Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Pedoman Tesis 2016 Revisi 3 Gabungan 01 Mar 2016-ISI

Pedoman Tesis 2016 Revisi 3 Gabungan 01 Mar 2016-ISI

Published by all lquid cows, 2020-12-06 02:30:12

Description: Pedoman Tesis 2016 Revisi 3 Gabungan 01 Mar 2016-ISI

Search

Read the Text Version

Bab II Kajian Pustaka Kajian Pustaka Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Bab II (Kajian Pustaka). Bahan-bahan kajian pustaka terkait teori pengembangan dan teori subtansi yang dikembangkan dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan- terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoritis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran, dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 51

yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Kajian teori juga perlu dilengkapi dengan dengan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan masalah penelitian ini. Hasil penelitian relevan terutama diperoleh dari artikel yang dimuat pada jurnal ilmiah (terkareditasi, internasional), atau laporan penelitian lima tahun terakhir. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka, dan didukung dengan hasil penelitian yang relevan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Kinerja sekolah yang disupervisi dengan latar budaya Jawa lebih baik dibandingkan dengan kinerja sekolah yang disupervisi secara konvensional. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris. 52 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

Bab III Metodologi Penelitian Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup: (1) pendekatan dan jenis penelitian, (2) tempat dan waktu penelitian, (3) disain penelitian, (4) subjek uji coba, (3) instrumen penelitian, (4) teknik pengumpulan data, dan (5) teknik analisis data. Pendekatan dan Jenis Penelitian: jelas Tempat dan Waktu Penelitian: jelas Disain Penelitian Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimen. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Rancangan (desain) pada penelitian dan pengembangan yang biasa digunakan antara lain adalah: (1) desain Borg & Gall, (2) desain Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation (ADDIE), dan (3) desain Define, Design, Development, Desseminate (4D). Ketiga desain pada dasarnya hamper sama, ada yang diuraikan secara mendetail dan ada yang diuraikan secara ringkas. Oleh karena itu berikut ini disajikan salah satu dari ketiga desain tersebut yaitu Desain Borg & Gall. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 53

Potensi dan Pengum- Desain Validasi Masalah pulan Data Produk Data Pengum- Revisi Uji coba Revisi pulan Produk Produk Desain Data Revisi Produksi Masal Produk Gambar 1 : Disain Penelitian menurut Borg & Gall Potensi dan Masalah Potensi adalah sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Potensi berkembang menjadi masalah. Misal dalam bidang sosial dan pendidikan kita memiliki banyak penduduk usia kerja, melalui model pendidikan tertentu dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja. Masalah adalah penyimpangan/kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Misal: banyaknya lulusan dari institusi pendidikan yang belum kompeten, dengan R&D dapat ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan untuk meningkatkan kompetensi. Demikian pulan sebaliknya, masalah juga bisa menjadi potensi. Potensi dan masalah bisa 54 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

dari laporan orang lain, dokumentasi laporan kegiatan perorangan maupun kelompok/instansi. Pengumpulan Data Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual, maka perlu informasi-informasi yang dapat digunakan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Pada langkah ini perlu metode penelitian sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Misalnya peneliti ingin menghasilkan sistem kerja guru yang produktif, dan efektif. Desain Produk Dalam bidang pendidikan, produk yang dihasilkan dengan penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktifitas pendidikan, lulusan yang banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Misalnya kurikulum yang spesifik, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar,modul, model penataan ruang, model pembinaan guru, model pelatihan kepala sekolah, model kepengawasan yang efektif, model pengembangan sekolah efektif, dan lain-lain. Contoh, peneliti akan menghasilkan model pengembangan sekolah yang efektif, maka peneliti harus membuat rancangan model pengembangan baru. Rancangan ini dibuat berdasarkan penilaian model lama. Peneliti harus mengkaji referensi baru yang terkait dengan model sekolah efektif, dan mengkaji fakta-fakta lapangan penerapan model sekolah yang sudah berjalan selama ini. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 55

Hasil akhir dari penelitian adalah desain model pengembangan sekolah efektif yang baru diwujudkan dalam bentuk gambar, bagan atau uraian ringkas yang masih bersifat hipotetik. Validasi Desain Langkah ini merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah produk baru tersebut secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dapat dilakukan dengan menghadirkan pakar untuk mendiskusikannya dan memberikan penilaian (validasi) terhadap desain baru yang dihasilkan, sebelumnya peneliti mempresentasikannya. Perbaikan Desain Hasil validasi desain akan menunjukkan kelemahan- kelemahannya. Kemahan-kelemahan inilah yang kemudian diperbaiki oleh peneliti. Uji Coba Produk Produk baru berupa model sekolah efektif tersebut dapat langsung diujucobakan. Awalnya dengan simulasi, kemudian diujucobakan pada kelompok yang terbatas. Selanjutnya dengan eksperimen, membandingkan yang lama dengan yang baru. Membandingkan keadaan sebelum dan sesudah menggunakan model baru. 56 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

Revisi Produk Barangkali tidak semua aspek hasilnya bagus. Mungkin salah satu aspek, misalnya pada aspek kreatifitas guru kurang baik, ini perlu ada revisi lagi dan diuji cobakan lagi, sehingga kelemahan bisa diminimalkan. Uji Coba Pemakaian Pengujian pemakaian dilakukan pada kelompok/lembaga pendidikan yang lebih luas dan tetap harus dinilai kelemahan dan hambatannya untuk perbaikan lebih lanjut. Revisi Produk Pada langkah ini dilakukan apabila pemakaian pada kelompok sekolah yang lebih luas masih terdapat kelemahan dan kekurangannya. Pembuatan Produk Masal Bila produk model sekolah efektif tersebut sudah dinyatakan baik dalam beberapa kali pengujian, maka model sekolah efektif yang telah dikembangkan tersebut dapat diterapkan pada setiap sekolah. Subyek Uji Coba Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat dari jumlah dan cara memilih sampel perlu dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sampel. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 57

1) Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup dan tapan penelitian pengembangan. 2) Sampel hendaknya representatif, terkait dengan jenis produk yang akan dikembangkan, terdiri atas tenaga ahli dalam bidang studi, ahli perancangan produk, dan sasaran pemakai produk. 3) Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal (preliminary field test). Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, efisiensi, dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Bisa terjadi data yang dikumpulkan hanya data tentang pemecahan masalah yang terkait dengan keefektifan dan efisiensi, atau data tentang daya tarik produk yang dihasilkan. Paparan data hendaknya dikaitkan dengan desain penelitian dan subyek uji coba tertentu. Data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan terhadap subyek ahli isi, kelompok kecil, atau ketiganya. Dalam Uji Ahli, data yang terungkap antara lain ketepatan substansi, ketepatan metode, ketapatan desain produk, dsb. Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik dari produk yang dihasilkan, selanjutnya diperoleh suatu kesimpulan bahwa produk tersebut layak digunakan untuk pembelajaran. Jenis 58 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

data yang digali dalam penelitian ini disusun dengan validitas logis untuk mengetahui kelayakan produk, untuk pembelajaran: 1) Ketepatan rancangan pembelajaran dan media dari ahli materi dan ahli media 2) Kualitas tampilan dan penyajian materi pada produk, diperoleh dari uji coba perorangan dan uji coba lapangan. 3) Kemenarikan bahan ajar, yakni motivasi belajar yang dapat diserap dari produk yang dikembangkan. Instrumen Penelitian Untuk menghasilkan produk pengembangan yang berkualitas diperlukan pula instrumen yang berkualitas dan mampu menggali apa yang dikehendaki dalam pengembangan produk multimedia pembelajaran interaktif. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrumen angket untuk menilai produk yang telah dikembangkan baik dari segi isi, desain layout, text, animasi, kejelasan isi dan juga kombinasi untuk menumbuhkan rasa ketertarikan siswa dan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk dapat belajar menggunakan berbagai sumber belajar antara lain sebagai alternatif dapat menggunakan multimedia pembelajaran berbasis komputer yang dikembangkan tersebut. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Untuk menggali data mengenai ketepatan rancangan dan media, peneliti melakukan diskusi dan menyerahkan produk Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 59

yang dibuat dan lembar evaluasi agar direviu ahli, serta meminta komentar dan saran demi perbaikan model yang dikembangkan. b. Untuk menggali kesesuaian/ ketepatan model digunakan angket dengan menggunakan skala likert, dan mendiskusikan dengan responden. Dalam proses uji coba atau validasi produk ini alat pengumpul data berupa angket dengan skala Likert. Skor yang diperoleh dengan menggunakan skala Likert kemudian skornya dirata-rata. Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden penelitian. 1) Teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan kuesioner. 2) Pengumpulan data dapat menggunakan Instrumen yang sudah ada. Untuk ini perlu kejelasan mengenai karateristik instrumen, mencakup kesahihan (validitas), kehandalan (reliabilitas), dan pernah dipakai dimana dan untuk mengukur apa. 3) Instrumen dapat dikembangkan sendiri oleh oleh peneliti, oleh karena itu perlu kejelasan prosedur pengembangannya, tingkat validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data 60 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data: 1) Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan, atau grafik. 2) Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan. 3) Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif. 4) Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk. 5) Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan produk yang akan dikembangkan. 6) Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Data kualitatif yang berupa pernyataan sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat baik, diubah menjadi data kuantitatif dengan skala nilai 1 sampai 5. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam penelitian pengembangan, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh terdiri dari: Desain Awal Produk (Gambar dan penjelasan); Hasil Pengujian Pertama; Revisi Produk (Gambar setelah direvisi dan penjelasannya); Hasil Pengujian Tahap II; Revisi Produk (Gambar setelah direvisi Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 61

dan penjelasannya); Pengujuajn Tahap III (Bila perlu); Penyempurnaan Produk (Gambar terakhir dan penjelasannya); dan Pembahasan Produk. Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel, ataupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan tentang hal tersebut masih diperlukan. Namun bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti. Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas statistik yang diperoleh dari perhitungan statistik. Pembahasan atas temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan di dalam Bab IV mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah: (1) menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai, (2) menafsirkan temuan- temuan penelitian, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru, dan (5) menjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian. 62 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori- teori yang ada. Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang uraian yang telah ada di dalam Bab II. Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya bila didukung penelitian lain yang dibahas dalam bagian ini. Pembahasan justru akan menjadi lebih menarik jika di dalamnya dicantumkan pula temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti mampu memberikan penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa temuannya memang lebih akurat. Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak. Pertama, faktor nonmetodologis, seperti adanya intervensi variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan metodologis, Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 63

misalnya instrumen yang digunakan tidak sahih atau kurang reliabel. Dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut letak ketidaksempurnaan instrumen yang digunakan. Penjelasan tentang kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang ada akan menjadi salah satu pijakan untuk menyarankan perbaikan bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang. Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh teori harus disertai dengan rumusan teori baru. Bab V Kesimpulan, Saran, dan Implikasi Pada Bab V atau bab terakhir dari tesis, dimuat tiga hal pokok, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. Kesimpulan Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh 64 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam Bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara. Saran Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu saran yang diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat diajukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak. Implikasi Implikasi merupakan konsekuensi logis yang ditimbulkan dari hasil penelitian, yang berupa kebermanfaatan hasil penelitian pada bidang/lingkup yang dikaji atau pengembangan keilmuan. Isi Bagian Akhir: jelas Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 65

4. Tesis Hasil Penelitian Campuran Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan penelitian dengan metode kombinasi (metode campuran/ gabungan), maka harus dipahami dahulu karakteristik kedua metode tersebut. Penelitian kuantitatif memandang bahwa, suatu gejala dianggap relatif tetap, tidak berubah dalam waktu tertentu. Peneliti kuantitatif dalam memandang gejala adalah bebas nilai. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan sampel yang diambil secara random, sehingga peneliti tidak ada kontak langsung dengan sumber data. Dengan demikian data yang diperoleh adalah yang objektif dan bebas nilai. Metode kualitatif berlandasan pada filsafat post positivisme atau enterpretative. Filsafat ini berpandangan bahwa suatu gejala bersifat holistik, belum tentu dapat diamati dan diukur, hubungan gejala bersifat reciprocal, data bersifat dinamis dan terikat nilai. Penelitian kualitatif memandang tidak semua gejala dapat diamati dan diukur. Gejala yang mengandung makna tidak dapat diamati. Gejala dalam penelitian kualitatif tidak bersifat sebab-akibat (kausal), tetapi lebih bersifat reciprocal (saling mempengaruhi). Hasil penelitian kualitatif tidak akan bebas nilai, karena peneliti berinteraksi dengan sumber data. Uraian di atas menunjukkan bahwa landasan filsafat kedua metode penelitian tersebut sangat berbeda bahkan bertentangan, sehingga secara teoritis kedua metode tersebut tidak dapat dikombinasikan untuk digunakan bersama-sama. Namun demikian perkembangan pendekatan/ metode penelitian terkini 66 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

menunjukkan bahwa penggabungan kedua metode tersebut menjadikan hasil dan temuan penelitian menjadi komprehensif, selain dapat menjangkau pada sasaran yang luas, dan juga dapat menghasilkan kajian yang mendalam. Sebagaimana pendapat Sugiyono (2006) menyatakan bahwa, pertama, kedua metode tersebut dapat digabungkan tetapi digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan metode kualitatif, sehingga ditemukan hipotesis tersebut diuji denganmetode kuantitatif. Kedua, metode penelitian tidak dapat digabungkan dalam waktu bersamaan, tetapi hanya teknik pengumpulan data yang dapat digabungkan. Bagian Awal: jelas Bagian Inti: Bab I: jelas Bab II: Contoh hipotesis penelitian pengembangan: terdapat perbedaan efektivitas kinerja sekolah yang menerapkan MBS dan sekolah yang tidak menerapkan MBS. Bab III Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin untuk memper oleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif. Kemudian secara specifik metode kombinasi digunakan apabila: Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 67

a. Peneliti yang ingin melengkapi hasil penelitian kuantitatif yang diperkaya dengan data-data yang bersifat kualitatif yang tidak bia digali dengan metode kuantitatif. b. Peneliti ingin hasil penelitian kualitatif dapat diberlakukan pada populasi yang lebih luas. c. Peneliti ingin mendapatkan data yang lebih komprehensip yang dapat dicari dengan metode kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang sama. d. Peneeliti ingin melakukan penelitian yang bersifat proses dengn metode kualitatif, dan meneliti produk dengan kuantitatif. e. Peneliti ingin melakukan penelitian tindakan (action research). f. Peneliti ingin melakukan penelitian untuk menghasilkan produk yang teruji dengan metode R & D (research and development). RESERCH PROSES PROBLEM PENELITIAN , LITERATURE (CRESWELL REVIEW 2012) RESEARCH QUESTION KUATITATIF KUALITATIF RESEARCH DESIGN KUANTITATIF COMBINE KUALITATIF SAMPLING INSTRUME DATA INTERPRETA N ANALYSIS TION DISCUSSION, CONCLSSION, LIMITATION, FUTURE RESEARCH Gambar 2. Motode Penelitian Campuran 68 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

Rancangan Penelitian Rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian gabungan/ kombinasi. Pada prinsipnya dapat diilustrasikan oleh gambar di bawah ini. VARIAN METODE KOMBINASI I II QUAL + QUAN QUAL QUAN IV III QUAL + quan QUAL quan QUAN + Qual Qual QUAN QUAN qual Quan QUAL Gambar 3. Rancangan Penelitian Campuran Penjelasan dari gambar tersebut, terdapat dua jenis penelitian gabungan/ kombinasi yaitu kombinasi secara berurutan (sequential) dan kombinasi secara bersama-sama (concurrent). Sequential terdiri dari sequential explanatory dan sequential exploratory. Sedangkan concurrent terdiri dari concurrent triangulation dan concurrent embedded. Berikut ini adalah uraian/ penjelasan dari kedua jenis tersebut. 1. Langkah-langkah penelitian desain sequential explanatory Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 69

Sesuai karakteristik metode kombinasi sequential explanatory, dimana pada tahap pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kadua menggunakan metode kualitatif. Dengan demikian, penelitian kombinasi dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian kuantitatif dan rumusan masalah penelitian kualitatif, atau rumusan masalah yang berbeda, tetapi saling melengkapi. a. Metode Kuantitatif langkah-langkah dalam metode kuantitatif adalah menentukan masalah/potensi dan membuat rumusan masalah, melakukan kajian teori dan merumuskan hipotesis, mengumumpulkan dan analisis data untuk menguji hipotesis, dan selanjutnya dapat dibuat kesimpuan berdasarkan hasil pengujian hipotesis. 1) Masalah dan Potensi Penelitian kuantitatif berangkat dari masaah dan atau potensi yang sudah jelas. Masalah adalah penyimpangan dari apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi (das sein dan das solen). Misalnya, penyimpangan antara kebijakan dengan pelaksanaan atau penyimpangan antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan. Suatu penelitian juga bisa diangkat dari potensi. Penelitian yang berangkat dari potensi cenderung lebih baik daripada penelitian yang berangkat dari masalah. Jika penelitian yang berangkat dari masalah, maka hasil penelitian lebih berguna untuk memecahakan masalah, sedangkan jika penelitian 70 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

berangkat dari potensi, hasil penelitian berguna untu pengembangan, atau peningkatan kemajuan. 2) Landasan Teori dan Hipotesis Setelah masalah dirumuskan, maka peneliti mencari dan memilih teori yang relevan sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah, memberi definisi operasional, merumuskan hipotesis dan mengembangkan instrumen. Jumlah teori yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Hipotesis yang dikemukakan dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif. 3) Pengumpulan Analisis Data Kuantitatif Setelah hipotesis dirumuskan, maka hipotesis tersebut selanjutnya dibuktikan kebenarannya berdasarkan data. Untuk itu sebelum dikumpulkan, perlu ditetapkan populasi dan sampelnya beserta instrumen penelitiannya. Jumlah instrumen tergantung pada variabel yang diteliti. Sebelum digunakan, instrumen juga perlu teruji validitas dan reabilitasnya. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. 4) Hasil Pengujian Hipotesis Ini merupakan langkah akhir dari tahap metode kuantitatif. Data kuantitatif yang telah dianalisis dan hipotesis yang telah diuji selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, gambar, dan narasi singkat. Penyajian data meliputi deskripsi data kuantitatif nilai setiap variabel, setiap indikator, bahkan setiap Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 71

butir instrumen. Dengan demikian nilai setiap variabel, setiap indikator dan setiap butir instrumen dapat diketahui. b. Metode Kualitatif Jika dalam penelitian kuantitatif, penelitian berakhir setelah hipotesis terbukti atau tidka terbukti. Dalam penelitian campuran model sequential explanatory, penelitian masih berlanjut dengan metode kualitatif, untuk membuktikan, memperkuat, memperdalam, memperluas, memperlemah, dan mengugurkan data kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap awal. 1) Penentuan Sumber Data Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif pada tahap awal, selanjutnya peneliti kualitatif, menentukan sumber data yang diharapkan dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk melengkapi data kuantitatif yang telah diperoleh pada penelitian tahap I. sesuai dengan metodenya, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara kualitatif, misalnya melaui purposive (narasumber yang paling tahu tentang apa informasi yang dibutuhkan) dan bersifat snowball (jumlahnya berkembang semakin banyak). 2) Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif Setelah sumber data ditetapkan, maka selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode kualitatif seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dan pengujian kredibilitas data dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data. 72 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

Dari hasil analisis kualitatif diharapkan diperoleh data kualitatif yang kredibel untuk melengkapi data kuantitatif. 3) Analisis Data Kuantitatif dan Kuaitatif Setelah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah selanjutnya adalah menganlisis kembali kedua kelompok data tersebut. Analisis data dapat dilakukan dengan menggabungkan kedua data yang sejenis sehingga data kuantitatif diperluas dan diperdalam dengan data kulitatif. Analisis juga dapat dilakukan dengan membandingkan kedua kelompok data, sehingga dapat ditemukan perbedaan dan kesamaan diantara 2 kelompok data tersebut. 4) Kesimpulan Hasil Penelitian Langkah terakhir penelitian adalah membuat laporan penelitian yang didalamnya terdapat kesimpulan dan memberikan saran-saran. Kesimpulan yang diberikan adalah untuk menjawab secara singkat terhadap rumusan masalah penelitian berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. Jumlah butir kesimpulan harus sama dengan jumlah rumusan masalah. Berdasarkan kesimpulan tersebut, selanjutnya dibuat saran untuk memperbaiki keadaan. Saran yang diberikan tentunya berdasarkan pada hasil penelitian. Jumlah butir saran tidak harus sama dengan jumlah butir kesimpulan. 2. Langkah-Langkah Penelitian Desain Sequential Exploratory Pada tahap pertama penelitian menggunakan metode kualitatif, yang langkah-langkahnya adalah menetukan seting Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 73

penelitian yang di situ ada masalah, atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan data dan analisis data. Setelah itu peneliti masuk ke setting penelitian dengan melakukan pengumpulan yang utuh dari objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis. Pada tahap ke dua peneliti menggunakan metode kuantitatif yang berfungsi untuk menguji hipotesis yang ditemukan pada penelitian tahap pertama. Langkah- langkah dalam penggunaan metode kuantitatif adalah menetukan populasi dan sampel sebagai tempat untuk menguji hipotesis, mengembangkan dan menguji instrumen untuk pengumpulan data, analisis data dan selanjutnya membuat laporan yang diakhiri dengan kesimpulan saran. a. Metode kualitatif Langkah pertama dalam metode penelitian kombinasi model/desain seqential explatory adalah melakukan penelitian dengan metode kualitatif. Seperti telah dikemukakan langkahnya adalah menetukan seting penelitian yang di situ ada masalah, atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan data dan analisis data. Setelah itu peneliti masuk ke setting penelitian dengan melakukan pengumpulan data dan analisis data kualitatif, dan akhirnya peneliti dapat menemukan gambaran yang utuh dari objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis. 74 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

1) Masalah dan judul penelitian Setiap penelitian berangkat dari masalah tetentu. Masalah dalam penelitian kualitatif berbeda dengab masalaj dalam kuantitatif. Masalah dalam penelitian belum jelas, masih remang- remang bahkan masih gelap, sehingga masalah yang dibawa peneliti kualitatif masih bersifat semntara. Penelitian kualitatif juga tidak harus berangkat dari masalah, tetapi bisa dari dugaan adanya potensi, bahkan bisa berangkat dari rasa keingintahuan di suatu objek itu ada apa. Setelah masalah, potensi atau keinginan untuk mengetahui sesuatu yang di situasi sosial/tempat/objek penelitian ditetapkan, maka selanjutnya dapat dibuat rumusan masalah yang bersifat sementara. Rumusan masalah dapat bersifat rumusan masalah deskriptif, komparatif, asosiatif. Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian masalahnya sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang. Jadi masalah diperluas atau diperdalam. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga harus “ganti” masalah. Dengan demikian antara judul dalam proposal dengan judul laporan penelitian tidak sama sehingga judulnya diganti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 75

Contoh judul penelitian : Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi MBS. 2) Kajian teori Teori dalam penelitian kualitatif sering disebut dengan teori lensa atau teori perspektif. Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat berbagai pertanyaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan data dan analisis data. Kalau dalam penelitian kuantitatif teori diuji dengan berdasarkan data lapangan, tetapi dalam penelitian kualitatif teori berfungsi untuk memandu peneliti dalam bertanya, mengumpulkn dan analisis data. Berdasarkan contoh judul di atas, maka teori yang perlu diuji dan diperdalam oleh peneliti adalah tentang produktivitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja berdasarkan data di lapangan. 3) Pengumpulan data dan analisis data Setelah peneliti memahami permasalahan yang diteliti serta memperhatikan rumusan masalah penelitian maka, peneliti selanjutnya masuk dalam tempat yang diteliti (setting penelitian) untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data, analisis dan pengujian kredibilitas data lebih banyak dilakukan secara bersamaan. Sesuai contoh diatas pengumpulan data dilakukan terkait produktivitas dan faktor yang mempengaruhinya. Sebelum pengumpulan data lebih mendalam maka peneliti melakukan penjelajahan terlebih dahulu untuk meperoleh gambaran umum tentang situasi sosial atau setting yang diteiti. 76 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

b. Metode kuantitatif Penentuan sampel dan populasi untuk menguji hipotesis Dalam suatu penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data.selainitu populasi dan sampel juga untuk menguji hipotesis yang telah ditemukan. Misalnya hipotesis mengenai implementasi MBS tersebut di atas, populasi yang diambil adalah seluruh sekolah di suatu kecamatan. Identifikasi sekolah yang sudah menerapkan MBS dan yang belum menerapkan MBS. Selanjutnya mengambil sampel dari masing-masing kelompok dengan menggunakan teknik sampling yang sesuai dan representatif. 3. Langkah-langkah penelitian desain concurrent triangulation Metode penelitian dapat berangkat dari rumusan masalah kualitatif atau kuantitatif yang sejenis. Rumusaan masalah kualitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban dengaan data kualitatif, dan rumusan masalah kuantitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan data kuantitatif. Rumusan masalah yang sejenis adalah rumusan masalah yang isi dan bentuknya sama. Bentuk rumusan masalah adalah deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif. Penelitian dapat dilakukan berdasarkan satu bentuk masalah, dua bentuk masalah atau seluruh bentuk masalah. Saat peneliti menggunakan metode kualitatif, maka peneliti harus memperkut diri menjadi human instrument agar bisa mngumpulkan, dan menganalisis data kualitatif, dan pada saat menjadi peneliti kuantitatif, peneliti melakukan kajian teori untuk dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian. Instrument Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 77

penelitian digunakan untukk mengumpulkan data kuantitatif. Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis seccara kualitatif, dan data kualitatif dianalisis dengan statistik. Kedua klompok data hasil analisis kualitatif dan kuantitatif selanjutnya dianalisis lagi dengan meta anallisis (analisis data hasil penelitian kualiatif dan kuantitatif atua sebaliknya) untuk dapat dikelompokan, dibedakan ,dan dicari hubungan satu data ddengan data yang lain, sehingga apakah kedua data saling memperkuat, memperlemah atau bertentangan. 4. Langkah-langkah penelitian desain concurrent embedded Seperti dikemukakan terdapat dua model dalam penelitian concurrent embedded, yaitu metode kuantitatif yang menjadi metode primer dan atau metode kualitatif yang metode primer. Langkah-langkah penelitian metode kuantitatif sebagai metode primer seperti di bawah ini. Penelitian berangkat dari masalah atau potensi. Potensi yang ingin diberdayakan, tetapi tidak bisa cara memberdayakan, juga akan menimbulkan masalah. Setelah masalah dan yang melatarbelakangi dikemukakan dengan fakta, selanjutnya dibuat rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah bisa berbentuk rumusan deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif. Setelah masalah dirumuskan maka, selanjutnya peneliti memilih teori yang dapat digunakan untuk memperjelas masalah, merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian. Setelah instrument disusun diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrument terbukti valid dan reliable, maka selanjutnya 78 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

digunakan untuk mengumpulkan data guna menjawab rumusan masalah kuantitatif dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrument dan pengumpulan data kualitatif dengan observasi, dan wawancara. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan sample penelitian yang diambil secara random dan pengumpulan dan kualitatif dikumpulkan dengan sample purposive dan snowball. Data kuantitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan statistic dan data kualitatif dianalisis secara kualitatif. Data kuantitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kualitatif, selanjutnya dianalisis untuk digabungkan dan dibandingkan, sehingga dapat ditemukan data kualitatif mana yang memperkuat, memperluas dan mengugurkan data kuantitatif. Data kuantitatif yang bersifat deskriptif atau hasil pengujian hipotesis berikut data kualitatif sebagai pelengkapnya, selanjutnya disajikan dalam bentuk table atau grafik dan dilengkapi dengan data kualitatif. Data tersebut selanjutnya diberikan pembahasan, sehingga hasil penelitian menjadi semakin jelas dan mantap. Langkah terakhir dari proses penelitian ini adalah membuat laporan penelitian, yang di bagian akhirnya ada kesimpulan dan saran. Kesimpulan berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian selanjutnya diberikan saran. Bila kesimpulan memberikan informasi yang baik, maka tidak perlu diberikan saran, sehingga jumlah saran tidak harus sama dengan jumlah kesimpulan. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 79

Langkah-langkah metode kualitatif sebagai metode primer sebagai berikut. Seperti telah banyak dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif digunakan bisa berangkat dari potensi, keingintahuan di obyek ada apa, dan bisa dari masalah yang bersifat sementara. Masalah tersebut akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan. Setelah peneliti melakukan penjelajahan umum (grand tour observation) ke obyek yang diteliti, maka peneliti baru dapat menemukan fokus penelitian. Berdasarkan fokus penelitian tersebut, selanjutnya peneliti dapat membuat rumusan masalah yang berupa pertanyaan penelitian sebagai panduan untuk mengumpulkan data di lapangan. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan landasab teori sebagai bahan untuk perumusan hipotesis, tetapi melakukan kajian berbagai teori perspektif yang sesuai dengan konteks penelitian. Dengan kajian tersebut akan dapat memperkuat peneliti kualitatif sebagai “human instrument”, sehingga peneliti kualitatif mampu melakukan penjelajahan umum pada obyek yang diteliti, menetapkan fokus, menetapkan sumber data, mengumpulkan dan analisis data kualitatif. Teori yang digunakan oleh peneliti kualitatif, juga bersifat sementara dan akan berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti di lapangan. Penelitian kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan (bukan teori) untuk membangun hipotesis atau teori baru Instrumen Pengumpulan Data Instrumen atau perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan metode penelitian gabungan 80 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

(kombinasi) adalah: instrumen untuk data kualitatif meliputi panduan observasi, panduan wawancara, daftar dokumen; sedangkan instrumen untuk data kuantitatif menggunakan angket (kuesioner). Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden penelitian. 1) Teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan kuesioner. 2) Pengumpulan data dapat menggunakan Instrumen yang sudah ada. Untuk ini perlu kejelasan mengenai karateristik instrumen, mencakup kesahihan (validitas), kehandalan (reliabilitas), dan pernah dipakai dimana dan untuk mengukur apa. 3) Instrumen dapat dikembangkan sendiri oleh oleh peneliti, oleh karena itu perlu kejelasan prosedur pengembangannya, tingkat validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data: 1) Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan, atau grafik. 2) Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan. 3) Data dianalisis secara deskriptif-kualitatif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 81

4) Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan rumusan masalah kuantitatif. 5) Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. 82 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

BAB V PEMBIMBINGAN A. Pembimbing 1. Mahasiswa yang sedang menyusun proposal dan tesis mendapatkan dua pembimbing yang disebut Pembimbing I dan Pembimbing II dengan hak/kewenangan yang sama. 2. Pembimbing I adalah dosen tetap atau dosen luar biasa yang ditugaskan oleh Direktur PPs atas usul Ketua Program Studi dengan pangkat serendah-rendahnya Penata (III/c) dengan jabatan akademik minimal Lektor dan bergelar Doktor (S3), dan berlatar belakang pendidikan sesuai dengan Program Studi mahasiswa yang dibimbing. 3. Pembimbing II adalah dosen tetap atau dosen luar biasa yang ditugaskan oleh Direktur PPs atas usul Ketua Program Studi dengan pangkat serendah-rendahnya Penata (III/c) dengan jabatan akademik minimal Lektor dan bergelar Doktor (S3). 4. Penetapan pembimbing didasarkan atas keahlian yang relevan dengan permasalahan tesis. 5. Pembagian tugas antara pembimbing I dan pembimbing II didasarkan atas kesepakatan di antara keduanya dengan tetap memperhatikan norma-norma akademik. 6. Pembimbing I dan II secara kolegial mengatur jadwal bimbingan, teknik, dan lain-lain terkait dengan tesis untuk diberitahukan kepada mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa memperoleh kepastian dalam setiap langkah-langkahnya. 7. Selama proses pembimbingan mahasiswa tidak dibenarkan mengganti judul tesis, masalah penelitian, atau hal-hal lain Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 83

kecuali atas kesepakatan bersama pembimbing dan diketahui Ketua Program Studi. B. Proses Pembimbingan 1. Proses bimbingan tesis dilakukan secara teratur dalam batas waktu yang ditetapkan. Batas waktu penyelesaian tesis adalah maksimal tujuh (7) semester terhitung semenjak semester dimulainya bimbingan yaitu pada semester 3 (tiga). 2. Pembimbing I dan II wajib menyediakan waktu bimbingan yang terjadwal dan pasti kepada mahasiswa sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Komunikasi antara pembimbing dan mahasiswa bisa dilakukan melalui tatap muka, telepon, dan internet. 3. Apabila karena sesuatu hal pembimbing tidak dapat menyelesaikan tugasnya, maka pembimbing yang bersangkutan harus menyerahkan kembali tugas tersebut kepada Ketua Program Studi disertai dengan latar belakang atau alasan secara jelas. Selanjutnya Ketua Program Studi mengusulkan pembimbing yang lain sebagai pengganti kepada Direktur PPs. 4. Direktur PPs setelah mendengar pendapat Ketua Program Studi dapat mencabut surat penetapan yang telah diberikan kepada seorang pembimbing dan mengalihkan tugas tersebut kepada pembimbing lain. 5. Proses bimbingan ditetapkan pembimbing bersama mahasiswa yang bersangkutan dengan musyawarah. 6. Proses bimbingan tidak harus dimulai dari Pembimbing I, tetapi bisa dimulai dari Pembimbing II berdasarkan situasi dan 84 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

kondisi yang dialami oleh mahasiswa. 7. Pada saat proses bimbingan, mahasiswa menuliskan masukan- masukan atau koreksi dari pembimbing terkait dengan substansi materi bimbingan pada lembar yang disiapkan oleh masing-masing mahasiswa seperti pada lampiran 7. 8. Naskah bimbingan yang telah mendapatkan masukan/koreksi dari Pembimbing I dan II pada bimbingan sebelumnya harus dibawa dan ditunjukkan pada bimbingan berikutnya. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 85

BAB VI PROSEDUR UJIAN A. Ujian Proposal Tesis Sebelum melaksanakan uji coba instrumen penelitian (kuantitatif), mahasiswa diwajibkan melaksanakan ujian proposal tesis dan instrumennya. Pada saat ujian proposal tesis, mahasiswa diwajibkan mengundang minimal 4 orang teman mahasiswa lainnya untuk hadir menyaksikan ujian tersebut sebagai bahan pengalaman mereka. Syarat-syarat untuk melaksanakan Ujian Proposal Tesis adalah sebagai berikut: 1. Syarat Administratif a. Lunas biaya pendidikan yang ditunjukkan dengan fotokopi bukti pembayaran dan menunjukkan aslinya. b. Menyerahkan KRS Asli c. Mahasiswa wajib telah mengikuti ujian proposal dan/ atau ujian tesis mahasiswa lain minimal 5 (lima) kali yang dibuktikan dengan daftar hadir (lampiran 8). Bukti tersebut digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian proposal dan ujian tesis. 2. Syarat Akademik a. Lulus semua mata kuliah dan telah mengikuti kegiatan lain yang menjadi persyaratan program magister. b. Lembar Persetujuan dari Pembimbing I dan II yang diketahui oleh Ketua Program Studi. c. Menyerahkan naskah proposal tesis rangkap 4 (empat) untuk penguji I, penguji II, penguji III, dan mahasiswa. 86 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

B. Ujian Tesis 1. Persyaratan Untuk Menempuh Ujian Tesis a. Persyaratan administratif 1) Menyerahkan bukti pembayaran asli dari semester 1 sampai semester terakhir 2) Menyerahkan bukti keikutsertaan ujian proposal dan/ atau ujian tesis 3) Menyerahkan fotokopi lembar persetujuan pembimbing b. Persyaratan akademik 1) Tesis sudah disetujui dan ditandatangani kedua pembimbing. 2) Menyertakan Surat Pernyataan bermaterai tentang Keaslian Tesis dan bukan hasil dari flagiasi. 3) Menunjukkan bukti rujukan yang diperoleh dari berbagai sumber (buku, artikel dalam jurnal, dan sumber lainnya) dengan memfotocopy halaman yang dirujuk, halaman judul, dan identitas buku yang memuat penerbit, tahun, dll, dengan cara diurutkan dari kutipan pertama hingga kutipan terakhir. 4) Melampirkan dan membawa beberapa hal:  Penelitian Kuantitatif: a) Melampirkan sampel instrumen yang sudah diisi oleh responden minimal @ 5 eksemplar setiap variabel b) Melampirkan beberapa foto pelaksanaan penelitian di lapangan c) Melampirkan Surat Keterangan Penelitian dari Program Pascasarjana dan dari lapangan. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 87

 Penelitian Kualitatif: a) Melampirkan pedoman observasi, pedoman wawancara yang sudah diisi oleh informan, minimal @ 5 eksemplar. b) Melampirkan beberapa dokumentasi foto/video pelaksanaan penelitian di lapangan. c) Membawa rekaman hasil penelitian yang berupa audio/ audio visual, dan lainnya. d) Melampirkan Surat Keterangan Penelitian dari Program Pascasarjana dan dari lapangan.  Penelitian R & D: a) Melampirkan hasil observasi dan hasil wawancara dari hasil FGD yang sudah diisi oleh informan/peserta FGD minimal @ 5 eksemplar. b) Membawa disain dan produk hasil pengembangan. c) Melampirkan beberapa foto pelaksanaan penelitian di lapangan. d) Membawa rekaman hasil penelitian yang berupa audio/ audio visual, dan catatan lapangan. e) Melampirkan Surat Izin Penelitian dari Program Pascasarjana dan Surat Keterangan Penelitian dari lapangan. Persyaratan 1, 2, 3, dan 4 dijilid menjadi satu, diserahkan kesekretariat satu eksemplar. Persyaratan yang berupam benda seperti produk, audio/ audio visual dibawa pada saat ujian, yang sebelumnya sudah ditunjukkan dan dikonsultasikan kepada pembimbing. 2. Prosedur Penyelenggaraan Ujian Tesis 88 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

a. Mahasiswa menyerahkan persyaratan yang diperlukan kepada Ketua Program Studi. b. Ketua Program Studi menyerahkan berkas persyaratan dan mengusulkan ujian kepada Direktur PPs. c. Setelah mempertimbangkan usul Ketua Program Studi, Direktur PPs menetapkan Panitia Ujian Tesis. 3. Panitia Penyelenggara Ujian Tesis a. Panitia Ujian Tesis terdiri dari: 1) Seorang ketua (Pembimbing I) 2) Anggota dewan penguji. b. Anggota dewan penguji terdiri dari 3 orang: 1) Pembimbing I 2) Pembimbing II 3) Penguji utama c. Anggota penguji tesis serendah-rendahnya dosen bergelar Doktor (S3) dengan Jabatan Akademik minimal Lektor . d. Ujian tesis dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. e. Ujian tesis dilaksanakan dalam waktu maksimal 120 menit untuk setiap peserta yang diselenggarakan di kampus Universitas PGRI Semarang dalam bentuk sidang. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 89

BAB VII PENILAIAN DAN YUDISIUM UJIAN TESIS A. Penilaian Ujian Tesis 1. Penilaian ujian tesis dilakukan oleh 3 (tiga) penguji. 2. Penilaian ujian tesis meliputi komponen-komponen: a. Isi tesis (A), terdiri dari: 1) Konsistensi logis dari isi tesis (X1). 2) Kadar keaslian dan mutu ilmiah tesis (X2). 3) Bahasa dan tata tulis tesis (X3) b. Jawaban dan/atau tanggapan dalam ujian tesis (B), yang terdiri dari: 1) Kedalaman dan keluasan penguasaan materi (Y1). 2) Ketepatan dan kelancaran dalam memberikan jawaban (Y2). 3) Sikap ilmiah (Y3). 3. Penilaian oleh masing-masing penguji terhadap komponen jawaban diberikan atas dasar keseluruhan penampilan mahasiswa pada awal sampai akhir ujian (lampiran 9). 4. Pada penilaian akhir ujian tesis, masing-masing penguji menggunakan rumus sebagai berikut: Ai  X1  X2  X3  ................... 3 Bi  Y1  Y2  Y3  ................... 3 Ci  A  2B  ................... 3 90 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

5. Penilaian akhir ujian tesis.  C1  C2  ... Cn  ...................% n Keterangan : X1 = Skor konsistensi logis isi tesis X2 = Skor kadar keaslian dan mutu ilmiah tesis. X3 = Skor bahasa dan tata tulis tesis. Y1 = Skor kedalaman dan keluasan penguasaan materi. Y2 = Skor ketepatan dan kelancaran dalam memberikan jawaban. Y3 = Skor sikap ilmiah. Ci= Nilai rata-rata A dan B dari setiap penguji C1 = Nilai yang diperoleh dari Penguji I. C2 = Nilai yang diperoleh dari Penguji II. Cn= Nilai yang diperoleh dari Penguji ke-n, dimana n = 3. i= 1,2,...,n B. Yudisium Ujian Tesis 1. Yudisium ujian tesis disampaikan langsung setelah ujian tesis selesai. Dalam hal tesis masih perlu diperbaiki, predikat kelulusan diberikan setelah perbaikan selesai. 2. Kategori hasil ujian tesis disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. 3. Tesis yang telah mendapat nilai B ke atas, segera disahkan (ditandatangani) oleh panitia ujian. Apabila tesis ada perbaikan, pengesahan diberikan setelah perbaikan selesai (disetujui penguji). Perbaikan dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah pelaksanaan ujian tesis. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 91

4. Setelah ujian tesis selesai, panitia ujian menandatangani berita acara ujian tesis. Apabila dalam penyusunan tesis mahasiswa mendapat fasilitas dari lembaga lain di luar Universitas PGRI Semarang, mahasiswa dapat memberikan tesis yang sudah disahkan kepada lembaga tersebut. 92 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

BAB VIII TEKNIK PENULISAN TESIS Bagian ini berisi petunjuk yang berkaitan dengan penulisan bab dan subbab, cara merujuk, cara menulis daftar pustaka, tabel dan gambar, bahasa dan ejaan, serta pencetakan dan penjilidan. Di samping itu, pada bagian akhir juga diberikan petunjuk praktis teknik penulisan yang meliputi hal-hal yang perlu diperhatikan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. A. Penulisan Bab dan Subbab Teks tesis terdiri atas bab dan subbab. Bab dan subbab tersebut diberi judul dengan format sesuai dengan peringkatnya. Ada beberapa alternatif penulisan bab dan subbab dalam tesis. Dalam pedoman ini digunakan cara sebagai berikut. 1. Peringkat 1 ditulis dengan huruf besar semua, cetak tebal, dan diletakkan di tengah (judul bab). 2. Peringkat 2 ditunjukkan dengan urutan huruf besar (A, B, C, dan seterusnya) diikuti dengan tanda titik, ditulis dengan huruf besar-kecil dan cetak tebal, dimulai dari margin kiri. 3. Peringkat 3 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dan seterusnya) diikuti dengan tanda titik, ditulis dengan huruf besar-kecil dan tidak tebal, dan dimulai 2 ketukan dari margin kiri. 4. Peringkat 4 ditunjukkan dengan urutan huruf kecil (a, b, c, dan seterusnya) diikuti dengan tanda titik, ditulis dengan huruf besar-kecil dan tidak tebal, dan dimulai 4 ketukan dari margin kiri. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 93

5. Peringkat 5 ditujukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dan seterusnya) diikuti kurung tutup tanpa tanda titik, ditulis dengan huruf besar-kecil dan tidak tebal, dan dimulai sejajar dengan peringkat 4. 6. Peringkat 6 ditunjukkan dengan urutan angka atau huruf dalam kurung seperti (1) dan (a) untuk menyampaikan butir uraian atau contoh yang bersifat hirarkis, dan dimulai sejajar dengan peringkat 4. Contoh: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian …………………………………………………………………….. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ………………………………………………………… ………………………………………………………………. 2. Waktu Penelitian ………………………………………………………… C. Disain Penelitian ……………………………………………………………… D. Variabel Penelitian 1. Jenis Variabel a. …………………………………………………………….. b. …………………………………………………………….. 1) ……………………………………………………………. a) …………………………………………………………….. 94 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

B. Cara Merujuk dan Menulis Daftar Pustaka 1. Cara Merujuk Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir penulis dan tahun penerbitan naskah di antara tanda kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut. Jika penulisnya lebih dari tiga orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama akhir penulis pertama diikuti dengan dkk. Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran, majalah, dan sejenisnya. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai pemisahnya. c. Cara Merujuk Kutipan Langsung Kutipan Kurang dari 40 Kata Kutipan kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (\"...\") sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama akhir penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut. Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu. Contoh: Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 95

Illyas (1997: 144) menyimpulkan \"akar-akar perbedaan penafsiran antara para musafir dan feminis muslim terdapat pada latar belakang pemikiran dan metodologi yang berbeda\". Nama penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman. Contoh: Simpulan dari penelitian tersebut adalah \"akar-akar perbedaan penafsiran antara para musafir dan feminis muslim terdapat pada latar belakang pemikiran dan metodologi yang berbeda\" (Ilyas, 1997: 144). Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal ('....'). Contoh: Simpulan dari penelitian tersebut adalah \"terdapat kecenderungan semakin banyak 'campur tangan' pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan\" (Soewignyo, 1991: 101). Kutipan 40 Kata atau Lebih. Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri, rata pada tepi kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Contoh: Tentang estetika dalam ilmu sastra, Wellek (1973: 17) berpendapat sebagai berikut: 96 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

The only truthful and right thing to do is to make this judgment as objective as possible, to do what every scientist and scholar does: to isolate his object, in our case, the literary work of art, to contemplate it infently, to analyze, to interpret, and finally to evaluate it by criteria derived from, verified by, buttressed by, as wide a knowledge, as an observation, as keen a sensibility, as honest a judgement as we can command. Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri garis teks kutipan. Kutipan yang Sebagian Dihilangkan Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dihilangkan, maka kata-kata yang dihilangkan diganti dengan tiga titik. Contoh: \"Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru\" (Manan, 1995: 278). Apabila ada kalimat yang dihilangkan, maka kalimat yang dihilangkan diganti dengan empat titik. Contoh: \"Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain ....Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar\" (Asim,1995: 315). Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 97

d. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis pengutip sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut. Nama penulis disebut terpadu dalam teks. Contoh: Menurut Faqih (1996: 19) pemaksaan sterilisasi dalam Keluarga Berencana merupakan satu bentuk kekerasan terhadap perempuan. Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Contoh: Pemaksaan sterilisasi dalam Keluarga Berencana merupakan satu bentuk kekerasan terhadap perempuan (Faqih, 1996: 19). 2. Cara Menulis Daftar Pustaka Daftar pustaka merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar pustaka, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar 98 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang

pustaka secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulis lebih dari satu, cara penulisan nama kedua dan seterusnya dimulai dengan nama awal. Nama penulis yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Rujukan dari Buku Rujukan yang berasal dari buku, penulisan daftar pustakanya dimulai dengan nama penulis, tahun penerbitan diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata hubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:). Contoh: Huram, Maggie. 1986. Feminist Criticism. Brighton, Sussex: The Harvester Press. Wellek, Rene & Austin Waren. 1956. Theory of Literature. New York: A Harvest Book, Harcurt, Brace & World, Inc. Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang 99

Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti lambang a. b. c. dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul bukti bukunya. Nama pengarang untuk buku kedua dan seterusnya digantikan dengan tanda garis putus (-----). Contoh: Toegiman, Noer. 1979 a. Analisis Beberapa Unsur Dominan pada Puisi Rendra. Yogyakarta: FKSS UNIVERSITAS Yogyakarta. ----------. 1979 b. Teori Teks dalam Pengajaran Puisi. Semarang: Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Diponegoro. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya). Rujukan dari buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya) ditulis seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari dari satu, di antara nama penulis dan tahun penerbitan. Contoh: Ibrahim, Idi Subandy & Hanif Suranto (Eds.). 1998. Wanita dan Media. Bandung: PT RemajaRosdakarya. Stevick, Philip (Ed). 1980. The Theory of The Novel. New York: The Free Press. 100 Pedoman Penyusunan Tesis Program Magister Universitas PGRI Semarang


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook