Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MODUL SD KELAS TINGGI 26 MARET 2018

MODUL SD KELAS TINGGI 26 MARET 2018

Published by Marjono, LBR, 2022-03-05 12:26:07

Description: MODUL SD KELAS TINGGI 26 MARET 2018

Search

Read the Text Version

langkah pemilihan, p emanfaatan, serta sumber materi pembelajaran. Rambu-rambu ini akan lebih memuudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Begitu juga dengan siswa akan lebih mudah menerima materi pelajaran tersebut. Selain itu siswa bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas dibandingkan sebelumnya dikarenakan sumber bahan ajar tidak hanya satu jenis saja D. Pengertian Materi Ajar Kemampuan mengetahui konsep dasar materi ajar merupakan hal yang sangat penting bagi guru untuk dikembangkan, melalui proses adaptasi, guru menjadikan buku tersebut lebih bermutu dan menjadikan materi sumber mengajar yang lebih baik. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai dan dipelajari oleh siswa dalam rangka pembelajaran terdiri dari pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Materi ajar adalah segala bentuk materi yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Materi yang dimaksud bisa berupa materi tertulis, maupun materi tidak tertulis Dalam rangka pengembangan bahan ajar sumber bahan sangatlah penting karena merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh dan dalam rangka mencari sumber bahan ajar. Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, materi ajar merupakan seperangkat materi materi/subtansi pelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Materi ajar yang baik memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis. Dengan demikian, secara akumulatif mereka mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi ajar juga dapat dimaknai sebagai informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Dalam implementasi Kurikulum 20013, materi ajar adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi. E. Tujuan dan Manfaat Materi Ajar Pengembangan materi ajar bertujuan untuk membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, menyediakan berbagai jenis pilihan materi ajar, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, serta agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Manfaat materi ajar adalah membantu guru dalam melaksanakan belajar mengajar, MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 43

dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit guru untuk keperluan kenaikan pangkat, selanjutnya menambah penghasilan guru apabila hasil karyanya bisa diterbitkan. F. Jenis-jenis Materi Ajar Materi pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dapat dibedakan berdasarkan tiga ranah belajar yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 1. Materi Pengetahuan Materi ajar pada dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. a. Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para ahli dalam mengkomunikasikan disiplin akademik, pemahaman, dan penyusunan dimensi pengetahuan secara sistematis. Elemen-elemen ini biasanya digunakan oleh orang-orang yang bekerja pada disiplin ilmu tertentu yang membutuhkan perubahan dari satu aplikasi ke aplikasi lain. Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus siswa ketahui ketika mereka harus mencapai atau menyelesaikan suatu masalah. Elemen- elemen ini biasanya dalam bentuk simbol-simbol yang digabungkan dalam beberapa referensi nyata atau ‘rangkaian simbol’ yang membawa informasi penting. Pengetahuan faktual (factual knowledge) yang meliputi aspek-aspek b. Pengetahuan Konseptual Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan kategori dan klasifikasi serta hubungannya dengan dan diantara mereke-lebih rumit, dalam bentuk pengetahuan yang tersusun. Seperti, skema, model mental, atau teori implisit atau eksplisit dalam model psikologi kognitif yang berbeda. Semua itu dipersembahkan dalam pengetahuan individual mengenai bagaimana materi khusus di susun dan distrukturisasikan, bagaimana bagian-bagian yang berbeda atau informasi yang sedikit itu saling berhubungan dalam arti yang lebih sistematik, dan bagaimana bagian-bagian ini saling berfungsi. Contohnya, rotasi bumi, matahari, rotasi bumi mengelilingi matahari. c. Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu. Seperti pengetahuan keterampilan, algoritma, teknik-teknik, dan metoda-metoda yang secara keseluruhan dikenal sebagai prosedur. Ataupun dapat digambarkan sebagai rangkaian langkah-langkah. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 44

d. Pengetahuan Metakognitif Metakognitif ialah kesedaran tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Strategi Metakognitif merujuk kepada cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berpikir dan pembelajaran yang berlaku. Menurut Flavell (1979) pengetahuan metakognitif ada tiga jenis yaitu: pengetahuan metakognitif strategi, pengetahuan metakognitif tugas dan pengetahuan metakognitif diri. Pengetahuan metakognitif strategi adalah pengetahuan tentang strategi pembelajaran, berpikir dan pemecahan masalah secara umum. Strategi ini dapat diterapkan pada seluruh disiplin ilmu dan digunakan di sebagian besar tugas dan domain yang berbeda. Pengetahuan metakognitif tugas adalah pengetahuan tentang kapan menggunakan strategi belajar, berpikir, dan pemecahan masalah pada kondisi dan konteks yang tepat. Pengetahuan metakognitif diri merupakan pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri seseorang (Flavell,1979 Tabel 3.1: Deskripsi Dimensi Pengetahuan No Jenis Pengertian 1 Fakta Mudah dilihat, menyebutkan nama, jumlah, dan bagian-bagiannya. Contoh: Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada dua macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. 2 Konsep Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri 3 Prosedur khusus Contoh: Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat bergerak dengan sendirinya. Bagan arus atau bagan alur (flowchart), alogaritma langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut Contoh: Ikan memiliki gelembung renang dalam tubuhnya yang berguna untuk mengatur gerak naik dan turun. Ikan memiliki susunan otot dan tulang belakang yang fleksibel untuk mendorong gerakan ekornya di dalam air. Sebagian besar ikan menggunakan gerak tubuh ke kanan dan ke kiri bersama dengan sirip ekornya untuk menghasilkan gaya dorong ke depan. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 45

4 Metakognitif Metakognitif strategi, metakognitif tugas, metakognitif diri Contoh: Merencanakan kegiatan untuk memecahkan masalah punahnya jenis binatang tertentu yang termasuk dalam rangkaian jaring-jaring makanan. 2. Keterampilan sebagai Materi Pembelajaran Materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja. Ditinjau dari level terampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi gerak awal, semi rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa/peserta didik dengan memperhatikan aspek bakat, minat, dan harapan siswa itu agar mampu mencapai penguasaan keterampilan bekerja (pre – vocational skill) yang secara integral ditunjang oleh keterampilan hidup (life skill). 3. Sikap atau Nilai sebagai Materi Pembelajaran Dalam implementasi Kurikulum 2013, nilai yang dijadikan materi pelajaran dikembangkan dari butir-butir nilai dalam Pendidikan Karakter. Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Religius Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antarpemeluk agama dan kepercayaan, MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 46

antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih. b. Nasionalis Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,menghormati keragaman budaya, suku,dan agama. c. Mandiri Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. d. Gotong Royong Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang- orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong- menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan. e. Integritas Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 47

Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun universal. Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing dan dalam bentuk kehidupan antarmanusia sebagai kelompok, masyarakat,maupun bangsa. Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai-nilai religius dimaksud melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika nilai utama nasionalis dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh bersama nilai-nilai lainnya. Selain itu, materi ajar dalam Kurikulum 2013 juga harus mengintergrasikan keterampilan belajar Abad 21 dan mengakomodasi pembelajaran dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Kecakapan Abad 21 mencakup (a) Kecakapan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah, (b) Kecakapan Berkomunikasi, (c) Kreativitas and Innovasi, dan (d) Kolaborasi. Yang termasuk kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah adalah (a) Menggunakan berbagai tipe pemikiran/penalaran atau alasan, (b) memahami interkoneksi antara satu konsep dengan konsep yang lain, (c) melakukan penilaian dan menentukan keputusan secara efektif dalam mengolah data dan menggunakan argument, (d) menguji hasil dan membangun koneksi antara informasi dan argument, (e) mengolah dan menginterpretasi informasi melalui simpulan awal dan mengujinya lewat analisis terbaik, (f) membuat solusi dari berbagai bermasalahan nonrutin, dan (g) menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan suatu masalah MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 48

Kecakapan berkomunikasi meliputi (a) memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dan multimedia (ICT Literacy), (b) menggunakan kemampuan untuk mengutarakan ide-ide, (c) menggunakan bahasa lisan yang sesuai konten dan konteks pembicaraan, (d) memiliki sikap untuk dapat mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain, (e) menggunakan alur pikir yang logis, terstruktur sesuai dengan kaidah yang berlaku, (f) memiliki kemampuan multi-languages (cross-cultural). Kreativitas dan inovasi mencakup (a) memiliki kemampuan dalam mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru, (b) bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda, (c) mampu mengemukakan ide-ide kreatif secara konseptual dan praktikal, (d) menggunakan konsep-konsep atau pengetahuannya dalam situasi baru dan berbeda, (e) menggunakan kegagalan sebagai wahana pembelajaran, (f) memiliki kemampuan dalam menciptakan kebaharuan berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, dan (g) mampu beradaptasi dalam situasi. Kecakapan berkolaborasi mencakup (a) memiliki kemampuan dalam kerjasama berkelompok, (b) beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, (c) memiliki empati dan menghormati perspektif berbeda, dan (d) mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. G. Penentuan Urutan Materi Ajar Urutan penyajian (sequencing) materi pembelajaran sangat penting. Tanpa urutan yang tepat, akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya, terutama untuk materi yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Materi ajar yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis. 1. Pendekatan prosedural Urutan materi pembelajaran secara prosedural yang menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 49

suatu tugas. Misalnya Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah- langkah mengoperasikan peralatan kamera video. 2. Pendekatan hierarkis Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari mudah ke sulit, atau dari yang sederhana ke yang kompleks. Contoh urutan hierarkis (berjenjang): Soal ceritera tentang perhitungan laba rugi dalam jual beli Agar peserta didik mampu menghitung laba atau rugi dalam jual beli (penerapan rumus/dalil), peserta didik terlebih dahulu harus mempelajari konsep/pengertian laba, rugi, penjualan, pembelian, modal dasar (penguasaan konsep). Setelah itu peserta didik perlu mempelajari rumus/dalil menghitung laba, dan rugi (penguasaan dalil). Selanjutnya peserta didik menerapkan dalil atau prinsip jual beli (penguasaan penerapan dalil). Urutan hirarkis dapat pula ditampilkan melalui peta konsep. H. Langkah-Langkah Pengembangan Materi Ajar Sebelum melaksanakan pemilihan materi pembelajaran, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan materi pembelajaran. Kriteria pokok pemilihan materi pembelajaran adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh pendidik di satu pihak dan harus dipelajari peserta didik di lain pihak hendaknya berisikan materi pembelajaran yang benar-benar menunjang tercapainya KI dan K D . Dengan kata lain, pemilihan materi pembelajaran haruslah mengacu atau merujuk pada kurikulum yang berlaku. Setelah diketahui kriteria pemilihan materi pembelajaran, sampailah kita pada langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran. Secara garis besar langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran meliputi: 1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam KI dan KD yang menjadi acuan atau rujukan pengembangan materi pembelajaran; 2. mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran; MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 50

3. Memilih materi pembelajaran yang sesuai atau relevan dengan KI dan KD. 4. Memilih sumber materi pembelajaran dan selanjutnya mengemas materi pembelajaran tersebut. Alur pemilihan materi pembelajaran ini dapat dilihat dalam bagan berikut. Mengidentifikasi Pengembanga Menemukan sumber jenis materi ajar n materi sesuai materi ajar Identifikasi KI, KD, SKL, KI, KD Pertimbangan pemilihan Indikator materi ajar Mengemas materi ajar (buku, LKS, modul, dll) Untuk kalangan siswa Untuk umum sendiri Gambar 3.1: Alur Pengembangan Materi Ajar I. Sumber Materi Pembelajaran Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber materi pembelajaran. Materi pembelajaran atau materi pembelajaran dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya. 1. Buku teks Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran. Buku teks yang digunakan sebagai sumber materi pembelajaran untuk suatu jenis matapelajaran tidak MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 51

harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas. 2. Laporan hasil penelitian Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber materi pembelajaran yang atual atau mutakhir. 3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya. 4. Pakar bidang studi Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber materi pembelajaran. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau materi pembelajaran, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dan sebagainya. 5. Profesional Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu materi pembelajaran yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan. 6. Standar Isi Standar ini penting untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran, karena berdasar itulah SKL, KI, dan KD dapat ditemukan. 7. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan materi pembelajaran suatu matapelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber materi pembelajaran. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 52

8. Internet Materi pembelajaran dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber materi pembelajaran. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi. 9. Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula materi pembelajaran untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi. 10. Lingkungan ( alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi) Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber materi pembelajaran. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumber. Dalam implementasi Kurikulum 2013, penerapan pembelajaran tematik di SD, Pemerintah telah menyediakan buku siswa dan buku guru. Kedua buku ini dapat dijadikan sebagai acuan dasar sumber materi ajar karena di dalamnya telah disajikan pemetaan KD, tema, dan dikembangkan dalam pokok bahasan yang memadai sebagai standar minimal materi ajar yang diguakan secara nasional. Namun, demikian, pendidik tetap berkewaiban untuk menganalisis dan mengembangkan materi ajar yang sesuai dengan peserta didik, situasi dan kondisi sekolah dan lingkungan sekolah, dan sebagainya. 2. Bahan Pertimbangan Pemilihan Materi pembelajaran Ajar Cakupan matapelajaran adalah sedemikian luasnya sehingga pemilihan mana-mana yang akan dipakai sebagai materi pembelajaran yang a k a n d i s a j i k a n kepada peserta didik merupakan keputusan yang relatif sulit, walaupun kita telah berhasil mengidentifikasikan materi pembelajaran secara global dengan mencermati KI dan KD seperti yang telah diuraikan di atas. Sebagai contoh, mari kita perhatikan KD IPA Kelas V 3.5: Menganalisis hubungan antarkomponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 53

sekitar.. Dengan mencermati KD ini, tampak bahwa materi pembelajaran ini berupa hubungan antarkomponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan yang merupakan konsep. Namun, seberapa dalam materi pembelajaran harus disampaikan kepada peserta didik? Apakah sampai pada tataran kuantitatif? Ekosistem dan jaring-jaring makanan yang mana yang tepat dengan latar belakang siswa? Setelah berhasil menemukan materi pembelajaran secara global, berikut ini beberapa pertimbangan untuk pemilihan rincian materi pembelajaran, diadaptasi dari Collete dan Chiappetta (1994). Kemampuan Peserta Aktivitas siswa Pentingnya bagi peserta Didik Pilih dan kemas materi didik. Pilih materi pembelajaran sesuai dengan aktivitas yang sesuai dengan Peserta didik perlu kemampuan kognitif yang direncanakan. memahami tentang Peserta Didik. lingkungan, ekosisitem, 1. Apakah siswa mampu Pertimbangan hubungan Memilih Materi Ajar antarekosistem, jaring- memahami bahan ajar jaring makanan, dan ini? keterkaitannya dengan 2. Apakah siswa berada upaya pelestarian dalam tingkat lingkungan. operasional konkrit atau operasional Kendala waktu formal? 3. Apakah peserta didik Kemaslah materi pembelajaran sudah memahami agar dapat mengatasi kendala konsep ekosistem? terbatasnya waktu. Program pemerintah Misalnya: literasi, PPK, antikorupsi, kearifan lokal, keterampilan Abad 21 dan sebagainya. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 54

J. Jenis Pengembangan Materi Ajar Terdapat beberapa jenis pengembangan materi pembelajaran, yakni jenis penyusunan, pengadaptasian, pengadopsian, penerjemahan, dan perevisian. Di dalam istilah hak kekayaan intelektual (HAKI), pengembangan materi pembelajaran tergolong ke dalam hak cipta yang kepemilikannya ada pada pencipta. Terdapat beragam jenis ciptaan yang hak ciptanya dapat dimiliki oleh pencipta, yakni penciptaan baru, penerjemahan, pengadaptasian, pengaransemenan, pengalihwujudan, pengadopsian. Penciptaan baru merupakan karya pertama, sedangkan penerjemahan, pengadaptasian, pengaransemenan, pengalihwujudan, pengadopsian merupakan karya turunan (derivasi) dari karya pertama. 1. Penyusunan Penyusunan merupakan proses pembuatan materi pembelajaran yang dilihat dari segi hak cipta milik asli si penyusun. Proses penyusunan itu dimulai dari identifikasi seluruh KI dan KD, menurunkan KD ke dalam indikator, mengidentifikasi jenis isi materi pembelajaran, mencari sumber- sumber materi pembelajaran, sampai kepada naskah jadi. Wujudnya dapat berupa modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, handsout, dan sebagainya. 2. Pengadaptasian Pengadaptasian adalah proses pengembangan materi pembelajaran yang didasarkan atas materi pembelajaran yang sudah ada, baik dari modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, handout, CD, film, dan sebagainya menjadi materi pembelajaran yang berbeda dengan karya yang diadaptasi. Misalnya, materi pembelajaran IPA diadaptasi dari buku teks pelajaran IPA yang telah beredar di pasar (toko buku) yang disesuaikan dengan kepentingan mengajar guru. Penyesuaian itu dapat didasarkan atas KI dan KD, tingkat kesulitan, atau tingkat keluasan. Materi pembelajaran yang baru kita buat diwujudkan ke dalam bentuk modul. 3. Pengadopsian Pengadopsian adalah proses mengembangkan materi pembelajaran melalui cara mengambil gagasan atau bentuk dari suatu karya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, guru mengadopsi gagasan atau bentuk model buku pelajaran IPA yang telah dikembangkan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas menjadi materi pembelajaran IPA yang baru, baik ke dalam wujud modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, handout, dan sebagainya. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 55

4. Perevisian Perevisian adalah proses mengembangkan materi pembelajaran melalui cara memperbaiki atas karya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, seorang guru IPA telah menulis buku pelajaran IPA yang dikembangkan dari Kurikulum 1994. Oleh karena sekarang kurikulum itu tidak berlaku lagi, buku pelajaran bahasa IPA tersebut tidak relevan lagi. Guru tersebut kemudian memperbaikinya berdasarkan standar isi yang sekarang digunakan. e. Penerjemahan Penerjemahan merupakan proses pengalihan bahasa suatu buku dari yang awalnya berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya ada buku berjudul ”Science Interaction” yang dipandang cocok untuk pembelajaran IPA. Buku tersebut berbahasa Inggris, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. J. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi ajar adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy). 1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi Pelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka Materi Pelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan zikir dan doa sesudah salat” maka pemilihan materi ajar yang disampaikan seharusnya rReferensi tentang bacaan zikir dan doa sesudah salat. 2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah “Memahami tata cara salat lima waktu,” materi yang diajarkan juga harus meliputi syarat, rukun, dan bacaan-bacaan dalam shalat 3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 56

dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD). K. Identifikasi Materi Ajar dalam Buku Guru dan Buku Siswa Sebagaimana diuraikan di atas bahwa dalam implementasi Kurikulum 2013, Pemerintah telah menyediakan buku guru (BG) dan buku siswa(BS) yang telah menyajikan materi ajar standar yang berlaku secara nasional. Karena pendidik bertugas mengembangkan bahan ajar yang tepat untuk pembelajaran yang akan dilakukan, hal yang juga harus dilakukan 1. Menganalisis kesesuaian materi ajar dengan KI dan KD. 2. Mengidentifikasi jenis materi ajar pengetahuan (faktual, konsep, prosedural, metakognitif), keterampilan, dan sikap. 3. Menganalisis apakah sudah memuat nilai karakter bangsa. 4. Menganalisis apakah sudah melibatkan high order thingking skill (HOT). 5. Menganalisis apakah sudah mengintegrasikan kecakapan Abad 21. Bila hasil analisis menunjukkan semua aspek tersebut sudah tercakup, maka guru dapat langsung menggunakan bahan ajar dalam proses pembelajaran. Namun, untuk pembelajaran remidial dan pengayaan, pendidik masih harus mengembangkan materi ajar lainnya. Sebaliknya, bila masih didapati kekurangan, pendidik perlu mengengembangkan materi ajar dengan cara mengadaptasi. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 57

LK 3.1. Analisis Materi Ajar Tujuan 1. Mengidentifikasi materi ajar dalam Buku Siswa 2. Mengidentifikasi materi ajar dalam buku Guru 3. Menganalisis kesesuaian materi ajar dalam buku guru dan buku siswa. Pengantar Identifikasi materi ajar sangat perlu dilakukan oleh pendidik agar dapat menyusun materi ajar yang tepat. Sebelum mengerjakan LK 3.1 Saudara diminta untuk membaca Permendikbud No.24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, buku siswa, dan buku guru. Selanjutnya lakukan analisis terhadap materi ajar dalam salah satu Pokok bahasan dalam buku siswa dan buku guru untuk dapat menentukan: a. Kesesuaian materi dengan KI dan KD b. Jenis materi ajar c. Materi pokok dan submateri pokok d. Muatan nilai karakter, lokalitas, pembelajaran HOTS, dan Kecakapan Abad 21 e. Ketepatan urutan penyajian f. Keesuaian keluasan dan kedalaman materi untuk siswa g. Kesesuaian materi ajar dalam buku guru dengan buku siswa. Untuk memudahkan kerja Saudara mengerjakan point a sampai d, gunakan tabel berikut ini, sedangkan untuk point e, f, dan g buatlah secara deskripstif. Tabel 3.2 : Analisis Materi Ajar dalam Buku Guru No Aspek Hasil Identifikasi Langkah Penyusunan Materi Ajar 1 Kesesuaian KI, KD 2 Jenis materi ajar Materi pokok dan 3 submateri pokok Nilai karakter yang 4 dikembangkan 5 Lokalitas 6 HOTS (Cukup atau tidak cukup, Kecakapan Abad sertakan penjelasan) 7 21 Keluasan dan 8 kedalaman materi MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 58

Tabel 3.3 : Analisis Materi Ajar dalam Buku Siswa No Aspek Hasil Identifikasi Langkah Penyusunan Materi Ajar 1 Kesesuaian KI, KD 2 Jenis materi ajar Materi pokok dan 3 submateri pokok Nilai karakter yang 4 dikembangkan 5 Lokalitas 6 HOTS (Cukup atau tidak cukup, sertakan Kecakapan Abad penjelsan) 7 21 Keluasan dan 8 kedalaman materi Kesesuaian materi ajar dalam buku guru dan buku siswa: .................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 59

LK 3.2. Mengembangkan Materi Ajar Tujuan Mengembangkan bahan ajar yang tepat untuk kegiatan pembelajaran di kelas. Pengantar Berdasarkan hasil identifikasi materi ajar dalam buku guru dan buku siswa, pendidik mengetahui tingkat kesesuaian bahan ajar dan kesiapan penggunaan bahan ajar. Bila bahan ajar yang tersedia belum siap pakai, misalnya belum mengandung nilai karakter, belum memasukkan pembelajarn HOTS, kecakapan Abad 21, atau lokalitas, guru perlu mengembangkan materi ajar yang siap pakai. Sebelum mengerjakan LK 3.2 Saudara harus sudah mengerjakan LK 3.2 sebagai dasarnya. Gunakan sistematika bahan ajar berikut ini. Tabel 3.4: Pengembangan Bahan Ajar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pokok Submateri Pokok 1. 2. 3. Nilai karakter Kecakapan Abad 21 Higher order thinking skill (HOTS) Lokalitas Uraian Materi Ringkasan Tugas Daftar Pustaka Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.Jakarta: PT Elex Media Komputindo Arifin, Samsul. 2007. Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi. Jakarta: PT Grasindo MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 60

MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 61

I. Tujuan Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat: 1. Merancang pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran. 2. Menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dalam proses pembelajaran. 3. Mengevaluasi kesesuaian model pembelajaran yang telah digunakan. II. Bahan Bacaan Bahan bacaan ini digunakan untuk membantu peserta diklat agar dapat menggunakan model pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran di kelas masing-masing. Bahan bacaan disertakan dalam bentuk file terpisah yaitu: • Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. • Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. • Suplemen Model Pembelajaran Aktif III. Deskripsi Singkat Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah :1). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang didesain guru harus berorientasi pada aktifitas peserta didik. Apabila dicermati apa yang dikemukakan dalam Permendikbud tersebut, menunjukkan bahwa peran aktif peserta didik dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan. Untuk itu, pembelajaran yang didesain guru harus berorientasi pada aktifitas peserta didik. Hal tersebut diperkuat dalam standar proses yang menyebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 62

psikologis peserta didik. Sementara itu, pada pelaksanaan pembelajaran, pada kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Sementara itu, transfer materi ajar pada mata pelajaran dalam kurikulum kepada peserta didik terjadi melalui proses belajar mengajar yang terencana dan berpola. Keberhasilan dalam proses pembelajarannya menjadi tanggung jawab bersama antara guru dan peserta didik. Guru merencanakan, melaksanakan, dan kemudian mengevaluasi apakah proses pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan itu mencapai hasil seperti yang diharapkan. Dalam merencanakan, melaksanakan, maupun mengevaluasi. IV. Teori Belajar Ketika guru akan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, maka dibutuhkan teori belajar sebagai kerangka kerja konseptual yang menggambarkan bagaimana informasi diserap, diproses, dan tersimpan selama belajar. Aspek kognitif, emosional, pengaruh lingkungan, dan pengalaman sebelumnya, semuanya berperan dalam bagaimana memahami pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, diubah, dan dipertahankan. Pembelajaran diartikan sebagai proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan siswa yang saling berinteraksi. Dengan demikian, pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa. Banyak definisi tentang belajar, salah satunya adalah seperti yang disampaikan oleh Gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Learning may be defined as the process where by an organism changes its behaviour as a result of experience (Gagne 1984: 256). Dari definisi belajar tersebut, ada dua kata kunci, yaitu perilaku dan pengalaman. Perilaku, menyangkut aksi atau tindakan, yang menjadi perhatian utama adalah perilaku verbal dari manusia sebab dari tindakan-tindakan menulis dan berbicara manusia dapat kita tentukan apakah terjadi perubahan perilaku atau tidak. Perubahan dari menuliskan sesuatu dengan cara MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 63

yang salah menjadi benar memungkinkan kita untuk menyimpulkan bahwa belajar telah terjadi. Komponen kedua dalam definisi belajar adalah pengalaman, hal ini membatasi macam-macam perubahan perilaku yang dapat dianggap mewakili belajar. Pengalaman yang dimaksud sebagai proses belajar adalah pengalaman yang dialami oleh siswa, bukan yang merupakan pengalaman fisiologis. Berikut ini lima macam perilaku perubahan pengalaman, yaitu: 1) Pada tingkat emosional paling primitif, terjadi perubahan perilaku diakibatkan dari pasangan stimulus tak terkondisi dengan stimulus terkondisi. Bentuk belajar seperti ini disebut belajar dan menolong kita memahami bagaimana para siswa menyenangi atau tidak menyenangi sekolah atau mata pelajaran yang diajarkan. 2) Belajar Kontiguitas, yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan satu dengan yang lainnya pada satu waktu. Kita dapat melihat bagaimana asosiasi ini dapat menyebabkan belajar dari latihan dan belajar stereotip (menggambarkan seorang ilmuwan itu berkacamata, seorang ibu tiri kejam dll.). 3) Belajar Operant, yaitu kita belajar bahwa konsekuensi perilaku mempengaruhi apakah perilaku itu akan diulangi atau tidak, dan berapa besar pengulangan itu. 4) Belajar Observasional, pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan kejadian- kejadian, kita belajar dari model-model, dan mungkin kita menjadi model bagi orang lain. 5) Belajar Kognitif terjadi dalam kepala kita bila melihat dan memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita. V. Teori Belajar Konstruktivisme Teori konstruktivisme menekankan pada upaya membangun atau menciptakan pengetahuan melalui pengalaman belajar sendiri, karena menurut teori ini pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada siswa. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru pada siswa sebagai hasil pembelajaran. Teori konstruktivis juga menganut pemahaman tentang belajar yang lebih terfokus pada proses daripada hasil, menurut teori ini belajar bukanlah sekedar menghafalkan akan tetapi proses mengkrontruksi pengetahuan melalui pengalaman. Menurut pandangan konstruktivisme pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu adalah hasil konstruksi secara aktif dari individu itu sendiri. Individu tidak sekedar mengimitasi dan MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 64

membentuk bayangan dari apa yang diamati atau diajarkan guru, tetapi secara aktif individu itu menyeleksi, menyaring, memberi arti dan menguji kebenaran atas informasi yang diterimanya (Indrawati, 2000: 34). Pengetahuan yang dikonstruksi individu merupakan hasil interpretasi yang bersangkutan terhadap peristiwa atau informasi yang diterimanya. Para pendukung kontruktivisme berpendapat bahwa pengertian yang dibangun setiap individu siswa*) dapat berbeda dari apa yang diajarkan guru (Bodner, (1987) dalam Indrawati, 2000: 34). Lain halnya dengan Paul Suparno (1997: 6) yang mengemukakan bahwa menurut konstruktivis, belajar itu merupakan proses aktif pembelajar mengkonstruksi arti (teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain). Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan (Indrawati, 2000: 34). Beberapa ciri proses belajar konstruktivisme: a. Belajar berarti membentuk makna. b. Konstruksi artinya adalah proses yang terus menerus. c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih dari itu, yaitu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan adalah situasi yang baik untuk memacu belajar. e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pembelajar dengan dunia fisik lingkungannya. f. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pembelajar (konsep, tujuan, motivasi) yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang pelajari (Paul Suparno, dalam Indrawati, 2000: 34-35) Dengan memahami pandangan konstruktivisme, maka karakteristik iklim pembelajaran yang sesuai adalah: a. Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif, melainkan individu yang memiliki tujuan serta dapat merespon situasi pembelajaran berdasarkan konsepsi awal yang dimilikinya. b. Guru hendaknya melibatkan proses aktif dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa mengkonstruksi pengetahuannya. c. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan melalui seleksi secara personal dan sosial. Iklim pembelajaran di atas menuntut para guru untuk: MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 65

a. Mengetahui dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (apersepsi), b. Melibatkan siswa dalam kegiatan aktif (student center), c. Memperhatikan interaksi sosial dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas maupun kelompok. 1. Pendekatan Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 Sebagai wawasan pemahaman penerapan pada Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama (Permendikbud No. 103 Tahun 2014) yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning). Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan: a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan; b. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif; c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning): a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau produk; b. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif; c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan d. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural. Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja (syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 66

Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219). a. Sintak model Discovery Learning 1) Pemberian rangsangan (Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); 3) Pengumpulan data (Data Collection); 4) Pembuktian (Verification), dan 5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization). b. Sintak model Inquiry Learning Terbimbing Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice&Wells, 2003). Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya. Sintak/tahap model inkuiri meliputi: 1) Orientasi masalah; 2) Pengumpulan data dan verifikasi; 3) Pengumpulan data melalui eksperimen; 4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan 5) Analisis proses inkuiri. 2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000). MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 67

Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep- konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt). a. Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas: 1) Mengidentifikasi masalah; 2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan; 3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar- pikiran dan mengecek perbedaan pandang; 4) Melakukan tindakan strategis, dan 5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan. b. Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas: 1) Merumuskan uraian masalah; 2) Mengembangkan kemungkinan penyebab; 3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan 4) Mengevaluasi. 3. Model Pembelajaran Cooperatif Learning Macam-macam Model Pembelajaran Cooperatif Learning a. Examples non examples Metode examples non examples merupakan salah satu metode pembelajaran aktif. Pada model ini peserta didik dalam kelompok kecil bekerja sama secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, hal ini berarti mereka berperan dan mendominasi proses pembelajaran sehingga pendekatan pembelajaran menjadi student center. Metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran definisi konsep, melatih peserta didik untuk mengklasifikasikan konsep yang diharapkan dengan konsep yang tidak sedang diajarkan. Penentuan model pembelajaran juga harus disesuaikan dengan konsep materi ajarnya, karena tidaak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. Model MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 68

ini cocok untuk digunakan pada peserta didik sekolah dasar (SD), karena dapat mengkongkritkan materi yang masih bersifat abstrak. Langkah-langkah pada model pembelajaran ini adalah : 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui in focus 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar 4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas 5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya 6) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai 7) Kesimpulan b. Picture and picture Model pembelajaran apapun yang sekarang digunakan dalam pembelajaran, harus selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Aktifitas pembelajaran didalam kelas harus dapat merangsang peserta didik untuk dapat berinovasi, melakukan sesuatu yang baru. Model pembelajaran ini dapat digunakan pada hampir semua konsep di sekolah dasar (SD). Karakteristik peserta didik di sekolah dasar masih berpikir kongkret, sehingga pembelajaran dnegan gambar akan menarik dan membuat konsep yang masih abtrak menjadi jelas dan mudah dipahami. Model pembelajaran picture and picture menggunakan media gambar yang dipasangkan dan diurutkan menjadi urutan yang logis. Ganbar menjadi penentu utama, sehingga guru harus mempersiapkan dengan baik dan kreatif, apakah ukurannya, warnanya dan gambar yang ditampilkan. Langkah-langkah : 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Menyajikan materi sebagai pengantar 3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 69

4) Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7) Kesimpulan/rangkuman c. Jigsaw (model tim ahli) Model pembelajaran jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran cooperative learning. Dalam model ini terdapat peserta didik yang menguasai materi ajar dan harus mempresentasikan/mengajarkan(teman sejawat) materi ajar tersebut kepada peserta didik lain dalam kelompoknya. Langkah-langkah : 1) Peserta didik dikelompokkan dengan anggota tim maksimal 5 orang (kelompok awal) 2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda sesuai dengan jumlah anggota kelompok 3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan untuk dipelajari dan menjawab secara mandiri 4) Anggota dari tim yang telah mempelajari bagian/materi yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi mereka yang sama. 5) Setelah selesai diskusi dalam tim ahli setiap anggota ahli kembali ke kelompok awal dan bergantian mempresentasikan pada teman satu kelompok mereka tentang materi yang mereka diskusikan dan tiap anggota lainnya mendengarkan dan mencatat dengan sungguh-sungguh 6) Setiap anggota tim ahli bergantian mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok ahli sampai seluruh anggota kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya 7) Guru meminta peserta didik membacakan hasil diskusi dan memberikan penguatan jika hasil presentasinya benar dan meluruskan dan atau melengkapi jika kurang sempurna serta melakukan evaluasi 8) Penutup MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 70

d. Artikulasi Model pembelajaran artikulasi prinsipnya seperti pesan berantai karena peserta didik diharuskan menyampaikan kembali apa yang telah diajarkan guru kepada peserta didik lainnya. Model ini dapat melihat sejauh mana pembelajaran yang telah disampaikan guru dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik. Peserta didik harus dapat berperan dengan baik sebagai penerima pesan dan juga penyampai pesan. Model ini tergolong dalam pembelajaran aktif, karena menuntut peserta didik aktif sebagai penyampai dan penerima dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah : 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa 3) Untuk mengetahui daya serap peserta didik, bentuklah kelompok berpasangan dua orang 4) Menugaskan salah satu peserta didik dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya 5) Menugaskan peserta didik secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian peserta didik sudah menyampaikan hasil wawancaranya 6) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami peserta didik 7) Kesimpulan/penutup e. Grup investigation Model pembelajaran grup investigasi termasuk kedalam rumpun cooperative learning, dimana semua peserta didik dalam kelompok tersebut harus berperan sebagai peneliti dan merencanakan suatu penelitian. Tujuan dilakukannya penelitian tersebut agar dapat membuat solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang berkaitan dengan topik dan tujuan pembelajarannya. Pada model ini kelompok menyepakati hal-hal yang akan dilakukan dan harus dikerjakan oleh anggota kelompok tersebut. Langkah-langkah : 1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 71

2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok 3) Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain 4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan 5) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok 6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan 7) Evaluasi 8) Penutup f. Think Pair and Share Pada model pembelajaran think pair and share ini merupakan salah satu model pembelajaran yang relatif mudah digunakan bagi peserta didik di sekolah dasar, karena mudah dilakukan. Prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberikan peserta didik lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau peserta didik membaca tugas Langkah-langkah pada model pembelajaran ini sebagai berikut: 1) Langkah 1 : Berpikir (thinking): Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta peserta didik menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah 2) Langkah 2 : Berpasangan (pairing): Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. 3) Langkah 3 : Berbagi (sharing): Pada langkah akhir, guru meminta pasangan- pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Ibrahim, (2000). MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 72

4) Penutup dan kesimpulan g. Model Kepala Bernomor (NHT) Kepala bernomor struktur merupakan model pembelajaran hasil modifikasi dari Numbered Heads Together (NHT). Model pembelajaran ini masih menggunakan nomor di kepala sebagai identitas utamanya. Bedanya adalah nomor-nomor di kepala pada model ini dibuat secara berulang dan berurutan. Misalnya dalam satu kelas terdapat lima kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari lima orang. Maka nomor-nomornya adalah 1-5 untuk setiap kelompok. Ciri lainnya dari model pembelajaran ini adalah setiap nomor yang sama memiliki tugas-tugas yang berbeda. Misalnya nomor satu bertugas mencatat, nomor dua dan tiga bertugas berdiskusi, dan nomor empat dan lima bertugas membawakan presentasi. Pembagian tugas ini berlaku sama untuk semua kelompok. Model pembelajaran ini cocok digunakan untuk materi pembelajaran yang memiliki banyak kompetensi dan materi. Berikut ini langkah-langkah dalam model pembelajaran kepala bernomor struktur : Langkah-langkah : 1) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor 2) Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai 3) Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya. 4) Guru bisa menugaskan kerja sama antar kelompok. Peserta didik diminta keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka 5) Peserta didik melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain 6) Kesimpulan MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 73

h. Model Talking Stick Model pembelajaran talking stick - Kegiatan belajar sambil bermain adalah satu cara bagus untuk di aplikasikan ke dalam proses pembelajaran. Dengan adanya permainan, peserta didik akan senang dan terhindar dari rasa jenuh saat memperlajari suatu materi yang disajikan oleh gurunya. Selain itu, belajar sambil bermain akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif ketimbang model belajar yang sekedar mendengarkan guru berbicara saja. Model pembelajaran talking stick merupakan sebuah model belajar yang mana dalam pengaplikasiannya nanti peserta didik akan mempergunakan tongkat dalam kegiatannya. Hal yang pertama kali guru lakukan adalah mengambil tongkat dan memberikannya kepada peserta didik, setelah itu pendidik memberikan sebuah pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat mesti menjawab pertanyaan dari gurunya tersebut. Demikian seterusnya sampai semua peserta didik mendapatkan giliran menjawab Untuk langkah-langkah penerapan model pembelajaran talking stick bisa dilihat pada poin-poin berikut: 1) Pendidik mempersiapkan tongkat yang panjangnya sekitar 20 cm. 2) Pendidik menyampaikan materi yang hendak dipelajari, dan memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempelajari dan membaca materi. 3) Peserta didik melakukan diskusi untuk membahas permasalahan dari sebuah wacana yang diberikan. 4) Setelah peserta didik melakukan kegiatan diskusi dan mempelajari materi, guru mengintruksikan peserta didik untuk menutup buku. 5) Pendidik mengambil sebuah tongkat dan memberikannya kepada salah seorang peserta didik, setelah itu pendidik memberikan suatu pertanyaan dan bagi peserta didik yang sedang memegang tongkat tersebut mesti menjawab pertanyaan dari guru. demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat pertanyaan. 6) Guru membuat kesimpulan. 7) Kegiatan evaluasi/penilaian. i. Model Lingkaran Kecil –Lingkaran Besar (Inside- Outside – Circle) Model pembelajaran lingkaran besar dan lingkaran kecil (inside – outside – circle) dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan. Bahan/materi pembelajaran yang MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 74

paling cocok digunakan dengan model ini adalah bahan/materi yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar siswa. Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas yang memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Langkah – langkah kegiatan 1) Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap ke luar. 2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama menghadap ke dalam. 3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. 4) Selanjutnya siswa yang di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang di lingkaran besar bergeser, satu atau dua langkah searah jarum jam. 5) Secara bergiliran siswa yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi demikian seterusnya. Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Kelebihan model ini adalah: peserta didik mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan. 6) REFERENSI : Budiningsih, A (2005) Belajar dan pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta Ibrahim, Muhsin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Indrawati (2016) Teori Belajar dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA, PPPPTK IPA Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Jakarta Jane Howland, David H. Jonassen, Rose M. Marra. Meaningful Learning with Technology. Published March 19th 2011 by Allyn & Bacon Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Robert B. Sund dalam Malik, (2001). Media Pendidikan: Pengertian Model Discovery Learning MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 75

MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 76

I. Tujuan Tujuan mata diklat ini peserta diharapkan mampu menyusun suplemen bahan ajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran II. Kompetensi dan Indikator Kompetensi yang ingin dicapai dari mata diklat ini adalah peserta terampil menyusun suplemen bahan ajar, dengan indikator: a. Memahami konsep suplemen bahan ajar b. Menganalisis bahan ajar c. Memahami penyusunan suplemen bahan ajar III. Uraian Materi A. Konsep Suplemen Bahan Ajar 1. Pengertian suplemen bahan ajar Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan suplemen dan bahan ajar. Istilah- istilah tersebut harus dipahami guru sebagai dasar penyusunan dalam proses pembelajaran. Terkait urgensi penyusunan suplemen bahan ajar, Permenpan RB nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya menekankan bahwa guru harus bisa menyusun suplemen bahan ajar sebagai bentuk pengembangan keprofesian berkelanjutan. Impelementasi kurikulum 2013 juga menuntut guru lebih kreatif membuat atau mengembangkan suplemen bahan ajar tematik karena proses pembelajaran yang diterapkan mengkaitkan beberapa mata pelajaran menjadi kesatuan yang saling terintegrasi. Meskipun demikian, kendala yang terjadi di lapangan saat ini banyak guru yang masih mengalami kesulitan menyusun suplemen bahan ajar secara benar. Semestuinya penyusunan suplemen bahan ajar diawali dengan pemahaman tentang konsep, karakteristik, komponen, prosedur, hingga implementasi. Terkait konsep, guru harus bisa memahami definisi suplemen bahan ajar dan membedakannya dengan bahan ajar. Apa saja perbedaan diantara keduanya? Bahan ajar merupakan sumber (data, informasi, materi, benda) yang didesain secara sistematis digunakan oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran dan dipadukan dengan muatan kurikulum untuk mencapai tujuan tertentu (Tarigan: 2010). Bahan ajar juga diartikan sebagai bahan yang dipakai oleh guru untuk diajarkan kepada siswa dengan mengacu pada ketercapaian kompetensi kurikulum (Prastowo: 2013). Lebih lanjut, Kemendikbud (2016) menjelaskan bahan ajar adalah cakupan materi yang sistematika maupun bentuknya telah ditentukan oleh pusat perbukuan nasional (BNSP dan ISBN) baik berbentuk tertulis maupun tidak tertulis yang bertujuan agar memudahkan guru menyampaikan materi pelajaran. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 77

Berdasarkan kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah perangkat yang berisi sumber dan materi yang telah disesuaikan dengan muatan kurikulum dan disusun secara sistematis sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang (BNSP atau ISBN) bertujuan agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan oleh kurikulum. Bahan ajar digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran sekaligus memudahkan siswa dalam belajar. Singkatnya, bahan ajar merupakan sumber data/ materi/ informasi yang telah disusun secara sitematis berdasarkan muatan kurikulum untuk disampaikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Lalu, apakah definisi suplemen bahan ajar? Suplemen merupakan sesuatu yang dapat digunakan sebagai pelengkap, penambah, atau pendukung dari produk utama (KBBI : 2015). Pengertian suplemen bahan ajar adalah perangkat yang disusun untuk melengkapi, menambahi, atau menyempurnakan kekurangan bahan ajar (Suharso: 2014). Depdiknas (2008) menjelaskan suplemen bahan ajar adalah perangkat pembelajaran yang digunakan untuk menyempurnakan, menambah, memperkaya, memperdalam maupun menyederhanakan bahan ajar yang telah disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan dan tingkat perkembangan peserta didik. Keberadaan bahan ajar sebagai bagian dari proses tidak bisa berdiri sendiri dan harus membutuhkan daya dukung diantaranya suplemen bahan ajar. Umumnya bahan ajar berupa buku teks sebagai sumber belajar yang memuat semua materi dari deskrispsi kompetensi dasar dalam kurun waktu tertentu (semester atau tahunan). Bahan ajar berisi materi yang mengacu ketercapaian kompetensi dasar dan indikator yang harus dikuasai siswa yang dilengkapi tujuan, langkah-langkah kegiatan, hingga evaluasi. Sementara itu, suplemen bahan ajar lebih spesifik karena materinya bisa lebih sedikit (mengambil dari salah satu atau beberapa kompetensi) tetapi muatan lebih mendalam (fokus) karena belum dimunculkan di dalam bahan ajar. Bentuk suplemen bahan ajar di antaranya buku referensi, buku pengayaan, buku pegangan guru, bank soal, dan lembar kerja siswa. Kemendikbud telah membantu guru dalam menyiapkan bahan ajar dalam implementasi kurikulum 2013. Bahan ajar berupa buku guru dan buku siswa telah disusun oleh pemerintah dan sudah siap digunakan guru maupun siswa dalam pembelajaran sehingga guru tidak lagi terbebani menyusun bahan ajar. Meskipun tugas guru tidak lagi menyiapkan bahan ajar, tetapi guru harus menganalisis, merevisi, mengembangkan, menyempurnakan bahan ajar. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 78

Penerapan kurikulum 2013 mengubah bentuk bahan ajar yang digunakan oleh satuan pendidikan. Bahan ajar kurikulum 2013 berupa buku teks sudah mulai dibedakan berdasarkan kegunaan dan kebutuhan penggunanya. Saat ini sudah ada pemisahan antara buku teks yang digunakan guru untuk mengajar dan buku siswa yang digunakan siswa untuk belajar secara terbimbing atau mandiri. a. Buku Guru Buku guru adalah buku yang diperuntukkan bagi guru sebagai pedoman, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran. Buku guru bersifat teknis karena memuat arah (kompetensi), muatan materi yang diajarkan, langkah-langkah kegiatan hingga instrumen evaluasi dan pedoman penilaian. Buku guru digunakan sebagai panduan utama proses pembelajaran karena menjadi pengendali operasional langkah- langkah yang dilakukan oleh guru maupun siswa dalam mencapai kompetensi dasar. Gambar 5.1: Buku Guru Kurikulum 2013 b. Buku siswa Buku siswa memuat langkah dan kegiatan yang harus dilalui siswa selama proses pembelajaran. Bahasa yang dipakai dalam buku siswa juga telah disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Desain buku siswa disusun lebih menarik dilengkapi dengan perpaduan warna, tulisan, gambar, grafik, dan ilustrasi untuk membantu siswa memahami materi pelajaran. Buku siswa juga memuat lembar kerja individu maupun kelompok, tugas proyek, instrumen penilaian dan tindak lanjut sebagai panduan dalam kegiatan belajar mandiri maupun kelompok. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 79

Gambar 5.2: buku siswa kurikulum 2013 1. Bentuk Suplemen Bahan Ajar Bentuk suplemen bahan ajar yang digunakan dalam kurikulum 2013 sangatlah beragam. Surahman (2014) mengurai bahwa bentuk suplemen bahan ajar dalam kurikulum 2013 berupa perangkat/ buku yang digunakan untuk mendukung peningkatan kualitas hasil belajar selain buku guru dan siswa. Jenis suplemen bahan ajar antara lain: a. Buku panduan pendidik Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi pokok dan model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. ` Gambar 5.3: Buku panduan pendidik untuk kurikulum 2013 MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 80

b. Buku pengayaan Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang lebih luas untuk memperkaya/ mendukung keterampilan dan pengetahuan. Buku pengayaan berbeda dari buku teks mata pelajaran karena fungsinya untuk memperdalam informasi awal yang telah diterima. Contoh buku pengayaan ensklopedia cuaca, mengenal fauna, teknologi, dan lain-lain. Buku pengayaan kurikulum 2013 bisa berupa buku yang menguraikan materi ajar pada satu mata pelajaran tertentu, seperti: buku IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, dan lain-lain. Gambar 5.4: Contoh buku pengayaan dalam kurikulum 2013 c. Buku referensi Buku referensi adalah buku yang isi maupun penyajiannya dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya secara dalam dan luas. Jika buku panduan sifatnya mutlak sebagai pedoman pembelajaran, maka buku referensi lebih bersifat fleksibel. Sistematika buku hendaknya mencakup 1) Kata pengantar 2) Daftar isi 3) Bagian Pendahuluan 4) Bagian Isi Dapat terdiri dari beberapa bab/bagian sesuai dengan isi pengetahuan yang disajikan. Masing-masing bab/bagian serupa dengan bagian isi buku. 5) Bagian Penunjang mencakup daftar pustaka dan data diri penulis MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 81

Gambar 5.5: Contoh buku referensi d. Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa adalah buku yang berisi penugasan terstrukur maupun mandiri yang dapat membantu siswa untuk mendalami materi pelajaran. Lembar kerja siswa berisi soal tes (pilihan ganda, isian, uraian) maupun non tes seperti proyek, penugasan, pengamatan, wawancar, dan lain-lain. Adapun struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut : 1) Judul, mata pelajaran, semester, dan tempat 2) Petunjuk belajar 3) Kompetensi yang akan dicapai 4) Indikator, 5) Informasi pendukung 6) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 7) Penilaian Gambar 5.6: Buku Lembar Kerja Siswa MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 82

e. Modul Definisi/pengertian modul dan diktat adalah sebagai berikut. (1) Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut. (2) Diktat adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi yang dipersiapkan guru untuk mempermudah/memperkaya materi matapelajaran/ bidang studi yang disampaikan olehguru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Modul umumnya terdiri dari: 1) petunjuk untuk siswa; 2) isi materi bahasan (uraian dan contoh); 3) lembar kerja siswa; 4) evaluasi; 5) kunci jawaban evaluasi; dan 6) pegangan tutor/guru (jika ada). Ciri lain dari modul adalah dalam satu modul terdapat beberapa kegiatan belajar yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dan di setiap akhir kegiatan belajar terdapat umpan balik dan tindak lanjut. Umumnya satu modul menyajikan satu topik materi bahasan yang merupakan satu unit program pembelajaran tertentu. Sebagai bagian dari modul, buku materi bahasan mempunyai kerangka isi yang tidak berbeda dengan buku pelajaran. Ciri khas modul adalah tersedianya berbagai petunjuk yang lengkap dan rinci, agar peserta didik mampu menggunakan modul dalam pembelajaran secara mandiri. 3. Manfaat Suplemen Bahan Ajar Suplemen bahan ajar memiliki beberapa manfaat bagi guru maupun siswa. Prastowo (2012) menyebut manfaat suplemen bahan ajar antara lain: a. Meningkatkan pemahaman materi dan konsep Suplemen bahan ajar disusun untuk mengembangkan kajian materi yang belum muncul dalam bahan ajar karena materi dalam bahan ajar masih mengacu pada ketuntasan minimal dalam kompetensi dasar sedangkan suplemen bahan ajar mengarah pada pendalaman konsep materi yang telah diketahui siswa. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 83

b. Memperkaya referensi materi ajar Suplemen bahan ajar memuat materi baru untuk menambah referensi belajar bagi guru dan siswa. Biasanya suplemen bahan ajar yang berbentuk lembar kerja merupakan hasil kajian analisis revisi kekurangan bahan ajar/ buku teks. c. Penghubung proses pembelajaran antara guru dan siswa Keberadaan suplemen bahan ajar menjadi jembatan penghubung apa yang ingin disampaikan guru dengan apa yang harus dikuasai siswa sehingga terbentuk adanya keterpaduan bersama dalam mencapai kompetensi. d. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Suplemen bahan ajar membantu guru menyampaikan materi karena sebagai panduan dalam menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator tiap mata pelajaran, menghilangkan verbalisme, menvisualisasikan materi yang abstrak, membatasi cakupan materi agar lebih fokus, instrumen belajar yang lebih sistematis, serta alat bantu dalam merancang/ mengevaluasi hasil belajar. e. Menuntun peserta didik untuk menguasai materi secara bertahap Keberadaan suplemen bahan ajar membantu peserta didik menguasai materi secara bertahap dari mulai materi yang mudah hingga ke tahap yang lebih kompleks. Selain itu, buku teks juga bisa digunakan sebagai filtrasi ketika siswa memperoleh informasi yang tidak sesuai/ keliru. f. Meningkatkan kualitas pembelajaran Manfaat lain penyusunan suplemen bahan ajar adalah meningkatkan kualitas pembelajaran baik hasil belajar siswa maupun keterampilan mengajar. Peserta didik dengan mudah belajar kapan dan dimana saja tanpa terbatas ruang kelas, sehingga sangat mendukung dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya. g. Bentuk pengembangan diri Penyusunan suplemen bahan ajar menjadi tugas, pokok dan fungsi utama bagi beberapa profesi seperti guru, dosen maupun widyaiswara. Suplemen bahan ajarmerupakan bentuk pengembangan profesi dalam hal penulisan karya ilmiah yang dapat dikonversikan sebagai angka kredit kenaikan pangkat dan jabatan. B. Penyusunan Suplemen bahan Ajar 1. Prinsip Penyusunan Suplemen Bahan Ajar Depdiknas (2008) menyampaikan dalam penyusunan suplemen bahan ajar, guru harus mempertimbangkan prinsip- prinsip penyusunan bahan ajar yakni relevansi, konsistensi, dan kecukupan. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 84

2. Prosedur Penyusunan Suplemen Bahan Ajar Sukmadinata (2010) menjelaskan penyusunan suplemen bahan ajar harus melalui tahapan seperti halnya penyusunan bahan ajar sebagai sebuah produk ilmiah. Tahapan yang ditempuh dalam penyusunan suplemen bahan ajar sesuai prosedur penelitian pengembangan Research and Development model Borg& Gall melalui 3 tahapan yaitu: a. Studi pendahuluan Tahap studi pendahuluan ini berisi: 1) Studi kurikulum, yaitu kegiatan menganalisis kompetensi inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran yang harus dikuasai siswa di setiap tingkatan. Analisis kurikulum dilakukan dengan mengamati kesesuaian tema dengan ketercapaian KI, KD, dan indikator di buku guru dan siswa. Pada tahap ini guru menemukan KI, KD, dan indikator yang belum muncul di buku guru dan siswa sehingga dapat ditampung dalam suplemen bahan ajar. 2) Studi lapangan, yaitu kegiatan melihat tingkat kesulitan siswa saat penguasaan tema tertentu. Guru mengamati dokumentasi hasil belajar siswa atau melakukan wawancara langsung kepada siswa untuk mengetahui tema yang masih dianggap sulit atau kompetensi dasar masih belum maksimal. Tema yang dianggap sulit oleh siswa dicatat dan dijadikan referensi dan penyusunan suplemen bahan ajar bisa fokus pada tema tersebut. 3) Penyusunan draf Penyusunan draf adalah pembuatan desain suplemen bahan ajar yang sudah berisi keterkaitan KI, KD, dan Indikator dengan tema. Draf memasukkan tujuan, kompetensi yang ingin dicapai, materi ajar, penilaian, tindak lanjut., dan daftar pustaka. Draf suplmemen sudah berbentuk sistematika yang telah ditentukan b. Tahap Pengembangan Produk Tahap pengembangan produk awal adalah kegiatan meliputi: 1) Penyusunan produk Tahap pengembangan produk adalah penyusunan produk dengan memadukan antara kebutuhan peserta didik dengan ketercapaian kompetensi kurikulum. 2) Validasi Tahap ini merupakan tahap penilaian kelayakan meliputi tata tulis, tata bahasa, desain, ukuran, kesesuian isi dengan tujuan, dan keterbacaan oleh ahli MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 85

c. Tahap Pengujian produk Tahap pengujuan produk neliputi tahapan : 1) Uji keterbacaan Tahap ini sangat menentukan keterbacaan dan keberterimaan suplemen sehingga diharapkan sebelum digunakan oleh siswa produk yang telah disusun dapat diterapkan secara maksimal. 2) Revisi Kegiatan revisi adalah tahap perbaikan kekurangan yang diperoleh selama uji keterbacaan. Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan produk 3) Finalisasi Kegiatan finalisasi adalah tahap penyampaian produk final suplemen bahan ajar yang siap untuk digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Sistematika Suplemen Bahan Ajar Sistematika suplemen bahan ajar tematik setidaknya mengandung unsur: a. Judul b. Kata pengantar c. Daftar isi d. Daftar tabel/ gambar e. Petunjuk penggunaan f. KI, KD, dan Indikator g. Tujuan dan kompetensi h. Cakupan materi i. Pembahasan j. Penilaian k. Glosarium l. Daftar pustaka MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 86

Lembar Kerja 5.1: Analisis Kebutuhan Suplemen Bahan Ajar Tujuan 1. Mengidentifikasi kebutuhan suplemen bahan ajar. 2. Menyusun suplemen bahan ajar berupa buku pengayaan persiapan sukses Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Pengantar Pada matapelatihan analisis materi ajar, Saudara telah membuat bahan ajar untuk mempersiapkan materi ajar dalam pembelajaran yang akan Saudara lakukan. Suplemen bahan ajar dikembangkan tidak lagi hanya untuk memudahkan pencapaian IPK sesuai dengan KD, tetapi lebih dari itu untuk memperkaya pemahaman peserta didik dan tujuan lainnya. Tujuan lain yang dimaksud antara lain untuk mengantarkan anak menjadi juara olimpiade, sukses UASBN, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, dan sebagainya. Saudara diminta untuk membaca Permendikbud No.20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulus (SKL) Kisi-kisi UASBN tahun 2018, dokumen soal UASBN 3 tahun berturut-turut (2015, 2016, dan 2017), buku siswa, dan buku guru. Selanjutnya lakukan analisis terhadap materi esensial (materi yang selalu/ sering muncul di UASBN) dan karakteristik soal. Selain itu, Saudara juga dapa memetakan kesulitan belajar siswa (pada materi apa). Untuk memudahkan kerja Saudara, laporkan hasil analisis kebutuhan suplemen bahan ajar dengan menggunakan tabel pada halaman berikut ini. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 87

Tabel 5.1 : Hasil Analisis Kebutuhan Suplemen Bahan Ajar Untuk Kelas Tinggi No. Aspek Hasil Analisis Keterangan 1. SKL 2. Kompetensi dasar a. ................................ Esensial b. ................................ 3. c. ................................ 4. Materi Esensial a. ................................. 5. b. .................................. c. ................................. 6. Karakter Soal Soal untuk materi .... Contoh soal Materi sulit (bagi siswa) a. ............................... b. ............................ c. ................................ Lain-lain (tambahkan sesuai kebutuhan) Berdasakan hasil analisis Kebutuhan suplemen bahan ajar di atas, buatlah suplemen bahan ajar persiapan UASBN dengan menggunakan sistematika berikut ini. 1) Judul 2) Kata Pengantar 3) Daftar Isi 4) SKL 5) Kisi-kisi UASBN Tahun 2018 6) Kompetensi Dasar Esensial 7) Materi Esensial 8) BAB I (sesuaikan dengan hasil nalisis materi esensial) a) Ringkasan Materi b) Contoh soal UASBN c) Pembahasan Soal 9) BAB II (sesuaikan dengan hasil nalisis materi esensial) MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 88

a) Ringkasan Materi b) Contoh soal UASBN c) Pembahasan Soal 10) BAB III dst, sesuaikan dengan hasil analisis. 11) Latihan UASBN Paket I 12) Latihan UASBN Paket 2 13) Daftar Pustaka DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Dirjen Dikdasmen: Jakarta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Tematik terpadu tema 1 Diriku Kelas I SD ediisi revisi. Puskurbuk. Jakarta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Guru Tematik terpadu tema 1 Diriku Kelas I SD edisi revisi. Puskurbuk. Jakarta Permendiknas nomor 2 Tahun 2008 tentang buku Permendikbud nomor 8 tahun 2016 tentang buku yang digunakan di satuan pendidikan Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang kompetensi Dasar mata pelajaran pendidikan dasar dan menengah Prastowo. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar. Diva Press. Yogjakarta Sukmadinata, N.S.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Tarigan. 2010. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Angkasa: Bandung MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 89

MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 90

I. Tujuan Tujuan mata diklat ini adalah peserta adalah 1. memahami penilaian pembelajaran SD pada kurikulum 2013 2. merancang penilaian dalam proses pembelajaran II. Kompetensi dan Indikator Kompetensi yang diharapkan adalah peserta mampu melakukan penilaian pembelajaran SD dengan indikator: a. Menjelaskan konsep penilaian SD b. Menjelaskan cara penilaian pengetahuan c. Menjelaskan cara penilaian sikap d. Menjelaskan cara penilaian keterampilan III. Uraian Materi A. Konsep Penilaian 1. Pengertian Kemendikbud (2017) mendefinisikan penilaian sebagain proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dalam kurikulum 2013 dilakukan secara holistik meliputi penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran berakhir (penilaian hasil belajar). Ketiga aspek penilaian tersebut selanjutnya dipadukan menjadi kesatuan utuh sehingga menjadi penilaian pembelajaran autentik. Berikut ini pengertian-pengertian terkait penilaian yang ada dalam modul ini: a. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik. b. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. c. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi yang direncanakan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 91

d. Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/ data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. e. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah. f. Penilaian harian (PH) adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar. g. Penilaian tengah semester (PTS) adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar peserta didik setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran selama 8-9 minggu. Cakupan penilaian tengah semester meliput seluruh KD pada periode tersebut. h. Penilaian akhir semester (PAS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil. Cakupan PAS meliputi seluruh KD pada semester ganjil. i. Penilaian akhir tahun (PAT) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan PAT meliputi seluruh KD pada semester genap. j. Ujian Sekolah/Madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. k. Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik di dalam dan di luar pembelajaran. l. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. m. Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. n. Prinsip penilaian adalah asas yang mendasari penilaian dalam pembelajaran. o. Mekanisme penilaian adalah prosedur dan metode penilaian yang dilakukan oleh pendidik. MODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD PPPPTK PKN DAN IPS 92


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook