Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MENYISIR BUMI TEUKU UMAR_Eva

MENYISIR BUMI TEUKU UMAR_Eva

Published by Tim Bonek, 2022-08-13 10:41:34

Description: MENYISIR BUMI TEUKU UMAR_Eva

Keywords: Meulaboh,Teuku Umar,UTU

Search

Read the Text Version

“Oh iya juga bang, benar-benar masih luas sekali tanah disini.” (kami pun melanjutkan bersih-bersih rumah) Gambar 42 : Rumah kontrak saya di Meulaboh Daya Tarik Pantai Lhok Geudong Pantai Lhok Geudong menawarkan suasana hijau yang terpadu dengan keindangan pantai dan kehidupan nelayan yang menambah pesona obyek wisata ini. Warga disini juga memiliki keramahan yang siap membantu apabila para wisatawan mengalami kesulitan dalam perjalanan. Tak hanya warga sekitar yang datang ke pantai Lhok Geudong banyak juga wisatawan luar kota yang Menyisir Bumi Teuku Umar 95

berdatangan ke pantai untuk berlibur menikmati keindahan dan kesempurnaan salah satu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Lokasi pantai menghadap langsung ke Samudra Hindia menjadikan pantai ini memiliki ciri khas tersendiri dari pantai-pantai lainnya. Banyak pohon kelapa yang tumbuh di sekitar pantai menjadikan objek foto yang menarik. Warna laut yang jernih serta sejuknya angin yang menerpa membuat begitu sempurna menghabiskan waktu liburan disini. Pesona pantai ini memanjakan mata sehingga tidak dapat dilupakan begitu saja seperti sangat sulit melupakan para mantan yang pernah hadir di hati kita. Air laut yang tenang ombaknya yang bersahabat serta pasir putih yang lembut manjadi daya tarik tersendiri untuk berpiknik bersama teman-teman maupun saudara. Jangan lewatkan pemandangan di sore hari, banyak perahu nelayan yang parkir dengan warna warni di pinggir pantai membuat keindahan tersendiri serta sunset indah di sore hari yang sedikit menghilangkan penat dan stres setelah pulang kerja. Untuk menambah kenyamanan pengunjung di pantai tersebut sudah disediakan fasilitas seperti WC Menyisir Bumi Teuku Umar 96

umum, musholla, serta kamar mandi dan kamar ganti. Selain itu setelah lelah sehabis jalan-jalan di pinggir pantai sudah dipersiapkan warung-warung yang menyediakan beraneka makanan dan minuman khas Acehnya. Gambar 43 : Menikmati pesona Pantai Lhok Geudong Indahnya Pantai Naga Permai dari Atas Pesawat Pantai Indah Naga Permai merupakan pantai yang terletak di Kabupaten Nagan Raya. Pantai ini menawarkan keindangan pasir pantai berwarna kecoklatan serta pepohonan cemara yang tumbuh tinggi menjulang di sekitar tepi pantai. Kabupaten Nagan Raya merupakan sebuah daerah di Provinsi Aceh yang tergolong baru. Meskipun baru berdiri 15 tahun yang lalu, kabupaten yang Menyisir Bumi Teuku Umar 97

memisahkan diri dengan Aceh Barat ini mengalami perkembangan yang pesat di beberapa sektor. Belakangan pemerintah juga tengah gencar-gencarnya dalam mepromosikan tempat wisata di Nagan Raya salah satunya Pantai Indah Naga Permai yang menjadi salah satu objek wisata andalan di kabupaten ini. Layaknya pantai yang berada di daerah pesisir barat Aceh, Pantai Indah Naga Permai memiliki pasir pantai berwarna kecoklatan yang eksotis. Selain itu wisatawan juga dimanjakan deretan pohon cemara yang tumbuh menjulang tinggi dan subur. Adanya pohon cemara yang tak jauh dari tepi pantai juga menjadi fenomena tersendiri yang sering dijadikan spot berfoto bagi para pengunjung. Secara geografis, letak Pantai Indah Naga Permai berada di Desa Suak Putong, Kecamatan Kuala Pasir, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Untuk menuju lokasi pantai ini, wisatawan harus menempuh jarak kurang lebih 20 kilometer dari Kota Suka Makmur dan bisa ditempuh dengan melakukan perjalanan sekitar 25 menit saja dari PLTU Nagan Raya. Untuk menuju ke Pantai Indah Naga Permai ini terbilang cukup mudah, wisatawan bisa menggunakan Menyisir Bumi Teuku Umar 98

jalan Banda Aceh Meulaboh. Selama perjalanan, wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan indah berupa deretan pantai-pantai serta tak jarang akan ditemui hamparan hijaunya sawah. Panorama ini tentunya akan membuat perjalanan wisatawan menjadi lebih menyenangkan. Sebelum tiba dipantai, terlebih dahulu wisatawan akan disambut dengan deretan pohon cemara yang tumbuh menjulang di tepi pantai. Keberadaan pepohonan cemara ini membuat suasana di Pantai Indah Naga Permai menjadi rindang dan tidak terlalu panas. Tak jarang tempat ini digunakan wisatawan untuk bersantai, sambil menggelar tikar dan menyantap makan siang. Pantai Indah Naga Permai cukup luas dan landau, disini pengunjung bisa dengan leluasa menikmati keindahan dengan berjalan diatas pasir serta merasakan sensasi tersapu oleh ombak yang datang silih berganti. Karakteristik air lautnya pun cukup tenang dengan airnya yang jernih dan bersih. Keadaan ini seolah menyihir wisatawan untuk segera merasakan segarnya air laut dengan berenang di tepi pantai, bermain air, serta kejar- Menyisir Bumi Teuku Umar 99

kejaran dengan ombak yang bergulung-gulung akan menjadi aktivitas seru di Pantai Indah Naga Permai ini. Dahulu sebelum menjadi salah satu destinasi wisata favorit masyarakat Naga Raya, Pantai Indah Naga Permai sangat kotor dan tidak terurus. Hal ini dikarenakan banyaknya sampah di pantai, entah dari laut ataupun wisatawan yang tidak bertanggung jawab. Namun pemerintah setempat akhirnya merombak pantai ini dengan dibangunnya beberapa fasilitas serta pengolahan yang lebih professional. Di Pantai Indah Naga Permai ini pengelola menyediakan beberapa tempat duduk, ayunan dan gazebo yang dipercantik dengan kain-kain warna warni. Adanya fasilitas ini juga sering dimanfaatkan wisatawan untuk sekedar berfoto selfie. Fasilitas tersebut memang didesain secantik mungkin untuk menarik perhatian para wisatawan. Tempat ini memang sangat cocok sebagai pilihan untuk berlibur bersama keluarga dan teman-teman dekat. Disini wisatawan bisa bercengkrama serta menikmati waktu bersama sembari memanjakan mata melihat hamparan laut yang luar. Angin sepoi-sepoi dan debur Menyisir Bumi Teuku Umar 100

ombak yang menyapa pantai seolah menjadi pelengkap dikala liburan tiba. Fasilitas yang tersedia di pantai ini pun cukup memadai bagi wisatawan. Ditempat ini pengunjung bisa menikmati fasilitas seperti toilet, tempat parkir luar serta musholla untuk beribadah. Wisatawan juga tidak perlu takut jika tidak membawa bekal, karena ditempat ini sudah tersedia warung-warung penjual makanan. Bagi pengujung yang ingin bermalam, maka bisa memilih hotel dan penginapan yang lokasinya tidak jauh dari pantai tepatnya didekat Bandara Cut Nyak Dhien. Untuk harga juga tidak terlalu mahal, sangat cocok dan pas dengan kantong anda. Kami secara pribadi sudah pernah merasakan semua keindahan Pantai Indah Naga Permai, mulai melihat serta mengujungi lokasi sudah kami rasakan, yang terakhir kami melihat pemandangan indah pantai dari atas pesawat, sungguh luar biasa memang panorama di pantai ini, dari kaca pesawat seakan-akan kami terbang mengelilingi dan menyisir bibir pantai, mulai dari ujung sampai ke ujung, ombak dan butiran pasir sangat indah sekali. Menyisir Bumi Teuku Umar 101

Gambar 44 : Pemandangan Pantai Indah Naga Permai dari Atas Krueng Tutut Surga Tersembunyi di Meulaboh Kawasan Aceh memang menyimpan banyak sektor wisata alam yang berpotensi baik di masa mendatang. Salah satunya adalah Krueng Tutut yang merupakan objek wisata air di Meulaboh, panorama alam disini sangat indah dan memukau. Objek wisata ini menyuguhkan suasana laut yang langsung berbatasan dengan tebing tinggi. Alamnya yang hijau, masih alami dan terasa sejuk merupakan salah satu nilai plus dibandingkan tempat lain. Menyisir Bumi Teuku Umar 102

Air laut disini terlihat jernih dan biru, akan semakin berkilau saat terkena pantulan sinar matahari. Tebing batunya yang tinggi dan berwarna putih keabu-abuan berdiri sangat gagah dan kokoh. Sekitar pinggiran Krueng Tutut terdapat batuan terjal dengan ukuran sedang hingga kecil menambah indah lukisan alam tersebut. Lokasi Krueng Tutut berapa di Gampong Tutut, Desa Tanoh Mirah Meulaboh Aceh Barat. Letaknya memang bisa dibilang paling jauh yaitu sekitar 60 kilometer dari pusat kota Meulaboh. Bisa dibayangkan bagaimana perjuangan untuk mencapai lokasi tersebut, tetapi tanang rasa lelah akan terobati dengan pemandangan yang begitu menyihir mata kita. Sebagai tempat yang belum banyak terjamah wisatawan membuat fasilitas yang ada disini sangat minim sekali. Masyarakat secara swadaya memelihara dan menyediakan fasilitas seadanya. Misalnya saja membuka akses jalan masuk menuju lokasi, merapikan tempat sekitar digunakan untuk parkir. Untuk fasilitas lain seperti tempat makan, musholla dan toilet umum masih belum ada hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah sekitar. Bagi para pencinta olahraga air seperti berenang bisa Menyisir Bumi Teuku Umar 103

mencoba menguji nyali disini. Genangan air yang terbentuk mirip danau ini bisa sekali untuk berenang atau sekedar berendam. Gambar 45 : Air dan bebatuan di Krueng Tutut (Sumber : wisato.id) Merasakan Aura Magis di Makam Teuku Umar Puncak pepohonan terlihat begitu rimbun, sementara kirana menyala di antara dedaunannya, meruyak ke lantai seolah hendak menandingi bayangan rerimbun daun yang menghalanginya. Tiga orang ibu dan seorang anak kecil duduk berlindung di antara bayang-bayang itu. Suara tonggeret bersahutan tiada henti, bunyinya terdengar konstan dan nyaring, tetapi tidak menampik kesan sunyi belantara dan aura magis yang mengelilinginya. Menyisir Bumi Teuku Umar 104

Seorang lelaki nimbrung lalu ikut bercakap-cakap bersama mereka. Orang-orang ini adalah orang Jawa yang sudah lama menetap di Aceh Barat yang tersebar di Kecamatan Panteu Ceureumen. Sebuah cungkup berciri khas bangunan tradisional Aceh seluas 20 meter persegi berdiri tidak jauh dari kumpulan orang itu duduk. Peziarah terlihat di dalam cungkup, dan seorang di antaranya terlihat komat kamit sambil menatap “Makam Agung” yang berada di depannya. Sebuah guci besar bercat emas tampak di sudut kiri makam. Sebuah rak kayu bertingkat, dimana surah Yasin ditumpuk di tingkat paling atas, sementara mukena dan sajadah di dua tingkat setelahnya, ditaruh di sudut kanan makam. Dua buah batu nisan berbalut kain kafan tampak bersisian dengan ketinggian tak simetris, menancap di antara koral putih yang diserak di atas tanah makam berukuran kira-kira 2 x 3 meter. Terdapat plakat pada bagian kepala makam yang menerangkan bahwa di situ terkubur seorang putra Aceh, pejuang yang melawan Belanda pada masa silam. Menyisir Bumi Teuku Umar 105

Sebuah kopiah meukeutop dan celengan besi bercat putih diletakkan bersisian di atas tembok makam berlapis tegel granit tersebut. Topi khas ada Aceh itu adalah atribut yang tidak boleh dipisah dari sosok Teuku Umar. Suami Cut Nyak Dhien memang bermakam disitu, makam Johan Pahlawan bagitulah sebutan yang diberikan Belanda kepada Teuku Umar berada di Desa Mugo Rayeuk, Kecamatan Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat, berjarak sekitar 32 kilometer dari pusat Kota Meulaboh. Sebagai catatan, nama Mugo Rayeuk konon berasal dari Bahasa Jawa yaitu ‘monggo’ yang berarti ‘silahkan’ atau ‘mari’. Kisah di balik pemberian nama Mugo Rayeuk berkait erat dengan sejarah kelam kolonial. Pada zaman kolonial, ratusan pribumi dari tanah Jawa diberangkatkan ke Aceh untuk kerja rodi. Orang- orang ini beranak pindak di kemudian hari, dan membentuk komunitas masyarakat Jawa yang kebanyakan tersebar di Kecamatan Panteu Ceureuman. Kata ‘Mugo’ berawal dari sapaan orang Jawa yang jika melihat orang Aceh lewat di depannya maka dia menyapa dengan mengatakan ‘monggo mas’ mampir dulu. Kata ‘monggo’ lama kelamaan menjadi Menyisir Bumi Teuku Umar 106

sebutan untuk wilayah tersebut, yang dikemudian hari berubah bunyi menjadi ‘Mugo’. Makam Teuku Umar berada di atas Gunung Rayeuk Tameh berjarak 1 kilometer lebih dari jalan raya atau pusat keramaian Kampung Mugo Rayeuk. Kompleks makan berupa lereng bertingkat-tingkat, dimana makam Teuku Umar berada di atas, sementara di bawahnya secara runtut terdapat replika rumah Teuku Umar, balai-balai, toilet kemudian musholla, tempat beristirahat, serta anak tangga yang menjadi penghubung masing-masing tingkat. Sang penjaga makan Tauku Umar adalah Tengku Hasan (45). Beliau generasi ke-21 keturunan Syekh Maulana Malik Ibrahim yang tak lain merupakan angkatan pertama Wali Songo. Sebagai catatan Syekh Maulana Malik Ibrahim sempat menetap di Pasai atau Kerajaan Peureulak, Aceh Timur saat ini sebelum beliau hijrah ke tanah Jawa. Sunan Gresik ini memiliki keturunan di Aceh salah satunya bernama Tgk. Chik Adam yang belakangan berangkat ke Mugo Rayeuk, kemudian beranak pinak yang silsilahnya menyambung ke Tgk. Meurah Hasan, pria yang baru setahun ini menjadi penjaga Makam Teuku Umar. Menyisir Bumi Teuku Umar 107

Tidak harus mempunyai kemampuan khusus untuk menjadi seorang penjaga makam, kecuali paham ilmu agama dan dapat memimpin doa ketia diminta tolong para peziarah yang hendak kaulan. “Peuleh ka oy (kaulan) bukan orang sembarangan, seedikit banyak bisa membaca doa. Jadi berganti-ganti bukan keturunan kebanyakan adalah orang setempat yang biasanya merupakan imam menasah” (ungkap Tgk Meurah Hasan). Beberapa keluarga kebetulan sedang kaulan, mereka datang dengan kaul masing-masing yaitu tentu saja menjadi rahasia antara meraka dan penjaga makam. Seseorang pernah menceritakan mengenai keluarganya yang punya pengalaman berkaul di makam Tauku Umar. Ada seorang anak yang sering sakit-sakitan saat masih kecil, lalu orang tuanya berkaul andai anak mereka sembuh, mereka kelak akan kaulan di makam Teuku Umar dan keluarga ini belakangan melakukan kaulan karena harapannya terwujud. Makam Teuku Umar memiliki sejumlah kisah mistis sama seperti tempat-tempat keramat lainnya. Salah satunya mengenai sosok harimau yang konon menjaga Menyisir Bumi Teuku Umar 108

makam dari mereka yang hendak berbuat jail di tempat itu. Sosok ular besar juga sering memperlihatkan diri ditempat itu. Terdapat sosok tak kasat mata, selain dua makhluk tersebut yang konon hanya menampakkan dirinya ke orang-orang tertentu. Menurut Tgk Meurah Hasan, orang- orang yang suluk di makam Teuku Umar terkadang bermimpi ditemui makhluk-makhluk tersebut, Karena orang-orang ini berhati bersih, makhluk-makhluk tersebut tidak menggangu mereka. “Itu ada yang penjaga besar, harimau, ular dan penjaga tak kasat mata lainnya. Disini kan banyak yang suluk, kadang sampai seminggu, mereka dari berbagai daerah, dari Meulaboh, Medan, bahkan sampai Pulau Jawa. Selain suluk, kadang mereka cerita ke saya didalam mimpi ditemui makhluk itu bahkan ada yang didatangi sosok Teuku Umar” (tutur penjaga makam generasi ke enam tersebut). Menyisir Bumi Teuku Umar 109

Gambar 46 : Makam Pahlawan Nasional Teuku Umar (Sumber : travel.detik.com) Genang Gedong Danau Alami yang Kini Terlupakan Danau Genang Gedong merupakan salah satu tempat wisata di Aceh yang menawarkan berbagai wahana wisata menarik yang kini mulai terlupakan oleh wisatawan. Ini merupakan sebuah PR yang harus segera di atasi oleh pemerintah setempat. Danau ini teletak di Gampong Kaway, objek wisata danau yang meliputi tiga desa ini mempunyai luas sekitar 7 hektar telah menjadikan danau Genang Gedong sebagai salah satu tujuan wisata Aceh Menyisir Bumi Teuku Umar 110

Barat. Bentuk dari Genang Gedong ini adalah danau yang dikelilingi oleh pepohonan, jarak tempuh ke lokasi danau kurang lebih 20 kilometer dari pusat Kota Meulaboh menuju Banda Aceh via Geumpang. Danau Genang Gedong ditumbuhi oleh rimbunnya pepohonan, sangat menarik dijadikan tempat untuk memanjakan paru-paru, apalagi lokasinya dikelililingi oleh bukit-bukit. Disni kita juga bisa memancing ikan sepuas hati. Awalnya ini bukanlah sebuah danau tapi air yang tergenang dan hingga sekarang air ini tidak pernah surut tetapi malah semakin luas genangannya. Itulah mengapa air tergenang yang sekarang menjadi danau disebut dengan Genang Gedong yang artinya genangan yang besar. Bila kita ingin santai ditempat asri, atau yang hobi memancing danau Genang Gedong ini tempat yang sangat cocok. Dilokasi danau ini terdapat beberapa café yang dikelola oleh masyarakat Gampong Putim. Menu yang disajikan memang masih menu-menu sederhana dan tidak banyak pilihan. Di sekitar danau terdapat arena balap Motor Cross Grass Track bagi para pencinta olahraga motor sport. Menyisir Bumi Teuku Umar 111

Jika ingin menikmati danau Genang Gedong lebih elok lagi kita bisa beranjak ke atas bukit, kita bisa menikmati bekal makan siang sambil merasakan alaminya hamparan danau Genang Gedong yang meliputi tiga desa ini. Dahulu tempat wisata danau Genang Gedong sangatlah sibuk dan ramai, banyak orang yang berlibur, memancing, bermain boat bebek di danau ini. Namun sekarang tidak lagi hal ini dikarenakan terdengar isu bahwa di danau ini terdapat ikan berukuran besar yang dipercayai masyarakat sekitar sebagai penunggu danau. Sungguh sangat disayangkan, sepinya pengujung membuat beberapa fasilitas seperti musholla, toilet dan juga kafe di area danau tampak tidak terawat, padahal jika tempat wisata ini terus dihidupkan dan dikelola bisa terkenal, semakin maju dan mendongkrak taraf ekonomi masyarakat sekitar. Jika anda mengunjungi danau Genang Gedong jangan lewatkan kuliner khas Aceh Barat yang siap memanjakan lidah anda. Aceh Barat banyak variasi menu makanan yang unik dan nikmat terumata aneka gulai diantaranya gulai pliek U, gulai jruek, gulai on paku, gulai Menyisir Bumi Teuku Umar 112

bohpana, gulai boh labuh. Gulai-gulai tersebut semakin nikmat jika dimakan dengan bu kulah, yaitu nasi yang dibungkus daun pisang dengan bentuk seperti piramida. Aroma nasi berbungkus daun pisang ini sedap sekali, cukup membangkitkan selera makan anda. Gambar 47 : Asrinya Danau Genang Gedong (Sumber : tempatwisata.pro) Menyisir Bumi Teuku Umar 113

Pusong Sangkalan, Pantai dengan Pulau Kecil yang Mempesona Pantai Pusong Sangkalan Aceh terletak 3 kilometer dari Kota Blangpidie Ibu Kota Aceh Barat Daya. Pantai ini memiliki beberapa kelebihan yang dapat menarik perhatian kita, meskipun tempat wisata ini sangat mainstream namun kita akan berfikir berbeda ketika sudah sampai lokasi. Kita dapat berselancar di pantai ini, dengan ombak yang besar dan aman untuk berselancar. Pantai Pusong Sangkalan adalah gambaran pantai sangat indah yang menghiasi bibir daratan di ujung barat pulau Sumatera. Nama Pusong digunakan karena di Samudera Hindia dengan jarang 1 kilometer dari bibir pantai terdapat “Pusong” (Pulau Gosong). Sangkalan adalah nama wilayah pemukiman dimanai pantai ini berada. Selain nama tersebut, pantai Pusong Sangkalan dikenal juga dengan nama Pantai Bali. Nama pantai Bali sebenarnya bukan nama yang resmi, menurut penduduk setempat banyak menyebutkan karena keindahan pantai Pusong Sangkalan tidak kalahnya dengan keindahan Pantai di Bali. Menyisir Bumi Teuku Umar 114

Pantai Pusong Sangkalan berhadapan dengan Samudra Hindia masih sangat asri dan bersih, pasirnya yang bersih dan agak kasar, ombaknya yang besar sangat menantang untuk bermain selancar. Air lautnya yang biru sangat indah dan membuat mata betah berlama-lama memandang lautan lepas yang tak bertepi. Kebesar Tuhan semakin dahsyat ketika di senja hari kita menikmati indahnya sunset, mata kita di buat tak akan lepas menatap matahari yang masuk ke dalam air inci demi inci. Jika kita mengunjungi pantai ini di pagi hari pukul 06.00 sampai dengan 10.00 WIB akan berkesempatan melihat wajah nelayan tradisional yang dedang “Tarek Pukat” (menjaring ikan dengan pukat yang ditarik dari laut ke darat). Sebuah tontonan yang menarik juga melihat dua kelompok nelayan yang menarik masing-masing ujung pukat ke dataran. Kelompok yang berjumlah 10 sampai 15 orang menarik pukat sambil mengeluarkan suara-suara teriakan kecil dan melantunkan syair-syair yang sangat indah. Pulau Pusong Sangkalan adalah pulau kecil seluas 1 kilometer yang dulu hanyalah daratan kecil yang gersang dan dikelilingi hampran karang yang sangat indah. Menyisir Bumi Teuku Umar 115

Hamparan karang dua kali lebih luas dari daratannya dan bila air sedang surut kita bisa berjalan diatasnya dengan air setinggi lutut. Kita bisa melihat ikan-ikan karang yang beraneka ragam warna dan bentuk. Belum lagi jika kita snorkling maka akan menemukan taman laut yang sangat indah. Kurang lengkap jika kita berkunjung ke Pantai Pusong Sangkalan jika belum mencicipi kuliner khasnya, diantaranya Mie Putih Abdaya merupakan wisata kuliner yang paling popular di daerah ini, mie ini disajikan dengan cara dikocok di dalam air mendidih, setelah mie menjadi lunak barulah disajikan dengan kuah sop, tidak lupa juga di tambahkan daging cincang dan acar bawang sebagai toppingnya. Selain itu ada Ikan Kerling Alue Jambe ikan ini disebut juga ikan jurung, yaitu ikan sungai yang sangat terkenal dengan kelezatannya. Tidak lengkap jika belum ada makanan penutup pencuci mulutnya yaitu Rujak Irigasi le Dikila rujak yang terbuat dari aneka buah-buahan mengkal seperti papaya, jambu, mangga yang dipotong kecil-kecil lalu dicampur dengan gula aren. Menyisir Bumi Teuku Umar 116

Gambar 48 : Suasana sore hari di Pantai Pusong Sangkalan Merasakan Naik Bentor di Meulaboh Minggu 20 April 2022 tepatnya sore hari pukul 15.00 WIB sudah hampir 3 bulan saya di Meulaboh dan detik-detik suami untuk kembali ke Jakarta semakin terasa, maksud hati masih ingin berada disini beberapa minggu lagi, tetapi itu tidak mungkin karena tugas negara sudah memanggil, suami malam hari harus segara kembali ke Jakarta dan saya pun kembali seorang diri baik siang maupun malam tanpa ditemani suami, rasa sedih pasti, tetapi waktu tidak bisa diputar kembali, harus fokus untuk melangkah kedepan. Menyisir Bumi Teuku Umar 117

Rute yang dilalui suami kali ini sedikit berbeda dengan yang rute sebelumnya, jika sebelumnya selalu transit Medan dulu, sebelum menuju ke Meulaboh, untuk malam ini menuju Banda Aceh terlebih dahulu melalui jalan darat. Selama hampir 3 bulan di Meulaboh saya sudah mendapatkan rumah kontrak, jadi yang awal-awal kos sekarang sudah pindah di rumah kontrak. Jarak rumah kontrak juga tidak jauh dari kampus UTU, sehingga masih terjangkau untuk berangkat kerja. Untuk persiapan pindah ke rumah kontrak saya sedikit demi sedikit menyiapkan keperluan peralatan rumah tangga sebelum suami kembali ke Jakarta. Akhirnya sore itu kami pergi ke kota untuk membeli beberapa perabot rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, lemari, springbad, kompor gas, dispenser dan beberapa perlengkapan lainnya yang sekiranya dibutuhkan. Pertama saya menuju toko elektronik untuk membeli kulkas, mesin cuci kemudian pergi ke toko peralatan dapur untuk membeli kompor gas, dispenser dan juga pergi ke toko meubel sekalian. Menyisir Bumi Teuku Umar 118

Dikarenakan kendaraan yang kami miliki hanya sepeda motor, maka barang sebanyak itu otomatis tidak bisa kami bawa semua. Untuk barang-barang elektronik yang besar seperti kulkas, mesin cuci langsung di antar mobil dari tokonya, untuk kompor, dispenser, dan peralatan kecil lainnya kami sempat kebingunan bagaimana ini membawanya. “Ini nanti bagaimana membawanya bang, kalau pakai motor pasti tidak bisa, jika saya harus bolak balik tidak bisa, waktunya mepet karena malam ini juga suami harus kembali ke Jakarta.“ “Bentar kak, saya carikan bentor dulu.“ “Apa bentor bang, bukannya bentor itu hanya untuk mengangkut penumpang saja ? (sahut saya).” “Kalau disini bentor bisa di sewa untuk mengangkut barang kak.” “Oh begitu, berapa kira-kira tarifnya bang ?” “Nanti abang bisa tawar sendiri, harusnya tidak mahal kak.” “Ok bang, tolong carikan ya bang bentornya.” “Ini pas ada yang lewat kak, langsung saja abang tawar.” Menyisir Bumi Teuku Umar 119

“ Pak berapa ongkos ke kompleks polisi Peunaga Rayeuk.“ “20 ribu saja, ayo langsung naik mana saja barangnya yang dibawa.” Setelah semua barang masuk, dan alhamdulillahnya muat semua saya pun lega rasanya, karena waktu juga sudah mulai mau memasuki maghrib. Inilah pengalaman pertama saya menaiki bentor di Meulaboh, rasanya seperti tidak percaya jika saya menaiki bentor dengan membawa barang sebanyak itu seperti orang mau pindahan rumah. Sesampai rumah pun kami pun langsung menata semua barang Gambar 49 : Menaiki Bentor di Meulaboh Menyisir Bumi Teuku Umar 120

DAFTAR PUSTAKA UPT_TIK. 2018. Sejarah Singkat Universitas Teuku Umar, http://utu.ac.id/pages/profil Universitas Teuku Umar. 2022. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Teuku_ Umar Jannah, Rauzatul. 2021. Pesona Pantai Peunaga Pasi yang Terlupakan, https://www.acehtrend.com/news/pesona-pantai- peunaga-pasi-yang-terlupakan/index.html Ningsih, Widya Lestari. 2021. Asal-usul Nama dan Sejarah Meulaboh, https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/07/1 10000779/asal-usul-nama-dan-sejarah- meulaboh?page=all Ma’arif, Samsul. 2020. Ulasan Pantai Lanaga Meulaboh Aceh, Lokasi, Rute Dan Ragam Wisata, https://www.nativeindonesia.com/pantai-lanaga/ Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh. 2022. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, Menyisir Bumi Teuku Umar 121

https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Baitu l_Makmur_Meulaboh Mukhsinuddin. 2019. Pesona Pantai Pasir Putih Lhok Bubon, https://aceh.tribunnews.com/2019/08/26/pesona- pantai-pasir-putih-lhok-bubon Nanggroe Aceh Darussalam. 2019. Pantai Lhok Geudong, https://wisatakita.com/wisata/Nanggroe.Aceh.Dar ussalam/Aceh.Barat/Pantai.Lhok.Geudong Utomo, Bagus Setyo. Pantai Indah Naga Permai, Eksotisme Pantai Berpasir Coklat dan Pepohonan Cemara, https://www.tempatwisata.pro/wisata/Pantai- Indah-Naga-Permai Wisato.id. Surga Tersembunyi di Meulaboh itu Bernama Krueng Tutut, https://wisato.id/wisata-air/surga- tersembunyi-di-meulaboh-itu-bernama-krueng- tutut/#:~:text=Krueng%20Tutut%20bisa%20dibila ng%20merupakan,langsung%20berbatasan%20de ngan%20tebing%20tinggi Abonita, Rino. 2019. Merasakan Aura Magis di Makam Teuku Umar. Menyisir Bumi Teuku Umar 122

https://www.liputan6.com/regional/read/3897907/ merasakan-aura-magis-di-makam-teuku-umar Utomo, Bagus Setyo. Danau Genang Gedong, Danau Alami yang Kini Terlupakan, https://www.tempatwisata.pro/wisata/Danau- Genang-Gedong Utomo, Bagus Setyo. Pantai Pusong Sangkalan, Pantai dengan Pulau Kecil yang Mempesona, https://www.tempatwisata.pro/wisata/Pantai- Pusong-Sangkalan Menyisir Bumi Teuku Umar 123

TENTANG PENULIS Eva Flourentina Kusumawardani. Lahir pada 12 Mei 1991 di Karanganyar, Jawa Tengah. Penulis menempuh pendidikan dimulai dari SDN 3 Bejen (2003), SMPN 1 Karanganyar (2006), SMAN 2 Karanganyar (2009), D3 Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum (2012), S1 Universitas Airlangga Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat (2017), dan S2 Universitas Airlangga Prodi Epidemiologi (2020) Penulis dilahirkan dari keluarga yang sederhana, kehidupannya harus berpindah-pindah tempat. Itu yang menjadikan motivasi penulis untuk bangkit dan merubah nasib. Tahun 2021 penulis diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan ini merupakan suatu pencapaian terbesar dalam hidup penulis, cita-cita yang di impikan dari kecil untuk mentransferkan ilmu dan menjadi pengajar alhamdulillah tercapai dengan mengabdikan diri menjadi dosen di Universitas Teuku Umar (UTU), Meulaboh Aceh Barat. Menyisir Bumi Teuku Umar 124

Buku ini merupakan karya nonfiksi pertamanya. Melalui buku ini juga penulis mengulik sejarah, kearifan lokal, panorama alam yang ada di Meulaboh selama 3 bulan lebih berada disini. Secara spesifik dia menulis bukunya dengan penuh emosional dari hati yang paling dalam tentang rahasia besar di Bumi Teuku Umar. Semoga buku yang menceritakan pengalaman pribadi penulis dari sisi Kearifan Lokal Kota Meulaboh bisa menjadikan motivasi dan wawasan pengetahuan akan pesona dan keindahan Kota Meulaboh dari segi corak budaya, tradisi, keindahan dan sumber daya alamnya. Dari segi ekonomi penulis berharap semoga pemerintah daerah maupun pusat lebih memperhatikan akses lokasi maupun fasilitas umum destinasi wisata yang ada di Meulaboh. Dengan adanya perbaikan diharapkan objek wisata lebih dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara, sehingga mendongkrak perekonomian kreatif masyarakat setempat. Sumber alam yang melimpah bisa dimanfaatkan pemerintah daerah maupun masyarakat setempat untuk kembali memajukan Meulaboh pasca tsunami 2004 yang telah memporak porandakan Bumi Teuku Umar ini. Rasa Menyisir Bumi Teuku Umar 125

trauma pastinya dirasakan, rasa duka dan sedih pasti masih membayangi mereka, tetapi penulis berharap jangan terlalu terlena dengan masa lalu biar bagaimanapun waktu terus berjalan, jaman sudah berkembang. Terakhir pesan dari penulis. Meulaboh engkau indah, sumber daya melimpah, engkau adalah Bumi Teuku Umar tempat lahir salah satu putra terbaik daerah kebanggan bangsa dan negara, salah satu pahlawan nasional berjuang melawan penjajah Belanda. Coba lihat perjuangan beliau, mempertaruhkan tenaga, pikiran dan bahkan nyawa sekalipun. Untuk itu “Ayolah Bangkit Meulaboh”, bangun kembali semua infrastruktur, jadikan kota kebanggan Pulau Sumatera. Menyisir Bumi Teuku Umar 126


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook