beberapa 2021 (hingga 30 September 2021). Bank Indonesia komoditas akibat tertahannya permintaan terutama melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana dari hotel, restoran, dan kafe (Horeka) sejalan untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp141,34 dengan penerapan pembatasan mobilitas. Realisasi triliun (hingga 30 September 2021) yang terdiri dari inflasi VF tersebut juga didukung oleh pasokan yang Rp65,88 triliun melalui mekanisme lelang utama memadai dari panen raya dan distribusi di berbagai dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe daerah yang terjaga. Inflasi VF pada triwulan I 2021 Option (GSO). Dengan ekspansi moneter tersebut, mengalami peningkatan sejalan dengan curah hujan kondisi likuiditas perbankan pada September 2021 yang tinggi di awal tahun dan produksi yang rendah sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terkait permasalahan insentif petani. Pada triwulan terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, II 2021, inflasi VF menurun seiring dengan belum yakni 33,53%. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) kuatnya permintaan selama bulan puasa dan lebaran tercatat 7,69% (yoy), melambat dibandingkan bulan serta produksi yang membaik didukung cuaca yang sebelumnya sejalan dengan pemulihan aktivitas usaha kondusif. Inflasi VF kembali menurun lebih dalam dan konsumsi masyarakat. Likuiditas perekonomian pada triwulan III 2021 seiring rendahnya permintaan meningkat, tercermin pada uang beredar dalam dan masuknya musim panen raya khususnya beras arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh dan hortikultura sehingga pasokan meningkat. meningkat masing-masing sebesar 11,2% (yoy) dan 8,0% (yoy). Pertumbuhan uang beredar tersebut Inflasi administered prices (AP) terjaga rendah terutama didukung oleh kredit perbankan yang seiring dengan minimnya kebijakan penyesuaian mengindikasikan semakin meningkatnya pembiayaan tarif oleh Pemerintah, meski mulai meningkat pada bagi pemulihan ekonomi nasional. akhir triwulan III 2021 sejalan dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai tembakau ke harga jual Suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah rokok. Inflasi AP terjaga rendah pada triwulan I dan dan likuiditas yang sangat longgar mendorong suku II 2021 sebesar 0,88% (yoy) dan 0,49% (yoy) seiring bunga kredit perbankan terus menurun. Di pasar dengan minimnya kebijakan penyesuaian tarif oleh uang dan pasar dana, suku bunga Pasar Uang Antar Pemerintah di tengah belum pulihnya permintaan Bank (PUAB) overnight dan suku bunga deposito 1 masyarakat. Inflasi AP angkutan, terutama angkutan bulan perbankan telah menurun, masing-masing udara, tercatat rendah, selama Januari hingga sebesar 50 bps dan 171 bps sejak September 2020 September 2021, masih berada dalam zona deflasi menjadi 2,80% dan 3,28% pada September 2021. dibandingkan periode yang sama di 2020 seiring Di pasar kredit, penurunan Suku Bunga Dasar Kredit terbatasnya mobilitas masyarakat akibat pengetatan (SBDK) perbankan terus berlanjut, diikuti penurunan persyaratan penerbangan. Pada September 2021, suku bunga kredit baru. Aktivitas ekonomi dan inflasi AP meningkat dan tercatat sebesar 0,99% mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong (yoy), terutama didorong oleh inflasi aneka rokok perbaikan persepsi risiko perbankan, sehingga sejalan dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai berdampak positif bagi penurunan suku bunga kredit tembakau. Sementara itu, inflasi AP komoditas energi baru. Bank Indonesia tetap mendorong berlanjutnya terjaga rendah seiring minimnya penyesuaian harga penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari energi oleh Pemerintah, di tengah perkembangan upaya bersama dengan perbankan untuk mendorong harga energi global yang terus meningkat. kredit kepada dunia usaha. 34
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan turut sejalan dengan mobilitas masyarakat dan aktivitas berkontribusi dalam perbaikan kinerja ekonomi dunia usaha yang mulai membaik serta dukungan makro. Pada Semester I 2021, stabilitas keuangan fiskal dari Pemerintah. Peningkatan kinerja perbankan yang terjaga dan berangsur pulih tersebut tercermin tercermin pada aspek efisiensi yang tercermin pada sejumlah indikator. Dari sisi permodalan, dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan ketahanannya tercermin dari rasio kecukupan Operasional sebesar 84,53% pada Juni 2021, terus modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan membaik dibandingkan periode Desember 2020 pada Juni 2021 yang tetap tinggi sebesar 24,30%, sebesar 86,55%. Pada aspek profitabilitas, rasio meningkat dibandingkan posisi yang sama pada tahun imbal hasil terhadap aset (Return on Asset) juga sebelumnya sebesar 22,50%. Rasio kecukupan modal menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 1,88% ini berada di atas threshold persyaratan prudensial pada Juni 2021, lebih tinggi dibandingkan posisi sebesar 8%. Dari sisi risiko kredit, rasio kredit Desember 2020 sebesar 1,59%. Selisih bunga bersih bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap terjaga (Net Interest Margin) juga meningkat menjadi 4,56% pada level yang rendah yakni 3,24% secara bruto pada Juni 2021 dibandingkan Desember 2020 atau 1,06% secara neto pada Juni 2021. Hal tersebut sebesar 4,32%. juga didukung oleh ketahanan likuiditas perbankan yang semakin kuat dan berada pada posisi yang Stabilitas Sistem Keuangan tetap terjaga meski tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh rasio alat likuid varian delta sempat merebak pada awal triwulan terhadap dana pihak ketiga yang meningkat pada Juni III 2021. Kondisi tersebut tercermin dari Indeks 2021 sebesar 32,95% dibandingkan posisi yang sama Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) yang tetap rendah pada tahun sebelumnya sebesar 26,24%. dan berada di zona normal-stabil pada periode puncak penyebaran varian Delta, yakni Juni-Juli Sejalan dengan perekonomian yang berangsur 2021. Kuatnya permodalan perbankan di tengah pulih tersebut, kinerja intermediasi perbankan likuiditas yang melimpah membuat dampak varian juga menunjukkan sinyal perbaikan pada akhir Delta terhadap ketahanan perbankan relatif terbatas. Semester I 2021. Pertumbuhan kredit pada Juni Tingkat ketahanan permodalan dan likuiditas bank 2021 menunjukkan arah perbaikan meskipun masih tetap tinggi dan relatif stabil, masing-masing 24,30% terbatas dengan pertumbuhan positif sebesar dan 32,95% pada Juni 2021 serta 24,57% dan 0,59% (yoy), dibandingkan pada Desember 2020 32,51% pada Juli 2021. Rasio kredit bermasalah juga yang mengalami penurunan sebesar -2,41% (yoy). tetap terjaga pada level yang rendah dengan tingkat Pertumbuhan positif dari kredit tersebut utamanya NPL secara bruto sebesar 3,24% pada Juni dan 3,35% ditopang oleh penyaluran kredit konsumsi dan kredit pada Juli 2021. Seiring dengan semakin membaiknya modal kerja sejalan dengan mulai dibukanya dunia penanganan Covid-19 dan peningkatan aktivitas usaha dan relaksasi mobilitas masyarakat pasca masyarakat pada Agustus 2021, pertumbuhan kredit dimulainya program vaksinasi masal oleh Pemerintah. meningkat dengan stabilitas sistem keuangan yang Sementara itu, kontraksi kredit investasi pada Juni tetap terjaga (Tabel 2.3). 2021 cenderung menurun dibandingkan akhir tahun 2020, sejalan dengan membaiknya aktivitas usaha Tabel 2.3. Kondisi Sistem Keuangan pada Periode meski sejumlah pelaku ekonomi masih cenderung Penyebaran Covid-19 Varian Delta wait and see. 2021 AL/ CAR NPL (%) Kredit Spread Dana pihak ketiga (DPK) dan kinerja perbankan pada DPK (%) (%) Suku Bunga Semester I 2021 mengalami peningkatan seiring (%) Kredit Baru perekonomian yang berangsur pulih. Pertumbuhan DPK mengalami peningkatan dari posisi Desember terhadap 2020 sebesar 11,11% (yoy) menjadi 11,28% (yoy) SBDK (%) pada Juni 2021. Peningkatan DPK utamanya bersumber dari peningkatan giro dan tabungan, Mei 32,71 24,28 3,35 -1,28 -0,09 Juni 32,95 24,30 3,24 0,59 0,11 Juli 32,51 24,57 3,35 0,50 0,59 Agustus 32,67 24,38 3,35 1,16 -0,07 Keterangan Periode Penyebaran Varian Delta Sumber: Bank Indonesia 35
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Grafik 2.8. Transaksi Digital Banking Grafik 2.9. Transaksi Uang Elektronik Volume Transaksi % yoy 80 Triliun Rp % yoy Nilai 61,52 90 300 60 80 78 60,74 70 250 40 60 200 20 50 150 0 40 100 -20 30 52,5 20 50 -40 10 0 I II III IV I II III IV -60 0 II III IV I II III IV I II III 2019 2020 2019 2020 2021 I II III I Sumber: Bank Indonesia 2021 Sumber: Bank Indonesia Transaksi ekonomi dan keuangan digital terus Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) dan tumbuh meningkat di tengah tertahannya transaksi reformasi regulasi, serta rencana implementasi BI- ritel pada masa pembatasan mobilitas pada triwulan FAST, yang terus diakselerasi. Di sisi lain, transaksi III 2021. Hingga triwulan III 2021, nilai nominal pembayaran ritel seperti ATM debet dan kartu kredit transaksi e-commerce meningkat pesat 61,7% (yoy) secara kumulatif masih tumbuh positif, meskipun menjadi Rp291,5 triliun, seiring meningkatnya sedikit menurun pada triwulan III 2021 dipengaruhi akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja oleh pembatasan mobilitas. Penurunan juga terjadi daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran pada sisi tunai yang tercermin dari pertumbuhan digital, serta akselerasi digital banking. Nilai transaksi UYD pada September 2021 yang sedikit lebih rendah digital banking sampai dengan triwulan III 2021 juga dibandingkan pertumbuhan pada Juni 2021 sebesar meningkat 46,72% (yoy) (Grafik 2.8). Demikian pula, 11,75% (yoy). Bank Indonesia terus memastikan nilai transaksi Uang Elektronik (UE) sampai dengan ketersediaan uang di seluruh wilayah Indonesia, triwulan III 2021 juga meningkat 45,05% (yoy) (Grafik dengan penguatan strategi distribusi uang dan 2.9). Perkembangan tersebut didukung pula oleh pembukaan kembali layanan kas seiring dengan berbagai program digitalisasi sistem pembayaran, pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di seperti perluasan QR Indonesia Standard (QRIS), masing-masing daerah. 36
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 2.3 Momentum Perbaikan Perekonomian Indonesia Diprakirakan Berlanjut Kinerja ekonomi diprakirakan meningkat pada Grafik 2.10. Ekspektasi Konsumen triwulan IV 2021, didukung oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan dengan akselerasi vaksinasi, Pengeluaran Pengeluaran Indeks pembukaan sektor-sektor ekonomi yang lebih Rp1-2 juta >Rp5 juta luas, stimulus kebijakan yang berlanjut, dan tetap 150 kuatnya kinerja ekspor. Keberhasilan penanganan Pengeluaran 140 kesehatan serta akselerasi dan perluasan vaksinasi Rp2-5 juta 130 memungkinkan penurunan level PPKM secara gradual dengan tetap menerapkan disiplin protokol 120 kesehatan. Hal ini mendorong mobilitas meningkat di berbagai daerah menuju level prapandemi Covid-19. 110 Pembukaan sektor prioritas terutama sektor manufaktur juga terus diperluas seiring menurunnya 100 tingkat PPKM dengan menerapkan prasyarat berupa telah memiliki Izin Operasional dan Mobilitas Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 90 Kegiatan Industri (IOMKI), seluruh pekerjanya telah divaksinasi, dan mendorong penggunaan aplikasi I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 80 peduli lindungi di lingkungan industri. Sejalan dengan hal tersebut, realisasi stimulus Pemerintah berlanjut, 2018 2019 2020 2021 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 terutama dalam bentuk bantuan sosial, belanja barang 2021 dan jasa lainnya, serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD). Perbaikan ekonomi juga masih akan Sumber: Bank Indonesia ditopang oleh kinerja ekspor juga tetap kuat seiring perbaikan ekonomi global. IV 2021 tercermin dari perkembangan positif berbagai indikator pada periode yang sama seperti Perbaikan ekonomi ditopang oleh mulai membaiknya ekspektasi konsumen yang menguat signifikan permintaan domestik di tengah tetap kuatnya (Grafik 2.11). PMI Manufaktur juga berada pada fase kinerja ekspor. Mobilitas yang kembali meningkat ekspansi dengan indeks yang meningkat ke level mendorong aktivitas masyarakat dan pulihnya yang tinggi yakni 53,5 pada Desember 2021 (Grafik keyakinan konsumen sehingga konsumsi rumah 2.12). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan tangga diprakirakan mulai membaik pada triwulan ekonomi 2021 diprakirakan tetap berada dalam IV 2021. Kinerja investasi juga meningkat, terutama kisaran proyeksi Bank Indonesia yaitu 3,2-4,0%. investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya Proses pemulihan ekonomi tersebut mendukung kegiatan konstruksi Pemerintah seiring realisasi belanja modal Pemerintah serta mulai meningkatnya Grafik 2.11. Purchasing Managers’ Index (PMI) aktivitas konstruksi swasta. Sementara itu, permintaan global yang terus membaik mendorong Indeks tetap kuatnya kinerja ekspor ditopang beberapa komoditas utama, seperti batu bara, CPO, dan besi 70 dan baja. Seiring dengan pemulihan permintaan domestik dan tetap kuatnya ekspor, impor juga New Order 60 tumbuh meningkat. Perbaikan ekonomi pada triwulan 50 Headline New Export Order 40 30 20 10 0 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 12 2019 2020 2021 Sumber: Markit Economics 37
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 perbaikan kesejahteraan masyarakat yang tercermin penjualan, keyakinan konsumen, dan indeks job dari penurunan tingkat pengangguran menjadi 6,49% vacancy yang meningkat di hampir seluruh wilayah. pada Agustus 2021 dari capaian sebelumnya 7,07% Kinerja investasi terutama investasi bangunan di pada Agustus 2020. daerah juga meningkat ditopang oleh perkembangan proyek strategis nasional (PSN) dengan realisasi Kinerja LU yang terkait dengan konsumsi dan terbesar pada pembangunan jalan tol di Jawa. investasi meningkat. Kinerja LU industri pengolahan Realisasi TKDD yang membaik pada triwulan IV diprakirakan meningkat pada triwulan IV 2021 2021, sejalan dengan upaya pemerintah daerah ditopang peningkatan produksi untuk memenuhi untuk mempercepat dan memperbaiki pemenuhan permintaan baik dari domestik maupun eksternal. persyaratan administratif, mendukung perbaikan Seiring pembukaan aktivitas ekonomi, kinerja ekonomi daerah. Kinerja ekonomi wilayah Sulampua, LU yang terkait mobilitas dan konsumsi yakni LU Sumatera, dan Kalimantan turut ditopang oleh Transportasi dan Pergudangan, LU Penyediaan kinerja ekspor komoditas yang tetap tinggi. Di Jawa, Akomodasi Makanan dan Minuman, serta LU kinerja ekonomi turut ditopang oleh perbaikan Perdagangan tumbuh meningkat. LU konstruksi juga kinerja ekspor manufaktur. Sementara itu, ekonomi terus meningkat sejalan dengan aktivitas konstruksi wilayah Balinusra mulai tumbuh positif meskipun Pemerintah dan swasta, serta didukung oleh stimulus terbatas seiring kinerja pariwisata yang masih belum kebijakan serta meningkatnya pendanaan yang sepenuhnya pulih. Dengan perkembangan tersebut, bersumber dari akselerasi belanja modal Pemerintah ekonomi wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, serta perbaikan kredit terkait properti. Sementara itu, Balinusra, dan Sulampua akan tumbuh masing-masing kinerja pada triwulan IV untuk LU yang terkait ekspor sebesar 3,2-4,0%; 2,7-3,5%; 2,8-3,6%; 0,2-1,0%, dan komoditas, yakni LU Pertanian dan LU Pertambangan, 5,8-6,6%. diprakirakan tetap tinggi sejalan dengan permintaan ekspor terutama dari AS dan Tiongkok. Peningkatan aktivitas ekonomi domestik dan pemulihan ekonomi global yang terus berlangsung Secara spasial, proses pemulihan ekonomi beberapa diprakirakan mampu menopang kinerja NPI. wilayah di Indonesia didukung oleh perbaikan Perkembangan NPI diprakirakan tetap baik pada permintaan domestik dan eksternal. Mobilitas di triwulan IV 2021 didukung oleh masih kuatnya berbagai daerah yang sudah kembali berada di atas kinerja transaksi berjalan seiring masih tingginya level prepandemi Covid-19 seiring pelonggaran harga komoditas ekspor dan permintaan global. PPKM level mendukung mulai pulihnya konsumsi Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global daerah. Hal tersebut tercermin dari indikator 38
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 yang meningkat serta kekhawatiran akan penyebaran transaksi berjalan diprakirakan mencatat surplus Covid-19 varian Omicron menyebabkan terbatasnya sekitar 0,2% dari PDB, membaik dibandingkan tahun kinerja neraca TMF. Dengan perkembangan tersebut, 2020 yang mencatat defisit 0,4% dari PDB. NPI triwulan IV dan keseluruhan 2021 diprakirakan tetap solid, dan mendukung posisi cadangan devisa Ketidakpastian di pasar keuangan global yang pada akhir 2021 tetap tinggi, yaitu 144,9 miliar meningkat dan dinamika perkembangan kasus dolar AS, meningkat dibandingkan capaian tahun Covid-19 mengakibatkan aliran modal asing ke 2020 sebesar 135,9 miliar dolar AS. Posisi cadangan pasar keuangan domestik lebih terbatas sehingga devisa tersebut setara dengan pembayaran 8,0 bulan menahan kinerja NPI lebih lanjut. Kinerja TMF impor dan 7,8 bulan impor dan Utang Luar Negeri pada triwulan IV 2021 diprakirakan lebih rendah (ULN) pemerintah, serta berada di atas standar dibandingkan triwulan sebelumnya. Aliran modal kecukupan internasional sekitar 3 (tiga) bulan impor. asing dalam bentuk investasi langsung diprakirakan NPI yang membaik juga didukung profil ULN yang tetap surplus sejalan dengan pemulihan ekonomi aman dan terkendali. ULN korporasi nonkeuangan domestik serta didukung berbagai langkah otoritas terkontraksi 1,0% (yoy) pada November 2021 di untuk meningkatkan investasi, termasuk kegiatan tengah peningkatan sumber pembiayaan ekonomi promosi ke negara mitra dagang. Sementara itu, lain dari domestik sejalan dengan peningkatan kinerja kinerja investasi portofolio diprakirakan terbatas korporasi. ULN tersebut terutama untuk memenuhi seiring dengan sentimen risk-off investor asing yang kebutuhan pembiayaan di sektor energi, manufaktur dipengaruhi rencana pengetatan kebijakan moneter dan pertambangan. Keseluruhan rasio ULN terhadap negara maju yang lebih cepat dan kekhawatiran akan PDB pada 2021 menurun dibandingkan 2020 serta meningkatnya kasus Covid-19 seiring menyebarnya berada pada kisaran rata-rata negara peer. Komposisi varian Omicron di sejumlah negara. Aliran keluar ULN juga tetap sehat tercermin dari rasio ULN jangka neto portofolio asing dari pasar SBN domestik pendek yang berada di bawah rerata peer dan ULN tercatat 4,9 miliar dolar AS, sedangkan aliran masuk jangka panjang yang lebih dominan mencapai 89%.7 neto pada instrumen saham tercatat 0,8 miliar dolar AS sepanjang triwulan IV 2021. Secara Kinerja NPI yang terjaga dipengaruhi oleh kinerja keseluruhan tahun 2021, neraca TMF diprakirakan positif transaksi berjalan yang berlanjut. Pada lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya ditopang triwulan IV 2021, perkembangan transaksi berjalan peningkatan investasi langsung dan investasi diprakirakan tetap baik, berlanjut dari capaian pada portofolio sejalan dengan besarnya likuiditas global, triwulan III 2021 yang mencatat surplus 4,5 miliar optimisme terhadap pemulihan ekonomi domestik, dolar AS. Hal ini dikontribusikan oleh surplus neraca dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik. perdagangan barang seiring dengan pertumbuhan ekspor yang masih tinggi. Kinerja positif tersebut Sejalan dengan kinerja NPI, nilai tukar Rupiah didukung oleh ekspor batu bara ke Tiongkok dan bergerak stabil pada triwulan IV 2021. Nilai tukar Jepang, serta ekspor pakaian ke AS yang mengalami Rupiah pada Triwulan IV 2021 tercatat melemah peningkatan sejalan dengan pemulihan ekonomi dan tipis 0,42% secara point-to-point dan 0,80% secara kebutuhan menghadapi musim dingin. Ekspor besi rerata dibandingkan dengan Triwulan III 2021. dan baja juga tetap tinggi seiring perbaikan aktivitas Perkembangan tersebut didukung oleh fundamental manufaktur di Tiongkok dan India. Di sisi lain, kinerja ekonomi Indonesia khususnya kinerja ekspor dan impor juga meningkat guna mendukung aktivitas eksternal, aliran masuk modal asing, dan langkah ekspor dan kenaikan permintaan domestik sejalan kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia. pelonggaran level PPKM. Perbaikan kondisi ekonomi Dengan perkembangan ini, secara point-to-point domestik dan aktivitas impor tersebut pada gilirannya (ptp), Rupiah terdepresiasi 1,42% dan ditutup di mendorong peningkatan defisit neraca pendapatan level Rp14.252 per dolar AS pada akhir 2021. Secara primer dan neraca jasa di tengah perkembangan rerata keseluruhan tahun 2021, nilai tukar rupiah jasa perjalanan (travel) yang belum kembali pulih ke menguat 1,60% ke level Rp 14.296 per dolar AS, dari level prapandemi. Untuk keseluruhan tahun 2021, Rp 14.525 per dolar AS pada 2020. Perkembangan tersebut tercatat lebih baik dibandingkan mata uang 7 Berdasarkan jangka waktu asal (original maturity) sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India, 39
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Malaysia, Filipina, dan Thailand (Grafik 2.13). Stabilitas Grafik 2.13. Persepsi Risiko di Negara Berkembang nilai tukar Rupiah juga didukung oleh persepsi risiko dan Indonesia investor global atas investasi portofolio di Indonesia, seperti tercermin pada perkembangan Credit Default 700 305 Swap (CDS), yang relatif stabil (Grafik 2.14). Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi 650 CDS Indonesia 255 nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya 600 (skala kanan) dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas 205 operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar. 550 155 Terjaganya nilai tukar Rupiah juga ditopang oleh 500 105 pasokan valas residen dan nonresiden. Sepanjang 55 2021, pasokan valas dari pelaku domestik tercatat 450 EMBI Spread sebesar 9,1 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan 400 12 2020 (Grafik 2.15). Kondisi ini terutama ditopang oleh pasokan valas korporasi sejalan dengan kinerja 350 ekspor yang tumbuh meningkat di tengah impor yang masih relatif terbatas terutama pada semester I 300 2021 serta pembiayaan ULN korporasi yang tumbuh melambat. Sementara itu, nonresiden juga mencatat 250 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 69 net penawaran valas sebesar 4,7 miliar dolar AS 2021 pada 2021, berbalik dari net permintaan valas pada 2018 2019 2020 2020. Pasokan valas dari nonresiden terjadi seiring aliran modal asing yang masuk kembali. Keyakinan Sumber: Bloomberg dan persepsi investor yang terjaga serta imbal hasil Indonesia yang masih menarik mendorong masuknya pelemahan nilai tukar Rupiah melalui transaksi aliran portofolio asing ke Indonesia, terutama ke pasar derivatif. Komposisi derivatif di pasar valas relatif saham di tengah outflow di pasar SBN. stabil di kisaran 37% dari total transaksi di tahun 2021. Ketersediaan jenis instrumen lindung nilai Secara keseluruhan, stabilitas nilai tukar Rupiah pada seperti cross currency swap dan call spread option 2021 yang bergerak sesuai dengan fundamental terindikasi berdampak pada ketersediaan instrumen juga didukung oleh ketersediaan instrumen lindung transaksi yang lebih beragam sehingga mengurangi nilai. Seiring ketidakpastian global yang meningkat, tekanan ke pasar spot Rupiah. Peningkatan transaksi pelaku pasar melakukan upaya lindung nilai terhadap derivatif juga untuk memenuhi kebutuhan lindung nilai pelaku pasar dalam rangka Kegiatan Penerapan Prinsip Kehati-hatian (KPPK). Dari total pelapor KPPK ULN pada triwulan II 2021, sebanyak 89,9% sudah memenuhi hedging untuk 0-3 bulan ke depan dan 94,2% telah memenuhi hedging untuk 3-6 bulan ke depan. Grafik 2.12. Apresiasi dan Depresiasi Nilai Tukar Grafik 2.14. Permintaan dan Penawaran Valas Nilai Tukar 2021 vs 2020 Miliar Dolar AS TRY - 44,5 10 JPY THB -21,6 -10,33 8 EUR -2,79 KRW point-to-point Non Residen 6 ZAR Rerata -10,35 4 BRL -2,32 3,45 PHP 3,04 2 MYR -8,16 SGD -8,63 0,69 10,91 0 IDR -8,33 1,3 -2 INR Residen CNY -6,78 2,6 -4,99 1,6 -4 -50 -5,81 0,13 -3,11 -6 -1,9 2,63 -1,42 7 -8 -1,39 I II III IV I II III IV I II III -10 2019 2020 2021 IV -40 -30 -20 -10 0 10 20 % Sumber: Reuters dan Bloomberg Sumber: Bank Indonesia 40
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tetap rendah Grafik 2.16. Inflasi IHK di Berbagai Wilayah hingga akhir tahun 2021 dengan sedikit peningkatan pada triwulan IV 2021 seiring kenaikan mobilitas. % yoy Inflasi IHK Desember 2021 tercatat 1,87% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi 5 September 2021 sebesar 1,60% (yoy). Inflasi yang berada sedikit di bawah kisaran sasaran tersebut Des'21 4 dipengaruhi oleh tertahannya permintaan domestik 3 sebagai dampak kenaikan kasus Covid-19, khususnya yang terjadi pada triwulan III 2021. Selain itu, nilai 2 tukar yang stabil dan ekspetasi inflasi yang terjaga, ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi 1 bahan pangan, serta sinergi kebijakan yang konsisten antara Bank Indonesia dan Pemerintah baik di tingkat 0 pusat maupun daerah untuk menjaga kestabilan harga juga berkontribusi kepada tetap terkendalinya Selisih dengan Des'20 -1 pergerakan harga. Capaian tersebut juga lebih tinggi -2 dibandingkan dengan inflasi akhir tahun 2020 sebesar 1,68% (yoy) (Grafik 2.16). Peningkatan inflasi tersebut Aceh sejalan dengan mulai pulihnya mobilitas serta pola Sumut musiman HBKN sehingga meningkatkan permintaan Sumbar atas barang dan jasa akhir tahun. Peningkatan inflasi terjadi pada kelompok inti dan administered prices Riau (AP), di tengah tetap terjaganya inflasi volatile food Jambi (VF). Secara spasial, kenaikan inflasi IHK terjadi di Sumsel seluruh daerah, dengan inflasi tertinggi tercatat Bengkulu di Sulawesi Barat (4,40%), Maluku (4,01%), dan Lampung Kepulauan Bangka Belitung (3,75%) (Grafik 2.17). Ke Kep.Babel depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga Kep.Riau stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan DKI Jakarta dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun Jabar daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya. Jateng DI Yogyakarta Jatim Banten Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara Sulut Suteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papbar Papua Grafik 2.15. Inflasi IHK % yoy Sumber: BPS, diolah Administered Prices 12 Inflasi inti pada 2021 tetap rendah. Pada Desember 2021, inflasi inti tercatat sebesar 1,56% (yoy), 10 meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan III 2021 sebesar 1,30% (yoy), namun masih lebih 8 rendah dibandingkan capaian 2020 sebesar 1,60% (yoy). Inflasi inti tetap rendah di tengah permintaan Volatile Food Kisaran 6 domestik yang mulai meningkat secara gradual, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi sasaran 3,20 kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi. Kenaikan harga komoditas global Inflasi 1,87 4 yang meningkat juga terindikasi mulai ditransmisikan secara bertahap pada inflasi domestik. Berdasarkan Inti komoditasnya, kenaikan inflasi inti terutama dipengaruhi oleh inflasi komoditas emas perhiasan, 1,79 2 sewa rumah, dan kontrak rumah seiring pergerakan harga emas global dan peningkatan mobilitas IHK 1,56 0 masyarakat. Sementara itu, ekspektasi inflasi 2021 hasil survei Consensus Forecast (CF) pada bulan 4 8 12 4 8 12 4 8 12 4 8 12 4 8 12 -2 November 2021 tercatat sebesar 1,60%, lebih rendah 2016 2017 2018 2019 2020 dibandingkan angka pada bulan sebelumnya sebesar 4 8 12 1,70%. 2021 Inflasi kelompok VF tetap terjaga seiring pasokan yang memadai. Inflasi kelompok VF pada Desember Sumber: BPS, diolah 2021 tercatat 3,20% (yoy), lebih rendah dari inflasi VF September 2021 sebesar 3,51% (yoy) dan inflasi VF 2020 sebesar 3,62%. Permintaan yang mulai meningkat secara bertahap pada akhir tahun 2021 dapat diimbangi dengan pasokan hortikultura dan bahan pangan lainnya sehingga inflasi VF tetap terjaga. Inflasi VF tersebut terutama dipengaruhi oleh deflasi komoditas bawang merah, telur ayam dan beras seiring terjaganya pasokan, di tengah kenaikan harga minyak goreng yang terus berlanjut seiring 41
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Grafik 2.17. Uang Beredar dan AL/DPK Grafik 2.19. Transmisi BI7DRR kepada SBDK 8,71 34,24 14,7 11,0 % % % yoy 12 40 18 10 8 16 SBDK 6 14 4 35 12 SB Kredit Baru 10 30 M1 (skala kanan) 8 Deposito 1 bulan 25 M2 (skala kanan) 6 BI 7 DRR 4 AL/DPK 2 Spread 2 (SBDK - SB deposito 0 20 1 bulan) 15 Uang Kuasi (Skala kanan) 10 5 Spread (SBDK - BI7DRR) 0 4 8 12 4 8 12 0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 2018 2019 4 8 12 4 8 12 4 8 12 4 8 12 2016 2017 2020 2021 2018 2019 2020 2021 Sumber: Bank Indonesia Sumber: OJK, Bank Indonesia, diolah kenaikan harga crude palm oil (CPO) global. Selain Kondisi likuiditas tetap tinggi didorong kebijakan faktor permintaan yang belum kuat, memadainya moneter yang akomodatif dan dampak sinergi Bank pasokan tidak terlepas dari berlanjutnya sinergi Indonesia dengan Pemerintah dalam mendukung koordinasi Pemerintah dan Bank Indonesia melalui pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia telah forum Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah menambah likuiditas sebesar Rp147,83 triliun pada (TPIP dan TPID). tahun 2021. Dengan perkembangan tersebut, sejak tahun 2020 kebijakan penambahan likuiditas telah Kelompok AP mencatat inflasi yang meningkat. mencapai Rp874,4 triliun atau sekitar 5,3% dari Secara tahunan, kelompok AP pada Desember 2021 Produk Domestik Bruto, salah satu injeksi likuiditas mengalami inflasi 1,79% (yoy), lebih tinggi dari inflasi terbesar di negara berkembang. Sepanjang 2021, September 2021 sebesar 0,99% (yoy) dan capaian Bank Indonesia telah melakukan pembelian SBN inflasi 2020 sebesar 0,25% (yoy). Perkembangan untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp358,32 tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi angkutan triliun yang terdiri dari: (i) pembelian di pasar perdana udara seiring membaiknya mobilitas udara pasca sebesar Rp143,32 triliun sesuai dengan Keputusan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas dan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank inflasi rokok kretek filter serta rokok putih sejalan Indonesia tanggal 16 April 2020 sebagaimana telah berlanjutnya transmisi kenaikan cukai tembakau ke diperpanjang tanggal 11 Desember 2020 dan 28 harga jual rokok. Desember 2021, serta berlaku hingga 31 Desember 2022, dan (ii) private placement sebesar Rp215 triliun Grafik 2.18. Suku Bunga Perbankan untuk pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka penanganan dampak % pandemi Covid-19 sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank 16 Indonesia tanggal 23 Agustus 2021. Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan pada Suku Bunga Kredit KMK Suku Bunga Kredit 14 Desember 2021 longgar, tercermin pada rasio Alat 12 Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi mencapai 35,12% serta Dana Pihak Ketiga Suku Bunga Deposito 9,18 10 (DPK) yang tumbuh sebesar 12,21% (yoy). Likuiditas perekonomian meningkat, tercermin pada uang 8,63 8 beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 17,9% Suku Bunga Deposito 1 Bulan 6 3,23 4 2,96 2 4 8 12 4 8 12 4 8 12 4 8 12 4 8 12 0 2018 2019 2020 2016 2017 4 8 12 2021 Sumber: Bank Indonesia 42
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 (yoy) dan 13,9% (yoy). Pertumbuhan uang beredar Grafik 2.20. Permodalan Perbankan dan Kualitas tersebut terutama didukung oleh kredit perbankan, Kredit yang mengindikasikan semakin meningkatnya pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional. 26 % a % 10 Suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah 9 dan likuiditas yang longgar mendorong suku bunga 25 8 kredit perbankan dalam tren terus menurun. Di pasar uang dan pasar dana, suku bunga PUAB overnight 24 7 dan suku bunga deposito 1 bulan perbankan telah 6 menurun, masing-masing sebesar 26 bps dan 131 CAR (%) 5 bps sejak Desember 2020 menjadi 2,78% dan 2,96% pada Desember 2021. Di pasar kredit, penurunan 23 SBDK perbankan terus berlanjut, diikuti penurunan suku bunga kredit baru pada seluruh kelompok 4 Bank. Aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat 22 3 yang meningkat mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan, sehingga berdampak positif bagi 21 NPL Bruto (%, Skala kanan) 2 penurunan suku bunga kredit baru. Namun demikian, penurunan suku bunga kredit yang jauh lebih lambat 1 daripada penurunan suku bunga deposito perbankan menyebabkan spread antara suku bunga kredit dan NPL Neto (%, Skala kanan) deposito, cenderung melebar. Oleh sebab itu, Bank Indonesia memandang peran perbankan dalam 20 0 penyaluran kredit/pembiayaan termasuk melalui penurunan suku bunga kredit dapat ditingkatkan guna 2 4 8 12 2 4 8 12 2 4 8 12 2 4 8 12 2 4 8 12 2 4 8 11 semakin mendorong pemulihan ekonomi nasional. 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Sejalan dengan terkendalinya penyebaran Covid-19, stabilitas sistem keuangan semakin menguat. Indeks Sumber: OJK, Bank Indonesia Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) tetap rendah dan terjaga di zona normal-stabil sepanjang tahun 2021. Pertumbuhan kredit terus melanjutkan peningkatan Ketahanan permodalan bank tetap tinggi tercermin positif sepanjang tahun 2021. Pada Desember 2021 pada rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) pertumbuhan kredit tercatat sebesar 5,24% (yoy), sebesar 25,59% pada November 2021, meningkat seiring dengan perbaikan kondisi permintaan dan dibandingkan posisi Oktober 2021 sebesar 25,18% penawaran (Grafik 2.22). Permintaan kredit membaik (Grafik 2.21). Rasio kredit bermasalah (Non Performing sejalan dengan meningkatnya aktivitas dunia usaha Loan) tetap rendah dan terjaga pada posisi 3,19% dan konsumsi sebagai dampak melonggarnya secara bruto atau 0,98% secara neto pada November aktivitas masyarakat. Seluruh kelompok penggunaan 2021 menurun dibandingkan posisi Oktober 2021 kredit terus mencatat tren pertumbuhan, baik sebesar 3,22% (bruto) atau 1,04% (neto), seiring Kredit Investasi, Kredit Konsumsi dan Kredit Modal ekonomi yang terus mengalami perbaikan, didukung Kerja. Di sektor konsumsi, Kredit Pemilikan Rumah pula dengan perpanjangan implementasi kebijakan terus mencatat pertumbuhan tinggi yaitu sebesar restrukturisasi kredit dari OJK. 9,13% (yoy) pada Desember 2021, sejalan dengan kebijakan terpadu KSSK untuk mendorong sektor Grafik 2.21. Kredit dan DPK % yoy % 30 100 25 LDR (Skala kanan) 95 90 20 85 80 15 Kredit 78,93 DPK 75 10 7,69 5 70 0 2,21 65 -5 60 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12 2018 2019 2020 2021 Sumber: Bank Indonesia 43
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 properti. Sementara itu, pertumbuhan kredit perilaku masyarakat untuk berbelanja daring, maupun UMKM meningkat pada Desember 2021. Hal ini berbagai inovasi untuk kemudahan dan kenyamanan menunjukkan berlanjutnya perbaikan di sektor riil dan berbelanja daring serta berbagai promo tematik oleh dunia usaha khususnya UMKM. para perusahaan serta program-program Pemerintah dan Bank Indonesia. Selama 2021, nilai transaksi Kinerja perbankan juga terus mengalami penguatan. uang elektronik (UE) tumbuh 49.06% (yoy) mencapai Penguatan dimaksud diantaranya pada aspek Rp305,4 triliun dan nilai transaksi digital banking efisiensi yang tercermin dari rasio Biaya Operasional meningkat 45,64% (yoy) menjadi Rp39.841,14 triliun. terhadap Pendapatan Operasional sebesar 82,97% Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu pada November 2021, terus membaik dibandingkan ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami periode Oktober 2021 sebesar 83,14%. Pada aspek pertumbuhan 10,70% (yoy) menjadi Rp7.921,70 profitabilitas, rasio imbal hasil terhadap aset (Return triliun. Bank Indonesia terus menjaga kelancaran on Asset) dan Selisih bunga bersih (Net Interest dan keandalan sistem pembayaran serta mendukung Margin) sebesar 1,91% dan 4,51% masing-masing program Pemerintah melalui koordinasi dan pada November 2021, relatif stabil terjaga sepanjang monitoring uji coba digitalisasi bantuan sosial (bansos) semester II 2021. 4.0, transaksi keuangan Pemda, dan elektronifikasi moda transportasi. Selain itu, pada tanggal 21 Searah dengan prospek ekonomi yang semakin Desember 2021 Bank Indonesia telah meluncurkan baik serta didukung program digitalisasi sistem BI-FAST sebagai infrastruktur pembayaran ritel pembayaran, transaksi sistem pembayaran yang real-time dan beroperasi tanpa henti (24/7). Di diprakirakan terus meningkat khususnya transaksi sisi tunai, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada digital. Transaksi e-commerce sepanjang tahun 2021 Desember 2021 meningkat 6,78% (yoy) mencapai terus meningkat didukung perluasan ekosistem Rp959,8 triliun. e-commerce, terus berlanjutnya pergeseran preferensi 44
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 2.4 Kinerja Perekonomian Indonesia 2022 Diprakirakan Meningkat Laju perekonomian Indonesia 2022 diprakirakan diprakirakan membaik seiring pembukaan ekonomi semakin meningkat didukung perbaikan domestik yang didukung vaksinasi yang semakin luas perekonomian global yang diprakirakan berlanjut dan mobilitas yang semakin membaik, serta stimulus pada 2022. Perbaikan ekonomi global yang terus yang berlanjut. Sementara, perbaikan investasi berlangsung tersebut dikonfirmasi oleh kinerja didukung oleh kembali berlanjutnya PSN, kinerja sejumlah indikator pada Desember 2021 antara ekspor yang tetap kuat dan relokasi perusahaan ke lain Purchasing Managers' Index (PMI), keyakinan dalam negeri. Di sisi eksternal, kinerja ekspor di 2022 konsumen, dan penjualan ritel yang tetap kuat. diprakirakan tetap positif ditopang pemulihan global Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia (Tabel 2.4). memprakirakan pertumbuhan ekonomi global sekitar 5,7% pada 2021 dan 4,4% pada 2022. Volume Prospek kinerja LU pada 2022 diprakirakan terus perdagangan dan harga komoditas dunia masih membaik sejalan dengan pemulihan perekonomian meningkat, sehingga menopang prospek ekspor domestik dan kinerja ekspor yang tetap kuat. negara berkembang. Ketidakpastian pasar keuangan Perbaikan tersebut sejalan dengan berlanjutnya global masih berlanjut sejalan dengan percepatan kenaikan mobilitas masyarakat seiring dengan kebijakan normalisasi the Fed sebagai respons percepatan vaksinasi yang mendukung pencapaian tekanan inflasi di AS yang meningkat sejalan dengan herd immunity pada 2022, pembukaan sektor-sektor gangguan rantai pasokan dan kenaikan permintaan, ekonomi secara lebih luas, stimulus kebijakan yang serta tingginya penyebaran Covid-19 varian Omicron. terus berlangsung, dan pemulihan ekonomi global Hal tersebut mengakibatkan terbatasnya aliran modal yang semakin baik. Prospek perbaikan kegiatan dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk ekonomi juga didukung oleh kenaikan target Indonesia. penjualan mobil, emiten pakaian, produksi batu bara, CPO, dan sejumlah logam mineral serta proyeksi Pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan bangkit jumlah penumpang angkutan udara yang mulai dan meningkat pada 2022, terutama didukung meningkat (Tabel 2.5). akselerasi konsumsi swasta dan investasi di tengah tetap terjaganya belanja fiskal Pemerintah dan Tabel 2.4. Proyeksi Pertumbuhan PDB Sisi ekspor. Hal ini tercermin dari kenaikan indikator Pengeluaran hingga Desember 2021 seperti mobilitas masyarakat di berbagai daerah, penjualan eceran, dan keyakinan Komponen 2021 2022 konsumen. Sumber pertumbuhan ekonomi 2022 Produk Domestik Bruto 3,2 - 4,0 4,7 - 5,5 diprakirakan mulai berimbang, kontribusi permintaan Konsumsi Swasta 1,5 - 2,3 4,3 - 5,1 domestik diprakirakan meningkat, meski risiko Konsumsi Pemerintah 4,6 - 5,4 3,2 - 4,0 kenaikan kasus Covid-19 perlu terlu diwaspadai. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,5 - 4,3 5,3 - 6,1 Prakiraan perbaikan permintaan domestik tercermin Ekspor Barang dan Jasa 22,0 - 22,8 6,8 - 7,6 pada perkembangan lapangan usaha, sementara Impor Barang dan Jasa 21,7 - 22,5 6,3 - 7,1 PDRB wilayah mulai konvergen. Konsumsi di 2022 Sumber: Bank Indonesia 45
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Tabel 2.5. Proyeksi Pertumbuhan PDB Sisi Sektoral juga ditingkatkan pada jangka pendek dengan optimalisasi wisatawan nusantara (wisnus), dan Komponen 2021 2022 pada jangka menengah dengan mengakselerasi 3,2 - 4,0 4,7 - 5,5 pengembangan destinasi super prioritas. Program Produk Domestik Bruto 0,8 - 1,8 3,6 - 4,6 pemulihan pariwisata fokus pada implementasi protokol kesehatan yang terintegrasi dengan aplikasi Pertanian, Kehutanan, dan 3,8 - 4,8 2,7 - 3,7 peduli lindungi. Proses pemulihan sektor pariwisata Perikanan 2,8 - 3,8 3,9 - 4,9 diharapkan mengurangi dampak pandemi Covid-19 3,9 - 4,9 4,0 - 5,0 dan membantu persiapan pada saat wisatawan Pertambangan & Penggalian 4,7 - 5,7 5,1 - 6,1 mancanegara (wisman) kembali berkunjung ke Indonesia. Industri Pengolahan 2,7 - 3,7 3,9 - 4,9 4,5 - 5,5 4,8 - 5,8 Prospek aliran modal masuk asing membaik sehingga Pengadaan Listrik Dan Gas meningkatkan surplus transaksi modal dan finansial. 2,5 - 3,5 5,6 - 6,6 Surplus transaksi modal dan finansial pada 2022 Pengadaan Air, Pengelolaan 4,9 - 5,9 5,0 - 6,0 diprakirakan lebih besar dibanding surplus yang Sampah, Limbah, dan Daur Ulang dicapai pada tahun sebelumnya. Di satu sisi, aliran 6,5 - 7,5 8,1 - 9,1 modal masuk tersebut seiring dengan momentum Konstruksi 2,6 - 3,6 6,1 - 7,1 pemulihan global berlanjut dengan risiko divergensi 1,4 - 2,4 2,5 - 3,5 antara negara maju dan negara berkembang yang Perdagangan Besar Dan Eceran; 1,4 - 2,4 8,2 - 9,2 berkurang. Di sisi lain, aliran modal masuk dipengaruhi Reparasi Mobil dan Motor 1,0 - 2,0 0,9 - 1,9 oleh prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada lintasan pemulihan yang meningkat, daya Transportasi Dan Pergudangan -0,2 - 0,8 4,4 - 5,4 tarik aset keuangan domestik yang tetap baik, dan 7,6 - 8,6 6,8 - 7,8 premi risiko yang menurun. Berdasarkan jenisnya, Penyediaan Akomodasi Dan aliran investasi langsung juga diprakirakan meningkat Makan Minum 3,5 - 4,5 6,4 - 7,4 seiring perbaikan iklim usaha. Aliran investasi portofolio juga diprakirakan meningkat sejalan Informasi Dan Komunikasi dengan kebijakan moneter ekspansif di negara- negara maju yang terus berlanjut sehingga menopang Jasa Keuangan Dan Asuransi likuiditas global. Sementara itu, aliran investasi lainnya juga diprakirakan meningkat seiring dengan Real Estat kebutuhan pendanaan infrastruktur yang meningkat dan pertumbuhan ekspor-impor yang membaik. Jasa Perusahaan Namun, prospek normalisasi kebijakan moneter global yang lebih cepat berisiko memengaruhi aliran modal Administrasi Pemerintahan, ke Indonesia. Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib Inflasi pada tahun 2022 diprakirakan meningkat namun tetap terkendali dalam sasaran 3±1%. Jasa Pendidikan Prakiraan ini sejalan dengan akselerasi pemulihan ekonomi di tengah risiko penyesuaian harga energi, Jasa Kesehatan Dan Kegiatan kebijakan perpajakan, dan dampak pembiayaan untuk Sosial menunjang proses pemulihan pada tahun-tahun sebelumnya. Inflasi pada tahun 2022 diprakirakan Jasa Lainnya terkendali dalam sasaran 3,0%±1% sejalan dengan masih memadainya penawaran agregat dalam Sumber: Bank Indonesia memenuhi kenaikan permintaan agregat, tetap terkendalinya ekspektasi inflasi dan stabilitas Keseimbangan eksternal 2022 diprakirakan terjaga nilai tukar Rupiah, serta respons kebijakan yang terutama didorong surplus transaksi modal dan finansial yang berpotensi masih dapat membiayai defisit transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan tetap terkendali, berkisar 1,1%-1,9% PDB sepanjang 2022, dipengaruhi oleh ekspor yang tumbuh positif seiring dengan permintaan global yang mulai pulih dan impor yang diprakirakan naik untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat. Perkembangan defisit transaksi berjalan didukung kinerja neraca perdagangan yang tetap baik. Berbagai upaya ditempuh untuk terus mendorong peningkatan ekspor dan mengurangi ketergantungan impor. Ekspor manufaktur ditingkatkan dengan mendorong implementasi kebijakan pemulihan yang diikuti dengan pembukaan sektor industri prioritas, serta proses digitalisasi 4.0. Peran pariwisata 46
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah. Bank meningkat. Pertumbuhan kredit dan DPK pada tahun Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas harga 2022 diprakirakan meningkat menjadi 6,0-8,0% dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan dan 7,0-9,0% sejalan dengan berangsur pulihnya Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat aktivitas ekonomi dari pandemi Covid-19. Dari sisi dan Daerah (TPIP dan TPID) guna menjaga inflasi penawaran, peningkatan kredit didukung oleh tetap IHK dalam kisaran targetnya. Inflasi inti pada tahun longgarnya likuiditas dan menurunnya persepsi risiko, 2022 diprakirakan lebih tinggi seiring dengan naiknya di samping kebijakan makroprudensial yang akan permintaan dan ekspektasi inflasi serta tekanan tetap akomodatif. eksternal yang tinggi meski termoderasi. Inflasi administered prices pada tahun 2022 juga diprakirakan Ekonomi keuangan digital nasional diprakirakan lebih tinggi, didorong oleh peningkatan inflasi meningkat pada tahun 2022 didukung oleh angkutan seiring normalisasi mobilitas masyarakat, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran oleh peningkatan inflasi cukai rokok, dan peningkatan Bank Indonesia. Transaksi e-commerce pada 2022 inflasi energi seiring membaiknya aktivitas ekonomi. diproyeksikan akan terus meningkat hingga mencapai Di sisi lain, inflasi volatile food diprakirakan lebih Rp526 triliun, atau tumbuh 31%, didukung perluasan rendah ditopang oleh terjaganya pasokan seiring ekosistem e-commerce, terus berlanjutnya pergeseran cuaca yang normal, berkurangnya kendala importasi, preferensi perilaku masyarakat untuk berbelanja dan meredanya kenaikan harga pangan global. online, maupun berbagai promosi dan inovasi oleh berbagai perusahaan dan beragam program Pada tahun 2022, intermediasi perbankan Pemerintah dan Bank Indonesia. Kenaikan transaksi diprakirakan semakin membaik dengan stabilitas UE diperkirakan juga berlanjut didorong oleh keuangan yang tetap terjaga. Sejalan dengan perluasan penggunaan UE pada e-commerce dan pada semakin pulihnya ekonomi nasional pasca pandemi berbagai platform online lainnya. Penggunaan UE Covid-19, meningkatnya mobilitas masyarakat dan diprakirakan tetap tumbuh sekitar 17,1% (yoy) atau aktivitas ekonomi, percepatan realisasi APBN dan mencapai Rp358 triliun pada 2022. Demikian pula, APBD oleh Pemerintah, bauran kebijakan moneter transaksi digital banking pada 2022 diproyeksikan dan makroprudensial yang bersinergi dengan akan tetap kuat didukung oleh kenyamanan Pemerintah dan otoritas terkait, serta kemajuan konsumen bertransaksi secara digital dan berbagai restrukturisasi kredit oleh perbankan, Bank Indonesia inovasi digital oleh perbankan. Transaksi pembayaran memprakirakan penyaluran kredit oleh perbankan digital banking diproyeksikan tumbuh tinggi 24,8% dan pembiayaan oleh pasar modal akan berangsur (yoy) hingga mencapai Rp49,7 ribu triliun pada 2022. 47
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 2.5 Upaya Mendorong Proses Pemulihan Ekonomi Indonesia Berdasarkan dinamika yang terjadi pada tahun 2021, mengalami dampak luka memar pada dunia usaha terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan akibat pandemi Covid-19 dan mempunyai risiko perhatian dalam upaya mendorong proses stabilitas sistem keuangan relatif tinggi, khususnya pemulihan ekonomi Indonesia ke depan. Pertama, sektor pariwisata. sinergi untuk akselerasi vaksinasi dan penanganan Covid-19 dengan pembukaan sektor prioritas Kedua, diperlukan sinergi untuk penguatan bauran perlu terus diperkuat untuk semakin mempercepat kebijakan ekonomi nasional untuk menjaga stabilitas pemulihan ekonomi nasional. Akselerasi vaksinasi dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional. dan penanganan Covid-19 diperlukan segera agar Di tengah ketidakpastian pasar keuangan global aktivitas perekonomian dapat berjalan dengan tetap yang berlanjut sejalan dengan rencana normalisasi memperhatikan aspek kesehatan. Sinergi untuk kebijakan moneter the Fed dan sejumlah bank sentral pembukaan sektor prioritas perlu diarahkan kepada lain, sinergi untuk penguatan bauran kebijakan sektor-sektor yang memberikan kontribusi besar ekonomi nasional perlu diperkuat untuk tetap pada pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor yang menjaga stabilitas di satu sisi dan mempercepat menjadi prioritas mencakup sektor yang berkontribusi pemulihan ekonomi nasional. Gangguan rantai pasok signifikan terhadap kinerja ekspor sehingga global dan naiknya harga energi akibat kelangkaan tetap menjaga kemampuan perekonomian dalam menyebabkan peningkatan inflasi di AS dan menghasilkan valuta asing maupun sektor-sektor beberapa negara lainnya. Ketidakpastian mengenai yang berperan penting dalam pemenuhan permintaan apakah inflasi bersifat persisten atau temporer domestik. Pembukaan sektor prioritas juga perlu berdampak pada berlanjutnya ketidakpastian akan mencakup UMKM agar dampak positif dari proses normalisasi kebijakan moneter global. Untuk itu pemulihan ekonomi dapat dirasakan oleh masyarakat perlu dipersiapkan kebijakan yang terukur untuk luas. Sinergi juga perlu ditingkatkan untuk sektor yang mengantisipasi rencana normalisasi tersebut. 48
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Mengimbangi kebijakan stabilisasi, pemulihan aman, dan handal. Langkah ini dilengkapi dengan ekonomi dipercepat melalui sinergi kebijakan peningkatan inklusi ekonomi serta keuangan nasional untuk mempercepat reformasi struktural di sektor melalui program-program pengembangan UMKM riil, khususnya terkait pembangunan proyek- dan ekonomi kerakyatan. Program pengembangan proyek infrastruktur, implementasi UU Cipta UMKM dilakukan melalui 3 (tiga) pilar kebijakan, Kerja, keberlanjutan stimulus fiskal yang didukung yaitu korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan sebagian pendanaannya dari Bank Indonesia untuk pembiayaan. Pendekatan ini ditujukan untuk pemulihan ekonomi nasional, serta sinergi KSSK mewujudkan UMKM yang produktif, inovatif, dan untuk mendorong pembiayaan bagi dunia usaha adaptif. Lebih lanjut, dalam pengembangan ekonomi sangat diperlukan untuk meningkatkan laju pemulihan dan keuangan hijau, diperlukan inovasi kebijakan dan ekonomi nasional. program baik untuk keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional maupun untuk menyikapi semakin Ketiga, inovasi dalam sinergi kebijakan ekonomi tingginya tuntutan dari negara- negara maju. Transisi nasional, akselerasi digitalisasi dan inklusi ekonomi menuju ekonomi hijau, perlu dilakukan secara gradual serta keuangan nasional perlu diperkuat. Penguatan dan moderat agar kinerja perekonomian tetap terjaga akselerasi digitalisasi dilakukan melalui digitalisasi di tengah upaya untuk mencapai target penurunan sistem pembayaran untuk menciptakan transaksi emisi karbon Indonesia untuk membatasi kenaikan sistem pembayaran yang cepat, murah, mudah, suhu global. 49
BAB 3 BAURAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA TAHUN 2021: MENDORONG PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL, MENJAGA STABILITAS
Sinergi kebijakan nasional terus diperkuat pada tahun 2021 untuk tetap menjaga stabilitas dan terus mendorong perbaikan ekonomi nasional. Kuatnya sinergi kebijakan ekonomi nasional antara Pemerintah, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), dan Bank Indonesia dapat mendorong perbaikan ekonomi nasional dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang tetap terjaga. Koordinasi fiskal dan moneter semakin diperkuat melalui partisipasi Bank Indonesia dalam pendanaan APBN sebagai pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2020. Untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, Bank Indonesia juga mengarahkan seluruh instrumen bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran, berkoordinasi erat dengan Pemerintah dan KSSK.
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Sinergi kebijakan nasional yang semakin erat dalam \"Sinergi kebijakan ekonomi mengatasi pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 terus nasional mendorong perbaikan diperkuat pada tahun 2021 untuk tetap menjaga stabilitas dan terus mendorong perbaikan ekonomi ekonomi dengan stabilitas nasional. Dalam kaitan tersebut, terdapat satu kondisi makroekonomi dan sistem prasyarat (necessary condition), yaitu vaksinasi dan keuangan yang tetap terjaga\" disiplin dalam penerapan protokol Covid-19, serta 5 (lima) kebijakan sebagai kondisi yang diperlukan pelonggaran kebijakan makroprudensial oleh Bank (sufficient conditions), yaitu: (i) pembukaan sektor Indonesia. Sementara itu, OJK terus memberikan produktif dan aman, (ii) percepatan realisasi stimulus relaksasi bagi perbankan dalam restrukturisasi kredit fiskal, (iii) peningkatan kredit dari sisi permintaan dengan penundaan angsuran pokok dan bunga dan penawaran, (iv) keberlanjutan stimulus moneter sehingga tidak berdampak pada kenaikan kredit dan makroprudensial, serta (v) digitalisasi ekonomi bermasalah dan penurunan permodalan dengan dan keuangan, khususnya UMKM. Pelaksanaan memperpanjang POJK No. 48 Tahun 2021 hingga vaksinasi sebagai necessary condition terus dilakukan berlaku sampai Maret 2023. Demikian pula, LPS pada 2021 dengan akselerasi vaksinasi seiring memastikan terjaminnya simpanan masyarakat pada dengan pasokan dan distribusi vaksin global yang perbankan sehingga mendukung terjaganya stabilitas semakin baik khususnya sejak merebaknya Covid-19 sistem keuangan serta menurunkan tingkat bunga varian delta. Pembukaan sektor produktif dan aman penjaminan guna mendukung pemulihan ekonomi terus diupayakan di tengah upaya keras mengatasi nasional. pandemi Covid-19, terutama sektor properti dan otomotif, disertai dengan koordinasi erat KSSK Koordinasi fiskal dan moneter semakin diperkuat, untuk mendorong pembiayaan ke dunia usaha. tidak saja dalam menjaga stabilitas makroekonomi Sementara itu, sinergi digitalisasi sistem pembayaran dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan Gernas BBI dan BWI antara Bank Indonesia, tetapi juga melalui partisipasi Bank Indonesia dalam Pemerintah, industri perbankan, perusahaan jasa pendanaan APBN melalui pembelian SBN dari pasar pembayaran, fintech, dan e-commerce sangat erat perdana sebagai pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2020. untuk akselerasi ekonomi-keuangan digital nasional Sepanjang tahun 2021 ini Bank Indonesia kembali sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi yang mendukung pendanaan APBN melalui pembelian SBN inklusif. dari pasar perdana berdasarkan Keputusan Bersama (KB I) sebesar Rp143,32 triliun, yang terdiri dari Kuatnya sinergi kebijakan ekonomi nasional antara Rp67,87 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Pemerintah, KSSK, dan Bank Indonesia dapat Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option mendorong perbaikan ekonomi nasional dengan (GSO). Lebih dari itu, dalam mengatasi meningkatnya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan kebutuhan APBN untuk pembiayaan kesehatan yang tetap terjaga. Pada tahun 2021, Pemerintah dan kemanusiaan akibat merebak dengan cepatnya melanjutkan stimulus fiskal yang cukup besar untuk pandemi Covid-19 varian Delta, Bank Indonesia menanggulangi dampak pandemi Covid-19 baik juga berkomitmen untuk melakukan pembelian SBN terhadap kesehatan maupun perekonomian. Defisit secara langsung dari Pemerintah sesuai Keputusan fiskal pada 2021 diprakirakan mencapai Rp783,70 Bersama III (KB III). Komitmen pembelian SBN triliun atau 4,65% PDB. Termasuk di dalamnya, tersebut adalah sebesar Rp215 triliun untuk APBN anggaran penanganan Covid-19 dan program tahun 2021 dan sebesar Rp224 triliun untuk APBN pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp744,77 tahun 2022, dengan suku bunga rendah sebesar Bank triliun antara lain untuk anggaran kesehatan sebesar Indonesia Reverse Repo Rate tenor 3 bulan. Selain suku Rp214,96 triliun dan anggaran perlindungan sosial bunga rendah, Bank Indonesia juga mengembalikan sebesar Rp186,64 triliun. Untuk tetap menjaga sebagian penerimaan kupon yang diterima dari stabilitas sistem keuangan dan mendorong pembelian SBN tersebut, yaitu dari SBN senilai pembiayaan kepada dunia usaha, koordinasi erat KSSK ditempuh untuk perbaikan sektor properti dan otomotif melalui insentif fiskal oleh Pemerintah dan 52
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 Rp58 triliun untuk APBN 2021 dan Rp40 triliun penyempurnaan kebijakan Rasio Kredit UMKM untuk APBN 2022, sehingga tidak ada beban bunga menjadi kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif dalam APBN bagi Pemerintah. Hal ini menunjukkan Makroprudensial (RPIM). kuatnya komitmen Bank Indonesia untuk mendukung pendanaan APBN baik dalam pembiayaan kesehatan iii. Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan kemanusian akibat pandemi Covid-19 maupun untuk integrasi ekonomi keuangan digital dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, nasional terus dilakukan termasuk melalui tentunya implementasi dilakukan sesuai ketentuan perluasan akseptasi QRIS 12 juta merchant yang berlaku. pada akhir 2021, termasuk cross-border QRIS, implementasi Standar Nasional Open API (SNAP), Untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, melanjutkan elektronifikasi bantuan sosial, moda Bank Indonesia juga mengarahkan seluruh instrumen transportasi, dan operasi keuangan pemerintah. bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan Percepatan berbagai agenda dalam Blueprint sistem pembayaran, berkoordinasi erat dengan Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 juga Pemerintah dan KSSK. Pokok-pokok bauran dilakukan, antara lain dengan pengembangan kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia meliputi: BI-FAST yang bersifat real time dan 24/7, interlink digital banking dan fintech, dan reformasi regulasi i. Di bidang moneter, kebijakan suku bunga rendah, sistem pembayaran. stabilitas nilai tukar Rupiah, dan injeksi likuiditas (quantitative easing) terus dilakukan. Kebijakan iv. Selain tiga kebijakan utama di atas, Bank suku bunga rendah tetap dipertahankan sampai Indonesia juga mengarahkan seluruh 4 (empat) terdapat indikasi awal kenaikan inflasi. Sejak kebijakan pendukung untuk pemulihan ekonomi tahun 2020, Bank Indonesia telah menurunkan nasional. Sinergi erat dengan Pemerintah, suku bunga kebijakan BI7DRR sebanyak 6 perbankan, dan institusi lainnya ditingkatkan (enam) kali sejak 2020 menjadi 3,50%, terendah untuk mengembangkan UMKM serta Ekonomi sepanjang sejarah. Kebijakan stabilisasi nilai dan Keuangan Syariah sebagai sumber baru tukar Rupiah dilakukan melalui triple intervention, pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pendalaman di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN dari pasar keuangan juga dipercepat, khususnya pasar sekunder, di tengah ketidakpastian pasar pasar uang Rupiah dan valas, untuk memperkuat keuangan global yang masih ada. Demikian juga, transmisi kebijakan moneter, mendukung injeksi likuiditas (quantitative easing) dilanjutkan stabilitas sistem keuangan, serta pembiayaan untuk memperkuat kemampuan perbankan pembangunan, termasuk infrastruktur. Kebijakan dalam meningkatkan kredit/pembiayaan kepada internasional diarahkan tidak saja untuk dunia usaha. Sejak tahun 2020 sampai dengan memperkuat diplomasi kebijakan Bank Indonesia, 31 Desember 2021, kebijakan quantitative easing tetapi juga mendukung Pemerintah dalam telah mencapai Rp874,4 triliun atau sekitar 5,3% fasilitasi dan promosi perdagangan dan investasi dari PDB, melalui injeksi likuiditas ke perbankan di berbagai negara. untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional. v. Di samping itu, guna mendukung kebijakan Pemerintah untuk membatasi mobilitas ii. Pelonggaran kebijakan makroprudensial terus masyarakat selama pandemi Covid-19, Bank dilanjutkan untuk mendorong peningkatan Indonesia juga melakukan penyesuaian kegiatan pembiayaan perbankan bagi dunia usaha, yang operasional dan layanan publik seperti layanan disinergikan dengan kebijakan KSSK. Antara lain kas, sistem pembayaran, transaksi operasi dengan melonggarkan ketentuan Uang Muka moneter, dan layangan kebanksentralan kepada Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor dan Pemerintah. Bank Indonesia juga menaikkan Rasio LTV/FTV Kredit Properti, Rasio Intermediasi sementara batas maksimal nilai nominal dana Makroprudensial (RIM/ RIM Syariah), mendorong untuk penarikan tunai melalui mesin ATM yang penurunan Suku Bunga Dasar Kredit perbankan, menggunakan teknologi chip sampai dengan 30 dan kebijakan makroprudensial akomodatif September 2021. yang lain. Bank Indonesia juga melakukan 53
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2021 3.1 Kebijakan Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah Dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank 2021. Keyakinan dan persepsi investor yang terjaga Indonesia, nilai tukar Rupiah menguat signifikan mendorong masuknya aliran portofolio asing ke sehingga kondusif bagi pemulihan ekonomi Indonesia, meski secara neto di sepanjang 2021 masih nasional. Kebijakan stabilisasi nilai tukar melalui triple mencatatkan outflow (Grafik 3.1). Cadangan devisa intervention, baik di pasar spot, pasar Domestic Non- juga meningkat mencapai 144,9 miliar dolar AS pada Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN Desember 2021, lebih tinggi dibandingkan posisi dari pasar sekunder didukung juga dengan komunikasi pada akhir tahun 2020 sebesar 135,9 miliar dolar intensif kepada para investor dan pelaku pasar AS. Ke depan, nilai tukar Rupiah akan relatif stabil domestik dan luar negeri. Sebagaimana tergambar didukung oleh inflasi yang terkendali dalam kisaran pada bab sebelumnya, Rupiah yang pada 15 April sasaran, defisit transaksi berjalan yang rendah, imbal 2021 mencapai Rp14.610 terus menunjukkan tren hasil aset keuangan domestik yang terjaga, dan premi penguatan menjadi Rp14.253 pada 31 Desember risiko yang stabil (Grafik 3.2). Grafik 3.1. Aliran Investasi Asing ke SBN Grafik 3.2. Yield Spread SBN dengan UST 2.000 1.600 Triliun Rp 50 1715 40 30 Jk Menengah (5 < 10 th) 20 Jk Panjang (> 10 th) 10 983 1.200 0 833 -10 660 800 587 -20 473 453 -30 Jk Pendek (0 < 5 th) 298 400 192 131 128 69 31 -40 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TR BR ZA RU MX IND ID PH MA PL CN SK TH 2021 Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia Sinergi KSSK dalam Menjaga Sistem Keuangan dan Memperkuat Pemulihan Nasional 54
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228